1
ANALISIS MAKNA LEKSIKAL DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA
KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA
TAHUN 2015/2016
Naskah Publikasi Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi
Strata I pada Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
oleh:
ERISKA DEWI ROCHANI
A310120022
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
1
ANALISIS MAKNA LEKSIKAL DALAM KARANGAN DESKRIPSI
SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA
TAHUN 2015/2016
Eriska Dewi Rochani dan Abdul Ngalim
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura, Surakarta (57127)
Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna leksikal dan bentuk
penyimpangan dalam karangan deskripsi siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1
Surakarta tahun 2015/2016. Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif. Peneliti mengamati makna leksikal dalam karangan deskripsi siswa kelas
XI SMA Muhammadiyah 1 Surakarta tahun 2015/2016. Teknik dasar dalam
penelitian ini adalah teknik pilah unsur penentu atau teknik PUP. Melaui daya pilah
tersebut dapat diketahui makna leksikal dalam karangan deskripsi siswa kelas XI
SMA Muhammadiyah 1 Surakarta tahun 2015/2016. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa karangan deskripsi siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
mempunyai 24 makna leksikal. Penyimpangan dalam karangan deskripsi siswa kelas
XI SMA Muhammadiyah 1 Surakarta tahun 2015/2016 adalah ditemukan adanya
kesalahan penulisan ejaan pada karangan siswa, yaitu kesalahan penggunaan tanda
baca titik dan koma, pemakaian kata, dan pemakaian huruf kapital.
Kata kunci: semantik, leksikal, deskripsi.
Abstract
This study aimed to describe the lexical meaning and form deviations in class
XI student essay description SMA Muhammadiyah 1 Surakarta year 2015/2016.
Type of this research is descriptive qualitative. Researchers studied the lexical
meaning in essay description of class XI SMA Muhammadiyah 1 Surakarta year
2015/2016. Basic techniques in this study is a decisive element sorting technique or
techniques PUP. Through the aggregated power can be seen in the lexical meaning of
class XI student essay description SMA Muhammadiyah 1 Surakarta year
2015/2016. The results showed that the composition description of a class XI student
of SMA Muhammadiyah 1 Surakarta has 24 lexical meaning. Irregularities in class
XI student essay description SMA Muhammadiyah 1 Surakarta year 2015/2016 was
found a spelling error on a student essay, namely the use of punctuation errors
periods and commas, word usage, and the use of capital letters.
Keywords: semantics, lexical, description.
2
1. PENDAHULUAN
Bahasa merupakan simbol bunyi yang keluar dari alat artikulator yang
bersifat arbitrer dan disepakati secara konvensional. Bahasa adalah alat komunikasi,
oleh karena itu manusia tidak lepas daribahasa. Keraf (dalam Smarapradhipa, 2005:
1), memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa
sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang
mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.
Beberapa bahasa berasal dari serapan bahasa asing, dan pelajar hampir pasti
mengandung kesalahan dari berbagai jenis. Ini adalah proses belajar bahasa. Bukti
empiris menunjukkan bahwa kesalahan leksikal adalah kategori yang paling sering
terjadi kesalahan dalam bahasa (Hemchua dan Schimtt, 2006: 3). Pembelajaran
bahasa di sekolah menitikberatkan pada empat keterampilan berbahasa.
Keterampilan tersebut menurut Tarigan meliputi keterampilan menyimak, berbicara,
membaca dan menulis (2003: 1). Keempat keterampilan ini saling berhubungan dan
saling menunjang satu sama lain. Hal itu dikarenakan keempat aspek tersebut sangat
penting, pembelajaran bahasa dimasukkan dalam kurikulum mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar,
baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya
kesastraan manusia Indonesia. Tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia adalah
diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang
lain. Dengan berbahasa dapat mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi
dalam masyarakat dan menemukan serta menggunakan kemampuan analisis dan
imajinatif. Adapun tujuan utama pembelajaran bahasa Indonesia adalah
berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik
secara lisan maupun tertulis.
Ruang lingkup dalam pembelajaran bahasa Indonesia mencakup
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis sendiri sebenarnya
3
bukanlah sesuatu yang asing bagi kita. Artikel, esai, laporan, resensi,karya sastra,
buku, komik, dan cerita adalah contoh bentuk dan produk bahasa tulis yang akrab
dengan kehidupan kita. Tulisan-tulisan itu menyajikan secara runtut dan menarik,
ide, gagasan dan 3 perasaan penulisnya. Menurut Suparno (2010: 13) menulis
merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan
bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Pesan adalah isi atau muatan yang
terkandung dalam suatu tulisan. Tulisan merupakan sebuah simbol atau lambang
bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakainya.
Pembelajaran menulis merupakan keterampilan penggunaan bahasa Indonesia
dalam bentuk tulis. Menulis dalam bahasa Indonesia tidak dapat dilepaskan dari
proses pembelajaran bahasa yang lain, karena keterampilan menulis merupakan
akumulasi dari keterampilan mendengarkan, berbicara, dan membaca serta
pemahaman akan kaidah sintaksis. Selain itu, menulis merupakan proses
keterampilan yang bersifat kompleks karena kegiatan ini melibatkan seluruh tataran
bahasa, baik tataran fonologi, morfologi, semantik, sintaksis, paragraf maupun
wacana. Salah satu kegiatan pembelajaran menulis adalah mengarang. Dalam proses
belajar bahasa, membuat kesalahan adalah sesuatu yang tak terelakkan, namun
demikian, kesalahan merupakan sumber belajar jika mereka dikoreksi dengan tepat.
Pada tahap koreksi ini, guru bertanggung jawab untuk membimbing siswa sehingga
mereka dapat menemukan cara terbaik untuk membuat koreksi (Hernandez, 2011:
266).
Menulis atau mengarang adalah mengorganisasikan gagasan secara sistematik
serta mengungkapkan secara tersurat (Akhadiah, 2008: 65). Untuk mengungkapkan
ide, perasaan dan pengalaman kedalam karangan yang baik, seseorang harus
memiliki latar belakang pengetahuan yang memadai. Mengungkapkan ide, perasaan
dan pengalaman kedalam bentuk karangan atau tulisan lebih sulit daripada
mengemukakannya secara lisan. Dalam mengarang, siswa diharapkan dapat terampil
dalam menulis. Untuk itu, diperhatikan pemilihan kata-kata yang hendak dipakai
dalam menyusun kalimat yang padu. Dengan kata lain, dituntut pengetahuan yang
memadai untuk dapat membuat karangan yang padu, antara lain pengetahuan tentang
4
apa yang akan ditulis dan bagaimana cara menuangkan ide, perasaan, dan
pengalaman tersebut dalam karangan.
Keterampilan menulis memiliki peranan yang sangat besar dalam kehidupan.
Dalam kegiatan menulis ini, siswa dituntut untuk aktif dalam menuangkan ide yang
ada di pikirannya. Yang nantinya kata-kata itu akan menjadi sebuah kalimat dan
kalimat-kalimat itu akan menjadi sebuah paragraf. Paragraf yang utuh nantinya akan
menjadi sebuah karangan. Karangan yang sudah jadi nantinya harus sesuai dan saling
berhubungan supaya dapat dibaca dan dipahami. Kesalahan sering terjadi dalam
karangan siswa, yang umum dalam proses belajar bahasa asing. Analisis kesalahan
diusulkan dan dipraktekkan untuk menunjukkan proses pembelajaran bahasa peserta
didik, tetapi juga dapat berfungsi sebagai pedoman bagi guru untuk mengambil
langkah-langkah efektif dalam mengoreksi kesalahan yang dibuat oleh peserta didik
(Xueping Li, 2015: 2565).
Menurut penelitian Martin dan Rothery dalam Toolan (2011: 190)
menunjukkan bahwa ada dua jenis utama perkembangan tulisan siswa, yaitu narasi
(narrative style) dan eksposisi (expository style). Narasi memerlukan adanya alur
(temporality) dan hubungan saling mempengaruhi (effective trajectory), sedangkan
eksposisi tidak beralur (a-temporal), tidak memiliki hubungan saling mempengaruhi
dan pada dasarnya adalah proses pendeskripsian dari suatu hal yang sangat
dimengerti dan disertai hasil penelitian.
Kata semantik berasal dari bahasa Yunani, Sema (nomina) yang berarti tanda
atau lambang, dan verba Samaino yang bisa disebut sebagai menandai atau
melambangkan. Semantik merupakan cabang ilmu linguistik yang mempelajari
tentang makna yang terkandung dalam bahasa. Menurut Griffiths (2006: 15)
semantik adalah ilmu yang mempelajari makna kata dan makna kalimat yang
maknanya dapat dilihat dari konteks penggunaan. Saeed (2007: 3) berpendapat
bahwa semantik merupakan ilmu yang mempelajari makna dari kata dan merupakan
suatu ilmu yang mempelajari tentang makna komunikasi dalam bahasa.
Menurut Pateda (2011: 7), semantik adalah subdisiplin linguistik yang
membicarakan makna. Ahli bahasa lain yaitu Aminuddin (2005: 15) juga
mengemukakan pendapat bahwa kata semantik berasal dari bahasa Yunani
5
mengandung makna to signity atau memaknai. Menurut Verhaar (2010: 9), semantik
adalah cabang sistematik bahasa yang menyelidiki makna atau arti. Jadi semantik
adalah adalah ilmu yang mempelajari tentang makna sebuah kata. Semantik tidak
membicarakan terjemahan kata atau kalimat dari satu bahasa ke bahasa lain.
Perbedaan antara leksikon dan gramatika menyebabkan semantik dibedakan antara
semantik leksikal dan semantik gramatikal.
Makna leksikal adalah makna leksikon atau leksem atau kata yang berdiri
sendiri, tidak berada dalam konteks, atau terlepas dari konteks. Ada yang
mengartikan bahwa makna leksikal adalah makna yang terdapat dalam kamus. Hal
itu tidak selalu benar berdasarkan pertimbangan berikut: 1) Kamus tidak hanya
memuat makna leksikal. Sejumlah kemungkinan makna ditampilkan dalam konteks
sehingga makna itu bukan makna leksikal. 2) Jika kamus diartikan sebagai teks yang
memuat kata beserta maknanya, definisi tersebut tidak berlaku bagi bahasa yang
tidak memiliki kamus. Padahal, makna leksikal selalu ada pada suatu bahasa
walaupun bahasa itu belum memilki kamus (Hardiyanto, 2008: 21).
Makna leksikal adalah makna leksem ketika leksem tersebut berdiri sendiri
dalam bentuk dasar maupun leksem turunan dan maknanya seperti yang kita lihat
pada kamus (Pateda, 2011: 64). Leksem yang berdiri sendri karena makna sebuah
leksem dapat berubah apabila leksem tersebut berada di dalam kalimat. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia makna leksikal adalah makna unsur-unsur bahasa
sebagai lambang benda dan peristiwa. Makna leksikal adalah makna lambang
kebahasaan yang masih bersifat dasar, yakni belum mengalami konotasi dan
hubungan gramatik dengan kata yang lain (Aminunuddin, 2005: 87).
2. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Menurut
Sudaryanto (2002: 63), penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan
semata-mata hanya didasarkan pada fakta dan fenomena yang ada dan secara empiris
hidup pada penuturnya, sehingga hasilnya adalah perian bahasa yang mempunyai
sifat pemaparan yang apa adanya, sedangkan penelitian kualitatif adalah penelitian
yang bersifat karakteristik, bahwa data dinyatakan dalam bentuk sewajarnya,
6
senyatanya dengan tidak diubah ke dalam bentuk simbol-simbol atau bilangan
(Nawawi dan Murtini, 2005: 174).
Adapun desain penelitian atau rancangan penelitian adalah rencana atau
struktur penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat memperoleh
jawaban atas permasalahan-permasalahan penelitian (Setyosari, 2010: 148).
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian analisis isi. Peneliti mengamati
makna leksikal dalam karangan deskripsi siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1
Surakarta tahun 2015/2016.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah makna leksikal dalam
karangan deskripsi siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Surakarta tahun
2015/2016. Sumber data dalam penelitian ini adalah makna leksikal dalam karangan
deskripsi siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Surakarta tahun 2015/2016.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua sumber, yaitu: 1)
Sumber data primer, berupa hasil observasi, simak dan rekam dengan pihak terkait
yaitu makna leksikal dalam karangan deskripsi siswa kelas XI SMA Muhammadiyah
1 Surakarta tahun 2015/2016. 2) Sumber data sekunder, berupa jurnal, dan buku.
Langkah-langkah pengumpulan data dalam penelitian, yaitu peneliti menyimak
karangan deskripsi siswa, selanjutnya, peneliti mencatat data pada kartu data dan
dilanjutkan dengan mengklasifikasi data sesuai dengan makna leksikal dalam
karangan deskripsi siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Surakarta tahun
2015/2016. Instrumen yang terutama dirancang untuk mengetahui kompetensi dan
pengetahuan tentang item leksikal bahasa dalam kisaran kosakata teknis yang harus
menarik bagi mereka baik secara akademis atau profesional, serta mengidentifikasi
masalah dan kebutuhan siswa (Akande., et. all. 2006: 75).
Analisis data merupakan upaya yang dilakukan untuk mengklarifikasi,
mengelompokkan data (Mahsun, 2012: 253). Teknik dasar dalam penelitian ini
adalah teknik pilah unsur penentu atau teknik PUP. Adapun alatnya adalah daya
pilah yang bersifat mental yang dimiliki oleh peneliti (Sudaryanto, 1993: 21). Daya
pilah yang dimaksud adalah daya pilah pragmatis. Melaui daya pilah tersebut dapat
diketahui makna leksikal dalam karangan deskripsi siswa kelas XI SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta tahun 2015/2016.
7
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis data dilakukan untuk memperoleh hasil penelitian yang dapat
dipercaya dengan baik oleh masyarakat. Makna leksikal (lexical meaning)
mempunyai beberapa istilah lain seperti makna (semantic meaning), atau makna
eksternal (external meaning). Makna leksikal adalah makna yang dimiliki atau ada
pada leksem meski tanpa konteks apapun. Menurut Chaer (2007: 62), makna leksikal
juga dapat berarti makna yang sesuai dengan referennya, makna yang sesuai dengan
hasil observasi alat indera, atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam
kehidupan. Makna leksikal dan makna gramatikal dalam karangan deskripsi siswa
kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Surakarta tahun 2015/2016 adalah sebagai berikut:
(1) Naruto mempunyai cita-cita ingin menjadi Hokage, setelah itu Sasuke
meninggalkan tim & dan menjadi murid Orochimaru dan Sasuke
digantikan oleh Sai, dia adalah mantan Anbu dari Danzo, setelah itu
Naruto berlatih keras agar bisa melampaui Sasuke. Setelah cukup lama
akhirnya Naruto dan Sasuke bertemu di Perang Dunia Shinobi ke-4 dan
dia melawan Madara dan Obito setelah kalahnya Obito dan Madara
menjadi abadi setelah mendapatkan Rinnegannya Obito, Naruto dan
Sasuke mendapatkan kekuatan dari Rikudo Sennin, setelah Madara mati
akhirnya Kaguya Ootsusuki bangkit, pertarungan Naruto dan Sasuke
sangat sengit (Enri, 2016).
Hokage adalah gelar yang diberikan kepada pemimpin desa. Hokage umumnya
dianggap sebagai shinobi terkuat di desa. Hokage mempunyai makna leksikal karena
berarti makna yang sesuai dengan referennya, makna yang sesuai dengan hasil
observasi alat indera, atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan.
Berikut adalah hasil karangan yang menunjukkan makna leksikal.
(2) Risa adalah atlet sepeda nasional di nomor downhil yang
mempersembahkan medali emas secara berurut pada tahun 1997, 1997,
2001, 2009 di ajang Sea Games dan Sea Games 2011. Pada Sea Games
2013 ia hanya menyabet perak (Mukhlis Maniq, 2016).
Atlet adalah adalah olahragawan yang berpartisipasi dalam suatu
kompetisi olahraga kompetitif. Dalam beberapa cabang olaharaga tertentu, atlet harus
mempunyai kemampuan fisik yang lebih tinggi dari rata-rata. Kata atlet mengandung
makna leksikal karena merupakan makna dasar sebuah kata yang sesuai dengan
kamus. Makna dasar ini melekat pada kata dasar sebuah kata. Makna leksikal juga
8
dapat disebut juga makna asli sebuah kata yang belum mengalami afiksasi (proses
penambahan imbuhan) ataupun penggabungan dengan kata yang lain. Makna
leksikal dalam karangan deskripsi siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
tahun 2015/2016 selanjutnya adalah sebagai berikut:
(3) Zayn Malik mempunyai hobi menggambar atau bisa dibilang bakat. Zayn
Malik tidak bisa hidup tanpa ayam. Zayn Malik sudah menulis lagu dan
puisi sebelum ia terkenal. Zayn Malik juga pernah bekerja sebagai
pramusaji di restoran keluarganya. Zayn Malik adalah seorang muslim
dan ia mengaku lebih dari bangga memeluk agama Islam (Rahmada Putri
Nur F, 2016).
Kata ayam termasuk dalam makna leksikal karena mempunyai makna yang
berhubungan langsung dengan kenyataan (acuan), makna referensial disebut juga
makna kognitif karena memiliki acuan, selain itu karanganya yang mempunyai
makna leksikal juga ditunjukkan dalam karangan Dania Aurellita (2016) sebagai
berikut:
(4) Karena kecerdasannya, setelah tamat SMA di Bandung tahun 1954,
beliau masuk ITB. Ia tidak sampai selesai di sana karena beliau mendapat
beasiswa dari Menteri Pendidikan & Kebudayaan untuk melanjutkan
kuliah di Jerman. Beliau memilih jurusan teknik penerbangan dengan
spesialisasi konstruksi pesawat terbang di Rhein Westfalen Aachen
Technische Hoctiule (RWTH) (Dania Aurellita, 2016)
Kata tamat mengandung makna leksikal dengan arti selesai. Kata tamat biasa
digunakan dalam pendidikan yang menunjukkan telah selesai dari proses
pelaksanaan pendidikan. Penggunaan kata tamat ini menunjukkan bahwa sudah tidak
ada lagi proses pendidikan yang ada di instansi tersebut, sehingga proses pendidikan
sudah benar-benar selesai. Adapun yang termasuk karangan dengan makna leksikal
selanjutnya terdapat dalam karangan berikut:
(5) Akhirnya Naruto dan Sasuke menang, setelah melawan Kaguya, Naruto
dan Sasuke bertarung hingga mereka saling mengeluarkan kekuatan yang
sangat besar pada akhirnya seimbang dan Sasuke mengaku kalah dari
Naruto dan Tim 7 kembali menjadi satu, akhirnya Sasuke kembali ke
Konoha dan Naruto adalah pahlawan dari perang dunia Shinobi ke 4.
Akhirnya Naruto menjadi Hokage ke 7 yang dijuluki sebagai Nanadaime.
Kata pahlawan mempunyai makna leksikal karena memberikan gambaran atas
pahala-pahala atau jasa-jasa yang telah dilakukan. Pahwalan merupakan orang yang
9
telah berjasa karena pengabdiannya. Kata pahlawan dalam karangan di atas
menunjukkan bahwa Konoha dan Naruto mempunyai jasa yang sangat besar pada
perang dunia Shinobi ke 4. Selanjutnya karangan yang mengandung makna leksikal
adalah sebagai berikut:
(6) Soekarna menerapkan sikap nonkooperasi dengan Belanda yang
membuatnya beberapa kali masuk tahanan. Pada 1924 dia ditahan oleh
Belanda dan dipenjara di Sukamiskin, Bandung karena aktivitas
politiknya, tetapi dibebaskan dua tahun kemudian (Firscinan Candra K,
2016).
Karanganya di atas yang mempunyai maknal leksikal adalah kata sikap. Sikap
merupakan perilaku yang tidak dapat dirubah karena mempunyai prinsip tertentu.
Sikap dalam karangan ini mempunyai makna leksikal karena kata sikap mempunyai
arti perilaku pada seseorang yang tidak mudah berubah oleh adanya godaan maupun
intervensi. Sikap menjadi penting karena ini mencerminkan prinsip seseorang, dan
hal ini tidak mempunyai arti yang berbeda dari yang dimaksud oleh pengarang.
Selanjutnya karangan yang mengandung makna leksikal adalah sebagai berikut:
(7) Aku sangat kagum melihat ibuku. Ibu meninggalkan pekerjaannya demi
aku yang sedang terlambat pergi ke sekolah. Oh ibu, bagiku kau adalah
segala-galanya bagiku. Terima kasih ibu karena mampu menjadi ibu yang
terbaik sedunia bagiku. Aku sayang ibu selamanya (Riansyarh Freeham,
2016).
Kagum mempunyai arti bangga sekaligus heran dengan apa yang telah
dilakukan seseorang. Kata kagum dalam penelitian ini mempunyai makna leksikal
karena kagum mempunyai arti merasa bangga terhadap pengorbanan seorang ibu
untuk anaknya. Ibu rela menghabiskan atau bahkan mengorbankan seluruh hidupnya
untuk anak tercinta. Kagum juga berarti merasa heran dengan konotasi positif,
artinya merasa takjub atas apa yang telah dilakukan oleh seorang ibu. Selanjutnya
karangan yang mengandung makna leksikal adalah sebagai berikut:
(8) Taufik mundur dari Pelatnas Cipayung pada 30 Januari 2009. Setelah itu
ia menjadi pemain profesional. Taufik membangun sebuah pusat
pelatihan Bulu Tangkis yang bernama Taufik Hidayat Arena (THA). Ia
mempunyai istri yang bernama Ami Gumelar, dan ia mempunyai dua
anak laki-laki dan perempuan, dan ia mulai pensiun pada tahun 2013
(Muh. Komarudin, 2016)
10
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian tentang makna leksikal dalam karangan deskripsi
siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Surakarta tahun 2015/2016 dapat ditarik
kesimpulan.
1. Karangan deskripsi siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
mempunyai 24 makna leksikal. Makna leksikal berupa makna yang sesuai
dengan referennya, makna yang sesuai dengan hasil observasi alat indera, atau
makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan.
2. Penyimpangan dalam karangan deskripsi siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1
Surakarta tahun 2015/2016 adalah ditemukan adanya kesalahan penulisan ejaan
pada karangan siswa, yaitu kesalahan penggunaan tanda baca titik dan koma,
pemakaian kata, dan pemakaian huruf kapital.
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti. 2008. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga.
Akande, A.T., Adedeji, E.O & Okanlawon, B.O. Lexical Errors in the English of
Technical College Students in Osun State of Nigeria. Nordic Journal of
African Studies 15(1): 71–89.
Aminuddin. 2008. Semantik Pengantar Studi Tentang Makna. Bandung: Sinar. Baru
Algensindo.
Griffiths, Patrick. 2006. An Introduction to English Semantic and Pragmatics.
Edinburgh University Press Ltd.
Hemchua, Saengchan dan Schmitt, Norbert. 2006. An analysis of lexical errors in the
English compositions of Thai learners. Prospect Vol. 21, No. 3.
Hernandez, Mayra Solis. 2011. Raising Student Awareness about Grammatical and
Lexical Errors via Email. Revista de Lenguas ModeRnas, N° 14, 2011.
Mahsun. 2012. Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Nawawi, Hadari dan Martini Mimi. 2005. Penelitian Terapan. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Nadia A, Shalaby, Noorchaya Yahya and Mohamed El-Korni. 2009. Analysis of
Lexical Errors in Saudi College Students’ Compositions. Journal of the Saudi
Association
of Languages and Translation. Volume: 2 Issue: 3.
11
Pateda, Mansoer. 2011. Sosiolinguistik. Bandung: Angkasa Anggota IKAPI.
Saeed, John I. 2007. Semantics. Blackwell Publisher Ltd.
Smarapradhipa, Galih. 2008. Bertutur dengan Tulisan. Jakarta: Rayakultura.
Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian Penelitian dan Pengembangan. Jakarta:
Kencana.
Sudaryanto. 2002. Metode Linguistik: Metode dan Aneka Teknik Pengumpulan
Data. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Suparno, Yunus. 2010. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.
Tarigan, H.G. 2003. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.
Toolan, Michael J. 2011. Narrative: A Critical Linguistic Introduction Second
Edition. London: Rouledge.
Verhaar, J.W.M. 2010. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Xueping Li. 2015. Analysis on Lexical Errors in Writings of Mongolian English
Majors. Theory and Practice in Language Studies, Vol. 5, No. 12, pp. 2565-
2570.