ANALISIS MODAL SENDIRI, SIMPANAN, DAN JUMLAH BAGI HASIL
TERHADAP PEMBIAYAAN PADA BANK UMUM SYARIAH DI
INDONESIA
(Periode 2013 –2017)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-
syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Evi Rayhanum Jannatunnaim
(11140850000068)
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
TAHUN 2018
ii
ANALISIS MODAL SENDIRI, SIMPANAN, DAN JUMLAH BAGI
HASIL TERHADAP PEMBIAYAAN PADA BANK UMUM
SYARIAH DI INDONESIA (Periode 2013 – 2017)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih
Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Evi Rayhanum Jannatunnaim
(11140850000068)
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Herni Ali HT, SE, MM Ade Ananto Terminanto, M.M
NIDN. 0422125902 NIP. 19681125201411102
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
TAHUN 2018
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Rabu, Tanggal 7 bulan Maret 2018 telah dilaksanakan Ujian
Komprehensif atas mahasiswa :
Nama : Evi Rayhanum J.
NIM : 11140850000068
Jurusan : Perbankan Syariah
Judul Skripsi : Analisis Modal Sendiri, Simpanan, dan Jumlah Bagi Hasil
terhadap Pembiayaan pada Bank Umum Syariah (Periode 2013-
2017)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan
yang bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Jakarta.
Jakarta, 7 Maret 2018
1. Ade Ananto Terminanto, M.M (........................................)
NIP. 196811252014111002 Penguji I
2. Umiyati, SEI, M.Si (........................................)
NIDN. 2020047903 Penguji II
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Rabu, Tanggal 7 bulan Maret 2018 telah dilaksanakan Ujian Skripsi atas
mahasiswa :
Nama : Evi Rayhanum J.
NIM : 11140850000068
Jurusan : Perbankan Syariah
Judul Skripsi : Analisis Modal Sendiri, Simpanan, dan Jumlah Bagi Hasil
terhadap Pembiayaan pada Bank Umum Syariah (Periode 2013-
2017)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Jakarta.
Jakarta, 7 Maret 2018
1. Fitri Damayanti, SE., M.Si. (........................................)
NIP. 198107312006042003 Ketua
2. Dr. Herni Ali HT, SE, MM (........................................)
NIP. 0422125902 Sekertaris
3. Dr. Herni Ali HT, SE, MM (........................................)
NIP. 0422125902 Pembimbing I
4. Ade Ananto Terminanto, M.M (........................................)
NIP. 196811252014111002 Pembimbing II
3. Umiyati, SEI, M.Si (........................................)
NIDN. 2020047903 Penguji Ahli
v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang Bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Evi Rayhanum J.
Nomor Induk Mahasiswa : 11140850000068
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Perbankan Syariah
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skrispsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu
mengembangkan dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain.
3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa
menyebutkan sumber asli atau tanpa menyebutkan pemilik
karya.
4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab
atas karya ini.
Jika dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya,
dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata
memang untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 7 maret 2018
Yang menyatakan,
Evi Rayhanum J
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Evi Rayhanum Jannatunnaim
2. Tempat/Tanggal Lahir : Depok, 19 November 1996
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Alamat : Jalan Jeruk Raya No.193, Perumnas
Depok 1
6. No Telp : 081280120273
7. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL
1. Tahun 2001-2002 : TK Tunas Mekar
2. Tahun 2002-2008 : SDN Depok Baru 4
3. Tahn 2008-20011 : MTS Darul Arqam
4. Tahun 2011-2014 : SMAN 6 Depok
5. Tahun 2014-2018 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. 2014 : Anggota Sassix (Tari Saman SMAN 6 Depok)
2. 2015-2016 : Anggota Divisi Perlengkapan SEISdance (Tari Saman)
FEB UIN Jakarta
3. 2015 : Anggota Divisi Kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa
Jurusan (HMJ) Perbankan Syariah
4. 2015 : Anggota Divisi Dokumentasi 3rd IBdays (Islamic
Banking Days)
5. 2015 : Anggota Divisi Acara Seismograf
6. 2016 : Koordinator Divisi Kestari Seismograf
7. 2017 : Anggota Divisi Pemberdayaan Perempuan Himpunan
Mahasiswa Jurusan (HMJ) Perbankan Syariah
8. 2017 : Steering Committee 4th IBdays (Islamic Banking
Days)
vii
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of Equity, Deposits, and Profit and
Loss Sharing toward Financing of Sharia Commercial Bank in Indonesia in the
2013-2017 period. Data analysis methods used in study is an analysis of Multiple
Linear Regression, data obtained on the basis of monthly data contained in the
Islamic Banking statistics from January 2013 to Desember 2017. The data
gathering used from Indonesia Financial Services Authority Publications Reports.
The result of Multiple Linear Regression test study showed that Equity
with value of significant 0,000, and Deposits with value of significant 0,033 has
significant influence partially to Financing. While, Profit and Loss Sharing with
value of significant 0,673 has no significant influence partially to Financing.
Simultaneously, the overall independent variables have a significant influence to
Financing. The most dominant variable is Equity.
Keywords: Financing, Equity, Deposits, and Profit and Loss Sharing
viii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel
independen yaitu Modal Sendiri, Simpanan dan Jumlah Bagi Hasil terhadap
Pembiayaan pada Bank Umum Syariah Periode 2013-2017. Metode analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Linier Berganda,
data diperoleh berdasarkan data bulanan yang terdapat di statistika perbankan
syariah dari tahun 2013 sampai dengan 2017. Instrumen pengumpulan data yang
digunakan bersumber dari Laporan Publikasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Hasil penelitian uji regresi linier berganda menunjukan bahwa Modal
Sendiri dengan nilai signifikan 0,000, dan Simpanan dengan nilai signifikan
0,033, berpengaruh secara parsial terhadap Pembiayaan. Sedangkan, Jumlah Bagi
Hasil dengan nilai signifikan 0,673 tidak berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap Pembiayaan. Secara simultan, keseluruhan variabel independen memiliki
pengaruh signifikan terhadap Pembiayaan. Variabel yang paling dominan adalah
Modal Sendiri.
Kata kunci: Pembiayaan, Modal Sendiri, Simpanan, dan Jumlah Bagi Hasil
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan berkah dan nikmat-Nya kepada penulis serta menganugerahkan
kesehatan dan kemampuan berpikir sehingga penulis mampu menyelesaikan
skripsi ini yang berjudul “Analisis Modal Sendiri, Simpanan, dan Jumlah Bagi
Hasil terhadap Pembiayaanpada Bank Umum Syariah (Periode 2013-2017)”.
Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program sarjana (S1) Jurusan
Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak
akan terselesaikan dengan baik tanpa bimbingan, dukungan serta bantuan dari
berbagai pihak mulai dari awal perkuliahan sampai penulisan skripsi ini. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
pihak-pihak yang berjasa dalam hidup penulis dan dalam penyusunan skripsi ini,
khususnya:
1. Kedua orang tua, Ayahanda tercinta Emon Gustimal dan Ibunda tercinta Vivi
Marve yang tidak pernah lelah mengasihi dan mencintai anaknya lebih dari
siapaun, yang telah memberikan segenap curahan kasih sayang dan doanya
yang tidak pernah terputus kepada penulis, yang selalu memberikan nasihat,
motivasi, dan dukungan dalam menjalani kehidupan ini. Terima kasih Mamah
dan Papah yang tidak terhingga atas segala ridha, doa, dan kerja keras yang
telah kalian berikan kepada saya.
2. Bapak Dr. M.Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan, Bapak Dr. Amilin,
SE,.Ak., CA., QIA., BKP., selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Bapak
Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag., M.H., selaku Wakil Dekan II Bidang
Administrasi Umum, dan Bapak Dr. Desmadi Saharuddin, M.A., selaku
Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Herni Ali HT, SE, MM selaku Dosen Pembimbing 1 dan Bapak
Ade Ananto Terminanto, M.M selaku Dosen Pembimbing 2 yang telah
x
meluangkan waktu, membimbing, memberikan arahan, memberikan motivasi,
serta memberikan banyak pengetahuan dan wawasan ilmu yang sangat
bermanfaat bagi penulis.
4. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA. Selaku Ketua Jurusan dan Ibu
Fitri Damayanti, SE., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
memberikan wawasan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat kepada
penulis.
5. Bapak Adhitya Ginanjar, M.Si. selaku Dosen Penasihat Akademik yang telah
mengarahkan dan memotivasi selama penulis menuntut ilmu di kampus ini.
6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan
yang bermanfaat dan berharga serta motivasi dan dukungan bagi penulis
selama perkuliahan.
7. Seluruh Staff Tata Usaha dan Bagian Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam hal
segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.
8. Abang Dluha Hayatulna’im, Nayef Salahudin Tarab dan Kaka Ipar Nurul
Fitriyah yang telah bersedia membantu dan selalu memberikan dukungan
setiap hari.
9. Sahabat-sahabat tersayang yang selalu menemani penulis selama masa
perkuliahan yakni Heva, Rara, Ica, Rizka, Ayu, Yasmin, Rita, Anggi, dan
Sarah yang telah memberikan warna, motivasi, nasihat, dukungan, dan doa
selama ini kepada penulis.
10. Saudara Septian Aliannuary, S.E. yang telah banyak membantu penulis dan
memberikan ilmunya selama proses penulisan skripsi ini.
11. Teman-teman yang telah menemani penulis selama masa perkuliahan dari
semester awal hingga kini yakni Rahmi, Vicka, Almira, Lita dan Zulisa.
12. Sahabat-sahabat yang selalu memberikan waktunya, keceriannya, hiburannya,
dan semangat kepada penulis selama ini dari masa SMA hingga kini yakni
Ryma, Iga, Lilis, Maftuhah, Laugia dan juga Elsha, Agitsna dan Salwa.
xi
13. Sahabat-sahabat Seisdance 2014 tersayang, terimakasih atas kebersamaan dan
keceriannya selama ini.
14. Teman-teman KKN Symphony yang selalu bersama-sama selama 1 bulan di
Desa Sadengkolot, terimakasih atas keceriaan dan kebersamaannya.
Khususnya Niken, Ika, dan Uyun.
15. Saudari Devita Amalia yang telah meluangkan waktunya untuk membantu
dan memberikan semangat kepada penulis.
16. Teman-teman seperjuangan yakni Angkatan 2014 Perbankan Syariah Fakutas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tidak saya
sebutkan namanya satu-persatu. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada kalian semua karena sudah memberikan banyak sekali
pengalaman hidup yang berwarna, ilmu yang bermanfaat dan berharga,
motivasi, dukungan, keceriaan, kebahagiaan selama ini kepada penulis.
17. Semua pihak yang belum disebut diatas, terima kasih atas segala bantuan
selama proses penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan. Adapun segala kekurangan dan kesalahan pada skripsi ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Harapan penulis, semoga skripsi ini
dapat bermanfaat.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Jakarta, 16 Juli 2018
Evi Rayhanum Jannatunnaim
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .............................................................. v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 6
D. Perumusan Masalah ..................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 9
A. Landasan Teori ............................................................................................. 9
1. Pembiayaan ........................................................................................... 9
a. Pengertian Pembiayaan .................................................................. 9
b. Fungsi Pembiayaan ....................................................................... 10
c. Tujuan Pembiayaan ...................................................................... 10
d. Jenis Pembiayaan .......................................................................... 11
e. Prinsip – Prinsip Analisis Pemberian Pembiayaan ................... 16
2. Perbankan Syariah ............................................................................. 17
a. Pengertian Perbankan Syariah .................................................... 17
b. Fungsi Bank Syariah ..................................................................... 21
xiii
c. Sejarah Bank Syariah di Indonesia ............................................. 23
3. Modal Sendiri ...................................................................................... 25
4. Simpanan ............................................................................................. 26
5. Jumlah Bagi Hasil ............................................................................... 28
a. Pengertian Jumlah Bagi Hasil ..................................................... 28
b. Metode Perhitungan Bagi Hasil ................................................... 30
c. Penetapan Nisbah Bagi Hasil ....................................................... 31
B. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 32
C. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 37
D. Keterkaitan Antar Variabel dan Pengembangan Hipotesis ................... 38
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 41
A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 41
B. Metode Penentuan Populasi dan Sampel .................................................. 41
C. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 43
D. Metode Analisis Data .................................................................................. 43
1. Uji Asumsi Klasik ............................................................................... 44
a. Uji Normalitas ............................................................................... 44
b. Uji Multikolonieritas ..................................................................... 46
c. Uji Heterokesdastisitas ................................................................. 46
d. Uji Autokorelasi ............................................................................ 46
2. Analisis Regresi Linier Berganda ..................................................... 47
3. Uji Hipotesis ........................................................................................ 47
a. Uji Parsial (Uji-t) ........................................................................... 47
b. Uji Simultan (Uji F) ...................................................................... 48
c. Uji Koefisien Determinasi (R Square) ......................................... 48
4. Operasional Variabel Penelitian ....................................................... 49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 51
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................ 51
1. Sejarah Singkat Bank Umum Syariah ............................................. 51
2. Fungsi Bank Syariah .......................................................................... 53
B. Deskripsi Data Penelitian ........................................................................... 55
C. Analisis Data dan Pembahasan ................................................................. 56
xiv
1. Uji Asumsi Klasik ............................................................................... 56
a. Uji Normalitas ............................................................................... 56
b. Uji Multikolinieritas ..................................................................... 58
c. Uji Heterokedastisitas ................................................................... 59
d. Uji Autokorelasi ............................................................................ 60
2. Analisis Regresi Linier Berganda ...................................................... 60
3. Uji Hipotesis ........................................................................................ 62
a. Uji t (Parsial) ................................................................................. 62
b. Uji F (Simultan) ............................................................................. 64
c. Uji Koefisien Determinasi ............................................................ 65
D. Interpretasi .................................................................................................. 66
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 70
A. Kesimpulan .................................................................................................. 70
B. Implikasi ...................................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 73
LAMPIRAN ......................................................................................................... 79
Lampiran 1 : Data Variabel Penelitian ................................................. 79
Lampiran 2 : Uji Statistik Deskriptif .................................................... 83
Lampiran 3 : Uji Asumsi Klasik ............................................................ 83
Lampiran 4 : Uji Koefisien Determinasi ............................................... 86
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pembiayaan Bank Umum Syariah .............................................. 3
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................. 32
Tabel 3.1 Populasi Penelitian ................................................................... 42
Tabel 4.1 Uji Analisis Deskriptif ............................................................. 54
Tabel 4.2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test .................................. 57
Tabel 4.3 Coefficients ............................................................................... 58
Tabel 4.4 Uji Autokorelasi ........................................................................ 60
Tabel 4.5 Analisis Regresi Linier Berganda ............................................. 61
Tabel 4.6 Uji t (Parsial) ............................................................................. 62
Tabel 4.7 Uji F (Simultan) ........................................................................ 64
Tabel 4.8 Uji Adjusted R Square (R2 Adj) ................................................ 65
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .............................................................. 37
Gambar 4.5 Grafik Histogram ................................................................... 57
Gambar 4.6 Grafik Scatterplot .................................................................. 59
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Data Variabel Penelitian ...................................................... 79
Lampiran 2 : Uji Asumsi Klasik ............................................................... 83
Lampiran 3 : Uji Hipotesis ........................................................................ 85
Lampiran 4 : Uji Koefisien Determinasi ................................................... 86
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat ialah peran Bank Umum
Syariah. Penghimpunan dana dilakukan dalam bentuk giro, tabungan dan deposito
baik dengan prinsip wadiah maupun prinsip mudharabah atau disebut juga dengan
Dana Pihak Ketiga. Sedangkan penyaluran dana dilakukan oleh bank syariah
melalui pembiayaan dengan empat pola penyaluran yaitu prinsip jual beli, prinsip
bagi hasil, prinsip ujroh, dan akad pelengkap (Veithzal, 2008).
Pembiayaan berbasis bagi hasil merupakan icon/mascot dari perbankan
syariah yang dimana setiap lembaga keuangan syariah memiliki pembiayaan ini
sebagai ciri khas. Idealnya pembiayaan berbasis bagi hasil yang mendominasi
pembiayaan lainnya. Meskipun pada tahun 2014 sudah ada peningkatan, namun
pembiayaan lain masih lebih tinggi dibandingkan dengan pembiayaan bagi hasil.
Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil yang sering dibahas dalam literatur
fiqh dan umumnya disalurkan perbankan syariah terdiri dari dua jenis, yaitu
pembiayaan mudharabah dan musyarakah. Mudharabah adalah akad kerja sama
usaha antara pemilik dana (shahibul maal) dan pengelola dana (mudharib) untuk
melakukan kegiatan usaha, dengan pembagian laba atas dasar nisbah bagi hasil
menurut kesepakatan kedua belah pihak, sedangkan bila terjadi kerugian akan
ditanggung oleh pemilik dana, kecuali jika disebabkan oleh misconduct,
negligence atau violation oleh pengelola dana. Sementara itu, musyarakah adalah
akad kerja sama diantara pemilik modal untuk mencampurkan modal mereka
dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah yang telah disepakati
sebelumnya, sedangkan kerugian ditanggung semua pemilik modal berdasarkan
porsi modal masing-masing. Masalah masih rendahnya porsi pembiayaan bagi
hasil atau dominasi pembiayaan nonbagi hasil terutama murabahah pada
portofolio pembiayaan bank syariah ternyata merupakan fenomena global, tidak
terkecuali di Indonesia. Fenomena ini disebabkan karena pembiayaan berbasis
bagi hasil cenderung memiliki risiko lebih besar jika dibandingkan dengan
2
pembiayaan lainnya, yaitu risiko terjadinya moral hazard dan biaya transaksi
tinggi, (Veithzal, 2008).
Pola bagi hasil banyak mengandung risiko, oleh karena itu pihak bank
harus aktif berusaha mengantisipasi kemungkinan terjadinya kerugian nasabah
sejak awal. Lembaga keuangan dapat mengantisipasi dengan adanya kebijakan
dan perencanaan pembiayaan yang lebih ketat. Selain itu, lembaga keuangan juga
harus melakukan studi kelayakan, standar akuntansi, dan system pengendalian
internal yang baik. Dan tentunya melakukan monitoring, pengawasan, dan
proteksi pembiayaan dengan prinsip kehati-hatian. Pembiayaan yang disalurkan
oleh bank syariah dapat menimbulkan potensi pembiayaan bermasalah Rose dan
Kolari (1995).
Walaupun resiko pembiayaan bagi hasil tinggi, potensi mendapatkan
keuntungan juga tinggi. Oleh karena itu, bank harus tetap meningkatkan volume
pembiayaan dengan cara menaikkan modal sendiri maupun penghimpunan dana
dari masyarakat.
Menurut Yunta (2008), indikator utama untuk mengukur perkembangan
perbankan syariah adalah melihat besarnya jumlah pembiayaan yang disalurkan
kepada nasabahnya. Secara rinci dapat dilihat dari tabel dibawah ini mengenai
pembiayaan periode Januari 2013 sampai dengan Desember 2017 berdasarkan
Data Statistika Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
3
Tabel 1.1
Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
(Dalam Miliar Rupiah)
Akad 2013 2014 2015 2016 2017
Mudharabah 13.625 14.354 14.820 15.292 17.090
Musyarakah 39.874 49.387 60.713 78.421 101.552
Murabahah 110.565 117.371 122.111 139.536 150.312
Salam 0 0 0 0 0
Istishna 582 633 770 878 1.189
Ijarah 10.481 11.620 10.631 9.150 9.230
Qardh 8.995 5.965 3.951 4.731 6.349
TOTAL 184.122 199.330 212.996 248.008 285.722
Sumber : Statistika Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan 2013-2017
Pada tabel 1.1 menunjukkan bahwa selama rentan waktu Januari tahun
2013 sampai Desember tahun 2017 mengalami kenaikan setiap tahunnya. Melihat
dari kenaikan jumlah pembiayaan tersebut, pembiayaan terbesar yang dilakukan
bank syariah di Indonesia terjadi pada Desember tahun 2017 yakni sebesar
285.722 juta rupiah, salah satu akad pembiayaan yang paling mendominasi adalah
akad murabahah( jual beli) dengan komposisi pembiayaan sebesar 150.312 juta
rupiah dibanding pembiayaan yang lain
Memperhatikan fungsi pokok perbankan sebagai lembaga yang
mempunyai fungsi intermediasi keuangan/dana, dan manfaat yang besar bagi
masyarakat (sektor riil), pembiayaan merupakan indikator utama untuk mengukur
perkembangan /pertumbuhan pangsa pasar perbankan syariah nasional, sehingga
perlu dikaji faktor-faktor apa saja yang bisa mempengaruhi besarnya jumlah
pembiayaan yang disalurkan ke masyarkat oleh sebuah lembaga keuangan
(perbankan syariah). Menurut Rose dan Kolari (1995) ada dua faktor yang
mempengaruhi pendapatan lembaga keuangan yaitu faktor eksternal dan faktor
internal. Faktor eksternal antara lain perubahan teknologi pengiriman jasa,
kompetisi dari lembaga keuangan lainnya, hukum dan peraturan mengenai
4
lembaga keuangan, dan kebijakan pemerintah yang mempengaruhi system
ekonomi dan keuangan. Faktor internal antara lain efisiensi penggunaan sumber
daya, pengendalian biaya, kebijakan manajemen perpajakan, posisi likuiditas, dan
posisi risiko. Menurut Muhammad (2004) faktor-faktor lingkungan secara umum
dikelompokkan menjadi lingkungan umum dan lingkungan khusus. Faktor
lingkungan umum yang mempengaruhi kinerja perbankan syariah antara lain
kondisi politik, hukum, ekonomi, sosial dan budaya masyarakat, teknologi,
kondisi lingkungan alamiah, dan keamanan lingkungan/negara. Faktor lingkungan
khusus yang berpengaruh antara lain adalah pelanggan/nasabah,
pemasok/penabung, pesaing, serikat pekerja, dan kebijakan bank sentral atau
regulator. Sumber-sumber dana yang bisa digunakan untuk pembiayaan (loan)
menurut Rose-Kolari (1995) adalah simpanan (giro, tabungan, deposito
berjangka), pinjaman bank sentral (pinjaman liquiditas), pinjaman dari institusi
keuangan internasional, dan modal ekuitas (modal disetor, laba ditahan,
cadangan). Modal sendiri dan Simpanan merupakan bagian yang akan digunakan
dalam penelitian ini.
Modal Sendiri didefenisikan sebagai kekayaan bersih (net worth) yaitu
selisih antara nilai buku dan aktiva dikurangi dengan nilai buku dari kewajiban
(liabilities). salah satu sumber dana yang bisa digunakan untuk pembiayaan (loan)
adalah modal sendiri (ekuitas), sehingga semakin besar sumber dana (ekuitas)
yang ada maka bank akan dapat menyalurkan pembiayaan dalam batas maksimum
yang lebih besar pula, modal sendiri yang terdiri dari modal disetor para
pemegang saham, laba ditahan dan cadangan-cadangan. Hal ini diperkuat oleh
pendapat Arifin (2005:18) yang menyatakan bahwa modal sendiri dapat
digunakan untuk mendanai kegiatan operasional bank khususnya pada aktiva
pembiayaan (financing).
Sumber dana kedua yang dapat digunakan untuk pembiayaan adalah
simpanan atau dana pihak ketiga merupakan harta titipan dari masyarakat
sekaligus menjadi sumber pendapatan bagi bank syariah. Jika bank syariah tidak
dapat menggunakan simpanan dengan sebaik-baiknya dalam memenuhi aktiva
pembiayaan, maka tingkat pendapatan yang diperoleh bank syariah akan
berkurang. Semakin tinggi simpanan yang dihimpun bank syariah, semakin tinggi
5
pula peluang untuk menyalurkan pembiayaan kepada para nasabah dengan
berbagai variatif pembiayaan seperti pembiayaan konsumtif. Pembiayaan modal
kerja maupun investasi.
Berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Nomor : 15/DSN-
MUI/IX/2000 tentang prinsip distribusi hasil usaha dalam lembaga keuangan
syariah bahwa pembagian hasil usaha diantara pihak (mitra) dalam suatu bentuk
usaha kerja boleh didasarkan prinsip. Pertama, bagi untung (profit sharing), yakni
bagi hasil yang dihitung dari pendapatan setelah dikurangi biaya pengelolaan
dana, dan boleh pula didasarkan pada prinsip. Kedua, bagi hasil (revenue
sharing), yakni bagi hasil yang dihitung dari total pendapatan pengelolaan dana
dan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut Ghofur (2007)
berpendapatan bahwa salah satu yang menjadi ciri khas dari perbankan syariah
adalah sistem bagi hasil (non bunga) untuk pembagian keuntungan yang besarnya
bagi hasil (profi sharing) ditentukan diawal perjanjian kesepakatan. Dan berbeda
dengan bunga, prosentase bagi hasil belum tentu sama tiap bulannya. Prinsip bagi
hasil (profit sharing) merupakan karakteristik umum operasional perbankan
syatiah secara keseluruhan. Faktor penting dalam menentukan bagi hasil di bank
syariah adalah bagi hasil. Tingkat bagi hasil di bank syariah tentunya berbeda
dengan bunga di bank konvensional yang bersaing dengan sangat kompetitif
dalam menetapkan suku bungan simpanan dan pembagian keuntungannya
ditentukan diawal yaitu dengan menghitung jumlah beban dan bunga dari beban
dan bunga dari dana yang disimpan atau dipinjam.
Seperti Muhamad dan Rose-Kolari, penelitian ini menguji ekuitas (modal
sendiri), simpanan (DPK), jumlah bagi hasil sebagai faktor-faktor yang
mempengaruhi jumlah pembiayaan yang disalurkan ke masyarakat oleh bank
syariah. Hasil penelitian Kurniawan (2001: 60-61) menunjukkan bahwa dana bank
(simpanan) dan suku bunga pinjaman mempunyai pengaruh yang signifikan
positif terhadap penyaluran dana kredit usaha kecil, kurs dan inflasi mempunyai
pengaruh yang tidak signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana hubungan modal sendiri, simpanan, jumlah bagi hasil terhadap besarnya
pembiayaan pada perbankan syariah.
6
Bedasarkan permasalahan yang dipaparkan sebelumnya, maka penulis
tertarik untuk meneliti “Analisis Modal Sendiri, Simpanan, dan Jumlah Bagi
Hasil Terhadap Pembiayaan pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode
2013 -2017”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka identifikasi
masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Terjadinya penurunan Modal Sendiri di Bank Umum Syariah dari tahun
2014-2016.
2. Masih rendahnya Simpanan di Bank Umum Syariah di tahun 2015.
3. Pada Jumlah Bagi Hasil juga mengalami penurunan di Bank Umum
Syariah dari tahun 2014-2016.
4. Masih rendahnya Pembiayaan di Bank Umum Syariah pada tahun 2013
dan 2015.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian identifikasi masalah diatas, maka pembatasan
masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
a) Dari beberapa variabel yang mempengaruhi pembiayaan pada Bank
Syariah, penulis hanya menganalisis beberapa variabel yaitu variabel
modal sendiri atau ekuitas, variabel simpanan yang terdiri dari giro,
tabungan dan deposito, dan variabel tingkat bagi hasil. Ekuitas dan
Simpanan sebagai faktor efisiensi penggunaan sumber daya, dan jumlah
bagi hasil sebagai faktor yang menunujukan tingkat kompetensi dari
lembaga keuangan (bank).
b) Data yang digunakan adalah laporan neraca, dan laporan laba rugi
Perbankan Syariah di Indonesia yang diperoleh dari situs web Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) dari tahun 2013 sampai 2017.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka permasalahan-
permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah Modal Sendiri secara parsial berpengaruh terhadap pembiayaan
pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2013- 2017?
7
2. Apakah Simpanan secara parsial berpengaruh terhadap pembiayaan pada
Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2013- 2017 ?
3. Apakah Jumlah Bagi Hasil secara parsial berpengaruh terhadap
pembiayaan pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2013- 2017?
4. Apakah Modal Sendiri, Simpanan dan jumlah Bagi Hasil secara simultan
berpengaruh terhadap pembiayaan pada Bank Umum Syariah di
Indonesia periode 2013- 2017 ?
5. Variabel manakah yang paling berpengaruh terhadap pembiayaan pada
Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2013- 2017 ?
E. Tujuan Penelitian
Bedasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang diterapkan akan
tecapai dalam penelitian ini, sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui secara parsial pengaruh Modal Sendiri terhadap
pembiayaan pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2013- 2017.
2. Untuk mengetahui secara parsial pengaruh Simpanan terhadap
pembiayaan pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2013- 2017.
3. Untuk mengetahui secara parsial pengaruh Jumlah Bagi Hasil terhadap
pembiayaan pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2013- 2017.
4. Untuk mengetahui secara simultan pengaruh Modal sendiri, Simpanan,
dan Jumlah Bagi Hasil terhadap pembiayaan pada Bank Umum Syariah
di Indonesia periode 2013- 2017.
5. Untuk mengetahui variabel manakah yang paling berpengaruh terhadap
pembiayaan pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2013- 2017.
F. Manfaat Penelitian
Bedasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat yang diterapkan dalam
penelitian ini , sebagai berikut :
1. Bagi perbankan, Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan
dalam mengambil keputusan yang akan diambil terhadap faktor-faktor
yang mempengaruhi pembiayaan pada perbankan syariah di Indonesia.
2. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat membawa wawasan
dibidang perbankan khususnya perbankan syariah dalam hal ini yang
berkaitan dengan Pembiayaan pada Bank Umum Syariah (BUS) dan
8
dapat dijadikan bahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang terkait
dengan penelitian ini.
3. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah wawasan penulis tentang
hal terkait lebih dalam lagi dan sebagai wadah untuk mengaplikasin ilmu
yang telah diperoleh selama ini.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pembiayaan
a. Pengertian Pembiayaan
Pengertian Pembiayaan Menurut Undang-Undang Nomor 10
Tahun 1998 tentang Perbankan (Pasal 1) disebutkan bahwa,
“Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang
atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan
atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan
tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi
hasil”.
“Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum
Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau
pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan
sesuai syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil
(mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal
(musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh
keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal
berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan
adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa
dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina)”.
Alokasi dana (pembiayaan) mempunyai beberapa tujuan
(Muhamad, 2002) yaitu mencapai tingkat profitabilitas yang cukup
dan tingkat resiko yang rendah, dan mempertahankan kepercayaan
masyarakat dengan menjaga agar posisi likuiditas tetap aman.
Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
pembiayaan dapat diartikan sebagai suatu aktivitas pendanaan yang
dilakukan oleh bank syariah kepada pihak-pihak yang mengalami
10
kekurangan dana (deficit unit) dengan tujuan untuk menghasilkan
keuntungan yang maksimal.
b. Fungsi Pembiayaan
Ada beberapa fungsi dari pembiayaan (Muhammad: 2004:184-
186) diantaranya meningkatkan daya guna uang, meningkatkan daya
guna barang, meningkatkan peredaran uang, menimbulkan
kegairahan berusaha, meningkatkan stabilitas ekonomi secara makro,
sebagai jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional, sebagai
alat hubungan ekonomi internasional.
c. Tujuan Pembiayaan
Tujuan dari pembiayaan menurut Arifin (2006:52) adalah untuk
mencapai tingkat profitabilitas yang cukup dan tingkat resiko yang
rendah, dan mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan
menjaga agar posisi liquiditas tetap aman. Menurut Rose-Kolari
seperti yang dikutip oleh Priatin dan Adnan (2005:37) tujuan dari
investasi pembiayaan adalah sebagai berikut:
1) Untuk memperoleh pendapatan utama dalam jenis pendapatan
bunga (markup murabahah)
2) Memaksimalkan keuntungan
3) Penetrasi pasar
4) Mengembangkan jasa bank lainnya
5) Mengembangkan aktivitas ekonomi
6) Melakukan fungsi moneter
Menurut Muhammad (2005:17-18) tujuan dari pembiayaan
dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
1) Secara makro
Secara makro tujuan dari pembiayaan adalah adanya
peningkatan ekonomi umat atau masyarakat, tersedianya dana
bagi peningkatan usaha atau ekspansi perusahaan, meningkatkan
produktivitas usaha yang dijalani, membuka lapangan kerja
11
baru, serta terjadinya distribusi pendapatan sebagai hasil dari
usaha yang mereka jalankan
2) Secara makro
Secara mikro tujuan dari pembiayaan adalah adanya upaya
memaksimalkan laba, upaya meminimalkan resiko,
pendayagunaan sumber ekonomi, serta penyaluran kelebihan
dana.
d. Jenis Pembiayaan
Menurut Karim (2006:231-254) jenis-jenis pembiayaan yang ada
pada bank syari’ah adalah sebagai berikut:
1) Pembiayaan modal kerja syariah
Pembiayaan modal kerja syari’ah adalah pembiayaan jangka
pendek yang diberikan kepada perusahaan untuk membiayai
kebutuhan modal kerja usahanya berdasarkan prinsip-prinsip
syari’ah. Jangka waktu pembiayaan modal kerja maksimum satu
tahun dan dapat diperpanjang sesuai dengan kebutuhan.
Pemberian fasilitas pembiayaan modal kerja kepada debitur atau
calon debitur dengan tujuan untuk mengeliminasi risiko dan
mengoptimalkan keuntungan bank.
2) Pembiayaan investasi syariah
Pembiayaan investasi syariah pembiayaan jangka menengah
atau jangka panjang utnuk pembelian barang-barang modal yang
diperlukan pendirian proyek baru, rehabilitasi, moderinisasi,
ekspansi, dan relokasi proyek yang sudah ada. Pembiayaan
investasi menurut Arifin (2006:207) merupakan pembiayaan
yang digunakan nasbah untuk keperluan penambahan modal
guna mengadakan rehabilitasi, perluasan usaha ataupun
pendirian proyek baru.
3) Pembiayaan konsumtif syariah
Pembiayaan konsumtif adalah jenis pembiayaan yang diberikan
diluar usaha dan umumnya bersifat perorangan.
12
4) Pembiayaan sindikasi
Pembiayaan sindikasi adalah pembiayaan yang diberikan oleh
lebih dari satu lembaga keuangan bank untuk satu objek
pembiayaan tertentu. Pembiayaan sindikasi ini mempunyai tiga
bentuk yaitu lead syndication, club deal, dan sub syndication.
5) Pembiayaan berdasarkan take over
Pembiayaan berdasarkan take over adalah pembiayaan yang
timbul sebagai akibat dari take over terhadap transaksi
nonsyariah yang telah berjalan yang dilakukan oleh bank syariah
atas permintaan nasabah.
6) Pembiayaan Letter of Credit (L/C)
Pembiayaan Letter of Credit (L/C) adalah pembiayaan yang
diberikan dalam rangka memfasilitasi transaksi impor atau
ekspor nasabah.
Menurut tujuan penggunaannya, produk pembiayaan
syariah terbagi kedalam empat kategori sebagai berikut yaitu
(Karim: 2006:97) :
1. Pembiayaan dengan prinsip jual beli
Pembiayaan ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu
pembiayaan murabahah, salam dan istishna.
Menurut Arifin (2006:18) musyarakah adalah suatu kontrak
antara kedua belah pihak atau lebih yang masing-masing
pihak mengumpulkan modal untuk membentuk sebuah
perusahaan sebagai badan hukum (legal identity) dengan
pembagian keuntuangan secara proporsional sesuai dengan
kontribusi modal masing-masing. Bila terjadi kerugian,
maka kerugian tersebut dibebankan secara proporsional
kepada masing-masing pemberi modal.
Karim (2004:103) berpendapat bahwa pembiayaan
murabahah adalah akad jual beli barang dengan
13
menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang
disepakati oleh penjual dan pembeli. Akad ini termasuk
dalam bentuk natural centatinty contracts, karena dalam
murabahah ditentukan berapa required rate of return
(keuntungan yang ingin diperoleh). Pembayaran murabah
dapat dilakukan secara cicilan (muajjal) atau secara
sekaligus (lump sum).
Menurut Arifin (2006:23) secara etimologis salam
berarti salaf (pendahuluan). Bai’ as salam adalah akad jual
beli suatu barang dimana harganya dibayar dengan segera,
sedangkan barangnya akan diserahkan kemudian dalam
jangka waktu yang disepakati. Menurut Arifin
(2006:24) bai’ al ishtishna adalah akad jual beli antara
pemesan atau pembeli (mustashni’) dengan produsen atau
penjual (shani’) dimana barang yang akan
diperjualbelikan harus dibuat terlebih dahulu dengan
kriteria yang jelas. Ishtishna memiliki perbedaan dengan
salam. Pada salam pembayarannya harus dimuka dan
segera, sedangkan pada ishtishna pembayarannya boleh
diawal, ditengah atau diakhir, baik sekaligus (lump sum)
ataupun secara bertahap (muajjal).
2. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil
Pembiayaan dengan prinsip ini dibagi menjadi dua
yaitu pembiayaan mudharabah dan musyarakah.
Menurut Arifin (2006:19) mudharabah adalah
hubungan kontrak antara penyedia dana (shahibul maal)
dengan enterpreuneur (mudharib) dimana mudharib akan
mengembalikan modal tersebut kepada shahibul maal
berikut porsi keuntungan yang telah disetujui sebelumnya.
Bila terjadi kerugian maka seluruh kerugian dipikul oleh
shahibul maal, sedangkan mudharib kehilangan
14
keuntungan atau mbalan bagi hasil atas kerja yang telah
dilakukannya.
Mudharabah terbagi menjadi dua bagian Karim
(2004:200-201), pertama mudharabah mutlaqah
(Unrestricted Investment Account) dan kedua mudharabah
muqayyadah (Restricted Investment Account).
Mudharabah mutlaqah (Unrestricted Investment
Account) adalah mudharabah yang sifatnya mutlaq dimana
shahibul maal tidak menetapkan restriksi atau syarat-syarat
tertentu kepada mudharib. Mudharabah muqayyadah
(Restricted Investment Account) terbagi menjadi dua
bentuk, yakni on balance sheet dan off balance sheet.
Dalam mudharabah muqayyadah on balance sheet, aliran
dana terjadi dari satu nasabah investor kepada pelaksana
usaha dalam beberapa sektor terbatas, misalnya pertanian,
manufaktur dan jasa. Dalam mudharabah muqayyadah off
balance sheet, aliran dana berasal dari satu nasabah
investor kepada satu nasabah pembiayaan dan bank
syari’ah hanya bertindak sebagai perantara saja.
3. Pembiayaan dengan prinsip jual beli
Pembiayaan ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu
pembiayaan murabahah, salam dan istishna.
Menurut Arifin (2006:18) musyarakah adalah suatu
kontrak antara kedua belah pihak atau lebih yang masing-
masing pihak mengumpulkan modal untuk membentuk
sebuah perusahaan sebagai badan hukum (legal identity)
dengan pembagian keuntuangan secara proporsional sesuai
dengan kontribusi modal masing-masing. Bila terjadi
kerugian, maka kerugian tersebut dibebankan secara
proporsional kepada masing-masing pemberi modal.
15
Karim (2004:103) berpendapat bahwa pembiayaan
murabahah adalah akad jual beli barang dengan
menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang
disepakati oleh penjual dan pembeli. Akad ini termasuk
dalam bentuk natural centatinty contracts, karena dalam
murabahah ditentukan berapa required rate of return
(keuntungan yang ingin diperoleh). Pembayaran
murabahah dapat dilakukan secara cicilan (muajjal) atau
secara sekaligus (lump sum).
Menurut Arifin (2006:23) secara etimologis salam
berarti salaf (pendahuluan). Bai’ as salam adalah akad jual
beli suatu barang dimana harganya dibayar dengan segera,
sedangkan barangnya akan diserahkan kemudian dalam
jangka waktu yang disepakati. Menurut Arifin (2006:24)
bai’ al ishtishna adalah akad jual beli antara pemesan atau
pembeli (mustashni’) dengan produsen atau penjual
(shani’) dimana barang yang akan diperjualbelikan harus
dibuat terlebih dahulu dengan kriteria yang jelas. Ishtishna
memiliki perbedaan dengan salam. Pada salam
pembayarannya harus dimuka dan segera, sedangkan pada
ishtishna pembayarannya boleh diawal, ditengah atau
diakhir, baik sekaligus (lump sum) ataupun secara bertahap
(muajjal).
4. Pembiayaan dengan prinsip sewa
Pembiayaan dengan prinsip sewa dibagi menjadi
dua yaitu pembiayaan ijarah dan ijarah muntahiya
biltamlik/wa iqtina.
Menurut fatwa Dewan Syari’ah Nasional
No:9/DSN/MUI/IV/2000 bahwa ijarah adalah akad
pemindahan hak guna atau manfaat atas serta barang atau
jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa atau
16
upah tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang
itu sendiri.
Ijarah muntahia bittamlik merupakan kombinasi
antara sewa-menyewa (ijarah) dan jual beli atau hibah
diakhir masa sewa Dalam ijarah muntahia bittamlik,
pemindahan hak milik barang terjadi dengan salah satu cara
berikut Karim (2004:139):
a) Pihak yang menyewakan berjanji akan menjual barang yang
akan disewakan tersebut pada akhir masa sewa.
b) Pihak yang menyewakan berjanji akan menghibahkan barang
yang disewakan tersebut pada akhir masa sewa.
e. Prinsip – Prinsip Analisis Pemberian Pembiayaan
Menurut Kasmir (2008:108-111), prinsip-prinsip penilaian
pemberian pembiayaan secara umum dilakukan dengan analisis 5 C
dan 7 P yang terdiri dari faktor sebagai berikut :
1. Prinsip 5 C
a. Character, meliputi keinginan dan kemampuan calon
debitur untuk membayar. Sumber analisis dapat diperoleh
dari daftar riwayat hidup.
b. Capacity, bertujuan untuk melihat sejauh mana kemampuan
calon debitur dalam menghasilkan atau mengelola
keuangan untuk memenuhi kewajibannya. Sumber analisis
dapat diperoleh dari laporan keuangan dan rencana bisnis
dan keuangan.
c. Capital, bertujuan untuk mengetahui struktur modal calon
debitur. Sumber analisis dapat diperoleh dari laporan
neraca, laporan laba rugi dengan melakukan pengukuran
seperti dari segi likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas.
d. Collateral, merupakan jaminan yang diberikan calon
debitur baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan
17
yang diberikan hendaknya melebihi dari jumlah
pembiayaan yang diberikan.
e. Condition, kondisi ekonomi, politik, sosial, budaya yang
mempengaruhi perekonomian yang mungkin dapat
mempengaruhi kelancaran usaha calon debitur.
2. Prinsip 7P
a. Personality, yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya
atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya.
Personality mencakup sikap, emosi, dan tingkah laku
nasabah dalam menghadapi suatu masalah.
b. Party, yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam
klasifikasi atau golongan tertentu berdasarkan modal,
loyalitas serta karakternya.
c. Purpose, yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam
mengambil pembiayaan. Tujuan pengambilan pembiayaan
dapat bermacam-macam.
d. Prospect, yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa depan
menguntungkan atau tidak atau dengan kata lain mampu
mempunyai prospek atau sebaliknya.
e. Payment, yaitu ukuran bagaimana cara nasabah
mengembalikan pembiayaan yang telah diambil atau dari
sumber mana saja dana untuk pengembalian pembiayaan.
f. Profitability, yaitu untuk menganalisis bagaimana
kemampuan nasabah dalam mencari laba.
g. Protection, yaitu bagaimana menjaga agar usaha dan
jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat
berupa jaminan barang atau jaminan asuransi.
2. Perbankan Syariah
a. Pengertian Perbankan Syariah
Berdasarkan undang-undang tentang perbankan syariah yaitu No. 21
tahun 2008 mendefenisikan bank syariah sebagai berikut:
18
a) Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.
b) Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan Prinsip Syariah dan Menurut jenisnya terdiri atas
Bank Umum Syariah dan Bank Permbiayaan Rakyat Syariah.
c) Bank unum syariah adalah bank Syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
d) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah Bank Syariah yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
Menurut Muhammad (2002:13) bank Islam atau selanjutnya
disebut dengan bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha
pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu
lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya
disesuaikan dengan prinsip Islam. Bank syariah adalah bank yang
beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau
biasa disebut dengan bank tanpa bunga, adalah lembaga
keuangan/perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan
berlandaskan pada Al-Quran dan Hadits Nabi SAW. Dengan kata lain,
bank Islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan
pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta
peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan Syariat Islam
(Muhammad, 2005:1 dalam Hardjanto, 2010).
Bank syari’ah merupakan lembaga intermediasi yang beroperasi
dengan mengikuti prinsip-prinsip syari’ah prinsip-prinsip syariah
(syariah compliance). Kepatuhan akan prinsip prinsip syari’ah tersebut
menjadi sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan bank syari’ah dalam
melakukan berbagai transaksi seperti penghimpunan dana (funding) dari
para nasabah maupun pembiayaan (financing) baik secara individual
19
maupun secara kerjasama dengan pihak ketiga. Selain itu menurut Arifin
(2006:11), adanya aktivitas keuangan dan perbankan dapat dipandang
sebagai wahana bagi masyarakat modern untuk membawa mereka
melaksanakan dua ajaran Al-Qur’an yaitu prinsip AT Ta’awun dan
prinsip menghindari Al Iktinaz yaitu menahan uang atau dana dan
membiarkannya menganggur (idle) dan tidak berputar dalam transaksi
yang bermanfaat untuk umum.
Dari berbagai prinsip-prinsip syari’ah yang dijalankan, larangan
riba (prohibition of usury) merupakan prinsip yang paling dikenal
masyarakat dan prinsip yang membedakan secara fundamental antara
bank syari’ah dengan bank konvesional. Selain larangan riba, ada
berbagai aturan yang harus dipatuhi oleh bank syari’ah. Menurut
Mohamed Ibrahim dalam bukunya Arifin (2006:12) bahwa prinsip utama
yang diikuti oleh bank syari’ah adalah sebagai berikut:
a. Larangan riba dalam berbagai bentuk transaksi
b. Melakukan kegiatan usaha dan perdagangan berdasarkan perolehan
keuntungan yang sah.
c. Memberikan zakat.
Pendapat lain diungkapkan oleh Khalil (2002:47), prinsip utama
dalam syari’ah yang senantiasa mendasari jaringan perbankan dengan
sistem syariah adalah:
a. Perbankan yang menerapkan larangan riba
b. Perniagaan halal
c. Adanya keridhaan pihak-pihak dalam berkontrak
d. Pengurusan dana yang amanah, jujur dan bertanggung jawab.
Pramuraharjo (2005:29) mengungkapkan bahwa setidaknya bank
Islam memiliki prinsip-prinsip yaitu larangan atas riba pada semua jenis
transaksi, pelaksanaan aktifitas bisnis atas dasar kesetaraan (equality),
keadilan (fairness), keterbukaan (transparency), pembentukan kemitraan
20
yang saling menguntungkan, dan keuntungan yang didapat harus dari
usaha dengan cara yang halal.
Seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa larangan riba adalah
prinsip yang paling dikenal oleh masyarakat dan faktor pembeda dengan
bank konvesional. Imam Sarakhzi menyatakan dalam bukunya Karim
(2004:34) bahwa riba adalah tambahan yang disyaratkan dalam transaksi
bisinis tanpa adanya padanan (iwad) yang dibenarkan syari’ah atas
penambahan tersebut. Menurut pakar perundangan Islam, riba artinya
suatu kontrak atas harta tertentu yang tidak diketahui persamaan dan
ukurannya ketika akad dilaksanakan atau melambatkan penyerahan
barang yang dipertukarkan atau melambatkan salah satunya (Khalil:
2002:47).
Ilmu fiqih membagi riba kedalam tiga bagian yaitu sebagai berikut
(Karim: 2004:32-37):
a. Riba Fadl
Riba fadl disebut juga riba buyu’, yaitu riba yang timbul akibat
pertukaran barang sejenis yang tidak memenuhi Kriteria sama
kualitasnya (mistlan bi mistlin), sama kuantitasnya (sawa-an bi
sawa-in) dan sama waktu penyerahannya (yadan bi yadin).
Contohnya dapat ditemui pada transaksi jual beli valuta sing yang
tidak dilakukan secara tunai.
b. Riba Nasi’ah
Riba nasi’ah disebut juga riba duyun, yaitu riba yang timbul
akibat hutang piutang yang tidak memenuhi kriteria untung bersama
risiko (al-ghunmu bil ghurmi) dan hasil usaha muncul bersama biaya
(al kharaj bi dhaman). Contohnya dalam transaksi pembayaran
bunga kredit dan pembayaran bunga tabungan, deposito dan giro.
c. Riba Jahiliyah
Riba jahiliyah adalah hutang yang dibayar melebihi pokok
pinjaman, karena si peminjam tidak mampu mengembalikan dana
pinjaman pada waktu yang telah ditetapkan. Contohnya dapat
21
ditemui dalam transaksi kartu kredit yang tidak dibayar penuh
tagihannya.
b. Fungsi Bank Syariah
Bank syariah adalah bank yang menjalankan fungsi
intermediasinya berdasarkan prinsip-prinsip syariat Islam. Berikut
Peran dan fungsi bank syariah menurut (Arifin) di antaranya
sebagai berikut:
1) Menghimpun Dana Masyarakat
Fungsi bank syariah yang pertama adalah menghimpun
dana dari masyarakat yang kelebihan dana. Bank syariah
mengumpulkan atau menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk titipan dengan menggunakan akad al-wadiah dan dalam
bentuk investasi dengan menggunakan akad al-mudharabah.
Al-wadiah adalah akad antara pihak pertama (masyarakat)
dengan pihak kedua (bank), dimana pihak pertama menitipkan
dananya kepada bank dan pihak kedua, bank merima titipan untuk
dapat memanfaatkan titipan pihak pertama dalam transaksi yang
diperbolehkan dalam islam.
Al-mudarahbah merupakan akad antara pihak pertama yang
memiliki dana kemudian menginvestasikan dananya kepada pihak
lain yang mana dapat memanfaatkan dana yang investasikan
dengan tujuan tertentu yang diperbolehkan dalam syariat islam.
2) Penyalur Dana Kepada Masyarakat
Fungsi bank syariah yang kedua ialah menyalurkan dana
kepada masyarakat yang membutuhkan. Masyarakat dapat
memperoleh pembiayaan dari bank syariah asalkan dapat
memenuhi semua ketentuan dan persyaratan yang berlaku.
Menyalurkan dana merupakan aktivitas yang sangat penting
bagi bank syariah. Dalam hal ini bank syariah akan
memperoleh return atas dana yang disalurkan. Return atau
22
pendapatan yang diperoleh bank syariah atas penyaluran dana
ini tergantung pada akadnya.
Bank syariah menyalurkan dana kepada masyarakat dengan
menggunakan bermacam-macam akad, antara lain akad jual
beli dan akad kemitraan atau kerja sama usaha. Dalamakad jual
beli, maka return yang diperoleh bank atas penyaluran dananya
adalah dalam bentuk margin keuntungan. Margin keuntukngan
merupakan selisih antara harga jual kepada nasabah dan harga
beli bank. Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas penyaluran
dana kepada nasabah yang menggunakan akad kerja sama
usaha adalah bagi hasil.
3) Memberikan Pelayanan Jasa Bank
Fungsi bank syariah disamping menghimpun dana dan
menyalurkan dana kepada masyarakat, bank syariah memberikan
pelayanan jasa perbankan kepada nasabahnya. Pelayanan jasa
bank syariah ini diberikan dalam rangka memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam menjalankan aktivitasnya. Pelayanan jasa
kepada nasabah merupakan fungsi bank syariah yang ketiga.
Berbagai jenis produk pelayanan jasa yang dapat diberikan oleh
bank syariah antara lain jasa pengiriman uang (transfer),
pemindahbukuan, penagihan surat berharga dan lain sebagainya.
Aktivitas pelayanan jasa merupakan aktivitas yang diharapkan
oleh bank syariah untuk dapat meningkatkan pendapatan bank
yang berasal dari fee atas pelayanan jasa bank. Beberapa bank
berusaha untuk meningkatkan teknologi informasi agar dapat
memberikan pelayanan jasa yang memuaskan nasabah. Pelayanan
yang dapat memuaskan nasabah ialah pelayanan jasa yang cepat
dan akurat. Harapan nasabah dalam pelayanan jasa bank ialah
kecepatan dan keakuratannya. Bank syariah berlomba-lomba
untuk berinovasi dalam meningkatkan kualitas produk layanan
23
jasanya. Dengan pelayanan jasa tersebut, maka bank syariah
mendapat imbalan berupa fee yang disebut fee based income.
c. Sejarah Bank Syariah di Indonesia
Sejarah perkembangan bank syariah di Indonesia diilhami
perkembangan bank syariah atau bank Islam di luar negeri yang
diawali dengan berdirinya Bank Mit Ghamr pada 1963 di Mesir.
Bank tersebut tidak berumur panjang dan terpaksa ditutup pada
1967 karena alassan politik. Namun demikian, semangatnya
melahirkan Nasser Social Bank pada 1972 di Mesir yang lebih
berorentasi sosial dari pada komersial. Selanjutnya, muncul Dubai
Islamic Bank pada 1975 di Dubai, Islamic Development Bank
pada 1975 di Jeddah. Saudi Arabia, Faysal Islamic Bank pada
1977 di Mesir dan Sudan, Kuwait Finance House pada 1997 di
Kuwait dan Bank Islam Malaysian Berhad (BIMB) pada 1983 di
Malaysia. (Ikatan Bankir Indonesia, 2014:2).
Perkembangan bank syariah di Indonesia dapat diuraikan
sebagai berikut (Rivai, dkk, 2007:739), pada tahun 1980 muncul
ide dan gagasan konsep lembaga keuangan syariah, uji coba BMT
Salman di Bandung dan koperasi Ridho Gusti. Kemudian pada
tahun 1990 dalam lokakarya MUI para peserta sepakat
mendirikan bank syariah di Indonesia.
Pada tanggal 1 Mei 1992 bank syariah pertama bernama
Bank Muamalah Indonesia mulai beroperasi, kemunculan BMI
ini kemudian diikuti dengan lahirnya UU No. 7 Tahun 1992
tentang Perbankan yang mengakomodasi perbankan dengan
prinsip bagi hasil baik bank umum maupun BPRS. Kemudian
pada Tahun 1998, keluar UU No. 10 Tahun 1998 tentang
perubahan UU No. 7 Tahun 1992 yang mengakui keberadaan
bank syariah dan bank konvensional serta memperkenalkan bank
konvensional membuka cabang syariah.
24
Pada Tahun 1999, keluar UU No. 23 Tahun 1999 tentang
Bank Indonesia yang mengakomodasi kebijakan moneter
berdasarkan prinsip syariah. Dalam hal ini BI bertanggung jawab
terhadap pengaturan dan pengawasan bank komersial termasuk
bank syariah. BI dapat menetapkan kebijakan moeneter dengan
menggunakan prinsip syariah. Pada tahun ini dibuka kantor
cabang syariah untuk pertama kali.
Kemudian pada Tahun 2000 BI mengeluarkan regulasi
operasional dan kelembagaan bank syariah dimana BI
menetapkan peraturan kelembagaan perbankan syariah,
pengembangan Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS) dan
Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) sebagai instrumen
Pasar Uang Syariah. Lalu pada tahun 2001, didirikannya unit
kerja Biro Perbankan Syariah di Bank Indonesia untuk menangani
perbankan syariah.
Pada Tahun 2002, keluar peraturan BI No. 4/1/2002 tentang
Perubahan Kegiatan Usaha Bank Umum Konvensional Menjadi
Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah. Tahun 2004 keluar UU
No. 3 Tahun 2004 tentang perubahan UU No. 23 Tahun 1999
tentang Bank Indonesia yang makin mempertegas penetapan
kebijakan moneter dengan yang dilakukan oleh BI dapat
dilakukan dengan prinsip syariah. Belakangan UU No. 23 Tahun
1999 tentang Bank Indonesia diubah dengan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008
tentang Partai Politik. Disamping itu, BI juga menyiapkan
peraturan standarisasi angka, tingkat kesehatan dan lembaga
penjamin simpanan. Pada tahun ini juga terjadi perubahan Biro
Perbankan Syariah menjadi Direktorat Perbankan Syariah di Bank
Indonesia.
Dalam era UU No. 10/1998 tentang Perubahan atas UU No.
7/1992 tentang Perbankan, secara teknis mengenai produk
25
mengacu pada PBI No. 7/46/PBI/2005 tentang Akad
Penghimpunan dan Penyaluran Dana bagi bank yang
melakanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.
Kemudian sudah diganti dengan PBI No. 9/19/PBI/2007 tentang
Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana
dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa Bank Syariah.
Pemberian layanan syariah juga semakin dipermudah dengan
diperkenalkannya konsep office chanelling pada Tahun 2006,
yakni semacam konter layanan syariah yang terdapat di kantor
cabang/kantor cabang pembantu bank konvensional yang sudah
memiliki UUS.
Pada tanggal 16 Juli 2008 UU No. 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah disahkan. UU ini memberikan landasan
hukum industri perbankan syariah nasional dan diharapkan
mendorong perkembangan bank syariah, dimana selama lima
tahun terakhir asetnya tumbuh lebih dari 65% per tahun namun
pasarnya (market share) secara nasional masih dibawah 5%
(Rivai, dkk, 2007:740).
3. Modal Sendiri
Modal Sendiri Menurut Arifin (2006:21) secara tradisional, modal
didefenisikan sebagai sesuatu yang mewakili kepentingan pemilik
dalam suatu perusahaan. Berdasarkan nilai buku, modal didefenisikan
sebagai kekayaan bersih (net worth) yaitu selisih antara nilai buku dan
aktiva dikurangi dengan nilai buku dari kewajiban (liabilities). Pada
suatu bank, sumber perolehan modal bank dapat diperoleh dari
beberapa sumber. Pada awal pendirian, modal bank diperoleh dari para
pendiri dan para pemegang saham. Pemegang saham menempatkan
modalnya pada bank dengan memperoleh hasil keuntungan di masa
yang akan datang. Bank sebagai unit bisnis membutuhkan darah bisnis,
yaitu berbentuk modal. Dengan kata lain, modal bank adalah aspek
penting bagi suatu unit bisnis bank. Sebab beroperasi tidaknya atau
26
dipercaya tidaknya suatu bank, salah satunya sangat dipengaruhi oleh
kondisi kecukupan modalnya.
Menurut Johnson and Johnson (2002), modal bank mempunyai tiga
fungsi yaitu pertama, sebagai penyangga untuk menyerap kerugian
operasional dan kerugian lainnya. Kedua, sebagai dasar untuk
menetapkan batas maksimum pemberian kredit. Ketiga, modal juga
menjadi dasar perhitungan bagi para partisi- pan pasar untuk
mengevaluasi tingkat kemampuan bank secara relatif untuk
menghasilkan keuntungan. Menurut Siamat (2004), Rose dan Kolari
(1995), Antonio (2001), Suyatno (2001), Muhamad (2002), Sudarsono
(2003) dan Karim (2004) salah satu sumber dana yang bisa digunakan
untuk pembiayaan (loan) adalah modal sendiri (ekuitas), sehingga
semakin besar sumber dana (ekuitas) yang ada maka bank akan dapat
menyalurkan pembiayaan dalam batas maksimum yang lebih besar
pula.
4. Simpanan
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan (Pasal 1) disebutkan bahwa, “Simpanan adalah dana yang
dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian
penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, tabungan dan atau
bentuk lainnya yang dipersamakan itu”.
Secara umum yang dimaksud dengan simpanan adalah jumlah
keseluruhan dana yang dihasilkan dari berbagai produk penghimpunan
dana seperti giro wadiah, tabungan wadiah, tabungan dan deposito
mudharabah. Adapun pengertian giro, deposito, dan tabungan menurut
syariah adalah sebagai berikut:
a. Giro Syariah
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan (Pasal 1) yang dimaksud dengan giro adalah simpanan
yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran
27
lainnya, atau dengan pemindahbukuan. Giro yang dijalankan
berdasarkan dua prinsip yaitu giro wadiah dan giro mudharabah.
Giro wadiah merupakan giro yang dijalankan berdasarkan akad
wadiah, yakni titipan murni yang setiap saat dapat diambil jika
pemiliknya menghendaki (Karim:2004:291).
Giro wadiah juga terbagi menjadi dua bagian
(Wiyono:2005:68), pertama Wadiah Yad Al Amanah. Prinsip ini
merupakan titipan murni, barang yang dititipkan tidak boleh
digunakan (diambil manfaatnya) oleh penitip, sewaktu titipan
dikembalikan harus dalam keadaan utuh baik nilai maupun fisik
barangnya, jika dalam selama penitipan terjadi kerusakan maka
pihak yang menerima titpan tidak dibebani tanggung jawab,
sebagai kompensasi atas tanggung jawab pemeliharaan dapat
dikenakan biaya titpan. Kedua, Wadiah Yad Ad Dhamanah yang
merupakan pengembangan dari Wadiah Yad Al Amanah yang
disesuaikan dengan aktifitas perekonomian. Penerima titipan
diberi izin untuk menggunakan dan mengambil manfaat dari
titipan tersebut.
Giro yang kedua adalah giro mudharabah, yang dimaksud
dengan giro mudharabah adalah giro yang dijalankan
berdasarkan akad mudharabah, baik mudharabah mutlaqah
maupun mudharabah muqayyadah (Karim:2004:294).
b. Tabungan Syariah
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan (Pasal 1) yang dimaksud dengan tabungan adalah
simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut
syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan
cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan
itu.
Tabungan yang dijalankan berdasarkan dua prinsip, pertama
tabungan wadiah dan kedua tabungan mudharabah. Tabungan
28
wadiah merupakan tabungan yang dijalankan berdasarkan akad
wadiah, yakni titipan murni yang harus dijaga dan dikembalikan
setiap saat sesuai dengan kehendak pemiliknya. Sedangkan
tabungan mudharabah merupakan tabungan yang dijalankan
berdasarkan akad mudharabah. Seperti yang sudah dijelaskan
terdahulu, bahwa mudharabah terbagi kedalam dua bagian yaitu
mudharabah mutlaqah maupun mudharabah muqayyadah
(Karim:2004:265).
c. Deposito Syariah
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan (Pasal 1) yang dimaksud dengan deposito adalah
simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
tertentu berdasarkan perjanjian antara nasabah penyimpan dan
bank. Menurut fatwa Dewan Syariah Nasional MUI
No:9/DSN/MUI/IV/2000, bahwa deposito yang dibenarkan
adalah deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah. Siamat
(2004:118) berpendapat bahwa sumber dana deposito berjangka
ini digolongkan sebagai dana mahal dibandingkan sumber dana
lainnya. Namun, keuntungan bagi bank adalah penyediaan
liquiditas untuk kebutuhan penarukan dana ini hampir dapat
diprediksi secara akurat.
5. Jumlah Bagi Hasil
a. Pengertian Jumlah Bagi Hasil
Bagi hasil menurut terminologi asing (Inggris) dikenal dengan
profit sharing. Profit sharing dalam kamus ekonomi diartikan
pembagian laba. Secara definitif profit sharing diartikan: “distribusi
beberapa bagian dari laba pada para pegawai dari suatu
perusahaan.” (Muhammad, 2005)
Bagi hasil menurut Ismail (2011) adalah pembagian atas hasil
usaha yang telah dilakukan oleh pihak-pihak yang melakukan
perjanjian yaitu pihak nasabah dan pihak bank syariah. Dalam hal
29
terdapat dua pihak yang melakukan perjanjian usaha, maka hasil
atas usaha yang dilakukan oleh kedua pihak atau salah satu pihak,
akan dibagi sesuai dengan porsi masing-masing pihak yang
melakukan akad perjanjian.
Bagi hasil adalah bentuk return (perolehan aktivitas usaha)
dari kontrak investasi, dari waktu ke waktu, tidak pasti dan tidak
tetap pada bank islam. Menurut Wicaksono (2011), besar kecilnya
perolehan kembali itu tergantung pada hasil usaha yang benar-
benar diperoleh oleh bank islam. Dalam sistem perbankan islam
bagi hasil merupakan suatu mekanisme yang dilakukan oleh bank
islam sebagai mudharib dalam upaya memperoleh hasil dan
membagikannya kembali kepada pemilik dana atau shaibul mal
sesuai kontrak yang telah disepakati bersama pada awal kontrak
(akad) antara nasabah dan bank islam. Dimana besarnya penentuan
porsi bagi hasil antara kedua belah pihak ditentukan sesuai
kesepakatan bersama, dan harus terjadi dengan adanya kerelaan
(At- Tarodhin) oleh masing-masing pihak tanpa adanya unsur
paksaan.
Adapun pendapatan yang dibagikan antara mudharib dengan
shahibul mal adalah pendapatan yang sebenarnya telah diterima
(cash basis) sedangkan pendapatan yang masih dalam pengakuan
(accrual basis) tidak dibenarkan untuk dibagi antara mudharib dan
shahibul mal. Menurut Rivai (2010), dalam hukum islam
penerapan bagi hasil harus memperhatikan prinsip At Taawun yaitu
saling membantu dan saling bekerja sama di antara anggota
masyarakat untuk kebaikan, serta menghindari prinsip Al Iktinaz,
yaitu menahan uang (dana) dan membiarkannya menganggur
sehingga tidak bermanfaat bagi masyarakat umum.
Jumlah bagi hasil menurut Rivai (2010) menjadi faktor penting
terutama pada pembiayaan berbasis bagi hasil Mudharabah dan
Musyarakah, dimana pembiayaan bagi hasil ini merupakan produk
30
pembiayaan berbasis pada Natural Uncertainly Contracts (NUC)
yakni akad bisnis yang tidak memberikan kepastian pendapatan
(return) baik dari segi jumlah maupun waktu. Dalam pembiayaan,
tingkat bagi hasil menunjukan perolehan keuntungan yang didapat
oleh pihak bank.
Sistem keuangan Islam, yang berpilarkan prinsip bagi hasil
sebagai pengganti prinsip bunga, mendudukkan perbankan tidak
hanya sebagai lembaga intermedisi keuangan, tetapi lebih pada
lembaga intermediasi investasi. Hal ini karena hubungan antara
bank islam dengan nasabah lebih dominan pada hubungan pemodal
pengusaha atau modal ventura daripada kreditur debitur
(Sedarsono, 2003).
Bagi hasil berbeda dengan bunga (riba). Riba merupakan
pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara batil
atau bertentangan dengan prinsip muamalah. Umat islam dilarang
mengambil riba apapun jenisnya. Larangan tersebut bersumber dari
surah Ar-Ruum ayat 39 dalam Al-Quran berikut ini: “Dan, sesuatu
riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia menambah pada harta
manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan, apa
yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk
mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah
orang-orang yang melipatgandakan (pahalanya).”
b. Metode Perhitungan Bagi Hasil
Dalam praktiknya mekanisme perhitungan bagi hasil dapat
didasarkan pada dua cara yaitu pofit sharing dan revenue sharing
(Wiyono, 2005:56).
1) Profit sharing (Bagi laba)
Perhitungan bagi hasil menurut profit sharing adalah
perhitungan bagi hasil yang mendasarkan pada laba dari
pengelola dana, yaitu pendapatan usaha dikurangi dengan
beban usaha untuk mendapatkan pendapatan usaha tersebut.
31
Misal, pendapatan usaha Rp.1000,00 dan beban-beban usaha
untuk mendapatkan pendapatan usaha tersebut Rp.700,00
maka profit/laba adalah Rp.300,00 (Rp.1000,00-Rp.700,00).
2) Revenue sharing (Bagi pendapatan)
Penetapan bagi hasil menurut revenue sharing adalah
perhitungan bagi hasil yang mendasarkan pada
revenue(pendapatan) dari pengelola dana, yaitu pendapatan
usaha sebelum dikurangi dengan beban usaha untuk
mendapatkan pendapatan usaha tersebut. Misal, pendapatan
usaha Rp.1000,00 dan beban-beban usaha untuk mendapatkan
pendapatan tersebut Rp.700,00 maka dasar untuk menentukan
bagi hasil adalah Rp.1000,00 (tanpa harus dikurangi beban
Rp.700,00).
c. Penetapan Nisbah Bagi Hasil
Bank syariah menerapkan nisbah bagi hasil terhadap produk-
produk pembiayaan yang berbasis natural uncertainty contracts,
yaitu akad usaha yang tidak memberikan kepastian pendapatan
(return), baik dari segi jumlah (amount) maupun waktu (timing),
seperti akad mudharabah dan musyarakah. Menurut Adiwarman
(2004:286), penetepan nisbah bagi hasil pada pembiayaan
ditentukan dengan mempertimbangkan:
1) Referensi tingkat keuntungan Referensi tingkat keuntungan
adalah referensi tingkat keuntungan yang ditetapkan oleh rapat
asset liability management committee (ALCO).
2) Perkiraan tingkat keuntungan usaha yang dibiayaaiPerkiraan
tingkat keuntungan usaha yang dibiayaai dihitung dengan
mempertimbangkan hal-hal seperti perkiraan penjualan, lama
cash to cash cycle (seperti lama prose barang, persediaan dan
piutang), perkiraan biaya-biaya lansung serta perkiraan biaya-
biaya tidak langsung.
32
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan referensi bagi peneliti dalam melakukan
penelitian ini. Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas
karena penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Guna
mendukung materi dalam penelitian ini, maka peneliti telah meringkas
beberapa penelitian terdahulu yang terkait, beberapa diantaranya adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
Akhyar
Adnan
(2005)
Analisis
Hubungan
Simpanan,
Modal
Sendiri, NPL,
Prosentase
Bagi Hasil
dan MarkUp
Keuntungan
Terhadap
Pembiayaan
Pada
Perbankan
syariah Studi
Kasus pada
Bank
Muamalat
Indonesia
(BMI)
Periode tahun
2001-2004
Variabel
yang
digunakan
adalah
Simpanan,
Modal
Sendiri
Variabel
yang
digunakan
adalah NPL,
Prosentase
Bagi Hasil
dan MarkUp
Keuntungan
Objek
penlitian
yaitu Bank
Muamalat
Indonesia
(BMI)
Metode yang
digunakan
adalah Least
square
method
Jangka waktu
Periode tahun
2001-2004
Hasilnya menunjukan bahwa
simpanan secara parsial (uji t)
mempunyai hubungan positif
dan signifikan terhadap
pembiayaan dengan koefisien
signifikan sebesar 0.000.
Variabel modal sendiri
(ekuitas)secara parsial
mempunyai hubungan positif
secara tidak signifikan
terhadap pembiayaan.
33
(Lanjutan)
Penelitian Terdahulu
Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbeda
an
Isnaini
Fajrin
Nadia
Palupi
(2015)
Analisis
Pengaruh
Dana Pihak
Ketiga,
Tingkat
Bagi Hasil,
Non
Performing
Financing
dan Modal
Sendiri
Terhadap
Volume
Pembiayaan
Berbasis
Bagi Hasil
Pada
Perbankan
Syariah di
Indonesia
Studi Kasus
Bank
Muamalat
Indonesia.
(2003-2013)
Variabel
yang
digunakan
adalah
Modal
Sendiri
Objek
penelitian
pada
Perbankan
Syariah di
Indonesi
Metode
yang
digunakan
adalah
analisis
regresi
linier
berganda.
Variabe
l yang
digunak
an
adalah
DPK,
Tingkat
Bagi
Hasil,
NPF
Jangka
waktu
2003-
2013
Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa uji simultan
(uji F) menunjukkan nilai F hitung
sebesar 331,425 lebih besar dari F
tabel sebesar 2,84, dan didukung
dengan nilai signifikansi lebih kecil
dari 0,05. Uji R2 menunjukkan
nilai R2 diperoleh angka koefisien
determinasi dengan adjusted-R2
sebesar 0,968.
Yustitia
Agil
Reswari &
Ahim
Abdurahim
Pengarh
Tingkat
Suku
Bunga,
Jumlah
Bagi Hasil,
dan LQ45
Terhadap
Simpanan
Mudharaba
h pada Bank
Syariah di
Indonesia
Variabel
yang
digunakan
adalah
Jumlah
Bagi Hasil
Objek
penelitian
pada
Perbankan
Syariah di
Indonesi
Metode
yang
Variabe
l yang
digunak
an
adalah
Tingkat
Suku
Bunga,
dan
LQ45
Jangka
waktu
2006-
2008
Hasil uji regresi linier berganda, uji
t-statistik menunjukkan bahwa
bunga (BIrate) variabel tidak
berpengaruh pada pendanaan.
Variabel bagi hasil memiliki nilai
positif berpengaruh signifikan
terhadap pendanaan, sehingga
dengan LQ 45 memiliki pengaruh
signifikan positif terhadap
pendanaan. Uji statistik F
menjelaskan bahwa semua variabel
independen (bunga, laba berbagi,
dan LQ 45) memiliki pengaruh
terhadap pendanaan, sedangkan
34
(Lanjutan)
Penelitian Terdahulu
Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
digunakan
adalah
analisis
regresi linier
berganda.
untuk uji coba kualitas data,
menjelaskan bahwa semua tes
asumsi klasik dapat dipenuhi.
Dida
Yunta
Hendras
man
(2008)
Analisis
Pengaruh
Simpanan,
Modal Sendiri,
Prosentase
Bagi Hasil dan
MarkUp
Keuntungan
Terhadap
Pembiayaan
Pada Perbankan
Syariah Studi
Kasus Pada
Bank Syariah
Mandiri.
Variabel
yang
digunakan
adalah
Simpanan,
Modal
Sendiri
Variabel yang
digunakan
adalah
Prosentase
Bagi Hasil dan
MarkUp
Keuntungan
Metode yang
digunakan
adalah Error
Correction
Model
Objek
penelitian pada
Bank Syariah
Mandiri
Jangka waktu
Januari 2003 –
Desember 2006
Berdasarkan hasil penelitian
ini, prosentase bagi hasil dan
mark up keuntungan memiliki
pengaruh signifikan dalam
jangka pendek. Dan Simpanan
dan modal sendiri memiliki
pengaruh signifikan dalam
jangka panjang. Hasil analisis
F-test menunjukkan bahwa
simpanan, modal sendiri,
prosentase bagi hasil dan mark
up keuntungan berpengaruh
signifikan secara simultan
dalam jangka pendek dan
jangka panjang.
Uus
Ahmad
Husaeni,
Irpan
Jamil dan
Agus
Slamet
Riadi
(2016)
Analysis of the
Effect Third
Party Funds
and Non
Performing
Financing
toward Return
on Assets of
Sharia Rular
Bank (BPRS) in
Indonesia in the
Year 2014 to
June 2016
Variabel
yang
digunakan
adalah
Simpanan
(DPK)
Metode
yang
digunakan
adalah
analisis
regresi
linier
berganda
Variabel yang
digunakan
adalah NPF
Objek
penelitian pada
BPRS
Jangka waktu
2014 sampai
Juni 2016
Hasil penelitian, secara
bersamaan menunjukkan
bahwa Dana Pihak Ketiga dan
Non Performing Financing
berpengaruh signifikan
terhadap return on asset,
sedangkan sisanya dijelaskan
oleh faktor-faktor lain yang
tidak termasuk dalam
penelitian ini.
35
(Lanjutan)
Penelitian Terdahulu
Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
Risma
Ayu
Kinanti
(2013)
Influence Of
Third-Party
Funds, CAR,
NPF and FDR
Towards the
Returns on
Assets of
Islamic Banks
In Indonesia
Variabel
yang
digunakan
adalah
Simpanan
(DPK)
Metode
yang
digunakan
adalah
analisis
regresi
linier
berganda
Variabel yang
digunakan
adalah CAR,
NPF, dan FDR
Objek
penelitian
terhadap ROA
pada Bank
Syariah di
Indonesia
Jangka waktu
2008-2013
Hasil uji menunjukkan bahwa
Dana Pihak Ketiga, CAR, NPF
dan FDR secara bersamaan
berpengaruh terhadap ROA.
Sedangkan Hasil uji-t
menunjukkan Pihak Ketiga dan
NPF memiliki pengaruh positif
yang signifikan terhadap ROA,
CAR dan FDR memiliki
pengaruh negatif terhadap
ROA bank syariah di
Indonesia.
Herry
Achmad
Buchory
(2015)
Structure of
Third Party
Funds,
Financing
Composition
and Non
Performing
Financing on
Islamic
Banking
Financial
Performance
Variabel
yang
digunakan
adalah
Simpanan
(DPK)
Metode
yang
digunakan
adalah
analisis
regresi
linier
berganda
Variabel yang
digunakan
adalah
Financing
Composition
and Non
Performing
Financing
(NPF)
Jangka waktu
2010-2015
Objek penelitian
pada Perbankan
Syariah
Hasilnya, dapat disimpulkan
bahwa secara parsial, STPF
dan NPF memiliki pengaruh
negatif dan signifikan terhadap
NIM; Sedangkan CF memiliki
efek positif tetapi tidak
signifikan pada NIM. Secara
simultan STPF, CF dan NPF
memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap NIM
dengan tingkat 74,9%,
sedangkan sisanya 23,1%
dianggap dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini.
36
(Lanjutan)
Penelitian Terdahulu
Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
Khodijah
Hidayyat
ul Maula
(2008)
Pengaruh
Simpanan
(DPK), Modal
sendiri, Margin
Keuntungan
dan Non
Performing
Financing
terhadap
Pembiayaan
Murabahah di
Bank Syari’ah
Mandiri.
Variabel
yang
digunakan
adalah
Simpanan
dan Modal
Sendiri
Metode
yang
digunakan
adalah
analisis
regresi
linier
berganda
Variabel yang
digunakan
adalah Margin
Keuntungan
dan Non
Performing
Financing
Objek
penelitian
terhadap
Pembiayaan
Murabahah di
Bank Syari’ah
Mandiri.
Jangka waktu
Januari 2005
sampai
Desember 2007
Dari hasil uji t, menunjukkan
bahwa hanya variabel modal
sendiri dan marjin keuntungan
yang berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap
pembiayaan murabahah. Dan
NPF berpengaruh secara
negatif dan signifikan terhadap
pembiayaan murabahah. Dari
hasil uji F menunjukkan bahwa
variabel simpanan (dana pihak
ketiga), modal sendiri, marjin
keuntungan dan NPF (Non
Performing Financing) secara
bersama-sama
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
pembiayaan murabahah
Sandra
Karlina
(2017)
Analisis
Pengaruh
Simpanan
(DPK), Tingkat
Bagi Hasil, dan
NPF Terhadap
Pembiayaan
(Studi Kasus
pada Bank
Umum Syariah
di Indonesia)
Periode 2011-
2015
Variabel
yang
digunakan
adalah
Simpanan
dan
Tingkat
Bagi Hasil
Objek
penelitian
pada Bank
Umum
Syariah
Variabel yang
digunakan
adalah NPF
Jangka waktu
2011-2015.
Metode yang
digunakan
adalah
purposive
sampling
Berdasarkan hasil dari uji F,
dapat diketahui bahwa variabel
Simpanan (DPK), Tingkat
Bagi Hasil, dan NPF secara
simultan berpengaruh terhadap
pembiayaan. Adjust R2
menunjukan bahwa dalam
penelitian ini seluruh variabel
independen memberikan
kontribusi sebanyak 59%
terhadap variabel dependen.
Sedangkan 41% dipengaruhi
dari variabel bebas lainnya
yang tidak dijelaskan.
37
Pembiayaan merupakan indikator utama untuk mengukur
perkembangan/pertumbuhan pangsa pasar perbankan syariah
nasional, sehingga perlu dikaji faktor-faktor apa saja yang bisa
mempengaruhi besarnya jumlah pembiayaan yang disalurkan ke
masyarkat oleh sebuah lembaga keuangan (perbankan syariah).
Seperti Muhamad dan Rose-Kolari, ekuitas (modal sendiri),
simpanan (DPK), jumlah bagi hasil sebagai faktor-faktor yang
mempengaruhi jumlah pembiayaan yang disalurkan ke
masyarakat oleh bank syariah.
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan uraian teori dan penelitian terdahulu yang telah diuraikan,
maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam
gambar 2.1. Berikut kerangka pemikiran dalam penelitian ini.
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Simpanan
(X2)
Modal Sendiri
(X1)
Jumlah bagi
hasil (X3)
Pembiayaan
(Y)
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
b. Uji Multikolonieritas
c. Uji Heterokedastisitas
d. Uji Autokorelasi
2. Analisis Regresi Berganda
3. Analisis Jalur Struktural I dan II
a. Uji Parsial (Uji-t)
b. Uji Simultan (Uji F)
c. Uji Adjusted R Square
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi
Grand Theory: Pembiayaan
38
D. Keterkaitan Antar Variabel dan Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Modal Sendiri terhadap Pembiayaan
Modal sendiri, secara tradisional modal didefinisikan
sebagai sesuatu yang memiliki kepentingan pemilik dalam seuatu
perusahaan. Berdasarkan nilai buku, Modal didefinisikan sebagai
kekayaan bersih (net worth) yaitu selisih antara nilai buku dan
aktiva dikurangi dengan nilai buku dari kewajiban (liabilities)
(Arifin, 2006:21).
Pada suatu bank sumber perolehan modal bank dapat
diperoleh dari pada pendiri dan pemegang saham. Pemegang
saham menanam modalnya pada bank dengan memperoleh hasil
keuntungan dimasa yang akan datang, Bank sebagai unit bisnis
membutuhkan dana, yaitu berbentuk modal. Dengan kata lain,
modal bank adalah aspek penting bagi suatu unit bisnis bank.
Sebab beroprasi tidaknya suatu bank salah satunya sangan
dipengaruhi oleh kondisi kecukupan modal nya (Muhammad,
2002).
Berdasarkan penelitian terdahulu maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
H01 : Modal Sendiri tidak berpengaruh signifikan terhadap
Pembiayaan pada Bank Umum Syariah periode 2013-2017
Ha1 : Modal Sendiri berpengaruh signifikan inflasi terhadap
Pembiayaan pada Bank Umum Syariah periode 2013-2017
2. Pengaruh Simpanan terhadap Pembiayaan
Menurut Siamat (2005: 63), simpanan ialah dana yang
berasal dari masyarakat, merupakan sumber dana terbesar yang
paling diandalkan bank yang terdiri dari giro, tabungan dan
deposito. Menurut Siamat (2005), penghimpunan dana bank
syariah dari masyarakat luas dapat berbentuk giro, tabungan dan
deposito.
39
Simpanan tidak kalah pentingnya dalam hal pembiayaan,
tanpa simpanan (DPK) yang dimiliki perbankan tidak akan
terbentuk (Muhammad, 2004).
Menurut penelitian Wicaksosno(2015), menunjukan bahwa
semakin meningkat aliran dana pihak ketiga (simpanan) yang
masuk dalam kas bank syariah akan semakin meningkat pula
kegiatan pembiayaan bank. Kondisi ini terjadi karena
bertambahnya aliran dana pihak ketiga yang dilihat dari jumlah
tabungan, giro dan deposito tentu akan membuat aliran dana
yang dapat dimanfaatkan bank untuk melaksanakan kegiatan
pembiayaan berbasis bagi hasil atau mudharabah semakin
meningkat.
Simpanan menurut Muhammad (2004), mempunyai
pengaruh yang paling kuat terhadap pembiayaan. Hal tersebut
dikarenakan simpanan merupakan aset yang dimiliki oleh
perbankan syariah yang paling besar sehingga dapat
mempengaruhi pembiayaan. Dalam hubungan dengan
pembiayaan, simpanan akan mempunyai hubungan positif
dimana semakin tinggi tingkat simpanan pada bank maka akan
semakin meningkat pula kemampuan bank dalam melakukan
pembiayaan.
Berdasarkan penelitian terdahulu maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
H02 : Simpanan tidak berpengaruh signifikan terhadap
Pembiayaan pada Bank Umum Syariah periode 2013-
2017.
Ha2 : Simpanan berpengaruh signifikan inflasi terhadap
Pembiayaan pada Bank Umum Syariah periode 2013-
2017.
40
3. Pengaruh Jumlah Bagi Hasil terhadap Pembiayaan
Bagi hasil menurut Karlina (2017), ialah bentuk return
(perolehan kembaliannya) dari kontak investasi, dari waktu ke
waktu, tidak pasti dan tidak tetap. Besar kecilnya perolehan
kembalian itu bergantung pada hasil usaha yang benar-benar
terjadi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sistem bagi
hasil merupakan salah satu hal terpenting dalam pembiayaan
pada perbankan syariah.
Menurut Nugroho (2005), margin dalam konteks ini adalah
cost recovery ditambah dengan keuntungan yang diinginkan oleh
bank. Margin keuntungan akan berpengaruh terhadap jumlah
permintaan pembiayaan pada bank syariah. Bila margin
keuntungan lebih rendah dari pada rata-rata suku bunga
perbankan nasional, maka pembiayaan syariah semakin
kompetitif. Sebaliknya semakin besar tingkat margin keuntungan
yang ditetapkan oleh bank syariah, maka akan menurunkan minat
nasabah dalam melakukan pembiayaan sehingga bank kesulitan
dalam menyalurkan pembiayaan sehingga bank kesulitan dalam
menyalurkan pembiayaan tersebut. Karena itu, sebaiknya tingkat
margin keuntungan sama atau lebih kecil dari tingkat suku bunga
kredit bank konvensional.
Jumlah bagi hasil sangat berpengaruh terhadap pembiayaan
dikarenakan jika semakin tinggi jumlah bagi hasil pada sebuah
bank maka akan meningkatkan jumlah pembiayaan pada bank
syariah (Heri, 2013).
H03 : Jumlah bagi hasil tidak berpengaruh signifikan terhadap
Pembiayaan pada Bank Umum Syariah periode 2013-
2017.
Ha3: Jumlah bagi hasil berpengaruh signifikan inflasi terhadap
Pembiayaan pada Bank Umum Syariah periode 2013-
2017.
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan asosiatif dengan bentuk hubungan
kausal. Penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang dimaksudkan untuk
mengungkapkan permasalahan yang bersifat hubungan sebab akibat antara
dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2008:37).
Berdasarkan jenisnya, penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif.
Sugiyono (2016:135) mendefinisikan penelitian kuantitatif sebagai metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian ini menggunakan
analisis data kuantitatif, yaitu data yang digunakan dalam penelitian berupa
angka.
Tujuan dari penelitian yaitu untuk mencari pengaruh antara variabel bebas
atau variabel yang mempengaruhi (X) terhadap variabel terikat atau variabel
yang dipengaruhi (Y). Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini
meliputi Modal Sendiri, Simpanan, dan Jmlah Bagi Hasil. Sementara,
variabel terikatnya (dependent) adalah jumlah pembiayaan pada Bank Umum
Syariah, dengan periode penelitian dari tahun 2013 sampai 2017. Variabel-
variabel dalam penelitian ini kemudian diregresikan dengan metode analisis
regresi berganda dengan bantuan SPSS versi 24 dan Microsoft Excel 2010.
B. Metode Penentuan Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek
atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:119). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh bank yang terdaftar di Bank Umum
Syariah di Indonesia yaitu terdiri dari :
42
Tabel 3.1
Populasi Penelitian
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat-
sifat yang sama dari objek yang merupakan sumber data
(Sugiyono, 2011:120).
Metode penentuan sampel dalam penelitian ini
menggunakan sampling jenuh, menurut (Sugiyono, 2001:61)
sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering
dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30
orang. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua
No Nama Bank Kode
1 Bank Syariah Mandiri (BSM)
2 Bank Negara Indonesia Syariah (BNIS)
3 Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS)
4 Bank Muamalat Indonesia (BMI)
5 Bank Mega Syariah (BMS)
6 Bank Syariah Bukopin (BSB)
7 Maybank Indonesia Syariah (MIS)
8 Panin Bank Syariah (PBS)
9 Bank Tabungan Pensiunan
Nasional Syariah (BTPNS)
10 Bank Aceh Syariah (BAS)
11 Bank Maybank Syariah (BMS)
12 Bank Jabar Banten Syariah (BJBS)
13 Bank Victoria Syariah (BVS)
43
anggota populasi dijadikan sampel. Dalam penelitian ini jumlah
data yang terdapat pada Bank Umum Syariah di OJK berjumlah
12 data x 5 tahun = 60 data.
C. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan hal yang harus dilakukan dalam
penyusunan penelitian ini, karena penulis memerlukan data-data yang
lengkap, akurat, dan dapat disahkan kebenarannya. Dalam penelitian ini, data
yang yang diperlukan dengan menggunakan teknik penelitian sebagai berikut:
1. Data Sekunder
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa
data runtut waktu (Time Series) dengan skala bulanan dan tahunan yang
diperoleh langsung dari laporan situs resmi Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) tentang Statistik Perbankan Syariah antara lain : laporan neraca,
laporan laba rugi dan kegiatan usaha secara bulanan dari periode 2013
sampai 2017.
2. Data Penelitian Diperoleh Dengan Cara :
a. Library Search
Berupa pengumpulan data yang diperoleh dari membaca buku-buku,
literature, jurnal, artikel, dan sejenisnya yang berhubungan dengan
aspek yang diteliti sebagai upaya untuk memperoleh data yang valid.
b. Internet Research
Terkadang buku referensi atau literatur yang kita miliki atau pinjam
di perpustakaan tertinggal selama beberapa waktu atau kadaluarsa,
karena ilmu selalu berkembang. Oleh karena itu, untuk
mengantisipasi hal tersebut, penulis melakukan penelitian dengan
teknologi yang juga berkembang yaitu internet sehingga data yang
diperoleh merupakan data yang sesuai dengan perkembangan zaman.
D. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini,untuk mengetahui analisis pengaruh Modal Sendiri,
Simpanan, dan Tingkat Bagi Hasil terhadap Pembiayaan pada Bank Umum
Syariah dengan menggunakan metode data kuantitatif, yaitu data yang
digunakan dalam penelitian berbentuk angka dengan menggunakan metode
44
analisis regresi linier berganda dengan menggunakan program software
Statistical Product and Service Solution versi 24 dan Microsoft Excel 2010.
Berikut ini adalah metode yang digunakan dalam menganalisis data pada
penelitian ini :
1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk mendeteksi apakah terdapat
multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Uji asumsi klasik
penting dilakukan untuk menghasilkan estimator linier tidak bisa dengan
varian yang minimum (Best Linier Unbiased Estimator = BLUE), yang
berarti model regresi tidak mengandung masalah (Gujarati, 2009:72-73)
teorama Gauss-Markow memperkirakan bahwa OLS harus memenuhi
criteria (Best Linier Unbiased Estimator = BLUE) yaitu:
a. Best, yang terbaik. Hasil regresi dikatakan Best apabila garis
regresi yang dihasilkan guna melakukan estimasi atau peramalan
dari sebaran data, menghasilkan error yang terkecil.
b. Linier, merupakan kombinasi dari data sampel. Linier dalam model
artinya model yang digunakan dalam analisis regresi telah sesuai
dengan kaidah model OLS dimana variabel-variabel penduganya
hanya berpangku satu.
c. Unbiased, rata-rata nilai harapan (E/b) harus sama dengan nilai
sebenarnya (b1).
d. Estimator, memiliki varians yang minimal diantara pemerkira lain
yang tidak bias.
Untuk itu diperlukan pendeteksian lebih lanjut diantaranya :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai
residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar
maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil
(Ghozali,2009:160). Nilai residual dikatakan berdistribusi normal
45
jika nilai residual terstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati
nilai rata-ratanya. Untuk mendeteksi apakah nilai residual
terstandarisasi berdistribusi normal atau tidak, maka dapat digunakan
metode analisis grafik dan metode statistik.
Salah satu cara mudah untuk melihat normalitas residual adalah
dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data
observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.
Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat
menyesatkan khususnya jumlah sampel yang kecil. Metode yang
lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang
membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.
Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan
ploting data residual akan membentuk satu garis lurus diagonal. Jika
distribusi data residual normal maka garis yang menggambarkan
data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan bila data tidak normal
diantaranya adalah :
1) Jika jumlah sampel besar, kita perlu menghilangkan nilai
outliner dari data. Kita bisa membuang nilai-nilai yang ekstrem,
baik atas atau bawah. Nilai ekstrem disebut outliers. Pertama
kita perlu membuat grafik, dengan sumbu x sebagai frekuensi
dan y sebagai semua nilai yang ada dalam data kita. Dari sini
kita akan bisa melihat nilai mana yang sangat jauh dari
kelompoknya. Nilai inilah yang kemudian perlu dibuang dari
data kita, dengan asumsi nilai ini muncul akibat situasi yang
tidak biasanya.
2) Melakukan transformasi data, ada banyak cara untuk
mentransformasi data kita misalnya mencari akar kuadrat dari
data kita.
3) Menggunakan alat analisis nonparametric, analisis ini disebut
juga analisis yang distribusi free. Sayangnya analisis ini
seringkali mengubah data menjadi lebih rendah dari tingkatnya.
46
b. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna
diantara variabel atau tidak. Jika dalam model regresi yang terbentuk
terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna diantara variabel bebas
maka model regresi tersebut dinyatakan mengandung gejala
multikolonier (Suliyanto, 2011:81). Cara untuk menentukan apakah
model memiliki gejala multikolonieritas atau tidak, salah satunya
dengan melihat nilai VIF dan Tolerance pada tabel coefficients.
1) Jika nilai VIF < 10.00 dan nilai Tolerance > 0.1, maka tidak
terjadi multikolonieritas
2) Jika nilai VIF > 10.00 dan nilai Tolerance < 0.1, maka terjadi
multikolonieritas
c. Uji Heterokesdastisitas
Uji heterokesdastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
penelitian ke penelitian yang lain (Ghozali, 2006:95).
Berikut beberapa cara dalam mendeteksi adanya
heterokedastisitas :
1) Metode Grafik Scatterplot
Jika terdapat pola tertentu pada grafik scatterplot seperti titik-
titik yang membentuk pola teratur (bergelombang) maka terjadi
heterokedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas dan titik-titik
menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak
terjadi heterokedastisitas.
2) Uji Glejser
Pada uji glejser ini suatu variabel mengalami heterokedastisitas
jika nilai signifikannya < 0.05 dan jika variabel itu tidak
mengalami heterokedastisitas nilai signifikannya > 0.05.
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah keadaan dimana terjadinya korelasi dari
residual untuk pengamatan satu dengan yang lain disusun menurut
47
runtut waktu. Model regresi yang baik mengisyaratkan tidak adanya
masalah autokorelasi. Panduan mengenai pengujian ini dapat dinilai
dalam besaran nilai Durbin Watson atau D-W (Santoso, 2011).
Pedoman pengujiannya adalah sebagai berikut :
1) Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka
hipotesis nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi.
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi
linier berganda. Sebelum melakukan estimasi yang tidak bias dengan
analisis regresi, perlu dilakukan uji (Best Linier Unbiased Estimator =
BLUE). Metode yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel independen (X1, X2….) terhadap variabel dependen
(Y). Pengaruh regresi linier berganda dapat ditulis sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + ……. + bnXn + e
Keterangan:
Y = Variabel tergantung atau terikat (nilai yang diproyeksikan)
a = Intercept (Konstanta)
b1 = Koefisien regresi untuk X1
b2 = Koefisien regresi untuk X2
bn = Koefisien regresi untuk Xn
X1 = Variabel bebas pertama
X2 = Variabel bebas kedua
Xn = Variabel bebas ke n
e = Nilai residu
3. Uji Hipotesis
a. Uji Parsial (Uji-t)
Uji t-test bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh
masing- masing variabel independen secara individual (parsial)
terhadap variabel dependen (Nugroho:2005:54). Nilai dari uji t-test
dapat dilihat pada masing-masing variabel independen, jika
thitung > ttabel dengan taraf nyata 5% maka H0 ditolak dan
H1diterima.
48
Ho : βi = 0 : Variabel modal sendiri, simpanan dan tingkat bagi
hasil tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel pembiayaan secara parsial.
H1 : βi ≠ 0 : Variabel modal sendiri, simpanan dan tingkat
bagi hasil mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel pembiayaan secara parsial.
b. Uji Simultan (Uji F)
Uji F diperuntukan guna melakukan uji hipotesis koefisien
(slope) regresi secara bersamaan (Nachrowi dan Usman:2006:355).
Hasil F-test menunjukan variabel independen secara bersama-sama
berpengaruh terhadap variabel dependen, jika F hitung > F
tabel maka H0 diolak dan H1 diterima. F table dihitung dengan
ketentuan degree of freedom (df)= n-k-1, dimana k adalah jumlah
variabel dependen dan independen.
Ho : βi = 0 : Variabel modal sendiri, simpanan dan tingkat bagi
hasil tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel pembiayaan secara simultan.
H1 : βi ≠ 0 : Variabel modal sendiri, simpanan dan tingkat bagi
hasil mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel pembiayaan secara simultan.
c. Uji Koefisien Determinasi (R Square)
Koefisien determinasi merupakan besarnya kontribusi
variabel bebas terhadap variabel tergantungnya. Semakin tinggi
koefisien determinasi, semakin tinggi kemampuan variabel bebas
dalam menjelaskan variasi perubahan pada variabel tergantungnya
(Pardede dan Manurung, 2014:28). Hasil output SPSS pada model
summary, khususnya angka yang terdapat pada kolom R Square
digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel eksogen
terhadap variabel endogen dengan cara menghitung koefisien (KD)
49
dan menghitung standar error dengan menggunakan rumus sebagai
berikut (Sarwono, 2007:30) :
4. Operasional Variabel Penelitian
Operasional variabel merupakan suatu aspek dalam penelitian yang
memberikan informasi cara pengukuran mengenai variabel yang akan
digunakan dalam penelitian (Sugiyono, 2006). Adapun variabel dalam
penelitian ini adalah:
1. Variabel dependen (Y)
Variabel dependen dari penelitian ini adalah pembiayaan.
Pembiayaan atau financing menurut Muhammad (2005)
yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi
yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun
lembaga. Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk
mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga
pembiayaan seperti bank syariah kepada nasabah.
Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini
diperoleh dari laporan situs resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Data Statistika Perbankan Syariah dilihat dari jumlah
pembiayaan pada Bank Umum Syariah dari tahun 2013 sampai
2017.
2. Variabel independen (X)
a. Modal sendiri (ekuitas)
Modal didefinisikan sebagai sesuatu yang mewakili
kepentingan pemilik dalam suatu perusahaan. Modal ini
merupakan jumlah modal disetor, agio saham, dan
cadangan-cadangan. Skala yang digunakan adalah skala
rasio (Arifin, 2006). Rumus perhitungan modal sendiri
menurut Arifin adalah sebagai berikut :
KD = R2
x 100%
50
Modal =
Data operasional yang digunakan dalam penelitian
ini diperoleh dari laporan situs resmi Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) Data Statistika Perbankan Syariah dilihat
dari jumlah Modal Sendiri pada Bank Umum Syariah dari
tahun 2013 sampai 2017.
b. Simpanan
Secara umum simpanan menurut Yunta (2008)
adalah jumlah keseluruhan dana yang dihasilkan dari
berbagai produk penghimpunan dana seperti giro
wadiah, tabungan wadiah, tabungan, dan deposito
mudharabah.
Data operasional yang digunakan dalam penelitian
ini diperoleh dari laporan situs resmi Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) Data Statistika Perbankan Syariah
dilihat dari jumlah Simpanan (DPK) pada Bank Umum
Syariah dari tahun 2013 sampai 2017.
c. Jumlah bagi hasil
Jumlah bagi hasil adalah keuntungan atau hasil
yang diperoleh dari pengelolaan dana baik investasi
maupun transaksi jual beli yang diberikan kepada nasabah
(Veithzal, 2008).
Data operasional yang digunakan dalam penelitian
ini diperoleh dari laporan situs resmi Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) Data Statistika Perbankan Syariah dilihat
dari jumlah tingkat bagi hasil pada Bank Umum Syariah
dari tahun 2013 sampai 2017.
51
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Dalam bab ini penulis akan menganalisis data yang sudah terkumpul.
Data yang terkumpul diantaranya terdapat variabel independen yaitu Modal
sendiri, Simpanan, dan Tingkat Bagi Hasil sedangkan variabel dependen yaitu
Pembiayaan, Berikut ini akan dijelaskan mengenai perkembangan dari
variabel-variabel yang sudah disebutkan diatas yaitu :
1. Sejarah Singkat Bank Umum Syariah
Sejarah perkembangan bank syariah di Indonesia diilhami
perkembangan bank syariah atau bank Islam di luar negeri yang diawali
dengan berdirinya Bank Mit Ghamr pada 1963 di Mesir. Bank tersebut
tidak berumur panjang dan terpaksa ditutup pada 1967 karena alassan
politik. Namun demikian, semangatnya melahirkan Nasser Social Bank
pada 1972 di Mesir yang lebih berorentasi sosial dari pada komersial.
Selanjutnya, muncul Dubai Islamic Bank pada 1975 di Dubai, Islamic
Development Bank pada 1975 di Jeddah. Saudi Arabia, Faysal Islamic
Bank pada 1977 di Mesir dan Sudan, Kuwait Finance House pada 1997
di Kuwait dan Bank Islam Malaysian Berhad (BIMB) pada 1983 di
Malaysia. (Ikatan Bankir Indonesia, 2014:2).
Perkembangan bank syariah di Indonesia dapat diuraikan sebagai
berikut (Rivai, dkk, 2007:739), pada tahun 1980 muncul ide dan gagasan
konsep lembaga keuangan syariah, uji coba BMT Salman di Bandung
dan koperasi Ridho Gusti. Kemudian pada tahun 1990 dalam lokakarya
MUI para peserta sepakat mendirikan bank syariah di Indonesia.
Pada tanggal 1 Mei 1992 bank syariah pertama bernama Bank
Muamalah Indonesia mulai beroperasi, kemunculan BMI ini kemudian
diikuti dengan lahirnya UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang
mengakomodasi perbankan dengan prinsip bagi hasil baik bank umum
52
maupun BPRS. Kemudian pada Tahun 1998, keluar UU No. 10 Tahun
1998 tentang perubahan UU No. 7 Tahun 1992 yang mengakui
keberadaan bank syariah dan bank konvensional serta memperkenalkan
bank konvensional membuka cabang syariah.
Pada Tahun 1999, keluar UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank
Indonesia yang mengakomodasi kebijakan moneter berdasarkan prinsip
syariah. Dalam hal ini BI bertanggung jawab terhadap pengaturan dan
pengawasan bank komersial termasuk bank syariah. BI dapat menetapkan
kebijakan moeneter dengan menggunakan prinsip syariah. Pada tahun ini
dibuka kantor cabang syariah untuk pertama kali.
Kemudian pada Tahun 2000 BI mengeluarkan regulasi operasional
dan kelembagaan bank syariah dimana BI menetapkan peraturan
kelembagaan perbankan syariah, pengembangan Pasar Uang Antarbank
Syariah (PUAS) dan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) sebagai
instrumen Pasar Uang Syariah. Lalu pada tahun 2001, didirikannya unit
kerja Biro Perbankan Syariah di Bank Indonesia untuk menangani
perbankan syariah.
Pada Tahun 2002, keluar peraturan BI No. 4/1/2002 tentang
Perubahan Kegiatan Usaha Bank Umum Konvensional Menjadi Bank
Umum Berdasarkan Prinsip Syariah. Tahun 2004 keluar UU No. 3 Tahun
2004 tentang perubahan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia
yang makin mempertegas penetapan kebijakan moneter dengan yang
dilakukan oleh BI dapat dilakukan dengan prinsip syariah. Belakangan
UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia diubah dengan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang
Partai Politik. Disamping itu, BI juga menyiapkan peraturan standarisasi
angka, tingkat kesehatan dan lembaga penjamin simpanan. Pada tahun ini
juga terjadi perubahan Biro Perbankan Syariah menjadi Direktorat
Perbankan Syariah di Bank Indonesia.
Dalam era UU No. 10/1998 tentang Perubahan atas UU No. 7/1992
tentang Perbankan, secara teknis mengenai produk mengacu pada PBI
No. 7/46/PBI/2005 tentang Akad Penghimpunan dan Penyaluran Dana
53
bagi bank yang melakanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.
Kemudian sudah diganti dengan PBI No. 9/19/PBI/2007 tentang
Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan
Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa Bank Syariah. Pemberian layanan
syariah juga semakin dipermudah dengan diperkenalkannya konsep
office chanelling pada Tahun 2006, yakni semacam konter layanan
syariah yang terdapat di kantor cabang/kantor cabang pembantu bank
konvensional yang sudah memiliki UUS.
Pada tanggal 16 Juli 2008 UU No. 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah disahkan. UU ini memberikan landasan hukum
industri perbankan syariah nasional dan diharapkan mendorong
perkembangan bank syariah, dimana selama lima tahun terakhir asetnya
tumbuh lebih dari 65% per tahun namun pasarnya (market share) secara
nasional masih dibawah 5% (Rivai, dkk, 2007:740).
2. Fungsi Bank Syariah
Bank syariah adalah bank yang menjalankan fungsi
intermediasinya berdasarkan prinsip-prinsip syariat Islam. Berikut Peran
dan fungsi bank syariah menurut (Arifin) di antaranya sebagai berikut:
a) Menghimpun Dana Masyarakat
Fungsi bank syariah yang pertama adalah
menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana.
Bank syariah mengumpulkan atau menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk titipan dengan menggunakan
akad al-wadiah dan dalam bentuk investasi dengan
menggunakan akad al-mudharabah.
Al-wadiah adalah akad antara pihak pertama
(masyarakat) dengan pihak kedua (bank), dimana pihak
pertama menitipkan dananya kepada bank dan pihak kedua,
bank merima titipan untuk dapat memanfaatkan titipan
pihak pertama dalam transaksi yang diperbolehkan dalam
islam.
54
Al-mudarahbah merupakan akad antara pihak
pertama yang memiliki dana kemudian menginvestasikan
dananya kepada pihak lain yang mana dapat memanfaatkan
dana yang investasikan dengan tujuan tertentu yang
diperbolehkan dalam syariat islam.
b) Penyalur Dana Kepada Masyarakat
Fungsi bank syariah yang kedua ialah menyalurkan
dana kepada masyarakat yang membutuhkan. Masyarakat
dapat memperoleh pembiayaan dari bank syariah asalkan
dapat memenuhi semua ketentuan dan persyaratan yang
berlaku. Menyalurkan dana merupakan aktivitas yang
sangat penting bagi bank syariah. Dalam hal ini bank
syariah akan memperoleh return atas dana yang disalurkan.
Return atau pendapatan yang diperoleh bank syariah atas
penyaluran dana ini tergantung pada akadnya.
Bank syariah menyalurkan dana kepada masyarakat
dengan menggunakan bermacam-macam akad, antara lain
akad jual beli dan akad kemitraan atau kerja sama usaha.
Dalamakad jual beli, maka return yang diperoleh bank atas
penyaluran dananya adalah dalam bentuk margin
keuntungan. Margin keuntukngan merupakan selisih antara
harga jual kepada nasabah dan harga beli bank. Pendapatan
yang diperoleh dari aktivitas penyaluran dana kepada
nasabah yang menggunakan akad kerja sama usaha adalah
bagi hasil.
c) Memberikan Pelayanan Jasa Bank
Fungsi bank syariah disamping menghimpun dana
dan menyalurkan dana kepada masyarakat, bank syariah
memberikan pelayanan jasa perbankan kepada nasabahnya.
Pelayanan jasa bank syariah ini diberikan dalam rangka
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam menjalankan
aktivitasnya. Pelayanan jasa kepada nasabah merupakan
55
fungsi bank syariah yang ketiga. Berbagai jenis produk
pelayanan jasa yang dapat diberikan oleh bank syariah
antara lain jasa pengiriman uang (transfer),
pemindahbukuan, penagihan surat berharga dan lain
sebagainya.
Aktivitas pelayanan jasa merupakan aktivitas yang
diharapkan oleh bank syariah untuk dapat meningkatkan
pendapatan bank yang berasal dari fee atas pelayanan jasa
bank. Beberapa bank berusaha untuk meningkatkan
teknologi informasi agar dapat memberikan pelayanan jasa
yang memuaskan nasabah. Pelayanan yang dapat
memuaskan nasabah ialah pelayanan jasa yang cepat dan
akurat. Harapan nasabah dalam pelayanan jasa bank ialah
kecepatan dan keakuratannya. Bank syariah berlomba-
lomba untuk berinovasi dalam meningkatkan kualitas
produk layanan jasanya. Dengan pelayanan jasa tersebut,
maka bank syariah mendapat imbalan berupa fee yang
disebut fee based income.
B. Deskripsi Data Penelitian
Data penelitian ini disajikan statistic deskriptif dari setiap variabel untuk
mengetahui karakteristik sampel dalam penelitian meliputi mean, median,
standar deviasi, nilai maksimum dan nilai minimum. Berikut adalah statistic
data dari sampel penelitian :
Tabel 4.1
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Variance
Modal Sendiri 60 ,06 ,07 3,85 ,0642 ,00323 ,000
Jumlah Bagi Hasil
60 599,00 16096,00 425934,00 7098,9000 4367,29499 19073265,520
Pembiayaan 60 1582,00 199330,00 4727037,00 78783,9500 84445,28966 7131006946,000
Simpanan 60 148731,00 238225,00 11190575,00 186509,5833 23817,34313 567265833,500
Valid N (listwise) 60
56
Dari tabel 4.1 di atas diketahui bahwa nilai rata-rata Pembiayaan sebesar
78783,9500. Nilai Minimum Pembiayaan sebesar 1582,00 yang terdapat pada
Bank Umum Syariah pada bulan Januari tahun 2015 dan nilai maximum
199330,00 terdapat pada Bank Umum Syariah pada bulan Desember tahun 2014.
Variabel Modal Sendiri menunjukan nilai rata-rata sebesar 0.0642. Nilai
Minimum Modal Sendiri sebesar 0.06 terdapat pada Bank Umum Syariah bulan
Mei tahun 2015 dan nilai maksimum sebesar 0.07 terdapat pada Bank Umum
Syariah bulan Februari tahun 2014.
Variabel Simpanan menunjukan nilai rata sebesar 186509,5833. Nilai
minimum Simpanan sebesar 148731,00 terdapat pada Bank Umum Syariah pada
bulan Januari tahun 2013 dan nilai maximum sebesar 238225,00 terdapat pada
Bank Umum Syariah pada bulan Desember tahun 2017.
Variabel Jumlah Bagi Hasil menunjukan nilai rata-rata sebesar 7098,9000.
Nilai minimum Tingkat Bagi Hasil sebesar 599,00 terdapat pada Bank Umum
Syariah pada bulan Januari tahun 2013 dan nilai maximum sebesar 16096,00
terdapat pada Bank Umum Syariah pada bulan Desember tahun 2014.
C. Analisis Data dan Pembahasan
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah nilai residual yang
telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji normalitas dengan
analisis grafik histogram dan Uji Kolmogorov-Smirnov.
Berikut adalah hasil dari uji normalitas :
57
1. Analisis Grafik Histogram
Gambar 4.1
Grafik Histogram
Sumber : Hasil Output SPSS versi 24
Berdasarkan gambar diatas, histogram Regression Standardized
Residual membentuk kurva seperti lonceng, maka nilai residual
dinyatakan normal atau data berdistribusi normal.
2. Uji Kolmogorov-Smirnov
Tabel 4.2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 60
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 65323,26447000
Most Extreme Differences Absolute ,078
Positive ,065
Negative -,078
Test Statistic ,078
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
58
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Hasil Output SPSS versi 24
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai Sig. (2-tailed)
pada Kolmogorov Smirnov yaitu 0.078 > 0.05 (Sig > ɑ), sehingga
dapat dikatakan bahwa data tersebut berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna
diantara variabel bebas atau tidak. Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada
atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi dapat dari nilai
Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Nilai cut off yang
umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah
nilai Tolerance > 0.10 atau sama dengan VIF < 10, maka model
dinyatakan tidak terdapat gejala multikolinieritas. Dari uji
multikolinieritas yang dilakukan peneliti, tidak ditemukannya data
yang terdapat gejala multikolinieritas, terlihat pada tabel berikut :
Tabel 4.3
Coefficients
Model Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) -784298,684 181407,168 -4,323 ,000
Modal Sendiri 16107208,340 2725556,546 ,616 5,910 ,000 ,984 1,016
Simpanan -,956 ,437 -,270 -2,191 ,033 ,705 1,419
Jumlah Bagi
Hasil 1,002 2,365 ,052 ,424 ,673 ,714 1,400
a. Dependent Variable: Pembiayaan
Sumber : Hasil Output SPSS versi 24
Berdasarkan output pada tabel Coefficients dalam tabel 4.2 diatas
terlihat bahwa dari nilai Tolerance Modal Sendiri adalah sebesar
0.984 (0.984 > 0.10), nilai Tolerance Simpanan adalah sebesar 0.705
59
(0.705 > 0.10), dan nilai Tolerance Jumlah Bagi Hasil adalah sebesar
0.714 (0.714 > 0.10). Berdasarkan tabel diatas untuk nilai VIF Modal
Sendiri adalah sebesar 1.016 (1.016 < 10.00), nilai VIF Simpanan
adalah sebesar 1.419 (1.419 < 10.00), dan nilai VIF Jumlah Bagi Hasil
adalah sebesar 1.400 (1.400 < 10.00). Kesimpulan dari hasil nilai
Tolerance menunjukan > 0.10 dan nilai VIF < 10.00, hal ini
menunjukkan bahwa variabel Modal Sendiri, Simpanan, dan Jumlah
Bagi Hasil terhadap Pembiayaan tidak terdapat gejala
multikolinieritas.
c. Uji Heterokedastisitas
Jika terdapat varian variabel pada model regresi yang tidak sama
(konstan) maka disebut dengan heterokedastisitas. Sebaliknya, jika
varian variabel pada model regresi memiliki nilai yang sama (konstan)
maka disebut dengan homokedastisitas. Yang diharapkan pada model
regresi adalah yang homokedastisitas. Berikut adalah hasil dari uji
heterokedastisitas dengan menggunakan analisis grafik Scatterplot :
Gambar 4.2
Grafik Scatterplot
Sumber : Hasil Output SPSS versi 24
60
Berdasarkan tampilan pada Scatterplot dalam gambar 4.6 Diatas
terlihat bahwa plot menyebar secara acak diatas maupun dibawah
angka nol pada sumbu Regression Studentized Residual. Oleh karena
itu, berdasarkan uji heteroskedastisitas menggunakan metode analisis
grafik pada model regresi yang terbentuk dinyatakan tidak terjadi
gejala heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi
antara anggota serangkaian data observasi yang diuraikan menurut
waktu (time-series) atau ruang (cross section). Beberapa penyebab
munculnya masalah autokorelasi dari sebagian data time-series dalam
analisis regresi adalah adanya kelembaman (inertia) artinya data
observasi pada periode sebelumnya dan periode sekarang, kemungkinan
besar akan mengandung saling ketergantung (interpendence).
Uji Durbin-Watson (Uji D-W) merupakan uji yang sangat popular
untuk menguji ada-tidaknya masalah autokorelasi dari model empiris
yang diestimasi. Berikut merupakan hasil dari uji autokorelasi :
Tabel 4.4
Uji Autokorelasi
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 ,634a ,402 ,370 67050,16832 ,491
a. Predictors: (Constant), Tingkat BaSil, Modal Sendiri, Simpanan
b. Dependent Variable: Pembiayaan
Sumber : Hasil Output SPSS versi 24
Berdasarkan tabel 4.3 diatas, dapat dilihat bahwa nilai Durbin-
Watson adalah sebesar 0.491. Uji autokorelasi dilihat dari Nilai DW
0,491 lebih kecil dari dL yakni 0,6 atau lebih besar dari (4-dL) (4-0,6)
maka hipotesis nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Berdasarkan data-data yang disajikan pada tabel diatas, selanjutnya
akan dianalisis dengan bantuan aplikasi Statistical Product and Service
61
Solution 24 untuk mengetahui besarnya pengaruh Modal Sendiri,
Simpanan, dan Jumlah Bagi Hasil secara bersama-sama terhadap
Pembiayaan. Hasil pengelolaan data dengan aplikasi Statistical Product
and Service Solution 24 dapat dilihat pada tabel 4.7 dibawah ini :
Tabel 4.5
Analisis Regresi Linier Berganda
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -784298,684 181407,168 -4,323 ,000
Modal Sendiri 16107208,340 2725556,546 ,616 5,910 ,000
Simpanan -,956 ,437 -,270 -2,191 ,033
Jumlah BaSil 1,002 2,365 ,052 ,424 ,673
a. Dependent Variable: Pembiayaan
Sumber : Hasil Output SPSS versi 24
Berdasarkan pada tabel 4. diatas, diperoleh model persamaan regresi
sebagai berikut :
Y = -784298,684 + 16107208,340 X1 – 0,956 X2 + 1,002 X3
Keterangan :
Y = Nilai Pembiayaan
X1 = Nilai Modal Sendiri
X2 = Nilai Simpanan
X3 = Nilai Tingkat Bagi Hasil
Adapun interpretasi statistik penulis pada model persamaan regresi
diatas adalah sebagai berikut :
1) Apabila Modal Sendiri, Simpanan, dan Jumlah Bagi Hasil bernilai 0,
maka Nilai Pembiayaan adalah 784298,684%. Artinya adalah jika
Modal Sendiri, Simpanan, dan Jumlah Bagi Hasil tidak melakukan
kegiatan operasional dapat dikatakan bahwa dalam periode 2013
sampai 2017 jumlah Pembiayaan sebesar 784298,684%.
62
2) Jika variabel Modal Sendiri sebesar 16107208,340, artinya adalah
jika setiap kenaikan 1% Modal Sendiri akan menyebabkan
meningkatnya Pembiayaan sebesar 16107208,340% dengan catatan
variabel lain dianggap konstan.
3) Jika variabel Simpanan sebesar -0,956, artinya adalah jika setiap
kenaikan 1% Simpanan menyebabkan menurunnya Pembiayaan
sebesar -0,956 % dengan catatan variabel lain dianggap konstan.
4) Jika variabel Jumlah Bagi Hasil sebesar 1,002, artinya adalah jika
setiap kenaikan 1% Jumlah Bagi Hasil menyebabkan meningkatnya
Pembiayaan sebesar 1,002% dengan catatan variabel lain dianggap
konstan.
3. Uji Hipotesis
a. Uji t (Parsial)
Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-
masing variabel independen yakni Modal Sendiri, Simpanan (DPK),
dan Jumlah Bagi Hasil secara parsial terhadap variabel dependen
yakni Pembiayaan yang diuji pada tingkat signifikan 0.05, maka
variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Hasil
pengujian hipotesis dengan uji t adalah sebagai berikut :
Tabel 4.6
Uji t (Parsial)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -784298,684 181407,168 -4,323 ,000
Modal Sendiri 16107208,340 2725556,546 ,616 5,910 ,000
Simpanan -,956 ,437 -,270 -2,191 ,033
Jumlah BaSil 1,002 2,365 ,052 ,424 ,673
a. Dependent Variable: Pembiayaan
Sumber : Hasil Output SPSS versi 24
1) Hubungan Antara Modal Sendiri Terhadap Pembiayaan
Hipotesis :
63
H0 : βX1 Y1 = 0 (Tidak ada pengaruh yang signifikan antara
Modal Sendiri dengan Pembiayaan
Ha : βX1 Y1 ≠ 0 (Ada pengaruh yang signifikan antara Modal
Sendiri dengan Pembiayaan
Hasil yang didapat pada tabel 4.6 diatas, variabel Modal
Sendiri secara statistik menunjukkan hasil yang signifikan pada
nilai lebih kecil dari ɑ (0,000 < 0,05). Sedangkan nilai t hitung
X1 = 5.910 dan tabel t sebesar 1,999 (df(n-k-1) 66-4-1 = 61, ɑ/2
= 0,025), sehingga t hitung > t tabel (5.910 > 1,999). Maka H0
ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel Modal Sendiri secara parsial berpengaruh secara
signifikan terhadap Pembiayaan.
2) Hubungan Antara Simpanan Terhadap PembiayaanHipotesis :
H0 : βX2 Y1 = 0 (Tidak ada pengaruh yang signifikan antara
Simpanan Terhadap Pembiayaan
Ha : βX2 Y1 ≠ 0 (Ada pengaruh yang signifikan antara
Simpanan Terhadap Pembiayaan
Hasil yang didapat pada tabel 4.6 diatas, variabel
Simpanan secara statistik menunjukkan hasil yang signifikan
pada nilai lebih kecil dari ɑ (0,033 < 0,05). Sedangkan nilai t
hitung X2 = 2,191 dan tabel t sebesar 1,999 (df(n-k-1) 66-4-1 =
61, ɑ/2 = 0,025), sehingga t hitung > t tabel (2,191 > 1,999).
Maka H0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel Simpanan berpengaruh secara signifikan
terhadap Pembiayaan.
3) Hubungan Antara Jumlah Bagi Hasil Terhadap Pembiayaan
Hipotesis :
H0 : βX3 Y1 = 0 (Tidak ada pengaruh yang signifikan antara
Jumlah Bagi Hasil dengan Pembiayaan
64
Ha : βX3 Y1 ≠ 0 (Ada pengaruh yang signifikan antara Jumlah
Bagi Hasil dengan Pembiayaan
Hasil yang didapat pada tabel 4.6 diatas, variabel
Jumlah Bagi Hasil secara statistik menunjukkan hasil yang
tidak signifikan pada nilai lebih besar dari ɑ (0,673 < 0,05).
Sedangkan nilai t hitung X3 = 0,424 dan tabel t sebesar 1,999
(df(n-k-1) 66-4-1 = 61, ɑ/2 = 0,025), sehingga t hitung > t tabel
(0,424 > 1,999). Maka H0 diterima dan Ha ditolak sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel Jumlah Bagi Hasil tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap Pembiayaan.
b. Uji F (Simultan)
Adapun pengujian dalam uji F ini yaitu dengan menggunakan
suatu tabel yang disebut dengan tabel ANNOVA (Analysis of
Variance) apakah secara simultan variabel Modal Sendiri, Simpanan,
dan Jumlah Bagi Hasil memberikan pengaruh yang signifikan atau
tidak terhadap Pembiayaan dengan membandingkan nilai F hitung
dengan F tabel dan melihat nilai signifikan (Sig. < 0.05 atau 5%).
Jika nilai signifikan < 0.05 maka H0 ditolak. Berikut adalah hasil uji
F :
Tabel 4.7
Uji F (Simultan) Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 168968805800,000 3 56322935270,000 12,528 ,000b
Residual 251760604000,000 56 4495725071,000
Total 420729409800,000 59
a. Dependent Variable: Pembiayaan
b. Predictors: (Constant), Tingkat BaSil, Modal Sendiri, Simpanan
Sumber : Hasil Output SPSS versi 24
Berdasarkan tabel 4.7 diatas, nilai F-hitung sebesar 12,528
dengan nilai tingkat signifikansi 0,000. Karena nilai signifikan lebih
kecil dari 0,000 < 0,05, dan nilai F-hitung > F-tabel (12,528 > 2,75)
dengan nilai F tabel df:ɑ, (k-1) (n-k) atau 0,05, (4-1), (66-4) = 2,75.
65
Maka H0 ditolak atau Ha diterima dan dapat disimpulkan bahwa
Modal Sendiri, Simpanan, dan Jumlah Bagi Hasil berpengaruh
secara simultan (secara bersama-sama) terhadap Pembiayaan.
c. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi atau R Square (R2) merupakan besarnya
kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Semakin
tinggi koefisien determinasi semakin tinggi kemampuan variabel
bebas dalam menjelaskan variasi perubahan pada variabel terikatnya.
Koefisien determinasi memiliki kelemahan, yaitu bias terhadap
jumlah variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi dimana
setiap penambahan satu variabel bebas dan jumlah pengamatan
dalam model akan meningkatkan nilai R2 meskipun variabel yang
dimasukkan tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel terikatnya. Untuk mengurangi kelemahan tersebut
maka digunakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan
(Adjusted R Square).
Koefisien determinasi yang telah disesuaikan berarti bahwa
koefisien tersebut telah dikoreksi dengan memasukkan jumlah
variabel dan ukuran sampel yang digunakan. Dengan menggunakan
koefisien determinasi yang disesuaikan, maka nilai koefisien yang
disesuaikan ini dapat naik atau turun oleh adanya penambahan
variabel baru dalam model. Berikut adalah hasil uji Adjusted R
Square :
Tabel 4.8
Uji Adjusted R Square (R2 Adj)
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 ,634a ,402 ,370 67050,16832 ,491
a. Predictors: (Constant), Tingkat BaSil, Modal Sendiri, Simpanan
b. Dependent Variable: Pembiayaan
Sumber : Hasil Output SPSS versi 24
Berdasarkan tabel 4.8 diatas, R menunjukkan nilai korelasi atau
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikatnya. Nilai R
66
sebesar 0.634 atau 63,4% menyatakan bahwa terdapat hubungan
antara Modal Sendiri, Simpanan, dan Jumlah Bagi Hasil secara
bersama-sama terhadap Pembiayaan.
Nilai R Square menunjukkan besarnya pengaruh antara variabel
bebas terhadap variabel terikatnya. Nilai R Square sebesar 0,402
atau 40,2%, menyatakan bahwa terdapat pengaruh sebesar 40,2%
antara Modal Sendiri, Simpanan, dan Jumlah Bagi Hasil secara
bersama-sama terhadap Pembiayaan, sementara sisanya 59.8%
dipengaruhi oleh faktor lain diluar model.
Besarnya nilai Adjusted R Square adalah 0,370 atau sebesar
37,0%. Dapat disimpulkan bahwa pengaruh Modal Sendiri,
Simpanan, dan Jumlah Bagi Hasil secara bersama-sama terhadap
Pembiayaan adalah 37,0%. Sedangkan sisanya 63% (100% - 37,0%)
dipengaruhi variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan kedalam
penelitian ini.
Adapun angka koefisien korelasi (R) menunjukkan nilai sebesar
0,634 yang menandakan bahwa hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikatnya adalah cukup kuat karena tidak berada diantara
0,80 sampai 1,00.
D. Interpretasi
Adapun interpretasi penulis terhadap hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Pengaruh Modal Sendiri terhadap Pembiayaan
Berdasarkan pada tabel 4.5 diatas, variabel Modal Sendiri
mempunyai nilai signifikan 0,000 < 0,05. Hal ini berarti menerima Ha
dan menolak H0, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Modal
Sendiri secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan.
Hal ini dikarenakan besarnya modal sendiri yang dimiliki Bank
Umum Syariah mempengaruhi jumlah pembiayaan yang diberikan. Jadi
semakin besar modal sendiri yang dimiliki bank syariah, maka akan
meningkat pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah, jadi tidak
hanya simpanan saja yang dapat dijadikan sebagai sumber dana untuk
67
pembiayaan tetapi modal sendiri (ekuitas) juga dapat dijadikan sebagai
sumber dana untuk pembiayaan. Walaupun pada dasarnya ekuitas hanya
digunakan sebatas untuk penghitungan CAR (Capital Adequacy Ratio)
sebagai indikator kemampuan penyerapan kerugian dan sebagai batas
maksimum pemberian pembiayaan.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Dida Yunta Hendrasman (2008) yang menyatakan bahwa variabel
Modal Sendiri secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap
Pembiayaan. Hal ini dikarenakan bahwa Bank Syariah menjadikan modal
sendiri (ekuitas) ini sebagai tambahan sumber dana dalam pembiayaan.
2. Pengaruh Simpanan terhadap Pembiayaan
Berdasarkan pada tabel 4.7 diatas, variabel Simpanan mempunyai
nilai signifikan 0,033 < 0,05. Hal ini berarti menerima Ha dan menolak
H0, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Simpanan secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan.
Hal ini dikarenakan dalam membiayai suatu pembiayaan bagi hasil
perbankan syariah perlu melihat banyaknya dana yang terdapat dalam
perbankan syariah tersebut, dan simpanan merupakan salah satu sumber
dana yang dikumpulkan oleh perbankan syariah. Dengan terkumpulnya
simpanan dalam jumlah banyak, perbankan syariah juga bisa
mengeluarkan pembiayaan bagi hasil dalam jumlah banyak, hal ini sesuai
dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara simpanan dengan pembiayaan.
Semakin meningkatnya Simpanan yang dikumpulkan oleh bank
syariah maka makin meningkat pula pembiayaan atau penyaluran dana
yang diberikan bank syariah kepada masyarakat.(Maryanah, 2008:17)
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kholisatun Ni’mah (2015) menunjukan bahwa simpanan (DPK)
berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan yang disalurkan pada bank
syariah.
Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Dida Yunta (2009) yang menyebutkan bahwa variabel Simpanan
68
mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel pembiayaan,
signifikannya variabel ini sudah sesuai dengan teori yang dikemukakan
oleh Rose dan Kalori bahwa salah satu sumber dana yang dapat
digunakan untuk pembiayaan salah satunya ialah Simpanan.
Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Akhyar Adnan
(2005) yang menyebutkan bahwa variabel Simpanan (DPK) mempunyai
hubungan positif signifikan terhadap pembiayaan pada Bank Syariah.
3. Pengaruh Jumlah Bagi Hasil Terhadap Pembiayaan
Berdasarkan pada tabel 4.7 diatas, variabel Jumlah Bagi Hasil
mempunyai nilai tidak signifikan 0,673 < 0,05. Hal ini berarti menolak
Ha dan menerima H0, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Jumlah
Bagi Hasil secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
Pembiayaan.
Seperti yang peneliti asumsikan, bahwa Jumlah bagi hasil tidak
akan berpengaruh pada volume pembiayaan bagi hasil. Hal ini
dikarenakan besar kecilnya bagi hasil yang diterima pihak nasabah juga
akan mempengaruhi besar kecilnya resiko yang akan diterima oleh
nasabah.
Menurut Fajrin (2015) berdasarkan parameter dari koefisien regresi
dapat dijelaskan bahwa apabila jumlah bagi hasil tinggi maka volume
pembiayaan bagi hasil akan rendah. Pembiayaan berbasis bagi hasil, yaitu
mudharabah dan musyarakah ini bersifat Natural Uncertainty Contract
(NUC) yang cenderung memiliki risiko yang tinggi dibandingkan dengan
jenis pembiayaan lainnya karena return yang diperoleh bank tidak pasti.
Oleh karena itu, bank akan cenderung banyak menyalurkan pembiayaan
berbasis bagi hasil ini jika jumlah bagi hasilnya tinggi dalam arti tidak
lebih kecil dari risiko yang mungkin terjadi (prinsip high risk high return).
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan
oleh Fajrin (2015) yang menyatakan bahwa jumlah bagi hasil tidak
berpengaruh positif signifikan terhadap volume pembiayaan karena besar
kecilnya bagi hasil dan margin yang diterima nasabah juga tidak akan
mempengaruhi besar kecilnya resiko yang akan diterima oleh nasabah.
69
Tetapi hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Gilang (2013)
bahwa secara parsial jumlah bagi hasil berpengaruh signifikan positif
terhadap pembiayaan karena semakin tinggi jumlah bagi hasil pada
sebuah bank syariah maka akan meningkatkan jumlah pembiayaan.
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dipaparkan
pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. variabel Modal Sendiri memiliki nilai coefficient 0.000< 0.05, maka
Modal Sendiri berpengaruh terhadap Pembiayaan yang memiliki arti
secara parsial Modal Sendiri berpengaruh terhadap Pembiayaan.
2. variabel Simpanan memiliki nilai coefficient 0.033> 0.05, maka
Simpanan berpengaruh terhadap Pembiayaan yang memiliki arti secara
parsial Simpanan berpengaruh terhadap Pembiayaan.
3. variabel Jumlah Bagi Hasil memiliki nilai coefficient 0.673> 0.05,
maka Jumlah Bagi Hasil tidak berpengaruh terhadap Pembiayaan yang
memiliki arti secara parsial Jumlah Bagi Hasil tidak berpengaruh
terhadap Pembiayaan.
4. Nilai Probability (F-statistic) 0.000 < 0.05, maka terdapat pengaruh
signifikan antara Modal Sendiri, Simpanan, dan Jumlah Bagi Hasil
terhadap Pembiayaan bank umum syariah di Indonesia yang memiliki
arti variabel independent Modal Sendiri, Simpanan, dan Jumlah Bagi
Hasil berpengaruh terhadap variabel dependent Pembiayaan.
5. Modal Sendiri merupakan variabel yang paling dominan yang dilihat
berdasarkan variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap
jumlah pembiayaan, dengan nilai coefficient Modal Sendiri sebesar
16107208,340, dimana nilai tersebut lebih besar jika dibandingkan
dengan nilai coefficient Simpanan sebesar -0,956.
71
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka penulis
mencoba mengemukakan implikasi yang mungkin dapat bermanfaat
diantaranya:
1. Bagi Perbankan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa Modal Sendiri,
Simpanan, dan Jumlah Bagi Hasil berpengaruh terhadap Pembiayaan.
Oleh karena itu, pihak bank harus semaksimal mungkin menghimpun
Simpanan (DPK) dengan cara mengembangkan produk-produk
inovatif yang efektif dan efisien bagi nasabah dan juga harus
mempertahankan modal sendiri sebab menjadi ukuran terhadap
kebutuhan modal minimum dan memiliki pengaruh terhadap
pembiayaan.
Pada Bank Umum Syariah, agar lebih ditingkatkan lagi kinerja
pada perbankan syariah di indonesia dengan meningkatkan jumlah
pembiayaan pada setiap bank syariah, terutama pada faktor-faktor yang
mempengaruhi pembiayaan.
Untuk mengoptimalkan volume pembiayaan berbasis bagi hasil
(mudharabah dan musyarakah) hendaknya perbankan syariah berupaya
meningkatkan jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun dengan cara
melakukan sosialisasi mengenai produkproduk yang dimiliki secara
lebih gencar. Selain itu, perlu dilakukan upaya-upaya untuk
mengedukasi masyarakat tentang produk penghimpunan dana terutama
yang menggunakan prinsip bagi hasil seperti deposito mudharabah.
Peningkatan dana dari sumber investasi ini dapat dialokasikan untuk
meningkatkan jumlah pembiayaan mudharabah dan musyarakah yang
disalurkan kepada masyarakat. Dengan demikian, diharapkan porsi
pembiayaan dengan prinsip profit and loss sharing tersebut dapat
mendominasi produk pembiayaan bank syariah. Pada akhirnya,
perbankan syariah dapat meningkatkan kontribusinya dalam
72
menggerakkan sektor riil sekaligus merubah persepsi masyarakat yang
beranggapan bahwa produk bank syariah sama dengan produk bank
konvensional.
Perbankan syariah perlu memelihara jumlah bagi hasil pada level
yang kompetitif dan menguntungkan dengan cara melakukan penilaian
yang seksama terhadap usaha yang akan dibiayai sehingga pembiayaan
yang disalurkan menghasilkan return yang optimal.
2. Bagi Akademisi
Penelitian ini akan menambah kepustakaan dibidang perbankan
syariah khususnya di Bank Umum Syariah dan dapat dijadikan sebagai
bahan bacaan untuk menambah wawasan khususnya dalam hal
mengenai Modal Sendiri, Simpanan, dan Jumlah Bagi Hasil yang
mempengaruhi Pembiayaan pada Bank Umum Syariah di Indonesia.
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan mengembangkan penelitian ini
sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya seperti menambahkan teori
terbaru, metode, dan alat uji berbeda dengan objek penelitian yang
lain.
73
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Anshori, Abdul Ghofur, “Perbankan Syariah di Indonesia”, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta, 2007.
Antonio Syafi‟i, “Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik”, Jakarta : Gema Insani
Press, 2001.
Arifin, Zainul, “Dasar-Dasar Manajemen Bank Syarah”, Cetakan Ketiga,
Pustaka Alvabet, Jakarta, 2005.
Arifin, Zainul, “Dasar-Dasar Manajemen Bank Syarah”, Cetakan Keempat,
Pustaka Alvabet, Jakarta, 2005.
Arifin, Zainul, “Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah”, Pustaka Alvabet,
Jakarta, 2006.
Ghazali Imam, “Aplikasi Multivariate dengan program SPSS”, Semarang : badan
Penerbit UNDIP, 2001.
Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”,
Semarang : Badan Penerbit Undip, 2006.
Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”,
Semarang : Badan Penerbit Undip, 2009.
Gujarati dan Porter, “Dasar-Dasar Ekonometrika”, Jakarta: Salemba Empat,
2009.
Ikatan Bankir Indonesia. “Memahami Bisnis Bank Syariah”, PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2014.
Imamul Arifin, “Membuka Cakrawala Ekonomi”, Jakarta: Setia Purna Inves,
2007.
Ismail, “Perbankan Syariah”, Jakarta: Kencana, 2011.
Jonathan Sarwono, “Analisis Jalur untuk Riset Bisnis dengan SPSS”, Yogyakarta
: Andi Offset, 2007.
Karim, Adiwarman. “Ekonomi Islam, Suatu Kajian Kontemporer”, Gema Insani
Press, Jakarta, 2004.
74
Karim, “Bank Islam: Analisis Fikih dan Keuangan”, Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2004.
Karim, Adiwarman, “Bank Islam: Analisis Fikih dan Keuangan”, Edisi Ketiga,
PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006.
Kasmir, “Manajemen Perbankan”, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002.
Khalil, Jafril, “Prinsip Syariah dalam Perbankan”, Jurnal Hukum Bisnis Vol. 20
Agustus-September, Jakarta, 2002.
Kurniawan, Sadwianto,”Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran
Dana Kredit Usaha Kecil oleh Bank di Indonesia”, Skripsi Program Studi
Ekonomi Pembangunan FE UII, Yogyakarta, 2001
Muhammad, “Manajemen Bank Syariah”, Yogyakarta: UPP Sekolah Tinggi
Manajemen YKPN, Yogjakarta, 2002.
Muhammad, “Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin pada Perbankan
Syariah”, Yogyakarta: UII press, 2004.
Muhammad, “Manajemen Pembiayaan Bank Syariah”, Yogyakarta: UPP AMP
YKPN, 2005.
Muhammad, “Manajemen Bank Syariah”, Yogyakarta: UPP Sekolah Tinggi
Manajemen YKPN, Yogjakarta, 2005.
Nachrowi, Djalal Nachrowi dan Hardius Usman, “Pendekatan Populer dan
Praktis Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan”, Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2006.
Nazir, “Metode Penelitian”, Ghalia Indonesia, Bogor, 2014.
Nugroho, Bhuono Agung, “Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian
dengan SPSS”, Edisi Pertama, CV Andi Offset, Yogyakarta, 2005.
Pardede, R. dan Manurung, R., “Analisis Jalur Teori dan Aplikasi dalam Riset
Bisnis”, Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta, 2014.
Pramuraharjo, Budi, “Analisis Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Deposito
Pembiayaan dan Liquiditas Perbankan Syariah di Indonesia”, Tesis PSTTI,
UI, 2005.
Ridwan Muhammad, “Manajemen Baitul Maal wa Tamwil (BMT)”, Yogyakarta :
UII pres, 2005.
75
Rivai, Veithzal, dkk. “Bank and Financial Instituition Management,
Conventional and Sharia System”, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2007.
Rivai Vietzal dan Arvian Arifin, “Bank Islam Sebuah Teori Konsep dan
Aplikasi”, Jakarta, Bumi Aksara, 2010.
Rose, Peter S. dan James W. Kolari, “Financial Institution: Understanding and
managing financial services”, Richard D.Irwin, Inc., USA, 1995.
Santoso, Ruddy Tri, (1995) “Prinsip Dasar Akuntansi Perbankan”, Penerbit:
Andi Offset, Yogyakarta, 2011.
Siamat, Dahlan, “Manajemen Lembaga Keuangan”, Edisi Keempat, Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2004.
Sudarsono Heri, “Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan
Ilustrasi”, Yogyakarta, Ekonisia, 2003.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi (Mixed
Methods). Bandung: Alfabeta.
Suharno, “Prinsip-Prinsip Dasar Kebijakan Publik” Yogyakarta: UNY Press,
2009.
Suliyanto, “Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS”,
Yogyakarta: ANDI, 2011.
Suyatno Thomas, “Kelembagaan Perbankan”, Jakarta, PT Gramedia Pstaka
Utama, 2001.
Veithzal dan Rivai, “Islamic Financial Management”, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2008.
Wiyono, Slamet, “Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syariah
Berdasar PSAK dan PAPSIT”, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta,
2005.
B. Penelitian / Jurnal
Adnan, Akhyar, “Analisis Hubungan Simpanan, Modal Sendiri, NPL, Prosentase
Bagi Hasil, dan Markup Keuntungan terhadap Pembiayaan pada Perbankan
Syariah”, Jurnal, 2005.
Arumsari, Refita, “Analisis Pengaruh Modal Sendiri, NPF, Prosentase Bagi
Hasil dan Mark Up Keuntungan Terhadap Pembiayaan (Studi Kasus Pada
76
Bank Umum Syariah Nasional Devisa Periode 2007-2010)”, Jurnal
Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga,
Yogyakarta, 2012.
Aziza, Ratu, “Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing
Financing (NPF), Capital Adequacy Ratio (CAR), Modal Sendiri dan Marjin
Keuntungan Terhadap Pembiayaan Murabahah (Studi Kasus pada Bank
Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2015)”, Skripsi, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2017.
Badruzaman, Najahi, “Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Tingkat Bagi
Hasil, Sertifikat Wadiah Bank Indonesia Terhadap Pembiayaan Pada
Perbankan Syariah di Indonesia (studi kasus pada pt bank syariah
mandiri)”, Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2009.
Buchory, Herry, “Structure of Third Party Funds, Financing Composition and
Non Performing Financing on Islamic Banking Financial Performance”,
Jurnal, 2015.
Fajrin, Isnaini.“Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Tingkat Bagi Hasil, Non
Performing Financing dan Modal Sendiri Terhadap Volume Pembiayaan
pada Perbankan Syariah Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia”, Jurnal
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015.
Giannini, Nur Gilang, “Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabah
Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia”, Accounting Analysis Journal,
Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2013.
Hendrasman, Dida, “Analisis Pengaruh Simpanan, Modal Sendiri, Prosentase
Bagi Hasil dan MarkUp Keuntungan Terhadap Pembiayaan Pada Perbankan
Syariah Studi Kasus Pada Bank Syariah Mandiri”, Skripsi, Fakultas Ekonomi
dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah , Jakarta,
2008.
Izzati, Mitzalina, “Analisis Pengaruh Simpanan Dana Pihak Ketiga (DPK),
Modal (Ekuitas) Non Performing Financing (NPF), Growth Non Performing
Financing (GNPF) terhadap Pembiayaan Istishna pada Bank Umum Syariah
(Studi Kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011 – 2016)”,
77
Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 2017.
Johnson David W and Roger T. Johnson, “Cooperative Learning Methode: A
Meta-Analysis”, Journal of Research in Education, 2002.
Karlina, Sandra, “Analisis Pengaruh Simpanan (DPK), Tingkat Bagi Hasil, dan
NPF Terhadap Pembiayaan (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah di
Indonesia) Periode 2011-2015”, Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2017.
Kinanti, Risma, “Influence Of Third-Party Funds, CAR, NPF and FDR Towards
the Returns on Assets of Islamic Banks In Indonesia”, Jurnal, 2013.
Maryanah, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Bagi Hasil di Bank
Syariah Mandiri”, Jurnal Ekonomi Keuangan dan Bisnis Islami, vol.4, No.1,
Hal 17, Jakarta, 2008.
Maula, Khodijah, “Pengaruh Simpanan (DPK), Modal sendiri, Margin
Keuntungan dan Non Performing Financing terhadap Pembiayaan
Murabahah di Bank Syari’ah Mandiri”, Jurnal Fakultas Syariah, Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2008.
Pratin dan Adnan, Akhyar, “Analisis Hubungan Simpanan, Modal Sendiri, NPL,
Prosentase Bagi Hasil Dan Markup Keuntungan Terhadap Pembiayaan Pada
Perbankan Syariah Studi Kasus Pada Bank Muamalat Indonesia (BMI)”,
SINERGI 2005. ISSN: 1410-9018, 2005.
Uus Ahmad Husaeni, Irpan Jamil dan Agus Slamet Riadi, “Analysis of the Effect
Third Party Funds and Non Performing Financing toward Return on Assets
of Sharia Rular Bank (BPRS) in Indonesia in the Year 2014 to June 2016”,
Jurnal, 2016.
Wicaksono, Ario, “Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Metode
DuPont System pada PT Pupuk Kujang Cikampek (2005-2009)”, Skripsi,
Telkom University, 2011.
C. Laporan
Dewan Syariah Nasional DSN nomor : 15/DSN-MUI/IX/2000
Dewan Syariah Nasional nomor 9/DSN/MUI/IV/2000
Laporan Statistika Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan
78
Undang-Undang Perbankan No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan Pasal 1
Undang-Undang No.21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah
Undang-Undang Tentang Perbankan, Undang-Undang No. 10 Tahun 1992.
Undang-Undang Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1992
Tentang Perbankan, Undang-Undang No. 10 Tahun 1998.
79
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Data Variabel Penelitian
1. Variabel Independen
a. Modal Sendiri
Bulan
Tahun
2013 2014 2015 2016 2017
Januari 059737973 071803005 063878483 066396465 064166836
Februari 064415091 072201503 063700112 065602727 063738604
Maret 060466692 068667372 059271791 065022903 062401392
April 062030799 068317793 05906387 065357154 062605795
Mei 060813947 067304114 05891034 061768507 062271232
Juni 063070194 066849537 059025061 062643481 061007726
Juli 064046938 071031909 060937093 063523182 064442678
Agustus 064272068 068804047 062065722 064522892 062343778
September 0647531 070258894 062453484 063650859 061089414
Oktober 065077519 068123334 064017556 063986949 060633157
November 065607172 069458284 065611282 065688698 065230713
Desember 068145421 066372185 061003436 060939008 062393176
Sumber : Statistika Perbankan Syariah OJK (dalam presentase)
80
b. Simpanan
Bulan Tahun
2013 2014 2015 2016 2017
Januari 148.731 177.930 164.291 173.230 205.783
Februari 150.795 178.154 163.159 173.834 208.429
Maret 156.964 180.945 165.034 174.779 213.199
April 158.519 185.508 164.400 174.135 218.944
Mei 163.858 190.783 164.375 174.354 220.392
Juni 163.966 191.594 162.817 177.051 224.420
Juli 166.453 194.299 165.378 178.768 228.080
Agustus 170.222 195.959 164.561 178.934 225.440
September 171.701 197.141 166.433 198.976 232.349
Oktober 174.018 207.121 165.857 199.462 229.957
November 176.292 209.644 167.150 202.332 232.756
Desember 183.534 217.858 174.895 206.407 238.225
Sumber : Statistika Perbankan Syariah OJK
c. Jumlah Bagi Hasil
Bulan Tahun
2013 2014 2015 2016 2017
Januari 599 898 1.304 1.384 1 .228
Februari 1.194 1.773 2.485 2 .056 2 .401
81
Maret 1.828 2.700 3.568 3 .100 3 .695
April 2.470 3.657 4.722 4 .064 4 .940
Mei 3.121 6.151 5.927 5 .187 6 .316
Juni 3.819 7.498 7.074 6 .220 7 .590
Juli 4.531 8.951 8.268 7 .304 8 .918
Agustus 5.239 10.374 9.682 8 .254 1 0.243
September 5.996 11.824 10.843 9 .485 1 1.581
Oktober 6.825 13.220 12.087 1 0.640 1 2.877
November 7.668 14.511 13.343 1 1.879 1 4.228
Desember 8.545 16.096 14.772 13.179 15.602
2. Variabel Dependen
a. Pembiayaan
Bulan Tahun
2013 2014 2015 2016 2017
Januari 149.672 181.398 1.582 1.893 1.836
Februari 154.072 181.772 3.125 3 .214 3 .551
Maret 161.081 184.964 4.694 4 .781 5 .424
April 163.407 188.063 6.233 6 .326 7 .241
Mei 167.259 189.690 7.797 7 .957 9.048
Juni 171.227 193.136 9.297 9 .501 10.995
Juli 174.486 194.079 10.894 1 1.121 12.980
82
Agustus 174.537 193.983 12.667 1 2.635 14.861
September 177.320 196.563 14.185 1 3.921 16.758
Oktober 179.284 196.491 15.760 1 6.064 18.677
November 180.833 198.376 17.287 1 7.834 20.588
Desember 184.122 199.330 18.952 1 9.702 22.511
Sumber : Statistika Perbankan Syariah OJK
83
Lampiran 2 : Uji Statistik Deskriptif
Lampiran 3 : Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 60
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 65323,26447000
Most Extreme Differences Absolute ,078
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Sum Mean
Std.
Deviation Variance
Modal Sendiri 60 ,06 ,07 3,85 ,0642 ,00323 ,000
Jumlah BaSil 60 599,00 16096,00 425934,00 7098,9000 4367,29499 19073265,52
0
Pembiayaan 60 1582,00 199330,00 4727037,00 78783,9500 84445,28966 7131006946,
000
Simpanan 60 148731,00 238225,00 11190575,0
0
186509,583
3
23817,34313 567265833,5
00
Valid N
(listwise)
60
84
Positive ,065
Negative -,078
Test Statistic ,078
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
2. Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -784298,684 181407,168 -4,323 ,000
Modal Sendiri 16107208,34
0
2725556,546 ,616 5,910 ,000 ,984 1,016
Simpanan -,956 ,437 -,270 -2,191 ,033 ,705 1,419
Jumlah BaSil 1,002 2,365 ,052 ,424 ,673 ,714 1,400
a. Dependent Variable: Pembiayaan
3. Uji Heterokedastisitas
85
4. Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,634a ,402 ,370 67050,16832 ,491
a. Predictors: (Constant), Tingkat BaSil, Modal Sendiri, Simpanan
b. Dependent Variable: Pembiayaan
Lampiran 4 : Uji Hipotesis
1. Uji t (Parsial)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -784298,684 181407,168 -4,323 ,000
Modal Sendiri 16107208,340 2725556,546 ,616 5,910 ,000
Simpanan -,956 ,437 -,270 -2,191 ,033
Jumlah BaSil 1,002 2,365 ,052 ,424 ,673
a. Dependent Variable: Pembiayaan
2. Uji F (Simultan)
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 168968805800,
000
3 56322935270,0
00
12,528 ,000b
Residual 251760604000,
000
56 4495725071,00
0
Total 420729409800,
000
59
a. Dependent Variable: Pembiayaan
b. Predictors: (Constant), Tingkat BaSil, Modal Sendiri, Simpanan
86
Lampiran 4 : Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,634a ,402 ,370 67050,16832 ,491
a. Predictors: (Constant), Tingkat BaSil, Modal Sendiri, Simpanan
b. Dependent Variable: Pembiayaan