i
ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN
MAKROEKONOMI TERHADAP PRICE TO EARNING RATIO DALAM
SAHAM-SAHAM BUMN SEKTOR INFRASTRUKTUR
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)
Oleh:
Muhammad Gifari Al Qadri
NIM: 1113081000032
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2017 M
ii
ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN
MAKROEKONOMI TERHADAP PRICE TO EARNING RATIO DALAM
SAHAM-SAHAM BUMN SEKTOR INFRASTRUKTUR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)
Oleh:
Muhammad Gifari Al Qadri
NIM: 1113081000032
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2017 M
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Pribadi
Nama
Tempat, Tanggal Lahir
Linkedin:
Twitter/IG/Line:
Blog
Alamat:
Domisili
KTP
:
:
:
:
:
:
:
:
Muhammad Gifari Al Qadri
Ciamis, 25 Februari 1995
/muhammad-gifari-al-qadri-96b4aa70/
@gif_alqa
http://gifari25.blogspot.com
Jln. Legoso Gg. Bungur RT/RW 05/08 Kel.
Pisangan, Kec. Ciputat Timur
Tangerang Selatan, Banten
Jln. Jendral Sudirman No. 251 RT/RW 02/13
Kel. Sindangrasa Kec. Ciamis
Ciamis, Jawa Barat
B. Riwayat Pendidikan
2013 – 2017 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Manajemen
2010 – 2013 : MAN Insan Cendekia Gorontalo, Bone Bolango
2007 – 2010 : MTs Al-Islam Cijantung, Ciamis
2001 – 2007 : SDN 2 Sindangrasa, Ciamis
2000 – 2001 : TK Atikan, Ciamis
C. Pengalaman Organisasi
2017 : Koor Media & Opinion – FRESH (Fatahillah Research
for Science and Humanity)
2016 : Sekretaris Umum – UKM LDK (Lembaga Dakwah
Kampus) Syahid UIN Jakarta
2015 : Koor Pokja Litbang – UKM Pramuka UIN Jakarta
2011 – 2012 : Koor Layout – Buletin Ath-thullab MAN IC Gorontalo
2008 – 2009 : Wakil I Ketua OSIS MTs Al – Islam Cijantung Ciamis
vii
ABSTRACT
The aim of this study is to analyze the fundamental and macroeconomic factors
affecting the Price Earning Ratio (PER) companies as the Indonesian State
Owned Enterprises company (BUMN) incorporated in the Infrastructures,
Utilities, and Transportation sector in Indonesia Stock Exchange (BEI) in the
period 2011 – 2013. Fundamental company measured by several indicators such
as the level of earnings / profitability as measured by Earning Per Share (EPS)
and Earning Growth (EG), and the book value of shares measured by the Price to
Book Value (PBV). Macroeconomics factors measured by several variable such
as exchange rate and Gross Domestic Product. This study uses panel data
regression analysis with the help of software EViews 9.
The test results stated that the variable that has positive influence on Price
Earning Ratio (PER) is Price to Book Value ( ) equal to 0,1334. While the
variables that negatively affect the Price Earning Ratio (PER) is Earning Per
Share ( ) equal to -0.000296, Earning Growth ( ) equal to -0.053935 and
Rupiah Exchange Rate ( ) equal to -1.050647. Gross Domestic Product ( )
variable has no effect on Price Earning Ratio (Y). Adjusted R-square value of
0,856394 which shows the ability of the independent variable (X) used in this
study include the Earning Per Share ( ), Earning Growth ( ), Price to Book
Value ( ), exchange rate ( ), and Gross Domestic Product ( ) can explain the
dependent variable (Y) is Price Earning Ratio of 85,6394%, the rest is equal to
14,3606% explained by variables included in the model such as stock market
prices, the level of liquidity, the level of solvability, risk investment, and other
macroeconomic factors such as inflation and changes in interest rates.
Keyword: Price Earning Ratio, Earning Per Share, Earning Growth, Price to
Book Value, exchange rate, Gross Domestic Product, Infrastructure, Indonesian
State Owned Enterprises, Panel data
viii
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor fundamental
dan makroekonomi yang berpengaruh terhadap Price Earning Ratio (PER)
perusahaan sebagai dasar penilaian saham pada saham BUMN sector
Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
2011-2016. Fundamental perusahaan diukur melalui beberapa indikator seperti
tingkat rentabilitas/profitabilitas yang diukur melalui Earning Per Share (EPS)
dan Earning Growth (EG), dan nilai buku saham yang diukur melalui Price to
Book Value (PBV). Sedangkan pengaruh faktor makroekonomi diukur dengan
variable kurs rupiah dan Produk Domestik Bruto (PDB). Penelitian ini
menggunakan analisis regresi data panel dengan bantuan software EViews 9.
Hasil pengujian menyatakan bahwa variabel yang berpengaruh positif terhadap
Price Earning Ratio (PER) adalah Price to Book Value ( ) sebesar 0,133351.
Sedangkan variabel yang berpengaruh negatif terhadap Price Earning Ratio
(PER) adalah Earning Per Share ( ) sebesar -0.000296, Earning Growth ( )
sebesar -0.053935 dan Kurs Rupiah ( ) sebesar -1.050647. Variabel Produk
Domestik Bruto ( ) tidak berpengaruh terhadap Price Earning Ratio (Y). Nilai
adjusted R-square sebesar 0,856394 yang menunjukkan kemampuan variabel
independent (X) yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi dari Earning
Per Share ( ), Earning Growth ( ), Price to Book Value ( ), Kurs Rupiah
( ), dan Produk Domestik Bruto ( ) dapat menjelaskan variabel dependen (Y)
yaitu Price Earning Ratio sebesar 85,6394%, sedangkan sisanya yaitu sebesar
14,3606% dijelaskan oleh variabel yang tidak masuk dalam model seperti harga
pasar saham, tingkat likuiditas, solvabilitas, risiko investasi, dan faktor ekonomi
makro lainnya seperti inflasi dan perubahan suku bunga.
Kata Kunci: Price Earning Ratio, Earning Per Share, Earning Growth, Price to
Book Value, Kurs Rupiah, Produk Domestik Bruto, Infrastruktur, BUMN, Data
panel
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karuniaNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Salawat serta salam senantiasa tercurah kepada penerang bagi
peradaban modern yakni Baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang
mengantarkan manusia dari zaman jahiliyah ke zaman yang berperadaban modern
ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat guna
mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat diselesaikan
tanpa dukungan dari berbagai pihak. Maka dari itu, penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam
penyusunan skripsi ini, terutama kepada:
1. Kedua orang tua penulis, Papa Moh. Amrullah dan Mamah Oom
Mukaromah yang senantiasa memberi dukungan dan bimbingan yang
tak terhingga dan tak mudah untuk dibalas.
2. Saudari penulis, Teh Lailani Kasyfi Amania dan Neng Rini Zahraini
Nurazmi yang memberi semangat untuk menuntaskan tugas akhir ini.
3. Dr. M. Arief Mufraini Lc., MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si selaku Kepala Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Dr. Hj. Pudji Astuti, SE., MM selaku Dosen Pembimbing 1 Skripsi
yang telah membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini
dari tahap awal hingga selesai.
6. Seluruh bapak/ibu dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
mengajarkan ilmu pengetahuan kepada penulis selama menjadi
mahasiswa.
x
7. Teman-teman di kelas Manajemen A dan Manajemen Keuangan
angkatan 2013 yang telah memberi pengalaman yang tak ternilai bagi
penulis.
8. Khusus untuk Indi, Maya, Irfan, Tika, Icha, dan Ikhlas yang telah
berbagi ilmu kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Terima
kasih juga disampaikan kepada teman belajar bersama untuk ujian
komprehensif yakni Deni, Shintia, Sandi, dan Farah yang telah
menemani penulis belajar selama dua pekan lebih.
9. Teman-teman seperjuangan di Forkat Al-Anfal LDK Syahid serta
FRESH yang memberi dukungan yang positif dalam penyelesaian
tugas akhir ini.
10. Seluruh karyawan dan staf khususnya yang berada di lingkungan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis serta di lingkungan UIN Syarif
Hidayatulah Jakarta yang membantu penulis dalam setiap keperluan
administrasi maupun non-administrasi.
Penulis menyadari bahwa apa yang telah penulis tulis dalam penelitian ini
masih terdapat kekurangan. Kritik dan saran dapat diterima oleh baik oleh penulis.
Akhir kata, semoga skripsi yang telah ditulis oleh penulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak khususnya akademisi yang terkait dengan bidang
manajemen keuangan. Semoga Allah Swt. Senantiasa memberi rahmat dan berkah
bagi kita semua. Amin ya rabbal alamin.
Jakarta, 24 Oktober 2017
Penulis
Muhammad Gifari Al Qadri
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................ iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................ iv
LEMBAR PENYERTAAN KEASLIAN KARYA ILIMIAH ................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... vi
ABSTRACT ................................................................................................ vii
ABSTRAK .................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ................................................................................ ix
DAFTAR ISI ............................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xv
BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian ............................................................... 1
B. Perumusan Masalah ........................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 8
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 10
A. Landasan Teori ................................................................................ 10
1. Analisis Fundamental ................................................................. 10
a. Analisis Ekonomi ................................................................ 10
b. Analisis Industri................................................................... 10
c. Analisis Perusahaan ............................................................. 11
1) Earning per Share (EPS) .............................................. 11
2) Earning Growth (EG) ................................................... 12
3) Price to Book Value (PBV) .......................................... 12
2. Makroekonomi ........................................................................... 13
a. Kurs Rupiah ......................................................................... 14
b. Produk Domestik Bruto ....................................................... 15
3. Price Earning Ratio .................................................................... 15
4. Pasar Modal Efisien .................................................................... 17
5. Pasar Modal ................................................................................ 18
6. Saham ......................................................................................... 19
xii
B. Penelitian Sebelumnya .................................................................... 27
C. Keterkaitan Antar Variabel ............................................................. 35
1. Pengaruh variabel Earning Per Share (EPS) terhadap Price
Earning Ratio (PER) ................................................................ 35
2. Pengaruh variabel Earning Growth (EG) terhadap Price
Earning Ratio (PER) ................................................................ 35
3. Pengaruh variabel Price to Book Value (PBV) terhadap Price
Earning Ratio (PER) ................................................................ 36
4. Pengaruh variabel Kurs Rupiah terhadap Price Earning Ratio
(PER) ........................................................................................ 36
5. Pengaruh variabel Pendapatan Domestik Bruto (PDB)
terhadap Price Earning Ratio (PER) ........................................ 37
D. Kerangka Berfikir............................................................................ 38
E. Hipotesis .......................................................................................... 39
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 43
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 43
B. Metode Penentuan Sampel .............................................................. 44
1. Populasi .................................................................................... 44
2. Sampel ...................................................................................... 44
C. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 46
D. Metode Analisis Data ...................................................................... 47
1. Metode Analisis Regresi data Panel ......................................... 47
a. Pendekatan-pendekatan model regresi data panel............. 49
b. Pemilihan model regresi data panel .................................. 50
2. Uji Asumsi Klasik .................................................................... 53
a. Uji Normalitas ................................................................... 53
b. Uji Autokorelasi ............................................................... 55
c. Uji Heteroskedastisitas ...................................................... 57
d. Uji Multikolinearitas ......................................................... 59
3. Uji Simultan ............................................................................. 60
4. Uji Parsial ................................................................................. 62
5. Uji Koefisien Determinasi ........................................................ 62
E. Operasional Variabel ....................................................................... 64
BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................. 67
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .................................... 67
B. Analisis dan Pembahasan ................................................................ 66
1. Deskriptif Sampel ................................................................... 66
2. Deskriptif Variabel .................................................................. 68
a. Price Earning Ratio (PER) .............................................. 68
b. Earning Per Share (EPS) .................................................. 78
c. Earning Growth (EG) ....................................................... 87
d. Price to Book Value (PBV) ............................................... 94
e. Kurs Rupiah ...................................................................... 104
xiii
f. Produk Domestik Bruto .................................................... 106
3. Uji Pemilihan Model Regresi Data Panel ................................ 108
a. Uji Chow / Likehood Test Ratio ....................................... 108
b. Uji Hausman .................................................................... 113
4. Uji Asumsi Klasik ................................................................... 116
a. Uji Normalitas ................................................................... 116
b. Uji Multikolinieritas .......................................................... 118
c. Uji Heteroskedastisitas ...................................................... 120
d. Uji Autokorelasi ................................................................ 122
5. Uji Pengaruh Simultan Variabel Independen Terhadap
Variabel Dependen ................................................................... 123
6. Uji Pengaruh Parsial Variabel Independen Terhadap
Variabel Dependen ................................................................... 125
a. Uji parsial variabel Earning Per Share (EPS) terhadap
Price Earning Ratio (PER) ................................................ 126
b. Uji parsial variabel Earning Growth (EG) terhadap
Price Earning Ratio (PER) ............................................... 127
c. Uji parsial variabel Price to Book Value (PBV) terhadap
Price Earning Ratio (PER) ............................................... 128
d. Uji parsial variabel Kurs Rupiah terhadap Price Earning
Ratio (PER) ....................................................................... 129
e. Uji parsial variabel Produk Domestik Bruto (PDB)
terhadap Price Earning Ratio (PER) ................................ 130
7. Uji Koefisien Determinasi ........................................................ 131
8. Persamaan Regresi Data Panel ................................................. 133
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 137
A. Kesimpulan ..................................................................................... 137
B. Implikasi .......................................................................................... 139
C. Saran ................................................................................................ 140
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 143
LAMPIRAN ................................................................................................ 146
xiv
DAFTAR TABEL
2. 1 Penelitian-penelitian terdahulu.......................................................... 28
3. 1 Variabel, Simbol, dan Satuan Data ................................................... 44
3. 2 Seleksi Pemilihan Sampel ................................................................. 46
3. 3 Daftar Sampel Perusahaan ................................................................ 46
3. 4 Tabel untuk Menentukan Ada Tidaknya Autokorelasi dengan
Statistik Durbin Watson .................................................................... 57
4. 1 Deskripsi Variabel Price Earning Ratio ........................................... 70
4. 2 Deskripsi Variabel Earning Per Share ............................................. 79
4. 3 Deskripsi Variabel Earning Growth ................................................. 88
4. 4 Deskripsi Variabel Price to Book Value ........................................... 96
4. 5 Deskripsi Variabel Kurs Rupiah ....................................................... 105
4. 6 Deskripsi Variabel Produk Domestik Bruto ..................................... 108
4. 7 Hasil Uji Regresi Data Panel Common Effect Model ...................... 111
4. 8 Hasil Uji Regresi Data Panel Fixed Effect Model ............................ 112
4. 9 Hasil Uji Chow / Likelihood Test Ratio ............................................ 113
4. 10 Hasil Uji Regresi Data Panel Random Effect Model ......................... 115
4. 11 Hasil Uji Hausman ............................................................................ 116
4. 12 Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................ 120
4. 13 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................ 121
4. 14 Hasil Uji Autokorelasi ...................................................................... 123
4. 15 Hasil Uji Durbin-Watson .................................................................. 124
4. 16 Hasil Uji Simultan ............................................................................. 125
4. 17 Hasil Uji Parsial ................................................................................ 126
4. 18 Hasil Uji Koefisien Determinasi ....................................................... 113
4. 19 Rangkuman Uji Statistik Regresi Data Panel Fixed Effect Model ... 135
xv
DAFTAR GAMBAR
1.1 Penganggaran APBN 2017 ................................................................... 2
2.1 Kerangka Pemikiran .............................................................................. 38
4.1 Hasil Uji Normalitas sebelum Transformasi Data ................................ 118
4.2 Hasil Uji Normalitas setelah Transformasi Data .................................. 119
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Data Penelitian ................................................................................... 147
2. Hasil Uji Regresi Data Panel Common Effect Model ....................... 152
3. Hasil Uji Regresi Data Panel Fixed Effect Model ............................. 153
4. Hasil Uji Chow / Likelihood Test Ratio ............................................. 154
5. Hasil Uji Regresi Data Panel Random Effect Model ......................... 155
6. Hasil Uji Hausman ............................................................................. 156
7. Hasil Uji Normalitas sebelum Transformasi Data ............................. 157
8. Hasil Uji Normalitas setelah Transformasi Data ............................... 157
9. Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................ 157
10. Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................. 158
11. Hasil Uji Durbin-Watson ................................................................... 159
12. Rangkuman Uji Statistik Regresi Data Panel Fixed Effect Model .... 159
13. Daftar Sampel Perusahaan ................................................................. 160
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Indonesia memiliki potensi yang baik untuk mendorong
perekonomiannya menjadi lebih baik. Dengan pangsa pasar yang besar,
seharusnya bisa dimanfaatkan untuk menggairahkan perekonomian.
Namun, kenyataannya perekonomian Indonesia tidak banyak berubah dari
tahun ke tahun. Dalam Global Competitiveness Index 2016-2017 yang
diterbitkan oleh World Economic Forum, Indonesia ditempatkan pada
rangking 41 dari 138 negara di dunia dalam segi kompetitif antar negara,
turun 4 peringkat dari periode sebelumnya yakni peringkat 37 dari 140
negara.
Yang lebih mengagetkan lagi, dari 138 negara yang diteliti dalam
Global Competitiveness Index, pilar infrastuktur Indonesia berada pada
peringkat 60. Cukup kontras jika dibandingkan dengan peringkat
pertumbuhan ekonomi ketiga setelah Tiongkok dan India pada 2016,
bahkan jika khusus menilai kualitas infrastuktur negara Indonesia secara
keseluruhan berada dalam peringkat 80.
Padahal, infrastruktur merupakan salah satu bidang vital suatu
negara dalam pemerataan pembangunan. Dengan infrastruktur yang baik,
mobilitas antar daerah bisa lebih lancar sehingga efisiensi dana untuk
pengiriman barang kebutuhan rakyat lebih baik dan harga bisa ditekan dan
2
meredam inflasi. Selain mobilitas barang, infrastruktur yang baik juga
mempermudah masyarakat untuk mendapatkan akses informasi yang lebih
baik atas jaringan komunikasi yang baik.
Dengan pertimbangan tersebut, pemerintah kini tengah mengenjot
peningkatan pembangunan infrasturktur. Hal ini tercermin pada
pengalokasian APBN dari tahun 2011 hingga 2017, anggaran dana
infrastruktur semakin meningkat baik dilihat dari prioritas porsi anggaran
maupun secara nominal dibandingkan dengan sektor lainnya.
Gambar 1.1.
Penganggaran APBN 2011-2017
Sumber: www.kemenkeu.go.id/APBN2017
3
Berbagai kebijakan pemerintah yang terkait dengan perekonomian
akan berpengaruh secara langsung terhadap perilaku pasar dalam pasar
modal. Besarnya perhatian pemerintah terhadap infrastruktur dalam
beberapa tahun terakhir akan mendorong tingginya aktivitas bisnis
perusahaan-perusahaan yang terlibat langsung dalam sektor infrastuktur.
Hal ini tentu akan mendorong investor untuk menanamkan modalnya di
perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam sektor infrastruktur.
Perusahaan-perusahaan yang akan mendapat dampak awal atas
peningkatan anggaran infrastruktur dapat dipastikan merupakan
perusahaan-perusahaan BUMN. Karena kebijakan-kebijakan yang
dikeluarkan oleh top manajemen BUMN sudah dalam pengawasan
pemerintah sehingga sejalan dengan rencana strategis pemerintah. Hal ini
mengakibatkan perusahaan-perusahaan BUMN ini berpotensi
mendapatkan dampak positif terhadap laba yang lebih tinggi dibanding
perusahaan lainnya dari efek peningkatan anggaran infrastruktur.
Investasi pasar saham memberikan earning yang lebih tinggi
dibandingkan dengan menyimpan uang di bank misalnya dalam bentuk
deposito yang rata-rata hanya 6% per tahun. (Rahma : 2014). Meski
demikian, investor harus cerdas memiih saham mana yang diperkirakan
akan memberi imbal hasil yang positif maupun yang diperkirakan akan
memberikan hasil negatif. Setiap investor harus mengetahui risiko yang
akan dihadapi dalam berinvestasi di pasar modal.
4
Bodie dalam Investment (2011 : 197) secara umum menjelaskan
bahwa risiko dalam pasar modal terbagi menjadi dua, yakni risiko
sistematik dan risiko nonsistematik. Risiko sistematik ini disebut juga
risiko pasar, yakni risiko yang bersumber dari pasar dan tidak dapat
didiversifikasikan. Biasanya risiko sistematik ini terkait dengan hal-hal
terkait makroekonomi seperti inflasi, kurs valuta asing, kenaikan suku
bunga, dan sebagainya. Sedangkan risiko nonsistematik adalah risiko yang
dapat dieliminasi atau didiversifikasikan. Biasanya risiko nonsistematik ini
terkait dengan hal-hal yang ada terbatas didalam perusahaan.
Nilai saham dipengaruhi oleh banyak faktor. Teori tentang
keterpengaruhan saham oleh faktor lain yang terkenal adalah teori
Hipotesis Pasar Efisien dari Fama (1970). Pada teori ini, kekuatan
informasi dalam memengaruhi nilai saham dibagi ke dalam tiga bentuk,
yakni weak form, semi-strong form, dan strong form. Adapun jenis
informasi yang memengaruhi nilai saham adalah hitoris harga saham,
informasi publik, serta informasi internal perusahaan.
Salah satu analisis penilaian harga saham yang cukup populer
adalah analisis fundamental. Analisis fundamental menilai saham secara
komprehensif. Bodie (2011: 349) menyebutkan bahwa analisis
fundamental menggunakan prospek laba dan dividen perusahaan, ekspetasi
suku bunga di masa depan, dan evaluasi risiko perusahaan untuk
menjelaskan harga saham yang tepat.
5
Secara umum, Husnan (2001: 318) menyampaikan beberapa tahap
yang harus dilalui dalam analisis fundamental, yakni analisis ekonomi,
analisis industri, dan yang terakhir analisis perusahaan. Setelah melalui
tiga analisis tersebut, ukur nilai saham dengan model valuasi dividen atau
dengan model PER. Adapun analisis perusahaan dapat ditinjau dari sisi
profitabilitas maupun nilai buku perusahaannya.
Price Earning Ratio merupakan salah satu pendekatan yang sering
digunakan oleh analis sekuritas untuk menilai valuasi suatu saham dengan
menghitung kelipatan laba. Rasio ini memberikan indikasi bagi
manajemen tentang bagaimana pandangan investor terhadap risiko dan
prospek perusahaan di masa depan (Rahma : 2014).
Earnings Per Share merupakan angka yang menggambarkan
jumlah laba perusahaan yang terdapat di dalam setiap lembar saham yang
beredar di pasar modal. Jones dalam Husnan (2003) menyampaikan,
secara umum terdapat korelasi yang kuat antara pertumbuhan laba (EPS)
dengan pertumbuhan harga saham.
Pertumbuhan laba atau earning growth (EG) merupakan angka
rasio pertumbuhan antara perubahan labadari satu periode ke periode
yang lain. Earning growth menunjukkan prospek laba perusahaan di
masa depan. Perusahaan-perusahaan yang telah matang seperti dalam
BUMN, diharapkan dapat mendapatkan laba yang positif secara
6
berkelanjutan sehingga memberi imbal hasil yang baik bagi investor atau
pemegang saham.
Price to Book Value (PBV) menunjukkan perkiraan nilai ekuitas
berdasarkan perbandingan nilai buku saham dengan harga pasarnya
(Arisona: 2013). Semakin besar nilai PBV, maka semakin tinggi nilai
perusahaan. Sehingga membuat para investor tertarik untuk menanamkan
dananya ke dalam perusahaan tersebut.
Kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat sampai sekarang
masih menjadi acuan utama untuk mengukur kekuatan mata uang milik
Indonesia ini. Mata uang Dollar digunakan untuk transaksi ekspor-impor
antar negara. Banyak perusahaan besar yang berhutang kepada pihak luar
negeri dengan menggunakan mata uang Dollar Amerika Serikat. Semakin
besar hutang yang dimiliki, semakin besar pengaruh pergerakan kurs
valuta asing terhadap perusahaan. Bila kurs valuta asing ternyata tidak
stabil, perusahaan akan sulit memproyeksikan anggaran perusahaan yang
berakibat pada penurunan kinerja dan berimbas kepada penurunan imbal
hasil dari saham yang dimiliki investor.
Produk domestik bruto sebagai suatu alat untuk mengukur keadaan
perekonomian suatu negara tentu cukup memberi pengaruh yang
signifikan terhadap keputusan investor dalam berinvestasi. Adapun PDB
adalah cerminan dari jumlah aktivitas ekonomi dalam memproduksi
produk baik itu barang maupun jasa dalam suatu wilayah negara. Bila
7
PDB mengalami peningkatan, maka hal itu mengindikasikan aktivitas
perekonomian di negara tersebut sedang baik dan layak sebagai tujuan
investor dalam berinvestasi. Hal ini tentu akan memberi efek yang positif
terhadap iklim investasi dalam pasar modal.
Dengan dasar latar belakang diatas, penulis akan melakukan
penelitian dengan judul ANALISIS PENGARUH FAKTOR
FUNDAMENTAL DAN MAKROEKONOMI TERHADAP PRICE
TO EARNING RATIO DALAM SAHAM-SAHAM BUMN SEKTOR
INFRASTRUKTUR.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan sebelumnya, maka
perumusan masalah yang diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Apakah Earning per Share, Earning Growth, Price to Book Value,
Kurs Rupiah, dan Produk Domestik Bruto berpengaruh secara
parsial terhadap Price Earning Ratio dalam perusahaan BUMN
sektor infrastruktur di Bursa Efek Indonesia (BEI)?
2. Apakah Earning per Share, Earning Growth, Price to Book Value,
Kurs Rupiah, dan Produk Domestik Bruto berpengaruh secara
simultan terhadap Price Earning Ratio dalam perusahaan BUMN
sektor infrastruktur di Bursa Efek Indonesia (BEI)?
3. Berapa besar tingkat pengaruh Earning per Share, Earning
Growth, Price to Book Value, Kurs Rupiah, dan Produk Domestik
8
Bruto terhadap Price Earning Ratio dalam perusahaan BUMN
sektor infrastruktur di Bursa Efek Indonesia (BEI)?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan sebelumnya,
maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis apakah Earning per Share, Earning Growth,
Price to Book Value, Kurs Rupiah, dan Produk Domestik Bruto
berpengaruh secara parsial terhadap Price Earning Ratio dalam
perusahaan BUMN sektor infrastruktur di Bursa Efek Indonesia
(BEI).
2. Untuk menganalisis apakah Earning per Share, Earning Growth,
Price to Book Value, Kurs Rupiah, dan Produk Domestik Bruto
berpengaruh secara simultan terhadap Price Earning Ratio dalam
perusahaan BUMN sektor infrastruktur di Bursa Efek Indonesia
(BEI).
3. Untuk menganalisis seberapa besar tingkat pengaruh Earning per
Share, Earning Growth, Price to Book Value, Kurs Rupiah, dan
Produk Domestik Bruto terhadap Price Earning Ratio dalam
perusahaan BUMN sektor infrastruktur di Bursa Efek Indonesia
(BEI).
9
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini diharapkan bisa didapat oleh:
1. Emiten
Mendapat gambaran umum terkait pengaruh faktor
fundamental dan makroekonomi terhadap Price Earning Ratio
sehingga bisa mengambil kebijakan-kebijakan di dalam perusahaan
yang dapat memberi imbal hasil yang maksimal kepada seluruh
shareholder terutama para investor.
2. Investor
Mendapat gambaran umum terkait pengaruh faktor
fundamental dan makroekonomi terhadap Price Earning Ratio
sehingga dapat menentukan saham yang dapat memberi imbal hasil
yang baik di masa mendapatang terhadap investor.
3. Akademisi
Menndapat gambaran umum terkait pengaruh faktor
fundamental dan makroekonomi terhadap Price Earning Ratio
sehingga dapat menguji teori-teori dari materi perkuliahan terhadap
studi kasus yang terjadi di perusahaan.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Analisis Fundamental
Analisis fundamental merupakan salah satu penilaian saham
dengan menggunakan prospek laba dan dividen perusahaan, ekspetasi
suku bunga di masa depan, dan evaluasi risiko perusahaan untuk
menjelaskan harga saham yang tepat. (Bodie, 2010: 349). Martalena
(2011: 47) menuliskan dua tujuan penilaian saham dengan analisis
fundamental, yakni menghitung manfaat yang diharapkan dalam
bentuk dividen maupun laba serta menghitung risiko investasi yang
akan memengaruhi tingkat keuntungan yang layak.
Selain itu, Marthalena (2011:47) juga menguraikan terdapat tiga
tahapan yang dilalui dalam analisis fundamental, yakni analisis
ekonomi, analisis industri, dan analisis perusahaan.
a. Analisis ekonomi
Kondisi pasar mencerminkan kondisi ekonomi sehingga
perubahan ekonomi akan terlihat pada kondisi pasar. Akan
tetapi, kondisi pasar merupakan cerminan harapan pemodal
terhadap kondisi ekonomi yang akan datang.
b. Analisis industri
Investor perlu menganalisis kondisi pasar saham dalam
suatu industri. BEI telah mengkasifikasikan saham-saham sesuai
11
dengan golongan industrinya dalam JASICA. Beberapa aspek
kualitatif yang harus diperhatikan dalam analisis industri
diantaranya:
1) Kinerja historis; pertumbuhan laba dan penjualan serta
perubahan harga saham.
2) Persaingan; munculnya pesaing baru, peningkatan
bargaining power konsumen, persaingan antar sesama,
serta produk subtitusi.
3) Kebijakan pemerintah; kebijakan yang memberi efek
langsung terhadap kelompok industri tersebut.
4) Perubahan struktural; menyangkut perubahan terhadap
permintaan kualitas yang lebih baik atau struktur biaya
seperti biaya tenaga kerja.
c. Analisis perusahaan
Husnan (2001: 336) menerangkan bahwa analis perlu
memahami variabel-variabel yang mempengaruhi nilai intrinsik
saham untuk melakukan analisis yang bersifat fundamental.
Unsur-unsur intrinsik yang dapat diambil untuk menilai saham
diantaranya adalah Earning per share, Earning Growth, dan
Price to Book value.
1) Earning per Share (EPS)
Earning per share atau pendapatan per lembar
saham adalah bentuk pemberian keuntungan yang
12
diberikan kepada para pemegang saham dari setiap lembar
saham yang dimiliki (Fahmi, 2013: 288). Sedangkan
Tandelilin (2001) dalam Rahma. Djumahir, dan Djazuli
(2014) menyebutkan bahwa nilai EPS menunjukkan
besarnya laba bersih yang siap dibagikan kepada
pemegang saham.
2) Earning Growth (EG)
Earning Growth adalah tingkat pertumbuhan
pendapatan yang didapat dari saham berdasarkan
pertumbuhan Earning Per Share. Jika saham itu memiliki
EG yang positif, maka perusahaan itu memiliki prospek
yang positif.
Pertumbuhan laba atau earning growth merupakan
angka rasio pertumbuhan antara perubahan dividen
perusahaan dengan pendapatan per lembar saham. Earning
growth menunjukkan prospek earning perusahaan di masa
depan. (Arisona, 2013: 104)
3) Price to Book Value (PBV)
Price to Book Value adalah rasio perbandingan
antara harga saham yang beredar dengan nilai buku dari
perusahaan. Nilai pasar dari ekuitas mencerminkan
harapan investor terhadap laba dan arus kas perusahaan di
13
masa yang akan datang. Sedangkan nilai buku dari ekuitas
merupakan selisih antara nilai buku aset dan nilai buku
kewajiban, dimana hal ini lebih banyak ditentukan oleh
aturan konvensi akuntansi. Perhitungan PBV dapat
memberi sinyal kepada investor apakah harga saham saat
ini apakah undervalued atau overvalued. Jika harga jual
saham di bawah harga buku (PBV < 1), maka harga saham
tersebut tergolong undervalued. Sedangkan jika harga jual
saham di atas harga buku (PBV >1) maka harga saham
tersebut tergolong overvalued. (Murhadi, 2009 : 147).
Terdapat dua metode untuk menaksir nilai intrinsik
saham, yakni dengan menggunakan dividend discount
model dan multiplier laba atau lebih dikenal price to
earning ratio (PER).
2. Makroekonomi
Makroekonomi adalah ilmu yang mencakup ekonomi secara
keseluruhan, termasuk pertumbuhan pendapatan, perubahan harga,
dan tingkat pengangguran. Makroekonomi berusaha menjelaskan
peristiwa-peristiwa ekonomi serta penentuan kebijakan untuk
meningkatkan performa ekonomi secara luas (Mankiw: 2013). Untuk
melihat kondisi makroekonomi suatu negara, ada beberapa hal yang
dapat diperhatikan, diantaranya adalah valuta asing yang berkembang
14
cepat dari waktu ke waktu serta PDB yang menggambarkan secara
keseluruhan produk yang diproduksi oleh industri dalam suatu
wilayah negara.
a. Kurs Rupiah
Mankiw dalam Macroeconomic (2013 : 150) menyebutkan
bahwa nilai tukar terbagi menjadi dua; the nominal exchange
rate atau nilai tukar nominal dan the real exchange rate atau
nilai tukar nyata.
The nominal exchange rate adalah harga relatif dari mata
uang dua negara. Maksudnya adalah nilai perbandingan antara
mata uang lokal dengan mata uang negara lainnya. Misalnya
dengan nilai tukar nominal Rp 13.000/USD, maka Rp 13.000
setara dengan USD 1.
Sedangkan The real exchange rate adalah harga relatif
dari harga barang di dua negara. Maksudnya adalah nilai
perbandingan harga suatu barang di dalam negeri dengan harga
di luar negeri atas barang yang sama. Adapun rumus nilai tukar
nyata bisa ditulis sebagai berikut:
15
b. Produk Domestik Bruto
Produk domestik bruto merupakan salah satu cara untuk
mengukur nilai aktivitas ekonomi suatu negara. Mankiw (2003:
16) menyebutkan bahwa terdapat dua cara untuk mengukur
produk domestik bruto secara statistik. Yang pertama PDB
diukur dari jumlah pendapatan semua orang yang terlibat dalam
ekonomi (negara). Cara lainnya adalah dengan menghitung
pengeluaran terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh
ekonomi (negara).
Dalam Mankiw (2003: 25), cara menghitung PDB adalah
sebagai berikut:
Dimana:
Y : Produk Domestik Produk
C : Jumlah konsumsi oleh rumah tangga
I : Investasi
G : Jumlah belanja pemerintah
NX : Ekspor - Impor
3. Price Earning Ratio
Price Earning Ratio merupakan salah satu model valuasi saham
yang berbasis earnings atau pendapatan bersih perusahaan. Price
Earning Ratio dihitung dengan membagi close price saham dengan
16
EPS. PER yang tinggi mengindikasikan perusahaan tersebut memiliki
pendapatan yang tinggi dan memberi sugesti yang optimistis tentang
masa depan harga saham perusahaan. (Wyss, 2001: 87).
Price Earning Ratio (PER) merupakan salah satu pendekatan
yang sering digunakan oleh analis sekuritas untuk menilai suatu
saham. Rasio ini memberikan indikasi bagi manajemen tentang
bagaimana pandangan investor terhadap risiko dan prospek
perusahaan di masa depan. Bagi para investor, Price Earning Ratio
(PER) dipandang sebagai ukuran kekuatan perusahaan untuk
memperoleh laba di masa yang akan datang (Rahma, Djumahir, dan
Djazuli, 2014 : 363)
Selain itu, pendekatan Price Earning Ratio ini sering digunakan
oleh analis sekuritas untuk menilai harga saham karena pada dasarnya
price earning ratio memberikan indikasi tentang jangka waktu yang
diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga saham dan
keuntungan perusahaan pada suatu periode tertentu. (Arisona, 2013:
103). Munawir (2002) dalam Hayati (2010: 54) menyebutkan bahwa
perusahaan yang mempunyai kesempatan tumbuh yang besar biasanya
mempunyai Price Earning Ratio yang tinggi, sebaliknya Price
Earning Ratio akan rendah untuk perusahaan yang berisiko.
Adapun cara menghitung PER adalah:
17
4. Pasar Modal Efisien
Pasar modal yang efisien didefinisikan sebagai pasar modal
yang harga sekuritas-sekuritasnya mencerminkan semua informasi
yang relevan (Husnan, 2001: 269). Fama (1970) dalam Husnan (2001)
mengklasifikasikan informasi menjadi tiga tipe, yaitu:
a. Past price changes
b. Public information
c. Public and private information
Ada tiga bentuk tingkat untuk menyatakan efisiensi pasar modal,
yakni:
a. Weak form efficiency
Informasi yang tercermin dalam harga saham di pasar
efisien bentuk lemah hanya terdapat informasi perubahan harga
di masa lalu atau past price changes. Pasar efisien bentuk ini
merupakan yang paling lemah.
b. Semi-Strong efficiency
Selain informasi perubahan harga di masa lalu, informasi
publik juga tercermin dalam harga saham di pasar modal
efisiensi semi kuat ini. Dengan kata lain, investor tidak dapat
memperoleh tingkat keuntungan di atas normal dengan
memanfaatkan public information.
18
c. Strong efficiency
Selain informasi perubahan harga saham di masa lalu dan
informasi publik, informasi privat dalam perusahaan juga
tercermin dalam saham di pasar modal efisiensi kuat. Dalam
keadaan ini, harga akan selalu wajar dan tidak ada investor yang
mampu memperoleh perkiraan yang lebih baik tentang harga
saham.
5. Pasar Modal
Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai
instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik
surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif
maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan
bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan
sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar
modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli
dan kegiatan terkait lainnya.
Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal
merupakan instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1
tahun) seperti saham, obligasi, waran, right, reksa dana, dan berbagai
instrumen derivatif seperti option, futures, dan lain-lain.
Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar
Modal mendefinisikan pasar modal sebagai ―kegiatan yang
bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek,
19
Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya,
serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek‖.
Sebagaimana dijelaskan dalam situs resmi BEI www.idx.co.id,
Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara
karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai
sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan
untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana
yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk
pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-
lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk
berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa
dana, dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan
dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan
risiko masing-masing instrument.
6. Saham
Saham oleh Martalena (2011 : 12) didefinikan sebagai tanda
penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu
perusahaan atauperseoran terbatas. Dengan menyertakan modal
tersebut maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan
perusahaan, klaim atas riset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat
Umum Pemegang Saham.
Saham ada dua macam, yaitu:
a. Saham biasa;memiliki karakteristik sebagai berikut:
20
1) Hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan jika
perusahaan dilikuidasi
2) Hak suara proporsional pada pemilihan direksi serta
keputusan lain yang ditetapkan pada rapat umum
pemegang saham
3) Dividen, jika perusahaan memperoleh laba dan
disetujui di dalam rapat umum pemegang saham
4) Hak memesan efek terlebih dahulu sebelum efek
tersebut ditawarkan kepada masyarakat
b. Saham preferen; memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Pembayaran dividen dalam jumlah yang tetap
2) Hak klaim lebih dahulu dibandingkan saham biasa
jika perusahaan dilikuidasi
3) Dapat dikonversikan menjadi saham biasa
Pada setiap investasi saham, investor harus memahami return
dan risk yang mungkin akan ia peroleh di masa mendatang. Return
saham adalah keuntungan yang didapat oleh investor dari transaksi
saham di pasar modal, sedangkan risk adalah kerugian yang didapat
investor dari transaksi saham di pasar modal.
21
Martalena (2011 : 13) menyebutkan ada dua keuntungan yang
diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham:
a. Dividen
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang
diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang
dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah
mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS.
Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen,
pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam
kurung waktu yang relatif lama, yaitu hingga kepemilikan
saham tersebut berada dalam periode di mana diakui
sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan
dividen. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa
dividen tunai atau dapat pula berupa dividen saham yang
berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen
sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki
seorang pemodal akan bertambah dengan adanya
pembagian dividen saham tersebut.
b. Capital Gain
Capital gain merupakan selisih antara harga beli
dan harga jual disaat harga jual lebih tinggi dibanding
dengan harga beli. Capital gain terbentuk dengan adanya
aktivitas perdagangan saham di pasar sekuder.
22
Adapun risk yang akan dihadapi oleh investor adalah:
a. Capital Loss
Capital Loss merupakan selisih antara harga beli
dan harga jual disaat harga jual lebih rendah dibanding
dengan harga beli. Capital gain terbentuk dengan adanya
aktivitas perdagangan saham di pasar sekuder.
b. Risiko Likuidasi
Perusahaan yang sahamnya dimiliki dinyatakan
bankrut oleh pengadilan atau perusahaan tersebut
dibubarkan. Dalam hal ini, hak klaim dari pemegang
saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh
kewajiban perusahaan dapat dilunasi dari hasil penjualan
kekayaan perusahaan. Jika masih terdapat sisa dari hasil
penjualan kekayaan perusahaan tersebut, sisa tersebut
dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang
saham. Namun, jika tidak terdapat sisa kekayaan
perusahaan, pemegang saham tidak akan memperoleh
hasil dari likuidasi tersebut.
Saham yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia terbagi dalam
beberapa sektor berdasarkan dengan kegiatan ekonomi utamanya. IDX
Factbook 2016 menulis sistem pengklasifikasian sektor saham yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia disebut Jakarta stock industrial
classification (Jasica).
23
Tujuan pembuatan JASICA adalah:
Memberikan pemahaman dasar kepada partisipan pasar
modal mengenai perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia;
Standarisasi klasifikasi industri, dalam rangka untuk
memudahkan perbandingan antara perusahaan yang telah
terdaftar;
Membantu investor untuk menganalisa dan mengevaluasi
perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Adapun pengkasifikasian saham sektor dan sub sector sesuai
dengan Jasica berikut dengan kodenya adalah:
1. Agriculture
11. Crops
12. Plantations
13. Animal Husbandary
14. Fishery
15. Forestry
19. others
2. Mining
21. Coal mining
22. Crude Petroleum and natural Gas Production
23. Metal and mineral mining
24. Land or Stone quarrying
24
29. others
3. Basic Industry and Chemicals
31. Cement
32. Ceramics, Glass, Porcelain
33. Metal And Allied Products
34. Plastics and Packaging
35. Animal Feed
36. Wood Industries
37. Pulp and Paper
39. others
4. Miscellaneous Industry
41. Machinery and Heavy Equipment
42. Automotive and Components
43. Textile and Garment
44. Footwear
45. Cable
46. Electronics
49. others
5. Consumer Goods Industry
51. Food And Beverages
52. Tobacco manufacturers
53. Pharmaceuticals
54. Cosmetics and Household
25
55. Houseware
59. others
6. Property, Real Estate and Building Construction
61. Property and Real Estate
62. Building Construction
69. others
7. Infrastructures, utilities and Transportation
71. Energy
72. Toll Road, Airport, Harbor and Allied Products
73. Telecommunication
74. Transportation
75. Non-building Construction
79. others
8. Finance
81. Bank
82. Financial Institution
83. Securities Company
84. Insurance
85. Investment Fund or mutual Fund
89. others
9. Trade, Services and Investment
91. Wholesale (Durable and non-Durable Goods)
93. Retail Trade
26
94. Tourism, Restaurant and Hotel
95. Advertising, Printing and media
96. Healthcare
97. Computer and Services
98. Investment Company
99. others
27
B. Penelitian Sebelumnya
Berkaitan dengan analisis faktor fundamental dan makroekonomi
yang mempengaruhi Price Earning Ratio (PER) sebagai dasar penilaian
saham perusahaan, cukup banyak penelitian yang telah dilakukan yang
berperan serta melatarbelakangi penelitian yang akan dilakukan oleh
penulis. Berikut adalah beberapa penelitian yang dimaksud:
28
Tabel 2. 1
Penelitian-Penelitian Terdahulu
No Nama dan
Tahun
Terbit
Judul Penelitian Variabel
Penelitian
Model
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Wawan
Utomo, Rita
Andini, dan
Kharis
Raharjo
(2016)
Pengaruh
Leverage (DER),
Price Book Value
(PBV), Ukuran
Perusahaan (Size),
Return On Equity
(ROE), Deviden
Payout Ratio
(DPR) dan
Likuiditas (CR)
Terhadap Price
Earning Ratio
(PER) pada
Perusahaan
Manufaktur yang
Listing di BEI
Tahun 2009 –
2014
PER (Y)
DER,
PBV,
Size,
ROE,
DPR, dan
CR (X)
Regresi
linier
berganda
PBV dan ROE
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
Variabel PER.
Sedangkan
variabel CR,
ukuran
Perusahaan,
DPR dan DER
tidak
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
Variabel PER.
2 Imad Zeyad
Ramadan
(2015)
Confidence Index
Determinants of
the Amman Stock
Exchange Listed
Companies
PER (Y)
DPR,
EG,
DER,
Tobin’s
Q,
Leverage
Regresi
data panel
Variabel DPR,
EG, DER, dan
PBV
berpengaruh
secara
signifikan dan
positif
29
, dan
ukuran
perusaha
an (X)
terhadap
Variabel PER.
Adapun
variabel firm
size
berpengaruh
secara
signifikan dan
negatif dan
Leverage tidak
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
Variabel PER.
3 Erlin Yulia
Rahma,
Djumahir,
dan Atim
Djazuli
(2014)
Analisis Variabel
Fundamental yang
Berpengaruh
terhadap Price
Earning Ratio
(PER) sebagai
Dasar Penilaian
Saham pada
Perusahaan
Automotive and
Allied yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
PER (Y)
ROE,
DER,
EPS,
DPR,
PBV,
dan EG
(X)
Regresi
Berganda
Variabel ROE
berpengaruh
secara
signifikan dan
negatif,
sedangkan
PBV
berpengaruh
secara
signifikan dan
positif
terhadap
Variabel PER.
Adapun
variabel DER,
30
EPS, DPR, dan
EG tidak
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
Variabel PER.
4 Ghesa
Ramadhani,
Kamaliah,
dan Alfiati
Silfi (2013)
Analisis Faktor-
Faktor yang
Mempengaruhi
Price Earning
Ratio pada
Perusahaan
Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
2007-2011
PER (Y)
DER,
ROE,
PBV, dan
Size
Regresi
linier
berganda
DER dan PBV
berpengaruh
secara
signifikan dan
positif
terhadap
Variabel PER.
ROE
berpengaruh
secara
signifikan dan
negatif
terhadap
Variabel PER.
Sedangkan
variabel Size
tidak
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
Variabel PER.
31
5 Vivian
Firsera
Arisona
(2013)
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Price Earning
Ratio Pada Indeks
LQ 45 Di Bursa
Efek Indonesia
PER (Y)
DPR,
EG,
ROE,
DER,
dan
Ukuran
perusaha
an (X)
Regresi
linier
berganda
Variabel DPR
dan ROE
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
Variabel PER.
Sedangkan
variabel
lainnya, yakni
EG, DER, dan
ukuran
perusahaan
tidak
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
Variabel PER.
6 Dr Talat
Afza dan
Ms. Samya
Tahir
(2012)
Determinants of
Price-Earnings
Ratio: The Case
of Chemical
Sector of Pakistan
PER
(Y)
DPR,
Tobin’s
Q
(PBV),
Leverag
e,
Market
Return,
perubah
Ordinary
Least
Square
(OLS)
regression
Variabel DPR,
harga saham,
dan PBV
berpengaruh
secara
signifikan dan
positif.
Corporate size
berpengaruh
secara
signifikan dan
32
an
harga
saham,
EG, dan
ukuran
perusah
aan (X)
negatif
terhadap
Variabel PER.
Sedangkan
variabel
Leverage,
Market Return,
dan EG tidak
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
Variabel PER.
7 Dr. Sanjeet
Sharma
(2011)
Determinants of
Equity Share
Prices In India
PER (Y)
EPS,
PBV,
DPS,
DPR,
dan Size
(X)
Regresi
berganda
Variabel EPS,
DPS, DPR,
Size dan PBV
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
Variabel PER.
8 Tarika
Singh,
Seema
Mehta dan
M. S.
Varsha
(2011)
Macroeconomic
factors and stock
returns: Evidence
from Taiwan
PER,
PBR, dan
yield (Y)
Kurs,
PDB,
Inflasi,
dan
Money
Supply
Regresi
linear
Kurs dan PDB
berpengaruh
signifikan
secara positif
pada semua
portofolio
kecuali pada
ukuran
perusahaan
33
kecil dimana
PDB terhadap
semua return
berpengaruh
secara negatif
dan Kurs tidak
berpengaruh
terhadap yield
return.
Employment
rate, Money
Supply dan
Inflasi
berpengaruh
signifikan
secara negatif
pada semua
portofolio
kecuali pada
perusahan
beukuran kecil,
Employment
rate terhadap
yield
berpengaruh
secara positif
dan Inflasi
terhadap PBR
berpengaruh
secara positif.
34
9 Nurul
Hayati
(2010)
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Price Earning
Ratio (PER)
Sebagai Salah
Satu Kriteria
Keputusan
Investasi Saham
Perusahaan Real
Estate dan
Property di Bursa
Efek Indonesia
PER (Y)
EPS,
ROA,
ROE,
DER,
dan PBV
(X)
Regresi
berganda
Variabel EPS,
ROA, ROE,
dan DER
berpengaruh
secara
signifikan dan
positif.
Sedangkan
variabel PBV
tidak
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
Variabel PER.
10 Yulianti,
Atim
Djazuli, dan
S.M.
Kiptiyah
(2009)
Analisis Variabel-
Variabel
Fundamental yang
Berpengaruh
terhadap Price
Earning Ratio
sebagai Dasar
Penilaian Saham
PER (Y)
DPR,
ROE, EG,
dan
financial
leverage
(X)
Regresi
linier
berganda
DPR dan FL
berpengaruh
secara
signifikan dan
positif.
Sedangkan EG
dan financial
leverage tidak
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
Variabel PER.
35
C. Keterkaitan Antar Variabel
a. Pengaruh variabel Earning Per Share (EPS) terhadap Price
Earning Ratio (PER)
Earning per Share (EPS) adalah jumlah pendapatan perusahaan
dibagi jumlah lembar saham yang beredar di pasar. EPS yang lebih
tinggi menandakan kemampuan perusahaan yang lebih besar dalam
menghasilkan keuntungan bersih bagi pemegang saham (Rahma,
Djumahir, dan Djazuli, 2014 : 365). Ball dan Brown (1968) dalam
Sharma (2011) mengatakan bahwa earning per share memiliki
hubungan yang positif dengan harga pasar. Dengan kata lain, semakin
tinggi EPS, semakin tinggi harga pasar. Maka, semakin tinggi EPS
suatu saham, akan memberi kepercayaan yang lebih tinggi kepada
investor untuk menanamkan sahamnya terhadap perusahaan tersebut.
b. Pengaruh variabel Earning Growth (EG) terhadap Price Earning
Ratio (PER)
Earning Growth (EG) adalah variabel yang menunjukkan
perubahan EPS setiap saham dari suatu periode ke periode lainnya.
Dengan memperhatikan tingkat pertumbuhan Earning per Share
dapat dilihat prospek perusahaan di masa yang akan datang,
sehingga akan mempengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi
(Rahma, Djumahir, dan Djazuli, 2014 : 365).
Semakin tinggi nilai Earning growth suatu saham, maka
semakin baik prospek imbal hasil saham tersebut di masa yang akan
36
datang dan akan membuat investor semakin tertarik untuk
menginvestasikan dananya di saham tersebut.
c. Pengaruh variabel Price to Book Value (PBV) terhadap Price
Earning Ratio (PER)
Price to Book Value (PBV) menunjukkan perkiraan nilai
ekuitas berdasarkan perbandingan nilai bukusaham dengan harga
pasarnya. Semakin besar nilai PBV, maka semakin tinggi nilai
perusahaan sehingga membuat para investor tertarik untuk
menanamkan dananya ke dalam perusahaan. Hal ini akan berdampak
pada semakin banyaknya investor yang meminati saham perusahaan
tersebut dan mengakibatkan meningkatnya harga di pasar modal.
(Rahma, Djumahir, dan Djazuli, 2014: 365)
Peningkatan harga saham di pasar modal tentu akan
meningkatkan nilai Price Earning Ratio sehingga membuat tingkat
kepercayaan investor terhadap keuntungan yang akan diraih
perusahaan di masa depan meningkat.
d. Pengaruh variabel Kurs Rupiah terhadap Price Earning Ratio
(PER)
Chong dan Koh (2003) dalam Singh, Mehta dan Varsha (2011:
218) menjelaskan bahwa investor yang memaksimalkan keuntungan
di pasar yang efisien akan memastikan bahwa semua informasi
relevan yang diketahui saat ini mengenai perubahan dalam variabel
makroekonomi sepenuhnya tercermin dalam harga saham saat ini,
37
sehingga investor tidak dapat memperoleh keuntungan abnormal
melalui prediksi pergerakan pasar saham di masa depan.
Kurs yang merupakan salah satu variabel dalam faktor
makroekonomi tentu memegang peran penting dalam analisis imbal
balik yang akan didapat di masa yang akan datang. Pengaruh fluktuasi
nilai kurs secara tidak langsung akan mempengaruhi pengeluaran
perusahaan, terutama transaksi yang melibatkan pihak asing maupin
transaksi dengan mata uang Dolar, yang kemudian akan
mempengaruhi laporan keuangan dan nilai Price Earning Ratio
(PER).
e. Pengaruh variabel Pendapatan Domestik Bruto (PDB) terhadap
Price Earning Ratio (PER)
Keadaan Produk Domestik Bruto menggambarkan keadaan
perekonomian suatu negara. Jika PDB memiliki pertumbuhan yang
positif, maka kondisi makroekonomi dianggap sedang baik. Namun,
jika ternyata pertumbuhan PDB negatif, maka kondisi makroekonomi
dianggap sedang tidak baik untuk investasi.
Dalam teori pasar efisien, kondisi makroekonomi merupakan
salah satu faktor penentu nilai saham dan akan mempengaruhi kinerja
perusahaan secara non sistemik. Jika keadaan makroekonomi sedang
baik, maka nilai PER saham akan menjadi lebih baik. Sebaliknya, jika
keadaan makroekonomi tidak dalam keadaan yang stabil, nilai PER
saham akan menjadi kurang baik.
38
D. Kerangka Penelitian
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Faktor-faktor Fundamental:
Earning per Share
Earnings Growth
Price to Book Value
Faktor-faktor
Makroekonomi:
Kurs Rupiah
Produk Domestik
Bruto
Price to Earning Ratio
Estimasi Model Regresi Data Panel
Common Effect Model Fixed Effect Model Random Effect Model
Uji Chow/Likehood Test Ratio Uji Hausmann
Model Estimasi Terpilih
Uji Asumsi Klasik
Normalitas Multikolinearitas Heteroskedastisitas Autokorelasi
Uji Simultan (Uji F)
Uji Parsial (Uji t)
Uji Koefisien Determinasi(𝑹𝟐)
Interpretasi Hasil Penelitian
Kesimpulan, Implikasi, dan Saran
39
E. Hipotesis
Hipotesis bisa didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan
secara logis di antara dua varabel atau lebih variabel yang diungkapkan
dengan bentuk pernyataan yang dapat diuji. Hubungan tersebut
diperkirakan berdasarkan jaringan asosiasi yang ditetapkan dalam
kerangka teorits yang dirumuskan untuk studi penelitian. Dengan menguji
hipotesis dan menegaskan perkiraan hubungan, diharapkan bahwa solusi
dapat ditemukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi. (Sekaran, 2007:
135).
Sekaran (2007: 136), mengungkapkan bahwa ada beberapa jenis
hipotesis yang dapat dibuat dalam penelitian, diantaranya Hipotesis if-then
statement, Hipotesis Direksional dan Nondireksional, serta Hipotesis Nol
dan Alternatif. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan Hipotesis Nol
dan Alternatif.
Hipotesis nol (atau null hypotheses) adalah proposisi yang
menyatakan hubungan yang definitif dan tepat diantara dua variabel.
Secara umum, pernyataan nol diungkapkan sebagai tidak ada hubungan
(signifikan) antara dua variabel atau tidak ada perbedaan (signifikan)
diantara dua kelompok. Sedangkan Hipotesis alternatif, yang merupakan
kebalikan dari Hipotesis null, adalah pernyataan yang mengungkapkan
hubungan antara dua variabel atau menunjukkan perbedaan antara
kelompok (Sekaran, 2007: 138).
40
Dari latar belakang, tinjauan teori, serta kerangka pemikiran yang
telah ditulis sebelumnya, penulis merumuskan beberapa hipotesis dalam
penelitian sebagai berikut:
1. : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel (Earning per Share)
dengan variabel Y (Price Earning Ratio)
: Terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel (Earning per Share) dengan
variabel Y (Price Earning Ratio)
2. : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel (Earning Growth) dengan
variabel Y (Price Earning Ratio)
: Terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel (Earning Growth) dengan
variabel Y (Price Earning Ratio)
3. : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel (Price to Book Value)
dengan variabel Y (Price Earning Ratio)
: Terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel (Price to Book Value) dengan
variabel Y (Price Earning Ratio)
41
4. : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel (Kurs Rupiah terhadap
Dollar Amerika) dengan variabel Y (Price
Earning Ratio)
: Terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel (Kurs Rupiah terhadap Dollar
Amerika) dengan variabel Y (Price Earning
Ratio)
5. : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel (Produk Domestik Bruto)
dengan variabel Y (Price Earning Ratio)
: Terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel (Produk Domestik Bruto)
dengan variabel Y (Price Earning Ratio)
6. : Tidak terdapat pengaruh antara variabel X
(Earning Per Share, Earning Growth, Price
to Book Value, Kurs Rupiah, dan Produk
Domestik Bruto) dengan variabel Y (Price
Earning Ratio)
: Terdapat pengaruh antara variabel X
(Earning Per Share, Earning Growth, Price
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor
fundamental dan makroekonomi yang berpengaruh terhadap Price Earning
Ratio (PER) perusahaan sebagai dasar penilaian saham pada saham
perusahaan BUMN dalam sektor infrastuktur di Bursa Efek Indonesia
(BEI). Penelitian ini menggunakan lima variabel independent dan satu
variabel dependent. Penulis menggunakan tiga variabel independent yang
menjelaskan faktor fundamental yakni Earning per Share, Earning Growth,
dan Price to Book Value serta dua variabel independent yang menjelaskan
faktor makroekonomi yakni pertumbuhan Kurs Rupiah dan pertumbuhan
Produk Domestik Bruto, atas pengaruhnya terhadap variabel dependent
yakni Price Earning Ratio. Adapun periode yang diteliti dibatasi pada tahun
2011-2016. Pemilihan sampel perusahaan dengan teknik purposive
sampling. Perusahaan yang menjadi sampel penelitian merupakan
perusahaan yang memenuhi kriteria yang telah disusun oleh penulis.
Metode analisis yang digunakan adalah regresi data panel dengan
menggunakan alat bantu analisis EViews 9 dan Microsoft Excel 2010.
44
Tabel 3. 1
Variabel, Simbol, dan Satuan Data
Variabel Simbol Satuan
Price Earning Ratio Y Kali
Earning Per Share Kali
Earning Growth Persen
Price to Book Value Kali
Pertumbuhan Kurs Rupiah Persen
Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Persen
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian,
atau hal minat yag ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2006 : 121).
Populasi penelitian adalah saham-saham yang tercatat dalam Bursa
Efek Indonesia sektor infrastruktur sejak Januari 2011 sampai
Desember 2016.
2. Sampel
Pengambilan Sampel adalah proses memilih sejumlah elemen
secukupnya dari populasi, sehingga penelitian terhadap sampel dan
45
pemahaman tentang sifat atau karakteristiknya akan membuat kita
dapat mengeneralisasikan sifat atau karakteristik tersebut pada elemen
populasi (Sekaran, 2006 : 123).
Teknik sampling dibagi dua yaitu probability samplingdan non
probability sampling. Teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian ini adalah non probability sampling. Non probability
sampling adalah teknik pengambilan sampel tidak secara acak.Non
probability sampling itu sendiri terbagi menjadi dua, yakni convience
sampling dan purposive sampling . Penelitian ini menggunakan
purposive sampling. Purposive sampling adalah pengambilan sampel
dengan tujuan spesifik tertentu (Sekaran, 2006: 136).
Sampel penelitian diambil dengan spesifikasi sebagai berikut:
a. Saham-saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi pada Januari
2017.
b. Saham-saham tersebut adalah saham dengan emiten yang
berasal dari perusahaan BUMN. Undang-Undang Nomor
19 tahun 2003 tentang BUMN menyebutkan bahwa
BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian
besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan
secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan.
46
c. Saham-saham tersebut dipastikan telah diperdagangkan
secara aktif serta memiliki laporan keuangan per kuartal
selama periode yang diteliti yakni pada 2011 hingga 2016.
Tabel 3. 2
Seleksi Pemilihan Sampel
Karakteristik Total
Jumlah perusahaan yang terdaftar di sektor
infrastruktur, utilitas, dan transportasi pada Bursa
Efek Indonesia
56
Saham-saham yang bukan dari perusahaan BUMN (52)
Perusahaan BUMN yang listing setelah tahun 2010 (1)
Sampel yang diteliti 3
Sumber: Data diolah
Setelah melakukan pemilihan sample, reksa dana saham
yang memenuhi kriteria sampel sebagai berikut:
Tabel 3. 3
Daftar Sampel Perusahaan
No. Kode Nama Perusahaan Tanggal listing
1. JSMR PT Jasa Marga (Persero) Tbk. 12 November
2007
2. PGAS PT Perusahaan Gas Negara
(Persero) Tbk.
15 Desember
2003
3. TLKM PT Telekomunikasi Indonesia
(Persero) Tbk.
14 November
1995.
Sumber: www.idx.co.id
C. Metode Pengumpulan Data
Jenis sumber data terbagi menjadi dua, sumber data primer dan
sumber data sekunder. Data sekunder mengacu pada informasi yang
47
dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Data sekunder bisa menjadi data
internal maupun eksternal organisasi dan diakses melalui internet,
penelusuran dokumen, atau publikasi informasi (Sekaran, 2006: 65).
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder.
Untuk dapat menganalisa hipotesis yang sudah dirumuskan, penulis
menggunakan data sekunder yang dipublikasikan oleh situs penyedia data
historis keuangan perusahaan, yakni www.idx.co.id serta www.bps.go.id
dan www.bi.go.id untuk data-data makroekonomi.
Selain mencari data sekunder dari internet, peneliti juga melakukan
riset kepustakaan (library research) untuk memperkuat landasan dan konsep
peneliti dalam memecahkan permasalahan melalui jurnal-jurnal dan buku-
buku yang terkait dengan topik yang diteliti.
D. Metode Analisis Data
1. Metode Analisis Regresi data Panel
Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi data panel.
Ariefianto (2012: 148) menyebutkan bahwa data panel adalah data
yang berstuktur time series sekaligus cross section.
Keunggulan data panel dibanding dengan time series dan cross
section menurut Baltagi dalam Gujarati (2004: 637) adalah:
1) Karena data panel berhubungan dengan individu-
individu, perusahaan, Negara, dan sebagainya, dari
waktu ke waktu, secara otomatis dapat membuatnya
memilikiunobservedheterogeneitypada unit-unit tersebut.
48
Teknik yang digunakan dalam mengestimasi data panel
bisa mengambilunobserved heterogeneity secara eksplisit
dan memasukannya ke dalam perhitungan dengan
membiarkannya untuk peubah spesifikasi individu.
Dengan kata lain, metode data panel dapat mengontrol
unobserved heterogeneity.
2) Dengan mengkombinasikan data time series dan data
cross section, datapanel memberikan data yang lebih
informatif,lebih bervariasi, mengurangi kolinieitas antar
peubah, memperbesar derajat kebebasan, dan lebih efisien.
3) Dengan menggunakan cross section yang berulang-ulang
dari tahun ke tahun, maka dapat dipelajari suatu bentuk
perubahan yang dinamis.
4) Dengan mendeteksi dan mengukur efek suatu peubah
pada peubah lainnya dengan lebih baik dari pada
hanyadengan menggunakan data time series atau cross
section.
5) Data panel dapat digunakan untuk mempelajari model
perilaku (behavior model) yang lebih kompleks.Dapat
mengurangi bias yang mungkin terjadi bila menganggregat
individu-individu atau perusahaan-perusahaan ke dalam
agregat yang luas.
49
a. Pendekatan-pendekatan model regresi data panel
Ekananda (2016: 231) menyebutkan bahwa dalam analisis
data panel, terdapat tiga pilihan model estimasi yang dapat
dilakukan yaitu common effect, fixed effect, dan random effect.
1) Common Effect Model
Pada model ini, asumsi bahwa koefisien slope dan
intersepsi itu konstan sepanjang waktu, dan individu dan
residual/error-nya berbeda sepanjang waktu pada setiap
individu. (Setiawan dan Kusrini, 2010: 183)
Gujarati (2009 : 593) menerangkan bahwa Common
Effect Model adalah model yang secara sederhana
mengumpulkan seluruh sampel dan menghitungnya
menjadi sebuah regresi yang besar dengan mengabaikan
cross-section dan time series dalam data.
2) Fixed Effect Model
Pada model ini, intercept dalam model regresi
digunakan untuk membedakan antar individu dengan
variabel dummy. FEM yang menggunakan variabel dummy
juga diketahui sebagai the least squares dummy variable
model (LSDV). FEM tepat digunakan pada situasi dimana
intersep individual-specific berkorelasi dengan satu atau
lebih regressor. Kelemahan LSDV adalah penggunaan
50
degrees of freedom yang berlebihan ketika N (unit cross-
section) terlalu besar. (Gujarati, 2011: 303)
3) Random Effect Model
Pada model ini, nilai intersep per unit individu
diasumsikan random atau acak dari populasi yang lebih
besar dengan rata-rata konstan. Intersep individu
dinyatakan sebagai nilai deviasi dari nilai rata-rata
konstan. REM tepat digunakan pada situasi dimana
intersep random di tiap unit cross-section tidak berkorelasi
dengan regressor. Keunggulan lain dari REM adalah kita
dapat memasukan time-invariant regressors. Hal ini tidak
memungkinkan dalam FEM karena semua variabel
bersifat collinear dengan intersep. (Gujarati, 2011: 303)
b. Pemilihan model regresi data panel
Menurut Judge (1999) dalam Setiawan dan Kusrini (2010:
183), ada beberapa pertimbangan untuk membantu peneliti
dalam memilih model panel yang tepat:
1) Jika T (jumlah unit time series) besar dan N (jumlah
unit cross-section) kecil, model fixed effect memiliki
estimasi yang lebih baik.
2) Jika N besar dan T kecil, estimasi dari kedua model
tersebut berbeda secara signifikan. Namun, apabila
kita yakin bahwa setiap unit individu dari data cross-
51
section tidak diambil secara acak, maka model fixed
effect tetap lebih sesuai. Namun, apabila sampel data
cross-section diambil secara acak, maka model
random effect lebih sesuai.
3) Jika komponen error individu , dan satu arah lebih
variabel X berkorelasi, maka estimasi dengan model
random effect akan bias, sedangkan estimasi dengan
model fixed effect tidak bias.
4) Jika N besar dan T kecil, dan jika asumsinya di
bawah syarat model random effect, maka model
random effect lebih efisien daripada fixed effect.
Adapun untuk memutuskan secara formal model mana
yang akan digunakan, ada dua uji yang akan digunakan oleh
peneliti:
52
1) Likelihood test
Likelihood test digunakan untuk menentukan
mana yang harus dipilih diatara CEM dan FEM oleh
peneliti. Tes ini menggunakan uji F dalam
menentukan hasilnya. Jika hasil p-value uji
Likelihood dibawah nilai signifikansi, maka hasil
estimasi CEM lebih baik dibanding FEM.
Sedangkan jika hasil p-value uji Likelihood diatas
signifikan, maka hasil estimasi FEM lebih baik
daripada CEM. Peneliti penggunakan Eviews 9
untuk melakukan Uji F pada Likelihood test.
2) Hausman test
Arifieanto (2011 : 152) menjelaskan bahwa
Hausman test menjadikan REM sebagai acuan (null
hipotesis). Hipotesis null diterima jika p-value tes
Hausman di bawah nilai signifikansi yang berarti
hasil estimasi REM lebih baik dibanding FEM,
sedangkan hipotesis alternatif diterima jika p-value
tes Hausman di atas nilai signifikansi yang berarti
hasil estimasi FEM lebih baik dibanding REM.
Peneliti menggunakan software Eviews 9 untuk
melakukan uji Hausman.
53
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai
residual yang telah distandarisasi dalam model regresi
berdistribusi normal atau tidak. Nilai residual dikatakan
berdistribusi normal jika nilai residual terstandarisasi tersebut
sebagian besar mendekati nilai rata-ratanya. Nilai residual
terstandarisasi yang berdistribusi normal jika digambarkan
dalam bentuk kurva akan membentuk gambar lonceng (bell-
shaped curve) yang kedua sisinya melebar sampai tidak
terhingga. Berdasarkan pengertian uji normalitas tersebut maka
uji normalitas di sini tidak dilakukan per variabel (univariate)
tetapi hanya terhadap nilai residual terstandarisasinya
(multivariate). (Sulisyanto, 2011: 69)
Sulisyanto (2011 : 75) mejelaskan bahwa JB Tes
merupakan uji normalitas dengan berdasarkan pada koefisien
keruncingan (kurtosis) dan koefisien kemiringan (skewness). Uji
ini dilakukan dengan membandingkan statistik Jarque-Beta (JB)
dengan nilai tabel. Jika nilai Jarque-Bera (JB) ≤ tabel
maka nilai residual terstandarisasi dinyatakan berdistribusi
normal. Untuk menghitung nilai statistik Jarque-Bera (JB)
digunakan rumus berikut:
[
]
54
JB = Statistik Jarque-Bera
n = banyaknya sampel
S = Koefisien kemiringan
K = Koefisien kurtosis
Untuk variabel terdistribusi secara normal, S = 0 dan K
= 3. Oleh karena itu, uji JB normalitas adalah uji hipotesis
bersama yang S dan K adalah 0 dan 3, masing-masing. Dalam
hal nilai statistik JB diharapkan 0.
Mengenai ini, hipotesis dari Jarque-Bera Test
digambarkan sebagai berikut:
: Data tidak terdistribusi secara normal
: Data terdistribusi normal
Untuk mendeteksi apakah data terdistribusi secara
normal atau tidak, peneliti membandingkan nilai p-value Jarque
Bera dan nilai signifikansidengan ketentuan sebagai berikut.:
a. Jika p-value Jarque Bera < 0,05 data tidak terdistribusi
normal, dan dengan demikian kita menerima .
55
b. Jika p-value Jarque Bera > 0,05 ,data terdistribusi secara
normal, dan dengan demikian kita menolak dan
menerima .
b. Uji Autokorelasi
Autokorelasi berfungsi untuk menunjukkan sifat residual
regresi yang tidak bebas dari satu observasi ke observasi
lainnya. Fenomena ini umum ditemukan pada regresi dengan
data bersifat time series tetapi kadang juga ditemukan pada data
cross section. Autokorelasi timbul dari spesifikasi yang tidak
tepat terhadap hubungan antara variabel endogenous dengan
variabel penjelas. Akibat kurang memadainya spesifikasi maka
dampak faktor yang tidak masuk ke dalam model akan terlihat
pada pola residual. (Ariefianto, 2012: 27)
Ariefianto (2012: 29) menyebutkan bahwa metode teknik
deteksi autokorelasi ada tiga, yakni Observasi grafik residual
terhadap waktu, Statistik Durbin Watson, dan Pengujian
Autokorelasi Linear Berorde Tinggi (Breusch-Godfrey Test).
Adapun penelitian ini menggunakan Statistik Durbin Watson
untuk mendeteksi autokorelasi.
Statistik Durbin Watson adalah teknik deteksi autokotelasi
yang paling banyak digunakan. Hipotesis untuk Statistik Durbin
Watson adalah:
(tidak ada autokorelasi)
56
.
Statistik DW selanjutnya dapat dihitung dengan formula
sebagai berikut:
∑
∑
Aturan penolakan hipotesis null diberikan sebagai berikut:
; Autokorelasi Negatif
; Tidak dapat diputuskan
; Tidak terdapat Autokorelasi
; Tidak dapat diputuskan
; Autokorelasi Positif
Dimana dan merupakan batas bawah dan batas batas
atas nilai kritis yang dapat dicari dari Tabel Durbin Watson
berdasarkan k (jumlah variabel bebas) dan n (jumlah sampel)
yang relevan. Statistik DW adalah suatu prosedur rutin yang
umum ditemukan pada banyak software statiistik, sehingga yang
dilakukan adalah melihat apakah nilai yang dimaksud terletak di
antara untuk menentukan ada tidaknya
autokorelasi.
Untuk memudahkan menentukan autokorelasi dengan
Statistik Durbin Watson, kita bisa menggunakan tabel dibawah
ini:
57
Tabel 3. 4
Tabel untuk Menentukan Ada Tidaknya Autokorelasi dengan Statistik
Durbin Watson
c. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Sulisyanto (2011 : 95), heteroskedastisitas berarti
ada variabel pada model regresi yang tidak sama (konstan).
Sebaliknya, jika varian variabel pada model regresi memiliki
nilai yang sama (konstan) maka disebut homoskedastisitas.
Yang diharapkan pada model regresi adalah yang
homoskedastisitas. Menurut Gujarati dalam bukunya Basic
econometric, konsekuensi dari heteroskedastisitas dalam model
regresi adalah sebagai berikut:
1. Alat ukur yang dihasilkan akan tetap konsisten, tapi alat
ukur itu akan efisien lagi. Artinya, ada varian yang memiliki
sedikit kesalahan daripada alat ukur yang dihasilkan dalam
model regresi yang berisi heteroskedastisitas.
Autokorelasi
Positif
Tidak dapat
diputuskan
Tidak ada
autokorelasi
Tidak dapat
diputuskan
Autokorelasi
Negatif
0 dl du 2 4-du 4-dl 4
Sumber: Winarno, 2011: 4.7
58
2. Pengukur dihasilkan dari model linear regresi tidak lagi
memiliki heteroskedastik yang akurat. Hal ini akan
menyebabkan pengujian hipotesis menjadi tidak akurat.
Singkatnya, jika kita bertahan dalam menggunakan
prosedur pengujian biasa meskipun heteroskedastisitas,
kesimpulan apa pun yang kita dapatakan menyesatkan kita.
Peneliti dalam penelitian ini menggunakan Uji Bartlett
dalam mengidentifikasi heteroskedastisitas. Snedecor dan
Cochran (1983) dalam Croarkin dan Tobias (2012)
menyebutkan bahwa Uji Bartlett digunakan untuk menguji
apakah sampel k memiliki varians yang sama.Varians yang sama
di seluruh sampel disebut homogenitas varians.Beberapa uji
statistik, misalnya analisis varians, asumsikan varians sama di
seluruh kelompok atau sampel. Uji Bartlett dapat digunakan
untuk memverifikasi asumsi itu.
Uji Bartlett sensitif terhadap ketiadaan normalitas data.
Artinya, jika sampel berasal dari distribusi tidak normal, maka
tes Bartlett hanya bisa dilakukan untuk pengujian non-
normalitas. Uji Levene menjadi alternatif untuk tes Bartlett yang
kurang sensitif terhadap keberadaan ketidaknormalitasan data.
59
Untuk menyatakan suatu penelitian terdapat
heteroskedastisitas atau tidak dengan uji Bartlett, dibuat
hipotesis sebagai berikut:
Jika hipotesis null diterima, maka penelitian dinyatakan
tidak terdapat heteroskedastisitas. Sedangkan jika yang diterima
adalah hipotesis alternatif, maka penelitian dinyatakan terdapat
heteroskedastisitas.Statistik uji Bartlett dirancang untuk menguji
persamaan varians antar kelompok terhadap alternatif varians
yang tidak sama untuk setidaknya dua kelompok.
Dalam Gujarati (2004: 432), untuk menghitung populasi
varians dari data panel, dicari dengan rumus sebagai berikut:
∑
∑
∑
dimana , adalah ukuran sampel dari kelompok
ke-i dan ∑ .
Bartlett dalam Gujarati (2004: 432) telah menunjukkan
bahwa hipotesis null dapat diuji dengan rasio A / B, yang kira-
kira didistribusikan sebagai distribusi dengan k−1 df, dimana
∑
dan
60
[∑(
)
]
d. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi
atau sempurna di antara variabel bebas atau tidak. Jika dalam
model regresi yang terbentuk terdapat korelasi yang tinggi atau
sempurna di antara variabel bebas maka model regresi tersebut
dinyatakan mengandung gejala multikolinier. (Suliyanto, 2011:
81).
Terdapat beberapa metode yang dapat digumakan untuk
mendeteksi adanya masalah multikolinearitas. Salah satunya
adalah dengan melihat Pair Wise Correlation antar variabel
bebas. Jika Pair Wise Correlation antar variabel bebas tinggi,
hal ini menunjukkan adanya gejala multikolinearitas. Nilai Pair
Wise Correlation dapat dilihat pada matriks korelasi antar
variabel bebas. (Suliyanto, 2011: 81). Tidak terjadi
multikolinearitas diantara variabel bebas jika nilai korelasi antar
semua variabel bebas yang diuji < 0,9 (Hair : 2006).
3. Uji Simultan
Nilai F hitung digunakan untuk menguji ketepatan model
(goodness of fit). Uji F ini sering disebut juga uji simultan, untuk
menguji apakah variabel bebas yang digunakan dalam model mampu
menjelaskan perubahan nilai variabel dependent atau tidak. Jika
61
variabel bebas memiliki pengaruh secara simultan terhadap variabel
dependent maka model persamaan regresi masuk dalam kriteria cocok
atau fit. Sebaliknya, jika tidak terdapat pengaruh secara simultan maka
masuk dalam kategori tidak cocok atau non fit.(Suliyanto, 2011: 55).
Untuk menyimpulkan apakah model masuk dalam kategori
cocok (fit) atau tidak, Suliyanto (2011: 62) mengutip cara dengan
membandingkan nilai F hitung nilai tabel dengan derajat bebas :df:
α,(k-1),(n-k). Untuk menghitung besarnya nilai F hitung digunakan
formula berikut:
Keterangan:
F = Nilai F hitung
= Koefisien determinasi
= Jumlah variabel
= Jumlah pengamatan (ukuran sampel)
Kriteria model termasuk fit adalah ketika nilai F hitung > nilai F
tabel. Namun, dalam perangkat lunak statistik Eviews telah dihitung p
value F hitung sehingga kita tinggal membandingkan apakah p value
berada dibawah atau diatas nilai signifikansi. Jika P value> α maka
model regresi dianggap fit. Adapun nilai signifikansi yang digunakan
peneliti adalah 5%.
62
4. Uji Parsial
Nilai t hitung digunakan untuk menguji pengaruh secara parsial
(per variabel) terhadap variabel dependent. Apakah variabel tersebut
memiliki pengaruh yang berarti terhadap variabel dependent atau
tidak. Suatu variabel akan memeiliki pengaruh yang berarti jika nilai t
hitung variabel tersebut lebih besar dibanding dengan nilai t tabel
(Suliyanto, 2011: 55).
Kriteria model termasuk fit adalah ketika nilai F hitung > nilai F
tabel. Namun, dalam perangkat lunak statistik Eviews telah dihitung p
value F hitung sehingga kita tinggal membandingkan apakah p value
berada dibawah atau diatas nilai signifikansi. Jika P value> α maka
model regresi dianggap fit. Adapun nilai signifikansi yang digunakan
peneliti adalah 5%.
5. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi ( ) digunakan untuk mengukur seberapa
baik garis regresi sesuai dengan data aktualnya (goodness of fit).
Koefisien determinasi ini mengukur persentase total varianvariabel
dependen Y yang dijelaskan oleh variabel independen X didalam garis
regresi. Nilai selalu berada diantara 0 dan 1. Semakin besar ,
semakin baik kualitas model, karena semakin dapat menjelaskan
hubungan antara variabel dependent dan indepedent (Winarno, 2011 :
4.8).
63
Nilai Adjusted R-Square dianggap lebih baik dari pada nilai
RSquare karena semakin banyak variabel independen yang
dimasukkan ke dalam model maka nilai Adjusted R-Square akan
semakin berkurang akibat penyesuaian dengan model. Oleh karena itu
untuk keperluan uji koefisien determinasi, peneliti menggunakan nilai
Adjusted R-square yang ada pada output hasil regresi data panel dalam
uji koefisien determinasi.
64
E. Operasional Variabel
1. Variabel Dependent (Y)
Penelitian ini menjadikan PER sebagai variabel dependent.
Formula yang digunakan untuk menghitung PER adalah sebagai
berikut:
Data yang digunakan untung menghitung PER diambil dari
http://www.seputarforex.com untuk mendapatkan harga saham serta
http://www.idx.co.id untuk mendapatkan laporan keuangan
perusahaan dalam menghitung earning per share.
2. Variabel Independent (X)
a. EPS
Formula untuk menghitung Earning per share adalah sebagai
berikut:
Data yang digunakan untuk menghitung earning per share
diambil dari laporan keuangan perusahaan yang
dipublikasikan di http://www.idx.co.id
b. EG
Formula hitung earning growth adalah sebagai berikut:
65
Sumber data yang digunakan diambil dari laporan keuangan
perusahaan yang dipublikasikan di http://www.idx.co.id .
c. PBV
Formula hitung price to book value adalah sebagai berikut:
Sumber data harga saham diambil dari
http://www.seputarforex.com sedangkan nilai buku didapat
dari laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan di
http://www.idx.co.id
d. Kurs Rupiah
Kurs rupiah yang digunakan sebagai variabel penelitian
adalah The nominal exchange rate, yakni harga relatif dari
mata uang dua negara. Adapun negara yang akan
dikomparatifkan mata uangnya dengan Rupiah adalah
Amerika Serikat. Sebelum menghitung perubahan nilai kurs,
peneliti menghitung nilai kurs tengah terlebih dahulu:
Adapun data nilai kurs jual dan kurs beli diambil dari
situs resmi Bank Indonesia (http://www.bi.go.id). Setelah
diketahui nilai kurs tengah (EX), peneliti akan menghitung
perubahan nilai kurs Rupiah terhadap Dollar. Formula untuk
66
menghitung perubahan Kurs rupiah terhadap Dollar
(Change_EX) adalah sebagai berikut:
Dimana:
Change_EX : Perubahan nilai Kurs Rupiah
terhadap Dollar
EX : Kurs tengah
e. PDB
Formula yang digunakan untuk menghitung variabel
perubahan PDB adalah sebagai berikut:
Dimana:
Change_GDP : Perubahan nilai PDB
GDP : Produk Domestik Bruto
Data PDB yang digunakan dalam penelitian ini adalah
PDB nilai konstan yang diambil dari situs resmi Badan Pusat
Statistik (http://www.bps.go.id)
67
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Saham-saham yang tercatat di BEI dibagi ke dalam sembilan
sektor utama dan beberapa sub-sektor menurut kegiatan industrinya.
Adapun sistem pembagian sektor saham ini bernama JASICA atau Jakarta
Stock Industrial Classification. Adapun sembilan sektor yang dimaksud
adalah Agriculture; Mining; Basic Industry and Chemicals; Miscellaneous
Industri; Property, Real Estate, and Building Construction;
Infrastructures, Utilities, and Transportation; Finance; dan Trade,
Services, and Investment.
Badan Usaha Milik Negara adalah perusahaan-perusahaan yang
proporsi kepemilikan modalnya sebagian besar dimiliki oleh pemerintah
Indonesia. Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 tentang BUMN
menyebutkan bahwa BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau
sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara
langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Adapun
BUMN berbentuk Perusahaan Perseroan atau Persero adalah BUMN yang
berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang
seluruh atau paling sedikit 51 % (lima puluh satu persen) sahamnya
dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar
keuntungan.
68
Perusahaan yang tercatat dalam sektor infrastuktur, utilitas, dan
transportasi (sektor 7) yaitu 56 perusahaan, empat diantaranya merupakan
perusahaan BUMN, yakni JSMR (PT Jasa Marga (Persero) Tbk., PGAS
(PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk., TLKM (PT Telekomunikasi
Indonesia (Persero) Tbk., dan GIAA (PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.)
B. Analisis dan Pembahasan
1. Deskriptif Variabel
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Price Earning Ratio
(PER), sedangkan variabel bebasnya yakni Earning Per Share (EPS),
Earning Growth (EG), Price to Book Value (PBV), Kurs Rupiah, serta
Produk Domestik Bruto.
a. Price Earning Ratio (PER)
Price Earning Ratio (PER) adalah perbandingan antara
market price per share (harga pasar per lembar saham) dengan
earning per share (laba per lembar saham). Price Earning Ratio
(PER) dapat dihitung dengan cara membagi harga pasar per
saham dengan pendapatan per saham. Artinya semakin tinggi
nilai PER akan semakin baik karena dapat menunjukkan
tingginya tingkat pendapatan yang diharapkan oleh pemodal dan
rendahnya tingkat risiko pada saham tersebut (Moeljadi, 2006 :
54).
69
Penelitian ini menggunakan data PER yang didapat dengan
menghitung angka-angka dari data perusahaan-perusahaan sampel
penelitian menggunakan rumus yang telah dibahas sebelumnya.
Adapun data-data perusahaan didapat dari laporan keuangan
kuartal maupun tahunan yang dipublikasi melalui situs resmu
Bursa Efek Indonesia. Berikut data PER yang telah didapat
disajikan melalui tabel di bawah ini.
70
Tabel 4. 1
Deskripsi Variabel Price Earning Ratio (x)
Time PGAS TLKM JSMR Min Max Average
2011Q1 8,19 38,75 62,19 8,19 62,19 36,38
2011Q2 5,45 18,44 32,87 5,45 32,87 18,92
2011Q3 2,62 13,09 25,89 2,62 25,89 13,86
2011Q4 2,36 9,19 24,22 2,36 24,22 11,92
2012Q1 6,65 30,95 86,21 6,65 86,21 41,27
2012Q2 3,99 18,28 41,19 3,99 41,19 21,15
2012Q3 3,05 10,12 31,61 3,05 31,61 14,93
2012Q4 2,30 9,83 24,57 2,30 24,57 12,23
2013Q1 10,23 44,49 129,70 10,23 129,70 61,47
2013Q2 5,62 22,38 56,29 5,62 56,29 28,10
2013Q3 3,05 13,54 36,50 3,05 36,50 17,70
2013Q4 1,85 10,68 25,96 1,85 25,96 12,83
2014Q1 11,15 54,22 118,97 11,15 118,97 61,45
2014Q2 5,51 23,75 54,85 5,51 54,85 28,04
2014Q3 3,65 18,05 42,65 3,65 42,65 21,45
2014Q4 2,93 13,47 39,45 2,93 39,45 18,61
2015Q1 15,31 52,89 174,98 15,31 174,98 81,06
2015Q2 6,47 26,90 63,12 6,47 63,12 32,16
2015Q3 2,56 15,38 39,53 2,56 39,53 19,15
2015Q4 2,11 13,42 26,93 2,11 26,93 14,16
2016Q1 8,77 48,62 95,53 8,77 95,53 50,98
2016Q2 5,21 27,36 41,03 5,21 41,03 24,53
2016Q3 4,09 19,60 25,41 4,09 25,41 16,36
2016Q4 2,96 13,75 17,39 2,96 17,39 11,37
1,85 174,98 27,92
Sumber: data diolah
Dari tabel diatas dapat disimpulkan, rata-rata Price
Earning Ratio (PER) pada tahun 2011 kuartal 1 adalah sebesar
36,38 kali. Price Earning Ratio (PER) tertinggi dihasilkan oleh
PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar 62,19 kali sedangkan Price
Earning Ratio (PER) terendah dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas
Negara (Persero) Tbk sebesar 8,19 kali.
71
Rata-rata Price Earning Ratio (PER) pada tahun 2011
kuartal 2 adalah sebesar 18,92 kali. Price Earning Ratio (PER)
tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar
32,87 kali sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar
5,45 kali.
Rata-rata Price Earning Ratio (PER) pada tahun 2011
kuartal 3 adalah sebesar 13,86 kali. Price Earning Ratio (PER)
tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar
25,89 kali sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar
2,62 kali.
Rata-rata Price Earning Ratio (PER) pada tahun 2011
kuartal 4 adalah sebesar 11,92 kali. Price Earning Ratio (PER)
tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar
24,22 kali sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar
2,36 kali.
Rata-rata Price Earning Ratio (PER) pada tahun 2012
kuartal 1 adalah sebesar 41,27 kali. Price Earning Ratio (PER)
tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar
86,21 kali sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah
72
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar
6,65 kali.
Rata-rata Price Earning Ratio (PER) pada tahun 2012
kuartal 2 adalah sebesar 21,15 kali. Price Earning Ratio (PER)
tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar
41,19 kali sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar
3,99 kali.
Rata-rata Price Earning Ratio (PER) pada tahun 2012
kuartal 3 adalah sebesar 14,93 kali. Price Earning Ratio (PER)
tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar
31,61 kali sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar
3,05 kali.
Rata-rata Price Earning Ratio (PER) pada tahun 2012
kuartal 4 adalah sebesar 12,23 kali. Price Earning Ratio (PER)
tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar
24,57 kali sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar
2,30 kali.
Rata-rata Price Earning Ratio (PER) pada tahun 2013
kuartal 1 adalah sebesar 61,47 kali. Price Earning Ratio (PER)
tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar
73
129,70 kali sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar
10.23 kali.
Rata-rata Price Earning Ratio (PER) pada tahun 2013
kuartal 2 adalah sebesar 28,10 kali. Price Earning Ratio (PER)
tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar
56,29 kali sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar
5,62 kali.
Rata-rata Price Earning Ratio (PER) pada tahun 2013
kuartal 3 adalah sebesar 17,70 kali. Price Earning Ratio (PER)
tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar
36,50 kali sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar
3,05 kali.
Rata-rata Price Earning Ratio (PER) pada tahun 2013
kuartal 4 adalah sebesar 12,83 kali. Price Earning Ratio (PER)
tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar
25,96 kali sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar
1,85 kali.
Rata-rata Price Earning Ratio (PER) pada tahun 2014
kuartal 1 adalah sebesar 61,45 kali. Price Earning Ratio (PER)
74
tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar
118,97 kali sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar
11,15 kali.
Rata-rata Price Earning Ratio (PER) pada tahun 2014
kuartal 2 adalah sebesar 28,04 kali. Price Earning Ratio (PER)
tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar
54,85 kali sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar
5,51 kali.
Rata-rata Price Earning Ratio (PER) pada tahun 2014
kuartal 3 adalah sebesar 21,45 kali. Price Earning Ratio (PER)
tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar
42,65 kali sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar
3,65 kali.
Rata-rata Price Earning Ratio (PER) pada tahun 2014
kuartal 4 adalah sebesar 18,61 kali. Price Earning Ratio (PER)
tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar
39,45 kali sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar
2,93 kali.
75
Rata-rata Price Earning Ratio (PER) pada tahun 2015
kuartal 1 adalah sebesar 81,06 kali. Price Earning Ratio (PER)
tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar
174,98 kali sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar
15,31 kali.
Rata-rata Price Earning Ratio (PER) pada tahun 2015
kuartal 2 adalah sebesar 31,16 kali. Price Earning Ratio (PER)
tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar
63,12 kali sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar
6,47 kali.
Rata-rata Price Earning Ratio (PER) pada tahun 2015
kuartal 3 adalah sebesar 19,15 kali. Price Earning Ratio (PER)
tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar
39,53 kali sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar
2,56 kali.
Rata-rata Price Earning Ratio (PER) pada tahun 2015
kuartal 4 adalah sebesar 14,16 kali. Price Earning Ratio (PER)
tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar
26,93 kali sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah
76
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar
2,11 kali.
Rata-rata Price Earning Ratio (PER) pada tahun 2016
kuartal 1 adalah sebesar 50,98 kali. Price Earning Ratio (PER)
tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar
95,53 kali sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar
8,77 kali.
Rata-rata Price Earning Ratio (PER) pada tahun 2016
kuartal 2 adalah sebesar 24,53 kali. Price Earning Ratio (PER)
tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar
41,03 kali sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar
5,21 kali.
Rata-rata Price Earning Ratio (PER) pada tahun 2016
kuartal 3 adalah sebesar 16,36 kali. Price Earning Ratio (PER)
tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar
25,41 kali sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar
4,09 kali.
Rata-rata Price Earning Ratio (PER) pada tahun 2016
kuartal 4 adalah sebesar 11,37 kali. Price Earning Ratio (PER)
tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar
77
17,39 kali sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar
2,96 kali.
Sepanjang periode penelitian, rata-rata Price Earning Ratio
(PER) pada perusahaan yang diteliti adalah sebesar27,92 kali.
Price Earning Ratio (PER) tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa
Marga (Persero) Tbk sebesar 174,98 kali pada tahun 2015 kuartal
1 sedangkan Price Earning Ratio (PER) terendah dihasilkan oleh
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar 1,85 kali pada
tahun 2013 kuartal 4.
78
b. Earning Per Share (EPS)
Earning per share atau pendapatan per lembar saham
adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada para
pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki (Fahmi,
2013: 288).
Penelitian ini menggunakan data EPS sebagai variabel
independent. Adapun nilai EPS didapat dari pembagian nilai
pendapatan setelah pajak terhadap jumlah lembar saham yang
beredar. Adapun data-data perusahaan didapat dari laporan
keuangan kuartal maupun tahunan perusahaan yang diterbitkan
melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia. Berikut adalah data
EPS yang telah dihitung oleh penulis:
79
Tabel 4. 2
Deskripsi Variabel Earning Per Share (Rp)
Time JSRM PGAS TLKM Min Max Average
2011Q1 54,67 476,43 37,93 37,93 476,43 189,68
2011Q2 110,27 738,30 79,73 79,73 738,30 309,44
2011Q3 153,56 1.022,59 116,13 116,13 1.022,59 430,76
2011Q4 173,42 1.347,66 153,47 153,47 1.347,66 558,18
2012Q1 59,74 571,21 45,23 45,23 571,21 225,39
2012Q2 131,09 883,86 89,18 89,18 883,86 368,04
2012Q3 185,04 1.352,98 933,53 185,04 1.352,98 823,85
2012Q4 225,85 1.949,50 910,81 225,85 1.949,50 1.028,72
2013Q1 45,88 581,63 247,27 45,88 581,63 291,59
2013Q2 107,47 1.022,89 502,63 107,47 1.022,89 544,33
2013Q3 142,45 1.704,80 155,04 142,45 1.704,80 667,43
2013Q4 182,03 2.415,91 201,29 182,03 2.415,91 933,08
2014Q1 50,43 459,59 40,85 40,85 459,59 183,63
2014Q2 108,93 1.011,26 103,78 103,78 1.011,26 407,99
2014Q3 151,24 1.645,38 161,51 151,24 1.645,38 652,71
2014Q4 178,73 2.048,08 212,76 178,73 2.048,08 813,19
2015Q1 41,15 313,54 54,64 41,15 313,54 136,44
2015Q2 86,73 667,11 108,92 86,73 667,11 287,59
2015Q3 122,07 989,22 171,99 122,07 989,22 427,76
2015Q4 194,00 1.300,31 231,32 194,00 1.300,31 575,21
2016Q1 56,52 298,12 68,38 56,52 298,12 141,01
2016Q2 128,58 449,51 145,47 128,58 449,51 241,18
2016Q3 181,07 702,52 219,93 181,07 702,52 367,84
2016Q4 248,43 913,27 289,40 248,43 913,27 483,70
37,46 2.415,91 449,99
Sumber: Data diolah
Dari tabel diatas dapat disimpulkan, rata-rata Earning
per Share (EPS) pada tahun 2011 kuartal 1 adalah sebesar Rp
189,68. Earning per Share (EPS) tertinggi dihasilkan oleh PT
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbksebesar Rp 476,43
sedangkan Earning per Share (EPS) terendah dihasilkan oleh PT
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk sebesar Rp 37,93.
80
Rata-rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2011 kuartal
2 adalah sebesar Rp 309,44. Earning per Share (EPS) tertinggi
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbksebesar
Rp 738,30 sedangkan Earning per Share (EPS) terendah
dihasilkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
sebesar Rp 79,73.
Rata-rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2011 kuartal
3 adalah sebesar Rp 430,76. Earning per Share (EPS) tertinggi
dihasilkan oleh PT Perusahaan Negara (Persero) Tbk sebesar
Rp 1.022,59 sedangkan Earning per Share (EPS) terendah
dihasilkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
sebesar Rp 116,13.
Rata-rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2011 kuartal
4 adalah sebesar Rp 558,18. Earning per Share (EPS) tertinggi
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
sebesar Rp 1.347,66 sedangkan Earning per Share (EPS)
terendah dihasilkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero)
Tbk sebesar Rp 153,47.
Rata-rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2012 kuartal
1 adalah sebesarRp 225,39. Earning per Share (EPS) tertinggi
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
sebesar Rp 571,21 sedangkan Earning per Share (EPS) terendah
81
dihasilkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
sebesar Rp 45,23.
Rata-rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2012 kuartal
2 adalah sebesar Rp 368,04. Earning per Share (EPS) tertinggi
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
sebesar Rp 571,21 sedangkan Earning per Share (EPS)terendah
dihasilkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
sebesar Rp 89,18.
Rata-rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2012 kuartal
3 adalah sebesar Rp 823,85. Earning per Share (EPS)
tertinggidihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero)
Tbk sebesar Rp 1.352,98 sedangkan Earning per Share (EPS)
terendah dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar Rp
185,04.
Rata-rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2012 kuartal
4 adalah sebesar Rp 1.028,72. Earning per Share (EPS) tertinggi
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
sebesar Rp 1.949,50 sedangkan Earning per Share (EPS)
terendah dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar Rp
225,85.
Rata-rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2013 kuartal
1 adalah sebesar Rp 823,85. Earning per Share (EPS) tertinggi
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
82
sebesar Rp 581,63 sedangkan Earning per Share (EPS) terendah
dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar Rp 45,88.
Rata-rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2013 kuartal
2 adalah sebesar Rp 544,33. Earning per Share (EPS) tertinggi
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
sebesar Rp 1.022,89 sedangkan Earning per Share (EPS)
terendah dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar Rp
107,47.
Rata-rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2013 kuartal
3 adalah sebesar Rp 667,43. Earning per Share (EPS)
tertinggidihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero)
Tbk sebesar Rp 1.704,80 sedangkan Earning per Share (EPS)
terendah dihasilkan oleh PT Jasa marga (Persero) Tbk sebesar Rp
142,45.
Rata-rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2013 kuartal
4 adalah sebesar Rp 933,08. Earning per Share (EPS) tertinggi
dihasilkan oleh PT Perusahaangas Negara (Persero) Tbk sebesar
Rp 2.415,91 sedangkan Earning per Share (EPS) terendah
dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar Rp 182,03.
Rata-rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2014
kuartal 1 adalah sebesar Rp183,63. Earning per Share (EPS)
tertinggi dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero)
Tbk sebesar Rp 459,59 sedangkan Earning per Share (EPS)
83
terendah dihasilkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero)
Tbk sebesar Rp 40,85.
Rata-rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2014
kuartal 2 adalah sebesar Rp 407,99. Earninng per Share (EPS)
tertinggi dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero)
Tbk sebesar Rp 1.011,26 sedangkan Earning per Share (EPS)
terendah dihasilkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero)
Tbk sebesar Rp 103,78.
Rata-rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2014
kuartal 3 adalah sebesar Rp 652,71. Earning per Share (EPS)
tertinggi dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara(Persero)
Tbk sebesar Rp 1.645,38 sedangkan Earning per Share(EPS)
terendah dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar Rp
151,24.
Rata-rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2014
kuartal 4 adalah sebesar Rp 813,19. Earning per Share (EPS)
tertinggi dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero)
Tbk sebesar Rp 2.048,08 sedangkan Earning per Share (EPS)
terendah dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar
178,73.
Rata-rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2015
kuartal 1 adalah sebesar Rp 136,44. Earning per Share (EPS)
tertinggi dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero)
84
Tbk sebesar Rp 313,54 sedangkan Earning per Share (EPS)
terendah dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar Rp
41,15.
Rata-rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2015
kuartal 2 adalah sebesar Rp 287,59. Earning per Share (EPS)
tertinggi dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero)
Tbk sebesar Rp 667,11 sedangkan Earning per Share (EPS)
terendah dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar Rp
86,73.
Rata-rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2015
kuartal 3 adalah sebesar Rp 427,76. Earning per Share (EPS)
tertinggi dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero)
Tbk sebesar Rp 989,22 sedangkan Earning per Share (EPS)
terendah dihasilkanoleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar Rp
122,07.
Rata-rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2015
kuartal 4 adalah sebesar Rp 575,21. Earning per Share tertinggi
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar
Rp 1.300,31 sedangkan Earning per Share (EPS) terendah
dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar Rp 194,00.
Rata-rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2016
kuartal 1 adalah sebesar Rp 141,01. Earning per Share (EPS)
tertinggi dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero)
85
Tbk sebesar Rp 298,12 sedangkan Earning per Share (EPS)
terendah dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar Rp
56,52.
Rata-rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2016 kuartal
2 adalah sebesar Rp 241,18. Earning per Share (EPS) tertinggi
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar
Rp 449,51 sedangkan Earning per Share (EPS) terendah
dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar Rp 128,58.
Rata-rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2016 kuartal
3 adalah sebesar Rp 367,84. Earning per Share (EPS)
tertinggidihasilkan oleh PTPerushaan Gas Negara (Persero) Tbk
sebesar Rp 702,52 sedangkan Earning per Share (EPS) terendah
dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) TbkRp 181,07.
Rata-rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2016 kuartal
4 adalah sebesar Rp 483,70. Earning per Share (EPS) tertinggi
dihasilkan oleh PTPerushaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar
Rp 913,27 sedangkan Earning per Share (EPS) terendah
dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) TbkRp 248,43.
Sepanjang periode penelitian, rata-rata Earning Per Share
(EPS) pada perusahaan yang diteliti adalah sebesar Rp 449,99.
Earning Per Share (EPS) tertinggi dihasilkan oleh PT Perusahaan
Gas Negara (Persero) Tbk sebesar Rp 2.415,91 pada tahun 2013
kuartal 4 sedangkan Earning Per Share (EPS) terendah dihasilkan
87
c. Earning Growth (EG)
Earning Growth adalah tingkat pertumbuhan pendapatan
yang didapat dari saham berdasarkan pertumbuhan Earning Per
Share. Jika saham itu memiliki EG yang positif, maka perusahaan
itu memiliki prospek yang positif.
Penelitian ini menggunakan data EG sebagai variabel
independent. Nilai EG didapat dari pertumbuhan nilai EPS dari
satu periode ke periode berikutnya. Berikut adalah data EG yang
telah dihitung oleh penulis:
88
Tabel 4. 3
Deskripsi Variabel Earning Growth (%)
Bulan JSMR PGAS TLKM Min Max Average
2011Q1 27,53 18,35 1,25 1,25 27,53 15,71
2011Q2 101,71 54,97 110,20 54,97 110,20 88,96
2011Q3 39,26 38,51 45,65 38,51 45,65 41,14
2011Q4 12,94 31,79 32,16 12,94 32,16 25,63
2012Q1 -65,56 -57,61 -70,53 -70,53 -57,61 -64,57
2012Q2 119,46 54,73 97,17 54,73 119,46 90,45
2012Q3 41,16 53,08 946,84 41,16 946,84 347,02
2012Q4 22,05 44,09 -2,43 -2,43 44,09 21,24
2013Q1 -79,69 -70,16 -72,85 -79,69 -70,16 -74,23
2013Q2 134,27 75,86 103,27 75,86 134,27 104,47
2013Q3 32,54 66,67 -69,15 -69,15 66,67 10,02
2013Q4 27,79 41,71 29,83 27,79 41,71 33,11
2014Q1 -72,30 -80,98 -79,70 -80,98 -72,30 -77,66
2014Q2 115,99 120,03 154,04 115,99 154,04 130,02
2014Q3 38,85 62,71 55,63 38,85 62,71 52,39
2014Q4 18,17 24,47 31,73 18,17 31,73 24,79
2015Q1 -76,98 -84,69 -74,32 -84,69 -74,32 -78,66
2015Q2 110,78 112,77 99,33 99,33 112,77 107,63
2015Q3 40,74 48,28 57,91 40,74 57,91 48,98
2015Q4 58,93 31,45 34,49 31,45 58,93 41,62
2016Q1 -70,86 -77,07 -70,44 -77,07 -70,44 -72,79
2016Q2 127,47 50,78 112,72 50,78 127,47 96,99
2016Q3 40,82 56,29 51,19 40,82 56,29 49,43
2016Q4 37,20 30,00 31,59 30,00 37,20 32,93
-84,69 946,84 41,44
Sumber: Data Diolah
Dari tabel diatas dapat disimpulkan, rata-rata Earning
growth (EG) pada tahun 2011 kuartal 1 adalah sebesar 15,71%.
Earning growth (EG) tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga
(Persero) Tbk sebesar 27,53% sedangkan Earning growth (EG)
89
terendah dihasilkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero)
Tbk sebesar 1,25%.
Rata-rata Earning growth (EG) pada tahun 2011 kuartal 2
adalah sebesar 88,96%. Earning growth (EG) tertinggi dihasilkan
oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk sebesar
110.20% sedangkan Earning growth (EG) terendah dihasilkan
oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar 54,97%.
Rata-rata Earning growth (EG) pada tahun 2011 kuartal 3
adalah sebesar 41,14%. Earning growth (EG) tertinggi dihasilkan
oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk sebesar 45,65%
sedangkan Earning growth (EG) terendah dihasilkan oleh PT
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar 38,51%.
Rata-rata Earning growth (EG) pada tahun 2011 kuartal 4
adalah sebesar 25,63%. Earning growth (EG) tertinggi dihasilkan
oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk sebesar 32,16%
sedangkan Earning growth (EG) terendah dihasilkan oleh PT Jasa
Marga (Persero) Tbk sebesar 12,34%.
Rata-rata Earning growth (EG) pada tahun 2012 kuartal 1
adalah sebesar -64,57%. Earning growth (EG) tertinggi
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar
-57,61% sedangkan Earning growth (EG) terendah dihasilkan
oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk sebesar -
70,53%.
90
Rata-rata Earning growth (EG) pada tahun 2012 kuartal 2
adalah sebesar 90,45%. Earning growth (EG) tertinggi dihasilkan
oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar 119,46% sedangkan
Earning growth (EG) terendah dihasilkan oleh PT Perusahaan
Gas Negara (Persero) Tbk sebesar 54,73%.
Rata-rata Earning growth (EG) pada tahun 2012 kuartal 3
adalah sebesar 347,02%. Earning growth (EG) tertinggi
dihasilkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
sebesar 946,84% sedangkan Earning growth (EG) terendah
dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar 41,16%.
Rata-rata Earning growth (EG) pada tahun 2012 kuartal 4
adalah sebesar 21,24%. Earning growth (EG) tertinggi dihasilkan
oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar 22,05%
sedangkan Earning growth (EG) terendah dihasilkan oleh PT
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk sebesar -2,43%.
Rata-rata Earning growth (EG) pada tahun 2013 kuartal 1
adalah sebesar -74,23%.Earning growth (EG) tertinggidihasilkan
oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar -70,16%
sedangkan Earning growth (EG) terendah dihasilkan oleh PT Jasa
Marga (Persero) Tbk sebesar -79,69%.
Rata-rata Earning growth (EG) pada tahun 2013 kuartal 2
adalah sebesar 104,47%. Earning growth (EG) tertinggi
dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar 134,27%
91
sedangkan Earning growth (EG) terendah dihasilkan oleh PT
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar 75,86%.
Rata-rata Earning growth (EG) pada tahun 2013 kuartal 3
adalah sebesar 10,02%. Earning growth (EG) tertinggi dihasilkan
oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar 66,67%
sedangkan Earning growth (EG) terendah dihasilkan oleh PT
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk sebesar -69,15%.
Rata-rata Earning growth (EG) pada tahun 2013 kuartal 4
adalah sebesar 33,11%. Earning growth (EG) tertinggi dihasilkan
oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar 41,71%
sedangkan Earning growth (EG) terendah dihasilkan oleh PT Jasa
Marga (Persero) Tbk sebesar 27,29%.
Rata-rata Earning growth (EG) pada tahun 2014 kuartal 1
adalah sebesar -77,66%. Earning growth (EG) tertinggi
dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar -72,30%
sedangkan Earning growth (EG) terendah dihasilkan oleh PT
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar -80,98%.
Rata-rata Earning growth (EG) pada tahun 2014 kuartal 2
adalah sebesar 130,02%. Earning growth (EG) tertinggi
dihasilkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
sebesar 154,04% sedangkan Earning growth (EG) terendah
dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar 115,99%.
92
Rata-rata Earning growth (EG) pada tahun 2014 kuartal 3
adalah sebesar 52,39%. Earning growth (EG) tertinggi dihasilkan
oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar 62,71%
sedangkan Earning growth (EG) terendah dihasilkan oleh PT Jasa
Marga (Persero) Tbk sebesar 38,85%.
Rata-rata Earning growth (EG) pada tahun 2014 kuartal 4
adalah sebesar 24,79%. Earning growth (EG) tertinggi dihasilkan
oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk sebesar 31,79%
sedangkan Earning growth (EG) terendah dihasilkan oleh PT Jasa
Marga (Persero) Tbk sebesar 18,17%.
Rata-rata Earning growth (EG) pada tahun 2015 kuartal 1
adalah sebesar -78,66%. Earning growth (EG) tertinggi
dihasilkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
sebesar -74,32% sedangkan Earning growth (EG) terendah
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar
-84,69%.
Rata-rata Earning growth (EG) pada tahun 2015 kuartal 2
adalah sebesar 107,63%. Earning growth (EG) tertinggi
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar
112,77% sedangkan Earning growth (EG) terendah dihasilkan
oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk sebesar 99,33%.
Rata-rata Earning growth (EG) pada tahun 2015 kuartal 3
adalah sebesar 48,98%. Earning growth (EG) tertinggi dihasilkan
93
oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk sebesar 57,91%
sedangkan Earning growth (EG) terendah dihasilkan oleh PT Jasa
Marga (Persero) Tbk sebesar 40,74%.
Rata-rata Earning growth (EG) pada tahun 2015 kuartal 4
adalah sebesar 41,62%. Earning growth (EG) tertinggi dihasilkan
oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar 58,93% sedangkan
Earning growth (EG) terendah dihasilkan oleh PT Perusahaan
Gas Negara (Persero) Tbk sebesar 31,45%.
Rata-rata Earning growth (EG) pada tahun 2016 kuartal 1
adalah sebesar -72,79%. Earning growth (EG) tertinggi
dihasilkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
sebesar -70,44% sedangkan Earning growth (EG) terendah
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar
-77,07%.
Rata-rata Earning growth (EG) pada tahun 2016 kuartal 2
adalah sebesar 96.99%. Earning growth (EG) tertinggi dihasilkan
oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar 127,47% sedangkan
Earning growth (EG) terendah dihasilkan oleh PT Perusahaan
Gas Negara (Persero) Tbk sebesar 50,78%.
Rata-rata Earning growth (EG) pada tahun 2016 kuartal 3
adalah sebesar 49,43%. Earning growth (EG) tertinggi dihasilkan
oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar 56,29%
94
sedangkan Earning growth (EG) terendah dihasilkan oleh PT Jasa
Marga (Persero) Tbk sebesar 40,82%.
Rata-rata Earning growth (EG) pada tahun 2016 kuartal 4
adalah sebesar 32,93%. Earning growth (EG) tertinggi dihasilkan
oleh PT Jasa Marga(Persero) Tbk sebesar 37,20% sedangkan
Earning growth (EG) terendah dihasilkan oleh PT Perusahaan
Gas Negara (Persero) Tbk sebesar 30,00%.
Sepanjang periode penelitian, rata-rata Earning Growth
(EG) pada perusahaan yang diteliti adalah sebesar 41,44%.
Earning Growth (EG) tertinggi dihasilkan oleh PT
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk sebesar 946,84% pada
tahun 2012 kuartal 3 sedangkan Earning Growth (EG) terendah
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Indonesia (Persero) Tbk
sebesar -84,69% pada tahun 2015 kuartal 1.
95
d. Price to Book Value (PBV) (x)
Price to Book Value adalah rasio perbandingan antara harga
saham yang beredar dengan nilai buku dari perusahaan. Nilai
pasar dari ekuitas mencerminkan harapan investor terhadap laba
dan arus kas perusahaan di masa yang akan datang. (Murhadi,
2009 : 147)
Penelitian ini menggunakan data PBV sebagai variabel
independent. Adapun nilai PBV didapat dari pembagian harga
saham terhadap nilai buku perusahaan. Adapun data-data
perusahaan didapat dari laporan keuangan kuartal maupun
tahunan perusahaan yang diterbitkan melalui situs resmi Bursa
Efek Indonesia. Berikut adalah data PBV yang telah dihitung oleh
penulis:
96
Tabel 4. 4
Deskripsi Variabel Price to Book Value(x)
Time JSMR PGAS TLKM Min Max Average
2011Q1 2,64 1,03 2,46 1,03 2,64 2,05
2011Q2 2,91 1,28 2,68 1,28 2,91 2,29
2011Q3 3,08 0,78 2,63 0,78 3,08 2,16
2011Q4 3,42 0,84 2,33 0,84 3,42 2,20
2012Q1 3,96 0,87 2,19 0,87 3,96 2,34
2012Q2 4,08 0,90 2,84 0,90 4,08 2,61
2012Q3 4,22 0,94 3,04 0,94 4,22 2,73
2012Q4 3,86 0,89 2,69 0,89 3,86 2,48
2013Q1 3,97 1,06 3,08 1,06 3,97 2,70
2013Q2 4,12 1,13 3,50 1,13 4,12 2,92
2013Q3 3,41 0,81 2,91 0,81 3,41 2,38
2013Q4 2,96 0,61 2,80 0,61 2,96 2,12
2014Q1 3,82 0,83 2,71 0,83 3,82 2,45
2014Q2 3,66 0,81 3.31 0.81 3.66 2.60
2014Q3 3.84 0.79 3.63 0.79 3.84 2.75
2014Q4 4.20 0.74 3.35 0.74 4.20 2.76
2015Q1 4.51 0.56 3.20 0.56 4.51 2.76
2015Q2 3.29 0.52 3.59 0.52 3.59 2.47
2015Q3 2.83 0.27 3.06 0.27 3.06 2.05
2015Q4 2,87 0,28 3,36 0,28 3,36 2,17
2016Q1 2,92 0,29 3,34 0,29 3,34 2,18
2016Q2 2,68 0,27 4,23 0,27 4,23 2,39
2016Q3 2,25 0,32 4,24 0,32 4,24 2,27
2016Q4 1,92 0,29 3,80 0,29 3,80 2,00
0,27 4,51 2,41
Sumber: Data Diolah
Dari tabel diatas dapat disimpulkan, rata-rata Price to
Book Value (PBV) pada tahun 2011 kuartal 1 adalah sebesar 2,05
kali. Price to Book Value (PBV) tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa
Marga (Persero) Tbk sebesar 2,64 kali sedangkan Price to Book
97
Value (PBV) terendah dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara
(Persero) Tbk sebesar 1,03 kali.
Rata-rata Price to Book Value (PBV) pada tahun 2011
kuartal 2 adalah sebesar 2,29 kali. Price to Book Value (PBV)
tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga(Persero) Tbk sebesar
2,91 kali sedangkan Price to Book Value (PBV) terendah
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar
1,28 kali.
Rata-rata Price to Book Value (PBV) pada tahun 2011
kuartal 3 adalah sebesar 2,16 kali. Price to Book Value (PBV)
tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar
3,08 kali sedangkan Price to Book Value (PBV) terendah
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar
0,78 kali.
Rata-rata Price to Book Value (PBV) pada tahun 2011
kuartal 4 adalah sebesar 2,20 kali. Price to Book Value (PBV)
tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga(Persero) Tbk sebesar
3,42 kali sedangkan Price to Book Value (PBV) terendah
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar
0,84 kali.
Rata-rata Price to Book Value (PBV) pada tahun 2012
kuartal 1 adalah sebesar 2,34 kali. Price to Book Value (PBV)
tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar
98
3,96 kali sedangkan Price to Book Value (PBV) terendah
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar
0,87 kali.
Rata-rata Price to Book Value (PBV) pada tahun 2012
kuartal 2 adalah sebesar 2,61 kali. Price to Book Value (PBV)
tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar
4,08 kali sedangkan Price to Book Value (PBV) terendah
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar
0,90 kali.
Rata-rata Price to Book Value (PBV) pada tahun 2012
kuartal 3 adalah sebesar 2,73 kali. Price to Book Value (PBV)
tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar
4,22 kali sedangkan Price to Book Value (PBV) terendah
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar
0,94 kali.
Rata-rata Price to Book Value (PBV) pada tahun 2012
kuartal 4 adalah sebesar 2,48 kali. Price to Book Value (PBV)
tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga(Persero) Tbk sebesar
3,86 kali sedangkan Price to Book Value (PBV) terendah
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar
0,89 kali.
Rata-rata Price to Book Value (PBV) pada tahun 2013
kuartal 1 adalah sebesar 2,70 kali. Price to Book Value (PBV)
99
tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar
3,97 kali sedangkan Price to Book Value (PBV) terendah
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar
1,06 kali.
Rata-rata Price to Book Value (PBV) pada tahun 2013
kuartal 2 adalah sebesar 2,38 kali. Price to Book Value (PBV)
tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar
3,97 kali sedangkan Price to Book Value (PBV) terendah
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar
1,13 kali.
Rata-rata Price to Book Value (PBV) pada tahun 2013
kuartal 3 adalah sebesar 2,38 kali. Price to Book Value (PBV)
tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar
3,41 kali sedangkan Price to Book Value (PBV) terendah
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar
0,81 kali.
Rata-rata Price to Book Value (PBV) pada tahun 2013
kuartal 4 adalah sebesar 2,12 kali. Price to Book Value (PBV)
tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga(Persero) Tbk sebesar
2,96 kali sedangkan Price to Book Value (PBV) terendah
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar
0,61 kali.
100
Rata-rata Price to Book Value (PBV) pada tahun 2014
kuartal 1 adalah sebesar 2,76 kali. Price to Book Value (PBV)
tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar
3,82 kali sedangkan Price to Book Value (PBV) terendah
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar
0,83 kali.
Rata-rata Price to Book Value (PBV) pada tahun 2014
kuartal 2 adalah sebesar 2,60 kali. Price to Book Value (PBV)
tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar
3,66 kali sedangkan Price to Book Value (PBV) terendah
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar
0,81 kali.
Rata-rata Price to Book Value (PBV) pada tahun 2014
kuartal 3 adalah sebesar 2,75 kali. Price to Book Value (PBV)
tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga(Persero) Tbk sebesar
3,84 kali sedangkan Price to Book Value (PBV) terendah
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar
0,79 kali.
Rata-rata Price to Book Value (PBV) pada tahun 2014
kuartal 4 adalah sebesar 2,76 kali. Price to Book Value (PBV)
tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar
4,20 kali sedangkan Price to Book Value (PBV) terendah
101
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar
0,74 kali.
Rata-rata Price to Book Value (PBV) pada tahun 2015
kuartal 1 adalah sebesar 2,76 kali. Price to Book Value (PBV)
tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar
4,51 kali sedangkan Price to Book Value (PBV) terendah
dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar
0,56 kali.
Rata-rata Price to Book Value (PBV) pada tahun 2015
kuartal 2 adalah sebesar 2,47 kali. Price to Book Value (PBV)
tertinggi dihasilkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero)
Tbk sebesar 3,59 kali sedangkan Price to Book Value (PBV)
terendah dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero)
Tbk sebesar 0,52 kali.
Rata-rata Price to Book Value (PBV) pada tahun 2015
kuartal 3 adalah sebesar 2,05 kali. Price to Book Value (PBV)
tertinggi dihasilkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero)
Tbk sebesar 3,06 kali sedangkan Price to Book Value (PBV)
terendah dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero)
Tbk sebesar 0,27 kali.
Rata-rata Price to Book Value (PBV) pada tahun 2015
kuartal 4 adalah sebesar 2,17 kali. Price to Book Value (PBV)
tertinggi dihasilkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero)
102
Tbk sebesar 3,36 kali sedangkan Price to Book Value (PBV)
terendah dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero)
Tbk sebesar 0,28 kali.
Rata-rata Price to Book Value (PBV) pada tahun 2016
kuartal 1 adalah sebesar 2,18 kali. Price to Book Value (PBV)
tertinggi dihasilkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero)
Tbk sebesar 3,34 kali sedangkan Price to Book Value (PBV)
terendah dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero)
Tbk sebesar 0,29 kali.
Rata-rata Price to Book Value (PBV) pada tahun 2016
kuartal 2 adalah sebesar 2,39 kali. Price to Book Value (PBV)
tertinggi dihasilkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero)
Tbk sebesar 4,23 kali sedangkan Price to Book Value (PBV)
terendah dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero)
Tbk sebesar 0,27 kali.
Rata-rata Price to Book Value (PBV) pada tahun 2016
kuartal 3 adalah sebesar 2,27 kali. Price to Book Value (PBV)
tertinggi dihasilkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero)
Tbk sebesar 4,24 kali sedangkan Price to Book value (PBV)
terendah dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero)
Tbk sebesar 0,32 kali.
Rata-rata Price to Book value (PBV) pada tahun 2016
kuartal 4 adalah sebesar 2,00 kali. Price to Book value (PBV)
103
tertinggi dihasilkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia
(Persero)Tbk sebesar 3,80 kali sedangkan Price to Book Value
(PBV) terendah dihasilkan oleh PT Perusahaan Gas Negara
(Persero) Tbk sebesar 0,29 kali.
Sepanjang periode penelitian, rata-rata Price to Book Value
(PBV) pada perusahaan yang diteliti adalah sebesar2,41 kali.Price
to Book Value (PBV) tertinggi dihasilkan oleh PT Jasa Marga
(Persero) Tbk sebesar 4,51 kali pada tahun 2015 kuartal 1
sedangkan Price to Book Value (PBV) terendah dihasilkan oleh
PT Perusahaan Gas Indonesia (Persero) Tbk sebesar 0,27 kali
pada tahun 2016 kuartal 2.
104
e. Kurs Rupiah
Pada penelitian ini, penulis menjadikan pertumbuhan Kurs
Rupiah terhadap Dollar Amerika sebagai variabel independent.
Kurs yang dimaksud penulis adalah The nominal exchange rate
yang merupakan harga relatif dari mata uang dua negara.
Maksudnya adalah nilai perbandingan antara mata uang lokal
dengan mata uang negara lainnya. (Mankiw, 2013 : 150)
Nilai pertumbuhan didapat dengan menghitung tingkat
perubahan kurs tengah dari satu kuartal ke kuartal berikutnya.
Adapun untuk menghitung kurs tengah, penulis menghitung nilai
rata-rata dari kurs jual dan kurs beli. Berikut adalah nilai kurs
rupiah serta tingkat pertumbuhannya:
105
Tabel 4. 5
Deskripsi Variabel Kurs Rupiah
Time Kurs Change
2011Q1 Rp 8.709 -3,14%
2011Q2 Rp 8.597 -1,29%
2011Q3 Rp 8.823 2,63%
2011Q4 Rp 9.068 2,78%
2012Q1 Rp 9.180 1,24%
2012Q2 Rp 9.480 3,27%
2012Q3 Rp 9.588 1,14%
2012Q4 Rp 9.670 0,86%
2013Q1 Rp 9.719 0,51%
2013Q2 Rp 9.929 2,16%
2013Q3 Rp 11.613 16,96%
2013Q4 Rp 12.189 4,96%
2014Q1 Rp 11.404 -6,44%
2014Q2 Rp 11.969 4,95%
2014Q3 Rp 12.212 2,03%
2014Q4 Rp 12.440 1,87%
2015Q1 Rp 13.084 5,18%
2015Q2 Rp 13.332 1,90%
2015Q3 Rp 14.657 9,94%
2015Q4 Rp 13.795 -5,88%
2016Q1 Rp 13.276 -3,76%
2016Q2 Rp 13.180 -0,72%
2016Q3 Rp 12.998 -1,38%
2016Q4 Rp 13.436 3,37%
Min Rp 8.597 -6,44%
Max Rp 14.657 16,96%
Average Rp 11.348 1,80%
Dari data diatas, diketahui bahwa rata-rata kurs Rupiah
terhadap Dollar selama periode penelitian adalah Rp 11.348
dengan kurs terkecil terdapat pada 2011 kuartal 2 yakni sebesar
106
Rp 8.597 dan kurs terbesar terdapat pada 2015 kuartal 3 yakni
sebesar Rp 14.657.
Tingkat pertumbuhan rata-rata kurs Rupiah terhadap Dollar
Amerika adalah 1,80%. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada 2013
kuartal 3 sebesar 16,96%, sedangkan pertumbuhan terendah
terjadi pada 2014 kuartal 1 sebesar -6,44%.
f. Produk Domestik Bruto (miliyar rupiah)
Produk domestik bruto digunakan untuk mengukur nilai
aktivitas ekonomi suatu negara. Salah satu cara yang paling
efektif untuk menghitung PDB adalah dengan menghitung
pengeluaran terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh
ekonomi (negara). (Mankiw, 2003: 25)
Data PDB yang digunakan oleh peneliti adalah data PDB
nilai konstan yang diambil dari situs resmi Badan Pusat Statistik.
Di bawah ini adalah data PDB dan pertumbuhan PDB:
107
Tabel 4. 6
Deskripsi Variabel Produk Domestik Bruto
Time PDB Change
2011Q1 1.748.731 0,64%
2011Q2 1.816.268 3,86%
2011Q3 1.881.850 3,61%
2011Q4 1.840.786 -2,18%
2012Q1 1.855.580 0,80%
2012Q2 1.929.019 3,96%
2012Q3 1.993.632 3,35%
2012Q4 1.948.852 -2,25%
2013Q1 1.958.396 0,49%
2013Q2 2.036.817 4,00%
2013Q3 2.103.598 3,28%
2013Q4 2.057.688 -2,18%
2014Q1 2.058.985 0,06%
2014Q2 2.137.772 3,83%
2014Q3 2.208.107 3,29%
2014Q4 2.161.408 -2,11%
2015Q1 2.156.469 -0,23%
2015Q2 2.237.413 3,75%
2015Q3 2.312.693 3,36%
2015Q4 2.270.357 -1,83%
2016Q1 2.262.361 -0,35%
2016Q2 2.353.523 4,03%
2016Q3 2.428.722 3,20%
2016Q4 2.385.577 -1,78%
Min 1.748.731 -2,25%
Max 2.428.722 4,03%
Average 2.089.358 1,36%
Dari data diatas, diketahui bahwa rata-rata Produk
Domestik Bruto selama periode penelitian adalah2.089.358
miliyar rupiah dengan Produk Domestik Bruto terkecil terdapat
pada 2011 kuartal 1 yakni sebesar 1.748.731 miliyar rupiah dan
108
Produk Domestik Bruto terbesar terdapat pada 2016 kuartal 3
yakni sebesar 2.428.722 miliyar rupiah.
Tingkat pertumbuhan rata-rata Produk Domestik Bruto
adalah 1,36%. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada 2016 kuartal 2
sebesar 4,03%, sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada
2012 kuartal 4 sebesar -2,25%.
2. Uji Pemilihan Model Regresi Data Panel
a. Uji Chow / Likehood Test Ratio
Uji Chow / LikelihoodTest ratio adalah uji model regresi
data panel untuk menentukan apakah Fixed Effect Model
lebih baik dibandingkan dengan Common Effect Model. Adapun
hipotesis yang dirumuskan untuk Uji Chow / Likelihood Test
ratio adalah sebagai berikut:
: Common Effect Model
: Fixed Effect Model
Dasar penolakan terhadap hipotesis tersebut adalah
dengan membandingkan perhitungan F-statistik dengan F-tabel.
Perbandingan dipakai apabila hasil F-hitung lebih besar (>) dari
F-tabel maka ditolak yang berarti model yang lebih tepat
digunakan adalah Fixed Effect Model. Atau ditolak p-value
lebih kecil (<) dari signifikansi α sebesar 5% atau 0,05. Hasil
output regresi data panel Common Effect Model dan Fixed Effect
Model adalah sebagai berikut:
109
Tabel 4. 7
Hasil Uji Regresi Data Panel Common Effect Model
Dependent Variable: LOG_PER
Method: Panel Least Squares
Date: 08/10/17 Time: 16:21
Sample (adjusted): 3/01/2011 12/01/2016
Periods included: 24
Cross-sections included: 3
Total panel (balanced) observations: 72
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.899857 0.098278 9.156224 0.0000
EPS -0.000359 7.20E-05 -4.990667 0.0000
EG -0.053445 0.023263 -2.297437 0.0248
PBV 0.205678 0.028242 7.282616 0.0000
CHANGE_KURS -0.918754 0.567721 -1.618320 0.1104
CHANGE_GDP 0.877043 1.201781 0.729786 0.4681
R-squared 0.820747 Mean dependent var 1.202856
Adjusted R-squared 0.807167 S.D. dependent var 0.489418
S.E. of regression 0.214917 Akaike info criterion -0.157478
Sum squared resid 3.048484 Schwarz criterion 0.032244
Log likelihood 11.66921 Hannan-Quinn criter. -0.081949
F-statistic 60.43900 Durbin-Watson stat 1.235723
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: data diolah
110
Tabel 4. 8
Hasil Uji Regresi Data Panel Fixed Effect Model
Dependent Variable: LOG_PER
Method: Panel Least Squares
Date: 08/10/17 Time: 16:21
Sample (adjusted): 3/01/2011 12/01/2016
Periods included: 24
Cross-sections included: 3
Total panel (balanced) observations: 72
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 1.041265 0.106697 9.759071 0.0000
EPS -0.000296 7.35E-05 -4.025259 0.0002
EG -0.053935 0.021211 -2.542807 0.0134
PBV 0.133351 0.042411 3.144272 0.0025
CHANGE_KURS -1.050647 0.497145 -2.113361 0.0385
CHANGE_GDP 1.338350 1.100811 1.215785 0.2285
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.870552 Mean dependent var 1.202856
Adjusted R-squared 0.856394 S.D. dependent var 0.489418
S.E. of regression 0.185467 Akaike info criterion -0.427442
Sum squared resid 2.201469 Schwarz criterion -0.174479
Log likelihood 23.38792 Hannan-Quinn criter. -0.326737
F-statistic 61.48683 Durbin-Watson stat 1.776783
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: data diolah
Selanjutnya dilakukan uji Chow / likehood Test Ratio
untuk menguji hipotesis yang telah dirumusan sebelumnya.
Berikut adalah hasil output uji Chow / Likelihood Test Ratio:
111
Tabel 4. 9
Hasil Uji Chow / Likelihood Test Ratio
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: EQ01
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 12.312002 (2,64) 0.0000
Cross-section Chi-square 23.437417 2 0.0000
Cross-section fixed effects test equation:
Dependent Variable: LOG_PER
Method: Panel Least Squares
Date: 08/10/17 Time: 15:51
Sample (adjusted): 3/01/2011 12/01/2016
Periods included: 24
Cross-sections included: 3
Total panel (balanced) observations: 72 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.899857 0.098278 9.156224 0.0000
EPS -0.000359 7.20E-05 -4.990667 0.0000
PBV 0.205678 0.028242 7.282616 0.0000
EG -0.053445 0.023263 -2.297437 0.0248
CHANGE_KURS -0.918754 0.567721 -1.618320 0.1104
CHANGE_GDP 0.877043 1.201781 0.729786 0.4681 R-squared 0.820747 Mean dependent var 1.202856
Adjusted R-squared 0.807167 S.D. dependent var 0.489418
S.E. of regression 0.214917 Akaike info criterion -0.157478
Sum squared resid 3.048484 Schwarz criterion 0.032244
Log likelihood 11.66921 Hannan-Quinn criter. -0.081949
F-statistic 60.43900 Durbin-Watson stat 1.235723
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Data diolah
Setelah melalui Uji Chow / Likelihood Test Ratio dengan p-
value dibawah nilai signifikansi (0,00 < 0,05), maka hipotesis null
yang menyatakan bahwa penelitian ini menggunakan Common
Effect Modelditolak dan hipotesis alternatif yang menyatakan
penelitian ini menggunakan Fixed Effect Model diterima.
112
b. Uji Hausman
Uji Hausman adalah uji model regresi data panel untuk
menentukan apakah Fixed Effect Model lebih baik dibandingkan
Random Effect Model. Hipotesis yang dirumuskan untuk Uji
Hausman adalah sebagai berikut:
: Random Effect Model
: Fixed Effect Model
ditolak jika nilai statistik Hausman lebih besar (>) dari
pada nilai kritis statistic chi-square dan model yang tepat
digunakan untuk regresi dari data panel adalah Fixed Effect
Model. Atau ditolak jika p-value lebih kecil (<) dari
signifikansi α sebesar 5% atau 0,05.
Hasil output regresi data panel Random Effect Model
adalah sebagai berikut:
113
Tabel 4. 10
Hasil Uji Regresi Data Panel Random Effect Model
Dependent Variable: LOG_PER
Method: Panel EGLS (Period random effects)
Date: 08/10/17 Time: 17:36
Sample (adjusted): 3/01/2011 12/01/2016
Periods included: 24
Cross-sections included: 3
Total panel (balanced) observations: 72
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.899857 0.082868 10.85894 0.0000
EPS -0.000359 6.07E-05 -5.918747 0.0000
EG -0.053445 0.019615 -2.724676 0.0082
PBV 0.205678 0.023814 8.636914 0.0000
CHANGE_KURS -0.918754 0.478700 -1.919268 0.0593
CHANGE_GDP 0.877043 1.013337 0.865499 0.3899
Effects Specification
S.D. Rho
Period random 0.000000 0.0000
Idiosyncratic random 0.181217 1.0000
Weighted Statistics
R-squared 0.820747 Mean dependent var 1.202856
Adjusted R-squared 0.807167 S.D. dependent var 0.489418
S.E. of regression 0.214917 Sum squared resid 3.048484
F-statistic 60.43900 Durbin-Watson stat 1.235723
Prob(F-statistic) 0.000000
Unweighted Statistics
R-squared 0.820747 Mean dependent var 1.202856
Sum squared resid 3.048484 Durbin-Watson stat 1.235723
Sumber: data diolah
Selanjutnya dilakukan uji Hausman untuk menguji hipotesis yang
telah dirumusan sebelumnya. Berikut adalah hasil output uji Hausman:
114
Tabel 4. 11
Hasil Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: EQ01
Test period random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Period random 30.217672 3 0.0000
** WARNING: estimated period random effects variance is zero.
Period random effects test comparisons:
Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.
EG -0.001941 -0.053445 0.000215 0.0004
EPS -0.000224 -0.000359 0.000000 0.0026
PBV 0.237727 0.205678 0.000226 0.0332
Period random effects test equation:
Dependent Variable: LOG_PER
Method: Panel Least Squares
Date: 10/08/17 Time: 17:15
Sample (adjusted): 3/01/2011 12/01/2016
Periods included: 24
Cross-sections included: 3
Total panel (balanced) observations: 72
WARNING: estimated coefficient covariance matrix is of reduced rank
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.734423 0.099345 7.392634 0.0000
EG -0.001941 0.024493 -0.079265 0.9372
EPS -0.000224 7.54E-05 -2.976626 0.0047
PBV 0.237727 0.028169 8.439178 0.0000
CHANGE_KURS NA NA NA NA
CHANGE_GDP NA NA NA NA
Effects Specification
Period fixed (dummy variables)
R-squared 0.913106 Mean dependent var 1.202856
Adjusted R-squared 0.862900 S.D. dependent var 0.489418
S.E. of regression 0.181217 Akaike info criterion -0.298247
Sum squared resid 1.477781 Schwarz criterion 0.555502
Log likelihood 37.73690 Hannan-Quinn criter. 0.041633
F-statistic 18.18728 Durbin-Watson stat 0.337588
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: data diolah
115
Setelah melalui Uji Hausman dengan p-value dibawah nilai
signifikansi (0,00 < 0,05), maka hipotesis null yang menyatakan
bahwa penelitian ini menggunakan Random EffectModel ditolak
dan hipotesis alternatif yang menyatakan penelitian ini
menggunakan Fixed Effect Model diterima.
Setelah melalui Uji Chow dan Uji Hausman, dengan
memperhatikan hasil dari kedua uji, model yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Fixed Effect Model.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Normalitas
Uji Normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai
residual yang telah distandarisasi dalam model regresi
berdistribusi normal atau tidak. (Sulisyanto, 2011: 69)
Untuk mendeteksi apakah data terdistribusi secara
normal atau tidak, peneliti membandingkan nilai p-value Jarque
Bera dan nilai signifikansidengan ketentuan sebagai berikut.:
a. Jika p-value Jarque Bera < 0,05 data tidak terdistribusi
normal, dan dengan demikian kita menerima .
b. Jika p-value Jarque Bera > 0,05 ,data terdistribusi secara
normal, dan dengan demikian kita menolak dan
menerima
116
Gambar 4. 1
Hasil Uji Normalitas sebelum Transformasi Data
0
2
4
6
8
10
12
14
-40 -20 0 20 40 60 80 100
Series: Standardized Residuals
Sample 3/01/2011 12/01/2016
Observations 72
Mean 1.10e-15
Median -2.257857
Maximum 111.5720
Minimum -38.15523
Std. Dev. 23.40499
Skewness 2.049648
Kurtosis 9.766857
Jarque-Bera 187.7838
Probability 0.000000
Sumber: data diolah
Dengan p-value Jarque Bera dibawah nilai signifikansi
(0,000000 < 0,05), maka hipotesis null yang menyatakan data
tidak terdistribusi normal diterima. Maka, asumsi data
terdistribusi normal dinyatakan tidak lolos. Untuk mengatasi data
yang tidak terdistribusi normal, kita dapat melakukan
transformasi data untuk memenuhi asumsi normalitas. Hair (2006:
87) mengemukakan bahwa ada dua alasan yang membolehkan
data transformasi dilakukan:
1. Untuk mengkoreksi kesalahan asumsi statistik dalam
teknik multivariatif.
2. Untuk meningkatkan hubungan atau korelasi diantara
variabel-variabel.
Menurut Hair (2006: 87) ada dua pola persebaran data yang
sering ditemui dalam data tidak normal, yakni distribusi flat dan
skewed atau tidak simentris. Data yang terdistribusi flat biasanya
117
ditransformasi dengan cara inverse (misal 1/Y). Sedangkan data
yang terdistribusi skewed ditransformasi dengan cara akar
kuadrat, logaritma, kuadrat, atau pangkat tiga.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan logaritma
terhadap variabel independent untuk menormalkan distribusi data.
Setelah dilakukan transformasi data, hasil uji Jarque-Bera menjadi
sebagai berikut:
Gambar 4. 2
Hasil Uji Normalitas setelah Transformasi Data
0
2
4
6
8
10
12
-0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4
Series: Standardized Residuals
Sample 3/01/2011 12/01/2016
Observations 72
Mean 2.70e-18
Median -0.036565
Maximum 0.409670
Minimum -0.279281
Std. Dev. 0.176087
Skewness 0.433764
Kurtosis 2.251296
Jarque-Bera 3.939488
Probability 0.139493
Sumber: data diolah
Dengan p-value Jarque Bera diatas nilai signifikansi
(0,139493 > 0,05), maka hipotesis null yang menyatakan data
tidak terdistribusi normal ditolak dan hipotesis alternatif yang
menyatakan data tedistribusi normal diterima. Maka, asumsi data
terdistribusi normal dinyatakan lolos.
118
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau
sempurna di antara variabel bebas atau tidak.(Suliyanto, 2011:
81).
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan Pair Wise
Correlation untuk mendeteksi keberadaan multikolinearitas
diantara variabel bebas. Tidak terjadi multikolinearitas diantara
variabel bebas jika nilai korelasi antar semua variabel bebas yang
diuji < 0,9 (Hair:2006)
Tabel 4. 12
Hasil Uji Multikolinearitas
EPS EG PBV CHANGE_KURS CHANGE_GDP
EPS 1.000000 0.159453 -0.685698 0.138352 -0.132491
EG 0.159453 1.000000 0.068108 0.067386 0.342986
PBV -0.685698 0.068108 1.000000 0.011519 0.052208
CHANGE_KURS 0.138352 0.067386 0.011519 1.000000 0.240327
CHANGE_GDP -0.132491 0.342986 0.052208 0.240327 1.000000
Sumber: data diolah
Dari hasil output pengujian diatas, menunjukkan bahwa
seluruh nilai korelasi antar variabel independent berada dibawah
0,9 sehingga data dinyatakan bebas dari masalah
multikolinearitas.
119
c. Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4. 13
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Test for Equality of Variances of RESID01
Categorized by values of BULAN
Date: 08/10/17 Time: 15:50
Sample (adjusted): 3/01/2011 12/01/2016
Included observations: 72 after adjustments
Method df Value Probability
Bartlett 23 33.76198 0.0687
Levene (23, 48) 3.280702 0.0003
Brown-Forsythe (23, 48) 0.806840 0.7067
Category Statistics
Mean Abs. Mean Abs.
BULAN Count Std. Dev. Mean Diff. Median Diff.
2011M03 3 0.116848 0.085900 0.075981
2011M06 3 0.031167 0.023252 0.019999
2011M09 3 0.035379 0.025416 0.023300
2011M12 3 0.044976 0.034610 0.026351
2012M03 3 0.109652 0.081915 0.070256
2012M06 3 0.038172 0.028815 0.024106
2012M09 3 0.334592 0.249955 0.214384
2012M12 3 0.144703 0.109042 0.091638
2013M03 3 0.090928 0.069810 0.054567
2013M06 3 0.025600 0.017417 0.017055
2013M09 3 0.141070 0.095181 0.094026
2013M12 3 0.160328 0.118634 0.103715
2014M03 3 0.098964 0.071255 0.065113
2014M06 3 0.033701 0.023439 0.022395
2014M09 3 0.126855 0.094385 0.081636
2014M12 3 0.181862 0.137560 0.114434
2015M03 3 0.039938 0.030717 0.023597
2015M06 3 0.070320 0.049142 0.046686
2015M09 3 0.103634 0.077208 0.066603
2015M12 3 0.050491 0.035697 0.033431
2016M03 3 0.117143 0.085293 0.076646
2016M06 3 0.072991 0.055773 0.044782
2016M09 3 0.057459 0.043926 0.035194
2016M12 3 0.052995 0.039327 0.034192
All 72 0.176087 0.070153 0.060837
Bartlett weighted standard deviation: 0.116169
Sumber: data diolah
Pada tabel diatas dinyatakan bahwa p-value uji Bartlett
diatas nilai signifikansi (5%) yakni 0.0687 yang berarti hipotesis
120
null yang menyatakan tidak terdapat heteroskedastisitas pada data
tertolak dan hipotesis alternatif yang menyatakan terdapat
heteroskedastisitas pada data diterima.
d. Autokorelasi
Uji autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan
metode Durbin-Watson (D-W). Data dikatakan bebas dari
masalah autokorelasi jika nilai D-W pada output model
regresi yang dipilih berada pada wilayah bebas autokorelasi
yaitu bernilai diantara nilai du dan 4-du.
121
Tabel 4. 14
Hasil Uji Autokorelasi
Dependent Variable: LOG_PER
Method: Panel Least Squares
Date: 08/10/17 Time: 16:21
Sample (adjusted): 3/01/2011 12/01/2016
Periods included: 24
Cross-sections included: 3
Total panel (balanced) observations: 72
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 1.041265 0.106697 9.759071 0.0000
EG -0.053935 0.021211 -2.542807 0.0134
EPS -0.000296 7.35E-05 -4.025259 0.0002
PBV 0.133351 0.042411 3.144272 0.0025
CHANGE_KURS -1.050647 0.497145 -2.113361 0.0385
CHANGE_GDP 1.338350 1.100811 1.215785 0.2285
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.870552 Mean dependent var 1.202856
Adjusted R-squared 0.856394 S.D. dependent var 0.489418
S.E. of regression 0.185467 Akaike info criterion -0.427442
Sum squared resid 2.201469 Schwarz criterion -0.174479
Log likelihood 23.38792 Hannan-Quinn criter. -0.326737
F-statistic 61.48683 Durbin-Watson stat 1.776783
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: (data diolah)
Dari tabel 4.14 didapat nilai D-W dari persamaan regresi
data panel terpilih dengan pendekatan Fixed Effect Model
yaitu sebesar 1,776789. Dengan melihat tabel distribusi
Durbin-Watson nilai Durbin-Watson untuk n=72 dan k=5,
didapat nilai dl= 1,4732 dan du= 1,7688, sehingga dapat
dihitung nilai 4-dl=2,5268 dan 4-du=2,2312.
122
Tabel 4. 15
Hasil Uji Durbin-Watson
Dengan nilai Uji DW sebesar 1,7768 yang berada diantara
du dan 4—du, maka penelitian ini dinyatakan bebas dari
autokorelasi.
4. Uji Pengaruh Simultan Variabel Independen Terhadap Variabel
Dependen
Uji-F dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
pengaruh variabel independent, yang terdiri dari Earning Per Share
(EPS), Earning Growth (EG), Price to Book Value (PBV), Kurs
Rupiah, dan Produk Domestik Bruto (PDB) terhadap variabel
dependent yaitu Price Earning Ratio (PER) secara simultan. Jika F-
hitung lebih besar (>) dari pada F-tabel, maka ditolak dan
diterima, yang artinya bahwa variabel independent secara
keseluruhan atau simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependent.
Autokorelasi
Positif
Tidak dapat
diputuskan
Tidak ada
autokorelasi
Tidak dapat
diputuskan
Autokorelasi
Negatif
0 dl du 4-du 4-dl 4
0 1,4732 1,7688 1,7768 2,5268 2,2312 4
Sumber: Winarno, 2011: 4.7
123
Tabel 4. 16
Hasil Uji Simultan
Dependent Variable: LOG_PER
Method: Panel Least Squares
Date: 08/10/17 Time: 16:21
Sample (adjusted): 3/01/2011 12/01/2016
Periods included: 24
Cross-sections included: 3
Total panel (balanced) observations: 72
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 1.041265 0.106697 9.759071 0.0000
EG -0.053935 0.021211 -2.542807 0.0134
EPS -0.000296 7.35E-05 -4.025259 0.0002
PBV 0.133351 0.042411 3.144272 0.0025
CHANGE_KURS -1.050647 0.497145 -2.113361 0.0385
CHANGE_GDP 1.338350 1.100811 1.215785 0.2285
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.870552 Mean dependent var 1.202856
Adjusted R-squared 0.856394 S.D. dependent var 0.489418
S.E. of regression 0.185467 Akaike info criterion -0.427442
Sum squared resid 2.201469 Schwarz criterion -0.174479
Log likelihood 23.38792 Hannan-Quinn criter. -0.326737
F-statistic 61.48683 Durbin-Watson stat 1.776783
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: (data diolah)
Tabel 4.16 menunjukkan, F-hitung / F-statistic sebesar
61.48683 dengan p-value 0,0000. Sementara F-tabel dengan df;α (K-
1) (n-K) atau df; 0,05 (5-1) (72-5) sebesar 2,51 , yang artinya lebih
kecil dari F-hitung, maka dapat disimpulkan variabel independen
yang digunakan dalam penelitian, yang terdiri dari Earning Per
Share (EPS), Earning Growth (EG), Price to Book Value (PBV),
Kurs Rupiah, dan Produk Domestik Bruto (PDB) secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap Price Earning Ratio (PER)
124
perusahaan BUMN sektor Infrastuktur, Utilitas dan Teknologi pada
periode 2011 - 2016.
5. Uji Pengaruh Parsial Variabel Independen Terhadap Variabel
Dependen
Tabel 4. 17
Hasil Uji Parsial
Dependent Variable: LOG_PER
Method: Panel Least Squares
Date: 08/10/17 Time: 16:21
Sample (adjusted): 3/01/2011 12/01/2016
Periods included: 24
Cross-sections included: 3
Total panel (balanced) observations: 72
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 1.041265 0.106697 9.759071 0.0000
EPS -0.000296 7.35E-05 -4.025259 0.0002
EG -0.053935 0.021211 -2.542807 0.0134
PBV 0.133351 0.042411 3.144272 0.0025
CHANGE_KURS -1.050647 0.497145 -2.113361 0.0385
CHANGE_GDP 1.338350 1.100811 1.215785 0.2285
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.870552 Mean dependent var 1.202856
Adjusted R-squared 0.856394 S.D. dependent var 0.489418
S.E. of regression 0.185467 Akaike info criterion -0.427442
Sum squared resid 2.201469 Schwarz criterion -0.174479
Log likelihood 23.38792 Hannan-Quinn criter. -0.326737
F-statistic 61.48683 Durbin-Watson stat 1.776783
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: (data diolah)
Lalu dengan tingkat signfkansi α 5% atau 0,05 dan n=72,
maka dapat diperoleh nilai t-tabel sebagai berikut:
t tabel = |α ; df (n-K)|
= |5% ; df (72-5)|
125
= |5% ; df (67)|
= |1,66792|
a. Uji parsial variabel Earning Per Share (EPS) terhadap Price
Earning Ratio (PER)
Tabel 4.17 menunjukkan, t-statistic sebesar -4.025259 yang
berarti lebih besar dari t tabel |1,66792| dengan p-value 0,0002
yang berarti lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa variabel Earning Per Share (EPS) secara
parsial berpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap Price
Earning Ratio (PER). Nilai koefisien atau Earning per Share
(EPS) sebesar -0.000296 menunjukkan hubungan tidak searah
atau negatif terhadap variabel Y atau Price Earning Ratio (PER).
Hal ini berarti setiap perubahan 1 pada atau Earning per Share
(EPS) secara positif akan mempengaruhi perubahan terhadap Y
atau Price Earning Ratio (PER) secara negatif sebesar 0,000296.
Pengaruh negatif EPS terhadap PER disebabkan karena
EPS itu sendiri merupakan angka pembagi terhadap PER
sehingga secara langsung keduanya memiliki hubungan korelasi
negatif. Hasil yang menunjukan variabel EPS signifikan terhadap
PER sesuai dengan penelitian Hayati (2010) dan Sharma (2011),
namun pada kedua penelitian tersebut EPS dinilai mempengaruhi
PER secara positif. Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian Yulia
126
Rahma, Djumahir, dan Atim Djazuli (2014) yang menyatakan
EPS tidak berpengaruh secara signifikan terhadap PER.
b. Uji parsial variabel Earning Growth (EG) terhadap Price
Earning Ratio (PER)
Tabel 4.17 menunjukkan, t-statistic sebesar -2.542807 yang
berarti lebih besar dari t tabel |1,66792| dengan p-value 0.0134
yang berarti lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa variabel Earning Growth (EPS) secara parsial
berpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap Price Earning
Ratio (PER). Adapun nilai koefisien atau Earning Growth
(EG) sebesar -0.053935 menunjukkan hubungan tidak searah atau
negatif terhadap variabel Y atau Price Earning Ratio (PER). Hal
ini berarti setiap perubahan 1 pada atau Earning Growth (EG)
secara negatif akan mempengaruhi perubahan terhadap Y atau
Price Earning Ratio (PER) secara negatif sebesar 0, 053935.
Pengaruh negatif EG terhadap PER disebabkan karena EG
itu sendiri merupakan angka pertumbuhan EPS yang merupakan
angka pembagi terhadap PER sehingga secara langsung keduanya
memiliki hubungan korelasi negatif. Hasil penelitian yang
menunjukan variabel EG signifikan terhadap PER sesuai dengan
penelitian Ramadan (2015) namun pada penelitian tersebut EG
mempengaruhi PER secara positif. Hasil ini tidak sesuai dengan
penelitian Rahma, Djumahir, dan Djazuli (2014), Arisona (2013),
127
Afza dan Tahir (2012) serta Djazuli, Kiptiyah (2009) yang
menyatakan bahwa EG tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap PER.
c. Uji parsial variabel Price to Book Value (PBV) terhadap Price
Earning Ratio (PER)
Tabel 4.17 menunjukkan, t-statistic sebesar 3.144272 yang
berarti lebih besar dari t tabel |1,66792| dengan p-value 0.0025
yang berarti lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa variabel Price to Book Value (PBV) secara
parsial berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap Price
Earning Ratio (PER). Nilai koefisien atau Price to Book Value
(PBV) sebesar 0.133351 menunjukkan hubungan searah atau
positif terhadap variabel Y atau Price Earning Ratio (PER). Hal
ini berarti setiap perubahan 1 pada atau Price to Book Value
(PBV) secara positif akan mempengaruhi perubahan terhadap Y
atau Price Earning Ratio (PER) secara positif sebesar 0.133351.
Hasil yang mengindikasikan pengaruh yang signifikan dan
positif antara PBV dan PER memperkuat asumsi yang
menyatakan PBV yang merupakan nilai ukur harga saham
terhadap nilai buku perusahaan cukup kuat terhadap PER. Secara
matematis, keduanya memiliki pembilang yang sama, yakni harga
saham. Hasil ini sesuai dengan penelitian Utomo, Andini, dan
Raharjo (2016), Ramadan (2015), Rahma, Djumahir, dan Djazuli
128
(2014), Ramadhani, Kamaliah, dan Silfi (2013), Afza dan Tahir
(2012), dan Sharma (2011) yang menyatakan bahwa PBV
berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap PER. Hasil ini
tidak sesuai dengan penelitian Hayati (2010) yang menyatakan
PBV tidak berpengaruh secara signifikan terhadap PER.
d. Uji parsial variabel Kurs Rupiah terhadap Price Earning
Ratio (PER)
Tabel 4.17 menunjukkan, t-statistic sebesar -2.113361 yang
berarti lebih besar dari t tabel |1,66792| dengan p-value 0.0385
yang berarti lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa variabel Kurs Rupiah secara parsial
berpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap Price Earning
Ratio (PER). Nilai koefisien atau Kurs Rupiah sebesar
-1.050647 menunjukkan hubungan tidak searah atau negatif
terhadap variabel Y atau Price Earning Ratio (PER). Hal ini
berarti setiap perubahan 1 pada atau Kurs Rupiah secara
positif akan mempengaruhi perubahan terhadap Y atau Price
Earning Ratio (PER) secara negatif sebesar 105,0647%.
Pengaruh negatif Kurs Rupiah terhadap PER disebabkan
karena perubahan Kurs secara tidak langsung akan mempengaruhi
kinerja perusahaan terutama aktivitas-aktivitas yang berhubungan
dengan pihak luar negeri. Kinerja perusahaan akan menghasilkan
pendapatan atau earning yang merupakan nilai pembagi PER.
129
Maka, perubahan kurs secara tidak langsung akan memberi
pengaruh secara signifikan dan negatif terhadap PER.
Hasil ini sesuai dengan penelitian Singh, Mehta dan Varsha
(2011) yang menyatakan bahwa kurs berpengaruh secara
signifikan dan positif terhadap PER. Pada penelitiannya, Singh,
Mehta, dan Varsha (2011) menyebutkan bahwa setiap informasi
dalam makroekonomi akan mempengaruhi sikap pasar dalam
berinvestasi. Hal ini sesuai dengan teori efisiensi pasar yang
dikemukakan oleh Fama (1970).
e. Uji parsial variabel Produk Domestik Bruto (PDB) terhadap
Price Earning Ratio (PER)
Tabel 4.17 menunjukkan, t-statistic sebesar 1.215785 yang
berarti lebih kecil dari t tabel |1,66792| dengan p-value 0.2285
yang berarti lebih besar dari nilai signifikansi 0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa variabel Produk Domestik Bruto (PDB)
secara parsial berpengaruh secara tidak signifikan terhadap Price
Earning Ratio (PER). Nilai koefisien atau Produk Domestik
Bruto (PDB) sebesar 1.338350 menunjukkan hubungan yang
searah terhadap variabel Y atau Price Earning Ratio (PER),
namun karena Produk Domestik Bruto (PDB) dalam penelitian
ini tidak terbukti berpengaruh signifikan, maka jika nilai Produk
Domestik Bruto (PDB) mengalami kenaikan atau penurunan nilai,
maka tidak akan mempengaruhi nilai Price Earning Ratio (PER).
130
Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Singh, Mehta dan Varsha (2011) yang menyatakan PDB
berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap PER.
Ketiadaan pengaruh PDB terhadap PER diasumsikan oleh penulis
karena PDB itu sendiri merupakan angka yang mencerminkan
produktivitas perekonomian di dalam negeri secara menyeluruh
yang pasti dipengaruhi oleh banyak faktor, sedangkan PER
hanyalah cerminan earning yang didapat dari saham-saham yang
diperdagangakan di pasar modal. Meskipun demikian, investor
tidak dapat mengabaikan perkembangan kondisi makroekonomi,
termasuk PDB, dalam mengambil keputusan investasi jangka
panjang karena dalam pasar efisien, makroekonomi merupakan
salah satu faktor penentu nilai saham.
131
6. Uji Koefisien Determinasi
Tabel 4. 18
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Dependent Variable: LOG_PER
Method: Panel Least Squares
Date: 08/10/17 Time: 16:21
Sample (adjusted): 3/01/2011 12/01/2016
Periods included: 24
Cross-sections included: 3
Total panel (balanced) observations: 72
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 1.041265 0.106697 9.759071 0.0000
EPS -0.000296 7.35E-05 -4.025259 0.0002
EG -0.053935 0.021211 -2.542807 0.0134
PBV 0.133351 0.042411 3.144272 0.0025
CHANGE_KURS -1.050647 0.497145 -2.113361 0.0385
CHANGE_GDP 1.338350 1.100811 1.215785 0.2285
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.870552 Mean dependent var 1.202856
Adjusted R-squared 0.856394 S.D. dependent var 0.489418
S.E. of regression 0.185467 Akaike info criterion -0.427442
Sum squared resid 2.201469 Schwarz criterion -0.174479
Log likelihood 23.38792 Hannan-Quinn criter. -0.326737
F-statistic 61.48683 Durbin-Watson stat 1.776783
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: (data diolah)
Dari tabel 4.19 dapat dilihat bahwa nilai Adjusted R-Square
dari model regresi yang dibentuk dalam penelitian ini adalah sebesar
0,856394 yang menunjukkan bahwa kemampuan variabel independent
(Earning per Share, Earning Growth,Price to Book Value, Kurs
Rupiah, dan Produk Domestik Bruto) dalam menjelaskan variabel
dependent (Price Earning Ratio) adalah sebesar 85,6394% dan
sisanya sebesar 14,3606% dijelaskan oleh variabel yang tidak
132
termasuk dalam model seperti tingkat likuiditas, risiko investasi, dan
faktor ekonomi makro yang lain seperti inflasi dan perubahan suku
bunga.
7. Persamaan Regresi Data Panel
Uji pemilihan model regresi data panel, menghasilkan model
terbaik yang digunakan untuk mengestimasi model regresi dalam
penelitian adalah Fixed Effect Model. Berdasarkan uji statistik yang
telah dilakukan, berikut rangkuman hasil uji statistik pengaruh
variabel independent (X) yang terdiri dari Earning Per Share
(EPS), Earning Growth (EG), Price to Book Value (PBV), Kurs
Rupiah, dan Produk Domestik Bruto terhadap variabel dependent
Price Earning Ratio (PER) (Y).
133
Tabel 4. 19
Rangkuman Uji Statistik Regresi Data Panel Fixed Effect Model
Uji Parsial
Variabel Koefisien t-statistik t-tabel Probabilitas Hasil
EPS ( ) -0.000296 -4.025259
|1,66792|
0.0002 Signifikan
dan negatif
EG ( ) -0.053935 -2.542807 0.0134 Signiikan
dan negatif
PBV ( ) 0.133351 3.144272 0.0025 Signifikan
dan positif
Kurs ( ) -1.050647 -2.113361 0.0385 Signifikan
dan negatif
GDP ( ) 1.338350 1.215785 0.2285 Tidak
signifikan
Uji Simultan
F-Statistik Probabilitas
F-Statistik
F-tabel Hasil
61.48683 0.000000 2,51
Signifikan
secara
bersama-
sama
Koefisien
Determinasi
Nilai Adjusted Squared Hasil
0,856394
Variabel independent yang terdiri dari
Earning Per Share (EPS), Earning
Growth (EG), Price to Book Value (PBV),
Kurs Rupiah, dan Produk Domestik Bruto
(PDB) mampu menjelaskan terhadap
variabel dependent Price Earning Ratio
(PER) sebesar 85,6394%
134
Berdasarkan hasil tersebut, maka persamaan regresi data
panel yang dapat dibentuk adalah sebagai berikut:
Nilai konstanta sebesar menunjukkan bahwa jika
variabel independent yang terdiri dari Earning per Share (EPS),
Earning Growth (EG), Price to Book Value (PBV), dan Kurs Rupiah
bernilai 0, maka nilai variabel dependen Price Earning Ratio
(PER) sebesar .
Nilai koefisien atau Earning per Share (EPS), sebesar
- bahwa jika variabel atau Earning per Share (EPS)
mengalami kenaikkan sebesar 1% sedangkan variabel lain
diasumsikan bernilai konstan atau tetap, maka akan menurunkan nilai
variabel Y atau Price Earning Ratio (PER) sebesar 5,39%.
Nilai koefisien atau Earning Growth (EG), sebesar
– bahwa jika variabel atau Earning Growth (EG)
mengalami kenaikkan sebesar 1% sedangkan variabel lain
diasumsikan bernilai konstan atau tetap, maka akan menurunkan nilai
variabel Y atau Price Earning Ratio (PER) sebesar 0,03%.
Nilai koefisien atau Price to Book Value (PBV), sebesar
bahwa jika variabel atau Price to Book Value (PBV)
mengalami kenaikkan sebesar 1% sedangkan variabel lain
135
diasumsikan bernilai konstan atau tetap, maka akan menaikan nilai
variabel Y atau Price Earning Ratio (PER) sebesar 13,34%.
Nilai koefisien atau Kurs Rupiah sebesar – bahwa
jika variabel atau Kurs Rupiah mengalami kenaikkan sebesar 1%
sedangkan variabel lain diasumsikan bernilai konstan atau tetap, maka
akan menurunkan nilai variabel Y atau Price Earning Ratio (PER)
sebesar 105,06%.
136
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor fundamental
perusahaan dan makroekonomi yang berpengaruh terhadap Price Earning
Ratio (PER) sebagai dasar penilaian saham perusahaan BUMN sektor
Infrastuktur, Utilitas, dan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI)
pada periode 2011-2016 melalui uji regresi data panel. Dari hasil uji
statistik yang dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Hasil pengujian secara parsial melalui uji-t dengan nilai
signifikansi (α) sebesar 5% menyatakan bahwa faktor-faktor
fundamental yakni variabel Earning Per Share (EPS) berpengaruh
secara signifikan dan negatif sebesar 0,0296% terhadap variabel
Price Earning Ratio (PER), variabel Earning Growth (EG)
berpengaruh secara signifikan dan negatif sebesar 5,3935%
terhadap variabel Price Earning Ratio (PER), sedangkan variabel
Price to Book Value (PBV) berpengaruh secara signifikan dan
positif sebesar 13,3351% terhadap variabel Price Earning Ratio
(PER). Adapun faktor-faktor makroekonomi yakni variabel Kurs
Rupiah berpengaruh secara signifikan dan negatif sebesar
105,0647% terhadap variabel Price Earning Ratio (PER),
137
sedangkan variabel Produk Domestik Bruto (PDB) tidak
berpengaruh terhadap variabel Price Earning Ratio (PER).
2. Hasil pengujian secara simultan melalui uji-F dengan nilai
signifikansi (α) sebesar 5% menyatakan bahwa secara simultan
atau bersama-sama variabel independent yang terdiri dari Earning
Per Share (EPS), Earning Growth (EG), Price to Book Value
(PBV), Kurs Rupiah, dan Produk Domestik Bruto (PDB)
mempengaruhi secara signifikan variabel dependent yakniPrice
Earning Ratio (PER) dalam perusahaan BUMN sektor Infrastuktur,
Teknologi, dan Utilitas pada periode 2011 - 2016.
3. Output regresi data panel fixed effect model menghasilkan
nilai Adjusted R-Square sebesar 0,856394 yang menunjukkan
bahwa kemampuan variabel independent (Earning per Share,
Earning Growth, Price to Book Value, Kurs Rupiah, dan Produk
Domestik Bruto) dalam menjelaskan variabel dependent (Price
Earning Ratio) adalah sebesar 85,6394% dan sisanya sebesar
14,3606% dijelaskan oleh variabel yang tidak termasuk dalam
model penelitan seperti tingkat likuiditas, risiko investasi, dan
faktor ekonomi makro yang lain seperti inflasi dan perubahan
suku bunga.
138
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan penelitian yang telah diuraikan tersebut,
terdapat beberapa implikasi yang diharapkan mampu memberikan manfaat
bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
1. Emiten
Emiten diharapkan dapat melaksanakan peningkatan,
pengamatan, serta evaluasi secara berkelanjutan pada periode
selanjutnya berkenaan dengan faktor-faktor fundamental dan
makroekonomi, terutama EPS, EG, PBV, dan kurs rupiah yang
telah diindikasikan oleh penulis mampu mempengaruhi Price
Earning Ratio (PER), sehingga perusahaan mampu meraih
kepercayaan dari investor yang ditunjukkan dengan peningkatan
kinerja keuangannya.
2. Investor
Investor harus memperhatikan faktor-faktor fundamental
dan makroekonomi dalam mengambil keputusan berinvestasi
saham dalam pasar model. Terutama nilai EPS, EG, PBV pada
saham serta kurs rupiah terkini karena faktor-faktor tersebut telah
terbukti memengaruhi nilai saham dalam penelitian ini.
3. Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti
secara empiris terkait faktor-faktor fundamental perusahaan dan
makroekonomi yang berpengaruh terhadap Price Earning Ratio
139
(PER) sebagai dasar penilaian saham perusahaan BUMN pada
sektor infrasruktur, utilitas, dan telekomunikasi di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada periode 2011-2016. Penelitian ini
diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk
pengembangan penelitian selanjutnya.
C. Saran
Dengan segala keterbatasan dalam penelitian ini maka penulis
memberikan beberapa saran yang diajukan untuk penelitian selanjutnya
agar hasil penelitian selanjutnya dapat memberikan hasil yang lebih baik
lagi dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis.
1. Penelitian yang dilakukan oleh penulis menggunakan
lima variabel independent yang terdiri dari Earning per
Share ( ), Earning Growth ( ), Price to Book Value ( ),
Kurs Rupiah ( ), dan Produk Domestik Bruto ( ) dan
satu variabel dependent yaitu Price Earning Ratio (Y).
Diharapkan penelitian selanjutnya mampu memasukkan
variabelvariabel lain dalam model penelitiannya sehingga
mampu memberikan gambaran perubahan variasi lain dari
Price Earning Ratio (PER).
2. Objek penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah
saham perusahaan BUMN yang termasuk dalam sektor
Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Observasi penelitian dilakukan selama 24
140
periode kuartal berturut-turut yaitu pada tahun 2011-2016.
Diharapkan penelitian selanjutnya dapat dilakukan pada
objek lain diluar objek penelitian yang sudah digunakan
oleh peneliti, sehingga dapat memberikan implikasi lain
yang dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan. Diharapkan juga penelitian selanjutnya
dapat dilakukan dalam rentang periode lainnya atau
dalam periode yang lebih panjang, sehingga hasil penelitian
memberikan kesimpulan yang lebih akurat mengingat
periode yang digunakan lebih panjang dari penelitian yang
digunakan oleh penulis.
3. Penelitian yang dilakukan oleh penulis menggunakan metode
analisis regresi data panel fixed effect model dengan bantuan
software EViews 9 sebagai alat bantu analisis data
penelitian. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat
dilakukan dengan metode serta alat bantu analisis yang
lain sehingga memberikan hasil penelitian yang berbeda
dengan penelitian yang telah dilakukan penulis.
4. Uji statisik yang digunakan adalah uji-F dan uji-t satu
arah. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat
menggunakan uji statistik yang berbeda sehingga
implementasi yang diberikan dapat menghasilkan gambaran
bervariasi.
142
DAFTAR PUSTAKA
Afza, Talat dan MS. Samya Tahir. “Determinants of Price-Earnings Ratio: The
Case of Chemical Sector of Pakistan‖. International Journal of
Academic Research In Business And Social Sciences, Vol. 2, No.8,
August 2013.
Ariefianto, Moch. Doddy. ―Ekonometrika: Esensi dan Aplikasi dengan
Menggunakan Eviews”. Erlangga, Jakarta. 2011.
Arisona, Vivian Firsera. ―Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning
Ratio Pada Indeks LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia‖. Jurnal Ilmu
Manajemen, Vol.1, No.1, Januari, 2013.
Bodie, Zvi, Alex Kane, and Alan J. Marcus. ―Investment‖. McGraw-Hill/Irwin,
New York, 2011.
Croarkin, Carrol dan Paul Tobias. ―e-Handbook of Statistical Methods‖. NIST-
SEMATECH, US, 2012. diakses pada 28 Agustus 2017 pada
http://www.itl.nist.gov/div898/handbook/.
Ekananda, Mahyus. ―Analisis Ekonometrika Data Panel‖. Mitrawacana Media,
Bogor, 2016.
Fahmi, Irfan. ―Pengantar Manajemen Keuangan‖. Alfabeta, Jakarta, 2013.
Gujarati, Damodar. ―Basic Econometrics, Fourth Edition‖. The McGraw−Hill
Companies, New York, 2004.
Gujarati, Damodar. ―Econometric by Example‖. Palgrave Macmillan, New York,
2011.
Hair . Joseph F., Jr., William C. Black, Barry J. Babin Rolph E. Anderson, Ronald
L. Tatham, Multivariate Data Analysis, Pearson Education, Inc., New
Jersey. 2006.
Hayati, Nurul. ―Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio (PER)
Sebagai Salah Satu Kriteria Keputusan Investasi Saham Perusahaan
Real Estate dan Property di Bursa Efek Indonesia‖. Jurnal Akuntansi
dan Manajemen, Vol.11, No.1, 2010.
Husnan, Suad. “Dasar-Dasar Teori Potofolio dan Analisis Sekuritas”. Edisi 3,
UPP AMP YKM, Jogjakarta, 2001.
Mankiw, N. Gregory. ―Macroeconomics, fifth edition‖. Worth Publisher, New
York, 2003.
Marthalena dan Maya Malinda. ―Pengantar Pasar Modal”. Andi Publisher,
Jogjakarta, 2011.
143
Moeljadi. ―Manajemen Keuangan‖. Bayu Media Publishing, Malang, 2006.
Murhadi, Warner R. ―Analisis Saham Pendekatan Fundamental‖. Indeks, Jakarta,
2009.
Rahma, Erlin Yulia, Djumahir, dan Atim Djazuli. ―Analisis Variabel
Fundamental Yang Berpengaruh Terhadap Price Earning Ratio
(PER) sebagai Dasar Penilaian Saham Pada Perusahaan Automotive
And Allied yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia‖. Jurnal Aplikasi
Manajemen (JAM) Vol. 12, No. 3, 2014.
Ramadan, Imad Zayed. ―Confidence Index Determinants of the Amman Stock
Exchange Listed Companies‖. International Journal of Business and
Management, Vol. 10, No. 1, Canadian Center of Science and
Education, 2015.
Ramadhani, Ghesa. "Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Price Earning
Ratio Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia 2007-2011". Jurnal FE Universitas Riau, 2013.
Schwab, Klaus and Xavier Sala-i-Martín. ―The Global Competitiveness Report
2016–2017‖ World Economic Forum, Geneva, 2016.
Sekaran, Uma. ―Metodologi penelitian untuk Bisnis, Edisi 4 Buku 1‖. Penerbit
Salemba Empat, Jakarta, 2007.
Sekaran, Uma. ―Metodologi penelitian untuk Bisnis, Edisi 4 Buku 2‖. Penerbit
Salemba Empat, Jakarta, 2006.
Setiawan dan Dwi Endah Kusrini. ―Ekonometrika‖ Andi Publisher, Jogjakarta,
2010.
Sharma, Sanjeet. ―Determinant Of Equity Share Prices In India‖. Journal of Arts,
Science & Commerce, Vol. II, 2011.
Singh, Tarika, Seema Mehta dan M. S. Varsha, ―Macroeconomic factors and
stock returns: Evidence from Taiwan‖. Journal of Economics and
International Finance Vol. 2(4), pp.217-227, 2011
Suliyanto. ―Ekonometrika Terapan, Teori, dan Aplikasi dengan SPSS‖. Penerbit
Andi, Jogjakarta, 2011.
Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal
Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 tentang BUMN
Utomo, Wawan, Rita Andini, dan Kharis Raharjo. ―Pengaruh Leverage (DER),
Price Book Value (PBV), Ukuran Perusahaan (Size), Return On Equity
(ROE), Deviden Payout Ratio (DPR) dan Likuiditas (CR) Terhadap
144
Price Earning Ratio (PER) pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di
BEI Tahun 2009 – 2014‖ Journal Of Accounting, Volume 2 No.2, 2016
Winarno, Wing Wahyu. ―Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews‖.
Edisi 3,UPP STIM YKPN, Jogjakarta, 2011.
Wyss, O’Neill. ―Fundamentals of The Stock Market‖. The McGraw-Hill
Companies,Inc, New York. 2001.
Yulianti, Atim Djazuli, dan S.M. Kiptiyah. ―Analisis Variabel-Variabel
Fundamental yang Berpengaruh terhadap Price Earning Ratio sebagai
Dasar Penilaian Saham”. WACANA Vol. 12 No. 4, 2009.
http://www.bi.go.id
http://www.bps.go.id
http://www.idx.co.id
http://www.seputarforex.com
145
LAMPIRAN
Lampiran 1: Data Penelitian
Time Company PER Log_PER EPS EG PBV Kurs Tengah Change_kurs GDP Change_GDP
Des-10 PGAS 10,9925653 1,0410990559 402,54479838 1,33031291218645 Rp 8.991 1.737.534,9
Mar-11 PGAS 8,18596215 0,9130697324 476,42536423 0,183533774 1,03239533388472 Rp 8.709 -3,14% 1.748.731,2 0,64%
Jun-11 PGAS 5,45171224 0,7365329244 738,30015617 0,549665932 1,28444901584621 Rp 8.597 -1,29% 1.816.268,2 3,86%
Sep-11 PGAS 2,61590359 0,4176217347 1.022,59120154 0,385061608 0,77816168883099 Rp 8.823 2,63% 1.881.849,7 3,61%
Des-11 PGAS 2,35594042 0,3721643030 1.347,65717109 0,317884575 0,83877678304391 Rp 9.068 2,78% 1.840.786,2 -2,18%
Mar-12 PGAS 6,65253835 0,8229873871 571,21053619 -0,576145515 0,86872429371067 Rp 9.180 1,24% 1.855.580,2 0,80%
Jun-12 PGAS 3,98819235 0,6007760956 883,85907561 0,547343789 0,90217570425244 Rp 9.480 3,27% 1.929.018,7 3,96%
Sep-12 PGAS 3,04882461 0,4841324411 1.352,98042048 0,530764867 0,93911410919699 Rp 9.588 1,14% 1.993.632,3 3,35%
Des-12 PGAS 2,29545503 0,3608687882 1.949,50454266 0,440896345 0,89219329465938 Rp 9.670 0,86% 1.948.852,2 -2,25%
Mar-13 PGAS 10,2297864 1,0098665660 581,63482235 -0,701649927 1,05969433436911 Rp 9.719 0,51% 1.958.395,5 0,49%
Jun-13 PGAS 5,62132792 0,7498389207 1.022,88997898 0,758646387 1,13489618779195 Rp 9.929 2,16% 2.036.816,6 4,00%
Sep-13 PGAS 3,05020664 0,4843292624 1.704,80252991 0,666652881 0,81257868484825 Rp 11.613 16,96% 2.103.598,1 3,28%
Des-13 PGAS 1,85230284 0,2677119918 2.415,91164869 0,417121107 0,60711672851570 Rp 12.189 4,96% 2.057.687,6 -2,18%
Mar-14 PGAS 11,1511778 1,0473207408 459,59270742 -0,809764274 0,82805758392786 Rp 11.404 -6,44% 2.058.984,7 0,06%
Jun-14 PGAS 5,51293248 0,7413826736 1.011,25853039 1,200336328 0,81329929705151 Rp 11.969 4,95% 2.137.771,9 3,83%
Sep-14 PGAS 3,6465759 0,5618852577 1.645,37916120 0,627060847 0,79464602515442 Rp 12.212 2,03% 2.208.106,7 3,29%
Des-14 PGAS 2,92957505 0,4668046290 2.048,07860800 0,244745683 0,73921978843453 Rp 12.440 1,87% 2.161.407,9 -2,11%
Mar-15 PGAS 15,3091082 1,1849498916 313,53883896 -0,84691074 0,55803440013799 Rp 13.084 5,18% 2.156.469,1 -0,23%
Jun-15 PGAS 6,4681722 0,8107815737 667,11272741 1,127687688 0,51771126670989 Rp 13.332 1,90% 2.237.413,3 3,75%
146
Sep-15 PGAS 2,55755945 0,4078257375 989,22431729 0,482844318 0,26945631063388 Rp 14.657 9,94% 2.312.692,5 3,36%
Des-15 PGAS 2,1110429 0,3244970583 1.300,30517365 0,31446948 0,28127568693908 Rp 13.795 -5,88% 2.270.356,6 -1,83%
Mar-16 PGAS 8,77176621 0,9430870479 298,11556059 -0,770734158 0,28548132829028 Rp 13.276 -3,76% 2.262.360,5 -0,35%
Jun-16 PGAS 5,20572042 0,7164808404 449,50550725 0,507823028 0,26706951954634 Rp 13.180 -0,72% 2.353.522,9 4,03%
Sep-16 PGAS 4,08529162 0,6112230636 702,52022726 0,56287346 0,32216031084568 Rp 12.998 -1,38% 2.428.722,3 3,20%
Des-16 PGAS 2,95641545 0,4707654637 913,26812569 0,299988371 0,28777492255026 Rp 13.436 3,37% 2.385.577,1 -1,78%
Des-10 TLKM 42,4421824 1,6277977077 37,46272951 2,84095738303203 Rp 8.991 1.737.534,9
Mar-11 TLKM 38,7526921 1,5883018774 37,93284858 0,012548981 2,46013335963435 Rp 8.709 -3,14% 1.748.731,2 0,64%
Jun-11 TLKM 18,43625 1,2656725895 79,73421912 1,101983429 2,68018475267193 Rp 8.597 -1,29% 1.816.268,2 3,86%
Sep-11 TLKM 13,0887402 1,1168978479 116,13035137 0,45646816 2,63081710947408 Rp 8.823 2,63% 1.881.849,7 3,61%
Des-11 TLKM 9,18732999 0,9631893156 153,47222770 0,321551394 2,33069308348502 Rp 9.068 2,78% 1.840.786,2 -2,18%
Mar-12 TLKM 30,9541555 1,4907189601 45,22817622 -0,705300582 2,19174670290587 Rp 9.180 1,24% 1.855.580,2 0,80%
Jun-12 TLKM 18,2783395 1,2619367406 89,17659049 0,971704321 2,84169553489337 Rp 9.480 3,27% 1.929.018,7 3,96%
Sep-12 TLKM 10,1228477 1,0053027017 933,53177937 9,468350206 3,03532212532462 Rp 9.588 1,14% 1.993.632,3 3,35%
Des-12 TLKM 9,82638022 0,9923935645 910,81352459 -0,024335813 2,69389939317388 Rp 9.670 0,86% 1.948.852,2 -2,25%
Mar-13 TLKM 44,4854548 1,6482180348 247,27183423 -0,728515412 3,08141220392680 Rp 9.719 0,51% 1.958.395,5 0,49%
Jun-13 TLKM 22,3823144 1,3499049921 502,62898621 1,032698094 3,50275667423435 Rp 9.929 2,16% 2.036.816,6 4,00%
Sep-13 TLKM 13,5449189 1,1317764088 155,03968808 -0,691542485 2,91009063018972 Rp 11.613 16,96% 2.103.598,1 3,28%
Des-13 TLKM 10,6811233 1,0286169295 201,28968973 0,298310724 2,79913195210787 Rp 12.189 4,96% 2.057.687,6 -2,18%
Mar-14 TLKM 54,2194254 1,7341549106 40,85251705 -0,797046152 2,70544175876986 Rp 11.404 -6,44% 2.058.984,7 0,06%
Jun-14 TLKM 23,7522217 1,3757042381 103,77976561 1,540351809 3,31322493967517 Rp 11.969 4,95% 2.137.771,9 3,83%
Sep-14 TLKM 18,048648 1,2564446751 161,50794228 0,556256572 3,63365637992184 Rp 12.212 2,03% 2.208.106,7 3,29%
Des-14 TLKM 13,4660072 1,1292388412 212,75794411 0,317321867 3,35317259432221 Rp 12.440 1,87% 2.161.407,9 -2,11%
Mar-15 TLKM 52,888887 1,7233644278 54,64285909 -0,743168889 3,20397692083324 Rp 13.084 5,18% 2.156.469,1 -0,23%
Jun-15 TLKM 26,9008097 1,4297653519 108,91865468 0,993282498 3,59015364312891 Rp 13.332 1,90% 2.237.413,3 3,75%
147
Sep-15 TLKM 15,3784386 1,1869122438 171,99405376 0,579105565 3,06156043495436 Rp 14.657 9,94% 2.312.692,5 3,36%
Des-15 TLKM 13,4229956 1,1278494484 231,31945271 0,344927035 3,36090189339060 Rp 13.795 -5,88% 2.270.356,6 -1,83%
Mar-16 TLKM 48,6232392 1,6868438877 68,38293895 -0,704378779 3,34177506161884 Rp 13.276 -3,76% 2.262.360,5 -0,35%
Jun-16 TLKM 27,3602936 1,4371207541 145,46627504 1,127230524 4,22993532191810 Rp 13.180 -0,72% 2.353.522,9 4,03%
Sep-16 TLKM 19,5970943 1,2921916834 219,93056341 0,511900702 4,24468724764780 Rp 12.998 -1,38% 2.428.722,3 3,20%
Des-16 TLKM 13,7523648 1,1383773838 289,40477224 0,31589156 3,80110651171076 Rp 13.436 3,37% 2.385.577,1 -1,78%
Des-10 JSMR 79,8990817 1,9025417877 42,86657529 2,78606298626791 Rp 8.991 1.737.534,9
Mar-11 JSMR 62,1925917 1,7937386552 54,66889074 0,275326764 2,64392550921796 Rp 8.709 -3,14% 1.748.731,2 0,64%
Jun-11 JSMR 32,8732818 1,5168430630 110,27192294 1,017087259 2,91172269078355 Rp 8.597 -1,29% 1.816.268,2 3,86%
Sep-11 JSMR 25,8856449 1,4130589888 153,56001441 0,392557691 3,07945496958677 Rp 8.823 2,63% 1.881.849,7 3,61%
Des-11 JSMR 24,2181293 1,3841405934 173,42379956 0,129355192 3,41605968757176 Rp 9.068 2,78% 1.840.786,2 -2,18%
Mar-12 JSMR 86,2140315 1,9355779537 59,73505603 -0,65555445 3,95673533128442 Rp 9.180 1,24% 1.855.580,2 0,80%
Jun-12 JSMR 41,1921491 1,6148144510 131,09294162 1,194573008 4,08096920252570 Rp 9.480 3,27% 1.929.018,7 3,96%
Sep-12 JSMR 31,6140356 1,4998799381 185,04439206 0,411551147 4,22271386066506 Rp 9.588 1,14% 1.993.632,3 3,35%
Des-12 JSMR 24,5733202 1,3904638392 225,85470588 0,22054337 3,85582602643744 Rp 9.670 0,86% 1.948.852,2 -2,25%
Mar-13 JSMR 129,697007 2,1129299529 45,87615515 -0,796877577 3,97208567957355 Rp 9.719 0,51% 1.958.395,5 0,49%
Jun-13 JSMR 56,2933587 1,7504571615 107,47271324 1,342670455 4,11837704159580 Rp 9.929 2,16% 2.036.816,6 4,00%
Sep-13 JSMR 36,5046925 1,5623486945 142,44744015 0,325428901 3,40550212275373 Rp 11.613 16,96% 2.103.598,1 3,28%
Des-13 JSMR 25,9569033 1,4142528792 182,03250000 0,277892392 2,95666321277853 Rp 12.189 4,96% 2.057.687,6 -2,18%
Mar-14 JSMR 118,97267 2,0754472093 50,43175029 -0,722951944 3,82098419444859 Rp 11.404 -6,44% 2.058.984,7 0,06%
Jun-14 JSMR 54,8522076 1,7391941109 108,92907074 1,159930403 3,65977625512440 Rp 11.969 4,95% 2.137.771,9 3,83%
Sep-14 JSMR 42,6466112 1,6298845268 151,24296676 0,388453658 3,83520127092505 Rp 12.212 2,03% 2.208.106,7 3,29%
Des-14 JSMR 39,4460115 1,5960030966 178,72529412 0,181709788 4,19606273822765 Rp 12.440 1,87% 2.161.407,9 -2,11%
Mar-15 JSMR 174,975921 2,2429782879 41,14851897 -0,769766674 4,50882943513324 Rp 13.084 5,18% 2.156.469,1 -0,23%
Jun-15 JSMR 63,124269 1,8001963619 86,73367765 1,107820155 3,29462579665732 Rp 13.332 1,90% 2.237.413,3 3,75%
148
Sep-15 JSMR 39,5264466 1,5968877730 122,07016868 0,407413729 2,82850354482133 Rp 14.657 9,94% 2.312.692,5 3,36%
Des-15 JSMR 26,9329693 1,4302842356 194,00014706 0,589251077 2,87258187303010 Rp 13.795 -5,88% 2.270.356,6 -1,83%
Mar-16 JSMR 95,5335083 1,9801557265 56,52466971 -0,708635944 2,92277486470340 Rp 13.276 -3,76% 2.262.360,5 -0,35%
Jun-16 JSMR 41,0263613 1,6130630003 128,57586765 1,274685873 2,67666221934550 Rp 13.180 -0,72% 2.353.522,9 4,03%
Sep-16 JSMR 25,4051196 1,4049212434 181,06586691 0,408241455 2,25114994327395 Rp 12.998 -1,38% 2.428.722,3 3,20%
Des-16 JSMR 17,3893869 1,2402842700 248,42739011 0,372027729 1,91898590010062 Rp 13.436 3,37% 2.385.577,1 -1,78%
149
Lampiran 2: Hasil Uji Regresi Data Panel Common Effect Model
Dependent Variable: LOG_PER
Method: Panel Least Squares
Date: 08/10/17 Time: 16:21
Sample (adjusted): 3/01/2011 12/01/2016
Periods included: 24
Cross-sections included: 3
Total panel (balanced) observations: 72
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.899857 0.098278 9.156224 0.0000
EPS -0.000359 7.20E-05 -4.990667 0.0000
EG -0.053445 0.023263 -2.297437 0.0248
PBV 0.205678 0.028242 7.282616 0.0000
CHANGE_KURS -0.918754 0.567721 -1.618320 0.1104
CHANGE_GDP 0.877043 1.201781 0.729786 0.4681
R-squared 0.820747 Mean dependent var 1.202856
Adjusted R-squared 0.807167 S.D. dependent var 0.489418
S.E. of regression 0.214917 Akaike info criterion -0.157478
Sum squared resid 3.048484 Schwarz criterion 0.032244
Log likelihood 11.66921 Hannan-Quinn criter. -0.081949
F-statistic 60.43900 Durbin-Watson stat 1.235723
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: data diolah
150
Lampiran 3: Hasil Uji Regresi Data Panel Fixed Effect Model
Dependent Variable: LOG_PER
Method: Panel Least Squares
Date: 08/10/17 Time: 16:21
Sample (adjusted): 3/01/2011 12/01/2016
Periods included: 24
Cross-sections included: 3
Total panel (balanced) observations: 72
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 1.041265 0.106697 9.759071 0.0000
EPS -0.000296 7.35E-05 -4.025259 0.0002
EG -0.053935 0.021211 -2.542807 0.0134
PBV 0.133351 0.042411 3.144272 0.0025
CHANGE_KURS -1.050647 0.497145 -2.113361 0.0385
CHANGE_GDP 1.338350 1.100811 1.215785 0.2285
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.870552 Mean dependent var 1.202856
Adjusted R-squared 0.856394 S.D. dependent var 0.489418
S.E. of regression 0.185467 Akaike info criterion -0.427442
Sum squared resid 2.201469 Schwarz criterion -0.174479
Log likelihood 23.38792 Hannan-Quinn criter. -0.326737
F-statistic 61.48683 Durbin-Watson stat 1.776783
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: data diolah
151
Lampiran 4: Hasil Uji Chow / Likelihood Test Ratio
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: EQ01
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 12.312002 (2,64) 0.0000
Cross-section Chi-square 23.437417 2 0.0000
Cross-section fixed effects test equation:
Dependent Variable: LOG_PER
Method: Panel Least Squares
Date: 08/10/17 Time: 15:51
Sample (adjusted): 3/01/2011 12/01/2016
Periods included: 24
Cross-sections included: 3
Total panel (balanced) observations: 72 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.899857 0.098278 9.156224 0.0000
EPS -0.000359 7.20E-05 -4.990667 0.0000
PBV 0.205678 0.028242 7.282616 0.0000
EG -0.053445 0.023263 -2.297437 0.0248
CHANGE_KURS -0.918754 0.567721 -1.618320 0.1104
CHANGE_GDP 0.877043 1.201781 0.729786 0.4681 R-squared 0.820747 Mean dependent var 1.202856
Adjusted R-squared 0.807167 S.D. dependent var 0.489418
S.E. of regression 0.214917 Akaike info criterion -0.157478
Sum squared resid 3.048484 Schwarz criterion 0.032244
Log likelihood 11.66921 Hannan-Quinn criter. -0.081949
F-statistic 60.43900 Durbin-Watson stat 1.235723
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Data diolah
152
Lampiran 5: Hasil Uji Regresi Data Panel Random Effect Model
Dependent Variable: LOG_PER
Method: Panel EGLS (Period random effects)
Date: 08/10/17 Time: 17:36
Sample (adjusted): 3/01/2011 12/01/2016
Periods included: 24
Cross-sections included: 3
Total panel (balanced) observations: 72
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.899857 0.082868 10.85894 0.0000
EPS -0.000359 6.07E-05 -5.918747 0.0000
EG -0.053445 0.019615 -2.724676 0.0082
PBV 0.205678 0.023814 8.636914 0.0000
CHANGE_KURS -0.918754 0.478700 -1.919268 0.0593
CHANGE_GDP 0.877043 1.013337 0.865499 0.3899
Effects Specification
S.D. Rho
Period random 0.000000 0.0000
Idiosyncratic random 0.181217 1.0000
Weighted Statistics
R-squared 0.820747 Mean dependent var 1.202856
Adjusted R-squared 0.807167 S.D. dependent var 0.489418
S.E. of regression 0.214917 Sum squared resid 3.048484
F-statistic 60.43900 Durbin-Watson stat 1.235723
Prob(F-statistic) 0.000000
Unweighted Statistics
R-squared 0.820747 Mean dependent var 1.202856
Sum squared resid 3.048484 Durbin-Watson stat 1.235723
Sumber: data diolah
153
Lampiran 6: Hasil Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: EQ01
Test period random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Period random 30.217672 3 0.0000
** WARNING: estimated period random effects variance is zero.
Period random effects test comparisons:
Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.
EG -0.001941 -0.053445 0.000215 0.0004
EPS -0.000224 -0.000359 0.000000 0.0026
PBV 0.237727 0.205678 0.000226 0.0332
Period random effects test equation:
Dependent Variable: LOG_PER
Method: Panel Least Squares
Date: 10/08/17 Time: 17:15
Sample (adjusted): 3/01/2011 12/01/2016
Periods included: 24
Cross-sections included: 3
Total panel (balanced) observations: 72
WARNING: estimated coefficient covariance matrix is of reduced rank
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.734423 0.099345 7.392634 0.0000
EG -0.001941 0.024493 -0.079265 0.9372
EPS -0.000224 7.54E-05 -2.976626 0.0047
PBV 0.237727 0.028169 8.439178 0.0000
CHANGE_KURS NA NA NA NA
CHANGE_GDP NA NA NA NA
Effects Specification
Period fixed (dummy variables)
R-squared 0.913106 Mean dependent var 1.202856
Adjusted R-squared 0.862900 S.D. dependent var 0.489418
S.E. of regression 0.181217 Akaike info criterion -0.298247
Sum squared resid 1.477781 Schwarz criterion 0.555502
Log likelihood 37.73690 Hannan-Quinn criter. 0.041633
F-statistic 18.18728 Durbin-Watson stat 0.337588
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: data diolah
154
Lampiran 7: Hasil Uji Normalitas sebelum Transformasi Data
0
2
4
6
8
10
12
14
-40 -20 0 20 40 60 80 100
Series: Standardized Residuals
Sample 3/01/2011 12/01/2016
Observations 72
Mean 1.10e-15
Median -2.257857
Maximum 111.5720
Minimum -38.15523
Std. Dev. 23.40499
Skewness 2.049648
Kurtosis 9.766857
Jarque-Bera 187.7838
Probability 0.000000
Lampiran 8: Hasil Uji Normalitas setelah Transformasi Data
0
2
4
6
8
10
12
-0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4
Series: Standardized Residuals
Sample 3/01/2011 12/01/2016
Observations 72
Mean 2.70e-18
Median -0.036565
Maximum 0.409670
Minimum -0.279281
Std. Dev. 0.176087
Skewness 0.433764
Kurtosis 2.251296
Jarque-Bera 3.939488
Probability 0.139493
Sumber: data diolah
Lampiran 9: Hasil Uji Multikolinearitas
EPS EG PBV CHANGE_KURS CHANGE_GDP
EPS 1.000000 0.159453 -0.685698 0.138352 -0.132491
EG 0.159453 1.000000 0.068108 0.067386 0.342986
PBV -0.685698 0.068108 1.000000 0.011519 0.052208
CHANGE_KURS 0.138352 0.067386 0.011519 1.000000 0.240327
CHANGE_GDP -0.132491 0.342986 0.052208 0.240327 1.000000
Sumber: data diolah
155
Lampiran 10: Hasil Uji Heteroskedastisitas
Test for Equality of Variances of RESID01
Categorized by values of BULAN
Date: 08/10/17 Time: 15:50
Sample (adjusted): 3/01/2011 12/01/2016
Included observations: 72 after adjustments
Method df Value Probability
Bartlett 23 33.76198 0.0687
Levene (23, 48) 3.280702 0.0003
Brown-Forsythe (23, 48) 0.806840 0.7067
Category Statistics
Mean Abs. Mean Abs.
BULAN Count Std. Dev. Mean Diff. Median Diff.
2011M03 3 0.116848 0.085900 0.075981
2011M06 3 0.031167 0.023252 0.019999
2011M09 3 0.035379 0.025416 0.023300
2011M12 3 0.044976 0.034610 0.026351
2012M03 3 0.109652 0.081915 0.070256
2012M06 3 0.038172 0.028815 0.024106
2012M09 3 0.334592 0.249955 0.214384
2012M12 3 0.144703 0.109042 0.091638
2013M03 3 0.090928 0.069810 0.054567
2013M06 3 0.025600 0.017417 0.017055
2013M09 3 0.141070 0.095181 0.094026
2013M12 3 0.160328 0.118634 0.103715
2014M03 3 0.098964 0.071255 0.065113
2014M06 3 0.033701 0.023439 0.022395
2014M09 3 0.126855 0.094385 0.081636
2014M12 3 0.181862 0.137560 0.114434
2015M03 3 0.039938 0.030717 0.023597
2015M06 3 0.070320 0.049142 0.046686
2015M09 3 0.103634 0.077208 0.066603
2015M12 3 0.050491 0.035697 0.033431
2016M03 3 0.117143 0.085293 0.076646
2016M06 3 0.072991 0.055773 0.044782
2016M09 3 0.057459 0.043926 0.035194
2016M12 3 0.052995 0.039327 0.034192
All 72 0.176087 0.070153 0.060837
Bartlett weighted standard deviation: 0.116169
Sumber: data diolah
156
Lampiran 11: Hasil Uji Durbin-Watson
Lampiran 12: Rangkuman Uji Statistik Regresi Data Panel Fixed Effect Model
Uji Parsial
Variabel Koefisien t-statistik t-tabel Probabilitas Hasil
EPS ( ) -0.000296 -4.025259 |1,66792| 0.0002 Signifikan dan negatif
EG ( ) -0.053935 -2.542807 |1,66792| 0.0134 Signiikan dan negatif
PBV ( ) 0.133351 3.144272 |1,66792| 0.0025 Signifikan dan positif
Kurs ( ) -1.050647 -2.113361 |1,66792| 0.0385 Signifikan dan negatif
GDP ( ) 1.338350 1.215785 |1,66792| 0.2285 Tidak signifikan
Uji Simultan
F-Statistik Probabilitas
F-Statistik
F-tabel Hasil
61.48683 0.000000 2,51
Signifikan secara bersama-
sama
Koefisien
Determinasi
Nilai Adjusted Squared Hasil
0,856394
variabel independent (X) yang terdiri dari Earning Per
Share (EPS), Earning Growth (EG), Price to Book Value
(PBV), Kurs Rupiah, dan Produk Domestik Bruto (PDB)
mampu menjelaskan terhadap variabel dependent Price
Earning Ratio (PER) (Y) sebesar 85,6394%
Autokorelasi
Positif
Tidak dapat
diputuskan
Tidak ada
autokorelasi
Tidak dapat
diputuskan
Autokorelasi
Negatif
0 dl du 4-du 4-dl 4
0 1,4732 1,7688 1,7768 2,5268 2,2312 4
Sumber: Winarno, 2011: 4.7