perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user i
ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM
PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2006 – 2010
TESIS
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna
Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh: PUJI ASTUTI NIM: S4309030
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL
TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI
PERIODE 2006 – 2010
Disusun oleh:
PUJI ASTUTI NIM: S4309030
Telah disetujui Pembimbing
Pada tanggal:
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Y.Anni Aryani, M.Prof.Acc.,Ph.D.,Ak. Drs. Subekti Djamaluddin, M.Si,Ak. NIP.196509181992032002 NIP.195509161988031001
Mengetahui:
Ketua Program Studi Magister Akuntansi
Dr. Payamta, M.Si, Ak. CPA. NIP. 196609251992031002
ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL
TERHADAP RETURN SAHAM
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2006 – 2010
Disusun oleh:
PUJI ASTUTI NIM: S4309030
Telah disetujui Tim Penguji
Ketua :
Sekretaris :
Anggota :
Mengetahui:
Direktur PPs UNS Ketua Program Studi Magister Akuntansi
Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, MS. Dr. Payamta, M.Si., Ak., CPA NIP. 196107171986011001 NIP. 196609251992031002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
PERNYATAAN
Nama : Puji Astuti
NIM : S4309030
Program Studi : Magister Akuntansi
Konsentrasi : Akuntansi Keuangan
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul “Analisis Pengaruh
Faktor Fundamental terhadap Return Saham pada Perusahaan yang Terdaftar di
BEI Periode 2006 – 2010” adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang
bukan karya saya, dalam tesis ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar
pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya ini tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya
peroleh atas tesis tersebut.
Surakarta, 10 Agustus 2012
Yang menyatakan,
Puji Astuti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Setiap coretan pena pada karya ini merupakan wujud dari keEsaan dan Hidayah
yang diberikan Allah SWT kepada hambaNya,
dan wujud kesetiaan sebagai pengikut nabi Muhammad SAW
Setiap dentingan waktu terwujudnya karya ini merupakan ketulusan doa Suami dan
Anak-anakku yang senantiasa mengiringi langkahku dan senantiasa
Menemani dengan penuh kasih sayang.
Setiap aura semangat yang menyelimuti diriku merupakan jerih payah
Saudara-saudaraku dan sahabat-sahabat dekatku
Terima kasih telah memberi warna kehidupan
dari inspirasi yang engkau siratkan padaku
Setiap goresan tinta dalam setiap bab di karya ini merupakan hasil
hempasan kritik dan saran dari pembimbingku
Dan hasil karya sederhana ini merupakan wujud dari
hasil usahaku dan doaku,
untuk menemukan suatu makna kehidupan yang hakiki
Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
HALAMAN MOTTO
Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil;
kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik.
(Evelyn Underhill)
Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari
betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah.
(Thomas Alva Edison)
Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak
dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,
karena hidup hanyalah sekali. Ingat hanya pada Allah apapun dan di manapun kita berada
kepada Dia-lah tempat meminta dan memohon.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat, karunia dan hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan tesis ini. Tesis
dengan judul “Analisis Pengaruh Faktor Fundamental terhadap Return Saham
pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 2006 – 2010” ini disusun untuk
memenuhi persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Magister
Akuntansi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan Tesis ini bukan hasil dari
jerih payah sendiri, akan tetapi banyak pihak yang telah membantu. Pada
kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada
semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung
hingga selesainya Tesis ini. Dengan kerendahan hati, peneliti mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret.
2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, MS., selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret.
3. Dr. Wisnu Untoro, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret.
4. Dr. Payamta, M.Si., Ak., CPA., selaku Ketua Program Studi Magister
Akuntansi Universitas Sebelas Maret.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
5. Dra. Y. Anni Aryani, M.Prof.Acc., Ph.D., Ak., selaku Sekretaris Program
Studi Magister Akuntansi Universitas Sebelas Maret, dan selaku pembimbing
I yang telah meluangkan waktu dan pikiran, serta motivasi peneliti dalam
penyusunan tesis.
6. Drs. Subekti Djamaluddin, M.Si., Ak., selaku pembimbing II yang telah
memberikan waktu dan segala kemudahan serta kesabaran mengarahkan
dalam penyusunan tesis.
7. Bapak Ibu dosen beserta staf di Program Studi Magister Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah banyak memberikan
bimbingan keilmuan, khususnya dalam disiplin Ilmu Akuntansi.
Surakarta, 10 Agustus 2012
Peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................. v
MOTTO....................................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR............................................................................................... vii
DAFTAR ISI............................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xv
ABSTRAK ................................................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................................ 10
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 13
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS .......... 14
2.1 Landasan Teori ........................................................................................ 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
2.1.1 Analisis Fundamental ……………………………………...14
2.1.2 Return Saham........................................................................... 17
2.1.3 Arus Kas Operasi ..................................................................... 19
2.1.4 Price Earnings Ratio ............................................................... 21
2.1.4 Leverage ................................................................................... 22
2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 23
2.3 Pengembangan Hipotesis........................................................................ 26
2.3.1 Hubungan antara Arus Kas Operasi
dengan Return Saham ............................................................. 26
2.3.2. Hubungan antara Price Earnings Ratio
dengan Return Saham ............................................................. 30
2.3.3 Hubungan antara Leverage dengan Return Saham ............... 33
. 2.4 Kerangka Berfikir ................................................................................... 37
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................... 40
3.1 Metode Penelitian ................................................................................... 40
3.2 Pengumpulan Data dan Pemilihan Sampel ........................................... 40
3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel.................................... 41
3.3.1 Return Saham........................................................................... 41
3.3.2 Arus Kas Operasi ..................................................................... 42
3.3.3 Price Earnings Ratio ............................................................... 43
3.3.4 Leverage (Debt to Equity Ratio/DER) ................................... 44
3.4 Analisis Data ........................................................................................... 45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
3.4.1 Uji Asumsi Klasik ................................................................... 45
3.4.1.1 Uji Normalitas Data.................................................... 45
3.4.1.2 Uji Multikolinieritas ................................................... 46
3.4.1.3 Uji Heteroskedastisitas ............................................... 46
3.4.1.4 Uji Autokorelasi.......................................................... 47
3.4.2 Pengujian Hipotesis ................................................................. 47
3.4.2.1 Model Estimasi ........................................................... 47
3.4.2.2 Uji Hipotesis ............................................................... 48
3.4.2.2.1 Uji F-statistik ...................................................... 48
3.4.2.2.2 Uji t-statistik........................................................ 49
3.4.2.2.3 Uji Determinasi Variabel ................................... 50
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .............................................. 51
4.1 Statistik Deskriptif .................................................................................. 51
4.1.1 Populasi dan Sampel ............................................................... 51
4.1.2 Variabel .................................................................................... 52
4.2 Hasil Analisis Data ................................................................................. 52
4.2.1 Hasil Uji Asumsi Klasik.......................................................... 52
4.2.1.1 Uji Normalitas ........................................................... 53
4.2.1.2 Uji Multikolinieritas ................................................... 55
4.2.1.3 Uji Heteroskedastisitas ............................................... 56
4.2.1.4 Uji Autokorelasi.......................................................... 57
4.2.2 Pengujian Hipotesis ................................................................. 57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xii
4.2.2.1 Analisis Regresi Linear Berganda ............................ 57
4.2.2.2 Koefisien Determinasi ................................................ 58
4.2.2.3 Uji F ............................................................................. 59
4.2.2.4 Uji t .............................................................................. 59
4.3 Pembahasan ............................................................................................. 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................... 65
5.1 Kesimpulan.............................................................................................. 65
5.2 Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 65
5.3 Saran-saran .............................................................................................. 66
5.4 Implikasi .................................................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 69
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1 Proses Pengambilan Sampel.................................................................. 51
4.2 Descriptive Statistics ..............................................................................52
4.3 Hasil Uji Normalitas .............................................................................. 53
4.4 Hasil Uji Multikolinieritas..................................................................... 55
4.5 Hasil Uji Autokorelasi ........................................................................... 57
4.6 Hasil Uji Regresi Linier Berganda........................................................ 58
4.7 Hasil Uji t ................................................................................................59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Bagan Pengaruh Variabel Arus Kas Operasi, Price
Earnings Ratio dan Leverage terhadap Return Saham................... 39
2 Uji Normalitas Variabel CFO .......................................................... 54
3 Uji Normalitas Variabel PER ........................................................... 54
4 Uji Normalitas Variabel DER .......................................................... 55
5 Uji Heteroskedastisitas ..................................................................... 56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Print Out Output Hasil Uji Regresi dengan Menggunakan SPSS
2. Data masing-masing Variabel Penelitian untuk Setiap Perusahaan Sampel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI
PERIODE 2006 – 2010
Puji Astuti NIM: S4309030
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris faktor fundamental yang berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Faktor fundamental yang digunakan dalam penelitian ini adalah Arus Kas Operasi (CFO), Price Earnings Ratio (PER), dan Leverage yang diproksi dengan Debt of Equity Ratio (DER).
Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan periode pengamatan selama lima tahun (2006-2010). Setelah dilakukan purposive sampling, didapatkan 16 perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai sampel penelitian, data disusun secara panel (pooling data) sehingga diperoleh unit analisis sebanyak 80 . Metode penelitian ini adalah kuantitatif, dan data diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan Indonesian Stock Exchange (IDX) terakhir tahun 2011. Penelitian ini terdiri atas tiga variabel independen, yaitu Arus Kas Operasi (CFO), Price Earnings Ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio (DER), dan satu variabel dependen yaitu return saham. Teknik analisa data untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda melalui program pengolah data SPSS.
Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa hanya Arus Kas Operasi (CFO) yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham, sedangkan variabel Price Earnings Ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Dan secara simultan variabel Arus Kas Operasi (CFO), Price Earnings Ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap return saham. Kata kunci: Arus Kas Operasi (CFO), Price Earnings Ratio (PER), Debt to
Equity Ratio (DER), dan return saham.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
ANALYSIS OF THE INFLUENCE FUNDAMENTAL FACTORS TOWARD STOCK RETURN OF THE COMPANY LISTED IN IDX DURING 2006 – 2010
Puji Astuti
NIM: S4309030
This study aims to test empirically the influence of fundamental factors toward stock return of the company listed in Indonesian Stock Exchange (IDX), The fundamental factors used in this study are Cash Flow Operation (CFO), Price Earnings Ratio (PER), and laverage which approximate by Debt of Equity Ratio (DER).
The population of this study is the manufacturing companies listed in Indonesian Stock Exchange (IDX) during five years period (2006 – 2010). Based on purposive sampling, there are 16 companies which met the criteria as sample, then the data arranged in a panel manner (pooling data) until they are obtained 80 analysis unit. The method of this is quantitave, and the data are obtained from Indonesian Capital Market Directory (ICMD) and Indonesian Stock Exchange (IDX) lasted in the year 2011. The result partially shows that only Cash Flows Operation (CFO) has positive and significant impact on stock return, while the variables of Price Earnings Ratio (PER), and Debt to Equity Ratio (DER) have no significant impact on stock return. Simultaneously the variables Cash Flow Operation (CFO), Price Earnings Ratio (PER), and Debt of Equity Ratio (DER) have significant impact on stock return. Keywords : Cash Flow Operation (CFO), Price Earnings Ratio (PER), Debt
to Equity Ratio (DER), and Stock Return.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pasar modal merupakan sarana bagi investor untuk melakukan investasi
dananya, pasar modal juga merupakan sarana pertemuan antara investor (pemilik
dana) dengan pihak lain yang memerlukan dana. Perusahaan melakukan
emisi/penerbitan saham melalui pasar modal, dan akan memperoleh dana dari
hasil penjualan sahamnya kepada investor atau pihak yang kelebihan dana.
Investor bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal disebabkan
karena perasaan aman akan berinvestasi dan tingkat return yang akan diperoleh
dari investasi tersebut. Return memungkinkan investor untuk membandingkan
keuntungan aktual ataupun keuntungan yang diharapkan yang disediakan oleh
berbagai investasi pada tingkat pengembalian yang diinginkan.
Para investor termotivasi untuk melakukan investasi pada suatu instrumen
yang diinginkan dengan harapan untuk mendapatkan kembalian investasi yang
sesuai. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi (Hartono 2009: 199)
Return merupakan tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu
investasi yang dilakukannya. Tanpa keuntungan yang diperoleh dari suatu
investasi yang dilakukannya, tentunya investor tidak mau melakukan investasi
yang tidak ada hasilnya. Setiap investasi, baik jangka pendek maupun jangka
panjang mempunyai tujuan utama yaitu memperoleh keuntungan yang disebut
return, baik secara langsung maupun tidak langsung. Return saham dapat berupa
return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi, akan
tetapi diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang. Return realisasi dihitung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
berdasarkan data historis. Return realisasi dapat digunakan sebagai dasar penentu
return ekspektasi dan risiko di masa yang akan datang. Di sisi lain, return pun
memiliki peran yang amat signifikan dalam menentukan nilai dari suatu investasi
(Daniati dan Suhairi 2006).
Informasi yang biasa digunakan oleh para investor dikelompokkan dalam
dua hal yaitu informasi fundamental dan informasi teknikal. Informasi teknikal
merupakan informasi yang digunakan untuk mempelajari berbagai kekuatan di
pasar saham, Informasi fundamental adalah informasi yang berhubungan dengan
kondisi perusahaan yang umumnya ditunjukkan dalam laporan keuangan yang
merupakan salah satu ukuran kinerja perusahaan, dari laporan keuangan dapat
diketahui beberapa informasi fundamental antara lain: rasio-rasio keuangan, arus
kas, serta ukuran-ukuran kinerja lainnya yang dihubungkan dengan return saham.
Natarsyah (2000) dalam Aguslan (2005) menyatakan bahwa dengan
asumsi para investor adalah rasional maka aspek fundamental menjadi dasar
penilaian yang utama bagi seorang fundamentalis, argumentasi dasarnya adalah
bahwa harga saham mewakili nilai perusahaan, tidak hanya nilai intrinsik
(intrinsic value) suatu saham yang merupakan nilai sesungguhnya pada suatu saat,
tetapi juga dan bahkan lebih penting adalah harapan akan kemampuan perusahaan
dalam meningkatkan nilai kekayaan di kemudian hari, karena analisis
fundamental lebih berkaitan dengan company analysis, maka tidaklah
mengherankan apabila analisis fundamental banyak berkaitan dengan informasi
yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan.
Informasi fundamental secara umum dapat digambarkan sebagai informasi
yang berkaitan dengan data keuangan historis suatu perusahaan. Informasi laba
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
dalam laporan keuangan yang dipublikasikan sebagai salah satu kunci bagi
investor maupun kreditur dalam mengambil keputusan investasi. Investasi selalu
berkaitan dengan risiko ketidakpastian di masa yang akan datang, karena itu
investor akan menanamkan modalnya pada saham yang mempunyai tingkat
return yang tinggi dengan risiko yang minimal.
Berdasarkan argumen di atas jelas bahwa motivasi investor dalam
berinvestasi adalah selain rasa aman juga besarnya return yang akan diperoleh
dengan pertimbangan risiko seminimal mungkin, sedangkan keputusan untuk
berinvestasi para investor akan menggunakan baik informasi tehnikal maupun
informasi fundamental, namun karena investor berorintasi jangka panjang maka
cenderung menggunakan informasi fundamental. Jadi selama masih ada pasar
modal maka return akan selalu relevan untuk dibicarakan meskipun antara
penelitian yang satu dengan yang lainnya masih terjadi ketidakkonsistenan, yaitu
penelitian Aydogan dan Gursoy (2000), Triyono dan Hartono (2000), Aras dan
Yilmas (2008), Elleuch (2009), Al-Mwalla, Al Omari dan Ayat (2010) dan
Dastgir (2010) membuktikan adanya hubungan antara faktor fundamental dengan
return saham, namun penelitian Panahian dan Zolfaghari (2010), dan Erb, Harvey
dan Viskanta (1996), tidak menemukan hubungan dengan return saham.
Penelitian ini hanya menggunakan beberapa variabel independen antara lain Arus
Kas Operasi, Price Earnings Ratio dan Leverage yang diproksi dengan Debt to
Equity Ratio dan dikaitkan dengan return.
Perkembangan mengenai laporan arus kas di Indonesia ditandai dengan
dikeluarkannya Standar Akuntansi Keuangan (SAK) pada tanggal 7 september
1994 oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) yang mulai berlaku pada tanggal 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Januari 1995. Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2
alinea 1 disebutkan, bahwa perusahaan harus menyusun laporan arus kas sesuai
dengan persyaratan dalam pernyataan ini dan menyajikan laporan tersebut sebagai
bagian yang tidak terpisahkan (integral) dari laporan keuangan untuk setiap
periode penyajian laporan keuangan (IAI 2009: 2.1).
Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para
pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur
keuangan dan kemampuan perusahaan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu,
dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang, sebagaimana
diungkapkan oleh Belkaoui (2009: 143) kepentingan investor dan kreditor atas
informasi aliran kas meliputi jumlah, waktu, dan tingkat ketidakpastiannya,
informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model
untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan dari
berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan
akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.
Beberapa peneliti yang melakukan kajian terhadap arus kas terhadap
return saham antara lain Triyono dan Hartono (2000), Daniati dan Suhairi (2006),
Nasir (2008), Martani, Mulyono dan Khairurizka (2009), Elleuch (2009), Dastgir
(2010), juga Panahian dan Zolfaghari (2010).
Panahian dan Zolfaghari (2010) melakukan penelitian di bursa saham
Teheran sepanjang tahun 2004-2007, dengan mengambil 80 perusahaan sebagai
sampelnya, dan hasilnya tidak ada hubungan antara operating income dan cash
flows from operation dengan stock return ketika diuji secara partial, tetapi ketika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
diuji secara simultan item accrual mendominasi daripada cash of operation dalam
hubungannya dengan stock return. Alasan adanya perbedaan tersebut karena
adanya perbedaan antara pendapatan netto dan pendapatan usaha (keuntungan dan
kerugian), atau efek dari berita dan rumor terhadap bursa Iran. Berita dan rumor
ini dapat mempengaruhi harga saham dan sebagai akibatnya berpengaruh terhadap
return saham tanpa mempengaruhi jumlah pendapatan usaha perusahaan. Selain
itu investor Iran di pasar modal Iran, lebih menghandalkan pada item accrual
untuk mengevaluasi saham daripada cash flows dari usaha.
Triyono dan Hartono (2000) menguji kandungan laba dan informasi arus
kas yang dikelompokkan dari aktivitas operasi, pendanaan dan investasi, hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa dengan model level total arus kas tidak
mempunyai hubungan yang signifikan dengan return saham tetapi pemisahan arus
kas ke dalam komponen arus kas operasi, pendanaan dan investasi menunjukkan
adanya hubungan yang signifikan dengan return saham dan temuan yang lain
dengan menggunakan model return, perubahan arus kas total, perubahan
komponen arus kas juga tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan
return saham.
Daniati dan Suhairi (2006) dengan mengambil sampel pada perusahaan
otomotif dan tekstil yang terdaftar di bursa saham Jakarta tahun 1999-2004, hasil
penelitian mereka membuktikan bahwa kegiatan investasi, laba kotor dan
besarnya perusahaan secara signifikan berhubungan dengan return saham,
sedangkan kegiatan pengelolaan keuangan dari kegiatan operasional tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Hal ini sangat bertentangan
dengan teori yang ada, di mana semakin tinggi nilai arus kas operasi, maka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
semakin tinggi kepercayaan investor terhadap perusahaan tersebut dan akhirnya
akan menaikkan nilai perusahaan (return saham), sebaliknya semakin rendah arus
kas operasi, maka semakin kecil kepercayaan investor terhadap perusahaan yang
akhirnya akan menurunkan return saham, sehingga perlu diadakan penelitian
kembali tentang arus kas operasi yang dikaitkan dengan return saham.
Faktor fundamental yang lain di antaranya Price Earnings Ratio dan Debt
to Equity Ratio. Price Earnings Ratio (PER) merupakan rasio pasar yang dapat
digunakan oleh investor untuk menilai kewajaran suatu harga saham. Rasio ini
dilihat oleh investor sebagai ukuran kemampuan menghasilkan laba masa depan
(future earnings) dari suatu perusahaan, investor dapat mempertimbangkan rasio
tersebut guna memilah-milah saham mana yang nantinya dapat memberikan
keuntungan yang besar di masa yang akan datang. Perusahaan dengan
kemungkinan pertumbuhan yang tinggi (high growth) biasanya mempunyai PER
yang besar, sedangkan perusahaan dengan pertumbuhan yang rendah (low growth)
biasanya memiliki PER yang rendah, semakin besar PER suatu saham
menunjukkan semakin mahal saham tersebut dibandingkan pendapatan per lembar
sahamnya. Hal ini menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik sehingga
meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan tersebut. Tandelilin
(2010: 375) menyatakan bahwa informasi PER mengidentifikasikan besarnya
rupiah yang harus dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah earnings
perusahaan.
Price Earnings Ratio juga merupakan salah satu metode evaluasi terhadap
harga saham, apakah saham overvalued atau undervalued. Para investor akan
membeli saham ketika saham tersebut undervalued, yaitu harga sebenarnya lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
besar daripada harga pasarnya. Sebaliknya, para investor akan menjual saham
ketika saham tersebut overvalued, yaitu harga pasar saham lebih besar daripada
harga sebenarnya.
Sesuai dengan teori dinyatakan bahwa PER merupakan perbandingan
antara harga pasar suatu saham (market price) dengan Earnings Per Share (EPS)
dari saham yang bersangkutan (Ang 1997). Semakin tinggi PER menunjukkan
prospektus harga saham dinilai semakin tinggi oleh investor terhadap pendapatan
per lembar sahamnya. Jika harga saham semakin tinggi, maka selisih harga saham
periode sekarang dengan periode sebelumnya semakin besar, sehingga capital
gains juga semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena capital gains (actual
return) dihitung dari selisih harga saham periode sekarang dengan harga saham
periode sebelumnya. Berdasarkan konsep tersebut menunjukkan semakin tinggi
PER, maka return saham (actual return) juga semakin meningkat, sehingga
sangat dimungkinkan PER berpengaruh positif terhadap return saham.
Penelitian yang mendukung pernyataan tersebut dilakukan oleh Aydogan
dan Gursoy (2000) juga Aras dan Yilmas (2008), hasil penelitian Aydogan dan
Gursoy (2000) menunjukkan bahwa Price-to-Earnings Ratios and Book-to-
Market Ratios memiliki kekuatan prediktif terhadap return masa depan, penelitian
Aras dan Yilmas (2008) juga menemukan bahwa Price Earnings Ratio (PER)
merupakan salah satu variabel yang dapat di gunakan untuk memprediksi return
saham. Demikian juga penelitian Hardiningsih, Pancawati, Suryanto dan Chariri
(2002) juga Tendi, Stevanus dan Maya (2005) hasil penelitiannya menyatakan
bahwa variabel Price Earnings Ratio (PER) juga berpengaruh positif terhadap
harga atau return saham.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Namun penelitian Al-Mwalla, Al-Omari dan Ayad (2010) dengan
mengambil sampel 24 perusahaan yang terdaftar di Amman Stock Exchange,
menunjukkan hubungan negative antara Price Earnings Ratio dengan Stock
Return. Tetapi penelitian Erb, Harvey dan Viskanta (1996), hasil penelitiannya
tidak ditemukan hubungan atau pengaruh PER dengan return saham baik di
developed market maupun emerging market. Juga penelitian oleh Nugroho (2009)
tidak menemukan hubungan yang signifikan antara PER dengan return saham.
Wijaya (2008) yang mengambil sampel sebanyak enam perusahaan
telekomunikasi publik di Indonesia dengan menggunakan analisis regresi linier
berganda menunjukkan bahwa Price Earnings Ratio secara negatif tidak memiliki
pengaruh terhadap return saham. Hal ini sangat bertentangan dengan teori yang
menyatakan bahwa semakin tinggi PER, maka return saham juga semakin
meningkat. Dengan demikian masih ada kontradiktif antara penelitian yang satu
dengan yang lainnya, sehingga perlu diadakan penelitian kembali tentang
pengaruh PER terhadap return saham.
Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh berapa bagian dari modal
sendiri yang digunakan untuk membayar utang. DER juga memberikan jaminan
tentang seberapa besar utang-utang perusahaan dijamin dengan modal sendiri.
Modigliani dan Miller (1958) menyatakan bahwa nilai suatu perusahaan
akan meningkat dengan meningkatnya Debt to Equity Ratio (DER) karena adanya
efek dari corporate tax shield. Hal ini disebabkan karena dalam keadaan pasar
sempurna dan ada pajak, umumnya bunga yang dibayarkan akibat penggunaan
utang dapat dipergunakan untuk mengurangi penghasilan yang dikenakan pajak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Dengan demikian apabila terdapat dua perusahaan dengan laba operasi yang sama,
tetapi perusahaan yang satu menggunakan utang dan membayar bunga, sedangkan
perusahaan yang lain tidak, maka perusahaan yang membayar bunga akan
membayar pajak penghasilan yang lebih kecil, sehingga menghemat pendapatan.
Tingkat Debt to Equity Ratio (DER) yang tinggi menunjukkan komposisi
total utang (utang jangka panjang dan utang jangka pendek) semakin besar
apabila dibandingkan dengan total modal sendiri, sehingga hal ini akan
berdampak pada semakin besar pula beban perusahaan terhadap pihak eksternal
(para kreditur), atau semakin besar penggunaan utang akan semakin tingginya
risiko untuk tidak mampu membayar utang. Investor biasanya selalu menghindari
risiko, maka semakin tinggi DER akan mengakibatkan saham perusahaan tersebut
semakin dihindari investor, sehingga harga saham akan semakin rendah. Ang
(1997) menyatakan bahwa penurunan minat investor dalam menanamkan dananya
ini akan berdampak pada penurunan harga saham perusahaan, sehingga return
saham perusahaan juga semakin menurun. Sebagaimana dikatakan oleh Sawir
(2001) semakin tinggi utang perusahaan (DER) cenderung menurunkan return
saham. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Debt to Equity Ratio (DER)
memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham.
Hal ini juga didukung dengan beberapa bukti empiris tentang pengaruh
Debt to Equity Ratio (DER) terhadap return saham yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Adami, Gough, Muradoglu dan Sivaprasad (2010) di London
Stock Exchange dengan sampel 792 perusahaan hasil penelitiannya menunjukkan
hubungan negatif antara leverage dengan return saham. Juga penelitian George
dan Hwang (2007) yang menemukan bahwa leverage mempunyai hubungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
negatif dengan return saham, sedangkan penelitian Nugroho (2009) menunjukkan
hasil signifikan positif antara Debt to Equity Ratio dengan return saham.
Namun sebaliknya penelitian Hidayat, Harries dan Manao (2000)
menunjukkan bahwa adanya perubahan sumber dana dari pinjaman (Debt to
Equity Ratio) tidak berpengaruh terhadap harga saham, dan juga hasil penelitian
dari Sari dan Hutagaol (2009) yang menunjukkan hasil tidak signifikan antara
DER dengan return saham. Oleh karena telah terjadi ketidakkonsistenan dari
penelitian-penelitian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk
menunjukkan bagaimana pengaruh DER terhadap return saham.
1.2. Perumusan Masalah
Hasil penelitian faktor fundamental yang berpengaruh terhadap return
saham menunjukkan fenomena berupa gap antara data empiris dengan teori yang
mendasarinya, di samping itu juga adanya inkonsistensi temuan pada masing-
masing variabel antara peneliti satu dengan lainnya. Hasil penelitian Aydogan dan
Gursoy (2000), Triyono dan Hartono (2000), Aras dan Yilmas (2008), Elleuch
(2009), dan Dastgir (2010) membuktikan adanya hubungan antara faktor
fundamental dengan return saham, namun penelitian Panahian dan Zolfaghari
(2010), Al-Mwalla, Al-Omari dan Ayad (2010), Erb, Harvey dan Viskanta (1996)
tidak menemukan hubungan dengan return saham.
Panahian dan Zolfaghari (2010) melakukan penelitian di bursa saham
Teheran sepanjang tahun 2004-2007, hasilnya tidak ada hubungan antara cash
flows from operation dengan stock return. Triyono dan Hartono (2000) menguji
kandungan laba dan informasi arus kas yang dikelompokkan dari aktivitas
operasi, pendanaan dan investasi, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa total
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
arus kas tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan return saham tetapi
pemisahan arus kas ke dalam komponen arus kas operasi, pendanaan dan investasi
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan return saham. Daniati dan
Suhairi (2006) hasil penelitian mereka membuktikan bahwa kegiatan operasional
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Hal ini sangat
bertentangan dengan teori yang ada, dimana semakin tinggi nilai arus kas operasi,
maka semakin tinggi kepercayaan investor terhadap perusahaan tersebut dan
akhirnya akan menaikkan nilai perusahaan (return saham), sebaliknya semakin
rendah arus kas operasi, maka semakin kecil kepercayaan investor terhadap
perusahaan yang akhirnya akan menurunkan return saham.
Aydogan dan Gursoy (2000) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
Price-to-Earnings Ratios dan Book-to-Market Ratios memiliki kekuatan prediktif
terhadap return masa depan, dan penelitian Aras dan Yilmas (2008) juga
menemukan bahwa Price Earnings Ratio merupakan salah satu variabel yang
dapat di gunakan untuk memprediksi return saham. Demikian juga Hardiningsih
et al. (2002), Tendi et al. (2005) hasil penelitiannya menyatakan bahwa variabel
Price Earnings Ratio (PER) juga berpengaruh positif terhadap harga atau return
saham. Namun penelitian Al-Mwalla et al. (2010) menunjukkan hubungan
negative antara Price Earnings ratio dengan Stock return. Wijaya (2008) yang
mengambil sampel perusahaan telekomunikasi yang go publik di Indonesia
sebanyak enam perusahaan menunjukkan bahwa Price Earnings Ratio secara
negatif tidak memiliki pengaruh terhadap return saham. Hal ini bertentangan
dengan teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi PER, maka return saham
juga semakin meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Penelitian Sari dan Hutagaol (2009) menunjukkan hasil tidak signifikan
antara DER dengan return saham. Juga penelitian yang dilakukan oleh Adami,
Gough, Muradoglu dan Sivaprasad (2010) di London Stock Exchange hasil
penelitiannya menunjukkan hubungan negatif antara leverage dengan return
saham. Juga diperkuat penelitian George dan Hwang (2007) yang menemukan
bahwa leverage mempunyai hubungan negatif dengan return saham.
Namun sebaliknya penelitian Hidayat, Harries dan Manao (2000)
menunjukkan bahwa adanya perubahan sumber dana dari pinjaman (Debt to
Equity Ratio) tidak berpengaruh terhadap harga saham, dan juga hasil penelitian
dari Nugroho (2009) menunjukkan bahwa DER berpengaruh positif dan
signifikan terhadap return saham. Oleh karena telah terjadi ketidak konsistenan
hasil penelitian terdahulu antara peneliti yang satu dengan lainnya terhadap return
saham atau harga saham dan juga adanya gap antara data empiris dengan teori
yang mendasarinya, maka penelitian ini dengan menggunakan jangka waktu
pengamatan lima tahun (2006-2010), akan menganalisis pengaruh faktor
fundamental terhadap return saham pada perusahaan-perusahaan publik yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia. Oleh karena itu pertanyaan penelitian dapat
dirumuskan berikut ini:
1. Apakah ada pengaruh Arus Kas Operasi terhadap return saham perusahaan
yang terdaftar di BEI periode 2006-2010?
2. Apakah ada pengaruh Price Earnings Ratio terhadap return saham
perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2006-2010?
3. Apakah ada pengaruh Leverage terhadap return saham perusahaan yang
terdaftar di BEI periode 2006-2010?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian akan
dijelaskan sebagai berikut:
1. Menganalisis pengaruh Arus Kas Operasi terhadap return saham perusahaan
yang terdapat di BEI periode 2006-2010.
2. Menganalisis pengaruh Price Earnings Ratio terhadap return saham
perusahaan yang terdapat di BEI periode 2006-2010.
3. Menganalisis pengaruh Leverage terhadap return saham perusahaan yang
terdapat di BEI periode 2006-2010.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa
pihak, antara lain sebagai berikut:
1. Bagi investor dan investor potensial. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi mengenai faktor-faktor fundamental yang dapat
mempengaruhi return saham, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan berinvestasi di pasar modal.
2. Bagi Manajemen Perusahaan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam upaya
meningkatkan return saham.
3. Bagi akademisi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti
empiris terbaru mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap return
saham, sehingga dapat menambah pengetahuan serta dapat digunakan sebagai
rujukan untuk penelitian-penelitian selanjutnya, khususnya return saham.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1 LANDASAN TEORI
2.1.1 Analisis Fundamental
Menurut Hartono (2009: 130) dua macam analisis yang banyak digunakan
untuk menentukan nilai sebenarnya dari saham adalah analisis sekuritas
fundamental (fundamental security analysis) atau analisis perusahaan (company
analysis) dan analisis teknis (technical analysis). Menurut Hartono (2009: 130)
analisis fundamental atau analisis perusahaan adalah analisis untuk menghitung
nilai intrinsik saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan.
Analisis fundamental sebagai bagian dari informasi akuntansi merupakan
analisis historis atau kondisi internal perusahaan, sehingga proses ini disebut
sebagai Company Analysis. Dalam company analysis, para pemodal akan
mempelajari laporan keuangan perusahaan dengan tujuan untuk mengetahui
kekuatan dan kelemahan perusahaan, mengidentifikasi kecenderungan atau
pertumbuhan yang mungkin ada, mengevaluasi efisiensi operasional dan
memahami sifat dasar dan karakteristik operasional perusahaan tersebut.
Analisis fundamental memiliki pedoman pada kepercayaan bahwa nilai
suatu saham sangat dipengaruhi oleh kinerja perusahaan yang menerbitkan saham
tersebut. Jika kinerja perusahaan publik tersebut berada dalam kondisi baik, maka
harga saham perusahaan dapat diperkirakan akan merefleksikan kekuatan tersebut
dan ditandai dengan meningkatnya harga saham perusahaan dan apabila harga
saham naik pada akhirnya akan meningkatkan return pada perusahaan yang
bersangkutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Tujuan analisis fundamental adalah untuk mengetahui saham-saham
manakah yang harga pasarnya lebih rendah dari nilai intrinsiknya (undervalued),
sehingga layak dibeli, serta saham-saham manakah yang harga pasarnya lebih
tinggi dari nilai intrinsiknya (overvalued), sehingga menguntungkan untuk dijual
(Tandelilin, 2010 : 363)
Menurut Tandelilin (2010 : 338) dalam melakukan analisis penilaian
saham, investor bisa melakukan analisis fundamental secara top-down untuk
menilai prospek perusahaan. Pertama kali perlu dilakukan analisis terhadap
faktor-faktor makro ekonomi yang mempengaruhi kinerja seluruh perusahaan,
kemudian dilanjutkan dengan analisis industri, dan pada akhirnya dilakukan
analisis terhadap perusahaan yang mengeluarkan sekuritas bersangkutan untuk
menilai apakah sekuritas yang dikeluarkannya menguntungkan atau merugikan
bagi investor.
Secara ringkas ketiga langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menghitung kondisi ekonomi secara keseluruhan
Kondisi ekonomi dipelajari untuk memperhitungkan jika kondisi ekonomi
secara keseluruhan baik untuk pasar saham. Apakah tingkat inflasi yang terjadi
tinggi atau rendah? Apakah suku bunga naik atau turun? Apakah konsumen yakin
atau ragu-ragu dalam mengeluarkan uang? Apakah neraca perdagangan
menunjukkan untung atau rugi? Apakah supply uang naik atau turun?.
Pertanyaan pertanyaan tersebut adalah merupakan contoh sebagian
pertanyaan seorang investor dalam menilai saham dengan melakukan analisis
fundamental untuk memperhitungkan apakah kondisi ekonomi secara keseluruhan
baik untuk pasar saham.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
2. Menghitung kondisi industri secara keseluruhan
Kondisi industri merupakan suatu kondisi di industri mana perusahaan
berada, yang secara langsung dapat mempengaruhi masa depan perusahaan
tersebut. Bahkan saham yang paling baik pun dapat menghasilkan pengembalian
yang pas-pasan jika mereka berada dalam industri yang sedang payah (mengalami
resesi). Biasanya saham yang lemah dalam industri yang kuat lebih disukai
daripada saham yang kuat dalam industri yang lemah.
3. Menghitung kondisi perusahaan
Setelah melihat dari sisi ekonomi dan industri kita perlu memperhitungkan
kesehatan keuangan sebuah perusahaan. Jika sebuah perusahaan yang telah kita
analisa secara ekonomi dan industri itu baik, tapi kita tidak memperhitungkan
kondisi perusahaan tersebut maka akan sia-sia lah semua analisa fundamental
yang kita lakukan. Karena pasar saham adalah pasar ekspektasi dimana semua
pemegang saham mengharapkan perusahaannya selalu menghasilkan laba, yang
pada akhirnya laba ini akan di bagikan kepada pemegang saham yang kita kenal
dengan istilah dividen. Walaupun tidak semua pemegang saham tidak
mengharapkan pembagian dividen, karena pada dasarnya keuntungan yang
diperoleh dari permainan saham ini bukan hanya dividen, tetapi ada juga yang di
sebut dengan capital gains yaitu keuntungan yang diperoleh dari fluktuasi harga
saham yang biasanya diharapkan oleh investor yang memiliki time horizon yang
pendek. Menghitung kondisi perusahaan biasanya dilakukan dengan
menggunakan rasio-rasio keuangan. Rasio keuangan secara garis besar di bagi
dalam 5 kelompok dasar, yaitu : liquidity, leverage, profitability, activity, dan
market valuation. Sejumlah rasio yang tak terbatas banyaknya dapat dihitung,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
akan tetapi dalam prakteknya cukup digunakan beberapa jenis rasio saja, dan
disesuaikan dengan kebutuhan analisis.
Dalam penelitian ini, analisis fundamental akan dicerminkan oleh rasio
keuangan yang diproksikan oleh : Arus Kas Operasi (Rasio Aktivitas), Price
Earnings Ratio (Rasio Pasar), dan Debt to Equity Ratio (Leverage).
2.1.2 Return Saham
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa
return realisasian yang sudah terjadi dan ekspektasian yang belum terjadi tetapi
diharapkan akan terjadi di masa mendatang (Hartono 2009: 199). Return
merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga
merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung resiko atas investasi
yang dilakukannya (Tandelilin 2010: 102), Hanafi (2007: 300) mendifinisikan
Return sebagai perubahan nilai antara periode t+1 dengan periode t ditambah
pendapatan-pendapatan lain yang terjadi selama periode t tersebut.
Return dibedakan menjadi dua yaitu Return Realisasi (realized return),
dan return expektasian (expected return), return realisasi (realized return)
merupakan return yang telah terjadi dan Return ekspektasian (expected return),
merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa yang
akan datang (Hartono 2009: 199).
Beberapa pengukuran return realisasian yang banyak digunakan adalah
return total (total return), relatif return (return relative), kumulatif return (return
cumulative), dan return disesuaikan (adjusted return) (Hartono 2009: 199).
Return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam
suatu periode tertentu. Return total sering disebut Return saja. Return total terdiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
dari Capital gains (loss) dan Yield. Capital gains atau Capital loss merupakan
selisih dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu:
Capital gains (loss) = (1)
Jika harga investasi sekarang ( ) lebih tinggi dari harga investasi periode
lalu ( ) ini berarti terjadi keuntungan modal (capital gains),dan jika terjadi
sebaliknya, maka disebut kerugian modal (capital loss).
Yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga
investasi periode tertentu dari suatu investasi. Untuk saham, Yield adalah
persentase dividen terhadap harga saham periode sebelumnya.
Dengan demikian return total dapat dinyatakan sebagai berikut:
Return = (2)
Untuk saham biasa yang membayar dividen periodik sebesar rupiah per
lembarnya, maka yield adalah sebesar dan return total dapat dinyatakan
sebagai berikut :
Return Saham = = (3)
Relatif Return (Return relative) dapat digunakan, yaitu dengan
menambahkan nilai 1 terhadap nilai return total (Hartono 2009: 204).
Relatif Return = (Return Total + 1) atau,
Relatif Return = (4)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Return ekspektasi merupakan return untuk pengambilan keputusan investasi.
Return ini penting dibandingkan dengan return historis karena return ekpektasian
merupakan return yang diharapkan dari investasi yang dilakukan.
Return ekspektasian (expected return) dapat dihitung berdasarkan cara sebagai
berikut:
1. Berdasarkan nilai ekspektasian masa depan.
2. Berdasarkan nilai-nilai return historis.
3. Berdasarkan model return ekspektasian yang
ada.
Investor dalam melakukan investasi akan dihadapkan pada dua macam
risiko yaitu: risiko fundamental dan risiko pasar (sistematic risk), risiko
fundamental dapat diketahui dengan melihat kebijakan keuangan emiten yaitu
leverage keuangan (debt to equity ratio), leverage yang semakin besar akan
memperbesar perubahan arus laba bersih perusahaan. Leverage akan
menimbulkan beban bunga utang, jumlah bunga pinjaman yang dibayar
mempengaruhi hubungan antara return atas jumlah aktiva setelah pajak dengan
return atas modal sendiri. Risiko yang lain yaitu risiko pasar (sistematic risk),
risiko ini diukur dengan β, yang menjelaskan return saham yang diharapkan.
Return merupakan indikator dari wealth investor termasuk pemegang
saham. Investor akan sangat senang apabila mendapatkan return dari suatu
investasi yang semakin tinggi dari waktu ke waktu, oleh karena itu investor dan
investor potensial memiliki kepentingan untuk mampu memprediksi berapa besar
investasi yang akan mereka lakukan.
2.1.3 Arus Kas Operasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Salah satu dari laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan, adalah
laporan arus kas, laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang berisi
informasi aliran kas masuk dan aliran kas keluar dari suatu perusahaan selama
periode tertentu. Informasi ini penyajiannya diklasifikasikan menurut jenis
kegiatan yang menyebabkan terjadinya arus kas masuk arus kas keluar tersebut.
Laporan arus kas melaporkan arus kas melalui tiga jenis transaksi yaitu (1) Arus
kas dari aktivitas operasi, (2) Arus kas dari aktivitas investasi, (3) Arus kas
aktivitas pendanaan.
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan
(principal revenue activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas
investasi dan pendanaan, umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang
mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih, sebagaimana yang diungkapkan
Kieso dan Weygant (2007: 213) bahwa arus kas operasi melibatkan efek dari kas
yang berkaitan dengan transaksi yang menentukan net income. Aktivitas Operasi
adalah seluruh aktivitas yang berkaitan dengan operasi perusahaan dan tercantum
dalam laporan ikhtisar laba rugi.
Ada dua metode pelaporan arus kas dari aktivitas operasi yaitu metode
langsung dan metode tidak langsung, metode langsung (direct method)
melaporkan sumber kas operasi dan penggunaan kas operasi. Sumber utama kas
operasi adalah kas yang diterima dari langganan, sedangkan penggunaan utama
dari kas operasi meliputi kas yang dibayarkan pada pemasok atas barang
dagangan dan jasa serta kas yang dibayarkan sebagai gaji atau upah. Selisih antara
penerimaan kas dan pembayaran kas dalam suatu operasi merupakan arus kas
bersih aktivitas operasi. Metode tidak langsung (indirect method) melaporkan arus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
kas operasi yang dimulai dengan laba bersih dan kemudian disesuaikan dengan
pendapatan serta beban yang tidak melibatkan penerimaan atau pembayaran kas,
dengan kata lain laba bersih akrual disesuaikan untuk menentukan jumlah bersih
arus kas dari aktivitas operasi.
Aliran kas masuk dari aktivitas operasi meliputi:
- Penjualan barang dan jasa,
- Pendapatan bunga utang dari pihak lain dan
- Dividen (bunga saham) dari pihak lain.
Aliran kas keluar dari aktivitas operasi meliputi:
- Pembelian persediaan dari pemasok,
- Pembayaran gaji/upah karyawan,
- Pembayaran pajak,
- Pembayaran bunga pinjaman dan
- Pembayaran lain-lain.
2.1.3 Price Earnings Ratio
Price Earnings Ratio merupakan perbandingan antara harga pasar suatu
saham (market price) dengan laba per lembar saham (EPS). Price Earnings Ratio
juga merupakan salah satu metode evaluasi terhadap harga saham, apakah saham
overvalued atau undervalued. Para investor akan membeli saham ketika saham
tersebut undervalued, yaitu harga sebenarnya lebih besar daripada harga pasarnya.
Sebaliknya, para investor akan menjual saham ketika saham tersebut overvalued,
yaitu harga pasar saham lebih besar daripada harga sebenarnya.
Secara matematis Price Earnings Ratio dapat diformulasikan sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
(5)
Stock Price merupakan harga pasar saham, yang secara umum adalah harga
penutupan saham tersebut, sedangkan Earnings Per Share merupakan besarnya
dividen yang dibayar perusahaan.
Bagi Investor, nilai Price Earnings Ratio (PER) yang rendah akan
memberikan kontribusi tersendiri, hal ini disebabkan selain dapat membeli saham
dengan harga yang relatif murah, kemungkinan untuk mendapatkan capital gains
juga semakin besar. Selain itu investor dapat memiliki banyak saham dari
berbagai perusahaan yang go publik. Sebaliknya, emiten menginginkan tingkat
PER yang tinggi pada waktu go publik. PER yang tinggi menunjukkan
pertumbuhan dan kinerja perusahaan cukup baik, dan semakin tinggi PER
menunjukkan prospektus harga saham dinilai semakin tinggi oleh investor
terhadap pendapatan per lembar sahamnya, dan apabila harga saham semakin
tinggi, maka selisih harga saham periode sekarang dengan periode sebelumnya
semakin besar, sehingga capital gains juga semakin meningkat. Berdasarkan
argumen tersebut menunjukkan bahwa Price Earnings Ratio mempunyai
hubungan yang cukup signifikan terhadap return saham.
2.1.4 Leverage
Debt To Equity Ratio (DER) merupakan salah satu rasio yang digunakan
untuk mengukur tingkat Leverage (penggunaan utang) terhadap total equitas yang
dimiliki perusahaan. Rasio ini diukur dengan cara membandingkan antara debt
terhadap total equity. Debt ratio yang tinggi mempunyai dampak yang buruk
terhadap kinerja perusahaan, karena tingkat utang semakin tinggi, yang berarti
beban bunga akan semakin besar sehingga dapat mengurangi keuntungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Sebaliknya, tingkat debt ratio yang kecil menunjukkan kinerja yang semakin baik,
karena menyebabkan tingkat pengembalian yang semakin tinggi (Ang 1997).
Secara matematis DER dapat diformulasikan sebagai berikut :
DER = (6)
Total Debt merupakan total liabilities (baik utang jangka pendek maupun
jangka panjang). Sedangkan total shareholder’s equity merupakan total modal
sendiri yang dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan komposisi atau struktur
modal dari total pinjamam (utang) terhadap total modal yang dimiliki perusahaan.
Semakin tinggi Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan komposisi total utang
semakin besar dibanding dengan total modal sendiri, sehingga berdampak
semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur), atau semakin
besar penggunaan utang akan semakin tingginya risiko untuk tidak mampu
membayar utang. Investor biasanya selalu menghindari risiko, maka semakin
tinggi DER akan mengakibatkan saham perusahaan tersebut semakin dihindari
investor, sehingga harga saham akan semakin rendah, begitu juga sebaliknya.
Ang (1997), penurunan minat investor dalam menanamkan dananya ini akan
berdampak pada penurunan harga saham perusahaan, dengan adanya penurunan
harga saham, maka return saham perusahaan juga semakin menurun.
Sebagaimana dikatakan Sawir (2001) semakin tinggi utang (DER) cenderung
menurunkan return saham. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Debt to
Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh negatif terhadap return saham.
2.2 PENELITIAN TERDAHULU
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Penelitian tentang arus kas yang dihubungkan dengan return saham telah
banyak dilakukan antara lain Triyono dan Hartono (2000), Livnat dan Santicchia
(2006), Daniati dan Suhairi (2006), Utari (2006), Nasir (2008), Elleuch (2009),
Martani et al. (2009), Panahian dan Zolfaghari (2010) dan Dastgir (2010). Dari
penelitian tersebut yang menunjukkan hubungan signifikan dengan return saham
yaitu penelitian Triyono dan Hartono (2000) menguji hubungan kandungan
informasi arus kas, komponen arus kas dan laba akuntansi dengan harga atau
return saham.
Elleuch (2009) menguji faktor fundamental dalam memprediksi return
saham di bursa Tunisia dengan mengambil sampel 22 perusahaan non keuangan,
Utari (2006) menguji kandungan informasi laba dan arus kas guna pengambilan
keputusan investasi, sedangkan Dastgir (2010) menguji hubungan antara
komponen laba rugi dan komponen arus kas dengan return saham, sesuai dengan
teori, dapat dikatakan bahwa arus kas mempunyai hubungan berbanding lurus
dengan return saham, semakin tinggi arus kas operasi, maka semakin tinggi
kepercayaan investor terhadap perusahaan tersebut dan akhirnya akan menaikkan
nilai perusahaan (return saham), sebaliknya semakin rendah arus kas operasi,
maka semakin kecil kepercayaan investor terhadap perusahaan yang akhirnya
akan menurunkan return saham.
Penelitian Daniati dan Suhairi (2006) yang dilakukan di perusahaan
manufaktur periode tahun 1999-2004, sampel penelitian diambil dengan metode
purposive sampling. Variabel yang digunakan disini cash flows from operating,
investing and financial activities, gross profit, company size, namun variabel yang
berpengaruh terhadap variabel return saham adalah cash flows from investing,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
activities, gross profit and company size, sedangkan arus kas dari aktivitas operasi
tidak berpengaruh terhadap expected return saham.
Demikian juga penelitian Panahian dan Zolfaghari (2010) dengan
mengambil sampel 80 perusahaan yang terdaftar di bursa saham Teheran
sepanjang tahun 2004-2007, dengan variabel independen yang digunakan
operating income, cash flows from operation, all accrual, non current accrual
and current accrual sebagai independen variabel dan sebagai dependen
variabelnya stock return, hasilnya tidak ada hubungan antara operating income
dan cash flows from operation dengan stock return.
Penelitian lain yang menguji Price Earnings Ratio terhadap return saham
dilakukan oleh Aydogan dan Gursoy (2000), Aras dan Yilmas (2008), Al-Mwalla
et al. (2010), dan Erb et al. (1996), sedangkan penelitian yang dilakukan di
Indonesia dilakukan oleh Hardiningsih et al. (2002), Tendi et al. (2005), Wijaya
(2008) dan Nugroho (2009) hasilnya masih terdapat ketidak konsistenan antara
penelitian yang satu dengan yang lain, Erb et al. (1996), Wijaya (2008) dan
Nugroho (2009) dalam penelitiannya tidak ditemukan hubungan antara PER
dengan return, namun Aydogan dan Gursoy (2000), Hardiningsih et al. (2002),
Tendi (2005) et al. dan Al-Mwalla et al. (2010) menemukan sebaliknya yaitu
dalam penelitiannya membuktikan adanya hubungan antara PER dengan return
saham dan mendukung teori yang ada yaitu PER yang tinggi menunjukkan
pertumbuhan dan kinerja perusahaan semakin baik, yang akhirnya akan
meningkatkan return.
Penelitian Sari dan Hutagaol (2009) juga membahas return dan salah satu
variabel independennya adalah Debt to Equity Ratio, sampel yang diambil 12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
perusahaan Food and Beverages selama tahun 2003-2008 dan hasilnya
menyatakan tidak signifikan antara DER dengan return saham, namun penelitian
yang dilakukan oleh Adami et al. (2010) yang dilakukan di London Stock
Exchange dengan sampel 792 perusahaan dan hasilnya menunjukkan hubungan
yang signifikan dan negatif antara leverage dengan return saham, demikian juga
penelitian yang dilakukan oleh George dan Hwang (2007) membuktikan
hubungan negatif antara leverage dengan return saham.
2.3 PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Penelitian ini menggunakan empat variabel, tiga di antaranya merupakan
variabel independen yaitu, Arus Kas Operasi, Price Earnings Ratio dan Leverage,
sedangkan variabel dependennya yaitu return saham.
Hubungan masing-masing variabel independen dengan variabel dependen
diuraikan sebagai berikut:
2.3.1 Hubungan antara Arus Kas Operasi dengan Return Saham
Salah satu tujuan pelaporan keuangan adalah untuk memberikan
informasi mengenai aliran dana perusahaan. Lebih jauh lagi, laporan keuangan
diharapkan bisa memberi informasi mengenai likuiditas perusahaan, fleksibilitas
keuangan perusahaan, dan kemampuan operasional perusahaan. Laporan arus kas
bermanfaat karena bisa memberikan informasi yang bisa memenuhi tujuan di atas.
(Hanafi 2007: 59). Tujuan utama arus kas adalah memberikan informasi tentang
penerimaan kas dan pembayaran kas suatu entitas selama periode tertentu. Tujuan
lain adalah memberikan informasi kepada kreditor, investor dan pemakai lainnya
dalam menentukan kemampuan perusahaan untuk menimbulkan arus kas bersih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
positif dimasa yang akan datang. Kepentingan investor dan kreditor atas informasi
aliran kas meliputi jumlah, waktu, dan tingkat ketidakpastiannya (Belkaoui 2009:
143) Laporan arus kas melaporkan arus kas melalui tiga jenis transaksi yaitu (1)
Arus kas dari aktivitas operasi, (2) Arus kas dari aktivitas investasi, (3) Arus kas
dari aktivitas pendanaan.
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan
dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan,
umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan
laba atau rugi bersih, sebagaimana yang diungkapkan oleh Kieso dan Weygant
(2007: 213 ) bahwa arus kas operasi melibatkan efek dari kas yang berkaitan
dengan transaksi yang menentukan net income. Arus kas aktivitas operasi
merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat
menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan
operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa
mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar (Daniati dan Suhairi 2006).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Daniati dan Suhairi (2006) diperoleh
hasil tidak adanya pengaruh yang signifikan antara arus kas operasi terhadap
Expected return saham, juga penelitian yang dilakukan oleh Martani et al. (2009),
bahwa arus kas dari operasi tidak berpengaruh terhadap return saham. Demikian
juga hasil penelitian yang dilakukan Panahian dan Zolfaghari (2010) yang
menyatakan bahwa arus kas dari operasi tidak memiliki hubungan dengan return
saham, hal ini disebabkan karena pada umumnya para investor Iran di pasar
modal Iran lebih mengandalkan pada item acrual untuk mengevaluasi saham
daripada cash flow dari operasi, dari hasil penelitian tersebut bertentangan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
teori yang ada, sebagaimana diungkapkan oleh Kieso dan Weygant (2007: 213),
bahwa arus kas operasi melibatkan efek dari kas yang berkaitan dengan transaksi
yang menentukan net income.
Arus kas aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah
dari operasi perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi
pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan
melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar,
sehingga dapat dikatakan bahwa return yang diterima oleh investor tergantung
dari kas yang dihasilkan dari operasi perusahaan, semakin besar kas bersih yang
dihasilkan oleh perusahaan, maka return yang diterima oleh investor juga semakin
tinggi, begitu juga sebaliknya sehingga ada hubungan yang signifikan antara arus
kas operasi dengan return saham.
Berikut beberapa penelitian yang mendukung teori yang ada yaitu
membuktikan hubungan positif antara arus kas operasi dengan return saham yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Triyono dan Hartono (2000), Utari (2006), Livnat
dan Santicchia (2006), Nasir (2008), Elleuch (2009), dan Dastgir (2010).
Penelitian Triyono dan Hartono (2000) menguji kandungan laba dan informasi
arus kas yang dikelompokkan dari aktivitas operasi, pendanaaan dan investasi,
hasil penelitiannya menunjukkan bahwa, total arus kas tidak mempunyai
hubungan yang signifikan dengan return saham, tetapi pemisahan arus kas ke
dalam komponen arus kas operasi, pendanaan dan investasi menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan dengan return saham, hal tersebut sesuai dengan
hipotesa yang diajukan yaitu ada hubungan antara perubahan arus kas dari
aktivitas operasi dengan return saham. Penelitian yang dilakukan oleh Elleuch
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
(2009) di pasar bursa Tunisia dan hasilnya hampir semua sinyal fundamental yang
diteliti mempunyai korelasi yang positif dengan return saham termasuk arus kas,
pemilihan duabelas sinyal dasar ini, telah dihandalkan dan banyak ditunjukkan
dari penelitian sebelumnya, dalam kemampuannya memprediksi laba masa depan,
performance dan return.
Demikian juga hasil penelitian yang dilakukan oleh Utari (2006) arus kas
bersih dari aktivitas operasi dan pendapatan serta laba akuntansi berpengaruh
secara signifikan terhadap return saham, di mana arus kas operasi memiliki
pengaruh yang paling signifikan. Dalam penelitian Dastgir (2010) juga terbukti
bahwa arus kas dari operasi mempunyai hubungan yang kuat dengan stock return
hal ini sesuai dengan teori bahwa, semakin tinggi arus kas operasional
perusahaan, maka semakin tinggi kepercayaan investor pada perusahaan tersebut,
sehingga semakin besar pula nilai expected return saham, dan sebaliknya,
semakin rendah arus kas operasional perusahaan maka semakin kecil kepercayaan
investor pada perusahaan tersebut, sehingga semakin kecil pula nilai expected
return saham.
Berdasarkan argumen-argumen di atas dan hasil penelitian dari peneliti
terdahulu yang masih inkonsisten antara penelitian yang satu dengan penelitian
yang lainnya, sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Triyono dan Hartono
(2000), Utari (2006), Elleuch (2009) dan Dastgir (2010) yang membuktikan ada
hubungan antara Arus Kas Operasi dengan return saham, namun penelitian
Livnat dan Santicchia (2006) dan Nasir (2008) menemukan tidak adanya
hubungan antara arus kas operasi dengan return saham, sehingga perlu dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
penelitian kembali hubungan antara arus kas operasi (Cash Flows from
Operation) dengan return saham (Stock Return).
Berdasarkan uraian sebagaimana dipaparkan di atas, maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis-1: Arus Kas Operasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap return
saham.
2.3.2 Hubungan antara Price Earnings Ratio dengan Return Saham
Earnings merupakan hal yang sangat penting sebagai alat analisis seorang
investor dan calon investor, dimana seorang calon investor akan membeli saham
atau berinvestasi ke suatu perusahaan dikarenakan perusahaan mempunyai laba,
jika perusahaan tidak mempunyai laba, maka ketertarikan seorang investor
terhadap perusahaan akan berkurang. Investor selalu beranggapan bahwa setiap
perusahaan yang mempunyai laba, maka akan mampu untuk memberikan imbalan
yang baik terhadapnya, sehingga return yang diharapkan oleh seorang investor
mampu terwujud.
Earnings dapat diukur dengan menggunakan Laba Per Lembar Saham
(Earnings Per Share). Laba per lembar saham biasanya merupakan indikator laba
yang diperhatikan oleh para investor yang umumnya terdapat korelasi yang kuat
antara pertumbuhan laba dengan pertumbuhan harga saham (Munawir 2004: 122).
Earnings Per Share (EPS) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur jumlah
rupiah yang diterima untuk setiap lembar saham biasa, dan EPS merupakan salah
satu indikator dalam menghitung PER.
Price Earnings Ratio (PER) merupakan rasio pasar yang dapat digunakan
oleh investor untuk menilai kewajaran suatu harga saham. Rasio ini dilihat oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
investor sebagai ukuran kemampuan menghasilkan laba masa depan (future
earnings) dari suatu perusahaan, investor dapat mempertimbangkan rasio tersebut
guna memilah-milah saham mana yang nantinya dapat memberikan keuntungan
yang besar di masa yang akan datang. Perusahaan dengan kemungkinan
pertumbuhan yang tinggi (high growth) biasanya mempunyai PER yang besar,
sedangkan perusahaan dengan pertumbuhan yang rendah (low growth) biasanya
memiliki PER yang rendah, Semakin besar PER suatu saham menunjukkan harga
saham tersebut semakin tinggi. Hal ini menunjukkan kinerja perusahaan semakin
baik sehingga meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan tersebut,
sedangkan Tandelilin (2010: 375) informasi Price Earning Ratio (PER)
mengidentifikasikan besarnya rupiah yang harus dibayarkan investor untuk
memperoleh satu rupiah earnings perusahaan.
Sangaji (2003) dalam Nugroho (2009) menyatakan Price Earnings ratio
(P/E ratio) merupakan rasio harga saham suatu perusahaan dengan pendapatan per
saham perusahaan tersebut. Harga saham yang dimaksud adalah harga pasar
saham, yang secara umum adalah harga penutupan saham tersebut. Pendapatan
perusahaan adalah pendapatan bersih setelah pajak yang merupakan pendapatan
12 bulan sebelumnya atau disebut trailing earnings. P/E ratio juga merupakan
salah satu metode evaluasi terhadap harga saham, apakah saham overvalued atau
undervalued. Para investor akan membeli saham ketika saham tersebut
undervalued, yaitu harga sebenarnya lebih besar daripada harga pasarnya.
Sebaliknya, para investor akan menjual saham ketika saham tersebut overvalued,
yaitu harga pasar saham lebih besar daripada harga sebenarnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
PER merupakan perbandingan antara harga pasar suatu saham (market
price) dengan earnings per share (EPS) dari saham yang bersangkutan, atau
formulasinya bisa ditulis sebagai berikut:
(7)
Bagi Investor, nilai PER yang rendah akan memberikan kontribusi
tersendiri, hal ini disebabkan selain dapat membeli saham dengan harga yang
relatif murah, kemungkinan untuk mendapatkan capital gains juga semakin besar.
Selain itu investor dapat memiliki banyak saham dari berbagai perusahaan yang
publik. Sebaliknya, emiten menginginkan tingkat PER yang tinggi pada waktu
publik. PER yang tinggi menunjukkan pertumbuhan dan kinerja perusahaan cukup
baik, dan semakin tinggi PER menunjukkan prospektus harga saham dinilai
semakin tinggi oleh investor terhadap pendapatan per lembar sahamnya, dan
apabila harga saham semakin tinggi, maka selisih harga saham periode sekarang
dengan periode sebelumnya semakin besar, sehingga capital gains juga semakin
meningkat. Berdasarkan argumen tersebut menunjukkan bahwa Price Earnings
Ratio mempunyai hubungan positif dan signifikan terhadap return saham.
Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Aydogan dan Gursoy (2000)
menunjukkan bahwa Price-to-Earnings Ratios dan book-to-market ratios
memiliki kekuatan prediktif terharap return masa depan, dan penelitian yang
dilakukan oleh Aras dan Yilmas (2008) yang mengambil sampel 12 emerging
stock markets, hasilnya juga menunjukkan bahwa Price Earnings Ratio
merupakan salah satu variabel yang dapat di gunakan untuk memprediksi return
saham. Demikian juga Hardiningsih et al.(2002), Tendi et al. (2005) yang hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
penelitiannya menyatakan bahwa variabel Price Earnings Ratio (PER) juga
berpengaruh positif terhadap harga atau return saham.
Penelitian Al-Mwalla et al. (2010) dengan mengambil sampel 24
perusahaan yang terdaftar di Amman Stock Exchange, menunjukkan hubungan
negative antara Price Earnings ratio dengan Stock return, sedangkan penelitian
Erb et al. (1996) sampel penelitian sebanyak 47 pasar modal di dunia yang dibagi
dalam dua kelompok yaitu Developed markets dan emerging market, hasil
penelitiannya tidak ditemukan hubungan atau pengaruh PER dengan return saham
baik di developed market maupun emerging market, dan Nugroho (2009) yang
mengambil sampel perusahaan industri textil dan industri otomotif hasil
penelitiannya juga tidak ditemukan hubungan antara Price Earnings Ratio dengan
return saham baik di sub sektor industri otomotif maupun sub sektor industri
textil, juga penelitian Wijaya (2008) yang mengambil sampel perusahaan
telekomunikasi yang go public di Indonesia sebanyak enam perusahaan dengan
menggunakan analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa Price Earnings
Ratio tidak memiliki pengaruh terhadap return saham.
Dengan demikian masih ada kontradiktif antara penelitian yang satu
dengan yang lainnya, penelitian Aydogan dan Gursoy (2000), Hardiningsih et al.
(2002), Tendi et al. (2005), Aras dan Yilmas (2008) dan Al-Mwalla (2010)
membuktikan adanya hubungan antara PER dengan return saham, namun Erb et
al. (1996), Wijaya (2008) dan Nugroho (2009) hasil penelitiannya tidak
ditemukan hubungan antara PER dengan return saham, sehingga perlu diadakan
penelitian kembali tentang pengaruh PER terhadap harga atau return saham.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis-2: Price Earnings Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap
return saham.
2.3.3. Hubungan antara Leverage dengan Return Saham
Menurut Munawir (2004: 124), utang atau leverage adalah semua
kewajiban keuangan perusahaan pada pihak lain yang belum terpenuhi, di mana
utang ini merupakan sumber dana/modal yang berasal dari kreditor.
Salah satu rasio pengukur dari Leverage yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Debt to Equity Ratio (DER). Debt to Equity Ratio merupakan
perbandingan antara total utang yang dimiliki perusahaan dengan total ekuitasnya.
Secara matematis DER dapat diformulasikan sebagai berikut:
DER =
(8)
Total Debt merupakan total liabilities (baik utang jangka pendek maupun
jangka panjang), total shareholder’s equity merupakan total modal sendiri yang
dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan komposisi atau struktur modal dari
total pinjamam (utang) terhadap total modal yang dimiliki perusahaan. Semakin
tinggi Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan komposisi total utang semakin
besar dibanding dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar
beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur).
Semakin besar utang, semakin besar risiko yang ditanggung perusahaan.
Oleh karena itu perusahaan yang tetap mengambil utang sangat bergantung pada
biaya relatif. Biaya utang lebih kecil daripada dana ekuitas, dengan menambahkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
utang ke dalam neracanya, perusahaan secara umum dapat meningkatkan
profitabilitas, yang kemudian menaikkan harga sahamnya, sehingga
meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham dan membangun potensi
pertumbuhan yang lebih besar, sebaliknya biaya utang lebih besar daripada dana
ekuitas, dengan menambahkan utang ke dalam neracanya, justru akan
menurunkan profitabilitas perusahaan (Walsh 2004).
Menurut Riyanto (2001: 155) kemampuan suatu perusahaan untuk
membayar semua utang-utangnya menunjukkan “solvabilitas” suatu perusahaan.
Suatu perusahaan yang “solvable” berarti perusahaan tersebut mempunyai aktiva
atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua utang-utangnya. Debt to
Equity Ratio (DER) menunjukkan struktur permodalan suatu perusahaan yang
merupakan perbandingan antara total utang dengan ekuitas yang digunakan
sebagai sumber pendanaan perusahaan. Balancing theory menyatakan bahwa
keputusan untuk menambah utang tidak hanya berdampak negatif, tetapi juga
dapat berdampak positif karena perusahaan harus berupaya menyeimbangkan
manfaat dengan biaya yang ditimbulkan akibat utang.
Modigliani dan Miller (1958) menyatakan bahwa nilai suatu perusahaan
akan meningkat dengan meningkatnya Debt to Equity Ratio (DER) karena adanya
efek dari corporate tax shield. Hal ini disebabkan karena dalam keadaan pasar
sempurna dan ada pajak, umumnya bunga yang dibayarkan akibat penggunaan
utang dapat dipergunakan untuk mengurangi penghasilan yang dikenakan pajak.
Dengan demikian apabila terdapat dua perusahaan dengan laba operasi yang sama,
tetapi perusahaan yang satu menggunakan utang dan membayar bunga, sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
perusahaan yang lain tidak, maka perusahaan yang membayar bunga akan
membayar pajak penghasilan yang lebih kecil, sehingga menghemat pendapatan.
Tingkat Debt to Equity Ratio (DER) yang tinggi menunjukkan komposisi
total utang (utang jangka panjang dan utang jangka pendek) semakin besar
apabila dibandingkan dengan total modal sendiri, sehingga hal ini akan
berdampak pada semakin besar pula beban perusahaan terhadap pihak eksternal
(para kreditur), atau semakin besar penggunaan utang akan semakin tingginya
risiko untuk tidak mampu membayar utang. Investor biasanya selalu menghindari
risiko, maka semakin tinggi DER akan mengakibatkan saham perusahaan tersebut
semakin dihindari investor, sehingga harga saham akan semakin rendah.
Sebaliknya para kreditur lebih menyukai leverage ratio yang rendah, sebab
leverage ratio yang rendah berarti kreditur mempunyai tingkat keamanan terhadap
piutang yang lebih tinggi. Dan semakin besar leverage ratio berarti perusahaan
semakin cepat menjadi insovable. Setiap ada penambahan jumlah utang secara
absolute, maka akan menurunkan tingkat solvabilitas perusahaan karena
bertambahnya utang disertai dengan bertambahnya aktiva sehingga jumlah excess
value dalam angka absolute adalah tetap tetapi dalam angka relatif atau
presentasinya adalah semakin kecil.
Peningkatan beban terhadap kreditur akan menunjukkan sumber modal
perusahaan sangat tergantung dari pihak eksternal, sehingga mengurangi minat
investor dalam menanamkan dananya di perusahaan yang bersangkutan. Ang
(1997), menyatakan penurunan minat investor dalam menanamkan dananya ini
akan berdampak pada penurunan harga saham perusahaan, sehingga return saham
perusahaan juga semakin menurun. Sebagaimana dikatakan Sawir (2001) semakin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
tinggi utang (DER) cenderung menurunkan return saham. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh negatif dan
signifikan terhadap return saham. Hal ini juga didukung dengan beberapa bukti
empiris tentang pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap return saham
yaitu penelitian yang dilakukan oleh Adami et al. (2010) dan penelitian George
dan Hwang (2007), Penelitian yang dilakukan oleh Adami et al. (2010) di London
Stock Exchange dengan sampel 792 perusahaan hasil penelitian menunjukkan
hubungan yang signifikan dan negatif antara leverage dengan return saham.
Demikian juga penelitian George dan Hwang (2007) yang menemukan bahwa
leverage mempunyai hubungan negatif dengan return saham.
Berdasarkan argumen di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
Hipotesis-3: Leverage (Debt to Equity Ratio) berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap return saham.
2.4 Kerangka Berfikir
Arus kas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari
operasi perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman,
memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan
investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar, sehingga
dapat dikatakan bahwa return yang diterima oleh investor tergantung dari kas
yang dihasilkan dari operasi perusahaan, semakin besar kas bersih yang dihasilkan
oleh perusahaan, maka return yang diterima oleh investor juga semakin tinggi,
begitu juga sebaliknya apabila kas bersih yang dihasilkan perusahaan kecil, maka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
return yang diterima juga kecil, sehingga ada hubungan yang positif dan
signifikan antara arus kas operasi dengan return saham.
Price Earnings Ratio (PER) merupakan rasio pasar yang dapat digunakan
oleh investor untuk menilai kewajaran suatu harga saham. Rasio ini dilihat oleh
investor sebagai ukuran kemampuan menghasilkan laba masa depan (future
earnings) dari suatu perusahaan. PER yang tinggi menunjukkan pertumbuhan dan
kinerja perusahaan cukup baik, dan semakin tinggi PER menunjukkan prospektus
harga saham dinilai semakin tinggi oleh investor terhadap pendapatan per lembar
sahamnya, dan apabila harga saham semakin tinggi, maka selisih harga saham
periode sekarang dengan periode sebelumnya semakin besar, sehingga capital
gains juga semakin meningkat. Dengan demikian Price Earnings Ratio (PER)
mempunyai hubungan positif dan signifikan terhadap return saham.
Leverage adalah semua kewajiban keuangan perusahaan pada pihak lain
yang belum terpenuhi, dimana utang ini merupakan sumber dana/modal yang
berasal dari kreditor. Salah satu rasio pengukur dari Leverage yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio (DER). Debt to Equity Ratio
merupakan perbandingan antara total utang yang dimiliki perusahaan dengan total
ekuitasnya.
Tingkat DER yang tinggi menunjukkan komposisi total utang (utang
jangka panjang dan utang jangka pendek) semakin besar apabila dibandingkan
dengan total modal sendiri, sehingga hal ini akan berdampak pada semakin besar
pula beban perusahaan terhadap pihak eksternal (para kreditur), atau semakin
besar penggunaan utang akan semakin tingginya risiko untuk tidak mampu
membayar utang. Investor biasanya selalu menghindari risiko, maka semakin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Arus Kas Operasi
Price Earnings Ratio
Leverage
tinggi DER akan mengakibatkan saham perusahaan tersebut semakin dihindari
investor. Penurunan minat investor dalam menanamkan dananya ini akan
berdampak pada penurunan harga saham perusahaan, sehingga return saham
perusahaan juga semakin menurun. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Debt
to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap return
saham.
Untuk menggambarkan hubungan antara variabel yang satu (Independen)
dengan Variabel yang lain (Dependen), berdasarkan kajian teori dan penelitian-
penelitian terdahulu sebagaimana diuraikan di atas, maka kerangka pemikiran
teoritis dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini :
Gambar 1
Bagan Pengaruh Variabel Arus Kas Operasi, Price Earnings Ratio dan Leverage Terhadap Return Saham
–
+
+
Return Saham
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif.
3.2 Pengumpulan Data dan Pemilihan Sampel
3.2.1. Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini digunakan dengan cara
studi dokumentasi. Dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan semua
data sekunder berupa data keuangan yang dipublikasikan oleh Indonesian Stock
Exchange (IDX), dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tentang
perusahaan-perusahaan public yang terdapat di Bursa Efek Indonesia dalam kurun
waktu lima tahun terakhir (2006-2010).
3.2.2. Pemilihan Sampel
Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang membentuk peristiwa,
hal, atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat
perhatian seorang peneliti (Zikmund 2003), dan data yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu data sekunder berupa data keuangan perusahaan go public
yang tercatat di Bursa Efek Indonesia untuk lima tahun terakhir periode 2006-
2010 yang dikelompokkan dalam sembilan kelompok industri, yang
dipublikasikan Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2007, 2008
dan 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive
sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif dengan
kriteria berikut ini:
1. Perusahaan manufaktur yang saham-sahamnya selalu terdaftar
di BEI pada kurun waktu 2006 sampai dengan 2010.
2. Perusahaan tersebut selalu menyajikan laporan keuangan pada
setiap periode pengamatan.
3. Data tersedia secara lengkap (data laporan arus kas positif).
4. Data disajikan dengan mata uang rupiah.
5. Perusahaan tersebut memiliki utang pada setiap periode
pengamatan.
6. Perusahaan tersebut melakukan pembayaran dividen minimal
tiga kali dalam setiap periode pengamatan.
3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Masing-masing variabel dalam penelitian ini secara operasional
didefinisikan dan diukur sebagai berikut:
3.3.1 Return Saham
Setiap investasi, baik jangka pendek maupun jangka panjang mempunyai
tujuan utama yaitu memperoleh keuntungan yang disebut return, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Return merupakan hasil yang diperoleh dari
investasi (Hartono 2009: 199). Return merupakan tingkat keuntungan yang
dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya. Tanpa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
keuntungan yang diperoleh, tentunya investor tidak mau melakukan investasi
yang tidak ada hasilnya.
Dalam penelitian ini return yang diterima oleh pemegang saham, adalah
pengembalian yang diterima oleh para pemegang saham atas investasi yang telah
dilakukan, yang berupa persentase dividen kas ditambah dengan selisih harga
saham (Capital Gains/loss), sebagaimana formula yang dikemukakan oleh
Hartono (2009: 200) sebagai berikut:
Return = Capital gains (loss) + Yield
Capital gains atau Capital loss merupakan selisih dari harga investasi
sekarang relatif dengan harga periode yang lalu :
Capital gains (loss) = (9)
Jika harga investasi sekarang ( ) lebih tinggi dari harga investasi periode
lalu ( ) ini berarti terjadi keuntungan modal (capital gains), dan sebaliknya
terjadi kerugian modal (capital loss).
Yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga
investasi periode tertentu dari suatu investasi. Untuk saham, Yield adalah
persentase dividen terhadap harga saham periode sebelumnya.
Dengan demikian Return total dapat dinyatakan sebagai berikut :
Return= (10)
Variabel Return saham merupakan variabel dependen dan diberi simbol Y
Data variabel ini diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
3.3.2 Arus Kas Operasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Arus Kas Operasi (Cash Flows from Operation) merupakan indikator yang
menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup
untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan,
membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada
sumber pendanaan dari luar. Sebagaimana diungkapkan oleh Kieso dan Weygant
(2007: 213) bahwa arus kas operasi melibatkan efek dari kas yang berkaitan
dengan transaksi yang menentukan Net Income.
Arus Kas operasi (Cash Flows from Operation) adalah selisih bersih antara
penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang berasal dari aktivitas operasi
selama satu tahun buku atau arus kas bersih operasi, sebagaimana tercantum
dalam Laporan Arus Kas. Arus Kas Operasi diukur dengan satuan rupiah per
lembar saham, dan merupakan variabel independen dan simbol yang digunakan
dalam variabel ini adalah . Datanya dapat diperoleh dari Anual Report dalam
Indonesian Stock Exchange (IDX).
3.3.3 Price Earnings Ratio
Price Earnings Ratio merupakan perbandingan antara harga pasar suatu
saham (Market Price) dengan Earnings Per Share (EPS) dari saham yang
bersangkutan, variabel ini merupakan variabel independen dan diberi simbol ,
dan pengukurannya menggunakan formula sebagai berikut :
(11)
Stock Price merupakan harga pasar saham, yang secara umum adalah
harga penutupan saham tersebut, sedangkan Earnings Per Share merupakan
besarnya deviden yang dibayar perusahaan. Bagi Investor, nilai PER yang rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
akan memberikan kontribusi tersendiri, hal ini disebabkan selain dapat membeli
saham dengan harga yang relatif murah, kemungkinan untuk mendapatkan capital
gains juga semakin besar. Selain itu investor dapat memiliki banyak saham dari
berbagai perusahaan yang go public.
Sebaliknya, emiten menginginkan tingkat Price Earnings Ratio yang
tinggi pada waktu go public. Price Earnings Ratio yang tinggi menunjukkan
pertumbuhan dan kinerja perusahaan cukup baik, dan semakin tinggi Price
Earnings Ratio menunjukkan prospektus harga saham dinilai semakin tinggi oleh
investor terhadap pendapatan per lembar sahamnya, dan apabila harga saham
semakin tinggi, maka selisih harga saham periode sekarang dengan periode
sebelumnya semakin besar, sehingga capital gains juga semakin meningkat.
Sumber data Price Earnings Ratio dapat diperoleh dari Indonesian Capital
Market Directory (ICMD).
3.3.4 Leverage (Debt to Equity Ratio/DER)
Salah satu rasio pengukur leverage adalah Debt to Equity Ratio (DER).
Debt to Equity Ratio merupakan perbandingan antara total utang (Total Debt)
yang dimiliki perusahaan dengan total ekuitasnya (Total Shareholder’s Equity).
Total Debt merupakan total liabilities (baik utang jangka pendek maupun jangka
panjang), sedangkan Total Shareholder’s Equity merupakan total modal sendiri
yang dimiliki. Rasio ini menunjukkan komposisi atau struktur modal dari total
pinjamam (utang) terhadap total modal yang dimiliki perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Variabel Debt to Equity Ratio (DER) merupakan variabel independen dan
diberi simbol , dan pengukurannya dihitung berdasarkan formula sebagai
berikut :
DER = (12)
Adapun datanya dapat diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory
(ICMD).
3.4 Analisis Data
3.4.1 Uji Asumsi Klasik
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, sehingga
untuk menentukan ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa
asumsi klasik yang mendasari model regresi. Suatu persamaan regresi sebaiknya
terbebas dari asumsi-asumsi klasik yang harus dipenuhi, antara lain dengan uji
normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi, untuk
itu berikut ini akan dijelaskan secara detail keempat uji asumsi klasik yang akan
medasari model regresi yang digunakan.
3.4.1.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, baik
variabel dependen maupun variabel independen, keduanya mempunyai distribusi
normal atau berdistribusi tidak normal. Persamaan regresi dikatakan baik jika
mempunyai data variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi mendekati
normal atau normal sama sekali (Sunyoto 2011: 84).
Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji Statistic
Kolmogorov Smirnov dengan kriteria yang digunakan adalah dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
membandingkan nilai signifikan yang telah ditentukan yaitu sebesar 5% (0,05),
jika nilai probabilitas yang diperoleh lebih besar dari 0,05, maka data berdistribusi
normal, dan juga akan dideteksi melalui grafis yang dihasilkan melalui
perhitungan regresi dengan software SPSS. Sunyoto (2011: 89) menyatakan
bahwa suatu data dikatakan berdistribusi normal jika garis data riil mengikuti
garis diagonal.
3.4.1.2 Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali 2005: 91). Pada model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Jika
terdapat multikolinieritas maka model tersebut memiliki kesalahan standar yang
besar sehingga koefisien tidak dapat ditaksir dengan ketepatan yang tinggi.
Masalah multikolinieritas juga akan menyebabkan kesulitan dalam melihat
pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen (Ghozali 2005:
91). Dalam penelitian ini pengujian untuk mendiagnosis adanya multikolinieritas
dilakukan dengan melihat Tolerance Value dan Variance Inflanation Faktor (VIF)
yang diformulakan berikut ini:
VIF = 1/Tolerance
Jika nilai VIF kurang dari 10 dan nilai toleransi (tolerance value) > 0,10
maka antar variabel independen tidak terdapat gejala multikolinearitas dan
sebaliknya apabila nilai VIF lebih dari 10 dan nilai toleransi kurang dari 0,10,
maka terjadi gejala multikolinieritas (Sunyoto 2011: 82).
3.4.1.3 Uji Heteroskedastisitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji, apakah model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan
lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali 2005: 105).Kriteria suatu model regresi terkena
masalah heteroskedastisitas atau tidaknya adalah jika nilai probabilitas
signifikansi (sig) < 0,05, maka terkena heteroskedastisitas. Jika nilai probabilitas
signifikansi (sig) > 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.4.1.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (Gujarati 1995: 188). Persamaan regresi yang baik
adalah yang tidak memiliki masalah autokorelasi. Jika terjadi autokorelasi, maka
persamaan tersebut menjadi tidak baik atau tidak layak dipakai untuk prediksi
(Sunyoto 2011: 91).
Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi
dengan uji Durbin-Watson (DW), dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Terjadi autokorelasi positif jika nilai DW di bawah -2 (DW<-2).
b. Tidak terjadi autokorelasi jika nilai DW berada diantara -2 dan +2 atau
-2 ≤ DW ≤ +2.
c. Terjadi autokorelasi negatif jika DW di atas +2 atau DW > +2.
3.4.2 Pengujian Hipotesis
Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
3.4.2.1 Model Estimasi
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan alat analisis
statistik yaitu metode regresi linier berganda dengan menggunakan program excel
dan program SPSS for windows. Model persamaan regresi linier berganda dapat
ditulis dalam formula dasar berikut ini:
Return Saham = a + b1(CFO) + b2(PER) - b3(DER) + e
Keterangan: a = Konstanta, CFO =Cash Flow from Operation, PER =Price Earnings Ratio, DER =Debt to Equity Ratio dan e = Residual variable.
Besarnya konstanta tercermin dalam “a” dan besarnya koefisien regresi
masing-masing variabel independen ditunjukkan oleh b1, b2 dan b3. Ketiga
variabel independen tersebut merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi Return
saham sebagai variabel dependen.
3.4.2.2 Uji Hipotesis
Uji Hipotesis digunakan untuk mengetahui ada tidaknya signifikansi
(pengaruh nyata) variabel Arus Kas Operasi, Price Earnings Ratio dan Debt to
Equity Ratio (independen) terhadap variabel return saham (dependen) baik secara
bersama-sama (simultan) maupun secara individual (parsial). Pengujian tersebut
dilakukan dengan uji statistik F (F-test) dan uji statistik t (t-test).
3.4.2.2.1 Uji F-statistik
Uji F-statistik digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel
independen atau variabel bebas (Arus Kas Operasi, Price Earnings Ratio dan
Debt to Equity Ratio) secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
(return saham). Pengujian dilakukan dengan menggunakan SPPS, sedangkan
hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut:
Ha: b1, b2, b3 ≠ 0, maka terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama
dari seluruh variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen).
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
- Ha1 diterima, yaitu apabila nilai signifikansi kurang dari nilai alpha 0,05 yang
berarti variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
dependen atau dapat dikatakan bahwa model regresi layak (fit) untuk digunakan
dalam pengujian data penelitian.
- Ha1 ditolak, yaitu apabila nilai signifikansi lebih dari alpha 0,05 yang berarti
variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen atau dapat dikatakan bahwa model regresi tidak layak untuk
digunakan dalam penelitian.
3.4.2.2.2 Uji t-statistik
Uji signifikansi koefisien (bi) dilakukan dengan statistic-t (student-t). Hal
ini digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel Arus
Kas Operasi, Price Earnings Ratio dan Debt to Equity Ratio (independen)
terhadap variabel return saham (dependen). Pengujian dilakukan dengan
menggunakan regresi linear berganda.
Hipotesis statistik Pengaruh Arus Kas Operasi terhadap return saham,
dinyatakan sebagai berikut:
Ha2: ≥ 0,05
Kriteria pengujian uji t adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Apabila < 0,05, maka Ha diterima, dan apabila ≥ 0,05, maka Ha ditolak
Hipotesis statistik Pengaruh Price Earnings Ratio terhadap return saham,
dinyatakan sebagai berikut:
Ha3: ≥ 0,05
Kriteria pengujian uji t adalah:
Apabila < 0,05, maka Ha diterima, dan apabila ≥ 0,05, maka Ha ditolak
Hipotesis statistik Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap return saham,
dinyatakan sebagai berikut:
Ha4: ≥ 0,05
Kriteria pengujian uji t adalah:
Apabila < 0,05, maka Ha diterima dan apabila ≥ 0,05, maka Ha ditolak.
3.4.2.2.3 Uji Determinasi Variabel
Untuk menguji determinasi variabel independen terhadap variabel
dependen dapat dilihat pada koefisien beta standar. Koefisien determinasi ( )
digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Gujarati (2005: 192) menyatakan
koefisien determinasi dapat dicari dengan rumus :
= = 1 (13)
Nilai koefisien determinasi diperoleh antara 0 dan 1. Jika nilai kecil
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen amat terbatas (Ghozali 2005: 83). Semakin mendekati nilai satu berarti
variabel-variabel independen dapat menjelaskan hampir semua informasi yang
diperlukan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Statistik Deskriptif
4.1.1 Populasi dan Sampel
Penelitian ini mengamati satu variabel terikat (dependent variable) yaitu
return saham dan tiga variabel bebas (independent variable) yaitu Price Earnings
Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER) dan Arus Kas Operasional (CFO).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan industri yang tercatat di
BEI periode 2006-2010, sedangkan pengambilan sampel menggunakan purposive
sampling dan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan pada bab sebelumnya.
Tabel 4.1
Proses Pengambilan Sampel
No Keterangan Jumlah
1 Perusahaan industri yang saham-sahamnya selalu terdaftar di BEI pada kurun waktu 2006 sampai dengan 2010.
366
2 Perusahaan yang mengalami kerugian pada periode pengamatan.
(63)
3 Perusahaan yang tidak membagikan dividen pada periode pengamatan.
(238)
4 Perusahaan yang datanya tidak lengkap (tidak ada Laporan Arus Kas).
(12)
5 Perusahaan yang laporan keuangannya menggunakan mata uang asing
(8)
6 Outlier (29)
Jumlah Perusahaan 16
Jumlah sampel yang digunakan dalam analisis (16x5) 80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
4.1.2 Variabel
Analisa deskripsi statistik semua variabel baik variabel bebas maupun
variabel terikat adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation CFO 80 9.37 13.47 11.4670 .87277
PER 80 2.94 38.21 14.2930 7.57254
DER 80 .08 2.90 .8019 .55720
RETURN 80 -.88 12.13 2.3774 2.77546
Valid N (listwise) 80
Sumber: Output Pengolahan Data dengan menggunakan SPSS 19
Dari hasil analisis data pada table 4.2 di atas diketahui bahwa nilai rata-
rata variabel Arus Kas Operasional (CFO) sebesar 11,46%, dengan nilai
minimum sebesar 9,37% dan nilai maksimum sebesar 13,47%. Nilai rata-rata
variabel Price Earnings Ratio (PER) sebesar 14,29%, dengan nilai minimum
sebesar 2,94% dan nilai maksimum sebesar 38,21%.
Nilai rata-rata variabel Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 0,80%, dengan
nilai minimum sebesar 0,08% dan nilai maksimum sebesar 2,90%. Nilai rata-rata
variabel Return sebesar 2,37%, dengan nilai minimum sebesar -0,88% dan nilai
maksimum sebesar 12,13%.
4.2 Hasil Analisis Data
4.2.1 Hasil Uji Asumsi Klasik
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi Linear
Berganda, agar menghasilkan suatu analisis data yang akurat maka persamaan
regresi sebaiknya memenuhi semua asumsi klasik. Asumsi-asumsi klasik yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
harus dipenuhi antara lain terbebas dari uji normalitas, uji multikolonieritas, uji
autokorelasi dan uji heterokedastisitas.
4.2.1.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, baik
variabel dependen maupun variabel independen, keduanya mempunyai distribusi
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki data normal
atau mendekati normal. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
uji Statistic Kolmogorov Smirnov dengan kriteria yang digunakan adalah dengan
membandingkan nilai signifikan yang telah ditentukan yaitu sebesar 5% (0,05),
jika nilai probabilitas yang diperoleh lebih besar dari 0,05, maka data berdistribusi
normal, dan juga akan dideteksi melalui grafis yang dihasilkan melalui
perhitungan regresi dengan software SPSS. Sunyoto (2011: 89) menyatakan
bahwa suatu data dikatakan berdistribusi normal jika garis data riil mengikuti
garis diagonal.
Uji normalitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.3 di
bawah ini:
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
CFO PER DER RETURN
N 80 80 80 80 Normal Parametersa Mean 11.4670 14.2930 .8019 2.3774
Std. Deviation .87277 7.57254 .55720 2.77546 Most Extreme Differences Absolute .139 .125 .098 .141
Positive .139 .125 .097 .141 Negative -.116 -.081 -.098 -.120
Kolmogorov-Smirnov Z 1.241 1.121 .873 1.260 Asymp. Sig. (2-tailed) .092 .162 .432 .084 a. Test distribution is Normal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Berdasarkan tabel 4.3 di atas, nilai probablitas signifikansi (Asymp. Sig. (2-
tailed) untuk CFO sebesar 0,092, PER sebesar 0,162, DER sebesar 0,432, dan
return sebesar 0,084 nilai-nilai tersebut di atas 0,05, dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa model regresi pada penelitian ini berdistribusi normal.
Uji normalitas yang dideteksi melalui analisis grafik normal P-Plot juga
memperlihatkan bahwa penyebaran data yang terjadi ada di sekitar garis diagonal
dan mengikuti garis diagonal, dengan demikian distribusi data juga telah
memenuhi asumsi normalitas.
Gambar 2 Uji Normalitas Variabel CFO
Gambar 2 Uji Normalitas Variabel PER
Gambar 3
Uji Normalitas Variabel PER
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
4.2.1.2 Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Uji multikolinearitas
dilakukan dengan cara melihat nilai dari tolerance value atau Variance Inflation
Factor (VIF) dengan alat bantu program SPSS, apabila tolerance value lebih kecil
dari 10% dan VIF lebih besar dari 10 maka terjadi Multikolinieritas.
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Tolerance VIF Kesimpulan CFO 0,870 1,150 Bebas Multikolinearitas PER 0,952 1,050 Bebas Multikolinearitas DER 0,871 1,148 Bebas Multikolinearitas
Hasil dari tabel 4.4 tersebut di atas menunjukkan bahwa variabel bebas yaitu
CFO, PER dan DER memiliki angka Variance Inflation Factor (VIF) dibawah
angka 10 dan tolerance value di atas 0,10, sehingga dapat disimpulkan bahwa
Gambar 4 Uji Normalitas Variabel DER
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
variabel bebas tidak saling berkorelasi secara signifikan, atau persamaan regresi
yang dipakai sebagai model analisis tidak terdapat persoalan multikolinieritas.
4.2.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji, apakah model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan
lain. Deteksi dapat dilakukan dengan menggunakan uji metode grafis yaitu
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu yang tergambar pada scatterplot.
Heteroskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titiknya mempunyai pola
yang teratur, baik menyempit, melebar maupun bergelombang-gelombang
(Sunyoto 2011: 83).
Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas. Homokedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titik hasil
pengolahan data antara ZPRED dan SRESID menyebar di bawah ataupun di atas
titik origin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola yang teratur
(Sunyoto 2011: 83).
Hasil pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar 5 dibawah ini:
Gambar 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Pada gambar 5 tersebut dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara
acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas
maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai.
4.2.1.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan dengan melihat nilai Durbin Watson. Cara
mendeteksi apakah model yang digunakan mengalami gejala autokorelasi adalah
dengan melihat nilai statistik Durbin-Watson. Hasil dari nilai Durbin-Watson
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi
Model R R Square Adjusted R Square Durbin-Watson
1 .339a .115 .080 1.700
a. Predictors: (Constant), CFO, PER, DER
b. Dependent Variable: RETURN
Dari tabel 4.5 tersebut, dapat dilihat bahwa nilai Durbin-Watson sebesar
1,700 dan sesuai dengan yang disampaikan oleh Sunyoto (2011: 92) tidak terjadi
autokorelasi jika nilai DW berada diantara -2 dan +2 atau -2 ≤ DW ≤ +2. Dengan
demikian nilai DW sebesar 1,700 pada tabel di atas berada di antara angka
patokan yang disampaikan oleh Sunyoto (2011: 92), yang menunjukkan bahwa
tidak terjadi autokorelasi antar variabel bebas yang diteliti.
4.2.2 Pengujian Hipotesis
4.2.2.1 Analisis Regresi Linier Berganda
Penelitian ini menggunakan program SPPS 19 untuk menguji pengaruh
variabel Arus Kas Operasi (CFO), Price Earnings Ratio (PER) dan Debt to Equity
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Ratio (DER) terhadap return saham yang terdaftar di BEI tahun 2006 – 2010,
sedangkan output analisis regresi dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.6
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Variabel Koefisien Regresi tvalue -value Konstanta CFO PER DER
-9,126 1,108
-0,030 -0,954
3,010
-0,752 -1,657
0,004
0,455 0,102
F value F Prob R2 Adjusted R2
3,286 0,025 0,115 0,080
Sumber: Data diolah
Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, Model yang diperoleh untuk menunjukkan
pengaruh CFO, PER dan DER terhadap return saham adalah sebagai berikut:
Y = -9,126 + 1,108 CFO – 0,030 PER – 0,954 DER+ e
Persamaan regresi linier berganda tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
Koefisien regresi CFO (b3) bernilai positif yaitu sebesar 1,108. Hal ini
menunjukkan bahwa Arus Kas Operasi (CFO) mempunyai pengaruh positif
terhadap return saham.
4.2.2.2 Koefisien Determinasi (R2)
Dari Tabel 4.6 tersebut di atas, dapat dilihat bahwa nilai R2 (koefisien
determinasi) dari persamaan regresi adalah sebesar 0,115. Hal ini berarti 11,5%
variasi perubahan return saham dapat dijelaskan oleh variasi variabel Arus Kas
Operasi (CFO), Price Earnings Ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio (DER). Dan
sisanya sebesar 88,5% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak ikut diteliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
4.2.2.3 Uji F
Uji F atau uji bersama digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas
secara bersama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Berdasarkan
tabel 4.6 di atas, dapat dilihat bahwa nilai Fhitung sebesar 3,286 dan nilai Fprob
sebesar 0,025, yang berarti bahwa nilai signifikan (Fprob) lebih kecil dari nilai
α=0,05, ini berarti H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa Arus Kas
Operasi (CFO), Price Earnings Ratio (PER), dan Debt to Equity Ratio (DER)
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham.
4.2.2.4 Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas
(independen) secara individu terhadap variabel terikat (dependen).
Tabel 4.7
Hasil Uji t
Variabel t-value -value Kesimpulan
CFO PER DER
3,010
-0,752 -1,657
0,004
0,455 0,102
Signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan
Sumber : Data diolah
Berdasarkan Tabel 4.7 di atas, dapat dilihat bahwa nilai signifikan variabel
PER sebesar 0,455 dan variabel DER sebesar 0,102, karena variabel PER dan
DER memiliki nilai signifikan yang lebih besar dari α = 0,05, maka H0 diterima
dan Ha ditolak, ini berarti PER dan DER tidak berpengaruh signifikan terhadap
return saham. Sedangkan nilai signifikan variabel CFO sebesar 0,004, karena
memiliki nilai signifikan yang lebih kecil dari α = 0,05, maka H0 ditolak dan Ha
diterima, ini berarti CFO berpengaruh signifikan terhadap return saham.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
4.3 Pembahasan
1. Hipotesis Pertama: Arus Kas Operasi (CFO) berpengaruh signifikan dan
positif terhadap return saham
Berdasarkan Tabel 4.6 dan Tabel 4.7 hasil analisis data menggunakan
teknik analisis regresi linier berganda, diperoleh hasil bahwa Arus Kas
Operasi (CFO) memiliki nilai koefisien regresi sebesar 1,108. Hal ini
menunjukkan bahwa pengaruh dari variabel bebas CFO terhadap return
saham sebagai variabel terikat adalah positif. Apabila nilai koefisien regresi
variabel lainnya tetap (tidak berubah), maka perubahan CFO sebesar 1% akan
menaikkan return saham sebesar 110,8%.
Selain itu dari hasil uji t yang terlihat pada tabel 4.6, menunjukkan
bahwa secara parsial variabel CFO mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap return saham dengan nilai Sig. sebesar 0,004. Nilai tersebut lebih
kecil dari = 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara Arus Kas Operasi (CFO) terhadap return saham. Dengan
demikian H3 penelitian ini diterima. Atau dengan kata lain secara parsial
terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen Arus Kas
Operasi (X3) terhadap variabel dependen return saham (Y).
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Triyono dan Hartono (2000), Nasir (2008), Elleuch (2009), Utari (2006),
Livnat dan Santicchia (2006) dan Dastgir (2010). Penelitian Triyono dan
Hartono (2000) menguji kandungan laba dan informasi arus kas yang
dikelompokkan dari aktivitas operasi, pendanaaan dan investasi, yang hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa total arus kas tidak mempunyai hubungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
yang signifikan dengan return saham, tetapi pemisahan arus kas ke dalam
komponen arus kas operasi, pendanaan dan investasi menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan dengan return saham. Hal tersebut sesuai dengan
hipotesis yang diajukan yaitu ada hubungan antara perubahan arus kas dari
aktivitas operasi dengan return saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Elleuch (2009) di pasar bursa Tunisia
dan hasilnya hampir semua sinyal fundamental yang diteliti mempunyai
korelasi yang positif dengan return saham termasuk arus kas, pemilihan
duabelas sinyal dasar ini, telah dihandalkan dan banyak ditunjukkan dari
penelitian sebelumnya, dalam kemampuannya memprediksi laba masa depan,
performance dan return.
Demikian juga hasil penelitian yang dilakukan oleh Utari (2006) arus
kas bersih dari aktivitas operasi dan pendapatan serta laba akuntansi
berpengaruh secara signifikan terhadap return saham, dan arus kas operasi
memiliki pengaruh yang paling signifikan. Dalam penelitian Dastgir (2010)
juga terbukti bahwa arus kas dari operasi mempunyai hubungan yang kuat
dengan stock return hal ini sesuai dengan teori bahwa, semakin tinggi arus
kas operasional perusahaan, maka semakin tinggi kepercayaan investor pada
perusahaan tersebut, sehingga semakin besar pula nilai expected return
saham, dan sebaliknya, semakin rendah arus kas operasional perusahaan
maka semakin kecil kepercayaan investor pada perusahaan tersebut, sehingga
semakin kecil pula nilai expected return saham.
2. Hipotesis Kedua: Price Earnings Ratio (PER) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap return saham
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Berdasarkan Tabel 4.6 dan Tabel 4.7 hasil analisis data menggunakan
teknik analisis regresi linier berganda, diperoleh hasil bahwa Price Earnings
Ratio (PER) memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,030, dengan nilai tvalue
sebesar -0,752 dan nilai signifikan sebesar 0,455, nilai tersebut lebih besar
dari = 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara Price Earnings Ratio (PER) terhadap return saham. Dengan
demikian Ha dalam penelitian ini ditolak (tidak didukung data). Atau dengan
kata lain tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen
Price Earnings Ratio (X1) terhadap variabel dependen return saham (Y).
Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Aydogan dan Gursoy (2000) yang hasilnya menunjukkan bahwa Price-
to-Earnings Ratios memiliki kekuatan prediktif terhadap return. Demikian
juga Hardiningsih, Pancawati, Suryanto dan Chariri (2002), Tendi, Stevanus
dan Maya (2005) hasil penelitiannya menyatakan bahwa variabel Price
Earnings Ratio (PER) juga berpengaruh positif terhadap harga atau return
saham.
Akan tetapi hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Nugroho (2009) dan Wijaya (2008) yang mengambil sampel
perusahaan telekomunikasi yang publik di Indonesia sebanyak enam
perusahaan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda
menunjukkan hasil tidak signifikan dan negatif antara Price Earnings Ratio
terhadap return saham. Argumen yang diberikan dari penelitian ini bahwa
untuk menarik minat investor, maka emiten akan berusaha menaikkan nilai
PER dengan cara menahan sebagian labanya yang seharusnya dibagikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
sebagai deviden, sehingga EPS rendah, EPS rendah maka return yang
diterima oleh investor juga rendah, sehingga tingginya PER tidak akan
berpengaruh terhadap return.
3. Hipotesis Ketiga: Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap return saham
Berdasarkan Tabel 4.6 dan Tabel 4.7 hasil analisis data menggunakan
teknik analisis regresi linier berganda, diperoleh hasil bahwa Debt to Equity
Ratio (DER) memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,954, dengan tvalue-
1,657 dan nilai signifikansi sebesar 0,102 yang lebih besar dari 0,05.Dengan
demikian Ha penelitian ini ditolak (tidak didukung dengan data). Atau dengan
kata lain tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen
Debt to Equity Ratio (X2) terhadap variabel dependen return saham (Y),
sehingga hipotesis yang menyatakan Debt to Equity Ratio berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap return saham tidak terbukti.
Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang
dilakukan oleh George dan Hwang (2007) dan Adami et al. (2010) yang
hasilnya menunjukkan hubungan negatif dan signifikan antara leverage
dengan return saham, semakin tinggi utang (leverage) semakin rendah return
saham. Argumen yang dikemukakan menyatakan bahwa perusahaan yang
mempunyai nilai utang yang tinggi, maka perusahaan akan terbebani bunga
yang tinggi pula tentu saja hal ini akan mengurangi hak pemegang saham
berupa deviden dan akhirnya akan mengurangi return yang akan diterima.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Sari dan Hutagaol (2009), yang menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa dengan adanya utang, perusahaan berusaha
menyeimbangkan antara manfaat dengan biaya yang ditimbulkan adanya
hutang. Dan juga adanya perbedaan dari beberapa investor dalam memandang
DER, sebagian investor memandang DER sebagai bentuk tanggung jawab
perusahaan terhadap pihak ketiga yaitu kreditor, semakin besar nilai DER
semakin besar tanggungan perusahaan dan di lain pihak investor memandang
bahwa perusahaan yang tumbuh pasti akan memerlukan utang untuk
operasional yang tidak mungkin dapat dipenuhi hanya dari modal sendiri
yang dimiliki perusahaan. Perbedaan pandangan tersebut yang menyebabkan
kurang signifikannya pengaruh DER terhadap return saham.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Arus Kas Operasi
(CFO), Price Earnings Ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap
return saham. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah
dikemukakan pada bab IV, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Arus Kas Operasi (CFO) membuktikan
adanya pengaruh yang signifikan dan positif terhadap return saham,
2. Price Earning Ratio (PER) tidak
berpengaruh signifikan dan negatif terhadap return saham.
3. Debt to Equity Ratio (DER) tidak
berpengaruh signifikan dan negatif terhadap return saham.
4. Hasil uji F menunjukkan ada pengaruh yang
signifikan antara Arus Kas Operasi (CFO), Price Earnings Ratio (PER) dan
Debt to Equity Ratio (DER) secara bersama-sama terhadap return saham.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini menyangkut beberapa hal
yaitu:
1. Variabel atau faktor fundamental
yang digunakan untuk mengukur perubahan return saham dalam penelitian ini
hanya terbatas pada variabel Arus Kas Operasi (CFO), Price Earnings Ratio
(PER) dan Debt to equity Ratio (DER). Karena sedikitnya variabel yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
digunakan dalam penelitian ini, maka variabel-variabel tersebut hanya mampu
menjelaskan variasi perubahan return saham sebesar 11,5%, sedangkan
sisanya sebesar 88,5% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak ikut diteliti.
2. Periode pengamatan yang dilakukan
terlalu pendek hanya lima tahun, mengakibatkan keterbatasan data yang
berhasil dikumpulkan, sehingga menjadikan daya komparabilitasnya sangat
rendah.
3. Jumlah perusahaan yang diobservasi
relatif sedikit yaitu sebanyak 16 perusahaan, bila dibandingkan dengan jumlah
seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sebanyak 366
perusahaan, sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisir pada
perusahaan manufaktur yang ada di Indonesia.
5.3 Saran-Saran
1. Pengaruh variabel independen terhadap variabel independen masih sangat
lemah, sehingga bagi investor yang akan memanfaatkan informasi dari
penelitian ini perlu mempertimbangkan faktor fundamental lainnya, agar
tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan.
2. Memperpanjang waktu pengamatan, sehingga akan diperoleh hasil penelitian
yang lebih akurat.
5.4 Implikasi
Implikasi yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
5.4.1 Implikasi Teoritis
a. Hasil penelitian ini konsisten dengan hipotesis teori yang menyatakan Arus
Kas Operasi berpengaruh positif terhadap return saham, sehingga dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
temuan ini diharapkan akan memperkuat pernyataan bahwa Arus Kas Operasi
(Cash Flows of Operations) merupakan indikator yang menentukan apakah
dari operasi perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi
pinjaman, menjaga kontinuitas perusahaan dan membayar dividen, sehingga
semakin besar kas bersih yang dihasilkan dari perusahaan, maka return yang
diterima oleh investor juga semakin tinggi.
b. Secara teori Price Earnings Ratio berpengaruh positif terhadap return saham,
namun hasil penelitian ini kontradiktif dengan hipotesis teori yang dibangun,
juga terjadi ketidakkonsistenan hasil penelitian terdahulu, namun diharapkan
tinggi rendahnya nilai Price Earnings Ratio tidak akan mempengaruhi
investor di dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi, selain itu
diharapkan investor tidak akan terpengaruh dengan adanya posisi PER di
dalam mengevaluasi harga saham apakah saham dalam posisi overvalued atau
undervalued.
c. Secara teori Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif terhadap return saham,
namun hasil penelitian ini masih kontradiktif dengan hipotesis yang
dibangun, sehingga diharapkan tinggi rendahnya variabel Debt to Equity
Ratio diharapkan tidak akan mempengaruhi motivasi investor untuk membeli
saham, dan diharapkan investor juga tidak terlalu mempertimbangkan risiko
yang terjadi yang diakibatkan oleh tingginya DER.
5.4.2 Implikasi manajerial
a. Bagi Manajemen
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Arus Kas Operasi secara empiris
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
berpengaruh signifikan positif terhadap return saham, variabel Arus Kas
operasi dapat dijadikan pengambilan keputusan bagi manajemen untuk
menentukan return yang akan diberikan kepada Investor. Hasil penelitian ini
menyatakan semakin besar arus kas operasi semakin besar return yang
diberikan kepada investor.
b. Bagi Investor
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan alat oleh investor untuk pengambilan
keputusan berinvestasi, dengan mempertimbangkan faktor-faktor apa saja
yang berpengaruh terhadap return yang akan diterimanya.