ANALISIS PENGARUH PRODUKSI DAN NILAI TUKAR RUPIAH
TERHADAP EKSPOR KOMODITAS MINYAK KELAPA SAWIT (CPO)
INDONESIA PERIODE 1988-2018
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh :
Gustina Adela Putri
NIM: 11160840000034
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2020 M
i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
ANALISIS PENGARUH PRODUKSI DAN NILAI TUKAR RUPIAH
TERHADAP EKSPOR KOMODITAS MINYAK KELAPA SAWIT (CPO)
INDONESIA PERIODE 1988-2018
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh:
Gustina Adela Putri
NIM: 11160840000034
Di Bawah Bimbingan:
Pembimbing I
Fahmi Wibawa, SE. MBA
NIDN: 311077202
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2020 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Gustina Adela Putri
Nim : 11160840000034
Jurusan : Ekonomi Pembangunan
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagialisasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber
asli atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 18 Agustus 2020
Gustina Adela Putri
NIM. 11160840000034
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Identitas Pribadi
1. Nama : Gustina Adela Putri
2. Tempat/Tanggal Lahir : Kototinggi, 3 Agustus 1997
3. Alamat : Sungai Siriah, Kelurahan/Desa Koto Tinggi,
Kecamatan Gunuang Omeh, Kabupaten Lima
Puluh Kota, Provinsi Sumatera barat
4. Telepon : 082283482162
5. Email : [email protected]
II. Riwayat Pendidikan
1. SD N 09 Kototinggi 2004-2010
2. SMPN 1 Kec. Gunuang Omeh 2010-2013
3. SMAN 1 Kec. Guguak 2013-2016
4. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2016-2020
III. Pengalaman Organisasi
1. Anggota Keluarga Mahasiswa Minang (KMM) Ciputat 2016
2. Anggota HMI KAFEIS Cabang Ciputat 2017
3. Anggota SATGAS GAN UIN Jakarta 2017
4. Pengurus Bundo Kanduang Keluarga Mahasiswa Minang (KMM)
Ciputat 2017
5. Ketua Bidang Kewirausahaan Keluarga Mahasiswa Minang (KMM)
Ciputat 2018
6. Anggota IRMAFA (Ikatan Remaja Masjid Fatullah) 2018
7. Sekretaris divisi campaign SATGAS GAN UIN 2019
8. Ketua bidang Kajian dan Advokasi KOHATI HMI KAFEIS 2019
vi
IV. Pengalaman Formal
1. Mengisi Penyuluhan Narkoba Di SMP 10 Tangsel 2017
V. Seminar
1. Seminar Nasional “Peningkatan Sumber Daya Kelautan Nasional
Sebagai Pilar Pembangunan Ekonomi” yang diselenggarakan oleh
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2016
2. Tafakur Training yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2016
3. Company Visit “Road To Bank Indonesia” yang diselenggarakan oleh
HMJ Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2017
4. Dosen Tamu “Recent Issues in Public Finance” yang diselenggarakan
oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2017
5. Seminar Nasional Ekonomi Digital “Menjawab Peluang dan Tantangan
Perkembangan Financial Technology di Indonesia” di selenggarakan
oleh HMJ Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta 2018
6. International conference on Multidisciplinary Academic (ICMA) PPi
UKM 2018 “ 4th Industrial Revolution – Global Welfare Through
Digitalization” yang diselenggarakan oleh Universitas Mercu Buana,
Jakarta 2018
vii
7. Roadshow Seminar Nasional Ekonomi Islam “Integrating SDG’s
Through Islamic Economics, Banking and Finance in Digital
Revolution Era” yang diselenggarakan oleh UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta 2018
8. Semain De La Francophonie 2019 “Langue Francais D’avenir” yang
diselenggarakan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2019
viii
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of the Production and Exchange
Rate of Indonesian Palm Oil (CPO) commodities in the 1988-2018 period. The
data used is secondary data obtained from Bank Indonesia, the Directorate
General of Plantations and the Oil Palm Statistics Agency. This study uses time
series data analysis with Multiple Linear Regression and Ordinary Least Square
(OLS) methods. The results of this study indicate that together the Production,
and the Rupiah Exchange Rate have a significant effect on the Export of
Indonesian Palm Oil Commodities. Partially the Production variable has a
positive and significant effect on the exports of Indonesian Palm Oil commodities,
while the Rupiah Exchange Rate shows a negative and significant effect on the
Export of Indonesian Palm Oil commodities.
Keywords: Production, Rupiah Exchange Rate, Multiple Linear Regression,
Ordinary Least Square (OLS).
ix
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang diberikan oleh
Produksi, dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Ekspor komoditas Minyak Kelapa
Sawit (CPO) Indonesia periode 1988-2018. Data yang digunakan adalah data
sekunder yang diperoleh dari Bank Indonesia, Direktorat Jendral Perkebunan dan
Badan Statistik Kelapa Sawit. Penelitian ini menggunakan analisis data time
series dengan metode Regresi Linear Berganda dan Ordinary Least Square (OLS).
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama Produksi, dan
Nilai Tukar Rupiah berpengaruh signifikan terhadap Ekspor Komoditas Minyak
Kelapa Sawit Indonesia. Secara parsial variabel Produksi memiliki pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap Ekspor komoditas minyak Kelapa Sawit Indonesia,
sedangkan Nilai Tukar Rupiah menunjukkan pengaruh yang negatif dan signifikan
terhadap Ekspor komoditas Minyak Kelapa Sawit Indonesia.
Kata Kunci: Produksi, Nilai Tukar Rupiah, Regresi Linear Berganda, Ordinary
Least Square (OLS).
x
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirrahim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Puji serta syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang
mana telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Produksi, dan Nilai
Tukar Rupiah Terhadap Ekspor Komoditas Minyak Kelapa Sawit (CPO) Di
Indonesia Periode 1988-2018” dengan segala kelancaran dan kemudahan yang
Allah SWT berikan. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, yang telah membawa kita dari
jaman kegelapan menuju jaman yang terang benderang seperti saat ini.
Skripsi ini disusun dalam rangka ikhtiar penulis untuk mendapatkan gelar
Sarjana Ekonomi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa
skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik apabila tanpa bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan rasa terima kasih yang
sebesar- besarnya dan semoga Allah SWT senantiasa memberikan pahala serta
balasan yang setimpal atas amal kebaikan kepada seluruh pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, diantaranya adalah:
1. Kepada keluarga penulis. Orang tua penulis, Bapak Ujang dan Ibu Imelyati,
saudara-saudara kandung penulis, bang Ari, Wanda, Willyan, dan Kenzo
serta keluarga besar yang selalu memberikan dukungan, semangat dan doa
yang tiada hentinya kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi.
2. Bapak Prof. Dr. Amilin, S.E.Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP., selaku
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta
jajaran.
3. Bapak Fahmi Wibawa, SE. MBA selaku pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktu untuk selalu membimbing, membantu, dan memotivasi
penulis dalam upaya menyelesaikan skripsi. Semoga Bapak selalu diberikan
rahmat dan karunia oleh Allah SWT.
xi
4. Bapak Dr. Lukman M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan dukungan serta motivasi kepada penulis dimulai dari semester 1
hingga dapat menyelesaikan skripsi.
5. Bapak M. Hartana Iswandi Putra, M.Si. dan Bapak Deni Pandu, M.Sc. selaku
Kepala Jurusan dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan yang telah
memberikan arahan yang sangat membantu penulis selama masa perkuliahan
hingga pengerjaan skripsi.
6. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, atas ilmu dan pelayanan yang selama diberikan kepada
penulis.
7. Teman-teman Balala, Gadih Rancak (Tiara, Isty, Fadilah), Sinta, Fahri, Sisri,
abang Tanu dan kakak Resha yang telah bersama-sama melewati perjalanan
waktu perkuliahan serta memberikan dukungan, semangat dan doa serta
canda tawa selama perkuliahan hingga masa penyelesaian skripsi.
8. Teman-teman “Seperjuangan” yang telah memberikan dukungan, doa,
semangat, sportifitas, dorongan untuk terus melangkah walau telah banyak
duka yang mengiringi.
9. Teman-teman “KKN SATELIT 194” yang telah menjadi bagian dari
rangkaian proses dan usaha penulis selama menjadi mahasiswa, terimakasih
atas semua pengalaman luar biasa yang kita lewati bersama.
10. Teman-teman seperjuangan Angkatan 2016 Ekonomi Pembangunan yang
kini telah menjadi bagian keluarga di kampus selama perkuliahan.
11. Kepada pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu, terima kasih kepada
semuanya yang telah memberikan dukungan kepada penulis selama
pengerjaan skripsi.
Penulis sangat menyadari bahwa didalam skripsi ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan maka penulis memohon maaf atas segala
kekurangan. Karena itu, penulis menerima saran dan kritik yang dapat
membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat
memberikan manfaat untuk banyak pihak serta penulis menerima dengan terbuka
jika ada kritik dan saran, terima kasih.
xii
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Ciputat, 18 Agustus 2020
Gustina Adela Putri
xiii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................. i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .......................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................... v
ABSTRAK .................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ................................................................................ x
DAFTAR ISI .............................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xvi
DAFTAR GRAFIK .................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................. 13
C. Tujuan Penelitian ............................................................... 14
D. Manfaat Penelitian ............................................................... 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 15
A. Landasan Teori .................................................................... 15
1. Teori Produksi .............................................................. 15
a. Pengertian Produksi……. ....................................... 15
b. Fungsi Produksi...................................................... 16
2. Teori Nilai Tukar .......................................................... 17
3. Teori Ekspor ................................................................. 19
a. Pengertian Ekspor .................................................. 19
b. Keuntungan melakukan ekspor ............................... 20
c. Permasalahan ekspor .............................................. 21
xiv
d. Faktor yang mempengaruhi ekspor ......................... 22
e. Manfaat Ekspor ...................................................... 23
f. Dasar Hukum Ekspor ............................................. 23
g. Teori Perdagangan Internasional ............................ 24
h. Teori Permintaan dan Penawaran ........................... 26
B. Penelitian Terdahulu ............................................................ 27
C. Kerangka Pemikiran............................................................. 44
D. Hipotesis Penelitian ............................................................. 44
BAB III METODELOGI PENELITIAN ............................................... 46
A. Data dan Sumber Data ......................................................... 46
B. Metode Pengumpulan Data .................................................. 46
C. Metode Analisis Data ........................................................... 48
1. Uji Asumsi Klasik ......................................................... 48
a. Uji Normalitas ........................................................ 48
b. Uji Multikolonialitas .............................................. 48
c. Uji Heterokedastisitas............................................. 48
d. Uji Autokorelasi ..................................................... 49
2. Uji Hipotesis ................................................................. 50
a. Uji secara Simultan (Uji Statistik F) ....................... 50
b. Uji secara Parsial (Uji Statistik t) ............................ 50
c. Uji secara Adj R2 (Adjusted R Square) ................. 50
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .......................................... 51
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................... 51
1. Analisis Deskriptif Produksi CPO Indonesia ................ 54
2. Analisis Deskriptif Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar 57
3. Analisis Deskriptif Ekspor CPO Indonesia ................... 59
B. Temuan Hasil penelitian ..................................................... 61
1. Uji Asumsi Klasik ........................................................ 61
a. Uji Normalitas ....................................................... 61
b. Uji Multikolonialitas ............................................. 62
xv
c. Uji Heterokedastisitas ............................................ 62
d. Uji Autokorelasi .................................................... 63
2. Uji Hipotesis ................................................................ 64
a. Uji t dan Interpretasi Hasil Analisis ....................... 65
b. Uji F dan Interpretasi Hasil Analisis ...................... 65
c. Uji Adj R2 (Adjusted Square) ................................ 66
C. Pembahasan ........................................................................ 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 70
A. Kesimpulan ......................................................................... 70
B. Saran ................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 72
LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................... 76
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Produk Turunan Kelapa sawit ................................................ 3
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................. 34
xvii
DAFTAR GRAFIK
Grafik.1.1 Perkembangan Produksi Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia,
2014-2018 ............................................................................. 5
Grafik.1.2 Perbandingan Produksi Minyak Sawit Indonesia menurut
Status Pengusahaan, 2018 ...................................................... 6
Grafik.1.3 Global palm oil production (1996-2017) ................................ 7
Grafik.1.4 Pergerakan Nilai Tukar Rupiah periode 2001-2015 ............... 9
Grafik.1.5 Perkembangan Nilai Dan Volume Ekspor Minyak Kelapa
Sawit, 2014-2018 .................................................................. 11
Grafik.1.6 Perbandingan Volume Ekspor CPO menurut Negara Tujuan,
2018 ...................................................................................... 12
Grafik.4.1 Perkembangan Produksi Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia
1988-2018 ............................................................................. 55
Grafik.4.2 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Tehadap Dollar Periode
1988-2018 ............................................................................. 57
Grafik.4.3 Perkembangan Nilai dan Volume Ekspor Minyak Kelapa
Sawit Indonesia Periode 1988-2018 ....................................... 59
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar.2.1 Kurva Permintaan ................................................................. 26
Gambar.2.2 Kurva Penawaran .................................................................. 27
Gambar.2.3 Kerangka Pemikiran .............................................................. 44
Gambar.4.1 Uji Normalitas ....................................................................... 61
Gambar.4.2 Uji Multikolonialitas ............................................................. 62
Gambar.4.3 Uji Heteroskedastisitas .......................................................... 63
Gambar.4.4 Uji Autokorelasi .................................................................... 63
Gambar.4.5 Uji Hipotesis .......................................................................... 64
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Uji Hipotesis ......................................................................... 76
Lampiran 2 Uji Normalitas ....................................................................... 76
Lampiran 3 Uji Multikolonialitas ............................................................. 77
Lampiran 4 Uji Heteroskedastisitas ........................................................... 77
Lampiran 5 Uji Autokorelasi .................................................................... 78
Lampiran 6 Data Penelitian ...................................................................... 79
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang
memberikan daya tarik terhadap perekonomian Indonesia. Dimana kelapa
sawit ini adalah pohon palem produktif utama yang dikembangkan di
Indonesia. Saat sekarang ini kelapa sawit kebanyakan ditanam di perkebunan
Malaysia dan Indonesia, pohonnya ini berasal dari Afrika Barat (Abdullah,
dkk., 2010) dalam Deborah Bentivoglio, dkk 2018. Di sisi lain Industri
minyak sawit saat ini punya peran strategis, diantaranya: penghasil devisa
terbesar di suatu negara karena permintaan akan minyak kelapa sawit yang
meningkat, dengan adanya peningkatan akan permintaan minyak kelapa sawit
maka akan meningkatkan perekonomian nasional, pendorong sektor ekonomi
kerakyatan, dimana tersedianya lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja disetiap
pembukaan lahan industri. Kelapa Sawit dapat diproduksi mulai dari serabut
buah hingga intinya.
Biodiesel dan biotanol merupakan salah satu sumber bahan bakar
alternatif untuk transportasi yang diciptakan untuk mengurangi kebutuhan
akan bahan bakar. Keunggulan dari biodiesel adalah termasuk sifat yang
terbarukan, unggul sifat emisi, digunakan untuk pertanian domestik,
kompatibilitas dengan mesin yang ada, serta infrastruktur distribusi. Biodiesel
2
diciptakan dari lemak hewan atau minyak nabati yang melalui beberapa proses
modifikasi secara kimia untuk berjalan di mesin diesel.
Menurut Haas, dkk (2001) dalam Agus Haryanto, dkk 2015
Keuntungan dalam penggunaan bahan bakan alternatif seperti biodiesel
adalah mudah ditemukan di beberapa tempat, secara biologis mudah terurai,
kecuali NOx dan mampu mengurangi gas rumah kaca serta berasal dari
sumber yang mudah diperbaharui. Biodiesel mudah disimpan karena punya
bilangan setana dan titik nyala yang lebih tinggi (Knothe dkk., 2005) dalam
Agus Haryanto, dkk 2015. Selain itu biodiesel tersedia dalam bentuk cair
sehingga mudah penggunaanya untuk transportasi.
Salah satu bahan baku dalam pembuatan bahan bakar alternatif untuk
biodiesel adalah minyak jelantah. Dimana, minyak jelantah ini biasanya
digunakan oleh beberapa orang untuk proses pengolahan makanan yang dalam
jangka panjang akan membahayakan kesehatan, dimana dapat menyebabkan
kanker, karena kandungan trigliserida dalam minyak jelantah yang sudah
mengalami kerusakan yang bersifat karsinogenik yang tidak baik untuk
dikonsumsi dalam pengolahan makanan maka dengan adanya hal ini akan
mengurangi beban dari lingkungan. Pemerintah sudah mulai mendukung
kegiatan dalam menemukan sumber daya baru untuk bahan bakar seperti
biodiesel, bioetanol, bio-minyak, bio-gas, bahan bakar dari gas alam. Saat ini,
pasar bahan bakar cair didominasi oleh bahan bakar diesel. Biodiesel telah
mengalami beberapa episode popularitas, yang kebangkitan biodiesel terbaru
dimulai di Eropa pada awal 1990-an.
3
Tabel.1.1. Produk Turunan Minyak Kelapa sawit
Sumber: Berbagai sumber google, diolah 2020
Berbagai macam pengolahan kelapa sawit yang menghasilkan
beberapa turunan yang dapat menambah nilai guna untuk masyarakat. Minyak
kelapa sawit mempunyai titik didih dan lemak jenuh yang tinggi yang dalam
pengolahannya berbeda dengan minyak nabati lainnya dimana memerlukan
Kelapa Sawit
Daging
Buah
Inti Sawit
Mentega
Minyak
Goreng
Shampo
Eskrim
Bahan
Pembuat
Coklat
Obat-
obatan
Kosmetik
Pomade
Vitamin
Lotion
Minyak
diesel
Pasta Gigi
Plastik
Cat
Kerosine
Anti
Oksida
terhadap
kanker
Gasoline
Pakan
Ternak
4
penambahan zat kimia tertentu. Kelapa sawit di proses mulai dari dagingnnya
menjadi minyak goreng, pakan ternak, mentega sedangkan inti sawit dapat
diolah menjadi kosmetik, shampoo, obat-obatan, minyak diesel dan lain
sebagainnya yang diolah melalui beberapa proses yang pengolahan yang
kemudian dapat dikonsumsi oleh masyarakat umum yang dapat dilihat pada
tabel.1.1. Hasil olahan dari minyak kelapa sawit ini hampir di setiap produk
yang kita gunakan menganduk minyak kelapa sawit, seperti: minyak goreng,
obat-obatan, shampoo dan lain sebagainya. Sehinggga dengan adanya
komsumsi ini, maka seiring berjalannya waktu permintaan akan minyak
kelapa sawit akan meningkat.
Menurut, Garpen dan Canakei (2000: 44) dalam Widayat, dkk 2012
minyak kelapa sawit menghasilkan biodiesel yang mengandung tinggi asam
lemak bebas (20-40%), sehingga dilakukan esterifikasi asam lemak bebas
dengan katalis asam, kemudian transesterifikasi dengan katalis basa. Dengan
adanya peningkatan kebutuhan terhadap minyak nabati dalam negri yang
diiringi dengan peningkatan produksi CPO Indonesia yang mampu
mempengaruhi kemampuan ekspor minyak kelapa sawit.
Perkembangan CPO memiliki posisi penting dalam perekonomian
Indonesia dimana, prospek komoditas minyak kelapa sawit Indonesia dalam
perdagangan minyak nabati dunia telah mendorong adanya kebijakan dari
pemerintah Indonesia untuk memberikan bantuan berupa subsidi investasi
yang akan digunakan untuk pembangunan perkebunan rakyat serta berbagai
kemudahan dalam hal perizinan.
5
Grafik.1.1. Perkembangan Produksi Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia,
2014-2018
Sumber: Statistik Kelapa Sawit Indonesia 2018, (Data diolah, 2020)
Pada grafik.1.1 menunjukkan perningkatan produksi minyak kelapa
sawit yang terjadi setiap tahun 2014-2018. Produksi minyak kelapa sawit
tahun 2014 sebesar 29,27 juta ton, tahun 2017 mengalami peningkatan sebesar
19,34% atau sebesar 34,94 juta ton. Diperkirakan tahun 2018 produksi minyak
sawit akan meningkat sebesar 4,74% ata sebesar 36,59 juta ton. Dengan
tingkat produksi yang selalu meningkat sehingga menjadikan Indonesia
sebagai produsen serta eksportir minyak kelapa sawit terbesar di dunia.
Pada tahun 2017 produksi minyak kelapa sawit Provinsi Riau sekitar
21,73% atau sebesar 7,59 juta ton dari total produksi Indonesia, selanjutnya
diperkirakan tahun 2018 wilayah Provinsi Riau masih menjadi produsen
minyak kelapa sawit terbesar dengan produksi sekitar 19,50% dari total
produksi Indonesia. Berdasarkan status pengusahaannya, produksi minyak
kelapa sawit dapat dilihat dari grafik.1.2 yang berasal dari perkebunan besar
swasta pada tahun 2017 sebesar 56,92% atau 19,89 juta ton, produksi minyak
6
sawit dari perkebunan rakyat sebesar 37,75% atau 13,19 juta ton dan dari
perkebunan negara sebesar 5,33% atau 1,86 juta ton. Untuk produksi minyak
kelapa sawit dari perkebunan besar swasta diperkirakan untuk tahun 2018
sebesar 20,49 juta ton CPO atau 56%, dari perkebunan rakyat sebesar 14 juta
ton atau 38,26% dan dari perkebunan negara 2,10 juta ton atau 5,74%.
Grafik.1.2. Perbandingan Produksi Minyak Sawit Indonesia menurut
Status Pengusahaan, 2018
Sumber: Statistik Kelapa Sawit Indonesia, 2018
Sejak 2006 Indonesia merupakan negara yang memproduksi CPO
tertinggi di dunia lalu diikuti oleh Malaysia dan beberapa negara lain seperti
Thailand, Nigeria dan Kolombia yang punya sedikit kontribusi dari total
keseluruhan CPO. Pada tahun 1966 produksi minyak kelapa sawit global
mengalami peningkatan dari 17,64 juta ton hingga 66,87 juta ton di tahun
2017 hal merupakan volume produksi tertinggi dari semua minyak nabati,
yang melebihi minyak kedelai sebesar 10 juta ton. Perkembangan minyak
kelapa sawit terjadi sangat signifikan di beberapa tahun terakhir (USDA,
2017) dalam Deborah Bentivoglio, dkk 2018. Minyak kelapa sawit ini
dijadikan oleh Uni Eropa sebagai dasar untuk menciptakan bahan baku
7
biodiesel dan sebagiannya lagi digunakan untuk sektor biofuel (Bentivoglio
dkk, 2018: 19) dalam Deborah Bentivoglio, dkk 2018.
Grafik.1.3. Global palm oil production (1996-2017)
Sumber: USDA, 2017
Pada jangka waktu tertentu, kebutuhan terhadap minyak kelapa sawit
akan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah pertumbuhan
populasi dunia serta adanya peningkatan konsumsi berbagai produk dengan
berbahan baku minyak kelapa sawit sehingga permintaan dunia terhadap
minyak kelapa sawit akan menunjukkan peningkatan. Saat ini, hasil produksi
minyak kelapa sawit dunia sebesar 85%-90% dari total produksi minyak sawit
dunia yang didominasi oleh Indonesia dan Malaysia.
Nilai tukar rupiah yang melonjak dari Rp2.376,50/dolar Amerika
Serikat pada triwulan pertama ditahun 1997 melemah menjadi Rp
10.525/dolar Amerika Serikat pada kuartal kedua tahun 1998 disebabkan oleh
krisis keuangan Asia yang terjadi pada tahun 1997-1998. Melemahnya mata
uang rupiah ini mempengaruhi harga barang impor khususnya harga bahan
baku industri yang menjadi sangat mahal dan menyebabkan inflasi domestik
8
meningkat. Pada saat bersamaan menurunkan output produksi barang ekspor,
yang kemudian menyebabkan ekspor menurun drastis. Akibat dari
melemahnya nilai tukar rupiah serta dengan adanya kenaikan inflasi yang
terjadi menyebabkan menurunnya PDB Indonesia sebesar 15% pada tahun
1998, dibandingkan dengan PDB negara pada kuartal pertama tahun 1997 (Lo,
2000) dalam Pasrun Adam, dkk 2017. Pergerakan nilai tukar rupiah dapat di
lihat pada grafik.1.4. yang selalu mengalami fluktuasi, terlihat di tahun 2001-
2015 mengalami perkembangan serta adanya goncangan yang di sebabkan
oleh penerapan kurs bebas mengambang yang di akibatkan oleh adanya
perubahan kebijakan dari pemerintah Indonesia yang berdampak kepada nilai
tukar rupiah, hal ini sepenuhnya ditentukan oleh adanya permintaan dan
penawaran di pasaran sehingga menyebabkan terjadinya perubahan secara
terus menerus.
9
Grafik.1.4. Pergerakan Nilai Tukar Rupiah periode 2001-2015
Sumber: Bank Indonesia, di olah 2020
Berbagai faktor yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan
terhadap kurs mata uang, diantaranya: adanya perbedaan tingkat inflasi di dua
negara, dengan tingkat inflasi yang tinggi dalam suatu negara akan
memperburuk nilai tukarnya, apabila ada negara yang punya tingkat inflasi
yang rendah maka akan memperkuat nilai tukarnya, tingkat suku bunga yang
tinggi akan menyebabkan permintaan mata uang suatu negara akan meningkat,
sebaliknya apabila suku bunga suatu negara menurun maka akan cendrung
memperlemah nilai tukar mata uang suatu negara, saat melakukan kegiatan
perdagangan internasional adanya permintaan dan penawaran terhadap valuta
asing, dimana dengan tingkat pendapatan yang diperoleh saat melakukan
perdagangan internasional dan produksi yang dihasilkan, serta neraca
pembayaran luar negeri yang merupakan catatan keseluruhan dari transaksi
10
ekonomi antar negara yang satu dengan negara lain pada waktu tertentu
(Iskandar, 2013) dalam Delima Sari Lubis 2018.
Dengan adanya Fundamental perekonomian yang baik serta dengan
adanya keseimbangan dari permintaan dan penawaran terhadap valuta asing di
pasar domestik, maka akan berpengaruh terhadap pergerakan kurs, dimana
berdasarkan data diatas adanya goncangan dari kurs rupiah terhadap dolar.
Nilai tukar merupakan sesuatu yang sangat penting untuk terciptanya dunia
usaha yang kondusif. Dengan terciptanya dunia usaha yang baik dapat
meningkatkan perekonomian suatu negara. Dimana tingkat stabilisasi mata
uang rupiah merupakan variabel yang paling sensitif terhadap permasalahan
utama yang menghadang perekonomian Indonesia.
Apabila harga ekspor turun maka akan mempengaruhi volume ekspor
minyak kelapa sawit, dimana volume ekspor CPO ini akan mengalami
perubahan seiring dengan perkembangan perubahan harga CPO dipasaran
internasional (Sulistyanto dan Roberto, 2011) dalam Alfret Reynalto dan
Ernah 2019. Pertumbuhan ekspor minyak kelapa sawit saat ini sangat
meningkat, dimana adanya persaingan diantara minyak nabati lainnya,
biasanya minyak nabati yang sering dikonsumsi oleh masyarakat seperti:
minyak kelapa, kedelai dan lain sebagainnya. Dapat dilihat dari grafik.1.5 total
ekspor minyak kelapa sawit lima tahun terakhir dapat dikatakan selalu
mengalami peningkatan kecuali tahun 2016 mengalami penurunan sebesar
13,96%. Peningkatan total ekspor minyak kelapa sawit sekitar 2,07% hingga
19,45% per tahun, Pada 2014 total nilai ekspor sebesar US$ 17,46 miliar
11
dengan volume ekspor mencapai 22,89 juta ton yang mengalami peningkatan
pada tahun 2018 menjadi 27,89 juta ton dengan total nilai sebesar US$ 16,53
miliar.
Grafik.1.5. Perkembangan Nilai dan Volume Ekspor Minyak
Kelapa Sawit, 2014-2018
Sumber: Statistik Kelapa Sawit Indonesia 2018, (Data diolah, 2020)
Produksi minyak kelapa sawit yang telah dilakukan di dalam negri,
hasil produksinya akan dipasarkan di dalam negri dan sebagian besar diekspor
ke mancanegara seperti: Amerika, Australia, Afrika dan Eropa dengan pangsa
utama di Asia. Berbagai negara pengimpor minyak kelapa sawit terbesar di
Indonesia di tahun 2018 adalah pertama India, dimana ekspor tertinggi
dengan nilai ekspor sebesar US$ 2.175 juta, dengan persentase mencapai
61,21% atau 4,01 juta ton dari total volume ekspor minyak kelapa sawit
Indonesia. Kedua, Belanda dimana volume ekspornya mencapai 9,39%
dengan nilai US$ 351 juta atau sebesar 0,62 juta ton. Ketiga, negara Malaysia
12
dengan persentase volume ekspornya 6,63% dengan nilai US$ 218 juta atau
sebesar 0,43 juta ton berdasarkan total dari volume ekspor CPO Indonesia.
Keempat, negara Singapura dengan nilai ekspor US$ 239,9 juta dengan
persentase volume ekspor sekitar 6,47% atau sebesar 0,42 juta ton dari total
volume ekspor CPO Indonesia. Dan yang Kelima yaitu negara Italia dengan
persentase 5,81% dengan nilai US$ 222 juta atau sebesar 0,38 juta ton dari
total volume ekspor minyak kelapa sawit.
Grafik.1. 6. Perbandingan Volume Ekspor CPO menurut Negara Tujuan,
2018
Sumber: Statistik Kelapa Sawit Indonesia 2018
Produk pertanian mempunyai peran yang sangat penting dalam
pengembangan perekonomian nasional di negara Indonesia. Saat ini,
Indonesia telah menjadi pengekspor minyak kelapa sawit terbesar didunia,
yang kemudian diikuti oleh Malaysia. Dengan adanya CPO mampu
meningkatkan perdagangan internasional dan nasional serta meningkatkan
standar hidup dan keuangan masyarakat lokal. Dalam pembuatan energi
alternatif seperti biodiesel membutuhkan bahan baku berupa lemak hewani
ataupun nabati tertentu lainnya, hal ini didukung oleh ketersediaan dari lahan
13
dan tenaga kerja yang akan mempengaruhi permintaan dunia akan pasokan
CPO. Dimana ekspor minyak kelapa sawit telah berkontribusi sangat besar
terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia yang mengarah kepada
pertumbuhan produksi dan pengembangan lahan.
Setelah mengamati fenomena, permasalahan dan proyeksi yang telah
dijelaskan dalam latar belakang ini, bahwasannya secara teoritis dan
berdasarkan data yang telah diperoleh maka saya akan menganalisis pengaruh
produksi, dan nilai tukar rupiah secara parsial dan simultan terhadap ekspor
minyak kelapa sawit (CPO) Indonesia. Analisis tersebut akan dibahas dalam
skripsi yang diberi judul “ANALISIS PENGARUH PRODUKSI, DAN
NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP EKSPOR KOMODITAS
MINYAK KELAPA SAWIT (CPO) INDONESIA PERIODE 1988-2018”
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh produksi terhadap ekspor komoditas minyak kelapa
sawit Indonesia periode 1988-2018?
2. Bagaimana pengaruh nilai tukar rupiah terhadap ekspor komoditas
minyak kelapa sawit Indonesia periode 1988-2018?
3. Bagaimana pengaruh produksi, dan nilai tukar rupiah simultan terhadap
ekspor komoditas minyak kelapa sawit Indonesia periode 1988-2018?
14
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh produksi terhadap ekspor komoditas minyak
kelapa sawit Indonesia periode 1988-2018
2. Untuk mengetahui pengaruh nilai tukar rupiah terhadap ekspor
komoditas minyak kelapa sawit Indonesia periode 1988-2018
3. Untuk mengetahui pengaruh produksi, dan nilai tukar rupiah secara
simultan terhadap ekspor komoditas minyak kelapa sawit Indonesia
periode 1988-2018
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pemerintah atau Pengambil Kebijakan diharapkan penelitian ini
dapat dijadikan sebagai sumber acuan dalam melaksanakan kegiatan
perencanaan dan pengambilan keputusan serta kebijakan mengenai sektor
pertanian
2. Bagi Peneliti selanjutnya semoga hasil penelitian ini dapat dijadikan
referensi dan rujukan dalam melakukan penelitian kedepannya.
3. Bagi Perusahaan dan berbagai pihak yang terkait diharapkan penelitian
ini dapat dijadikan rujukan untuk mengambil keputusan dalam
melaksanakan tugas
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Produksi
a. Pengertian Poduksi
Sugiarto, dkk. (2002) dalam Wiwit Setiawati 2006 menyatakan
bahwa produksi merupakan suatu kegiatan yang mengubah mulai dari
proses memasukkan bahan input hingga menjadi keluaran output.
Kegiatan produksi ini dinyatakan dalam fungsi produksi, dengan
menggunakan teknologi tertentu untuk menunjukkan hasil output yang
maksimum.
Proses ini merubah input menjadi output untuk mencapai
efisiensi dalam produksi hal ini dilakukan untuk menghasilkan jasa
dan barang dengan biaya rendah sehingga mencapai efisiensi produk
yang optimal (Sudarman, 2004: 121) dalam Eka Septian 2015.
Putong (2013: 169) dalam Yuni Eko Sevianingsih, dkk 2016,
Kegiatan yang dilakukan dalam memproses suatu barang atau jasa
guna menambah nilai suatu produk yang merupakan proses dari
produksi. Apabila barang atau jasa diproses dan menghasilkan manfaat
lebih maka barang tersebut akan punya nilai guna yang mampu
menarik minat konsumen. Dalam kegiatan produksi apabila salah satu
dari faktor produksi seperti manusia, modal, sumber daya alam serta
16
teknologi tidak ada maka proses produksi tidak bisa berjalan dengan
baik
b. Fungsi produksi
Menurut Soekartawi (2003: 153) dalam Eka Septian 2015,
fungsi produksi dapat digunakan untuk meninjau korelasi antar
berbagai faktor produksi serta hasil output secara langsung dan
korelasi tersebut dapat dipahami dengan baik, karena hubungan antara
variabel dependen ataupun independen merupakan hal penting dalam
fungsi produksi.
Faktor produksi berkorelasi dengan tingkat produksi untuk
menggabungkan beberapa input sehingga mampu menghasilkan output
untuk suatu perusahaan. Fungsinya:
Q = F (K, L, R, T)
Keterangan:
Q berarti jumlah produksi yang dihasilkan berbagai faktor produksi
K berarti jumlah stok modal
L berarti jumlah tenaga kerja
R berarti kekayaan alam
T berarti tingkat teknologi
Saat proses produksi hal yang sangat dibutuhkan adalah jumlah
modal, jumlah kekayaan alam, dan jumlah tenaga kerja serta teknologi
yang akan dipergunakan untuk menghasilkan output yang optimal
(Sadono Sukirno, 2016: 195) dalam Sadono Sukirno, 2016.
17
Dalam suatu proses produksi, berbagai macam faktor produksi
yang harus diperhatikan diantaranya: modal, tenaga kerja dan
sebagainnya. Apabila salah satu dari faktor produksi tidak ada, maka
proses produksi akan terganggu dan tidak dapat berjalan dengan baik.
Lincolin Arsyad (2003) dalam Wiwit Setiawati 2006 Fungsi Produksi
menentukan hasil output yang akan dihasilkan, dimana untuk
memproduksi sesuatu membutuhkan input tertentu untuk
menghasilkan output yang baik.
2. Teori Nilai Tukar Rupiah
Kurs merupakan nilai tukar mata uang suatu negara dengan mata
uang negara lain. Kegiatan perdagangan internasional yang dilakukan
antar berbagai negara, yang setiap negara punya mata uang yang berbeda-
beda yang menjadikan mata uang sebagai tolak ukur untuk melihat
besarnya perbandingan nilai mata uang suatu negara terhadap negara lain
(Salvatore, 2008: 67) dalam Junaedy Angkaouw 2013.
Kurs dibedakan menjadi dua, yaitu: kurs nominal merupakan
harga relatif dari mata uang dua negara. Sedangkan Kurs riil
merupakan harga relatif barang dari dua negara (Mankiw, 2006: 128)
dalam Syamsul Arifin dan Shany Mayasha 2018. Apabila terjadi
penurunan nilai tukar rill maka harga komoditas produk internasional akan
cendrung naik, namun untuk produk-produk dalam negri cendrung turun.
Sebaliknya apabila nilai tukar riil meningkat, maka akan relatif murah
18
berbagai produk di luar negeri (Mankiw, 2007: 195) dalam Fenin Farina
dan Achmad Husaini 2017.
Berbagai istilah yang berkaitan dengan nilai tukar, sebagai
berikut:
a. Kurs beli merupakan kurs yang digunakan ketika seseorang
membutuhkan rupiah dengan cara menukarkan valas ke rupiah.
b. Kurs jual adalah kurs yang dipakai jika seseorang membutuhkan
valas kemudian menukarkan rupiah dengan valas.
c. Kurs tengah merupakan kurs antara kurs jual dan kurs beli (hasil
bagi dari dua penjumlahan kurs beli dan kurs jual).
Rumus kurs tengah:
Kegiatan penanaman modal asing berawal dari penawaran
penanaman modal dalam negri untuk investasi, serta adanya permintaan
akan valuta asing juga berasal dari kebutuhan valuta asing untuk
membayar penanaman modal di luar negeri. Menurut Sukirno (2010:
402) dalam Fenin Farina dan Ahmad Husain, 2017 berbagai faktor yang
bisa mempengaruhi perubahan nilai tukar diantaranya: keinginan
konsumen, harga dari barang ekspor dan impor, pertumbuhan terhadap
ekonomi, Inflasi, suku bunga. Harga dalam perekonomian terbuka
ditentukan oleh permintaan dan penawaran dipasaran yang dapat
mempengaruhi nilai tukar rupiah. Dengan adanya perubahan jumlah
permintaan dan penawaran valuta asing, maka akan menyebabkan
terjadinya perubahan terhadap kurs valuta asing. Transaksi perdagangan
19
internasional menggunakan pembayaran debit yang terdapat dalam neraca
pembayaran internasional (Nopirin, 2000: 85) dalam Junaedy Angkaouw
2013.
3. Teori Ekspor
a. Pengertian Ekspor
Todaro (2003: 49) dalam Junaedy Angkouw 2013 menyatakan
kegiatan perdagangan internasional dilakukan agar dapat memberikan
rangsangan untuk menumbuhkan permintaan dalam negri sehingga
mampu menghasilkan barang serta jasa guna memenuhi permintaan
pasar dalam negri dan luar negri serta mampu menghadirkan berbagai
kegiatan industri yang mendorong dinamika pertumbuhan perdagangan
intenasional agar tercapainya kemajuan perekonomian yang setara
dengan negara-negara yang lebih maju.
Dalam melakukan kegiatan perdagangan internasional seperti
ekspor, barang yang di produksi produsen di dalam negri dipasarkan
tidak hanya ke dalam negri saja namun dipasarkan keluar negri juga
(Murni, 2009: 208) dalam Fenin Farina 2017.
Ekspor memberikan kontribusi besar kepada negara dan
cadangan pendapatan negara sehingga negara yang melakukan
kegiatan perdagangan internasional berupa ekspor mampu
menumbuhkan pembangunan ekonomi negarannya (Mankiw, 2012:
272) dalam Fenin Farina 2017.
20
Setiap negara secara umum akan melakukan kegiatan
perdagangan dengan negara lain untuk memenuhi serta melengkapi
kebutuhan hidup masyarakat dinegaranya, hal ini terjadi karena setiap
negara punya potensi yang berbeda-beda dalam menghasilkan barang
yang berkualitas dengan biaya produksi yang murah. Proses produksi
yang dilakukan dengan memanfaatkan berbagai macam input serta
menggunakan teknologi untuk dapat menghasilkan barang dan jasa,
mendorong tabungan, serta mengakumulasi modal untuk menghasilkan
output yang sesuai dengan perencanaan. Dalam melakukan kegiatan
ekspor ini, setiap negara harus bisa menghasilkan produk yang
menarik untuk dipasarkan di luar negri. Salah satu bagian dari
pengeluaran agregat adalah ekspor, dimana apabila jumlah produk
yang bisa diekspor meningkat maka akan meningkatkan pendapatan
nasional suatu negara.
b. Keuntungan melakukan ekspor
Menurut Sukirno (2010: 205) dalam Fenin Farina 2017 adalah:
1) Melakukan kegiatan ekspor mampu memasarkan produk yang di
produksi di dalam negri ke luar negri, sehingga orang yang berada
di luar negri merasakan produk dalam negri juga.
2) Kegiatan ekspor mampu menambah pendapatan negara.
3) Dengan adanya kegiatan ekspor ini, dalam proses produksi
memerlukan para pekerja untuk menghasilkan barang sehingga
akan membuka peluang kerja bagi masyarakat.
21
c. Permasalahan ekspor
Dalam melakukan kegiatan ekspor, para produsen harus
memperhatikan beberapa permasalahan diantarannya:
1) Desain
Apabila dalam proses produksi produsen harus mengetahui
terlebih dahulu selera barang dari konsumen dengan berbagai
macam cara, salah sattunya menyebar brosur, hal ini dilakukan
agar menarik perhatian konsumen untuk membeli barangnya.
2) Kapasitas produksi
Apabila dalam kegiatan ekspor, para eksportir harus
menyediakan kapasitas yang besar untuk barangnya, agar setiap
pesanan dari para konsumen dapat dipenuhi sebaik mungkin.
Namun kenyataannya ada produsen yang kapasitasnya tidak
memadai untuk memproduksi dalam jumlah besar, sehingga tidak
mampu memenuhi permintaan konsumen.
3) Mutu komoditi
Para produsen harus memperhatikan kualitas dari barang
yang di hasilkan dalam produksi untuk di ekspor.
4) Proses memasarkan
Dalam melakukan perdagangan, hal yang terpenting adalah
bagaimana cara seseorang atau produsen memasarkan barang-
barang hasil produksinya semenarik mungkin agar dalam proses
pemasaran mampu meningkatkan penjualan dalam negri ataupun
22
luar negri. Berbagai macam cara digunakan untuk melakukan
pemasaran produk agar menarik minat konsumen.
d. Faktor yang mempengaruhi ekspor
Menurut Suardani dan Karmini (2011) dalam Rauzatul Ulfadan
dan Devi Andriyani 2019 faktor yang mempengaruhi ekspor yaitu:
1) Tenaga kerja
Dalam melakukan kegiatan perdagangan internasional berupa
ekspor, para produsen melakukan kegiatan produksi membutuhkan
tenaga kerja untuk mengelola produksinya. Dengan adanya tenaga
kerja sehingga mampu mengefisiensikan hasil dari produksinya.
2) Produksi.
Suatu negara untuk menghasilkan output dengan menggunakan
input yang ada melalui pengawasan dan penggunaan teknologi
tertentu.
3) Kurs
Perdagangan internasional berupa ekspor menggunakan
perbandingan mata uang antar negara sebagai alat untuk transaksi.
4) Inflasi pada negara tujuan ekspor (Sukirno, 2010) dalam Rauzatul
Ulfadan dan Devi Andriyani, 2019 inflasi yang dimana ketika
terjadi kenaikan harga secara terus menerus maka dapat
mempengaruhi ekspor dari sisi ketika inflasi meningkat maka
harga barang dalam negri mahal.
23
e. Manfaat Ekspor
Manfaat ekspor bagi Negara dan masyarakat :
1) Menambah devisa
Perdagangan internasional memberikan peluang bagi
negara untuk menambah pendapatan negara, dengan berbagai cara
memberikan peluang kepada eksportir untuk menjual produknya ke
luar negri. Apabila ekspor meningkat, maka akan memberikan
pengaruh yang baik terhadap pendapatan negara.
2) Meningkatkan lapangan pekerjaan
Dengan adanya kegiatan ekspor dan impor, produksi suatu
barang akan mengalami peningkatan, sehingga setiap perusahaan
membutuhkan tenaga kerja karena meningkatnya permintaan
produk dari luar negri. Hal ini sangat berdampak baik dikarenakan
dengan adanya lapangan pekerjaan yang luas sangat membantu
mengurangi angka pengangguran di suatu negara.
3) Dengan adanya perdagangan internasional kita dapat memperoleh
barang yang tidak diproduksi dinegara kita.
f. Dasar Hukum Ekspor
Berbagai ketentuan ekspor kelapa sawit, CPO, dan produk
turunannya diatur dalam peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia berdasarkan Nomor 22/PMK.04/2019.
24
Menimbang:
1) Ketentuan kepabeanan ekspor di atur oleh peraturan Menteri
Keuangan dengan Nomor 145/PMK.04/2007 yang sudah
mengalami beberapa perubahan yang membahas tentang ketentuan
kepabeanan di bidang ekspor melalui Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 21/PMK.04/2019
2) Pemungutan bea keluar telah diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 214/PMK.04/2008 yang mengalami beberapa
kali perubahan yaitu Peraturan Menteri Keuangan Nomor
86/PMK.04/2016 tentang pemungutan bea keluar.
g. Teori Dalam Perdagangan Internasional
1) Teori Pra Klasik
Merkantilisme adalah suatu usaha untuk mencapai kesatuan
ekonomi dimana kesehatan dan kemakuran negara terletak pada
kekayaan dan kesejahteraan suatu negara yang di lihat dari
banyaknya asset yang dimiliki oleh suatu negara serta kontrol
politik. Merkantilisme secara umum belum ada yang dapat
menjelaskan secara detail. Kebijakan yang telah di rencana di
gunakan untuk menjaga dan mempertahankan kemakmuran negara.
Hal tersebut berkembang selama kurang lebih dua abad, lalu
mendapat kritikan dari Adam Smith yang terdapat pada buku yang
berjudul “An Inquiry into the Nature and Cause of the Wealth of
25
Nations” bahwa ukuran kemakmuran negara tidak dilihat dari
banyak sedikitnya logam mulia yang dimiliki namun banyaknya
barang yang dimiliki oleh negara.
2) Teori Klasik
1) Keunggulan Absolut
Dalam proses produksi menurut Adam Smith perlu
adanya spesialisasi dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan
keahlian masing-masing sehingga hasilnya mampu melebihi
jumlah yang diperkirakan, dengan adanya perdagangan bebas
produksi yang dihasilkan oleh negara akan lebih baik lagi.
2) Keunggulan Komparatif
Perdagangan internasional ini terjadi karena disetiap
negara punya keunggulan komparatif yang berbeda-beda. Teori
ini di dasarkan pada beberapa asumsi, seperti: dua barang yang
ada pada dua negara, adanya mobilitas yang baik terhadap
tenaga kerja, tetapi tidak untuk dua negara, serta teknologi yang
digunakan tidak mengalami perubahan. Teori ini terdapat pada
bukunya David Ricardo yaitu The Principles of Political
Economy and Taxation di tahun 1817. Apabila dalam suatu
negara tidak punya keunggulan dalam proses produksi maka
negara tersebut tetap bisa melakukan perdagangan. Cara yang
dilakukan untuk mendapatkan keuntungan dalam perdagangan
yaitu mengurangi kerugian absolut dengan memusatkan
26
produksinya kepada barang yang punya kerugian absolut lebih
rendah dalam I’id Badry sa’idy 2013.
h. Teori Permintaan dan Penawaran
Seberapa banyak jumlah barang yang diinginkan oleh
konsumen serta jumlah barang yang diminta sesuai dengan harga
barang tersebut dimana konsumen mampu membayar barang tersebut
sesuai dengan pendapatannya ini disebut dengan permintaan.
Hukum dalam permintaan menyatakan: jika harga suatu produk
atau jasa naik, hal ini akan mempengaruhi jumlah permintaan produk
atau jasa yang akan semakin sedikit, namun sebaliknya apabila harga
produk atau jasa turun maka akan mempengaruhi jumlah permintaan
yang semakin meningkat.
Harga P
P2
P1
D
Q2 Q1 Kuantitas
Gambar.2.1. Kurva Permintaan
Sumber: Berbagai sumber google, diolah 2020
Berbagai faktor yang mampu mempengaruhi permintaan,
diantaranya: intensitas kebutuhan, perbedaan selera dari setiap
konsumen, pendapatan konsumen yang tidak selalu merata, harga dari
27
barang substitusi dan barang komplementer, jumlah penduduk,
ekspektasi konsumen tentang harga, periklanan.
Harga P S
P2
P1
Q1 Q2 Kuantitas
Gambar.2.2. Kurva Penawaran
Sumber: berbagai sumbe google, diolah 2020
Dalam hukum penawaran menyatakan apabila harga dari suatu produk
atau jasa tinggi, sehingga akan meningkatkan jumlah produk atau jasa yang
akan ditawarkan, begitu juga sebaliknya jika harga barang atau jasa rendah
maka jumlah barang atau jasa yang akan ditawar semakin sedikit. Berbagai
faktor yang dapat mempengaruhi penawaran yang dilihat dari berbagai sudut
pandang, diantaranya: harga dari barang itu sendiri, biaya ketika proses
produksinya, serta penggunaan teknologi dalam proses produksi (Sadono
Sukirno, 2016: 87) dalam Sadono Sukirno 2016.
B. Penelitian Terdahulu
1. Rita Mariati. 2009 yang membahas tentang Pengaruh Produksi Nasional,
Konsumsi Dunia Dan Harga Dunia Terhadap Ekspor Minyak Sawit
Mentah (CPO) di Indonesia. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk
mengetahui pengaruh jumlah produksi nasional, konsumsi dunia dan harga
28
terhadap ekspor Crude Palm Oil (CPO) di Indonesia. Adanya persamaan
objek penelitian dengan penelitian ini, namun ada beberapa perbedaan
variabel independennya. Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan
produksi nasional, konsumsi dunia, dan harga dunia secara simultan
memiliki pengaruh terhadap ekspor CPO di Indonesia, sedangkan dilihat
secara parsial hanya variabel produksi nasional dan harga dunia yang
sangat berpengaruh terhadap ekspor CPO di Indonesia.
2. Alfret Reynalto dan Ernah. 2019. Factors Affecting The Export Of Crude
Palm Oil Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-
faktor yang mempengaruhi ekspor CPO Indonesia menggunakan data dari
tahun 2002-2017. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah regresi linier berganda dan OLS. Hasil dari penelitian ini
menyatakan bahwa produksi CPO, harga CPO di pasar internasional dan
di pasar domestik, harga minyak mentah dipasaran internasional, dan nilai
tukar rupiah, serta nilai ekspor yang berpengaruh signifikan terhadap
ekspor minyak kelapa sawit Indonesia sebagai variabel dependen.
3. Yuni Eko Sevianingsih, Edy Yulianto dan Edriana Pangestuti. 2016 yang
membahas tentang Pengaruh Produksi, Harga Teh International dan Nilai
Tukar terhadap Volume Ekspor Teh Indonesia. Tujuan dalam penelitian
ini adalah untuk mengetahui seberapa berpengaruh variabel produksi,
harga teh internasional dan nilai tukar rupiah terhadap volume ekspor teh
Indonesia. Jenis dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang
menggunakan pendekatan kuantitatif yang terfokus kepada volume ekspor
29
teh Indonesia periode tahun 2010-2014. Metode analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda yang dibantu dengan
SPSS 16.0. Penelitian menunjukkan hasil secara bersama-sama variabel
produksi, harga teh internasional dan nilai tukar rupiah punya pengaruh
yang signifikan terhadap volume ekspor teh Indonesia, sedangkan uji
secara parsial variabel nilai tukar rupiah menunjukkan pengaruh yang
signifikan terhadap volume ekspor Indonesia, sedangkan produksi dan
harga teh internasional tidak pengaruh yang signifikan terhadap volume
ekspor teh Indonesia.
4. Ega Ewaldo. 2015 yang membahas tentang Analisis Ekspor Minyak
Kelapa Sawit Di Indonesia. Tujuan dari penelitiannya adalah untuk
menganalisis perkembangan dari nilai ekspor minyak kelapa sawit
Indonesia tahun 2000-2013, melihat pengaruh harga ekspor, nilai tukar dan
produksi terhadap nilai ekspor minyak kelapa sawit Indonesia tahun 2000-
2013. Alat analisinya menggunakan regresi linear berganda. Hasil
penelitiannya adalah harga ekspor, kurs dan produksi minyak kelapa sawit
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai ekspornya. Namun
secara parsial kurs tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan.
5. Vega Nurmalita dan Prasetyo Ari Wibowo. 2019 yang membahas tentang
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Minyak Kelapa Sawit
Indonesia Ke India. Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan uji
ECM (Error Correction Model) yang selanjutnya di uji dengan
menggunakan OLS (Ordinary Least Square) yang diperoleh dari data time
30
series. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh dari
produksi minyak kelapa sawit Indonesia, harga minyak kelapa sawit
internasional serta nilai tukar rupiah dibandingkan dollar Amerika Serikat
terhadap volume ekspor minyak kelapa sawit Indonesia ke India. Hasil
penelitiannya adalah apabila dilihat secara parsial produksi minyak kelapa
sawit Indonesia berpengaruh positif dan signifikan terhadap volume
ekspor minyak kelapa sawit Indonesia ke India, harga minyak kelapa sawit
internasional berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap volume
ekspor minyak kelapa sawit Indonesia ke India dan nilai tukar rupiah
dibandingkan dollar Amerika Serikat berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap volume ekspor minyak kelapa sawit Indonesia ke
India. Selanjutnya, Produksi minyak kelapa sawit Indonesia, harga minyak
kelapa sawit internasional serta nilai tukar rupiah dibandingkan dollar
Amerika Serikat secara simultan berpengaruh signifikan terhadap volume
ekspor minyak kelapa sawit Indonesia ke India.
6. I Dewa Gede Darma Putra dan I Wayan Sudirman. 2014. Pengaruh
Produksi, Harga, Kurs dan Tarif 0% terhadap Ekspor CPO Indonesia
Dalam Skema ACFTA. Data penelitian ini diperoleh dari BPS Indonesia,
Malaysian Palm Oil Board (MPOB), perdagangan PBB, dan beberapa
literatur lainnya. Regresi linear berganda merupakan teknik analisis
penelitian ini. Dalam penelitian ini menunjukkan tujuan untuk mengetahui
adanya pengaruh atau tidak antara variabel produksi, kurs, harga dan tarif
0% terhadap ekspor CPO Indonesia dalam skema ACFTA pada periode
31
2001-2012. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan produksi
berpengaruh positif, dan tarif 0% berpengaruh positif serta signifikan
terhadap ekspor CPO, sedangkan untuk harga dan kurs dollar tidak
menunjukkan adanya pengaruh terhadap ekspor CPO Indonesia dalam
skema ACFTA.
7. Lim Sanny dan Natallya. 2020. Analysis of Indonesia’s Coffee Exports to
the United States in 1996-2018. Adanya pengaruh antara faktor ekonomi
makro terhadap ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat dalam jangka
pendek dan panjang yang merupakan tujuan dari penelitian ini. Dalam
Penelitian ini menggunakan vector error correction model (VECM)
dengan data deret waktu sekunder dari 1996 hingga 2018. Dalam
penelitian ini menunjukkan dalam jangka panjang dan pendek tingkat
inflasi berdampak negatif pada kopi Indonesia, kopi indonesia yang di
ekspor ke Amerika Serikat. Nilai tukar dolar Amerika Serikat dalam
jangka pendek memiliki dampak yang positif dan dalam jangka panjang
berdampak negatif terhadap ekspor kopi Indonesia ke Indonesia Amerika
Serikat, dan produksi kopi Indonesia ini punya dampak positif dalam
jangka pendek dan jangka panjang ke ekspor kopi Indonesia ke Amerika
Serikat.
8. Medha Wardhany dan Fauzul Adzim. 2018 yang membahas tentang
Determinant of Cocoa Export in Indonesia. Dalam penelitian ini model
analisis yang digunakan adalah regresi Linier Berganda dan OLS biasa.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang dapat
32
mempengaruhi ekspor biji kakao. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
produksi, harga kakao domestik, harga kakao internasional, dan nilai tukar
rupiah terhadap dolar AS secara simultan berpengaruh terhadap volume
ekspor biji kakao Indonesia.
9. Amirus Saleh Mejaya, Dahlan Fanani dan Muhammad Kholid Mawardi.
2016 yang membahasan tentang Pengaruh Produksi, Harga Internasional,
Dan Nilai Tukar Terhadap Volume Ekspor Studi pada Ekspor Global Teh
Indonesia Periode Tahun 2010-2013. Penelitian ini bertujuan yaitu untuk
mengetahui dan menjelaskan pengaruh variabel produksi, harga
internasional, dan nilai tukar secara bersama-sama serta secara parsial
terhadap volume ekspor. Penelitian ini menggunakan metode regresi linear
berganda yang hasilnya menunjukkan bahwa secara simultan ada pengaruh
antara variabel produksi, harga internasional dan nilai tukar terhadap
volume ekspor, sedangkan secara parsial tidak terdapat pengaruh produksi
dan harga internasional terhadap volume ekspor, serta adanya pengaruh
secara parsial antara nilai tukar terhadap volume ekspor.
10. Muhammad Hibatul Haqqi Zuhri, Jozef Bambang Tri Joga dan Umar
Farouk. 2011 yang membahas tentang Analisis Pengaruh Luas Kebun,
Produksi, Harga Ekspor Terhadap Volume Ekspor Cengkeh Jawa Tengah.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis adanya korelasi antara
lebar perkebunan lapangan, produksi dan harga ekspor cengkeh dengan
volume ekspor cengkeh dari jawa tengah. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data time series kuartal dari tahun 2006-2014. Dalam
33
penelitian metode analisis yang digunakan adalah metode analisis regresi
linear berganda, yang hasil penelitiannya menunjukkan secara bersama-
sama luas kebun, produksi dan harga ekspor berpengaruh signifikan
terhadap volume cengkeh yang diekspor dari pusat Jawa. Luas perkebunan
dan produksi berdampak positif dan signifikan untuk volume cengkeh
diekspor dari Jawa Tengah sementara harga ekspor berdampak negatif dan
signifikan terhadap volume ekspor cengkeh Jawa Tengah.
11. Titah Nisfulaila Noviana dan Sudarti. 2018 yang membahas Analisis
Inflasi, Kurs Tukar, Dan Jumlah Produksi Terhadap Ekspor Komoditi
Karet Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh inflasi, kurs tukar, dan jumlah produksi secara simultan serta
secara parsial terhadap ekspor komoditi karet di Indonesia dari tahun 1988
hingga 2015. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear
berganda dengan data time series dan menggunakan hipotesis yang
diujikan dalam model PAM. Hasil penelitian ini secara parsial hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa inflasi dan kurs tukar tidak berpengruh
signifikan terhadap ekspor komoditi karet di Indonesia, namun jumlah
produksi berpengaruh terhadap ekspor dan secara simultan menunjukkan
inflasi, kurs tukar, dan jumlah produksi berpengaruh signifikan terhadap
ekspor komoditi karet di Indonesia.
12. Ambar Puspa Galih dan N. Djinar Setiawina. 2014 yang membahas
tentang Analisis Pengaruh Jumlah Produksi, Luas Lahan, dan Kurs Dolar
Amerika Terhadap Volume Ekspor Kopi Indonesia Periode 2001-2011.
34
Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui adanya pengaruh jumlah
produksi, luas lahan, dan kurs dolar Amerika secara simultan dan parsial
terhadap volume ekspor kopi Indonesia, dan untuk melihat variabel
independen yang dominan berpengaruh terhadap volume ekspor kopi
Indonesia pada periode 2001-2011. Metode Analisis yang digunakan
adalah regresi berganda. Model analisis menghasilkan jumlah produksi
yang berpengaruh positif dan berpengaruh signifikan terhadap volume
ekspor kopi Indonesia periode 2001-2011, luas lahan kopi berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap ekspor kopi Indonesia periode 2001-
2011, serta kurs dolar Amerika yang berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap ekspor kopi Indonesia periode 2001-2011.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Judul
Penulis
(Tahun)
Hasil Persamaan Perbedaan
1 Pengaruh
Produksi
Nasional,
Konsumsi Dunia
dan Harga Dunia
terhadap Ekspor
Minyak Sawit
Mentah (CPO) di
Indonesia
Rita
Mariati
(2009)
Dapat dilihat bahwa
Produksi nasional,
konsumsi dunia, dan
harga dunia secara
bersama-sama
berpengaruh nyata
terhadap ekspor
CPO di Indonesia.
Sedangkan variabel
Variable
Dependen:
Ekspor CPO
Variabel
Independen:
Produksi
Nasiona
Objek
penelitian
Variabel
independen
konsumsi dunia
dan harga
Model
CobbDouglas
35
No Judul
Penulis
(Tahun)
Hasil Persamaan Perbedaan
produksi nasional
dan harga dunia
secara parsial
berpengaruh nyata
terhadap ekspor
CPO di Indonesia.
2 Factors
Affecting The
Export Of Crude
Palm Oil
Indonesia
Alfret
Reynalto
dan Ernah
(2019)
Produksi CPO,
harga CPO di pasar
internasional, harga
CPO di pasar
domestik, harga
minyak mentah di
pasar internasional,
nilai tukar rupiah,
dan nilai ekspor ada
pengaruh yang
signifikan terhadap
ekspor CPO
Indonesia.
Variabel
dependen:
Ekspor
Variabel
independen:
Harga di
Pasar
Domestik
serta
Nilai Tukar
Rupiah
Objek
penelitian
Metode
analisis
Variabel
independen:
Konsumsi
Domestik CPO,
Harga CPO di
Pasar
Internasional,
Harga CPO di
Pasar Domestik,
Harga minyak
bumi di pasar
internasional, Tarif
Ekspor CPO dan
Krisis Keuangan
Global
36
No Judul
Penulis
(Tahun)
Hasil Persamaan Perbedaan
3 Pengaruh
Produksi, Harga
Teh International
dan Nilai Tukar
terhadap Volume
Ekspor Teh
Indonesia
Yuni Eko
Sevianingsi
h,
Edy
Yulianto
dan Edriana
Pangestuti
(2016)
Dari analisis yang
telah dilakukan,
hasil uji parsial
menunjukkan
Produksi memiliki
pengaruh positif dan
tidak signifikan,
Harga Teh
Internasional punya
pengaruh yang tidak
signifikan,
sedangkan Nilai
tukar rupiah
berpengaruh
signifikan terhadap
Volume Ekspor Teh
Indonesia.
Variabel
dependen:
Ekspor
Variable
independen:
nilai tukar,
produksi
Metode
analisis
Alat untuk regresi
SPSS
Variable
independen: harga
teh internasional
Objek penelitian
The
4 Analisis ekspor
minyak kelapa
Ega
Ewaldo
Harga ekspor, kurs
dan produksi
Variabel
dependen:
Variable
independen: harga
37
No Judul
Penulis
(Tahun)
Hasil Persamaan Perbedaan
sawit di Indonesia (2015) minyak kelapa sawit
secara simultan
berpengaruh
signifikan terhadap
nilai ekspornya.
Meskipun demikian,
secara parsial kurs
tidak menunjukkan
pengaruh yang
signifikan.
Ekspor
Variable
independen:
nilai tukar,
produksi
Metode
analisis
5 Analisis Faktor-
Faktor Yang
Mempengaruhi
Ekspor Minyak
Kelapa Sawit
Indonesia ke
India
Vega
Nurmalita
dan
Prasetyo
Ari
Wibowo
(2019)
Secara bersama-
sama produksi
minyak kelapa sawit
Indonesia, harga
minyak kelapa
sawit internasional
dan nilai tukar
rupiah dibandingkan
dollar Amerika
Serikat berpengaruh
signifikan terhadap
Variable
Dependen:
Volume
Ekspor
Variable
independen:
Produksi dan
Nilai Tukar
Rupiah
Objek
penelitian
variabel
Independen: Harga
CPO Internasional
38
No Judul
Penulis
(Tahun)
Hasil Persamaan Perbedaan
volume ekspor
minyak kelapa sawit
Indonesia ke India
6 Pengaruh
Produksi, Harga,
Kurs dan Tarif 0
% Terhadap
Ekspor CPO
Indonesia Dalam
Skema ACFTA
I Dewa
Gede
Darma
Putra dan I
Wayan
Sudirman
(2014)
Produksi, harga,
kurs dan domestik
0% secara bersama-
sama berpengaruh
signifikan terhadap
ekspor CPO
Indonesia, untuk
harga internasional,
kurs dolar Amerika
Serikat tidak ada
pengaruh terhadap
ekspor.
Variabel
dependen
dan variable
independen
produksi dan
kurs
Objek
penelitian
Variable
independen: harga
internasional, tariff
0%
7 Analysis of
Indonesia’s
Coffee Exports to
the United States
in 1996-2018
Lim Sanny
dan
Natallya
(2020)
Tingkat inflasi
dalam jangka
pendek dan jangka
panjang, berdampak
domestik pada kopi
Variabel
independen:
nilai tukar
rupiah,
produksi
Variabel
independen: inflasi
Metode analisis:
Vector Error
Correction Model
39
No Judul
Penulis
(Tahun)
Hasil Persamaan Perbedaan
Indonesia
ekspor ke Amerika
Serikat. Sedangkan
dalam jangka
panjang,
nilai tukar memiliki
dampak domestik
dan tidak elastis,
serta
dalam jangka
pendek
dan jangka panjang
produksi kopi
Indonesia memiliki
dampak positif
terhadap ekspor
kopi Indonesia ke
Amerika Serikat.
Variabel
dependen:
ekspor
(VECM)
Objek penelitian:
kopi
8 Determinant of
Cocoa Export in
Indonesia
Medha
Wardhany
dan Fauzul
secara simultan,
variabel produksi,
harga kakao
Variabel
independen:
produksi,
Variabel
independen: harga
domestik, harga
40
No Judul
Penulis
(Tahun)
Hasil Persamaan Perbedaan
Adzim
(2018)
domestik, harga
kakao internasional,
dan nilai tukar
rupiah terhadap
dolar AS secara
simultan
mempengaruhi
volume ekspor biji
kakao indonesia.
nilai tukar
rupiah
Metode
analisis
internasional
Variabel
dependen: ekspor
biji kakao
Indonesia
Objek penelitian
9 Pengaruh
Produksi, Harga
Internasional,
Dan Nilai Tukar
Rupiah Terhadap
Volume Ekspor
Studi pada Ekspor
Global Teh
Indonesia Periode
Tahun 2010-
2013.
Amirus
Saleh
Mejaya,
Dahlan
Fanani, M.
Kholid
Mawardi
(2016)
Adanya pengaruh
secara simultan
antara variabel
produksi, harga
internasional, dan
nilai tukar terhadap
volume ekspor,
secara parsial
produksi
berpengaruh positif
dan tidak signifikan,
Variabel
independen:
produksi,
nilai tukar
rupiah
Variabel
dependen:
ekspor
Metode
analisis
Variabel
independen: harga
internasional
Objek penelitian:
teh
41
No Judul
Penulis
(Tahun)
Hasil Persamaan Perbedaan
harga internasional
berpengaruh negatif
dan tidak signifikan,
nilai tukar rupiah
berpengaruh negatif
dan signifikan
terhadap volume
ekspor teh
Indonesia.
10 Analisis Pengaruh
Luas Kebun,
Produksi, Harga
Ekspor Terhadap
Volume Ekspor
Cengkeh Jawa
Tengah.
Muhamma
d Hibatul
Haqqi
Zuhri,
Jozef
Bambang
Tri Joga
dan Umar
Farouk
(2011)
Luas perkebunan
dan produksi
berdampak positif
dan signifikan
untuk volume
cengkeh diekspor
dari Jawa Tengah
sementara harga
ekspor berdampak
negatif dan
signifikan terhadap
volume ekspor
Variabel
independen:
produksi
Variabel
dependen;
ekspor
Model
analisis
Variabel
independen: luas
perkebunan dan
harga ekspor
cengkek
Objek penelitian
42
No Judul
Penulis
(Tahun)
Hasil Persamaan Perbedaan
cengkeh Jawa
Tengah.
11 Analisis Inflasi,
Kurs Tukar, Dan
Jumlah Produksi
Terhadap Ekspor
Komoditi Karet
Indonesia.
Titah
Nisfulaila
Noviana
dan Sudarti
(2018)
hasil uji parsial
menunjukkan dalam
penelitian ini inflasi
dan kurs tukar tidak
punya pengaruh
yang signifikan
terhadap ekspor
komoditi karet di
Indonesia namun
secara parsial
jumlah produksi
berpengaruh
terhadap ekspor
komoditi karet di
Indonesia.
Variabel
independen:
produksi,
kurs
Variabel
dependen:
ekspor
Metode
analisis
Variabel
independen: inflasi
Objek penelitian
Model analisis
12 Analisis Pengaruh
Jumlah Produksi,
Luas Lahan, dan
Kurs Dolar
Ambar
Puspa
Galih dan
N. Djinar
Jumlah produksi
berpengaruh positif
serta signifikan
terhadap volume
Variable
dependen
Ekspor
Variable
Objek penelitian:
Kopi
43
No Judul
Penulis
(Tahun)
Hasil Persamaan Perbedaan
Amerika
Terhadap Volume
Ekspor Kopi
Indonesia Periode
2001-2011
Setiawina
(2014)
ekspor kopi
Indonesia periode
2001-2011, dari sisi
luas lahan kopi
berpengaruh positif
dan tidak signifikan
terhadap ekspor
kopi Indonesia
periode 2001-2011,
serta kurs dolar
Amerika
berpengaruh negatif
dan tidak signifikan
terhadap ekspor
kopi Indonesia
periode 2001-2011.
independen:
luas lahan,
produksi,
nilai tukar
Rupiah
Alat analisis
regresi
Sumber: Berbagai jurnal, diolah 2020
C. Kerangka Pemikiran
Kumpulan konsep yang tersusun dalam kerangka secara sitematis dan
teratur agar tujuan penelitian yang dilakukan menjadi baik, bagian kerangka
penelitian biasanya tergolong dalam persiapan penelitian sederhana.
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dijelaskan, penulis telah
44
menetapkan untuk mengkaji Analisis Pengaruh Produksi, dan Nilai Tukar
Rupiah terhadap Ekspor Komoditas Minyak Kelapa Sawit (CPO) Indonesia
periode 1988-2018. Penelitian ini terdapat variable X (produksi dan nilai tukar
rupiah) dan variabel Y (ekspor).
Gambar.2.3 Kerangka Pemikiran
Produksi
Ekspor
Nilai Tukar Rupiah
D. Hipotesis Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian hal yang terpenting dilakukan
adalah menyusun hipotesis dengan baik agar saat diuji menunjukkan benar
atau salahnya pendapat peneliti yang menyusun dan mengujinya. Dalam
penelitian ini hipotesis yang akan diuji:
1. Ho : di duga tidak terdapat pengaruh produksi secara parsial terhadap
ekspor komoditas minyak kelapa sawit Indonesia
X2
Y
X1
45
Ha : di duga terdapat pengaruh produksi secara parsial terhadap ekspor
komoditas minyak kelapa sawit Indonesia
2. Ho : di duga tidak terdapat pengaruh nilai tukar rupiah secara parsial
terhadap ekspor komoditas minyak kelapa sawit Indonesia
Ha : di duga adanya pengaruh nilai tukar rupiah secara parsial terhadap
ekspor komoditas minyak kelapa sawit Indonesia
3. H0 : di duga tidak tedapat pengaruh yang signifikan antara produksi,
nilai tukar rupiah terhadap ekspor komoditas minyak kelapa sawit
Indonesia
Ha : di duga terdapat pengaruh yang signifikan antara produksi, nilai
tukar rupiah terhadap ekspor komoditas minyak kelapa sawit Indonesia
46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Data dan Sumber Data
Dalam penelitian menggunakan data kuantitatif yang berasal dari data
sekunder, terdiri dari data time series (berurutan menurut waktu) yang di
peroleh dari Bank Indonesia untuk data nilai tukar rupiah, Direktoral Jendral
perkebunan 2017 dan Badan statistik Kelapa sawit Indonesia 2018 untuk
produksi dan ekspor.
B. Metode Pengumpulan data
Data dalam penelitian adalah data kuantitatif yang berasal dari data
sekunder yang diolah menggunakan mikrosoft excel dan eviews 8. Tujuan
dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh dari produksi dan nilai
tukar rupiah terhadap ekspor komoditas minyak kelapa sawit (CPO)
Indonesia. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi
linear berganda dan OLS (ordinary linear square). Menurut Kutner dkk.,
(2004), dalam M. Fathurahman dan Haeruddin 2011 bentuk umum dari model
regresi linear berganda adalah sebagai berikut:
Yi= β0 + β1Xi1 + β2Xi2 + …. + βρ-1 Xiρ-1 + εi
Keterangan:
Yi adalah variabel tidak bebas (nilai ekspor)
β0, β1, β2….,βρ-1 merupakan parameter
Xi1, Xi2…, Xip-1 adalah variabel bebas (produksi, nilai tukar rupiah)
47
εi yaitu error
Menurut Gujarati (2003) dalam M. Fathurahman dan Haeruddin 2011
dalam melakukan analisis menggunakan model regresi linear berganda harus
memperhatikan beberapa asumsi-asumsi yang ada, diantaranya:
1. Model yang digunakan dalam regresi adalah linear dalam parameter.
2. Rata-rata dari nilai errornya yaitu nol.
3. Nilai variansi error konstan
4. Errornya tidak terjadi masalah autokorelasi.
5. Tidak terdapat multikolonieritas pada variabel bebas.
6. Errornya terdistribusi normal
Berbagai langkah pemodelan dalam regresi linier menggunakan variabel
tidak bebas dan variabel bebas sebagai berikut:
a. Untuk mendapatkan model regresi harus melakukan estimasi
parameter menggunakan metode OLS
b. Melakukan pengujian parameter secara serentak dan individu
c. Melakukan pemeriksaan terhadap model regresi yang digunakan
d. Melakukan pemilihan model regresi yang dianggap terbaik
e. Melakukan interpretasi terhadap model regresi yang sudah dipilih
f. Membuat kesimpulan
48
C. Metode Analisis Data
1. Uji Asumsi Klasik:
a. Uji Normalitas
Agar mengetahui suatu model regresi itu terdapat variabel
penganggu yang terdistribusi normal maka harus dilakukan uji
normalitas (Ghozali, 2011: 160) dalam Rizky Primadita Ayuwardani,
2018. Dalam penelitian ini, hasil data dibandingkan dengan tingkat
0,05 dimana apabila melebihi dari tingkat tersebut maka data
terdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2011: 105) dalam Rizky Primadita
Ayuwardani, 2018 uji multikolonialitas digunakan untuk mengetahui
dalam sebuah model regresi ada korelasi antara variabel independen
dan dependen baik secara keseluruhan maupun sebagian saja. Dalam
model regresi penelitian ini menggunakan nilai VIF yang apabila
nilainya besar dari 10 berarti terjadi masalah multikolinieritas,
sebaliknya apabila nilainya kecil dari 10 berarti tidak terjadi masalah
multikolonialitas dan ini merupakan model yang bagus dalam sebuah
penelitian (Ghozali, 2011: 106) dalam Rizky Primadita Ayuwardani,
2018.
c. Uji heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2011: 139) dalam Rizky Primadita Ayuwardani
2018 dalam penelitian ini, pengujian heteroskedastisitas dilakukan
49
untuk mengetahui dalam model analisis regresi apakah terdapat
ketidaksamaan pada varian residual dari satu penelitian ke penelitian
lainnya. Menurut Ghozali (2013: 95) dalam Rizky Primadita
Ayuwardani, 2018 untuk melihat apakah dalam suatu regresi terjadi
ketidaksamaan dalam varian, pengujian yang dapat digunakan adalah
uji heteroskedastisitas. Dimana dapat dilihat dari pengamatan satu ke
pengamatan lainnya apakah terjadi perubahan atau ketidaksamaan
varian dari residual. Homoskedastisitas merupakan keadaan dimana
nilai antar residual tidak berubah atau tetap. Hasilnya dapat dilihat
dari uji white, apabila nilai prob lebih kecil dari 0,05 artinyaa ada
masalah heteroskedastisitas, sebaliknya, jika nilai prob lebih besar dari
0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas atau ada
homoskedastisitas.
d. Uji autokorelasi
Menurut Ghozali (2011: 110) dalam Rizky Primadita Ayuwardani
2018 uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada
hubungan antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) dalam sebuah
model regresi. Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui adanya
korelasi antar berbagai kesalahan variabel penganggu periode t dalam
model analisis linear. Masalah autokorelasi terjadi karena observasi
yang saling berkaitan satu dengan lainnya yang berurutan sepanjang
waktu. Model regresi ini menggunakan analisis Breusch-Godfrey
50
Serial Correlation LM Test, dapat nilai prob yang kecil dari 0,05
berarti terjadi masalah autokorelasi, sebaliknya apabila nilai prob lebih
besar dari 0,05 maka tidak ada masalah autokorelasi.
2. Uji Hipotesis
Untuk melakukan pemilihan model yang baik ada beberapa
pengujian yang dapat dilakukan, antara lain dengan uji hipotesis:
a. Uji f dilakukan untuk mengetahui secara bersama-sama apakah secara
keseluruhan variabel bebas dalam model berpengaruh terhadap
variabel terikat (Ghozali, 2013: 61) dalam Rizky Primadita
Ayuwardani 2018.
b. Uji t dilakukan untuk melihat seberapa kuat hubungan variabel bebas
terhadap variabel terikat dengan menganggap variabel bebas lainnya
konstan (Ghozali, 2013:63) dalam Rizky Primadita Ayuwardani 2018.
c. Uji Adj R2 (Adjusted Square) merupakan Uji determinasi digunakan
untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen
menjelaskan variabel dependen secara komprehensif.
51
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Indonesia adalah Negara yang aktif melakukan kegiatan perdagangan
internasional, dimana Indonesia mengekspor produk-produk industri pertanian
berupa minyak kelapa sawit (CPO). Dengan adanya ketersediaan lahan,
pertumbuhan permintaan dunia, tenaga kerja yang mudah serta ketersediaan
pasokan CPO, terutama untuk memenuhi bahan baku energi alternatif
(biodiesel) yang menjadikan Indonesia sebagai negara pengekspor Crude Palm
Oil (CPO) terbesar di dunia. Prospek perkembangan industri kelapa sawit saat
ini sangat pesat, dengan adanya peningkatan jumlah produksi kelapa sawit
yang mampu meningkatkan kebutuhan masyarakat. Persaingan yang sangat
hebat dalam perdagangan internasional untuk berbagai produk, dapat dilihat
dari berbagai sudut pandang mengenai harga dan kualitas barang, hal ini
merupakan faktor penentu untuk daya saing suatu barang/jasa. Saat ini dengan
berkembangnya berbagai industri minyak kelapa sawit Indonesia telah
meningkatkan permintaan masyarakat belahan dunia, khususnya untuk
produsen minyak nabati utama dunia. Pada tahun 2006 negara Indonesia
menjadi produsen minyak sawit terbesar dunia, sebagian besar produksi
minyak kelapa sawit Indonesia diekspor ke beberapa negara, diantaranya:
India, Malaysia, Singapura, dan Republik Rakyat Tionghoa serta Belanda. Hal
ini didorong oleh permintaan global yang selalu meningkat, sehingga
52
budidaya kelapa sawit telah dilakukan peningkatan oleh petani kecil maupun
para pengusaha besar di Indonesia secara baik dan efisien. Dalam kegiatan
ekspor minyak kelapa sawit beberapa industri akan memberikan peluang
kesempatan kerja bagi masyarakat yang belum memiliki pekerjaan serta
menghasilkan devisa yang sangat penting bagi Negara.
Pada 2016, Hasil produksi CPO Indonesia dengan Malaysia berbeda,
dimana dari total CPO dunia indonesia telah mencapai 53,4%, sedangkan
Malaysia sebesar 32% pangsa pasarnya. Dalam pasar minyak nabati global,
yang berhasil mengungguli minyak kedelai dengan totalnya 33,6 juta ton
adalah minyak kelapa sawit, sedangkan minyak kedelai hanya 32,4 juta ton.
Peningkatan minyak kelapa sawit yang terjadi dalam pasar minyak nabati
dunia telah mempengaruhi dinamika dalam persaingan antar minyak nabati,
termasuk dampak negatif dari minyak kelapa sawit. Dampak negatif yang
diakibatkan dari produksi minyak sawit, dimana minyak kelapa sawit
mengandung kadar lemak tinggi yang mampu berdampak kepada kesehatan
seseorang dan kurangnya pegawasan dalam pengelolaan lahan kelapa sawit
yang dapat menyebabkan kerusakan hutan di beberapa negara seperti
Indonesia dan Malaysia.
Berbagai kebebasan dalam perekonomian ini, mampu mempengaruhi
perekonomian Indonesia, dimana pemerintah Indonesia harus bisa bersaing
dengan negara luar salah satunya dengan mengikuti perjanjian internasional
yaitu ACFTA (Asean China Free Trade Area) sebuah perjanjian berskala
besar dalam melakukan perdagangan internasional. Dalam perjanjian ini
53
mampu memberikan kesempatan untuk Indonesia memacu perekonomiannya
seperti China. Dalam perjanjian tersebut komoditas Indonesia berupa CPO
dibahas dikarena ekspor CPO mampu menghasilkan pendapatan yang besar
bagi negaranya. Dalam perjanjian tersebut juga dilakukan pembahasan tentang
sektor pertanian, dimana awal januari 2010 tarifnya akan di jadikan 0%.
Pengelolaan yang dilakukan oleh pemerintah harus efisien dan mampu
menjaga kualitas CPO, dimana hal itu merupakan produk unggulan dari sektor
pertanian Indonesia di perdagangan Internasional (Joshep, dkk., 2009) dalam I
Dewa Gede Darma Putradan I Wayan Sudirman 2014. Produksi minyak
kelapa sawit Indonesia terus mengalami peningkatan sejak 2001-2012. Rata-
rata hasil produksi CPO Indonesia sekitar 16.175.124 ton per tahun. Hal ini
ditompang oleh luas lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia yang mencapai
70% dari luas lahan perkebunan kelapa sawit dunia sehingga akan
menghasilkan produksi yang besar. Dengan adanya berbagai peran dari proses
produksi minyak kelapa sawit domestik sehingga ekspor minyak kelapa sawit
Indonesia menjadi tinggi.
Kebijakan Pemerintah dalam pelaksanaan Ekspor CPO dengan adanya
penerapan tarif pungutan pajak sejauh ini tetap menjadi primadona di industri
perkebunan, disamping itu adanya isu kartel yang diterapkan di beberapa
negara dan pengenaan kuota untuk komoditas minyak kelapa sawit mentah
untuk mendorong industri hilir, kenaikan harga dan patokan ekspor serta
rencana pembatasan lahan untuk perusahaan induk. Harga CPO
mempengaruhi Ekspor di pasaran Internasional, dimana harga akan
54
mempengaruhi permintaan dan penawaran terhadap ekspor. Dalam melakukan
perdagangan internasional biasanya menggunakan transaksi dolar di beberapa
negara, hal ini dilakukan untuk menyatukan persepsi harga. Untuk periode
2001-2012 nilai tukar rupiah terhadap dolar selalu mengalami goncangan, saat
tahun 2003 nilai tukar rupiah sebesar Rp 8.465 per US$ lalu melemah hingga
sebesar Rp 10.950 per US$ pada tahun 2008.
1. Analisis Deskriptif Produksi CPO Indonesia
Produksi merupakan proses perubahan barang dari bahan mentah
menjadi barang jadi. Dalam melakukan kegiatan produksi hal yang sangat
penting adalah pencapaian efisiensi dalam proses produksi untuk
menghasilkan berbagai barang dengan biaya rendah agar hasilnya optimal.
Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi Produksi minyak kelapa sawit,
mulai dari lokasi, modal, tenaga kerja hingga pada input yang digunakan.
Di sisi lain yang sangat penting yaitu luas lahan yang merupakan faktor
penting dalam melakukan produksi karena berhubungan dengan hasil
produksi.
55
Grafik.4.1. Perkembangan Produksi Perkebunan
Kelapa Sawit Indonesia 1988-
2018
Sumber: Badan Direktorat Jendral Perkebunan dan Badan statistik Kelapa Sawit,
data diolah 2020
Dapat dilihat dari grafik.4.1. peningkatan produksi minyak kelapa
sawit berkisar 1,35% hingga 10,96%, perkembangan ini selalu mengalami
peningkatan setiap tahunnya seperti tahun 2014-2018, Produksi minyak
56
sawit (CPO) 29278.1 hektar (dalam ribuan) atau sebesar 29,28 juta ton
pada tahun 2014, ditahun 2017 mengalami peningkatan sekitar 19,34%
atau menjadi 34,94 juta ton. Produksi minyak sawit (CPO) ditahun 2018
sementara diperkirakan akan mengalami peningkatan dengan total
produksi sekitar 4,74% atau sebesar 36,59 juta ton.
Pada tahun 2017 penghasil Produksi CPO terbesar yaitu Provinsi
Riau sekitar 21,73% atau sebesar 7,59 juta ton dari semua produksi
Indonesia, dan ditahun 2018 memproduksi minyak kelapa sawit sekitar
19,50% dari total produksi Indonesia dan dalam perkiraan Provinsi Riau
akan tetap menjadi produsen minyak kelapa sawit terbesar di Indonesia.
Produksi minyak kelapa sawit yang berasal dari perkebunan swasta
diperkirakan sebesar 20,49 juta ton CPO atau 56 %, perekebunan rakyat
sebesar 14 juta ton atau 38,26 % dan perkebunan Negara sebesar 2,10 juta
ton atau 5,74%. Dengan adanya produksi yang meningkat akan
memberikan peluang untuk memacu perdagangan internasional sehingga
mampu bersaing dengan negara luar. Meningkatnya permintaan dan
penawaran yang terjadi baik di dalam negri ataupun luar negri
memberikan peluang kerja untuk masyarakat agar mampu bekerja
memperoleh pendapatan. Dengan adanya peningkatan permintaan luar
negri dan dalam negri maka pendapatan nasional negara akan meningkat
pula, sehingga dalam proses produksi juga harus menjaga dan mengawasi
proses produksi agar lebih efisien.
57
2. Analisis Deskriptif Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar
Saat melakukan kegiatan perdagangan internasional, transaksi
perdagangan antar negara menggunakan nilai tukar tertentu sebagai alat
pembayarannya. Pada penelitian ini datanya diolah dengan kurs tengah,
dimana:
Kurs Tengah =
Grafik.4.2. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah
Tehadap Dollar Periode 1988-2018
Sumber: Bank Indonesia, data diolah 2020
Secara umum, terlihat dari grafik.4.2 data nilai tukar rupiah ditahun
2016 sebesar 13.436/US$ yang menunjukkan pergerakan nilai tukar yang
cukup stabil. Nalai tukar rupiah akan tetap stabil karena adanya persepsi
positif terhadap prospek ekonomi Indonesia seiring dengan masuknya
aliran modal serta harus didukung oleh beberapa perbaikan dari struktur
58
pasar valas domestik yang setiap saat menunjukkan perkembangan kearah
yang baik.
Perkembangan nilai tukar rupiah tahun 2017 cukup stabil, dimana
untuk menjaga kestabilan nilai tukar perlu adanya peran investor global
terhadap perekonomian nasional. Pada 2016 nilai tukar rupiah yaitu
Rp13.436 per dolar AS melemah pada akhir 2017 sekitar Rp13.548 per
dolar AS. Beberapa kebijakan yang dilakukan oleh Bank Indonesia salah
satunya dengan melakukan perbaikan terhadap struktur pasar valas
dengan kebijakan pengelolaan utang luar negeri dengan pengawasan yang
ketat. Peningkatan keyakinan investor global mendorong aliran modal
asing tetap masuk ke Indonesia, meskipun ada risiko ketidakpastian global
yang sempat menyulitkan. Kebijakan yang dilakukan ini untuk menjaga
rupiah agar pergerakannya baik serta tetap mendorong bekerjanya
mekanisme pasar. Adanya perbaikan daya saing Indonesia dan kemudahan
untuk berusaha semakin mendorong keyakinan investor global terhadap
perekonomian nasional. Hal ini sangat baik untuk perekonomian Nasional
semakin adanya kepercayaan investor terhadap perekonomian maka akan
membuat perekonomian semakin baik dan nilai tukar rupiah akan semakin
stabil.
59
3. Analisis Deskriptif Ekspor CPO Indonesia
Ekspor merupakan kegiatan untuk menyalurkan dan memenuhi
kebutuhan berupa produk atau jasa tertentu dari berbagai negara dalam
perdagangan internasional. Dalam melakukan kegiatan berupa ekspor dan
impor ini akan mempermudah setiap negara untuk memenuhi
kebutuhannya. Dengan adanya kegiatan ekspor minyak kelapa sawit
diharapkan Indonesia mampu meningkatkan perekonomian negara
menjadi lebih baik lagi.
Grafik.4.3. Perkembangan Nilai dan Volume Eskpor Minyak Kelapa
Sawit Indonesia Periode 1988-2018
60
Sumber: Badan Direktorat Jendral Perkebunan dan Badan statistik Kelapa Sawit,
data diolah 2020
Terlihat dari grafik 4.3 dengan jumlah produksi minyak kelapa
sawit Indonesia yang tinggi, Indonesia mampu melaksanakan kegiatan
perdagangan internasional berupa ekspor ke berbagai negara untuk
memenuhi konsumsi minyak nabati negara pengimpor. Dapat dilihat dari
grafik4.1 keseluruhan ekspor minyak kelapa sawit empat tahun terakhir
selalu mengalami peningkatan, kecuali di tahun 2016 yang mengalami
penurunan yaitu sebesar 22.761.814 ton dengan nilai sebesar 14,36 miliar.
Total volume ekspor yang selalu meningkat hingga mencapai 22.892.387
ton di tahun 2014 dengan nilai sebesar US$ 17.46 miliar, ditahun 2018
naik sebesar 27.898.875 ton dengan total nilai sebesar US$ 16,53 miliar.
Perekonomian negara yang baik adalah apabila nilai dari ekspornya
lebih tinggi dari pada nilai impor, karena kegiatan ekspor akan menambah
61
cadangan devisa negara sehingga dengan meningkatnya ekspor maka
cadangan devisa negara akan meningkat pula. Produksi minyak kelapa
sawit yang tinggi ini dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan CPO
domestik dan untuk memenuhi berbagai permintaan negara di dunia.
B. Temuan Hasil Penelitian
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas merupakan proses pengujian yang dilakukan
untuk melihat atau mengetahui apakah model regresi terdistribusi
normal atau tidak, hal ini dapat dilihat pada variabel dependen ataupun
variabel independennya terdapat variabel residual atau variabel
penganggu.
Gambar. 4.1. Uji Normalitas
62
Pada gambar.4.1. dapat disimpulkan bahwa data dalam
penelitian ini terdistribusi normal, dimana dilihat nilai dari probability
yaitu 0,186391 nilainya melebihi α = 0,05.
b. Uji Multikolonialitas
Uji multikolonialitas merupakan pengujian yang di pakai dalam
model regresi untuk mengetahui serta memastikan ada hubungan antar
berbagai variabel bebas.
Gambar.4.2. Uji Multikolonialitas
Untuk uji multikolonialitas dapat dilihat dari nilai VIF-nya,
dimana produksi (X1) sebesar 4,080993 nilai tukar rupiah (X2) sebesar
4,080993, karena semua variabel ini memiliki nilai di bawah 10 maka
tidak terdapat masalah multikolonialitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah
terdapat ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan
pada model regresi.
63
Gambar.4.3. Uji Heteroskedastisitas
Dapat dilihat dari gambar.4.3. bahwasannya nilai P-valuenya
ditunjukkan oleh nilai Prob Chi-square pada Obs*R-Square, yang
menunjukkan nilai sebesar 0,1509, karena P-valuenya lebih besar dari
0,05 sehingga model regresinya bersifat homoskedastisitas atau tidak
terjadi masalah heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Untuk mengetahui adanya korelasi variable di dalam model
regresi dengan perubahan waktu dapat dilakukan uji autokorelasi.
Gambar.4.4. Uji Autokorelasi
Dapat disimpulkan dari gambar.4.4 bahwasannya nilai dari Prob
Chi-square Obs-*R-squarenya sebesar 0,0617 dengan lag 2 yang
menunjukkan nilai prob Chi squarenya lebih besar dari 0,05 sehingga tidak
terjadi masalah autokorelasi.
64
2. Uji Hipotesis
Gambar.4.5. Uji Hipotesis
Persamaan Ekonomi adalah:
Y = - 692,3507 (
Apabila variabel X1 (produksi), X2 (nilai tukar rupiah) tidak sama
dengan 0 maka variabel Y (ekspor) menurun sebesar dalam
bentuk persen dan mengasumsikan variabel lain itu konstan atau cateris
paribus.
Apabila terjadi kenaikan variabel produksi 1% maka ekspor juga
mengalami peningkatan sekitar 0,733255 dalam bentuk persen dan
mengasumsikan variabel lain konstan atau cateris paribus.
65
Apabila terjadi kenaikan variabel X2 (nilai tukar rupiah) sebesar
1%, maka variabel Y (ekspor) mengalami penurunan sebesar 0,408185
dalam bentuk persen dengan asumsi variabel lain konstan atau cateris
paribus.
Uji Hipotesisnya:
a. Uji Parsial (Uji t)
Hasil dari uji t menunjukkan nilai dari koefisien regresi
variabel X1 mencapai 0,733255, dengan standar error 0,066852, t
statistiknya 10,96840 dan prob 0,0000, hal ini menyatakan adanya
pengaruh X1 terhadap Y yang berpengaruh positif dan signifikan.
Karena probabilitasnya di bawah sehingga signifikan.
Untuk X2, koefisiennya sebesar -0,408185 dengan standar
error 0.175949, t statistiknya -2,319902 dan prob-nya 0.0279. Hal ini
menunjukkan pengaruh X2 terhadap Y itu negatif dan signifikan.
Karena prob-nya di bawah sehingga signifikan.
b. Uji simultan (Uji f)
Uji f dilakukan untuk melihat semua variabel bebas punya
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.
Perumusan hipotesis:
H0 = atau tidak ada pengaruh
signifikan
66
H1 = = kurang dari 0 atau secara simultan
terdapat pengaruh yang signifikan antar variabel bebas
terhadap terikat.
Pada dasarnya uji f ini dilakukan untuk melihat apakah semua
variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersamaan terhadap variabel terikat.
Berdasarkan hasil uji f menunjukkan nilai Probabilitas f
statistik 0.000000 menunjukkan lebih kecil dari yang artinya
bahwa secara simultan variabel produksi dan nilai tukar rupiah
berpengaruh signifikan terhadap ekspor.
c. Uji Adj R2 (Adjusted R Square)
Hasil analisis regresi linear berganda menghasilkan nilai dari
adjusted R-square yaitu 0.916776 yang artinya 91,67% ekspor minyak
kelapa sawit Indonesia periode 1988-2018 dapat dijelaskan oleh
variable produksi, dan nilai tukar rupiah, sedangkan 8,33% sisanya
dijelaskan oleh faktor lain diluar model atau tidak diteliti dalam
penelitian ini. Jika R-square diatas 50% sudah termasuk baik, karena
sudah punya hubungan antar variabel yang kuat.
67
C. Pembahasan
Berdasarkan dari hasil analisis regresi linear berganda dan OLS bisa
disimpulkan bahwasannya hasil analisis menyatakan tidak semua variabel
dapat mempengaruhi ekspor minyak kelapa sawit secara positif, namun
analisis ini sudah cukup baik untuk menjelaskan perkembangan ekspor
minyak kelapa sawit Indonesia,
1. Analisa Implikasi Produksi terhadap Ekspor Minyak Kelapa sawit
Indonesia
Suatu proses yang memanfaatkan input agar menghasilkan output
yang sesuai perencanaan dengan menggunakan alat atau teknologi tertentu
merupakan proses dari produksi. Dimana dengan adanya teknologi maka
hasil yang akan diterima akan lebih baik dengan adanya pengawasan yang
baik pula. Menurut penulis apabila proses produksi yang dilakukan
meningkat ini akan mempengaruhi ekspor secara langsung. Dengan
adanya produksi yang meningkat akan membuka peluang kerja untuk
masyarakat dimana mampu menompang kehidupan masyarakat dengan
adanya pendapatan dari hasil pekerjaan tersebut. Dengan meningkatnya
permintaan produksi baik dalam negri ataupun luar negri itu akan
menjadikan hal positif bagi negara pengekspor.
Hasil analisis ini sesuai dengan konsep dimana ketika terjadi
peningkatan pada produksi maka ekspor minyak kelapa sawit Indonesia
juga akan meningkat. Saat produk yang ditawarkan kepada konsumen ada
perubahan maka akan berpengaruh terhadap barang yang diminta oleh
68
konsumen, hal ini dapat terjadi karena korelasi yang sama antara produksi
dengan ekspor. Apabila harga suatu produk mengalami peningkatan, maka
akan semakin banyak jumlah barang yang akan ditawarkan oleh
konsumen. Begitu juga apabila semakin mengalami penurunan harga
suatu produk, maka jumlah produk yang akan ditawarkan oleh
konsumen akan semakin sedikit.
Hasil dalam penelitian ini di dukung oleh Ega Ewaldo, 2015 yang
membahas tentang analisis ekspor minyak kelapa sawit di Indonesia yang
menyatakan bahwa secara keseluruhan perkembangan nilai ekspor minyak
kelapa sawit Indonesia sejak periode 2000–2013 adalah sebesar 30,81
persen pertahunnya yang secara uji parsial variabel nilai tukar tidak punya
pengaruh yang signifikan terhadap nilai ekspor, namun harga, kurs dan
produksi minyak kelapa sawit secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap nilai ekspornya.
2. Analisa Implikasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Ekspor Minyak
Kelapa sawit Indonesia
Dalam melakukan perdagangan internasional biasanya
menggunakan nilai tukar yang sesuai dengan transaksi, karena setiap
negara mempunyai mata uang yang berbeda-beda, namun secara
internasional dollar paling sering digunakan sebagai satuan hitung untuk
melakukan transaksi internasional, karena ditentukan oleh permintaan dan
penawaran. Dimana kurs dapat mempengaruhi ekspor jika importir masuk
69
ke negara asing dengan pertimbangan harga barang di negara pengekspor
lebih murah.
Berdasarkan hasil dari metode analisis, secara parsial nilai tukar
rupiah memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap nilai
ekspor. Apabila nilai tukar rupiah menurun, itu akan memberikan
keuntungan kepada para importir, dikarenakan harga barang yang akan
dibeli murah. Hal ini memberikan cukup peluang kepada para importir
dengan unsur mencari keuntungan. Namun tidak hanya itu, para importir
juga pasti melihat kualitas dari minyak kelapa sawit atau barang yang akan
di impor tersebut, agar tidak memberikan kekecewaan kepada para
importir maka pihak pengekspor juga harus memperhatikan kualitas
barangnya.
Hasil analisis ini di dukung oleh penelitian Yuni Eko Sevianingsih,
Edy Yulianto dan Edriana Pangestuti, 2016 tentang Pengaruh Produksi,
Harga Teh Internasional dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Volume Ekspor
Teh Indonesia yang menyatakan secara simultan produksi, harga teh
internasional dan nilai tukar rupiah punya pengaruh yang signifikan
terhadap volume ekspor teh Indonesia, sedangkan secara parsial nilai tukar
rupiah punya pengaruh yang signifikan terhadap volume ekspor teh
Indonesia, sementara produksi dan harga teh internasional punya pengaruh
yang tidak signifikan terhadap volume ekspor teh Indonesia.
70
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh produksi dan nilai
tukar rupiah terhadap ekspor komoditas minyak kelapa sawit (CPO) Indonesia
tahun 1988-2018.
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dijabarkan sebelumnya,
analisis pengaruh produksi dan nilai tukar rupiah terhadap ekspor komoditas
minyak kelapa sawit Indonesia tahun 1988-2018, dapat disimpulkan
disimpulkan sebagai berikut:
1. Dari hasil penelitian yang pertama menunjukkan produksi mempunyai
pengaruh yang positif serta signifikan terhadap ekspor komoditas kelapa
sawit Indonesia, dimana ketika produksi meningkat maka akan terjadi
peningkatan ekspor komoditas minyak kelapa sawit baik dalam negri atau
luar negri yang dapat dilihat dari nilai koefisiennya sebesar 0,733255
dengan standar error 0.066852, t statistiknya 10,96840 dan prob-nya
0.0000. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa produksi akan sangat
berpengaruh terhadap ekspor komoditas kelapa sawit.
2. Berdasarkan penelitian yang kedua, diperoleh hasil penelitian yang
menunjukkan nilai tukar rupiah ada pengaruh yang negatif serta signifikan
terhadap ekspor komoditas kelapa minyak sawit Indonesia, dimana
apabila nilai tukar rupiah melemah maka akan memberikan pengaruh
71
kepada harga produk-produk yang ada di dalam negri karena murah
sehingga ekspor komoditas minyak kelapa sawit tinggi, hal ini ditunjukkan
oleh nilai koefisiennya sebesar -0,408185, standar errornya 0,175949, t
statistiknya -2,319902, dan probnya 0.0279.
3. Dari hasil penelitian ini produksi dan nilai tukar rupiah secara simultan
memiliki pengaruh terhadap ekspor komoditas minyak kelapa sawit
Indonesia, sehingga akan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
B. Saran
Dari kesimpulan yang telah dijelaskan, penulis punya beberapa saran,
diantaranya:
1. Untuk selanjutnya, bagi peneliti baru diharapkan dapat menggunakan
variabel-variabel yang berbeda dari penelitian ini kemudian secara
teorinya mampu mempengaruhi Ekspor Komoditas Minyak Kelapa
Sawit.
2. Di harapkan penelitian ini bagi Pemerintah dapat dijadikan masukan
untuk pengambilan kebijakan atau keputusan di bidang ekspor minyak
kelapa sawit.
72
DAFTAR PUSTAKA
Adam, P., Rosnawintang, Nusantara, A. W., & Muthalib, A. A. (2017). A model
of the dynamic of the relationship between exchange rate and Indonesia’s
export. International Journal of Economics and Financial Issues, 7(1), 255–
261.
Angkouw, J. (2013). Perubahan Nilai Tukar Rupiah Pengaruhnya Terhadap
Ekspor Minyak Kelapa Kasar (Cco) Di Sulawesi Utara. Jurnal Riset
Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 1(3), 981–990.
Arifin, S., & Mayasya, S. (2018). Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Nilai
Tukar Rupiah Terhadap Dolar Amerika Serikat. Jurnal Ilmu Ekonomi, 8(1),
82–96. https://doi.org/10.35448/jequ.v8i1.4965
Ayuwardani, R. P., & Isroah, I. (2018). Pengaruh Informasi Keuangan Dan Non
Keuangan Terhadap Underpricing Harga Saham Pada Perusahaan Yang
Melakukan Initial Public Offering (Studi Empiris Perusahaan Go Public
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015). Nominal,
Barometer Riset Akuntansi Dan Manajemen, 7(1).
https://doi.org/10.21831/nominal.v7i1.19781
Bank Sentral Republik Indonesia. (2016). DATA KURS RUPIAH terhadap USD
1986-2016.
Bank Sentral Republik Indonesia. (2016). Nilai Kurs Jual Kurs Beli. 1–19.
http://www.bi.go.id/id/moneter/informasi-kurs/transaksi-bi/Default.aspx Di akses melalui http://www.bi.go.id/id/moneter/informasi-kurs/transaksi-bi/Default.aspx pada tanggal 25 Februari 2020
Bentivoglio, D., Finco, A., & Bucci, G. (2018). Factors affecting the indonesian
palm oil market in food and fuel industry: Evidence from a time series
analysis. International Journal of Energy Economics and Policy, 8(5), 49–
57.
Direktorat Jenderal Perkebunan Kementrian Pertanian. (2017). Statistik
Perkebunan Indonesia 2016-2018 Kelapa Sawit. Di akses melalui http://ditjenbun.pertanian.go.id/?publikasi=buku-publikasi-statistik-2016-2018 pada tanggal 1 Maret 2020
Ega, E. (2015). Analisis Ekspor Minyak Kelapa Sawit Di Indonesia. E-Jurnal
Perdagangan, Industri Dan Moneter, 3(1), 10–15. https://doi.org/2303-1204
Farina, F., & Husaini, A. (2017). Pengaruh Dampak Perkembangan Tingkat
Ekspor dan Impor Terhadap Nilai Tukar Negara Asean Per Dollar Amerika
Serikat (Studi Pada International Trade Center Periode Tahun 2013-2015 ).
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 50(6), 44–50.
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
73
Febianti, Y. N. (2014). Permintaan Dalam Ekonomi Makro. Edunomic, 2, 15–24.
Galih, A. P., & Setiawina, N. D. (2014). Analisis Pengaruh Jumlah Produksi,
Luas Lahan, Dan Kurs Dollar Amerika Terhadap Volume Ekspor Kopi
Indonesia Periode 2001-2011. 3, 48–55.
Habiburrahman. (2015). Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Dan Inflasi
Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Properti Di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Manajemen Dan Bisnis, 5(2).
Haeruddin, M. F. (2011). Pemodelan Regresi Linier untuk Data Deret Waktu
Linear Regression Modeling for Time Series Data. Jurnal Eksponensial, 2,
35–42.
Haryanto, A., Silviana, U., Triyono, S., & Prabawa, S. (2015). Produksi Biodiesel
Dari Transesterifikasi Minyak Jelantah Dengan Bantuan Gelombang Mikro:
Pengaruh Intensitas Daya Dan Waktu Reaksi Terhadap Rendemen Dan
Karakteristik Biodiesel. Jurnal Agritech, 35(02), 234.
https://doi.org/10.22146/agritech.13792
Hasoloan, J. (2013). Peranan Perdagangan Internasional Dalam Produktifitas
Dan Perekonomian. Jurnal Ilmiah Pend. Ekonomi, 1(2), 102–112.
I Dewa Gede Darma Putra, I. W. S. (2014). Pengaruh Produksi, Harga, Kurs Dan
Tarif 0 % Terhadap Ekspor Cpo Indonesia Dalam Skema ACFTA. E-Jurnal
EP Universitas Udayana, 3(9), 395–402.
https://media.neliti.com/media/publications/44474-ID-pengaruh-produksi-
harga-kurs-dan-tarif-0-terhadap-ekspor-cpo-indonesia-dalam-ske.pdf
Lubis, D. S. (2018). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kurs Rupiah Terhadap
Dollar Amerika Serikat. Al-Masharif: Jurnal Ilmu Ekonomi Dan Keislaman,
6(1), 29–43. https://doi.org/10.24952/masharif.v6i1.1124
Mariati, R. (2009). Pengaruh Produksi Nasional, Konsumsi Dunia Dan Harga
Dunia Terhadap Ekspor Crude Palm Oil (Cpo) Di Indonesia. Epp, 6(1), 30–
35. http://agb.faperta.unmul.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/jurnal-vol-6-
no-1-rita-mariati.pdf
Natallya, S. L. D. (2020). Analysis of Indonesia ’ s Coffee Exports to the United
States in. International Journal of Advanced Science and Technology, 29(4),
3229–3241.
Nisfulaila, T., & Sudarti. (2018). Analisis Pengaruh Infasi, Kurs Tukar, dan
Jumlah Produksi Terhadap Ekspor Komoditi Karet di Indonesia. Jurnal
Ekonomi Pembangunan, 2(3), 390–398.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia NOMOR 22/PMK.04/2019.
(2019). Di akses melalui https://peraturanpajak.com/2019/07/26/peraturan-
menteri-keuangan-republik-indonesia-nomor-22-pmk-04-2019/ pada tanggal
1 Februari 2020
74
Purnastuti, L. (2008). Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi Internasional. In Modul 1:
Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi Internasional. https://anzdoc.com/ruang-
lingkup-ilmu-ekonomi-internasional.html
Reynalto Alfret, E. (2019). Factors affecting the performance of Indonesia’s
crude palm oil export. The Agriculture Science Journal, 6(2), 89–99.
Sa’idy, I. B. (2013). Analisis Daya Saing Komoditas Tekstil Dan Produk Tekstil
Indonesia Di Amerika Serikat. Economics Development Analysis Journal,
2(4), 446–455.
Saleh Mejaya, A., Fanani, D., & Mawardi, M. K. (2016). Pengaruh Produksi,
Harga Internasional, dan Nilai Tukar terhadap Volume Ekspor. Jurnal
Administrasi Bisnis, 35(2), 20–29.
Septian, E. (2015). Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produksi Crude
Palm Oil (CPO) PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) Solok Selatan.
Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 287.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Setiawati, W. (2006). Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Produksi Terhadap
Produksi Industri Pengasapan Ikan di Kota Semarang. Tesis, Diponegoro
University Institutional Repository.
Statistik, B. P. (2018). Statistika Kelapa Sawit Indonesia 2018. Di akses melalui
https://www.bps.go.id/publication/2019/11/22/1bc09b8c5de4dc7738
7c2a4b/statistik-kelapa-sawit-indonesia-2018.html pada tanggal 26
Februari 2020
Sukirno, S. (2016). Mikro Ekonomi Teori Pengantar (3rd ed.). PT Raja
GrafindoPersada, Jakarta.
Ulfa, R., & Andriyani, D. (2019). Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi
ekspor non migas Indonesia Tahun 1985-2017. Jurnal Ekonomi Regional
Unimal, 02, 1–2.
Vega Nurmalita, P. A. W. (2019). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Ekspor Minyak Kelapa Sawit Indonesia ke India. Economic Education
Analysis Journal, 605–619.
Wardhany, M. dan, & Adzim, F. (2018). Determinant of Cocoa Export in
Indonesia. Economics Development Analysis Journal, 7(3), 286–293.
https://doi.org/10.15294/edaj.v7i3.25262
Widayat, W., & Suherman, S. (2012). Biodiesel production from rubber seed oil
via esterification process. International Journal of Renewable Energy
Development, 1(2), 57–60. https://doi.org/10.14710/ijred.1.2.57-60
Yuliani, S. D., & Topowijono, K. H. (2015). Analisis Laju Pertumbuhan Dan
75
Kontribusi Penerimaan Pajak Hotel Dan Pajak Restoran Terhadap
Pendapatan Pajak Daerah (Studi Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota
Malang). Jurnal Perpajakan, 1(1), 1–6.
Yuni Eko Sevianingsih, Edy Yulianto, E. P. (2016). Pengaruh Produksi, Harga
Teh Internasional Dan Nilai Tukar Terhadap Volume Ekspor Teh Indonesia
(Survey Volume Teh Indonesia Periode 2010-2014). Jurnal Administrasi
Bisnis (JAB)|Vol., 40(2), 24–31.
Zuhri Muhammad Hibatul, J. B. T. J. D. U. F. (2011). Analisis Pengaruh Luas
Kebun, Produksi, Dan Harga Ekspor cengker Terhadap Volume Ekspor
Cengkeh Jawa Tengah. Jurnal Of Business Studies, 39–51.
76
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uji Hipotesis
2. Uji Normalitas
77
3. Uji Multikolonialitas
4. Uji Heteroskedastisitas
78
5. Uji Autokorelasi
79
6. Data Penelitian
Tahun Produksi (Ton)
Nilai Tukar Rupiah
(US$)
Nilai Ekspor (000
US$)
1988 1713335 1,725.00 333868
1989 1964954 1,784.00 244639
1990 2412612 1,880.00 203507
1991 2657600 1,994.50 335481
1992 3266250 2,067.50 356494
1993 3421449 2,111.25 582629
1994 4008062 2,198.00 717811
1995 4479670 2,286.50 747414
1996 4898658 2,362.50 825415
1997 5448508 4,650.00 1446100
1998 5930415 8,025.00 745277
1999 6455590 7,100.00 1114242
2000 7000508 9,595.00 1087278
2001 8396472 10,400.00 1080906
2002 9622345 8,940.00 2092404
2003 10440834 8,465.00 2454626
2004 10830389 9,290.00 3441776
2005 11861615 9,830.00 3756557
2006 17350848 9,020.00 3522810
2007 17664725 9,419.00 7868640
2008 17539788 10,950.00 12375571
2009 19324293 9,400.00 10367621
2010 21958120 8,991.00 13468966
2011 23096541 9,068.00 17261247
2012 26015518 9,670.00 17602180
2013 27782004 12,189.00 15838850
80
2014 29278189 12,440.00 17464905
2015 31070015 13,795.00 15385275
2016 31730961 13,436.00 14366754
2017 34940289 13,548.00 18513121
2018 36594813 14,481.00 16530212