ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN ”INDEX GANDA”
(STUDI PADA SAHAM-SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE 2001 – 2006)
A. Latar Belakang Masalah
Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian
dunia saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar
modal sebagai media untuk menyerap investasi dan media untuk memperkuat
posisi keuangannya. Secara faktual, pasar modal telah menjadi financial nerve-
centre (saraf finansial dunia) dunia ekonomi modern. Bahkan, perekonomian
modern tidak akan mungkin eksis tanpa adanya pasar modal yang terorganisir
dengan baik. Setiap hari terjadi transaksi triliunan rupiah melalui institusi ini
(Artikel, 2003, www.google.com).
Sebagaimana institusi modern, pasar modal tidak terlepas dari berbagai
kelemahan dan kesalahan. Salah satunya adalah tindakan spekulasi. Pada
umumnya proses-proses transaksi bisnis yang terjadi dikendalikan oleh para
spekulan yang selalu melakukan analisis serta perhitungan untuk mengambil
tindakan spekulasi. Aktivitas inilah yang membuat pasar tetap aktif, tetapi
aktivitas ini tidak selamanya memberikan keuntungan terutama pada saat terjadi
depresi.
Ada beberapa prinsip dasar untuk membangun sistem pasar modal yang
sesuai dengan ajaran Islam. Implementasinya, memang dibutuhkan proses
diskursus yang panjang (Syauqi Beik. Irfan, dalam, www.google.com). Prinsip
tersebut, antara lain, tidak diperkenankannya penjualan dan pembelian secara
langsung. Saat ini, jika seseorang ataupun sebuah perusahaan ingin menjual atau
membeli saham, dia akan menggunakan jasa broker atau pialang. Kemudian
broker tersebut akan menghubungi jobbers dan menyampaikan maksud untuk
bertransaksi, baik dalam pembelian maupun penjualan saham. Kemudian para
jobber ini menawarkan 2 rate harga, yaitu rate harga yang akan dibelinya yang
biasanya lebih rendah dan rate harga yang akan dijualnya yang biasanya lebih
tinggi. Selanjutnya para jobber berkewajiban untuk membeli saham tersebut.
Transaksi model ini memberikan 2 implikasi. Yang pertama, para jobber akan
melakukan pembelian saham meskipun mereka belum tentu membutuhkannya
(Syauqi Beik. Irfan, dalam, www.google.com). Mereka membeli saham dengan
harapan akan dapat menjualnya kembali kepada pihak yang memerlukan. Hal ini
akan membuka pintu spekulasi. Para spekulan mengetahui bahwa mereka dapat
membeli saham yang menguntungkan dari pasar karena para jobber ini mampu
menyediakan ready stock.
Dalam ajaran Islam, aturan pasar modal harus dibuat sedemikian rupa
untuk menjadikan tindakan spekulasi sebagai sebuah bisnis yang tidak menarik.
Untuk itu, prosedur pembelian/penjualan saham secara langsung tidak
diperkenankan. Mengingat firman Allah dalam (QS. al-Baqarah [2]: 275) “Allah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”, maka pada tanggal 3 Juli 2000
PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) mengeluarkan indeks islam, Jakarta Islamic Indeks,
yang merupakan hasil kerja sama dengan PT Danareksa Investment Management.
Indeks ini akan melengkapi indeks-indeks yang selama ini ada di BEJ yaitu IHSG
dan LQ 45.
Kehadiran dari indeks islam ini selain untuk menggairahkan pasar modal,
setelah banyak bermunculan bank-bank yang menerapkan prinsip syariah, juga
diharapkan mampu menarik pemodal dan masyarakat Islam yang ingin bermain di
lantai bursa. Mereka bukan hanya para pemodal yang telah menanamkan
modalnya di pasar modal namun juga investor yang masih ragu-ragu untuk
melepas dananya untuk membeli saham karena tidak mengetahui secara
mendalam aturan syariah.
Kesuksesan BEJ mengeluarkan indeks Islam ini merupakan kelanjutan
dari keberhasilan cendekiawan muslim dan pihak-pihak lain yang peduli terhadap
pentingnya penerapan nilai-nilai syariah dalam perekonomian dalam upayanya
menciptakan suatu tatanan ekonomi dan bisnis yang Islami. Keberhasilan Jakarta
Islamic Indeks sebagai indeks yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar yang
terlihat dari nilai agregat saham-saham JII cukup signifikan dibandingkan
kapitalisasi seluruh saham yang aktif diperdagangkan. Kecenderungan ini mudah
sekali dimengerti bahwa masyarakat yang semakin terdidik akan semakin tidak
suka menanamkan dana mereka di bank komersial karena bank komersial
memberikan return yang lebih kecil, resikonya juga relatif lebih kecil. Masyarakat
yang semakin paham akan pasar keuangan, semakin mengerti akan penilaian dan
pengendalian risiko investasi.
Portofolio merupakan suatu kombinasi atau gabungan dari sekumpulan
aset, baik berupa aset riil (real asset) yang berbentuk pembelian aset produktif,
pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan aset
financial (financial asset) yang dilakukan di pasar uang baik berupa sertifikat
deposito, commercial paper, dan surat berharga pasar uang yang dimiliki oleh
investor. Portofolio dikatakan efisien apabila portofolio tersebut ketika
dibandingkan dengan portofolio lain mempunyai expected return terbesar dengan
risiko yang sama atau memberikan risiko terkecil dengan expected return yang
sama. Pada hakekatnya pembentukan portofolio adalah untuk mengurangi resiko
dengan diversifikasi, yaitu dengan mengalokasikan sejumlah dana pada berbagai
alternatif investasi yang berkorelasi negatif
Penelitian ini mencoba menerapkan model indeks ganda secara empiris untuk
menghitung expected return, variance, dan covariance setiap efek secara akurat
karena pengambilan aktual efek tidak hanya sensitif terhadap perubahan IHSG
tetapi ada lebih dari satu faktor yang dapat mempengaruhinya dan model indeks
tunggal untuk membentuk portofolio optimal pada saham-saham Jakarta Islamic
Index.
Minimnya informasi mengenai tingkat keuntungan dan risiko yang akan
didapat oleh seorang investor dalam menghadapi risiko-risiko yang akan terjadi
dalam menanamkan modalnya. Berdasarkan latar belakang peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul Analisis Portofolio Optimal Dengan
Menggunakan ”Index Ganda” (Studi Pada Saham-saham JAKARTA ISLAMIC INDEX
PERIODE 2001 – 2006)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis mengambil
perumusan masalahnya adalah :
1. Saham-saham apa saja yang terbentuk pada portofolio yang
optimal ?
2. Berapa besarnya proporsi dari saham yang terbentuk dalam
portofolio optimal ?
C. Batasan MasalahPenelitian
Pembatasan masalah perlu dilakukan dengan tujuan agar pokok
permasalahan yang diteliti tidak terlalu melebar dari yang sudah ditentukan.
Peneliti dalam hal ini membatasi masalah sebagai berikut :
1. Periode penelitian adalah periode
tahun 2001-2006
2. Return aktiva bebas risiko (RBR)
menggunakan kebijakan Bank syariah bulanan
3. Variabel yang termasuk dalam saham
individual terdiri dari Earning per share, Return on Equity, Return on
Investment, Tingkat Inflasi.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui portofolio yang optimal pada saham-
saham Jakarta Islamic Indeks.
2. Untuk mengetahui seberapa besar proporsi masing-masing
saham di dalam portofolio optimal.
E. Kegunaan Penelitian
1. Bagi investor
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dalam
pembentukan portofoio yang optimal untuk mengambil keputusan
investasi dalam saham-saham JII di pasar modal.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan suatu referensi untuk
penelitian lebih lanjut, terutama yang berkaitan dengan portofolio optimal.
F. Tinjauan Pustaka
Tinjauan Peneliti Terdahulu
Penelitian tentang pembentukan portofolio optimal pernah dilakukan oleh
Linda Widyasari pada tahun 2006 dengan judul “Pembentukan Portofolio Saham
Optimal Menggunakan Model Index Ganda (Studi Pada Perusahaan Properti dan
Real Estate di BEJ). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menhetahui saham-
saham yang terbentuk dalam portofolio optimal pada perusahaan properti dan real
estate di BEJ serta mengetahui proporsi dana masing-masing saham yang
digunakan untuk membentuk portofolio optimal pada perusahaan properti dan real
estate di BEJ. Adapun perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan model
index ganda menghasilkan komposisi sebagai berikut :
1. Saham-saham properti dan real estate yang terbentuk dalam
portofolio optimal adalah saham PT. Duta Pertiwi (DUTI), PT. Karka Jasa
Profilia (KARK) dan PT. Summarecon Agung (SMRA).
2. Expected return portofolio yang dimiliki oleh masing-masing
saham yang terbentuk dalam portofolio pada saham properti dan real estate
adalah sebesar 560.1129712 sedangkan untuk risiko portofolio saham
yang terbentuk dalam portofolio optimal pada saham properti dan real
estate adalah sebesar 0.05508927 atau 5.508 %.
3. Dilihat dari proporsi dana dapat dilihat bahwa saham DUTI
memiliki proporsi dana dalam portofolio sebesar 0.00001 atau 0.001 %,
saham KARK memiliki proporsi dana dalam portofolio sebesar 0.00001
atau 0.001 % dan saham SMRA memiliki proporsi dana sebesar 0.9998
atau 99.98 %.
Peneliti terdahulu memiliki persamaan dan perbedaan dengan peneliti
yang sekarang. Adapun persamaannya adalah :
1. Alat analisis yang digunakan untuk mencari portofolio optimal
menggunakan model index ganda.
2. Tingkat bunga bebas risiko menggunakan Sertifikat Bank
Indonesia (SBI).
Perbedaan peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu adalah sebagai
berikut :
1. Obyek penelitian sekarang adalah saham-saham yang tercatat di
Jakarta Islamic Index sedangkan obyek peneliti terdahulu adalah saham-
saham properti dan real estate yang tercatat di Bursa Efek Jakarta.
2. Variabel bebas peneliti sekarang menggunakan Earning per share,
Return on Equity, Return on Investment, Tingkat Inflasi. Peneliti terdahulu
menggunakan inflasi, PER, PBV dan DER.
G. Tinjauan Teori
1. Investasi
Investasi merupakan penggunaan modal untuk menciptakan uang, baik
melalui sarana yang menghasilkan pendapatan maupun melalui ventura
yang lebih berorientasi ke risiko, yang dirancang untuk mendapatkan
perolehan modal (Downes dan Goodman dalam Warsono, 2001;1).
Sedangkan menurut (Halim, 2005:4) investasi merupakan penempatan
sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan
di masa mendatang.
Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu pertama investasi
pada aset-aset financial (financial asset) yang dilakukan di pasar uang,
misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasar
uang dan lainnya. Investasi dapat juga dilakukan di pasar modal, misalnya
berupa saham, obligasi, waran, opsi, dan lain-lain. Kedua investasi pada
aset-aset riil (real assets) yang berupa pembelian aset produktif, pendirian
pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan lainnya.
2. Proses Investasi
Proses investasi menunjukkan bagaimana seharusnya seorang investor
membuat keputusan investasi pada efek-efek yang dapat dipasarkan, dan
kapan dilakukan. Beberapa tahapannya adalah sebagai berikut:(Halim,
2005:4)
a. Menentukan tujuan investasi
Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam tahap ini,
yaitu tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of
return), tingkat risiko (rate of rate), dan ketersedian jumlah dana
yang akan diinvestasikan.
b. Melakukan analisis
Dalam hal ini investor melakukan analisis terhadap suatu
efek atau sekelompok efek. Salah satu tujuan penelitian ini adalah
untuk mengidentifikasi efek yang salah harga (mispriced), apakah
harganya terlalu tinggi ataukah terlalu rendah. Untuk itu ada dua
pendekatan yang dapat digunakan, yaitu :
1) Pendekatan fundamental. Pendekatan ini berdasarkan pada
informasi-informasi yang diterbitkan oleh emiten maupun
oleh administrator bursa efek.
2) Pendekatan teknikal. Pendekatan ini didasarkan pada data
(perubahan) harga saham di masa lalu sebagai upaya untuk
memperkirakan harga saham di masa mendatang.
c. Membentuk portofolio
Dalam tahap ini dilakukan identifikasi terhadap efek-efek
mana yang akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan
diinvestasikan pada masing-masing efek tersebut.
d. Mengevaluasi kinerja portofolio
Dalam tahap ini dilakukan evaluasi atas kinerja portofolio
yang telah dibentuk, baik terhadap tingkat pengembalian yang
diharapkan maupun terhadap tingkat risiko yang ditanggung.
e. Merevisi kinerja portofolio
Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap evaluasi
kinerja portofolio. Investasi dalam aktiva keuangan dapat
dilakukan dengan investasi langsung ataupun investasi tidak
langsung (Jogiyanto, 2000:7).
a. Investasi langsung adalah investasi yang dilakukan
dengan pembelian langsung aktiva keuangan suatu
perusahaan yang diperjual belikan. Aktiva keuangan bisa
berupa tabungan dan deposito. Serta investasi langsung
yang dapat diperjual belikan berupa surat berharga
pendapatan tetap dan saham.
b. Investasi tidak langsung adalah suatu investasi yang
dilakukan melalui pembelian dari perusahaan investasi
dimana perusahaan investasi merupakan perusahaan yang
mengelola dana investasi yang mempunyai aktiva-aktiva
keuangan dari perusahaan lain. Perusahaan investasi sendiri
dapat diklasifikasikan menjadi Unit Investment Trust,
Closed-end Investment companies dan Open-end
Investment Companies Investasi (Jogiyanto, 2000:10)
3. Analisis portofolio
Portofolio merupakan kombinasi atau gabungan atau sekumpulan
aset, baik berupa aset riil maupun aset financial yang dimiliki oleh
investor. Hakikat pembentukan portofolio adalah untuk mengurangi risiko
dengan jalan diversifikasi, yaitu mengalokasikan sejumlah dana pada
berbagai alternatif investasi yang berkorelasi negatif (Halim,2005:54).
Investor dapat menentukan kombinasi efek-efek untuk membentuk
portofolio, baik yang efisien maupun yang tidak efisien. Suatu portofolio
dapat dikatakan efisien apabila memenuhi dua kriteria yaitu:
(Halim,2005:54)
a. Memberikan ER terbesar dengan risiko yang sama.
b. Memberikan risiko terkecil dengan ER yang sama.
Semua portofolio yang terletak pada efficient frontier merupakan
portofolio yang efisien sehingga tidak dapat dikatakan portofolio mana
yang optimal. Sedangkan untuk membentuk portofolio yang optimal kita
harus menawarkan return yang diharapkan dan risiko yang sesuai dengan
prevensinya (Halim, 2002:59).
4. Risiko investasi pada saham
Pengertian dasar risiko terkait dengan keadaan adanya
ketidakpastian dan tingkat ketidak pastiannya terukur secara kuantitatif.
Risiko merupakan suatu subyek yang memiliki ukuran kuantitas dan dapat
diketahui tingkat probabilitas kejadiaannya serta memiliki data pendukung
mengenai kemungkinan kejadiaannya. Risiko dalam kontek manajemen
investasi merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian
yang diharapkan dengan tingkat pengembalian yang dicapai secara nyata.
Prevensi investor terhadap risiko dibagi menjadi tiga (Halim, 2002:38) :
1) Investor yang suka terhadap risiko (risk seeker) merupakan
investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang
memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan risiko yang
berbeda, maka orang tersebut akan lebih suka mengambil investasi
dengan risiko yang lebih besar. Karakteristik investor jenis ini
bersikap agresif dan spekulatif dalam mengambil keputusan
investasi
2) Investor yang netral terhadap risiko (risk neutrality)
merupakan investor yang akan meminta kenaikan tingkat
pengembalian yang sama untuk setiap kenaikan risiko. Investasi
jenis ini umumnya cukup flexible dan bersikap hati-hati (prudent)
dalam mengambil keputusan investasi.
3) Investor yang tidak suka terhadap risiko (risk averter)
merupakan investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan
investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama
dengan risiko yang berbeda, maka lebih suka mengambil investasi
dengan risiko yang lebih kecil. Karakteristik investor jenis ini
cenderung selalu mempertimbangkan secara matang dan terencana
atas keputusan investasi.
Dalam kontek portofolio risiko dibedakan menjadi dua yaitu :
1) Risiko sistematis. Merupakan risiko yang tidak dapat
dihilangkan atau dikurangi dengan cara penggabungan berbagai
risiko (Djohanputro,2006:18).
2) Risiko tidak sistematis. Merupakan risiko yang dapat
dihilangkan dengan jalan diversifikasi, karena risiko ini hanya ada
dalam satu perusahaan atau industri tertentu.
5. Return dalam investasi
Dalam konteks manajemen investasi return merupakan imbalan
yang diperoleh dari investasi. Return ini dibedakan menjadi dua, pertama
return yang telah terjadi (actual return) yang dihitung dengan
menggunakan data historis, dan kedua return yang diharapkan (expected
return) akan diperoleh investor di masa mendatang (Halim, 2002:30).
Komponen return meliputi (Halim, 2002:30) :
1). Capital gain (loss) merupakan keuntungan (kerugian) bagi
investor yang diperoleh dari kelebihan harga jual (harga beli) di
atas harga beli (harga jual) yang keduanya terjadi dipasar
sekunder.
2). Yield merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima
investor secara periodik, misalnya berupa dividen atau bunga.
Yield dinyatakan dalam persentase dari modal yang
ditanamkan.
Expected return secara sederhana adalah rata-rata tertimbang dari
berbagai return historis, faktor penimbangnya adalah probabilitas masing-
masing return. Sedangkan untuk expected return pada portofolio adalah
rata-rata tertimbang dari expected return saham individual, faktor
penimbangnya adalah proporsi dana yang diinvestasikan pada masing-
masing saham (Halim, 2002:31).
6. Investasi syariah
Dalam Islam dikenal shariah, sebagai God’s laws atau Islamic
Laws, yang mengatur persoalan ibadah dan muamalah. Shariah adalah
seperangkat do’s & don’ts, mengatur yang dibolehkan dan dilarang.
Landasan syariah adalah kebijaksanaan dan kebahagian manusia di dunia
dan akhirat. Kesejahteraan ini terletak pada keadilan, kasih sayang,
kesejahteraan, dan kebijaksanaan. Tujuan syariah yang paling dasar adalah
memajukan kesejahteraan manusia yang terletak pada jaminan atas
keyakinan, intelektual, masa depan, dan harta milik (Ibn al-Qayyim al-
Jawziyyah, A’lam al-Muwaqqi’in, dalam Achsien 2003:1).
Kehidupan sosial ekonomi, termasuk sistem keuangan dan
instrumentasinya, tidak pula luput dalam pengaturan tersebut, dan dalam
hal ini jatuh kepada lingkup shariah muamalah. Islamic Finance adalah
shariah based finance, keuangan yang secara logis menggunakan prinsip,
prosedur, asumsi, sekaligus instrumentasi, dan aplikasi dari nilai
epistimologi (sumber pengetahuan) Islam. Industri Islamic fiinancial
services merupakan industri yang tumbuh paling cepat secara global, rata-
rata sebesar 10% sampai 15% per tahun (Achsien, 2003:2).
Berkembangnya Islamic finance merupakan representasi
masuknya hukum-hukum religius dalam wilayah kehidupan komersial.
Islamic finance menantang hukum komersial sekuler yang diasumsikan
lebih efisien dan superior, menantang hukum komersial yang memisahkan
dirinya dari pertimbangan religius dan kepatuhan ajarannya.
Konsep diskonto sangat penting dalam teori analisis modal dan
investasi. Secara praktis, digunakan dalam evaluasi proyek ataupun
keputusan investasi. Dalam capital and interest dan Positive Theory of
Capital memang menyebutkan bahwa positive time preference merupakan
pola ekonomi yang normal, sistematis, dan rasional. Diskonto dalam
posotive time preference ini didasarkan pada, atau paling tidak
berhubungan intim dengan, tingkat bunga (interest rate).
Perbedaan pendapat terjadi pada saat suatu rate tertentu digunakan
sebagai faktor diskonto. Yang satu menganggap dilarang karena Islam
melarang adanya riba, di pihak lain, ditemukan adanya praktek penjualan
dalam bentuk bay as-salam dan bay mu’ajjal yang ternyata tidak dilarang
dalam Islam.pendapat yang membolehkan penggunaan rate sebagai faktor
diskonto didasarkan pada alasan bahwa discount rate dan interest rate
merupakan dua hal yang berbeda. Dan faktor diskonto ini diperlukan
secara definitif untuk kepentingan effisiensi. ”Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan
bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.”
(QS 3:130).
Islamic capital market dalam perkembangannya saat ini telah
mempunyai Dow Jones Islamic Index (DJII) untuk portofolio pasar
internasional, RHB Islamic Index di Malaysia dan Jakarta Islamic Index
(JII) di Indonesia yang dapat dijadikan benchmark untuk market
portofolio. Namun, hal ini memunculkan permasalahan untuk penggunaan
risk free rate yang dalam proxi Barat menggunakan T-Bills rate. Secara
teoritis tidak ada yang ekuivalen dengan Islamic market, karena tidak
diizinkan pemerintah meminjam dengan basis bunga. Dalam melakukan
perhitungan portofolio optimal untuk memperoleh variabel ”i” yang biasa
menggunakan Sertifikat Bank Indonesia (SBI), untuk portofolio dengan
indeks syariah menggunakan kebijakan Bank syariah dengan melihat
nisbah (ratio) atau bagian yang menjadi hak masing-masing pihak pada
proses distribusi bagi hasil antara Nasabah dan Bank. Penetapan bagi hasil
dilakukan dengan terlebih dahulu menghitung HI-1000 yakni angka yang
menunjukkan hasil investasi yang diperoleh dari penyaluran setiap seribu
rupiah dana yang diinvestasikan oleh Bank.
7. Model indeks
Model indeks atau model faktor mengasumsikan bahwa tingkat
pengembalian sutau efek sensitif terhadap perubahan berbagai macam
faktor atau indeks. Sebagai proses perhitungan tingkat pengembalian,
suatu model indeks berusaha untuk mencakup kekuatan ekonomi utama
yang secara sistematis dapat menggerakkan harga saham untuk semua
efek. Secara implisit, dalam kontruksi model indeks terdapat asumsi
bahwa tingkat pengembalian antara dua efek atau lebih akan berkorelasi
(Halim,2005:82).
Suatu pernyataan formal mengenai hubungan itu adalah model
indeks atau model faktor dari tingkat pengembalian efek. Hasilnya, dapat
memberikan informasi yang diperlukan untuk menghitung ER, varians,
dan kovarians setiap efek sehingga dapat digunakan untuk mengetahui
karakteristik sensitivitas portofolio terhadap perubahan faktor atau indeks
(Halim,2005:82).
Ada dua model indeks yang dapat digunakan untuk menghitung
portofolio optimal:
a. Model indeks tunggal
Model ini mengasumsikan bahwa tingkat pengembalian antara
dua efek atau lebih akan berkorelasi yaitu akan bergerak bersama dan
mempunyai reaksi yang sama terhadap satu faktor atau indeks tunggal
yang dimasukkan dalam model. Faktor atau indeks tersebut adalah
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) (Halim,2005:82). Tujuan
penggunaan model indeks tunggal adalah untuk menyederhanakan
perhitungan portofolio model Markowitz. Pada portofolio model
Markowits dibutuhkan parameter-parameter input berupa:
1). Tingkat keuntungan yang diharapkan masing-masing saham.
2). Variance masing-masing saham.
3). Covariance antar saham-saham.
Perhitungan portofolio optimal akan sangat dimudahkan jika
hanya didasarkan pada sebuah angka yang dapat menentukan apakah
suatu sekuritas dapat dimasukkan ke dalam portofolio optimal tersebut.
Angka tersebut adalah rasio antara ekses return dengan beta (excess
return to beta) (Jogiyanto,2000:225).
b. Model Indeks Ganda (Multi-Index Models)
Multi-index models lebih berpotensi dalam upaya untuk
mengestimasi expected return, standar deviasi dan kovarians efek
secara akurat dibanding single index models. Karena pengembalian
aktual efek tidak hanya sensitif terhadap perubahan IHSG, artinya
terdapat kemungkinan adanya lebih dari satu faktor yang dapat
mempengaruhinya. Multi index models menganggap bahwa ada
faktor lain selain IHSG yang dapat mempengaruhi terjadinya
korelasi antar efek, misalnya tingkat bunga bebas risiko(Halim;
2005:86).
Model tersebut sebenarnya merupakan model regresi linier
berganda, dimana tingkat pengembalian efek i akan dipengaruhi
oleh banyak variabel bebas yaitu F1 sampai Fn. Tingkat
pengembalian efek i yang tidak dapt dijelaskan oleh variabel-
variabel bebas tersebut dinyatakan dengan dan ei. Dalam hal ini
merupakan rata-rata dari tingkat pengembalian yang tidak
dipengaruhi oleh variabel bebas dalam model. Sedangkan ei
merupakan tingkat pengembalian unik yang bersifat acak dan
diasumsikan rata-ratanya bernilai 0.
H. Kerangka pikir
Kerangka pikir atau disebut juga kerangka konseptual merupakan model
konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang
telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Suatu kerangka pikir akan
memberikan penjelasan sementara terhadap gejala yang menjadi masalah
penelitian.
Peneliti dalam hal ini mengungkapkan bagaimana proses, logika atau
rasionalitas kemungkinan terjadinya portofolio saham yang optimal pada saham-
saham Jakarta Islamic Index. Seorang investor yang rasional dalam menentukan
keputusan investasi pasti akan memilih berinvestasi pada saham portofolio
optimal karena saham ini mempunyai tingkat risiko rendah dengan tingkat
pengembalian tertentu. Untuk membentuk suatu portofolio saham yang optimal
seorang investor dapat menggunakan model indeks yang dibagi menjadi dua yaitu
model indeks tunggal dan model indeks ganda. Apabila dikaitkan dengan
melakukan estimasi terhadap expected return, standar deviasi dan kovarian secara
akurat model indeks ganda lebih berpotensi karena model ini melihat bahwa
terdapat bebetapa faktor yang dapat mempengaruhi pengembalian aktual efek.
Hasil perhitungan yang didapat dengan menggunakan model indeks ganda
akan menghasilkan saham portofolio optimal yang nantinya dapat digunakan
investor sebagai bahan pertimbangan apakah nantinya akan melakukan investasi
pada saham tersebut apakah tidak.
Gambar 1
Prosedur Pembentukan Portofolio Optimal
Saham-sahamJakarta Islamic Index
Investor
Analisis Portofolio Optimal
Model Indeks Ganda
Inflasi, EPS, ROE, ROI
Portofolio Optimal
Keputusan Investasi
Model Indeks Tunggal
Sumber : Data diolah
H. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Penelitian ini adalah studi kasus dalam arti bahwa implikasi dan
hasil penelitian ini hanya dapat diterapkan pada perdagangan Jakarta
Islamic Indeks.
2. Jenis dan Sumber data
Jenis data yang digunakan adalah dokumenter yang diperoleh dari
data sekunder yang secara tidak langsung berasal dari rasio keuangan yang
berupa (Earning per Share, Return on Equity, Return on Invesment,
tingkat inflasi) dan harga saham penutupan per bulan selama periode tahun
2001-2006.
3. Teknik Pengumpulan data
Menggunakan teknik dokumentasi, dengan mengumpulkan data-
data yang diperlukan untuk analisa pada perusahaan yang telah dipilih
sebagai populasi dan telah dipublikasikan dalam Jakarta Islamic Indeks
4. Populasi dan Sampel
Penelitian ini populasinya adalah seluruh saham-saham yang
tercatat di Jakarta Islamic Index yang berjumlah 30 perusahaan. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
metode purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan
terhadap populasi yang memiliki kriteria tertentu yaitu :
a. Saham-saham yang selalu tercatat dalam Jakarta Islamic
Index periode 2001 – 2006.
b. Saham-saham yang mempunyai rasio keuangan lengkap
periode 2001 – 2006.
5. Definisi operasional variabel
a. Earning per Share (EPS)
atau rasio nilai pasar. Rasio ini menunjukkan laba yang dapat
dibukukan oleh perusahaan untuk setiap unit saham biasa yang
digunakan.
b. Return on Equity (ROE) rasio
pengembalian atas ekuitas. Rasio ini menunjukkan seberapa besar
kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tersedia bagi para
pemegang saham biasa dengan modal ekuitas yang dimiliki. Satuan %.
c. Return on Investment (ROI)
rasio pengembalian atas investasi, merupakan perbandingan antara
laba tersedia bagi para pemegang saham biasa (earning available for
common stockholders / EACS) dengan aktiva total.
Rasio pengembalian atas investasi =
d. Tingkat inflasi merupakan
kecenderungan kenaikan harga-harga naik secara umum dan terus
menerus.
e. Tingkat bunga bukan
didasarkan pada Bank Konvensional melaikan berdasarkan kebijakan
Bank Syariah.
6. Teknik Analisa Data
Analisis pembentukan portofolio yang optimal dapat dilakukan dengan
langkah sebagai beikut (Halim, 2005 : 85) :
a. Menentukan nilai dari Beta
:
b. Menentukan nilai Alpha
rata-rata Y atau rata-rata X
c. Varians residual
d. Koefisien korelasi
e. Excess return to beta ratio. Rasio ini adalah :
Keterangan :
= excess return to beta sekuritas ke-i
= return ekspektasi berdasarkan model indeks ganda untuk
sekuritas ke-i
= return aktiva bebas risiko menggunakan sertifikat Bank
Indonesia (SBI)
= Beta sekuritas ke-i
f. Kemudian hitung nilai Ai dan Bi untuk masing-masing sekuritas ke-i
sebagai berikut:
dan
Notasi : = varian dari kesalahan residu sekuritas ke-i yang juga
merupakan risiko unik atau risiko tidak sistematik.
g. Hitung nilai Ci rumusnya sebagai berikut :
h. Setelah sekuritas yang membentuk portofolio optimal telah dapat
ditentukan dicari besarnya proporsi untuk sekuritas ke-i adalah sebesar :
dan nilai Xi sebesar :
Keterangan :
Wi = proporsi sekuritas ke-i
K = jumlah sekuritas di portofolio optimal
= Beta sekuritas ke-i
= varian dari kesalahan residu sekuritas ke-i
ERBi = excess return to Beta sekuritas ke-i
C* = nilai cut off point yang merupakan nilai Ci terbesar.
i. Untuk menghitung expected return, variance dan covariance setiap efek
dapat dirumuskan dengan suatu formula :
Keterangan :
E(Ri) = Ekspektasi return efek I
= Ekspektasi return efek I jika tiap faktor bernilai 0 (konstanta).
= Sensitivitas efek I terhadap faktor (koefisien regresi)
F1…Fn = Faktor yang mempengaruhi return efek I
ei = faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model = 0
j. Variance individual model indeks ganda sebagai berikut :
Covariance pengukur yang menunjukkan arah pergerakan dua buah
variable. Covariance individual model indeks ganda sebagai berikut :
k. Formula persentase bagi hasil
HI-1000 =
Ekuivalen Rate (%) =
Keterangan : DPKM = Dana pihak ketiga Mudharabah
GWM = Giro wajib minimum (5% DPKM untuk Rupiah,
3% untuk USD). (Sumber: Bank Muamalat).
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qurannu’l – Karim.
Achsien, H. Iggi. 2003. Investasi Syariah di Pasar Modal. Cetakan kedua.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi
Revisi V. PT RINEKA CIPTA. Jakarta
Fatwa Dewan Syariah Nasional. 2003. Pasar Modal dan Pedoman Umum
Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal. Artikel.
www.google.com.
Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi. Edisi ke-2. Salemba Empat. Jakarta
Husnan, Suad.2001. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis sekuritas. Edisi
ketiga. YKPN. Yogyakarta.
Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi; Edisi ketiga. BPFE.
Yogyakarta.
Syauqi Beik, Irfan. 2003. Prinsip-prinsip Pasar Modal Syariah. Artikel.
www.google.com.
Warsono. 2002. Manajemen Keuangan Perusahaan; Jilid 1. UMM Press. AMP.
YKPN.
Widayat dan Amirullah, 2002, Riset Bisnis. Edisi 1. Malang: CV. Cahaya Press
ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN
”INDEX GANDA”(STUDI PADA SAHAM-SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE 2001 – 2006)
Disusun Oleh :Moch. Meizaq Chimky
(03610404)
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG2007
Jangan lupa setiap Revisi cantumkan tanggalnya