ANALISIS PROSEDUR PENYELESAIAN KLAIM
SANTUNAN KEMATIAN WARGA DEPOK
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memeperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syari’ah (SEI)
Oleh: PANGESTI DWI PUTRA
NIM: 104046201722
KONSENTRASI ASURANSI
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H / 2011 M
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan
karunia-Nya kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya pula, penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Shalawat dan salam tak
lupa kita sampaikan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW yang dengan misi
pembebasannya telah memberikan sinar dalam peradaban manusia.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan karya tulis ini tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak. Peran serta mereka sangat membantu penulis dalam
menyusun karya tulis ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan
terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM., selaku Dekan Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag., dan Bapak Ah. Azharuddin Latief, M.Ag., selaku Ketua
dan Sekretaris Program Studi Muamalah (Ekonomi Islam) Fakultas Syari’ah dan
Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr.PHIL.JM.Muslimin.MA selaku Pembimbing Skripsi yang telah memberikan
bimbingan dan saran kepada penulis.
4. Bapak O. Sudarya beserta staf pemkot Kota Depok yang telah memberikan
kesempatan untuk melakukan penelitian di Pemkot Depok dan memberikan ilmu
serta dukungan kepada penulis dalam melakukan penelitian.
ii
5. Bapak Anton Wartono SE. AAAIJ beserta staf Asuransi Syariah Mubarokah yang
telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian di Asuransi Syariah
Mubarokah dan memberikan ilmu serta dukungan kepada penulis dalam melakukan
penelitian
6. Orang tua tercinta: ayahanda Tasmin dan ibunda Kasmi yang tak pernah letih dan
bosan mendoakan penulis dan semua anak kecintaannya. Kasih sayang, dorongan,
nasehat, serta ridho keduanya merupakan pondasi bagi segala niat dan tekad penulis
dalam menuntut ilmu dan menjalani hidup. Semoga Sang Kholiq mengampuni segala
dosanya. Amin.
7. Kakanda tercinta Wuri Handayani dan Adiku Lentia Renofatih yang telah
memberikan dukungan moril dan materil yang tak terhingga kepada penulis.
Keponakanku tersayang Muhammad Daffa yang selalu memberikan energi baru
untuk menjadi lebih baik.
8. Kekasih Tercinta Nur Emmy Lestiyanti yang tak pernah letih dan bosan mendoakan
penulis dan telah memberikan dukungan moril sepenuhnya yang tak terhingga kepada
penulis sehingga memberikan semangat baru untuk menjadi lebih baik.
9. Teman-teman di Prodi Asuransi Syariah 2004, yang telah memberikan semangat dan
doanya dalam proses penyusunan skripsi ini.
Harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat dan mempunyai kontribusi yang
signifikan bagi penelitian selanjutnya. Amin
Jakarta, 12 Desember 2010 1 Rabiul Akhir 1432 H
Penulis
iii
ANALISIS PROSEDUR PENYELESAIAN KLAIM SANTUNAN KEMATIAN
WARGA KOTA DEPOK
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................................1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.........................................9
C. Tujuan dan Manfaat...................................................................10
D. Review Studi Terdahulu.............................................................12
E. Kerangka Teori dan Konsep......................................................13
F. Metode Penelitian dan Tekhnik Penulisan.................................15
G. Sistematika Penulisan.................................................................17
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. ASURANSI SYARIAH
1. Pengertian Asuransi Syariah...............................................21
2. Prinsip Dasar Asuransi Syariah..........................................24
3. Mekanisme Pengelolaan Dana...........................................30
4. Konsep Operasional Asuransi Syariah...............................34
B. ASURANSI JIWA
1. Pengertian Asuransi Jiwa...................................................36
2. Prinsip Umum Asuransi Jiwa.............................................37
3. Tujuan Asuransi Jiwa.......................................................39
iv
4. Karakteristik Asuransi Jiwa..............................................41
5. Jenis Kontrak Asuransi Jiwa.............................................42
6. Sifat-Sifat Kontrak Asuransi Jiwa....................................44
7. Ciri-Ciri Khusus Asuransi Jiwa Secara Kolektif..............45
BAB III SANTUNAN KEMATIAN DIKOTA DEPOK DAN
KERJASAMANYA DENGAN ASURANSI SYARIAH
MUBAROKAH
A. Sejarah,Visi dan misi kota Depok dan santunan kematian......48
B. Peranan ASM dalam santunan kematian ................................58
C. Pelaksanaan santunan kematian yang dilakukan oleh ASM....62
BAB IV ANALISIS PROSEDUR PENYELESAIAN KLAIM SANTUNAN
KEMATIAN WARGA KOTA DEPOK
A. Prosedur Pengajuan Klaim Santunan Kematian
Warga Kota Depok…………………………………….……..64
B. kendala-kendala yang di hadapi dalam proses pengajuan klaim
santunan kematian…………………………………………...79
C. Solusi dari kendala yang dihadapi dalam proses pengajuan klaim
santunan kematian…………………………………………...81
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................83
B. Saran.........................................................................................84
v
Daftar Pustaka....................................................................................................85
Lampiran.............................................................................................................88
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hidup di zaman ini memang serba sulit. Problem keseharian yang menumpuk
sudah tidak jarang lagi telah menempatkan seseorang untuk mengambil jalan pintas.
Faktor ekonomi yang tidak menentu inilah kemudian menjadikan seseorang
menghalalkan segala cara. Upaya untuk terus mampu bertahan hidup di tengah
kondisi yang serba tidak menentu dan carut-marut. Hal itu cenderung mengarahkan
seseorang untuk bersikap egoistik, memikirkan diri sendiri dan bahkan nekat
melakukan tindak kriminal. Kemiskinan dan pengangguran yang terus meningkat
drastis akhir-akhir ini menempatkan situasi perekonomian mikro menjadi sangat
rapuh. Ketidaksiapan masyarakat dalam menghadapi arus pasar bebas dan globalisasi
juga dibuatnya kalang-kabut. Tatanan kehidupan yang terus berubah sangat cepat
setiap saat bahkan melebihi yang lainnya. Disaat-saat itulah seakan-akan dituntut
untuk dapat kompetisi.
Kompetisi yang tidak lagi memandang bulu. Jika masih ingin untuk tetap
dapat terus melanjutkan hidup maka haruslah berhasil. Tak heran, dalam kondisi
seperti itu setiap individu pasti selalu memikirkan pribadi masing-masing.
Menganggap orang yang kurang beruntung lantaran mereka sendiri yang kurang
maksimal. Sedangkan bagi mereka yang terbilang sukses beranggapan adalah hasil
2
jerih payahnya sendiri. Menumpuk kekayaan tidak lebih hanya untuk diri sendiri.
Dalam hal ini jelas tidak ada lagi rasa kebersamaan dan gotong-royong apalagi saling
tolong menolong. Meskipun bangsa ini dikenal akan semangat itu tetapi kini tidak
lagi. Gelombang monernisasi telah merubah paradigma perikehidupan masyarakat
Indonesia.
Sebagai hakikatnya wujud manusia dalam kehidupan di dunia yaitu
melaksanakan tugas kekhalifahan dalam kerangka pengabdian kepada sang pencipta.
Manusia diberikan amanah untuk memberdayakan seisi alam raya dengan sebaik-
baiknya demi kesejahteraan seluruh mahkluk.1 Kebahagiaan dan kesejahteraan
merupakan tujuan utama manusia dalam menjalankan kehidupan nya di dunia ini,
manusia akan memperoleh kebahagiaan ketika seluruh kebutuhannya dan
keinginannya terpenuhi dengan baik dan dapat merasakan kepuasannya tersendiri
bagi manusia tersebut. Baik dari aspek materil maupun spiritual, dalam jangka yang
pendek maupun dalam jangka yang panjang, dalam upaya mewujudkan kesejahteraan
manusia menghadapi kendala pokok yaitu, kurangnya sumber daya yang bisa
digunakan untuk mewujudkan kebutuhan tersebut.
Dewasa ini nilai kesadaran masyarakat akan kemampuan menghasilkan atau
menghadapi kehidupan ekonominya selalu terancam oleh bahaya kematian, usia tua
atau ketidakmampuan dan masalah-masalah ekonomi lainnya, masyarakat harus
mempersiapkan diri untuk mengatasi konsekuensi yang tidak terelakkan itu.
1 Adiwarman Karim, Sejarah pemikiran ekonomi islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2004 hal 2
3
Ketidakpastian dihari depan yang penuh risiko menyebabkan setiap orang harus
selalu berikhtiar dan memperkecil resikonya, guna menghadapi atau memperkecil
risiko tersebut.
Dalam menghadapi risiko yang muncul akibat adanya perubahan masa, setiap
manusia dalam kehidupannya dituntut untuk mempertahankannya salah satunya
dengan cara menabung atau berinvestasi untuk tujuan berjaga-jaga dihari depan
kelak. Tetapi, adakalanya usaha tersebut sering kali tidak mencukupi, karena beban
yang ditanggung jauh lebih besar dari yang diperkirakan ataupun di luar kemampuan
kita. Maka dari itu, risiko kerugian dapat dikelola secara bersama-sama dengan risk
sharing ataupun mengalihkannya kepada pihak lain dengan risk transfer. Upaya
pengalihan risiko itu disebut konsep asuransi, dimana peserta diwajibkan membayar
premi kepada perusahaan asuransi untuk pertanggungan, yang nilainya tergantung
pada risiko yang dialihkannya serta rencana manfaat yang akan diterima kelak
nantinya ketika kita menghadapi resiko tersebut.
Cara lainnya untuk menghadapi resiko tersebut yaitu dengan menyimpan
kondisi keuangan kita untuk masa yang akan datang misalnya dengan menabung
ataupun juga berinvestasi, Disadari ataupun tidak, setiap orang pasti telah
berinvestasi,2 baik berupa tindakan, ucapan atau keuangan. Dari pemahaman ini,
maka investasi merupakan sebuah proses menentukan pilihan. Pada hakikatnya
investasi diperlukan untuk berjaga-jaga terhadap sesuatu yang tidak diharapkan di
2 Jaka E Cahyono, Cara Jitu Meraih Untung dari Reksadana, Jakarta, PT Elex Media
Komputindo, 2002 , Cet.3 hal. 6
4
masa depan. Hasil yang diharapkan dari investasi tidak selalu untuk membuat
kekayaan bertambah, namun juga untuk mempertahankan diri dari kondisi ekonomi
atau melindungi kekayaan yang sudah ada.
Dalam hal ini setiap manusia dianjurkan untuk mengatur bagaimana cara
mengelola kehidupannya agar mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat
sa’adah al-daraini, seperti firman Allah Swt dalam al- Qur’an surat al-Baqarah ayat
201. Adapun salah satu caranya adalah dengan menyiapkan bekal proteksi untuk
kepentingan di masa datang agar segala sesuatu yang bernilai negatif, baik dalam
bentuk musibah, kecelakaan, kebakaran ataupun kematian, dapat diminimalisir
kerugiannya. Hal semacam ini telah dicontohkan oleh Nabi Yusuf tentang ceritanya
dalam menakwilkan mimpi Raja Mesir tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk
dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus dalam al-Qur’an surat Yusuf ayat 46-
493.
"Yusuf, Hai orang yang Amat dipercaya, Terangkanlah kepada Kami tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan (tujuh) lainnya yang kering agar aku kembali kepada orang-orang itu, agar mereka mengetahuinya. "Yusuf berkata: "Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; Maka
3 Artikel oleh AM Hasan Ali dengan judul konsep dan operasional asuransi syariah,disampaikan dalam mata kuliah Dasar-Dasar Ekonomi Islam.
5
apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan. kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang Amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan. kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi hujan (dengan cukup) dan dimasa itu mereka memeras anggur."
Dalam surat yusuf tersebut memberikan pelajaran berharga bagi manusia pada
saat ini yang secara ekonomi dituntun agar mengadakan persiapan secara matang
untuk menghadapi masa-masa yang sulit jikalau menimpanya pada waktu yang akan
datang. Praktek asuransi ataupun bisnis pertanggungan dewasa ini telah mengadopsi
semangat yang timbul dari nilai-nilai yang telah berkembang sejak zaman dahulu dan
ada bersamaan dengan kehadiran manusia. Paling tidak terekam melalui cerita Nabi
Yusuf di atas dan penjelasan dalam al-Qur’an atau sunnah Nabi Muhammad SAW.
Seperti halnya asuransi merupakan salah satu lembaga keuangan berbasis
proteksi dan manfaat lain yang sudah popular di masyarakat dunia. Demikian juga di
Indonesia walaupun kehadirannya masih disanksikan banyak kalangan masyarakat
Indonesia, dikarenakan masih banyak sebagian masyarakat kita yang anti juga belum
mengerti arti serta fungsi polis asuransi bagi kelancaran keuangan mereka. Asuransi
umumnya dikenal sebagai salah satu perencanaan pengelolaan resiko kematian dan
resiko-resiko lainnya yang berkaitan dengan keuangan dengan cara menitipkan
sebagian uang mereka kepada seseorang yang dipercaya untuk kemudian ketika
terjadi kerugian, uang tersebut dapat diambilkan untuk menutupi kerugian yang telah
6
terjadi4. Pada masanya asuransi menjadi popular ketika masyarakat pada waktu itu
dapat menafsirkan akan terjadi kerugian yang cukup besar pada saat melakukan
perjalanan dagang. Sejak saat itu asuransi mulai berkembang kepada manfaat yang
lainnya, seperti kerugian atas kebakaran, kerugian atas kematian, kerugian atas
kecelakaan dan yang lain-lainnya5.
Sejalan dengan waktu asuransi berkembang di seluruh dunia menjadi bisnis
keuangan yang menanamkan prinsip mencari keuntungan profit oriented. Sehingga
banyak pelaku bisnis mulai beramai-ramai bersaing menawarkan kelebihan manfaat
proteksi masing-masing karena bisnis asuransi dinilai menguntungkan. Hingga pada
akhirnya asuransi pun menjadi bisnis perjudian atas nasib peserta. Para pengusaha
berusaha bagaimana meraih keuntungan atas resiko peserta, juga mempersempit
pengeluaran perusahaan dengan melakukan kecurangan. Pada masa itu disebut masa
kegelapan6.
Prinsip-prinsip seperti keadilan, kepastian, transparansi dan prinsip saling
menanggung, menjadi tiang tangguh untuk memperbaiki sistem yang sudah ada,
menjadi bisnis yang sehat serta bernuansa Islami, dengan demikian hadirnya asuransi
syariah yang merupakan pembaharuan wajah asuransi yang suram menjadi wajah
yang menyegarkan, prinsip-prinsip yang ditanamkan menjadi jawaban dari sekian
4 Lihat Soeisno Djojosoedarsono. Prinsip-prinsip Manajemen Resiko Asuransi. Salemba
Empat Jakarta hal 71-73 5 Lihat Afzalur Rahman. Doktrin-doktrin Ekonomi Islam jilid 4. Dana bakti Wakaf. Jakarta.
hal 29-38 6 Ibid h. 49-74
7
permasalahan yang ada sejak asuransi muncul7. Dan prinsip usaha asuransi pun di
ubah ke asal mulanya yaitu kepada orientasi tanggung jawab sosial juga berprinsip
kepada keuntungan profit oriented serta prinsip ibadah8.
Hingga kini asuransi syariah diseluruh dunia mulai berkembang pesat, karena
memiliki keunggulan dari sisi sosial dan ekonomi. Karena keduanya berjalan
seimbang, akad yang dugunakan yaitu akad takafuli yang berarti tolong menolong
yang juga merupakan azas pelaksanaan operasional asuransi syariah. Secara filosopi
tidak ada yang berbeda denngan asuransi konvensional, yaitu merupakan usaha untuk
menanggung resiko namun secara teknis asuransi syariah merupakan bentuk saling
tanggung menanggung diantara sesama peserta (Risk Sharing) bukan peralihan resiko
(Risk Transfer) yang biasa digunakan oleh asuransi konvensional. Seperti lembaga
keuangan asuransi menawarkan produk-produk asuransi yang memuat unsur proteksi
guna menjawab kebutuhan masyarakat. Saat ini masyarakat pun banyak memburu
produk-produk dengan unsur proteksi yang menawarkan banyak keuntungan dalam
satu transaksi, guna mengefektifkan waktu dan tenaga. Dari gejala sosial ini para
perusahaan mulai merenovasi atau menginovasi produk-produknya untuk pemenuhan
kebutuhan masyarakat tersebut. Seperti yang dilakukan oleh perusahaan Asuransi
Syariah Mubarokah salah satu perusahaan asuransi terbesar di indonesia yang
melakukan banyak inovasi-inovasi produknya. Sebagai salah satu contohnya yaitu
produk santunan kematian yang bekerjasama dengan pemerintah Kota Depok.
7 Lihat Syakir Sula. Asuransi Syariah life and General Konsep dan system operasional. Gema
Insani Press. Jakarta hal 32-57 8 Ibid h. 319-328
8
Pemerintah Kota Depok peduli terhadap kondisi masyarakat. Program
Santunan Kematian pun dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Depok, 2006-2011. Setelah melalui tahap kajian dan persiapan, program ini pun
efektif dimulai tahun 2007, di bawah tanggung jawab teknis Dinas Tenaga Kerja dan
Sosial Kota Depok. Bantuan diberikan mulai dari menebus jenazah di rumah sakit,
menyewa ambulans, dan tahap-tahap lain sampai jenazah dikuburkan ke liang kubur.
Bantuan yang diberikan diharapkan bisa meringankan kehidupan warga yang sehari-
harinya hidup sederhana. Juga jangan sampai, keluarga yang ditinggalkan memiliki
utang9. Jadi warga Depok kini tak perlu lagi repot mengurus jenazah sanak
saudaranya yang meninggal dunia. Bagi mereka yang memiliki kesulitan finansial,
Pemerintah Kota Depok dengan gratis memberikan bantuan. Karena program sangat
ini membangun rasa kepedulian dan kebersamaan terhadap sesama yang sedang
ditimpa musibah. Bahkan, program ini menjadi pelopor bagi pemerintah daerah-
daerah lain untuk menjalankan program serupa di daerah masing-masing.
Sebagai manusia dalam menjalankan fungsi kehidupannya menginginkan
kehidupan nya dapat berjalan dengan baik sesuai tujuan hidup, dalam menjalankan
kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari masalah-masalah yang akan timbul
kelak dikemudian hari dalam hal penyelesaian masalah yang akan timbul ini setiap
manusia dihadapkan kepada penyelesaian dari masalah itu sendiri maka dalam hal ini
fungsi lembaga asuransi sangat diperlukan untuk memperkecil segala bentuk resiko-
resiko yang ada, yang kemudian ditanggung melalui pihak asuransi, salah satu dari
9 http://.detik.com diakses pada tanggal 14 desember 2010
9
produk asuransi syariah seperti asuransi kematian memang sangat penting dan
berharga bagi ahli waris yang ditinggalkannya agar pihak yang ditinggalkanya tidak
diberikan beban yang begitu berat, pihak asuransi sendiri memberikan santunan
kematian bagi nasabahnya bila ada yang jatuh klaim.
Dari pembahasan dan uraian diatas, maka penulis berkeinginan untuk
mengkaji lebih dalam tentang bentuk pelaksanaan program santunan asuransi
kematian yang diterapkan oleh pemerintah kota depok dalam proses mensejahterakan
warganya, bagaimana cara yang dilakukan pemerintah kota depok dalam
mensosialisasikan program kepada warganya. Untuk itu penulis tertarik untuk
membahasnya dengan judul “Analisis Prosedur Penyelesaian Klaim Santunan
Kematian Warga Kota Depok”
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah
Untuk menghindari terjadinya penelitian yang terlalu melebar mengenai
Program Santunan Kematian Warga Kota Depok maka di dalam penelitian diperlukan
adanya pembatasan dan perumusan masalah.
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan pembahasan dan uraian pada latar belakang masalah diatas, serta
mengingat permasalahan yang timbul dari judul ini sangat luas, maka untuk mencapai
agar kajian ini terfokus pada pokok permasalahan yang dituju maka studi ini
difokuskan pada:
10
1. Program santunan asuransi kematian yang digunakan pada penelitian ini
hanya periode 1 September 2007 sampai 31 Agustus 2008.
2. Ruang lingkup penelitian ini dilakukan terhadap klaim santunan kematian
khususnya warga Kota Depok.
3. Penelitian ini dilakukan pada Pemerintahan Kota Depok khususnya Dinas
Tenaga Kerja dan Sosial, Dinas Kependudukan kota Depok, dan PT Asuransi
Syariah Mubarakah.
2. Perumusan Masalah
Dalam pembatasan masalah diatas, ada beberapa perumusan masalah yang
akan diteliti diantaranya sebagai berikut :
1. Bagaimana prosedur klaim yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Depok.
2. Kendala-kendala yang dihadapi pemerintah kota depok dalam melaksanakan
program santunan asuransi kematian bagi warganya.
3. Solusi dari kendala yang dihadapi dalam proses pengajuan klaim santunan
kematian.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai beberapa tujuan, antara lain yaitu untuk mengetahui
secara jelas tentang :
11
a. Untuk mengetahui bagaimana proses klaim yang dilakukan Pemerintah Kota
Depok.
b. Untuk mengetahui bagaimana proses klaim yang dilakukan PT Asuransi
Syariah Mubarakah.
c. Untuk mengetahui kendala apa saja yang terjadi dalam pelaksanan program
santunan kematian.
2. Manfaat Penelitian
Dengan adanya hasil yang dapat diperoleh dari penelitian ini, diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak yaitu :
a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi literature pada perpustakaan
mengenai Program pelaksanaan santunan asuransi kematian bagi warga kota
depok sebagai salah satu program pemerintah dalam mensejahterakan
warganya.
b. Memberikan kontribusi terutama bagi penulis dan lebih jauh memberikan
penambahan wawasan dan wacana, disamping itu untuk memenuhi syarat
meraih gelar Sarjana Ekonomi Islam pada Fakultas Syariah dan Hukum,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
c. Dapat mensosialisasikan Program pelaksanaan santunan kematian pemerintah
kota depok kepada masyarakat luas khususnya masyarakat kota depok.
12
d. Bagi lembaga akademis atau perguruan tinggi, sebagai bahan informasi
ilmiah untuk pengembangan penelitian lebih lanjut.
e. Bagi masyarakat, sebagai bahan informasi dan pengetahuan yang mendalam
tentang adanya program pelaksanaan santunan kematian warga kota depok
serta prosedur pengajuannya.
D. Review Studi Terdahulu
Setelah membuka daftar database skripsi tahun sebelumnya, maka penulis
menyimpulkan bahwa belum ada skripsi yang membahas mengenai prosedur
penyelesaian klaim santunan kematian warga Kota Depok, tetapi telah ada yang
membahas tentang penyelesaian klaim, adapun judul skripsi tersebut yaitu :
1. Fitriani, 2006 dengan judul skripsi “ Prosedur Penyelesaian Klaim Asuransi
Kendaraan Bermotor pada PT Asuransi Tri Pakarta cabang Syari’ah”. Dapat
disimpulkan bahwa skripsi tersebut hanya membahas mengenai bagaimana
proses penyelesaian klaim yang dilakukan PT Asuransi Tri Pakarta cab Syari’ah,
sedangkan penulis membahas prosedur penyelesaian klaim yang lebih rinci mulai
dari penyelesaian klaim yang dilakukan oleh pemerintah Kota Depok,
penyelesaian klaim yang dilakukan Asuransi Mubarakah dan kendala-kendala
yang dihadapi selama program santunan kematian ini berjalan.
13
E. Kerangka Teori Dan Konsep
1. Kerangka Teori
Santunan kematian memang merupakan konsep baru dalam sebuah
pemerintahan. Seperti halnya pemerintah Kota Depok yang pertama kali menjadi
pelopor keberadaan santunan kematian yang diberikan kepada setiap warganya yang
meninggal dunia dalam hal menyantuni warganya. Hal ini merupakan bentuk
program kesejahteraan yang diberikan pemerintah Kota Depok terhadap warganya.
Santunan kematian bagi penduduk resmi kota Depok merupakan santunan yang
diberikan khusus bagi penduduk resmi kota Depok yang meninggal dunia disebabkan
oleh hal apapun di seluruh wilayah kota Depok dan luar kota Depok. Program yang
diluncurkan walikota Depok tujuannya untuk menggerakkan tarbiyah dan
meningkatkan keimanan di kalangan Warga kota Depok serta untuk mengurangi
perasaan berduka pada keluarga yang ditinggalkan. Setiap warga Depok yang
meninggal dunia akan mendapatkan santunan sebesar 2 juta rupiah per orangnya, jika
semua syarat-syarat yang diperlukan telah dilengkapi.
Syarat administratif yang penting adalah:
Harus mempunyai KTP Depok
KTP tidak boleh kadaluwarsa ketika yang bersangkutan meninggal dunia
Mempunyai Kartu Keluarga (KK)
KK tidak boleh kadaluwarsa ketika yang bersangkutan meninggal dunia
Surat kematian
14
Surat keterangan ahli waris
Dengan memenuhi persyaratan administratif yang adamaka tidak ada
halangan lagi bagi warga Kota Depok dalam mengurusi proses klaim santunan
kematian, dalam program ini diharapkan dapat berjalan dengan baik dan pasti akan
didukung oleh segenap warga Kota Depok, karena keluarga yang sedang berduka
pasti memang memerlukan santunan tersebut untuk keperluan pengurusan jenazah.
Dari santunan kematian ini tujuan utamanya adalah untuk membantu memudahkan
warga disaat musibah kematian tiba, dengan tidak diminta membayar premi.
2.Kerangka Konsep
PEMERINTAH KOTA DEPOK
ASURANSI SYARIAH MUBAROKAH
DINAS TENAGA KERJA DAN SOSIAL
DINAS KEPENDUDUKAN
DAN CATATAN SIPIL
SANTUNAN KEMATIAN
15
F. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan
Dalam penelitian yang digunakan dalam penyususnan skripsi ini perlu
ditetapkan terlebih dahulu, untuk mengarahkan tehnik dan prosedur penelitian.Ini
merupakan cara yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan yang hendak
dicapai.
1. Jenis Penelitian
a. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian ini merupakan usaha dalam mengumpulkan data-data dengan cara
wawancara langsung kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam program
santunan kematian warga kota depok guna mendapatkan informasi dan data yang
diperlukan dalam melengkapi penelitian ini.
b. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian ini dilakukan untuk mencapai pemahaman yang komprehensif
tentang konsep yang dikaji, yaitu dengan mengumpulkan data dari buku-buku, bahan
makalah, dan bacaan lain yang berhubungan dengan pembahasan penelitian ini.
2. Tehnik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data-data penelitian, penulis menggunakan metode
pengumpulan data tersebut dengan cara wawancara dilakukan untuk menggali data-
data dari para responden melalui percakapan langsung yang mengarah kepada
masalah yang diteliti. Untuk pelaksanaan wawancara ini digunakan pedoman
16
wawancara guna mengarahkan permasalahan sesuai dengan penelitian.Dan dengan
mengumpulkan data-data mengenai program santunan asuransi kematian selama satu
periode yang diperoleh dari Pemerintah Kota Depok.
1.4. Metode Analisa Data
Dalam metode penganalisaan data penelitian ini, penulis menggunakan
metode penulisan deskriptif. Metode penelitian ini dirancang untuk mengumpulkan
informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang dengan tujuan untuk
menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitan
dilakukan. Jenis metode penelitian deskriptif ini adalah sebagai kegiatan yang
meliputi pengumpulan data dalam rangka menjawab pertanyaan yang menyangkut
keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian10 yaitu
berusaha memberikan gambaran tentang program santunan kematian warga kota
depok serta proses penyelesaian klaim santunan dengan mengumpulkan semua data-
data yang didapat, kemudian menyusunnya dan menjelaskannya serta selanjutnya
dianalisa.
10 Coonsuelo G. Sevila, Pengantar Metode Penelitian, dalam Toto Kurniato,”Peran Lembaga
Perekonomian Nahdlatul Ulama Dalam Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Berbasis Syariah,”(Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,2010),h.12.
17
2. Pedoman Teknik Penulisan
Sedangkan Pedoman penulisan skripsi ini berpedoman pada buku penulisan
skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Cetakan 1,2007.
G. Sistematika Penulisan
Untuk lebih terarah dalam pembahasan skripsi ini penulis membuat sitematika
penulisan terdiri dari bab dan sub bab. Penulis membaginya kedalam lima bab,
masing-masing bab terdiri dari sub bab yang merupakan uraian dari masing-masing
bab dengan urutan sebagi berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dilakukannya penelitian dan manfaat
penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori dan kerangka konsep,
metode penelitian dan teknik penulisan yang digunakan, jenis
penelitian, jenis data dan sumber data, teknik pengumpulan data,
metode analisa data, serta sistematika penulisannya.
BAB II : TINJAUAN TEORITIS TENTANG ASURANSI SYARIAH
Dalam bab ini menjelaskan teori tentang asuransi syariah, definisi,
landasan hukum asuransi syariah, prinsip-prinsip asuransi syariah,
18
karakteristik asuransi syariah, penjelasan mengenai asuransi syariah
secara sistematis dan penjelasan tentang produk asuransi kematian.
BAB III : SANTUNAN KEMATIAN KOTA DEPOK SERTA KERJASAMA
DENGAN ASURANSI SYARIAH MUBAROKAH
Dalam bab ini berisi tentang visi dan misi, proses santunan
kematian, peranan Asuransi Syariah Mubarokah dalam santunan
kematian di Kota Depok dan data terakhir pengajuan klaim
santunan.
BAB IV :PROSEDUR PENYELESAIAN KLAIM SANTUNAN
KEMATIAN WARGA KOTA DEPOK
Dalam bab ini menjelaskan hasil penelitian dengan melalui aspek-
aspek umum pelaksanaan program santunan kematian dengan
menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif
sehingga dapat terlihat laporan penelitian yang sistematis dan
tersusun rapih.
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini merupakan penutup dari seluruh penulisan skripsi yang
memuat kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis,
sehingga dapat ditarik benang merah dari permasalahan yang diambil.
19
BAB II
LANDASAN TEORITIK ASURANSI SYARIAH
Pada dasarnya konsep takaful atau asuransi syariah merupakan pesan utama
dalam muammalah Islam. Dimana Rasullulah juga mengabarkan bahwa sebaik-
baiknya manusia adalah mereka yang memberikan manfaat bagi manusia yang lain.
Dan dapat dikatakan bahwa takaful ini merupakan konsep pergaulan tertinggi yang
diinginkan oleh Islam berdasarkan peringkat interaksi antar manusia. Seperti yang
telah dipahami bahwa interaksi antar manusia diawali pada tingkat saling mengenal
ta’aruf, kemudian tingkat saling memahami tafahum, saling menolong ta’awun, dan
akhirnya saling menanggung takaful. Tentu saja peringkat-peringkat interaksi ini
sangat dipengaruhi oleh tingkat keimanan seseorang atau sekelompok manusia
tersebut. Sehingga perlu dipelajari dan diyakinkan bahwa konsep takaful dalam
konteks asuransi syariah sesuai dengan nature takaful yang dikenal dalam norma
Islam.
Karena asuransi dalam dunia konvensional pada hakikatnya sebagai alat untuk
mengeliminir resiko atas tindakan tertentu dari manusia pada ekonomi, harta,
pendidikan, fisik, atau kehidupan sehari-hari. Dengan demikian kondisi-kondisi
seperti ini dapat terjaga dengan baik.
Praktek asuransi syariah yang saat ini dilakukan tidak pernah ada pada masa
kenabian dahulu. Namun karena ada perubahan pada lingkungan dan kebutuhan
20
ekonomi manusia, dimana dibutuhkan keamanan materi bagi mereka yang menderita
akibat bencana atau kerugian yang tiba-tiba, maka praktek asuransi syariah
menjadikan sebuah inovasi yang dapat dibenarkan menggunakan doktrin maslahah
mursalah. Dengan paradigma dan motivasi yang berbeda dengan konvensional,
praktek asuransi syariah atau takaful memang berbeda dengan asuransi yang ada.
Namun jika dilihat alur dana pada mekanismenya akan terlihat perbedaan yang tidak
begitu mencolok.
Perjanjian asuransi yang bertujuan untuk berbagi resiko antara penderita
musibah dan perusahaan asuransi dalam berbagai macam lapangan, merupakan hal
baru yang belum pernah dikenal dalam kehidupan Rasullulah saw, para sahabat dan
Tabi’in.11
Asuransi pada awalnya adalah suatu kelompok yang bertujuan membentuk
arisan untuk meringankan beban keuangan individu dan menghindari kesulitan
pembiayaan. Secara umum konsep asuransi merupakan persiapan yang dibuat oleh
sekelompok orang yang masing-masing menghadapi kerugian kecil sebagai sesuatu
yang tidak dapat diduga. Apabila kerugian itu menimpa salah seorang dari mereka
yang menjadi anggota perkumpulan itu, maka kerugian itu akan ditanggung bersama
oleh mereka.12
11 A. Azhar Basyir, (1993) Asuransi Takaful Sebagai Suatu Alternatif, dalam Seminar Sehari
Takaful, Asuransi Syariah, TEPATI, Jakarta, hal 3. 12 Heri Sudarsono,Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi, edisi 2,
Ekonosia Yogyakarta, hal, 112.
21
A. Asuransi Syariah
1. Pengertian Asuransi
Definisi asuransi sebetulnya bisa diberikan dari berbagai sudut pandang, yaitu
dari sudut pandang ekonomi, hukum, bisnis, sosial, ataupun berdasarkan pengertian
metematika. Itu berarti bisa lima definisi bagi asuransi. Tidak ada satu definisi yang
bisa memenuhi masing-masing sudut pandang tersebut. Asuransi merupakan bisnis
yang unik, yang didalamnya terdapat kelima aspek tersebut, yaitu aspek ekonomi,
hukum, sosial, bisnis, dan aspek matematika.13
Muhaimin Iqbal menjelaskan bahwa asuransi syariah adalah suatu pengaturan
pengelolaan resiko yang memenuhi ketentuan syariah, tolong menolong secara
mutual yang melibatkan peserta dan operator. Syariah berasal dari ketentuan-
ketentuan didalam Al-Qur’an dan al-Sunnah.14
Secara baku, definisi asuransi di Indonesia telah ditetapkan dalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian,15
Asuransi atau Pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana
pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi
asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian,
kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan. Atau, tanggung jawab
hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul
13 Herman Darmadi, Manajemen Asuransi, 2000, Bumi Aksara, Jakarta, hal, 2-3. 14 Muhaimin Iqbal, Asuransi Umum Syari’ah dalam praktik upaya menghilangkan
gharar,maisir,dan riba,Jakarta Gema Insani Press 2006 hal 2. 15 Dewan Asuransi Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 dan
Peraturan Pelaksanaan Tentang Usaha Perasuransian, Edisi 2003, DAI, hal.2-3.
22
dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang
didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Sedangkan, ruang lingkup usaha asuransi yaitu usaha jasa keuangan yang dengan
menghimpun dana masyarakat melalui pengumpulan premi asuransi, memberi
perlindungan kepada anggota masyarakat pemakai jasa asuransi terhadap
kemungkinan timbulnya kerugian karena suatu peristiwa yang tidak pasti atau
terhadap hidup atau meninggalnya seseorang.
Dari pengertian asuransi tersebut diketahui adanya tiga unsur pokok dalam
asuransi yaitu bahaya yang dipertanggungkan, premi pertanggungan, dan sejumlah
uang ganti rugi pertanggungan. Bahaya yang dipertanggungkan sifatnya tidak pasti
akan terjadi. Premi pertanggungan pun tidak mesti sesuai yang tertera didalam polis.
Jumlah uang santunan atau ganti rugi sering atau bahkan pada umumnya jauh lebih
besar daripada premi yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi.
Kitab Undang-Undang (UU) Hukum Dagang pasal 246 memberikan
pengertian asuransi sebagai berikut: asuransi atau pertanggungan adalah suatu
perjanjian, dengan mana seorang penangung mengikat diri kepada seorang
tertanggung, dengan menerima premi, untuk memberikan penggantian kepadanya
karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang
mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu.16
16 Dengan demikian asuransi merupakan hubungan hukum antara dua pihak yang saling
terikat dalam suatu perjanjian yang mengakibatkan hak dan kewajiban antara “tertanggung” (insured/assured), yaitu pihak yang mempercayakan (mengasuransikan) miliknya terhadap suatu resiko yang mungkin terjadi, dan “penanggung” (insures/under writer’s) yaitu pihak yang menerima
23
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) dalam
fatwanya tentang pedoman umum asuransi syariah, memberi definisi tentang
asuransi. Menurutnya, Asuransi Syariah Ta’min, Takaful, Tadhamu adalah usaha
saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang/ pihak melalui
investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian
untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan
syariah17.
Dengan demikian istilah lain yang sering digunakan untuk asuransi syariah
adalah Takaful yang berasal dari kata Takafala-yatakafalu, yang secara etimologis
berarti menjamin atau saling menanggung. Takaful dalam pengertian muammalah
ialah saling memikul resiko diantara sesama orang sehingga antara satu dengan yang
lainnya menjadi penanggung atas resiko yang lainnya. Saling pikul memikul resiko
ini dilakukan atas dasar saling tolong menolong dalam kebaikan dengan cara masing-
masing mengeluarkan dana tabarru dana ibadah, sumbangan, derma yang ditujukan
untuk menanggung resiko.18 Takaful dalam pengertian ini sesuai dengan Al-Qur’an
surat Al-Maidah ayat 2.
pertanggungan. Pihak ini lazim disebut “perusahaan asuransi”. Lihat Thomas Suyatno, dll (1993), Kelembagaan Perbankan, STIE Perbanas dan Gramedia, Jakarta, hal 80.
17 Fatwa Dewan Syariah Nasional No.21/DSN-MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah.
18 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah life and General Konsep dan Operasional,Jakarta GemaInsani Press 4004 hal,32.
24
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”.
Dari kesemua pengertian tentang konsep asuransi syariah penjelasan yang
terpenting yaitu :
Akad yang sesuai dengan syariah yang dimaksud diatas adalah yang tidak
mengandung gharar (penipuan), maysir (perjudian), riba, zhulm
(penganiayaan), risywah (suap), barang haram dan maksiat.
Akad tabarru adalah semua bentuk akad yang dilakukan dengan tujuan
kebajikan dan tolong menolong, bukan semata untuk tujuan komersial.
Akad tijarah adalah semua pihak bentuk akad yang dilakukan untuk tujuan
komersial.19
2. Prinsip Dasar Asuransi Syariah
Prinsip dasar yang ada dalam asuransi syariah tidaklah jauh berbeda dengan
prinsip dasar yang berlaku pada konsep ekonomika islami secara komprehensif dan
bersifat major. Hal ini disebabkan karena kajian asuransi syariah merupakan turunan
minor dari konsep ekonomika islami20. Biasanya literatur ekonomika islami selalu
19 Abdul ghoni dan Erny arianty, Akutansi Asuransi Syariah Antara Teori & Praktik, Jakarta
2007 Insco Solusi hal 1. 20 AM.Hasan Ali,Asuransi dalam Persfektif Hukum Islam suatu tinjauan analisis historis,
teoritis, & praktis ,Kencana Jakarta 2004 hal 125.
25
melakukan penurunan nilai pada tataran konsep atau institusi yang ada dalam lingkup
kajiannya, seperti lembaga perbankan dan asuransi.
a. Tauhid
Prinsip tauhid adalah dasar utama dari setiap bentuk bangunan yang dalam
syariah islam. Setiap bangunan dan aktivitas kehidupan manusia harus didasarkan
pada nilai-nilai tauhid. Artinya bahwa dalam setiap gerak langkah serta bangunan
hukum harus mencerminkan nilai-nilai ketuhanan. Tauhid sendiri dapat diartikan
sebagai suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, manusia dengan atribut yang
melekat pada dirinya adalah fenomena sendiri yang realitanya tidak dapat dipisahkan
dari penciptanya21.
Dalam berasuransi yang harus diperhatikan adalah bagaimana seharusnya
menciptakan suasana dan kondisi bermuammalah yang tertuntun oleh nilai-nilai
ketuhanan. Paling tidak dalam setiap melakukan aktivitas berasuransi ada semacam
keyakinan dalam hati bahwa Allah SWT selalu mengawasi seluruh gerak langkah kita
dan selalu berada bersama kita. kalau pemahaman semacam ini terbentuk dalam
setiap “pemain” yang terlibat dalam perusahaan asuransi maka pada tahap awal
masalah yang sangat urgensi telah terlalui dan dapat melangsungkan perjalanan
bermuammalah seterusnya.
b. Keadilan ( justice )
Prinsip kedua dalam berasuransi adalah terpenuhinya nilai-nilai keadilan
antara pihak-pihak yang terikat dengan akad asuransi. Keadilan dalam hal ini
21 Ibid h.127
26
dipahami sebagai upaya dalam menempatkan hak dan kewajiban antara nasabah dan
perusahaan asuransi. Pertama, nasabah asuransi harus memosisikan pada kondisi
yang mewajibkannya untuk selalu membayar iuran uang santunan (premi) dalam
jumlah tertentu kepada perusahaan asuransi dan mempunyai hak untuk mendapatkan
sejumlah dana santunan jika terjadi peristiwa kerugian22.
Kedua, perusahaan asuransi yang berfungsi sebagai lembaga pengelola dana
mempunyai kewajiban membayar klaim (dana santunan) kepada nasabah. Di sisi lain,
keuntungan yang dihasilkan perusahaan asuransi dari hasil investasi dana nasabah
harus dibagi sesuai dengan akad yang disepakati sejak awal.
c. Tolong-menolong (ta’awun)
Prinsip dasar yang lain dalam melaksanakan kegiatan berasuransi harus
didasari semangat tolong-menolong antara nasabah. Sesorang yang masuk asuransi,
sejak awal harus mempunyai niat dan motivasi untuk membantu meringankan beban
temannya yang pada suatu saat ketika mendapatkan musibah atau kerugian. Praktik
tolong menolong dalam asuransi adalah unsur utama pembentuk (DNA-Chromosom)
bisnis asuransi, tanpa adanya unsur ini atau semata-mata hanya untuk mengejar
keuntungan bisnis (profit oriented) berarti perusahaan asuransi itu sudah kehilangan
karakter utamanya23.
d. Kerjasama (cooperation)
22 Ibid h.127 23Ibid h.128
27
Prinsip kerjasama (coorperation) merupakan prinsip universal yang selalu ada
dalam literatur ekonomi Islam. Manusia sebagai makhluk yang mendapat mandat dari
Khaliq-Nya untuk mewujudkan perdamaian dan kemakmuran dimuka bumi
mempunyai dua wajah yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Manusia
sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya bantuan dari orang
lain, sebagai apresiasi dirinya sebagai makhluk sosial, nilai kerjasama adalah suatu
norma yang tidak dapat ditawar lagi. Hanya dengan mewujudkan kerjasama antar
sesama manusia, manusia baru dapat merealisasikan kedudukannya sebagai makhluk
sosial24.
Kerjasama dalam bisnis asuransi dapat berwujud dalam bentuk akad yang
dijadikan acuan antara kedua belah pihak yang terlibat, yaitu antara anggota
(nasabah) dan perusahaan asuransi. Dalam operasionalnya, akad yang dipakai dalam
bisnis asuransi biasanya memakai konsep mudharabah dan musyarakah. Diantara
kedua konsep tersebut merupakan dua buah konsep dasar dalam kajian ekonomika
Islam dan mempunyai nilai historis dalam perkembangan keilmuan ini.
e. Amanah (trustworthy/al-amanah)
Prinsip amanah dalam organisasi perusahaan dapat terwujud dalam nilai-nilai
akuntanbilitas (pertanggungjawaban) perusahaan dalam penyajian laporan keuangan
dalam setiap periode. Dalam hal ini perusahaan asuransi harus member kesempatan
besar kepada nasabah untuk mengakses laporan keuangan perusahaan, laporan
24 Ibid h.128
28
keuangan yang dikeluarkan perusahaan asuransi harus mencerminkan nilai-nilai
kebenaran dan keadilan dalam bermuammalah melalui auditor public25.
Prinsip amanah juga harus berlaku pada diri nasabah asuransi. Seseorang yang
menjadi nasabah asuransi berkewajiban menyampaikan informasi yang benar
berkaitan dengan pembayaran iuran atau premi dan tidak memanipulasi kerugian
yang menimpa dirinya.
f. Kerelaan (al-ridha)
Prinsip kerelaan (al-ridha) dalam berbisnis asuransi dapat diterapkan dalam
setiapa anggota (nasabah) asuransi agar mempunyai motivasi dari awal untuk
merelakan sejumlah dana atau premi yang disetorkan kepada perusahaan asuransi,
yang difungsikan sebagai dana sosial (tabarru) memang betul-betul digunakan untuk
tujuan membantu meringankan sesama anggota atau nasabah asuransi yang lain jika
mengalami bencana kerugian26.
g. Larangan Riba
Riba secara bahasa bermakna ziyadah (tambahan). Dalam pengertian lain,
secara linguistic berarti tumbuh dan membesar. Sedangkan untuk pengambilan teknis
riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil. Dalam
kitab Tafsir Kabir sebagaimana yang dijelaskan oleh A.M Hasan Ali dalam bukunya
25 Ibid h.128 26 Ibid h.129
29
yang berjudul Asuransi dalam Persfektif Hukum Islam suatu tinjauan analisis historis,
teoritis, & praktis mengajukan beberapa alasan mengenai pengharaman riba27 :
• Riba tak lain adalah mengambil harta orang lain tanpa ada nilai imbalan
apapun. Padahal, menurut sabda Nabi Muhammad SAW, harta seseorang
adalah seharam darahnya bagi orang lain.
• Riba dilarang karena menghalangi manusia untuk terlibat dalam usaha
yang aktif. Orang kaya, jika ia mendapat penghasilan dari riba, akan
bergantung pada cara yang gampang ini dan membuang pikiran untuk
giat berusaha.
• Kontrak riba memunculkan hubungan yang tegang diantara sesama
manusia.
• Keharaman riba dibuktikan dengan ayat al-Qur’an, dan kita tidak perlu
mengetahui alasan pengharamannya. Kita harus membuangnya karena
haram, meskipun kita tidak tahu pengharamannya.
h. Larangan Maisir (judi)
Allah SWT telah memberi penegasan terhadap keharaman melakukan
aktivitas ekonomi yang mempunyai unsur maisir (judi). Artinya adanya salah satu
pihak yang untung namun di lain pihak justru mengalami kerugian. Hal ini tampak
jelas apabila pemegang polis dengan sebab-sebab tertentu membatalkan kontraknya
sebelum masa reversing period, biasanya tahun ketiga maka yang bersangkutan tidak
akan menerima kembali uang yang telah dibayarkan kecuali sebagian kecil saja. Juga
27 Ibid h.129
30
adanya unsur keuntungan yang dipengaruhi oleh pengalaman underwriting, dimana
untung rugi terjadi sebagai hasil dari ketetapan28.
i. Larangan Gharar (ketidakpastian)
Gharar dalam pengertian bahasa adalah al-khida (penipuan), yaitu suatu
tindakan yang didalamnya diperkirakan tidak ada unsur kerelaaan. Wahbah al-Zuhaili
didalam bukunya A.M Hasan Ali yang berjudul Asuransi dalam Persfektif Hukum
Islam suatu tinjauan analisis historis, teoritis, & praktis memberi pengertian tentang
gharar sebagai al-khatar dan al-taghrir, yang artinya penampilan yang menimbulkan
kerusakan (harta) atau sesuatu yang tampaknya menyenangkan tetapi hakikatnya
menimbulkan kebencian29.
3. Mekanisme Pengelolaan Dana
3.1 Perusahaan Sebagai Pemegang Amanah
Sistem operasional asuransi syariah (takaful) adalah saling bertanggung
jawab, bantu-membantu, dan saling melindungi antara para pesertanya. Perusahaan
asuransi syariah di beri kepercayaan atau amanah oleh para pesertanya untuk
mengelola premi, mengembangkan dengan jalan yang halal, dan memberikan
santunan kepada yang mengalami musibah sesuai dengan isi akta perjanjian.
Keuntungan perusahaan diperoleh dari pembagian keuntungan dana peserta yang
dikembangkan dengan prinsip mudharabah (sistem bagi hasil). Para peserta takaful
berkedudukan sebagai pemilik modal (shohibul maal) dan perusahaan takaful
28 Ibid h.130 29 Ibid h.130
31
berfungsi sebagai pemegang amanah (mudharib). Keuntungan yang diperoleh dari
pengembangan dana itu dibagai antara para peserta dan perusahaan sesuai dengan
ketentuan (nisbah) yang telah disepakati30. Mekanisme pengelolaan dana peserta atau
premi terbagi menjadi dua sistem.
1. Sistem pada produk saving “tabungan”.
2. Sistem pada produk non saving “tidak ada tabungan”.
3.2 Sistem Pada Produk Saving (unsur tabungan)
Setiap peserta wajib membayar sejumlah uang atau premi secara teratur
kepada perusahaan. Besarnya premi yang dibayarkan tergantung kepada keuangan
peserta. Akan tetapi, perusahaan menetapkan jumlah minimum premi yang akan
dibayarkan. Setiap premi yang akan dibayarkan oleh peserta aikan dipisah dalam dua
rekening yang berbeda.
1. Rekening Tabungan Peserta
Yaitu dana yang merupakan milik peserta, yang akan dibayarkan bila :
- Perjanjian berakhir,
- Peserta mengundurkan diri,
- Peserta meninggal dunia.
2. Rekening Tabarru
30 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah life and General Konsep dan
Operasional,Jakarta Gema Insani Press 2004 hal,176.
32
Yaitu kumpulan dari dana-dana kebajikan yang telah diniatkan oleh peserta
asuransi sebagai iuran dana kebajikan untuk tujuan saling menolong dan saling
membantu diantara para peserta, yang dibayarakan bila :
- Peserta meninggal dunia
- Perjanjian telah berakhir (jika ada surplus dana)
Sistem inilah sebagai implementasi dari akad takafuli dan akad mudharabah,
sehingga asuransi syariah dapat terhindar dari unsur gharar dan maisir. Selanjutnya
kumpulan dana peserta ini diinvestasikan sesuai dengan syariat Islam. Tiap
keuntungan yang diperoleh dari hasil investasi, setelah dikurangi oleh beban asuransi
(klaim dan premi asuransi), akan dibagi rata menurut prinsip mudharabah. Persentase
perbandingan mudharabah dibuat dalam suatu perbandingan tetap berdasarkan
perjanjian kerjasama antara perusahaan dengan peserta.
Adapun manfaat takaful pada unsur tabungan yang akan diperoleh peserta
atau ahli warisnya adalah sebagai berikut31.
1. Jika peserta ditakdirkan meninggal dunia dalam masa perjanjian, maka ahli
warisnya akan memperoleh
- Dana rekening tabungan yang telah disetor,
- Bagian keuntungan atas bagi hasil investasi mudharabah dari rekening
tabungan,
- Selisih manfaat takaful awal (rencana menabung) dengan premi yang
sudah dibayar.
31 Ibid h.177
33
2. Bila peserta mengundurkan diri sebelum perjanjian berakhir, maka peserta akan
memperoleh
- Dana rekening tabungan yang telah disetor,
- Bagian keuntungan atas bagi hasil investasi mudharabah dari rekening
tabungan.
3.3 Sistem pada Produk Non Saving (non tabungan)32
Setiap premi yang dibayar oleh peserta, akan dimasukan kedalam rekening
tabarru perusahaan. Yaitu, kumpulan dana yang telah diniatkan oleh peserta sebagai
iuran dan kebajikan untuk tujuan saling menolong dan saling membantu. Kumpulan
dana peserta ini akan diinvestasikan sesuai dengan syariat Islam. Keuntungan hasil
investasi setelah dikurangi dengan beban asuransi yaitu beban klaim dan premi
peserta, akan dibagi antara peserta dan perusahaan menurut prinsip al-mudharabah
dalam suatu perbandingan tetap berdasarkan perjanjian kerjasama antara perusahaan
dan peserta.
Adapun manfaat takaful pada produk non tabungan seperti
1. Bila peserta ditakdirkan meninggal dunia dalam masa perjanjian, maka ahli
warisnya akan mendapatkan dana santunan meninggal dari perusahaan asuransi,
sesuai dengan jumlah yang direncanakan oleh peserta.
32 Ibid hal 179
34
2. Bila peserta hidup, sampai masa perjanjian berakhir, maka peserta akan
mendapatkan bagian keuntungan atas rekening tabarru yang telah ditentukan oleh
perusahaan dengan skema mudharabah.
Dalam operasionalnya asuransi syariah yang berbentuk bisnis seperti ini,
sumber biaya operasionalnya menjadikan sangat menentukan dalam perkembangan
dan percepatan pertumbuhan. Asuransi syariah yang bersifat sosial tentu tidak
terlampau menggutamakan aspek perolehan profit, tetapi lebih mengutamakan aspek
manfaat-manfaat yang sebesar-besarnya bagi anggotanya, sebagaimana fungsi utama
asuransi syariah, yaitu wataawanu alal biniwattaqwa’ saling menolong dalam
kebajikan dan taqwa.
4. Konsep Operasional Asuransi Syariah
4.1 Konsep Takafuli (Tolong-Menolong)
Dalam konsep asuransi syariah, sebenarnya lebih mempresentasikan ke hadits
Nabi Muhammad SAW yang menjadi dasar konsep tolong-menolong atau saling
melindungi dalam kebenaran sebagaimana yang termuat dalam surat al-Ma’idah ayat
2. Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Rasullulah bersabda, “Mukmin
terhadap mukmin lainnya seperti memperkuat satu sama lain.” Pada hadits riwayat
Bukhari yang lain, “orang-orang mukmin dalam kecintaan dan kasih sayang mereka
seperti satu badan. Apabila salah satu anggota badan itu menderita sakit, maka
seluruh badan merasakannya.”
35
Bentuk tolong-menolong ini diwujudkan dalam kontribusi dana kebajikan
atau dana tabarru sebesar yang ditetapkan. Apabila ada salah satu dari peserta
takafuli atau peserta asuransi syariah mendapat musibah, maka peserta lainnya ikut
menanggung resiko, dimana klaimnya dibayarkan dari akumulasi dana tabarru yang
terkumpul.33 Pada beberapa praktik asuransi syariah, surplus dana tabarru’
dikembalikan sebagian kepada peserta melalui mekanisme mudharabah (bagi hasil).
4.2 Perjanjian (Akad)
Akad yang mendasari kontrak asuransi syariah adalah akad tabarru’, dimana
pihak pemberi dengan ikhlas memberikan sesuatu (kontribusi/premi) tanpa ada
keinginan untuk meminta apapun dari orang yang menerima, kecuali hanya
mengharapkan keridhaan Allah. Hal ini tentu saja akan sangat berbeda dengan akad
dalam asuransi konvensional. Dalam asuransi konvensional akad yang digunakan
adalah akad mu’awadhah, yaitu suatu perjanjian yang dimana pihak yang
memberikan sesuatu kepada pihak lain berhak menerima pengganti dari pihak yang
diberinya. Namun dalam praktik asuransi syariah saat ini, terdapat perbedaan dalam
implementasi akad tabarru, sebagian asuransi syariah dalam praktiknya memberikan
bagi hasil atau mudharabah apabila terjadi surplus dana tabarru. Sebagian lagi
asuransi syariah tidak memberikan dengan alasan yang telah dikemukakan, bahwa
dana tabarru adalah dana yang sudah di ikhlaskan untuk tolong menolong, peserta
asuransi tidak perlu mengharapkan pengembalian apapun kecuali hanya
mengharapkan kebaikan dan pahala dari Allah. Pada dasarnya operasional asuransi
33 Ibid, hal 225.
36
syariah tidak jauh berbeda dengan asuransi konvensional jika dilihat dari alur dana
yang ada. Namun jika dilihat dari pengelolaan dan prinsip-prinsip yang ada maka
jelas terlihat perbedaan diantara keduanya, dimana asuransi syariah mematuhi prinsip
syariah dengan tidak melakukan praktek yang mengandung unsur riba, gharar, dan
maisir.34
B. Asuransi Jiwa
1. Pengertian Asuransi Jiwa
Dalam asuransi jiwa yang menjadi pertanggungannya adalah yang disebabkan
oleh kematian. Dari kematian tersebut mengakibatkan hilangnya pendapatan
seseorang atau suatu keluarga tertentu. Resiko yang dimungkinkan timbul pada
asuransi jiwa terutama terletak pada unsur waktu. Oleh karena itu, sulit untuk
mengetahui kapan seseorang meninggal dunia. Maka untuk memperkecil resiko
tersebut sebaiknya diadakan pertanggungan jiwa.
Asuransi jiwa adalah asuransi yang bertujuan menanggung orang terhadap
kerugian financial tak terduga yang disebabkan karena meninggalnya terlalu cepat
atau hidupnya terlalu lama.35 Disini terlukis bahwa dalam asuransi jiwa resiko yang
dihadapi adalah resiko kematian dan hidup seseorang terlalu lama. Hal ini sudah
barang tentu akan membawa banyak aspek, apabila resiko yang terdapat dalam diri
seseorang tidak diasuransikan keperusahaan asuransi jiwa.
34 Ali Sakti, Analisis Teoritis Ekonomi Islam Jawaban Atas Kekacauan Ekonomi Modern,
Jakarta Paradigma dan Aqsa Publishing 2007 hal 300. 35 Drs.H. Abbas Salim, M.A Asuransi dan Manajemen Resiko edisi 2 Jakarta PT
RajaGrafindo Persada 2005 hal 25.
37
Umpamanya jaminan untuk keturunan (dependents), seseorang bapak kalau
dia meninggal dunia sebelum waktunya atau dengan tiba-tiba, si anak tidak akan
terlantar selama hidupnya. Bisa juga terjadi terhadap seseorang yang telah mencapai
umur ketuaannya (old age) dan tidak mampu untuk mencari nafkah atau membiayai
anak-anaknya, maka membeli asuransi jiwa, resiko yang mungkin diderita dalam arti
kehilangan kesempatan untuk mendapat penghasilan akan ditanggung oleh
perusahaan asuransi.
Menurut Prof. Dr. Wirjono Prodjodikoro asuransi jiwa yaitu persetujuan
untuk mengadakan pembayaran sejumlah uang dengan menerima premi, dalam
hubungannya hidup atau wafatnya seseorang.36
Ternyata disini sudah jelas bahwa asuransi jiwa ada faedahnya dengan tujuan
utamanya adalah untuk menanggung atau menjamin seseorang terhadap kerugian-
kerugian financial.
2. Prinsip Umum Asuransi Jiwa
Pada dasarnya prinsip asuransi jiwa terdiri dari prinsip ekonomi, prinsip
aktuaria, dan prinsip hukum, akan tetapi beberapa pakar asuransi jiwa menambahkan
prinsip tersebut dengan prinsip kerjasama37.
1. Prinsip Ekonomi
36 Prof. Dr. Wirjono Prodjodikoro, S.H. Hukum Asuransi di Indonesia, Jakarta Intermasa
1996 hal 158. 37 Drs.H. Abbas Salim, M.A Asuransi dan Manajemen Resiko edisi 2 Jakarta PT
RajaGrafindo Persada 2005 hal 27
38
Di dalam prinsip ekonomi, asuransi jiwa memberikan dorongan kepada
manusia untuk menggunakannya sebagai alat untuk mengurangi kerugian secara
ekonomi dimasa yang akan datang, sebab didalam asuransi jiwa terdapat unsur-unsur
proteksi dan tabungan. Kerugian ekonomi yang dimaksud merupakan kerugian yang
disebabkan oleh resiko-resiko yang pasti dihadapi, misalnya resiko kematian, resiko
hari tua, resiko kecelakaan, yang mana akan mengakibatkan pengurangan pada
penghasilan seseorang. Apabila resiko-resiko tersebut terjadi terhadap pencari nafkah,
maka dengan penutupan asuransi jiwa yang memadai akan dapat menyangga dan
mengurangi tekanan financial seseorang yang hidupnya tergantung kepada pencari
nafkah tersebut. Oleh karena itu, asuransi jiwa dapat mengurangi gangguan rasa
cemas dan mengurangi keragu-raguan yang mana mempunyai hubungan yang erat
dengan kesehatan.
2. Prinsip Aktuaria
Didalam kontrak asuransi jiwa terdapat kewajiban hak tertanggung dan
penanggung. Tertanggung, berkewajiban untuk membayar premi dan berhak
mendapatkan jumlah-jumlah tertentu. Misalnya, jumlah uang pertanggungan,
pinjaman atas polis dan bonus/deviden. Penanggung, berkewajiban untuk membayar
jumlah uang pertanggungan dan berhak untuk mendapatkan premi. Didalam
perhitungan premi tersebut, maka digunakanlah dasar-dasar perhitungan aktuaria.
Contohnya, tingkat kematian mortalita table, suku bunga interest, dan biaya loading.
Dari perhitungan tersebut terbentuklah cadangan yang akan digunakan oleh
39
perusahaan asuransi jiwa untuk membayar kewajiban-kewajibannya kepada
tertanggung (perhitungan tersebut didasarkan atas prinsip aktuaria).
3. Prinsip Hukum
Unsur-unsur yang terdapat dalam prinsip hukum adalah Utmost Good Faith
(iktikad baik) dan insurable interest (kepentingan yang dapat diasuransikan).
- Utmost Good Faith adalah calon tertanggung dianggap sebagai pemilik material
facts dan berkewajiban untuk mengungkapkan dengan jelas dan akurat serta
I’tikad baik. Facts yang dimaksud adalah facts yang dapat mempengaruhi
underwriter didalam menentukan akseptasi, premium rate dan penilaian lainnya.
Dengan kata lain keputusan underwriter terhadap seleksi resiko tergantung kepada
facts yang diberikan tertanggung/ proposer.
- Insurable Interest adalah seseorang dapat menutup asuransi, apabila ia
mempunyai kepentingan financial dengan yang diasuransikannya dan diakui
secara hukum. Selanjutnya ia akan menderita kerugian financial terhadap yang
diasuransikannya apabila resiko kerugian tersebut menimpanya. Dan didalam
asuransi jiwa insurable interest terjadi pada saat penutupan asuransi.
3. Fungsi Serta Tujuan Asuransi Jiwa
Tujuan pertanggungan jiwa ialah mengadakan jaminan bagi masyarakat, yaitu
mengambil alih semua beban resiko dari tiap-tiap individu. Bilamana jika ditanggung
sendiri akan terasa lebih berat, maka lebih baik dialihkan ke perusahaan asuransi
40
jiwa. Untuk mengambil alih resiko dari masyarakat itu, oleh perusahaan asuransi
dipungut suatu pembayaran yang relative lebih rendah yang disebut premi38.
Disini terdapat peranan penting serta tujuan asuransi jiwa yang bisa
memberikan keuntungan-keuntungan tertentu terhadap individu atau kelompok, yaitu
sebagai berikut :
1. Dari segi masyarakat umumnya (social)
a. Menenteramkan kepala keluarga (suami/bapak), dalam arti memberi jaminan
penghasilan, pendidikan, apabila kepala keluarga tersebut meninggal dunia.
b. Dengan membeli polis asuransi jiwa dapat digunakan sebagai alat untuk
menabung. Pada umumnya pendapatan perkapita dari masyarakat masih
sangat rendah, oleh karena itu, dalam praktik terlihat bahwa keinginan
masyarakat untuk membeli asuransi jiwa masih sedikit.
c. Sebagai sumber penghasilan (earning power). Ini dapat kita lihat pada
Negara-negara yang sudah maju, seseorang yang merupakan “kunci” dalam
perusahaan akan diasuransikan oleh perusahaannya dimana ia bekerja.
Banyak sedikitnya akan mempengaruhi terhadap kehidupan perusahaan yang
sedang berjalan.
d. Tujuan lain asuransi jiwa ialah untuk menjamin pengobatan dan menjamin
kepada keturunan andaikata yang mengasuransikan tidak mampu untuk
mendidik anak-anaknya (beasiswa/pendidikan).
2. Dari segi pemerintah/publik
38 Ibid,hal 29.
41
Perusahaan asuransi jiwa di negara kita yang besar operasinya, umumnya
kepunyaan pemerintah. Bahwa disini perusahaan asuransi merupakan suatu lembaga
keuangan yang memberikan fasilitas untuk pembiayaan yang dapat digunakan untuk
dalam tahap pembangunan ekonomi Indonesia. Berdasarkan Undang-Undang No. 19
tahun 1960, ternyata bahwa sumbangan lembaga asuransi terhadap pembangunan
ekonomi adalah :
a. Sebagai alat pembentukan modal (capital formation)
b. Lembaga penabungan (saving)
Jadi dapat dikatakan bahwa tujuan perusahaan asuransi untuk turut
membangun ekonomi nasional di bidang perasuransian jiwa sesuai dengan Repelita,
dengan mengutamakan kebutuhan rakyat dan ketenteraman serta kesenangan bekerja
dalam perusahaan menuju adil dan makmur materiil dan spiritual.
4. karakteristik Asuransi Jiwa
Menurut PSAK No 36. Karakteristik asuransi jiwa antara lain :
1) Usaha asuransi jiwa merupakan suatu sistem proteksi manghadapi resiko
keuangan atas hidup atau meninggalnya seseorang dan sekaligus merupakan
upaya penghimpunan dana masyarakat.
2) Premi merupakan pendapatan perusahaan asuransi, disamping hasil investasi yang
menjadi kegiatan tidak terpisahkan dari usaha asuransi jiwa.
3) Investasi berfungsi utama untuk memenuhi seluruh kewajiban manfaat yang akan
diberikan kepada tertanggung.
42
4) Kewajiban keuangan bagi usaha asuransi jiwa terkait denganh ketidakpastian
terjadinya suatu peristiwa, hal ini mempengaruhi penyajian laporan keuangan.
5) Pihak tertanggung (pembeli kontrak asuransi) membayar terlebih dahulu premi
asuransi atau titipan premi kepada perusahaan asuransi sebelum sesuatu atau
peristiwa yang diasuransikan terjadi, pembayaran ini merupakan pendapatan bagi
perusahaan asuransi. Pada saat kontrak asuransi disetujui perusahaan asuransi
biasanya belum mengetahui apakah ia akan membayar manfaat asuransi berapa
besar pembayaran itu, dan kalau terjadi kapan terjadinya. Hal ini berpengaruh
kepada masalah pengakuan pendapatan dan pengukuran beban.
6) Perusahaan asuransi jiwa harus memenuhi kesehatan keuangan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang perasuransian, misalnya batas
tingkat solvabilitas (solvency margin).
5. Jenis Kontrak Polis Asuransi Jiwa
Dalam mempelajari asuransi jiwa sebelumnya dapat kita bagi atas ordinary
life insurance (asuransi jiwa biasa) yang terdiri atas sebagai berikut39 :
1. Term Of Life Insurance (Eka Waktu)
Asuransi eka waktu mempunyai suatu bentuk pertanggungan yang
mempunyai jangka waktu tertentu. Misalnya jangka waktu 2 tahun, 3 tahun, 5 tahun
dan seterusnya. Pembayaran premi pada term insurance lebih murah dibandingkan
dengan jenis pertanggungan jiwa lainnya. Kejelekannya adalah bilamana jangka
39 Drs.H. Abbas Salim, M.A Asuransi dan Manajemen Resiko edisi 2 Jakarta PT
RajaGrafindo Persada 2005 hal.34.
43
waktu telah habis (daluwarsa) sedangkan pembeli asuransi masih hidup, pemegang
polis asuransi tidak bisa manarik uangnya kembali atau tidak ada cash value.
2. Whole Life Insurance (seumur hidup)
Whole life insurance adalah asuransi secara permanen dimana pembayaran
premi setiap tahun sama besarnya/ level premium. Untuk pembayaran premi tersebut
ditetapkan sekali dan berlaku untuk seumur hidup, berapa pun meningkatnya resiko
premi yang dilunasi oleh pemegang polis tetap saja besarnya. Saat ini didalam praktik
sudah kurang dipergunakan karena sudah tidak menguntungkan bagi perusahaan
asuransi yang bersangkutan. Kebaikan cara ini adalah uang premi yang diterima
perusahaan dapat dipakai untuk melaksanakan investasi modal.
3. Endowment life Insurance (Dwiguna)
Pada endowment life insurance, asuransi yang dibayarkan bilamana dalam
jangka waktu tertentu seseorang meninggal dunia atau ia tetap masih hidup.
Pembayaran premi lebih mahal bila dibandingkan dengan term insurance. Pada
endowment life insurance mengandung unsur asuransi eka waktu (term insurance)
dan pure endowment (alat untuk menabung) misalnya digunakan untuk keprluan
biaya pendidikan anak dikemudian hari. Bedanya dengan term insurance ialah
bilamana kontrak lewat waktunya, maka uang pertanggungan tidak akan hilang, jadi
bisa diterima kembali. Lamanya kontrak tergantung kepada perjanjian yang dibuat
oleh pihak-pihak yang bersangkutan40.
4. Annuity (anuitas)
40 Ibid h.35
44
Anuitas prinsipnya berbeda dengan asuransi biasa. Anuitas bertujuan untuk
membentuk dana (funds) agar bisa digunakan pada waktu hari tuanya. Hal yang
penting disini adalah cara bagaimana mengumpulkan dana-dana, sedangkan pada
asuransi tujuannya untuk memperkecil resiko, yaitu resiko keuangan yang mungkin
akan timbul dimasa-masa yang akan datang. Mana yang baik dari keempat
pertanggungan tersebut diatas, tergantung dari segi mana kita melihatnya, dari
nasabah asuransi atau perusahaan asuransi.
6. Sifat-Sifat Kontrak Asuransi Jiwa
Dalam pertanggungan asuransi jiwa ada beberapa sifat khas dari perjanjian
tersebut.
a. All police are valued policies. Pada asuransi jiwa jumlah nilai polis sudah
ditentukan jumlah maksimum dari pertanggungan. Kontrak asuransi tidak
indemnity, artinya kita bisa memperoleh keuntungan dari pertanggungan tersebut.
b. Kadang-kadang jangka waktu asuransi digunakan untuk seumur hidup (whole life
insurance), pembayaran premi sama besarnya walaupun resiko bertambah lama
bertambah besar.
c. Dengan membayar premi secara level premium (merata), kerugian-kerugian pada
waktu membayar di kompensir pada waktu yang akan datang.
d. Asuransi jiwa mengandung unsur ‘investasi’ (capital formation).
e. Pembuktian klaim mudah karena :
- Kontrak bisa dibuktikan benar-benar berlaku.
45
- Tertanggung benar-benar meninggal dunia.
- Apakah ahli waris benar-benar yang berhak menerimanya.
f. Kontrak adalah uncontestable contract artinya bila seseorang berbohong dan ini
tidak diketahui oleh perusahaan, maka perjanjian tidak bisa dibatalkan.
g. Perusahaan asuransi akan membayar sejumlah uang tertentu kepada ahli
warisnya.
7. Sifat-Sifat Khusus Asuransi Jiwa Secara Kolektif
Sifat-sifat asuransi jiwa secara kolektif adalah sebagai berikut41 :
a. Susunan asuransi kolektif bermacam-macam, salah satu syarat pokok yang harus
dipenuhi ialah, jumlah kelompok atau group paling sedikit berjumlah dua puluh
lima orang atau lebih dan tergabung dalam organisasi tertentu. Misalnya group
life insurance terdiri dari satu tipe pekerja-pekerja industri atau pabrik.
b. Kontrak atau perjanjian asuransi yang dibuat group dengan perusahaan asuransi
sifatnya tertutup. Dalam sistem group ini, kita lihat ada tiga pihak yang
berkepentingan yaitu :
- Pemegang polis asuransi
- Perusahaan asuransi
- Tertanggung ( yaitu orang-orang yang tergabung dalam satu organisasi)
c. Bilamana salah seorang karyawan atau buruh ingin keluar dari kelompok tersebut,
maka ia boleh mengganti polis asuransi nya dengan polis perorangan (individu).
41 Ibid hal 52
46
d. Pegawai atau buruh tidak boleh memilih sendiri macam atau jenis asuransi yang
diinginkan. Hal ini ditentukan sendiri oleh perusahaan.
e. Jika pembayaran premi asuransi dibayar oleh perusahaan yang bersangkutan,
maka ahli waris bagi tertanggung ditentukan oleh pihak perusahaa. Dan bila
premi asuransi dibayar sendiri oleh buruh atau karyawan yang bersangkutan,
maka tertanggung berhak menentukan siapa yang menjadi ahli warisnya bersama-
sama dengan pihak perusahaan.
f. Perjanjian atau kontrak yang telah dibuat batal jika premi tidak dibayar, karyawan
keluar atau berhenti dan lain-lain.
g. Andaikata karyawan keluar atau berhenti dari kelompok tersebut, maka
perusahaan dapat menggantikan tempatnya dengan karyawan atau buruh yang
lainnya.
Dari uraian-uraian diatas ternyata bahwa asuransi jiwa secara kolektif
sangatlah berbeda dan mempunyai cirri-ciri khusus bila dibandingkan dengan
asuransi jiwa biasa. Pada umumnya premi asuransi jiwa secara kolektif lebih rendah
dari pada asuransi secara individual. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya
sebagai berikut42 :
- Pada asuransi jiwa kolektif tidak dilakukan medical examination
(pemeriksaan kesehatan), seperti dalam asuransi jiwa biasa. Jadi dengan demikian,
akan mengurangi biaya–biaya asuransi, terutama yang menyangkut dengan biaya
pemeriksaan. Keadaan seperti ini dapat memberi pengaruh pada penetapan tarif
42 Ibid hal 53
47
premi, oleh karena itu biaya pemeriksaan kecil, akibat tarif yang ditetapkan juga
rendah.
- Dilihat dari sudut marketing, biaya-biaya advertising atau periklanan,
reklame, dan promosi penjualan tidak diperlukan. Karena para calon pembeli asuransi
telah tergabung dalam satu organisasi, jadi tidak diperlukan untuk mengeluarkan
biaya-biaya promosi penjualan yang tinggi, jika dibandingkan dengan penjualan polis
tersebut secara individu.
- Biaya-biaya penagihan relatif kecil, karena para tertanggung telah
terorganisasi dalam suatu kelompok, keadaan seperti ini dapat menghemat biaya
untuk menagih.
48
BAB III
SANTUNAN KEMATIAN KOTA DEPOK SERTA KERJASAMANYA
DENGAN ASURANSI SYARIAH MUBAROKAH
A. Visi, Misi dan Proses Santunan Kematian Kota Depok
Visi dan Misi Kota Depok
Visi dan misi jangka menengah lima tahunan, yang akan ditetapkan
pemangku jabatan WaliKota selama periode jabatannya tahun 2006-2011,
mencerminkan prioritas pembangunan Kota Depok untuk lima tahun ke depan yang
dilihat dari rentan waktu tersebut. 43
Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk lima
tahun ke depan, yaitu ”Menuju Kota Depok yang melayani dan mensejahterakan”.
Visi Walikota yang tertuang dalam RPJMD Kota Depok lima tahun ke depan,
terkandung pengertian yaitu Melayani berarti meningkatkan kualitas pelayanan
aparatur dan penyediaan sarana dan prasarana bagi warga Depok dengan
meningkatkan kemampuan lembaga dan aparatur pemerintahan dalam memberikan
dan menyediakan barang-barang publik dengan cara-cara yang paling efisien dan
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk ikut serta dalam pembangunan daerah.
Mensejahterakan berarti meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan
43 Situs Resmi kota Depok ( http://www.depok-online.com ) diakses pada tanggal 28 April
2009
49
mengembangkan potensi ekonomi yang dapat memberikan lapangan pekerjaan dan
kehidupan bagi masyarakat banyak dan juga keuangan daerah.
Untuk mewujudkan Visi RPJMD Kota Depok lima tahun ke depan, telah
dirumuskan Misi RPJMD tahun 2006-2011 yaitu:
1) Mewujudkan pelayanan yang ramah ,cepat dan transparan.
2) Membangun dan mengelola sarana dan prasarana infrastruktur yang cukup, baik
dan merata.
3) Mengembangkan perekonomian masyarakat, dunia usaha dan keuangan daerah.
4) Meningkatkan kualitas keluarga, pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat berlandaskan nilai-nilai agama.
Dari ke empat penjabaran tersebut misi RPJMD Kota Depok Tahun 2006-
2011 dimaksudkan untuk memayungi arah kebijakan dan strategi pencapaian
program lima tahunan kedepan yaitu44 :
a) Mewujudkan Pelayanan Yang Ramah, Cepat Dan Transparan.
Pada misi ini dititikberatkan pada peningkatan kualitas pelayanan publik yang
diharapkan dapat meningkatkan indeks kepuasan masyarakat pengguna layanan,
dengan kebijakan strategis pencapaiannya diantaranya peningkatan integrasi
pelayanan melalui pembentukan pelayanan terpadu terhadap beberapa jenis
44 Situs Resmi kota Depok ( http://www.depok-online.com ) diakses pada tanggal 28 April
2009
50
pelayanan pemerintah. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan minat investor
dengan pelayanan yang ramah, cepat dan transparan.
b) Membangun Dan Mengelola Sarana & Prasarana Infrastruktur Yang Cukup, Baik
Dan Merata.
Misi ini dimaksudkan untuk meningkatkan pendistribusian pelayanan sarana
dan prasarana yang merata di seluruh wilayah Kota Depok. Hal ini dilakukan melalui
peningkatan pelayanan transportasi dengan kegiatan pembangunan, serta
peningkatan, rehabilitasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana transportasi seperti
pembukaan ruas jalan baru maupun dengan pembangunan ruas jalan tol serta
pengembangan manajemen transportasi. Misi ini juga menekankan pada kebijakan
peningkatan pengelolaan kebersihan dan lingkungan hidup seperti peningkatan
kualitas pengelolaan lingkungan hidup, pengendalian banjir serta meningkatkan
manajemen pengelolaan persampahan di TPA maupun TPS. Sebelum ini paradigma
pengelolaan sampah hanya sebatas kumpul-angkut-buang dengan tetap meninggalkan
masalah.
c) Mengembangkan Perekonomian Masyarakat, Dunia Usaha Dan Keuangan
Daerah.
Melalui misi ketiga ini akan melahirkan berbagai kebijakan, diantaranya
peningkatan perekonomian masyarakat melalui peningkatan jaringan kemitraan
koperasi, UKM dan dunia usaha, meningkatkan investasi daerah berbasis tenaga kerja
dengan menciptakan kebijakan yang memberi kemudahan bagi investor yang disertai
51
dengan peningkatan kualitas tenaga kerja terlatih. Kebijakan lainnya adalah
meningkatkan agribisnis perkotaan dan pelayanan pertanian; mengembangkan pusat
pertumbuhan perekonomian baru dengan menyiapkan kawasan niaga industri yang
ramah lingkungan; meningkatkan kapasitas keuangan daerah melalui upaya
peningkatan pendapatan daerah dan manajemen pengelolaan keuangan daerah, serta
peningkatan akuntabilitas pengadaan barang dan jasa melalui sertifikasi pejabat
pembuat komitmen dan panitia pengadaan barang dan jasa. Di bidang pariwisata akan
dilakukan kebijakan pengembangan potensi pariwisata, seni dan budaya melalui
peningkatan pelestarian seni dan budaya, dan pengembangan obyek wisata.
d) Meningkatkan Kualitas Keluarga, Pendidikan, Kesehatan Dan Kesejahteraan
Masyarakat Yang Berlandaskan Nilai-Nilai Agama45.
Pada beberapa misi ini kebijakan yang disusun diantaranya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, perluasan kesempatan memperoleh pendidikan dan
peningkatan kualitas pendidikan, serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam
pendidikan, baik melalui peningkatan peran serta dunia usaha dalam penyelenggaraan
pendidikan maupun melalui gerakan masyarakat peduli pendidikan.
Kebijakan terhadap pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui peningkatan
penanganan masalah-masalah sosial, penyelenggaraan jaminan sosial seperti
pemberian santunan kematian yang diintegrasikan melalui asuransi kematian yang
45 Situs Resmi kota Depok ( http://www.depok-online.com ) diakses pada tanggal 28 April
2009
52
pelaksanaannya dilakukan melalui sistem informasi administrasi kependudukan
(SIAK) Kota Depok, pelaksanaan nikah gratis sebagai upaya untuk melegalkan status
perkawinan, terutama bagi masyarakat miskin. Selain itu dikembangkan juga
kebijakan peningkatan pelayanan hak-hak dasar masyarakat melalui peningkatan
kualitas kehidupan beragama, peningkatan kualitas kehidupan politik, peningkatan
kualitas penyelenggaraan manajemen kependudukan, pembinaan organisasi
kemasyarakatan serta penganggulangan bencana.
Pada misi ini juga akan dilakukan kebijakan peningkatan potensi dan prestasi
olah raga, serta meningkatkan pemahaman dan pengamalan prinsip serta nilai agama
yang benar dalam kehidupan sehari-hari sehingga terbentuk akhlak, moral, mental
yang mulia, spirit dan daya juang yang tinggi serta jiwa inovatif dan kewirausahaan
yang profesional. Dengan nilai-nilai tersebut warga Depok diharapkan dapat
membangun basis komunitas yang mandiri dalam menopang kokohnya kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Hasil regristrasi penduduk yang dilaksanakan Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kota Depok, keadaan sampai dengan bulan Desember 2007 tercatat
sebanyak : 1.201.618 jiwa. Dengan perincian penduduk laki-laki 615.180 jiwa dan
perempuan 586.438 jiwa, dengan proporsi pernyataan dari masing-masing
kecamatan.
53
Jumlah Penduduk Kota Depok
Tahun 2007
Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah KK
Sukmajaya 130.211 125.339 255.550 64.124
Pancoran Mas 120.672 114.497 235.169 58.615
Beji 54.545 52.041 106.586 26.954
Cimanggis 167.030 159.393 326.423 81.909
Limo 63.901 60.600 124.501 30.848
Sawangan 78.821 74.568 153.389 37.842
Total 615.180 586.438 1.201.618 300.292
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Depok
Dari banyaknya jumlah penduduk tersebut, luas wilayah Kota Depok hanya
200,29 km2, maka kepadatan penduduk Kota Depok adalah 6.863 jiwa/km2. Tingkat
kepadatan penduduk tersebut tergolong padat, apalagi jika dikaitkan dengan
penyebaran penduduk yang tidak merata.
Dalam kurun waktu 5 tahun (2000 – 2005) penduduk Kota Depok mengalami
peningkatan sebesar 447.993 jiwa. Pada tahun 1999 jumlah penduduk masih dibawah
1 juta jiwa dan pada tahun 2005 telah mencapai 1.374.522 jiwa, sehingga
perkembangan rata-rata 4,23 % per tahun. Peningkatan tersebut disebabkan tingginya
angka migrasi setiap tahunnya. Pada tahun 2010, diperkirakan jumlah penduduk akan
54
mencapai jumlah 1.610.000 jiwa dan kepadatan penduduk mencapai 7.877 jiwa per
km246.
Adapun angka kelahiran penduduk dari tahun 1999 sampai 2004 senantiasa
berfluktuasi, demikian juga angka kematian berfluktuasi hampir mendekati pola
angka kelahiran. Pada tahun 2004, angka kelahiran sebesar 3.713 jiwa dan angka
kematian 1,962 jiwa.
Meningkatnya jumlah penduduk Kota Depok disebabkan tingginya migrasi
penduduk ke Kota Depok sebagai akibat pesatnya pengembangan kota yang dapat
dilihat dari meningkatnya pengembangan kawasan perumahan. Angka kepergian
penduduk Kota Depok tahun 2004 memperlihatkan pula pola yang berfluktuasi,
dimana jumlah penduduk yang datang 11,899 jiwa dan penduduk yang pergi 4.503
jiwa, atau rata-rata jumlah pendatang pertahun mencapai 7,396 jiwa47.
Berdasarkan perkembangan kepadatan penduduk tersebut diperkirakan jumlah
penduduk yang datang ke Kota Depok pada waktu mendatang akan meningkat,
seiring dengan semakin banyaknya operasional kegiatan jasa dan niaga yang
berkembang pesat.
Pemerintah kota Depok tergerak peduli terhadap kondisi masyarakatnya
melalui program santunan kematian yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Kota Depok, 2006-2011. Setelah melalui tahap kajian dan
46 Situs Resmi kota Depok ( http://www.depok-online.com ) diakses pada tanggal 28 April
2009 47 Ibid
55
persiapan, program ini pun berjalan di bawah tanggung jawab teknis Dinas Tenaga
Kerja dan Sosial Kota Depok.
Seperti yang dituangkan dalam RPJMD Kebijakan-kebijakan yang dilakukan
pemerintah kota Depok terhadap pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui
peningkatan penanganan masalah-masalah sosial, penyelenggaraan jaminan sosial
seperti pemberian santunan kematian yang diintegrasikan melalui asuransi kematian
yang pelaksanaannya dilakukan melalui sistem informasi administrasi kependudukan
(SIAK) kota Depok.
Dalam hal ini juga akan dilakukan kebijakan peningkatan potensi dan prestasi
olah raga, serta meningkatkan pemahaman dan pengamalan prinsip serta nilai agama
yang benar dalam kehidupan sehari-hari sehingga terbentuk akhlak, moral, mental
yang mulia, spirit dan daya juang yang tinggi serta jiwa inovatif dan kewirausahaan
yang profesional. Dengan nilai-nilai tersebut warga Depok diharapkan dapat
membangun basis komunitas yang mandiri dalam menopang kokohnya kehidupan
berbangsa dan bernegara.48
Santunan kematian bagi penduduk resmi kota Depok merupakan santunan
yang diberikan khusus bagi penduduk resmi kota Depok yang meninggal dunia
disebabkan oleh hal apapun di seluruh wilayah kota Depok dan luar kota Depok.
Program yang diluncurkan walikota Depok tujuannya untuk menggerakkan tarbiyah
dan meningkatkan keimanan di kalangan Warga kota Depok serta untuk mengurangi
perasaan berduka pada keluarga yang ditinggalkan.
48 Ibid
56
Pada sisi lain santunan kematian telah memberi kemudahan bagi orang lain,
lebih-lebih bagi mereka yang dalam kesulitan. Didalamnya juga ada unsur pendidkan
dan dakwah (Amar ma’ruf nahyi-munkar). Secara tidak langsung juga konsep
santunan kematian di kota Depok telah menempatkan warganya sebagai objek yang
perlu diarahkan pada hal - hal yang baik dan terhindar dari hal - hal yang buruk. Pada
prinsipnya, seluruh penduduk resmi kota Depok dapat menjadi peserta asuransi
kematian. Namun demikian, tidak seluruh mereka yang meninggal dunia akan
mendapatkan manfaatnya apabila ternyata meningggal karena bunuh diri, terkena
HIV/AIDS, atau karena terlibat dalam perbuatan melawan hukum. Inilah unsur
“nahyi munkar ” yang perlu dipahami oleh seluruh masyarakat. Bunuh diri adalah
perbuatan dosa besar yang harus dihindari.49
Dengan tidak memasukkan mereka yang meninggal karena bunuh diri
kedalam penerima manfaat maka hal itu adalah suatu pembelajaran agar kita semua
dalam situasi apapun dapat menahan untuk tidak melakukannya, lebih - lebih karena
keputusasaan. Allah melarang perbuatan putus asa. HIV/AIDS adalah sesuatu akibat
perilaku seksual yang menyimpang. Memang penderita HIV/AIDS tidak seluruhnya
akibat langsung dari perilaku seksual yang menyimpang. Ada juga karena
penggunaan jarum suntik, transfusi darah dll. Akan tetapi awalnya adalah akibat
adanya perilaku seksual yang menyimpang dan tidak sehat, yang berakibat kepada
orang-orang yang tidak berdosa ( bukan pelaku ). Yang perlu digaris bawahi adalah
penyadaran kepada warga masyarakat agar melakukan hubungan seksual yang sah
49 Ibid
57
dan sehat. Jadi bukan membeda-bedakan penyakit yang diderita tetapi semat-mata
untuk megajak semua masyarakat agar hidup sehat termasuk bagaimana berhubungan
suami istri secara sehat dan manusiawi, tidak terjebak kedalam pola-pola
kebinatangan, Berarti santunan kematian sangat memperhatikan keharmonisan rumah
tangga ( juga muasyaroh bil ma’ruf ) dan kesehatan. Santunan kematian juga dapat
berimplikasi terhadap penyadaran masyarakat akan pentingnya arti disiplin dan taat
hukum. bagi mereka yang meninggal karena terlibat perbuatan melawan hukum tidak
menerima manfaatnya.
pentingnya santunan kematian di kota Depok sangat sejalan dengan ajaran
Islam yang mengedepankan :
- Penghargaan terhadap waktu dan memanfaatkannya sebaik-baiknya
- Memberi kemudahan bagi orang lain
- Peduli terhadap sesama
- Pendidikan akhlak ( moral yang baik )
- Amar ma’ruf nahyi munkar
- Arti pentingnya keluarga harmonis dan kesehatan
- Disiplin dan taat hukum
58
B. Peranan Asuransi Syariah Mubarokah Dalam Program Santunan Kematian
Warga Kota Depok
PT Asuransi Syariah Mubarakah (ASM) telah bekerjasama dengan
pemerintah kotamadya Depok untuk mengcover pembayaran asuransi kematian bagi
warga Depok. Dana pembayaran premi asuransi kematian itu mencapai Rp 9 miliar.
Anggaran tersebut diperoleh dari dana APBD pemkot Depok periode 2007/2008.
Hingga saat ini, sudah banyak warga Depok yang meninggal dunia dan mendapatkan
pembayaran klaim asuransi kematian dari Asuransi Syariah Mubarokah. Asuransi
kematian tersebut nilainya Rp 2 juta per orang. Warga Depok sendiri tercatat sekitar 2
juta jiwa. Dengan rata-rata dalam sehari ada 18 orang yang meninggal dunia di
wilayah tersebut. Pemberian santunan asuransi kematian merupakan salah satu
program unggulan pemkot Depok. Mereka yang mendapat santunan kematian adalah
warga Depok yang harus dibuktikan dengan menunjukkan KTP dan kartu keluarga
wilayah Depok.
Program asuransi kematian yang dijalankan oleh Pemkot Depok yang
menggandeng Asuransi Syariah Mubarokah, tampaknya bakal diikuti sejumlah
daerah. Kerjasama Pemkot dengan asuransi syariah nasional pertama di Indonesia ini,
dilaksanakan melalui tender terbuka. Peserta tender asuransi kematian bagi warga
Depok tersebut diikuti oleh sejumlah perusahaan asuransi syariah maupun
konvensioal. Mengcover asuransi kematian memang memiliki potensi kerugian
59
cukup besar. Namun, akan ada hikmah dan keuntungan lain yang akan diperoleh dari
situ. Sinergi yang paling jelas terlihat diantaranya warga Depok semakin giat
mengurus KTP dan kartu keluarga sebagai persyaratan untuk menerima klaim
asuransi kematian dari pemkot Depok.
Program santunan ini diberikan kepada setiap ahli waris yang anggota
keluarganya meninggal dunia pada saat periode masa waktu program asuransi
kematian. Peserta program santunan kematian ini adalah penduduk Kota Depok yang
memiliki administrasi penduduk lengkap berdasarkan Undang-Undang No.23 Tahun
2006 tentang Administrasi Kependudukan dan Perda No 5 Tahun 2007 tentang
Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan.
Asuransi Syariah Mubarokah adalah salah satu industri asuransi jiwa yang
berbasis syariah. Perusahaan ini didirikan berdasarkan akta notaris pada 1993 dengan
nama PT Asuransi Jiwa Mubarakah dengan menggunakan sistem operasional
konvensional. Pada Mei 2003, pengoperasian asuransi ini beralih dari sistem
konvensional menjadi syariah penuh sehingga ASM menjadi perusahaan asuransi
nasional pertama yang beroperasi secara syariah di Indonesia. Untuk melayani lebih
dari 20.000 peserta asuransi, perusahaan ini bekerjasama dengan perusahaan yang
memiliki jaringan rumah sakit internasional. Diantaranya, PT Global Manajemen
Indonesia yang memiliki lebih dari 470 klinik dan jaringan rumah sakit, serta PT
60
Medicom Farma, perusahaan patungan Indonesia-Malaysia yang memiliki sekitar 345
jaringan klinik dan rumah sakit.50
Pemerintah Kota Depok sangatlah membantu bagi warganya yang terkena
musibah kematian, hal ini dikarenakan atas dukungan yang besar pemerintah Kota
Depok yang ingin mensejahterakan warganya. Program santunan kematian ini
memang sudah berjalan selama kurun waktu satu tahun antara periode 2007 sampai
dengan 2008, yang selama kurun waktu tersebut banyak sekali warga Kota Depok
yang mengajukan klaim tersebut. Berikut ini akan disajikan beberapa laporan klaim
kematian warga dan realisasi pembayarannya yang sudah masuk oleh perusahaan
Asuransi Syariah Mubarakah.
Tabel berkas klaim masuk dan Realisasi Pembayaran klaim kematian warga resmi kota depok periode 01 september 2007 s/d 30 agustus 2008
Periode Klaim Masuk Realisasi Pembayaran Klaim
September 2007 265 171 Rp 342.000.000,00
Oktober 2007 519 547 Rp 1.094.000.000,00
November 2007 502 524 Rp 1.048.000.000,00
Desember 2007 344 317 Rp 634.000.000,00
Januari 2008 634 584 Rp 1.168.000.000,00
Februari 2008 455 317 Rp 634.000.000,00
Maret 2008 441 264 Rp 528.000.000,00
April 2008 535 502 Rp 1.004.000.000,00
Mei 2008 477 309 Rp 618.000.000,00
Juni 2008 458 463 Rp 926.000.000,00
50 http//www.harian ekonomi.com neraca diakses pada tanggal 14 desember 2010
61
Juli 2008 537 487 Rp 974.000.000,00
Agustus 2008 628 1.310 Rp 2.620.000.000,00
Total 5.795 5.795 Rp 11.590.000.000,00
Sumber:Dinas kependudukan dan catatan sipil kota Depok
Dari data realisasi pembayaran klaim kematian warga Kota Depok yang
tersaji diatas ini menunjukan besarnya angka kematian yang terjadi di Kota Depok.
Dengan jumlah klaim yang masuk perbulannya mencapai seratus orang lebih, bila
kita lihat pada bulan september mencapai 265 klaim masuk dengan realisasinya 171,
dibulan oktober mengalami peningkatan hingga 519 klaim masuk dengan realisasinya
547 pada bulan oktober ini atau bulan-bulan selanjutnya realisasinya lebih besar
daripada klaim yang masuk, hal ini dikarenakan pada bulan sebelumnya belum
terealisasikan semua klaim masuknya, hal ini dikarenakan banyaknya berkas-berkas
pengajuan klaim santunan yang belum memenuhi persyaratan klaim. Dari data-data
tersebut diatas jumlah klaim masuk yang mengalami penurunan dari bulan
sebelumnya yaitu terjadi pada bulan november, desember, febuari, maret, mei, juli
dan juni. Untuk realisasi pada bulan oktober, november, juni, juli, dan agustus lebih
besar daripada jumlah klaim masuknya, dan pada bulan-bulan akhir periode seperti
bulan juni, juli dan agustus jumlah yang direalisasikannya cukup besar karena semua
berkas-berkas pengajuan klaim dari bulan sebelumnya yang belum terealisasikan
direalisasikan semua pada bulan agustus ini atau pada akhir periode.
62
C. Program Santunan Kematian Di Kota Depok Yang Dilakukan Oleh Asuransi
Syariah Mubarokah.
Dalam pelaksanaan program santunan kematian, Asuransi Syariah Mubarokah
menempatkan orangnya dipemkot Depok dengan bekerjasama dengan Dinas Tenaga
Kerja dan Sosial, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Depok untuk
mempermudah warga Kota Depok dalam proses pengajuan klaim santunan kematian,
pihak asuransi syariah Mubarokah menempatkan cabangnya di wilayah pemerintahan
kota Depok, guna mengurusi pengajuan-pengajuan klaim warga yang ingin
memperoleh hak nya sebagai warga kota Depok. Dalam hal ini pihak Asuransi
Syariah Mubarokah tidak sendiri dalam melaksanakan pengajuan yang dilakukan
oleh warga kota Depok, seperti pihak dari Dinas Tenaga Kerja Dan Sosial dan Dinas
Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Depok, yang dalam hal ini dibantu dalam
kepengurusan administrasi dan persyaratan-persyaratan guna mendukung proses
klaim yang diajukannya.51
Proses pengajuan klaim yang dilakukan pemerintah kota Depok yang bekerja
sama PT Asuransi Syariah Mubarokah ini dapat dilakukan dengan mudah oleh warga
kota Depok, ada dua pilihan dalam proses pengajuan klaim santunan pertama dengan
datang langsung ke pemerintah kota Depok atau dengan cara layanan sms santunan
kematian, hal ini dilakukan untuk mempermudah warga dalam mengurusi pengajuan
klaim santunannya. Masyarakat hanya tinggal menyerahkan Surat Keterangan
51 Anton, Kadiv Bisnis Proses Dan pelayanan Asuransi Syariah Mubarokah wawancara
pribadi, Jakarta 12 mei 2009
63
Kematian dari kantor kelurahan setempat atau fotokopi Surat Keterangan Kematian
yang telah dilegalisir oleh kantor kelurahan setempat. Surat Keterangan Ahli Waris
yang telah dilegalisir oleh kantor kelurahan setempat, Fotokopi KTP ahli waris,
Fotokopi Kartu Keluarga (KK) ahli waris yang telah dilegalisir oleh kantor kelurahan
setempat. Semua dokumen diserahkan ke Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kota Depok
pada hari kerja sebelum jam satu siang. Yang perlu diingat bahwa surat permohonan
tersebut tidak akan berlaku jika warga meninggal disebabkan perbuatan melanggar
hukum, meninggal karena HIV AIDS dan karena bunuh diri.
Adapun tata cara pengajuan klaim yang dilakukan harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
• Ahli waris datang ke RT, RW untuk meminta Surat Pengantar pengurusan
Surat Keterangan Kematian dan Surat Keterangan Ahli Waris
• Ahli waris datang ke kantor kelurahan setempat dengan membawa KTP,
KK dan Surat Pengantar RT, RW untuk dibuatkan Surat Keterangan Kematian dan
Surat Keterangan Ahli Waris
• Pada waktu datang ke kantor kelurahan setempat, ahli waris juga
membawa fotokopi KK peserta (usia di atas 60 hari) dan fotokopi KK ahli waris
(semua usia peserta) untuk minta dilegalisir oleh kantor kelurahan setempat
• Surat lain yang perlu dilegalisir adalah fotokopi Surat keterangan
Kematian dan Surat Keterangan Ahli Waris
64
BAB IV
ANALISIS PROSEDUR PENGAJUAN KLAIM SANTUNAN
KEMATIAN WARGA KOTA DEPOK
A. Prosedur Pengajuan Klaim Santunan Kematian Warga Kota Depok
Program santunan kematian yang diluncurkan oleh Walikota Depok
tujuannya adalah untuk menggerakkan tarbiyah dan meningkatkan keimanan di
kalangan warga Kota Depok serta untuk mengurangi perasaan berduka pada keluarga
yang ditinggalkan. Hal ini merupakan sebuah kepedulian yang sangat di utamakan
oleh pemerintah Kota Depok, santunan yang diberikan bukan hanya untuk orang
muslim saja tetapi non muslim juga berhak mendapatkannya tanpa memandang suku,
agama, ras, dan partai mereka. Program Asuransi sosial seperti ini merupakan
asuransi wajib baik untuk segolongan orang tertentu atau untuk sejenis kegiatan
tertentu atau untuk seluruh warga negara tertentu ataupun untuk seluruh orang yang
ada di negara itu baik ia sebagai warga negaranya ataupun warga negara asing.52
Sesuai dengan pasal 33 Undang-undang Dasar 1945, dimana yang menguasai
orang banyak dikuasai oleh negara, oleh karena itu asuransi sosial sebagai suatu
sistem perlindungan untuk menanggulangi resiko-resiko sosial yang secara langsung
mengakibatkan berkurangnya atau hilangnya penghasilan masyarakat atau seseorang
sebagai anggota masyarakat maka penanganannya perlu dilakukan tidak saja
52 Jakarta Insurance Institute, Prinsip-prinsip Dan Praktek Asuransi, hal 167.
65
disebuah negara sosialis akan tetapi di negara yang menganut kebebasan ekonomi
maupun bentuk-bentuk lain seperti di Indonesia.
Jadi sangatlah lumrah bahwa setiap orang yang tinggal berkelompok besar
atau sekelompok kecil ingin meminimalkan resiko jiwa atau hartanya. Beberapa
orang bergabung menjadi satu kelompok besar untuk mencapai maksud tersebut
karena kelompok tersebut memerlukan dana yang cukup besar untuk melaksanakan
usaha bersama dalam jangka waktu yang panjang yang tidak dapat dilakukan oleh
kelompok kecil. Suatu kelompok yang besar dibentuk untuk melaksanakan semacam
itu dengan skala yang besar, tetapi tidak dapat dipungkiri kelompok yang terkecil
akan terkena dampak yang buruk oleh pengaruh atas bentuk usaha besar sehingga
dapat menimbulkan konflik antar individu dan kelompok didalam lingkungan
masyarakat. Dalam rangka memerangi ini ada sekelompok orang yang mengambil
keuntungan dengan cara yang tidak terpuji melalui kekuatan sosial atau politik
Oleh karena itu perlu dipertimbangkan bahwa negara harus mengambil alih
dan tanggung jawab dan mengorganisir secara nasional atau memberikan jaminan
secara kolektif kepada seluruh masyarakat dalam bentuk jaminan sosial untuk
menghindari konflik dan untuk memperbaiki efisiensi masyarakat yang lebih baik.
Menurut beberapa ahli, baik Islam maupun non Islam memberikan jaminan terhadap
berbagai macam malapetaka/ permasalahan yang dialami masyarakat adalah sebagian
dari tugas pemerintah. Asuransi pemerintah tidak mengandung unsur haram seperti
66
yang terdapat pada asuransi modern, seperti riba, perjudian, ketidakpastian,
eksploitasi dan sebagainya.
Pemerintah Kota Depok telah menganggarkan dana Rp10 miliar pada APBD
2008 dan akan segera direalisasikan pada awal Ramadhan mendatang53 untuk
program santunan kematian ini, dengan menggandeng sebuah perusahaan besar
seperti PT. Asuransi Syariah Mubarakah yang ingin bekerja sama dengan pemerintah
kota depok dalam memberikan perlindungan bagi warganya yang meninggal dunia
sebesar dua juta rupiah54.
Program ini diberikan kepada warga Depok yang memiliki bukti identitas
yang resmi (KTP dan kartu keluarga). Program santunan ini telah membawa berbagai
dampak positif bagi warga Depok. Seperti pencegahan berbagai kegiatan yang
membawa mudharat atau nahi mungkar. Sebab asuransi kematian ini tidak akan
diberikan kepada warga Depok yang meninggal dunia karena bunuh diri, terkena
HIV/AIDS, serta melanggar hukum seperti mengonsumsi miras, narkoba, dan
sebagainya. Jadi program asuransi kematian yang didukung oleh PT Asuransi Syariah
Mubarakah ini turut serta dalam upaya pencegahan dan penertiban masyarakat,
minimal terhadap tiga hal tersebut. Dampak positif lainnya, yaitu amar ma’ruf
terutama dalam administrasi kependudukan. Sebab jika tidak memiliki KTP atau
kartu keluarga resmi, maka warga yang meninggal dunia tidak akan diberikan
53 http://www.antara.co.id diakses pada tanggal 13 Desember 2010 54 O. Sudarya, Kepala Dinas Tenaga Kerja Dan Sosial Kota Depok,Wawancara Pribadi,
Depok 25 Juni 2009
67
asuransi kematian. Sedangkan dampak positif lainnya adalah memberikan nuansa
bahwa umat Islam dituntut untuk memberikan perlindungan kepada warga tanpa
memandang suku, agama, ras, golongan, dan kekayaan yang dimiliki. Dan juga agar
bila ada keluarganya atau orang lain yang meninggal dunia tidak ditelantarkan begitu
saja.
Setiap individu berhak atas penghidupan di suatu negara, dan setiap warga
berhak memiliki jaminan atas kebutuhan pokoknya. Sesungguhnya tugas dan
tanggung jawab utama negara untuk mengawasi setiap warga negara memperoleh
kebutuhan pokok menurut prinsip “hak atas penghidupan”. Dan hal yang berkaitan
dengan masalah kebutuhan pokok, seluruh warganya dalam kedudukan yang
sederajat. Misalnya berdasarkan prinsip di suatu negara islam departemen jaminan
sosial memberikan jaminan atas kebutuhan pokok kepada seluruh warganya yang
sakit, tua, miskin, kekurangan, penganggur atau cacat yang tidak bisa melakukan
pekerjaan.
Konsep tolong menolong seperti yang kita ketahui ini, telah diajarkan oleh
Rasulullah SAW kepada kita agar dalam setiap kehidupan sehari-hari harus terdapat
nilai-nilai spiritualisme kepada setiap masing-masing individu, agar nilai tersebut
dapat berjalan seimbang dalam kehidupan bermasyarakat.
Dalam hal ini Islam mengajarkan kepada kita untuk saling tolong-menolong
dalam menjalankan kehidupan setiap individu, seperti diterangkan dalam al-Qur’an
surat al-Maidah disebutkan;
68
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan ketaqwaan dan janganlah
kamu tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan” 55
Program santunan kematian warga kota Depok masih belum optimal, karena
terkendala oleh berbagai masalah. Untuk itu penulis merasa perlu untuk melakukan
analisa terhadap program santunan kematian ini, dalam hal ini penulis menggunakan
analisis SWOT, tujuannya adalah untuk meneliti dan menentukan kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman dengan kondisi yang ada saat ini.
Berdasarkan pengamatan dilapangan diperoleh analisa sebagai berikut:
1. Kekuatan (strength) adalah lebih tingginya kompetisi internal yang dimiliki
oleh organisasi dalam arti bila dibandingkan dengan pesaingnya,56adapun kekuatan
dari program santunan kematian :
a. Program santunan kematian ini sangat membantu warga yang telah
ditinggalkan oleh salah satu anggota keluarganya.
b. Mengajak warga untuk taat administrasi.
c. Tidak membeda-bedakan suku,agama dan Ras.
55 Q.S, al-Maaidah ayat 2 56 Sukristono, Perencanaan Strategis Bank, dalam Jubaedah, “Peran Strategis Linkage
Program Bank Syariah terhadap Penguatan LKMS studi pada Bank Muammalat Indonesia,” (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009), h. 74.
69
2. Kelemahan (weaknesses) adalah keadaan suatu organisasi yang cenderung
menurun kompetisinya dalam arti bila dibandingkan dengan pesaingnya.57 Adapun
kelemahannya yang dimilikinya antara lain adalah
a. Masih banyak warga yang belum mengetahui santunan kematian ini.
b. Sarana dan prasarana masih kurang
c. Masih minimnya pengetahuan warga tentang program santunan
kematian ini.
3. Peluang (opportunities) adalah kondisi yang terjadi karena perpaduan antara
keadaan, waktu dan tempat yang menyebabkan suatu kegiatan organisasi akan
memungkinkan diperoleh manfaat berarti.58 Adapun peluangnya antara lain adalah
a. Potensi mitra seperti Asuransi Syariah Mubarokah, yang menjalin
kerjasama antara pemerintah kota Depok dalam program santunan
kematian yang didukung oleh nama besar Asuransi Syariah
Mubarokah sebagai salah satu asuransi syariah terbesar di Indonesia.
b. Potensi kerjasama antara pemerintah kota Depok dengan lembaga
keuangan seperti perbankan, asuransi dan BMT, yang bisa diajak
kerjasama untuk mengembangkan program-program pemerintah kota
Depok kedepannya.
57 Sukristono, Perencanaan Strategis Bank, dalam Jubaedah, “Peran Strategis Linkage
Program Bank Syariah terhadap Penguatan LKMS studi pada Bank Muammalat Indonesia,” (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009), h. 77.
58 Sukristono, Perencanaan Strategis Bank, dalam Jubaedah, “Peran Strategis Linkage Program Bank Syariah terhadap Penguatan LKMS studi pada Bank Muammalat Indonesia,” (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009), h. 80.
70
4. Tantangan (threats) adalah suatu kemungkinan kejadian yang apabila
terjadi mengakibatkan kerugian pada organisasi.59 Adapun tantangan tersebut antara
lain adalah
a. Pemahaman warga kota Depok terhadap asuransi masih kurang,
sehingga kurang begitu mengerti santunan asuransi kematian ini.
b. Program santunan kematian ini masih belum tersosialisasikan dengan
baik ke warga.
c. Masih terkait dengan kondisi politik.
Berikut ini pemaparan santunan kematian berikut gambarannya.60
1. Pengertian Umum
Santunan Kematian Bagi Penduduk Resmi Kota Depok merupakan santunan
yang diberikan khusus bagi penduduk resmi Kota Depok yang meninggal dunia
disebabkan oleh hal apapun di seluruh wilayah Kota Depok dan luar Kota Depok.
2. Sasaran
Seluruh penduduk resmi Kota Depok (semua umur), yaitu :
a. Terdaftar dalam Database Kependudukan.
b. Terdaftar dalam Kartu Keluarga.
59 Sukristono, Perencanaan Strategis Bank, dalam Jubaedah, “Peran Strategis Linkage
Program Bank Syariah terhadap Penguatan LKMS studi pada Bank Muammalat Indonesia,” (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009), h. 83.
60 O. Sudarya, Kepala Dinas Tenaga Kerja Dan Sosial Kota Depok,Wawancara Pribadi,
Depok 25 Juni 2009
71
c. Memiliki Kartu Tanda penduduk (KTP) bagi yang telah berusia 17 tahun ke
atas.
d. Memiliki Akta Kelahiran bagi bayi yang meninggal sebelum berusia 6 harian
belum terdaftar dalam Kartu Keluarga.
e. Manfaat Program
f. Besar santunan Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) yang diberi kepada ahli waris.
g. Santunan kematian memberikan manfaat bagi yang meninggal dunia
disebabkan hal apapun di seluruh wilayah Kota Depok dan diluar Kota Depok
kecuali meninggal dunia karena :
1) Penduduk meninggal dunia karena perbuatan bunuh diri.
2) Penduduk meninggal dunia karena virus HIV/AIDS.
3) Penduduk meninggal dunia karena terlibat perbuatan melanggar hukum.
3. Periode Program
Santunan Kematian diberikan kepada penduduk resmi Kota Depok yang
meninggal dunia pada periode 1 September 2007 sampai dengan 31 Agustus 2008.
4. Pelayanan Santunan
a. Proses klaim dimulai pada saat ahli waris peserta/ penduduk Kota Depok
menyampaikan secara tertulis kepada Pemerintah Kota Depok melalui Kantor
Layanan, perihal permohonan santunan untuk dapat dibayarkan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
72
b. Berkas yang diterima lengkap sebelum jam 13.00 WIB akan dibayarkan
langsung pada hari yang sama.
c. Berkas yang diterima lengkap setelah jam 13.00 WIB akan dibayarkan pada
hari kerja berikutnya.
d. Berkas yang belum lengkap akan dikembalikan untuk dilengkapi dan akan
dibayarkan setelah berkas lengkap.
e. Batas waktu pengajuan klaim maksimal 30 hari sejak peserta meninggal dunia.
Pengurusan Kelengkapan Dokumen
f. Ahli waris datang ke RT, RW untuk meminta Surat Pengantar pengurusan Surat
Keterangan Kematian dan Surat Keterangan Ahli Waris.
g. Ahli waris datang ke kantor kelurahan setempat dengan membawa KTP, KK
dan Surat Pengantar RT, RW untuk dibuatkan Surat Keterangan Kematian dan
Surat Keterangan Ahli Waris.
h. Pada waktu datang ke kantor kelurahan setempat, ahli waris juga membawa
fotokopi KK peserta (usia di atas 60 hari) dan fotokopi KK ahli waris (semua
usia peserta) untuk minta dilegalisir oleh kantor kelurahan setempat.
i. Surat lain yang perlu dilegalisir adalah fotokopi Surat keterangan Kematian dan
Surat Keterangan Ahli Waris.
j. Proses Pembayaran Santuan Kematian, Ahli Waris.
k. Datang ke Pusat Pelayanan Santunan Kematian dengan membawa dokumen
klaim sesuai dengan ketentuan.
73
l. Mengisi permohonan pencairan dana santunan meninggal dunia.
m. Melampirkan dokumen sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
n. Menandatangani Surat Permohonan Santunan Kematian.
o. Mengisi dan menandatangani Berita Acara Pembayaran Santunan.
1. Data Klaim Penduduk Per Kecamatan
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa penduduk Kota Depok hingga kini
mencapai angka sekitar satu setengah jutaan yang tersebar di beberapa wilayah
kecamatan. Hasil regristasi penduduk yang dilaksanakan Dinas Kependudukan Dan
Catatan Sipil Kota Depok, keadaan sampai dengan desember 2007 tercatat sebanyak
1.201.618 jiwa.yang terdiri dari 1.201.618 jiwa penduduk WNI dan 0 jiwa penduduk
WNA dengan perincian penduduk laki-laki 615.180 jiwa dan perempuan 586.438
jiwa, dengan proporsi pernyataan dimasing-masing kecamatan61.
Berikut ini data mengenai jumlah penduduk dan klaim kematian per
kecamatan Kota Depok periode 01 September s/d 30 Agustus 200862.
a. Kecamatan sukmajaya memiliki penduduk sebanyak 253.681 jiwa berdasarkan
rasio jenis kelamin, yang terdiri dari 253.681 jiwa penduduk WNI dan 0 jiwa
penduduk WNA dengan perincian laki-laki 129.237 jiwa dan perempuan
124.444 jiwa. Klaim penduduk per kecamatan laki-laki 799 jiwa dan
perempuan 576 jiwa dengan total keseluruhan 1375 jiwa.
61 Makalah Dinas Kependudukan Dan Sosial Kota Depok. 62 Makalah Dinas Kependudukan Dan Sosial Kota Depok.
74
b. Kecamatan pancoran mas memiliki penduduk sebanyak 233.970 jiwa
berdasarkan rasio jenis kelamin, yang terdiri dari 233.970 jiwa penduduk WNI
dan 0 jiwa penduduk WNA dengan perincian laki-laki 120.060 jiwa dan
perempuan 113.910 jiwa. Klaim penduduk per kecamatan laki-laki 775 jiwa
dan perempuan 586 jiwa dengan total keseluruhan 1361 jiwa.
c. Kecamatan beji memiliki penduduk sebanyak 104.844 jiwa berdasarkan rasio
jenis kelamin, yang terdiri dari 104.844 jiwa penduduk WNI dan 0 jiwa
penduduk WNA dengan perincian laki-laki 53.940 jiwa dan perempuan 50.904
jiwa. Klaim penduduk per kecamatan laki-laki 254 jiwa dan perempuan 221
jiwa dengan total keseluruhan 475 jiwa.
d. Kecamatan cimanggis memiliki penduduk sebanyak 318.394 jiwa berdasarkan
rasio jenis kelamin, yang terdiri dari 318.394 jiwa penduduk WNI dan 0 jiwa
penduduk WNA dengan perincian laki-laki 162.779 jiwa dan perempuan
155.615 jiwa. Klaim penduduk per kecamatan laki-laki 714 jiwa dan
perempuan 527 jiwa dengan total keseluruhan 1241 jiwa.
e. Kecamatan limo memiliki penduduk sebanyak 124.375 jiwa berdasarkan rasio
jenis kelamin, yang terdiri dari 124.375 jiwa penduduk WNI dan 0 jiwa
penduduk WNA dengan perincian laki-laki 63.797 jiwa dan perempuan 60.578
jiwa. Klaim penduduk per kecamatan laki-laki 277 jiwa dan perempuan 183
jiwa dengan total keseluruhan 460 jiwa.
75
f. Kecamatan Sawangan memiliki penduduk sebanyak 153.161 jiwa berdasarkan
rasio jenis kelamin, yang terdiri dari 153.161 jiwa penduduk WNI dan 0 jiwa
penduduk WNA dengan perincian laki-laki 78.644 jiwa dan perempuan 74.517
jiwa. Klaim penduduk per kecamatan laki-laki 490 jiwa dan perempuan 393
jiwa dengan total keseluruhan 883 jiwa.
Dari data-data yang tersaji diatas antara jumlah penduduk dan jumlah klaim
per kecamatan Kota Depok. Bahwa jumlah klaim yang menduduki tingkat klaim
paling besar yaitu kecamatan Sukmajaya dengan tingkat kematian yang cukup besar
yang diikuti oleh kecamatan Pancoran Mas, Cimanggis, Sawangan, Beji, dan
Kecamatan Limo.
Proses penyelesaian polis asuransi jiwa adalah yang paling termudah dari
seluruh jenis asuransi,. Jika polis asuransi telah jatuh tempo waktu tertanggung masih
hidup, perusahaan asuransi hanya perlu memeriksa recordnya untuk menentukan usia
yang telah dicapai tertanggung dan kemudian membayarnya. Bila polis telah jatuh
tempo karena tertanggung meninggal, maka perusahaan asuransi perlu memastikan
bahwa tertanggung itu memang telah meninggal dan bahwa pengaju klaim memang
yang berhak menerima pembayaran63. Salah satu kesulitan yang timbul dalam suatu
proses penyelesaian klaim asuransi jiwa adalah jika tertanggung memberikan
informasi yang keliru dan tidak terpenuhinya persyaratan-persyaratan saat
mengajukan permohonan. Maka dalam hal ini pihak asuransi sendiri harus jeli dalam
menerima permohonan yang diajukan oleh pemohon asuransi tersebut, seperti data-
63 Drs.A.Hasymi Ali Pengantar Asuransi Jakarta PT Bumi Aksara hal 280.
76
data yang diterima harus jelas dan persyaratan-persyaratan harus terpenuhi dengan
baik.
Untuk mempermudah warga Kota Depok dalam proses pengajuan klaim
santunan kematian, pihak asuransi syariah Mubarokah menempatkan cabangnya di
wilayah pemerintahan kota Depok, guna mengurusi pengajuan-pengajuan klaim
warga yang ingin memperoleh hak nya sebagai warga kota Depok. Dalam hal ini
pihak Asuransi Syariah Mubarokah tidak sendiri dalam melaksanakan pengajuan
yang dilakukan oleh warga kota Depok, seperti pihak dari Dinas Tenaga Kerja Dan
sosial dan Dinas Kependudukan Dan catatan Sipil Kota Depok, yang dalam hal ini
dibantu dalam kepengurusan administrasi dan persyaratan-persyaratan guna
mendukung proses klaim yang diajukannya.64
Proses pengajuan klaim yang dilakukan pemerintah kota Depok yang bekerja
sama PT Asuransi Syariah Mubarokah ini dapat dilakukan dengan mudah oleh warga
kota Depok, ada dua pilihan dalam proses pengajuan klaim santunan pertama dengan
datang langsung ke pemerintah kota Depok atau dengan cara layanan sms santunan
kematian, hal ini dilakukan untuk mempermudah warga dalam mengurusi pengajuan
klaim santunannya.
Dalam hal ini persyaratan yang harus diperlukan dalam mengajukan klaim
santunan kematian adalah sebagai berikut65 :
64 Anton, Kadiv Bisnis Proses Dan pelayanan Asuransi Syariah Mubarokah wawancara
pribadi, Jakarta 12 mei 2009 65 Anton, Kadiv Bisnis Proses Dan pelayanan Asuransi Syariah Mubarokah wawancara
pribadi, Jakarta 12 mei 2009.
77
1) Bagi Penduduk yang berusia dibawah 60 hari harus melampirkan :
a) Akta Kelahiran; dan
b) Surat Keterangan Kematian dari Kantor Kelurahan Setempat; atau foto copy
Surat Keterangan Kematian yang telah dilegalisir dari Kantor Kelurahan
Setempat; dan
c) Surat Keterangan Ahli Waris dari Kantor Kelurahan Setempat; atau foto
copy Surat Keterangan Ahli Waris yang dilegalisir dari Kantor Kelurahan
Setempat; dan
d) Foto Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Ahli Waris; dan
e) Foto Copy Kartu Keluarga Ahli Waris yang dilegalisir oleh Kantor
Kelurahan setempat.
2) Bagi Penduduk yang berusia antara 60 hari s/d 17 tahun harus melampirkan:
Menunjukkan Kartu Keluarga (KK) dan menyerahkan Foto Copy Kartu
Keluarga (KK) yang dilegalisir oleh Kantor Kelurahan setempat; dan
Surat Keterangan Kematian dari Kantor Kelurahan Setempat atau foto copy
Surat Keterangan Kematian yang dilegalisir dari Kantor Kelurahan
Setempat; dan
Surat Keterangan Ahli Waris dari Kantor Kelurahan Setempat atau foto
copy Surat Keterangan Ahli Waris yang dilegalisir dari Kantor Kelurahan
Setempat; dan
Foto Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Ahli Waris; dan
78
Foto Copy Kartu Keluarga Ahli Waris yang dilegalisir oleh Kantor
Kelurahan setempat.
a. Bagi Penduduk yang berusia sama atau diatas 17 tahun atau sudah menikah
harus melampirkan:
Menunjukkan Kartu Keluarga (KK) dan menyerahkan Foto Copy Kartu
Keluarga (KK) yang dilegalisir oleh Kantor Kelurahan setempat; dan
Kartu Tanda Penduduk (KTP) asli; dan
Surat Keterangan Kematian dari Kantor Kelurahan Setempat atau foto copy
Surat Keterangan Kematian yang dilegalisir dari Kantor Kelurahan
Setempat; dan
Surat Keterangan Ahli Waris dari Kantor Kelurahan Setempat atau foto
copy Surat Keterangan Ahli Waris yang dilegalisir dari Kantor Kelurahan
Setempat; dan
Foto Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Ahli Waris; dan
Foto Copy Kartu Keluarga Ahli Waris yang dilegalisir oleh Kantor
Kelurahan setempat.
Dalam proses pengajuan klaim dilakukan paling lambat 30(tiga puluh) hari
setelah Peserta meninggal, apabila klaim diajukan melewati jangka waktu tersebut
maka klaim yang bersangkutan dianggap kedaluwarsa dan Pemegang Amanah tidak
berkewajiban membayar apapun.
79
B. kendala-kendala yang di hadapi dalam proses pengajuan klaim santunan
kematian.
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis pada Dinas Tenaga Kerja
dan sosial Kota Depok, warga kota depok yang sudah mengajukan klaim santunan
dan PT Asuransi Syariah Mubarokah (ASM), dapat kita lihat bahwa Asuransi Syariah
Mubarokah mengalami kerugian yang cukup besar, dikarenakan banyaknya klaim
santunan yang diajukan oleh warga Kota Depok. Hal ini memang di luar dugaan
pihak Asuransi Syariah Mubarokah yang memprediksi kematian warga Kota Depok
tidak sebanyak itu. Dalam mengalami kerugian yang sangat besar ini pihak Asuransi
Syariah Mubarokah tidak mau mengambil pusing dalam menyikapinya kerugian
tersebut, dan menganggapnya hanya sebagian dari proses bisnis asuransi66.
Berikut ini adalah kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pengajuan
klaim santunan kematian warga Kota Depok, yang dilakukan oleh penulis setelah
melakukan pengamatan serta wawancara pada Dinas Tenaga Kerja Sosial Kota depok
dan PT Asuransi Syariah Mubarokah (ASM).
1. Masih banyak sekali warga yang ingin mendapatkan santunan tersebut dengan
berbagai cara seperti memalsukan data-data persyaratan klaim santunan demi
mendapatkan santunan kematian tersebut67.
66 Anton, Kadiv Bisnis Proses Dan pelayanan Asuransi Syariah Mubarokah wawancara
pribadi, Jakarta 12 mei 2009 67 Anton, Kadiv Bisnis Proses Dan pelayanan Asuransi Syariah Mubarokah wawancara
pribadi, Jakarta 12 mei 2009
80
2. Masih minimnya fasilitas yang dimiliki oleh pemerintah Kota depok dalam
mensosialisasikan program santunan kematian ini. Artinya belum didukungnya
pemberitahuan dan komunikasi yang baik dengan warganya, sehingga
informasi yang disampaikan masih belum baik68.
3. Kurangnya SDM dari pihak Asuransi Syariah Mubarokah dalam hal menerima
pengajuan klaim santunan kematian bagi warga Kota Depok69. Dengan rata-
rata pengajuan klaim santunan 17-18 orang perhari dan pihak asuransi
mubarokah yang menempatkan orang-orangnya hanya 5 orang saja, tentu hal
ini tidak seimbang dengan jumlah rata-rata pengajuannya.
Dari kendala-kendala yang terpaparkan diatas dapat menunjukan bahwa masih
perlunya pembenahan-pembenahan yang dilakukan pemerintah Kota depok dan PT
Asuransi Syariah Mubarokah (ASM) dalam mekanisme pengajuan klaim santunan.
Hal ini dapat sekali kita maklumi karena program santunan kematian ini merupakan
periode awal dari sebuah program pemerintah Kota Depok. Oleh karena itu, ini
menjadi sebuah tantangan kedepannya dalam menjalankan program santunan
kematian kedepannya agar dapat berjalan dengan baik.
68 Wawancara warga kota depok yang sudah pernah mengajukan santunan kematian,Depok
20 juli 2010. 69 O. Sudarya, Kepala Dinas Tenaga Kerja Dan Sosial Kota Depok,Wawancara Pribadi,
Depok 25 Juni 2009
81
C. Solusi dari kendala yang dihadapi dalam proses pengajuan klaim santunan
kematian
Sebagaimana yang telah di terangkan diatas mengenai berbagai kendala-
kendala yang dihadapi pemerintah kota Depok dalam proses pengajuan klaim
santunan kematian, maka ada beberapa solusi yang dapat dilakukan pemerintah kota
Depok dan Asuransi Syariah Mubarokah, yaitu:
1. Data-data yang masuk di proses dengan teliti
Selama ini banyak sekali warga yang memalsukan data-data klaim santunan
kematian demi mendapatkan santunan tersebut, seperti KTP yang diajukan
sudah tidak berlaku lagi dan memasukan orang lain pada kartu keluarga.
Untuk mencegah dari hal-hal tersebut maka diperlukan tindakan seperti
memperbaharui data kependudukan secara berkelanjutan yang dilakukan oleh
pihak terkait dalam hal ini pegawai kelurahan setempat yang dekat dengan
warga, hal ini bertujuan agar warga yang ingin mengajukan klaim santunan
tidak dapat memalsukan data-data persyaratan karena pihak pemerintah juga
telah memiliki data-data yang telah diperbaharui.
2. Membuat website terbaru tentang klaim santunan kematian70
Selama ini masih banyak warga kota Depok yang belum mengetahui bahwa
pemerintah kota Depok memiliki sebuah program tentang santunan kematian
bagi warganya. Selama ini sosialisasi yang dilakukan pemerintah kota Depok
70 O. Sudarya, Kepala Dinas Tenaga Kerja Dan Sosial Kota Depok,Wawancara Pribadi,
Depok 25 Juni 2009
82
hanya sebatas website pemerintah kota Depok itu sendiri itupun hanya
terbatas sekali maka untuk lebih memasyarakatkan program santunan
kematian ini diperlukan beberapa tindakan antara lain :
Pertama pemerintah kota Depok harus membuat kembali website tersendiri
tentang program santunan kematian ini walaupun hanya sederhana saja, tetapi
mudah dimengerti oleh warga kota Depok.
Kedua bila dalam mengadakan acara seminar yang dilakukan pemerintah kota
Depok hendaknya memberitahukan kembali kepada warganya agar lebih
mengetahui dengan jelas dan pasti.
Ketiga melakukan kunjungan-kunjungan ke tingkat kelurahan atau kecamatan
secara rutinitas agar warga lebih mengetahui lebih jelas.
Keempat melakukan informasi secara berantai antara pihak kecamatan,
kelurahan, RT RW dan disampaikan ke warganya.
3. Memperbanyak SDM dalam menangani proses pengajuan klaim santunan71
Saat ini SDM yang dilakukan oleh pihak Asuransi Syariah Mubarokah masih
terasa sangat kurang. Seperti yang terlihat dalam proses pengajuan klaim
masih terasa amat repot dalam menangani berkas-berkas klaim masuk maka
dalam hal ini diperlukan tindakan seperti mengirimkan SDM lagi dari
Asuransi Syariah Mubarokah pusat ke cabang pemerintah kota Depok dalam
membantu proses pelayanan klaim santunan kematian.
71 O. Sudarya, Kepala Dinas Tenaga Kerja Dan Sosial Kota Depok,Wawancara Pribadi,
Depok 25 Juni 2009
83
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan berkenaan dengan analisis prosedur
klaim santunan kematian warga kota Depok periode 1 september 2007 sampai dengan
31 agustus 2008, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Program santunan kematian warga kota Depok sangatlah berotensi dalam
membantu masyarakat khususnya bagi warga kota Depok, pada saat ditinggalkan
pihak ahli waris bisa memperoleh haknya, karena keluarga yang sedang berduka pasti
memang memerlukan santunan tersebut untuk keperluan pegurusan jenazah, bekal
hidup keluarga yang ditinggalkan dan masalah-masalah lainnya yang akan timbul
dikemudian hari. Dari santunan kematian ini tujuan utamanya adalah untuk
membantu memudahkan warga disaat musibah kematian tiba, dengan tidak diminta
membayar premi. Dengan adanya program satunan kematian yang diluncurkan
pemerintah kota Depok ini dapat menjalin ukhuwah diantara sesama warga kota
Depok.
2. Keterbatasan SDM dan publikasi untuk mensosialisasikan program pemerintah
kota Depok ini sangatlah menjadi kendala yang dihadapi kedepannya, dengan
seiringnya waktu diharapkan program pemerintah ini dapat tersosialisasikan dengan
baik.
84
3. Solusi yang dilakukan oleh pemerintah kota Depok untuk mengatasi kendala-
kendala yang ada adalah dengan mengadakan seminar atau penyuluhan ditingkat
kecamatan maupun tingkat kelurahan.
B.Saran
1. Adanya beberapa kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program
santunan kematian ini seperti masih kurangnya sosialisasi yang dilakukan pemerintah
kota Depok, sebaiknya pemerintah kota Depok lebih banyak melakukan seminar atau
penyuluhan ditingkat kecamatan dan kelurahan agar dapat diteruskan kembali ke
tingkat bawah seperti RT RW, sehingga warga bisa mengetahui secara jelas
bagaimana prosedur pelaksanaannya.
2. Pemerintah kota Depok sebaiknya lebih berperan aktif dalam proses pengajuan
klaim santunan kematian ini tidak sepenuhnya diserahkan oleh pihak asuransi syariah
Mubarokah, agar dapat mengetahui secara langsung keluhan-keluhan yang diterima
warganya dan dimata warga kota Depok dapat menjadi lebih baik lagi dengan
program yang diluncurkannya.
3. Pemerintah kota Depok seharusnya menjalankan terus program santunan
kematian bagi warganya jika berganti periode pemerintahan kepala daerahnya.
85
Daftar Pustaka
Ali, AM Hasan, konsep dan operasional asuransi syariah,bahan mata kuliah Dasar-
Dasar Ekonomi Islam, 2008.
Ali, Hasymi, Pengantar Asuransi Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008.
Basyir, A Azhar, Asuransi Takaful Sebagai Suatu Alternatif, Jakarta: TEPATI, 1993.
Buku Saku, Program santunan asuransi kematian kota Depok , Depok: pemerintah
kota Depok, 2008
Cahyono, E Jaka, Cara Jitu Meraih Untung dari Reksadana, Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2002.
Darmadi, Herman, Manajemen Asuransi, Jakarta: Bumi Aksara, 2000.
Dewan Asuransi Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
1992 dan Peraturan Pelaksanaan Tentang Usaha Perasuransian, Edisi
2003.
Djojosoedarsono, Soeisno, Prinsip-prinsip Manajemen Resiko Asuransi, Jakarta:
Salemba Empat, 2004.
Fatwa Dewan Syariah Nasional No.21/DSN-MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum
Asuransi Syariah.
Ghoni, Abdul & Arianty, Erni, Akutansi Asuransi Syariah Antara Teori & Praktik,
Jakarta: Insco Solusi, 2007.
86
Hasan, AM Ali, Asuransi dalam Persfektif Hukum Islam suatu tinjauan analisis
historis, teoritis, & praktis , Jakarta: Kencana, 2004.
http://www.antara.co.id diakses pada tanggal 13 Desember 2010
http://.detik.com diakses pada tanggal 14 desember 2010
http://www.depok-online.com diakses pada tanggal 28 April 2009
http//www.harian ekonomi.com neraca diakses pada tanggal 14 desember 2010
Iqbal, Muhaimin, Asuransi Umum Syari’ah dalam praktik upaya menghilangkan
gharar,maisir,dan riba, Jakarta: Gema Insani Press, 2006.
Jakarta Insurance Institute, Prinsip-prinsip Dan Praktek Asuransi.2005
Karim, Adiwarman, Sejarah pemikiran ekonomi islam, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2004.
Koran Republika, artikel santunan kematian bagi warga Kota Depok, Jakarta, 2007
Prodjodikoro, Wirjono, Hukum Asuransi di Indonesia, Jakarta: Intermasa, 1996.
Rahman, Afzalur, Doktrin-doktrin Ekonomi Islam jilid 4, Jakarta: Dana bakti Wakaf,
1996.
Sakti, Ali, Analisis Teoritis Ekonomi Islam Jawaban Atas Kekacauan Ekonomi
Modern, Jakarta: Paradigma dan Aqsa Publishing, 2007.
Salim, Abbas, Asuransi dan Manajemen Resiko, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
2005.
Sevila, Coonsuelo G. Pengantar Metode Penelitian, dalam Toto Kurniato,”Peran
Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU)Dalam Perkembangan
87
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)Berbasis Syariah,”Skripsi S1
Fakultas syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2010:h.10
Syafi’I Antonio, Muhammad. Bank Syariah Wacna Ulama dan Cendekiawan.
Jakarta: Tazkia Institute, 1999.
Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi,
cet.III. Yogyakarta: ekonosia, 2005.
Sula, Muhammad Syakir. Asuransi Syariah (Life And General) Konsep dan Sistem
Operasional. Jakarta: PT. Gema Insani Press, 2004.
Suyatno, Thomas, Kelembagaan Perbankan, Jakarta: STIE Perbanas dan Gramedia,
1993.
Wawancara Pribadi dengan Anton Kadiv bisnis proses dan pelayanan Asuransi
Syariah Mubarokah Jakarta, 24 Juni 2009.
Wawancara Pribadi dengan O, sudarya Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Sosial kota
Depok Jakarta, 24 Juni 2009.
Wawancara warga kota Depok yang sudah pernah mengajukan klaim santunan
kematian,Depok 20 juli 2010.
88
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
PROSES PENGAJUAN KLAIM PADA PROGRAM SANTUNAN
ASURANSI KEMATIAN WARGA KOTA DEPOK
Nama : Bpk Anton
Jabatan : Kadiv Bisnis Proses dan Pelayanan
Tempat : Asuransi Syariah Mubarakah
Tanggal : 1 juni 2009
Program Santunan Asuransi Kematian Warga Kota Depok
Pertanyaan
1. Bagaimana menurut Asuransi Syariah Mubarakah tentang program Santunan
Kematian bagi warga Kota Depok ?
Jawaban
Santunan kematian warga kota depok memang kami yang menangani sebagai
bentuk kerjasama perusahaan kami dengan pihak pemerintah Kota Depok. Kini,
pemberian santunan asuransi kematian itu telah memasuki tahun kedua
pelaksanaannya. Meski pihak asuransi mengalami kerugian pada pelaksanaan tahap
pertama, Namun program santunan kematian tersebut tetap dilanjutkan. Kerugian
yang dialami oleh pelaksana program asuransi kematian, yang dalam hal ini
dilakukan oleh Asuransi Syariah Mubarokah (ASM), disebabkan karena lebih
tingginya jumlah kematian riil dari perkiraan perhitungan jumlah kematian dalam
89
setahun. Yaitu, diperkirakan 4.000 jiwa kematian pertahun, menjadi 5.656 jiwa
kematian pertahun.
Lebih tingginya jumlah kematian dari yang diperkirakan terjadi dalam setahun
itu, yaitu selisih sekitar 1565 jiwa, turut mempengaruhi jumlah premi yang harus
dikeluarkan pihak asuransi.Kerugian pelaksanaan asuransi kematian tahun 2007,
premi awal yang dianggarkan sekitar 9 miliar, namun membengkak dan harus dibayar
ASM sekitar 11 miliar. Dalam masalah kerugian yang sangat besar ini pihak Asuransi
Syariah Mubarokah tidak mau mengambil pusing dalam menyikapinya kerugian
tersebut, dan menganggapnya hanya sebagian dari proses bisnis asuransi.
Pertanyaan
2. Bagaimana proses pelaksanaan program Santunan kematian warga Kota Depok
yang dilakukan ASM ?
Jawaban
Kalau masalah pelaksanaan santunan kematian kami lihat dahulu data-data
atau persyaratan yang diajukan warga selanjutnya kita proses terlebih dulu untuk
memenuhi kelengkapan dokumen dan bila persyaratan telah memenuhi syarat maka
kami langsung memprosesnya pada hari itu juga. Dari pihak kami hanya ingin
membantu mempermudah menyelesaikan proses pengajuan klaim dengan
menempatkan perwakilan dari pihak kami di kantor walikota Depok untuk menangani
masalah-masalah klaim saja.
Pertanyaan
90
3. Mengapa Asuransi Syariah Mubarakah ingin menjalin kerja sama dengan
Pemerintah Kota Depok dalam melaksanakan program Santunan Kematian bagi
warga Kota Depok ?
Jawaban
Untuk masalah kerjasama antara Asuransi Syariah Mubarakah dengan
Pemerintah Kota Depok kami hanya ingin membantu warga kota depok dalam bentuk
kegiatan sosial.misalnya dengan menjalin kerjasama ini maka hubungan kami dengan
pemerintah Kota Depok dapoat terjalin.
Pertanyaan
4. Apakah selain Kota Depok ada pemerintah kota lain yang menjalin kerja sama
dengan ASM ?
Jawaban
Untuk program-program seperti santunan kematian ini selain Kota Depok
tidak ada, khususnya untuk asuransi warganya. Karena kami ingin membuktikan
eksistensi perusahaan kami kepada masyarkat luas khususnya.
Pertanyaan
5. Apa saja kendala-kendala yang di hadapi Asuransi Syariah Mubarakah dalam
melaksanakan program Santunan Kematian ?
Jawaban
91
Pada dasarnya dengan adanya program santunan kematian warga Kota Depok
ini sangatlah menggiurkan bagi ahli waris yang ditinggalkannya, masih banyak sekali
warga yang ingin mendapatkan santunan tersebut dengan berbagai cara seperti
memalsukan data-data persyaratan klaim santunan demi mendapatkan santunan
kematian tersebut.
Pertanyaan
6. Bagaimana seleksi resiko yang dilakukan oleh ASM dalam meminimalisir
kerugian ?
Jawaban
Mungkin untuk seleksi resiko tidak ada karena jumlahnya sangat banyak yang
di tanggung, soalnnya yang ditanggung warga kota depok tidak mungkin kita seleksi
satu persatu dan kita mengkategorikannya kepada asuransi kolektif, kalau untuk
seleksi resiko kami seleksi hanya untuk produk perorangan atau jiwanya.
Pertanyaan
7. Bagaimana prosedur pengajuan klaim kematian bagi warga Kota Depok ?
Jawaban
Proses pengajuan klaim yang dilakukan pemerintah kota Depok yang bekerja
sama PT Asuransi Syariah Mubarokah ini dapat dilakukan dengan mudah oleh warga
kota Depok, ada dua pilihan dalam proses pengajuan klaim santunan pertama dengan
datang langsung ke pemerintah kota Depok atau dengan cara layanan sms santunan
92
kematian, hal ini dilakukan untuk mempermudah warga dalam mengurusi pengajuan
klaim santunannya.
Dalam hal ini persyaratan yang harus diperlukan dalam mengajukan klaim
santunan kematian adalah sebagai berikut:
3) Bagi Penduduk yang berusia dibawah 60 hari harus melampirkan :
f) Akta Kelahiran; dan
g) Surat Keterangan Kematian dari Kantor Kelurahan Setempat; atau foto copy
Surat Keterangan Kematian yang telah dilegalisir dari Kantor Kelurahan
Setempat; dan
h) Surat Keterangan Ahli Waris dari Kantor Kelurahan Setempat; atau foto
copy Surat Keterangan Ahli Waris yang dilegalisir dari Kantor Kelurahan
Setempat; dan
i) Foto Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Ahli Waris; dan
j) Foto Copy Kartu Keluarga Ahli Waris yang dilegalisir oleh Kantor
Kelurahan setempat.
4) Bagi Penduduk yang berusia antara 60 hari s/d 17 tahun harus melampirkan:
Menunjukkan Kartu Keluarga (KK) dan menyerahkan Foto Copy Kartu
Keluarga (KK) yang dilegalisir oleh Kantor Kelurahan setempat; dan
Surat Keterangan Kematian dari Kantor Kelurahan Setempat atau foto copy
Surat Keterangan Kematian yang dilegalisir dari Kantor Kelurahan
Setempat; dan
93
Surat Keterangan Ahli Waris dari Kantor Kelurahan Setempat atau foto
copy Surat Keterangan Ahli Waris yang dilegalisir dari Kantor Kelurahan
Setempat; dan
Foto Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Ahli Waris; dan
Foto Copy Kartu Keluarga Ahli Waris yang dilegalisir oleh Kantor
Kelurahan setempat.
b. Bagi Penduduk yang berusia sama atau diatas 17 tahun atau sudah menikah
harus melampirkan:
Menunjukkan Kartu Keluarga (KK) dan menyerahkan Foto Copy Kartu
Keluarga (KK) yang dilegalisir oleh Kantor Kelurahan setempat; dan
Kartu Tanda Penduduk (KTP) asli; dan
Surat Keterangan Kematian dari Kantor Kelurahan Setempat atau foto copy
Surat Keterangan Kematian yang dilegalisir dari Kantor Kelurahan
Setempat; dan
Surat Keterangan Ahli Waris dari Kantor Kelurahan Setempat atau foto
copy Surat Keterangan Ahli Waris yang dilegalisir dari Kantor Kelurahan
Setempat; dan
Foto Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Ahli Waris; dan
Foto Copy Kartu Keluarga Ahli Waris yang dilegalisir oleh Kantor
Kelurahan setempat.
94
Dalam proses pengajuan klaim dilakukan paling lambat 30(tiga puluh) hari
setelah Peserta meninggal, apabila klaim diajukan melewati jangka waktu tersebut
maka klaim yang bersangkutan dianggap kedaluwarsa dan Pemegang Amanah tidak
berkewajiban membayar apapun.
Pertanyaan
8. Bagaimana proses underwriting ASM dalam program Santunan Kematian ini ?
Jawaban
Untuk underwritingnya sendiri tidak ada karena yang ditangung tidak
perorangan kita samaratakan semua jadinya walaupun kami mengalami kerugian
yang cukup besar. Dan itu tujuannnya semua agar perusahaan kita dapat bergerak
membantu permerintah Kota Depok sebagai bentuk kegiatan sosial.
Pertanyaan
9. Apakah dampak positif dan negatif dalam pelaksanaan program Santunan
Kematian ini ?
Jawaban
Dampak positifnya dengan menjalin kerjasama dengan pemerintah Kota
Depok dalam kegiatan sosial untuk dapat dikenal oleh masyarakat. Sedangkan untuk
dampak positifnya banyak sekali dilapangan terjadi pemalsuan data-data persyaratan
kelengkapan dokumen pengajuan klaim santunan.
95
Pertanyaan
10. Menurut ASM apa saja kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan Santunan
Kematian Kota Depok dan apa saran ASM dalam hal ini ?
Jawaban
Untuk kelebihannya program santunan ini mungkin klaim nya bisa langsung
cepat di cairkan pada hari itu juga bila telah memenuhi persyaratan. Sedangkan untuk
kekurangannya masih ada warga yang belum mengetahui adanya program santunan
ini.
96
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
PROSEDUR PENGAJUAN KLAIM PADA PROGRAM SANTUNAN
ASURANSI KEMATIAN WARGA KOTA DEPOK
Nama : Bpk O Sudarya
Jabatan : Kepala Dinas Tenaga Kerja Dan Sosial Kota Depok
Tempat : Dinas Tenaga Kerja Dan Sosial Kota Depok
Tanggal : 20 Mei 2009
Program Santunan Asuransi Kematian Kota Depok
Pertanyaan
1. Apa visi dan misi Kota Depok hubungannya dengan Program Santunan Asuransi
Kematian ini ?
Jawaban
Pada program santunan kematian ini kami menggerakannya dengan Visi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk lima tahun ke
depan, yaitu: ”Menuju Kota Depok yang melayani dan mensejahterakan”. Visi
Walikota yang tertuang dalam RPJMD Kota Depok lima tahun ke depan, terkandung
pengertian yaitu Melayani berarti meningkatkan kualitas pelayanan aparatur dan
penyediaan sarana dan prasarana bagi warga Depok dengan meningkatkan
kemampuan lembaga dan aparatur pemerintahan dalam memberikan dan
97
menyediakan barang-barang publik dengan cara-cara yang paling efisien dan
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk ikut serta dalam pembangunan daerah.
Mensejahterakan berarti meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan
mengembangkan potensi ekonomi yang dapat memberikan lapangan pekerjaan dan
kehidupan bagi masyarakat banyak dan juga keuangan daerah.
Untuk mewujudkan Visi RPJMD Kota Depok lima tahun ke depan, maka
telah dirumuskan Misi RPJMD tahun 2006-2011 yaitu:
a. Mewujudkan pelayanan yang ramah, cepat dan transparan.
b. Membangun dan mengelola sarana dan prasarana infrastruktur yang cukup, baik
dan merata.
c. Mengembangkan perekonomian masyarakat, dunia usaha dan keuangan daerah.
d. Meningkatkan kualitas keluarga, pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat berlandaskan nilai-nilai agama.
Dari visi dan misi Kota Depok yang terpapar diatas, dapat disimpulkan bahwa
pemerintah Kota Depok menitikberatkan pada persoalan kesejahteraan
masyarakatnya yang berlandaskan kepada nilai-nilai agama. Seperti yang tertuang
pada program santunan asuransi kematian ini dengan tujuan ingin membantu
meringankan beban keluarga yang ditinggalkannya bila diantara salah satu
kelurganya ada yang meninggal.
98
Pertanyaan
2. Apa maksud dan tujuan adanya Program Santunan Asuransi Kematian ?
Jawaban
Santunan kematian memang merupakan hal yang baru. Kota Depok telah
berani menjadi pelopor keberadaan santunan yang diberikan kepada setiap warganya
yang meninggal dunia. Program santunan kematian yang diluncurkan Walikota
Depok tujuannya untuk menggerakkan tarbiyah dan meningkatkan keimanan di
kalangan Warga Kota Depok serta untuk mengurangi perasaan berduka pada keluarga
yang ditinggalkan. Santunan kematian besarnya Rp2 juta untuk setiap jiwa warga
Kota Depok yang meninggal dunia dan dimakamkan di wilayah Kota Depok.
Program ini memang baik dan pasti akan didukung oleh segenap warga, karena
keluarga yang sedang berduka pasti memang memerlukan santunan tersebut untuk
keperluan pegurusan jenazah, maupun sebagai bekal hidup keluarga yang
ditinggalkan.
Pertanyaan
3. Bagaimana operasionalnya Program Santunan asuransi Kematian ini ?
Jawaban
Santunan kematian tersebut dalam operasionalnya diserahkan kepada sebuah
Perusahaan asuransi syariah yang ditunjuk, tentu saja setelah proses tender yang
memakan waktu yang cukup lama. Pemerintah Kota Depok telah menggandeng
sebuah perusahaan Asuransi Syariah Mubarakah untuk bekerjasama dalam program
99
santunan kematian ini, Setiap warga Depok yang meninggal akan mendapatkan
santunan sebesar 2 Juta rupiah per orangnya jika semua syarat-syarat yang diperlukan
telah dilengkapi.
Pertanyaan
4. Bagaimana gambaran umum pelaksanaan Program Santunan Kematian ini ?
Jawaban
a. Pengertian Umum
Santunan Kematian Bagi Penduduk Resmi Kota Depok merupakan santunan
yang diberikan khusus bagi penduduk resmi Kota Depok yang meninggal dunia
disebabkan oleh hal apapun di seluruh wilayah Kota Depok dan luar Kota Depok.
b. Sasaran
Seluruh penduduk resmi Kota Depok (semua umur), yaitu :
Terdaftar dalam Database Kependudukan.
Terdaftar dalam Kartu Keluarga.
Memiliki Kartu Tanda penduduk (KTP) bagi yang telah berusia 17 tahun ke
atas
Memiliki Akta Kelahiran bagi bayi yang meninggal sebelum berusia 6 harian
belum terdaftar dalam Kartu Keluarga.
c. Manfaat Program
Besar santunan Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) yang diberi kepada ahli
waris.
100
Santunan kematian memberikan manfaat bagi yang meninggal dunia
disebabkan hal apapun di seluruh wilayah Kota Depok dan diluar Kota Depok
kecuali meninggal dunia karena :
a. Penduduk meninggal dunia karena perbuatan bunuh diri.
b. Penduduk meninggal dunia karena virus HIV/AIDS.
c. Penduduk meninggal dunia karena terlibat perbuatan melanggar hukum.
d. Periode Program
Santunan Kematian diberikan kepada penduduk resmi Kota Depok yang
meninggal dunia pada periode 1 September 2007 sampai dengan 31 Agustus 2008.
e. Pelayanan Santunan
• Proses klaim dimulai pada saat ahli waris peserta/ penduduk Kota Depok
menyampaikan secara tertulis kepada Pemerintah Kota Depok melalui Kantor
Layanan, perihal permohonan santunan untuk dapat dibayarkan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
• Berkas yang diterima lengkap sebelum jam 13.00 WIB akan dibayarkan langsung
pada hari yang sama.
• Berkas yang diterima lengkap setelah jam 13.00 WIB akan dibayarkan pada hari
kerja berikutnya.
• Berkas yang belum lengkap akan dikembalikan untuk dilengkapi dan akan
dibayarkan setelah berkas lengkap.
101
• Batas waktu pengajuan klaim maksimal 30 hari sejak peserta meninggal dunia.
Pengurusan Kelengkapan Dokumen
• Ahli waris datang ke RT, RW untuk meminta Surat Pengantar pengurusan Surat
Keterangan Kematian dan Surat Keterangan Ahli Waris.
• Ahli waris datang ke kantor kelurahan setempat dengan membawa KTP, KK dan
Surat Pengantar RT, RW untuk dibuatkan Surat Keterangan Kematian dan Surat
Keterangan Ahli Waris.
• Pada waktu datang ke kantor kelurahan setempat, ahli waris juga membawa
fotokopi KK peserta (usia di atas 60 hari) dan fotokopi KK ahli waris (semua usia
peserta) untuk minta dilegalisir oleh kantor kelurahan setempat.
• Surat lain yang perlu dilegalisir adalah fotokopi Surat keterangan Kematian dan
Surat Keterangan Ahli Waris.
Proses Pembayaran Santuan Kematian, Ahli Waris.
• Datang ke Pusat Pelayanan Santunan Kematian dengan membawa dokumen klaim
sesuai dengan ketentuan.
• Mengisi permohonan pencairan dana santunan meninggal dunia.
• Melampirkan dokumen sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
• Menandatangani Surat Permohonan Santunan Kematian.
• Mengisi dan menandatangani Berita Acara Pembayaran Santunan.
102
f. Persyaratan
Santunan yang dibayarkan kepada ahli waris dengan persyaratan dokumen
yang harus dilengkapi adalah sebagai berikut:
Bagi Penduduk Yang Berusia Di Bawah 60 Hari, harus melampirkan :
• Akta Kelahiran.
• Surat Keterangan Kematian dari kantor kelurahan setempat atau fotokopi Surat
Keterangan Kematian yang telah dilegalisir oleh kantor kelurahan setempat.
• Surat Keterangan Ahli Waris yang telah dilegalisir oleh kantor kelurahan setempat.
• Fotokopi KTP ahli waris.
• Fotokopi Kartu Keluargha (KK) ahli waris yang telah dilegalisir oleh kantor
kelurahan setempat.
Bagi Penduduk Yang Berusia Antara 60 Hari s/d 17 Tahun, harus melampirkan :
• Menunjukkan Kartu Keluarga (KK) asli dan menyerahkan fotokopi Kartu
Keluarga (KK) yang telah dilegalisir oleh kantor kelurahan setempat.
• Surat Keterangan Kematian dari kantor kelurahan setempat atau fotokopi Surat
keterangan Kematian yang telah dilegalisir oleh kantor kelurahan setempat.
• Surat Keterangan Ahli Waris yang telah dilegalisir oleh kantor kelurahan
setempat.
• Fotokopi KTP ahli waris.
• Fotokopi Kartu Keluarga (KK) ahli waris yang telah dilegalisir oleh kantor
kelurahan setempat.
103
Bagi Penduduk Yang Sama Atau Di atas 17 Tahun Atau Sudah Menikah, harus
melampirkan :
• Menunjukkan Kartu Keluarga (KK) asli dan menyerahkan fotokopi Kartu
Keluarga (KK) yang telah dilegalisir oleh kantor kelurahan setempat.
• Kartu Tanda Penduduk (KTP) asli.
• Surat Keterangan Kematian dari kantor kelurahan setempat atau fotokopi Surat
Keterangan Kematian yang telah dilegalisir oleh kantor kelurahan setempat.
• Surat Keterangan Ahli Waris dari kantor kelurahan setempat atau fotokopi Surat
Keterangan Ahli Waris yang telah dilegalisir oleh kantor kelurahan setempat.
• Fotokopi KTP ahli waris.
• Fotokopi Kartu Keluarga (KK) ahli waris yang telah dilegalisir oleh kantor
kelurahan setempat.
Pertanyaan
5. Bagaimana sosialisasi program ini ke masyarakat ?
Jawaban
a. Program Santunan Asuransi Kematian ini di sosialisasikan pertama
ketingkat kecamatan dari kecamatan disosialisasikan lagi ke kelurahan-kelurahan
yang ada di Depok dari tingkat kelurahan lalu disosialisasikan lagi kepada RT dan
RW setempat.
b. Melalui papan bilboard yang ada di jalan-jalan Kota Depok.
c. Membuat website terbaru tentang program santunan kematian ini.
104
Pertanyaan
6. Dari mana saja dana yang di peroleh untuk membayar premi asuransi ?
Jawaban
Untuk membayar premi asuransi kepada perusahaan Asuransi Syariah
Mubarakah pemerintah Kota Depok telah menganggarkan dana dari APBD Kota
Depok yang berasal dari PAD.
Pertanyaan
7. Permasalahan apa yang sering muncul dilapangan seiring berjalannya program ini
?
Jawaban
Dari segi permasalahan mungkin yang paling banyak muncul seperti masalah
administrasi atau kelengkapan persyaratan pengajuan klaim, banyak dari warga Kota
Depok yang mengajukan klaim tetapi kurang lengkap persyaratannya sehingga
menimbulkan masalah tersendiri.
Pertanyaan
8. Bagaimana prosedur untuk mengajukan klaim ?
Jawaban
Untuk prosedur pengajuan klaim kita telah menempatkan perusahaan
Asuransi Syariah Mubarakah di kantor Walikota Depok tepatnya di samping kantor
Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kota Depok agar masyarakat yang ingin mengajukan
105
klaim kematian hanya tinggal datang ke kantor Walikota Depok dengan membawa
persyaratan pengajuan klaim. Setelah itu bila ingin mengajukan kliam persyaratan
harus sesuai dengan yang ditentukan.
Pertanyaan
9. Apa saja syarat-syarat yang diperlukan untuk pengajuan klaim ?
Jawaban
Untuk Persyaratan kami telah menentukan dengan persyaratan dokumen yang
harus dilengkapi adalah sebagai berikut:
Bagi Penduduk Yang Berusia Di Bawah 60 Hari, harus melampirkan :
• Akta Kelahiran.
• Surat Keterangan Kematian dari kantor kelurahan setempat atau fotokopi Surat
Keterangan Kematian yang telah dilegalisir oleh kantor kelurahan setempat.
• Surat Keterangan Ahli Waris yang telah dilegalisir oleh kantor kelurahan setempat.
• Fotokopi KTP ahli waris.
• Fotokopi Kartu Keluargha (KK) ahli waris yang telah dilegalisir oleh kantor
kelurahan setempat.
Bagi Penduduk Yang Berusia Antara 60 Hari s/d 17 Tahun, harus melampirkan :
• Menunjukkan Kartu Keluarga (KK) asli dan menyerahkan fotokopi Kartu
Keluarga (KK) yang telah dilegalisir oleh kantor kelurahan setempat.
• Surat Keterangan Kematian dari kantor kelurahan setempat atau fotokopi Surat
keterangan Kematian yang telah dilegalisir oleh kantor kelurahan setempat.
106
• Surat Keterangan Ahli Waris yang telah dilegalisir oleh kantor kelurahan
setempat.
• Fotokopi KTP ahli waris.
• Fotokopi Kartu Keluarga (KK) ahli waris yang telah dilegalisir oleh kantor
kelurahan setempat.
Bagi Penduduk Yang Sama Atau Di atas 17 Tahun Atau Sudah Menikah, harus
melampirkan :
• Menunjukkan Kartu Keluarga (KK) asli dan menyerahkan fotokopi Kartu
Keluarga (KK) yang telah dilegalisir oleh kantor kelurahan setempat.
• Kartu Tanda Penduduk (KTP) asli.
• Surat Keterangan Kematian dari kantor kelurahan setempat atau fotokopi Surat
Keterangan Kematian yang telah dilegalisir oleh kantor kelurahan setempat.
• Surat Keterangan Ahli Waris dari kantor kelurahan setempat atau fotokopi Surat
Keterangan Ahli Waris yang telah dilegalisir oleh kantor kelurahan setempat.
• Fotokopi KTP ahli waris.
• Fotokopi Kartu Keluarga (KK) ahli waris yang telah dilegalisir oleh kantor
kelurahan setempat.
Bila persyaratan dokumen telah terpenuhi maka di cek dahulu apakah warga
ini telah tercatat di Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Depok dan
merupakan warga Kota Depok, bila benar maka proses klaim akan cepat diproses.
107
Pertanyaan
10. Apa dampak positif dan negatif setelah program ini berjalan ?
Jawaban
Untuk dampak positifnya program ini telah membawa berbagai dampak
positif bagi warga Depok. yaitu pencegahan berbagai kegiatan yang membawa
mudharat atau nahi mungkar. Sebab asuransi kematian ini tidak akan diberikan
kepada warga Depok yang meninggal dunia karena bunuh diri, terkena HIV/AIDS,
serta melanggar hukum seperti mengonsumsi miras, narkoba, dan sebagainya. Jadi
program asuransi kematian yang didukung oleh PT Asuransi Syariah Mubarakah ini
turut serta dalam upaya pencegahan dan penertiban masyarakat, minimal terhadap
tiga hal tersebut di atas.
Untuk dampak negatifnya seperti ada beberapa warga yang melakukan
berbagai cara guna mendapat asuransi kematian sebesar Rp 2 juta. Modusnya, dengan
melakukan pemalsuan data. Misalnya dengan memalsukan KTP dan Kartu Keluarga
(KK). Seperti yang terjadi di lapangan,pernah mendapati kasus pemalsuan KTP.
Sebagai contoh, ada satu warga yang meninggal pada tanggal 1 Agustus, namun KTP
yang bersangkutan sudah tidak berlaku lagi. Demi untuk mendapatkan santunan,
pihak keluarga membuat KTP palsu lengkap dengan cap jempol, namun tanggal yang
tercantum adalah tanggal setelah yang bersangkutan meninggal. Hal ini dirasa sangat
janggal sehingga klaimnya tidak dibayarkan.
108
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
SANTUNAN KEMATIAN WARGA KOTA DEPOK
1. Nama : Bpk Makmur
Umur : 39 Tahun
Alamat : Jln.H,Asmawi Gang Jambu RT 05 RW 15 No 12
Kelurahan Beji Kecamatan Beji Depok.
1. Apakah sebelumnya bapak mengetahui adanya program santunan asuransi
kematian yang diluncurkan pemerintah kota Depok ?
- Saya tahu mas dari omongan-omongan para tetangga saya,waktu itu
saya lg kumpul2 ajah mas para tetangga saya pada ngomongin ya jadi
saya tahu.
2. Bagaimana pandangan bapak tentang adanya program santunan kematian
ini?
- Ya kalo menurut saya sih bagus mas lagipula kan membantu juga
untuk ahli waris yang ditinggalkannya.
3. Apakah sebelumnya bapak mengetahui cara-cara proses pengajuan klaim
santunan kematian ini?
- Kalau cara-caranya sih mas gk tw, ya namanya juga belum pernah
baru pertama kali ajah, paling nanti saya Tanya-tanya lagi ke tetangga
yang sudah pernah ngajuin.
4. Apakah sebelumnya bapak mengetahui apa saja persyaratan yang
diperlukan untuk pengajuan klaim santunan kematian ini?
- Kalau apa saja yang diperlukan sih kurang tahu yah mas paling nanti
saya Tanya-tanya lagi
109
5. Menurut bapak cukup sulit atau mudahkah cara-cara mengurusi
persyaratannya sampai proses pengajuan?
- Menurut saya agak sulit yah mas, soalnya saya harus kesana kemari
untuk ngurusin persyaratannya ajah, kalau pas pengajuannya sih mas
cepet tuh kira2 saya 2 jam an lah.
6. Menurut bapak apakah persyaratan yang harus dipenuhi cukup sulit atau
mudah?
- Untuk persyaratannya menurut saya sih mas tidak terlalu sulit yah,
yang penting berkas2 persyaratan kita lengkap.
7. Bagaimana tanggapan bapak dalam proses pengajuan klaim santunan
kematian ini cukup memuaskankah dari segi pelayanannya?
- Gimanah yah mas, saya sih lumayan cukup puas juga soalnya berkas
persyaratan saya lengkap jadi cepet cair duit santunannya.
8. Menurut bapak hal apa saja yang harus dibenahi dalam proses pengajuan
santunan kematian ini?
- Mungkin dari orangnya yah mas, saya liat tuh kayanya pada sibuk
semua, mungkin menurut saya perlu ditambahin orang kali mas biar
proses pencairannya cepet.
9. Menurut bapak/Ibu kendala apa saja yang dialami dalam proses pengajuan
klaim santunan kematian ini?
- Menurut saya sih tidak ada yah mas, soalnya saya ngurusinnya cepet.
10. Apa saran bapak/ibu terhadap program santunan kematian ini?
- Saran saya sih mas diperpanjang ajah programnya soalnya bagus mas
banyak membantu banget.
110
2. Nama : Bpk Samino
Umur : 48 Tahun
Alamat : Jln.Wadas Raya RT 06 RW 13 No 10
Kecamatan Pancoran Mas Kelurahan Pancoran Mas
1 Apakah sebelumnya bapak mengetahui adanya program santunan asuransi
kematian yang diluncurkan pemerintah kota Depok ?
- Pertama-tama sih saya kurang tahu, soalnya masih simpang siur
informasi yang saya dapet. Tapi saya Tanya-tanya sama RT setempat
sih mas.
2 Bagaimana pandangan bapak tentang adanya program santunan kematian
ini?
- Menurut saya sih bagus ajah. Soalnya membantu banget mas, saya sih
sengaja mengajukan santunannya untuk biaya-biaya penguburannya.
3 Apakah sebelumnya bapak mengetahui cara-cara proses pengajuan klaim
santunan kematian ini?
- Ya tadi itu mas karena saya kurang tahu makanya saya Tanya-tanya.
4 Apakah sebelumnya bapak mengetahui apa saja persyaratan yang
diperlukan untuk pengajuan klaim santunan kematian ini?
- Persyaratanya sih katanya Cuma KTP yang sudah meninggal,KTP ahli
waris terus Kartu Keluarga tapi pas saya disana ternyata masih kurang
surat kematian dari kelurahan, maklum mas saya kan kurang tahu dari
pertama.
5 Menurut bapak cukup sulit atau mudahkah cara-cara mengurusi
persyaratannya sampai proses pengajuan?
- Menurut saya sih yang masih baru yah mas, masih terasa sulit yah
soalnya mesti kemanah2 dulu ngurusinnya.
111
6 Menurut bapak apakah persyaratan yang harus dipenuhi cukup sulit atau
mudah?
- Ya kalau untuk persyaratannya sih agak terlalu sulit Cuma
ngurusinnya itu yah mas yang agak sulit.
7 Bagaimana tanggapan bapak dalam proses pengajuan klaim santunan
kematian ini cukup memuaskankah dari segi pelayanannya?
- Kalau waktu itu saya ngurusin cukup memuaskan juga, tapi yang
penting persyaratannya harus lengkap mas jadi cepet tuh.
8 Menurut bapak hal apa saja yang harus dibenahi dalam proses pengajuan
santunan kematian ini?
- Apa yah mas saya juga bingung tapi kayanya mungkin dari orang-
orang yang ngurusin klaimnya boleh dibilang SDM nya.
9 Menurut bapak/Ibu kendala apa saja yang dialami dalam proses pengajuan
klaim santunan kematian ini?
- Mungkin menurut saya perlu di sosialisasikan lagi cara-cara
pengajuannya soalnya masih banyak warga yang belum
mengetahuinya.
10 Apa saran bapak/ibu terhadap program santunan kematian ini?
- Saran saya mungkin dari pihak pemerintah kota Depok lebih gencar
lagi dalam mensosialisasikan.
112
3. Nama : Bpk Zulfahmi Abdurahman
Umur : 31 Tahun
Alamat : Jln.Sawangan Permai RT 01 RW 09 No 11
Kecamatan Sawangan Kelurahan Sawangan Baru
1 Apakah sebelumnya bapak mengetahui adanya program santunan asuransi
kematian yang diluncurkan pemerintah kota Depok ?
- Saya sedikit tahu, waktu anggota keluarga saya ada yang meninggal.
Saya dianjurin sama tetangga saya.
2 Bagaimana pandangan bapak tentang adanya program santunan kematian
ini?
- Program santunan kematian ini cukup bagus,soalnya membantu
banget, bagi saya sebagai ahli warisnya cukup senang dengan adanya
santunan ini, itu juga waktu itu untuk mengurusi biaya-biaya
penguburan dan lain-lain.
3 Apakah sebelumnya bapak mengetahui cara-cara proses pengajuan klaim
santunan kematian ini?
- Sedikit tahu mas, waktu itu ajah saya banyak nanya-nanya sama
tetangga saya.
4 Apakah sebelumnya bapak mengetahui apa saja persyaratan yang
diperlukan untuk pengajuan klaim santunan kematian ini?
- Pertama-tama kurang tahu tapi setelah saya nanya-nanya jadi agak
sedikit tahulah.
5 Menurut bapak cukup sulit atau mudahkah cara-cara mengurusi
persyaratannya sampai proses pengajuan?
- Untuk mengurusi nya sulit juga harus kesana-kemari soalnya saya kan
agak sibuk gak ada yang ngurusin pengajuan klaim nya.
113
6 Menurut bapak apakah persyaratan yang harus dipenuhi cukup sulit atau
mudah?
- Kalau yang itu paling masalahnya lumayan kita harus ke RT setempat,
ke kelurahan terus ke kantor walikotanya untuk ngajuin santunan.
7 Bagaimana tanggapan bapak dalam proses pengajuan klaim santunan
kematian ini cukup memuaskankah dari segi pelayanannya?
- Cukup lumayan puas juga soalnya klaim santunan saya cepet kok
proses pencairannya soalnya persyaratan saya lengkap.
8 Menurut bapak hal apa saja yang harus dibenahi dalam proses pengajuan
santunan kematian ini?
- Kalau menurut saya mungkin saya sudah cukuplah, saya juga sudah
mendapatkan hak saya juga.
9 Menurut bapak/Ibu kendala apa saja yang dialami dalam proses pengajuan
klaim santunan kematian ini?
- Menurut saya masalah persyaratannya itu, soalnya saya tidak ada
waktu untuk mengurusinnya tapi karena saya membutuhkan ya
terpaksa saya sempet-sempetin.
10 Apa saran bapak/ibu terhadap program santunan kematian ini?
- Saran saya program ini terus berjalan walaupun berganti kepala
daerahnya.
114
4. Nama : Bpk Endang Abdurohman
Umur : 40 Tahun
Alamat : Jln.H. Asmawi RT 03 RW 10 No 05
Kecamatan Beji Kelurahan Beji
1 Apakah sebelumnya bapak mengetahui adanya program santunan asuransi
kematian yang diluncurkan pemerintah kota Depok ?
- Lumayan tahu waktu itu saya disaranin sama saudara saya untuk
mengajukan klaim santunan ke pemkot Depok karena disitu ada
program santunan kematian bagi warga asli Depok.
2 Bagaimana pandangan bapak tentang adanya program santunan kematian
ini?
- Cukup membantu juga bagi ahli waris dan warga Depok untuk bantu-
bantu biaya penguburan misalnya ya intinya meringankan bebanlah.
3 Apakah sebelumnya bapak mengetahui cara-cara proses pengajuan klaim
santunan kematian ini?
- Saya sih dikasih tahu cara-cara ngajuin santunannya.
4 Apakah sebelumnya bapak mengetahui apa saja persyaratan yang
diperlukan untuk pengajuan klaim santunan kematian ini?
- Kurang tahu, ya maklumlah saya kan dari awalnya kurang begitu jelas
informasinya.
5 Menurut bapak cukup sulit atau mudahkah cara-cara mengurusi
persyaratannya sampai proses pengajuan?
- Menurut saya agak repot juga mas,harus mondar mandir kesana
kemari, maunya sih mas nyuruh orang yang ngurusinnya tapi karena
gak boleh harus anggota keluarganya ya jadi saya ngurusin sendiri.
6 Menurut bapak apakah persyaratan yang harus dipenuhi cukup sulit atau
mudah?
115
- Ya hanya KTP ahli waris, KTP yang meninggal, KK, surat kematian.
Ya lumayan gak terlalu yah mas.
7 Bagaimana tanggapan bapak dalam proses pengajuan klaim santunan
kematian ini cukup memuaskankah dari segi pelayanannya?
- Bagi saya cukup memuaskan lah dari segi pelayanannya.
8 Menurut bapak hal apa saja yang harus dibenahi dalam proses pengajuan
santunan kematian ini?
- Mungkin dari segi kualitas orang-orangnya yang ngurusin pengajuan
warga.
9 Menurut bapak/Ibu kendala apa saja yang dialami dalam proses pengajuan
klaim santunan kematian ini?
- Menurut saya lebih ditambah lagi dari segi SDM nya biar lebih cepat
dan mudah dalam mengajukan klaim warga.
10 Apa saran bapak/ibu terhadap program santunan kematian ini?
- Mungkin dengan adanya program ini lebih banyak membantu dan bisa
diperpanjang lagi program kedepannya.
116
5. Nama : Bpk Mursyad
Umur : 42 Tahun
Alamat : Jln.Raya Bedahan Timur RT 03 RW 06 No 95
Kecamatan Sawangan baru Kelurahan Sawangan
1 Apakah sebelumnya bapak mengetahui adanya program santunan asuransi
kematian yang diluncurkan pemerintah kota Depok ?
- Saya tahu dari omongan-omongan tetangga saya.
2 Bagaimana pandangan bapak tentang adanya program santunan kematian
ini?
- Bagus ya untuk meringankan beban ahli waris yang ditinggalkan,
misalnya untuk biaya-biaya penguburan.
3 Apakah sebelumnya bapak mengetahui cara-cara proses pengajuan klaim
santunan kematian ini?
- Kurang tahu, soalnya saya tahunya hanya program santunannya.
4 Apakah sebelumnya bapak mengetahui apa saja persyaratan yang
diperlukan untuk pengajuan klaim santunan kematian ini?
- Setahu saya hanya KTP ahli waris, KTP yang meninggal, KK, surat
kematian.
5 Menurut bapak cukup sulit atau mudahkah cara-cara mengurusi
persyaratannya sampai proses pengajuan?
- Lumayan sulit juga saya harus bolak-balik.
6 Menurut bapak apakah persyaratan yang harus dipenuhi cukup sulit atau
mudah?
- Kalau untuk persyaratannya gak terlalu sulit.
7 Bagaimana tanggapan bapak dalam proses pengajuan klaim santunan
kematian ini cukup memuaskankah dari segi pelayanannya?
- Pelayanannya cukup memuaskan waktu saya ngajuin klaimnya.
117
8 Menurut bapak hal apa saja yang harus dibenahi dalam proses pengajuan
santunan kematian ini?
- Menurut saya sudah cukuplah mas.
9 Menurut bapak/Ibu kendala apa saja yang dialami dalam proses pengajuan
klaim santunan kematian ini?
- Mungkin kurang sosialisasi kewarga-warga soalnya masih sedikit
yang mengetahui cara-caranya.
10 Apa saran bapak/ibu terhadap program santunan kematian ini?
- Cukup bagus dalam meringankan beban ahli waris yang ditinggalkan
seperti saya.