Download - Analisis Skenario D Blok 12 Jawab
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tutorial yang berjudul “Laporan Tutorial
Kasus Skenario D HERNIA Blok 12 SISTEM DIGESTIF sebagai tugas kompetensi
kelompok. Salawat beriring salam selalu tercurah kepada junjungan kita, nabi besar
Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabt, dan pengikut-pengikutnya sampai akhir
zaman.
Penulis menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa mendatang.
Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan
dan saran. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih
kepada :
1. Allah SWT, yang telah memberi kehidupan dengan sejuknya keimanan.
2. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan materil maupun spiritual.
3. dr. Rizal Ambiar, Sp.THT , selaku tutor kelompok 2
4. Teman-teman seperjuangan
5. Semua pihak yang membantu penulis.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang diberikan kepada
semua orang yang telah mendukung penulis dan semoga laporan tutorial ini bermanfaat bagi
kita dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT.
Amin.
Palembang, Juni 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Blok Sistem Digestive adalah blok ke duabelas pada semester 4 dari Kurikulum
Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario D “hernia” yang memaparkan
kasus mengenai
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari system
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis
dan pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.
BAB II
PEMBAHASAN
Tutor : dr. Rizal Ambiar Sp.THT
Moderator : Sigit Rahmad
Sekretaris Papan : M Ragil Pamungkas Wijaya
Sekretaris Meja : Shofwatul Ulya
Waktu : Selasa, 5 Juni 2012
Kamis, 7 Juni 2012
Rule tutorial : 1. Ponsel dalam keadaan nonaktif atau diam
2. Tidak boleh membawa makanan dan minuman
3. Angkat tangan bila ingin mengajukan pendapat
I. Skenario D
Joko, laki-laki berusia 58 tahun, datang ke UGD RSMP dengan keluhan utama nyeri perut
hebat tiba-tiba dan muntah-muntah tidak disertai demam. Delapan jam yang lalu tiba-tiba
keluar benjolan di kantong kemaluan saat penderita mengangkat galon air. Benjolan semakin
membesar diikuti rasa sakit yang berlebihan dan muntah-muntah. Enam bulan yang lalu
mulai terasa ada benjolan yang hilang timbul di lipat paha kiri disertai sakit, untuk
mengatasinya Joko pergi ke dukun pijat.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : tampak kesakitan, gelisah, compos mentis
Tanda Vital : TD 100/70 mmHg, Nadi 120x/menit, Temp 37,2˚C, Pernafasan
20x/menit
Wajah : agak pucat
Paru dan Jantung : dalam batas normal
Abdomen
- Inspeksi : cembung, gambaran usus (+)
- Auskultasi : ada peningkatan bising usus, mettalic sound (+)
- Perkusi : hipertimpani, pekak hepar normal
- Palpasi : hepar / lien tidak bisa dinilai, tumor tidak teraba, defans muskuler (-)
Kulit : teraba lembab
Status Lokalis
- Inspeksi : skrotum tampak membesar ke arah kiri, kulit skrotum kencang tidak
mengkerut dan warna kemerahan dan ada sebagian kecil kebiruan
- Palpasi : terasa hangat, kulit skrotum diraba sangat sakit, posisi testis kiri sukar
dinilai
- Auskultasi : bising usus (+)
- Perkusi : tak dikerjakan karena pasien kesakitan
Diapanoscopy : negatif
Pemeriksaan penunjang : Darah rutin dan urine rutin dalam batas normal
II. Klarifikasi Istilah
1. Nyeri perut : Persepsi tidak nyaman yang dirasakan pasien pada perutnya
dan sangat bersifat subjektif
2. Muntah : Aktivitas pengeluaran isi perut melalui mulut yang disebabkan
kerja saluran pencernaan.
3. Benjolan : Tonjolan atau nodus kecil yang padat dan dapat diketahui
dengan sentuhan.
4. Mettalic sound : Bunyi seperti metal yang dipukul yang diauskultasi
5. Defans musculer : Nyeri tekan seluruh lapangan abdomen yang menunjukkan
adanya rangsangan peritoneum parietal
6. Hipertimpani : Suara yang terdengar pada saat perkusi akibat banyak terdapat
udara
7. Skrotum : Kantung yang terdiri dari kulit dan otot yang membungkus
testi
8. Diapanoscopy : Pemeriksaan pada struktur internal dengan menggunakan
dianoscope, melihat ada tidaknya cairan untuk membedakan hidrokel.
III. Identifikasi Masalah
1. Joko, laki-laki berusia 58 tahun, datang ke UGD RSMP dengan keluhan utama nyeri
perut hebat tiba-tiba dan muntah-muntah tidak disertai demam.
2. Delapan jam yang lalu tiba-tiba keluar benjolan di kantong kemaluan saat penderita
mengangkat galon air. Benjolan semakin membesar diikuti rasa sakit yang berlebihan
dan muntah-muntah.
3. Enam bulan yang lalu mulai terasa ada benjolan yang hilang timbul di lipat paha kiri
disertai sakit, untuk mengatasinya Joko pergi ke dukun pijat.
4. Keadaan Umum : tampak kesakitan, gelisah
Tanda Vital : Nadi 120x/menit
Wajah : agak pucat
Abdomen
- Inspeksi : cembung, gambaran usus (+)
- Auskultasi : ada peningkatan bising usus, mettalic sound (+)
- Perkusi : hipertimpani, pekak hepar normal
- Palpasi : hepar / lien tidak bisa dinilai, tumor tidak teraba, defans muskuler (-)
Kulit : teraba lembab
5. Status Lokalis
Inspeksi : skrotum tampak membesar ke arah kiri, kulit skrotum kencang tidak
mengkerut dan warna kemerahan dan ada sebagian kecil kebiruan
Palpasi : terasa hangat, kulit skrotum diraba sangat sakit, posisi testis kiri sukar
dinilai
Auskultasi : bising usus (+)
Perkusi : tak dikerjakan karena pasien kesakitan
IV. Analisis Masalah
1. a. Bagaimana anatomi organ di abdomen?
Abdomen terdiri dari 9 regio (hypocondriaca dextra/sinistra, epigastrium, Lingualis
dextra/sinistra, Umbilicalis, Inguinalis dextra/sinistra)
Hipokondrium Kanan
Lobus kanan hepar
Vesica fellea
Sebagian Dudenum
Colon bagian Fleksura Hepatica
Sebagian ginjal kanan
Epigastrium
Pylorus
Duodenum
Pancreas
Sebagian hepar
Kolon transversum
Hipokondrium Kiri
Gaster
Lien
Cauda pancreas
Colon bagian fleksura lienalis
Glandula suprarenalis kiri
Glandula suprarenalis kanan
Lumbal Kanan
Colon asenden
Setengah bawah ginjal kanan
Sebagian duodenum dan
jejunum
Umbilikus
Omentum
Mesenterium
Bagian akhir duodenum
Jejunum dan ileum
Lumbal Kiri
Colon desenden
Setengah bawah ginjal kiri
Sebagian jejunum dan ileum
Inguinal/Iliaka Kanan
caecum
Appendix vermicularis
Bagian akhir ileum
Ureter kanan
Funikulus spermatikus kanan
Ovarium kanan
Hipogastrium/Suprapubis
Ileum
Vesica urinaria
Uterus
Inguinal/Iliaka Kiri
Colon sigmoid
Ureter kiri
Funikulus spermatikus kiri
Ovarium kiri
Canalis Inguinalis
Kanalis Inguinalis
Daerah ini merupakan persimpangan dari regio abdominis dan pubis, dimana terdapat
hubungan antara regio abdominis-pubis melalui kanalis inguinalis yang merupakan suatu
tempat lemah (locus minoris resistensi). Melalui tempat lemah ini dapat terjadi penonjolan
alat-alat dalaman perut yang dikenal sebagai hernia
Kanalis inguinalis adalah saluran yang berjalan oblik (miring) dengan panjang 4 cm
dan terletak 2-4 cm di atas ligamentum inguinale. Dinding yang membatasi kanalis
inguinalis adalah:
a. Anterior : Dibatasi oleh aponeurosis muskulus obliqus eksternus dan 1/3
lateralnya muskulus obliqus internus
b. Posterior: Dibentuk oleh aponeurosis muskulus transversus abdominis yang
bersatu dengan fasia transversalis dan membentuk dinding posterior dibagian
lateral. Bagian medial dibentuk oleh fasia transversa dan konjoin tendon, dinding
posterior berkembang dari aponeurosis muskulus transversus abdominis dan fasia
transversal
c. Superior: Dibentuk oleh serabut tepi bawah muskulus obliqus internus dan
muskulus transversus abdominis dan aponeurosis
d. Inferior : Dibentuk oleh ligamentum inguinale dan lakunare
Bagian ujung atas dari kanalis inguinalis adalah internal inguinal ring. Ini
merupakan defek normal dan fasia transversalis dan berbentuk huruf “U” dan “V”
dan terletak di bagian lateral dan superior. Batas cincin interna adalah pada
bagian atas muskulus transversus abdominis, iliopublik tract dan interfoveolar
(Hasselbach) ligament dan pembuluh darah epigastrik inferior di bagian medial.
External inguinal ring adalah daerah pembukaan pada aponeurosis muskulus
obliqus eksternus, berbentuk “U” dangan ujung terbuka ke arah inferior dan
medial.
Isi kanalis inguinalis pria :
A. Duktus deferens
B. 3 arteri yaitu :
a. Arteri spermatika interna
b. Arteri diferential
c. Arteri spermatika eksterna
C. Plexus vena pampiniformis
D. 3 nervus:
a. Cabang genital dari nervus genitofemoral
b. Nervus ilioinguinalis
c. Serabut simpatis dari plexus hipogastrik
E. 3 lapisan fasia:
a. Fasia spermatika eksterna, lanjutan dari fasia innominate.
b. Lapisan kremaster, berlanjut dengan serabut-serabut muskulus obliqus
internus dan fasia otot
c. Fasia spermatika interna, perluasan dari fasia transversal
Scrotum
Definisi : kantong longgar tersusun dari kulit, fascia dan otot polos yang
membungkus dan menopang testis diluar tubuh pada suhu optimum untuk produksi
spermatozoa.
- kulit pembungkus : tunica dartos
- Sekat pemisah testis kanan-kiri : septum scroti
- Sekat pemisah skrotum kanan-kiri : raphe scroti
- Suhu skrotum lebih rendah dari suhu tubuh 1° C
Vaskularisasi
- a.pudenda externa : cabang a.femoralis
- a.kresmaterika : cabang a.epigastrica inferior
- vena : vena yang mengiringi arteri-arteri di atas
Aliran Limfe
cairan limfe dari fascia dan kulit dialirkan ke nodilymphoidei inguinales
superficiales.
b. Bagaimana fisiologi organ di abdomen?
Otot-otot dinding perut dibagi empat yakni musculus rectus abdominis, musculus,
obliqus abdominis internus, musculus transversus abdominis. Kanalis inguinalis timbul akibat
descensus testiculorum, dimana testis tidak menembus dinding perut melainkan mendorong
dinding ventral perut ke depan. Saluran ini berjalan dari kranio-lateral ke medio-kaudal,
sejajar ligamentum inguinalis, panjangnya : + 4 cm.
Kanalis inguinalis dibatasi di kraniolateral oleh anulus inguinalis internus yag
merupakan bagian terbuka dari fasia transversalis dan aponeurosis muskulus transversus
abdominis di medial bawah, di atas tuberkulum pubikum. Kanal ini dibatasi oleh anulus
eksternus. Atap ialah aponeurosis muskulus ablikus eksternus dan didasarnya terdapat
ligamentum inguinal. Kanal berisi tali sperma serta sensitibilitas kulit regio inguinalis,
skrotum dan sebagian kecil kulit, tungkai atas bagian proksimedial (Martini, H 2001).
Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi anulus
internus turut kendur. Pada keadaan itu tekanan intra abdomen tidak tinggi dan
kanalis inguinalis berjalan lebih vertikal. Sebaiknya bila otot dinding perut
berkontraksi kanalis inguinalis berjalan lebih transversal dan anulus inguinalis
tertutup sehingga dapat mencegah masuknya usus ke dalam kanalis inguinalis. Pada
orang yang sehat ada tiga mekanisme yang dapat mencegah terjadinya hernia
inguinalis yaitu
1. kanalis inguinalis yang berjalan miring,
2. adanya struktur muskulus oblikus internus abdominis yang menutup anulus
inguinalis internus ketika berkontraksi
3. adanya fasia transversal yang kuat yang menutupi triganum hasselbaeh yang
umumnya hampir tidak berotot sehingga adanya gangguan pada mekanisme
ini dapat menyebabkan terjadinya hernia inguinalis
c. Bagaimana etiologi dan mekanisme nyeri perut hebat tiba-tiba?
Etiologi :
Trauma
a. Mekanik : Rasa nyeri timbul akibat ujung-ujung saraf bebas mengalami
kerusakan, misalnya akibat benturan, gesekan, luka dan lain-lain.
b. Thermis : Nyeri timbul karena ujung saraf reseptor mendapat rangsangan
akibat panas, dingin, misal karena api dan air.
c. Khemis : Timbul karena kontak dengan zat kimia yang bersifat asam atau
basa kuat
d. Elektrik : Timbul karena pengaruh aliran listrik yang kuat mengenai
reseptor rasa nyeri yang menimbulkan kekejangan otot dan luka bakar.
Neoplasma
a. Jinak
b. Ganas
Peradangan
Nyeri terjadi karena kerusakan ujung-ujung saraf reseptor akibat adanya
peradangan atau terjepit oleh pembengkakan. Misalnya : abses
Gangguan sirkulasi darah dan kelainan pembuluh darah
Trauma psikologis
Regangan atau distensi organ
Kehilangan bekalan atau suplai darah pada organ
Kontraksi otot intestine secara abnormal (spasme) pada irritable bowel
syndrome atau saraf abnormal yang sensitif di dalam intestine yang memberi
sensasi nyeri (visceral hypersensitivity)
Nyeri pada saat periode menstruasi – menstrual cramps atau adanya masalah
pada organ reproduktif (misal endometriosis)
Emosional (somatization disorders)
Mekanisme:
Faktor resiko (aktivitas berat, usia, laki-laki) otot di dinding perut berkontraksi
menyebabkan peningkatan tekanan intra abdomen + otot-otot perut lemah bisa
menekan organ-organ pada pinggul (segitiga helscel barch) usus kecil menekan
bagian yang lemah (muskulus oblikus internus abdominis) pada canalis inguinali
usus kecil masuk ke dalam canalis inguinalis usus terjepit peristaltic meningkat
bagian proximal (mesenterium) usus mengalami rengangan merangsang ujung
saraf visceral adanya impuls nyeri melewati serabut-serabut visceral di medulla
spinalis setinggi thorakal nyeri
d. Bagaimana etiologi dan mekanisme muntah?
Etiologi dalam saluran pencernaan
Gastritis (peradangan dari dinding lambung, biasanya oleh virus)
Gastroenteritis
Obstruksi usus
Akut abdomen dan / atau peritonitis
Ileus
Alergi makanan
Kolesistitis, pankreatitis, hepatitis
Keracunan makanan
Mekanisme:
Faktor resiko (aktivitas berat, usia, laki-laki) otot di dinding perut berkontraksi
menyebabkan peningkatan tekanan intra abdomen + otot-otot perut lemah → bisa menekan
organ-organ pada pinggul (segitiga helscel barch) → usus menekan bagian yang lemah
(muskulus oblikus internus abdominis )pada canalis inguinali → usus masuk ke dalam canalis
inguinalis → usus terjepit (ileus obstruksi) → peristaltic meningkat bagian proximal
(mesenterium )usus mengalami rengangan Reaksi vagal merangsang pusat muntah
nervus vagus Inspirasi dalam, Spincter esophagus atas terbuka, Glottis menutup,
Pengangkatan palatum mole, Diafragma dan otot-otot dinding abdomen kontraksi
Tekanan intragastrik meningkat Spincter esophagus bawah relaksasi muntah
e. Apa makna keluhan utama tidak disertai demam?
Tidak tejadi infeksi serta dapat menegakkan diagnosis ileus obstruktif
f. Bagaimana hubungan usia dan jenis kelamin pada kasus?
Bila ditinjau dari keluhan tidak ada hubungan antara usia dan jenis kelamin.
Sedangkan hernia ini 25-30% biasanya terjadi pada pria yang usianya diatas 40 tahun.
Faktor usia menyebabkan terjadinya degenerasi jaringan yang menyebabkan
lemahnya dinding canalis inguinalis.
g. Bagaimana hubungan nyeri perut hebat tiba-tiba dengan muntah?
Faktor resiko (aktivitas, jenis kelamin, usia) otot dinding perut berkontraksi
mendorong organ abdomen ke arah distal masuk ke canalis inguinalis obstruksi
gangguan pasase merangsang pusat nyeri dan muntah.
2. a. Apa etiologi dan mekanisme tiba-tiba keluar benjolan?
Etiologi:
1. Tekanan intraabdominal yang tinggi
2. Konstitusi tubuh : Orang kurus cenderung terkena hernia karena jaringan ikatnya
yang sedikit. Sedangkan pada orang gemuk juga dapat terkena hernia karena
banyaknya jaringan lemak pada tubuhnya yang menambah beban kerja jaringan
ikat penyokong pada LMR.
3. Distensi dinding abdomen : Karena peningkatan tekanan intrabdominal.
4. Tekanan intra abdomen yang meninggi secara kronik, hipertrofi prostat,
konstipasi, dan asites,
5. Kelemahan otot dinding perut karena usia,
Mekanisme:
Faktor resiko (aktivitas berat, usia, laki-laki) otot di dinding perut berkontraksi
menyebabkan peningkatan tekanan intra abdomen + otot-otot perut lemah bisa
menekan organ-organ pada pinggul (segitiga helscel barch) usus kecil menekan
bagian yang lemah (muskulus oblikus internus abdominis) pada canalis inguinali
usus kecil masuk ke dalam canalis inguinalis timbul benjolan
b. Bagaimana hubungan aktivitas (mengangkat galon) dengan tiba-tiba keluar
benjolan?
Mengangkat galon menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan intra abdominal
sehingga organ intra abdomen mudah masuk ke kanal tersebut. Sehingga terjadi
herniasi kanalis inguinalis.
c. Organ apa yang kemungkinan terlibat saat terdapat benjolan?
Ileum dan Skrotum
d. Mengapa benjolan semakin membesar diikuti rasa sakit yang berlebihan dan
muntah-muntah?
Mengangkat gallon 8 jam yang lalu
ileum semakin terdorong ke distal
Usus semakin masuk kedalam canalis inguinalis
Benjolan semakin membesar
tekanan intraabdomen
Usus semakin terjepit oleh cincin hasselbach
Nyeri
Obstruksi
Makanan tidak bisa lewat
Makanan menjadi menumpuk
Muntah
3. a. Apa makna 6 bulan yang lalu terasa ada benjolan yang hilang timbul di lipat paha
kiri disertai rasa sakit?
Sejak 6 bulan yang lalu sudah ada benjolan yang bersifat reponible sesuai dengan
aktivitas yang dilakukannya
b. Apa dampak berobat ke dukun pijat terhadap kasus ini?
- Benjolan semakin membesar
- Nyeri semakin hebat
- Dapat mengalami gangguan vaskularisasi
4. a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme tampak kesakitan, gelisah?
Interpretasi: kesakitan dan gelisah
Mekanisme:
Nyeri kesakitan gelisah
b. Bagaimana interpretasi dan mekanisme nadi 120x/menit?
Interpretasi : Takikardi (NORMAL 60-100x/menit)
Mekanisme:
Benjolan di lipat paha kiri vaskularisasi terhambat penurunan aliran darah di
ileum takikardi (kompensasi)
c. Bagaimana interpretasi dan mekanisme wajah agak pucat?
Interpretasi: Anemia
Mekanisme:
Benjolan di lipat paha kiri vaskularisasi terhambat penurunan aliran darah
sistemik agak pucat
d. Bagaimana interpretasi dan mekanisme inspeksi abdomen cembung, gambaran usus
(+) ?
Interpretasi: Cembung dan gambaran usus (+)
Mekanisme:
Obstruksi ileus dilatasi usus bagian proksimal gambaran usus (+) cembung
e. Bagaimana interpretasi dan mekanisme auskultasi abdomen ada peningkatan bising
usus, mettalic sound (+) ?
Faktor resiko (aktivitas berat, usia, laki-laki) otot di dinding perut berkontraksi
menyebabkan peningkatan tekanan intra abdomen + otot-otot perut lemah usus
kecil menekan bagian yang lemah (muskulus oblikus internus abdominis) pada canalis
inguinali usus kecil masuk ke dalam canalis inguinalis usus terjepit
peristaltic meningkat bising usus meningkat mettalic sound
f. Bagaimana interpretasi dan mekanisme perkusi abdomen hipertimpani?
Interpretasi: Hipertimpani (Normal : redup)
Mekanisme: Ileus obstruksi udara berkumpul di belakang obstruksi hipertimpani
5. a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme inspeksi status lokalis?
Interpretasi :
Skrotum tampak membesar ke arah kiri : Karena adanya usus/jaringan intestinal
yang masuk kedalam kanalis inguinalis (hernia).
Kulit skrotum kencang dan tidak mengkerut : menandakan adanya massa dalam
skrotum yaitu usus.
warna kulit kemerahan dan ada sebagian kecil kebiruan : kemerahan
menandakan adanya tanda inflamasi dan biru menandakan ada sedikit jaringan
yang mengalami iskemik.
Mekanisme :
Faktor resiko (aktivitas berat, usia, laki-laki) otot di dinding perut berkontraksi
menyebabkan peningkatan tekanan intra abdomen + otot-otot perut lemah→ bisa
menekan organ-organ pada pinggul (segitiga helscel barch) → usus kecil menekan
bagian yang lemah (muskulus oblikus internus abdominis) pada canalis inguinali →
usus kecil masuk ke dalam canalis inguinalis →timbul benjolanskrotum tampak
membesar ke arah kiri (Hernia scrotalis), kulit skrotum kencang dan tidak mengkerut,
warna kulit kemerahan dan sebagian kecil kebiruan.
b. Bagaimana interpretasi palpasi status lokalis?
Interpretasi:
Hangat : menandakan salah satu tanda inflamasi.
Kulit skrotum diraba sangat sakit : karena usus terjepit pada cincin hasselbach
maka saat diraba terasa sakit.
Posisi testis kiri sukar dinilai : karena adanya usus didalam skotum sehingga
testis susah diraba.
c. Bagaimana interpretasi dan mekanisme auskultasi status lokalis?
Interpretasi: Bising usus (+)
Mekanisme: Faktor resiko (aktivitas berat, usia, laki-laki) otot di dinding perut
berkontraksi menyebabkan peningkatan tekanan intra abdomen + otot-otot perut
lemah usus kecil menekan bagian yang lemah (muskulus oblikus internus
abdominis) pada canalis inguinali usus kecil masuk ke dalam canalis inguinalis
usus terjepit peristaltic meningkat bising usus meningkat
d. Bagaimana interpretasi perkusi status lokalis?
Interpetasi:
Pasien kesakitan sehingga tidak dilakukan pemeriksaan
6. DD?
Tanda-tanda Hernia skrotalis Hidrocele limfoma
Benjolan + + +
Muntah + - -
Mual + - -
Rasa sakit Menetap - Sakit bila disentuh
Isi benjolan Usus cairanPembesaran sel
KGB
Bising usus pada
benjolan+ - -
Hasil diaphanoskopi - + -
7. Pemeriksaan penunjang?
Foto Abdomen
Dapat menyatakan adanya pengerasan material pada apendiks (fekalit), ileus
terlokalisis.
Urinalisis
Munculnya bakteri yang mengidentifikasi infeksi.
Elektrolit
Ketidakseimbangan akan fungsi organ, misalnya penurunan kalium akan
mempengaruhi kontraktilitan otot jantung, mengarah kepada penurunan curah
jantung.
AGD (Analisa Gas Darah)
Mengevaluasi status pernafasan terakhir.
ECG (Elektrocardiograf)
Penemuan akan sesuatu yang tidak normal membutuhkan prioritas perhatian
untuk memberikan anestesi (Doengoes, 2000 : 902).
Ultrasonografi (USG) dapat dikerjakan guna melihat lebih lanjut keterlibatan
organ-organ yang “terperangkap” dalam kantung hernia tersebut. Pemeriksaan
laboratorium dapat dilakukan untuk kepentingan operasi.
8. WD?
Hernia Scrotalis Inkerserata Sinistra
9. Etiologi?
Kongenital.
1. Hernia kongenital sempurna : Bayi sudah menderita hernia sejak lahir karena adanya defek
pada tempat-tempat tertentu.
2. Hernia kongenital tidak sempurna : Bayi dilahirkan normal (kelainan belum tampak) tetapi ia
mempunyai defek pada tempat-tempat tertentu (predisposisi) dan beberapa bulan (0-1 tahun)
setelah lahir akan terjadi hernia melalui defek tersebut karena dipengaruhi oleh kenaikan
tekanan intraabdominal (mengejan, batuk, menangis).
Aquisital (didapat) :
Adalah hernia yang bukan disebabkan karena adanya defek bawaan tetapi disebabkan oleh
faktor lain yang dialami manusia selama hidupnya, antara lain :
1. Tekanan intraabdominal yang tinggi : Banyak dialami oleh pasien yang sering mengejan baik
saat BAB maupun BAK. Misalnya pada pasien BPH, batu uretra, konstipasi, penderita batuk
kronis, partus, asites, dll.
2. Konstitusi tubuh : Orang kurus cenderung terkena hernia karena jaringa ikatnya yang sedikit.
Sedangkan pada orang gemuk juga dapat terkena hernia karena banyaknya jaringan lemak
pada tubuhnya yang menambah beban kerja jaringan ikat penyokong pada LMR.
3. Banyaknya preperitoneal fat (lemak pada peritoneal) : Banyak terjadi pada orang gemuk.
4. Distensi dinding abdomen : Karena peningkatan tekanan intrabdominal.
5. Tekanan intra abdomen yang meninggi secara kronik, hipertrofi prostat, konstipasi, dan asites,
6. Kelemahan otot dinding perut karena usia
10. Tata laksana?
1. Konservatif
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian
penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi.
2. Operatif
Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang
rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip dasar operasi
hernia adalah hernioraphy, yang terdiri dari herniotomi dan hernioplasti.
a. Herniotomi
Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya. Kantong
dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi, kantong
hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong.
b. Hernioplasti
Pada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan
memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplasti lebih penting artinya
dalam mencegah terjadinya residif dibandingkan dengan herniotomi. Dikenal berbagai
metode hernioplasti seperti memperkecil anulus inguinalis internus dengan jahitan
terputus, menutup dan memperkuat fasia transversa, dan menjahitkan pertemuan m.
tranversus internus abdominis dan m. oblikus internus abdominis yang dikenal dengan
nama conjoint tendon ke ligamentum inguinale poupart menurut metode Bassini, atau
menjahitkan fasia tranversa m. transversus abdominis, m.oblikus internus abdominis ke
ligamentum cooper pada metode Mc Vay. Bila defek cukup besar atau terjadi residif
berulang diperlukan pemakaian bahan sintesis seperti mersilene, prolene mesh atau
marleks untuk menutup defek.
11. Komplikasi?
1. Terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi
hernia tidak dapat dimasukkan kembali. Keadaan ini disebut hernia inguinalis
ireponibilis. pada keadaan ini belum ada ada gangguan penyaluran isi usus. Isi
hernia yang tersering menyebabkan keadaan ireponibilis adalah omentum, karena
mudah melekat pada dinding hernia dan isinya dapat menjadi lebih besar karena
infiltrasi lemak. Usus besar lebih sering menyebabkan ireponibilis daripada usus
halus.
2. Terjadi penekanan terhadap cincin hernia akibat makin banyaknya usus yang
masuk. Keadaan ini menyebabkan gangguan aliran isi usus diikuti dengan
gangguan vaskular (proses strangulasi). Keadaan ini disebut hernia inguinalis
strangulata. Pada keadaan strangulata akan timbul gejala ileus, yaitu perut
kembung, muntah, dan obstipasi. Pada strangulasi nyeri yang timbul lebih hebat
dan kontinyu, daerah benjolan menjadi merah, dan pasien menjadi gelisah.
12. Prognosis?
Dubia ad malam
13. KDU?
Tingkat Kemampuan 2, yaitu ; Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter
(misalnya: peneriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter mampu merujuk
pasien secepatnya ke spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya
14. Pandangan islam?
“Apabila sesuatu urusan diserahkan kepada bukan ahlinya, maka tunggu saat
kehancurannya” (HR. Bukhari).
Hipotesis
Tn Joko, 58 tahun mengalami akut abdomen et causa hernia inguinalis sisnsitra