Laporan Penelitian
DARUSSALAM
ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA RAKYAT MASYARAKAT DAYA
KABUPATEN ACEH BARAT
Oleh:
TEUKU ALAMSYAH Staf Pengajar pada Fakultas Keguruan dan IImu Pendidikan
Universitas Syiah Kuala
PUSAT PENELlTIAN ILMU SOSIAL DAN BUDAYA UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM, BANDA ACEH
2000
UTA PENGAN1'AR
Puji dun s yukur ke hadiral Allah swl. yang tel~h meli~
pahkan rahnal - NY8. sehinSb8 penulison laporan in] dapat ter
selesaikan. Laporan penelitian yool1 berjudul "Analisis
Struktllc, Fungsi, darl Hilai Budl\ya dala.m Ceritn Rakyat Ha
syarakaL 08Y8 Aceh Baral" ini merupakan salah satu upaya
pendokullcntasian cerita - ceruta cakyat yang pernah ads dan
berkcllbang dala.ll masyarakat Days, Lallno. Aceh Bacat . Pendo
kUl'lcntasian tersebut d ipandang penting Ilcngingat cerita - ce
eita rakyat yang pernah adu di dacrah Days ads kecenderunsan
sCI18kin kurang dillinati oleh 1l8syarakatnya sehingga jikhawa
Lickan suatu ketika ceriLa - cerita rakyaL itu akan hi Lung
bersana berlaluIlY8 waktu.
Penelitian ini dapal terlaksana berkat bantUBn liaei
berbagai pihak. Oleh karena itu. penulis tidak lupu I~cng
ucapkan tC'rillB kasih kepada Kepala Pusat Penelit.ian n llu
Sosi81 dan Budaya beserta staf yang telah menberikan kesen
patan. dan binbingan sejak awal 108sa pclatihan hingga lapor
an 1.nl. terselesaikan. Terina kasih juga penulis s8mpuikan
kepada Drs. Saifuddin Hahmud . M. Pd .• Des. Hukhlis. It.S . •
Des. W i ldan. H. Pd, Drs . Huh8.llmad Harun. H. Pd. dan pura
scjawat pada Program Studi Pendidi kan Bahasa dan Sastra
Indonesia FKIP Unsyiah yang telah lIemberi lIasukan dan sar8.Il
saran pada lIasa- 1I8SB awal penelitian dan pada saat pcmyusun
an laporan penelitian inL
Pengullpulan data penelitian dapat terlaksana densan ba
ik berkat bantuan dari lIasyarakat di Peukan Lamno dan Desa
Keude Unga. Terina kasih yang tulus penulis sanpaikar kepada
Abang Teuku Thantawi sekeluarga yang telah banyak neIbantu
penulis selana berada di Lamno. Denikian juga Ilcapan terina
kasih penulis sampaikan kepada Abu Cek USllan Kuala Unga dan
Ayah Nek T. H. Yusuf sebagai penutur Iltalla cerita ra~yat Da
ya kepada penulis. UC8pan terill8 kasih penulis sampaikan ju
ga kepada pihak- pihak yang telah turut serta menuturkan ce -
ii
ritu - cerila rakyat Daya kepada penulis Ileskjpun dalam bentuk yang tidak Iengkap. Hallun. SeflUa inforll8si i tu cukup besar Ilanfaatnya .
Akhirnya. penulis I1enyadari bahwa has i I penelitian ini 1l8si h Ilellerlukan penyellpurnaan lcbih lanjut dftn ioi sesuai dengan sebuah hadih Ilaja Aceh yaog juga populer di Daya. yaitu Hibllk pu!;oh bahle l1euntenl1. n i bak buta bahle j ul eng. Penulis dengan lapH.Ilg dada aknn lIeneriJ:l8 !:Hlran - ::>arall dari peIlbucu. Selloga Iaporan sederhana ini dapat berllunfaat khu susnya bagi IlBsyarakat Daya dalam upayu pelestarian salah sotu kekayaan buduya daerah Days .
Bands Ace h, 12 Desellb(!r J999
Penulis.
Drs. Tcuku Alallsyah, H. Pd .
iii
OAFTAR IS1 K.ATA PEHGANTAR ............ . .... . .• .•. .••. _ .. _ . .. ii DAFTAR 151 . _ .......... _ .... .. ........... __ ...... j v Bsb I Pendahuluan ........ . .................•.... 1 1.1 Perulltlsan don PCllbatnsan Hasalnh . _ .•.. . ..... 1.2 TUjullfl Penelitian ......... _ .... _. _. __ . _.. 4 1.3 Kontribusi Penelitian ........•..•...... _. 4 1.4 Kerangka Teori ........ . ................ _. 5 1.5 TClDpat Penelitian .. __ . __ ...... .. .. . ....•. 9 1.6 Data don SUllber Data .......... .. .....•. . . . . . . 10 1.7 HetoJe dun Tcknik Penelitian ................. 10 1.7.1 Hetode Penelitian .................•....•.. _ 10 1.7.2 TekIlik Penelitian ___ . __ ... _. __ .. _. _. _ •..•.. 10 Bab 11 Gambaran UIlUIl Daerah Penelitian _ ......•... 11 2.1 Letak Geografis ...... _ ..... . ... _ ............ _. 11 2.2 Asal Hu la HanR Daya d i KeC81latan Jaya ... •. .... 13 2 .3 Agama. Adat-Istiadat, 50sia1 Budaya ........... 15 2.4 Penduduk KeCKllatan Jays ...... ... ... .. . .. .. .. .. 15 2.5 5astra Lisan dalam Hasyarakat Daya ....... .... . 1'1 Bab III Struktur. l"ungsi. dan Hilai Buadaya
Dalam Cerita Rakyat Hasyarakat DaYB ....... 19
3.1 Haba "Teumaleuk- ............................... 19 3.2 Terjellahan Cerita Teullaleuk ..............•.... 24 3.2.1 Analisis Struktur Ceritn Teumaleuk ...•.. • ... 24 3.2.2 Analisis Fungsi dsn 8ilni dalam
Cerita Teullaleuk ........................ . ... 35 3.3 Haba "Cik Beuranak" 36 3.4.1 Terjcllahan Cerita "eik Beuranak- ............ 42 3.4,1 Analis is Struktur Cerita -Cik Beuranak" 3.4.2 Analis is Fungsi dan Hilai Budaya
48
dalam Cerita "Cik Beuranak" ................. 52 Sab IV Sillpulan dan Saran . . .... " . ...... , .... ,., . , 53 4.1 5illpulan ...... .... ...... .. . , ..........•••..... 53 4.2 Saran ... , .... . ••...• _ ..•...•..•..•..•...... , .. 54 DAFTAR PUSTAKA 55
iv
SAS I PENDAIIULU AN
1.1 Peru mu san d an Pembatasan Hasalah
Dalam k~bu~ayaan masyarakat lama dikenal bebernpa ben
tuk s8stra 1isan. 01 antara bentuk-bentuk sastrs lisan yang
merupakan hasil cip ta masyarakat lama (t radisional) itu ada
Ish peribahasa. pantun, syair. dan preS8. Bentuk-bentuk ke
susastraan itu diciptakan oleh masyarak a t untuk memenuhi ke
butuhan hidupnya. yakni sebagai a l at mengekspresikan pikiran
dan perasaan serta sebagai alat menyampaikan petuah-petuah
dan pendidikan.
Sastrs lisan yang hidup dalam sustu kelompok masyarakat
dikenal puIa sebagai cerits rakyat. Cerits rakyat merupakan
salah satu bentuk fol klor yang ber kembans dalam suatu kelom
pok masyarakat dan merupakan milik masyarakat yang b~r s ang
kutan. Folklor adalah sebagian kebudayaan sustu kolektl f
yang tersebar dan diwariskan turun-temurun, di a ntar , ko
lektif macam apa saja. secara tradisi onal dalam versi yang
berbf!da, baik d alsm bentuk lisan mauPun contoh yang disertai
dengan gerak isyarat atau alat bantu pengingat (Danandjaja,
1994 ,2) .
Lebi h lanjut dijelaskan olen Danandjaja ( 1994: 3) bahwa
ci ri-ciri folkl or a dalah (a) disebarkan dan diwarisknn seoa
ra lisan, (b) bersifat tradisional dalam bentu k yan g relatif
tetap/standar, (0) adD dal a m versi-versi. bahkan varian-va
r 1an yang berbeda. ( d) bersifat anonim. (e) berbentul: beru
mus, berpola. (f) berkegu n aan di dalam kehidupan ber~ama s u
atu kolekt i f. (g) bersifat pralogis. artinya memiliki log ika
sendi ri yang tidak sesuai d engan logika umum. (h) menjadi
milik be r sama dari kolektif tertentu, dan (i) folk lol pada
umu~n ya bersifat polos dan lugu sehingga sering terkesan ka
sar , terlalu spontan.
Folklor yang terdapat dalam suatu ko munitas masyarakat
memiliki fungsi tertentu. Fungsi yang d i maksud adalah seba
gai (8) sistem proyeksi. yakni sebagai pencerminan a ngan -
8ngan suatu ko l ekt if, (b) slat pengesahan pranata-p~ an at a
dan Iembaga-Iembaga kebud ayaan, (c) ",lat p endidik a n a n ak,
Cd) alat pemaksa dan pengaw85 agar norms- norma mas yttra kat
akan s el alu dipatulli oleh anggota kole k tifnya (Dan andja ja ,
1991;19 ; Hutomo. 1991;69--70'.
2
Berkaitan dengan hal t er s ebut, pertanyaan y~g bi s8 di
kembangkan yaitu : apakah peraosn sastrs (foI klor) di dalam
masyarakat; sedikit atau b anyakkah ia me ncerminkan budaya
dan tata susunan masyarakat; jika ia meref l eksikan keadaan
masyarakat. apakah yang dir ef leksikan itu keadaan yang se
benarnya ata~kah hanya vans tertampak dari lusr saja; dan
apakah ia sebagai reflekto r dari lIJasyarakat berperanan aktif
ataukah pasif (Hutomo, 1991:18) .
Dalam masyarakat Days di Lamno hingga kini masih dapat
dijumpai folklor lisan daIam bentuk cerita rakyat yang me r u
pakan hasil warisan turun-temurun. Cerit a rakyat yang dimak
sud dapat dibagi atas tiga kelompok, yaitu mite, leg~nda.
dan fabel. Ketiga bentuk cerita rakyat ini memiliki 1i18i
sosial maupun nilai budaya sebagai cerminan ke h idupan lIasya
rakat Daya pada kurun waktu tertentu. Cerita-ce r ita te r sebut
diceritakan dengan lisan secara turun-temurun. Akankah ceri
ta- cerita rakyat itu terus hidup untuk beberapa dekatle yang
akan datang merupakan s ebuah pertanyaan yang sul i t uutuk d i
jawab. Kenaj l.::':1 delam bidang ilmu pengetahuan dan telmologi
daIam era Slobalisasi ini akankah merupakan kemundurtn atau
bahkan kehilangr:.rl suatu aset kebudaysan tradisional )'ang sa
rat dengan nilai-nilsi?
Hal ini mengingat bahwa setiap kebudsyasn cepat atau
lambat senantiasa mengalami perubahan sejalan dengan per
ubahan masysrakat pendukungnya serta pesatnya tekn o l cgi yang
melands. Pergantian generasi dalam suatu masyarakat maupun
perluasan interaksi sosial ke luar Iingkungan masyarakat
dapat merangsang perkembangan kebudayaan yang bersangkutan.
Berbagai penenuan dan pe r ekayasaan yang terdorong oleh kebu
tuhan yang timbul karena perkembangan masyarakat dapat mem-
~
pengaruhi kebudayaan setempat. Demikian pui s kemajuEn tekno
logi yang memperlancar perpindahan penduduk dan kemLdahan
komun i kas i te Ish mempermudah dan lIlempercepat pen yebs ran
unsur-unsur kebudayaan melintasi batas-batas ~ebudayaan
111115 ing-mas ing.
Proses kontak budaya yang berjalan dengan cepat dan de
ngan intensitas yang ti~ggi ternyata telah menimbulkan ke
khawatiran banyak bangsa di dunia bahwa kebudayaan mereka
ak8n musnah. Oi tingkat nasional, perkembangan kebudayaan
bangs a yang pesat tersebut telah menimbulkan kekhawati r an
?kan melunturkan identitas budsY8 suku bangs a yang tersebar
di kepulauan nusantara ini.
Berdasarkan kenyataan tersebut diharap kan ada u~aya
menggali dan mengungkapkan serta mengukuhkan nilei-nilai
budaya daerah karena mempunyai potensi i n tegratif dan masih
relevan dengan tuntutan zaman. Untuk itu perlu dipiklrkan
pengembangan nl1ai-nilai baru yang dapat berfungsi s,~bagai
acuan gun a mengembangkan si kap dan pola ting kah laku masya
rakat yang sedans mensalami proses perubahan dan perl{e~
bangan.
Bebe r apa nilai budaya yang perlu diang kat dari J, hasanah
budaya daerah adalah nilai-nilai luhur yang terkandurg di
dalamnya. Dalam berbagai peryujudannya, nilai-nilai luhur
itu antara lain terdiri atas beberapa nilai yang mence r min
kan nilai r eligius (keagamaan), ni1al filsafat (ajarsn),
nilai etika (moral), dan nilal este tika. Nilai-nilal
tersebut mendidik manusia untu k menjadi hamba Tuhan yang
saleh, IDanusia yang bijaksana, berbudi pekerti luhut, dan
mencintsi keind anan (Hazin An i r, 19S6:xii). Di sisi lain,
bila dilihat relevansi sastra daerah dengan nilai budaya
akan terwujud dalam fungsinya sebagai (1) afirmasi. yaitu
menetapkan norma-norma sos io budaya yang ada pad a waktu
tertentu, (2) restorasi, yaitu mengungkapkan keinginan
kepada nilai yang suda h lama hilang , dan (3) negasi, v-aitu
memberontak atau mengubah nilai yang berlaku.
4
Dal",m lIlasyarakat yang sedans berkembang sepert :. haln:,.-.,
masyarakat Indonesia sekarans ini, berbasai bentuk Itebudaya
an daerah termasuk cerita- cerita rakyat Daerah Daya , bukan
hal yang mustahil akan terabai kan jika upaya- up aya yang me
nuju pelestarian tidak dilakukan. Oleh karen~ itu, cikha
~atirkan ce ri ta rakyat Daya akan hilang begitu saja atau
tidak diken ali Iagi. Dengan demikian, penelitian sec ara
khusus terhadap masalah tersebut dipandang penting ~ntuk
dilaksan akan.
Berdasarkan ulasan di atas, masalah yang dikajj sehu
bungsn dengan cerita rakyat daerah Days adalah sebagai ber
ikut.
1 ) Bagaimanaka h gambaran struktur cerita rakyat daerah Daya
Aceh Barat?
2) Basa imanakah fUngsi cer ita rakyat sebagai salah satu wa
risan budaya nenek moyang dalam masyarakat Daya Aceh
8a rat ?
3) Nilai-nilai budaya apakah yang terkandung dalam cerila
rakyat daerah Daya Aceh Barat?
1 . 2 Tujllan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengumpulkan sastra li3an
dalam ben tuk cerita r aky at dae r ah Daya A~eh Ber at u n ~uk
didokumentasikan dalam bentuk teks dan diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia. Se lain itu, penelitian ini juga
ber tu ju an memer ikan hal - ha l be rjkut .
1 ) Gallbaran struktur cerita rakyat daerah Daya Aceh Ha r at.
2) Fungsi ce rit a rakyat dalall kehidupan lIlas yarakat Daya
Aceh Barat .
3) Nila i-nil ai budaya yang terkandung dalam cer ita rakyat
daerah Days Ace h Barat.
1.3 Kontribusi Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki kontribusi s~bagai
berikut. Pertama . pengkajian terhad ap budaya d aerah ~ e ru pa-
5
pakan salah satu upaya pelestaribn budaya bangsa. Hnsil pe
nelitian 1nl akan sangat bermanfaat sebagai salah satu doku
mentasi cerita rakyat di Ac eh. Rectu8, hasil pen~litjan 1nl
di~arapkan akan dapat menumbuhkan rass cinta den r a~a memi
liki masyaraKat setempat terhadap khasanah budays d~erahnya.
Ketiga, hasil penelitian Ini diharapkan dapat menjad i su m
bang an terhadap pengajaran bahasa dan sastra daerah sebagai
muatsn lokal.
1.4 Kerangka Teari
Istilah sastrs lisan dalam bentuk cer ita rakyat merupa
kan terjemahan bahasa Inggris oral literature. Sastra lisan
mencakup ekspresi kesusastraan warga suatu kebudavaan yaog
disebarkan secara turun-temurun secara li5an (dari mulut ke
mulut). Sastra lisan memiliki ciri-ciri (1) penyebaran nya
melalul mulut, maksudnya ekspresi budaya yang disebarkan ba
ik dari segi wak tu maupun ruang melalui mulut, (2) 19.hi r di
dalam nasyarakat yang masih bercorak tradisional. (3) meng
gsmbarkan ciri-ciri budaya sustu masyarakst, (4) mer~pakan
milik masyarakat karena tidak diketahui siapa pengar1ngnya.
(5) bercorak puitis. teratur. dan berulang-ulang, (6) tidak
mellentingkan fakta dan kebenaran, tetapi melliliki fungsi
penting di dalam masyarakat, (7) terdiri dari berbaglti ver
si. dan (8) Ilenggunakan gaya bahasa sehari-hari, meniiandung
dialek, kadang-kadang diucapkan tidak lengkap (Sadi Hutomo,
1991,3--4) .
Penelitian ini merupakan pene litian struktur. O:eh ka
rena itu, kerangka tecri yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teo r t st r uktoral. Teori-tecri yang digunakan (Islam
penelitian ini antara lain mengacu pada konsep teori yang
dikemukakan oleh Esten ( 1987), Sudjiman (1988), Nurgiyan toro
(1995) dan juga beberapa ahli lain yang Ilellbahas teori
struktural tersebut. Dengan demikian, teori tentang struktur
meliputi masalah tema. alur, penoko han, dan latar cerita
( setting). Urai an tentang struktur sebuah cerita adtlah se
bagai berikut.
1) Temo
Setiap karya sastrs mempllnyai ide atau dasar eerita.
6
SelanjutnY8 oerdasarkan ide atau dasar tersebutlah sebuuh
cer~tb disusun. Ide atau dasar ce r ita disebut tema . Tema me
rupakan persoalan yang diungkapkan dalam sebuah ciptasastra
(Esten. 1987:22) . Tems dapat berupa masalah yens menjadi po
kok pe~bicaraan atau yang menjadi inti topik dalam S Jstu
pembahasan (Kusdiratin. 1985:59). Tema dapat juga disebut
sebagai gagasan yenS mendasari karya sastrs (Sujiman,
19~B:51). Di sisi lain. Aminuddin (1987:91) mengataksn bahwa
tema adalah ide yang mendasari sustu cerita sehingga berpe
ranan juga sebagai pangkal tolak pengarang dalam memlparkan
ksryanys.
Ginarsa (1985:5) ~enjelaskan bahws tema merupakan makna
karya sastra secara keseluruhan. Tema yang dipilih o ' eh se
orang pencerita erat se kali hubungannya dengan sroanat atau
pesan yang ingin disampaikan kepada pendengarnya. Tella dan
amanat dalam sebush karya sastra dapat diung kapkan SHears
eksplisit (tersurat) dan implisit (tersirat). Tema yEng se
ring dijumpsi dalanl sastrs lisan cende rung bersifat cidak
tis, terutama dalam bentuk pertentsngsn antara kebaikan dan
keburukan, kejujuran dsn kebohongan, keadilan dan kezaliman,
dan sebsgainya.
Terdapat tiga macam cara yang dapat digunakan untuk me
nentukan tems dalam sebuah karya sastra, yaitu ( 1) melihat
persoalan yang paling menonj ol, (2) persoslan mana yang pa
ling bsnyak menimbulkan konflik, yakni konflik yang melahir
kan peristiwa-peristiwa, dan (3) menghitung waktu pencerita
an, yaitu waktu yang diperlukan untuk menceritakan peristi
wa-peristiwa ataupun tokoh-tokoh di dalam karya sastrs sehu
bungsn dengan persoalan yang bersangkutan.
7
2) Alur Cerita
JaIinan antara per soalan-persoalan dalam sebua.l karya
sastra disusun dengan sustu jaIioan peristiw8 yang diseleksi
dan diatur dalam waktu. JaIloan peristiwa inl dapst dikala
kan sebagai alur atau plot.
Alur dalalD sebuah r;erit'3. secara Ullum dibagi ke dalam
tiga bagisn . yaitu bagisn 8wal ( eksposisi ) , bagian tengah
( komplikasi ) , dan bagian akhir (resolusi). Bagian 8llal dapat
dibagi lasi kt:: dalam tiga subbagian, yaitu paparan (exposi
tion), rangsangan ( inciting moment), dan gawatan (r-ising BC
tion). Bagian tengah di~agi laSI ke dalam tiaa subbLgian .
yaitu pet tikaian (conflict). perumi tan (complication), dan
klillaks. Bagian akhir sebuah slur dapat dibagi lagi ke dalal)
diJ8 subbagian. yaitu peleraian (falling action ) dan penyele
saian (denoulI1ent) (Sudj iman. 1988: 30).
Bagisn swal cerita merupakan bagian penyampaian infor
masi awal ten tang tokoh atau hal lain sebagai pembuka ceri
ta. Pada bagian ini pendengar disiapkan dan sekaligus di
rangsang untuk ingin tahu kelanjutan cerita. Selanjutnya
pertikaian dala~ cerita merupakan bagian yang mengganbarkan
perselisihan yang timbul antara para tokoh cerita karena
adanya dua kekuatan yang berbeda. Berikutnya cerita neng
gambarkan tentang suassna pertikaian menuju klimak s cerita.
Pada bagian klimaks, pertikaian dan perumitan dalam ~ erit8
sampai paaa tahap puncak sehingga terjadi perubahan nasib
atau kehidupan tokoh cerita. Peleraian merupakan bagian ce
rits yang menj elaskan bagaimana tOKoh cerita berusah~ menye
lesaikan masa1ah yang dihadapinya. Pada bagian akhir, cerita
diselesaikan dalam bentuk keberhasilan tokoh ce ri ta : happy
ending) ataupun kegagalan tokoh dalam cerit8 (sad eniing).
Terdapat tiga IDacam cara menjalin cerita. Fertana. ja
linan tarik lurus atau biasanya disebut alur naja, Y:litu ke
jadian dari pertama berjalin dengan peristiwa-perist :. wa ber
ikut~ya sampai mencapai puncak dan akhirnya cerita t i ba pada
8
penyel esaian. Kedu8, tarik balik (back tracking) bi~sanya
disebut alur mundur. yaitu cerita dimulai bukan dari awaI ,
melainkan dari bagisn akhir atau bagian tengah, kemndian
kembali kepada peristiw8 awal. Biasanya tokoh ceritll dalam
slur model ini mengenang masa lalu sebelum pe ri st iwtl dalam
cerita itu ~emun ca k. Cara ketiga. yaitu jaIinan cerlta campursn atau disebut alur campuran, yaitu cars menjal : n cerita
bercampur antara alur maju dan slur mundur .
Selanjutnya, dalam hubungan dengan antarperisli w8. se
ca r~ kualitatif. alur ada dua macam, yaitu (1) alur erat dan
(2) alur I onggar (Prihatmi, 1990:11 ) . Oalam alur e r ~t hu
bungan antarperistiw8 sangat menyatu sehingga lidak dapat
dihilangkan tanpa merusak keseluruhan cerita. Sebaliknya .
dalam alur longgar hubungan antarperistiw8 tidak sepauu slur
erat sehingga jika ada bagian ce rit a yang dihilangkan, peng
hilangan itu tidak akan merusak keutuhan ce rita .
3) Tokoh dan Penokohan
Setiap ce ri ta memiliki tokoh. Tokoh cerita dapat dide
finisi kan sebagai individu rekaan yang mengalami peristiw8
dalam sustu ce rita. Individu ~ekaan ini dapat b e ru~ a nanu
sia , binatang, atau bends- benda lain yang dianggap a~au d i
pe rankan sebagai manusia (Sudjiman, 1988: 16 - 21) .
Terdapat berbagai macam car a pengarang lIlel1un cull(an to
koh dalam cerita , misalny a pengarang lIlemunculkan tokl)h yang
hanya hidup dalam angan-angan, pelaku melllPunyai daya juang
yang keras untuk mempertahankan hidupnya atau pelaku tidak
nempunyai sifat-sifat yang khas dalal! kehidupannya.
Berdasarkan fungsinya dalam cerita, t o koh dapat dibeda
kan atas tokoh utama atau tokoh sentral dan tokoh balo'ahan
atau tokoh penbantu se rta tokoh lataran. Tokoh utana atau
t okoh sentral merupakan tokoh yang mempunyai peran penting
dalam suatu cerita. Tokoh ini biasanya sering lDuncu l dan
tentangnya selalu dibicarakan. Tokoh sentral ini dapat di
bedakan atas tokoh protagon is dan tokoh antagonis. Selan-
9
jutnya tokoh pel1lb3.ntu atau t okoh bawahan merupakan lokoh
yang berperan sepintas dalam e erita. Meskipun dem i kian,
kehadirannY8 sangat diperl u kan sebagai penunjang LO ,lOh sen
tral . Tokoh l a taran merupakan tokoh yang menjadi baJian dari
latar eerita.
4) Latar atau Setting
Latar atau setting merupakan tempat peri5tiw8 dalam su
atu eerita berlangsung. Latar dapat dibagi atas lat s r fisik
dan latar 505ial. Latar fisik meliputi semua lingkuflgan yang
mengelilingi pelaku. termasuk di dalamnya lingkungar geogra
fist rumah tangga. pekerJaan. dan sebasainY8. Latar ~apat
berfungsi menciptakan ikllm ~tau suasana tertentu seperti
iklin ~erang . a~an. bahaS18. dan sebagainya (Saad dslam
Prihatmi, 1990:14). Latar sosial antara lain diwuJudkan da
lam penggambaran tingkah laku I tata karama, adat istiadat,
P8ndangan hidup, keadaan lOasyarakat dan bahasa.
Oi sisi lain, Nurgiyanloro (1995:227 ) membagi unsur la
tar ke dalam tiga unsur pokok, yaitu latar tempat, la tar
waktu , dan latar sosial. Ketiga unsur latar inl saling ter
kait dan saling mempengaruhi. Pelukisan ten tang suas~na
daIam sebuah cerita dapat pula digolongkan sebagai l~tar.
1.5 Tenpat Penelitian
Penelitian lni dilaksanakan di Lamno, Kecamatan Jaya,
Aceh Barat. Kecanatan ini terdiri atas 7 kemukiman. ~taitu
kellukilOan Kuala Unga, Lambeusoi, Kuala Daya, Lamlle. Lamno,
Pante Cermen, dan Keuluang. Penellt1an dilaksana kan di
KelOukilOan Kuala Unga, Dess Keude Unga. Penilihsn Desn ini
sebaga 1 tempa t pene 1 i t ian d idasarkan pada a1asan bah"'a d i
desa tersebut masih dapat dijulOpai pencerita yang nerguasai
dengan baik cerita rakyat Daya.
1.6 Data dan Sunber Data
Data penelitian ini berupa tutursn 11san dalam bentuk
cerita yang dituturkan atau diceritakan oIeh anggota masya-
rakat atau tokoh masyarakat yang diyakini masih mengetahui dengan baik cerjta~ceri ta rakyat yang terdapat di Lamno. Anggota atau tokoh masyarakat yang dimaksud merupaken informan penelitian ini sekaligus sebagai sumber data.
1 . 7 Hetode dan Teknik Penelitian 1.7.1 Hetode Penelitian
10
Penelitian 1ni menggunekan metode deskriptif-kualitatif. Secara deskriptif, penelitian ini Ilengarah pada pemecahan masalah berdasarkan keadaan yang ada pada saat ini. Data hasll penelitian dideskripsikan dalam bentuk knta-kata, bukan dalaro bentuk a ngka -angka. S~lanjutnya. secara kualjtatif dapat dijelaskan bahwa (1) data penelitian ini dikurupulkan dalam setting yang ala-miah (natural setting:· dan peneliti sebagai instru men kUnci, (2) bersifat deskriftif, (3) lebih mengutamakan proses dari-pada hasil, ( 4 ) analisis data secara induktif. dan (5) makna atau meaning merupakan perhatian utama (Bogdan dan Biklen, 1990:27).
1 . 7 .2 Tekn i k Penelitian Pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik ~a
wancara. Wawan cara yang akan diterapkan adala h perpajuan wawancara yang tidak terstruktur dan wawancara terstruktur. Wa~ancara dilakukan dengan informsn (pencerita) seba.iai nara sumber. HasiI wawancara dicstat dan direkam dengan m~nggunakan tape recorder.
Data yang diperoleh dari informan adalah berupa cerita rakyat daerah Daya. Jumlah cerita yanS terkuIDPuI sebanyak lima cerita. Kelilll8 cerita tersebut selanjutnY8 ditrnnskripsikan dan diterjemahkan ke daIam bahasa Indones:a. Penerjemahan diIakukan secara bebas. Langkah berlkutnyu adalah mencari temB. alur. penokohan. latar cerita. serts JlEnganalisis fungsi cerita dan nilai budaya yang terkandung di daIamnya.
BAB II GAHBARAH UHUH DAHRAH PHHllLITIAH
2 . 1 Letak Geografis
Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Barat IDPrupakEn salah
satu kabupaten yang berada dalam wilayah Propinsi Daerah
Istimewa Aceh. Kabupaten ini terletak pada posisi 2e - 5°16"
Lintang Utara dan 95 0 - 97°1" Bujur Timur.
Dalam Kabupaten Daerah Tingkat 11 Aceh Barat terdapat
14 kecamatan <sebelum wilayah Pulau Simeulu menjadi kahupa
ten, Aceh Barat ter~iri at as 19 kecamatan ). Luas wilayahnya
adalah 10.297 km 2 . Untuk memperje!as nengenai lUBs daerah
menu rut E8sing-nasing kecanatan yang berada dalam wilayah
Kabupaten Daerah Tingkat 11 Aceh Barat dapat dioermati tabel
di bawah ini.
TABEL 1 LUAS KABUPATEN DAERAH T1NGKAT 11 ACEH BARAT
DIRINCI HENURUT KECAHATAN
No.
l. 2. 3. 4 . 5. 6. 7. 6. 9.
10 . 11. 12 . 13. 14.
Kecamatan
Daru 1 Hakmur Beut ong Seunagan Kuala Kawai XVI Johan Pahlawan Sallstiga Woyla Sungai Has Tet.n ..... 1Il
Krueng Sabee Setia Bakti SallPoiniet Jays
JUlDlah
SUllber: Aceh Barat dalam Angks. 1998 :4
LUBS ( kI0 2 )
692 1. 458
960 886 600 196 460 363 601 675 566 629
1.011 624
10097
Kabupaten Daerah Tingkat 11 Aceh Barat terletak di pe-
sisir Barat Pulau Sumatera. Kabupaten ini diapit oleh bebe-
11
rapa kabupaten yang lain. Batas ~ ilayah Kabupaten Duerah
Tingkat Ir Aceh Barat adalah sebagai berikut.
Sebelah Utara berbatas dengan Kahupaten Aceh Besar, Ka
bupaten Pidie. dan Kabupaten Aceh Tengah;
Sebelah Selatan berbatas d~ng8n Samudera Indonesja dan
Kahupaten Aceh Selatan;
Sebelah Timur berbatas dengan Kahupaten Aceh Ten~gara
dan K~bupaten Aceh Selatan;
Sebelah Barat berbatas dengan Samudera lndonesia.
12
Lokasi tempat pelaksanaan penelitian inl (penelitian
Sastra Lisan dalam ~asyarakat Days) adalah di daerah Lamno
Kecamatan Jaya. Daerah inl terletak pada ketinggian antara 6
- 500 meter dari permukaan laut. dengan keadaan alamnYB
terdiri dari 60% berbukit-bukit dan 40X daratan. Wil~yah
Kecamata n Jaya juga dialiri oleh sungai-sungai besar dan
keeil yang merupakan sarana ang kut an bagi penduduk yang
bernukin di daerah terpencil.
Kecamatan Jaya terdiri dari 7 kemukinan dan 48 (iesa de-
ngan luas wilayah 624 km 2 dan berbatas:
Sebelah Utara dengan Kabupaten Aceh Besar;
Sebelah Selatan dengan Samudera Indonesia;
Sebelah Timur dengan Kecamatan Sanpoiniet;
Sebelah Barat dengan Kecamatan Lhong. Kabupaten ACEh
Besar, dan Samudera Indonesia.
13
2.2 Asal Hula Nama Daya di Kecanatan Jays
Henurut Zainuddin (dalam HarjunL 1982: 11) pad,- perte
ngahan abad XV terjadi peperangan antara Raja N~gor. Raja
Pidie. dan Sultan Haidar BahlSnSyah, Raja Pasei, Su1tan
Haidpt tewas dan Kerajaan Pasei diku8sai olch Raja Nagor
dari Pidie. Beberapa keturunan Raja Pasei yang selacat dart
peperangan itu menyingkir ke negeri lain. Beberapa di antara
mereka ada yang tidak berdaya lagi dan tinggal di sana.
Lama-kelamaan negeri tempat mereka tinggali itu dina~akan
DaY8.
Henurut Velman, T.J. yang memperoleh cerita ini di
PuIsu Raya, Lhokkruet pada 1903 (dalam Zainuddin. 1932:12)
bahw8 kira-kira pertengahan abad XV, Sultan Inayat Sfah,
snak Raja Aceh Abdallah Al'Halik AI ' Hoebin. Ilenjadi "aja dan
menyebarkan agams Islam di Lambri. Sultan ini mempun',ai tiga
anak laki-laki. Yang bung-su bernama Sultan Ala 'addin Riayat
Syah. Dar i Lambr i A la' add in in i dengan beberapa peng .i.ku tn ya
merantau ke Aceh Barat melelui pegunungan dan sungai . Hereka
naik rakit di Krueng Lambeusoi dan rakit itu kandas, Hereka
berusaha meng-gerakkan rak it itu, tetapi gagal sehin,rga
pangeran putus asa dan menjerit hana days upaya lee (tidak
berdaya lagi). Hereka berenang ke darat, kemudian merdirikan
kerajaan di sana yaog dinamakan Kerajaan Daya dan
menyebarkan 8g8ma Islam.
Henurut Abidin (1980: 18) Kerajaan Daya dulunya di
perintah oleh seorang raja yang bernsn8 Datok Pahlawansyah.
14
Raja ini mempunyai hubungan dagang yang erat dengan o rang
orang Portugis vanS telah mulai meng injakkan kak inya di pan
tai Barat Aceh. Dengan adanya hubungan tersebut terjadilah
perkawinan antara pcn~uduk 8s1i densan orang-oranS c'o rtuSis.
Hingga sa-at ini di wilayah Kecamatan Jaya dapat ditemui
wajah - wajah yang mirip orang Portugis. Kemiripan it~ sangat
kentara terutama pada warns mata yang kebiruan. rambut
perang. dan berkulit putih bersih atau kuning lanssa t.
Untuk mengusir orang-o rang Portugis ,ang telah mengu
asai pantai Barat Aceh, Sultan Aceh ~engirim pasukan ke Ne
seri Daya (Kecamatan Jaya) di bawah pimpinan Sultan Alaidin
Riayatsyah. Sebelum nenghan curkan armada-armada Portugis,
pasukan Sultan Alaidi n Riayatsyah terlebih dahulu melakluk
kan Raja Datok Pahlawansyah.
Sultan Alaidin Riayatsyah dikenal dengan panggilan Po
Teu Heureuhom Daya, dan memerintah Negeri Daya sampai akhir
hayatnya . Hakam beliau terletak di Gle Daya, Desa KU :ila Da
ya. Un t" L- mengenang j 8sa- j asa be I iau se lams meller intnh Nege
ri Daya, setiap tahun bulan Zulhijjah (Hari Rays Qurl)an) di
adakan upaears penyembelihan kurban. Upacara ini dikunjungi
oleh hSll1pir segala lapisan masyarakat di Aceh.
Sebelum masa penjajahan Belanda. Kecamatan Jaya terma
suk bagisn dari Kerajaan Aceh Darussalam (Aceh Besar seka
rang). Pada m8sa penjajahan Belanda. Kecanatan Jaya dialih
kan menjadi wilayah Kabupaten Aceh Barat sampai sekal sng.
15
2.3 Agana. Adat Istiadal. 505ial Budaya
Sebagaimana halnya masyarakat Aceh secara umum adalah
pemeluk agama Islam. Demikian juga di Kecamatan Jay~ mayori
tas penduduknY8 beragama Islam. Dengan kata lain, 99,9 %
penduduk beragama Islam dan selebihnya. yaitu 0,11 penga~ut
agama lainnY8 (WNI keturunan Cina). Pendidikan agams Islam
merupakan faktor utana yang harus dipelajari oleh masyarakat
di sa~ping pendidikan unum. Hal inl terlihat dengan banyak
nya tempat pengajian dan pesantren di wilayah ini.
Pepatah Aceh nenyebutkan "Adat Bak Po Teu Heureuhom,
Hukom B~k Syiah Kuala" yang artinya pencetus adat istiadat
adalah Po Teu Heureuhom (Sultan Alaidin Riayatsyah) dan me
ngenai hukum sesuai dengan ajaran Islam dipaparkan oleh u18-
ma besar Syiah Kuala (Syeh Abdurrauf).
Sesuai dengan pepatah tersebut , masyarakat di Kl,camatan
Jaya masih memegang teguh adat-istiadat leluhurnya s?perti
tallpak dalam kehidupan sehari-hari. Kasyarakat di Kel~amatan
Jays masih mempergunakan adat-istiadat turun-memurun seperti
kanduri blang (kenduri turun ke sawah). peucioBP ane.Jk
(memberkati anak bayi). kanduri rabu sbeh (kenduri huri rabu
pada akhir bulan saf ar). dan sebagainya.
2.4 Penduduk Kecamatan Jaya
Penduduk yang mendiaJli Kecamatan Jays berjuftllsh 22.242
jiwa. Hereka tersebar pada tujuh kellukiman dan 48 des a
sebagaimana tergambar pada tabel berikut.
TABEL 2 NAMA·NAMA DESA DAN MUKJM (WILAY AB KEMUKIMAN) SERTA 1UMLAII PENDUDUK DALAM JCECAMATAN JAY A
1 6
................. -_ ....... __ . __ ._---_._-_._------------_._----_. __ .... _---_ ............... __ ._-_ ...... ..... No NamaMukim Nama Desa JumIah Pendudok
Des! Kanukimml . __ . ...... . __ ........... __ .......... - ... _--_ ... __ ... _----_ ... __ ........ _-----_ ........ .. __ .. _--... _ ... _-(I) (2) (3) (4) (~) ................... __ .... __ ...... _-_._-_._---_ .. __ ........... _._._._-_ ... ... _ ..... _._-_ .. _-_ ... _----_._-_ ..
L Lamno a Meunasah Web 848 b. Pasllf Lamno 199 c. Pante Keutapang 611 d Bait Paob 1014 4528 c. GJe Pwoh 289 f Blball Kruen~ 475 [ Cot Du1ang 390
Lamdurian 445 i Purui 257
2. Latnbeusoi a.. K&a1a 884 b. Ujong Muloh 9-16 c. Teum8Itum 80~ dj_et 1263 c. Alue Mic -l6O 6165 [Bahah Dna 541 it MClUIssah Tutong 262
Meunasab TeWltoh 156 L Meunasah Royetlk 350 j . Mukbm 498
3. KU3Ia Uoga a. CCUD:On0ng 722 b. Keude nga 417 2248 c. KarclDlg Atcuh 824 d Meudang Gboo 285
4. Lamme 8. MeutmI 38J b. Lamme 455 c. Sew-ruba 315 2148 d Leope 413 c. lhuct 642
5. Klllla DlYs a. NuS! -169 b. Rumpet 360 c. D81'1It 333 d. ate !:>pt 426 2382 c.GampO~ ~69 [ PantoD 22~
6. Keuluang L Ujo~ S~ndcru:n 221 b. Bob le 257 c. Meudheuo 471 d Sapek 441 2861 e. Lambaroh 339 f Lamtui 234 [ J8D\bo Masi 247
Krueng Tun~ 651 7. Pame Cameo L LamAsan 296
b. Alue Rayek 71 c. S: 454 20~9 d.Pm CCIlDCD 687 c. Sabet 442 [ Maree 109
Jum1ab 22.242
Sumb<:r: Kccun_Jay> dalam Angka. 1998
17
Has yarakat yang mendiami wilayah Kecamatan Jay~ umurunya
adalah suku bangs~ Aceh. SeIain itu, terdapat juga ras Arab
dan WNI keturunan Cina. Bai~ ras Arab maupun WNI keturunan,
de]sm kehidupan 505181 masyarakat mereka cukup menys tu de
ngan masyarsKat setempat.
Hasyarakat Ace h di Ke c amatan Jays merupa kan penutur ba
hass Aceh dialek DaY8. Selain itu, di daerah inl juga terda
pat kelompok masyarakat Days penutu r bahasa Aceh umum. Arti
nya, bahasa Aceh yang dipakai usn dikenal secara umum oleh
masyarakat Aceh (bukan bahasa Aceh dialek Daya). Akan halnya
WNI keturunan Cins, mereka--jumlahnya kurang lebih dJa puluh
o rang--juga menggunakan bahasa Aceh dialek Days sebaga i alat
komunikasi sehari - hari dengan masyarakat. Untuk berk'munika
si sesamanya, WNI keturunan ini menggunakan bahasa Tionghoa.
2 . 5 Sastra Lisan dalam Hasyarakat Daya
Sastra lisan dalam Hasyarakat Daya merupakan sa::;tra li
san yang lahir dan berkelllbang di tengah-tengah lIl8. syal°l:lkd.t
Daya. Hal ini dapat diperkuat oleh kenyataan bahwa snstra
itu diee ritakan seeara lisan. Penceritanya adalah ornng
cranS tua yanS lIlemang memiliki kemahiran dan kegelllarnn ber
cerita. Dslalll sustu aeara, misalnya. untuk lIlengisi wLk tu
senggang, seorang tua tua akan lIlenuturkan cerita kePltda pen
dengar yang beragalll baik anak - anak, relllaja, dan juga orang
oranS tua. Cerita biasa pula dituturkan oleh seorang nenek
18
kepada c ucunya atau seorang ibu kepada an8knya, dan inl bi
asanya berlangsung pada saat-saat menjelang tidur.
Cerita-cerita yang berkembang dalam masyarakat Daya ada
yang c! iangsap sebasa 1 cer i ta yang benar-benar t~r':; ad j dan
ads puIs yang hanya dianggap sebasai dongeng. Cerite "Teuma
leuk" merupakan c~rita yang dianggap benar-benar teljadi pa
da zaman dahulu karena buktinY8 masih dapat diliha t sampai
sekarang, yaitu sebuah bukit batu yang berbentuk kSfal di
Gunong Gle Kapai. Desa Teumaleuk. Gerita lain yang juga di
anggap benar-benar terjadi adalah "Po TeulOeureuhom'. "Krueng
Pung ki" yang berasal dari nama seorang Panglima Gina, Ong
Phune: Kie. dan ·'Ri.llueng Daya". Se baliknya, eerita seperti
"eik Beuranak", "Haba Peulandok·', ··Gun ong Gle Cuplek'· . meru
pakan sebagian darj cerita ysng oleh masyarakat setempst
cenderung dianggap sebagai dongeng semata.
BAS III
STRUKTUR , FUNGSI, DAM HILAI BUDAYA DALAH CERITA RAKYAT DAYA
Dalam bab ini dipaparkan analisis struktur , fungsi. dan
n tlai budays dalam cerita rak'lat masyarakat Days. Analisis
struktur meliputi ( 1 ) tema. ( 2) alur . ( 3) penokohan. dan (4 )
latar atau setting. Cerita rakyat Daya yang dianalisis dalam
penelitian ini adalah cerita "Teumaleuk" dan "eik Beuranak".
3.1 Haba ·'Teu.II.sleuk" (Cl!rita Henceraikan)
Nibak si Ilalam bak saboh SampanS Ihlll rumoh panggong la he sidroe aneuk agal!l "yeng jroh rupa. Uleh oreuog cikjih aneuk agam "yan geupeunan Ismsil. Uroe meuganto uro". buleuen meuganto buleuen, sampoe then pih meuganto si Nyak Ismail meutsmah rayek badanjih lam ngon ceudah bak pellgah haba. Si Nyak Ismsil cukop geugaseh le dua ureung cikJih .
Buet atawa keureuja ureung eik si Ismail nyae nakeuh geumeutani. geumeublang ngon geumeulampoh. Sideh di blang geupula pade, teuma di lampoh geupula pisang, timon. reutek, ngon laen-laen nyeng jeul geupubloe bak uroe peukan Si Ismail nyoe meunyoe musem blang seuba U blans, teumE bak jan laen lom geuba u lampoh sajan-sajan. Udep ureung nYEIn eukop mubahgia.
Cit kajeut keu adat udep di gampong. Heunyoe nfn Ismail di ureung gampong geuhoi si Hae atawa si Hain. Heunsn eit si Ismail bunoe. Di gampons jih geuhei nan si Hain. He~nan eit di rumoh. Hak ngon ayah jih pih seuhei ci Hain atawa Nyak Hain. Si Hain nyoe beuthat jih aneuk ureung gasien, tapih ulee jih cukop that eeudah. Watee jikalon kapai meulayeu bak babah kuala nyeng hana jeuoh ngon rumoh jitl, dijih teupikie eukop mangat meunyoe geutanyoe jeut keusidroe nahuda. Hana le payah tajak ceumatok di blang atawa tajak mita kayee u gle. Leubeh mangat tameulayeu lam laot raya jeut ta kalon nanggroe nyeng laen. Heunsn sabe teusuwe lam ate di si Nyak Hain.
Ka keuheundak Po Nyeng Hahakuasa, nibak si uroe ayah si Hain ka saket. Phon sijuek ngon saket ulee. Q' h ban Iheuh geujeb ie on meulu sijuek ngon saket ulee nyan pih ka puleh. 1euma Ihee uroe o " h Iheuh nyan saket lagee sot meuri~ang teuma. Saket nyeng jinoe leubeh brat nibak baroe sa . Watee Ilalall kayem geulleurathok. Teungku Pakeh pih geuhei gl~uyue meurajah ngon peuget ubat. Ka limong seupot ayah si 1sin geurajah ngon geuseumbo di Teungku Pakeh. Heunyoe takheun saket meurambong atawa diseullbo le jen, Ihee goe neu~ajah
19
bak Teungku Pakeh bias8 eit kapuleh. "Nyoe peunyaket nyoe eit laen leupah, " Heunan geupeugah le Teungku Pakeh. "Beuthat beumeunan ta ci eit ikhtiyeu, nyeng peupuleh Tuhan . ..
20
Jeut takheun peuubat ngon cara gampang k~ abeh ikhtiyeu. Ayah si Hain ma~en brat saket. Nibak si malam deun~on su nyenS ka leumoh, ureung elk nyan geumpuwGsit bak mak si Hain , "Ta udep beujroh ngon tajaga aneUK agaa geutanyoe beuget-get. Tajok beut beujeut keu teungku. Hareuta nyengna Ion keub ah meuhat blang seureuta lampoh, pakiban cara ta meujeut-meujeut ta meuudep ngon si Agam. Hana trep o'h Iheuh nyan ayah si Hain ~ih geuwoe bak Tuhan . Wate umu goh lam geunap nam then si Ha in kajeut keu aneuk yatim.
Pakriban keuh udep si Hain ngon Hak jih? Mal: si Hain teutap geumeugo ngon geumeulampoh. 5i Hain pih ditolong ubebe nyeng jeut. Heujan-jan si Hain ditolong mak jih ji angkot kayee mangun, diangkot pade lam blang, koh naleung keubeu ngon peulob keubeu lam weu. Bsk watee laen si Hain jijak keumawe bak babah kuala. Trep nibak trep teuma si Hain pih kajeut keu sidroe aneuk muda. Hak jih pih maken si uroe maken tuha laju. Teunaga ka mulai kureung. Buet meugoe ngon buet meulampoh jinoe ka jipubuet l e si Hain.
Nibak si uroe bak bineh kuala wate piyoh keum8ws, si Hain teupike keudroe. " Meu nyoe lage nyoe sabe, sampoe sn tuha udep Ion hana neuubah-ubah. meu ' u, meulampoh, atawa keulllawe.·' Heunank eu h jikheun lam ate jih. " Heuny oe meunan bak keuh kujak meuranto. Watee ka kaya kugisa teuroa", " Heunyoe ka kaya inteuk , mak pih hana le udep seungsara."
Watee singoh jih si Hain pih jilake izin bak Ila{ jih ~eujak meuranto. O'h Iheuh pajoh bu beungoh, si Hain jillarit ngon mak jih. " Hak, dilon niet meujak neuranto, meujak miLa peng, rolta raseuki bak nanggroe laen. so teupeu sing)h ngon doa-doa droeneuh Ion ek mudah raseuki."' Watee geudeu ngoe si Ha in jimarit lagee nyan, bak j ih pih teuiem teuseupo{. Brat that bak ate geuh b..;upeuleuh si HS.l.1I jitinggai nangg:·oe. Aneuk geuh eit nyan saboh. Heunyoe hana le si Hain inteuk. so lom nyeng tu long gob nyan meu'ue di blang. Teuma disambong lam le si Hain, ··Hak hane peu sosah, 10n j;lk hana trep. Heunyoe singoh ka lee peng laju Ion gisa keunou tapeuget runoh beulagak. tabloe bIeng beuluwah, ngon tabloe keubeu beu le." .. Heunyoe lageenyan ka peugah. kaj eu t hai aneuk kupeuizin kajak meuranto. TeulII8. wa tee trok u nnnggroe gob bek tuwoe keu Tuhan, bek tinggai seunayang~ ngon beugetget bak tabadroe." Heunankeuh wasit Hak si Hain nibal. beungoh nyan .
5ingoh bungoh jih wate mata uroe goh Ion get trnng, ngon beukai bu kulah seureuta Iaen-laen peu-peu nyeng na geubungkoh le Ilak jih, si Hain pih jibot langkah jit~nggai gampong, Ngon ie mata iIe mak si Ha in geupand ang anelk geuh beurangkat keud eh u ranto u nanggroe nyeng hana geutllkreban rupa. Si Hain jiatoe langkah keudeh bak mata uroe lot. Uteun
21
deungon blans, rimba ngon t8mah. ban dum jilangkah u)eh samlakoe, hingga trah sampoe bak miens kuala. Teuma di sinsn na saboh kapai nyeng teungoh meusaoh. Ureung lam kapai nyan ka sbeh beukai ie jeb. AW8~ kapai nyan jiteungoh u dar~t jijak mita ie tabeu. Si Hain pih jitolong peutunyok teumpat ie tRbeu nibak saboh ~on di dalam uteun. Teuma o' h Iheuhryan si Hain pih jipaka ~ le nahuda kapai meulayeu sajan-sajan.
Treb nibak treb si Hain meulayeu lam laot raya, padum boh nanggroe kalheuh teupiyoh. Kapai nyan pih katr oh bak teumpat tujuan, saboh nanggroe nyeng cukop makmu. Bsk nanggroe nyan keuh si Hain udep meuranto. Bak Naggroe nyan si Main dimeuniaga sampe meuploh than sampoe a'h Iheuhnyan jeut keusidroe sodagar kaya n8 toko meuh ngon ns kapai. Si Hain kajeut keusidroe nahuda. Teuma di nang-groe nyan na sidroe sodagar rayek , ureung kaya l am ~euceuhu. Ngon aneuk ureung kaya nyan keuh si Haln jimeukawen. dars canden ceudeh rups .
Hibak si uroe, Putroe Ti, peurumoh toke atawa nahuda Hain, meuchen keu laot. Putroe Ti ~euheut meujak meulayeu u laot raya. Teu~a di nahuda Hain geuyue peungui saboh kapai raya ban lagoe istana raja untuk seuba Put roe Ti meulayeu sajan-sajan. Bak uroe nyeng ka geupileh, teuma kapai nahuda Hain pih ka jitinggai peulabohan beurangkat u laat raya. Cukop that seunang ngon mubahgia Putroe Ti bak arong laot sajan-sajan ng on Cut Bang Hain. Cuaea pih sabe get, laot teunang hana meuriyeuk. Watee uroe ka malam awak lam kap~i ji meunyanyi ngon jimeunari tiop biula. Heunan keuh sabe padum uroe ka.
Teuma laen keuheundak Tuhan, Bak saboh malam ujeun jitoh angen pih jipot. Laot harok ka lagee geumpa. Ureung lam kapai kayo teumakot. layeu angen pot teuplah keu.jua. TeulOa di langet meutum geulanteu. kilat Ileubaheu Ileu(!ahyaeahya, Sideh di langet hana deuh bin tang, meunankeuh malam eit seupot beta. Ureung lam kapai ka jimueueap, Alla11 Tuhanku neubri keu kamoe beuglah bak bahya. Angen ba(!e ngon uj(;un raya ka j i peuanyot kapai hana meuho arah. Angl~n ngon ujeun jipiyoh rab beungoh uroe. Awak kapai pih jigantoe layeu nyeng ka beukah . Watee uroe kasaree beungoh, kapainyan pih kasok nibak saboh krueng. Bak bineh kruens nyan deuh bak u. bak pineung, seureuta bak kayee laen. Deuh eit di sinan blang nyeng ban lheuh geupula pade. Daerah nyan nakenh saboh Sampons·
Watee nahuda Hain jaga nibak teumakot keu angen puteng beu lions beunoe. teukalon digobnyan akan gampong nyan. Teuma teupike peu gobnyan teungoh geumeulumpoe? Geucuba eUT~iet asoe geuh seukeumeung peusaheh peugeullelullpoe peu kon. Watee geueutiet asoe pih na meunyum. saket. Nyan geupuphom . digobnyan kon geumeu!umpoe. Geukalon bak u, geukalon bak kuini bak bineh krueng, geukalon blang bak bineh gIe , geukalon rUlIloh-rulDoh nyeng na d i sinan sang-sang gall~long nyan cukop geuturi le Teungku nahud8.. Wate geu kalon bak Ilaneang raya di bineh uteun, laju teuseuheh lall ate, " Nyoe keuh Sampong Ion ." "Hak Ion bak lagee katrep kamate .'
22
Teungku Nahuda pih geupeurintah geuyue beurangkat lsnja, tapih kapai han jitem meugrak le. Kap ai "yen ka sok hana le days.
Teuma beungoh kasaree peungeh, ureung gampang nyan ka geubeudoh geujak u krueng. Sandum ureung Sampang teukeujot hena ban, watee geukalon saboh kapai rays ka jimeus8oh. Ureung Sampang bandum jiteubiet jak cellngeuk kapai nyan. Awak nyan teutahe-tahe sabe keudroe. Seupoe kapai nyan? Teunt~ kapai nyen ata ureung kaya. Sce ureung kay s nyan? So nshuds v8pai nyan?
W~tee ureung gampanS geukalon nahuds di dalam kapai, bandum ureung nyan teupeh-peh dhoe sang-sang geuturi nshuda kapai. Nahuda kapai nyan karab meuhi ngon si Main a~ak Sampang nyan nyeng katreb jijak meuranto. Peukeuh nahuda kapai nyan cit si Hain? Heunankeuh teusuwe ate di ureung gampong. O'h ka rame ureung peusaheh. nahuda kapa i nyan nakeuh si Nyak Hain nyeng katreb hana jiwoe u gampong. Padum keuh seunang ate ureung gampong watee geutupeu si Ny~k Main . slnroe aneuk yatim. kajeut keu sod agar kaya. Ureung gampong pih geumeuucap pujoe keu Tuhan Allah Ta "ala.
Ban siseun lanja. sidroe ureung laju geuplueng keudeh bineh gle geujak peugah bak mak si Main. " Nek Wa, Ne< Wa , neujak keunoe beubagah, jeh si Nyak Hain droeneuh ka troh jiwoe, jipuwoe kapai rab ube donya. Jih jinoe kajeut keu ureung kaya. kajeut keusodagar. kajeut keunahuda. dilon hana kumeusulet. Nyeng kupeugah nyan beutoi.·· Teuma ngon ie mata meucrok-crok seuot Hak si Nyak Hain. "Pujoe keu Tuhal hai aneuk ~eutuah. ulon kakeubah jinoe katroh kagisa. p811yang umu aneuk meutuah ... heuk ... heuk ... heuk ... , ,. N/Bn keuh mantong nyeng jeut geupeugah le Hak si Hain. Dada gellh sang nyum ka beukah ngon rass bahgia. Aneuk agam seuh nyellS ka mel.lploh thon gadoh dimata uroe nyoe katroh j igisa. 51)e ureung nyeng han meubungong ate.
Ngon geh-goh laju 0i mak si Hain geujak u dapu. Geujak taguen bu keu bijeh mata. Geuyop ngon sulie geuproh-proh apui. Geuseuob cingkhui lawok ngon saka. Geulayu on pisang keu teumpat geukulah bu , sina~ ~dk dapu meudodb - doda Hasak on murong geuboh lall cawan sereuta as am seulilleng muda. Teuma o'h Iheuh nyan geulangkah laju. geujak intat bIt keu ayeulI III a ta.
Tuboh kapijuet badsn kabungkok. mata pih kalhok di ureung tuha. Ok pih kaputeh kulet pih ka krot, sabe uroe tot sideh lam paya. Hak si Hain geujak laju rijang-ri jang. geukeumeu peutrang peukeuh beutoi nahllda kapai nyan lmeuk gobnyan si Nyak Hain. O ' h ban sore troh sideh bineh l<rueng, geukalon ureung rOllle logoino. Geukalon kapai raya thft leupah, sang-sang ka reubah di ureung tuha. Dari jeu(lh deuh geukalon nahuda kapai nyan teungoh duek dua deungon lnong jih. Inong nahuda lagak leupahna. "O'h nyan keuh meUfleunte Ion," kheun mak si Hain lam ate geuh.
Teuma sideh di dalam kapai. nahuda Hain diceung~uk u darat. Deuh jikalon sidroe ureung inong tuha bungkok geuba
23
a~ih. Teusuwe lam ate jih nyan keuh mak Ion , nyan keuh ureung chik Ion nyeng kalreb Ion tinggai. Baten nahuda Hain ka jimuprans, meunyoe kumeungaku nyan ureung chik Ion, dilon male keu inong ngon keu aneuk buah kapai. Han patot Ion sidroe nahuda kaya, sidroe sod agar rayek, mak Ion ureung tuha bungkok lagee nyan rupa. Hyan bit-bit han palot. Heunan keuh jikheun lam ate nahuos Hain.
Lantaran ~an ek le geutheun ate teuingaL ke~aneuk saboh. ~~k si Hain geuyue peujimbrang droe geuh ngon jaloe bak ureung Sampang. Geuyue ba bak kapai raya. O ' h ban sare troh bak kapai nyan, Hak SI Hain geulangkah lanja keudeh lam kapai. Watee karab to ngon Nahuda Hain, geupandang sigoe teuk peukeuh beutoi nahuda nyan aneuk gobnyan. Watee geukalon bak bineh keung ns bacut parot, eunchit rhot bak rinyeun watee si Nyak Hain nantong geudoda. Hana sal~h lee. nyoe keuh aneuk Ion si Nyak Hain.
Ngon ie mata ile ureung tuha nyan geumarit rijs1g, "Wahee aneuk Ion aneuk meutuah, ngon tu Ions Allah ka troh tagisa, heuk ... heuk ... heuk ... nyoe pat na bacut Ion ba bu kulah, nyoe nyeng na mudah asam ngon sira. Teuma ~'h Iheuh nyan mak si Hain pih geulangkah laju, geuneung uem sigoe Tuan nahuda.
Ureung lam kapai ka abeh tahee watee jikalon ur~ung tuha nyan. Tuan Putroe Ti pih seudeh hana ban, sayanlt putroe nyan keu ureung tuha. Oi si Nyak Hain jipeujioh droe, watee ureung tuha nyan ka geupeuto bak j ih. Geukalon nahuda lagee nyan 18gee, seudeh that atee di ureung tuha. "Hai an~uklon Nyak Hain, peu hana lee ka turi Ion ureung chik kah, Ion mak kah, Ion ureung peulahekeuh." "Ka pandang beuget hai aneuk meutuah,"
Teuma seuot nahuda Hain. " Oilon hana kuturi gata hai nek tuha. Hak Ion hana le ka treb ka mate, Yoh Ilantong uclep kulet geuh puteh ceuda~ ngon rupa, hana bungko k lagellnyan 1011 meuek mata." Heunyoe peureulee keuseudeukah jeut kubri jinoe, tapih uek tajak meungaku-ngaku droe teuh ureutlg chik Ion. " "Tacok bungkoh nyan tapuwoe keudeh yoh gohlom l:u peupo u krueng,"
Tuan Putroe Ti pih geupeugah haba, "Wahe e Cut Hang. kadang cit beutoi ureung tuha nyen mak droe neu h, be~. neumale neumeungaku bak keu Ion , bak keu kamoe. Anger. puteng beuliong buklam nyan eit teukeudi Tuhan mangat droent:tuh meureumpok ngon ureung chik neuh."
" Pane na, ureung nyan eit geumeungaku-ngaku drat: geuh mak Ion seubab Ion ureung keya." Bungkoh bu kulah nyt::ng ne bak keu laju jisipak teubapo u krueng. Teuma mak si ~ a in geuurot d ada. Ate geu h anco, ie mata ile meusak lam cada. "Kajeut hai aneuk, bak seubab Ion katuha, tubo h kabungko k . ma ta kaseupot, j id roekah kaj eu t keu ureung kay a, j incte ka melee kameungaku Ion makkeuh, hana peu hai aneu k meutuah, hana teuingat kah meubacut ~atee ubet kah uroe jeh k~tingkue kuba u blang kuba u lampoh, tapajoh lDeu alakada. TeuEa bek salllpoe hai aneuk meutuah, kah jeut keu aneuk daroehaMa."
24
" Hai tuha bungkok ... bek lee that tapeugah haba . .. talroen keudeh nibak kapai I on.' "Jak laju tron beubagah." Hak si Hain geutron kapai geu e k lam jaloe, geulheung dua blah jar oe geulakee doa, " Ya Allah ya Tuhanku ... droenkeuh saksi si Hai n nyan aneuk Ion ya Allah, urae nyoe jih han lee jimeungaku Ion ureung chik jih . nyoe bandum I on seurahkan ban huko ~ droeneuh ye All ah,"
Ban doa nyan leuh geubaca. anSen pih ji pot , u jeun pih jjtroen . Sideh di langet kilat meusabong-sabong _., geulanteu meuron pih meuhayak donya. le krueng nyeng phon leunang laju meuubah jeut keu bakat ray s. Kapai Nahuda Hain dilambong-lambong di hayak -hayak lagee peuleupeuk ba~ teungoh laot. Uroe nyeng peungeh seupot-seupeut laju lam sigra. Ureung lam kapai subra hana ban . lagee e ina karam meJnankeuh rupa. Nahuda Hain j inoe teulah han bagoe, teu ingat ~eudroe aneuk darohaka . Teuma ~aju ~eumeusu rijang, " Ha ... e, ms ... e, ... drocneuh nak Ion, neupeuampon desya 10n. Neupeu allpon e mak meutuah. ulon that teulah kadar o ha{B.." oari jeuoh mak si Hain geudeungoe aneuk geu h lakee 8npon tapih keuheundak Tuhan ka geupeutron bala . " Han jeut Lon peuampon le hai ancuk meutuah, ke udeh bak Allah tapeuseurah droe ...
Hana padum treb o"h Iheuh nyan kapai Nahuda Ha in ngon bandulIl asoe jih pih karalD . Hana le sodagar kaya, hanu le Putroe Ti ceudah. bandum ka leupah abeh binasa.
Bade jipiyoh ujeun pih pirang, uroe pih katr ang lagee biasa. Bak teumpat kapai karam bunoe nyeng na deuh i~ meudhok-dhok lage jar oe ureung Ihalll lakee tulong. Treb-Lreb o"h lheuh nyan bak teumpat kapai karam nyan jeu t keu saboh gunong. Gunong ny~n cu kop hi lagee kapai Nahuda Ha in. Gunong kapai nyan man tong jeut takalon sampoe an uroe ny oe. Nyan keuh nyenS geukheun Gunoflg Gle Kapai . GallP ong teul!lpat. karam kapa i nyan geuboh nan Gsmpong Teul/18Jeuk. Gampong teullpat ka pai Nahuda Hain meulayeu geukheun Gampong Kuala seubLb dilee uroejeh disinan eit na saboh kuala. Seudan,k?~ Ga~POfig Teumaleuk . artijih gampong teumpat sidroe aneuk han jitleng le mak jih atawa jilaleu k lIIak jih lantaran jih kajeut kEtU ureung kaya. Aneuk nyeng lagee nyan geukheun aneuk dfrohaka . Teuma Gunong Gle Kapai nakeuh di Gampong Teumaleuk. ~eunan keuh asai usui nan Gampong Teumaleuk ngon Gunong Gle Kapai.
3 .2 Te rjemahan Cerita "TeulIsleuk" Pada sustu malam di sebuah kampung dalsm sebuah rumah
pnnggung lahir seo rang anak laki-laki yang rupaws n. Cleh orang tuanya anak laki-Iaki itu diberi Ismail. Hari berganti hari, bulan berganti bulan , salllpai tahun pun bergsnti. Ismai1 bertambah besar badannya lagi bijak bicaranya. Ismai1 cukup disayangi oleh kedua orang tuan ya.
P&kerjaan kedua orang tua si Isnail di kampung adalah bertani. bersawah dan berkebun. oi sauah ditanami padi, se -
25
dangkan di kebun ditanami pisang, mentimun, kacang panjans, dan 18il1-18in yang bisa dijual pada hari pasar. Si Ismail ini pada Dlusim ke saw-ah dibawa serta ke sawah. dan pada lain waktu dibawa ke kebun berS8m8-S8m8. Kehidupan keluarga ini cukup berbahaSia.
Hemang sudah menjadi tradisi hidup di kampung. Jika I1 S
manya Ismail. orang kampung memanggilnya si Hae atau si Hain. Begitulah si Ismail. Oleh orang kampungnY8 ia dipanggi1 si Hain. BeBitu juga orang tuanya di rUflah mem~nggilnya si Hain atau si Nyak Hain . Si H~in ini walaupun dia bukan anak orang berada. otaknY8 cukuplah cerdas. Waktu melihat kapal berlayar di muara yang tidak terlalu jauh dari kampungnya, dia berpikir alangkah enaknya jika kita men,jadi seorang nakhoda. Kit~ tidak perlu lagi mencangkul di sawah atau mencari kayu ke hutan. Enak sekali kits berlaya~ di laut lepas bisa melihat negeri yang lain. Bcgitulah 3e1alu terpikir oleh si Hain keeil.
Sudah menjadi kehendak Yang Hahakuasa , pad~ suatu hari ayah si Hain jatuh sakit. Pertama demam dan sakit kepala. Kemudian sesudah minum ramuan air bunga, demam dan sakit kepalanya sembuh. Namun tiga hari kemud ian sakit yan1f seperti itu terulang kembali. Sakit yang sekarang lebih parah da ri ,ang kemarin. Waktu malam dalsm tidurnya ia serin!f mengigau. Teungku Pakeh pun dipanggil untuk 'meurajah ' dun bikin obat. Sudah lilla nalalfl ayah si Hain 'geurajah' dan ~reuseum
bo oleh Teungku Pakeh. Akan tetapi sakitnya tak kun.:iung berkurang jus. Jika sakitnya karena ' disapa ' oleh jin hutan biasanya tiga kali ken a 'neurajah ' teungku Pakeh lanE[Sung sembuh. "Ini penyakit ini memang lain sekali," kata "eungku Pakeh. "Walaupun begitu kita harus berikhtiar, Tuhan yang yang menyembuhkan.
Boleh dikata pengobatan dengan ca rs kampung sudfth habis usaha. Sakit ayah si Main bertambah parah. Pada suat~ malam dengan suara yang sudah mulai lemah. orang tua itu bt:' rpesan pads ibu si Main, "J agalah anak kita baik-baik. antarkan dia ke tempat mengaj i supaya nanti menjadi 'teung ku ' (ust ad). Harta yang S3r~ tinggalkan ha •• /slah sepetak sawah dan sepetak kebun, bagaimanalah caranya supaya kalian berdua dapat hidup dengan peninggalan yang tak seberapa itu." Tidak berapa lama kemudian ayah si Hain pun menghembuskan nafas yang terakhir. Belum genap enam tahun usia. si Hain sudah menjadi yatim.
Bagaimanakah kehidupan si Hain dan ibunya selanjutnYa? rbu si Hain tetap bersawah dan berkebun. Si Main pun membantu-ban tu ibunya sebatas yang bisa ia lakukan. la memotong rumput untuk kerbau dan memasukkannya ke dalam kandang pada sore hari. Pada ~aktu lain ia juga membantu ibunya mengangkat padi di sawah. Waktu senggangnya sering diisi 1engan memancing di muars sungai, Waktu pun terus bergulir. rbu si main bertambah tua. sedangkan si Main kini sudah men jadi seorang pemuda yang gagah. Pekerjaan bersauah dan berkebun kini lebih ban yak ditangani oleh si Hain.
26
Pada suatu sore di tepi muara sungai, dalam keter~enungannya si Hain be rpikir . - Kalau hidup terus beglri, sampai tua pun kehidupan tidakkan berubah, membaj ak, mencangkul, atau memancing. · "Oaripada begitu lebih baik saya pergi merantau, jika sudah kaya saya akan kembali, dan hidup ibu pun tidakkan seng-5ara lagi."
Esok harinya si Ha in minta izin pada ibunva untuk pergi merantsu. Sesudah sarapan paei, si Hain berkata pada ibunys, ·'Hak. saya berniat pergi merantau, pergi mencari rezeki ke negeri lain, siapa tahu dengan doa-rloa Hak. saya mudah mem peroleh rezeki. ·· Hendengar tutur anaknya yang demikian, ibu si Hain pun terdiam sedih. Seral hatinys melepaskan anak tunggaInys persi ke negri lain. Bagaimana nanti kalau si Hain tidak ada lagi. siapa yang akan membantunya disawah dan di kebun. siaps lagi yang m~nghiburnya andai ia jstuh sakjt. Helihst ibunya terdiam. si Hain pun melanjutkan. "Hak tidak usah susah. saya pergi takkan lama. Jika nanti sudah kaya. say a akan kemba 1 i merobangun rUlflcih. m..:-mbe li sawah > dan Dlembeli kerbau yang banyak.·· "Kalau memang sudah begilu t.ekadmu, apa beleh buat , Hak izinkan kamu merantau. Nantj tiba di negerj orang kanu jangan lupa sembahyang dan pandai-?andailah menbawa diri," begitu pesan ibu si Hain di pagi itu.
Pagi besoknya menjelang mentari terang-terang t~nah. dengan bekal nasi . kulah ' dan lauk alakadar nya, si Hain pun menapak langkah menuju arah matahari terbenam. Hutan dan sawah. rimba dan belukar. gunung dan lembah, semua dilalui oleh si anak muda. Tujuh hari tujuh malam dalam perj~lanan tibalah ia di tepi pantai tak berpenghuni. Hanya ada sebuah kapal yang sedang berlabuh. Awak kapal itu rupanya k~habisan air ~inum dan mereka turun ke darat mencari sumber ai r tawar. Oleh si Hain , awak kapal itu dibawanY8 ke sebual sumur di dalam hutan . Sesudah mengambil air si Hain pun di~jak serta berlayar bersama.
Lama sudah si Hain berlayar di laut lepas J bany ,jk negeri yang sudah disinggahi. Akhirnya kapal itu pun samllai ke tujuannya, sebuah negeri yang makmur dan masyhur. Di negeri itulah si Hain memulai perantauannya. Dengan sedikit modal dari nakhoda kapal yang ditullpanginya, ia berdagang !(eci 1-kecilan, sebagsi penjaja barang keliling. Usaha dagaugnya semakin lama semakin maju hinggs sangguplah ia membeli beberapa to ke dan beberapa kapal. Semua tokonya berupa toko mas. artinya toko yang menjual berbagai perhiasan emits. Ja dilah ia sekarang Tuan Saudasar Huda dan orang-orang juga menyebutnya Tuan Nakhoda karena ia memiliki beberapa kapal.
Nakhoda yang menolongnya dulu punya seorang anat gadis yang diberi nama Putroe Ti. Dengan Putroe Ti inilah tl akhoda Hain kawin. Kini ia sudah menjadi orang terpandang dEln berpengaruh di negeri itu. Hingga suatu ketika Puan Putl'oe Ti berkeinsinan untuk berlayar bersama Cut Bang Hain . Hf.ka Nakhoda Hain pun Ileme rin tahkan anak buahnya untuk Ilcnghiasi sebuah kapal oak layaknya istana raja. Keperluan berlayar pun dipersiapkhn. Pada hari yang sudah dipilih. kapa: Nakho-
27
da Hain pun meninggalkar. pelabuhan menuju laut lepas . Puan Putroe Ti sangat berbahagia. CUBea cerah. laut tenarg tiada berombak. Jika malam tiba, seluruh penghuni kapal berada di anjungan. Hereka menari dan menyanyi diiringi dengar biola. Begitulah herminggu-minggu SU8san a rians gembirs itu berlangsung.
Tuhan berkehendak lain. Pada suatu malam hujan pun tu run dengan lebatnY8 disertai badai. kilat. dan petir yang memhelah ~ngkasa. Laut yang biasanya tenang kin i seakan murka. Ge l ombang sebesar rumah menghantan-ha~tam kapal sang Tuan Nakhoda. Kapal itu layaknya gabus di samudra. Langit kelam tiada berbintans, Bulan pun seakan enggan m~nampakkan diri. Sekali -kali CahSY8 kilat menerangi pekatnya Dlalam. Entah di da erah man a kapal itu kini berada, tak ada lagi yang sudi memutar otak . Layar kapal sudah tercabik-cabik. Kapal berlayar sendi ri tanpa arah tanpa tujuan. Penghuni kapal semua berucap menohon pertolongan Allah Yang Haha~uasa_ Kala pagi datang menjelang, hujan reds dan bajai juga Slrna, laut kembali tenang. Awak kapal seketika mengganti layar supaya kapal dapat melaju. Pag! kini sudah benjerang. Kapal itu rupanya kandas di sebuah sungai besar . Haju tak bisa mundur pun tak bisa. la tegak bagai karang yeng angkuh. Oi pinggir sungei itu tampak po hon-pohonan dan ham - paran sawah yang baru ditanami padi. Rupanya pinggiran sU-1gai itu adalah sebuah kampung.
Waktu nakhoda Hain terkejut dari takutnya, ia menyakslkan sebuah kampung di had apannya. Terpikir olehnya apakah ia bermimpi? DicubitnY8 lengannya beberapa kali untuk membuktikan ia bermimpi atau bukan. Cubitannya terasa sakit, dan ini berarti ia tidak sedang bermimpi. Semua yang disaksikannya adalah nyata. Kampung itu terasa sangat dikenalnya. ,\palagi saat ia melihat sebatang pohon embacang besar di kaki bukit. tempat rumah orang tURnya. " Inilah kampung says. ibu saya ten tu suda h lama meninggal, " batin hatinya. Seketika itu juga diperintahkannya awak kapal untuk segera beranjllk pergi. Namun kapal diam tak berdL~ak, tiada daya untuk melaju.
Gelap-gelap terang pagi hari. orang kampung keluar rumah mengambil wudhuk di sungai untuk shalat subuh be :~sama di meunasah tepi sungai. Hereka terpana me1ihat sebuah Itapal besar berlabuh di tengah sungai. Kapal siapa gerangan? Pasti kapal o rang kaya. Siaps orang kaya itu? Besitu semua mereka berpikir. Usai shalat, mereka semua memandang ke kaplll. Dan kala paSi betul-betul terang, semua orang kallpuns . anakanak, orang tua, dan perelDpuan Ilenggendong snak tumpnh ruah di tepi sungai mempersaksikan kapal yang hampir tak pernah mereka lihat.
Saat Nakhoda Hain dan istrinya keluar berdiri d:. geladak kapal, orang kampung dapat melihat dengan jelas ",ajah sang nakhoda. Henatap wajah itu, seakan mereka kenal . Bukankah ilu si Hain? Orang kampung mereka yang telah lamL pergi merantau? Dia seorang anak yatim sekarang sudah menjadi sau -
28
dagar kaya. SemU8 orang kampung memuji kebesaran Allah yang telah mengubah na5ib hamba-Nya.
Seorang penduduk dengan serta merta berlari ke rumah di kakai bukit memberitahukan pada Hak si Hain bRhwa eraknY8 telah kelllbali. " Nek Wa, Hek Wa, ke sint cepat, !:i Hain sudah pulang, d ia pulang dengan kapal besar, kap aln}8 hampir sebesar dunia. Dia sudah .ladi orang kaya, sudah jadi saudagar, sudah jadi nakhoda . Saya tidak bohong. Yang say a katskan in i benar .'" Dengan air mat a bercucuran, Mak si Hain cengurai kat a, "Puj i Allah anakku sayang, lama kunanti, kini engkau sudah kenbali. panjang umu r anakku sayang ... heuk
heak ... heuk .... " Hanya itu kata yang san,ggup keluar dari mulut orang tua yang hampir uzur. Dadanya sesak dengan rasa bar-agia. AnaknY8 yang sudah ber~uluh tahun pergi, sekarang sudah kenbali. Siapa yang tak bahagia?
Dengan tergesa-gesa ia lang kahk an kaki ke dapur . Dimasaknya nasi untuk anak kesayangannya. Sambil meniup api di tungku, ia bersenandung , menyenandungkan irama kala si Hain m8sih dalam ayunan ... Do ku do dB idBIll!, lIeulsyang blang ks putoh tal De, ka troh kB gisa aneuk lon saysng, lampoh deu ngon blsng jinoe tahiroe. Dilee ta peugah ta bioe blang lush, M1sngat bek psyah pOllS lam uroe. Jinoe hsi aneuk kstroh kawoe, katroh sB.lJpoe lagee bBIl cita ." Beranjak dia ke belakang rumah memo t o ng daun pisang untuk kulah bu' dan dipeti knya daun kel o r, sayur kesukaan anaknya dulu. Setelah sefluanya siap dalam j inj ingan, tergopoh-gopoh ia beranl~ kat k e tepi sungai . Langkahnya terasa ringan , hatinya berbu1gabunga.
Dengan sebuah sampan Jiantar oleh penduduk, sampailah ia tengah sungai , di dekat Kapal berlabuh. HatinY 8 s ndah ta!-tahan lagi ingin Ilemeluk buah hatinya. Banyak yang ingin dice ritakannya pada anaknya tersayang. Dengan dipapah ule h pendayung, ia pun menaiki tangga kapal. Di dalam kapal ia melihat Tuan Nakhoda sedang duduk dengan istr inya . Hutinya membatin, "Alangkah cantiknya menantuku. Tentunya ia putri seorang raja. " Lilla Iangkah tiba di hadapan Nakhod a , dengan air mata berlinang, ia bertutur, "Anakku sayang yang berbahagia, berkat pertolongan Allah kamu sudah kembali, heuk . heuk ... heuk ... ini sedikit nasi dan lauk kesenangllfllDu dulu. Hakanlah anakku sayang. Hungkin rasanya kurang enak, tapi hanya itulah yang ada kel1Udahan. anakku. Kemudiun ia pun terus melangkah ingin melDeluk anaknya. Helihat itu, Nakhoda Hain surut beberapa langkah menjauhkan diri .
Orang dalam kapal selDua terpana melihat orang t~a itu. Berbagai p e rasaan berkecalDuk di hati lDerek8. PUan Put roe Ti menjadi sedih. ia merasa sangat sayang dan kasihan pada orang tua itu . Apalagi ketika ia melihat sUaminY8 mulai men jauh . Hatinya perih tak terkira. Dengan terbata-bata ia berucap. " Bang. janganlah bersikap seperti itu, mungki n orang tua itu lIlalDak Abang sendiri, jangan malu mengakui di d epan saya. Kite ini semua manusia biasa. Kalau Ilemang itu o rang
29
tua Abang , aku ilah. Bang!" "Hai anakku Nyak Hain . apa karuu sudah tidak mergenal
lagi says ini? Says ibumu, Nak! Ibu yang melahirkan dan membesarkanmu! Ke sawah engkau kubawa. ke kebun pun en~kau kubalOi'8. susah dan senang pernah kits rasakan bersama!" Jawab Nakhoda Hai~, "Says tidak kenal kamu hai neoek tua. Ibu saya sudah lama meninggal. Waktu masih hidup kulilnY8 putih cantik rupanya. kalau perlu sedekah bisa kuberikan sekarang, tapi jangan me~gaku-ngaku diri orang tua saya, men tang-men tang saye sudah jadi orang kaya. enak saja me~gaku-ngaku. Ambi l bungkusan itu sebelulI kulempar ke 5ungai."
Dengan air mata yang berjatuhan, orang tua itu pun berujar lagi, "Baiklah anakku, karena saya sudah tua, sudah bungkuk, mata sudah rabun, kallU sudah jadi orang kaya, malu mengakui saya sebagai ibumu. tidak apa-apa anakku, hidupku memang tak lama lagi, sebelum ajal tiba, kurnohon kepada Allah dapat bertellu dengan anakku untuk terakhir kali. Berjumpa dengan sna k yang pernah kulahirkan. Doaku sudah terkabul. Perjumpaan yang pahit ini semoga tidak menjadi kan kau sebagai anak durhaka. Bagaimanapun kau tetap anakku yang pernah kutilllang dan ku do da idang . Parut keei l di d9.sumu itu adalah bekas kau jatuh dari tangga waktu kau masih lasak melangkah.
"Hai tua bungkuk, jangan banyak bicara ... cepat enyah dari kapalku ini. Pergi sekarang, cepat!·· Deng,n hati yang hancur berkeping-keping, Hak si Hain pun naik ke sampan meninggalkan kapal megah di tengah sungsi. Oi dalall ~sllpan ia menengadahkan tangannya memohon kepada Yang HahakJasa, "Ya Allah ya Tuhanku ... Engkaulah saksi anakku si H,lin tidak mau mengakui ibunya lagi. Sellua ini terserah p,da hukum - Hu ye. Allah! Engkaulah yang Haha Hengetahui. "
Haka hukum Tuhan pun berlaku! Oengsn tiba-tiba ·:u aca berubah menj ad i ge lap, hujan d iser tai badai datang ml~ lands. Kilat dan guntur memecah keheningan suasana. Air sunliai yang tak pernah beromba k kini bagai gempa yang maha dahsyut lIenggoyang bumi. Orang di dalam kapal berteriak l~uh rendah bak . cina karall·. sayup-sayup dalan bahana badai terdengnr suars nakhoda Hain minta allpun kepada ibunya, tapi semua sudah berakhir. Hendengar suara anaknya mints tolong, sang ibu pun luluh hatinya. Namun sellua sudah terlallbat. Ferlahen tapi pasti , kapal beserta seluruh isinya sedikit deni sed:kit hi lang dari pandangan mata.
Hujan badai mereda, air sungai kembali tenang. t:apal Nakhoda Hein tak tallPak lagi. Yang terlihat hanyalah pusaran air seperti tangan mB-nusia melambai-lambai minta toluns. Ha sih dalam tahun peristiwa itu, pada Ilalall-nalam tert~!ntu ma syarakat sekitar serins mendengar teriakan o rang minla tolong dengan suara yang menyayat hati dari tengah sunEai. Tepatnys, pads bekas kapal yang tenggelam.
Bertahun-tahun kemud ian. sungai itu menjadi danEkal dan menjadi daratan. Bekas kapal Nakhoda Hain akhi rnya m~njadi batu yang bekasnya lIasih dapat dilihat sampai sekarang di
30
Gunong GJe /(apai~ Ga6lPong Teul181 euk . Teumaleuk artirya menceraikan', yaitu seorang anak yang tidak nau lagi J!lengakui ibunya karena ia sudah kaya rays; sedangkan Gunong GIe Kapai adalah sebuah bukit yang bentuknya menyerupai kapal. terletak di tempat yang agak tinggi. Penduduk setempat s~mpai kini meyakini bahwa Gunong Gle Kapsi merupakan bukti Bnak yang durhaka kepada ibunya. Bukti lain yang mendukung ad~lah adanya sebuah kuala tempat masuknya kapal Nakhoda Hain hingga terdampar di sungai. Kuala itu pun masih ada sampai sekarang dan kampung dekat kuala itu diberi nama Kampung Kuala .
3.2 . 1 Analisis Struktur Ceri ta "Teunaleuk"
Analisis terhadap struktur cerita "TeuIIl8 1euk" adalah
sebagai be r ikut.
(1) Teea : Anak yang durhaka kcpada ibu .
Cerita 'Teumaleu k" menceritakan seorang anak yang 'men-
ceraikan' ibunya. Si anak, Nakhoda Hain, tokoh utama cerita
tidak mau mengakui ibunya lagi sebagai orang tuanya karena
dirinya sudah menjadi saudagar kaya don memiliki istri yang
cantik. Dalam pertemuan dengan ibunya, sebena rn ya Nakhoda
Hain masih mengenal ibunya dengan baik me~kipun sang ibu su-
dah tua renta, bungkuk, dan mata pun sudah rabun. Untuk men-
jaga gengsi di depan istrinya serta anak buahnY8. ia tidak
mau mengakui wanita tua di hada~dnnya itu se bagai ibJ kan -
dungnya. Akibatnya~ sang ibu nemohon keadilan Tuhan. semoga
hukulJ Tuhlln berlaku bagi anaknya, sehingga sang tlnak bescl·tl1
kapalnya menjadi batu. Itulah tema yang ingin diungk3pkan
oleh pence r ita melalui cerita ··Teumaleuk'·.
(2) Alur
Alur cerita "Teu mal euk" adalah alur maju. Hal ini dapat
dilihat dari jalan eerita yang dimulai dengan ~asa keeil
31
atau mass kanak-kanak tokoh Hain sampai ia dewasa. Pada usia
dewasa si Hain bermaksud pergi merantau untuk mempel"baiki
kehidupannya. ~jenurut perhitungannY8 J dengan merantl,u ia
akan Japat. mencari uans yang banyak dan lIlenjadi kaY~L rays.
Hingga suatu ketika dalam pelayaran pesiar densan iftrinY8.
kapalnya dihantam angin puting beliung dan kandas dj sungai
kampungnya. Ibunva yang ternyata masih hidup datang ke kapal
untuk menjulIlpai anaknya. Namun sayallg. suudagar yan9 :::;udah
kaya rays itu malu mengakui wanits tua bungkuk itu sebagai
ibunya. Ibu yang merasa dirinY8 tak dihargai oIeh snak kan
dungnya memohon keadilan Tuhan. Hukum Tuhan pun berlaku. Ka
pal s8udagar kaya yang tak lain adalah milik si Hain. anak
si ibu tua. tengge]am hingga akhiroya menjadi batu. Oi sioi
terlihat bahwa cerita dijalin secara berurutan. dari sejak
tokoh utama lahir hingga ia meninggal dunia.
(3) Peno ko han
Tokoh cerita: Main. Ibu. Ayah. Teungku Pakeh. PJtroe Ti
(ist ri Main ), Ana~ buah kapal. dan Orang kampung.
Tokoh protagon is yang dita~pilkan dalam cerita 'Teuma
leuk" adalah Nakhoda Hain. sedangkan tokoh antagonis yang
ditallpilkan adalah ibu. Ibu dan aoak diceritakan sebasai se
buah keluarga sederhana di sebuah kampung. Pada usia belum
genap enam tahun ayah si aoak meninggal dunia. dan soianjut
nya ia hidup berdua dengan ibunya hingga menjelang dE'wasa .
32
Tokoh snak merupakan tokoh senlral atau lokoh Iltama
cerita ka rena tentangnyalah yang paling banyak dibicarakan.
SeIsin itu. tokoh ibu Juga termasuk ke dalam tokoh ~:enLral
cerita. Tokoh ayah, Teungku Pakeh, istri, snak buah kapa].
dan erang-orang kampung merupakan tokoh pembantu. Tckoh
tokoh tersebut dapat dikatakan kehadirannya hany a s!bagai
pelengkap cerita. Namun demikian. kehadiran tokoh pembantu
juga penting karena kehadiran tokoh-tokoh ilu membu8t eerita
menjadi lebih padu dan lengkap.
Tokoh Na kh oda Hain muIanys ditampilkan sebagai anak
yang baik. ringan tangan, berbakti pada oranS tua, dan cer
das. Namun . menjelang akhir cerita . karena sudah diperalat
oleh kekayaannya, tokoh utama menjadi lups diri dan ,ngkuh
hingga ~enj~dl snak durhaka. Keangkuhan tokoh utama tergam
bar dalall dialog dengan ibunya di atas kapal. "Kalau engkau
perlu sedekah bisa kuberikan. tapi jangan mengaku-ng!ku diri
sebagai ibu saya. rbu saya waktu masih hidup kulitnYll putih
dan canti k tidak bungkuk seperti itu .... "
Tokoh ibu ditampilkan sebagai wanita desa yang ~;ederha
na. penuh kasih sayang. taat kepada Tuhan. Di usia senjanya
satu-satunya harapannya adalah dapat bertemu kemba li dengan
anaknya yang dicintainya dengan penuh kasih. Heski pl.n ke
nyataannya sang anak mendurhakainya. namun ia berharBP sang
anak sadar dari kesilapannya. Ketika kapal akan tengEelam
dan ia mendengar jeritan anaknY8. hatinya sedih bukan alang
kepalang, dadanY 8 serasa sesak.
33
Selanjutnya tokoh istri sebagai tokoh pembantu ditam
pilkan sebagai tokoh yang cantik, srif, den berbudi luhur.
la tidak merasa malu untuk mengakui bahwa wanita tUB bungkuk
itu sebasai mertuanya. la turut menasihati sUaminY8 agar mau
lIlengakui wan ita itu sebs.gai ibunya. la juga JfIengingatkan
bahwa mereka terdampar di sungai itu merupakan kehendak Tu
han agar sua~inya dapat bertemu densan ibunya. Hal ini ter
gambar dalsm ucapannya •. K~18u memang orang tUB itu Ibu
Abang, jansanlah malu mengakuinya di aepan says. kita ini
seroua manusia biass. Angi n puting beliuns tadi malam yang
menghanyutkan kita ke sini Jf\~rupakan petunjuk Tuhan agar
Abang dapat bertenu dengan orang tua Abang.·
(4) Latar atau Setting
Latsr belakang material cerita mencakup sebuah kampung
tempat tokoh utana dilahirkan dan dibesar~an serta s~buah
negeri tempat sang tokoh merantau hingga menjadi kaYL. Latar
material yang lain adalah runah panggung di sebuah kampung,
sawah, kebun, pohon-pohonan. sungai, laut. sampan, dBn ka
pal. Rumah panggung merupakan tempat tokoh utama dilahirkan.
Sawah dan kebun merupakan tempat sang lokoh menghabiskan ma
sa kecilnya hingga menjel ang ia dewasa. Kapal, laut. 3an su
ngai melatarbelakBngi kehidupan tokoh s aat ia pergi merantau
dan menjadi saudagar kaya .
Latar 50sial yang tampak dalam cerita itu berupa kehi
dupan sederhana orang-o rang zaman dahulu di desa. K es~der-
34
hanaan iLu terlihat baik cari segi pola hidup sehari - hari
maupun pols berpikir. Ketika ayah si Hain jatuh sakit mi
saInya, car~ pengobatan yang terpikir adalah ruemanggil dukun
ra~8h · . Jika memang tak juga sembuh ikhtiar tetap dikakukan
karena susah , seoang. dan sakit semuanya kehendak Aj!ah Yang
Hahakuasa. Waktu ftu, pengobatan secara medis belum dikenal
same sekeli.
Demikian juga tokoh ibu ketika mengptahui anakrY8 sudah
pulang eari r~ntau. dengen pikirannya yanS sederhana dan pe
nuh cinta kasih, ia tidak langsung menuju ke kapal, tetapi
menyempatkan diri meroasak makanan kesukaan anaknys. Dengan
berdendang ia meniup-niup api di tungku agar makanan lekas
masak. Waktu itu belum dikenal kompor minyak. apalagi kompor
gas.
Later sosia1 yanS lain adalah berupa kehidupan orang
kaya yang terga~bar me1alui tokoh Nakhoda Hain dan istrinya.
Dengan bertolak pinggang disertai keangkuhannya. ia mellaki
maki ibu kandungnya hingga ia menjadi snak durhnka. Oi sini
tampak bahwa kekayaan dapat juga menyesatkan manusia Ilem
buat manusia lupa pada asalnY8. Berbeda halnya dengan istri
Nakhoda Hain. lDeskipun pada dasarnya ia Ilemang anak (Irang
kays. namun ia tidak memiliki sifat angkuh dan takablr se
perti sU8l1linya.
35
3.2.2 I1na1i51s Fungsi dan Hilai Buday8. Cerita "Teullaleuk"
BilR dianalisis dari sudut fungsi dao oi1a1 budsY8,
cerita "Teu maleuk " menunjukkan fung~i dan ni1ai seLagai
berikut. Tema Ullum cerita adalah tema kemanusiaan, kebaikan
yang dibalas dengan kejahatan, air susu dibalas deng~~ air
tuba. ~en gisyaratkan bahwa eerita ini berfungsi sebagai
sarana pendidikan terutama pendidikan bagi anak-anak agar
patuh dan berbakti kepada orang tua. terutama kepada ibu
Seorang snak tidak akan dapat hidup bahagia dan scjahtera
meskipun kekay aannya me limpah jika ia menyakiti halj orang
tuanY8. Gerita ini juga mengajarkan kepada pendengarnY8 agar
tidak sombong dan ang kuh karena harta. Harta kekayaall
berasal dari Allah dan dapat pula diambil-Nya kembal i dalam
waktu yang tak terduga. Kekayaan tidaklah kekal. tetflpi budi
baik dan amal ibadahlah yan~ mensejahterakan manusia. Dalam
hidup ini manusi a harus memiliki tata krama dan menj~njung
tinggi nilai - ni1ai keagamaan. Berbuat baik. mengabdi kepada
orang tua, men jauhkan diri dari sifat-sifat takabur deru
pakan nilai-nilai yang ingin diwariskan oleh pencerita dari
generasi ke generasi.
Cerita ini biasanya diceritakan sebagai cerita pengan
tar tidur oleh orang tua kepada a nakny a atau oleh seorang
nenek kepada cucunya. Pada waktu-waktu senggang di menasah
atau di tempat-tempat anak muda dan orang tua biasa berkum
pul, cerita ini juga diceritakan oleh salah seorang yang
memang dipandang bijak dalam hal bercerita. Heskipun 1arus
36
puia diakui bahwa terdapal bagian-bagian cerita yang tidak
masuk akal. namun dari segi fungsi dan nilai yang terkandung
di dala~nya tidak bisa diabaikan. Cerita ini biasanya akan
terekam lama dalam jiw~ si aoak. Bahkan, sesudah ia punya
anak pun. ia dapat mencer i takannY8 kembal i h.epada allaknya.
Demikianlah seteruSnY8 eerita akan diwariskan dari generasi
ke generasi.
3.3 Habu "eik Beurana k " (Cerita Orang Banya k An ak)
Bsk jameun dilee bak bineh uteuen na saboh gam~'ong. Gallpong nyan rab ogon bineh krueng. Taboh oan laju E!ampong nyan Gampong Keureucing. Ureung di Gampong Keureucirg hana that rame. Rata-rata buet ureung gampanS nyan nakeuh geumeugo, geumeulampoh, ngon geujak U sie geukoh kaye. Laen nibak nyan seumita eunskot sideh lam kruens. Geukecmawe, seuneujeu, ngon seumeujareng. Eungkot keureuling cukop lee di dalam krueng nyan. Leubeh-Ieubeh meunyoe teungoh nusem ujeuen. Eungkot keureuling cukop lee jitron dari pucok kruens.
Jeuoh bacut ngon krueng ka rab to sideh bineh gle, na saboh rumoh lakoe bin~e. Nyeng Agam tahei laju Apa Syamaun, teuma nyeng ineng geuhei Hak Isah. Ureung nyan na anaeuk dua ploh droe. Sikureung blah droe aneuk agam ngon sidroe aneuk inong. Ineuk inong nyan 8neuk tulot. Buet siuroe-uroe di aneuk agan-agan nyoe nakeuh jibantu-bantu ayah ngon nakjih meugo J meulampoh, ngon peutron kayee di gIe, seudangkan aneuk invljS kayem tinggai di rumoh jibantu-bantu makjih teumagun atawa jimeuen-meueen keudroe jih,
Heujan-meujan aneuk nyeng agam jibantu yah jih Deujeu ngon jareng eungkot. Heunyoe lee meuteumeung, eungkoteungkot nyan ladom jipubloe keudeh u peukan. Peu lom meunyoe eungket keureuling, trah u peukan siat sagai ka habe1 laget. Heunaneit hase pade di blang jeut takheun leubeh untllk geupajoh sithon. Krons pade nyeng yub rumoh jeut tap~ugah eit hana tom soh, sabee meuasoe, Heunan keuh udeep awak nyan dari thon keu thon eit cukop makmu. Hase di lampoh n~ kuphi. na lada, na pisang, na capli. na jagong. Nyan bandum leubeh nibak geupajoh teuntee geupubloe ladom.
H ingga troh bak saboh musem. Uj eun treb hana j i toh. Pade lam blang ka abeh matee. Tanaman di lampoh pih :ee nyeng ka tho keudroe, keuneulheuh pih mate eit. Kaye~' di gle han jeut teupeutron seubab ie krueng pih karab tho. tlusem
khueng nyeng ka meubuleun-buleun nyan jeut takheun saboh cobaan udep dari Allah Ta "ala. Husem khueng karab sithon, pade lam krong pih abeh.
37
Hasee di Iampoh nyeng n~ tinggai eit meubak pisang. Nyan pih on jih ka abeh layee. Watee breuh bit-bit ka abeh, a~ak nyan ka mulai geupajoh janeng. Watee bak bak janeng pih ka abeh, mulai teuma geukoh sagee. Ka sbeh bak meuriya seukoh geupeugot sagee, ujeun pih hana eit lo~ jitoh hingga ureung nyan hanjeut geutron u blang, hanjeut geumeu'u geuPJla pade. Treb-treb nibak nyan sagee pih kapayah bak tamita. "Nyoe P8kriban lom ta udeep," meunan kheun lam ate Apa Sy~maun. Sandum ureung rumoh nyan k a sbeh sosah. Seupot uree nyan janeng hana lee. sagee pih belltoibeutai aheh. Aneuk tulot aneuk inons saboh ka jikli{ kad~uk. Nibak han ek geutheun ate geudeunso aneuk geuh jilakee makanan, geubeudoh di ayah seukoh bak pisang. GeuPu\Joe pisang nyan geureuboh geulawok ngon u. Nyan keuh bu awak nyan sampoe meupadum seupot. O'h akhe watee boh piSllng pih hana lee tinggai. Teuma geucok bak pisang geupeugot keu gulee tibeuek. Nyeng peunteng pruet bek deuk. Teuma jinoe bak pisang pih ka abeh, Hak Isah ngon Apa S yamaun kf mumang ulee. Singoh jih geupeurintah bak aneuk agam-agaro geLyue jak keudeh lam uteun geuyue jak mita boh birah. Aneuk agam-agam pih jibeurangkat jijak roita peu nyeng geuyue. Heureumpok boh birah na saboh guni. Boh birah nyan geureuboh-reuboh sampoe seb sibuleun pajoh. Pakriban o"h Iheuh nyan? Boh birah nyeng ns lam uteun pih ka abeh. Nibak si seupot di Apa Syamaun teungoh geuduek bak anjong geujeb kuphi. Watee nyan geukheun bak Hak Isah, " Hai ma jih, ta cikalon pat-pat ns sisat teupong meubacut , inteuk malam ta peuget tumpoe." Watee geudeungo haba meunan . laju Hak Isah geubeudoh geujak glib lam-lam lukiek kadang-kadang na meubacut teupong ata geukeubah-keubah jameun. Rup~jih cit raseuki, o'h lheuh geumita keunoe keudeh. geupeusapat na teupong leubeh kureung sikai. Teuma geukheun bak Apa Syamaun. "Nyoe na teupong cit bacut, eit sikai, teuntee han sep keugeutanyoe bandum.·' Geuseuot lee yah. " Ta peugl)t keu 10n man tong, keuaneuk Iliet nyan hana peu. Awak nyan bunoe kon ban Iheuh jipajoh sie glueh panggang, jadi pruet teuntee man tong troe. Nyan ta peugot watee aneuk miet nyan ka teunget inteuk. O"h 1heuh mugreb dilon kujak meujeu . watee kuwoe inteuk kupajoh. "Soh kajeut meunyoe meunan, jirloe kupreh aneuk miet nyan teunget dilee."
Ban saree lheuh mugreb. yah jih geucok ngon jeu geujak ~eujeu keudeh u krueng. Aneuk miet pih ka mulai jipe~rab droe bak teumpat eh. Hana padum treb o"h Iheuh nyan f,wak nyan ban dua ploh droe pih ka teunget, Geubeudoh Hak Isah geujak u dapu. teuma laju geulawok teupong. O"h Iheut nyan geupeuseuuem minyeuk geucroh tumpoe. Ban tumpoe phon karab masak, aneuk agalll nyenS tuha pih jaga meujak toh iek, Watee troh bak dapu jikalon mak jih teungoh geutot tumpoe. Laju di
38
jih keunan jipeuto. Jik~lon na saboh oyer,s: ka mtsak. JikhE'un bak mak jih. "Peu nyan mak neutat tumpoe nyce?" "Di10n cukop treb ka hawa keu tumpoe, neujok keu lon saboh.'· Seuot mak jih, " Nyoe hai aneuk lumpoe nyce kutot keu yah keuh. teupong eit bacut. meunyoe kujok keukah kriban keu sw-ek 1aell?". "Han peu lDak, bak 8lJak laen han kupeugah-peugah.·· Heunani(euh tumpoe ~an masak nyan ka geujok keu aneuk agam nyeog tuha. "Nyoe bek ka peugah bak adek-adekkah, teupong eil bncut," "Kajeut msk!"
Ban saree abeh jipajoh tumpoe nyan, aneuk agam tuha nyan pih jibeudoh jijak eh teuma. Yoh goh laID dijip~ureubah drue bak teumpat eh. jipeugoe adek jih nyeng laen sjra jikheun, "Hai ... hai ... beudoh kajak bak dapu, mak teungoh geucroh tumpoe.·· Ban jideungo lagenyan haba, adek jjh pih jibeudoh rijang jijak u dapu laju dilakee saboh tum~o~. BRK geupike sayang keu aneuk tumpoe nyeog ka masak pih ~eujok d~ungon peusan han geubri peugah bak a~ak laen. Aneuk nyan 2pih jianggok. Lagee bunoe eit, yoh gohlom jipeureutah rueng bak teumpat eh, laju jipeugo sidroe adek jih jiyue jak bak dapu seubab bak dapu na geupeugot tumpoe. Heunankeuh laju abeh sidroe gantoe sidroe jak bak dapu jak lakee lunpo Hingga bak hingga ban sikureung blah droe aneuk miet nyan kalheuh jipajoh tumpoe. Jinoe tinggai sidroe Leuk aneuk nyeng paleng tulot. Ban jaga nibak teungeut jipeugoe di aduen j ih, aneuk dara chek nyan pih j igral{ langkah keudeh bak dapu. Teupong nyeng tinggai jinoe eit seb keusaboh tumpoe teuk. Watee geukalon aneuk inong seuh troh bak dapu, mak nyeng meutuah nyan pih han sampoe ate han geubri keu jih saboh. TUmpoe nyeng keuneulheuh nyan pih geubri keu aneuk inons. Jinoe teupong ka abeh minyeuk pih tho. Hana tinggai sapeu lee. Heuhat jaroe geuraba- rab a ulee geupike keu n8sib ngon geupike peu inteuk geupeugah meunyoe yah aneuk niet nyan troh geuwoe nibak jak meujeu.
Hana padum treb o'h Iheuh ~yan Apa Syamaun troh geuwo nibak geujak meujeu. Na geupuwoe eungkot meupadulO boh. O'h Ihe~h ~eupeugleh dro~ ~euh bacut laju geutanyong~ ··Pat teuma tumpoe nyeng tacroh bunoe, dilon ka cukop deuk!" Ban geudeungo teunanyong meunan, laju Hak Isah pih geujal~ eub. ·'Heuah hai bang meutuat., tumpoe nyeng teucroh ounoe I:a jipeuhabeh le aneuk geulanyoe, meusaboh hans le tinggaj, Aneuk miet nyan bunoe jibeudoh seu n -seun sidroe jijai keunoe bak dapu jilake tUmpoe, S811poe sbeh ban bandum." O'h geudeungo haba roeunan, Apa Syamaun pih teuiem teuseupok. Lam ate geuh beungeh kon wayang. Teuma o'h Iheuh ny an l~u geukheun, ··Singoh beungoh aneuk miet nyan bandum tajEk boh keudeh lam uteun, ta tinggai sideh lam rimba rays." E,an geudeungo habs meunan, Hak Isah hana geujaweub sapeu.
Watee uroe pih karab beungoh, Hak Isah geukueh toh birah nyeng padum bak teuk ns tinggai bak bineh mon, Boh birah nyan geureuboh rijsng keu beukai aneuk geuh Inteuk sideh 1811 uteun. Ban uroe kasare beungoh, aneuk miet nyan bandum geuba sajan keudeh lam uteun. Watee jitanyong le
39
aneuk pubuet lam oteun , Apa Syamaun pih geujaweub g~upeugah geujak mita reubons trieng nyenS jitimoh lam uteun gle.
Aneuk roiet nyan bandum pih jit~rot ha nyeng gellba le ureung cik jih. Ka padum boh kruens teujeumeurang, ka padum boh gle Iheuh seuek geutran sampoe rab leuho urae troh bak saboh uteun rayek. Bak uteun nyan goh lam tom na tr()h ~ILusidroe mnnusia. Di sinen keuh Ape Syamaun ngon HLk Isah geuniet geutinggai aneukgeuh. Sire piyoh hek aneuk niet nyan pih pajoh boh birah seubab pruet kadeuk. Hana treb lanja geumeusu Apa Syamaun. "HYoe .wakkah meutinggai di sj,noe siat, kamoe ne ha rueujak. hana treb inteuk meuSisa teuma. Heunyoe soh lam trok eit meugisa, inteuk ka meuhoi, meunyoe kamoe na meujaweub, nyan artijih kamoe hana jeuoh n20n awakkah. O ' h Iheuh geupeugah lageunyan ~eUS8n . ureung n}an pih geutinggai uteun nyan geubot langl<ah keudeh u timu. Sira geujah woe ureung nyan dua geutoh ek saboh tumpok sapat. Bak ek nyan teuma geupeusan, meunyoe aneuk geuh jimeuhei. ek nyan geuyue seuol rijang.
o h ban yah ngon mak jih hana deuh le, aneuk miet nyan pih lale jimeuen sabe keudroe, jipeulet cicem sinan lam uteun. Bak watee kahek jipiyoh siat. Uroe pih karab seupot. Ayah ngon mak jih goh lom cit troh geugisa. Bandum awak nyan ka sosah ate. Aneuk nyeng tu lot ka mulai jik l ik jimeuhei yah ngon ma. Hak e e, yah e e. Teuma jideungo ureung seuot, e e, nyoe pat Ion hai. Wate jideungo na ureung seuot laju jiseutot pat asai su nyan. Watee troh bak asai su bunae, nyeng nadeuh eit tumpok ek. O'h Iheuh nyan jimeuhoi lom, jideunga lam su ureung seuot. Watee jipeunyata nyenS nadeuh eit tumpok ek. Heunankeuh troh meupadum go sampoe uroe pih malam. Teuma jikheun le aneuk tuha. "Nyoe geutanyoe nalam nyoe payah ta"eh lam uteun, geutanyoe ka geujak boh le Mak ngon ayah, geutanyoe salah seubab malam baroe tape~aJeh tum~oe ban bandum. Ka keuh jinoe tameuudep-udep keud r oe. Ta keumeungwoe hana ta tuho jalan."
Halam nyan awak nyan laju j ipeugot jallbo keuteu.opat j ipiyoh. Watee adoe j ih ka teunget bandum. aneuk tuha d i kalon bak gle jeuoh lagee na apui meublek-ble k . Halam nyan laju dijih jijak bak teumpat spui nyan. Nakeuh meulhl~e jeum bak jijak. deuh jikalon saboh rumoh nyeng eukop raye~. Tameh ngon binteh jih bandum kaye rayek buIat-bulat. Ban jiceungeuk u dalam deu h jikalon dua droe ureung raya-raya teungoh eh teunset. Ureung raya-raya nyan nakeuh gogasi lakoe binoe. Su nafah j ih Ilantong ban lagee geumpa. l\neuk tuha nyan pih jipreh sampoe beungoh uroe. Watee uroe ka beungoh. gogasi ineng jitaguen bu . O"h Iheuh nyan bandua gogasi nyan jipajoh bu abeh saboh kanot raya. Saboh ~:anot raya teuk bu jikeubah keu inteuk malam.
Lheuh jipajoh bu, bandua gogasi jibeurangkat keLdeh lam rimba jak mita raseuki. Aneuk tuha buno pih jitamong lam rumoh gogasi. Jikalon lam runoh nyan meuh neupeuto-pEuto, ija ngan bajee lagak-laga k . Teuma hana j ipike t r eb-tl'eb, bu nyeng jitinggai le gagasi laju jicok jipuwoe keu adek-adek
jih. Awak nyall bandum cukop that seunang seubab eit katreb that hantom jip8Joh bu.
40
Watee malam gogasi katroh jiwoe. Jikeumeung paJoh bu, jikalon bu ka hana lee. Nyeng ns tinggai eit meukanot soh. "Nyoe pasti na pancuri tameng u rumoh geutanyoe> nyoe sigoe nyoe ta peumeuah. " Gogasi inong pih malam nyan paysl) taguen bu lacn.
Aneuk luha bak malam nyan pih jijak lam bak ruuoh sogasi. Singoh jih watee sogasi jibeurangkat u gle, bu nyeng jitinggai le gogasi jicok jipuwve lam keu adek-adek jih. Watee sogasi troh jigisa. jikalon bu ka abeh lam la€e baroe. Teuma kheun ,sagasi agam, "Hyoe hana keumah le. Pancllri nyan payah tajok peulajaran. Singoh beungoh tataguen bu 1hee boh kanet, sabeh kaneL tapajoh beungoh, saboh kanet taboh tuba, saboh kanet teuk keu ta pajoh malam keubah keudeh s ideh cong bar~. HangaL jra pancuri paleh." Bandum haba goSpsi nyan jideungoe le aneuk tuha.
Ban beungoh uroe sogasi inong jipeulaku ban w8siet gogas i agall. Su nyeng meu tuba j ipeuduek bak teumpa t b ia.S8, bu nyeng keu malam jikeubah sideh cons bara. O'h Iheuh nyan bandu8 gogasi pih jiteungoh u gle roits raseuki.
Ban sare leupah gogas] jijak, aneuk tuha pih jitamong lam runoh gogasi. Su nyeng cong bara jipeusoh lanJa. Su nyens meutuba jicok jipeuek keudeh cong bara. Uroe ka rab malall, sogasi pih ka troh jiwoe. Lheuh jipiyoh siat laju jjpeurab bak ksnet bu. Su nyens cong bara jipeutron laju rijang jipajoh sajan-sajan. Hana treb ban Iheuh jipajoh bu ban dua gogasi ka jireunthak-reunLhak droe. saket lall pruet saket lam tuleng, lagee ie paseung teungoh keunong s~. Bak kulet bule jiteubiet darah, bit apoh apah gogas] tuha. Kajigrob keuno ka jichen keudeh. bak sagoe binteh reubah bandua. Jinoe ka mate Tuan Gogasi, tuba nyeng geuboh keu gob karoh geu~et keudroe.
Ji aneuk tuha pih jipeugah bak adoe jih bandum , "Nyoe mulai singoh geutanyoe bek le ta tin"gai lam uteun nyoe, ta beurangkat keudeh bak uleun laen mangat mudah ta nita raseuki." Sinsoh beungoh jih awak nyan bandum jibeurnngkat ho ngen jiba le aduen jih nyeng tu ha ny~n. O'h lheuh ek gle tron Sle. ek Sunong tron gunanS, uteun meulinSkeu utcun, teuma trah awak nyan bak rumoh sogasi. Ban jitamong u da1am rumoh. laju jikalon dua droe mayet bu be-be raya. Nynn keuh mayet sagasi nyeng mate bak pajoh luba. Aduen nyeng tuha pih jipeugah kisah sampoe gogasi nyan mate bak sagoe binleh. "Nyoe jinoe di rumah nyoe ta duek geutanyoe, mulai s:ngoh ta buka bIans ta buka lampoh. nsat na peu pajoh lanyoe :::yedara . Si deh di dalsm na meuh Ileukatoe-katoe. singoh ta publoe ngat na beulanja."
Treb-treb o'h Iheuh nyan uteun nyan pih kajeut ~eu saboh sampons nyeng cukop makllu meuceuhu keudeh u lU8. Patpat na ureung sasien bandum jitulons, meubacut hans .bong awsk nyan dumna. Aneuk inons tulot pih jinoe kajeut keu sidroe dara nyeng ceudah rupa.
41
Nibak si urae sidroe aneuk raja bak jak teumimbak ka seusat dl dalslIl uteun. Bak geupeulet saboh glueh te:,lInbon. hana geuthe uroe ka seupot. Di glueh nyan pih lisek leupah na. 5iat jipeudeh rjroe si~t ka gadoh. Di aneuk raja gohlObI pueh ate meunyoe glueh nyan gohlom meuteume Limb&k. Oi glueh pih dikilek keuno dikilek keudeh hingga maken jeuoh jitamong lam uteun, ji aneuk raja pih geuseutot sajan hingga trah sampoe glueh nYhn ga~oh bak pandangan mata. Jinoe geukpumeng gisa tan le scutuha jalan. Hata urae ka hana deuh l«le. Binatang uteun pih ka jimeusu. Lam caya buleu~n deuh seukalon panyot blet-blot bak saboh rumoh. Keunankeun jinoe geupeuto.
Ban trah bak rumoh nyan aneuk raja disambot le dua pleh adoe aduen rneucedara, Halam nyan aneuk raja geudolll t.ak rurnoh nyan, O'h singoh troh geuwoe u nanggroe, aneu k raja geupeugah bak ayah geuh gobnyan geukeumeung meuka~en ngon ~idroe Futroe nyeng g~uturi sideh lam uteun rimba, Ji Tuan Rajd pih seutuju mantong, Haka beucangkatkeuh keudeh lam ute~n utosan raja jak meulakee. Ban sikureung blah droe adoe adulE.n cukop seutuju adek tulot awak nyan geulake meukawen le aneuk raja.
Nibak si uroe putroe lam uteun nyan pih geutancu geupuwoe keudeh u Banda, geuba bak astana raja. Rakyat nanggroe bandum ka jipreh bak bi n e h jalan. Bandum jikeumeung kalon peurumoh aneuk raja.
Teuseubot kisa~ keu Apa Syamaun ngon Hak Isah. Watee Iheuh geuboh aneuk sideh la~ uteun, udep dua ureung nyan maken seu ngsara. Band ua geuh jeut keu ureung geumade. T1ep uroe geujak seun-seun saboh gampong geujak theun seudeukah. Ngon seudeukah gob bri nyan keuh geurneuudep-udep.
Bak uroe nyan bandua ureung tuha nyan na cit bak bineh jalan sajan-sajan ngon ureung laen. Ban sare troh tandu nyeng ba putroe bak jalan nanggroe. ji aneuk tulat nyan deuh jikalon dua droe ureung tuha ngon bajee teupriek meuta~paitampai. O"h jikal?n ngen get, lam ate jih pih lagee deuh saboh rasia. Sang-sang bandua ureung nyan na tom jituri. Jioandang sigo teuk teuma jipeugah , "Hai Polem nyeng ba tandu, neupeudong keuh dile siat, dilon na hajat keujeh u lua. Lon keumeng tron keudeh bak jalan, bagah hai r akan tandu neubuka." Teuma jiteubiet di dalam tandu, laju jipeuto bak ureung tuha. E ma ngon ayah, leupah meutuah tanYJe meusua. Heurumpok teuma Poma meutuah ngon izin Allah nyeng po kuasa.
Keuneulheuh haba, bandum awak nyan meurompok telma ngon ureung cik jih. Aneuk inong tulot jadeh meukawen ngon aneuk raja. Hak ngon yah jih pih tinggai sajan-sajan ngon lneuk tulot nyeng kajeut ke peurumoh aneuk raja. Si kur euns blah droe aneuk agam teutap tinggai nyenS treb bak treb jeut keu saboh gamponS. Heunankeuh haba ei k Beuranak, nyeng a~tijih ureung le aneuk.
3.4 Terjellahan Cerita "Cik Beuranak.
Pada zaman dahulu di pinggir hulan terdap~t spbuah kampung. Kallpung itu letaknya di dekat sebuBh sungai. Kita namakan saja kampung ilu Kampung Keureuching. Pendujuk di Kampung K~ureuching itu tidaklah ramai. PekerJaan m~reka umUllnya bersawah , berkebun. mencqri kayu ke hutan, ~an mencari ikan di sungai. Di sUnga! itu banyak ikan
keureulieng". Lebih lebih lag1 jika sedang musim huj&n. Ikan ' keureulieng " banyak yang lurun dari hulu sungul.
42
Tidak terlalu jauh dari sungai dekat dengan pillggir SununS, terdapat sebuall rUlDah suami islri. Yang leluki kits panggi 1 suja Apa SYRmRun. sedangkan yang perempuan hiasa dipanggil Hak Isah. Hereka mempunyai dua puluh orang anak. Sellbilan beIas laki-Iaki dan satu perelllpuan. Anak pt'rel1puan l1erupakan anak bungsu. Rerja anak yang lak i-lak i setlar i-har 1
adalah membantu ayah ibunya di sawah. di kebun, atsu mencari kayu ke hutan. Anak perempuan sering tinggal di rUlleh membantu-bantu ibunya di dapur atau bermain-main serdiri.
Adakalanya anak laki-Iaki jUga membantu mencari ikan di sungai. Jika banyak dapat ikan, sebagian ikan itu djjual di pasar. Demikian hasil padi di sawah boleh dikatakan berlebih untuk mereka makan setahun sampai musim bersa wah berikutnya tiba. Lumbung padi di bawah rUllah mereka selalu penuh. Hidup mereka dari tahun ke tahun boleh dikata cukup makmur. Hasil di kebun ada kopi, lada, pisang, cabe, jagung, yang kesemuanya dapat dijual seIsin untuk dimakan.
Hingga suatu ketika da.tanglah suatu Ilusim. Hujan tak pernah turun. Padi di sawah sudah banyak yang mati merana kekuransan air. Tanaman di kebun pun mengalami na5ib serupa. Kayu di gunung juga tak bisa dihilirkan karena air sungsi sudah dangkal. MU5im kenarau yang sudah berbulan-bul~n itu merupakan cobsan dari Allah Taala.
Husim kemarau sudah menjeIang setahun. Padi dl lumbung pun sudah hampir habis. Hasil di kebun yang tinggal hanya P:::' .ng. Itu pun da .... llnya sudah mulai layu. Ketika ber;).s sudah betul-betul habis, mereka mulai makan 'janens' (seb8Qgsa umbi-ull1bian yang buahnya gatal, tetapi sesudah diola.h hasilnya dapat digunakan sebBgai pengganti beras). Waktu pohon "janeng ' di hutan itu juga sudsh habis, mereka ganli makan sagu. Pohon rumbia semus dipotong diolah menjadi sagu. Lama-kelamaan pohon sagu pun mulai suIit didapat. "Bngaimana ini," kata hatl Apa Syamaun. Seroua mereka menjadi sUliah. Husim kemarau tampaknya akan berkepanjangan.
Sore hari itu apa pun tak ada lagi yang dapat d~m8kan. Anak bungsu mulal menangis kelaparan. Tak tahan hati mendengar tangisan anak bungsunya, sang ayah bangkit menebang pisang. Pisang itu dibawanya pulang, direbu~ dan dimakan campur inti kelapa . Itulah makanan mereka saDlpai beberapa hari. Ketika buah pisang juga sudah tak ads lagi yang tersisa. Batang pisang pun dinasak dijadikan sa}ur.
43
Yang penting hiss untuk pengganjal perut yang lapar. Batang pisang akhirnY8 j uga habis. Suami istri itu mulai panik.
Besoknya semua anak laki-laki diperintahkan me1cari keladi di hutan . Sor~ hari mereka pulang dengan nemoaW8 satu goni keladi. Keladi iLu cukuplah untuk satu bulan pengganjal perut. Sesudah it.u bagaimana 1agi? Pohon keladi di ~utan juga tak bersisa.
Suatu sore Apa SY811l8Un sedang Illenikmati kopiny ,~ di dapur . Waktu itu ia rnengatakan pada Hak Isah. "Hai, ibunya anak-anak. cobBlah lihat barangkali ada 5i5a-5i5B tBpung barang sedikit, talong nanti malam dibuatkan ' tumpon ' ." Hendengar tuturan suaminY8. Hak Isah Iangsung bangk l t mencari ke setiap sudut kaleng baranskali masih ada tepung yang tersisa. Setengah jam ia mencari, diperolehnya tepun~ kurang lebih satu kaleng susu. la berkata pada suaminya, "Tepung yang ada hanya seka.ieng susu. tentu tidak cukup untuk kita semua. ' "Kalau begltu bikin untuk saya saja, untuk anak-anak tidak usah. Hereka tadi kan baru ma~an daging kijang panggang, perut mereka tentu masih kenyang. ltu dibikin uaktu ana k-anak sudah pada tidur." Sesucah magrib nanti saya pergi menjala. 'TulIlPoe ' ilu saya makan sepulang dari sungai." "Baiklah kalau begitu, sekar3ng saya menunggu anak-anak tertidur semua, " jawab Hak Isah,
Sehabis shalat magr ib. Apa syamaun pergi ~enjala ikan. Anak - anak pun sudah mulai merebahkan diri di tempat tidur. Tidak berapa lama kemudian mereka semua tertidur dengan mimpi nasing-masing. 5esudah memastikan anak-anaknya tidur, Hak lsah bangkit ke dapur. Oibikinnya adonan kue ' tumpoe ' , dijerangkannya minyak ke dalam kuali, da~ mulailah 18 menggoreng 'tumpoe'. 5aat ' tumpoe ' pertama hampir matang, anak yang sulung terbangun hendak buang air keeil. Oi dapur didengarnya suara seperti orang sedang menggoreng sesuatu. Oi sana dilihatnya ibunya sedang menggoreng 'tumpoe ' dan la pun mendekat langsung min ts sebuah. Sang ibu menjelaskan bahwa ' tumpoe' itu ia goreng u lltuk ayah, anak-ana.k h;trus rela tak kebagian karena tepungnya hanya sedikit, LSlili puIa mereka tad i sore makan daging kijang. Si sulung teru :j rnerengek sehingga ibunya tak sampai hati. Lalu 'tullpl)e ' yang baru masak itu diberikannya dengan pesan supaya si sulung tidak memberitahukan kep ada adik-adiknya. Si sulung dengan takzimnya mengiy akan.
"Tumpoe ' dimakannya sampai habis, barulah ia beJ'anjak ke lenpat tidur, Sebelum tubuhnya direbahkan, ia mellbangunkan salah seorang adikn ya dan memberitahukarl bahwa di dapur ibunya sedang menggoreng 'tumpoe · . Oiajarkarnya puIa pada adiknya bahwa pura-pura mau ke kamar keeil, kemudian baru ke dapur, Demikianlah si anak ini pun mengikuti petunjuk abangnya. 5esampai di dapur ia me.linta sebuah 'tumpoe' kepada ibunya. 5eperti tadi juga, sang ibu menjelaskan bahwa 'tump oe' itu untuk ayahnya. Si ana~ terus merengek dan berjanji tidak akan menberitahukan kepada saudara-saudaranya yang lain, Si ibu mengalah , ia me~berikan
44
sebuah 'tumpoe kepada si snak nOIDcr dua. Habis makan 'tumpoe ' si anak pun berangkat tidur. Sebelum tidur, ia tidak lups melllbangunkan saudaranya yang lain. Demik ian I ah seterusnya hingga seLiap 'Lunpoe selesai digoreng, sekejap itu pula 'tumpoe ' itu habis. Sekarang tepung yang tersisa hanya cukup untuk satu 'tumpoe ' lagi. Apa boleh bua~, daripsda tidak ada sama sekali, walaupun CUill8 sa tu tentu cukup untuk pengobat hati si Byah. demikian Hak Isah berpikir. Namun, tiba-tiba gadis bUngsunya sudah bel'diri di sebelahnya dan merengek minta diGerikan sebuah 'tumpoe', Hati keibuannY8 sangal tak tega untuk tidak memberi~;an sebuah ' tumpoe kepada anak perempuannya yang belum tahu apa-apa itu. Tumpoe' yaog terakhir itu pun diberikunnya. Densan senyum tak berdosa snak perempuan keeil itu Genikmati Ilakanan yang sudah sangat lama tak pernah dilihatny!. lagi. Hati kekanakannya merasa puas dan bahagia. Kemudian ia pun pergi tidur kembali dengan mlmpi yang indah.
Tak lama kemudian sang ayah kembali darl menjala ikan. Setelah beristirahat sejenak, ia pun ke dapur. Tadi di jalan ia sudah membayangkan maksn makanan kesenangannya. /'palagi makanan itu dibuat oleh Hal: Isa~, istrinY8, Lelah badannya hilang seketika, Bagaimana kehidupan hari esok. itu urusan nanti, Yang penting malam ini ia akan menikmati makanan kegemarannya. Sesampainya di dapur dilihatnya istrinY8 duduk terpaku. Dengan suara pedih istrinya menjelaskan bahwa 'tumpoe · sudah dihabiskan oJeh soak-soak mereka. la menceritakan kejadian tadi dari awa} hingga akhir. tak terasa air matanya jatuh berlinang. Hendengar itu Apa Syamaun meocoba Ilenahan marah. la hanya mengatakan. "Besok pagi anak-anak itu semua kits buang ke hutan," Hak Isah tak berkata apa-spa lagi. Hereka berdua pergi tjdur.
Esoknya pagi-pagi sekali Hak Isah sudah bangun. la lard~SUng ke sumur menggali beberapa batang keladi ya'1g tersisa, memungut buahnya dan merebusnya sebagai bekal anakanaknya nanti di tengah hutan, Ketika sellua anak-aoak sudah bangun, Apa Syamaun berkata. " Hari ini kits sellua berangkat ke hutan. Kita akan mencari rebung bambu. Rebung ball)u hanya ada di hutan rimba," Haka berangkatlah sekaliao anak beranak itu menuju hutan, mereka mengarungi bukit dan lembah hingga menjelang zuhur tibalah di sebuah hutan yang belum pernah dijamah manusia. 5ambil beristirahat anak-anak itu makan keladi rebus, Kellludian ayahnya berkata, "Kalisn semus <alli tinggsl sebentar di sini. nanti ksmi akan kembali. Jlka kami belum datang juga, panggilah kami, Jika kami menjawab berarti kalli berada tidak jauh dari kalian." Analt-anak senua mengangguk Ilengiakan.
Apa Syamaun dan Hak isah pun meninggalkan anak-anaknY8 di tengsh hutan, Salllbil berjelan pulang, mereka buan.&:! kotoran dan berpesan pada kotoran itu jika anak-anaknya Ilemanggil supaya kotoran itu IIp.njawab, Demikianlah beberspa tUIlPuk kotoran mereka tinggalkan di sekitar hutan. kemudian ml,reka beranjak pulang.
45
H~nje18ng sore si bungsu mulai gelisah karena "yah dan ibunya belum juga kembaJi. la mulai memanggil-mangg:.l. Panggilannya mendappt sahutsn. Beramai-ramai mereka pergj ke Lempat suara sahutan itu berasal. Di sans yang merel:a jumpai hanya setumpuk kotoran. Begitulah berulang-ulans setiap dipanggil selalu ada sahutan dan keLika tiba di tempat. ~ahutan itu berasal yang tampak hany& setumpuk kotoran. Ja:en menuju l<e rUluah mereka 5ulit ditenak di dalam hutan itu. Alhasil mereka tersesat di dalam hutan. Karena hari sudah 1081am. ~i sulunb berpesan pada adik-adiknya supaya mereka tenl:ng dan tak perIu lagi mencari kedua orang tua mereka. la leringal ten tang pessn ibunya tadi malam supsya tidak membansunkan adik-adiknya sesudah ia diberi sebuah 'tumpoe'. la yakin or.&ng tuanya ~engaja membuang nereka d i tengah hutan. "Halam ini kita menginap di sini. dan sekarang mari cepat-cepaL kita buat pondok tempat bermalam . ,. Dalam waktu yang tidak lama pondok pun selesai didirikan. karena lelah. mereka semua tertidur kecuali si sulung.
Si sulung merasa bertanggung jawab terhadap adik-adiknya. Ia harus mencari jalan bagaimana caranya dapat bertahan hidup d i tengah hutan. Tiba-tiba dari kejauhan Lallpak olehnya seperti cahaya lampu yang berkelap-kelip. Hungki1 di sana ada rumah. Baiklah aku akan ke sana selagi adik-ajikku masih tidur. Siapa tahu di rumah itu nanti ads m8kan~n.
Berangkallah si sulung di malam buta itu menuju ke tempat asal CahaY8 lampu. Kirs-kira tiga jam perjalanan tiba ia di sana. DilihatnY8 sebuah rumah yang cukup besar terbuat dari baIok-balok kayu. Ketika dijenguknya ke dalsm ta.mpak olehnya dua makhluk yang tinggi besar. Suara dengkurnya seperti badai. Rumah itu adalah rumah raksasa. Si suluog bersembunyi menunggu pagi.
Pagi hari raksasa pere~pUBn ke dapur menanak nasi dua periuk besar. satu periuk untuk dimakan pagi itu, seclangkan sa tu periuk lagi disimpan untuk makan malam sepuIang mereka mencari rezeki. Sesudah makan. kedu8 raksasa itu berungkat ke hutan rimba. Si sulung masuk rumah raks8sa. Di sana djlihatnya em8S berpeti-peti. Namun pagi itu ia hanya Ilembawa seperiu k nasi untuk dimakan bersama adik-adiknya.
Henjelang malam tiba. raksasa pulang dari rimba, Sesampai di rumah. raksasa perempuan langsung ke dapur melllpersiapkan makan malam. Alangkah terkejutnya ia ketika dilihatnya per iu k nasi sudah kosong me lOIDPong. La lu d iber i tahukl,nnya kepada raksasa laki-laki. Raksasa laki-laki s8ngat marah, "Ka lau pencuri itu dapat, akan kumakan ia hidup-hjduF. kukunyah-kunyah tu langnya sampai tak bersisa.·· Halam i tu raksasa perempuan terpaksa memasak lagi.
Besoknya raksasa perempuan seperti biasa memasak dua periuk nasi. satu periuk untuk pagi dan satu periuk lagj disimpan untuk malam hari. Kemudian mereka berangkat lagi ke hutan. Sepeninggal raksasa, si sulung kembali meng osong kan periuk nasi dan membawanya pulang untuk adik-adiknY8. hari itu si sulung lebih cepat pergi ke rumsh raks8s8. Sebelum
46
malam tiba ia sudah bersembunyi di belakang rumah, Haksasa pulang dan menjumpai periuk nasi sudah kosong seperti kemarln. Rakyat laki-laki memaki-maki tak berujung pangl:al. Pencuri keparat, kalau dapat awas kau ya?" S:utlbil nenunggu
raksasa perempuan selesai mema&ak nasi. ia dapat set.uah akal, lalu dikatakannY8 pada l'aksasa perelllp~an. "Be~;ok masaklah nasi tiga periuk: satu periuk untuk makan P8E'i, satu periuk untuk makan malam. satu periuk lagi diisi racun. yang berisi raeun letakkan di tempat biasa, yang tidek be r acun letakkan di atas para-para, biar mampus kau pencuri," Kemudian kedua raksasa itu tersenyum puas. Oi lempat persembunyiannya si suIung mendengar semua kata-kata rfksasa.
Seperti biasa setelah ruaksn pagi kedua raksasa itu pun berangkat. Si Sulung masuk dan menukar periuk nasi. Yang di atas para-para diambilnya, sedangkan yang ~i bawah diletakkannya di atas para-para. Kelika raksasa pulang, keduanya lersenyum puas mengetahui sia~atnya teIah berhasil. Nasi yang di tempat biasa sudah kosong dibaw8 si pencuri. Keduanya kini merasa aman dari gangguan pencuri. Periuk nasi di atas para-para diturunkan dan mereka makan dengan lahapnya. Tak Iana kemudian racun pun muIai beraksi. Kedus raksasa meronta-ron ta dan melompat-lompat, menerjang kian kemari. Dari sekujur tubuhnya keluar darah segar. Tak lama kemudian kedua raksasa itu diam tak bergerak, mereka mati oleh racun yang ditaburkannya sendiri.
Di pondoknya si Sulung berce r ita bahwa mulai besok mereka harus meninggalkan pondok itu. Hereka akan menuju ke sebuah tempat yang lebih aman dan lebih layak, tetapi masih tetap di tengah hutan. Belum reda ay an berkokok, dua puluh bersaudar a meninggalkan pondok di tengah hutan menujJ rumah raksasa. Sesampainya di sana mereka sangat terkejut melihat dua mayat lOanusia besar-besar terkapar di sudut ruma~. Si sulung pun bercerita tentang yang dikerjakann ya selsn8 ini. Nasi yang dibawanya pulang dalam dua hari itu berasal dari rUlIsh raksasa.
Bersama-sama Iflereka menggaI i 1ubang di pinggir hutan dan nengubur kan kedua mayat raksasa itu. Selanjutnya rumah peninggalan raks8sa mereka tempati. Ellas niIik raks8fi8 yang berpeti-peti sebagian mereka jual sebagai modal bert!lni. Dalam sekejap, dua pul u h bersauda r a anak eik Beranak i ll i men jadi orang kaya. Hereka menebang hutan dan menjadikarnya sebagai sawa h dan kebun. Demikianlah bertahun-tahun mereka hidup serba kecukupan. Setiap ada orang miskin selalu ~eraka bantu. !::ehingga mereka terkenal sebagai orang kaya ytmg IOUrah hati dan dermawan.
Singkat cerita, pada suatu ha r i seorang pangerar dari sebuah negeri tersesat di dalan hutsn. Sang pangeran tersesat kar e n a mengejar kijang siluman. Karena tidak tall~ Iagi jalan pulang, pan~eran beserta pembantunya menginap di rumah dua puluh b~rsaudara ini. 01 rumah itu mereka dija~u oleh si
47
gadis bungsu dan ~bang-abangnya. Rupanya pangeran Jatuh hati pada si bungsu ysog telah menjadi seorang gadis yan~ cantik rupawan.
Sekembalinya sang pangeran ke istana ayahandanya. dia pun mohon izio pada baginda untuk melamar putri bunlfsu di tengah hutan. Sang baginda tidak keberatan. Haka berangltatlah rombongan utusan raja ke tengah hutan untuk memin~ng si bungsu. Si bungsu boleh dikata tidak keberatan dipe:suntjng olrh pangeran.
Pada hari yang telah ditentukan, rombongan utu~ian raja kembali ke tengah hutsn menjemput si bungsu untuk d_bawa ke istana raja guns melangsungkan pesta perkawlnan secura besar - besaran. Di jalan yaog akan d ilalu i rOlllbongan u Lusan raja yang membawa si bungsu sudah dipadati oleh pencluduk negeri yang ingin melihat wajah ealon istri pangera~. Di pinggir jalan itu da]am kerumunan oran~ banyak tamPtlk puIa dua orang pengemis, suami istri, dengan pakaian yan~ compang camping. Tatkala si bungsu tiba di jalan itu, di da .. am tandunya ia melihat dua orang tua yang tampak ruenderit~. Si bungsu menatap lama ke arah kedua pengemis itu. KemLdian ia meminta pengawalnya untuk berhenti dan dengan serta-merta si bungsu turun dari tandunY3. la langsung menghamp~ri kedua pengellis itu dan memeluk keduanya. "0 h rbu ... Ayar ... , saya anakmu. anakmu yang bungsu. Abang - abang semua ~da di sini, tapi mereka masih di belakang.
Redua pengemis itu pun terpaku. Akhirnya mereka menge nsI bahwa ealon istri pangeran adalah anak meraka sendiri. Betapa sedih kedua orang tua itu meng enang peristiwa beberapa puluh tahun yang lalu ketika merek a membuang semua anak nya di tengah hutan. Akhirnya kedua pu]uh bersaudara itu bertemu kembali dengan orang tuanya. Sejak itu pula kedua orang tua itu tinggal bersama anak bungsunya. sedangkan anak laki - laki kembal i ke tengah hutan. Oi sana mereka melanjutkan bersawah dan berkebun. Lama-lama kelamaan tempat itu menjadi sebuah perkampungan.
48
3. 4 . 1 Analisis Stroktur Cerita "e i k Beuranak"
Analisis struktur c erita " eik Beuranak " adalah sebagai
berikut.
(1) Tema 1) Kelabahan dan kesabaran dalam menghacapi
cobaan hidl..lp dapat mendatangkan k e buhagiaan .
2) Kedengk ia n hali rlurat menbawa malapet aka.
Cerita "eik Beuranak" mengisahkan ten tang sepasang su
aml. istri yang Ilempunyai banyak anak , yaitu dUB puluh oraog.
Pada mulanya kehidupan mereka serba berkecukupan. Cukup san
dang dan pangan. Keadaan menjadi terbalik ketika kampung me
reka dilanda musim kemarau panjang. T~nam - tanaman semuanya
mali kekeringan. Oa r i hari ke hari keluarga eik Beuranak inl
mulai kesulitan bahan makanan. Persediaan beras sud~h habis
sama sekali. Hulailah ~ereka makan makanan yang sekiranya
dapat ~enjadi pengganjal perut seperti sagu, 'janeng', pi
sang, bahkan keladi. Namun seroua mereka tabah dan s~bar
menghadapi cobsan inl. Hingga tibalah pada suatu ha:i sang
ayah mengidamkan makanan kegellarannya, ya i tu ' tUJlPO '~ ' . Bahan
untuk Ilembuat tumpoe ini hanys tersisa sedlkit. Tidllklah cu
ku~ untuk semua. Oleh karena itu, si syah berpesan agar
' tumpoe ' dibuat hanya untuk dirioya saja. Namun, ketika
' tullPoe ' masak, salah seorang anaknya Lahu dan ia minte ba
gian. Celakanya, si anak ini kemudian membangunkan ~:audara
saudaranya yang lain satu per satu. Padahal ibunys ~;~~~h
mengingatkan agar saudara-saudaranya vanS lain jangun di
beritahukan. Oemikianlah ' tullpoe ' itu habls dillakan oleh
anak-anak yang dua puluh orang itu, sehingga si ayah tidak
kebagian. Ayah pun menjadi mucka dan ia berniat memt.uang
semua anak-anaknya ke hutan rimba. EsoknY8 niat itu dilaksanakan. Hamun dalam pembuangan itu si anak mempero]eh ke
bahagiaan. sedangkan si ayah dan si ibu menjadi terlunta
lunta hid upnya. Pada akhir cerita, kedua orang tua jni ber
temu kembali dengan semua anak-anaknya yang telah menjadi
kava.
49
Kesabaran dan ketabah8n dslam menghadapi cobaa1 yang merupakan tema sen~ral cerita tampak pada tokoh ibu ( ~ak Isah) dan tokoh ayah (Apa Syamaun) yang tidak pernah putus asa meskipun hidup dalam k~sulitan} terutama kesuli:an pangan pada masa paceklik. Dengan ear a apa pun mereka tetap berusaha a6ar anak-anaknY8 tidak kelaparan. Bahkan. pohon pis~ng pun diolah menjadi makanan. Dalam kondisi terjepit seperti itu mereka tidak pernah memarahi anak-anakn)'a. Hereka berkeyakinan bahwa semua itu cobaan Tuhan daIsl hidup inL Hanya, pada pertengnhan cerita, kesabaran si 8}8h mulal goyah karena si anak tidak mau mendensarkan nasi hat ibu ruereka. Ak!batnY8. snak-anak itu pun dibu&ng ke tengat ~utan. Dihadapkan pads kondisi yang demikian. si ibu pun masih Letap bersabar untuk tidak membantah kehendak suaminya meskipun ia sendiri tidak sepenuhnya setuju dengan ide sang suami untuk Ilembuang anak-anak ke hutan. Si ibu tetap tabah.
Kesabaran dan ketabahan di pihak anak-anak adal~h mer~ka tidak mencaci maki orang tua mereka yang telah menbuang mereka ke tengah hutan. Hereka sadar. terutama anak yang paling tua. bahwa mereka dibuang ke hutan karena kesa1.lhan mereka sendiri yang tidak wau mendengarkan nasi hat ibu Oi tengah hutan pun mereka sabar menghadapi cobaan. Hidup di tengah hutan tentu]ah penuh dengan mara bahaya yang sel.iap saat dapat mengan cam seperti serangan binatang buas. kt~laparan. dan lain-lain. Al ha~i "- karena ketaDahan dan ke:: abaran itulah yeng membuat mereka akhirn ya hidup bahagia. Iri dimulai sejak raksasa penghuni hutan tewas oleh racun yang dibubuhinY8 sendiri.
Tema lain yang juga ingin disampajkan oleh pencerita adalah "kedengkian hati dapat !lembawa malapetaka" tampak pada tokoh raksasa yang berencana meracun pencuri makanan. Namun, racun itu akhirnya ternakan sendiri yang menyebabkan mereka t.ewas.
50
(2) Alur
Cerita ini juga menggunakan alur maju. yaitu t~knik
penceritaan dinulai dari masa awal kehidupan keluarga elk
Beuranak yang serba berkecukupan. tiba ussa pacekli< yang
me~buat mereka me~galami kesusahan. Cerita dil~nj~tltan de
nSan eik Beuranak mellbuang soak di tengah hutan hinHsa ceri
ta diakhiri dengan mereka sekeluarsa memperoleh keb~lhagian.
Semua ini dijalin secara berkesinambungan dari A ke Z.
(3) Penokohan
Tokoh ceri ta:
a) Apa Syamaun
b) Hak Isah
c) seDlbilan belas
d) satu orang anak
e) raksasa
f) anak raja
oranS anak
perempuan
laki-laki
bungsu
Tokoh sentrsl dalam cerita in1 ditampilkan secaea ber
gantian. Pads permulaan cerita hingga tahap pembuang!ln ansk
ke hutan. tokoh sentralnya adalah Apa Syamaun dan Hak Isah.
Pada episode kehidupan di deIam hutan. tokoh sentral yang
ditampilkan adalah anak yang paling tua dari dUB pU!Jh or8ng
bersaudara.
Tokoh Apa 3)_maun diceritakall sebagai tokoh ayal yang
bertanggung jawab terhadap keluarganya. Ini terjadi I)ada ba
gian awal dan baginn tengah cerita. Tanggung jawab sl~or8ng
ayah tampak pada saat musim paceklik, ia tidak meneluntarkan
keluarganY8. Segala days dan upaya ditempuhnya agar Ilnak dan
istrinY8 jangan sampai kelaparan. Rass tanggung jawab mulai
kelihatan memudar pada bagian yang Ilenggalllbarkan ket~:gaan
hatlnya membuang semua anaknY8 di tengah hutan. Pada bagian
akhir cerita, semua itu disesalinya.
Tokoh Hak Isah digambarkan sebagai wanita yang Fenuh
keibuan 7 tabah, dan sabar dalam menghadapi cobaan hicup. Da
lam menghadapi kesulitan hidup, ia tidak pernah mengeluh.
51
Perannys sebas:ai tokoh yang ke'buan tergambarkan pads
sifatnya yang penuh kesih sayang kepada anak-anaknyo. Ketika
anak-anaknya lIleminta 'tumpoe'. ia tak saIDP8i hali untuk
tidak memberikan. la rela ditioys tidak maken satu 1)Un.
Bahkan~ ia rela dan siap lIlenerima kemarahan suaminy~. karena
tumpoe tidak ada lagi yans tersis8.
Tokoh Rnak sulung digambarkan sebagai manusia ~~ng rnp
miliki rasa tanggung jawab terhada~ adik-adi kn ya. If relR
menempuh bahaya mencuri makananan raksasa demi adik-adiknY8
jangan sampai kelapar an di tengah hutan. la lI1engambil a1ih
langgung jawab sebagai pemimpin dan pelindung terhadap adik
adiknya hidup di tengah hutan.
Tokoh-tokoh lain seperti seperti sepasang suami istri
raksasa, dan snak raja beserta rombongannya yang tersesat di
tengah hutan dan menikah dengan si bungsu merupakan lokoh
tokoh pembantu. Namun, kehadiran tokoh-tokoh pembantJ ini
sangat menunjang keutuhan cerita.
( 4 ) La tar ata u s elt ing
Latar f i sik atau latar material cerita "Cik Beu "snak"
adalah berupa rumah di pinggir hutan, sawsh. kebun, ~;ungai,
hutan, gunung, pond ok di tengah hutan, dan rumah rak!iasa.
Rumah di pinggir hutsn merupakan tempal keluarga Cik Beu
ranak tinggal. Hereka menjalani kehid 11pan dengan ber,·awetl.
berkebun, mencari kayu ke hutan, dan mencari ikan di sungai .
Pada musim kemarau panjang dan bahan makanan sulit ji
dapat, anak-anak Cik Beuranak membuat kesalahan sehingga
sang ayah murka dan membuang mereka di tengah hutan. Di te
ngah hutan itu mereka membuat pondok sebagai tempat berte
duh. Ketika raksasa penghuni hutan itu mati. mereka akhirnya
pindah ke rumah raksasa.
Dari s udut latar sosial dapat dijelaskan bahwa cerita
ini terjadi pada keluarga sederhan a yang hidu p di df'sa atau
dapat juga disebut sebagai daerah terpencil. Heskipun seder
hana, kehidupan mereka am an dan ten tera~ pada mulanY3. Tidak
52 pernah digambarkan dalam cerita itu ada pertikaian yang antar a anggota keluarga yang dapat berakibat fatal. Hereka dua puluh bersaudara dapat dikatakan selalu ruku n dan d3mai. Ti day ada perselisihan di antsra mereka.
3.4.2 Analis is fungsi dan ni1ai budaya dalslI "Cik Btwi"anak " eerita 'eik Beuranak" ini oleh masyarakat sete~pal le
bih dianggap sebagai dongeng. Cerita tersebut diangflap tidak benar-benar terjadi menurut piklran orang dewasa. Nllmun demikian, sebagai sebuah cerits, "eik Beuranak" memiliki fungsi tertentu bagi m8syarakatnya. Fungsi tersebllt antura lain ~dalah sebagai media hiburan, yakni sebagai alat untuk menghangatkan situasi dan menghilangkan rasa kantuk atal untuk melepaskan lelah. Fungsi dari segi pendidikan atau penyampaian misi pendid ikan adalah unt.uk lIIenanamkan sikap P8tuh pada nasihat orang tua. menanamkan rasa tanggung jauab, dan sa ling mengasihi terhadap sesama. Sikap patuh pada nasihal orang tua tergambarkan pada baSian cerita si ibu menasihati anak sulungnya supaya tidak memberitahukan kepada saudarasaudaranya yang lain bahwa ibunya menggo reng ., tumpoe'·. Si allak mengabaikan nasi hat itu dan akibatnya ayahnya InJrka . 5aling mengasihi terhadap sesama tersambarkan pada sikap si bungsu terhadap adik-adiknya. Ia merasa bertanggung jaua'J dan lIlengasihi saudara-saudaranu"l.
4 .1 Sillp ula n
SAS I V SI HPULAN DAN SARAN
Sastra lisan dalaru bentuk cerita rakyat di dae_:ah Days dewasa ini sudah mulai berkurang, dalam arti cerita-·cerita
tersebut 5ulit ditelnukan. Hal ini terkait erat dengun
penceritanY8. Artinya, o rang yang menguasai dengan taik
cerita-cerita rakyat di daerah Daya sudah mulai ian€ka.
Kebanyakan orang-orang tua yang di temui hanya mengu8sai
sepotong-sepotong dari ce rita rakyat tersebut. Kenyataan ini
kemungkinan disebabkan saat ini jarang o rang -o rang tua
men ceritakan legenda. Inite, alaupun fabel kepada anak-
anaknY8. Pengaruh media hiburan elektronik seperti l,pe
recorder. radio, dan televisi menyebabkan anak-anak juga
tidak terlalu membutuhkan hiburan lain dalam bentuk I:erita
1 isan .
Tema yang diangkat dalam dua cerita rakyat Daya yang
dianalisis dalam penelitian ini secara umum dimaks~d' 3"
untuk me~beri pengajaran atau petuah-petuah kepada
pendengarnya. Sebagaian besar isi cerita berisi pendidikan
dan bernilai didaktis. Dari seSi alur cerita sebagBi~ana
umumnya alur dalam cerita rakyat adalah alur maju. Cerita
dimulai dari masa keeil sang tokoh dan diakhiri dengan
perubahan n8sib tokoh seperti hidup berbahaSia atau berakhi r
tragis. yaitu kematian.
53
54
4.2 Saran
Saran yaog dapat dikemukakan sehubungan dengan hasil
penelitian ini adalah perIunya penelitian lanjutan terhadap sastra lisan/cerita rakyat masyarakat Daya menginsat dalam
penelitian ini hanya du~ (c rita yang terkunpul seca;a utuh.
Padahal. masih terdapat cerita-cerita lain yang pertlsh
dikenal dalam ruasyarakat Daya dan dipandang penting untuk
didokumentasi~an. Hal ini mengingat orang-oranS tua yang
masih mengu8sai dengan baik cerita-cerita rakyat , ktususnya
cerita rakyat Daya. dewasa ini semakin jarang dapat ditemui.
Sangal disayang~an jika suatu ketika cerita-cerita rakyat
yang pernah ada dalam rnasyarakat Daya tidak dikenal laSi
oleh generasi yang akan datang.
DAl'TAH PUSl'AKA
Amiuuddin. 1987. Pengantar Aprcsiasi KarY8 SlIstra. E,andung= Sinn e Baru.
Allic. Hazill. 1986. Nilai-niiai Etis dalBII lIayang dao Pendi dikan WatBk Guru. Disertasi. Halang : PPS IKIP HALANG .
Abitiin. T.Z. 1980. "Selayang Pandan,; Hegeci Daya " Tulisall Pribadi. Tidak d i terbi tkllll.
Bogdan dan Biklen. S.K. 1990. Riset KuaJitatir untuJc Pendi dikan: PengantnI ke Teari dan Hetode (Terjemahun o]eh Hunandir ). Jakarta: Dirjen Dikti.
Danandjaya. JaIles. 1991. Folklor llldonesia: Ill1lJ Gosip, Dongeng, dan lain - lain. Jakart.a: PT Pusta'<a Utnll8.
Esten, Mursal. 1985.
Ginarsa. K. 1985 . Novel dan Cerpen BaIi Hodern. Jaka r ta: Pusat Pellbinaan dan Pcngembangan Eahasa .
Hutoll.o. Sadi Suripan. 1991. Hut iara y and Tak 1'erJ.upak.an Pcngantar Studi Sastrn Lisan. J awa 'J'lllur: HISKl
Koesdiratin. 1985. KeIJsh8IJi Novel Aiheis. Jakarta: Pnsat Pellbin8an dan Pengembangan Sahasa.
Harjuni. Abd. Gani Hado. 1982. ··Sultan ShalaLin Alaidin Riayat Syah di Daya (Cerita Hasyarakat L811110, Kucamatan Jaya, Aceh Barat)··. Banda Aceh: Pusat l..a1.ihall PI!fleliti~
an Ilmu-Ilnu 50sia1, Aceh.
Hurgiyantoro, Burhnn. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Hada Univeristy Press.
Prihalai. Th . S. R. 1990. Dar1 /foclJtar Lubis hingga Jfangun ~jjaY8. Jakarta: Balai Pustaka
Sudjiman, Panuti. 1988. HemBhami Ceritn Rekaon. Jakarla: Pustaka Jaya. .