ANEMIA PADA LANSIA DENGAN GASTRITIS KRONIK DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS
KECAMATAN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT PADA BULAN JULI 2013
STUDI KASUS PASIEN
Pembimbing : Rifda Wulansari. SP. M,kes
Disusun Oleh : AJI PRABOWO
(110.2008.014)
Identitas Pasien
Nama : Tn. JoniJenis Kelamin : Laki-lakiUsia : 65 tahunAnak ke : SatuPekerjaan : MerbotPendidikan : Tidak tamat SDAgama : IslamAlamat : Tanah Abang – Jakarta PusatSuku : JawaStatus Pernikahan :DudaNo. CM : 05591/13Tanggal Berobat : 18 Juli 2013
ANAMNESA
Keluhan Utama : Mual sejak 1 hari yang lalu
Keluhan Tambahan : perut terasa kembung, nafsu makan menurun, pusing, lemas dan nyeri ulu hati.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke puskemas Tanah Abang dengan keluhan mual yang sudah dialami nya sejak 1 hari yang lalu. Pasien mengeluh perut nya terasa mual ketika pasien terlambat makan, namun hilang ketika sudah makan. Mual yang dirasakan tidak sampai menimbulkan muntah. Pasien juga mengeluh perutnya terasa kembung, pusing dan nyeri di bagian ulu hati nya. Pasien mengaku pola makan pasien tidak teratur, dalam sehari pasien makan hanya 1 – 2 kali sehari sehingga membuat badannya menjadi lemas.
Selain itu pasien juga hanya mampu membeli makanan yang murah sebagai lauk pauk nya seperti tempe dan tahu. Pasien juga jarang memakan ikan, daging, dan buah, hal ini sering dilakukan pasien karena pasien kesulitan dalam ekonomi nya. Dan pasien merasakan nafsu makan nya menurun yang sudah dialami nya sejak 6 bulan yang lalu. Pasien sudah mencoba membeli obat-obatan warung namun tidak ada perubahan. Pasien merasa beberapa bulan ini berat badan nya terasa menurun sehingga membuat pasien menjadi cemas dan khawatir akan dirinya terjadi apa-apa.
Riwayat Penyakit Dahulu:Hipertensi (-), DM (-)
Riwayat Penyakit Keluarga:Tidak ada
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien bertempat tinggal di mesjid karena pasien tidak mempunyai rumah. Pasien bekerja sebagai merbot di mesjid yang ditempatinya dan biaya hidup pasien berasal dari orang-orang sekitarnya dan pengelola masjid. Dalam sebulan penghasilan pasien tidak menetap, menurut nya paling besar sebulan pasien mendapatkan Rp. 500.000,-. Dengan penghasilan ini, pasien tidak dapat menabung karena uangnya habis untuk keperluan sehari-hari. Pengobatan pasien dibiayai sendiri oleh pasien.
Riwayat Kebiasaan :
Kebiasaan pasien sehari-harinya adalah bekerja mengurus dan membersihkan masjid seperti menyapu dan mengepel. Untuk kebiasaan makan pasien, pasien jarang untuk makan. Terkadang sehari pasien hanya makan 1 kali atau 2 kali. Pasien jarang mengkonsumsi ikan, telor, daging dan sayur. Karena keterbatasan ekonomi pasien lebih sering mengkonsumsi tempe dan tahu. Pasien sudah tidak merokok lagi sejak lima tahun yang lalu.
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Baik
2. Vital sign : Kesadaran : Compos Mentis Tek. Darah : 120/80 mmHg Frek. Nadi : 88 x/menit Frek Pernapasan : 20 x/menit Suhu : 37,0◦
3. Status Gizi : BB : 44 Kg TB : 154 cm BB Ideal : (154-100) – ((154-100) x 10%) = 48,6 kg IMT : BB (kg)/TB2(m)
: 44/(1.54)2 = 15,9 kg/m2
Kesan : Gizi kurang
Status GeneralisKepala
◦ Bentuk : normocephal◦ Rambut : hitam, tidak mudah dicabut◦ Mata : konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), pupil bulat, isokor, refleks cahaya
(+/+)◦ Telinga : bentuk normal, tidak terdapat sekret◦ Hidung : septum tidak deviasi, tidak ada sekret, nafas cuping hidung (+)◦ Tenggorokan : tidak hiperemis◦ Mulut : bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor◦ Leher : Pembesaran KGB (-), deviasi trachea (-)
Thorak ◦ Inspeksi : Kedua hemithoraks simetris saat statis dan dinamis◦ Palpasi : Fremitus taktil dan vokal simetris statis dan dinamis, ictus cordis tidak teraba.◦ Perkusi : Sonor seluruh lapangan paru, peranjakan paru (+)◦ Auskultasi : Vesikuler seluruh lapangan paru, rhonki (-/-), wheezing (-/-), bunyi jantung I
dan II regular, murmur (-), gallop (-)Abdomen
◦ Inspeksi: perut datar,simetris◦ Auskultasi : bising usus (+) ◦ Palpasi : nyeri tekan epigastrium (+), hepar dan lien tidak teraba◦ Perkusi : timpani diseluruh lapang abdomen, shifting dullness(-)
Ekstremitas : akral hangat, edema (-), sianosis (-)
Kulit : tidak ada kelainan kulit, turgor kulit baik.
5. Status lokalis : -
Usulan Pemeriksaan Penunjang
EndoskopiPemeriksaan darah rutin
Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga Pasien A. Identitas Kepala Keluarga :
◦ Nama : Tn. A (Bapak Pasien)◦ Usia : 55 tahun.
B. Identitas Ibu Pasien: ◦ Nama : Ny. W (Ibu pasien)◦ Usia : 40 tahun.
C. Identitas Pasangan Pasien :◦ Nama : Ny. S (Istri pasien)◦ Usia : 50 tahun
Struktur Komposisi Keluarga: Pasien termasuk bentuk keluarga single family karena
pasien hidup sendirian karena ditinggal meninggal oleh istri dan kedua orang tuanya.
Anggota keluarga yang Tinggal Bersama
No NamaKedudukan dalam
Keluarga Jenis Kel Umur Pendi-
dikan
PekerjaanKeterangan
Tambahan
1. Tn. A Kepala Keluarga L 55 th - - Bapak pasien
2. Ny. W Ibu Pasien P 45 th - - Ibu pasien
3. Ny. S Istri P 55 th SD IRT Istri Pasien
4. Tn. Joni Anak L 65 th SD Merbot Pasien
Status kepemilikan mesjid : milik warga Tanah Abang
Daerah perumahan: padat bersih
Karakteristik Masjid dan Lingkungan Kesimpulan
Luas masjid : 50 x 50 m2 Tn. Joni bertempat tinggal di mesjid karena tidak
punya rumah sendiri. Pasien tidur di dalam masjid
berukuran 40 x 40 m2, dengan beralasan karpet
dan kipas angin. Pencahayaan dan sirkulasi udara
yang cukup. Ketersediaan air bersih, jamban yang
bersih dan pembuangan sampah cukup baik.
Halaman masjid : teras 10 x 5 m2
Jumlah penghuni dalam satu rumah : 1 orang
Tingkat masjid :
Lantai masjid : keramik
Dinding masjid : semen
Jamban : Ada
Tempat bermain : Tidak Ada
Penerangan listrik : 2000 watt
Ketersediaan air bersih : Ada
Tempat pembuangan sampah : Ada
Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidupa. Lingkungan tempat tinggal
Tabel 2. Lingkungan tempat tinggal
Denah Masjid
b. Kepemilikan barang-barang berharga: (Kendaraan,elektronik peralatan RT)Pasien tidak memiliki apa-apa.
3. Penilaian Perilaku Kesehatan
Keluarga: ◦Tempat berobat : Puskemas.◦Asuransi/Jaminan kesehatan : Tidak ada
Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas) Pelayanan Kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Cara mencapai pusat pelayanan
kesehatan
Berjalan kaki Pasien jika sakit berobat ke puskesmas
yang dekat dengan tempat tinggalnya,
karena jarak masjid ke puskesmas
dapat dijangkau dengan berjalan kaki.
Pasien merasa cukup puas dengan
pelayanan kesehatan yang ada di
puskesmas.
Tarif pelayanan kesehatan Terjangkau dan murah
Kualitas pelayanan kesehatan Cukup memuaskan
Pola Konsumsi Makanan Keluarga
a. Kebiasaan makan:Keluarga Tn. Joni (pasien) memiliki kebiasaan
makan sehari satu atau dua kali dengan menu makanan sehari-hari yang hampir sama seperti tempe dan tahu. Pasien jarang membeli ikan, ayam dan buah. Pasien lebih sering membeli di luar makanan nya di bandingkan dengan memasak sendiri. Pasien lebih sering tidak teratur dalam pola makannya. b. Menerapkan pola gizi seimbang:
Menu makanan Tn. Joni yang selalu ada saat pasien makan sehari-harinya berupa nasi, tahu dan tempe. Jarang sekali disertai menu makan lainnya seperti sayur, tahu, tempe, telor, ikan atau daging.
Pola makan pasien tiga hari terakhir ialah : Tanggal 15 Juli 2013
◦ Sahur: 1 centong nasi dan 2 buah tempe◦ Buka puasa : 1 centong nasi, 1 buah tempe dan 1 buah
perkedel Tanggal 16 Juli 2013
◦ Sahur: 1 centong nasi, 1 buah tahu dan 1 buah tempe◦ Buka puasa : 1 centong nasi, sambal dan 2 buah tempe
Tanggal 17 Juli 2013◦ Sahur : 1 centong nasi, 1 piring sayur kangkung dan ikan asin◦ Buka puasa : 1 centong nasi dan 2 buah tahu
Interpretasi terhadap food recall pasien : Pasien hanya mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung karbohidrat tanpa memperhatikan protein dan lemak. Pasien juga tidak bervariatif dalam menu makanan nya, lebih sering tahu dan tempe. Pasien juga tidak mengkonsumsi buah, sayur dan susu.
Pola Dukungan Keluarga
a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga:Fasilitas yang tersedia sangat kurang sekali sehingga menyulitkan pasien
untuk melaksanakan pola hidup sehat dan membantu menyelesaikan masalah kesehatan untuk dirinya. Pasien merupakan anak tunggal, orang tua nya sudah meninggal sejak pasien berusia 6 bulan. Dan istri pasien telah meninggal sejak 10 tahun yang lalu. Sejak itu pasien di rawat oleh masyarakat dan di beri tempat tinggal di dalam masjid. Pasien tidak mempunyai sanak saudara dari bapak nya maupun ibu nya. Jika pasien sakit, semuanya diurus sendiri oleh pasien, termasuk datang ke puskesmas untuk berobat. Namun pasien mengikuti selalu mengikuti kegiatan keagamaan di dalam masjid sehingga membuat pasien merasa tenang.
b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga:
Pasien memiliki kesulitan ekonomi, sehingga pasien tidak bisa membeli makanan yang bergizi dan bervariatif untuk memenuhi kebutuhan gizinya.
B. Genogram1. Bentuk Keluarga :
Bentuk keluarga pasien ini adalah single family (duda), karena pasien ditinggal mati oleh istrinya dan pasien tidak mempunyai anak.
2.Tahapan siklus keluarga:Pasien ini telah mencapai tahap ke delapan dalam siklus keluarganya yaitu pasien sudah lansia.
Family map
C.Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga
Masalah dalam organisasi keluarga : Dalam struktur keluarga pasien, keluarga tersebut termasuk dengan status ekonomi yang rendah, karena pasien kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dan karena sulitnya ekonomi keluarga ini, pasien menjadi jarang makan dan tidak dapat membeli makanan yang bervariatif sehingga kebutuhan gizi seimbang pasien tidak terpenuhi. Hal ini yang membuat pasien suka mengeluh nyeri di ulu hati nya. Sedangkan untuk biaya berobat pasien, semuanya ditanggung sendiri. Pasien hidup dengan bantuan dari orang sekitarnya.
Masalah dalam fungsi biologis : ◦ Secara umum pasien tinggal di dalam masjid, walaupun dalam
keadaan bersih lingkungan masjid nya tetapi tidak ada orang lain yang mempunyai gejala-gejala terjadinya penyakit menular maupun penyakit lainnya pada keluarga tersebut, kecuali pasien yang diketahui menderita gastritis kronis dan ini terjadi berulang. Pola makan dan pola hidup pasien juga yang menunjang terjadinya gangguan kekurangan gizi.
Masalah dalam fungsi psikologis: ◦ Pasien hidup sendirian karena istrinya sudah meninggal dan tidak mempunyai anak,
sehinggga jika terjadi apa-apa pasien selalu mengurus hidupnya sendiri.
Masalah dalam fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan: ◦ Pasien tidak mempunyai penghasilan menetap, pasien hidup dari pemberian orang-
orang dan dari pengelola masjid sehingga pasien sulit untuk memenuhi kehidupan nya.
Masalah lingkungan : ◦ Pasien bertempat tinggal di dalam masjid, walaupun mempunyai lingkungan yang
bersih namun masjidnya berada di lingkungan yang cukup padat penduduk dengan letak masjidnya berada di tengah-tengah pasar.
Masalah perilaku kesehatan : ◦ Pasien cukup mengerti dan sadar akan sakit yang dialaminya. Namun, hal tersebut
tidak ditunjang dengan usaha pasien dalam merubah pola hidup dan pola makan pasien.
Diagnosis Holistik (Multiaksial
1. Aspek personal: (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran dan persepsi pasien terhadap penyakit)
Pasien mengeluh mual dan sakit di bagian ulu hatinya, sehingga membuat pasien datang ke puskesmas untuk berobat walaupun jarak dari tempat tinggal ke puskesmas nya jauh namun masih dapat dijangkau dengan berjalan kaki, karena keterbatasan ekonomi pasien untuk naik kendaraan umum. Pasien berobat dengan harapan ingin sembuh, karena pasien sudah sering mengalami hal seperti ini. Pasien memiliki kekhwatiran jika penyakitnya tidak disembuhkan, pasien merasa dirinya akan meninggal.
2. Aspek klinik : (diagnosis kerja dan diagnosis banding)Berdasarkan anamnesa didapatkan adanya keluhan mual yang disertai
nyeri di bagian ulu hati dan pusing sejak 1 hari yang lalu sebelum datang ke puskesmas. Mual yang dirasakan nya muncul jika pasien telat makan. Pasien mengaku pola makan pasien tidak teratur, dalam sehari pasien hanya makan 1 – 2 kali. Nyeri di ulu hatinya muncul karena pasien merasa ingin muntah tapi tidak bisa muntah. Pasien juga mengeluh kepalanya pusing namun hilang timbul, hilang bila pasien telah makan.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan, conjungtiva terlihat anemis, nyeri tekan (+) di bagian epigastrium nya dan dari hasil pemeriksaan IMT pasienm 15,9 kg/m2 yang berarti pasien mengalami gizi kurang.
Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik pasien terdiagnosis mengalami gastritis kronik dengan anemia.
3. Aspek risiko internal : (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien)Pasien bekerja membersihkan lingkungan masjid tidak menentu
waktu nya di karena pasien bertempat tinggal di dalam masjidnya. Pasien tidak mendapatkan penghasilan tambahan dan hanya mendapatkan bantuan dari orang-orang sekitarnya. Sehingga pola makan pasien tidak teratur karena keterbatasan ekonomi, pasien jarang makan hanya 1 -2 kali dalam sehari. Dan pasien tidak mengkonsumsi makanan yang bervariatif hanya dengan tahu dan tempe. Sehingga tidak memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein dan lemak pasien.
4. Aspek psikososial keluarga: (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien)
Pasien tidak memiliki keluarga, karena istri pasien telah meninggal dan pasien tidak mempunyai anak. Apabila pasien sakit tidak ada keluarganya yang mengurusnya. Sehingga pasien mengurus semua kehidupan nya sendirian termasuk dalam mengurus pola makan nya.
5. Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik didalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)
Aktivitas menjalankan fungsi sosial memiliki nilai skala 5, yaitu dalam aktivitas kehidupan sehari-hari tidak ada kesulitan.
Rencana Penatalaksanaan
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil diharapkan
Aspek
personal-Memberikan obat
penghilang rasa mual
dan pusing.
-Memberitahukan
diagnosis yang tepat ke
pasien, bahwa pasien
mengalami anemia
dengan gastritis kronik.
-Memberikan nasihat
dan bimbingan agar
pasien dapat mengerti
dengan kondisi nya yang
sekarang.
Pasien Pada saat di
puskesmas dan
kunjungan rumah
Pasien sudah tidak
merasa mual lagi.
Pasien mengerti
penyakit yang di
deritanya
Pasien dapat
mengurangi
kekhawatiran akan
penyakit yang
dideritanya.
Aspek Kegiatan Saran Waktu Hasil yang diharapkan
Aspek klinik Terapi :
- Omeprazol 20 mg 0-0-1’
- Ranitidin 25 mg 2 x1
- Paracetamol 500 mg 3 x1
- Fe 200 mg 1 x1
Membantu menghitung kebutuhan kalori :
- Kebutuhan kalori Pria = 30kkal/kg
- Berat Badan Ideal Pasien BBI = 48,6 kg
- Keb. Kalori basal = 30 kkal x 48,6 kg = 1.458 kkal
- Aktivitas fisik (AF) = 20% x 1.458 = 291,6 kkal
- Koreksi Gizi = 20% x 1.458 = 291,6 kkal
- Kebutuhan kalori total = KB+AF = 1458 + 291,6 +
291,6 = 2041,2 kkal/hari
Memberitahukan pola makan yang baik kepada
pasien
Makan pagi
Nasi 1 centong
Telor 1 butir
Sayur kankung
Pisang ambon 1 potong
Makan siang
Nasi 1 porsi
Tempe goreng 1 potong
Tahu bacem 1 potong
Sayur bayam 1 porsi
Apel 1 buah
Makan malam
Nasi 1 porsi
Ikan bandeng 1 potong
Sop ayam 1 porsi
Pepaya 1 potong
Pasien Pada saat dipuskesmas Pasien memiliki kesadaran untuk rutin meminum obat
dan menjaga pola makan nya. Dalam perhitungan
kebutuhan kalori pasien dapat tercapai dengan menu
makanan yang seimbang.
Aspek Kegiatan Saran Waktu Hasil yang diharapkan
Aspekrisik
o internal
Mengkonsumsi makanan
4 sehat dan 5 sempurna.
Memberitahukan pasien
untuk berolah raga ringan
secara rutin 15 – 20 menit
sebanyak 3x seminggu
seperti jogging.
Pasien Pada saat pasien
berobat ke
Puskesmas
Pasien dapat menjaga
poal makan nya dan lebih
bervariatif.
Pasien mampu menjaga
kebugaran tubuhnya agar
terjaganya berat badan
pasien dalam kondisi
normal .
Aspek Kegiatan Saran Waktu Hasil yang diharapkan
Aspek
psikososial
keluarga
Memberi pengarahan
kepada orang disekitar
pasien untuk
mengingatkan pasien
untuk terus teratur minum
obat.
Orang
terdekat
pasien
Pada saat
kunjungan ke
tempat tinggal
pasien
Orang terdekat pasien dapat
mengingatkan pasien untuk
meminum obat secara teratur
dan menjaga pola makannya.
Aspek
fungsional
Menyarankan pasien untuk
dapat menjagan kesehatan
badannya, seperti melakukan
olahraga rutin dan mengikuti
pola makan seimbang
Pasien Pada saat di
Puskesmas dan
kunjungan tempat
tinggal pasien.
Pasien dapat meningkatkan
kualitas hidupnya serta
menjaga pola makanan nya.
Analisa Kasus
Aspek PersonalPasien datang karena kesadarannya sendiri ke Puskesmas sebagai
respon terhadap kekhawatiran pasien akan keluhan yang dialaminya, dimana setiap pasien merasakan keluhan pasien datang berobat ke puskesmas. Pasien memiliki harapan untuk melangsungkan hidupnya berdasarkan dari analisis aspek personal pada diri pasien. Dengan rencana penatalaksanaan menjelaskan pada pasien bahwa pasien mengalami gastritis kronik dengan gizi kurang, menjelaskan pada pasien bahwa jangan khawatir terhadap penyakitnya, karena dapat disembuhkan jika diobati dan mengikuti saran dari dokter.
Pasien mengalami perbaikan dalam status kesehatannya dan peningkatan kualitas hidup pasien, pasien juga mampu menghilangkan kekhawatiran akan penyakitnya dengan mengikuti saran-saran yang diberikan oleh dokter.
Aspek KlinikDari hasil anamnesa didapatkan bahwa pasien mempunyai keluhan mual
yang disertai nyeri di bagian ulu hati nya sejak satu hari yang lalu sebelum dating ke puskesmas. Keluhan muncul jika pasien telat makan. Riwayat sering terlambat makan diakui oleh pasien. Sehari pasien makan hanya 1-2 kali. Terkadang pasien sering merasa pusing. Pusing yang dirasakan nya hilang timbul. Sebelumnya pasien juga pernah mengalami keluhan yang serupa akan tetapi hilang dengan obat-obatan warung.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan tidak adanya kelainan, terutama yang mengarah kepada terjadinya gizi kurang, namun didapatkan bahwa BB pasien 44 kg dengan Tinggi Badan 154 cm, sehingga didapatkan IMT pasien adalah 15,9 kg/m2, dimana IMT pasien tersebut termasuk pada gizi kurang.
Rencana penatalakasanaan adalah :Terapi : Omeprazol 20 mg 0-0-1 Ranitidin 25 mg 2 x1
Paracetamol 500 mg 3 x1 Fe 200 mg 1 x1
Gizi : Serta memberikan edukasi mengenai gizi seimbang untuk lansia, misalnya kalori yang dibutuhkan sehari-harinya 2041,2 kkal/ hari. Dengan 3 kali makan besar, 2 kali makan kecil. Dan me,biasakan diri untuk memakan makanan yang lebioh bervariatif.
Aspek Internal
Pasien bekerja untuk membersihkan masjid dari pukul 04.00 sampai pukul 20.00 karena pasien bertempat tinggal di sana. Untuk pola makan, pasien tidak mengkonsumsi makanan yang bervariasi dan bergizi. Pasien hanya makan dengan tahu tempe setiap harinya. Sehingga membuat pasien menjadi sering mengeluh lemas karena kurang masukan gizi lainnya.
Rencana penatalaksanaan adalahGaya hidup :
Sebaiknya pasien bisa beristirahat dengan cukupPola makan :◦ menganjurkan pasien untuk makan 3 kali sehari makan besar, 2 kali makan kecil dan
memperhatikan makanan 4 sehat dan 5 sempurna
Ekonomi :◦ Pasien dianjurkan mencari penghasilan tambahan
Diharapkan pasien tidak merasakan mual dan nyeri di ulu hatinya lagi. Pasien bisa beraktivitas dan mencari penghasilan tambahan untuk bisa membeli makanan yang bervariatif agar gizi pasien terpenuhi.
Aspek Psikososial KeluargaPasien tidak memiliki keluarga lagi karena istri pasien telah meninggal dan pasien
tidak mempunyai anak. Sehingga tidak ada yang memperhatikan kebutuhan dalam memenuhi gizi seimbang pasien.
Rencana penatalaksanaan adalah menganjurkan kepada orang terdekat pasien untuk mengingatkan pasien untuk menjaga dan mengatur pola makan yang baik.
Aspek fungsionalDalam aktivitas menjalankan fungsi sosial, pasien memiliki nilai skala 5, yaitu
dalam aktivitas kehidupan sehari-hari tidak ada kesulitan, sehingga disarankan kepada pasien untuk dapat mempertahankan kesehatan badannya, seperti melakukan olahraga rutin, mengikuti pola makan seimbang, dan makan teratur. Dengan demikian diharapkan kondisi tubuh pasien lebih sehat dan kuat, serta tidak mudah nyeri ulu hati lagi.
Prognosis1. Ad vitam : bonam2. Ad sanationam : bonam3. Ad fungsionam : bonam