Download - Antelmintik - TEO
ANTELMINTIK
dr. Theodorus, MMedSc
Staf Laboratorium Farmakologi
FK Unsri
I. PENDAHULUAN
Lebih kurang 2 milyar manusia & 1 milyarnya terkena askaris Terutama di negara tropis, dan berupa infeksi gabungan Penduduk padat, higiene dan sanitasi, serta penggunaan tinja
sebagai pupuk Status nutrisi anak menurun dan retardasi Penyebab: nematoda, trematoda, dan sestoda Berat ringannya penyakit: Jumlah cacing Lokasi cacing, misalnya kiste di otak Status gizi pasien
PENDAHULUAN
Biologi molekuler dikembangkan: resistensi dan temuan obat baru
Obat-obat yang bekerja secara lokal ataupun secara sistemik
Antelmintik ideal: Efektif dan aman Lebih disukai pemberian oral dng dosis tunggal Stabil dalam waktu cukup lama Mudah didapat djn murah
II. OBAT-OBAT ANTELMINTIK
1. BENSIMIDAZOL Ditemukan pada tahun 1961, ada 3 jenis derivatnya
yaitu mebendazol, albendazol, & tiabendazol Tiabendazol: ring tiazol jarang digunakan Mebendazol: bensimidazol karbamat 1 cacing
gelang Albendazol: bensimidazol karbamat baru nematoda
jaringan dan intestinal, sestoda, penyakit hidatid dan sistiserkosis
1. Bensimidazol
MEKANISME KERJA Menghambat polimerasi mikrotubulus dengan mengikat tubulin
parasit , serta Menghambat fumarat reduktase mitokondria, menurunkan transpor
gula dan pelepasan fosforilasi oksidatif parasit Resistensi terjadi krn penurunan ikatan terhadap tubulin Mebendazol & albendazol: ovisidal Albendazol juga efektif thd kutaneus larva migran Tiabendazol: digunakan secara topikal
1. Bensimidazol
FARMAKOKINETIK Sedikit larut dalam air shg absorpsinya mudah dipengaruhi Tiabendazol: absorpsinya cepat, kadar puncak plasma 1 jam,
diekskkresikan dalam 24 jam Mebendazol: absorpsinya jelek, konsentrasi plasma rendah, 95%
berikatan dng protein, metabolisme di empedu dan sedikit ditemui dalm urin
Albendazol: absorpsinya lbh baik dari mebendazol, meningkat bila ada makanan. Waktu paruh 4-15 jam, 70% berikatan dng protein. Metbolitnya albendazol suilfoksida yang mempunyai aktivitas antelmintik
1. Bensimidazol
INDIKASI1. Tiabendazol : - Kutaneus larva migran - Infeksi S. Serkoralis (saat ini digunakan ivermektin)2. Mebendazol : - Infeksi nematoda, askariasis, enterobiasis,cacing
tambang, trikuriasis & kapilaria Filipinensis3. Albendazol - Infeksi nematoda, kista hidatid, neurosistiserkosis,
dan ekinokokosis
1. Bensimidazol
EFEK SAMPING OBAT (eso) Yang sering berupa gangguan saluran cerna: nausea,
muntah dan anoreksia Albendazol: peningkatan enzim aminotransferase (15%)
dan leukopenia (2%) Tiabendazol: gangguan SSP (mental), hepatotoksik dan
kolelitiasis Mebendazol: nyeri abdomen, distensi, diare, enzim
transferase meningkat & reaksi alergi
1. Bensimidazol
KONTRAINDIKASI Reaksi alergi Wanita hamil Anak < 2 tahun ( Mebendazol)
INTERAKSI OBAT Glukokortikoid dan prazikuantel dpt meningkatkan
kadarnya dlm plasma. Hati-hati bila diberikan bersama dng penghambat sitokrom P-450 hepatik
1. Bensimidazol
PREPARAT & DOSIS Tiabendazol: hanya tersedia dlm bentuk topikal ( kutaneus larva
migran) Mebendazol - Enterobiasis: DT 100 mg, diulangi 2 minggu kemudian - Askaris, trikuris, cacing tambang: 2 X 100 mg (pagi & malam)
selama 3 hari Albendazol - Infeksi nematoda: dosis tunggal (DT) 400 mg - Kista hidatid ( bial kista kecil): 2 X 400 mg selama 28 hari - Neurosistiserkosis: 2 X 400 mg selama 3-28 hari tergantung lokasi kista
2. DIETILKARBAMAZIN
Pendahuluan Suatu derivat piparizin yang merupakan obat lintas pertama untuk
terapi filariasis limfatik dan eosinofilia paru Meski toksisitasnya tinggi drug of choice loiasis Tidak berasa, bau, larut dalam air dan stabil pada keadaan panas
Mekanisme kerja Belum diketahui secara pasti, tetapi kemungkinan kerjanya
mengganggu metabolisme asam arakidonat Dpt mempengaruhi respon imun spesifik dan inflamasi hos, dan
mekanisme kerjanya belum diketahui
2. Dietilkarbamazin
FARMAKOKINETIK Absorpsinya cepat di saluran cerna, konsentrasi puncak
plasma dicapai dalam waktu 1-2 jam; waktu paruh 1-2 jam tergantung pH urin
Lebih dari 50% diekskresikan dalam bentuk utuh baik di urin maupun ekstraurinari, serta akan menurun bila urin bersifat alkalin
Alkalinisasi urin kadar obat dalam plasma meningkat dan waktu paruh memanjang
2. Dietilkarbamazin
INDIKASI Filariasis yang disebabkan W.Bankrofti, B.Timori, dan O.
Vovulus Loiasis yang disebabkan Loa-loa
KONTRAINDIKASI Penderita yang mendapat obat ini harus menghindari
daerah dimana Onkoserkiasis & Loiasis endemik Dosisnya harus diturunkan pada penderita gangguan
ginjal dan urin alkalin
2. Dietilkarbamazin
EFEK SAMPING OBAT (ESO) Yg berat jarang terjadi dan menghilang dalam beberapa
hari setelah pengobatan di stop. Gejalanya berupa anoreksi, nause, muntah & sakit kepala
ESO utama krn respon baik langsung atau tidak langsung dari hos thd hancurnya mikrofilaria reaksi imunologi berupa reaksi lokal spt limadenitis, abses, dan ulserasi, dan reaksi sistemik berupa demam, sakit kepala dan lesu
Dapat menginduksi perdarahan retina dan ensefalitis berat pada penderita Loiasis berat
Efek samping obat
Reaksi Manzotti (limadenitis, gatal, kulit kemerahan, takikardia dan sakit kepala) pada penderita Onkoserkiasis yang terjadi beberapa jam setelah pengobatan
INTERAKSI OBAT Sampai saat ini belaum banyak diketahui
2. Dietilkarbamazin
PREPARAT DAN DOSIS Infeksi W. Bankrofti, B. Malayi dan B. Timori
Dewasa: Hari I: 50 mg; hari II: 3 X 50 mg, hari III: 3 X 100 mg; hari ke 4-21: 3 X 2 mg/kgBB/hari
Anak-anak: hari I: 25-50 mg, hari II: 3 X 25-50 mg; hari III: 3 X 50-100 mg; hari ke 4-21: 3 X 2 mg/kgBB/hari
3. IVERMEKTIN
PENDAHULUAN Ditemukan pada tahun 70an, merupakan avermektin
B1a (abemektin) semisintetik kontrol nematoda dan artrofoda binatang
FDA (1996) merekomendasikan: onkoserkiasis, filariasis, dan strongiloidiasis pada manusis
Program ComDT (Commnunity Directed Treament) menekan prevalens filariasis 75-80% di tahun 2020
3. Ivermektin
MEKANISME KERJA Bekerja pada glutamate gated CT channel paralisis
tonik imobilisasi Menyebabkan menurunnya mikrofilaria di kulit dan mata
dalam waktu 6 –12 bulan Efektif pada perkembangan larva dan memblok
perkembangan mikrofilaria dari uterus cacing betina dewasa
3. Ivermektin
FARMAKOKINETIK Konsentrasi puncak plasma dalam waktu 4-5 jam, waktu
paruhnya 57 jam rendahnya bersihan sistemik dan besarnya volume distribusi
93% berikatan dengan protein plasma Oleh CYP3A4 dirubah menjadi metabolitnya yang
kebanyakan berupa demitilat dan hidroksilat Meskipun hidrofilik kadar diotak kecil ESO kecil Ditemukan dalam bentuk utuh dan dirubah dalam urin
3. Ivermektin
Indikasi Onkoserkiasis Filariasis limfatik Infeksi nematoda intestinal Kutaneus larva migran
Kontraindikasi Wanita hamil dan anak-anak < 5 tahun Meningitis Pasien infeksi gabungan dng Loiasis ESO berat
3. Ivermektin
ESO Biasanya ditolerir dng baik; dapat menimbulkan Reaksi
Manzotti biasanya ringan berupa gatal dan pembengkakan, pembesaran nodus limfatikus (5-35% kasus)hilang dlm beberapa hari, diatasi dng pemberian aspirin dan antihistamin
Interaksi Obat Tidak boleh diberikan bersama obat-obatan yg menekan
SSP. Interaksi dng obat-obat yg dimetabolisme oleh CYP3A4 belum dievaluasi
3. Ivermektin
Preparat dan Dosis Onkoserkiasis: Dewasa dan anak-anak > 5 tahun: DT
150 g /kgBB setiap 6 atau 12 bulan
Filariasis limfatik: Dewasa dan anak-anak > 5 tahun: DT 200 – 400 g/kgBB/tahun ditambah albendazol 400 mg/tahun
Infeksi nematoda: Dewasa dan anak-anak > 5 tahun: DT 150g/KgBB
4. PIPERAZIN
Merupakan suatu siklik amin sekunder, terhadap A. lumbrikoides dan E. vermikularis
MEKANISME KERJA Bekerja pada reseptor GABA agonis yang menimbulkan paralisa
flaksid otot cacing dikeluarkan dari tubuh oleh peristaltik.
Menyebabkan hiperpolarisasi dan menurunkan eksitabilitas otot cacing
4. Piperazin
FARMAKOKINETIK Absorpsinya cepat di usus kecil, kadar puncak plasma
dicapai dalam waktu 2 – 4 jam Lebih kurang 20% dieksresikan dalam urine dalam
bentuk utuh.
INDIKASI Askariasis Enterobiasis
4. Piperazin
ESO Paling sering berupa iritasi saluran cerna. Dapat juga
terjadi gangguan neurologik sementara dan adanya reaksi urtikaria
Pada dosis letal konvulsi dan depresi pernafasan
5. Prazikuantel
Devirat pirazinoiso-kuinolin yang efektif terhadap sestoda, trematoda dan skistosoma
MEKANISME KERJA
Obat ini bekerja dengan 2 cara yaitu : Pada konsentrasi kecil aktivitas mulkulus meningkat(dengan
cara meningkatkan permeabilitas membran terhadap Ca) kontraksi dan paralisis spastik.
Pada konsentrasi besar kerusakan tegumen. Tegumen parasit diduga tempat kerja obat ini, dengan cara meningkatkan Ca-influks.
5. Prazikuantel
FARMAKOKINETIK Absorpsinya baik disaluran cerna, dan konsentrasi
puncak plasma dicapai dalam waktu 1-2 jam. Efek farmakokinetiknya berhubungan dengan dosis
pemberian. Mengalami metabolisme lintas pertama metabolit in-
aktif 80%berikatan dengan protein plasma, dan waktu
paruhnya 0,8-3 jam. ± 70% dalam bentuk metabolit ditemukan dalam urin
5. Prazikuantel INDIKASI Skistosomiasis Klornosiasis dan opistorsiasis Paragonimiasis Taniasis
ESO Paling sering timbul setelah pemberian langsung berupa nyeri perut dan
nausea, sakit kepala, dan mengantuk (beberapa jam-1 hari) serta berkaitan dengan dosis pemberian.
Efek tidak langsung capat berupa demam,gatal,urtikatia, mialgia,dan artralgia.
Pada neurosistiserkosis dapat terjadi meningismus,kejang dan adanya pleositosis dicairan serebrospinalis (2-3 hari)
5. Prazikuantel
KONTRAINDIKASI Wanita hamil dan anak-anak < 4 tahun Sistiserkosis okuler Pengendara atau pengguna mesin Tidak boleh diberikan bersama antikonvulsan
INTERAKSI OBAT Simetidin mengantagonis efeknya. Ketersediaan=hayatinya
menurun bila dibeerikan bersam dengan karbamazepin,frenotoin,fenobarbital,serta deksametason
5. Prazikuantel
PREPARAT DAN DOSIS Skistosomiasis
Dewasa dan Anak-anak > 4 tahun : dosis tunggal 40mg/kgBB atau dengan dosis terbagi 3X290mg/kgBB dengan interval 4-6 jam
Klonorsiasis dan opistorsiasis
Dewasa dan Anak-anak > 4 tahun : 3X20mg/kgBB/hari selama 2 hari
Taneasis
Dewasa dan Anak-anak > 4 tahun : dosis tunggal 10-15mg/kgBB dan diulangi pada hari ke 7 atau ke 10
6. Pirantel Pamoat
Oksantel pamoat adalah sauatu m-oksifenol yang merupakan analog dari pirantel yang terbukti efektif terhadap trikuris
MEKANISME KERJA Bekerja dengan menghambat depolarisasi neuromuskular aktivasi
persisten reseptor nikotinik asetilkolin paralisis spastik Juga bekerja dengan cara menghambat kolinesterase Pirantel efektif terhadap cacing tambang, cacing gelang,dan
enterobiasis sedangkan oksantel hanya untuk trikuris
FARMAKOKINETIK Absorpsinya disaluran ceerna jelek dan tidak komplet Sebagian besar diekskreiksikan melalui tinja.
6. Pirantel pamoat
INDIKASI Askaris dan enterobiasis (alternatif thd mebendazol) A. duodenalis dan N. amerikanus T. trikiura
KONTRAINDIKASI Wanita hamil dan anak < 2 tahun Hati-hati pemberiannya pada penderita dng gangguan
hati
6. Pirantel pamoat
ESO Yang sering terjadi berupa gangguan saluran cerna spt
anoreksia, mual-muntah, diare, sakit kepala, kulit kemerahan serta demam
Dapat terjadi peningkatan SGOT untuk sementara
INTERAKSI OBAT Tidak boleh diberikan bersama dng piperazin karena akan menimbulkan efek antagonistik
6. Pirantel pamoat
PREPARAT DAN DOSIS
Askaris dan Enterobiasis Dewasa dan anak-anak > 2 tahun: dosis tunggal 11
mg/kgBB (maksimal 1 gram)
A. duodenale dan N. amerikanus Dewasa dan anak-anak > 2 tahun: dosis tunggal 11
mg/kgBB (maksimal 1 gram) tetapi untuk infeksi yang berat diberikan selama 3 hari berturut-turut
7. METRIFONAT
Suatau organofosfat yang awalnya sebagai insektisida, baru-baru akhir ini digunakan sebagai antelmintik utk skistosomiasis hematobium
Merupakan pro-drug yang dirubah menjadi diklorvos suatu penghambat kolienesterase poten
Kadar puncak plasma diklorvos dicapai dalam waktu 1 jam, waktu paruhnya 1,5-2 jam
Alternatif terhadap prazikuantel krn efektifitasnya rendah ESO berupa vertigo ringan, nausea, lassitude dan kolik
serta berhubungan erat dng dosis pemberian
8. NIKLOSAMID
Merupakan suatu salisilanilid berhalogen yg digunakan untuk taneasis
Sebagai alternatif thd prazikuantel
9. OKSAMNIKUIN Merupakan suatu derivat 2-aminometiltetrahidrokuinolin
sebagai alternatif untuk terapi skistosomiasis Efektif hanya untuk S. mansoni
9. Oksamnikuin
Mekanisme kerja belum diketahui, diduga menyebabkan paralisa otot dng mempengaruhi pengikatan DNA
ESO yang sering terjadi berupa sakit kepala, mual, diare, dan nyeri perut
Dapat terjadi perubahan warna urin (orange) Dikontraindikasikan pada wanita hamil
TERIMA KASIH