APLIKASI MARKETING SYARIAH DI PEGADAIAN SYARIAH
(Studi Di Kantor Cabang Pegadaian Syariah
Kota Jambi)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Hukum Ekonomi Syariah
Pada Fakultas Syariah
Oleh :
Milsisi
SHE.162063
DOSEN PEMBIMBING:
FAUZI MUHAMMAD, S.Ag., M.Ag
PIDAYAN SASNIFA, SH., M.Sy
FAKULTAS SYARIAH
JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
ii
PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Milsisi
NIM : SHE.162063
Jurusan : Hukum Ekonomi Syariah
Fakultas : Syariah
Alamat : Desa Medan Seri Rambahan Kec.Tebu Ulu Kab.Tebo
Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsi yang berjudul: “APLIKASI
MARKETING SYARIAH DI PEGADAIAN SYARIAH (Studi Di Kantor Cabang
Pegadaian Syariah Kota Jambi)” adalah hasil karya pribadi yang tidak
mengandung plagiarisme dan tidak berisi materi yang dipublikasikan atau ditulis
orang lain, kecuali kutipan yang telah disebutkan sumbernya sesuai dengan
ketentuan yang dibenarkan secara ilmiah.
Apabila pernyataan ini tidak benar, maka penulis siap mempertanggung
jawabkannya sesuai hukum yang berlaku dan ketentuan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi, termasuk pencabutan gelar yang saya peroleh dari skripsi ini.
Jambi, April 2020
Yang Menyatakan,
Milsisi
SHE.162063
iii
Pembimbing I : Fauzi Muhammad M.Ag
Pembimbing II : Pidayan Sasnifa., SH.,M.Sy
Alamat : Fakultas Syariah UIN STS Jambi
Jl. Jambi- Muara Bulian KM. 16 Simp. Sei Duren
Jaluko Kab. Muaro Jambi 31346 Telp. (0741) 582021
Jambi, April 2020
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Syariah
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di JAMBI
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Assalamualaikum wr wb.
Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka skripsi saudari
Milsisi, SHE. 162063 yang berjudul:“ APLIKASI MARKETING SYARIAH DI
PEGADAIAN SYARIAH (Studi kasus di Kantor Cabang Pegadaian Syariah Kota
Jambi)”Telah disetujui dan dapat diajukan untuk dimunaqasahkan guna melengkapi
syarat-syarat memperoleh gelar sarjana starata satu (S1) dalam program studi Hukum
Ekonomi Syariah Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
Demikianlah, kami ucapkan terima kasih semoga bermanfaat bagi kepentingan
Agama, Nusa dan Bangsa.
Wassalamualaikum wr wb.
Pembimbing I Pembimbing II
Fauzi Muhammad M.Ag Pidayan Sasnifa., SH.,M.Sy
NIP. 197410232003121003 NIP. 197004202000032002
iv
v
Pembimbing I : Fauzi Muhammad M.Ag
Pembimbing II : Pidayan Sasnifa., SH.,M.Sy
Alamat : Fakultas Syariah UIN STS Jambi
Jl. Jambi- Muara Bulian KM. 16 Simp. Sei Duren
Jaluko Kab. Muaro Jambi 31346 Telp. (0741) 582021
Jambi, 30 April 2020
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Syariah
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di JAMBI
NOTA DINAS
Assalamualaikum wr wb.
Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka skripsi saudari
Milsisi , SHE. 162063 yang berjudul:“ APLIKASI MARKETING SYARIAH DI
PEGADAIAN SYARIAH (Studi Kasus Di Kantor Cabang Pegadaian Syariah Kota
Jambi)”Telah disetujui dan dapat diajukan untuk dimunaqasahkan guna melengkapi
syarat-syarat memperoleh gelar sarjana starata satu (S1) dalam program studi Hukum
Ekonomi Syariah Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
Demikianlah, kami ucapkan terima kasih semoga bermanfaat bagi kepentingan
Agama, Nusa dan Bangsa.
Wassalamualaikum wr wb.
Pembimbing I Pembimbing II
Fauzi Muhammad M.Ag Pidayan Sasnifa., SH.,M.Sy
NIP. 197410232003121003 NIP. 197004202000032002
vi
MOTTO
إن أطيب الكسب كسب التجاز الري إذا حدثىا لم يكربىا و إذا ائتمنىا لم يخىنىا و إذا وعدوا
لم يخلفىا و إذا اشتسوا لم يرمىا و إذا باعىا لم يطسوا و إذا كان عليهم لم يمطلىا و إذا كان
.(لهم لم يعسسوا
Artinya:“Sesungguhnya sebaik-baik penghasilan ialah penghasilan para pedagang
yang mana apabila berbicara tidak bohong, apabila diberi amanah tidak
khianat, apabila berjanji tidak mengingkarinya, apabila membeli tidak
mencela, apabila menjual tidak berlebihan (dalam menaikkan harga),
apabila berhutang tidak menunda-nunda pelunasan dan apabila menagih
hutang tidak memperberat orang yang sedang kesulitan.” (HR. Al-Baihaqi).
vii
ABSTRAK
Marketing Syariah adalah sebuah disiplin strategis yang mengarahkan proses
penciptaan, penawaran, dan perubahan values dari satu inisiator kepada
stakeholder-nya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan
prinsip-prinsip muamalah Islam. Pegadaian syariah merupakan salah satu badan
usaha di Indonesia yang secara resmi mempunyai ijin untuk melaksanakan
kegiatan lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke
masyarakat atas dasar hukum gadai.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aplikasi (penerapan) marketing syariah
di Pegadaian Syariah Cabang Kota Jambi, kendala yang dihadapi dalam aplikasi
(penerapan) marketing syariah di Pegadaian Syariah Cabang Kota Jambi, dan
solusi yang dilakukan oleh marketing di Pegadaian Syariah Cabang Kota Jambi.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan
penelitian kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah terdiri dari data
primer dan data sekunder yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara,
dokumentasi, dan literature lainnya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil dan kesimpulan sebagai
berikut : Pertama, aplikasi (penerapan) marketing syariah di Pegadaian Syariah
Cabang Kota Jambi bersandar pada empat pilar, yaitu: pasar sasaran, kebutuhan
pelanggan, pemasaran terpadu, dan profitabilitas. Dimana cara yang dilakukan
dengan cara menumbuhkan kepercayaan nasabah lebih ke reliabilitas yang bisa
diandalkan,memberikan perhatian personal pada nasabah tertentu atau biasa kita
sebut sebagai nasabah prioritas, Kedua Adapun kendala yang dihadapi dalam
aplikasi (penerapan) marketing di pegadaian syariah kota jambi dimana
marketing kesulitan dalam menawarkan produk dari pegadaian syariah karena
kebanyakan nasabah menanyakan tentang dalil dari produk tersebut dan meminta
penjelasan yang detail tentang bunga dan denda. Ketiga, Solusi yang dilakukan
oleh marketing di pegadaian syariah cabang kota jambi yaitu dengan upgrade
regulasi, update SDM, dan Edukasi masyarakat tentang gadai syariah
memperkenalkan atau mensosialisasikan produk yang ditawarkan suatu
perusahaan melalui berbagai macam media dan cara. Tetapi dalam
mempromosikan suatu produk harus mengedepankan kejujuran.
Kata Kunci :Aplikasi, Marketing Syariah, Pegadaian Syariah
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul Aplikasi Marketing Syariah Di Pegadaian Syariah(Studi Kasus Di Kantor
Cabang Pegadaian Syariah Kota Jambi) Kemudian tak lupa penulis kirimkan
sholawat teriring salam kepada nabi besar Muhammad SAW. Yang telah memberi
kita petunjuk dari alam kejahilan menuju alam yang terang benderang seperti
yang kita rasakan sekarang ini, yang disinari dengan iman dan Islam. Skripsi ini
disusun sebagai sumbangan pemikiran terhadap perkembangan ilmu dan
memenuhi sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar serana strata satu (S1)
pada Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini, penulis telah berusaha
semaksimal mungkin untuk kesempurnaan skripsi ini, namun karena keterbatasan
ilmu pengetahuan yang penulis miliki, sehingga masih terdapat kejanggalan dan
kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan
ribuan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H. Suaidi Asyari, MA. Ph. D, Sebagai Rektor Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Bapak Dr. Sayuti Una, S.Ag.,MH sebagai Dekan Fakultas Syariah Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Agus Salim, S.Th.I.,MA.,M.IR.,Ph sebagai Wakil Dekan Bidang
Akademik dan Kelembagaan
ix
4. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, SH,M.Hum sebagai Wakil Dekan Bidang
Administrasi Umum Perencanaan dan Keuangan
5. Bapak Dr. H. Ishak, SH.,M.Hum sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
dan Kerjasama.
6. Bapak Rasito, SH., M.Hum dan Ibu Pidayan Sasnifa, SH., M.Sy sebagai Ketua
dan Sekretaris Prodi Hukum Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
7. Bapak Fauzi Muhammad M.Ag dan Ibu Pidayan Sasnifa, SH., M.Sy sebagai
pembimbing I dan Pembimbing II skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu Dosen, Asisten Dosen dan Seluruh Karyawan/Karyawati
Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
9. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung
maupun tidak langsung.
Di samping itu, disadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu diharapkan kepada semua pihak untuk dapat
memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada Allah SWT.
Kita memohon ampunan-Nya, dan kepada manusia kita memohon kemaafannya.
Semoga amal kebajikan kita dinilai seimbang oleh Allah SWT.
x
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kehadiran Allah SWT karena sudah
menghadirkan orang-orang berarti disekeliling saya.Yang selalu memberi semangat
dan doa, sehingga skripsi saya ini dapat diselesaikan dengan baik.
Dengan ini saya persembahkan karya ini untuk Ayahanda (Suardi ) dan ibunda
(Ratnawati ), beliaulah yang senantiasa mendo’akan setiap saat, memberikan
motivasi, dukungan serta membuat saya semangat untuk menyeselsaikan skripsi ini
Terimakasih selanjutnya untuk adik saya Ica Kurnia dan Raka Albarra yang
senantiasa membuatku bersemangat untuk cepat menyelesaikan perkulihan ini agar
menjadi orang sukses dan menjadi contoh yang baik untuk adik-adik ku.
Teruntuk orang special( JN) yang sudah banyak membantuku dalam menyelesaikan
tugas akhir ini.terimakasih Banyak kuucapkan untukmu yang selama ini sudah mau
menemani ku dan selalu memberi support untuk menyelesaikan skripsi ini.
Kemudian untuk sahabat-sahabat ku yang sangat kusayangi yang selama ini bersama
sama menemani perjalanan jenjang akademisiku dikampus yaitu Kholi Astuti dan
marni,terimakasih sudah banyak memberikan cerita dalam hidupku.Dan tak lupa
teman teman kelas ku HES A angkatan 2016 yang banyak berbagi pengalaman dan
juga cerita yang telah kita lalui selama lebih kurang 4 tahun ini.
Teruntuk teman sekaligus keluarga di prodi Hukum Ekonomi Syariah,teman KKN
Posko 39 Desa Bedaro kab. Bungo, yang senasib, seperjuangan dan
sepernanggungan, terima kasih atas canda tawa dan solidaritas yang sangat luar biasa
dan tak kulupakan sahabat-sahabatiku di PMII Komisariat Uin STS jambi yang
seperjuangan dengan ku yang telah banyak memberikan ilmu dan pengalaman
didalam berorganisasi.
Terimakasih juga saya ucapkan kepada seluruh pihak yang terlibat dalam kesuksesan
di hidup saya,mohon maaf tidak dapat saya sebutkan satu-persatu. Semoga ALLAH
SWT. Selalu membalas kebaikan kalian semua (Aamiin ya Rabb).
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................
PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR .................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................................... iv
MOTTO .......................................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
PERSEMBAHAN ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 8
D. Batasan Masalah ................................................................................... 9
E. Kerangka Teori ..................................................................................... 10
F. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 32
BAB II METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian ............................................................. 38
B. Pendekatan dan Sifat Penelitian ........................................................... 38
C. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 38
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 39
E. Teknik Analisis Data ............................................................................ 41
F. Sistematika Penulisan ........................................................................... 42
G. Jadwal Penelitian .................................................................................. 43
BAB III GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH CABANG
KOTA JAMBI
A. Profil Pegadaian Syariah Cabang Kota Jambi
1. Sejarah Pegadaian Syariah dan Perkembangannya .............................. 44
2. Letak Geografis Pegadaian Syariah Cabang Kota Jambi…………… 46
B. Visi dan misi Pegadaian Syariah Cabang Kota Jambi ......................... 47
xii
C. Struktur Organisasi Syariah Cabang Kota Jambi ................................. 48
D. Kegiatan Dan Produk Syariah Cabang Kota Jambi ............................. 50
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Aplikasi Marketing Syariah Di Kantor Cabang Pegadaian Syariah
Kota Jambi ............................................................................................ 56
B. Kendala Yang Dihadapi Dalam Aplikasi Marketing Syariah Di Kantor
Cabang Pegadaian Syariah Kota Jambi ................................................ 62
C. Solusi Dalam Aplikasi Marketing Syariah Di Kantor Cabang Pegadaian
Syariah Kota Jambi .............................................................................. 67
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................... 69
B. Saran .............................................................................................................. 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pemasaran atau dalam bahasa Inggrisnya lebih dikenal dengan sebutan
marketing, istilah tersebut sudah sangat dikenal dikalangan pebisnis. Pemasaran
mempunyai peran penting dalam peta bisnis suatu perusahaan dan berkontribusi
terhadap strategi produk, strategi harga, strategi penyaluran/ distribusi, dan
strategi promosi.
Sedangkan Pemasaran dalam pandangan Islam merupakan suatu
penerapan disiplin strategis yang sesuai dengan nilai dan prinsip syariah. Ide
mengenai Pemasaran Syariah ini sendiri dicetuskan oleh dua orang pakar di
bidang Pemasaran dan Syariah. Mereka adalah Hermawan Kertajaya, salah satu
dari lima puluh orang guru yang telah mengubah masa depan dunia pemasaran
bersama-sama dengan Philip Kotler, dan Muhammad Syakir Sula, salah satu dari
enam pemegang gelar profesional ahli Asuransi Syariah juga Batasa Tazkia
sebuah Konsultan Syariah yang cukup dikenal dikalangan perbankan dan
Asuransi Syariah. Mereka memberikan definisi untuk Pemasaran Syariah
(Marketing Syariah), adalah sebagai berikut:
Sharia Marketing is a strategic business discipline that directs the process
of creating, offering, and changing value from one initiator to its
stakeholders, and the whole process should be in aaccordance with
muamalah principles in Islam.
Jika diterjemahkan pengertian dari Sharia Marketing di atas adalah sebagai
berikut; Marketing Syariah adalah sebuah disiplin strategis yang mengarahkan
proses penciptaan, penawaran, dan perubahan values dari satu inisiator kepada
stakeholder-nya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan
prinsip-prinsip muamalah Islam.
Menurut M.Syakir Sula ada 4 karakteristik syariah marketing yang
menjadi panduan bagi pemasar yaitu : Teitis (rabbaniyah), etis (akhlaqiyyah),
realistis (al-waqi’iyyah), dan humanistis (insaniyyah). Dalam pemasaran syariah
meyakini bahwa perbuatan yang dilakukan seseorang akan diminta pertanggung
jawabannya kelak. Selain itu, marketing syariah juga mengutamakan nilai nilai
akhlaq dan moral didalam pelaksanaannya.1
Pemasaran adalah salah satu kegiatan perekonomian dalam perekonomian
yang membantu dalam menciptakan nilai ekonomi. Nilai ekonomi itu sendiri
menentukan harga barang dan jasa. Pemasaran menjadi penghubung antara
kegiatan produksi dan konsumsi.
Pemasaran merupakan ruh dari sebuah institusi bisnis. Semua orang yang
bekerja dalam institusi tersebut adalah marketer yang membawa intergritas,
identitas, dan image perusahaan. Sebuah institusi yang menjalankan Pemasaran
Syariah adalah perusahaan yang tidak berhubungan dengan bisnis yang
mengandung unsur-unsur yang dilarang menurut syariah, yaitu bisnis judi, riba,
dan produk-produk haram. Namun, walaupun bisnis perusahaan tersebut tidak
berhubungan dengan kegiatan bisnis yang diharamkan, terkadang taktik yang
digunakan dalam memasarkan produk-produk mereka masih menggunakan cara-
cara yang diharamkan dan tidak etis.
1 Hermawan Kertajaya dan M.Syakir Sula, Syariah Marketing, (Bandung: Mizan, 2006),
hlm 28.
3
Konsep Pemasaran Syariah sendiri sebenarnya tidak berbeda jauh dari
konsep pemasaran yang kita kenal. Konsep pemasaran yang kita kenal sekarang,
pemasaran adalah sebuah ilmu dan seni yang mengarah pada proses penciptaan,
penyampaian, dan pengkomunikasian values kepada para konsumen serta
menjaga hubungan dengan para stakeholders-nya. Namun pemasaran sekarang
menurut Hermawan juga ada sebuah kelirumologi yang diartikan untuk
membujuk orang belanja sebanyak-banyaknya atau pemasaran yang pada
akhirnya membuat kemasan sebaik-baiknya padahal produknya tidak bagus atau
membujuk dengan segala cara agar orang mau bergabung dan belanja. Bedanya
adalah Pemasaran Syariah mengajarkan pemasar untuk jujur pada konsumen atau
orang lain. Nilai-nilai syariah mencegah pemasar terperosok pada kelirumologi itu
tadi karena ada nilai-nilai yang harus dijunjung oleh seorang pemasar.
Pemasaran Syariah bukan hanya sebuah pemasaran yang ditambahkan
syariah karena ada nilai-nilai lebih pada Pemasaran Syariah saja, tetapi lebih
jauhnya pemasaran berperan dalam syariah, dan berperan dalam pemasaran.
Pemasaran berperan dalam syariah diartikan perusahaan yang berbasis syariah
diharapkan dapat bekerja dan bersikap profesional dalam dunia bisnis, karena
dengan profesionalitas dapat menumbuhkan kepercayaan kosumen. Syariah
berperan dalam pemasaran bermakna suatu pemahaman akan pentingnya nilai-
nilai etika dan moralitas pada pemasaran, sehingga diharapkan perusahaan tidak
akan serta merta menjalankan bisnisnya demi keuntungan pribadi saja ia juga
harus berusaha untuk menciptakan dan menawarkan bahkan dapat merubah suatu
4
values kepada para stakeholders-nya sehingga perusahaan tersebut dapat menjaga
keseimbangan laju bisnisnya sehingga menjadi bisnis yang sustainable.
Dalam marketing syariah, bisnis yang disertai keikhlasan semata mata
hanya untuk mencari keridhaan Allah, maka seluruh bentuk transaksinya insya
Allah menjadi ibadah dihadapan Allah. Ini akan menjadi bibit dan modal dasar
baginya untuk tumbuh menjadi bisnis yang besar, yang memiliki spiritual brand,
yang memiliki charisma, keunggulan, dan keunikan yang tak tertandingi. Dari
semua kegiatan bisnis hendaklah selaras dengan moralitas dan nilai utama yang
digariskan oleh Al-Qur‟an. Al-Qur‟an menegaskan bahwa setiap kegiatan dan
transaksi hendaknya ditujukan untuk tujuan hidup yang lebih mulia. Begitu juga
dengan perusahaan, kejujuran harus menjadi landasan manajemen untuk mencapai
keberkahan usahanya.2
Pegadaian merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara, yang
bergerak dalam bidang jasa pemberian kredit berdasarkan hukum gadai, artinya
pemberian pinjaman kepada nasabah berdasarkan penyerahan barang agunan atau
barang jaminan.
Kredit yang diperoleh dari pegadaian sebagian besar untuk memenuhi
kebutuhan yang mendesak seperti untuk biaya pendidikan, pengobatan, sandang,
pangan, ataupun berwira usaha.3 Dengan kata lain pengertian dari usaha gadai
adalah “kegiatan menjaminkan barang-barang berharga kepada pihak tertentu,
2 Abdullah Amrin, Asuransi Syariah,( Jakarta:PT Elex Komputindo), hlm 215.
3 Fatmawati Gina, Hubungan kualitas pelayanan dengan kepuasan nasabah Jurnal, Hlm. 2
5
guna memperoleh sejumlah uang dan barang yang dijaminkan akan ditebus
kembali sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan lembaga gadai”.4
Perum Pegadaian dapat menunjukkan kinerja yang sangat memuaskan dan
menjadi salah satu perusahaan yang tidak begitu berpengaruh oleh krisis Akan
tetapi konsep operasional pegadaian pun juga menggunakan sistem bunga yang
sangat dilarang dalam syariah Islam. Praktek ini dapat dilihat ketika nasabah yang
meminjam uang yang menggadaikan barangnya dibeban kan untuk
mengembalikan pokok pinjaman plus sewa modal (bunga). Bunga di Pegadaian
dihitung per 15 hari, dan apabila ada keterlambatan maka nasabah dibebankan
untuk membayar bunga dua kali lipat, dan begitu seterusnya per 15 hari Namun
hal itu tidak perlu dikhawatirkan lagi, karena sekarang ini selain terdapat
pegadaian konvensional, beroperasi pula pegadaian syariah yang memang
didirikan oleh Perum Pegadaian.
Dalam istilah syari‟ah pegadaian sering disebut dengan istilah rahn,
rahn menurut bahasa berarti al-tsubut dan al-habs yaitu penetapan dan penahanan.
Adapun kegiatan gadai syariah(rahn) ini telah diatur dan disahkan oleh MUI yaitu
dalam fatwa DAN-MUI Nomor :25/DSN-MUI/III/2002, jadi kegiatan gadai
syariah ini halal dilakukan oleh siapapun karena telah disahkan oleh Dewan
Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia.
Gadai dalam fiqh Islam sering disebut dengan rahn merupakan salah satu
bentuk yang terdapat dalam perjanjian hutang-piutang, yang berhutang kepada
pemberi hutang hanya sebatas pada penguasaan hak milik sementara saja sebelum
4 Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, ( Jakarta: Rajawali Pers 2014 ) Hlm. 231.
6
hutangnya dilunasi, namun setelah adanya pelunasan, barang itu seutuhnya
kembali menjadi milik yang berhutang.
Di dalam sebuah perusahaan diperlukan marketing yang baik untuk
menarik nasabah dalam sebuah perusahaan tersebut. Pemasaran atau marketing
ialah suatu rangkaian kegiatan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan
konsumen. Caranya dengan membuat produk, menentukan harganya, tempat
penjualannya dan mempromosikan produk tersebut kepada para konsumen.
Pegadaian Syariah Cabang Kota Jambi terletak di Kec. Jelutung Kota
Jambi. Keberadaan Pegadaian Syariah sangat membantu masyarakat yang
mayoritas muslim untuk dapat melakukan transaksi gadai tanpa adanya unsur riba
di dalamnya. Pengetahuan masyarakat tentang keberadaan Pegadaian Syariah
masih sangat kurang. Karena pegadaian syariah saat ini terbilang baru dan
kantornya pun belum terlalu banyak dan dikenal oleh masyarakat.
Berdasarkan wawancara dengan ibu Maryam selaku nasabah pegadaian
syariah kota Jambi beliau mengatakan:5
“Untuk marketing di pegadaian syariah cabang kota Jambi sangat aktif dan
selalu melayani nasabah dengan baik, marketingnya juga jujur sehingga
saya sudah percaya dengan produk yang ditawarkan, hanya saja menurut
saya untuk untuk marketing di pegadaian syariah untuk jumlah marketing
nya yang biasa saya temui itu hanya 1 orang.”
Dalam menarik nasabah memang tidak hanya dipengaruhi oleh strategi
pemasaran namun ada faktor lain, diantara nya seperti kebutuhan nasabah yang
mendesak yang membutuhkan proses pencairan yang cepat, nasabah yang
5 Wawancara : Maryam, Selaku nasabah Pegadaian Syariah Kota Jambi, tanggal 27
Februari 2020.
7
menginginkan transaksi gadai tanpa adanya unsur ribawi (bunga) di dalamnya,
dan lain sebagainya.
Berdasarkan wawancara dengan ibu Anggi selaku nasabah Pegadaian
Konvensional yang mengatakan sebagai berikut :
“Selama ini selalu melakukan transaksi gadai di Pegadaian konvensional
tersebut karena selain prosesnya cepat dan mudah juga lokasinya mudah
dijangkau, alasan lain nya juga karena ibu Anggi kurang tau mengenai
mekanisme yang ada di pegadaian syariah”6
Tanpa adanya unsur membandingkan yang bersifat materiil/konsumtif
untuk mengetahui kelebihan atau pun kekurangan salah satu lembaga keuangan,
Pada pegadaian syariah proses keseimbangan dua belah pihak antara penggadai
dan yang menggadaikan lebih dipertimbangkan dari pada pegadaian
konvensional, karena menggunakan prinsip al-mudharabah.
Tabel 1.1 (Jumlah Nasabah di CPS Jelutung)
No Nama Produk Jumlah Nasabah
(2017)
Jumlah
Nasabah (2018)
Jumlah
Nasabah (2019)
1 Rahn 1.250 1.314 1.346
2 Arrum Haji 28 20 31
3 Arrum Emas Baru 40 65 84
4 Arrum Emas 18 2 0
5 Arrum BPKB 39 46 60
6 Amanah 27 55 50
7 Mulia Ultimate 21 0 23
8 Emasku 2 0 0
Total 1.425 1.502 1.612
6 Ibu Anggi, nasabah Pegadaian Konvensional Kota Jambi, Wawancara 26 Agustus 2019.
8
Sumber: Annual Report Cabang Pegadaian Syariah Kota Jambi.
Dari tabel 1.1 dapat diketahui bahwa kurun waktu 3 tahun yaitu dari tahun
2017-2019 perkembangan jumlah nasabah relative mengalami peningkatan. Hal
ini mengindikasikan bahwa pada awalnya masyarakat belum mengenal dan begitu
tertarik dengan adanya produk-produkyang ditawarkan oleh pegadaian syariah,
tetapi seiring berjalannya waktu masyarakat mulai tertarik dan banyak yang
menggunakan produk yang ditawarkan pegadaian syariah.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti
tentang ”Aplikasi Marketing Syariah Di Pegadaian Syariah (Studi Kasus Di
Kantor Cabang Pegadaian Syariah Kota Jambi)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat diperoleh pokok masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana aplikasi (Penerapan) marketing syariah di kantor cabang
Pegadaian Syariah Kota Jambi ?
2. Apa kendala dalam aplikasi (penerapan) marketing syariah di kantor cabang
Pegadaian Syariah Kota Jambi ?
3. Apa solusi dalam aplikasi (penerapan) marketing syariah di kantor cabang
Pegadaian Syariah Kota Jambi ?
C. Batasan Masalah
Agar pembahasan ini tepat pada sasaran dan tidak terlalu meluas serta
tidak menyalahi sistematika penulisan karya ilmiah sehingga membawa hasil yang
di harapkan, maka dalam penelitian ini penulis hanya membahas mengenai
9
aplikasi marketing syariah di pegadaian syariah dalam melakukan tugasnya untuk
menawarkan produk yang ada di Pegadaian Syariah Cabang Kota Jambi 2017-
2019.
D. Tujuan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penulis dalam melakukan penelitian ini mempunyai tujuan tertentu yang
ingin dicapai sebagai pemecahan masalah yang dihadapi. Berdasarkan pokok
masalah diatas, adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
a. Ingin mengetahui aplikasi ( Penerapan) marketing syariah di Kantor Cabang
Pegadaian Syariah Kota Jambi
b. Ingin mengetahui kendala dalam aplikasi (penerapan) marketing syariah di
Kantor Cabang Pegadaian Syariah Kota Jambi
c. Ingin mengetahui solusi dalam aplikasi (penerapan) marketing syariah di
Kantor Cabang Pegadaian Syariah Kota Jambi
2. Kegunaan Penelitian
a. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah wawasan
dan dapat mengembangkan kreatifitas dan pengetahuan dalam masalah
marketing dan gadai yang sesuai dengan prinsip syariah.
b. Bagi universitas, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan
ilmiah di perpustakaan dan juga dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi
mahasiswa yang meneliti masalah yang sejenis.
10
c. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran kepada masyarakat umum khusus nya di Kota Jambi tentang
pegadaian syariah.
E. Kerangka Teori
1. Konsep Marketing Syariah
a. Pengertian Marketing Syariah
Marketing (pemasaran) menurut peter F.Drucker, yang disebut sebagai
guru manajemen, mengatakan bahwa pemasaran bukanlah sekedar perluasan dari
penjualan. Pemasaran adalah kesuluruhan bisnis yang dilihat dari sudut pandang
hasil akhir yang dicapai, yaitu sudut pandang pelanggan. Kemudian Drucker juga
menyebutkan bahwa dalam setiap bisnis, hanya pemasaran dan inovasi yang
menghasilkan pendapatan, yang lain hanya mendapatkan biaya.
Salah satu definisi pemasaran yang cukup “ formal ” dikalangan pakar
pemasaran di Amerika, dari organisasi professional pemasaran, berbunyi :
“Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan kosepsi,
penentuan harga, promosi, dan pendistribusian barang, jasa, dan ide untuk
menciptakan pertukaran dengan kelompok yang dituju, dimana proses ini dapat
memuaskan pelanggan dengan tujuan perusahaan.7
M. Syakir Sula mendefinisikan pemasaran syariah sebuah disiplin bisnis
strategi yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan value
dari suatu inisiator kepada stokeholders, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai
dengan akad dan prinsip muamalah (bisnis) dalam Islam. Syakir mengungkapkan
7 Muhammad Syakir Sula, FIIS, Asuransi Syariah: Konsep dan sistem operasional,
(Jakarta: Gema Insani, 2002) hlm 419.
11
definisi itu dengan merujuk pada definisi yang disepakati pakar marketing dunia.
Kemudian mendasarkan pada kaidah fiqih dalam Islam, yaitu: “Pada dasarnya
semua bentuk muamalah (bisnis) boleh dilakukan kecuali ada dalil yang
mengharamkannya”.
Kata kunci dalam pemasaran syariah adalah bahwa dalam seluruh proses,
baik proses penciptaan, proses penawaran maupun proses perubahan nilai, tidak
boleh ada hal hal yang bertentangan dengan akad dan prinsip muamalah dalam
Islam. Karena itu Allah mengingatkan agar senantiasa menghindari perbuatan
zalim dalam bisnis termasuk dalm proses penciptaan, penawaran, dan proses
perubahan nilai dalam pemasaran.
Maka oleh karenanya proses marketing meliputi baik aspek mental
maupun aspek fisik. Mental dalam arti bahwa para penjual harus mengetahui apa
yang diinginkan para pembeli dan pembeli harus pula mengetahui apa yang dijual
dan fisik dalam arti bahwa benda-benda harus dipindahkan ke tempat-tempat
dimana mereka dibutuhkan pada waktu mereka dibutuhkan.8
b. Landasan Hukum Marketing Syariah
1. Al-Qur‟an
Dalam mempromosikan sesuatu tidak mengandung penipuan. Selama
unsur tersebut tidak banyak dan tidak sengaja, hal itu dapat dimaklumi. Suatu
keharusan bagi seorang pemimpin dalam perusahaannya adalah kejelian dalam
memilih orang-orang yang menangani harta kekayaan umum, pemimpin harus
8 Winardi, Azas-Azas Marketing ( Bandung:Alumni,1980), hlm 4.
12
memastikan dahulu kriteria supaya pengawasan kekayaan umum terhindar dari
penyelewengan. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur‟an :
Artinya: “Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu Termasuk orang- orang
yang merugikan;dan timbanglah dengan timbangan yang lurus. dan
janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu
merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan.”9
Maksud ayat diatas adalah untuk memerintahkan agar menyempurnakan
takaran dan timbangan, dan melarang untuk mengurangi takaran dan timbangan
yakni mengurangi hak-hak orang lain.
Islam telah mengharamkan setiap hubungan bisnis yang mengandung
kezaliman dan mewajibkan terpenuhinya keadilan yang teraplikasikan dalam
setiap hubungan kontrak-kontrak bisnis dalam melakukan pemasaran. Segala
sesuatu yang baik adalah komponen dari keadilan, segala sesuatu yang buruk
adalah komponendari kezaliman dan penindasan. Firman Allah SWT dalam Al-
Qur‟an :
Artinya : ”Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku adil terhadap
orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula)
mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang Berlaku adil.”10
9 Q.S. Ash-Shua‟ra (26) : 181-183.
10 Q.S Al-Mumtahanah (60):8.
13
Maksud ayat diatas adalah dimana tidak ada larangan untuk berbuat baik
kepada orang non muslim yang tidak memusuhi karena keislaman kita, dan juga
harus senantiasa berbuat adil kepada siapapun termasuk dalam melakukan
transaksi. Sesungguhnya Allah mencintai orang yang berbuat adil.
2. Hadist
Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang
membantu dalam menciptakan nilai ekonomi. Nilai ekonomi itu sendiri
menentukan harga barang dan jasa. Faktor penting dalam menciptakan nilai
tersebut adalah produksi, pemasaran dan konsumsi. Pemasaran menjadi
penghubung antara kegiatan produksi dan konsumsi.
a. H.R Al-Baihaqi
إن أطيب الكسب كسب التجاز الري إذا حدثىا لم يكربىا و إذا ائتمنىا لم يخىنىا و إذا وعدوا لم
يمطلىا و إذا كان لهم يخلفىا و إذا اشتسوا لم يرمىا و إذا باعىا لم يطسوا و إذا كان عليهم لم
.(لم يعسسوا
Artinya:“Sesungguhnya sebaik-baik penghasilan ialah penghasilan para pedagang
yang mana apabila berbicara tidak bohong, apabila diberi amanah tidak
khianat, apabila berjanji tidak mengingkarinya, apabila membeli tidak
mencela, apabila menjual tidak berlebihan (dalam menaikkan harga),
apabila berhutang tidak menunda-nunda pelunasan dan apabila menagih
hutang tidak memperberat orang yang sedang kesulitan.” (HR. Al-Baihaqi).
3. Ijma‟
Dari sudut pandang ijma‟, para ulama pun bersepakat dengan ijma‟ atas
dibolehkannya wakalah (perwakilan). Para ulama bahwa ada yang cenderung
mensunahkannya dengan alasan bahwa hal tersebut termasuk jenis ta’awun atau
tolong menolong atas dasar kebaikan dan takwa.
b. Fungsi dan Tujuan Marketing
1. Fungsi Marketing
14
Dalam proses mentransfer hak milik dapat membedakan dua macam
fungsi marketing yaitu membeli dan menjual. 11
a) Penjualan(Selling)
Tugas pokok marketing adalah mempertemukan penjual dan pembeli. Hal
ini dapat dilakukan secara langsung atau melalui para wakil mereka.
Fungsi penjualan mencakup sejumlah fungsi tambahan yaitu :
1. Fungsi perencanaan dan pengembangan produk
2. Fungsi Mencari Kontak (contactual function)
3. Fungsi Penciptaan Penawaran (demand creation)
4. Fungsi mengadakan perundingan (negoation)
5. Fungsi Kontraktuil (the contractual function)
b) Pembelian ( Buying)
Fungsi pembelian meliputi aktifitas-aktivitas dalam rangka mengassemblir
benda-benda pada penguasaan serta hak milik tunggal.
1) Fungsi Penggandaan Secara Fisik (Functions Of Physical Supply)
Transfer produk secara fisik dari produsen ke konsumen dilaksanakan
melalui aktivitas-akativitas yang sangat dispesialisasi serta teknis dalam bidang
pengangkatan dan penyimpanan.
2) Fungsi Pemberian Jasa( The Facilitating Functions)
Ada empat macam fungsi yang tercakup yaitu :12
a) Permodalan
b) Menerima resiko
11
Ibid, hlm 17. 12
Ibid, hlm 23.
15
c) Mengumpulkan
d) Komunikasi
e) Penafsiran informasi pasar
f) Standarisasi
2. Tujuan Marketing Syariah
Adapun tujuan pemasaran dalam perilaku konsumen, yaitu:
a) Menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial;
b) Untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit;
c) Untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan;
d) Untuk menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar;
e) Membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing;
f) Membentuk citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan.
Tujuan pemasaran syariah tidak dapat dipisahkan dari tujuan syariah. Manusia
tidak hanya dipandang sebagai produsen dan konsumen, tetapi juga menyandang
tanggung jawab sebagai khalifah di muka bumi, yang bertugas mengontrol dan
mengelola bumi.13
Ahmad mengemukakan dua tujuan marketing syariah yaitu :
1. Kesesuaian dengan prinsip prinsip hukum Islam
2. Mencapai tujuan ekonomi dan social dari peradaban Islam
Menurut Arham, tujuan marketing syariah yaitu :
1. Untuk membawa teori pemasaran maju ke dunia baru, di mana teori
pemasaran modern saling terkait dengan ajaran Islam.
2. Pemasaran syariah harus ambil bagian dalam mewujudkan keadilan sosial.
13
Hardius Usman, Nurdin Sobari, Emil Azman Sulthani, Islamic Marketing: Sebuah
Pengantar, ( Depok : Rajawali Pers, 2020), hlm 27.
16
c. Prinsip-Prinsip dan Karakteristik Marketing Syariah
1. Prinsip marketing syariah
Dalam bukunya Hermawan Kertajaya dan Sakir Sula mengatakan bahwa
untuk mengkonsep sebuah marketing syariah harus mengetahui tentang prinsip-
prinsip marketing syariah. Menurut mereka prinsip marketing syariah, yaitu:14
a) Be Respectful to Your Competitors ( Menghormati pesaing)
Dalam menjalankan syariah marketing, perusahaan harus memperhatikan
cara mereka menghadapi persaingan usaha yang serba-dinamis. Jadi ketika
persaingan usaha yang dihadapi semakin ketat dan kadang bersifat kotor,
perusahaan harus mempunyai kekuatan moral untuk tidak terpengaruh oleh
permainan bisnis seperti itu.
b) The Emergence of Customers Global Paradox (Darurat pelanggan paradox
global)
Di era globalisasi seperti sekarang, masyarakat menjalani kehidupannya
secara paradoks. Paradoks yang terjadi ini mengharuskan kita untuk fokus
terhadap apa yang terpenting dalam aktivitas sehari-hari. Bagi umat beragama,
globalisasi membawa banyak manfaat dan peluang, karena itu kita mesti belajar
satu sama lain tanpa meninggalkan jati diri kita.
c) Develop A Spiritual-Based Organization (Mengembangkan organisasi
berbasis spiritual)
The Body Shop yang didirikan oleh Anita Roddick, merupakan
perusahaan kosmetik yang pernah terpilih sebagai Company if the Year pada
tahun 1987, merupakan perusahaan yang sukses berkat nilai dan prinsip dasar
14
Hermawan Kertajaya, Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, hlm 192.
17
yang dianut perusahaannya. The Body Shop mempunyai prinsip kejujuran, yang
ditunjukkan dengan memberikan value yang sesuai kepada pelanggan dari
produk-produk yang dihasilkan. Apa yang dilakukan Anita Roddick ini pada
dasarnya adalah penerapan nilai-nilai spiritual dalam perusahaan. Dengan
menerapkan spiritual-based organization, mereka selalu menyampaikan pesan-
pesan kepada bawahannya untuk menjadikan dunia sebagai tempat yang lebih
baik dengan mengedepankan kerendahan hati dan kejujuran, bahkan ketika
mereka telah menjadi pengusaha sukses.
d) View Market Universally (Melihat pasar secara universal)
Segmentasi adalah seni mengidentifikasi serta memanfaatkan peluang-
peluang yang muncul di pasar. Segmentasi memungkinkan perusahaan untuk
lebih fokus dalam mengalokasikan sumber daya. Dengan cara-cara yang kreatif
dalam membagi-bagi pasar ke dalam beberapa segmen, perusahaan dapat
menentukan di mana mereka harus memberikan pelayanan terbaik dan di mana
mereka mempunyai keunggulan kompetitif paling besar.
e) Target Customer‟s Heart and Soul (Mentargetkan konsumen hati dan jiwa)
Targeting adalah strategi mengalokasikan sumber daya perusahaan secara
efektif, karena sumber daya yang dimiliki terbatas. Dengan menentukan target
yang akan dibidik, usaha kita akan lebih terarah.
f) Build A Belief System (Membangun sistem kepercayaan)
Positioning adalah strategi untuk merebut posisi dibenak konsumen,
sehingga strategi ini menyangkut bagaimana membangun kepercayaan,
keyakinan, dan kompetensi bagi pelanggan. Dan untuk perusahaan berbasis
18
syariah, membangun kepercayaan berarti menunjukkan komitmen bahwa
perusahaan syariah itu menawarkan sesuatu yang lebih jika dibandingkan
perusahaan non-syariah.
f) Differ Yourself with A Good Package of Content and Context ( Berbeda
dengan paket konten dan konteks)
Diferensiasi didefinisikan sebagai tindakan merancang seperangkat
perbedaan yang bermakna dalam tawaran perusahaan. Diferensiasi bisa berupa
content (dimensi diferensiasi yang merujuk pada value yang ditawarkan kepada
pelanggan), dan context (dimensi yang merujuk pada cara anda menawarkan
produk).
h) Practice A Relationship-Based Selling (Mempraktikkan penjualan berbasis
hubungan)
Selling yang dimaksud di sini adalah bagaimana memaksimalkan kegiatan
penjualan sehingga dapat menciptakan situasi yang win-win solution bagi si
penjual dan pembeli. Dalam melakukan selling, perusahaan tidak hanya
menyampaikan fitur-fitur dari produk dan jasa yang ditawarkan saja, melainkan
juga keuntungan dan bahkan solusi dari produk dan jasa tersebut.
i) Use A Spiritual Brand Character (Menggunakan karakter merk spiritual)
Dalam pandangan syariah, Brand yang baik adalah yang mempunyai
katakter yang kuat. Dan bagi perusahaan atau produk yang menerapkan syariah
marketing, suatu brand juga harus mencerminkan karakter-karakter yang tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah atau nilai-nilai spiritual. Beberapa
karakter yang bisa dibangun untuk menunjukkan nilai spiritual ini bisa
19
digambarkan dengan nilai kejujuran, keadilan, kemitraan, kebersamaan,
keterbukaan, dan universalitas.
m) Create A Noble Cause ( Membuat tujuan mulia)
Inspirasi adalah tentang impian yang hendak dicapai yang akan
membimbing perusahaan sepanjang perjalanannya untuk mewujudkan goals
perusahaan tersebut. Maka, dalam perusahaan berbasis syariah marketing,
penentuan visi dan misi tidak bisa terlepas dari makna syariah itu sendiri, dan
tujuan akhir yang ingin dicapai. Tujuan akhir ini harus bersifat mulia, lebih dari
sekedar keuntungan finansial semata.
n) Develop An Ethical Corporate Culture (Mengembangkan budaya
perusahaan yang etis)
Budaya perusahaan menggambarkan jati diri perusahaan tersebut. Hal ini
tercermin dari nilai-nilai yang dianut oleh setiap individu di perusahaan dan
perilakunya ketika menjalankan proses bisnisnya. Budaya perusahaan yang sehat
adalah budaya yang diekspresikan oleh setiap karyawannya dengan hati terbuka
dan sesuai dengan nilai-nilai etika.
Berikut ini adalah beberapa budaya dasar dalam sebuah perusahaan berbasis
syariah:15
1) Budayakan mengucapkan salam
2) Murah hati, bersikap ramah, dan melayani
3) Cara busana nuansa syariah
4) Lingkungan kerja bersih
15
http://erikaika15.blogspot.com/2020/04/prinsip-prinsip-marketing-syariah.html
20
q) Information Technology Allows Us to be Transparent ( Tekhnologi informasi
memungkinkan kita untuk transparan)
Perubahan adalah suatu hal yang pasti akan terjadi. Oleh karena itu,
perubahan perlu disikapi dengan cermat. Kekuatan perubahan terdiri dari lima
unsur: perubahan tekhnologi, perubahan politik legal, perubahan sosial-kultural,
perubahan ekonomi, dan perubahan pasar. Dalam hal ini lebih menekankan pada
dampak perubahan tekhnologi. Akar terjadinya segala perubahan - baik perubahan
sosial, politik, ataupun ekonomi – adalah karena adanya inovasi terus-menerus di
bidang tekhnologi.
o) Measurement Must Be Clear and Transparents (Pengukuran harus jelas dan
transparan)
Prinsip yang terakhir adalah bagaimana membangun organisasi/institusi
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Dalam perusahaan syariah harus
mempunyai sistem umpan balik yang bersifat transparan. Sistem umpan balik ini
memeriksa tentang kepuasan akan terpenuhinya kebutuhan ketiga steak-holders
utamanya. Transparansi berarti bahwa ketiga steak-holders utama itu harus
mendapatkan informasi yang sejelas dan sejujur mungkin dari perusahaan.
Ada sembilan etika pemasar, yang akan menjadi prinsip-prinsip bagi
syariah marketer dalam menjalankan fungsi-fungsi pemasaran, yaitu:
a. Memiliki kepribadian spiritual (takwa)
b. Berperilaku baik dan simpatik (Shidq)
c. Berperilaku adil dalam bisnis (AlAdl)
d. Bersikap melayani dan rendah hati (Khidmah)
21
e. Menempati janji dan tidak curang
f. Jujur dan terpercaya (Al-Amanah)
g. Tidak suka berburuk sangka (Su’uzh-zahnn)
h. Tidak suka menjelek-jelekkan (Ghibah)
i. Tidak melalukan sogok (Riswah)
Selain itu ada lima hal sifat yang harus dimiliki oleh seorang marketer
yaitu:
a. Shiddiq (benar dan jujur): seorang pemasar sifat shiddiq haruslah menjiwai
seluruh prilakunya dalam melakukan pemasaran, dalam berhubungan dengan
pelanggan, dalam bertransaksi dengan nasabah, dan dalam membuat
perjanjian dengan mitra bisnisnya.
b. Amanah (terpercaya, kredibel): artinya dapat dipercaya, bertanggung jawab,
dan kredibel, juga bermakna keinginan untuk memenuhi sesuatu sesuai
dengan ketentuan. Diantara nilai yang terkait dengan kejujuran dan
melengkapinya adalah amanah.
c. Fathanah (cerdas): dapat diartikan sebagai intelektual, kecantikan atau
kebijaksanaan. Pemimpin yang fathanah adalah pemimpin yang memahami,
mengerti dan menghayati secara mendalam segala hal yang menjadi tugas dan
kewajiban.
d. Tabligh (komunikatif): artinya komunikatif dan argumentatif. Orang yang
memiliki sifat ini akan menyampaikannya dengan benar dan dengan tutur kata
yang tepat. Berbicara dengan orang lain dengan sesuatu yang mudah
dipahaminya, berdiskusi dan melakukan presentasi bisnis dengan bahasa yang
22
mudah dipahami sehingga orang tersebut mudah memahami pesan bisnis yang
ingin kita sampaikan.
e. Istiqamah artinya konsisten, yaitu seorang pemasar syariah dalam praktik
pemasarannya selalu istiqamah dalam penerapan aturan syariah. Kelima sifat
ini merupakan sifat-sifat Nabi Muhammad Saw yang sudah sangat dikenal tapi
masih jarang diimplementasikan khususnya dalam dunia bisnis.
2. Karakteristik marketing syariah
Sula dan Kartajaya (2006) dan Arham (2010) mengemukakan terdapat
empat karakteristik utama dari marketing syariah, yaitu teistis, etis, realistis, dan
humanistik. Berikut akan ditinjau masing-masing karakteristik tersebut.16
a. Teistis (Rabbaniyah)
Salah satu ciri khas syariah marketing yang tidak dimiliki dalam
pemasaran konvensional yang di kenal selama ini adalah sifatnya yang religius
(diniyyah).Kondisi seperti ini tercipta karena tidak keterpaksaan, tetapi berangkat
dari kesadaran akan nilai-nilai religius, yang di pandang penting dan mewarnai
aktivitas pemasaran agar tidak terperosok kedalam perbuatan yang dapat
merugikan orang lain. Jiwa seorang syariah marketer meyakini bahwa hukum-
hukum syariat yang teistis atau bersifat ketuhanan ini adalah hukum yang paling
adil, paling sempurna, paling selaras dengan segala bentuk kebaikan, paling dapat
mencegah segala bentuk kerusakan dan paling mampu mewujudkan kebenaran.
Menurut Sula dan Kartajaya, marketing syariah harus dapat memasukkan
semanagat Islam dalam semua asfek kegiatan pemasaran, dari perencanaan
16
Hardius Usman, Nurdin Sobari, Emil Azman Sulthani, Op. Cit., hlm.19.
23
sampai pelayanan purna jual. Dengan kata lain, kegiatan pemasaran harus
dilakukan dalam nilai nilai yang ditetapkan oleh ajaran Islam.17
b. Etis (Akhlaqiyyah)
Keistimewaan yang lain dari syariah marketer selain karena teitis
(rabbaniyyah), juga karena sangat mengendapkan maslah akhlak(moral, etika)
dalam seluruh aspek kehidupannya. Sifat etis ini merupakan turunan dari sifat
teistis (rabbaniyyah) di atas. Dengan demikian syariah marketing adalah konsep
pemasaran yang sangat mengendapkan nilai-nilai moral dan etika, tidak peduli
apa pun agamanya. Karena nilai-nilai moral dan etika adalah nilai yang bersifat
universal yang di ajarkan oleh semua agama.
c. Realistis (Al-waqi’iyyah)
Islam adalah agama yang realistis. Syariah marketing bukanlah konsep
yang eksklusif ,fanatis, anti-modernitas dan kaku. Syariah marketer adalah para
pemasar profesional dengan penampilan yang bersih,rapi,dan bersahaja,apa pun
model atau gaya berpakaian yang di kenakannya. Jadi syariah marketer bukanlah
berarti para pemasaran yang harus berpenampilan ala bangsa Arab dan
mengharamkan dasi karena dianggap merupakan simbol masyarakat barat.
Dalam sudut pandang pemasaran, bersikap realistis dapat diartikan
kesempatan bagi kreativitas. Bagiamanapun juga dalam pemasaran modern,
produk senantiasa mengikuti kebutuhan pasar. Marketing Syariah tinggal
17
Ibid, hlm 20.
24
mengkaji apakah kebutuhan pasar tersebut sesuai dengan ajaran Islam atau
tidak.18
d. Humanistis (Al-insaniyyah)
Keistimewaan syariah marketing yang lain adalah sifatnya yang
humanistis universal. Pengertian Humanistis (Al-insaniyyah) adalah bahwa
syariah diciptakan untuk manusia agar derajatnya terangkat,sifat kemanusiaannya
terjaga dan terpelihara. Dengan memiliki nilai humanistis maka akan menjadi
manusia yang terkontrol, dan seimbang (tawazun), bukan manusia yang serakah,
yang menghalalkan segala cara untuk meraih keuntungan yang sebesar-besarnya.
Bukan menjadi manusia yang bisa bahagia diatas penderitaan orang lain atau
manusia yang hatinya kering dengan kepedulian sosial.
Syariah islam adalah syariah humainistis (insaniyyah), yang di ciptakan untuk
manusia sesuai dengan kepastiannya tanpa menghiraukan ras, warna kulit,
kebangsaan, dan status.
e. Marketing Syariah Yang Dilarang Islam
1. Menjual produk haram
Komoditas yang dijual Muslim haruslah produk yang halal. Seseorang
muslim yang menjual produk haram, sekalipun tidak mengkonsumsinya secara
langsung, sesungguhnya akan mengonsumsi melalui profit dari hasil penjualan
produk haram tersebut. 19
2. Mempermaikan harga
18
Ibid, hlm 21. 19
Ibid, hlm 45.
25
Islam mengajarkan manusia untuk menyerahkan ketetapan harga pada
mekanisme pasar. Berkaitan dengan harga, Rasulullah melarang umatnya untuk
melakukan praktek monopoli dan melakukan pemblokiran barang.
3. Mematikan pesaing
Persaingan sangat dibutuhkan oleh perusahaan. Persaingan ini
menyebabkan perusahaan berlomba lomba memberikan yang terbaik kepada
konsumen. Dalam Islam Menganggap pesaing sebagai pihak lawan yang harus
dimatikan karena dapat menghambat laju perusahaan itu tidak boleh, karena Islam
mengajarkan asas-asas persaudaraan sesama manusia.
4. Melakukan penipuan
Penipuan dalam perdagangan biasanya mempunyai tujuan untuk menjual
barang lebih tinggi daripada nilai sesungguhnya dari produk. Salah satu caranya
adalah dengan mengurangi kuantitas dan kualitas dari produkyang dijual.
Tindakan berbuat curang dengan mengurangi timbangan ini sangat dilarang dalam
Islam.20
5. Mengucapkan sumpah palsu
Salah satu etika yang menunjukan bahwa Islam tidak menghalalkan segala
cara untuk mendapat profit adalah melarang untuk mengucapkan sumpah palsu
untuk produknya laris terjual. Sumpah palsu merupakan upaya manusia untuk
mengukuhkan penipuannya. Dalam Islam penipuan sudah dilarang apalagi
ditambah untuk mengukuhkannya. Menjadikan konsumen sebagai objek untuk
20
Ibid, hlm 51.
26
mencapai target penjualan semata, dimana konsumen terkadang dirugikan dengan
janji yang yang berbeda dengan realitas.
6. Tidak Berperilaku Adil
Pebisnis Mulsim tidak boleh bersifat diskriminatif pada konsumen,
pekerja, atau rekan kerja. Pelayanan konsumen harus diberikan sebagaimana
seharusnya, begitu pula terhadap pekerja dan rekan kerja, perjanjian yang dibuat
harus berlaku secara umum sesuai aturan yang berlaku.21
2. Konsep Pegadaian Syariah
a. Terminologi Gadai Syariah
1) Pengertian Gadai Syariah
Gadai dalam bahsa arab disebut Rahn. Menurut bahasa, rahn berarti
penahanan suatu benda sebagai suatu jaminan, dalam suatu hutang, yang mungkin
dapat dibayarkan dengan benda tersebut. Tindakan ini dibolehkan dan ditegaskan
dalam al-qur,an “ beri dan terimalah janjinya”. Rasulallah s.a.w, dalam
perdagangan dengan orang yahudi mengenai gandum, memberikan baju lapisnya
sebagai jaminan pembayaranya. Hal itu diakui oleh semua ahli hukum dan halal
seperti halnya memberikan tanggungan.
Gadai Menurut UU Perdata pasal 1150, adalah suatu hak yang diperoleh
seseorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan
kepadanya oleh seorang yang berhutang atau oleh seorang lain atas dirinya, dan
yang memberikan kekuasaan kepada orang yang berpiutang itu untuk mengambil
pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan daripada orang yang berpiutang
21
Ibid, hlm 57.
27
lainnya, dengan pengecualian biaya yang telah dikeluarkan, untuk menyelamatkan
setelah barang itu digadaikan, dan biaya-biaya yang mana harus didahulukan.
Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang berpiutang atas
suatubarang bergerak yang diserahkan kepadanya oleh seorang berutang atau
orang lain atas namanya dan yang memberikan kekuasaan kepada yang berpiutang
untuk mengambil pelunasan dari barang itu secara didahulukan dari pada orang
berpiutang lainnya, kecuali biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya
penyelamatannya setelah barang itu digadaikan adalah biaya-biaya mana harus
didahulukan. Dalam istilah bahasa Arab, gadai di istilahkan dengan alrahn berarti
al-tsubut dan al-habs yaitu penetapan dan penahanan. Menurut istilah syara‟, yang
dimaksud dengan rahn adalah akad yang objeknya menahan barang terhadap
sesuatu hak yang mungkin diperoleh bayaran dengan sempurna darinya. Gadai
syariah (rahn) merupakan menahan salah Satu harta milik nasabah (rahin) sebagai
barang jaminan (marhun) atas hutang atau pinjaman (marhun bih) yang
diterimanya. Marhun tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak
yang menahan atau penerima gadai (murtahin) memperoleh jaminan untuk dapat
mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya. Berdasarkan definisi di
atas, disimpulkan bahwa rahn itu merupakan suatu akad utang piutang dengan
menjadikan barang yang memiliki nilai harta menurut pandangan syara‟sebagai
jaminan marhun bih, sehingga rahin boleh mengambil marhun bih.22
Pegadaian adalah badan usaha yang meminjamkan uang dengan menerima
barang bergerak sebagai jaminan, pada umumnya terdiri atas perhiasan, kendaraan
22
Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Cetakan 1(Jakarta
:Gema Insani Press dengan Tazkia Institute, GIP, 2001.) hlm. 128.
28
bermotor atau barang rumah tangga.Sedangkan Pegadaian syariah adalah
Pegadaian yang dalam menjalankan operasionalnya berpegang pada prinsip
syariah.23
a) Menurut sayid sabiq
Menurut istilah syara‟, gadai atau rahn didefinisikan oleh sayid sabiq yang
mengutip pendapat hanafiah sebagai berikut:
Sesungguhnya rahn adalah menjadikan benda yang memiliki nilai harta dalam
pandangan syara‟ sebagai jaminan untuk utang, dengan ketentuan dimungkinkan
untuk mengambil semua utang, atau mengambil sebagiannya dari
benda(jaminan)tersebut.
b) Menurut Syafi‟iyah
Sebagaimana dikutip oleh wahbah zuhaili, memberikan definisi gadai
sebagai berikut:
Gadai adalah menjadikan suatu benda sebagai jaminan untuk utang,dimana utang
tersebut bisa dilunasi (dibayar) dari benda (jaminan) tersebut ketika pelunasannya
mengalami kesulitan.24
Al-rahn adalah bentuk transaksi yang menjadikan barang berharga sebagai
jaminan utang(almarhun).dalam pinjam-meminjam atau utang-piutang si pemilik
uang (al-murtahin) dibenarkan meminta jaminan kepada peminjam uang(al-rahin)
dalam bentuk barang berharga.25
23
Andrian Sutedi, Hukum Gadai Syariah, (Bandung: ALFABETA, 2011), hlm 91. 24
Ahmad Wardi Muslich,Fiqh Muamalat. (Jakarta:Amzah,Cet Ke 3,2015), hlm 287. 25
H.E.Hassan Saleh, Kajian Fiqih Nabawi & Fiqh Kontemporer, (Jakarta: Rajawali Pers,
2008), hlm 391.
29
b. Landasan Hukum Gadai
1. Al-Qur‟an
Dalam pandangan hukum islam gadai dimasukkan pada perbuatan yang
jaiz atau boleh dilakukan oleh umat manusia. Sebagaimana firman Allah dalam
Al-Qur‟an:
Artinya:”Dan jika kamu dalam perjalanan sedang kamu tidak mendapatkan
seorang penulis, maka hendaklah ada barang jaminan yang dipegang.
Tetapi, jika sebagian kamu memercayai sebagian yang lain, hendaklah
yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (utangnya) dan hendaklah ia
bertakwa kepada Allah, Tuhannya. Dan janganlah kamu menyembunyikan
kesaksian karena barang siapa menyembunyikan, sungguh, hatinya kotor(
berdosa). Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”26
Ayat tersebut menjelaskan tentang kebolehan melakukan gadai ketika
bermuamalat yang tidak bisa diselesaikan secara tunai pada jangka waktu tertentu
dengan menghadirkan beberapa saksi yang siap menyebutkan kesaksiannnya bila
terjadi perselisihan diantara kedua belah pihak yang melaksanakan transaksi.
2. Hadist
ه وسلم اشتشي طعاما من هىد إل أجل وسهنه دسعا من حذ عل صل الل ذ أن النب
Artinya: “Sesungguhnya, Nabi shallallahu „alaihi wa sallam membeli bahan
makanan dari seorang yahudi dengan cara berutang, dan beliau
menggadaikan baju besinya.”(H.R Bukhari dan Muslim)
بنفقته‚اراكانمسهوناعنابنهسسة‚عنالنبصلاللهعلهوسلم‚قال:لبنالدسحلب
.وعلالرسكبوحلبالنفقة‚‚والظهسبنكببنفقته‚اراكانمسهونا
26
Al- Baqarah (2):283.
30
Artinya: “dari Abu Hurairah R.A dari Nabi SAW, Beliau bersabda: susu hewan
perah, diperah sebab nafkahnya apabila digadaikan. Binatang kendaraan
juga dikendarai sebab nafkahnya apabila digadaikan dan terhadap yang
mengendarai dan memerahnya, wajib memberi nafkahnya”. 27
ه وسلم بخبض شعش وإهالة ع عل عنه أنه مش إل النب صل الل الل سنخة ن أنس سض
دسعا له عنذ هىد بالمذنة وأخز منه شعشا لهله سهن ولقذ
Artinya : “Anas Ibn Malik suatu saat mendatangi Rasulullah dengan membawa
roti gandum dan sungguh Rasulullah SAW telah menangguhkan baju besi
kepada orang Yahudi di Madinah ketika beliau mengambil (meminjam)
gandum dari orang Yahudi tersebut untuk keluarga Nabi.”
3. Ijma‟
هن ف الجملة جىاص لش ا الإجماع لمسلمىنفأجمع عل وأم
Artinya : ”Mengenai dalil ijma', ummat Islam sepakat (ijma') bahwa secara garis
besar akad rahn (gadai/penjaminan utang) diperbolehkan.”
c. Rukun Dan Syarat Gadai
1) Rukun
Gadai memiliki empat unsur, yaitu rahin, murtahin, marhu , dan marhun
bih. Rahin adalah orang yang memberikan gadai, murtahin adalah orang yang
menerima gadai, marhun atau rahn adalah harta yang digadaikan untuk menjamin
utang,dan marhun bih adalah utang.
2) Syarat-syarat gadai
1. Syarat Aqid.
2. Syarat Sighat
3. Syarat Marhun
4. Syarat Marhun Bih
27
Abdul Ghofur Anshori, Perbankan syariah di Indonesia, (Yogyakarta:Gajah Mada
University Press, 2007), hlm 159.
31
Adapun akad dalam pegadaian syariah:
a) Akad Rahn. Rahn yang dimaksud adalah menahan harta milik si peminjam
sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya, pihak yang menahan
memperoleh jaminan untuk mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya.
Dengan akad ini Pegadaian menahan barang bergerak sebagai jaminan atas utang
nasabah.
b) Akad Ijarah Yaitu akad pemindahan hak guna atas barang dan atau jasa
melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan
atas barangnya sendri. Melalui akad ini dimungkinkan bagi Pegadaian untuk
menarik Biaya Ijarah atas penyimpanan dan pemeliharaan barang bergerak milik
nasabah / Rahin yang telah melakukan akad.
c) Melalui akad Rahn, Nasabah (Rahin) mendapat pembiayaan / pinjaman
(qard) pada akad ini nasabah dibebani biaya administrasi untuk menutup cost
proses pencairannya. (fee penaksiran barang, pengganti ATK, dll) kemudian
sebagai jaminannya, nasabah menyerahkan barang bergerak dan selanjutnya
Pegadaian menyimpan dan merawatnya di tempat yang telah disediakan oleh
Pegadaian. Akibat yang timbul dari proses penyimpanan adalah timbulnya biaya-
biaya yang meliputi nilai investasi tempat penyimpanan, biaya perawatan dan
keseluruhan proses kegiatannya. Atas dasar ini dibenarkan bagi Pegadaian
mengenakan biaya (biaya ijarah) kepada nasabah sesuai jumlah yang disepakati
oleh kedua belah pihak.
32
3. Standarisasi Marketing Syariah di Pegadaian Syariah Secara Umum
a. Komunikasi Interpersonal
Menjadi perantara antara perusahaan dan publik, diwajibkan untuk
terampil dalam hal berkomunikasi. Harus mampu berkomunikasi dengan berbagai
macam klien maupun customer dan melalui berbagai media. Jadi, bukan hanya
komunikasi verbal face to face yang harus dikuasi, melainkan juga komunikasi
verbal melalui media lain seperti contohnya via telepon dan juga komunikasi
melalui tulisan hingga visual.
b. Public speaking
Public speaking berbeda dengan komunikasi interpersonal, tapi public
speaking juga merupakan keterampilan yang wajib dimiliki oleh marketing
executive. Seseorang yang pandai dalam komunikasi interpersonal, belum tentu
memiliki kemampuan public speaking yang baik. Public speaking membutuhkan
rasa percaya diri yang lebih tinggi lagi dibandingkan komunikasi interpersonal.
c. Cermat dan memiliki kemampuan analisis
Kemampuan yang satu ini sangat dibutuhkan ketika kamu harus menentukan
target pasar yang tepat. Selain itu, kemampuan ini juga berguna agar kamu dapat
mengetahui keinginan pasar, sehingga kamu dapat mengembangkan produk atau
jasamu sesuai dengan keinginan tersebut.
d. Kreatif dan Inovatif
Kreativitas hampir dibutuhkan dalam segala macam pekerjaan.
Kreativitas layaknya „bahan bakar‟ dari semua keterampilan yang dibutuhkan.
Dengan kreativitas kamu dapat berkomunikasi, menulis, menganalisa dan
33
membuat strategi dengan cara yang lebih efektif atau lebih efisien lagi. Suatu
kemampuan yang didampingi dengan kreativitas pasti akan menghasilkan sesuatu
yang berbeda dari yang lain. Dengan adanya rasa kreativitas yang tinggi, akan
semakin banyak kemungkinan kamu menciptakan sebuah inovasi.
e. Persuasif dan negosiatif
Marketing tidak hanya sekedar memperkenalkan sebuah produk atau jasa
melainkan juga harus sebisa mungkin mengajak orang-orang untuk membeli
produk atau memakai jasa perusahaannya. Selain persuasi, kemampuan negosiasi
juga penting agar sebuah transaksi dapat memuskan dan memenuhi standar kedua
belah pihak yaitu konsumen dan produsen.
F. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka adalah uraian hasil-hasil penelitian terdahulu(peneliti-
peneliti lain) yang terkait dengan penelitian ini pada aspek fokus/tema yang di
teliti. Dibawah ini adalah tiga penelitian yang memiliki keterkaitan dengan
penelitian ini, yaitu :
Pertama, Nadhirotul Ulbab, berpendapat dalam hasil penelitiannya yang
berjudul: ”Strategi Pemasaran Produk-Produk Gadai Syariah Dalam
Meningkatkan Jumlah nasabah(Studi Kasus Di Pegadaian Syariah Cabang
Majapahit Semarang)”, hasil penelitian itu menyimpulkan bahwa :28
Strategi Pemasaran produk gadai syariah yang dilakukan oleh Pegadaian
Syariah Cabang Majapahit Semarang meliputi 4 variabel dalam bauran pemasaran
yaitu, Produk, Price, Place, dan Promotion. Dalam hal produk, dilakukan dengan
28
Nadhirotul Ulbab, Strategi Pemasaran Produk-Produk Gadai Syariah Dalam
Meningkatkan Jumlah nasabah (Studi Kasus Di Pegadaian Syariah Cabang Majapahit
Semarang), Skripsi, (Semarang: IAIN Walisongo, 2016).
34
cara pengembangan produk Ar-Rahn menjadi ARRUM (Ar-Rahn untuk Usaha
Mikro Kecil) dan pengoptimalan taksiran.Dalam halstrategi harga, yaitu dengan
memotong tarif Ijarah dari Rp.85 menjadi Rp.80 setiap Rp.10.000 nilai
taksiran.Dalam hal distribusi, yaitu dengan cara membuka UPC (Unit Pelayanan
Cabang) kecil agar mudah dijangkau oleh nasabah. Dalam hal promosi, yaitu
dengan cara periklanan, berupa leaflet, brosur, spanduk, souvenir, publisitas
(dengan cara mengadakan kegiatan amal) dan personal selling melalui sosialisasi
kepada ibu-ibu pengajian, mendatangi ibu-ibu yang mengantarkan anaknya ke
sekolah, dan melalui promosi karyawan terhadap keluarganya.
Strategi pemasaran yang dilakukan oleh Pegadaian Syariah Cabang
Majapahit Semarang ternyata mampu meningkatkan jumlah nasabah. Ini terbukti
dengan peningkatan jumlah nasabah yang dimiliki Pegadaian Syariah Cabang
Majapahit Semarang, dalam kurun waktu 5 tahun yaitu tahun 2010-2014.
Perkembangan jumlah nasabah relatif mengalami penurunan dalam kurun waktu
tiga tahun yakni 2010-2012, pada tahun 2010 yaitu 1.517 orang, menjadi 1.125
orang, tetapi pada tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi 2.333. Sedangkan
tahun 2013-2014 perkembangan jumlah nasabah mengalami peningkatan yang
cukup signifikan. 2013 yaitu 2.954 orang menjadi3.527 orang.
Kedua, penelitian Sarini S, dengan judul Strategi Marketing Dalam
Meningkatkan Produk Tabungan Emas Pada Pt. Pegadaian Syariah Cabang
Banda Aceh. Jenispenelitian yang digunakan merupakan penelitian kualitatif yang
mengunakan metode deskriptif analisis. Pendekatan penelitian yang diguanakan
peneliti dalam penelitian ini adalah penelitian Lapangan (Field Research) yaitu
35
penelitian ini dilakukan dengan cara mengunjungi langsung objek penelitian
dalam rangka mengumpulkan data-data, informasi-informasi dari narasumber
secara relavan dan akurat. Penulis mengunakan metode pengumpulan data sebagai
berikut: Metode Interview(Wawancara). Yaitu teknik pengambilan data melalui
pertanyaan yang diajukan secara lisan kepada responden dan sumber data yang
digunakan adalah data primer data yang didapatkan dari lapangan atau
pengumpulan data.Pada penelitian ini penulis mengunakan dokumen jumlah
nasabah per tahun PT. Pegadaian Syariah Cabang Banda Aceh.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Strategi pemasaran yang
dilakukan oleh pegadaian syariah dengan Memasarkan produk tabungan emas,
pihak marketing pegadaian melakukan strategi marketing yang baik, melalui
segmentasi dan target pasar dengan melakukan literasi (pengenalan) produk
kepada masyarakat terutama Ibu Rumah Tangga dan pegawai non PNS dengan
usia produktif 25-35 tahun yang banyak meminati produk tabungan emas. Jika
melihat persaingan yang ketat PT. Pegadaian Syariah Cabang Banda Aceh sudah
mampu melebihi jumlah nasabah yang ditargetkan. Pihak Pegadaian Syariah
Cabang Banda Aceh menargetkan 1.600 jumlah nasabah dalam setahun. Hal ini
merupakan langkah awal yang baik bagi pegadaian karena minat masyarakat yang
tinggi terhadap tabungan emas dan Pengelolaan produk dalam meningkatkan
tabungan emas yang dilakukan PT. Pegadaian Syariah Cabang Banda Aceh,.
36
Pihak pegadaian dapat mengelola saldo rekening nasabah yang sudah mencapai 1
gram dan nasabah ingin mencetak emas tersebut menjadi fisik emas batangan.29
Ketiga, penelitian Nafiani Nanik, dengan judul Strategi Promosi Produk
Gadai Syariah di Perusahaan Umum Pegadaian Syariah Cabang Blauran
Surabaya. Menyimpulkan bahwa strategi promosi produk gadai syariah yang
digunakan di perusahaan umum pegadaian syariah cabang Blauran Surabaya
adalah dengan cara mengkombinasikan berbagai strategi promosi, baik promosi
dari segi produk gadai syariah maupun sumber daya manusia dalam memberikan
pelayanan saat menjalankan aktivitas promosi produk pegadaian diantaranya
:Strategi bauran promosi yang meliputi ; personal promotion, periklanan,public
relation, publisitas, pemasaran.30
Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya,
terdapat perbedaan dan persamaan pada penelitian ini dan penelitian sebelumnya
adalah sebagai berikut:
Penelitian pertama dilakukan oleh Nadhirotul Ulbab (2016). Persamaan
dalam penelitian ini Metode analisis data sama-sama mengunakan deskriptif
analisis. Perbedaan penelitian ini dan penelitian sebelumnya pada lokasi penelitian
kemudian penelitian ini tertuju kepada aplikasi marketing di pegadaian syariah,
sedangkan penelitian sebelumnya stratetegi dalam meningkatkan jumlah nasabah
di Pegadaian Syariah.
29
Sarini S, Strategi Marketing Dalam Meningkatkan Produk Tabungan Emas Pada Pt.
Pegadaian Syariah Cabang Banda Aceh, Skripsi, (Banda Aceh: Perbankan syariah, Universitas
Islam Negeri Ar-Raniry, 2018). 30
Nafiani Nanik,Strategi Promosi Produk Gadai Syariah di Perusahaan Umum Pegadaian
Syariah Cabang Blauran Surabaya, Skripsi, (Surabaya: Menejemen Dakwah, IAIN Sunan Ampel,
2008).
37
Penelitian kedua dilakukan oleh Sarini S (2018). Persamaan penelitian ini
dan penelitian sebelumnya pada metode analisis data sama-sama deskriptif
analisis, Perbedaan dalam penelitian ini dan peneliti sebelumnya. Penelitian ini
tentang aplikasi marketing syariah sedangkan penelitian sebelumnya tentang
Strategi Marketing Dalam Meningkatkan Produk Tabungan Emas. Sedangkan teknik
pengumpulan data pada penelitian ini mengunakan observasi, wawancara, dan
dokumentasi dan penelitian sebelumnya mengunakan wawancara, dan
dokumentasi. Metode analisis data pada penelitian ini mengunakan deskriptif
kualitatif, sedangkan penelitian sebelumnya mengunakan deskriftif analisis.
Penelitian ketiga dilakukan oleh Nafiani Nanik (2012).Persamaan dalam
penelitian ini sama-sama mengunakan penelitian kualitatif deskriftif yang
menjelaskan tentang penelitian lapangan.Sedangkan perbedaan penelitian ini dan
penelitian sebelumnya dari lokasi penelitian, penelitian di pegadaian syariah
cabang Kota Jambi sedangkan penelitian sebelumnya di Pegadaian syariah cabang
Blauran Surabaya.Penelitian ini tentang aplikasi marketing syariah, sedangkan
penelitian sebelumnya tentang Strategi Promosi Produk Gadai Syariah.
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Cabang Pegadaian Syariah Kota Jambi.
Adapun alasan pemilihan lokasi ini karena merupakan induk dari semua cabang
pegadaian syariah yang ada di kota Jambi sehingga data yang diperoleh lebih
banyak jika dibandingkan dengan meneliti hanya di Unit Pegadaian Syariah
(UPS) yang berskala kecil. Kegiatan penelitian ini di mulai sejak disahkannya
penelitian, yaitu pada bulan Juli 2019.
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian pada kajian ini adalah kualitatif deskriftif
menjelaskan tentang penelitian lapangan yaitu tentang Aplikasi Marketing Syariah
Di Pegadaian Syariah Kota Jambi ( Studi Kasus Di Kantor Cabang Pegadaian
Syariah Kota Jambi). Penelitian ini didasarkan pada data maupun informasi yang
bersumber pada pegadaian syariah dimana penelitian itu dilakukan, kemudian di
telaah secara intensif disertai dengan analis yang obyektif setelah data/informasi
dikumpulkan.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan 2 (dua) jenis sumber data
yaitu:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peniliti dari
sumber pertamanya. Dalam penilitian ini sumber data diperoleh dari hasil
wawancara yang dilakukan peneliti di kantor Pegadaian Syariah Cabang Kota
Jambi. Data primer di sini merupakan data pokok yang diperoleh melalui hasil
wawancara yang dilakukan oleh peneliti dilapangan. Sumber primer, yaitu
pustaka yang berisikan pengetahuan ilmiah yang baru dan mutakhir ataupun
pengertian baru tentang fakta yang diketahui maupun mengenai suatu gagasan
(idea).31
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang biasanya telah tersusun dalam bentuk
dokumen-dokumen. Sumber yang yang di dapat dari referensi-referensi buku,
internet, dan hasil penelitian yang telah disusun menjadi dokumen. Sumber data
sekunder yang peneliti peroleh dalam hal ini sumber kedua atau sumber data
sekunder dari data yang kita butuhkan, yaitu buku-buku yang mendukung atau
pelengkap, khususnya buku tentang Pegadaian dan Marketing.32
D. Metode pengumpulan data
1. Observasi
Metode observasi atau disebut juga dengan pengamatan merupakan
kegiatan pemuatan perhatian semua objek dengan menggunakan seluruh
indera.33
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang
spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan
kuesioner.34
31
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum dan Praktek, (Jakarta: Sinar Grafika, 1996), hlm
51. 32
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Prenada Media, 2005), hlm
122. 33
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian,(Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm.156. 34
Ibid, hlm, 196.
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia
dalam bentuk-bentuk dokumen. Dokumen yang diperoleh dari nasabah pegadaian
dan pegawai dipegadaian, akan dikelola untuk melengkapi penelitian-penelitian
yang berupa dokumen.
Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses
yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikologis. Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat
dibedakan menjadi partisipant observation (observasi berperan serta) dan non
partisipant observation. Adapun observasi yang penulis lakukan itu di kantor
Pegadaian Syariah Cabang Kota Jambi dan dengan masyarakat Kota Jambi.
Metodenya dengan mendatangi tempat penelitian ke lapangan yaitu (CPS
kota Jambi) dan melakukan pengamatan dengan lingkungan kantor tersebut, guna
mendapatkan data yang valid bagi peneliti, dan penelitian ini observasinya
dilakukan secara langsung kepada Dokumentasi.
2. Interview (wawancara)
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilaksanakan oleh pewawancara
untu memperoleh informasi dari terwawancara.35
Digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diletiti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah responden
nya sedikit. Wawancara dapat dilakukan dengan secara terstuktur maupun tidak
terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka maupun menggunakan
35
Ibid, hlm, 155.
telepon.36
Metode Interview atau wawancara dengan cara mengajukan pertanyaan
dalam wawancara langsung, yaitu dengan cara mewawancarai pegawai pegadaian
syariah cabang Kota Jambi yang bersangkutan untuk mendapatkan data –data
maupun informasi –informasi yang dianggap menambah perolehan atau
kelengkapan data sehingga mempermudah penyelesaian penelitian. Kemudian
nasabah Pegadaian Syariah, nasabah Pegadaian Konvensional, dan masyarakat
umum. Peneliti mewawancarai nasabah pegadaian mengenai bagaimana cara
marketing dalam menyampaikan informasi, kemudian mewawancarai pegawai
pegadaian tentang cara marketing yang mereka lakukan, baik itu wawancara
dengan tatap muka dan melalui via whatssap.
3. Dokumentasi
Yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa gambar,
catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger,
agenda dan sebagainya.37
E. Analisis data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan mereduksi data yang
diperoleh dari hasil wawancara. Reduksi data dalam analisis data penelitian
kualitatif, sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakan, dan transformasi data yang muncul dari catatan-catatan tertulis
dilapangan.38
Secara teknis analisis data dapat dilakukan dengan cara data
reduction(reduksi data), data display(penyajian data), serta penariakn kesimpulan.
36
Sugiyono, Metode Kuantitatif, Kualitatif, Dan kombinasi, (Bandung: Alfabeta, 2011),
hlm 188. 37
Ibid., hlm.231. 38
Matthew B.Miles dan A. Michael Huberman dan, Analisis data kualitatif, Terj. Tjetcep
Rohidi (Jakarta:UIO Press, 2007), hlm,16.
Analis data dalam penelitian ini dilaksanakan dengan tiga teknik yaitu mereduksi
data yang diperoleh dari hasil wawancara. Data-data yang diperoleh dari hasil
wawancara kemudian ditranskipkan dengan tujuan memudahkan peneliti memilah
data-data yang sesuai untuk dianalisis. Data yang di analisis yang berhubungan
dengan aplikasi marketing di pegadaian syariah.39
F. Sistematika penulisan
Untuk mendapatkan pemahaman secara runtut, pembahasan dalam
penulisan skripsi mempunyai sistematika sebagai berikut:
BAB I membahas Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,Batasan Masalah,
Tujuan dan Kegunaan Penelitian, kerangka teori dan tinjauan pustaka.
BAB II membahas mengenai Metode Penelitian yang terdiri dari tempat dan
waktu penelitian, pendekatan penelitian, jenis dan sumber data,tekhnik
pengumpulan data, tekhnik analisis data, sistematika penulisan dan jadwal
penelitian.
BAB III membahas mengenai Gambaran Umum lokasi Penelitian, Visi Misi,
Stuktur Organisasi, dan produk Pegadaian Syariah.
BAB IV membahas Inti Dari Penulisan Skripsi Yaitu Pemaparan Tentang
Pembahasan Dan Hasil Penelitian.
BAB V membahas Penutup Yang Terdiri Dari Kesimpulan Dan Saran Saran, Kata
Penutup Serta Dilengkapi Dengan Daftar Pustaka, Lampiran Dan Curriculum
Vitae
39
Pedoman penulisan skripsi (edisi revisi),cet. Ke-2, ( Jambi: Syariah Press, 2014), hlm 52-
53.
G. Jadwal penelitian
Tabel 1
Jadwal Penelitian
No
Kegiatan
September
2019
Oktober
2019
November
2019
Desember
2019
Januari
2020
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan
Judul
X
2 Pembuatan
Proposal
X X X
3 Bimbingan
Proposal
x X
4 Seminar
Proposal
X
5 Perbaikan
Proposal
X x
6 Surat Izin
Riset
X
7 Penelitian
X
8 Analisis
Data
X x X
9
Bimbingan
Skripsi dan
Perbaikan
x X
10 Agenda
dan
Ujian
Skripsi
x X
11 Perbaikan
dan
Penjilidan
X
Note : Jadwal sewaktu-waktu dapat berubah.
BAB III
GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH CABANG KOTA JAMBI
A. Profil Pegadaian Syariah Cabang Kota Jambi
1. Sejarah Singkat Pegadaian dan perkembangannya
Pegadaian merupakan lembaga pembiayaan/perkreditan dengan sistem
gadai. Pegadaian modern pada awalnya berkembang di Italia yang kemudian di
praktikan di wilayah-wilayah Eropa lainnya, seperti Inggris dan Belanda. System
gadai tersebut memasuki Indonesia di bawa dan dikembangkan oleh VOC.
Pada mulanya pegadaian di Indonesia dilaksanakan oleh pihak swasta,
kemudian oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda melalui Staatsblad Tahun 1901
No.131 tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur pegadaian sebagai monopoli
pemerintah Belanda. Tanggal 1 April 1901 didirikan Rumah Gadai Pemerintah
(Hindia Belanda) pertama di Sukabumi, Jawa Barat sehingga setiap tanggal 1
April diperingati sebagai HUT Pegdaian. Selanjutnya, dengan Staatsblad 1930
No. 266 Rumah Gadai tersebut mendapat status Dinas Pegadaian sebagai
Perusahaan Negara dalam arti Undang-undang Perusahaan Hindia Belanda.40
Adapun pegadaian syariah merupakan sebuah lembaga yang relative baru
di Indonesia. Konsep operasi pegadaian syariah mengacu pada system
administrasi modern, yaitu asas rasionalitas, efisiensi, dan efektivitas yang di
selaraskan dengan nilai Islam. Fungsi operasi pegadaian syariah dijalankan oleh
kantor-kantor cabang pegadaian syariah /unit layanan gadai syariah (ULGS)
sebagai satu unit organisasi di bawah binaan Divisi Usaha Lain PT Pegadaian.
40
Veithzal Rivai, dkk., Bank and financial institution management, conventional and sharia
system, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007) Hlm. 131.
ULGS ini merupakan unit bisnis mandiri yang secara structural terpisah
pengelolaannya dari usaha gadai konvensional. Pegadaian syariah pertama kali
berdiri di Jakarta dengan nama Unit Layanan Gadai Syariah (ULGS) Cabang
Dewi Sartika di bulan Januari Tahun 2003. Menyusul kemudian pendirian ULGS
di Surabaya, Makasar, Semarang, Surakarta, dan Yogyakarta di Tahun yang sama
hingga September 2003. Masih di Tahun yang sama pula, 4 kantor cabang
pegadaian di Aceh dikonversi menjadi pegadaian syariah. Saat ini jasa gadai
syariah dikembangkan dalam bentuk outlet-outlet gadai syariah.
Beberapa bank umum syariah yang ada di Indonesia pun telah terjun di
pasar pegadaian dengan menjalankan prinsip syariah. Ada bank syariah yang
bekerja sama dengan PT Pegadaian membentuk unit layanan gadai syariah di
beberapa kota di Indonesia dan beberapa bank umum syariah lainnya menjalankan
kegiatan pegadaian syariah sendiri. Pada perbankan syariah, aplikasi gadai
digunakan:
1. Sebagai tambahan, yaitu digunakan sebagai akad tambahan pada pembiayaan
yang berisiko dan memerlukan jaminan tambahan.
2. Sebagai produk, yaitu sebagai alternative dari pegadaian konvensional di
mana dalam gadai syariah nasabah tidak dibebani bunga tetap, melainkan
hanya dikenakan biaya penitipan, pemeliharaan, penjagaan, serta penaksiran.
Pertumbuhan pemberian kredit gadai syariah rata-rata tumbuh 12% per
tahun perhitungan Outstanding loan (OSL) Tahun 2015 ini sampai Agustus
sebanyak Rp.3,32 Triliun. Sementara untuk jumlah nasabah, se-Indonesia nasabah
pegadaian syariah sebanyak 600 ribuan. Ini jauh lebih sedikit dibandingkan
jumlah nasabah pegadaian konvensional. Sementara jumlah karyawan pegadaian
syariah hanya 11% dari jumlah seluruh karyawan PT Pegadaian.
Dari jumlah OSL yang diberikan didominasi nilai kredit gadai emas.
Padahal pegadaian syariah mempunyai berbagai macam produk pemberian kredit.
Diantaranya kredit KCA, kredit angsuran Fidusia untuk pengembangan UMKM,
Kredit Angsuran Sistem Gadai untuk pengusaha mikro dan kecil, dan kucica
(Kiriman uang Cara Instan, cepat dan aman) untuk jasa pengiriman uang dalam
dan luar negeri yang bekerja sama degan Western union. Sementara untuk produk
gudang tidak banyak dilayani oleh gadai syariah. Secara Nasional kontribusi
barang gudang yang di gadai hanya 2%. Pada tahun 2013, pegadaian syariah
kembali menggenjot gadai dengan barang gudang. Rencananya, pegadaian syariah
akan spin off dari induknya pada tahun 2019.41
2. Letak Geografis Pegadaian Syariah Cabang Kota Jambi
Pegadaian Syariah cabang Kota Jambi berdiri pada tahun 2009 dan
berlokasi di Jl. DI Panjaitan No.30, Kebun Handil, Kecamatan Jelutung, Kota
Jambi atau lebih tepatnya di depan SPBU Kebun Handil. Pegadaian Syariah
cabang Kota Jambi ini juga terletak ditempat yang strategis, berada tepat
disebelah jalan raya, berdekatan dengan Mini Market, SPBU, dan berbagai
macam tempat penjualan kebutuhan lainnya. Pegadaian Syariah cabang Kota
Jambididirikan dalam rangka menjawab semua kebutuhan sebagian konsumen
baik itu muslim maupun non muslim yang menginginkan transaksi yang aman dan
tanpa mengandung unsur riba. Pegadaian Syariah Cabang Kota Jambi memiliki
41
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah ( Jakarta:Kencana, 2009) Hlm.
405.
beberapa unit pegadaian syariah, diantaranya unit Kampung Solo, unit Pasar Baru
Bangko, unit Talang Banjar, unit Kebun Jeruk, Unit Simpang Mayang, unit Pasar
Angso Duo, unit Aston Villa, unit Pal Merah, unit UIN STS Jambi, dan unit
Jelutung.
B. Visi dan Misi Pegadaian Syariah
1. Visi
Menjadi The Most Valuable Financial Company di Indonesia dan Sebagai
Agen Inklusi Keuangan Pilihan Utama Masyarakat.
2. Misi
a) Memberikan manfaat dan keuntungan optimal bagi seluruh pemangku
kepentingan dengan mengembangkan bisnis inti.
b) Membangun bisnis yang lebih beragam dengan mengembangkan bisnis baru
c) untuk menambah proposisi nilai ke nasabah dan pemangku kepentingan
d) Memberikan service excelence dengan focus nasabah melalui :
- Bisnis proses yang lebih sederhana dan digital
- Teknologi informasi yang handal dan mutakhir
- Praktek manajemen risiko yang kokoh
- SDM yang profesional berbudaya kinerja baik42
42
www.pegadaian.co.id , diakses pada tanggal 12 Februari 2020.
C. Struktur Organisasi dan Deskripsi Tugas di Pegadaian Syariah Cabang
kota Jambi
Gambar 3.1
Struktur Organisasi
Di Cabang Pegadaian Syariah Kota Jambi
Adapun penjelasan mengenai tugas masing-masing bagian dari struktur
organisasi di Kantor Cabang Pegadaian Syariah Kota Jambi adalah sebagai
berikut:
a. Pimpinan Cabang bertugas mengelola operasional cabang, yaitu :
1) Menyalurkan uang pinjaman secara hukum gadai yang di dasarkan pada
penerapan prinsip-prinsip syariah islam.
2) Pimpinan cabang juga melaksanakan usaha-usaha lain yang telah ditentukan
oleh manajemen serta mewakili kepentingan perushaan dalam hubungan
dengan pihak lain.
3) Pimpinan cabang sebagai pelaksana teknis dari perusahaan yang berhubungan
langsung dengan masyarakat.
Pimpinan Cabang
Heriyadi
Kasir Gunawan
penyimpanan
Indra Gunawan
Penaksir Fikri Dwi Nugroho
Marketing
Ririn ,Agung,Elnando
4) Secara organisatoris pimpinan cabang bertanggung jawab kepada pimpinan
wilayah, selanjutnya pimpinan wilayah akan melaporkan hasil kegiatan binaan
kepada direksi. Sedangkan direksi akan membuat kebijakan dan pengelolaan
kantor CPS dan memberikan respon atau tindak lanjut atas laporan pimpinan
wilayah dengan dibantu oleh jendral mananger pegadaian pusat.
b. Penaksir adalah orang yang menaksir barang jaminan untuk menentukan mutu
dan nilai barang sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam rangka
mewujudkan penetapan penaksiran uang pinjaman yang wajar serta citra yang
baik bagi perusahaan. Tugas-tugas penaksir:
1) Memberikan pelayanan kepada rahin dengan cepat, mudah, dan aman.
2) Menaksir barang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3) Memberikan perhitungan kepada pemimpin cabang penggunaan pinjaman
gadai oleh rahin.
4) Menetapkan biaya administrasi dan jasa sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
c. Kasir dan penyimpanan adalah orang yang bertugas melakukan penerimaan,
penyimpanan, dan pembayaran serta pembuktian sesuai dengan ketentuan
yang berlaku untuk kelancaran operasional kantor cabang.
d. Marketing adalah orang yang bertugas untuk menyiapkan konsep, alat, strategi
untuk membuat konsumen tertarik terhadap produk yang ditawarkan.
D. Produk Pegadaian Syariah Cabang Kota Jambi
1. Rahn (Gadai)
Gadai syariah adalah skim pinjaman yang mudah dan praktis untuk
memenuhi kebutuhan dana dengan sistem gadai sesuai syariah dengan barang
jaminan berupa emas perhiasaan, emas batangan, Berlian, Smartphone, laptop,
barang elektronik lainnya, sepeda motor, mobil atau barang bergerak lainnya. Hal
ini sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional No.25/DSN-MUI/III/2002
tentang rahn43
.
Keunggulan produk Rahn:
a) Pelayanan Rahn tersedia di lebih dari 600 outlet Pegadaian Syariah di seluruh
Indonesia
b) Pinjaman (Marhun Bih) mulai dari 50 ribu sampai dengan 1 Milyar keatas
c) Proses pinjaman tanpa harus membuka rekening
d) Prosedur pengajuannya sangat mudah.
e) Pinjaman berjangka waktu 4 bulan dan dapat diperpanjang berkali-kali
f) Peneriman Marhun Bih dalam bentuk tunai atau ditransfer ke rekening
nasabah
g) Prosedur pinjaman sangat cepat, hanya butuh 15 menit.
h) Pelunasan dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan perhitungan Mu'nah selama
masa pinjaman.
Persyaratan Rahn:
a) Fotokopi KTP atau Kartu Identitas resmi lainnya
43
Ahmad Kamil Dan M.Fauzan, Kitab Undang-Undang Hukum Perbankan Dan
Ekonomi Syariah, ( Jakarta: Kencana, 2007), Hlm 545.
b) Memiliki marhun (barang jaminan)
c) Untuk kendaraan bermotor membawa BPKB dan STNK asli
d) Nasabah menandatangani Surat Bukti Rahn (SBR)
2. Amanah
Amanah adalah pemberian pinjaman berprinsip syariah kepada pengusaha
mikro/kecil, karyawan internal dan eksternal serta profesional, guna pembelian
kendaraan bermotor.
Keunggulan produk Amanah:
a) Uang muka terjangkau.
b) Jangka waktu pembiayaan mulai dari 12 bulan sampai dengan 60 bulan.
c) Prosedur pengajuan cepat dan mudah
d) Biaya administrasi murah dan angsuran tetap.
e) Transaksi sesuai prinsip syariah yang adil dan menenteramkan.
f) Layanan Amanah tersedia di seluruh outlet Pegadaian di seluruh Indonesia.
Persyaratan Amanah:
a) Pegawai tetap suatu instansi pemerintah/swasta minimal telah bekerja selama
2 tahun.
b) Melampirkan kelengkapan: Fotokopi KTP (suami/isteri), Fotokopi Kartu
Keluarga, Fotokopi SK pengangkatan sebagai pegawai / karyawan tetap,
Rekomendasi atasan langsung, Slip gaji 2 bulan terakhir.
c) Mengisi dan menandatangani form aplikasi AMANAH.
d) Membayar uang muka yang disepakati Minimal 10 % untuk Motor dan
Minimal 20 % untuk mobil.
e) Menandatangani akad AMANAH.
3. Arrum BPKB (Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor)
Arrum BPKB adalah pembiayaan syariah untuk pengembangan Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dengan jaminan BPKB Kendaraan
Bermotor.
Keunggulan produk Arrum BPKB:
a) Proses transaksi berprinsip syariah yang adil dan menentramkan sesuai fatwa
DSN – MUI
b) Pembiayaan berjangka waktu fleksibel mulai dari 12, 18, 24, dan 36 bulan
c) Pegadaian memberikan tarif menarik dan kompetitif
d) Prosedur pelayanan sederhana, cepat dan mudah
e) Pegadaian hanya menyimpan BPKB, kendaraan dapat digunakan nasabah
f) Marhun Bih (uang pinjaman) mulai dari Rp. 1 juta - 400 juta
g) Pilihan jangka waktu pinjaman dari 12, 18, 24, 36 bulan.
Persyaratan Arrum BPKB:
Memiliki usaha mikro/kecil yang memenuhi kriteria kelayakan serta berjalan
lebih dari satu tahun dan menjalankan usahanya secara sah secara syariat islam
dan perundang-undangan RI
a) Fotocopy KTP, Kartu Keluarga dan Surat Nikah dengan menunjukan aslinya
b) Menyerahkan dokumen kepemilikan kendaraan bermotor (BPKB asli,
fotocopy STNK dan Faktur Pembelian).
4. Arrum Haji
Arrum haji adalah pembiayaan untuk mendapatkan porsi ibadah haji
secara syariah dengan proses mudah, cepat dan aman.
Keunggulan produk Arrum Haji:
a) Memperoleh tabungan haji yang langsung dapat digunakan untuk memperoleh
nomor porsi haji
b) Kepastian Nomor Porsi.
c) Emas dan Dokumen haji aman tersimpan di Pegadaian
d) Biaya pemeliharaan barang jaminan terjangkau
e) Jaminan emas dapat dipergunakan untuk pelunasan biaya haji pada saat lunas
Persyaratan Arrum BPKB:
a) Memenuhi syarat sebagai pendaftar haji
b) Foto copy KTP
c) Foto copy KK
d) Jaminan Emas Batangan (LM) minimal 3,5 gr atau emas perhiasan berkadar
minimal 70 % dengan berat sekitar 7 gram.
5. Mulia
Mulia adalah layanan penjualan emas batangan kepada masyarakat secara
tunai atau angsuran dengan proses mudah dan jangka waktu yang fleksibel. Mulia
dapat menjadi alternatif pilihan investasi yang aman untuk mewujudkan
kebutuhan masa depan, seperti menunaikan ibadah haji, mempersiapkan biaya
pendidikan anak, memiliki rumah idaman serta kendaraan pribadi.
Keunggulan produk Mulia
a) Emas batangan dapat dimiliki dengan cara pembelian tunai, angsuran, kolektif
(kelompok), ataupun arisan.
b) Proses mudah dengan layanan profesional.
c) Alternatif investasi yang aman untuk menjaga portofolio aset.
d) Sebagai aset, emas batangan sangat likuid untuk memenuhi kebutuhan dana
mendesak.
e) Tersedia pilihan emas batangan dengan berat mulai dari 5 gram s.d. 1
kilogram.
f) Uang muka mulai dari 10% s.d. 90% dari nilai logam mulia
g) Jangka waktu angsuran mulai dari 3 bulan s.d. 36 bulan.
Persyaratan Mulia
a) Untuk pembelian secara tunai, nasabah cukup datang ke Outlet Pegadaian
(Galeri 24) dengan membayar nilai Logam Mulia yang akan dibeli.
b) Untuk pembelian secara angsuran, nasabah dapat menentukan pola
pembayaran angsuran sesuai dengan keinginan.
6. Tabungan Emas
Tabungan Emas Pegadaian adalah layanan penitipan saldo emas yang
memudahkan masyarakat untuk berinvestasi emas.
Produk Tabungan Emas Pegadaian memungkinkan nasabah melakukan investasi
emas secara mudah, murah, aman dan terpercaya.
Keunggulan produk Tabungan Emas
a) Tersedia diseluruh outlet Pegadaian dan melalui Pegadaian Digital Service,
Agen Pegadaian dan Marketplace.
b) Order cetak emas dapat dilakukan mulai dari kepingan 1 gram.
c) Harga jual dan buyback yang kompetitif.
d) Biaya administrasi dan pengelolaan ringan.
e) Dijamin karatase 24 karat.
f) Nasabah dapat melakukan buyback mulai dari 1 gram.
g) Nasabah dapat melakukan transfer ke rekening Tabungan Emas mulai dari 0,1
gram.
h) Dikelola secara profesional dan transparan.
i) Nasabah dapat melakukan pembelian Tabungan Emas (Top Up) mulai dari
0,01 gram.
Persyaratan Tabungan Emas
a) Memiliki identitas yang masih berlaku (KTP/Paspor)
b) Mengisi formulir pembukaan Rekening Tabungan Emas
c) Biaya transaksi Tabungan Emas.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Aplikasi (Penerapan) Marketing Syariah Di Kantor Cabang Pegadaian
Syariah Kota Jambi
Pemasaran sebagai alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai
tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang
berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang
digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut. Dengan kombinasi dari strategi
produk, harga, promosi, dan tempat.
Aplikasi ( Penerapan) marketing syariah di kantor cabang pegadaian
syariah kota Jambi adalah:
1. Segmentasi pasar adalah pengelompokan target konsumen potensial.
Segmentasi merupakan usaha pasar potensial untuk kelompok-kelompok pembeli
tertentu atau menurut jenis produk tertentu dan berkolaborasi dengan kombinasi
bauran marketing yang tepat dan cocok. Orientasi Konsumen Perusahaan harus
menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi;
memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualan; menentukan
produk dan program pemasarannya; mengadakan penelitian pada konsumen untuk
mengukur, menilai dan menafsirkan keinginan, sikap serta tingkah laku mereka;
menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah menitik beratkan
pada mutu yang tinggi, harga yang murah atau model yang menarik.
Orientasi konsumen dilakukan melalui segmentasi pasar. Segmen pasar ini
dapat dibentuk dengan banyak cara. Dengan mengacu pada demografi atau gaya
hidup, segmentasi pasar dapat dilakukan. Dengan menyatukan program
57
pemasaran kepada segmen-segmen pasar yang dituju, manajemen dapat
melaksanakan pemasaran dengan lebih baik dan dapat menggunakan sumber daya
pemasaran secara efisien. Segmentasi pasar dapat membantu manajemen dalam
hal menyalurkan uang dan usaha ke pasar potensial yang paling menguntungkan,
merencanakan produk yang dapat memenuhi permintaan pasar, menentukan cara-
cara promosi yang paling efektif, memilih media advertensi, dan mengatur waktu
yang sebaik-baiknya.
2. Setelah perusahaan selesai melakukan segmentasi pasar. Maka langkah
selanjutnya melakukan pasar sasaran (Target pasar). Artinya mengevaluasi
keaktifan setiap segmen, kemudian memilih salah satu dari segmen pasar atau
lebih untuk dilayani. Menetapkan pasar sasaran dengan cara mengembangkan
ukuran-ukuran dan daya tarik segmen dan kemudian memilih segmen sasaran
yang diinginkan. Koordinasi dan Integrasi dalam Perusahaan Untuk memberikan
kepuasan secara optimal kepada konsumen, semua elemen pemasaran yang ada
harus diintegrasikan. Setiap orang dan bagian dalam perusahaan turut serta dalam
suatu upaya yang terkoordinasi untuk memberikan kepuasan konsumen sehingga
tujuan perusahaan dapat tercapai.
3. Positioning Menentukan posisi pasar yaitu menentukan posisi yang
kompetitif untuk produk atau suatu pasar. Produk atau jasa yang diposisikan pada
posisi yang diinginkan oleh nasabah, sehingga dapat menarik minat nasabah untuk
membeli produk atau jasa yang ditawarkan, Memilih dan melaksanakan strategi
penentuan posisi pasar.
58
Didalam sebuah perusahaan adapun kualitas produk yang diberikan harus
sesuai dengan yang ditawarkan. Jadi dilarang perusahaan menyembunyikan
kecacatan dari produk yang ditawarkan. Sedangkan dalam menentukan harga,
perusahaan haruslah mengutamakan nilai keadilan, dimana tidak boleh
membedakan antara yang satu dengan yang lain. Komponen akses berupa promosi
bagi perusahaan syariah haruslah menggambarkan secara riil apa yang ditawarkan
dari produk-produk atau servis perusahaan tersebut. Promosi tidak boleh terlalu
menampilkan imajinasi yang terlalu tinggi bagi konsumennya karena ini termasuk
penipuan dan kebohongan.
Berdasarkan wawancara dengan Hj.Nini selaku nasabah pegadaian syariah
Kota Jambi beliau mengatakan :44
“Pegadaian Syariah Cabang Kota Jambi, sesuai dengan prinsip syariah
dalam memasarkan produknya dengan baik, selalu jujur, serta meletakkan
prinsip-prinsip dasar dalam melakukan transaksi yang adil. Melakukan
pelayanan yang baik terhadap nasabah, bersikap baik, ramah, Sikap
melayani adalah sikap yang sopan santun serta tutur kata yang baik dan
lemah lembut.Strategi harga tidak mengandung unsur riba, sesuai dengan
prinsip syariah dan harga emas pada hari tersebut.”
Berdasarkan wawancara diatas berarti marketing di pegadaian syariah
cabang kota jambi sudah memenuhi etika pemasar, yang akan menjadi prinsip-
prinsip bagi syariah marketer dalam menjalankan fungsi-fungsi pemasaran.
MULIA adalah layanan penjualan emas batangan kepada masyarakat
secara tunai atau angsuran dengan proses mudah dan jangka waktu yang fleksibel.
MULIA dapat menjadi alternatif pilihan investasi yang aman untuk mewujudkan
44
Wawancara : Hj. Nini, nasabah Pegadaian Syariah Kota Jambi, tanggal 27 Februari 2020.
59
kebutuhan masa depan,seperti menunaikan ibadah haji, mempersiapkan biaya
pendidikan anak,memiliki rumah idaman serta kendaraan pribadi.
Berdasarkan wawancara dengan ibu Maryam selaku nasabah Pegadaian
Syariah Kota Jambi beliau mengatakan :45
“Dengan adanya pegadaian syariah ini sangat membantu,apalagi dengan
adanya arisan emas ini saya selaku ibu rumah tangga sangat tertarik untuk
melakukan investasi. Arisan emas ini merupakan layanan investasi emas
batangan yang dilakukan secara angsuran untuk kelompok arisan, untuk
anggota nya minimal enam orang. Saya tidak takut tertipu seperti kasus
penipuan arisan yang sempat heboh di Indonesia karena Pegadaian sudah
pasti aman.”
Berdasarkan wawancara dengan bapak Heriyadi tentang strategi
pendekatan nasabah yang dilakukan oleh pihak CPS Jelutung seperti berikut :
“ Strategi kami dalam menumbuhkan kepercayaan nasabah ya lebih ke
reliabilitas bisa diandalkan, intinya jangan pernah mengecewakan nasabah
lah ya salah satu ciri-ciri menurunnya kepercayaan yaitu dilihat dari
tingkat complain makanya sebisa mungkin ketika ada yang complain kita
harus menyelesaikannya dengan baik intinya apa yang nasabah butuhkan
kita penuhi dengan catatan tetap berada dikoridor aturan atau SOP kita.
Kemudian untuk strategi selanjutnya yaitu memberikan perhatian personal
pada nasabah tertentu atau biasa kita sebut sebagai nasabah prioritas yaitu
nasabah yang jumlah transaksinya besar dan banyak tidak hanya sekali dua
kali. Biasanya hal yang kita lakukan adalah mengucapkan selamat ulang
tahun, memberikan hadiah parcel pada nasabah tersebut. Kemudian
mengenai jam operasional kami, kami buka dari Senin sampai Sabtu jam
08:00 – 15:00. Kecuali Sabtu hanya sampai jam 12:30 WIB. Itulah
keunggulan pegadaian, disaat Bank hanya sampai hari Jumat, kami buka
sampai Sabtu bahkan ada yang buka sampai Minggu juga misalnya Outlet-
outlet kami yang berada di Mall, biasanya di Kota-kota besar kalau di
Jambi belum ada. Selanjutnya mengenai fasilitas fisik yang ada di CPS
Jelutung sudah memenuhi standar Outlet di pegadaian, Karena kami punya
standar outlet sendiri.” 46
45
Wawancara : Maryam, Selaku nasabah Pegadaian Syariah Kota Jambi, tanggal 27
Februari 2020.
46
Wawancara : Heriyadi, Selaku Pimpinan Cabang di Kantor CPS Kota Jambi, tanggal 25
Februari 2020.
60
Berdasarkan wawancara dengan bapak Heriyadi selaku pimpinan Cabang
di CPS Kota Jambi, adapun aplikasi marketing online yang ada di Pegadaian
Syariah yaitu :
“Pemasaran melalui telepon seluler (ponsel) atau yang dikenal dengan
istliah Mobile Marketing menjadi alat pemasaran yang sangat bermanfaat
bagi perusahaan untuk melayani dan menjangkau pelanggan kapanpun dan
dimanapun. Ponsel saat ini bukanlah tergolong produk yang mewah,
karena hampir setiap orang umumnya memiliki ponsel, kemudian adanya
Smartphone merupakan Tekhnologi ponsel cerdas dapat memperluas
jangkauan aspek pemasaran bagi pemasar untuk menggunakannya dengan
cara yang menguntungkan .Kemudian memanfaatkannya untuk melakukan
aktivitas pemasaran dengan cara menawarkan paket data dan mendorong
konsumen untuk lebih sering menggunakan ponsel cerdas melalui berbagai
cara. Kemudian aplikasi selanjutnya yaitu PSDS (Pegadaian Syariah
Digital Services) merupakan salah satu layanan Pegadaian yang berbasis
aplikasi online secara realtime.Aplikasi ini banyak diminati oleh nasabah,
apalagi nasabah milenial.47
Hal yang sama juga disampaikan oleh Ibu Ririn selaku Marketing di
kantor Cabang Pegadaian Syariah Kota Jambi:48
“Di pegadaian syariah untuk nasabah itu mempunyai aplikasi yaitu PSDS,
Secara lebih spesifik Pegadaian Syariah Digital Services merupakan salah
satu layanan Pegadaian yang berbasis aplikasi online secara realtime.
Dengan aplikasi tersebut nasabah Pegadaian dapat melakukan transaksi
melalui smartphone layaknya bertransaksi di outlet. Dengan aplikasi ini
kapanpun dan di manapun layanan Pegadaian dibutuhkan, transaksi bisa
dilakukan secara efektif dan efisien semudah memiliki outlet pribadi
dalam genggaman”.
Dalam menentukan places atau saluran distribusi, perusahaan harus
mengutamakan tempat-tempat yang sesuai sesuai dengan target market sehingga
dapat efektif dan efisien. Proses integrasi terhadap offer dan access harus didasari
oleh prinsip-prinsip keadilan dan kejujuran.
47
Wawancara : Heriyadi, Selaku Pimpinan Cabang di Kantor CPS Kota Jambi, tanggal 25
Februari 2020. 48
Wawancara : Ririn, Selaku Marketing di Kantor Cabang Pegadaian Syariah Kota Jambi,
tanggal 20 Februari 2020.
61
Dalam pelaksaanaan visi dan misi perusahaan yaitu menjadi The most
valuable financial company atau perusahaan keuangan yang paling berharga yaitu
menjadi perusahaan keuangan yang menjadi pilihan utama masyarakat dan
memiliki citra yang baik dimata masyarakat Indonesia. Kemudian dalam
menetapkan sasaran pegadaian tentu akan menyasar pada semua umur untuk
itulah diciptakannya aplikasi PSDS ini yaitu untuk menarik minat generasi
milenial untuk menjadi nasabah pegadaian. Dengan menonjolkan produk
tabungan emas seperti yang dikatakan oleh pak Heriadi selaku Pimpinan Cabang:
“ Dalam aplikasi ini produk yang kita tonjolkan atau kita unggulkan yaitu
tabungan emas. Kenapa? Karena sasaran kita adalah kaum milenial kaum
milenial kan agak sedikit asing dengan gadai menggadai mereka lebih
suka menabung jadi produk tabungan emas adalah pilihan yang tepat
karena tabungan emas ini banyak sekali manfaatnya untuk anak muda.
Misalkan ni yang paling mudah aja, ketika mereka sedang terdesak tidak
punya uang mereka bisa menggadaikan emas mereka di tabungan melalui
aplikasi PSDS ini, Prosesnya sangat cepat. Atau misalnya ni mereka mau
menikah maka tabungan emas nya ini bisa diambil di pegadaian dan
dijadikan mahar untuk calonnya nanti kan tidak terlalu kaget dana nya jika
dibandingkan dengan membeli secara cash di toko emas.”49
Kemudian mengenai prosedur di pegadaian atau biasa disebut dengan
Standar Operasional Perusahaan. Yang akan penulis bahas yaitu tentang SOP
pelayanan ketika nasabah hendak melakukan transaksi gadai secara manual di
outlet.
“Dalam melakukan pelayanan yang paling utama kita melakukan 5S
(senyum, sapa, salam, sopan, santun) nasabah wajib mendapatkan hal
tersebut dari petugas kita. Kalau standar baku nya biasa, yang pertama di
handle dulu sama security kami, kemudian jika memang lanjut, biasanya
langsung diarahkan ke loket kemudian misalnya hendak melakukan
transaksi gadai maka nasabah harus mengisi formulir kemudian
melampirkan tanda pengenal KTP atau Pasport yang berlaku, kemudian
49
Wawancara : Heriyadi, Selaku Pimpinan Cabang di kantor CPS Kota Jambi tanggal 25
Februari 2020.
62
barang yang hendak di gadai di taksir dulu oleh petugas dan diberitahukan
jumlah maksimal pinjamannya, setelah penandatangan kontrak atau surat
bukti kredit oleh nasabah dan petugas, maka setelah itu nasabah menunggu
pencairan uang pinjaman tersebut, prosesnya cepat sangat cepat kalau
untuk gadai sendiri.”50
B. Kendala Yang Dihadapi Dalam Aplikasi (Penerapan) Marketing Syariah
Di Kantor Cabang Pegadaian Syariah Kota Jambi
1. Kendala Internal
Untuk kendala yang dihadapi Pegadaian Syariah Cabang Kota Jambi:
1. Karyawan yang merangkap tugas
Kurangnya SDM (jumlah karyawan) yang ada di Pegadaian Syariah
Cabang Kota Jambi membuat semua karyawan merangkap tuggas untuk
pekerjaannya.
2. Tidak semua SDM nya memahami betul tentang syariah
Karena tidak semua karyawan yang bekerja di Kantor Pegadaian Syariah
Cabang kota Jambi berlatar belakang pendidikan dari Kampus yang berbasis
Islam sehingga pengetahuan agama nya masih kurang.
3. Kurang adanya tenaga profesional yang handal.
Dimana marketing kesulitan dalam menawarkan produk dari pegadaian
syariah karena kebanyakan nasabah menanyakan tentang dalil dari produk
tersebut dan meminta penjelasan yang detail tentang bunga dan denda.
4. Tidak adanya Custumer Services
Untuk memberikan informasi yang tepat kepada pelanggan sewaktu
timbul masalah, memiliki mekanisme untuk menangani pengembalian produk dan
50
Wawancara : Heriyadi, Selaku Pimpinan cabang di Kantor CPS Kota Jambi, tanggal 25
Februari 2020.
63
menyediakan garansi online. Jika hal itu kita kaitkan dengan perusahaan jasa,
maka yang utama adalah peran Customer Services bagaimana tanggapannya
ketika terdapat masalah operasional dari pelayanan yang dilakukan. Untuk
Pegadaian sendiri tidak memiliki bagian Customer Services seperti yang
dikatakan oleh pak Hendriyadi selaku Pimpinan Cabang :
“Kita di pegadaian memang tidak memiliki yang namanya customer
services ya, tidak seperti di lembaga keuangan Bank. Kenapa? Karena
semua orang atau nasabah baik calon nasabah yang datang ke pegadaian
memang sudah membawa masalah. Kenapa membawa masalah saya
katakan karena mereka yang datang ke pegadaian sebagian besar memiliki
masalah dengan keuangan, yaitu tidak punya uang. Jadi semua karyawan
pegadaian merangkap juga sebagai customer services karena mereka
melayani keluhan-keluhan nasabah.”51
2. Kendala Eksternal
a. Persaingan bisnis dengan lembaga keuangan
Dalam menjalankan aplikasi pegadaian syariah secara optimal diperlukan
regulasi yang memadai, sehingga pegadaian syariah bisa dikelola dengan sehat
dan sesuai dengan prinsip Islam. Regulasi tersebut bertujuan untuk mengatur lebih
lanjut mengenai aspek kelembagaan, organisasi, instrument keuangan,
operasional, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), dan pengawasan.
Politik hukum Indonesia tentang pegadaian syariah diinisiasi sejak dibukanya
ULGS oleh perum pegadaian tahun 2003, upaya pemerintah untuk menyiapkan
RUU Usaha Jasa Gadai telah masuk kedalam Prolegnas tahun 2010-2014. Hanya
saja sampai tahun 2012, RUU tersebut belum masuk ke Proglenas prioritas DPR,
padahal adanya aturan hukum yang pasti dalam penyelanggaran usaha gadai
51
Wawancara : Heriyadi, Selaku Pimpinan Cabang di Kantor CPS Kota Jambi, tanggal 25
Februari 2020.
64
syariah, akan mendorong gairah pasar dan pada akhirnya akan memberikan
kontribusi yang optimal bagi perekonomian nasional. Kurangnya pengaturan ini
merupakan permasalahan yang belum terpecahkan oleh pegadaian Syariah.
Karena pengesahan RUU Pegadaian sangat urgen dalam memberikan kepastian
hukum usaha gadai syariah untuk dirinya secara otonom. Selama RUU Pegadaian
belum disahkan, akan ada dua masalah yang dihadapi : (1) pengembangan
Pegadaian Syariah secara hukum akan berbenturan dengan aturan perundang-
undangan yang lain,dan (2) pelaksanaan prinsip-prinsip syariah tidak bisa
dilakukan secara optimal.
Namun pada saat ini pemerintah telah memberlakukan PP No.51 Tahun
2011 tentang perubahan bentuk badan hukum perum pegadain menjadi
perusahaan perseroan. PP No.51 Tahun 2011 telah ditetapkan Oleh Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono. Adapun muatan PP ini terdiri dari enam pasal dan
enam ayat. Sedangkan pasal yang mengatur Pegadaian Syariah hanya terdapat
pada pasal 2 ayat (1) yang berbunyi:
“maksud dan tujuan pegadaian adalah untuk melakukan usaha di bidang
gadai dan fidusia, baik secara konvensional maupun syariah, dan jasa
lainnya dibidang keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan terutama untuk masyarakat, dan usaha menengah, serta
optimalisasi pemanfaatan sumber daya perseroan dengan menerapkan
prinsip perseroan terbatas(PT).”
Dari ketentuan diatas, dalam menjalankan fungsinya atau melaksanakan
kegiatan usahanya ada dua pilihan yaitu, secara konvensional atau berdasarkan
prinsip syariah. Sekarang kedudukan Pegadaian Syariah merupakan bagian
integral dari sistem pegadaian nasional yang berlaku di Indonesia. Konsekuensi
dari kedudukan sistem Pegadaian Syariah dalam operasinya harus tunduk pada PP
65
di atas, dan juga harus tunduk pada segala aturan umum yang menjadi landasan
hukum bagi sebuah perusahaan gadai.
Keberadaan PP.No.51 tahun 2011 sebagai regulasi yang mengatur usaha
gadai syariah di Indonesia sedikit lebih maju dibandingankan PP.No.103 tahun
2010. Walau begitu,perkembangan hukum dibidang gadai syariahmasih jauh
berada di bawah perbankan syariah terutama dari sisi perangkat hukumnya.
Berdasarkan wawancara dengan Ibu Ririn selaku Marketing di kantor
Cabang Pegadaian Syariah Kota jambi beliau mengatakan:52
“. Kemudian dalam pegadaian syariah memang syarat nya lebih banyak.
Dan kami harus bisa menentukan target pemasaran,seperti apa yang
dibutuhkan oleh masyarakat, misalnya ibu rumah tangga itu kurang cocok
jika ditawarkan untuk menjaminkan BPKB motor dan lebih kita lihat
kebutuhan, seperti nya cocok untuk ditawarkan investasi emas. Misalnya
pengusaha kita tawarkan untuk mengambil kendaraan di pegadaian”
b. Kurang pemahaman Masyarakat Mengenai Pegadaian Syariah
Dalam realisasi dan praktek yang dijalankan oleh Pegadaian Syariah
Cabang Kota Jambi ternyata menghadapi kendala-kendala sebagai berikut:
1. Pegadaian syari‟ah relatif baru sebagai suatu sistem keuangan
2. Masyarakat kurang familiar dengan produk rahn dilembaga keuangan syari‟ah
3. Pegadaian kurang popular .
Berdasarkan wawancara dengan bapak Agung selaku Marketing di kantor
Cabang Pegadaian Syariah Kota jambi beliau mengatakan:53
“Untuk kendala yang biasa kami temukan dilapangan dimana saat kami
menawarkan produk dari pegadaian syariah, kebanyakan masyarakat,
52
Wawancara : Ririn, Selaku Marketing di Kantor Cabang Pegadaian Syariah Kota Jambi,
tanggal 20 Februari 2020.
53
Wawancara : Agung, Selaku Marketing di Kantor Cabang Pegadaian Syariah Kota Jambi,
tanggal 18 April 2020.
66
calon nasabah maupun nasabah menanyakan tentang dalil tentang produk
tersebut, kemudian masalah bunga dan juga denda‟.
Pada dasarnya konsep pemasaran terus berkembang, saat ini sedang
berkembang konsep orientasi pelanggan. Dalam konsep tersebut didasarkan pada
filosofi berororientasi pelanggan, yang memfokuskan pada janji yang layak dan
harus dapat dijaga pemenuhannya. Kemudian, pelanggan ditangani sebagai
individual, dan penentuannya secara konkret berdasarkan hasi riset pasar atas
“target audience” serta pelaksanaannya diarahkan atas dasar tujuan dan sasaran
perusahaan.
Berdasarkan wawancara dengan ibu Hj.Nini selaku nasabah Pegadaian
Syariah beliau mengatakan:54
“Selama ini selalu melakukan transaksi gadai di pegadaian syariah karena
di pegadaian syariah ini tidak ada unsur riba didalam nya karena setau
saya di pegadaian konvensional maupun leasing lainnya yang mana
banyak membayar bunga yang besar didalam nya ada unsur riba itu
merupakan perbuatan yang dilarang allah”.
Suatu perusahaan benar melaksanakan orientasi pelanggan dapat diketahui
dari sikap staf penghubung langsungnya. Salah satu dimensi yang penting dalam
orientasi pelanggan adalah konsep pemasaran, yang menekankan pada pemenuhan
kebutuhan dan keinginan pelanggan dengan memuaskan. Dimensi ini harus
mengakar dalam visi dan misi perusahaan yang tergambar dalam “corporate
image”.55
54
Wawancara : Hj. Nini, nasabah Pegadaian Syariah Kota Jambi, tanggal 27 Februari 2020. 55
Sofjan Assauri, Strategic Marketing - Sustaining lifetime customer value (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2012), hlm. 3 .
67
C. Solusi Dalam Aplikasi (Penerapan) Marketing Syariah di Kantor Cabang
Pegadaian Syariah Kota Jambi
Untuk mencapai keefektivitasan tentunya dibutuhkan sebuah proses atau
cara menuju kesana. Manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan
efisien untuk mencapai suatu tujuan.
Adapun solusi bagi para marketer di Pegadaian Syariah Cabang Kota
Jambi yaitu :
1. Solusi Internal
Berdasarakan wawancara dengan bapak Heriyadi selaku pimpinan cabang
pegadaian syariah Kota Jambi :
“Pada dasarnya pelanggan adalah kunci keberhasilan bisnis dan
perusahaan, yang merupakan tumpuan dari kinerja hasil penjualan, tingkat
profitabilitas dan pangsa pasar. Keberhasilan kinerja sangat tergantung
pada pelanggan yang datang atau membeli kembali. Hal ini dimungkinkan
bila terdapat kepuasan pelanggan terhadap produk dan pelayanan yang
diberikan”
Marketing yang ada di Pegadaian syariah harus memiliki kompetensi dan
keterampilan yang baik selain itu harus paham betul mengenai syariah juga harus
memiliki karakteristik marketing syariah. Karena itu bisa menjadi modal untuk
bersaing dengan lembaga yang lain. Strategi pengembangan SDM antara lain:
melalui pelatihan, pendidikan, pembinaan, recruitmen,dan melalui perubahan
sistem.
2. Solusi Eksternal
a. Dengan adanya persaingan dengan lembaga keuangan lainnya, marketing
syariah harus membuat produk dan cara pemasaran yang berbeda dibandingkan
68
lembaga keuangan yang lain. Kemudian Kedudukan peraturan perundang-
undangan pegadaian syariah telah diatur dalam PP dan dilegitimasi oleh
pemerintah dan lembaga lainnya dalam bentuk fatwa DSN-MUI. Namun
demikian belum memadai sehingga status hukumnya perlu ditingkatkan,
diharapkan adanya UU yang secara khusus mengatur tentang Pegadaian Syariah..
b. Edukasi Masyarakat tentang Pegadaian syariah
Pemahaman masyarakat mengenai pegadaian syariah memang sangat
minim dan keinginan nasabah untuk mencari tahu tentang pegadaian syariah itu
sangat kurang dikarenkan menjamur nya unit pegadaian konvensional yang
berada dimana mana pada saat ini. Oleh karena itu dari marketing pegadaian
syariah harus banyak mensosialisasikan pegadaian syariah ke masyarakat.
Berdasarkan wawancara dengan Ibu Ririn selaku Marketing di kantor
Cabang Pegadaian Syariah Kota Jambi beliau mengatakan :56
“ Kami sering melakukan literasi ke kantor-kantor mengenai produk yang
kami tawarkan, dengan menjelaskan pegadaian syariah lebih ringan
dibandingkan di leasing ,tetapi nasabah itu lebih merasa susah saat di
pengumpulan berkas karena syarat nya banyak. Kemudian jika menemui
calon nasabah kita harus melihat kebutuhan dari nasabah tersebut,
misalnya ibu rumah tangga itu biasa nya impian punya investasi kedepan
dan untuk pendidikan anak, biasanya kita anjurkan untuk ikut arisan logam
mulia”.
Marketing syariah selalu mengedepankan keadilan dalam memasarkan
produknya. Sehingga selalu berkomitmen tidak menzalimi konsumen, berlaku adil
sesama nasabah dan tidak melakukan kecurangan.
56
Wawancara : Ririn, Selaku Marketing di Kantor Cabang Pegadaian Syariah Kota Jambi,
tanggal 20 Februari 2020.
69
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Aplikasi (Penerapan) marketing syariah yang diterapkankan oleh pegadaian
syariah cabang Kota Jambi. Marketing Syariah yang dilakukan oleh pegadaian
syariah dengan :
a. Segmentasi pasar, Segmentasi merupakan usaha pasar potensial untuk
kelompok-kelompok pembeli tertentu atau menurut jenis produk tertentu dan
berkolaborasi dengan kombinasi bauran marketing yang tepat dan cocok.
memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualan;
menentukan produk dan program pemasarannya; mengadakan penelitian pada
konsumen untuk mengukur, menilai dan menafsirkan keinginan, sikap serta
tingkah laku mereka; menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik,
apakah menitik beratkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah atau model
yang menarik.
b. pasar sasaran, Menetapkan pasar sasaran dengan cara mengembangkan
ukuran-ukuran dan daya tarik segmen dan kemudian memilih segmen sasaran
yang diinginkan. Koordinasi dan Integrasi dalam Perusahaan Untuk
memberikan kepuasan secara optimal kepada konsumen.
c. Positioning (posisi pasar). Produk atau jasa yang diposisikan pada posisi yang
diinginkan oleh nasabah, sehingga dapat menarik minat nasabah untuk
membeli produk atau jasa yang ditawarkan.
70
Dalam Memasarkan produk, pihak marketing pegadaian melakukan strategi
marketing yang baik, melalui segmentasi dan target pasar dengan melakukan
literasi (pengenalan) produk .
2. Adapun kendala yang dihadapi para marketer syariah di pegadaian syariah
kota jambi: 1.kendala internal (Sumber daya manusia) karena Karyawan yang
merangkap tugas, kurang nya pemahaman mengenai syariah dan kurangnya
tenaga yang professional dan handal. 2. Kendala Eksternal( Persaingan bisnis
dengan lembaga Keuangan dan kurang nya pemahaman masyarkat tentang
pegadaian syariah).
3. Solusi bagi para marketer syariah di pegadaian syariah cabang kota jambi
yaitu dengan :1. upgrade SDM, cara pengembangan SDM antara lain: melalui
pelatihan, pendidikan, pembinaan, recruitmen,dan melalui perubahan sistem.
2. Upgrade Regulasi dan Edukasi masyarakat tentang gadai syariah
memperkenalkan atau mensosialisasikan produk yang ditawarkan suatu
perusahaan melalui berbagai macam media dan cara. Tetapi dalam
mempromosikan suatu produk harus mengedepankan kejujuran.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti dapat memberikan saran terhadap apa
yang menjadi permasalahan dalam pembahasan skripsi ini:
1. Untuk meningkatkan jumlah nasabah sebaiknya lakukan promosi atau
pengenalan terhadap aplikasi yang ada di pegadaian. Karena penulis lihat pihak
Pegadaian kurang memperkenalkan aplikasi ini ke masyarakat umum, dan juga
sosialisasi pegadaian syariah kepada masyarakat apalagi masyarakat dengan
71
ekonomi menengah kebawah itu masih sangat rendah karena dari marketing nya
saja lebih banyak melakukan literasi dan mensosialisasikan produk pegadaian itu
kantor atau perusahaan.
Oleh karena itu perlu diadakan evaluasi terhadap pelaksanaan aktivitas promosi
dan sosialisasi secara terus menerus untuk mengetahui seberapa efektif
keberhasilan strategi pemasaran yang dilakukan, mengatasi berbagai kendala yang
timbul dan sebagai bahan acuan pe-rencanaan kegiatan promosi dan sosialisasi di
masa mendatang.
2. Untuk SDM, dimana dalam perekrutan pegawai di pegadaian syariah Kota
Jambi, sebaiknya harus di seleksi dengan baik dan orang yang benar benar paham
atau mengetahui tentang syariah terutama tentang gadai syariah dan marketing
syariah karena itu sangat berpengaruh untuk keberhasilan sebuah perusahaan.
3. Selain itu dari pegadaian syariah juga harus mengedukasikan kepada pelajar,
mahasiswa atau ke masyarakat umum tentang gadai syariah. Misalnya dengan
mengadakan sosialisasi, atau melakukan seminar dikampus kampus.
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta : Departemen Agama R.I. Mekar:
Surabaya 2004.
Abdul Ghofur Anshori, Perbankan syariah di Indonesia, (Yogyakarta:Gajah
Mada University Press), 2007.
Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Amzah,) 2015.
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana), 2009.
Andrian Sutedi, Hukum Gadai Syariah, (Bandung: ALFABETA), 2011.
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum dan Praktek, (Jakarta: Sinar Grafika,) 1996.
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Prenada Media), 2005.
Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, ( Jakarta: Rajawali Pers,)2014
M. Sholikul Hadi, Penggadaian Syari’ah, (Jakarta: Salemba Diniyah), 2003.
Matthew B.Miles dan A. Michael Huberman, Analisis data kualitatif, TerjTjetcep
Rohidi, (Jakarta: UI Press), 2007.
Muhammad Syakir Sula, FIIS, Asuransi Syariah: Konsep Dan Sistem
Operasional,( Jakarta: Gema Insani), 2002.
Hassan Saleh, Kajian Fiqih Nabawi & Fiqh Kontemporer,( Jakarta: Rajawali
Pers), 2008.
Sofjan Assauri, Strategic Marketing - Sustaining lifetime customer value, (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada), 2012.
Sugiyono, Metode Kuantitatif, Kualitatif, Dan Kombinasi, (Bandung: Alfabeta),
2011.
Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktk, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta), 2006.
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), (Jambi: Syariah Press),
2014.
Veithzal Rivai, dkk., Bank and financial institution management, conventional
and sharia system, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada), 2007.
Winardi, Azas-Azas Marketing, ( Bandung:Alumni), 1980.
B. Lain-Lain
Barnes, S. & Scornavacca, E., Mobile marketing: the role of permission and
acceptance. International Journal of Mobile Communications, 2(2), pp.
128-39, (2004).
Dedy Akhmadi, Analisis Strategi Pemasaran dalam Meningkatkan Volume
Pembiyaan pada PT. Federal International Finance (FIF) Syariah,
Skripsi, Jakarta: Perbankan syariah, UIN Syarif Hidayatullah, 2006.
El-Gohary, Hatem. E-Marketing- A literature Review from a Small Businesses
Perspective. Vol. 1, No. 1, pp 214-244. United States of America:
International Journal of Business and Social Science,(2010).
Fatmawati Gina, Hubungan kualitas pelayanan dengan kepuasan nasabah Jurnal.
Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 2, Juli 2012.
Nadhirotul Ulbab, Strategi Pemasaran Produk-Produk Gadai Syariah Dalam
Meningkatkan Jumlah nasabah(Studi Kasus Di Pegadaian Syariah
Cabang Majapahit Semarang), Skripsi, Semarang: IAIN Walisongo,
2016.
Nafiani Nanik,Strategi Promosi Produk Gadai Syariah di Perusahaan Umum
Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya, Skripsi, Surabaya:
Menejemen Dakwah, IAIN Sunan Ampel, 2008.
Pangestika Witdya, Mengenal konsep dan penerapan digital marketing, Jurnal.
Persaud, A. & I. Azhar, “Innovative mobile marketing via smartphones: Are
consumers ready?” Marketing Intelligence & Planning, Jurnal Vol. 30
No. 4, pp. 418-443, (2012).
Setiyaningrum Ari, Udaya Jusuf, dan Efendi, Jurnal Prinsip-prinsip Pemasaran -
Pengenalan Plus Tren Terkini Tentang Pemasaran Global, Pemasaran
Jasa, Green Marketing, Enterpreneural Marketing dan E-Marketing,
(Yogyakarta: Andi Offset, 2015).
www.pegadaian.co.id
Lampiran
DOKUMENTASI LOKASI PENELITIAN
( Gedung Kantor CPS Kota Jambi ) (Ruangan dalam Kantor CPS Kota Jambi ))
( Transaksi di Outlet Kantor CPS Kota
Jambi)
DOKUMENTASI WAWANCARA
(Wawancara: Heriyadi, Pimpinan Cabang Kantor CPS Kota Jambi tanggal 25
Februari 2020)
(Wawancara : Ririn, Selaku Marketing di Kantor Cabang Pegadaian Syariah
Kota Jambi, tanggal 20 Februari 2020)
CURRICULUM VITAE
A. Identitas Diri
Nama : Milsisi
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Medan Seri, 31 Desember 1998
Alamat : Desa Medan Seri Rambahan Kec.Tebo Ulu
Kab. Tebo
No. Telp/HP : 082279577374
Nama Ayah : Suardi
Nama Ibu : Ratnawati
B. Riwayat Pendidikan
SD/MI, Tahun Lulus : SDN 110/VIII Tebo, 2010
SMP/MTs, Tahun Lulus : MTSN 5 Tebo, 2013
SMA/MA, Tahun Lulus : MAN MODEL Jambi, 2016
C. Pengalaman Organisasi
1. Anggota Pemberdayaan Perempuan PMII Rayon Syariah Tahun 2016-2017
2. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan Hukum Ekonomi Syariah Tahun
2017-2018
3. Anggota Himpunan Mahasiswa Tebo(HIMASTE) tahun 2017-2019
4. Ketua KOPRI Rayon Syariah Komisariat UIN STS Jambi Tahun 2019-2020