Download - Arti Dari Masing Masing Elemen PP50 2012
1 Pembangunan dan Pemeliharaan Komitmen
1.1 Kebijakan K3
Kriteria Audit Kriteria Audit dan
Pemenuhan/Dokumen terkait
1.1.1. Terdapat kebijakan K3 yang
tertulis, bertanggal,
ditandatangani oleh pengusaha
atau pengurus, secara jelas
menyatakan tujuan dan sasaran
K3 serta komitmen terhadap
peningkatan K3
- Perusahaan membuat kebijakan
K3 tertulis, bertanggal dan isinya
mencakup tujuan dan pernyataan
komitmen Perusahaan mengenai
pelaksanaan K3 di tempat kerja
1.1.2. Kebijakan disusun oleh
pengusaha dan/atau pengurus
setelah melalui proses
konsultasi dengan wakil tenaga
kerja
- Proses konsultasi bisa dalam
bentuk suatu rapat yang
membahas perumusan isi
kebijakan dimana peserta rapat
bisa dari anggota P2K3 (wakil
tenaga kerja)/wakil departemen
dan atau serikat pekerja. Lihat
pada notulensi rapat pembahasan
kebijakan ini.
1.1.3. Perusahaan
mengkomunikasikan kebijakan
K3 kepada seluruh tenaga
kerja, tamu, kontraktor,
pelanggan, dan pemasok
dengan tata cara yang tepat
- Bentuk komunikasi kebijakan K3
ini bisa melalui; penempelan,
pembacaan saat briefing pagi,
kartu pengenal visitor, lampiran
dalam kontrak, materi briefing
bagi tamu, papan pengumuman di
pintu masuk, pelatihan pengenalan
(induction training) dll
1.1.4. Kebijakan khusus dibuat untuk
masalah K3 yang bersifat
khusus.
- Kebijakan K3 khusus dibuat
sesuai dengan kondisi tingkat
risiko perusahaan atau terkait
dengan lintas departemen (tidak
wajib harus ada), contoh kebijakan
mengenai penggunaan bahan
peledak, radiasi, alcohol&drugs,
dll
1.1.5. Kebijakan K3 dan kebijakan
khusus lainnya ditinjau ulang
secara berkala untuk menjamin
bahwa kebijakan tersebut
sesuai dengan perubahan yang
terjadi dalam perusahaan dan
dalam peraturan perundang-
undangan.
- Ada mekanisme untuk meninjau
ulang isi kebijakan secara
berkala misal melalui rapat
manajemen review meeting
tahunan, rapat P2K3 atau rapat
lainnya. Bila ada perubahan nama
perusahaan, manajemen, visi, dll
maka kebijakan juga harus
direvisi. Jadwal waktu tinjauan
sebaiknya dicantumkan
1.2 Tanggung Jawab & Wewenang Untuk Bertindak
Kriteria Audit Penjelasan dan Pemenuhan
/Dokumen terkait
1.2.1. Tanggung jawab dan
wewenang untuk mengambil
tindakan dan melaporkan
kepada semua pihak yang
terkait dalam perusahaan di
bidang K3 telah ditetapkan,
diinformasikan dan
didokumentasikan.
- Ada dokumen yang menjelaskan
tanggung jawab dan wewenang
seseorang yang disahkan oleh
manajemen perusahaan, seperti
dalam hal ini penunjukan
manajemen representative (MR)
untuk mengambil tindakan dan
melapor mengenai K3, salah satu
bentuk dokumen yaitu job
description/ tanggung jawab K3
dalam manual K3, dll. Harus
dipastikan personil yang terkait
mengetahui hal ini
1.2.2. Penunjukan penanggung jawab
K3 harus sesuai peraturan
perundang-undangan.
- Ada beberapa Penanggung jawab
K3 yang sesuai peraturan
perundangan yaitu; dokter
perusahaan (Permenaker
01/MEN/1976), Paramedis
(Permenaker 01/MEN/ 1979),
Sekretaris P2K3 ( Permenaker
02/MEN/1992), regu tim tanggap
darurat (Kepmenaker 186/1999)
1.2.3. Pimpinan unit kerja dalam
suatu perusahaan bertanggung
jawab atas kinerja K3 pada unit
kerjanya.
- Bisa dilihat dalam jobdescription,
bukti keterlibatan misalnya turut
andil dalam penilaian kinerja unit
K3, ikut serta rapat K3 unit dan
memantau pencapaian kinerja unit
K3
1.2.4. Pengusaha atau pengurus
bertanggung jawab secara
penuh untuk menjamin
pelaksanaan SMK3.
- Lihat tanggungjawab K3
manajemen baik dari kebijakan K3,
manual SMK3 atau job descnya.
Bukti pelaksaan dilihat pada
kinerja 1.3.1 sampai 1.3.3 apakah
sudah melaksanakan tinjauan
manajemen terkait dengan SMK3
1.2.5. Petugas yang bertanggung
jawab untuk penanganan
keadaan darurat telah
ditetapkan dan mendapatkan
pelatihan.
- Perusahaan bisa dilihat dari
sertipikat pelatihan, dokumentasi
latihan darurat, absensi latihan.
1.2.6. Perusahaan mendapatkan
saran-saran dari para ahli di
bidang K3 yang berasal dari
dalam dan/atau luar
perusahaan.
- Bisa berupa laporan kinerja K3
dari konsultan/pegawai pengawas
(luar) dan laporan audit internal
K3, inspeksi K3, laporan study
banding /bench marking, dll dari
dalam perusahaan
1.2.7. Kinerja K3 termuat dalam
laporan tahunan perusahaan
atau laporan lain yang
setingkat.
- Jelas. Kinerja K3 misal meliputi
angka kecelakaan (FR & SR),
jumlah klaim kecelakaan,
prestasi/penghargaan K3, %
pencapaian target, dll.
1.3 Tinjauan dan Evaluasi
Audit Kriteria Kriteria Audit dan
Pemenuhan/Dokumen terkait
1.3.1 Tinjauan terhadap penerapan
SMK3 meliputi kebijakan,
Terdapat RTM yg membahas
kebijakan, perencanaan,
perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan dan evaluasi telah
dilakukan, dicatat dan
didokumentasikan.
pelaksanaan, pemantauan dan
evaluasi dilengkapi Absen &
Notulen Rapat
1.3.2 Hasil tinjauan dimasukkan
dalam perencanaan tindakan
manajemen.
- Lihat pada notulensi rapat
tinjauan manajemen bentuk
tindakan perbaikan atau corrective
action yang akan dilakukan apakah
masuk didalam program kerja
tahun berikutnya
1.3.3 Pengurus harus meninjau ulang
pelaksanaan SMK3 secara
berkala untuk menilai
kesesuaian dan efektivitas
SMK3.
- Kegiatan tinjauan ulang ini dalam
bentuk rapat tinjauan manajemen
yang agendanya sesuai dengan
lampiran PP 50 Tahun 2012. Rapat
tinjauan manajemen ini dihadiri
oleh top manajemen dan tidak
dapat disamakan dengan rapat
bulanan P2K3
1.4 Keterlibatan dan Konsultasi dengan Tenaga Kerja
Audit Kriteria Kriteria Audit dan
Pemenuhan/Dokumen terkait
1.4.1. Keterlibatan dan penjadwalan
konsultasi tenaga kerja dengan
wakil perusahaan
didokumentasikan dan
disebarluaskan ke seluruh
tenaga kerja.
- Ada dokumen tentang kegiatan
konsultasi tenaga kerja (bukan
wakil tenaga kerja) dan wakil
perusahaan contohnya bisa forum
serikat pekerja yang salah satu
agendanya mengenai K3 atau
tenaga kerja dengan
kepengurusan P2K3 yang mewakili
perusahaan. Dokumentasi bisa
dalam bentuk notulensi kegiatan,
jadwal atau time table kegiatan.
Wakil perusahaan adalah personil
yang ditunjuk oleh manajemen
perusahaan
1.4.2. Terdapat prosedur yang
memudahkan konsultasi
mengenai perubahan-
perubahan yang mempunyai
implikasi terhadap K3.
- Prosedur tersebut dapat berupa
pedoman atau tata cara atau
tahapan penyampaian
masalah/issue K3 akibat
perubahan ditempat kerja.
Perubahan yang dimaksud bisa
tempat kerja, cara kerja, alat dan
bahan yang dirasa pekerja
membahayakan dirinya
1.4.3. Perusahaan telah membentuk
P2K3 Sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
- Buktinya dapat berupa dokumen
surat penunjukan/pengesahan
P2K3 dari Dinas Tenaga Kerja
setempat
1.4.4. Ketua P2K3 adalah pimpinan
puncak atau pengurus.
SK penetapan sbg MR atau dapat
langsung DIRUT sbg ketua P2K3
1.4.5. Sekretaris P2K3 adalah ahli K3
sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
- Sekretaris P2K3 harus ahli K3
sesuai dengan Permenaker
02/MEN/ 1992. Lihat pada
sertifikasi dan surat penunjukan
AK3 sebaiknya ahli K3 Umum
karena Ahli K3 umum pelatihannya
salah satunya mengenai peraturan
perundangan
1.4.6. P2K3 menitikberatkan kegiatan
pada pengembangan kebijakan
dan prosedur mengendalikan
risiko.
- Lihat pada program-program K3
yang direncanakan atau sedang
dilaksanakan selama ini. Apakah
ada program mengenai
pengembangan atau peninjauan
kebijakan dan perbaikan/
pengembangan prosedur terkait
dengan pengendalian risiko terkait
temuan dari hasil penilaian risiko
1.4.7. Susunan pengurus P2K3
didokumentasikan dan
diinformasikan kepada tenaga
Pengurus P2K3 ditempel dipapan
informasi atau dapat diemail
kepada para tenaga kerja
kerja.
1.4.8. P2K3 mengadakan pertemuan
secara teratur dan hasilnya
disebarluaskan di tempat kerja.
- Minimal dilakukan 1 kali dalam
satu bulan atau sesuai ketentuan
dalam prosedur mengenai P2K3.
Perhatikan pada notulensi rapat
P2K3 yang selama ini sudah
berjalan.
1.4.9. P2K3 melaporkan kegiatannya
secara teratur sesuai dengan
peraturan perundang-
undangan.
- Sesuai peraturan Permenaker
04/MEN/1987 tiap 3 bulan sekali
kegiatan P2K3 harus dilaporkan ke
Dinas setempat minimal
menggunakan format pelaporan
yang disediakn sesuai dengan
peratuturan perundangan
1.4.1
0.
Dibentuk kelompok-kelompok
kerja dan dipilih dari wakil-
wakil tenaga kerja yang
ditunjuk sebagai penanggung
jawab K3 di tempat kerjanya
dan kepadanya diberikan
pelatihan sesuai dengan
peraturan perundang-
undangan.
- Bila memang dibentuk, namun ini
disesuaikan lagi dengan kondisi
didalam perusahaan terkait
dengan efektifitas penerapan
SMK3 itu sendiri khususnya dalam
hal pembentukan tim tanggap
darurat disetiap unit/departemen
dan bila penerapan SMK3 di lokasi
terpisah misalnya bidang
konstruksi
1.4.1
1.
Susunan kelompok-kelompok
kerja yang telah terbentuk
didokumentasikan dan
diinformasikan kepada tenaga
kerja.
- Bila dibentuk maka harus dicek
ke pekerja dengan wawancara
apakah mereka tahu mengenai
struktur kelompok kerja ini
2 Pembuatan dan Pendokumentasian Rencana K3
2.1 Rencana strategi K3
Kriteria Audit Kriteria Audit dan
Pemenuhan/Dokumen terkait
2.1.1. Terdapat prosedur
terdokumentasi untuk
Terdapat Prosedur HIRARC
identifikasi potensi bahaya,
penilaian, dan pengendalian
risiko K3.
2.1.2. Identifikasi potensi bahaya,
penilaian, dan pengendalian
risiko K3 sebagai rencana
strategi K3 dilakukan oleh
petugas yang berkompeten.
- Terdapat rencana atau program
kegiatan untuk mengendalikan
risiko yang diidentifikasi di 2.1.1.
Perhatikan detil rencana tersebut.
Bentuk dokumen dapat berupa
program/rencana K3 atau
manajemen program. Untuk
melihat penerapannya dapat
dilihat dari
pemantauan/monitoring program
kerja yang berkaitan dengan
pengendalian risiko teersebut
2.1.3. Rencana strategi K3 sekurang-
kurangya berdasarkan tinjauan
awal, identifikasi potensi
bahaya, penilaian,
pengendalian risiko, dan
peraturan perundang-undangan
serta informasi K3 lain baik
dari dalam maupun luar
perusahaan.
Terdapat Rencana-rencana dan
Program-program K3 termasuk
pemenuhan peraturan
perundangan
2.1.4. Rencana strategi K3 yang telah
ditetapkan digunakan untuk
mengendalikan risiko K3
dengan menetapkan tujuan dan
sasaran yang dapat diukur dan
menjadi prioritas serta
menyediakan sumber daya.
- Terdapat rencana atau program
kegiatan untuk mengendalikan
risiko yang diidentifikasi di 2.1.1.
Perhatikan detil rencana tersebut.
Bentuk dokumen dapat berupa
program/rencana K3 atau
manajemen program. Untuk
melihat penerapannya dapat
dilihat dari
pemantauan/monitoring program
kerja yang berkaitan dengan
pengendalian risiko teersebut
2.1.5. Rencana kerja dan rencana
khusus yang berkaitan dengan
produk, proses, proyek atau
tempat kerja tertentu telah
dibuat dengan menetapkan
tujuan dan sasaran yang dapat
diukur, menetapkan waktu
pencapaian dan menyediakan
sumber daya.
- Dilihat pada detil dari tiap
rencana/program K3 mencakup
tujuan/sasaran, siapa
pelaksananya, jangka waktu
pelaksanaan, sumberdaya
(termasuk fasilitas) serta prioritas
(dilihat dari hasil penilaian
manajemen risiko)
2.1.6. Rencana K3 diselaraskan
dengan rencana sistem
manajemen perusahaan.
Terintegrasi dg sistem manajemen
lain (menjadi 1 Sistem terpadu)
2.2 Manual SMK3
Kriteria Audit Penjelasan dan Pemenuhan
/Dokumen terkait
2.2.1. Manual SMK3 meliputi
kebijakan, tujuan, rencana,
prosedur K3, instruksi kerja,
formulir, catatan dan tanggung
jawab serta wewenang
tanggung jawab K3 untuk
semua tingkatan dalam
perusahaan.
- Dokumen berupa manual SMK3
atau dokumen level I, yang
mencakup kebijakan, tujuan,
rencana kerja (rencana terkini bisa
dalam bentuk terlampir), prosedur
K3 bisa dalam bentuk matrik
korelasi prosedur serta job decs
sesuai struktur organisasi yang
tercantum
2.2.2. Terdapat manual khusus yang
berkaitan dengan produk,
proses, atau tempat kerja
tertentu.
- Dokumen berupa manual khusus
(misal manual untuk pengelolaan
Bahan Kimia, Limbah, Manual
untuk Ergonomi, manual
penanganan bahan peledak dll)
2.2.3. Manual SMK3 mudah didapat
oleh semua personil dalam
perusahaan sesuai kebutuhan.
- Manual disimpan pada lokasi
yang mudah diakses oleh personel
perusahaan, untuk
membuktikannya dapat dilihat dari
lembar distribusi manual
2.3 Peraturan perundangan dan persyaratan lain dibidang K3
Kriteria Audit Penjelasan dan Pemenuhan
/Dokumen terkait
2.3.1. Terdapat prosedur yang
terdokumentasi untuk
mengidentifikasi, memperoleh,
memelihara dan memahami
peraturan perundang-
undangan, standar, pedoman
teknis, dan persyaratan lain
yang relevan dibidang K3 untuk
seluruh tenaga kerja di
perusahaan.
Prosedur Pengendalian Dokumen,
Prosedur Pengendalian rekaman,
Prosedur Pemenuhan Peraturan
Perundangan
2.3.2. Penanggung jawab untuk
memelihara dan
mendistribusikan informasi
terbaru mengenai peraturan
perundangan, standar,
pedoman teknis, dan
persyaratan lain telah
ditetapkan
Terdapat SK PPD & orang tsb aktif
2.3.3. Persyaratan pada peraturan
perundang-undangan, standar,
pedoman teknis, dan
persyaratan lain yang relevan
di bidang K3 dimasukkan pada
prosedur-prosedur dan
petunjuk-petunjuk kerja.
Didalam Prosedur atau instruksi
kerja memasukan Referensi buku-
buku perundangan, pedoman
teknis yg terkait
2.3.4. Perubahan pada peraturan
perundang-undangan, standar,
pedoman teknis, dan
persyaratan lain yang relevan
di bidang K3 digunakan untuk
peninjauan prosedur-prosedur
dan petunjuk-petunjuk kerja.
Didalam Prosedur atau instruksi
kerja memasukan Histrori
Dokumen termasuk pd saat
perubahan peraturan perundangan
2.4 Informasi K3
Kriteria Audit Penjelasan dan Pemenuhan
/Dokumen terkait
2.4.1. Informasi yang dibutuhkan
mengenai kegiatan K3
disebarluaskan secara
sistematis kepada seluruh
tenaga kerja, tamu, kontraktor,
pelanggan, dan pemasok.
- Bentuknya bisa berupa papan
pengumuman, foto-foto, poster,
verbal dalam briefing/apel,
email,dll. Tata caranya dapat
dilihat dari prosedur komunikasi
3 Pengendalian Perancangan dan Peninjauan Kontrak
3.1 Pengendalian Perancangan
Kriteria Audit Penjelasan dan Pemenuhan
/Dokumen terkait
3.1.1. Prosedur yang terdokumentasi
mempertimbangkan identifikasi
potensi bahaya, penilaian, dan
pengendalian risiko yang
dilakukan pada tahap
perancangan dan modifikasi.
- Terdapat dokumen tertulis
berupa prosedur perancangan
yang didalamnya ada identifikasi
bahaya dan penilaian
risiko( manajemen risiko). Lihat
detil isi prosedurnya, bagaimana
tahapan manajemen risiko
tersebut dimasukkan pada tahap
perancangan?
3.1.2. Prosedur, instruksi kerja dalam
penggunaan produk,
pengoperasian mesin dan
peralatan, instalasi, pesawat
atau proses serta informasi
lainnya yang berkaitan dengan
K3 telah dikembangkan selama
perancangan dan/atau
modifikasi.
- Saat perancangan dilakukan
apakah juga telah dibuat
WI/prosedur khusus untuk
produk/sarana/proses yang
dirancang atau dirancang ulang
berdasarkan rekomendasi dari
pengendalian risiko yang telah
ditetapkan.
3.1.3. Petugas yang berkompeten
melakukan verifikasi bahwa
perancangan dan/atau
modifikasi memenuhi
- Ada personil yang ditunjuk untuk
melakukan verifikasi aspek K3
telah dipenuhi dalam
rancangan(lihat dalam tahapan
persyaratan K3 yang
ditetapkan sebelum
penggunaan hasil rancangan.
prosedur perancangan prasyarat
personil yang melakukan
perancangan). Personil ini bisa
internal (misal ahli K3) atau
ekternal (misal petugas pengawas
K3, konsultasi atau perusahaan
Jasa K3 yang ditunjuk)
3.1.4. Semua perubahan dan
modifikasi perancangan yang
mempunyai implikasi terhadap
K3 diidentifikasikan,
didokumentasikan, ditinjau
ulang dan disetujui oleh
petugas yang berwenang
sebelum pelaksanaan.
- Lihat pada rekaman hasil
modifikasi/perancangan berupa
catatan atau notulensi reviw
perancangan, checklist kesesuaian
desain dengan aspek K3, tanda
tangan pengesahan rancangan
oleh petugas di 3.1.3
3.2 Peninjauan Kontrak
Kriteria Audit Penjelasan dan Pemenuhan
/Dokumen terkait
3.2.1 Prosedur yang terdokumentasi
harus mampu mengidentifikasi
bahaya dan menilai risiko K3
bagi tenaga kerja, lingkungan,
dan masyarakat, dimana
prosedur tersebut digunakan
pada saat memasok barang dan
jasa dalam suatu kontrak.
- Terdapat prosedur tertulis yang
mencakup proses identifikasi
potensi bahaya dan penilaian
risiko dilakukan pada kegiatan
memasok barang dan jasa dalam
suatu kontrak. Bentuk rekamannya
bisa hasil manajemen risiko pada
aktifitas pemasokan barang dan
jasa serta muatan tentang
kegiatan tersebut tercakup dalam
kontrak
3.2.2. Identifikasi bahaya dan
penilaian risiko dilakukan pada
tinjauan kontrak oleh petugas
yang berkompeten.
- Persyaratan personil yang
melakukan kegiatan tersebut
tercakup diatur didalam prosedur
tersebut, minimal telah mendapat
pelatihan manajemen risiko dan
berpengalaman di bidangnya.
3.2.3. Kontrak ditinjau ulang untuk
menjamin bahwa pemasok
dapat memenuhi persyaratan
K3 bagi pelanggan.
- Bila 3.2.1 sudah ada dan
diterapkan maka kriteria ini
tentunya otomatis akan dipenuhi.
Disini kita melihat apakah
persyaratan K3 dari pelanggan
telah terpenuhi. Rekamannya
adalah isi kontrak tersebut telah
memuat aspek K3 didalamnya
secara jelas sesuai dengan
spesifikasi pekerjaannya, seperti
penyediaan perlengkapan alat
pelindung diri, tanggungjawab dan
gugat terhadap kecelakaan kerja,
asuransi kecelakaan dll.
3.2.4 Catatan tinjauan kontrak
dipelihara dan
didokumentasikan.
- Dokumen berupa catatan review
kontrak/checklist pemenuhan
persyaratan K3 dalam suatu
kontrak
4 Pengendalian Dokumen
4.1 Persetujuan, Pengeluaran dan Pengendalian Dokumen
Kriteria Audit Penjelasan dan Pemenuhan
/Dokumen terkait
4.1.1. Dokumen K3 mempunyai
identifikasi status, wewenang,
tanggal pengeluaran dan
tanggal modifikasi.
- Disini kita melihat dari acuan
prosedur pengendalian dokumen
yang telah ditetapkan. Dimana
status dokumen bisa berupa tata
cara penomoran,wewenang bisa
berupa siapa personil yang
menyetujui dokumen, terdapat
tanggal pengeluaran dan
modifikasi bila terjadi perubahan
4.1.2. Penerima distribusi dokumen
tercantum dalam dokumen
tersebut.
- Dalam dokumen tercantum
kepemilikan dokumen tersebut
dengan mengacu pada daftar
distribusi penerima dokumen.
4.1.3. Dokumen K3 edisi terbaru
disimpan secara sistematis
pada tempat yang ditentukan.
- Dokumen K3 disimpan pada
lokasi tertentu yang memudahkan
untuk diakses.
4.1.4. Dokumen usang segera
disingkirkan dari
penggunaannya sedangkan
dokumen usang yang disimpan
untuk keperluan tertentu diberi
tanda khusus.
- Perusahan harus memastikan
bahwa dokumen K3 yang sedang
beredar adalah dokumen
terbaru/revisi terakhir. Bila
disimpan maka diberi tanda
misalkan “obsolete”
4.2 Perubahan dan Modifikasi Dokumen
Kriteria Audit Penjelasan dan Pemenuhan
/Dokumen terkait
4.2.1 Terdapat sistem untuk
membuat, menyetujui
perubahan terhadap dokumen
K3.
- Terdapat prosedur pengendalian
dokumen yang mencakup tahapan
proses pembuatan dan persetujuan
perubahan dokumen
4.2.2. Dalam hal terjadi perubahan
diberikan alasan terjadinya
perubahan dan tertera dalam
dokumen atau lampirannya dan
menginformasikan kepada
pihak terkait.
- Pada dokumen yang telah
berubah biasanya dilampirkan
keterangan/alasan perubahan yang
dilakukan, tgl modifikasi dan siapa
yang menyetujui perubahan
tersebut atau daftar riwayat
perubahan biasanya terletak
didepan atau dibelakang dokumen
terkait
4.2.3 Terdapat prosedur
pengendalian dokumen atau
daftar seluruh dokumen yang
mencantumkan status dari
setiap dokumen tersebut,
dalam upaya mencegah
penggunaan dokumen yang
usang.
- Terdapat prosedur pengendalian
dokumen dimana didalamnya
mempersyaratkan pembuatan
masterlist dokumen atau suatu
daftar yang berisi semua judul
dokumen K3 yang dipergunakan
termasuk statusnya (misalnya
revisi terakhir beserta tanggal
revisinya)
5 Pembelian dan Pengendalian Produk
5.1 Spesifikasi Pembelian Barang dan Jasa
Kriteria Audit Penjelasan dan Pemenuhan
/Dokumen terkait
5.1.1. Terdapat prosedur yang
terdokumentasi yang dapat
menjamin bahwa spesifikasi
teknik dan informasi lain yang
relevan dengan K3 telah
diperiksa sebelum keputusan
untuk membeli.
- Terdapat prosedur tertulis
mengenai prosedur pembelian
barang dan jasa dimana ada
spesifik K3 dan informasi lain yang
terkait dicantumkan dalam salah
satu klausul prosedur tersebut
secara jelas, misalnya MSDS untuk
pembelian bahan kimia, informasi
yang relevan untuk pemebelian
alat pelindung diri
5.1.2 Spesifikasi pembelian untuk
setiap sarana produksi, zat
kimia atau jasa harus
dilengkapi spesifikasi yang
sesuai dengan persyaratan
peraturan perundang-undangan
dan standar K3.
- Kriteria ini merupakan aplikasi
dari kriteria 5.1.1. dimana
perusahaan dapat menunjukkan
contoh catatan purchasing order
yang memasukkan item K3 saat
pembeliannya secara jelas
5.1.3. Konsultasi dengan tenaga kerja
yang kompeten pada saat
keputusan pembelian,
dilakukan untuk menetapkan
persyaratan K3 yang
dicantumkan dalam spesifikasi
pembelian dan diinformasikan
kepada tenaga kerja yang
menggunakannya.
- Kegiatan konsultasi ini dapat
disebutkan dalam isi prosedur
5.1.1. dan ditunjukkan bukti
berupa notulensi meeting/input
dari pihak user kepada pembelian
dan atau pengesahan dalam
Purchasing Order
5.1.4. Kebutuhan pelatihan, pasokan
alat pelindung diri dan
perubahan terhadap prosedur
kerja harus dipertimbangkan
sebelum pembelian dan
penggunaannya.
- Kebutuhan pelatihan, APD, dll ini
bisa disebutkan dalam prosedur
pembelian dan dapat dibuktikan
berupa catatan purchase order
yang telah lengkap item K3nya.
Bentuk peninjauan ulang dapat
dalam bentuk pengesahan dalam
purchasing order atau hasil
penilaian produk atau jasa yang
baru sebelum pembelian, misalnya
penilaian dalam pembelian alat
pelindung diri dan lain-lain
5.1.5. Persyaratan K3 dievaluasi dan
menjadi pertimbangan dalam
seleksi pembelian.
Formulir Seleksi Supplier dan
Subkon (CSMS) dipilih yg
memenuhui persyaratan K3
(Tatacara seleksi masuk ke
Prosedur Pembelian)
5.2 Sistem Verifikasi Barang dan Jasa Yang Telah Dibeli
Kriteria Audit Penjelasan dan Pemenuhan
/Dokumen terkait
5.2.1. Barang dan jasa yang dibeli
diperiksa kesesuaiannya
dengan spesifikasi pembelian.
- Setiap barang dan jasa yang
masuk harus diperiksa sesuai
dengan spesifikasi yang telah
disetujui sebelumnya.
Misalnya:dokumen persetujuan
penerimaan barang oleh pihak
gudang
5.3 Pengendalian Barang dan Jasa Yang Dipasok Pelanggan
Kriteria Audit Penjelasan dan Pemenuhan
/Dokumen terkait
5.3.1. Barang dan jasa yang dipasok
pelanggan, sebelum digunakan
terlebih dahulu diidentifikasi
potensi bahaya dan dinilai
risikonya dan catatan tersebut
dipelihara untuk memeriksa
prosedur.
- Barang dan jasa yang dipasok
pelanggan maksudnya barang/jasa
yang dipergunakan/diproses
ditempat kerja kita untuk
kemudian setelah selesai
dikembalikan lagi kepada
pelanggan. Bukti penerapan
kegiatan ini bisa dicantumkan
dalam prosedur tersendiri atau
melalui rekaman kegiatan
manajemen risiko seperti pada
2.1.1.
5.4 Kemampuan Telusur Produk
Kriteria Audit Penjelasan dan Pemenuhan
/Dokumen terkait
5.4.1. Semua produk yang digunakan
dalam proses produksi dapat
diidentifikasi di seluruh
tahapan produksi dan instalasi,
jika terdapat potensi masalah
K3.
HIRARD produk, dari Proses
Persiapan, Produksi sampai
Selesai serta Packaging (jika
dipabrik)
5.4.2. Terdapat prosedur yang
terdokumentasi untuk
penelusuran produk yang telah
terjual, jika terdapat potensi
masalah K3 di dalam
penggunaannya.
Prosedur Kemampuan Telusur
Produk yg telah terjual telah aman
dan memenuhi persyaratan K3
6 Keamanan Bekerja Berdasarkan SMK3
6.1. Sistem Kerja
Audit Kriteria Penjelasan dan Pemenuhan
/Dokumen terkait
6.1.1. Petugas yang kompeten telah
mengidentifikasi bahaya,
menilai dan mengendalikan
risiko yang timbul dari suatu
proses kerja.
- Perusahaan telah menunjuk
personil untuk melakukan
manajemen risiko. Bukti
penerapannya dapat dilihat dari
catatan manajemen risiko untuk
setiap tahapan proses kerja.
Kompetensi petugas ini dilihat dari
sertifikat atau catatan pelatihan
manajemen risiko, job decs atau
wewenangnya atau dari track
record pengalaman serta catatan
manajemen risiko sesuai tata cara
perhitungan yang ditetapkan
6.1.2. Apabila upaya pengendalian
risiko diperlukan, maka upaya
- Terdapat dokumen tertulis
prosedur/WI di tempat kerja.
tersebut ditetapkan melalui
tingkat pengendalian.
Untuk ijin kerja misalnya hot work
permit, confined space permit,
ketinggian, penggalian/kedalaman,
radiasai dll tergantung dari proses
yang ada di tempat kerja
6.1.3. Terdapat prosedur atau
petunjuk kerja yang
terdokumentasi untuk
mengendalikan risiko yang
teridentifikasi dan dibuat atas
dasar masukan dari personil
yang kompeten serta tenaga
kerja yang terkait dan disahkan
oleh orang yang berwenang di
perusahaan.
- Terdapat prosedur/WI secara
tertulis yang sudah
mempertimbangkan faktor K3
seperti berdasarkan job safety
analysis. Terutama prosedur/WI
yang dipersyaratkan dalam
pengendalian risiko sebagai
pengendalian administrasi control
harus dapat ditunjukkan
6.1.4. Kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan, standar
serta pedoman teknis yang
relevan diperhatikan pada saat
mengembangkan atau
melakukan modifikasi atau
petunjuk kerja.
- Bila ada pengembangan dan atau
perubahan terhadap prosedur/WI
maka mengacu pada peraturan,
standar atau ketentuan lainnya
yang terkait. Biasanya pada
prosedur/WI dapat kita temukan
pada kolom referensi, dimana
dalam referensi tersebut
dicantumkan section
standar/acuan/peraturan yang
diacu
6.1.5 Terdapat sistem izin kerja
untuk tugas berisiko tinggi.
Terdapat pembatasan area-area
tertentu dg menyediakan sistem
Surat Ijin Kerja Spt.panas, ramai,
ketinggian, radiasi, kedalaman,
bawah tanah, ruang tertutup
6.1.6 Alat pelindung diri disediakan
sesuai kebutuhan dan
digunakan secara benar serta
selalu dipelihara dalam kondisi
Evaluasi Kebutuhan APD setiap
Site disesuaikan dg jenis
pekerjaan personil tsb, tatacara
pemeliharaannya dan inspeksi APD
layak pakai. secara periodik
6.1.7 Alat pelindung diri yang
digunakan dipastikan telah
dinyatakan layak pakai sesuai
dengan standar dan/atau
peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
- Kesesuaian APD dengan
standar/Per UU dilihat pada
spesifikasi teknis dari pihak
supplier berdasarkan informasi
brosur mauapun sertifikat uji
kelayakan yang supplier kirimkan.
Mereka mengacu ke standar
mana? Atau mungkin lihat
sertifikasi produk misal SNI, BS,
ISO, dll dari APD tsb. Lihat
Permenaker 08 tahun 2010
6.1.8 Upaya pengendalian risiko
dievaluasi secara berkala
apabila terjadi ketidaksesuaian
atau perubahan pada proses
kerja.
- Terkait dengan 6.1.1. dimana
pengendalian resiko yang telah
dilaksanakan ditinjau kembali
apabila terjadi perubahan pada
proses kerja
6.2 Pengawasan
Kriteria Audit Penjelasan dan Pemenuhan
/Dokumen terkait
6.2.1. Dilakukan pengawasan untuk
menjamin bahwa setiap
pekerjaan dilaksanakan dengan
aman dan mengikuti prosedur
dan petunjuk kerja yang telah
ditentukan.
- Ada kegiatan pengawasan
terhadap pelaksanaan pekerjaan di
tempat kerja. Biasanya menjadi
tanggung jawab supervisor atau
yang setingkat. Lihat pada uraian
tanggung jawabnya. Bukti
dokumen bisa berupa catatan/log
inspeksi harian
6.2.2. Setiap orang diawasi sesuai
dengan tingkat kemampuan
dan tingkat risiko tugas.
- Lihat kembali pada uraian
tanggungjawab pada 6.2.1 atau
adanya kegiatan pemantauan bagi
karyawan baru atau program on
the job training
6.2.3. Pengawas/penyelia ikut serta
dalam identifikasi bahaya dan
Idem dengan 6.2.1. liat job
decsnya. Bukti penerapan berupa
membuat upaya pengendalian. laporan inspeksi/laporan sumber
bahaya atau lainnya.
6.2.4. Pengawas/penyelia
diikutsertakan dalam
melakukan penyelidikan dan
pembuatan laporan terhadap
terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja serta
wajib menyerahkan laporan
dan saran-saran kepada
pengusaha atau pengurus.
- Pengawas terlibat dalam
kegiatan pelaporan dan
penyelidikan kecelakaan dan
penyakit akibat kerja. Lihat pada
prosedur pelaporan dan
penyelidikan kecelakaan kerja
(elemen 8) dan item pada 6.2.1.
(uraian job desc). Lihat juga pada
dokumen pelaporan dan hasil
penyelidikan kecelakaan yang
pernah terjadi
6.2.5. Pengawas/penyelia ikut serta
dalam proses konsultasi.
- Proses konsultasi disini bisa
berupa keterlibatan pengawas
dalam rapat yang membahas
masalah-masalah K3 dalam area
pengawasannya.
6.3 Seleksi dan Penempatan Personil
Kriteria Audit Penjelasan dan Pemenuhan
/Dokumen terkait
6.3.1. Persyaratan tugas tertentu
termasuk persyaratan
kesehatan diidentifikasi dan
dipakai untuk menyeleksi dan
menempatkan tenaga kerja.
- Perusahaan menetapkan syarat
kesehatan dalam penerimaan
pegawai. Lihat pada prosedur
penerimaan pegawai dan data-data
aktifitas pemeriksaaan kesehatan
karyawan selama ini.
6.3.2. Penugasan pekerjaan harus
berdasarkan kemampuan dan
keterampilan serta
kewenangan yang dimiliki.
- Idem dengan 6.3.1. dan terdapat
job qualification untuk setiap
jabatan yang mencakup minimal
platihan dan latar belakang
pendidikan serta pengalaman
6.4. Area Terbatas
Kriteria Audit Penjelasan dan Pemenuhan
/Dokumen terkait
6.4.1. Pengusaha atau pengurus
melakukan penilaian risiko
lingkungan kerja untuk
mengetahui daerah-daerah
yang memerlukan pembatasan
izin masuk.
- Adanya dokumen atau daftar
daerah-daerah ditempat kerja yang
memerlukan ijin masuk. Atau cek
langsung ke lapangan atau dapat
juga dilihat dari catatan
manajemen risiko yang telah
dilakukan
6.4.2. Terdapat pengendalian atas
daerah/tempat dengan
pembatasan izin masuk.
- Pada daerah-daerah tersebut
dilakukan pengendalian yang
dapat berupa ijin tertulis,
penguncian, rambu-rambu dll
6.4.3. Tersedianya fasilitas dan
layanan di tempat kerja sesuai
dengan standar dan pedoman
teknis.
- Fasilitas disini yaitu kamar
mandi, wastafel, loker/ruang ganti,
Mushola, ruang makan, kantin,
sarana olahraga, poliklinik, alat
bantu kerja seperti tangga, lantai
ruang, transportasi dll. Layanan
yaitu penyediaan air minum
bersih, layanan makan, kesehatan
dll
6.4.4. Rambu-rambu K3 harus
dipasang sesuai dengan
standar dan pedoman teknis.
- Rambu K3 (Safety sign, warning
sign, poster, rambu APD, rambu
APAR dll) dan tanda pintu
dipasang sesuai standar
berdasarkan pedoman teknis/SNI,
mempunyai sinyal penerangan min
10 lux dan berwarna hijau serta
tulisan putih serta mempunyai
tanda bertulis “keluar” atau “exit”
diatasnya dan menghadap koridor
6.5 Pemeliharaan, Perbaikan, dan Perubahan Sarana Produksi
Kriteria Audit Pemenuhan/Dokumen terkait
6.5.1 Penjadualan pemeriksaan dan
pemeliharaan sarana produksi
serta peralatan mencakup
- Perusahaan mempunyai dokumen
berupa jadwal pemeliharaan
sarana produksi yang
verifikasi alat-alat pengaman
serta persyaratan yang
ditetapkan oleh peraturan
perundang-undangan, standar
dan pedoman teknis yang
relevan.
dipergunakan ditempat kerja
mencakup safety device atau alat-
alat pengaman. Verifikasi
mencakup alat pengaman dapat
dilihat dari checklist pemeriksaan
masing-masing sarana produksi
6.5.2. Semua catatan yang memuat
data secara rinci dari kegiatan
pemeriksaan, pemeliharaan,
perbaikan dan perubahan yang
dilakukan atas sarana dan
peralatan produksi harus
disimpan dan dipelihara.
- Perusahaan menyimpan catatan-
catatan pemeliharaan yang
dilakukan, berbentuk daftar
riwayat pemeriksaan alat baik
dalm bentuk soft copy atau hard
copy
6.5.3. Sarana dan peralatan produksi
memiliki sertifikat yang masih
berlaku sesuai dengan
persyaratan peraturan
perundang-undangan dan
standar.
- Perusahaan memiliki sertifikat
sarana produksi yang masih
berlaku. Beberapa sarana produksi
tsb antara lain bejana tekan
(permenaker 01/MEN/1982),
pesawat angkat dan angkut
(permenaker 05/MEN/1985), Lift
(Permenaker 03/MEN/1999),
Pesawat Uap (Peraturan Uap
tahun 1930). Untuk tepatnya
m,engacu pada lembar obyek
pengawasan dan terdapat jadwal
monitoring penjadwalan terhadap
peralatan perusahaan yang masuk
dalam obyek pengawasan
termasuk jadwal kadaluarsa
sertifikasi tsb beserta jadwal
resertifikasi
6.5.4. Pemeriksaan, pemeliharaan,
perawatan, perbaikan dan
setiap perubahan harus
dilakukan petugas yang
- Lihat kompetensi personil yang
melakukan kegiatan perawatan
sarana produksi tsb. (sertifikat,
lisensi, pengalamannya), jika
kompeten dan berwenang. dilakukan oleh pihak ke 3 dapat
menunjukan CV beserta sertifikat
pelaksana berdasarkan proposal
yang dikirimkan kemudian
dibandingkan dengan
laporan/berita acara penyelesaian
pekerjaan apakah sama?
6.5.5. Terdapat prosedur untuk
menjamin bahwa Jika terjadi
perubahan terhadap sarana
dan peralatan produksi,
perubahan tersebut harus
sesuai dengan persyaratan
peraturan perundang-
undangan, standar dan
pedoman teknis yang relevan.
Terdapat Prosedur Pemenuhan
Peraturan Perundangan. Untuk
detailnya dapat dilihat pada isi
peraturan perundangan. Atau
tanyakan apakah pernah ada
perubahan yang dilakukan?
6.5.6. Terdapat prosedur permintaan
pemeliharaan sarana dan
peralatan produksi dengan
kondisi K3 yang tidak
memenuhi persyaratan dan
perlu segera diperbaiki.
- Terdapat tahapan prosedur
mengenai kegiatan pemeliharaan
dan pemeriksanaan sarana
produksi. Contoh rekaman
misalnya Work Order Form
6.5.7. Terdapat sistem untuk
penandaan bagi peralatan yang
sudah tidak aman lagi untuk
digunakan atau sudah tidak
digunakan.
- Penandaan pada mesin/sarana
produski yang sedang diperbaiki
atau rusak ini dapat dituangkan
dalam prosedur pemeliharaan
yang mencakup Lock Out dan Tag
Out (LOTO) atau prosedur LOTO
bila terpisah. Lihat rekaman
penandaan yang ada bandingkan
dengan prosedurnya.
6.5.8. Apabila diperlukan dilakukan
penerapan sistem penguncian
pengoperasian (lock out
system) untuk mencegah agar
- Terdapat mekanisme penguncian
(lihat bentuk/sistem penguncian
yang digunakan) terkait dengan
prosedur pemeliharaan/perbaikan
sarana produksi tidak
dihidupkan sebelum saatnya.
atau prosedur LOTO bila terpisah.
Rekaman dapat dilihat pada daftar
pelaksanaan Lock Out dan
bandingkan dengan prosedurnya
6.5.9. Terdapat prosedur yang dapat
menjamin keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja atau
orang lain yang berada didekat
sarana dan peralatan produksi
pada saat proses pemeriksaan,
pemeliharaan, perbaikan dan
perubahan.
Didalam prosedur proses
pemeriksaan, pemeliharaan,
perbaikan dan perubahan sarana
dan peralatan produkis terdapat
unsur-unsur K3 yang memenuhi
peraturan perundangan
6.5.1
0.
Terdapat penanggung jawab
untuk menyetujui bahwa sarana
dan peralatan produksi telah
aman digunakan setelah proses
pemeliharaan, perawatan,
perbaikan atau perubahan.
- Mengacu pada prosedur
permintaan
pemeliharaan/perbaikan untuk
menjamin sarana yang diperbaiki
sudah aman. Untuk digunakan
kembali. Bukti rekamannya adalah
work order form yang telah
ditandatangani oleh user setelah
proses perbaikan selesai dan
bentuk pencabutan LOTO dari
personil yang berhak
6.6. Pelayanan
Kriteria Audit Penjelasan dan Pemenuhan
/Dokumen terkait
6.6.1. Apabila perusahaan dikontrak
untuk menyediakan pelayanan
yang tunduk pada standar dan
peraturan perundang-undangan
mengenai K3, maka perlu
disusun prosedur untuk
menjamin bahwa pelayanan
memenuhi persyaratan.
- Pelayanan atau jasa disini
termasuk dalam PJK3 (perusahaan
jasa K3) sesuai dengan
Permenaker 04/MEN 1995 yang
meliputi jasa konsultasi K3, jasa
pabrikasi, pemeliharaan, reparasi
dan instalasi teknik K3, jasa
pemeriksaan dan pengujian
teknbik, jasa pemeriksaan dan
pelayanan kesehatan kerja, jasa
audit K3, dan jasa pembinaan K3.
6.6.2. Apabila perusahaan diberi
pelayanan melalui kontrak, dan
pelayanan tunduk pada standar
dan peraturan perundang-
undangan K3, maka perlu
disusun prosedur untuk
menjamin bahwa pelayanan
memenuhi persyaratan.
Bila kita sebagai pengguna jasa
tsb pelanggan (6.6.2) maka dapat
dilihat pada elemen 5 (pada
prosedur pembelian) dimana
sudah didetilkan spesifikasi K3 ini
dalam pembelian barang dan jasa.
Spesifikasi ini bisa berupa surat
penunjukan PJK3 dari Depnaker
RI. Pada 6.6.2 perusahaan diminta
memiliki prosedur seleksi dan
evaluasi subkontraktor dimana
aspek K3 menjadi prasyarat
didalamnya. Bukti rekaman dapat
dilihat dari rekaman kegiatan
seleksi dan evaluasi
6.7 Kesiapan Untuk Menangani Keadaan Darurat
Kriteria Audit Penjelasan dan Pemenuhan
/Dokumen terkait
6.7.1. Keadaan darurat yang potensial
di dalam dan/atau di luar
tempat kerja telah diidentifikasi
dan prosedur keadaan darurat
telah didokumentasikan dan
diinformasikan agar diketahui
oleh seluruh orang yang ada di
tempat kerja.
- Perusahaan telah
mengidentifikasi keadaan darurat
yang mungkin terjadi (fire, spill,
ledakan, banjir, huru hara dll). Hal
ini dibuktikan dengan adanya
dokumen tertulis berupa prosedur
keadaan darurat perusahaan. Lihat
potensi keadaan darurat di
prosedur KD (Keadaan Darurat)
bandingkan dengan kondisi yang
ada mengacu pada catatan
manajemen risiko. Di informasikan
ke dalam Safety Induksi dan di
promosikan melalui banner/stiker
6.7.2 Penyediaan alat/sarana dan - Prosedur tsb harus dilakuakan
prosedur keadaan darurat
berdasarkan hasil identifikasi
dan diuji serta ditinjau secara
rutin oleh petugas yang
berkompeten dan berwenang.
simulasi untuk mengetahui sesuai
atau efektif diterapkan. Jadwal
simulasi paling tidak dilakukan 1 x
dalam setahun atau mengacu pada
frekuensi pelaksanaan dalam
prosedur KD itu sendiri. Prosedur
KD dievaluasi/ditinjau ulang oleh
petugas yang kompeten (bisa
bagian K3 atau pihak luar misal
kerjasama dengan dinas
kebakaran jika berhubungan
dengan kebakaran). Evaluasi
mencakup kesesuaian terhadap
skenario prosedur, kesiapan
peralatan dan target kecepatan
dan ketepatan untuk setiap
prosedur KD.
6.7.3. Tenaga kerja mendapat
instruksi dan pelatihan
mengenai prosedur keadaan
darurat yang sesuai dengan
tingkat risiko.
- Perusahaan telah membuat
instruksi keadaan darurat dan
telah diinformasikan kepada
seluruh karyawan dan memberkan
pelatihan dalam bentuk evakuasi
Drill. Bukti rekaman adalah
catatan evakuasi drill untuk setiap
tenaga kerja mengacu kepada
prosedur KD yang sesuai dengan
tingkat risiko
6.7.4. Petugas penanganan keadaan
darurat ditetapkan dan
diberikan pelatihan khusus
serta diinformasikan kepada
seluruh orang yang ada di
tempat kerja.
- Khusus petugas darurat telah
diberi pelatihan spesifik darurat
sesuai degan peran dan tugasnya.
Rekaman dapat berupa daftar
hadir dan atau sertifikat pelatihan
serta catatan pelatihan terkait.
Untuk tim kebakarandapat
mengacu ke Kepmenaker
186/MEN/1999. Struktur
Organisasi Tim Tanggap Darurat
ditempel dipapan informasi dan
media lainnya
6.7.5. Instruksi/prosedur keadaan
darurat dan hubungan keadaan
darurat diperlihatkan secara
jelas dan menyolok serta
diketahui oleh seluruh tenaga
kerja di perusahaan.
- Jelas. Verifikasi dilakukan dengan
melihat kondisi dilapangan bukti
rekaman yaitu IK, peta evakuasi,
terdapat arah panah menuju pintu
keluar terdekat dan aman menuju
titik berkumpul terlihat jelas dan
terang pada jarak 20 M
mempunyai penerangan min 10
lux. Dimana instruksi tsb jelas,
singkat, terlihat pada jarak 20 M
dan semua tenaga kerja
memahaminya. Dan hubungan KD
(Nomor kontak KD terpampang
jelas) dan diketahui oleh seluruh
tenaga kerja
6.7.6. Peralatan, dan sistem tanda
bahaya keadaan darurat
disediakan, diperiksa, diuji dan
dipelihara secara berkala
sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, standar
dan pedoman teknis yang
relevan.
- Lihat pada catatan-catatan
inspeksi, pengujian dan sertifikasi
hasil pengujian dan laporan
maintenancenya beserta
penjadwalannya. Seperti peralatan
hydrant, sprinkle, detektor, fire
alarm, APAR, pompa Hydrant,
emergency lamp, emergency
shower, breathing apparatus dll
6.7.7. Jenis, jumlah, penempatan dan
kemudahan untuk
mendapatkan alat keadaan
darurat telah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
atau standar dan dinilai oleh
petugas yang berkompeten dan
- Jenis, Jumlah dan Posisi alat
darurat (APAR, hidran, spill kit,
shower, kotak P3K, dll) jelas
dilihat, tidak terhalang dan
bertanda jelas oleh karyawan.
Termasuk ketepatan dalam
spesifikasi alat KD yang disediakan
berwenang. berdasarkan potensi bahayanya.
6.8 Pertolongan Pertama Pada Kecelakan
Kriteria Audit Penjelasan dan Pemenuhan
/Dokumen terkait
6.8.1. Perusahaan telah mengevaluasi
alat P3K dan menjamin bahwa
sistem P3K yang ada memenuhi
peraturan perundang-
undangan, standar dan
pedoman teknis.
- Ada kegiatan penegecekan
terhadap kondisi isi dari kotak P3K
biasanya menggunakan checklist
tentang kelenhkapan obat, jumlah
pemakaian, penggantian dll.
Sesuai dengan Permenaker no 15
tahun 2008.
6.8.2. Petugas P3K telah dilatih dan
ditunjuk sesuai dengan
peraturan perundangan-
undangan.
- Ada petugas P3K yang ditunjuk.
Petugas ini bisa dari karyawan
atau petugas medis diklinik yang
ditunjuk sebagai petugas P3K.
Pelatihan P3K bagi petugas yang
ditunjuk sesuai dengan
Permenaker no 15 tahun 2008.
6.9 Rencana dan Pemulihan Keadaan Darurat
Kriteria Audit Penjelasan dan Pemenuhan
/Dokumen terkait
6.9.1. Prosedur untuk pemulihan
kondisi tenaga kerja maupun
sarana dan peralatan produksi
yang mengalami kerusakan
telah ditetapkan dan dapat
diterapkan sesegera mungkin
setelah terjadinya kecelakaan
dan penyakit akibat kerja.
Terdapat Prosedur Pasca
terjadinya keadaan darurat
(Kecelakaan & PAK) untuk
mencegah kejadian berulang.
7. Standar Pemantauan
7.1 Pemeriksaan Bahaya
Kriteria Audit Penjelasan dan Pemenuhan
/Dokumen terkait
7.1.1. Pemeriksaan/inspeksi terhadap
tempat kerja dan cara kerja
- Ada jadwal reguler kegiatan
inspeksi ini. Bisa dilihat pada tabel
dilaksanakan secara teratur. jadwal atau prosedur inspeksi atau
hasil laporan inspeksi yang telah
dilakukan beberapa waktu
sebelumnya. Inspeksi cara kerja
dapat mengacu kepada job saftety
analysis dan inspeksi tempat kerja
dapat mengacu kepada
housekeeping
7.1.2. Pemeriksaan/inspeksi
dilaksanakan oleh petugas yang
berkompeten dan berwenang
yang telah memperoleh
pelatihan mengenai identifikasi
bahaya.
- Inspeksi dilakukan secara
bersama oleh wakil pengurus dan
wakil karyawan dengan syarat
telah mengikuti pelatihan
identifikasi potensi bahaya. Bukti
dapat dilihat dari rekaman hasil
inspeksi siapa yang melakukan
dan posisinya
7.1.3. Pemeriksaan/inspeksi mencari
masukan dari tenaga kerja
yang melakukan tugas di
tempat yang diperiksa
- Jelas. Inspeksi bukan saja hanya
mengacu pada checklist tapi juga
memberi ruang masukan diluar
checklist. Lihat dari catatan
inspeksi apakah terdapat masukan
dari petugas yang melakukan
tugas ditempat yang berbeda
7.1.4. Daftar periksa (check list)
tempat kerja telah disusun
untuk digunakan pada saat
pemeriksaan/inspeksi.
-Jelas. Dokumen berupa checklist
inspeksi tempat kerja sesuai
dengan kondisi tempat kerjanya.
7.1.5. Laporan pemeriksaan/inspeksi
berisi rekomendasi untuk
tindakan perbaikan dan
diajukan kepada pengurus dan
P2K3 sesuai dengan kebutuhan.
- Lihat tembusan laporan inspeksi
dengan mengacu pada prosedur
inspeksi (terdapat rencana
tindakan perbaikannya)
7.1.6. Pengusaha atau pengurus telah
menetapkan penanggung jawab
untuk pelaksanaan tindakan
Penetapan tim Inspeksi dan jadwal
Inspeksi rutin diarea kerja yang
mempunyai tingkat potensi bahaya
perbaikan dari hasil laporan
pemeriksaan/inspeksi.
dan program perbaikannya
7.1.7. Tindakan perbaikan dari hasil
laporan pemeriksaan/inspeksi
dipantau untuk menentukan
efektifitasnya.
- Terdapat catatan monitoring
status penyelesaian terhadap
tindakan koreksi dari temuan-
temuan inspeksi dan kemudian
tindakan perbaikan yang telah
dilakukan telah dinilai
keefektifannya dalam arti tidak
menimbulkan bahaya baru
7.2 Pemantauan/Pengukuran Lingkungan Kerja
Kriteria Audit Penjelasan dan Pemenuhan
/Dokumen terkait
7.2.1. Pemantauan/pengukuran
lingkungan kerja dilaksanakan
secara teratur dan hasilnya
didokumentasikan, dipelihara
dan digunakan untuk penilaian
dan pengendalian risiko.
- Adanya dokumentasi/laporan
hasil pemantauana lingkungan
kerja. Interval waktu
pelaksanaannya disesuaikan
dengan ketentuan/standar yang
berlaku dapat melihat pada UKL
dan UPL.
7.2.2. Pemantauan/pengukuran
lingkungan kerja meliputi
faktor fisik, kimia, biologi,
ergonomi dan psikologi.
- Lihat pada Kepmenaker
51/MEN/1999 tentang Nilai
Ambang Batas Faktor Fisika
(Kebisingan, suhu kerja, getaran,
gelombang mikro dan radiasi
ultraviolet)
- Lihat pada Kepmenaker
187/MEN/1999 tentang
pengendalian bahan kimia
berbahaya ditempat kerja.
- Faktor biologis misalnya nilai
baku mutu air minum,
pengawasan, terhadap kualitas
makanan karyawan dll
- Faktor radiasi dapat mengacu
pada ketentuan dari BEPETEN
(Badan Pengawas Tenaga Nuklir)
Indonesia
7.2.3. Pemantauan/pengukuran
lingkungan kerja dilakukan
oleh petugas atau pihak yang
berkompeten dan berwenang
dari dalam dan/atau luar
perusahaan.
Dapat dilakukan oleh PJK3 atau
pihak lain/personil yang telah
mendapatkan izin dari
Kemenakertrans
(Berkompeten/Bersertifikat Ahli
dlm Inspeksi lingkungan Kerja)
7.3 Peralatan Pemeriksaan/Inspeksi, Pengukuran dan Pengujian
Kriteria Audit Penjelasan dan Pemenuhan
/Dokumen terkait
7.3.1. Terdapat prosedur yang
terdokumentasi mengenai
identifikasi, kalibrasi,
pemeliharaan dan penyimpanan
untuk alat pemeriksaan, ukur
dan uji mengenai K3.
- Ada prosedur tertulis mengenai
hal tersebut. Alat ukur disini
misalnya nanometer (kebisingan),
luxmeter(pencahayaan), gas
detector (gas-gas kimia)dll. Bila
alat-alat disediakan dari pihak luar
maka mereka/supplier/kontraktor
harus dapat menunjukkan hasil
pengujiannya. Hal ini bisa
diidentifikasi pada saat tahap
kontrak dan pembelian jasa
mereka.
7.3.2 Alat dipelihara dan dikalibrasi
oleh petugas atau pihak yang
berkompeten dan berwenang
dari dalam dan/atau luar
perusahaan.
- Jelas. Lihat kualifikasi petugas
yang melakukan kalibrasi alat
tersebut atau catatan
pelatihannya.
7.4 Pemantauan Kesehatan Tenaga Kerja
Kriteria Audit Penjelasan dan Pemenuhan
/Dokumen terkait
7.4.1. Dilakukan pemantauan
kesehatan tenaga kerja yang
bekerja pada tempat kerja yang
- Ada kegiatan serta dokumentasi
mengenai kegiatan pemantauan
kesehatan tenaga kerja. Terutama
mengandung potensi bahaya
tinggi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
pemeriksaaan kesehatan khusus
misalnya pengecekan darah untuk
melihat kontaminasi bahan kimia,
audiometri untuk kebisingan,
rontgen untuk penyakit saluran
pernapasan dll.
7.4.2. Pengusaha atau pengurus telah
melaksanakan identifikasi
keadaan dimana pemeriksaan
kesehatan tenaga kerja perlu
dilakukan dan telah
melaksanakan sistem untuk
membantu pemeriksaan ini.
- Hasil identifikasi dalam bentuk
daftar program pemeriksaan
kesehatan karyawan yang
dilakukan dan tata cara atau
prosedur untuk pemeriksaaan
kesehatan tenaga kerja ini.
7.4.3. Pemeriksaan kesehatan tenaga
kerja dilakukan oleh dokter
pemeriksa yang ditunjuk sesuai
peraturan perundang-
undangan.
- Dokter perusahaan yang sesuai
dengan Permenaker 01/MEN/1976
tentang kewajiban latihan
hyperkes bagi dokter perusahaan
dan mendapat surat penunjukan.
7.4.4. Perusahaan menyediakan
pelayanan kesehatan kerja
sesuai peraturan perundang-
undangan.
- Detil pelayanan kesehatan yang
diberikan mengacu pada
Permenaker 03/MEN/1982 tentang
pelayanan kesehatan TK
7.4.5. Catatan mengenai pemantauan
kesehatan tenaga kerja dibuat
sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
- Jelas. Diwajibkan untuk
memberikan laporan setiap
aktifitas pemeriksaan kesehatan
mengacu Per.02/MEN/1980
8. Pelaporan dan Perbaikan Kekurangan
8.1. Pelaporan Bahaya
Kriteria Audit Penjelasan dan Pemenuhan
/Dokumen terkait
8.1.1. Terdapat prosedur pelaporan
bahaya yang berhubungan
dengan K3 dan prosedur ini
diketahui oleh tenaga kerja.
- Perusahaan mempunyai prosedur
pelaporan sumber bahaya dan
tenaga kerja tahu tata cara
pelaporan tersebut. Dokumen
berupa prosedur pelaporan,
formulir pelaporan
bahaya/ketidaksesuaian
8.2 Pelaporan Kecelakaan
Kriteria Audit Penjelasan dan Pemenuhan
/Dokumen terkait
8.2.1. Terdapat prosedur
terdokumentasi yang menjamin
bahwa semua kecelakaan kerja,
penyakit akibat kerja,
kebakaran atau peledakan
serta kejadian berbahaya
lainnya di tempat kerja dicatat
dan dilaporkan sesuai dengan
peraturan perundang-
undangan.
- Dokumen berupa prosedur tata
cara pelaporan kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja
8.2.2. Kecelakaan dan penyakit akibat
kerja dilaporkan sebagaimana
ditetapkan oleh peraturan
perundangan
- Ada dokumen pelaporan
kecelakaan kerja dan atau
penyakit akibat kerja kepada
disnaker setempat atau dalam
laporan triwulan P2K3 perusahaan
ke Disnaker. Ketentuan ini diatur
dalam Permenaker
No.03/MEN/1998 tentang tata
cara palaporan dan pemeriksaan
Kecelakaan
8.3 Pemeriksaan dan pengkajian Kecelakaan
Kriteria Audit Penjelasan dan Pemenuhan
/Dokumen terkait
8.3.1. Tempat kerja/perusahaan
mempunyai prosedur
pemeriksaan dan pengkajian
kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja.
- Dokumennya sama dengan 8.2.1
dimana bisa dijadikan satu
prosedur yaitu pelaporan dan
penyelidikannya
8.3.2. Pemeriksaan dan pengkajian
kecelakaan kerja dilakukan
- Perusahaan telah menetapkan
personil perusahaan perusahaan
oleh petugas atau Ahli K3 yang
ditunjuk sesuai peraturan
perundang-undangan atau
pihak lain yang berkompeten
dan berwenang.
akan melakukan penyelidikan.
8.3.3. Laporan pemeriksaan dan
pengkajian berisi tentang sebab
dan akibat serta
rekomendasi/saran dan jadwal
waktu pelaksanaan usaha
perbaikan.
- Perusahaan telah menetapkan
personil perusahaan yang akan
melakukan penyelidikan.
Kompetensinya bisa dilihat pada
pelatihan atau sertifikasi pelatihan
yang telah dimilikinya.
8.3.4. Penanggung jawab untuk
melaksanakan tindakan
perbaikan atas laporan
pemeriksaan dan pengkajian
telah ditetapkan.
- Lihat pada dokumen laporan
kecelakaan siapa penanggung
jawab tindakan perbaikan tsb?
Apakah beliau sudah
diinformasikan mengenai
tanggungjawabnya ini?
8.3.5. Tindakan perbaikan
diinformasikan kepada tenaga
kerja yang bekerja di tempat
terjadinya kecelakaan.
- Verifikasi dilakukan dengan
melihat proses saat penyelidikan
dilakukan. Apakah melibatkan
tenaga kerja saat mengumpulkan
informasi atau saat mendiskusikan
tindakan perbaikan yang akan
dilakukan? Cross check dengan
pekerja yang terkait atau sertakan
tandatangan peserta
8.3.6. Pelaksanaan tindakan
perbaikan dipantau,
didokumentasikan dan
diinformasikan ke seluruh
tenaga kerja.
- Perusahaan melakukan verifikasi
terhadap tindakan perbaikan yang
diusulkan dalam laporan
kecelakaan. Bentuknya dapat
berupa status laporan (closed)
atau paraf pada tindakan
perbaikan yang selesai.
Diinformasikan melalui media
email atau papan informasi kpd
semua pekerja
8.4 Penanganan Masalah
Kriteria Audit Penjelasan dan Pemenuhan
/Dokumen terkait
8.4.1. Terdapat prosedur untuk
menangani masalah
keselamatan dan kesehatan
yang timbul dan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
- Ada prosedur penyampaian
masalh-masalah K3 ditempat kerja.
Masalah ini bisa berupa hal-hal
seperti: Lingkungan kerja yang
kurang nyaman dan aman, cara
kerja, kessehatan dalam bekerja
atau keluhan-keluhan lainnya.
9 Pengelolaan Material dan Perpindahannya
9.1 Penanganan Secara Manual dan Mekanis
Kriteria Audit Penjelasan dan Pemenuhan
/Dokumen terkait
9.1.1. Terdapat prosedur untuk
mengidentifikasi potensi
bahaya dan menilai risiko yang
berhubungan dengan
penanganan secara manual dan
mekanis.
- Prosedur yang dimaksud yaitu
prosedur manajemen risiko seperti
2.1.1 dan 6.1.1. tetapi kriteria ini
lebih fokus pada kegiatan
penanganan bahn secara manual
dan mekanis. Bukti penerapan
hasil laporan risk assesment pada
kegiatan yang dimaksud ini.
9.1.2. Identifikasi bahaya dan
penilaian risiko dilaksanakan
oleh petugas yang
berkompeten dan berwenang.
- Verifikasi petugas yang
melakukan risk assesment
9.1.3. Pengusaha atau pengurus
menerapkan dan meninjau cara
pengendalian risiko yang
berhubungan dengan
penanganan secara manual
atau mekanis.
- Verifikasi ke lapangan apakah
rekomendasi tindakan
pengendalian risiko dari laporan
risk assesment diterapkan di
tempat kerja. Bukti rekaman yaitu
terdapat monitoring dari program
kerja dari pengendalian risiko
yang diambil
9.1.4. Terdapat prosedur untuk
penanganan bahan meliputi
metode pencegahan terhadap
kerusakan, tumpahan dan/atau
kebocoran.
- Terdapat prosedur tertulis untuk
penanganan terhadap
kemungkinan kerusakan,
tumpahan dan kebocoran
9.2 Sistem Pengangkutan, Penyimpanan dan Pembuangan
Kriteria Audit Penjelasan dan Pemenuhan
/Dokumen terkait
9.2.1. Terdapat prosedur yang
menjamin bahwa bahan
disimpan dan dipindahkan
dengan cara yang aman sesuai
dengan peraturan perundang-
undangan.
- Semua kriteria ini dapat
ditunjukkan dengan suatu
prosedur dan penerapannya
mengenai penanganan bahan agar
teratur dan rapi dalam
penyimpanan (house keeping),
prosedur tsb mencakup
penanganan terhadap sifat bahan
khususnya kadaluarsa bahan
seperti pengaturan penegeluaran
dan pencatatan masa kode bahan,
penempatan bahan sesuai dengan
sifat bahn, bahan dalam kondisi
siap pakai serta bila tidak dipakai
akan dibuang dengan cara yang
aman bagi lingkungan berikut juga
limbahnya dibuang dengan cara
yang aman seperti untuk
pembuangan limbah oli
dipersyaratkan ke penampung
yang mempunyai ijin dan limbah
cair ke PPLI dan lainnya. Bukti
pelaksanaan pembuangan dilihat
dari manifestnya
9.2.2. Terdapat prosedur yang
menjelaskan persyaratan
pengendalian bahan yang dapat
- Bahan-bahan yang ditangani
sesuai dengan peraturan
perundangan seperti penyimpanan
rusak atau kadaluarsa. bahan peledak, penyimpanan gas-
gas dengan tabung atau bejana
bertekanan yang bersigat reaktif
flammability dll
9.2.3. Terdapat prosedur yang
menjamin bahwa bahan
dibuang dengan cara yang
aman sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Terdapat Subkon atau pihak yang
menampung atau proses
pembuangan sudah mendapat izin
dari instansi setempat
9.3 Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya (BKB)
Kriteria Audit Penjelasan dan Pemenuhan
/Dokumen terkait
9.3.1. Perusahaan telah
mendokumentasikan dan
menerapkan prosedur
mengenai penyimpanan,
penanganan dan pemindahan
BKB sesuai dengan persyaratan
peraturan perundang-
undangan, standar dan
pedoman teknis yang relevan.
- Ada prosedur tertulis mengenai
kegiatan-kegiatan tersebut untuk
bahan berbahaya. Bisa
berupaprosedur atau instruksi
kerja terkait dengan penggunaan
bahan kimia tsb. Peraturan yang
mengatur tentang B3 yaitu PP no.
74 tahun 2001 tentang
Pengendalian Bahan Kimia di
tempat kerja
9.3.2. Terdapat Lembar Data
Keselamatan BKB (Material
Safety Data Sheets) meliputi
keterangan mengenai
keselamatan bahan
sebagaimana diatur pada
peraturan perundang-undangan
dan dengan mudah dapat
diperoleh.
MSDS (Material Safety Data
Sheet) Seharusnya tempat kerja
mempunyainya dan bisa
didapatkan dari pihak supplier
bahan kimia. (Dipersyaratkan pada
elemen 5 dalam pembelian bahan).
Rekaman MSDS ini ditemukan
baik ditempat yang menyimpan
maupun menggunakan. MSDS ini
sebaiknya bersifat komunikatif
artinya dimengerti oleh semua
pihak.
9.3.3. Terdapat sistem untuk - Ada pelabelan pada wadah bahan
mengidentifikasi dan
pemberian label secara jelas
pada bahan kimia berbahaya.
kimia. Yang penting label ini
diketahui oleh para user bahan
kimia. Buktinya semua wadah
bahan kimia mempunyai label
yang jelas yaitu nama zat, sifat
bahaya/rambu bahaya dan
tindakan bila keadaan darurat
9.3.4. Rambu peringatan bahaya
terpasang sesuai dengan
persyaratan peraturan
perundang-undangan dan/atau
standar yang relevan.
- Rambu peringatan ini
menjelaskan bahaya dari bahan
kimia yang ada ditempat kerja.
Misalnya: rambu sifat bahan tsb,
rambu peringatan seperti
flammable, explosive, poison dll
9.3.5. Penanganan BKB dilakukan
oleh petugas yang
berkompeten dan berwenang.
- Pihak user telah mendapatkan
pelatihan mengenai bahaya bahan
kimia serta tat cara pemakaian
yang aman dari bahan tersebut.
Lihat pada catatan pelatihan atau
sertifikat pelatihan.
10. Pengumpulan Dan Penggunaan Data
10.1 Catatan K3
Kriteria Audit Penjelasan dan Pemenuhan
/Dokumen terkait
10.1.
1.
Pengusaha atau pengurus telah
mendokumentasikan dan
menerapkan prosedur
pelaksanaan identifikasi,
pengumpulan, pengarsipan,
pemeliharaan, penyimpanan
dan penggantian catatan K3.
- Perusahaan telah menetapkan
prosedur yang mengatur
pengelolaan terhadap catatan-
catatan K3 tsb. Bukti rekamananya
yaitu prosedur pengendalian
catatan dimana aplikasinya adalah
terdapat masterlist catatan K3
yang minimal mencakup masa
simpan dan lokasi penyimpanan.
Dimana definisi catatan K3 ini
berupa formulir K3 yang sudah
terisi misal form kecelakaan,
inspeksi, NCR audit, dll
10.1.
2.
Peraturan perundang-
undangan, standar dan
pedoman teknis K3 yang
relevan dipelihara pada tempat
yang mudah didapat.
- Tercakup didala prosedur
pengendalian dokumen yaitu
mengenai pengendalian dokumen
eksternal, dimana aplikasinya
terdapat datar Undang-Undang,
peraturan, standar da pedoman
teknis yang relevan diaman selalu
diupdate untuk mengetahuinya
dapat dilihat dari tanggal
penerbitan dan juga pada daftar
tersebut dicantumkan lokasi
penyimpanannya
10.1.
3.
Terdapat prosedur yang
menentukan persyaratan untuk
menjaga kerahasiaan catatan.
- Buktinya dapat kita lihat pada
prosedur pengendalian catatan
apakah terdapat klausul yang
mempersyaratkan kerahasiaan
catatan, seperti bagaimana
prosedur mengaksesnya,
menyimpan dan memusnahkannya.
Contoh catatan yang bersifat
rahasia yaitu: Medical Check Up
10.1.
4.
Catatan kompensasi
kecelakaan dan rehabilitasi
kesehatan tenaga kerja
dipelihara.
- Catatan kompensasi kecelakaan
seperti asuransi dan rehabilitasi
kesehatan yaitu catatan berupa
catatan penyembuhan dari sakit
baik akibat kecelakaan kerja
maupun penyakit akibat kerja
termasuk rekomendasi
pemindahan ketempat kerja lain
untuk sementara waktu atau tetap
bila disarankan pleh personalia
10.2 Data dan Laporan K3
Kriteria Audit Penjelasan dan Pemenuhan
/Dokumen terkait
10.2.
1.
Data K3 yang terbaru
dikumpulkan dan dianalisa.
- Data-data K3 perusahaan dapat
berupa: data-data kecelakaan
kerja minimal FR dan SR, Medical
cost, laporan penyakit kerja, data
% hasil inspeksi, data pencapaian
kinerja program K3, data
pemantauan lingkungan kerja
(misalkan kebisingan, NAB, dll)
yang mana kesemua data itu
dianalisa tabel, matriks, atau
grafik atau yang lainnya adalah
dalam bentuk pengolahan data
sedangkan analisa data mencakup
terhadap analisa untuk mencari
akar permasalahan dari
pengolahan data yang dilakukan
dan mencakup sampai pada
tindakan koreksi maupun
pencegahan
10.2.
2.
Laporan rutin kinerja K3
dibuat dan disebarluaskan di
dalam tempat kerja.
- Laporan rutin K3 misalnya:
laporan yang berhubungan dengan
kinerja K3 termasuknya didalam
monitoring terhadap program K3
11. Pemeriksaan SMK3
11.1 Audit Internal SMK3
Kriteria Audit Penjelasan dan Pemenuhan
/Dokumen terkait
11.1.
1.
Audit internal SMK3 yang
terjadwal dilaksanakan untuk
memeriksa kesesuaian kegiatan
perencanaan dan untuk
menentukan efektifitas
kegiatan tersebut.
- Perusahaan memiliki jadwal
kegiatan audit internal SMK3 dan
telah dilaksanakan sesuai jadwal
tsb mengacu kepada prosedur
audit internal. Lihat pada laporan
audit internal yang ada. Buktinya
harus dapat dipastikan 166
kriteria ini telah diaudit dalam
setahun, untuk melihat
efektifitasnya dapat dilihat dari
presentasinya secara kuantitatif
11.1.
2.
Audit internal SMK3 dilakukan
oleh petugas yang independen,
berkompeten dan berwenang.
- Petugas/auditor internal SMK3
harus kompeten yakni telah
dibekali dengan pemahaman
mengenai isi SMK3 dan standar
audit SMK3 ini. Lihat pada catatan
latihan/sertifikat pelatihan audit
internal atau pada contoh hasil
laporannya selama ini. Independen
yakni ia tidak mengaudit
bagiannya sendiri. Sesuai dengan
Permenaker no 18 tahun 2008
11.1.
3.
Laporan audit didistribusikan
kepada pengusaha atau
pengurus dan petugas lain yang
berkepentingan dan dipantau
untuk menjamin dilakukannya
tindakan perbaikan.
- Lihat pada laporan
ketidaksesuaian/NCR audit apakah
ada tanda
penegesahan/persetujuan bahwa
tindakan perbaikan telah selesai
dilaksanakan. Prioritas temuan
audit juga dapat kita lihat pada
lembar monitoring rekapitulasi
tindakan perbaikan hasil audit
apakah tindakan perbaikan sesuai
dengan date line atau tidak,
kemudian lihat keterangannya jika
belum terlaksana atau ditutup
12 Pengembangan Ketrampilan dan Kemampuan
12.1 Strategi Pelatihan
Kriteria Audit Penjelasan dan Pemenuhan
/Dokumen terkait
12.1.
1.
Analisis kebutuhan pelatihan
K3 sesuai persyaratan
peraturan perundang-undangan
telah dilakukan.
- Terdapat TNA (Training need
analysis) yang mencakup
mengenai kebutuhan pelatihan K3.
Lihat pada matriks training
12.1.
2.
Rencana pelatihan K3 bagi
semua tingkatan telah disusun.
- Lihat pada program pelatihan
tahunan perusahaan kemudian
komposisi peserta pelatihannya.
12.1.
3.
Jenis pelatihan K3 yang
dilakukan harus disesuaikan
dengan kebutuhan untuk
pengendalian potensi bahaya.
- Lihat kembali pada matriks
pelatihan K3 dengan disesuaikan
dengan job qualifikasinya dan
disesuaikan dg potensi bahaya
tempat bekerja. Perhatian khusus
untuk pelatihan yang
dipersyaratkan oleh per UU
seperti operator forklift crane,
regu kebakaran dan akli K3.
12.1.
4.
Pelatihan dilakukan oleh orang
atau badan yang berkompeten
dan berwenang sesuai
peraturan perundang-
undangan.
- Kriteria ini terkait dengan pihak
ketiga yang digunakan jasanya
untuk mengadakan pelatihan. Hal
ini diatur dalam Permenaker
No.04/MEN/1994 tentang
Perusahaan Jasa K3. Kesesuaian
ini bisa dipastikan dalam kontrak
pembelian jasa.
12.1.
5.
Terdapat fasilitas dan sumber
daya memadai untuk
pelaksanaan pelatihan yang
efektif.
- Perusahaan menyediakan
fasilitas (kelas, board, OHP, LCD
dll) dan sumber daya (trainer,
dana) untuk kegiatan pelatihan
(khususnya bila pelatihan bersifat
internal)
12.1.
6.
Pengusaha atau pengurus
mendokumentasikan dan
menyimpan catatan seluruh
pelatihan.
- Catatan pelatihan seperti daftar
hadir, jadwal dll disimpan dan
difile termasuk daftar riwayat
pelatihan per karyawan
12.1.
7.
Program pelatihan ditinjau
secara teratur untuk menjamin
agar tetap relevan dan efektif.
- Pada prosedur pelatihan ada
tahap[an dimana semua program
pelatihan selama setahun
dievaluasi untuk menentukan
apakah masih relevan atau perlu
peningkatan lebih lanjut.
Termasuk prosentasi keberhasilan
pelatihan yang telah diikuti.
12.2 Pelatihan Bagi Manajemen dan Penyelia
Kriteria Audit Penjelasan dan Pemenuhan
/Dokumen terkait
12.2.
1.
Anggota manajemen eksekutif
dan pengurus berperan serta
dalam pelatihan yang
mencakup penjelasan tentang
kewajiban hukum dan prinsip-
prinsip serta pelaksanaan K3.
- Manajemen senir terlibat dalam
kegiatan pelatihan K3. Terlibat
disini termasuk ikut serta dalam
pelatihan, minimal pelatihan
penjelasan tentang kewajiban
hukum dan prinsip-prinsip serta
pelaksanaan K3. Dokumen yang
dilihat yaitu catatan pelatihan,
sertifikat (jika ada) atau kegiatan
yang diikuti seperti seminar dll
12.2.
2.
Manajer dan
pengawas/penyelia menerima
pelatihan yang sesuai dengan
peran dan tanggung jawab
mereka.
- Pelatihan disini bukan hanya
pelatihan K3 sesuai dengan peran
dan tugasnya namun juga
berhubungan dengan kompetensi
pekerjabya. Kesesuaian dapat
dilihat pada job qualifikasinya dan
atau amatrik pelatihan mereka.
Buktinya lihat rekaman pelatihan
dari sertifikat atau daftar riwayat
pelatihan mereka
12.3 Pelatihan bagi Tenaga Kerja
Kriteria Audit Penjelasan dan Pemenuhan
/Dokumen terkait
12.3.
1.
Pelatihan diberikan kepada
semua tenaga kerja termasuk
tenaga kerja baru dan yang
dipindahkan agar mereka dapat
melaksanakan tugasnya secara
aman.
- Setiap tenaga kerja baru
mendapatkan pelatihan bagaimana
bekerja dengan aman termasuk
pengenalan mengenai K3
begitupula tenaga kerja yang
dipindah ke bagian yang baru.
Lihat pada prosedur pelatihan,
catatan pelatihan.
12.3.
2.
Pelatihan diberikan kepada
tenaga kerja apabila di tempat
kerjanya terjadi perubahan
sarana produksi atau
proses.perubahan sarana
produksi atau proses
- Perubahan sarana produksi atau
proses dapat menimbulkan bahaya
baru maka tenaga kerja harus
diinformasikan mengenai bahaya
ini.
12.3.
3.
Pengusaha atau pengurus
memberikan pelatihan
penyegaran kepada semua
tenaga kerja.
- Pelatihan penyegaran ini
tergantung kebutuhan/persyaratan
yang ada. Misalnya pelatihan
tanggap darurat 1 tahun sekali,
pelatihan P3K, pelatihan B3 dll
12.4 Pelatihan Pengenalan dan Pelatihan Untuk Pengunjung dan
Kontraktor
Kriteria Audit Penjelasan dan Pemenuhan
/Dokumen terkait
12.4.
1.
Terdapat prosedur yang
menetapkan persyaratan untuk
memberikan taklimat (briefing)
kepada pengunjung dan mitra
kerja guna menjamin K3.
- Ada program pelatihan
pengenalan K3 bagi tenaga kerja.
Lihat pada materi pelatihan,
jadwal pelatihan dan absensi
pelatihan pengenalan K3
12.5 Pelatihan Keahlian Khusus
Kriteria Audit Penjelasan dan Pemenuhan
/Dokumen terkait
12.5.
1.
Perusahaan mempunyai sistem
yang menjamin kepatuhan
terhadap persyaratan lisensi
atau kualifikasi sesuai dengan
peraturan perundangan untuk
melaksanakan tugas khusus,
melaksanakan pekerjaan atau
mengoperasikan peralatan.
- Pelatihan melakukan identifikasi
terhadap kebutuhan pelatihan
yang memang dipersyaratkan
dalam peraturan perundangan.
Lihat pada TNA atau matriks
pelatihan yang ada. Beberapa
pelatihan tsb yaitu : Ahli K3 :
Permenaker 02/MEN/1992, Dokter
perusahaan : Permenaker
01/MEN/1976, Operator Uap :
Permenaker 01/MEN/1998,
Operator angkat angkut :
Permenaker 09/MEN/2010, Regu
Kebakaran : Kepmenaker
186/MEN/1999, Ahli Kimia K3,
Juru Las, Operator alat angkat
angkut, Paramedis