Download - Artikel Jurnal Ivana Paat 1
-
HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI ALKOHOL DAN STATUS MEROKOK DENGAN
KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI USIA 40-65 TAHUN DI DESA MOTOLING
DUA KECAMATAN MOTOLING KABUPATEN MINAHASA SELATAN Ivana G.O. Paat*, Budi T. Ratag*, Billy J. Kepel** * Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
**Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
ABSTRAK
Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian di dunia, yang bertanggung jawab
atas 68% dari 56 juta kematian yang terjadi pada tahun 2012. Salah satu PTM yang menjadi masalah
kesehatan yang sangat serius saat ini adalah hipertensi. Hipertensi bertanggung jawab untuk setidaknya
45% dari kematian akibat penyakit jantung (total mortalitas penyakit jantung iskemik dan 51% kematian
akibat stroke). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsumsi alkohol dan status
merokok dengan kejadian hipertensi pada laki-laki usia 40-65 tahun di Desa Motoling Dua Kecamatan
Motoling Kabupaten Minahasa Selatan.
Jenis penelitian ini yaitu observasional analitik dengan desain penelitian Cross sectional study (studi
potong-lintang). Penelitian dilakukan di Desa Motoling Dua Kecamatan Motoling Kabupaten Minahasa
Selatan pada bulan Juli-Oktober tahun 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah laki-laki berusia 40-65
tahun. Pengambilan sampel berdasarkan total populasi laki-laki berusia 40-65 tahun yang berjumlah 197
orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Analisis univariat dalam penelitian ini
yaitu karakteristik responden, tindakan mengkonsumsi alkohol, serta status merokok responden dan analisis
bivariat hubungan antara mengkonsumsi alkohol dan hubungan antara status merokok dengan kejadian
hipertensi dengan menggunakan uji statistik chi square dengan CI=95% dan = 0,05. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa konsumsi alkohol mempunyai hubungan dengan kejadian hipertensi
(p=0,002) demikian juga dengan status merokok mempunyai hubungan dengan kejadian hipertensi (p =
0,001).
Terdapat hubungan antara konsumsi alkohol dan status merokok dengan kejadian hipertensi di Desa
Motoling Dua Kecamatan Motoling Kabupaten Minahasa Selatan.
Kata kunci: konsumsi alkohol, status merokok, hipertensi.
ABSTRACT
Non Communicable Diseases (NCDs) are the leading cause of death in the world, which are responsible for 68% of the 56 million deaths that occurred in 2012. One of the NCDs becomes a very serious health problem today is hypertension. Hypertension is responsible for at least 45% of deaths from heart disease
(total mortality of ischemic heart disease and 51% of deaths from stroke). This study aims to find out the
relationship between the alcohol consumption and the smoking status with the hypertension case among 40-
65 years old men in Motoling Dua Village, District of South Motoling Minahasa Regency.
The study is an observational analytic with Cross-sectional study research design. The study was conducted
Motoling Dua Village, Subdistrict of Motoling South, Minahasa Regency in July-October 2014. The
population was 40-65 years old men. The sample was done 197 people (total population). The data was
collected using a questionnaire. The univariate analysis in this study are the characteristics of respondents,
the alcohol consumption, and the smoking status and the bivariate analysis between alcohol consumption
and smoking status with the hypertension case were analysed using Chi-square test with CI=95% and = 0.05.
Statistical test results showed that alcohol consumption has a relationship with the hypertension case (p =
0.002) as well as the smoking status has a relationship with the hypertension case (p = 0.001).
There is a relationship between the alcohol consumption and smoking status with hypertension case in
Motoling Dua Village, Subdistrict of South Motoling Minahasa Regency.
Keywords: Alcohol consumptions, smoking status, hypertension.
-
PENDAHULUAN
Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan
penyebab utama kematian di dunia, yang
bertanggung jawab atas 68% dari 56 juta
kematian yang terjadi pada tahun 2012
(WHO,2014). Salah satu PTM yang menjadi
masalah kesehatan yang sangat serius saat ini
adalah hipertensi (Triyanto,2014). Hipertensi
bertanggung jawab untuk setidaknya 45% dari
kematian akibat penyakit jantung (total
mortalitas penyakit jantung iskemik dan 51%
kematian akibat stroke (WHO, 2013).
Berdasarkan data World Health
Organisation (WHO) dari 50% penderita
hipertensi yang diketahui hanya 25% yang
mendapat pengobatan, dan hanya 12,5% yang
diobati dengan baik. Tiap tahunnya, 7 juta
orang di seluruh dunia meninggal akibat
hipertensi. Problem kesehatan global terkait
hipertensi dirasakan mencemaskan dan
menyebabkan biaya kesehatan tinggi. Dua
pertiga hipertensi hidup di Negara miskin dan
berkembang.
Menurut Hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2013 prevalensi nasional
hipertensi pada penduduk umur 18 tahun
keatas di Indonesia adalah tahun sebesar 25,8
%. Secara khusus di Provinsi Sulawesi Utara
pada tahun 2013 jumlah kasus hipertensi
berada pada peringkat kedua dari sepuluh
penyakit menonjol dengan jumlah 32072
kasus.
Hipertensi adalah masalah yang
relative terselubung tapi mengandung potensi
yang besar untuk masalah yang lebih besar.
Hipertensi adalah awal untuk proses lanjut
mencapai target organ untuk memberi
kerusakan yang lebih berat (Bustan, 2007).
Banyak faktor yang dapat memperbesar risiko
atau kecenderungan seseorang menderita
hipertensi, diantaranya ciri-ciri individu seperti
umur, jenis kelamin dan suku, faktor genetik
serta faktor lingkungan yang meliputi obesitas,
stres, konsumsi garam, merokok, konsumsi
alkohol, dan sebagainya (Kaplan,1985).
Beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian
hipertensi yang diteliti dalam penelitian ini
adalah konsumsi alkohol dan status merokok.
Salah satu faktor risiko dari penyakit
hipertensi adalah konsumsi alkohol. Konsumsi
alkohol di dunia menyebabkan kematian lebih
dari 3,3 juta orang setiap tahunnya atau 5,9%
dari semua kematian (WHO, 2014). Menurut
Hasil Riskesdas tahun 2007 di Indonesia
prevalensi konsumsi alkohol nasional adalah
4,6%, pada laki-laki 8,8% dan perempuan
0,5% dan Provinsi Sulawesi Utara berada
diperingkat ke dua di atas rata-rata konsumsi
alkohol nasional dengan prevalensi 17,4%.
Faktor risiko penyakit hipertensi
lainnya adalah merokok. Dari Hasil Riskesdas
tahun 2013 tampak bahwa proporsi terbanyak
perokok aktif setiap hari pada umur 30-34
tahun sebesar 33,4 %, umur 35-39 tahun 32,2
%, sedangkan proporsi perokok setiap hari
pada laki-laki lebih banyak di bandingkan
perokok perempuan (47,5% banding 1,1%).
-
Desa Motoling Dua merupakan salah
satu desa yang berada di Kecamatan Motoling
Kabupaten Minahasa Selatan. Desa ini terletak
di dataran tinggi kabupaten Minahasa Selatan,
beberapa faktor yang menyebabkan masyarakat
Desa Motoling Dua mengkonsumsi alkohol
dan merokok adalah karena tempat ini cukup
dingin sehingga masyarakat cenderung
mengkonsumsi alkohol dan merokok sudah
menjadi suatu kebiasaan bagi laki-laki usia 40-
65 tahun di Desa Motoling Dua, selain itu ada
beberapa tempat yang memproduksi jenis
minuman alkohol tradisional yang harganya
relatif murah dan dapat dijangkau, masyarakat
juga cenderung menjadikan konsumsi alkohol
sebagai suatu budaya dari masyarakat.
Berdasarkan data-data diatas penulis
tertarik untuk melakukan penelitian tentang
hubungan antara konsumsi alkohol dan status
merokok dengan kejadian hipertensi di Desa
Motoling Dua.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah observasional
analitik dengan desain penelitian Cross
sectional study (studi potong-lintang).
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Motoling
Dua Kecamatan Motoling Kabupaten
Minahasa Selatan pada bulan Juli-Oktober
2014. Sampel dalam penelitian ini adalah
semua populasi laki-laki usia 40-65 tahun di
Desa Motoling berjumlah 197 orang (total
sampling).
Kriteria Inklusi:
a. Bersedia menjadi responden
b. Berdomisili lebih dari 6 bulan di Desa
Motoling Dua
Kriteria Ekslusi
a. Merupakan penduduk pindahan.
b. Tidak dapat berkomunikasi dengan baik.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
konsumsi alkohol dan status merokok dan
Variabel Terikat adalah kejadian hipertensi.
Analisis data dilakukan meliputi analisis
univariat dan analisis bivariat dengan
menggunakan uji statistik chi square dengan
CI=95% dan = 0,05.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Univariat
Tabel 1 Karakteristik Responden
Karakteristik n %
Usia
40-44 45 22,8
45-49 50 25,4
50-54 38 19,3
55-59 35 17,8
60 29 14,7 Pendidikan
SD 45 22,8
SMP 54 27,4
SMA 85 43,1
PT 13 6,6
Pekerjaan
PNS 16 8,1
Swasta 68 34,5
Petani 82 41,6
Tukang 16 8,1
Sopir 10 5,1
Tidak Bekerja 5 2,6
Status
Menikah 193 98
Belum Menikah 4 2
-
Analisis Bivariat
Tabel 2 Hubungan antara konsumsi alkohol
dengan kejadian hipertensi
KA
Kejadian HPT Total p
Hpt Tdk Hpt
n % n % n %
0,002
Ya 71 80,8 15 19,2 78 100
Tdk 63 59,7 48 40,3 119 100
KA: Konsumsi alkohol, Hpt: Hipertensi, Tdk hpt:
tidak hipertensi
Tabel 3 Hubungan antara status merokok
dengan kejadian hipertensi
SM
Kejadian HPT Total p
Hpt Tdk Hpt
n % n % n %
0,001
Ya 63 79,8 15 20,2 89 100
Tdk 71 58,3 48 41,7 108 100
SM: Status Merokok
Karakteristik Responden Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah semua
laki-laki yang berusia 40-65 tahun di Desa
Motoling Dua Kecamatan Motoling Kabupaten
Minahasa Selatan. Sampel dalam penelitian ini
adalah semua populasi laki-laki usia 40-65
tahun di Desa Motoling Dua, sebanyak 197
responden.
Berdasarkan karakteristik responden
penelitian menunjukkan bahwa bahwa
responden pada kelompok usia dengan
kelompok usia 45-49 tahun berjumlah 50
responden (25,4%) dapat dikatakan responden
yang mengkonsumsi alkohol dengan hipertensi
paling banyak pada kelompok usia 45-49
tahun.
Responden dengan tingkat pendidikan
paling banyak adalah SMA dengan jumlah 85
responden (43,1%) diikuti dengan responden
yang lulus sekolah menegah pertama sebanyak
54 responden (27,4%). Distribusi reponden
menurut jenis pekerjaan laki-laki yang paling
banyak adalah petani dengan jumlah 82
responden (41,6%). Menurut data yang diambil
dari Badan Pusat Statistik Indonesia pada tahun
2012 menjelaskan bahwa jumlah penduduk
yang bekerja mengalami kenaikan terutama di
sektor pertanian sebesar 1,9 juta orang (4,75%)
dan pada tahun 2014 jumlah petani di
Indonesia sebanyak 31,70 juta orang. Dari
penjelasan di atas menjelaskan bahwa
responden pada umumnya berpendidikan
rendah sehingga banyak dari laki-laki bekerja
di sektor non formal, sebagian besar dari
responden bekerja sebagai petani. Faktor sosial
diatas menyebabkan tingginya angka konsumsi
alkohol pada responden, selain itu di Desa
Motoling Dua terdapat beberapa tempat
produksi alkohol tradisional. Sehingga daya
beli masyarakat untuk jenis minuman yang di
produksi tersebut cukup tinggi.
Distribusi responden dengan status
perkawinan yang paling banyak adalah
responden yang sudah menikah dengan jumlah
193 responden (98%), distribusi responden
yang belum menikah berjumlah 4 responden
dengan persentase 2%.
Hubungan Antara Konsumsi Alkohol
Dengan Kejadian Hipertensi
Berdasarkan hasil dari uji analisis bivariat di
peroleh bahwa responden yang mengkonsumsi
-
alkohol dengan riwayat hipertensi berjumlah
63 responden dengan persentase 47,0%,
responden yang tidak mengkonsumsi alkohol
tapi memiliki riwayat hipertensi berjumlah 71
responden (53,0%), sedangkan responden yang
mengkonsumsi alkohol tapi tidak memiliki
riwayat hipertensi berjumlah 15 responden
(23,8%) dan responden yang tidak
mengkonsumsi alkohol dan tidak memiliki
riwayat hipertensi berjumlah 48 responden
(76,2%). Berdasarkan uji statistik Chi Square
membuktikan bahwa ada hubungan antara
konsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi
pada laki-laki usia 40-65 tahun di Desa
Motoling Dua dengan nilai p = 0,002.
Beberapa penelitian tentang hubungan
antara alkohol dengan hipertensi, menunjukkan
bahwa penggunaan alkohol secara akut
menurunkan kadar aldosterin dalam 3 jam
pertama, setelah itu meningkat dalam 3 jam
berikutnya. Pada penelitian lain didapatkan
kadar renin meningkat pada penggunaan
alkohol kronis yang berat. Kesimpulannya
ialah pada pengguna alkohol yang sedang dan
berat, alkohol dapat meningkatkan sistole
maupun diastole sebanyak 5-10 mmHg
(Joewana, 2005).
Beberapa studi juga menunjukkan
hubungan antara konsumsi alkohol dengan
kejadian hipertensi, diantaranya adalah
penelitian tentang prevalensi hipertensi dan
determinannya di Indonesia yang dilakukan
oleh Rahajeng dan Tuminah berdasarkan data
yang diambil dari Riskesdas 2007, penelitian
ini menunjukkan hasil bahwa proporsi
mengkonsumsi alkohol 1 bulan terakhir
ditemukan lebih tinggi pada kelompok
hipertensi (4,0%) dari pada kontrol (1,8%),
risiko hipertensi bagi mereka yang
mengonsumsi alkohol 1 bulan terakhir
ditemukan bermakna, yaitu sebesar 1,12 kali.
Penelitian lainnya yang menyatakan adanya
hubungan antara konsumsi alkohol dengan
kejadian hipertensi adalah penelitan yang
dilakukan oleh Anggara tentang faktor-faktor
yang berhubungan dengan tekanan darah tinggi
di Puskesmas Telaga Murni Cikarang Barat
(tahun 2012), penelitian ini menunjukkan hasil
bahwa terdapat hubungan antara konsumsi
alkohol dengan tekanan darah tinggi/ hipertensi
pada pasien yang berobat di Puskesmas Telaga
Murni Cikarang Barat.
Penelitian yang sama di Kabupaten
Minahasa Selatan yang dilakukan oleh
Komaling di Desa Tompasobaru II
mendapatkan hasil bahwa laki-laki dalam
penelitian sebagian besar telah mengonsumsi
alkohol >10 tahun dan yang mengalami
hipertensi sebanyak 139 responden (72%),
melalui hasil penelitian ini dikaitkan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Komaling
di Desa Tompasobaru II dapat dilihat bahwa
konsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi
tinggi di daerah pedesaan, hal ini sebanding
dengan data dari hasil Riskesdas tahun 2007
bahwa prevalensi konsumsi alkohol dengan
kejadian hipertensi di Indonesia lebih tinggi di
daerah pedesaan daripada perkotaan.
-
Hubungan Antara Status Merokok Dengan
Kejadian Hipertensi
Berdasarkan hasil uji analisis pada analisis
bivariat di peroleh bahwa responden yang
merokok dengan riwayat hipertensi berjumlah
71 responden dengan persentase 53,0%,
responden yang tidak merokok tapi memiliki
riwayat hipertensi berjumlah 63 responden
(47,0%). Berdasarkan uji statistik Chi Square
membuktikan bahwa ada hubungan antara
status merokok dengan kejadian hipertensi
pada laki-laki usia 40-65 tahun di Desa
Motoling Dua dengan nilai p = 0,001.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Sihombing tahun 2010
tentang hubungan perilaku merokok, konsumsi
makanan/minuman, dan aktivitas fisik dengan
penyakit hipertensi pada responden obes usia
dewasa di Indonesia yang berdasarkan pada
hasil riskesdas tahun 2007, menunjukkan
bahwa terdapat hubungan antara perilaku
merokok dengan penyakit hipertensi di
Indonesia dengan nilai p=0,001. Penelitian lain
yang berhubungan dengan faktor risiko
hipertensi merokok adalah penelitian yang
dilakukan oleh Arif tahun 2010 tentang faktor-
faktor yang berhubungan dengan kejadian
hipertensi pada lansia di Pusling Desa Klumpit
UPT Puskesmas Gribig Kabupaten Kudus,
menunjukkan hasil bahwa salah satu faktor
yang berhubungan dengan kejadian hipertensi
pada lansia di Pusling desa Kumplit adalah
kebiasaan merokok dengan nilai p=0,003.
Melalui penelitian ini dan beberapa penelitian
tentang hubungan antara merokok dengan
kejadian hipertensi menunjukkan bahwa
merokok merupakan salah satu pencetus
terjadinya penyakit hipertensi, karena
meskipun responden yang tidak merokok lebih
banyak dibandingkan dengan responden yang
merokok, namun dapat dilihat pada penderita
hipertensi persentasenya lebih besar responden
yang merokok daripada yang tidak merokok.
KESIMPULAN
1. Terdapat hubungan antara konsumsi
alkohol dengan kejadian hipertensi
pada laki-laki usia 40-65 tahun di Desa
Motoling Dua Kecamatan Motoling
Kabupaten Minahasa Selatan.
2. Terdapat hubungan antara Status
Merokok dengan kejadian hipertensi
pada laki-laki usia 40-65 tahun di Desa
Motoling Dua Kecamatan Motoling
Kabupaten Minahasa Selatan.
SARAN
1. Bagi Puskesmas Motoling
Meningkatkan upaya pencegahan dan
pengendalian terhadap penyakit hipertensi
melalui promosi kesehatan (penyuluhan,
spanduk, poster, pamflet) mengenai bahaya
hipertensi dan berbagai faktor risiko hipertensi
serta tentang bahaya mengkonsumsi alkohol
berlebihan dan merokok terhadap kesehatan
dan menyarankan kepada penderita hipertensi
untuk secara rutin mengontrol tekanan darah.
-
2. Bagi Masyarakat
Bagi seluruh masyarakat yang ada di Desa
Motoling Dua Kecamatan Motoling Kabupaten
Minahasa Selatan, sebaiknya rutin untuk
mengontrol tekanan darah, mengurangi
mengkonsumsi alkohol dan berhenti merokok.
3. Bagi Peneliti Lain
Diharapkan untuk meneliti variabel-variabel
lain yang kemungkinan berhubungan dengan
kejadian hipertensi yang belum diteliti oleh
peneliti.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Data Surveilans Terpadu
Penyakit tahun 2013. Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Utara
Anggara, D dan Prayitno, N. 2012. Faktor-
Faktor Yang Berhubungan Dengan
Tekanan Darah Di Puskesmas Telaga
Murni Cikarang Barat Tahun 2012.
(online), Jurnal Ilmiah Kesehatan
2013.5(1).20-25
(http://lp3m.thamrin.ac.id/artikel/feby.
pdf
Arif D, Rusunoto, Hartinah D. 2010. Faktor-
Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di
Pusling Desa Kumplit Upt Puskesmas
Gribig Kabupaten Kudus. (online),
JIKK Vol.4 No. 2. 2013 Hal: 18-34
(http://ejournal.stikesmuhkudus.ac.id/i
ndex.php)
Barlina, R dan Karouw, S. Pengaruh Sabut
Kelapa Terhadap Kualitas Nira Aren
Dan Palm Wine. Jurnal Litri
2006.12(4). 166-171
(http://arenindonesia.com/barlinarinde
ngan)
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2008. Riset Kesehatan Dasar 2007.
Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Departemen
Kesehatan, Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2013. Riset Kesehatan Dasar 2013.
Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Departemen
Kesehatan, Republik Indonesia.
Joewana, S. 2005. Gangguan Mental dan
Prilaku Akibat Penggunaan Zat
Psikoaktif. Jakarta: EGC.
Komaling, J . 2013. Hubungan Mengonsumsi
Alkohol Dengan Kejadian Hipertensi
Pada Laki-Laki Di Desa Tompaso
Baru II Kecamatan Tompasobaru
Kabupaten Minahasa Selatan. (online)
Jurnal Keperawatan 2013.1(1). 1-7.
(http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/j
kp/article)
Pradono, J. 2013. Permasalahan dan Faktor
Risiko Yang Berhubungan Dengan
Terjadinya Hipertensi Di Kabupaten
Bogor Provinsi Jawa Barat.(online)
Buletin Penelitian Kesehatan Vol.41
No.2:61-71
(http://download.portalgaruda.org/artic
le.php?article)
-
Rahajeng, E dan Tuminah, S. 2009. Prevalensi
Hipertensi dan Determinannya di
Indonesia. (online) Majalah
Kedokteran Indonesia Vol.59 No.12:
580-587
(http://indonesia.digitaljournals.org/ind
ex.php/idnmed/article/download/)
Sihombing, M. 2010. Hubungan Perilaku
Merokok, Konsumsi
Makanan/Minuman, Aktivitas Fisik
dengan Penyakit Hipertensi pada
Responden Obes Usia Dewasa di
Indonesia.(online) Majalah Kedokteran
Indonesia Vol.60, No. 9, Hal 406-412
(http://indonesia.digitaljournals.org/ind
ex.php/idnmed/article/download/737/7
40)
Suhardi. 2011 Preferensi Peminum Alkohol Di
Indonesia Menurut Riskesdas 2007.
(online) Buletin Penelitian Kesehatan
Vol.39 No. 4, Hal: 154 - 164
(http://bpk.litbang.depkes.go.id/index.p
hp/BPK/article/viewFile/47/158)
Triyanto, T. 2014. Pelayanan Keperawatan
Bagi Penderita Hipertensi Secara
Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu
World Health Organization. 2013. A global
brief on Hypertension. Geneva,
Switzerland
World Health Organization. 2014. Global
status report on alcohol and health
2014. Geneva, Switzerland
World Health Organization. 2011.
Noncommunicable Diseases. Geneva,
Switzerland