Download - Askep Hiv Dan Tbc
-
7/26/2019 Askep Hiv Dan Tbc
1/36
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT
DARURAT
PADA KLIEN HIV DENGAN
TUBERCULOSIS PARU (TBC)
OLEH :
IDA AYU EKA JAYANTHI
0802105048
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
-
7/26/2019 Askep Hiv Dan Tbc
2/36
UNIVERSITAS UDAYANA
2012
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN PENYAKIT
TUBERCULOSIS PARU (TBC)
A. Konsep Dasar Penya!"
#. De$!n!s!
Mycobacterium tuberculosiskebanyakan mengenai struktur alveolar paru.
Presentasi klinis penyakit ini bervariasi berkisar asimtomatik dengan
hanya menunujukkan tes kulit positif sampai meliputi pemeriksaan
laboratorium atau diagnostik.
Tuberkulosis Paru (TB Paru) adalah penyakit infeksius, yang terutama
menyerang parenkim paru. ( Smeltzer, !!"# $%&).
Tuberkulosis Paru (TB Paru) adalah penyakit infeksi menular yang
disebabkan olehMycobacterium tuberculosis. (Pri'e, !!$ # %$).
br. ".Paru-paru pada klien TB
%. Ep!&e'!oo! * Ins!&en Kas+s
ndonesia adalah negeri dengan prevalensi Tb ketiga tertinggi di dunia
setelah 'ina dan ndia. Pada tahun "**% diperkirakan TB di +ina, ndia dan
ndonesia berturutturut ".%%.!!!, ".&"&.!!!, dan $*".!!! kasus.
Perkiraan kejadian BT- di sputum yang positif di ndonesia adalah
-
7/26/2019 Askep Hiv Dan Tbc
3/36
.!!! tahun "**%. Berdasarkan survei kesehatan rumah tangga "*%$ dan
survei kesehatan nasional !!", TB menempati ranking no./ sebagai
penyebab kematian tertinggi di ndonesia. Prevalensi nasional terakhir TB
paru diperkirakan !,& 0 (-min, !!1# *%%)
Neara Se'+a as+sPer #,,.,,,
pop+as!
In&!a #.-/.,,, #0
C!na #./,#.,,, -1
In&ones!a 2/,.,,, #-
N!er!a 23.,,, /,/
A$r!a Sea"an 211.,,, -0,
Tabel ". TB statistik untuk 2beban tinggi2 negara, !!%
/. Penye4a4 * 5a"or Pre&!spos!s!
Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
berbentuk batang (basil) yang bernama Mycobacterium tuberculosis.
Sebagian besar struktur organisme ini terdiri atas asam lemak (lipid) yangmembuat mikobakterium lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan
terhadap gangguan kimia dan fisik. M. tuberculosis hominis merupakan
penyebab sebagian besar kasus tuber'ulosis. 3ikobakterium ini tahan
hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat tahan
bertahuntahun dalam lemari es). 4al ini terjadi karena kuman berada
dalam sifat dormant. 5ari sifat dormant ini kuman dapat bangkit kembali
dan menjadikan tuberkulosis aktif kembali. Sifat lain kuman adalah aerob.
Sifat ini menunjukkan bah6a kuman lebih menyenangi jaringan yang
tinggi kandungan oksigennya. 5alam hal ini tekanan bagian apikal paru
paru lebih tinggi dari pada bagian lainnya, sehingga bagian apikal ini
merupakan tempat predileksi penyakit tuberkulosis.
3a'amma'am jenisMicobacterium tubercolusae complexadalah#
a. M. tuberculosae
b. 7arian -sian
-
7/26/2019 Askep Hiv Dan Tbc
4/36
'. 7arian -fri'an
d. 7arian -fri'an
e. M. Bovis
8elompok kuman 3y'oba'teria 9ther Than TB (39TT, atypi'al adalah#
a. M. kansasi
b. M. avium
c. M. intra cellular
d. M. scrofulaceum
e. M.malmacerse
f. M. xenopi (-min, !!1#*%%)
2. Pa"o$!s!oo! Penya!"
Tuberkulosis (TB) disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (3. Tb).
Tempat masuk kumanM. Tuberkulosis adalah saluran pernapasan, saluran
pern'ernaan (), dan luka terbuka pada kulit. 8ebanyakan infeksi TB
terjadi melalui udara, yaitu melalui inhalasi doplet yang mengandung
kumankuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi.
Saluran pen'ernaan merupakan tempat masuk utama bagi jenis bovin,
yang penyebarannya melalui susu yang terkontaminasi. nfeksi dimulai
dengan inhalasi droplet nuklei yang mengandung 3. Tb yang tidak dapat
ditangkap oleh sistem pertahanan mukosilier bronkus dan masuk ke alveoli.
5i dalam alveoli kuman ditangkap makrofag alveoli, kuman akan
bermultiplikasi hingga men'apai jumlah tertentu yang akan mengaktivasi sel
limfosit T. -ntigen kuman dipresentasikan oleh Major histocompatibilitycomplex class (34+ ) ke sel +5% dan oleh 34+ ke sel +5&. Sel +5&
terdiri atas Th" dan Th yang masingmasing menghasilkan sitokin yang
berperan dalam sistem imunitas. :espon imunitas pada infeksi 3. Tb meliputi
cell mediated immunity (+3) dan delayed type hypersensitivity (5T4), kedua
respon imunitas tersebut bertujuan untuk melokalisir infeksi dan membunuh 3.
Tb.
-
7/26/2019 Askep Hiv Dan Tbc
5/36
-lveoli yang terserang mengalami konsolidasi dan timbul pneumonia
akut. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju ke kelenjar getang
bening regional. 3akrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih
panjang dan sebagian bersatu sehingga membentuk sel tuberkel epiteloid
yang dikelilingi oleh limfosit. :eaksi ini biasanya membutuhkan 6aktu
"!! hari.
Pada individu normal terjadi keseimbangan yang rentan antara imunitas host
dan 3. Tb. Sel +5& dan makrofag sangat berperan dalam respon imunitas
terhadap 3. Tb. nfeksi 47 menyebabkan depresi dan disfungsi progresif sel
+5& dan defek pada fungsi makrofag. -kibatnya pasien 47 mempunyai
risiko tinggi untuk reaktivasi TB laten menjadi TB aktif dan peningkatan risiko
terinfeksi baru TB. Pada infeksi 47 lanjut kadar +5& sangat rendah sehingga
terjadi gangguan respon imunitas baik +3 dan 5T4, akibatnya replikasi 3.
Tb meluas tanpa disertai pembentukan granuloma, nekrosis perkejuan maupun
kavitas. ni menyebabkan diagnosis TB lebih sulit karena gambaran
radiologisnya tidak seperti umumnya penderita TB tanpa 47. TB diseminata
atau TB ekstra paru sering terjadi tetapi kelainan TB paru masih merupakan
kelainan TB yang lebih sering terjadi. Status 47 negatif meningkatkan risiko
berkembangnya TB $"!0, sedangkan status 47 positif meningkatkan risiko
berkembangnya TB $!0. 5ibandingkan individu yang tidak terinfeksi 47,
individu dengan 47 mempunyai risiko "! kali lebih besar untuk
berkembangnya TB.
5alam perjalanannya penyakit TB dapat menimbulkan nekrosis pada bagiansentral lesi yang memberikan gambaran relative padat dan seperti keju
disebut nekrosis kaseosa. 5aerah yang mengalami nekrosis kaseosa dan
jaringan granulasi di sekitarnya yang terdiri dari sel epiteloid dan fibrolas
menimbulkan respon yang berbeda. ;aringan granulasi menjadi lebih
fibrosa membentuk jaringan parut kolagenosa yang akhirnya akan
membentuk suatu kapsul yang mengelilingi tuberkel.
-
7/26/2019 Askep Hiv Dan Tbc
6/36
-
7/26/2019 Askep Hiv Dan Tbc
7/36
3. Kas!$!as!
8lasifikasi (berdasarkan bagian tubuh yang terinfeksi) (5epkes,
!!/)
a) Tuber'ulosis paru
3erupakan bentuk yang paling sering dijumpai yaitu sekitar %!0
dari semua penderita. Tuber'ulosis yang menyerang parenkim paru
ini merupakan satusatunya bentuk tuber'ulosis yang paling mudah
menular.
b) Tuber'ulosis ekstra paru
3erupakan bentuk Tube'ulosis yang menyerang organ lain selain
paru, seperti pleura, kelenjar limfe, persendian tulang belakang,
saluran ken'ing, susunan saraf pusat, dan perut. Pada dasarnya
penyakit Tuber'ulosis ini tidak pandang bulu karena kuman ini
menyerang semua organ tubuh.
8lasifikasi ( 3enurutAmerican Thoracic ociety, !!!)
+lass ! Tidak ada jangkitan atau terinfeksi, ri6ayat terpapar,
reaksi test tuber'ulin (PP5) tidak bermakna.+lass " Terpapar TB+, tidak ada bukti infeksi, reaksi kulit tak
bermakna
+lass -da infeksi TB+, reaksi kulit bermakna, pemeriksaan
bakteri (), tidak ada bukti.
+lass / Sedang sakit, BT- (?), test mantou@ bermakna,
:ontgent Thora@ (?).
-
7/26/2019 Askep Hiv Dan Tbc
8/36
Tuber'ulosis primer adalah bentuk penyakit yang terjadi pada
orang yang belum pernah terpajan (orang yang belum pernah
mengalami TB) atau peradangan terjadi sebelum tubuh
mempunyai kekebalan spesifik terhadap basil mikobakterium.
5ampak utama dari tuber'ulosis primer adalah
". penyakit ini memi'u timbulnya hipersensitivitas dan
resistensi.
. fokus jaringan parut mungkin mengandung basil hidup
selama bertahuntahun bahkan seumur hidup
/. penyakit ini (meskipun jarang) dapat menjadituberculosis
primer pro!resif. 4al ini terjadi ada orang yang mengalami
gangguan akibat suatu penyakit (terutama penyakit yang
menyerang sistem kekebalan tubuh, seperti -5S dan
biasanya terjadi pada pada anak yan mengalami malnutrisi
atau usia lanjut).
b) Tuber'ulosis Sekunder (Tuberculosis Post Primer)
3erupakan penyakit yang terjadi pada seseorang yang telah
terpajan penyakit tuber'ulosis atau peradangan jaringan paru
oleh karena terjadi penularan ulang di mana di dalam tubuh
terbentuk kekebalan spesifik terhadap basil mikobakterium
tersebut. Penyakit ini mungkin terjadi segera setelah
tuber'ulosis primer, tetapi umumnya mun'ul karena reaktivasi
lesi primer dorman beberapa dekade setelah infeksi a6al,
terutama jika sistem pertahanan penjamu (seseorang yang
pernah terkena TB sebelumnya) melemah.
8lasifikasi 7
8lasifikasi TB Paru berdasarkan gejala klinik, bakteriologik,
radiologik dan ri6ayat pengobatan sebelumnya dibagi sebagai berikut#
a. TB Paru BT- Positif dengan kriteria#
". 5engan atau tanpa gejala klinik
-
7/26/2019 Askep Hiv Dan Tbc
9/36
. BT- positif# mikroskopik positif kali, mikroskopik positif
" kali disokong biakan positif satu kali atau disokong
radiologik positif " kali.
/. ambaran radiologik sesuai dengan TB paru.b. TB Paru BT- =egatif dengan kriteria#
". ejala klinik dan gambaran radilogik sesuai dengan TB
Paru aktif
. BT- negatif, biakan negatif tetapi radiologik positif.
'. Bekas TB Paru dengan kriteria#
". Bakteriologik (mikroskopik dan biakan) negative
. ejala klinik tidak ada atau ada gejala sisa akibat kelainan
paru.
/. :adiologik menunjukkan gambaran lesi TB inaktif,
menunjukkan serial foto yang tidak berubah.
&. -da ri6ayat pengobatan 9-T yang adekuat (lebih
mendukung).
8lasifikasi 7
Berdasarkan tipe penderita. Tipe penderita ditentukan berdasarkan
ri6ayat pengobatan sebelumnya.
-da beberapa tipe penderita #
a) 8asus baru # penderita yang belum pernah diobati dengan 9-T atau
sudah pernah menelan 9bat -nti Tuberkulosis (9-T) kurang dari
satu bulan.
b) 8ambuh (relaps) adalah penderita TB yang sebelumnya pernah
mendapat pengobatan dan telah dinyatakan sembuh, kemudian
kembali berobat dengan hasil pemeriksaan BT- positif.') Pindahan (transfer in) yaitu penderita yang sedang mendapat
pengobatan di suatu kabupaten lain kemudian pindah berobat ke
kabupaten ini. Penderita pindahan tersebut harus memba6a surat
rujukanApindah.
d) 8asus berobat setelah lalai (defaultAdrop out) adalah penderita yang
sudah berobat paling kurang " bulan atau lebih dan berhenti
bulan atau lebih, kemudian datang kembali berobat.
-
7/26/2019 Askep Hiv Dan Tbc
10/36
0. Ge6aa K!n!s
Penyakit tuber'ulosis sering dijuluki the great imitatorC yaitu suatu
penyakit yang mempunyai banyak kemiripan dengan penyakit lain
yang juga memberikan gejala umum seperti lemah dan demam. Pada
sejumlah penderita gejala yang timbul tidak jelas sehingga diabaikan
bahkan kadangkadang asimtomatik.
ambaran klinik TB paru dapat dibagi menjadi golongan, gejala
respiratorik dan gejala sistemik.
". ejala :espiratorik
a) Batuk
ejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang
paling sering dikeluhkan. 3ulamula bersifat non produktif
kemudian berdahak bahkan ber'ampur darah bila sudah ada
kerusakan jaringan.
b) Batuk darah
5arah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin
tampak berupa garis atau ber'akber'ak darak, gumpalan darah
atau darah segar dalam jumlah sangat banyak. Batuk darak
terjadi karena pe'ahnya pembuluh darah. Berat ringannya
batuk darah tergantung dari besar ke'ilnya pembuluh darah
yang pe'ah.
') Sesak nafas
ejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas
atau karena ada halhal yang menyertai seperti efusi pleura,pneumothora@, anemia dan lainlain.
d) =yeri dada
=yeri dada pada Tuber'ulosis paru termasuk nyeri pleuritik
yang ringan. ejala ini timbul apabila sistem persarafan di
pleura terkena.
. ejala Sistemik
-
7/26/2019 Askep Hiv Dan Tbc
11/36
a) 5emam
3erupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada
sore dan malam hari mirip demam influenza, hilang timbul dan
makin lama makin panjang serangannya.
b) ejala sistemik lain
ejala sistemik lain ialah berkeringat pada malam hari, sakit
kepala, anoreksia, penurunan berat badan, keletihan, dan
malaise. Timbulnya gejala biasanya gradual dalam beberapa
minggubulan.
1. Pe'er!saan 5!s!
nspeksi
8onjungtiva mata pu'at karena anemia, malaise, badan kurusA berat
badan menurun. Bila mengenai pleura, paru yang sakit terlihat agak
tertinggal dalam pernapasan. :: meningkat (D& @Amenit). -danya
dyspnea, sianosis, distensi abdomen, batuk dan barrel 'hest.
Perkusi
Terdengar suara redup terutama pada apeks paru, bila terdapat kavitas
yang 'ukup besar, perkusi memberikan suara hipersonar dan timpani.
Bila mengenai pleura, perkusi memberikan suara pekak.
-uskultasi
Terdengar suara napas bron'hial. -kan didapatkan suara napas
tambahan berupa rhon'i basah, kasar dan nyaring. Tetapi bila infiltrasi
ini diliputi oleh penebalan pleura, suara napas menjadi vesikuler
melemah. Bila terdapat kavitas yang 'ukup besar, auskultasi
memberikan suara amforik. Bila mengenai pleura, auskultasi
memberikan suara napas yang lemah sampai tidak terdengar sama
sekali.
Palpasi
badan teraba hangat (demam), denyut nadi meningkat (D"!!@Amenit),
turgor kulit menurun, fremitus raba meningkat disisi yang sakit.
(-min, !!1 # **!**")
-
7/26/2019 Askep Hiv Dan Tbc
12/36
. Pe'er!saan D!anos"! * Pen+n6an
a. Pemeriksaan
-
7/26/2019 Askep Hiv Dan Tbc
13/36
ndurasi H $ mm diklasifikasikan positif dalam kelompok
berikut #
a) 9rang dengan 47 positif.
b) Baru saja kontak dengan orang yang menderita TB.
') 9rang dengan perubahan fibroti' pada radigrafi dada yang
sesuai dengan gambaran TB lama yang sudah sembuh.
d) Pasien yang menjalani tranplanstasi organ dan pasien yang
mengalami penekanan imunitas ( menerima setara dengan H
"$ mgAhari prednisone selama H" bulan).
ndurasi H "! mm diklasifikasikan positif dalam kelompok
berikut #
a) Baru tiba ( I $ tahun ) dari =egara yang berprevalensi
tinggi.
b) Pemakai obatobat yang disuntikkan.
') Penduduk dan pekerja yang berkumpul pada lingkungan
yang berisiko tinggi. Penjara, rumahrumah pera6atan,
panti jompo, fasilitas yang disiapkan untuk pasien dengan
-5S, dan penampungan untuk tuna 6isma
d) Penga6ai laboratorium mikrobakteriologi.
e) 9rang dengan keadaan klinis pada daerah mereka yang
berisioko tinggi.
f) -nak di ba6a usia & tahun atau anakanak dan remaja
yang terpajan orang de6asa kelompok risiko tinggi.
ndurasi H "$ mm diklasifikasikan positif dalam kelompok
berikut #
a) 9rang dengan fa'tor risiko TB.
b) Target programprogram tes kulit seharusnya hanya
dilakukan di anatara kelompok risiko tinggi.
(Pri'e,!!$#%$$)
Gji tuber'ulin # 3enggunakan standar tuberkulin "#"!.!!!A$ TG
PP5S intrakutan yang diba'a &%1 jam dengan indurasi D $ mm.
Gji tuberkulin negatif belum dapat menyingkirkan TB. Ealse
-
7/26/2019 Askep Hiv Dan Tbc
14/36
negatif pada pemeriksaan uji tuberkulin sering ditemukan pada
pasien 47 dan kejadiannya meningkat sebanding dengan
peningkatan imunosupresi.
4istologi atau +ulture jaringan (termasuk kumbah lambung, urine
dan +SE, biopsi kulit) # positif untukMycobacterium tuberculosis
Pemeriksaan 5arah #
a) 4b dapat ditemukan menurun. -nemia bila penyakit berjalan
menahun
b)
-
7/26/2019 Askep Hiv Dan Tbc
15/36
Tes blot 'estern# 3engkonfirmasi diagnosa 4uman
mmunodefi'ien'y 7irus (47)
Sel T& helper# ndikator system imun (jumlah M!!)
T % ( sel supresor sitopatik )# :asio terbalik ( # " ) atau lebih besar
dari sel suppressor pada sel helper ( T% ke T& ) mengindikasikan
supresi imun.
P& ( Protein pembungkus 4uman mmunodefi'ien'y7irus (47)#
Peningkatan nilai kuantitatif protein mengidentifikasi progresi
infeksi
8adar g# 3eningkat, terutama g -, g , g 3 yang normal atau
mendekati normal
:eaksi rantai polimerase# 3endeteksi 5=- virus dalam jumlah
sedikit pada infeksi sel perifer monoseluler.
Pasien TB yang perlu dilakukan pemeriksaan 47 adalah pasien
yang mempunyai risiko tinggi terinfeksi 47, hasil pengobatan
9-T yang tidak memuaskan ('ontoh# TB kronik), multi drug
resistan'e (35:) TB. 5emikian juga bila di fasilitas kesehatan
menemukan pasien terinfeksi 47A-5S perlu dibuktikan ada
tidaknya TB paru. 5engan adanya kerjasama yang baik antara
program TB dan program 47A-5S dapat menurunkan beban
pasien TB47A-5S. Setiap pemeriksaan 47 harus disertai
konseling sebelum dan sesudah pemeriksaan, oleh karena itu
diperlukan 7+T (&oluntary (ounsellin! Test) dan PT+ (Provider
%nitiated Testin! and (ounsellin!) di setiap pelayanan kesehatan.
b. :adiologi
Eoto thora@ # nfiltrasi lesi a6al pada area paru oleh simpanan
kalsium lesi yang sembuh primer atau efusi 'airan. Perubahanmengindikasikan TB yang lebih berat dapat men'akup area
berlubang dan fibrous. Pada foto thora@ tampak pada sisi yang
sakit bayangan hitam dan diafragma menonjol ke atas.
Bron'hografi # merupakan pemeriksaan khusus untuk melihat
kerusakan bron'hus atau kerusakan paru karena TB.
ambaran radiologi lain yang sering menyertai TB+ paru adalah
penebalan pleura, efusi pleura atau empisema, penumothoraks
(bayangan hitam radio lusen dipinggir paru atau pleura).
-
7/26/2019 Askep Hiv Dan Tbc
16/36
'. Pemeriksaan fungsi paru
Penurunan kualitas vital, peningkatan ruang mati, peningkatan rasio
udara residu# kapasitas paru total dan penurunan saturasi oksigen
sekunder terhadap infiltrasi parenkimAfibrosis, kehilangan jaringan
paru dan penyakit pleural.
-. D!anos!s * Kr!"er!a D!anos!s
a) -namnesis dan pemeriksaan fisik
b)
-
7/26/2019 Askep Hiv Dan Tbc
17/36
!) TehnikPolymerase (hain *eaction
h) Bection +ickinson +ia!nostic %nstrument ystem
5eteksi !ro'th index berdasarkan +9 yang dihasilkan dari
metabolisme asam lemak oleh 3. tuber'ulosis
i) ,nyme #inked %mmunosorbent Assay
5eteksi respon humoral, berupa proses antigenantibodi yang
terjadi. Pelaksanaannya rumit dan antibodi dapat menetap dalam
6aktu lama sehingga menimbulkan masalah.
j) 3N+959T
5eteksi antibody memakai antigen lipoarabinomannan yang
direkatkan pada suatu alat berbentuk seperti sisir plastik, kemudian
di'elupkan dalam serum pasien. Bila terdapat antibody spesifik
dalam jumlah memadai maka 6arna sisir akan berubah.
(3ansjoer, "*** # &1&1/)
5iagnosis TB paru pada orang de6asa dapat ditegakkan dengan
ditemukannya BT- pada pemeriksaan dahak se'ara mikroskopis. 4asil
pemeriksaan dinyatakan positif apabila sedikitnya dua dari tiga SPS BT-
hasilnya positif. Bila hanya " spesimen yang positif perlu diadakan
pemeriksaan lebih lanjut yaitu foto rontgen dada atau pemeriksaan
spesimen SPS diulang. 8alau hasil rontgen mendukung TB, maka
penderita diidagnosis sebagai penderita TB BT- positif. 8alau hasil
rontgen tidak mendukung TB, maka pemeriksaan lain, misalnya biakan.-pabila fasilitas memungkinkan, maka dapat dilakukan pemeriksaan lain,
misalnya biakan. Bila tiga spesimen dahak negatif, diberikan antibiotik
spektrum luas (misalnya kotrimoksasol atau -moksisilin) selama "
minggu. Bila tidak ada perubahan, namun gejala klinis tetap men'urigakan
TB, ulangi pemeriksaan dahak SPS #
8alau hasil SPS positif, didiagnosis sebagai penderita TB BT- positif.
-
7/26/2019 Askep Hiv Dan Tbc
18/36
8alau hasil SPS tetap negatif, lakukan pemriksaan foto rontgen dada,
untuk mendukung diagnosis TB.
Bila hasil rontgen mendukung TB, diagnosis sebagai penderita TB
BT- negatif rontgen positif.
Bila hasil ropntgen tidak mendukung TB, penderita tersebut bukan TB.
#,. T7erapy * T!n&aan Penananan
Penatalaksanaan TB paru dengan infeksi 47 pada dasarnya sama dengan
infeksi tanpa 47 saat pemberian obat pada koinfeksi TB+47 harus
memperhatikan jumlah +5& yang sesuai
;umlah +5&
(per mm/)
:egimen yang dianjurkan 8eterangan
M !!
!!/$!
3ulai terapi TB+, 3ulai
-:7 segera setelah tetapiTB+ dapat ditoleransi
( antara minggu
bulan) Paduan yang
mengandung JE7.
3ulai terapi TB+
5ianjurkan -:7 # JE7
adalah kontraindikasiuntuk ibu hamil atau
perempuan usia subur
tanpa kontrasepsi,
sehingga JE7 dapat
diganti.
Pertimbangan -:7 # 3ulai
salah satu paduan di ba6ah
ini setelah fase intensif#
Paduan yang
mengandung JE7
Paduan yang
mengandung =7P
jika paduan TB+
fase lanjutan tidak
-
7/26/2019 Askep Hiv Dan Tbc
19/36
D/$!
+5& tidak
memungkinkan
untuk diperiksa
3ulai terapi TB+
3ulai terapi TB+
menggunakan
fifampisin.
Tunda -:7
Pertimbangan -:7
Tabel . Pengobatan TB+ pada 47 berdasarkan +5&
Pen8ea7an
-da vaksin terhadap TB. =amanya B+, diberikan dengan suntikan di
ba6ah kulit. =amun vaksin ini tampaknya hanya efektif pada anak yang
baru lahir, untuk men'egah penyakit TB yang berat, termasuk meningitis
TB, pada usia kanakkanak. B+ tidak mempunyai dampak dalam
mengurangi jumlah kasus TB pada orang de6asa. Saat ini belum ada
vaksin terhadap TB yang efektif untuk orang de6asa.
Belum jelas apakah B+ tetap efektif pada anak dengan 47. 5i negara
dengan prevalensi TB yang tinggi (termasuk ndonesia), >49
mengusulkan B+ diberikan pada semua anak ke'uali yang mempunyai
gejala penyakit 47A-5S.
B+ juga dapat menyebabkan pemba'aan palsupositif pada tes tuberkulin
kulit. ;ika diberikan kepada orang de6asa yang 47 positif atau anakanak
dengan sistem kekebalan sangat lemah, B+ kadangkadang dapat
menyebabkan penyakit B+ diseminata, yang sering fatal.
##. Ko'p!as!
Penyakit tuber'ulosis paru bila tidak ditangani dengan benar akan
menimbulkan komplikasi. 8omplikasi dibagi atas komplikasi dini dan
menimbulkan komplikasi lanjut.
". 8omplikasi dini # Pleuritis, efusi pleura, empiema, laryngitis.
-
7/26/2019 Askep Hiv Dan Tbc
20/36
. 8omplikasi lanjut # 8or pulmonal, amiloidosis, karsinoma paru,
sindrom gagal napas de6asa (-:5S), sering
terjad pada TB milier dan kavitas TB. (-min,
!!!#**/)
3enurut 5epkes : (!!), merupakan komplikasi yang dapat terjadi pada
penderita tuber'ulosis paru stadium lanjut yaitu #
4emoptisis berat (perdarahan dari saluran napas ba6ah) yang dapat
mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau karena
tersumbatnya jalan napas.
-telektasis (paru mengembang kurang sempurna) atau kolaps dari lobus
akibat retraksi bron'hial.
Bronkiektasis (pelebaran bron'us setempat) dan fibrosis (pembentukan
jaringan ikat pada proses pemulihan atau reaktif) pada paru.
Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian, dan
ginjal.
#%. Pronos!s
TB adalah 9 yang pada urutan kedua dalam daftar frekuensi 9 di ndonesia,
dan adalah penyebab kematian kebanyakan 9dha. =amun TB dapat
disembuhkan dan di'egah.
Perkembangan dari infeksi TB+ dengan penyakit TB+ terjadi ketika bakteri
TB mengatasi pertahanan sistem kekebalan tubuh dan mulai berkembang
biak. Pada TB primer "$0 dari kasuspenyakit ini terjadi segera setelah
infeksi. =amun, dalam sebagian besar kasus, infeksi laten terjadi yang tidak
memiliki gejala yang jelas. ni basil TB+ yang tidak aktif dapat menghasilkan
dalam /0 dari kasuskasus laten, sering bertahuntahun setelah infeksi.
:isiko meningkat reaktivasi dengan imunosupresi, seperti yang disebabkan
oleh infeksi 47. Pada pasien koinfeksi 3. TB dan 47, risiko reaktivasi
meningkat sampai "!0 per tahun. Pasien dengan TB ini disebarluaskan
memiliki tingkat kematian mendekati "!!0 jika tidak diobati. =amun, ;ika
diobati, tingkat kematian berkurang hingga hampir "!0.
-
7/26/2019 Askep Hiv Dan Tbc
21/36
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
#. Pena6!an
TglA ;am # 9ktober !" =o. :3 #"&!&$Triage # P"A PA P/ 5iagnosis 3edis # Tuberkulosis Paru
Transportasi # -mbulanA3obil PribadiA
-
7/26/2019 Askep Hiv Dan Tbc
22/36
+uping hidung -da T!&a A&a
:etraksi otot bantu nafas # A&a Tidak -da
Pernafasan # Perna$asan Da&a Pernafasan Perut
:: # /! @Amnt
8eluhan
-
7/26/2019 Askep Hiv Dan Tbc
23/36
EXPOSURE 5eformitas # Na T!&a
-
7/26/2019 Askep Hiv Dan Tbc
24/36
FIVEINTERVENSI
3onitoring ;antung # Sinus Bradikardi S!n+s Ta!ar&!
Saturasi 9 # 3>
8ateter Grine # A&a Tidak
Pemasangan =T # -da, >arna +airan
-
7/26/2019 Askep Hiv Dan Tbc
25/36
3asalah 8epera6atan# ()
INSPEKSIBACK/POSTERIOR
SURFACE ;ejas # -da T!&a
5eformitas # -da T!&a
Tenderness #
-da T!&a
+repitasi # -da T!&a
-
7/26/2019 Askep Hiv Dan Tbc
26/36
". Bersihan jalan nafas
tidak efektif
berhubungan dengan
sekresi yang kental
atau sekresi yang
berlebihan sekunder
akibat TB+ ditandai
dengan batuk tak
efektif,
ketidakmampuan
untuk mengeluarkan
sekresi jalan napas,
bunyi napas ron'hi,
::D ! @Amenit,
irama dan kedalaman
napas abnormal.
Setelah diberikan
asuhan
kepera6atan
selama ... @ & jam
diharapkan
bersihan jalan
napas klien efektif
dengan out'ome
klien mampu
mengeluarkan
sekret
klien dapat
batuk efektif
bunyi nafas
normal, tidak
ada ron'hi,
mengi dan
stridor
tidak ada
dipsnea
:: dalam batas
normal ("!
@Amenit), irama
dan kedalaman
napas normal.
an&!r! :
-
7/26/2019 Askep Hiv Dan Tbc
27/36
untuk batuk dan
latihan nafas
dalam
bersihkan sekret
dari mulut dan
trakea
(penghisapan
sesuai keperluan)
lakukan fisioterapi
dada
Koa4oras! :
lembabkan udara A
oksigen inspirasi
beri obatobatansesuai indikasi
mukolitik ('ontoh
asetilsistein)
menurunkan upaya
pernafasan.
-
7/26/2019 Askep Hiv Dan Tbc
28/36
bronkodilator
('ontoh
okstrifilin)
kortikosteroid
(prednison)
Bronkodilator
meningkatkan ukuran
lumen per'abangan
trakeobronkial
sehingga menurunkan
tahanan terhadap
aliran udara.
Berguna pada saat
respon inflamasi
mengan'am hidup.
. 8etidakefektifan pola
napas berhubungan
dengan penurunan
ekspansi paru
sekunder akibat
penumpukan 'airan
ditandai dengan
dispnea, ::D!
@Amenit, adanya
penggunaan otot
bantu pernapasan,
irama napas tidak
teratur.
Setelah diberikan
asuhan
kepera6atan
selama ...@& jam
diharapkanpola
napas efektif
dengan kriteria
hasil #
rama,
frekuensi dan
kedalaman
pernafasan
dalam batas
normal
(::R"!
@Amenit).
Pada
8aji kualitas,
frekuensi dan
kedalamanpernafasan,
laporkan setiap
perubahan yang
terjadi.
Baringkan pasien
dalam posisi
yang nyaman,
dalam posisi
duduk, dengan
kepala tempat
tidur ditinggikan
! L *! derajat.
5engan
mengkaji kualitas,
frekuensi dankedalaman
pernafasan, kita
dapat mengetahui
sejauh mana
perubahan kondisi
pasien.
Penurunan
diafragma
memperluas daerah
dada sehingga
ekspansi paru bisa
maksimal.
-
7/26/2019 Askep Hiv Dan Tbc
29/36
pemeriksaan
sinar dada
tidak
ditemukan
adanya
akumulasi
'airan.
Bunyi
nafas
vesikuler
Tidak ada
penggunaan
otot bantu
pernapasan
9bservasi tanda
tanda vital (suhu,
nadi, tekanan
darah, :: dan
respon pasien).
8olaborasi
dengan tim
medis lain untuk
pemberian 9
dan obatobatan
serta foto thora@.
Peningkatan
:: dan ta'h'ardi
merupakan
indikasi adanya
penurunan fungsi
paru.
Pemberian
oksigen dapat
menurunkan beban
pernafasan dan
men'egah
terjadinya sianosis
akibat hiponia.
5engan foto thora@
dapat dimonitor
kemajuan dari
berkurangnya
'airan dan
kembalinya daya
kembang paru.
/. 8ekurangan 7olume
'airan berhubungan
dengan kehilangan
volume 'airan aktif
ditandai dengan 8lien
tampak lmah 8lien
tampak pu'at,T5 #
*!A$! mm4g,=adi
"/!@Amenit teraba
lemah,::
!@Amenit,Suhu /$+
Setelah diberikan
asuhan
kepera6atan
selama...@& jam
diharapkan status
neurologis klien
membaik dengan
kriteria hasil#
3ukosa bibir
lembab
Turgor kulit
normal
Pasang line 7dengan 'airan 7
normal Salin
atau :< se'ara
'epat
-
7/26/2019 Askep Hiv Dan Tbc
30/36
,+:T D detik, -kral
dingin, Turgor lambat,
5iaphoresis, >ajah
pu'at
+:T M detik
TT7 dalam
keadaan normal
T5 #
""!"&!A!*!mm4g
=adi #
!"!!@Amenit
:: #
"&@Amenit
Suhu #
/,$/1,$!+
9utput urine
dalam batas
normal # de6asa
R !,$" '' A kg Ajam K pediatrik
R"''AkgAjam
Tidak terjadi
oliguria maupun
anuria
dan haluaran,
karakter,
perkiraan
kehilangan yang
tak terlihat, misal
berkeringat, ukur
berat jenis urine,
observasi
oliguria
Pantau tanda
tanda vital.
3emberikan
informasi tentang
keseimbangan'airan sebagai
pedoman untuk
penggantian 'airan.
Perubahan tekanan
darah dan nadidapat digunakan
untuk perkiraan
kasar kehilangan
darah
&. 8erusakan pertukaran
gas berhubungan
dengan penurunan
kapasitas difusi paru
ditandai dengan
adanya dispneu saat
melakukan aktivitas,
Sa9 M*$0, p4 asam
(M1,/$), 4asil -5
dalam batas normal
(P+9 # /$&$
mm4g, P9 # *$"!!
mm4
Setelah diberikan
asuhan
kepera6atan
selama .. @ & jam
diharapkan
kerusakan
membran alveolar
klien dapat teratasi
dengan out'ome #
klien tidak
mengalami
dispnea saat
melakukan
aktivitas
kilen tidak
mengalami
kelelahan
Sa9 dalam
an&!r!
kaji dispnea,
takipnea, tak
normal A
menurunnya bunyi
nafas, peningkatan
upaya pernafasan,
terbatasnya
ekspansi dinding
dada, dan
kelelahan
evaluasi perubahan
pada tingkat
kesadaran. +atat
TB paru menyebabkan
efek luas pada paru
dari bagian ke'il
bronkopneumonia
sampai inflamasi
difusi luas, nekrosis,
effusi pleural, dan
fibrosis luas. Jfek
pernafasan dapat dari
ringan sampai dispnea
berat dan bisa juga
sampai distres
pernafasan.
-kumulasi sekret A
pengaruh jalan nafas
dapat mengganggu
-
7/26/2019 Askep Hiv Dan Tbc
31/36
batas normal
(D*$0), p4
darah netral
(1,/$1,$) P9
(%!"!!)
pasien
sianosis dan atau
perubahan pada
6arna kulit,
termasuk membran
mukos dan kuku.
tingkatkan tirah
baring A batasi
aktivitas dan bantu
aktivitas pera6atan
diri sesuai
keperluan.
Koa4oras!
3onitor 5-
berikan oksigen
tambahan yangsesuai
oksigenasi organ vital
dan jaringan.
3enurunkan konsumsi
oksigen atau
kebutuhan selama
periode penurunan
pernafasan dapat
menurunkan beratnya
gejala.
3enurunnya saturasi
oksigen (Pa9) atau
meningkatnya Pa+!
menunjukkan perlunya
penanganan yang
lebih. adekuat atau
perubahan terapi.
3embantu mengoreksi
hipoksemia yangterjadi sekunder
hipoventilasi dan
penurunan permukaan
alveolar paru.
$. 8etidakefektifan
perfusi jaringan
serebral berhubungan
Setelah diberikan
asuhan
kepera6atan
an&!r! :
Pertahankan
mempertahankan
kepatenan jalan
-
7/26/2019 Askep Hiv Dan Tbc
32/36
dengan penurunan
aliran darah ke
serebral ditandai
dengan klien
mengeluh pusing,
tekanan darah klien
*!A!mm4g, nadi
klien "&@Amenit,
nadi teraba lemah, ::
klien !@Amenit, suhu
tubuh klien /$
selama...@& jam
diharapkan status
neurologis klien
membaik dengan
kriteria hasil#
- Pusing, skala $
(none)
- Status
kongnitif,
skala $ (not
compromised)
- Tekanan darah
dalam batas
normal "!A%!
mm4g, skala
$ (not
'ompromised)
- =adi dalam
batas normal
(!
"!!@Amenit),
skala $ (not
'ompromised)- :: dalam
batas normal,
skala $ (not
'ompromised)
- Suhu tubuh
dalam batas
normal (/
/1) !,$+,
skala $ (not
'ompromised)
kepatenan jalan
nafas.
3onitor aliran
oksigen.
3onitor tanda
tanda vital
3onitor kualitas
dan frekuensi
nadi
nafas bertujuan
untuk men'egah
terputusnya aliran
oksigen ke otak
sehingga
men'egah
terjadinya hipoksia
jaringan otak.
untuk
mempertahankan
masukan oksigen
adekuat sesuai
dengan kebutuhan.
memonitor tanda
tanda vital penting
untuk mengetahui
keadaan umum dan
status keefektifan
perfusi jaringan.
-danya bradikardidapat terjadi
sebagai akibat
adanya kerusakan
otak
/. Ea+as!
Jvaluasi dibuat berdasarkan kriteria hasil
-
7/26/2019 Askep Hiv Dan Tbc
33/36
C. PENDIDIKAN KESEHATAN YANG DIBERIKAN KEPADA PASIENAUPUN KELUARGA PASIEN
Pendidikan kesehatan yang diberikan pada pasien dan keluarganya meliputi #
pengertian penyakit TB Paru, penyebab penyakit TB Paru, 'ara pen'egahan
penyakit TB Paru, 'ara penularan penyakit TB Paru, dan 'ara pengobatan
penyakit TB Paru.
#. Pener"!an Penya!" TB Par+
-
7/26/2019 Askep Hiv Dan Tbc
34/36
Tuber'ulosis paru (TB+) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri berbentuk batang (basil) yang bernama Mycobacterium
tuberculosis.
%. Penye4a4 Penya!" TB Par+
Penyebab penyakit TB Paru adalah bakteri berbentuk batang (basil)
yang bernamaMycobacterium tuberculosis.
Mycobacterium tuberculosismemiliki beragam jenis dan jenis yang
paling sering dijumpai pada penyakit TB Paru adalah Mycobacterium
tuberculosis hominis.
/. Tan&a &an Ge6aa Penya!" TB Par+
Tuberkulosis merupakan suatu penyakit yang mempunyai banyak
kemiripan dengan penyakit lain yang juga memberikan gejala umum
seperti lemah dan demam. Tandatanda orang yang di'urigai terkena
penyakit TB+ yaitu se'ara umum dapat dilihat dari gejalanya terlebih
dahulu yaitu,
demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama,
biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam.
8adangkadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang
timbul.
Penurunan nafsu makan dan berat badan.
Batukbatuk selama lebih dari / minggu (dapat disertai dengan darah).
Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
5an untuk memberikan kepastian maka orang tersebut harus diperiksa
lebih lanjut, jadi tidak selalu bah6a orang batukbatuk lama pasti
menderita TB+, harus dipastikan dengan pemeriksaan laboratorium
dan foto rontgen.
2. Cara Pen8ea7an Penya!" TB Par+
Pen'egahan yang dapat dilakukan untuk menghindari penyakit
tuber'ulosis paru 'ukup sederhana, yaitu pola hidup sehat adalah kun'inya
karena kita tidak tahu kapan kita bisa terpapar dengan kuman penyebab
tuber'ulosis paru, yakni 3y'oba'terium tuber'ulosis. 5engan pola hidup
sehat maka daya tahan tubuh kita diharapkan 'ukup untuk memberikan
-
7/26/2019 Askep Hiv Dan Tbc
35/36
perlindungan sehingga 6alaupun kita terpapar dengan kuman penyebab
tuber'ulosis paru, tidak akan timbul gejala.
Pola hidup sehat adalah dengan#
mengkonsumsi makanan yang bergizi,
selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan hidup kita,
rumah harus mendapatkan sinar matahari yang 'ukup (tidak
lembab),
selain itu hindari terkena per'ikan batuk dari penderita TB+.
3. Cara Pen+aran Penya!" TB Par+
Pada umumnya proses penulran penyakit TB Paru ini adalah melalui
per'ikan dahak penderita yang keluar saat batuk (beberapa ahli
mengatakan bah6a air ludah juga bisa menjadi media perantara), bisa juga
melalui debu, alat makanAminum yang mengandung kuman TB+. 8uman
yang masuk dalam tubuh akan memperbanyak diri di paruparu, lamanya
dari terkumpulnya kuman sampai timbulnya gejala penyakit dapat
berbulanbulan sampai tahunan.
0. Cara Peno4a"an Penya!" TB Par+
Penyakit TB+ bisa disembuhkan se'ara tuntas apabila penderita
mengikuti anjuran tenaga kesehatan untuk minum obat se'ara teratur dan
rutin sesuai dengan dosis yang dianjurkan, dan mengkonsumsi makanan
yang bergizi 'ukup untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya, serta
menjaga kebersihan lingkungan di sekitarnya.
DA5TAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth. !!. 1epera'atan Medikal Bedah. Penerbit Buku
8edokteran J+ # ;akarta.
5oenges, 3arilynn J., 3oorhouse, 3ary Eran'es dan eissler, -li'e +. !!!.
Jdisi /.*encana Asuhan 1epera'atan. J+ # ;akarta
reen, +hris. !!. TB 47. Spiritia # ;akarta
-
7/26/2019 Askep Hiv Dan Tbc
36/36
ra6an, 5idik. !"!. TB Penyebab 8ematian 47. http#AAharianjoglosemar.'omA.
(akses # & ;uni !"!)
3ansur, Shahril. !!*. TB dan 47. http#AAka6anilmu.blogspot.'omA!!*A!%Atb
danhiv.html. (akses # & ;uni !"!)
=anda. !!$ L !!.Panduan +ia!nosa 1epera'atan.;akarta # Prima 3edika.
Pri'e S.-., >ilson