Download - Askep Jiwa Persepsi Sensori Halusinasi
-
7/25/2019 Askep Jiwa Persepsi Sensori Halusinasi
1/22
-
7/25/2019 Askep Jiwa Persepsi Sensori Halusinasi
2/22
Penulisan makalah ini adalah ) "ahasiswa dapat memberikan Asuhan
Keperawatan jiwa dengan gangguan persepsi sensori ) halusinasi.
Tujuan khusus :
&. 0ntuk mengidentifikasi permasalahan yang muncul pada klien selama
memberikan asuhan keperawatan gangguan persepsi sensori) halusinasi
dan berusaha menyelesaikan masalah tersebut.
1. "enggambarkan hasil pengkajian keperawatan
2. "endiskripsikan diagnosa keperawatan yang muncul.
3. "endiskripsikan inter/ensi yang dilakukan
BAB II
KONEP DAA!
2.1 Pengert"an
a Persepsi
-
7/25/2019 Askep Jiwa Persepsi Sensori Halusinasi
3/22
Beberapa pengertian persepsi menurut para ahli )
&. Persepsi adalah proses diterimanya rangsang sampai rangsang itu
disadari dan dimengerti penginderaan4sensasi ) proses penerimaan
rangsang. % Harber, udith, &'5 (.1. Persepsi mengacu pada identifikasi dan interpretasi awal dari suatu
stimulus berdasarkan informasi yang diterima melalui pancaindra.
%*tuart, 1665(. adi, gangguan persepsi adalah ketidakmampuan
manusia dalam membedakan antara rangsang yang timbul dari sumber
internal seperti pikiran, perasaan, sensasi somatik dengan impuls dan
stimulus eksternal dengan maksud bahwa manusia masih mempunyai
kemampuan dalam membandingkan dan mengenal mana yang
merupakan respon dari luar dirinya.
"anusia yang mempunyai ego yang sehat dapat membedakan antara
fantasi dan kenyataaan. "ereka dalam menggunakan proses pikir yang
logis, membedakan dengan pengalaman dan dapat mem/alidasikan
serta menge/aluasinya secara akurat. ika ego diliputi rasa kecemasan
yang berat maka kemampuan untuk menilai realitas dapat terganggu.
Persepsi mengacu pada respon reseptor sensoris terhadap stimulus
eksternal. "isalnya sensoris terhadap rangsang, pengenalan dan
pengertian akan perasaan seperti ) ucapan orang, objek atau pemikiran.
Persepsi melibatkan kognitif dan pengertian emosional akan objek yang
dirasakan.
!angguan persepsi dapat terjadi pada proses sensoris dari pendengaran,
penglihatan, penciuman, perabaan dan pengecapan. !angguan ini dapat
bersifat ringan, berat, sementara atau lama % Harber, udith, &'5 (.
b Halusinasi
Perubahan persepsi sensori adalah suatu keadaan dimana seseorang
mengalami perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulus yang mendekat
% yang diprakarsai secara internal atau eksternal ( disertai dengan suatu
pengurangan berlebih-lebihan, distorsi atau kelainan berespon terhadap
setiap stimulus % $owsend, &'' (.
-
7/25/2019 Askep Jiwa Persepsi Sensori Halusinasi
4/22
-
7/25/2019 Askep Jiwa Persepsi Sensori Halusinasi
5/22
Halusinasi juga dapat dialami sebagai efek samping dari berbagai pengobatan
yang meliputi anti depresi, anti kolinergik, anti inflamasi dan antibiotik,
sedangkan obat-obatan halusinogenik dapat membuat terjadinya halusinasi
sama seperti pemberian obat diatas. Halusinasi dapat juga terjadi pada saat
keadaan indi/idu normal yaitu pada indi/idu yang mengalami isolasi,
perubahan sensorik seperti kebutaan, kurangnya pendengaran atau adanya
permasalahan pada pembicaraan.
Penyebab halusinasi secara spesifik tidak diketahui namun banyak faktor
yang mempengaruhinya seperti faktor biologis, psikologis, sosial budaya dan
stressor pencetusnya adalah stress lingkungan, biologis, pemicu masalah
sumber-sumber koping dan mekanisme koping.2.$ Pat#%"s"#l#g" Halus"nas"
*tuart dan *undeen %&''(, mengemukakan dua teori tentang halusinasi, yaitu
a. $eori biokimia
-
7/25/2019 Askep Jiwa Persepsi Sensori Halusinasi
6/22
. "enarik diri dan menghindar dari orang lain.
:. $idak dapat membedakan mana yang nyata dan mana yang tidak nya
5. $erjadi peningkatan denyut jantung, pernapasan, dan tekanan darah.
. Perhatian dengan lingkungan kurang
'. *ulit berhubungan dengan orang lain.&6. =kspresi muka tegang, mudah tersinggung, jengkel dan marah.
&&. $idak mampu mengikuti perintah perawat.
&1. $ampak tremor dan berkeringat.
&2. Perilaku panik agitasi atau katakon
&3. $idak dapat mengurus diri sendiri.
2./ Klas"%"kas" Halus"nas"
Halusinasi dapat diklasifikasikan menjadi 5 macam % *tuart dan ;araia, 166&,
hal 36' (
&. Halusinasi pendengaran ) mendengar suara-suara atau bisikan palingsering suara orang. *uara berbentuk kebisingan yang kurang jelas sampai
kata-kata yang jelas berbicara tentang klien. Pikiran yang terdengar
dimana klien mendengar perkataan bahwa pasien disuruh untuk
melakukan sesuatu yang kadang-kadang dapat membahayakan.
1. Halusinasi penglihatan ) stimulus /isual dalam bentuk kelihatan cahaya,
bayangan yang rumit atau kompleks. Bayangan bisa menyenangkan atau
menakutkan seperti melihat monster.
2. Halusinasi penciuman ) membaui bau-bauan tertentu umumnya bau-bauan
yang tidak menyenangkan.
3. Halusinasi pengecapan ) "erasakan sesuatu yang tidak nyata seperti rasa
darah, urine, feses.
. Halusinasi perabaan ) mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa
stimulus yang jelas.
:. Halusinasi 7enesthetic ) merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di
/ena atau arteri, pencernaan makanan.
5. Halusinasi Kinesthetic ) merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa
bergerak.
2. (an"%estas" Kl"n"s
$ahapan halusinasi terdiri dari empat fase % *tuart dan ;araia, 166& hal 313 ( )
&. ase I) Klien mengalami perasaan mendalam seperti ansietas, kesepian,
rasa bersalah dan takut dan mencoba untuk berfokus pada pikiran yang
menyenangkan untuk meredakan ansietas. #i sini klien tersenyum atau
tertawa yang tidak sesuai, menggerakkan lidah tanpa suara, pergerakan
mata yang cepat, diam dan asyik sendiri.
-
7/25/2019 Askep Jiwa Persepsi Sensori Halusinasi
7/22
1. ase II) Pengalaman sensori menjijikkan dan menakutkan. Klien mulai
lepas kendali dan mungkin mencoba untuk mengambil jarak dirinya
dengan sumber yang dipersepsikan. #isini terjadi peningkatan tanda-tanda
sistem saraf otonom akibat ansietas seperti peningkatan denyut jantung,
pernapasan dan tekanan darah, asyik dengan pengalaman sensori dan
kehilangan kemampuan untuk membedakan halusinasi dengan realita.
2. ase III ) Klien berhenti menghentikan perlawanan terhadap halusinasi
dan menyerah pada halusinasi tersebut. #isini klien sukar berhubungan
dengan orang lain, berkeringat, tremor, tidak mampu mematuhi perintah.
3. ase I3) Pengalaman sensori menjadi mengancam jika klien mengikuti
perintah halusinasi. #isini terjadi perilaku kekerasan, agitasi, menarik diri,
tidak mampu berespon terhadap perintah yang kompleks, tidak mampu
berespon lebih dari & % satu ( orang.
2.4 !entang res5#n halus"nas".
Halusinasi merupakan salah satu respon maladaptif indi/idu yang berada
dalam rentang respon neurobiologi. >ni merupakan respon persepsi paling
maladaptif. ika klien yang sehat persepsinya akurat, mampu
mengidentifikasi dan menginterpretasikan stimulus berdasarkan informasi
yang diterima melalui panca indera, maka klien dengan halusinasi
mempersepsikan suatu stimulus panca indera walaupun sebenarnya stimulus
itu tidak ada.
Berikut ini, rentang respon neurobiologis dimana halusinasi merupakan salah
satu respon maladaptif dari persepsi.
solasi sosial.
-
7/25/2019 Askep Jiwa Persepsi Sensori Halusinasi
8/22
-
7/25/2019 Askep Jiwa Persepsi Sensori Halusinasi
9/22
takikardi, sindroma pada mulut, kemerahan pada mukosa, /esikel lidah
kotor, gigi tanggal, pandangan kabur, konstipasi, retensi urine, ejakulasi
tertahan. 7P@ juga menyebabkan efek samping ekstra piramidal yang
meliputi parkinsonisme, distonia, diskinesia. !angguan hormonal dapat
terjadi yaitu menstruasi tidak teratur, ginekomastia, penurunan libido,
peningkatan nafsu makan, berat badan meningkat, edema glikosuria,
hiperglikemia atau hipoglikemia.
-
7/25/2019 Askep Jiwa Persepsi Sensori Halusinasi
10/22
$HP adalah obat yang sering dipakai sebagai penyerta pemberian obat anti
psikotik jenis fenotia+in dan butirofenon karena khasiatnya merelaksasi
otot polos dan spasmodik.
=fek samping ) =fek samping yang umum terjadi ) mulut kering, pusing,
pandangan kabur, midriasis, fotofobia, mual, ner/ous, konstipasi,
mengantuk, retensi urine. Pada **P dapat terjadi ) bingung, agitasi,
delirium, manifestasi psikotik, euforia, reaksi hipersensitif ) glaukoma
parotitis.
2.+ Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada pasien halusinasi dengan cara )
&. "enciptakan lingkungan yang terapeutik.
0ntuk mengurangi tingkat kecemasan, kepanikan dan ketakutan pasien
akibat halusinasi, sebaiknya pada permulaan pendekatan di lakukan secara
indi/idual dan usahakan agar terjadi kontak mata, kalau bisa pasien di
sentuh atau di pegang. Pasien jangan di isolasi baik secara fisik atau
emosional. *etiap perawat masuk ke kamar atau mendekati pasien,
bicaralah dengan pasien. Begitu juga bila akan meninggalkannya
hendaknya pasien di beritahu. Pasien di beritahu tindakan yang akan di
lakukan. #i ruangan itu hendaknya di sediakan sarana yang dapat
merangsang perhatian dan mendorong pasien untuk berhubungan dengan
realitas, misalnya jam dinding, gambar atau hiasan dinding, majalah dan
permainan.
1. "elaksanakan program terapi dokter
*ering kali pasien menolak obat yang di berikan sehubungan dengan
rangsangan halusinasi yang di terimanya. Pendekatan sebaiknya secara
persuatif tapi instruktif. Perawat harus mengamati agar obat yang di
berikan betul di telannya, serta reaksi obat yang di berikan.2. "enggali permasalahan pasien dan membantu mengatasi masalah yang
ada. *etelah pasien lebih kooperatif dan komunikatif, perawat dapat
menggali masalah pasien yang merupakan penyebab timbulnya halusinasi
serta membantu mengatasi masalah yang ada. Pengumpulan data ini juga
dapat melalui keterangan keluarga pasien atau orang lain yang dekat
dengan pasien.
3. "emberi akti/itas pada pasien
-
7/25/2019 Askep Jiwa Persepsi Sensori Halusinasi
11/22
Pasien di ajak mengaktifkan diri untuk melakukan gerakan fisik, misalnya
berolah raga, bermain atau melakukan kegiatan. Kegiatan ini dapat
membantu mengarahkan pasien ke kehidupan nyata dan memupuk
hubungan dengan orang lain. Pasien di ajak menyusun jadwal kegiatan dan
memilih kegiatan yang sesuai.
. "elibatkan keluarga dan petugas lain dalam proses perawatan
Keluarga pasien dan petugas lain sebaiknya di beritahu tentang data pasien
agar ada kesatuan pendapat dan kesinambungan dalam proses
keperawatan, misalnya dari percakapan dengan pasien di ketahui bila
sedang sendirian ia sering mendengar laki-laki yang mengejek. $api bila
ada orang lain di dekatnya suara-suara itu tidak terdengar jelas. Perawatmenyarankan agar pasien jangan menyendiri dan menyibukkan diri dalam
permainan atau akti/itas yang ada. Percakapan ini hendaknya di
beritahukan pada keluarga pasien dan petugaslain agar tidak membiarkan
pasien sendirian dan saran yang di berikan tidak bertentangan.
BAB III
AUHAN KEPE!A>ATAN
$.1 Pengkaj"an"enurut *tuart % 1665 (, berbagai aspek pengkajian sesuai dengan pedoman
pengkajian umum, pada formulir pengkajian proses keperawatan. Pengkajian
meliputi beberapa faktor antara lain )
&. 9aktor predisposisi
"eliputi faktor perkembangan, sosio kultural, psikologi, genetik dan
biokimia. ika tugas perkembangan terhambat dan hubungan interpersonal
terganggu, maka indi/idu akan mengalami stres dan kecemasan. Berbagai
faktor di masyarakat dapat membuat seseorang merasa terisolasi dan
-
7/25/2019 Askep Jiwa Persepsi Sensori Halusinasi
12/22
kesepian yang mengakibatkan kurangnya rangsangan dari eksternal. *tres
yang berlebihan dapat mengganggu keseimbangan sistem neurotransmiter.
Hubungan interpersonal tidak harmonis. Peran ganda bertentangan sering
mengakibatkan kecemasan dan stres.
1. 9aktor presipitasi
Berbagai stressor dapat mengakibatkan timbulnya halusinasi, hubungan
interpersonal masalah psikososial dapat meningkatkan kecemasan dan
stres sebagai pencetus terjadinya halusinasi.
2. Perilaku
-
7/25/2019 Askep Jiwa Persepsi Sensori Halusinasi
13/22
1. Perubahan persepsi sensorik ) halusinasi berhubungan dengan menarik
diri.
2. >solasi sosial ) menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
3. #efisit perawatan diri ) "andi 4 kebersihan diri berhubungan dengan
ketidak mampuan dalam merawat diri.
. Perubahan proses pikir ) 8aham somatis berhubungan dengan harga diri
rendah kronis
$.& Inter@ens"
&.
-
7/25/2019 Askep Jiwa Persepsi Sensori Halusinasi
14/22
2. #engarkan ungkapan klien dengan empati
3. Adakan kontak secara singkat tetapi sering secara bertahap %waktu
disesuaikan dengan kondisi klien(
. bser/asi tingkah laku ) /erbal dan non /erbal yang berhubungan
dengan halusinasi
:. elaskan pada klien tanda-tanda halusinasi dengan menggambarkan
tingkah laku halusinasi
5. >dentifikasi bersama klien situasi yang menimbulkan dan tidak
menimbulkan halusinasi, isi, waktu, frekuensi
. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya saat alami
halusinasi.
'. >dentifikasi bersama klien tindakan yang dilakukan bila sedang
mengalami halusinasi.&6. #iskusikan cara-cara memutuskan halusinasi
&&. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan cara memutuskan
halusinasi yang sesuai dengan klien
&1. Anjurkan klien untuk mengikuti terapi akti/itas kelompok
&2. Anjurkan klien untuk memberitahu keluarga ketika mengalami
halusinasi
&3. ;akukan kunjungan rumah ) #iskusikan dengan keluarga tentang )
a. Halusinasi klien
b. 7ara memutuskan kelompok
c. 7ara merawat anggota keluarga halusinasi
d. 7ara memodifikasi lingkungan untuk menurunkan kejadian halusinasi
e. 7ara memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan pada saat
mengalami halusinasi
&. #iskusikan dengan klien tentang manfaat obat untuk mengontrol
halusinasi
&:. Bantu klien menggunakan obat secara benar
1. Perubahan persepsi sensorik ) halusinasi berhubungan dengan menarik diriTujuan Umum : Klien mampu mengontrol halusinasinya.
Tujuan Khusus :
&. Klien mampu membina hubungan saling percaya.
1. Klien mampu mengenal prilaku menarik dirinya, misalnya
menyebutkan perilaku menarik diri
2. Klien mampu mengadakan hubungan4sosialisasi dengan orang lain )
perawat atau klien lain secara bertahap.
3. Klien dapat menggunakan keluarga dalam mengembangkan
kemampuan berhubungan dengan orang lain.
-
7/25/2019 Askep Jiwa Persepsi Sensori Halusinasi
15/22
Kr"ter"a E@aluas" :
&. Klien dapat dan mau berjabat tangan. #engan perawat mau
menyebutkan nama, mau memanggil nama perawat dan mau duduk
bersama.
1. Klien dapat menyebutkan penyebab klien menarik diri.
2. Klien mau berhubungan dengan orang lain.
3. *etelah dilakukan kunjungan rumah klien dapat berhubungan secara
bertahap dengan keluarga.
Inter@ens" :
&. Bina hubungan saling percaya
a. Buat kontrak dengan klien
b. ;akukan perkenalan
c. Panggil nama kesukaan
d. Ajak klien bercakap-cakap dengan ramah1. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tandatandanya
serta beri kesempatan pada klien mengungkapkan perasaan penyebab
klien tidak mau bergaul4menarik diri
2. elaskan pada klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta
yang mungkin jadi penyebab.
3. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaan
. #iskusikan tentang keuntungan dari berhubungan.
:. Perlahan-lahan serta klien dalam kegiatan ruangan dengan melalui
tahap-tahap yang ditentukan
5. Beri pujian atas keberhasilan yang telah dicapai
. Anjurkan klien menge/aluasi secara mandiri manfaat dari
'. #iskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan klien mengisi waktunya
&6. "oti/asi klien dalam mengikuti akti/itas ruangan.
&&. Beri pujian atas keikutsertaan dalam kegiatan ruangan.
&1. ;akukan kungjungan rumah, bina hubungan saling percaya dengan
keluarga.
&2. #iskusikan dengan keluarga tentang perilaku menarik diri, penyebab
dan cara keluarga menghadapi.&3. #orong anggota keluarga untuk berkomunikasi.
&. Anjurkan anggota keluarga secara rutin menengok klien minimal sekali
seminggu
2. >solasi sosial ) menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
Tujuan Umum : Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara
bertahap
Tujuan Khusus :
Kl"en a5at :
-
7/25/2019 Askep Jiwa Persepsi Sensori Halusinasi
16/22
&. "engidentifikasi kemampuan yang dimiliki
1. "enilai kemampuan diri yang dapat dipergunakan
2. Klien mampu menge/aluasi diri
3. Klien mampu membuat perencanaan yang realistik untuk dirinya
. Klien mampu bertanggung jawab dalam tindakan
Kr"ter"a E@aluas" :
&. Klien dapat menyebut minimal 1 aspek positip dari segi fisik.
1. Klien dapat menyebutkan koping yang dapat digunakan.
2. Klien dapat menyebutkan efektifitas koping yang dipergunakan.
3. Klien mampu memulai menge/aluasi diri.
. Klien mampu membuat perencanaan yang realistik sesuai dengan
kemampuan yang ada pada dirinya.
:. Klien bertanggung jawab dalam setiap tindakan yang dilakukan sesuai
dengan rencana.
Inter@ens" :
1. #orong klien untuk menyebutkan aspek positip yang ada pada dirinya
dari segi fisik.
2. #iskusikan dengan klien tentang harapan-harapannya.
$. #iskusikan dengan klien keterampilannya yang menonjol selama di
rumah dan di rumah sakit.
&. Berikan pujian./. >dentifikasi masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh klien.
. #iskusikan koping yang biasa digunakan oleh klien.
4. #iskusikan strategi koping yang efektif bagi klien.
+. Bersama klien identifikasi stressor dan bagaimana penialian klien
terhadap stressor.
*. elaskan bahwa keyakinan klien terhadap stressor mempengaruhi
pikiran dan perilakunya.
1. Bersama klien identifikasi keyakinan ilustrasikan tujuan yang tidak
realistik11. Bersama klien identifikasi kekuatan dan sumber koping yang dimiliki
12. $unjukkan konsep sukses dan gagal dengan persepsi yang cocok.
1$. #iskusikan koping adaptif dan maladaptif.
1&. #iskusikan kerugian dan akibat respon koping yang maladaptif.
1/. Bantu klien untuk mengerti bahwa hanya klien yang dapat merubah
dirinya bukan orang lain.
1. #orong klien untuk merumuskan perencanaan4tujuannya sendiri %bukan
perawat(.
14. #iskusikan konsekuensi dan realitas dari perencanaan4tujuannya.
1+. Bantu klien untuk menetpkan secara jelas perubahan yang diharapkan
-
7/25/2019 Askep Jiwa Persepsi Sensori Halusinasi
17/22
1*. #orong klien untuk memulai pengalaman baru untuk berkembang
sesuai potensi yang ada pada dirinya.
2. Beri kesempatan kepada klien untuk sukses.
21. Bantu klien mendapatkan bantuan yang diperlukan.
22. ;ibatkan klien dalam kegiatan kelompok.
2$. $ingkatkan perbedaan diri pada klien didalam keluarga sebagai indi/idu
yang unik.
2&. Beri waktu yang cukup untuk proses berubah.
2/. Beri dukungan dan reinforcement positip untuk membantu
mempertahankan kemajuan yang sudah dimiliki klien
3. #efisit perawatan diri ) "andi 4 kebersihan diri berhubungan dengan
ketidak mampuan dalam merawat diri.
Tujuan Umum : Klien mampu melaksanakan perawatan diri dengan baik
sehingga penampilan diri adekuat.
Tujuan Khusus :
Kl"en mam5u :
1. "enjelaskan arti, tujuan, tanda-tanda kebersihan diri
2. "engidentifikasi kebersihan dirinya
$. "enjelasakan cara-cara membersihkan dirinya
&. "elakukan perawatan diri dengan bantuan perawat
/. "elakukan perawatan diri secara mandiri
. "emberdayakan sistem pendukung untuk meningkatkan perawatan diri.
Kr"ter"a E@aluas" :
Kl"en mam5u :
&. "enyebutkan arti kebersihan diri.
1. "enyebutkan tujuan kebersihan diri % untuk memelihara kesehatan
tubuh dan badan terasa segar4nyaman (.
2. "enyebutkan tanda-tanda kebersihan diri ) kulit tidak ada daki dantidak berbau, rambut tidak ada ketombe, kutu, tidak ada bau dan tersisir
rapi, kuku pendek dan bersih, mulut4gigi tidak bau, genitalia tidak gatal
dan mata tidak ada kotoran.
3. "enilai keadaan kebersihan dirinya.
. "enyebutkan cara-cara membersihkan diri dari rambut sampai kaki.
:. "endemonstrasikan cara membersihkan diri secara benar dengan
bantuan perawat.
5. "elakukan perawatan diri secara mandiri dengan benar dan tersusun
jadwal kegiatan untuk kebersihan diri.
-
7/25/2019 Askep Jiwa Persepsi Sensori Halusinasi
18/22
. Keluarga mampu menyebutkan cara meningkatkan kebersihan diri klien
dan keluarga dapat membantu4terlibat aktif dalam memelihara
kebersihan diri.
Inter@ens" :
&. #orong klien untuk menyebutkan arti, tujuan dan tanda-tanda
kebersihan diri
1. #iskusikan tentang arti, tujuan, tanda-tanda kebersihan diri.
2. #engarkan keluahan klien dengan penuh perhatian dan empati.
3. Berikan pujian apabila klien menyebutkan secara benar.
. Bantu klien menilai kebersihan dirinya.
:. Berikan pujian atas kemampuan klien menilai dirinya.
5. #orong klien menyebutkan alat-alat dan cara membersihkan diri.
. #iskusikan tentang alat-alat dan cara membersihkan diri.'. "enjelasakan cara-cara membersihkan diri
&6. "elakukan perawatan diri dengan bantuan perawat.
&&. #emonstrasikan pada klien cara-cara membersihkan diri.
&1. Bimbing klien mendemonstrasikan kembali cara-cara
membersihkandiri.
&2. #orong klien membersihkan diri sendiri dengan bantuan.
&3. "elakukan perawatan diri secara mandiri.
&. Berikan kesempatan klien untuk membersihkan diri sendiri secara
bertahap sesuai dengan kemampuan.
&:. #orong klien mengungkapkan manfaat yang dirasakan setelah
membersihkan diri
&5. Beri penguatan positif atas perawatan klien
&. Bimbing klien membuat jadwal kegiatan untuk membersihkan diri
&'. Bimbing klien membersihkan diri sesuai jadwal secara mandiri
16. "onitor kemampuan klien membersihkan diri sesuai jadwal
1&. #iskusikan dengan keluarga tentang ketidakmampuan klien dalam
merawat diri.
11. #iskusikan cara membantu klien membersihkan diri.
12. ;ibatkan keluarga dalam perawatan kebersihan diri klien.
a. "enyediakan alat-alat.b. "embantu klien membersihkan diri.
c. "emonitor pelaksanaan jadwal
13. Beri pujian
. Perubahan proses pikir ) 8aham somatis berhubungan dengan harga diri
rendah kronis
-
7/25/2019 Askep Jiwa Persepsi Sensori Halusinasi
19/22
Tujuan Umum : Klien mampu berhubungan dengan orang lain tanpa
merasa rendah diri.
Tujuan Khusus :
&. Klien dapat memperluas kesadaran diri.
1. Klien dapat menyelidiki dirinya.
2. Klien dapat menge/aluasi dirinya.
3. Klien dapat membuat rencana yang realistis.
. Klien mendapat dukungan keluarga yang meningkatkan harga dirinya.
Kr"ter"a E@aluas" :
&. Klien dapat menyebutkan kemampuan yang ada pada dirinya setelah &
kali pertemuan.
1. Klien dapat menyebutkan kelemahan yang dimiliki dan tidak menjadi
halangan untuk mencapai keberhasilan.
2. Klien dapat menyebutkan cita-cita dan harapan yang sesuai dengan
kemampuannya setelah & kali pertemuan.
3. Klien dapat menyebutkan keberhasilan yang pernah dialami setelah &
kali pertemuan.
. Klien dapat menyebutkan kegagalan yang pernah dialami setelah 3 kali
pertemuan.
:. Klien dapat menyebutkan tujuan yang ingin dicapai setelah & kali
pertemuan.
5. Klien dapat membuat keputusan dan mencapai tujuan setelah & kali
pertemuan.
. Keluarga dapat menyebutkan tanda-tanda harga diri rendah )
a. "engatakan diri tidak berharga.
b. $idak berguna dan tidak mampu.
c. Pesimis.
d. "enarik diri dari realita
'. Keluarga dapat berespon dan memperlakukan klien dengan harga diri
rendah secara tepat setelah 1 kali pertemuan.
Inter@ens" :
&. #iskusikai dengan klien kelebihan yang dimiliknya.
1. #iskusikan kelemahan yang dimilik klien.
2. Beritahu klien bahwa manusia tidak ada yang sempurna, semua
memiliki kelebihan dan kekurangan.
3. Beritahu klien bahwa kekurangan bisa ditutup dengan kelebihan yang
dimiliki.
. Anjurkan klien untuk lebih meningkatkan kelebihan yang dimiliki.
:. Beritahukan klien bahwa ada hikmah dibalik kekurangan yang dimiliki.
-
7/25/2019 Askep Jiwa Persepsi Sensori Halusinasi
20/22
5. #iskusikan dengan klien ideal dirinya ) Apa harapan selama di kutsertakan klien dalam kegiatan akti/itas kelompok.
1&. Beri reinforcement.
11. #iskusikan dengan keluarga tanda-tanda harga dirirendah.
12. Anjurkan setiap anggota keluarga untuk mengenal dan menghargai
kemampuan tiap anggota keluarga.
13. #iskusikan dengan keluarga cara berespons terhadap klien dengan
harga diri rendah seperti menghargai klien, tidak mengejek, tidak
menjauhi.
1. Anjurkan pada keluarga untuk memberikan kesempatan berhasil pada
klien.1:. Anjurkan keluarga untuk menerima klien apa adanya.
15. Anjurkan keluarga untuk melibatkan klien dalam setiap pertemuan
keluarga.
-
7/25/2019 Askep Jiwa Persepsi Sensori Halusinasi
21/22
BAB I3
KEI(PULAN
&.1 Kes"m5ulan
Berdasarkan uraian diatas mengenai halusinasi dan pelaksanaan asuhan
keperawatan terhadap pasien, maka dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut )
1. *aat memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan halusinasiditemukan adanya perilaku menarik diri sehingga perlu dilakukan
pendekatan secara terus menerus, membina hubungan saling percaya yang
dapat menciptakan suasana terapeutik dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan yang diberikan.
2. #alam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien khususnya dengan
halusinasi, pasien sangat membutuhkan kehadiran keluarga sebagai system
pendukung yang mengerti keadaaan dan permasalahan dirinya. #isamping
itu perawat 4 petugas kesehatan juga membutuhkan kehadiran keluarga
dalam memberikan data yang diperlukan dan membina kerjasama dalam
member perawatan pada pasien. #alam hal ini penulis dapat
menyimpulkan bahwa peran serta keluarga merupakan faktor penting
dalam proses penyembuhan klien.
&.2 aran
1. #alam memberikan asuhan keperawatan hendaknya perawat mengikuti
langkah-langkah proses keperawatan dan melaksanakannya secara
sistematis dan tertulis agar tindakan berhasil dengan optimal.
2. #alam menangani kasus halusinasi hendaknya perawat melakukan
pendekatan secara bertahap dan terus menerus untuk membina hubungan
-
7/25/2019 Askep Jiwa Persepsi Sensori Halusinasi
22/22
saling percaya antara perawat klien sehingga tercipta suasana terapeutik
dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang diberikan.
$. Bagi keluarga klien hendaknya sering mengunjungi klien dirumah sakit,
sehingga keluarga dapat mengetahui perkembangan kondisi klien dan
dapat membantu perawat bekerja sama dalam pemberian asuhan
keperawatan bagi klien.
DATA! PUTAKA
#irectorat Kesehatan iwa, #it. en Can. Kes. #ep. Kes . Keperawatan Jiwa.
Teori dan Tindakan Keperawatan Jiwa, akarta, 1666
Keliat Budi, Anna, Peran Serta Keluarga Dalam Perawatan Klien Gangguan
Jiwa, =!7,akarta, &''
Keliat Budi Anna, dkk,Proses Keperawatan Jiwa, =!7, akarta, &'5
"aramis, 8.9,Ilmu Kedokteran Jiwa, =rlangga 0ni/ersitas Press, *urabaya, &''6