Download - ASKEP KANKER
ASKEP KANKER
A. pengertian
Kanker adalah penyakit yang menyerang proses dasar
kehidupan sel, mengubah genom sel (komplemen genetik
total sel) dan menyebabkan penyebaran liar dan pertumbuhan
sel-sel.
Kanker adalah istilah umum untuk petumbuhan sel
tidak normal(yaitu, tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan
tidak berirama) yang dapat menyusup ke jaringan tubuh
normal sehingga mempengaruhi fungsi tubuh. Kanker bukan
merupakan penyakit menular. (mengenal seluk beluk
kaker.2008)
Kanker merupakan penyakit atau kelainanpada tubuh
sebagai akibat dari sel – sel tubuh yang tumbuh dan
berkembang abnormal, di luar batas dan sangat liar.
(kanker,pengenalan, pencegahan dan pengobatannya, 2007)
B. Jenis – jenis kanker
Beberapa jenis kanker yang telah dikenal sampai saat ini :
1) Karsinoma
Merupakan jenis kanker yang berasal dari sel
yang melapisi permukaan tubuh atau permukaan
saluran tubuh, misalnya jaringan epitel seperti sel
kulit, testis, ovarium, kelenjar mukus, sel melanin,
payudara, leher rahim, kolon, rektum, lambung,
pankreas, dan esofagus.
2) Limfoma
Merupakan kanker yang berasal dari jaringan
yang membentuk darah, misalnya jaringan limfe,
lakteal, limfa, berbagai kelenjar limfe, timus dan
sumsum tulang. Limfoma spesifik antara lain adalah
penyakit hodgkin (kanker kelenjar limfe dan limfa)
3) Leukimia
Leukimia tidak membentuk massa tumor,
tetapi memnuhi pembuluh darah dan mengganggu
fungsi sel darah normal.
4) Sarkoma
Merupakan kanker jaringan penunjang yang
berada di bawah permukaan tubuh seperti jaringan
ikat, termasuk sel – sel yang ditemukan diotot dan
tulang.
5) Glioma
Merupakan kanker susunan saraf, misalnya sel
– sel glia (jaringan penunjang) disusunan saraf pusat
6) Karsinoma insitu
Ini adalah istilah yang digunakan untuk
menjelaskan sel epitel abnormal yang masih terbatas
di daerah tertentu sehingga masih dianggap lesi
prainvasif (kalian/luka yang belum menyebur).
(kanker,pengenalan, pencegahan dan pengobatannya,
2007)
C. Lokasi kanker
1) Kanker kolorektal
Tanda dan gejala kanker kolon pada lansia
dapat meliputi perdarahan rektal, darah merah atau
hitam dalam feces, perubahan kebiasaan BAB
(konstipasi atau diare, feses yang mengecil). Tumor
dalam kolon kanan dapat menjadi besar dan dapat
menyebabkan nyeri tumpul yang samar – samar dan
rasa tidak nyaman pada abdomen. Tumor dalam kolon
kiri cenderung lebih kecil dan lebih berinfiltrasi,
dengan perdarahan dan kemungkinan obstruksi usus.
2) Kanker paru
Resiko kanker paru 10 kali lebih tinggi pada
perokok dari pada orang yang tidak merokok.
Tingginya mortalitas akibat kanker paru sebagian
disebabkan karena diagnosis yang terlambat, biologis
tumor yang agresif, seringnya metastasis ke otak dan
organ – organ vital yang lain, dan tidak efektifnya
pengobatan konvensional. Tidak seperti kanker
payudara, deteksi dini kanker paru tidak menjamin
kesempatan yang baik untuk penyembuhan. Gejala
batuk yang menetap, batu dengan sputum berdarah,
atau kesulitan bernapas dapat mengindikasikan kanker
paru. Keletihan dan kehilangan berat badan secara
tiba – tiba sering merupakan gejala dari penyakit yang
lebih lanjut.
3) Kanker payudara
Selain adanya massa, tanda – tanda kanker
yang lain adalah retraksi kulit atau adanya lubang
kecil pada kulit dan adanya perubahan kontur
payudara dari yang biasanya. Sekresi serosanguinosa
dari puting susu (jarang) pada wanita yang berusia
lebih dari 50 tahun sering dikaitkan dengan kanker
payudara. Pemeriksaan tambahan yang perlu
dilakukan jika ditemukan benjolan atau jika
mamogram mecurigakan atau kedua – duanya dapat
meliputi aspirasi cairan dari kista, ultrasonografipada
area tersebut, dan biopsi lesi.
4) Kanker ginekologik
Kanker ovarium sebagai kanker ginekologi
yang paling sering meningkat dengan bertambahnya
usia. Faktor resiko yang berhubungan dengan kanker
ini termasuk riwayat keluarga dengan kanker ovarium
dan infertilitas. Pembesaran pinggul dan rasa tidak
nyaman pada abdomen adalah gejala yang mungkin
terjadi pada kanker ovarium.
5) Kanker prostat
Kanker prostat adalah penyebab kedua kanker
pada pria lansia dan merupakan penyebab ketiga
kematian akibat kanker pada pria yang berusia 65
tahun atau lebih. Gejala – gejala tidak terjadi sampai
kanker telah menyerang daerah sekitarnya atau telah
menyebar dan pada umumnya termasuk kesulitan
dalam berkemih, hematuria, dan nyeri punggung atau
tulang,
6) Kanker kulit
Pemeriksaan kulit seseorang secara mandiri
dapat berguna untuk deteksi dini lesi kulit yang
mencurigakan yang mungkin merupakan kanker atau
premalignan. Adanya perubahan pada kulit dan tahi
lalat harus dikaji. Kaker kulit yang paling serius
melanoma maligna, lebih mematikan pada lansia dan
telah meningkat secara dramatis pada orang yang
berusia 65 tahun dan lebih dalam waktu 20 tahun
terakir ini.
7) Kanker gastrointerstinal
Berbagai macam tumor GI adalah penyebab
morbiditas dan mortalitas yang penting pada populasi
lansia.
a) Kanker lambung
Gejala- gejalanya biasanya terjadi
setelah penyakit berada pada tahap lanjut
dan termasuk nyeri epigastrik, penurunan
berat badan , rasa penuh pada lambung
setelah makan sejumlah kecil makanan dan
hematemesis. Intervensi pembedahan pada
umumnya merupakan satu – satunya
kemungkinan untuk penyembuhan kanker
lambung.
b) Kanker pancreas
Penggunaan tembakau dan pankreatitis
kronis adalah faktor resiko yang penting.
Penapisan rutin tidak dianjurkan dan gejala –
gejala mungkin tidak spesifik. Pembedahan
mungkin dapat menyembuhkan, tetapi
kemoterapi dan radiasi lebih sering diguakan
untuk upaya paliatif.
c) Kanker esophagus
Kesulitan menelan dan nyeri epigastrik
adalah gejala potensial dari kanker
esophagus. Kanker yang berhubungan
dengan tembakau ini lebih sering terjadi
pada mereka yang berusia 60-an dan 70-an.
Intervensi pembedahan mungkin dapat
menyembuhkan tetapi sebagian besar pasien
mendapatkan kemoterapi atau terapi radiasi
untuk upaya paliatif.
8) Kanker kandung kemih
Hematuria, sering berkemih, dan kesulitan
dalam berkemih yang merupakan gejala umum infeksi
kandung kemih, juga dapat menjadi gejala – gejala
kanker kandung kemih. Pasien yang bergejala
memerlukan suatu pemeriksaan termasuk
pemeriksaan sistoskopi kandung kemih, termasuk
biopsy. Penggunaan temabakau juga merupakan
faktor resiko untuk kanker ini.
9) Kanker kepala dan leher
Kanker ini sering terjadi pada lansia terutama
pada pria lansia. Konsumsi alkohol dan penggunaan
tembakau merupakan faktor resiko yang penting.
Pengkajian rongga mulut sangat penting. Kesulitan
menelan, suara serak, massa pada leher, atau
terjadinya lesi baru dalam daerah mulut harus dikaji
lebih lanjut. Pembedahan dan terapi radiasi mungkin
menyembuhkan tetapi dapat mengakibatkan
morbiditas dan distsres psikologis yang signifikan.
(Buku Ajar Keperawatan Gerontik,2006)
D. Gejal umum, komplikasi, diagnosis, dan stadium kanker
Gejala umum kanker biasanya tergantung pada jenis,
tempat dan stadium kanker. Dari sini kemudian, gejala umum
kanker adalah sebgai berikut :
1) Pembengkakan pada organ tubuh yang terkena ( misal
ada benjolan di payudara, diperut, dll)
2) Terjadi perubahan warna (misal perubahan warna tahi
lalat)
3) Demam kronis
4) Terjadinya batuk kronis (terutama kanker paru) atau
perubahan suara (pada kanker leher).
5) Terjadinya perubahan pada sistem pencernaan/
kandung kemih (misal perubahan pola BAB, BAB
berdarah,dsb)
6) Penurunan nafsu makan dan berat badan
7) Keluarnya cairan atau darah tidak normal (misal keluar
cairan abnormal dari puting payudara).
Sedangkan dilihat dari penyebabnya, komplikasi
akibat kanker dibagi menjadi 3 yaitu :
1) Akibat langsung kanker (misalnya, sumbatan saluran
cerna pada kanker usus, patah tulah pada kanker
tulang, dst)
2) Akibat tidak langsung (misalnya, demam, penuruna
berat badan, anemia, penurunan kekebalan tubuh, dsb)
3) Akibat pengobatan (misalnya, pembengkakan akiba
sumbatan kelenjar getah bening pada radiasi kanker
payudara, gangguan saraf tepi, penurunan kadar sel
darah, kebotakan pada kemoterapi)
Sedangkan diagnosa umum untuk kanker ini
didasarkan pada hal – hal sebagai berikut :
1) Gejala yang dirasakan pasien
2) Temuan pada pemeriksaan fisik
3) Hasil pemeriksaan laboratorium terhadap petanda
tumor
4) Pemeriksaan radiology: roentgen, CT-Scan, MRI, USG
5) Diagnosis pasti adalah melalui pemeriksaan patologi
anatomi.
Sedangkan penentuan stadium kanker biasanya
diklasifikasikan dulu menurut sistem TNM ( tumor, node,
metastase) sebagai berikut :
1) Tumor : besar atau luas tumor asal (Tis = tumor belum
menyebar ke jaringan sekitar; T1-4 =ukuran tumor)
2) Node: penyebaran kanker ke kelenjar getah bening
( N0=tidak menyebar ke kelenjar getah bening; N1-3=
derajat penyebaran)
3) Metastase: ada atau tidaknya penyebaran ke organ jauh
(M0=tidak ada/M1=ada)
Tujuan klasifikasi TNM adalah untuk perencanaan
pengobatan, menentukan prognosis, evaluasi hasil
pengobatan, dan juga untuk pertukaran informasi antar pusat
pengobatan kanker.
Sehingga terdapat stadium kanker I,II,III,IV, stadium
I dan II di sebut juga stadium dini, sedangkan stadium III,IV
disebut juga lokal lanjut atau stadium IV disebut juga stadium
lanjut atau telah bermetastase.(mengenal seluk beluk
kanker,2008)
E. faktor resiko
1) riwayat keluarga
orang – orang dewasa dengan riwayat kanker
keluarga yang kuat harus dipantau secara hati – hati
melalui program penapisan. Penemuan baru – baru ini
mengungkapkan gen – gen yang terkait dengan kanker
payudara dan kanker lainnya memiliki implikasi yang
penting untuk penapisan dan penanganan kanker.
Namun jenis – jenis tumor dengan predis posisi
genetic seperti kanker payudara dan kanker kolon
sering terjadi pada orang dewasa muda. Sebagian
besar kanker payudara dan kolon terjadi pada orang –
orang tanpa adanya kaitan genetic yang diketahui.
2) merokok dan penggunaan tembakau
merokok dihubungkan dengan satu pertiga
kematian akibat kanker terutama kanker paru, kepala
dan leher, kendung kemih, ginjal, esophagus,
pancreas, dan serviks. Pada saat ini, merokok
dihubungkan dengan 45% dari senua kemtian akibat
kanker pada pria dan 21,5 % kematian akibat kanker
pada wanita.
3) diet, berat badan dan latihan
diet dikaitkan dengan satu pertiga dai seluruh
kematian akibat kanker. Diet makanan seumur hidup
yang tinggi lemak hewani dan rendah serat telah
dikaitkan dengan peningkatan resiko kanker kolon,
payudara dan prostat. Makanan yang tinggi nitrat
telah dikaitkan dengan peningkatana resiko kanker
kolon dan lambung. Obesitas dan diet tinggi lemak
dikaitkan dengan peningkatan resiko kanker payudara
dan kolon. Kurangnya olahraga juga dikaitkan dengan
peningkatan resiko kanker kolon. Penggunaan alkohol
berat dihubungkan dengan kanker pada daerah kepala
dan leher dan kanker hepar.
4) pajanan sinar matahari
kanker kulit yang paling mematikan,
melanoma maligna meningkat dengan kecepatan
terbesar dari semua kanker. Pencegahan primer
meliputi meminimalkan pajanan terhadap sinar
ultraviolet dengan menggunakan tabir surya, memakai
pakaian yang dapat melindungi, dan membatasi
aktivitas diluar rumah sampai waktu – waktu matahari
tidak berada di puncak.
5) bahaya – bahaya lingkungan
pajanan sebelumnya terhadap karsinogen –
karsinogen di tempat kerja seperti asbestos sangat
penting di kaji pada lansia. Bahan kimia dan zat – zat
lain di tempat kerja yang telah dikaitkan denga
peningkatan insidensi kanker termasuk kromium dan
asbestos. Untuk banyak karsinogen ini pajanan yang
dikombinasikan dengan merokok secara signifikan
telah meningkatkan resiko kanker.
6) pengeruh hormonal
resiko kanker payudara meningkat secara
dramatis dengan penuaan. Menapouse setelah usia 55
tahun dikaitkan dengan dua kali resiko kanker
payudara dibandingkan dengan menapouse sebelum
usia 45 tahun. Penggunaan kontrasepsi oral secara
kurang meyakinkan telah dikaitkan dengan
peningktan resiko kanker payudara, tetapi
penggunaannya telah menunjukkan dapat mengurangi
resiko kanker endometrium.
7) riwayat kanker
adanya riwayat kanker pada seseorang telah
menempatkan orang tersebut pada resiko yang lebih
tinggi terhadap terjadinya jenis – jenis kanker primer
lain.Perilaku pencegahan sangat penting bagi jutaan
orang amerika yang saat ini hidup dengan suatu
riwayat kanker.
8) masalah pengobatan dan penanganan lain.
Kanker dapat dihubungkan dengan adanya
atau kadang – kadang penanganan kondisi – kondisi
medis yang lain. Resiko kanker lambung contohnya
meningkat dengan adanya penyakit lambung yang lain
seperti gastritis, aklorhidria, dan ulkus lambung.
Diabetes dan hipertensi telah dikaitkan dengan
peningkatan resiko kanker endometrium. (Buku Ajar
Keperawatan Gerontik,2006)
F. Penaganan kanker
1) Kemoterapi
Penggunaan obat anti kanker yang bertujuan
mematikan sel kanker
Indikasi dan prinsip :
a) Sebanyak mungkin mematikan sel kanker
seminimal mungkin mengganggu sel normal
b) Dapat digunakan untuk : pengobatan,
pengendalian, paliatif
c) Jangan diberikan jika bahaya/komplikasinya
lebih besar dari manfaatnya
d) Obat kemotherapi umumnya sangat toksik,
teliti/cermat evaluasi kondisi pasien
Kompilaksinya :
1) Efek samping :
nausea, vomiting
alopecia
rasa (pengecap) menurun
mucositis
2) Toksik :
hematologik : depresi sumsum tulang,
anemia
ginjal, hepar.
(http://nursingbegin.com/asuhan-
keperawatan-kanker/)
2) Radiotherapy
a) Menggunakan X-ray atau
radiopharmaceuticals (radionuclides).
(http://nursingbegin.com/asuhan-
keperawatan-kanker/)
b) Terapi radiaisi eksternal yaitu pengobatan
noninvasive dan mungkin lebih sering
disarankan untuk lansia lemah yang tidak
mampu menjalani pembedahan. (Buku Ajar
Keperawatan Gerontik,2006)
3) Pembedahan
Pembedahan dapat digunakan sebagai upaya
kuratif atau digunakan untuk meingkatkan kualitas
hidup. Pembedahan kurang menimbulkan debilitasi
dari pada kemoterapi atau terapi radiasi untuk pasien
yang cukup sehat utnuk menjalani anastesi dan hanya
merupakan satu – satunya terapi untuk banyak lansia
dengan kanker. (Buku Ajar Keperawatan
Gerontik,2006)
4) Immunoterapi
Immunoterapi yang disebut juga terapi
biologis merupakan jenis pengobatan kanker yang
relative baru. Sekalipun demikian diperkirakan akan
segera maju pesat dan menjadi andalan para dokter
dalam upaya penyembuhan kanker secara total.
Tidak beda dengan imunisasi pada umumnya,
immunoterapi bertujuan untuk meningkatkan
kekebalan tubuh guna melawan sel –sel kanker. Ada
tiga macam immunoterapi, yaitu aktif (vaksin kanker),
pasif, dan terapi adjuvant.
5) Terapi gen
Terapi gen dilakukan dengan beberapa cara:1)
mengganti gen yang rusak atau hilang, 2)
menghentikan kerja gen yang bertanggung jawab
terhadap pembentukan sel kanker , 3) menambahkan
gen yang membuat sel kanker lebih mudah dideteksi
dan di hancurkan oleh system kekebalan tubuh,
kemoterapi, maupun radioterapi, 4) menghentikan
kerja gen yang memicu pembuatan pembuluh darah
baru di jaringan kanker sehingga sel – sel kankernya
mati.
G. peran perawat
Promotif sampai dengan rehabilitatif
1) Memberi dukungan klien terhadap prosedur diagnostic
2) Mengenali kebutuhan psiko sosial dan spiritual
3) Memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi klien
4) Memberi bantuan bagi klien yang mendapat
pengobatan anti kanker/terhadap keganasan
5) Membantu klien fase penyembuhan/rehabiltasi
6) Membantu klien untuk tindak lanjut pengobatan
7) Berpartisipasi dalam koleksi data penelitian/registrasi
kanker. (http://nursingbegin.com/asuhan-
keperawatan-kanker/)
H. asuhan keperawatan
1) identitas
kanker sering didiagnosis pada orang – orang
yang berusia 65 tahun atau lebih. Kejadian kanker
sering di derita pada wanita di bandingkan pria.
2) keluhan utama
keluhan biasanya disesuaikan dengan jenis dan
lokasi kanker yang dialami oleh klien.
3) riwayat penyakit sekarang
gejala kanker yang dialami klien pada
umumnya adalah sebagai berikut :Demam
kronis,Terjadinya batuk kronis (terutama kanker paru)
atau perubahan suara (pada kanker leher).Terjadinya
perubahan pada sistem pencernaan/ kandung kemih,
Penurunan nafsu makan dan berat badan, Keluarnya
cairan atau darah tidak normal.
4) riwayat penyakit dahulu
untuk mengetahui apakah klien pernah
menderita kanker sebelumnya atau pernah melakukan
program terapi / pengobatan kanker
5) riwayat penyakit keluarga
untuk mengetahui apakah dalam
keluarganyaada yang menderita kanker seperti yang
dialami klien saat ini. Karena bila ada keluarga ada
yang menderita kanker, resiko tinggi untuk
keturunannya.
6) pemeriksaan fisik
a) sistem integument
Perhatikan : nyeri, bengkak, flebitis, ulkus
Inspeksi kemerahan & gatal, eritema
Perhatikan pigmentasi kulit
Kondisi gusi, gigi, mukosa & lidah
b) system gastrointerstinal
Kaji frekwensi, mulai, durasi, berat ringannya
mual & muntah setelah pemberian
kemotherapi
Observasi perubahan keseimbangan cairan &
elektrolit
Kaji diare & konstipasi
Kaji anoreksia
Kaji : jaundice, nyeri abdomen kuadran atas
kanan
c) system hematopoetik
1. Kaji Netropenia
Kaji tanda infeksi
Auskultasi paru
Perhatikan batuk produktif & nafas
dispnoe
Kaji suhu
2. Kaji Trombositopenia : <>
3. Kaji Anemia
Warna kulit, capilarry refill
Dispnoe, lemah, palpitasi, vertigo
d) Sistem Respiratorik & Kardiovaskular
Kaji terhadap fibrosis paru yang
ditandai : Dispnoe, kering, batuk non
produktif - terutama bleomisin
Kaji tanda CHF
Lakukan pemeriksaan EKG
e) Sistem Neuromuskular
Perhatikan adanya perubahan aktifitas
motorik
Perhatikan adanya parestesia
Evaluasi refleks
Kaji ataksia, lemah, menyeret kaki
Kaji gangguan pendengaran
Diskusikan ADL
f) Sistem Genitourinari
Kaji frekwensi BAK
Perhatikan bau, warna, kekeruhan urine
Kaji : hematuria, oliguria, anuria
Monitor BUN, kreatinin
7) Diagnosa keperawatan
a) Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit
(penekanan/kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi
sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf,
inflamasi), efek samping therapi kanker ditandai
dengan klien mngatakan nyeri, klien sulit tidur,
tidak mampu memusatkan perhatian, ekspresi nyeri,
kelemahan.
b) Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh)
berhubungan dengan hipermetabolik yang
berhubungan dengan kanker, konsekwensi
khemotherapi, radiasi, pembedahan (anoreksia,
iritasi lambung, kurangnya rasa kecap, nausea),
emotional distress, fatigue, ketidakmampuan
mengontrol nyeri
c) Resiko tinggi kurangnya volume cairan berhubungan
dengan output yang tidak normal (vomiting, diare),
hipermetabolik, kurangnya intake
d) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak
adekuatnya pertahanan tubuh sekunder dan sistem
imun (efek kemotherapi/radiasi), malnutrisi,
prosedur invasive
e) Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan efek radiasi dan kemotherapi, deficit
imunologik, penurunan intake nutrisi dan anemia
f) Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis
(kanker), perubahan kesehatan, sosio ekonomi,
peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan
kematian, pemisahan dengan keluarga
8) Rencana asuhan keperawatan
a) Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit
(penekanan/kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi
sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf,
inflamasi), efek samping therapi kanker ditandai
dengan klien mngatakan nyeri, klien sulit tidur,
tidak mampu memusatkan perhatian, ekspresi
nyeri, kelemahan.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan
2×24 jam nyeri berkurang
Kriteria hasil :
Klien mampu mengontrol rasa nyeri
melalui aktivitas. Melaporkan nyeri yang
dialaminya. Mengikuti program pengobatan.
Mendemontrasikan tehnik relaksasi dan
pengalihan rasa nyeri melalui aktivitas yang
mungkin.
Intervensi :
1) Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi dan
intensitas
Memberikan informasi yang diperlukan untuk
merencanakan asuhan
2) Evaluasi therapi: pembedahan, radiasi,
khemotherapi, biotherapi, ajarkan klien dan
keluarga tentang cara menghadapinya
Untuk mengetahui terapi yang dilakukan
sesuai atau tidak, atau malah menyebabkan
komplikasi.
3) Berikan pengalihan seperti reposisi dan
aktivitas menyenangkan seperti mendengarkan
musik atau nonton TV
Untuk meningkatkan kenyamanan dengan
mengalihkan perhatian klien dari rasa nyeri.
4) Menganjurkan tehnik penanganan stress (tehnik
relaksasi, visualisasi, bimbingan), gembira,
dan berikan sentuhan therapeutik.
Meningkatkan kontrol diri atas efek samping
dengan menurunkan stress dan ansietas.
5) Evaluasi nyeri, berikan pengobatan bila perlu.
Untuk mengetahui efektifitas penanganan
nyeri, tingkat nyeri dan sampai sejauhmana
klien mampu menahannya serta untuk
mengetahui kebutuhan klien akan obat-obatan
anti nyeri.
6) Diskusikan penanganan nyeri dengan dokter
dan juga dengan klien
Agar terapi yang diberikan tepat sasaran
7) Berikan analgetik sesuai indikasi seperti morfin,
methadone, narkotik dll
Untuk mengatasi nyeri.
b) Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh)
berhubungan dengan hipermetabolik yang
berhubungan dengan kanker, konsekwensi
khemotherapi, radiasi, pembedahan (anoreksia,
iritasi lambung, kurangnya rasa kecap, nausea),
emotional distress, fatigue, ketidakmampuan
mengontrol nyeri
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan
2×24 jam kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil:
Klien menunjukkan berat badan yang
stabil, hasil lab normal dan tidak ada tanda
malnutrisi. Menyatakan pengertiannya
terhadap perlunya intake yang adekuat.
Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diet
yang berhubungan dengan penyakitnya.
Intervensi :
1) Monitor intake makanan setiap hari, apakah
klien makan sesuai dengan kebutuhannya.
Memberikan informasi tentang status gizi
klien.
2) Timbang dan ukur berat badan, ukuran triceps
serta amati penurunan berat badan.
Memberikan informasi tentang penambahan
dan penurunan berat badan klien.
3) Kaji pucat, penyembuhan luka yang lambat dan
pembesaran kelenjar parotis.
Menunjukkan keadaan gizi klien sangat buruk.
4) Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan
tinggi kalori dengan intake cairan yang
adekuat. Anjurkan pula makanan kecil untuk
klien.
Kalori merupakan sumber energi.
5) Kontrol faktor lingkungan seperti bau busuk
atau bising. Hindarkan makanan yang terlalu
manis, berlemak dan pedas.
Mencegah mual muntah, distensi berlebihan,
dispepsia yang menyebabkan penurunan nafsu
makan serta mengurangi stimulus berbahaya
yang dapat meningkatkan ansietas.
6) Ciptakan suasana makan yang menyenangkan
misalnya makan bersama teman atau keluarga
Agar klien merasa seperti berada dirumah
sendiri.
7) Anjurkan tehnik relaksasi, visualisasi, latihan
moderate sebelum makan.
Untuk menimbulkan perasaan ingin
makan/membangkitkan selera makan
8) Anjurkan komunikasi terbuka tentang problem
anoreksia yang dialami klien.
Agar dapat diatasi secara bersama-sama
(dengan ahli gizi, perawat dan klien).
9) Amati studi laboratorium seperti total limposit,
serum transferin dan albumin
Untuk mengetahui/menegakkan terjadinya
gangguan nutrisi sebagi akibat perjalanan
penyakit, pengobatan dan perawatan terhadap
klien.
10) Berikan pengobatan sesuai
indikasiPhenotiazine,antidopaminergic,
corticosteroids, vitamins khususnya A,D,E dan
B6, antacid
Membantu menghilangkan gejala penyakit,
efek samping dan meningkatkan status
kesehatan klien.
11) Pasang pipa nasogastrik untuk memberikan
makanan secara enteral, imbangi dengan infus.
Mempermudah intake makanan dan minuman
dengan hasil yang maksimal dan tepat sesuai
kebutuhan.
c) Resiko tinggi kurangnya volume cairan
berhubungan dengan output yang tidak normal
(vomiting, diare), hipermetabolik, kurangnya
intake
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan
1×24 jam kebutuhan cairan terpenuhi.
Kriteria hasil:
Klien menunjukkan keseimbangan
cairan dengan tanda vital normal, membran
mukosa normal, turgor kulit bagus, capilarry
ferill normal, urine output normal.
Intervensi :
1) Monitor intake dan output termasuk keluaran
yang tidak normal seperti emesis, diare,
drainase luka. Hitung keseimbangan selama 24
jam.
Pemasukan oral yang tidak adekuat dapat
menyebabkan hipovolemia.
2) Timbang berat badan jika diperlukan.
Dengan memonitor berat badan dapat
diketahui bila ada ketidakseimbangan cairan.
3) Monitor vital signs. Evaluasi pulse peripheral,
capilarry refil.
Tanda-tanda hipovolemia segera diketahui
dengan adanya takikardi, hipotensi dan suhu
tubuh yang meningkat berhubungan
dengandehidrasi.
4) Kaji turgor kulit dan keadaan membran mukosa.
Catat keadaan kehausan pada klien.
Dengan mengetahui tanda-tanda dehidrasi
dapat mencegah terjadinya hipovolemia.
5) Anjurkan intake cairan samapi 3000 ml per hari
sesuai kebutuhan individu.
Memenuhi kebutuhan cairan yang kurang.
6) Observasi kemungkinan perdarahan seperti
perlukaan pada membran mukosa, luka bedah,
adanya ekimosis dan pethekie
Segera diketahui adanya perubahan
keseimbangan volume cairan.
7) Hindarkan trauma dan tekanan yang berlebihan
pada luka bedah.
Mencegah terjadinya perdarahan.
8) Kolaboratif berikan cairan IV bila diperlukan.
Memenuhi kebutuhan cairan yang kurang.
9) Berikan therapy antiemetik.
Mencegah/menghilangkan mual muntah.
d) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak
adekuatnya pertahanan tubuh sekunder dan sistem
imun (efek kemotherapi/radiasi), malnutrisi,
prosedur invasive
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 2×24 jam resiko infeksi berkurang
Kriteria hasil :
Klien mampu mengidentifikasi dan
berpartisipasi dalam tindakan pecegahan
infeksi. Tidak menunjukkan tanda-tanda
infeksi dan penyembuhan luka berlangsung
normal
Intervensi :
1) Cuci tangan sebelum melakukan tindakan.
Pengunjung juga dianjurkan melakukan hal
yang sama.
Mencegah terjadinya infeksi silang.
2) Jaga personal hygine klien dengan baik.
Menurunkan/mengurangi adanya organisme
hidup.
3) Monitor temperatur.
Peningkatan suhu merupakan tanda terjadinya
infeksi
4) Kaji semua sistem untuk melihat tanda-tanda
infeksi
Mencegah/mengurangi terjadinya resiko
infeksi
5) Hindarkan/batasi prosedur invasif dan jaga
aseptik prosedur.
Mencegah terjadinya infeksi.
6) Monitor CBC, WBC, granulosit, platelets
Segera dapat diketahui apabila terjadi infeksi
7) Berikan antibiotik bila diindikasikan
Adanya indikasi yang jelas sehingga antibiotik
yang diberikan dapat mengatasi organisme
penyebab infeksi.
e) Resiko tinggi kerusakan integritas kulit
berhubungan dengan efek radiasi dan
kemotherapi, deficit imunologik, penurunan intake
nutrisi dan anemia
Tujuan : sdetelah dilakukan tiindakan
keperawatan selama 1×24 jam resiko
kerusakan integritas kulit berkurang
Kriteria hasil :
Klien dapat mengidentifikasi intervensi
yang berhubungan dengan kondisi spesifik.
Berpartisipasi dalam pencegahan komplikasi
dan percepatan penyembuhan.
Intervensi :
1) Kaji integritas kulit untuk melihat adanya efek
samping therapi kanker, amati penyembuhan
luka.
Memberikan informasi untuk perencanaan
asuhan dan mengembangkan identifikasi awal
terhadap perubahan integritas kulit.
2) Anjurkan klien untuk tidak menggaruk bagian
yang gatal.
Menghindari perlukaan yang dapat
menimbulkan infeksi.
3) Ubah posisi klien secara teratur.
Menghindari penekanan yang terus menerus
pada suatu daerah tertentu.
4) Berikan advise pada klien untuk menghindari
pemakaian cream kulit, minyak, bedak tanpa
rekomendasi dokter.
Mencegah trauma berlanjut pada kulit dan
produk yang kontra indikatif
f) Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis
(kanker), perubahan kesehatan, sosio ekonomi,
peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan
kematian, pemisahan dengan keluarga
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 1×24 jam cemas yang dirasakan klien
berkurang
Kriteria hasil :
Klien dapat mengurangi rasa
cemasnya. Rileks dan dapat melihat dirinya
secara obyektif. Menunjukkan koping yang
efektif serta mampu berpartisipasi dalam
pengobatan.
Intervensi :
1) Tentukan pengalaman klien sebelumnya
terhadap penyakit yang dideritanya.
Data-data mengenai pengalaman klien
sebelumnya akan memberikan dasar untuk
penyuluhan dan menghindari adanya
duplikasi
2) Berikan informasi tentang prognosis secara
akurat.
Pemberian informasi dapat membantu klien
dalam memahami proses penyakitnya.
3) Beri kesempatan pada klien untuk
mengekspresikan rasa marah, takut,
konfrontasi. Beri informasi dengan emosi
wajar dan ekspresi yang sesuai.
Dapat menurunkan kecemasan klien
4) Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek samping.
Bantu klien mempersiapkan diri dalam
pengobatan.
Membantu klien dalam memahami kebutuhan
untuk pengobatan dan efek sampingnya.
5) Catat koping yang tidak efektif seperti kurang
interaksi sosial, ketidak berdayaan dll.
Mengetahui dan menggali pola koping klien
serta mengatasinya/memberikan solusi dalam
upaya meningkatkan kekuatan dalam
mengatasi kecemasan.
6) Anjurkan untuk mengembangkan interaksi
dengan support system.
Agar klien memperoleh dukungan dari orang
yang terdekat/keluarga.
7) Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman.
Memberikan kesempatan pada klien untuk
berpikir/merenung/istirahat.
8) Pertahankan kontak dengan klien, bicara dan
sentuhlah dengan wajar.
Klien mendapatkan kepercayaan diri dan
keyakinan bahwa dia benar-benar ditolong.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa
Keperawatan. Jakarta : EGC
Junaidi, iskandar.2007. Kanker, Pengenalan,Pencegahan, dan
Pengobatannya.Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer
Diananda, rama.2008. Mengenal Seluk Beluk Kanker. Jogjakarta :
Katahati
Stanley, mickey. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta :
EGC
www.medicastore.com/kanker kandung kemih