Download - Aspek Hukum Loksumawe
-
8/19/2019 Aspek Hukum Loksumawe
1/23
----------------------- Page 1-----------------------
BAB I
PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG
Pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan bertujuan untuk mendukung distribusi
lalu lintas barang maupun manusia dan membentuk struktur ruang wilayah (Renstra
Kementerian PU 2010-2014,2010), sehingga pembangunan infrastruktur memiliki 2 (dua) sisi
yaitu : tujuan pembangunan dan dampak pembangunan. Setiap kegiatan pembangunan yang
dilaksanakan pasti menimbulkan dampak terhadap lingkungan baik dampakpositif maupun
dampak negatif, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana melaksanakan pembangunan untuk
mendapatkan hasil dan manfaat yang maksimum dengan dampak negatif terhadaplingkungan
yang minimum.
Para pemangku kepentingan (stakeholder) yang terlibat dalam kegiatan pembangunan
infrastruktur jalan dan jembatan, yang terdiri dari pemerintah sebagai pemi
lik (owner) sekaligus
pembuat kebijakan (policy maker ), pengusaha/kontraktor sebagai penyedia jasa dan lembaga
swadaya masyarakat (LSM) yang peduli terhadap infrastruktur jalan dan jembatan, haruslah
bersama-sama melaksanakan dan mengawasi kegiatan pembangunan sehingga infrastruktur
jalan dan jembatan yang dibangun tersebut tidak hanya berfungsi sebagaimanamestinya tapi
juga berwawasan lingkungan sehingga produk infrastruktur yang dihasilkan ramah terhadap
lingkungan.
Pemerintah telah banyak mengeluarkan peraturan dan pedoman yang mengatur masalah
pembangunan jalan dan jembatan yang berwawasan lingkungan, Dalam im
-
8/19/2019 Aspek Hukum Loksumawe
2/23
plementasi di
lapangan peraturan dan pedoman tersebut telah dimasukkan dalam pasal syarat-syarat kontrak,
sehingga kontraktor sebagai penyedia jasa wajib melaksanakan pasal ± pasal tersebut.
Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dengan jelas menyebutkan bahwa sumber daya
alam dan budaya merupakan modal dasar pembangunan. Sebagai arahan pembangunan jangka
panjang, GBHN menyebutkan bahwa : ªBangsa Indonesia menghendaki hubungan selaras
antara manusia dengan Tuhan, dan antara manusia dengan lingkunganalam sekitarnyaº.
Dengan demikian perlu adanya usaha agar hubungan manusia Indonesia denganlingkungan
semakin serasi. Sebagai modal dasar, sumberdaya alam harus dimanfaatkan seb
aik-baiknya,
oleh karena itu harus selalu diupayakan agar kerusakan lingkungan sekecil mungkin. Hal ini
dapat terjadi apabila analisis mengenai dampak lingkungan diterapkan pada setiap kegiatan
yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan.
----------------------- Page 2-----------------------
Perhatian terhadap masalah lingkungan hidup di Indonesia diawali o
leh seminar tentang
ªPengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan Nasionalº yang diselenggarakan oleh
Universitas Padjajaran di Bandung pada tahun 1972. Para Sarjana dan ahli Indonesia sudah
lama mengikuti perkembangan masalah lingkungan, namun Pemerintah Indonesia baru
mengenal masalah lingkungan secara resmi sejak mengikuti sidang khusus PBB tentang
lingkungan hidup di Stockholm 5 Juni 1972.
1.2 MASALAH
Adapun masalah yang dibahas pada makalah ini adalah :
1. Pengertian AMDAL
-
8/19/2019 Aspek Hukum Loksumawe
3/23
2. Sistem Regulasi AMDAL
3. Fungsi, Peran Dan Manfaat AMDAL
4. Tahap - Tahap Penyusunan AMDAL
5. Alasan Suatu Rencana Kegiatan Wajib AMDAL
6. Kajian AMDAL Proyek Pembangunan Jembatan Sawang Kupula, Cunda,
Lhokseumawe.
1.3 TUJUAN
Tujuan yang ingin diperoleh dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagian-bagian kajian AMDAL
2. Untuk mengetahui permasalahan AMDAL pada pelaksanaan Proyek Pembangunan
Jembatan Sawang Kupula, Cunda, Lhokseumawe serta cara penanggulangannya.
1.4 MANFAAT
Manfaat yang ingin diperoleh dari makalah ini adalah :
1. Kita dapat mengetahui solusi dari permasalahan AMDAL saat pelaksanaan proyek.
2. Dengan adanya solusi, diharapkan pengerjaan proyek dapat berlangsung selaras dengan
pengendalian dampak terhadap lingkungan.
3. Dengan kajian AMDAL yang tepat, diharapkan dampak buruk terhadap lingkungan
dapat diminimalisir.
----------------------- Page 3-----------------------
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
-
8/19/2019 Aspek Hukum Loksumawe
4/23
2.1 PENGERTIAN AMDAL
Pada umumnya setiap negara yang sedang membangun memiliki sistemperencanaan
pembangunan sendiri-sendiri. Sistem perencanaan pembangunan ini disusun secara sistematis
untuk mencapai tujuan pembangunan yang telah ditetapkan. Di indonesia pembangunan
nasional disusun atas dasar pembangunan jangka pendek dan jangka panjang. Keduanya
dilaksanakan secara sambung menyambung untuk dapat menciptakan kondisi sosial ekonomi
yang lebih baik. Kegiatan pembangunan ini dilaksanakan dengan menggunkan apa yang disebut
proyek.
Seringkali proyek dibuat dalam porsi ruang lingkup yang sangat luas tetapi disusun
kurang cermat. Seluruh program mungkin saja dapat diananlisis sebagai suatu proyek, tetapi
pada umumnya akan lebih baik bila proyek dibuat dalam ruang lingkup yang lebih kecil yang
layak ditinjau dari segi sosial, administrasi, teknis, ekonomis, dan lingkungan.
Pembangunan dengan proyek yang dikaji dari aspek kelayakan lingkungan bisa disebut
pembangunan berwawasan lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan pada
hakekatnya dilaksanakan untuk mewujudkan pembangunan berlanjut (sustainable
development). Instrumen untuk mencapai pembangunan berlanjut adalah Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan).
Menurut PP 29/1986, yang kemudian disempurnakan dengan PP 27/1999, yang semula
hanya memiliki satu model AMDAL, berkembang dan mempunyai beberapa bentuk AMDAL
dan mempunya pengertian:
1. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai dampakbesar dan
-
8/19/2019 Aspek Hukum Loksumawe
5/23
penting suatu usaha/kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup, yangdiperlukan bagi
proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraanusaha/kegiatan. Kajian ini
menghasilkan dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan, Analisis Dampak
Lingkungan, Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan.
Sementara itu pengertian ANDAL adalah sebagai berikut.
2. Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang
dampak besar dan penting suatu kegiatan yang direncanakan.
----------------------- Page 4-----------------------
Dalam PP 51/1993, dikenal ada beberapa model AMDAL yaitu AMDAL Proyek
Individual (seperti PP 29/1986), AMDAL Kegiatan Terpadu, AMDAL Kawasan, dan AMDAL
Regional. Pengertian ketiga AMDAL menurut PP 51/1993 tersebut adalah:
1. Analisis mengenai dampak lingkungan kegiatan terpadu/multisektor adalah hasil studi
mengenai dampak penting usaha atau kegiatan yang terpadu yang direncanakan terhadap
lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan ekosistem dan melibatkan kew
enangan lebih
dari satu instansi yang bertanggung jawab. Di dalam PP 27/1999 definisi di atas kata hasil studi
diganti kajian dan dampak penting menjadi dampak besar dan penting.
2. Analisis mengenai dampak lingkungan kawasan adalah hasil studi mengenai dampak penting
usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan
ha,paran ekosistem dan menyangkut kwenangan satu instansi yang bertanggung jawab. Di
dalam PP 27/1999 definisi di atas kata hasil studi diganti kajian dan dampak penting diganti
dampak besar dan penting.
3. Analisis mengenai dampak lingkungan regional adalah hasil studi mengenai dampak penting
-
8/19/2019 Aspek Hukum Loksumawe
6/23
usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan
hamparan ekosistem zona rencana pengembangan wilayah sesuai dengan rencana umum tata
ruang daerah dan melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi yang bertanggung jawab.
Pada PP 27/1999 pengertian AMDAL adalah merupakan hasil studi mengenai dampak
besar dan penting suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup, yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan. Hasil studi ini terdiri dari beberapa dokumen.
Atas dasar beberapa dokumen ini kebijakan dipertimbangkan dan diambil.
1. Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL adalah:
Komisi Penilai AMDAL, komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL
Pemrakarsa, orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas suatu rencana usaha dan/atau
kegiatan yang akan dilaksanakan, dan
Masyarakat yang berkepentingan, masyarakat yang terpengaruh atas segala be
ntuk keputusan
dalam proses AMDAL.
----------------------- Page 5-----------------------
2. Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
Penentuan kriteria wajib AMDAL, saat ini, Indonesia menggunakan/menerapkan penapisan 1
langkah dengan menggunakan daftar kegiatan wajib AMDAL (one step scoping by pre request
list). Daftar kegiatan wajib AMDAL dapat dilihat di Peraturan Menteri Negara Lingkungan
-
8/19/2019 Aspek Hukum Loksumawe
7/23
Hidup Nomor 11 Tahun 2006
Apabila kegiatan tidak tercantum dalam peraturan tersebut, maka wajib menyusun UKL-UPL,
sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun 2002
Penyusunan AMDAL menggunakan Pedoman Penyusunan AMDAL sesuai dengan Permen LH
NO. 08/2006
Kewenangan Penilaian didasarkan oleh Permen LH no. 05/2000
2.2 FUNGSI, PERAN DAN MANFAAT AMDAL
2.2.1 Fungsi dan Peran AMDAL
Pada waktu yang lampau, kebutuhan manusia akan sumber alam belum begitu besar
karena jumlah manusianya sendiri masih relatif sedikit, di samping itu intensitas kegiatannya
juga tidak besar. Pada saat -saat itu perubahan-perubahan pada lingkungan oleh aktifitas
manusia masih dalam kemampuan alam untuk memulihkan diri secara alami. Tetapi aktifitas
manusia makin lama makin besar sehingga menimbulkan perubahan lingkungan yang besar
pula. Pada saat inilah manusia perlu berfikir apakah perubahan yang terjadi pada lingkungan
itu tidak akan merugikan manusia. Manusia perlu memperkirakan apa yang akan terjadi akibat
adanya kegiatan oleh manusia itu sendiri.
AMDAL (Analisis Mengenai DanpakLingkungan) merupakan alat untuk
merencanakan tindakan preventif terhadap kerusakan lingkungan yang mungkin akan
ditimbulkan oleh suatu aktifitas pembangunan yang direncanakan. Undang-undang No. 4
Tahun 1982 Pasal 1 menyatakan : ªAnalisis mengenai dampak lingkungan adalah hasil studi
-
8/19/2019 Aspek Hukum Loksumawe
8/23
mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup, yang
diperlukan bagi proses pngambilan keputusanº.
AMDAL harus dilakukan untuk proyek yang diperkirakan akanmenimbulkan dampak
penting, karena ini memang yang dikehendaki baik oleh Peraturan Pemerintah maupun oleh
Undang-undang, dengan tujuan agar kualitas lingkungan tidak rusak karena adanya proyek-
proyek pembangunan.
----------------------- Page 6-----------------------
Oleh karena itu pemilik proyek atau pemrakarsa akan melanggar perundangan bila tidak
menyusun AMDAL, semua perizinan akan sulit didapat dan di samping itu pemilik proyek
dapat dituntut dimuka pengadilan. Keharusan membuat AMDAL merupakan cara yang efektif
untuk memaksa para pemilik proyek memperhatikan kualitas lingkungan, tidak hanya
memikirkan keuntungan proyek sebesar mungkin tanpa memperhatikan dampak lingkungan
yang timbul.
Dampak dari suatu kegiatan, baik dampak negatif maupun dampak positif harus sudah
diperkirakan sebelum kegiatan itu dimulai. Dengan adanya AMDAL, pengambil keputusan
akan lebih luas wawasannya di dalam melaksanakan tugasnya. Karena di dalam suatu rencana
kegiatan, banyak sekali hal-hal yang akan dikerjakan, maka AMDAL harus dapatmembatasi
diri, hanya mempelajari hal-hal yang penting bagi proses pengambilan keputusan.
AMDAL ini sangat penting bagi negara berkembang khususnya Indonesia, karena
Indonesia sedang giat melakasanakan pembangunan, dan untuk melaksanakan pembangunan
maka lingkungan hidup banyak berubah, dengan adanya AMDAL maka perubahan tersebut
dapat diperkirakan. Dampak kegiatan terhadap lingkungan hidup dapat berupa da
-
8/19/2019 Aspek Hukum Loksumawe
9/23
mpak positif
maupun dampak negatif, hampir tidak mungkin bahwa dalam suatu kegiatan / pembangunan
tidak ada dampak negatifnya. Dampak negatif yang kemungkinan timbul harus sudah diketahui
sebelumnya (dengan MDAL), di samping itu AMDAL juga membahas cara-cara untuk
menanggulangi / mengurangi dampak negatif.
Agar supaya jumlah masyarakat yang dapat ikut merasakan hasil pembangunan
meningkat, maka dampak positif perlu dikembangkan di dalam AMDAL. Nurkin, (2002)
mengemukakan bahwa penerapan AMDAL di negara-negara berkembang ditujukan untuk :
a. Untuk mengidentifikasi kerusakan lingkungan yang mungkin dapat terjadi akibat kegiatan
pembangunan
b. Mengidentifikasi kerugian dan keuntungan terhadap lingkungan alam dan ekonomi yang dapat
dialami oleh masyarakat akibat kegiatan pembangunan
c. Mengidentifikasi masalah lingkungan yang kritis yang memerlukan kajian lebih dalam dan
pemantauannya.
d. Mengkaji dan mencari pilihan alternatif yang baik dari berbagai pilihan pembangunan.
e. Mewujudkan keterlibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan berkaitan dengan
pengelolaan lingkungan.
----------------------- Page 7-----------------------
f. Memabantu pihak-pihak terkait yang terlibat dalam pembangunan dan pihak pengelola
lingkungan untuk memahami tanggung jawab, dan keterkaitannya satu sama lain.
2.2.2 Manfaat AMDAL
A. Bagi masyarakat
Masyarakat dapat mengetahui rencana pembangunan di daerahnya, sehingga
-
8/19/2019 Aspek Hukum Loksumawe
10/23
dapat
mempersiapkan diri di dalam penyesuaian kehidupannya apabila diperlukan;
Masyarakat dapat mengetahui perubahan lingkungan di masa sesudah proyek dibangun sehingga
dapat memanfaatkan kesempatan yang dapat menguntungkan dirinya dan menghindarkan diri
dari kerugian-kerugian yang dapat diderita akibat adanya proyek tersebut;
Masyarakat dapat ikut berpartisipasi di dalam pembangunan di daerahnya sejak dari awal,
khususnya di dalam memberikan informasi-informasi ataupun ikut langsung di dalam
membangun dan menjalankan proyek;
Masyarakat dapat memahami hal-ihwal mengenai proyek secara jelas sehingga kesalahfahaman
dapat dihindarkai dan kerja sama yang menguntungkan dapat digalang;
Masyarakat dapat mengetahui hak den kewajibannya di dalam hubungannya dengan proyek
tersebut khususnya hak dan kewajiban di dalam ikut dan mengelola lingkungan.
B. Bagi pemilik proyek
Proyek terhindar dari perlanggaran terhadap undang-undang atau peraturanyang berlaku;
Proyek terhindar dari tuduhan pelanggaran pencemaran atau perusakan lingkungan;
Pemilik proyek dapat melihat masalah-masalah lingkungan yang akan dihadapi di masa yang
akan datang;
Pemilik proyek dapat mempersiapkan cara-cara pemecahan masalah di masa yang akan datang;
-
8/19/2019 Aspek Hukum Loksumawe
11/23
Nalisis dampak lingkungan merupakan sumber informasi lingkungan di sekita
r lokasi proyeknya
secara kuantitatif, termasuk informasi sosial ekonomi dan sosialbudaya;
Analisis dampak lingkungan merupakan bahan penguji secara komprehensif dari perencanaan
proyeknya, sehingga dapat diketahui kelemahan-kelemahannya untuk segera dapat dilakukan
penyempurnaannya;
Dengan adanya analisis dampak lingkungan, pemilik proyek dapat mengetahui keadaan
lingkungan yang membahayakan (misalnya banjir, tanah longsor, gempa bumi dan lain-lain)
sehingga dapat dicari keadaan lingkungan yang aman bagi proyek.
----------------------- Page 8-----------------------
C. Bagi pemerintah
Untuk mencegah agar potensi sumberdaya alam yang dikelola tersebur tidak rusak (khusus untuk
sumberdaya alam yang dapat diperbaharui);
Untuk mencegah rusaknya sumberdaya alam lainnya yang berada di luar lokasi proyek baik yang
dioleh olrh proyek lain, diolah masyarakat atau yang belum diolah;
Untuk menghindari perusakan lingkungan hidup seperti timbulnya pencemaran air, pencemaran
udara, kebisingan dan lain sebagainya, sehingga tidak mengganggu kesehatan, kenyamanan dan
keselamatan masyarakat;
Untuk menghindari terjadinya pertentangan-pertentangan yang mungkin timbul khususnya
dengan masyarakat dan proyek-proyek lainnya;
Untuk menjamin agar proyek yang dibangun sesuai dengan rencana pembangu
-
8/19/2019 Aspek Hukum Loksumawe
12/23
nan daerah,
nasional ataupun internasional serta tidak mengganggu proyek lain;
Untuk menjamin agar proyek tersebut mempunyai manfaat yang jelas baginegara dan
masyarakat;
Analisis dampak lingkungan diperlukan bagi pemerintah sebagai alat pengambil keputusan.
2.3 TAHAPAN PENYUSUNAN AMDAL
Prosedur pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Tata laksana menurut PP 29 Tahun 1986
Menurut Hardjasoemantri (1988),garis besar prosedur AMDAL sebagaimana
tercantum pada PP No. 29/1986 Mengenai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan adalah
sebagai berikut ini.
Pemrakarsa rencana kegiatan mengajukanPenyajian Informasi Lingkungan (PIL)
kepada instansi yang bertanggung jawab. PIL tersebut dibuatkan berdasarkan pedoman yang
ditetapkan oleh Menteri yang ditugaskan mengelola lingkungan hidup. Dalam uraian dibawah
ini, yang dimaksud degan menteri KLH adalah ªMenteri yang di tugasi mengelola lingkungan
hidupº instansi yang bertanggung jawab adalah yang berwenang memberi keputusan tentnag
pelaksanaan rencana kegiatan, dengan pengertian bahwa kewenangan berada pad menteri atau
Pimpinan Lembaga Pemerintah Nondepartemen yang membidangi kegiatan yang b
ersangkutan
dan pada Gubernur Daerah Tingkat I untuk kegiatan yang berada di bawah wewenangnya
Apabila lokasi sebagaimana tercantum dalam PIL dinilai tidak tepat, maka instansi yang
bertanggung jawab menolak lokasi tersebut dan memberikan petunjuk tentan
-
8/19/2019 Aspek Hukum Loksumawe
13/23
g kemungkinan
lokasi lain dengan kewajiban bagi pemrakarsa untuk membuat PIL yang baru.
----------------------- Page 9-----------------------
Apabila suatu lokasi dapat menimbulkan perbenturan kepentingan antar sektor maka instansi
yang bertanggung jawab mengadakan konsultasi dengan menteri KLH dan Menteri atau
Pimpinan Lembaga Pemerintah Nondepartemen yang bersangkutan.
Apabila hasil penelitian PIL menentukan bahwa perlu dibuatkan AMDAL, berhubungdengan
adanya dampak penting rencana kegiatan terhadap lingkungan, baik lingkungan geobiofisik
maupun sosial budaya, maka pemrakarsa bersama instansi yang bertanggung jawab membuat
Kerangka Acuan (KA) bagi penyusunan AMDAL.
Apabila AMDAL tidak perlu dibuat untuk suatu rencana kegiatan, berhubung tidak ada dampak
penting, maka pemrakarsa diwajibkan untuk membuat Rencana Pengelolaan Lingkungan
(RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) bagi kegiatan tersebut. Huruf K dalam
RKL adalah ªKelolaº dan huruf P dalam RPL dari ªPantauº.
Apabila dari semula sudah diketahui bahwa akan ada dampak penting, maka tidak perlu dibuat
PIL lebih dahulu akan tetapi dapat langsung menyusun KA bagi pembuat AMDAL.
AMDAL merupakan komponen studi kelayakan rencana kegiatan sehingga dengan demikian
terdapat tiga studi kelayakan dalam perencanaan pembangunan, yaitu: teknis, ekonomis dan
lingkungan (TEL). biaya rencana kegiatan sebagaimana tercantum dalam studi kelayakan
rencana kegiatan tersebut meliputi pula biaya penanggulangan dampak negatif dan
pengembangan dampak positifnya.
-
8/19/2019 Aspek Hukum Loksumawe
14/23
Pedoman umum penyusunan AMDAL ditetapkan oleh Menteri KLH. Pedoman teknis
penyusunan AMDAL ditetapkan oleh Menteriatau Pimpinan Lembaga Pemerintah
Nondepartemen yang membidangi kegiatan yang bersangkutan berdasarkan pedoman umum
penyusunan AMDAL yang dibuat oleh Menteri KLH.
Apabila AMDAL menyimpulkan bahwa dampak negatif yang tidak dapat ditanggulangi
berdasarkan ilmu dan teknologi lebih besar dibanding dengan dampak positifnya, maka instansi
yang bertanggung jawab memutuskan menolak rencana kegiatan yang bersangkutan. Terhadap
penolakan ini, pemrakarsa dapat mengajukan keberatan kepada pejabat yang l
ebih tinggi dari
instansi yang bertanggung jawab selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari.Sejak diterimanya
keputusan penolakan. Pejabat yang lebih tinggi tersebut memberi keputusan atas keberatan
tersebut selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanyapernyataan keberatan,
setelah mendapat pertimbangan dari menteri KLH. Keputusan tersebut merupakan keputusan
terakhir.
Apabila AMDAL disetujui, maka pemrakarsa menyusun RKL dan RPL dengan menggunakan
pedoman penyusunan RKL dan RPL yang dibuat oleh Menteri KLH atau Departemen yang
bertanggung jawab.
----------------------- Page 10-----------------------
Keputusan persetujuan AMDAL dinyatakan kadaluwarsa apabila rencana kegiatan tidak
dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak ditetapkannya keputusan tersebut.
Pemrakarsa wajib mengajukan kembali permohonan persetujuan atas AMDAL. Terhadap
-
8/19/2019 Aspek Hukum Loksumawe
15/23
permohonan ini instansi yang bertanggung jawab memutuskan dapat digunakan kembali
AMDAL, RKL dan RPL yang telah dibuat atau wajib diperbaharuinyadokumen-dokumen
tersebut.
Keputusan persetujuan AMDAL dinyatakan gugur, apabila terjadi perubahan lingkungan yang
sangat mendasar akibat peristiwa alam atau karena kegiatan lain, sebelumrencana kegiatan
dilaksanakan. Pemrakarsa perlu membuat AMDAL baru berdasarkan rona lingkungan baru.
2.4 ALASAN SUATU RENCANA KEGIATAN WAJIB AMDAL
Setiap rencana kegiatan yang mempunyai dampak besar dan
penting, wajib dibuat
AMDAL Hal ini mengacu pada pasal 3 ayat 1 PP 27 tahun 1999 yaitu ;
1. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam
2. Eksploitasi SDA baik yang dapat diperbaharui/tidak dapat diperbaharui
3. Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan, kerusakan,
pemerosotan dalam pemanfaatan SDA, cagar budaya
4. Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, jasad renik.
5. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati
6. Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk
mempengaruhi lingkungan
7. Kegiatan yang mempunyai tinggi dan mempengaruhi pertahanan negara
Meskipun AMDAL secara resmi diperkenalkan ke Indonesia pada tahu
n 1982, sebagian
besar praktisi mengetahui asal muasal sebenarnya untuk beranjak dari Peraturan No. 29/19869
yang menciptakan berbagai elemen penting dari proses AMDAL10. Sepanjang awal era 1990
didirikan suatu badan perlindungan lingkungan pusat (BAPEDAL) terlepas dari Kementerian
-
8/19/2019 Aspek Hukum Loksumawe
16/23
Negara Lingkungan, dengan mandat meningkatkan pelaksanaan
AMDAL dan kendali atas polusi, didukung oleh tiga kantor daerah. Kajian dan
persetujuan atas berbagai dokumen AMDAL pada saat ini ditangani oleh Komisi Pusat atau
Komisi Daerah, sesuai dengan skala proyek dan sumber pendanaan. Lebih dari 4000 AMDAL
dikaji sampai dengan 1992 dimana menjadi lebih jelas bahwa berbagai elemen dari proses
tersebut terlalu kompleks dan terlalu banyak didasarkan pada AMDAL `gaya barat'. Legislasi
AMDAL yang baru yang diberlakukan pada tahun 199311 yang memiliki efek pembenahan
----------------------- Page 11-----------------------
atas prosedur penapisan, mempersingkat jangka waktu pengkajian, dan memperkenalk
an status
format EMP yang distandardisasi (UKL/UPL) untuk proyekdengan dampak yang lebih terbatas.
Lebih dari 6000 AMDAL nasional dan propinsi diproses berdasarkan peraturan ini termasuk
sejumlah kecil AMDAL daerah di bawah suatu komisi pusat yang didirikan di dalam
BAPEDAL.
Dengan diundangkannya Undang-undang Pengelolaan Lingkungan yang baru (No.
23/1997) berbagai reformasi lanjutan atas regulasi AMDAL menjadiperlu. Peraturan
27/199912 diperkenalkan dengan simplifikasi lebih lanjut. Komisi sektoral dibubarkan dan
dikonsolidasikan ke dalam suatu komisi pusat tunggal, sementara komisi propinsidiperkuat.
Ketentuan yang lebih spesifik dan lengkap atas keterlibatan publik juga
diperkenalkan,
sebagaimana halnya juga dengan suatu rangkaian arahan teknis pendukung. Namun demikian
PP 27/1999 ternyata tidak tepat waktu, gagal untuk secara memadai merefleksikanberbagai
perubahan politis yang pada saat itu lebih luas yang akhirnya mengarah kepada desentralisasi
-
8/19/2019 Aspek Hukum Loksumawe
17/23
politik dan administratif.
AnalisisMengenai Dampak Lingkungan, yang sering di singkat dengan AMDAL, lahir
dengan di undangkannya undang-undang tentang lingkungan hidup di Amerika Serikat,
National Environmental Policy Act (NEPA), pada tahun 1969. NEPA 1969 mulai berlaku pada
tanggal 1 Januari 1970. Pasal 102 (2) (C) dalam undang-undang ini menyatakan, semua usulan
legislasi dan aktifitas pemerintah federal yang besar di perkirakan akan mempunyai dampak
penting terhadap lingkungan diharuskan disertai laporan Environmental Impact Assessment
(Analisis Dampak Lingkungan) tentang usulan tersebut.
NEPA 1969 merupakan suatu reaksi terhadap kerusakan lingkungan o
leh aktifitas
manusia yang makin meningkat, antara lain tercemarnya lingkungan oleh pestisidaserta limbah
industri dan transpor, rusaknya habitat tumbuhan dan hewan langka, serta menurunnya nilai
estetika alam. Misalnya, sejak permulaan tahun 1950-an Los Angeles dinegara bagian
Kalifornia, Amerika Serikat, telah terganggu oleh asap-kabut atau asbut (smog =smoke + fog) ,
yang menyelubungi kota, mengganggu kesehatan dan merusak tanaman. Asbut berasaldari gas
limbah kendaraan dan pabrik yang mengalami fotooksidasi dan terdiri atas ozon, peroksiasetil
nitrat (PAN), nitrogenoksida, dan zat lain lagi.
AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan) adalah instrumen yangsifatnya
formal dan wajib (control and command) yang merupakan kajian bagi pembangunan pr
oyek-
proyek kegiatan-kegiatan pasal 17a yang kemungkinan akan menimbulkan dampak besar dari
penting terhadap lingkungan hidup.
----------------------- Page 12-----------------------
Dalam PP No.27 Tahun 1999 dinyatakan bahwa dampak besar dan
-
8/19/2019 Aspek Hukum Loksumawe
18/23
penting adalah
perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang di akibatkan oleh suatu usaha dan atau
kegiatan. Selanjutnya pada pasal 5 PP tersebut dinyatakan bahwa kriteria dari dampak besar
dan penting dari suatu usaha atau kegiatan terhadap lingkungan antara lain:
a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak
b. Luas wilayah persebaran dampak
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
d. Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang akan terkena dampak
e. Sifat kumulatif dampak
f. Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (ireversible)
Dasar hukum dan prosedur pelaksanaan AMDAL diatur dalam PP No.27 tahun 1999
beserta beberapa KEPMEN yang terkait dan dikeluarkan oleh Kementrian Negara Lingkungan
Hidup. AMDAL dibuat sebelum kegiatan berjalan atau operasi proyek dilakukan. Karena itu
AMDAL merupakan salah satu persyaratan keluarnya perizinan.
-
8/19/2019 Aspek Hukum Loksumawe
19/23
----------------------- Page 13-----------------------
BAB III
KAJIAN AMDAL PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN
JEMBATAN SAWANG KUPULA, CUNDA, LHOKSEUMAWE
3.1 DAMPAK PADA TAHAP PRA KONSTRUKSI
Kegiatan pada tahap pra-konstruksi yang sangat potensialmenimbulkan dampak
terhadap lingkungan (khusus dampak sosial) adalah pembebasan lahan. Dampak pembebasan
lahan ini sangat sensitif karena pada umumnya erat kaitannya dengan kelangsungan hidup
pemilik lahan terutama kalau lahan yang dibebaskan itu berupa areal pemukiman.
Pelaksanan Proyek Pembangunan Jembatan Sawang Kupula, Cunda, Lhokseumawe
memerlukan pembebasan lahan untuk pengerjaan jalan dua jalur sepanjang 400 meter.
Pelaksanaan pembebasan lahan biaya ganti rugi lahan juga memerlukan penanganan yang
seksama karena menyangkut berbagai aspek sosial, ekonomi, dan budaya.
Dampak negatif yang mungkin timbul akibat pembebasan lahan antara lain :
1. Terjadinya spekulasi tanah;
2. Ketidak pastian atas besarnya ganti rugi;
3. Terjadi konflik antara pelaksana proyek dengan warga pemilik tanah di areal proyek;
4. Proyek belum dapat dikerjakan karena pembebasan lahan belum tuntas.
3.2 DAMPAK PADA TAHAP KONSTRUKSI
Kegiatan pekerjaan umum pada tahap konstruksi biasanya menggunakan alat-alat berat
seperti bolldozer, excavator, trailer, truk dan lain-lain. Pengoperasian alat-alat berat tersebut
mempunyai potensi dampak pada komponen lingkungan fisik seperti :
-
8/19/2019 Aspek Hukum Loksumawe
20/23
1. Peningkatan kebisingan
Suara alat berat yang menggunakan mesin besar tentu juga menghasilkan kebisingan
suara yang besar. Hal ini tentu sangat mengganggu lingkungan disekitar areal proyek tersebut.
Sumber kebisingan yang lain juga berasal dari pecahan batu atau material akibat lindasan atau
akibat penghancuran menggunakan alat berat.
----------------------- Page 14-----------------------
2. Pencemaran udara
Debu, asap mesin alat berat, dan asap kendaraan yang macet di lokasi proyek merupakan
sumber utama dari pencemaran udara. Semenjak persiapan dan pelaksanaan proyek masalah ini
sudah pasti dialami, bayangkan jika proyek berjalan sampai kurun waktu yang lama maka
dampak ini juga akan dirasakan selama kurun waktu tersebut.
3. Pencemaran tanah dan air
Tumpahan oli mencemari tanah juga mencemari air, karena ketika hujan turun
tentu oli terserap oleh tanah permukaan juga terbawa oleh air menuju sungai lokasi
pembangunan jembatan.
4. Gangguan pada kondisi hidrologi
Jika air sudah tercemar maka kondisi hidrologi juga terganggu. Hal ini dapat berdampak
buruk bagi kelangsungan ekosistem yang ada didalamnya.
Dampak pada komponen biologi mungkin juga terjadi berupa :
1. Penurunan populasi vegetasi darat akibat kegiatan land clearing;
-
8/19/2019 Aspek Hukum Loksumawe
21/23
2. Gangguan pada biota akuatik sebagai dampak lanjutan daripencemaran air
permukaan.
Dampak pada komponen lingkungan sosial, ekonomi, dan budaya antara lain :
1. Keterlambatan pengerjaan karena pembebasan lahan
Pengerjaan proyek sempat terhambat karena ada beberapa areal tanah milik warga
belum tuntas dibebaskan yang diakibatkan pemilik tanah tidak bersedia tanahnya dibayar
dengan nilai ganti rugi yang kecil.
2. Peningkatan kepadatan lalu lintas
Kepadatan lalulintas seperti kemacetan meningkat karena adanya aktivitas keluar masuk
alat berat, keluar masuk truk pengangkut material dan kegiatan pengukuran ketika pelaksanaan
proyek.
3. Kerusakan prasarana umum
Beberapa prasana umum yang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan
Proyek Pembangunan Jembatan Sawang Kupula, Cunda, Lhokseumawe antara lain:
----------------------- Page 15-----------------------
Instalasi kabel listrik PLN
Pipa PDAM
Instalasi kabel TELKOM
Tiang dan gardu listrik
4. Gangguan kesehatan masyarakat
Kebisingan peralatan, debu yang timbul akibat pekerjaan
-
8/19/2019 Aspek Hukum Loksumawe
22/23
tanah berakibat
buruk bagi kesehatan warga disekitar tempat pelaksanaan proyek. Banyak penyakit
yang bisa timbul akibat aktivitas pembangunan, antara lain:
Gangguan pendengaran
Asma (gangguan saluran pernafasan)
Iritasi mata karena debu
5. Konflik sosial akibat penggunaan tenaga kerja dari luar lokasi proyek.
Selain peralatan, pengerjaan proyek tentu memerlukan tenaga ahli maupun
bukan tenaga ahli (buruh). Pemakaian tenaga kerja dari luar daerah oleh pelaksana
(kontraktor) tentu menimbulkan reaksi dari warga sekitar proyek, karena merasa
proyek tersebut di daerah mereka kenapa tidak memakai tenaga kerja dari mereka
pula. Seperti diproyek ini, tenaga kerja cenderung lebih banyak dari daerah Medan.
Beberapa alternatif untuk mengh
indari atau menanggulangi dampak
lingkungan pada tahap konstruksi seperti pencegahan teriadi erosi, longsor dan debu,
telah dijadikan prosedur keria yang harus dilaksanakn oleh setiap pelaksana kegiatan.
Namun dalam pelaksanaan dilapangan hal itu sering diabaikan dengan alasan untuk
menghemat biaya pelaksanaan pekerjaan.
-
8/19/2019 Aspek Hukum Loksumawe
23/23
----------------------- Page 16-----------------------
BAB IV
PENUTUP
4.1 SIMPULAN
Pembangunan dengan proyek yang dikaji dari aspek kelayakanlingkungan disebut
pembangunan berwawasan lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan pada
hakekatnya dilaksanakan untuk mewujudkan pembangunanberlanjut (sustainable
development). Instrumen untuk mencapai pembangunan berlanjut adalah Analisi
s Mengenai
Dampak Lingkungan.
AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan) adalah instrumenyang sifatnya
formal dan wajib (control and command) yang merupakan kajian bagi pembangunan proyek-
proyek kegiatan-kegiatan yang kemungkinan akan menimbulkan dampak besar dari penting
terhadap lingkungan hidup.