Download - Asuhan Keperawatan Dengan Carsinoma Tiroid
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN CARSINOMA TIROID
A. ANATOMI FISIOLOGIKelenjar tiroid terletak di leher, yaitu antara fasia koli media dan fasia prevertebralis. Di dalam ruang yang sama terdapat trakea, esofagus, pembuluh darah besar dan saraf. Kelenjar tiroid melekat pada trakea dan fascia pretrachealis, dan melingkari trakea dua pertiga bahkan sampai tiga perempat lingkaran. Keempat kelenjar paratiroid umumnya terletak pada permukaan belakang kelenjar tiroid, tetapi letak dan jumlah kelenjar ini dapat bervariasi. Arteri karotis komunis, vena jugularis interna dan nervus vagus terletak bersama dalam suatu sarung tertutup di laterodorsal tiroid. Nervus rekurens terletak di dorsal tiroid sebelum masuk laring. Nervus frenikus dan trunkus simpatikus tidak masuk ke dalam ruang antara fasia media dan prevertebralis.
Vaskularisasi kelenjar tiroid berasal dari empat sumber; arteri karotis superior kanan dan kiri, cabang arteri karotis eksterna kanan dan kiri dan kedua arteri tiroidea inferior kanan dan kiri, cabang arteri brakhialis. Kadang kala dijumpai arteri tiroidea ima, cabang dari trunkus brakiosefalika. Sistem vena terdiri atas vena tiroidea superior yang berjalan bersama arteri, vena tiroidea media di sebelah lateral, dan vena tiroidea inferior. Terdapat dua macam saraf yang mensarafi laring dengan pita suara (plica vocalis) yaitu nervus rekurens dan cabang dari nervus laringeus superior.Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid utama yaitu tiroksin (T4) yang kemudian berubah menjadi bentuk aktifnya yaitu triyodotironin (T3). Iodium nonorganik yang diserap dari saluran cerna merupakan bahan baku hormon tiroid. Zat ini dipekatkan kadarnya menjadi 30-40 kali sehingga mempunyai afinitas yang sangat tinggi di dalam jaringan tiroid. T3 dan T4 yang dihasilkan ini kemudian akan disimpan dalam bentuk koloid di dalam tiroid. Sebagian besar T4 kemudian akan dilepaskan ke sirkulasi sedangkan sisanya tetap di dalam kelenjar yang kemudian mengalami daur ulang. Di sirkulasi, hormon tiroid akan terikat oleh protein yaitu globulin pengikat tiroid (thyroid binding globulin, TBG) atau prealbumin pengikat albumin (thyroxine binding prealbumine, TBPA). Hormon stimulator tiroid (thyroid stimulating hormone, TSH) memegang peranan terpenting untuk mengatur sekresi dari kelenjar tiroid. TSH dihasilkan oleh lobus anterior kelenjar hipofisis. Proses yang dikenal sebagai negative feedback sangat penting
dalam proses pengeluaran hormon tiroid ke sirkulasi. Pada pemeriksaan akan terlihat adanya sel parafolikuler yang menghasilkan kalsitonin yang berfungsi untuk mengatur metabolisme kalsium, yaitu menurunkan kadar kalsium serum terhadap tulang.
B. PENGERTIAN
Kanker Tiroid adalah sutu keganasan pada tiroid yang memiliki 4 tipe yaitu: papiler,
folikuler, anaplastik dan meduler. Kanker tiroid jarang menyebabkan pembesaran kelenjar,
lebih sering menyebabkan pertumbuhan kecil (nodul) dalam kelenjar. Sebagian besar nodul
tiroid bersifat jinak, biasanya kanker tiroid bisa disembuhkan.
Kanker tiroid sering kali membatasi kemampuan menyerap yodium dan membatasi kemampuan menghasilkan hormon tiroid, tetapi kadang menghasilkan cukup banyak hormon tiroid sehingga terjadi hipertiroidisme.Kanker tiroid terjadi pada sel-sel kelenjar tiroid (organ berbentuk mirip kupu-kupu terletak di
pangkal leher), yang berfungsi memproduksi hormon untuk mengatur kecepatan jantung berdetak,
tekanan darah, suhu tubuh dan berat badan.
C. KLASIFIKASIMenurut WHO, tumor epitel maligna tiroid dibagi menjadi :
1. Karsinoma Folikuler.Terdapat kira-kira 25 % dari seluruh karsinoma tiroid yang ada, terutama mengenai kelompok usia diatas 50 tahun. Menyerang pembuluh darah yang kemudian menyebar ke tulang dan jaringan paru. Jarang menyebar ke daerah nodes limpa tapi dapat melekat/menempel di trakea, otot leher, pembuluh darah besar dan kulit, yang kemudian menyebabkan dispnea serta disfagia. Bila tumor mengenai “The Recurrent Laringeal Nerves”, suara klien menjadi serak. Prognosisnya baik bila metastasenya masih sedikit pada saat diagnosa ditetapkan.
2. Karsinoma Papilar.Merupakan tipe kanker tiroid yang sering ditemukan, banyak pada wanita atau kelompok usia diatas 40 tahun. Karsinoma Papilar merupakan tumor yang perkembangannya lambat dan dapat muncul bertahun-tahun sebelum menyebar ke daerah nodes limpa. Ketika tumor terlokalisir di kelenjar tiroid, prognosisnya baik apabila dilakukan tindakan Tiroidektomi parsial atau total.
3. Karsinoma Medular.Timbul di jaringan tiroid parafolikular. Banyaknya 5 – 10 % dari seluruh karsinoma tiroid dan umumnya mengenai orang yang berusia diatas 50 tahun. Penyebarannya melewati nodes limpa dan menyerang struktur di sekelilingnya. Tumor ini sering terjadi dan merupakan bagian dari Multiple Endocrine Neoplasia (MEN) Tipe II yang juga bagian dari penyakit endokrin, dimana terdapat sekresi yang berlebihan dari kalsitonin, ACTH, prostaglandin dan serotonin.
4. Karsinoma berdiferensiasi buruk (Anaplastik).Merupakan tumor yang berkembang dengan cepat dan luar biasa agresif. Kanker jenis ini secara langsung menyerang struktur yang berdekatan, yang menimbulkan gejala seperti:
a. Stridor (suara serak/parau, suara nafas terdengar nyaring).b. Suara serak.c. Disfagia
Prognosisnya jelek dan hampir sebagian besar klien meninggal kira-kira 1 tahun setelah diagnosa ditetapkan. Klien dengan diagnosa karsinoma anaplastik dapat diobati dengan pembedahan paliatif, radiasi dan kemoterapi.
Stadium Cancer Thyroid :
Stadium kanker ini tidaksaja berdasarkan histopatologi, ekstensi lokal, regional dan
metastase jauh, tetapi juga pada umur dan jenis kelamin. Klasifikasi TNM adalah sebagai
berikut:
Tipe dan stadium <45 tahun > 45 tahun
Papiler Stadium I Stadium II Stadium III Stadium IV
Setiap T, setiap N, M0Setiap T, setiap N, M1
T1, N1, M0T2-4, N1, M0Setiap T, N0, M0,Setiap T, setiap N, M0
Tipe dan stadium <45 tahun >45 tahun
Folikuler Stadium I Stadium II Stadium III Stadium IV
Setiap T, setiap N, M0Setiap T, setiap N, M1--
T1, N0, M0T2-4, N0, M0Setiap T, N1, M0Setiap T, setiap N, M0
Meduler Stadium I Stadium II Stadium III Stadium IV
-setiap T, setiap N, M0-setiap T, setiap N, M1
T1, N0, M0T2-4, N0, M0Setiap T, N1, M0Setiap T, setiap N, M1
Tdk dapat dikalsifikasikn
Stadium I Stadium II
---
---
Stadium III Stadium IV
setiap T, setiap N, etiap M setiap T, setiap N, setiap M
Catatan : Tx : tumor tidak dapat ditentukan T0 : Tidak ada tumor T1 : tumor berdiameter terpanjang < 3 cm T2 : tumor berdiameter terpanjang >3 cm T3 : fikus intraglanduler multiple T4 : tumor primer terfiksasi
D. ETIOLOGI
Etiologi dari penyakit ini belum pasti, yang berperan khususnya untuk terjadi well
differentiated (papiler dan folikuler) adalah radiasi dan goiter endemis, dan untuk jenis
meduler adalah factor genetic. Belum diketahui suatu karsinoma yang berperan untuk
kanker anaplastik dan meduler. Diperkirakan kanker jenis anaplastik berasal dari
perubahan kanker tiroid berdiferensia baik (papiler dan folikuler), dengan kemungkinan
jenis folikuler dua kali lebih besar.
Radiasi merupakan salah satu faktor etiologi kanker tiroid. Banyak kasus kanker pada
anak-anak sebelumnya mendapat radiasi pada kepala dan leher karena penyakit lain.
Biasanya efek radiasi timbul setelah 5-25 tahun, tetapi rata-rata 9-10 tahun. Stimulasi TSH
yang lama juga merupakan salah satu faktor etiologi kanker tiroid. Faktor resiko lainnya
adalah adanya riwayat keluarga yang menderita kanker tiroid dan gondok menahun.
Ada juga faktor predisposisilainnya seperti kelainan genetic, usia, jenis kelamin, ras, dan
tempat tinggal (daerah pantai).
F. TANDA DAN GEJALAKecurigaan klinis adanya karsinoma tiroid didasarkan pada observasi yang dikonfirmasikan dengan pemeriksaan patologis dan dibagi dalam kecurigaan tinggi, sedang dan rendah. Yang termasuk kecurigaan tinggi adalah:
Riwayat neoplasma endokrin multipel dalam keluarga. Pertumbuhan tumor cepat. Nodul teraba keras. Fiksasi daerah sekitar. Paralisis pita suara.
Pembesaran kelenjar limpa regional. Adanya metastasis jauh
Kecurigaan sedang adalah: Usia <> 60 tahun. Riwayat radiasi leher. Jenis kelamin pria dengan nodul soliter. Tidak jelas adanya fiksasi daerah sekitar. Diameter lebih besar dari 4 cm dan kistik.
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK1. Skin test : menggunakan radio isotop2. Lab : pemeriksaan T3& T4
3. Kadar kalsitonin4. USG : menentukan kadar nodul padat, keras, dan kistis5. MRI6. Pemeriksaan fungsi tiroid7. Pemeriksaan potongan beku : untuk membedakan tumor ganas atau jinak sebelum dilakukan
pembedahaan.8. SGOT & SGPT9. Foto X-Ray10. Ultrasound11. CT-Scan : melihat perluasan tumor12. Biopsy aspirasi13. Pemeriksaan sidik tiroid14. Pemeriksaan Histopatologi
H. KOMPLIKASI1. Paralisis pita suara2. Metastasis jauh3. Pendarahan4. Trauma nervus langerhan5. Abses6. Hipokalsemia7. Infeksi sebsis
I. PENATALAKSANAAN
Pertama-tama dilakukan pemeriksaan klinis untuk menentukan apakah nodul tiroid
tersebut suspek maligna atau suspek benigna. Bila nodul tersebutsuspek
maligna dibedakan atas apakah kasus tersebut operabel atauinoperabel. Bila kasus yang
dihadapi inoperabel maka dilakukan tindakan biopsi insisi dengan pemeriksaan
histopatologi secara blok parafin. Dilanjutkan dengan tindakan debulking dan radiasi
eksterna atau khemoradioterapi. Bila nodul tiroid suspek maligna
tersebut operabel dilakukan tindakan isthmolobektomi danpemeriksaan potong beku
(VC ). Bila nodul tiroid secara klinis suspek benigna dilakukan tindakan FNAB ( Biopsi
Jarum Halus ). Ada 2 kelompok hasil yang mungkin didapat yaitu :
Hasil FNAB suspek maligna, “foliculare Pattern” dan “Hurthle Cell”. Dilakukan
tindakan isthmolobektomi dengan pemeriksaan potong beku seperti
diatas.Dilakukan terapi supresi TSH dengan tablet Thyrax selama 6 bulan kemudian
dievaluasi, bila nodul tersebut mengecil diikuti dengan tindakan observasi dan apabila
nodul tersebut tidak ada perubahan atau bertambah besar sebaiknya dilakukan
tindakan isthmolobektomi dengan pemeriksaan potong bekuseperti diatas.
Penatalaksanaan Kanker Tiroid Dengan Metastasis Regional.
Dipastikan terlebih dahulu apakah kasus yang dihadapi operabel atau inoperabel. Bila
inoperabel tindakan yang dipilih adalah dengan radioterapi eksterna atau dengan
khemoradioterapi dengan memakai Adriamicin. Dosis 50-60mg/m2 luas permukaan tubuh
( LPT ). Bila kasus tersebut operabel dilakukan penilaian infiltrasi kelenjar getah bening
terhadap jaringan sekitar. Bila tidak ada infiltrasi dilakukan tiroidektomi total( TT) dan “
Functional RND”. Bila ada infiltrasi pada n.Ascesorius dilakukan TT + RND standar. Bila
ada infiltrasi pada vena Jugularis interna tanpa infiltrasi pada n. Ascesorius dilakukan TT +
RND modifikasi 1. Bila ada infiltrasi hanya pada m. Sternocleidomastoideus dilakukan TT +
RND modifikasi 2.
Penatalaksanaan Kanker Tiroid Dengan Metasasis Jauh
Dibedakan terlebih dahulu apakah kasus yang dihadapi berdiferensiasi baik atau
buruk. Bila berdiferensiasi buruk dilakukan khemoterapi dengan adriamicin. Bila
berdiferensiasi baik dilakukan TT + radiasi interna dengan I 131 kemudian dinilai dengan
sidik seluruh tubuh, bila respon (+) dilanjutkan dengan terapi supresi / subtitusi. Syarat
untuk melakukan radiasi interna adalah : tidak boleh ada jaringan tiroid normal yang akan
bersaing dalam afinitas terhadap jaringan radioaktif. Ablatio jaringan tiroid itu bisa
dilakukan dengan pembedahan atau radio ablatio dengan jaringan radioaktif . Bila respon
(-) diberikan khemoterapi adriamicin. Pada lesi metastasisnya, bila operabel dilakukan
eksisi luas.
Empat minggu setelah tindakan TT dilakukan pemeriksaan sidik seluruh tubuh.
Bila masih ada sisa jaringan tiroid normal dilakukan ablasio dengan I131 kemudian
dilanjutkan dengan terapi substitusi /supresi dengan Thyrax sampai kadar TSHs ≤ 0,1
Bila tidak ada sisa jaringan tiroid normal dilakukan terapi substitusi/supresi.
Setelah 6 bulan terapi substitusi / supresi dilakukan pemeriksaan sidik seluruh
tubuh dengan terlebih dahulu menghentikan terapi substitusi selama 4 minggu
sebelum pemeriksaan.
Bila terdapat metastasis jauh, dilakukan radiasi interna I131 dilanjutkan terapi
substitusi/supresi.
Bila tidak ada metastasis terapi substistusi /supresi dilanjutkan dan pemeriksaan sidik
seluruh tubuh diulang setiap tahun selama 2 -3 tahun dan bila 2 tahun berturut –turut
hasilnya tetap negatif maka evaluasi cukup dilakukan 3-5 tahun sekali.
Dalam follow up KT diferensiasi baik, pemeriksaan kadar human tiroglobulin dapat dipakai
sebagai petanda tumor untuk mendeteksi kemungkinan adanya residif tumor.
Tiga bulan setelah tindakan tiroidektomi total atau tiroidektomi total + diseksi leher sentral,
dilakukan pemeriksaan kalsitonin.
Bila kadar kalsitonin rendah atau 0 ng/ml dilanjutkan dengan observasi,
Bila kadar kalsitonin ≥ 10 ng/ml dilakukan pemeriksaan CT scan, MRI untuk mencari
rekurensi lokal atau dilakukan SVC ( Selecture Versus Catheterition ) pada tempat-tempat
yang dicurigai metastasis jauh yaitu paru-paru dan hati.
Ada 3 rangkaian yang diteruskan :
1. Tidak didapatkan tanda-tanda residif, maka cukup di observasi untuk 3 bulan kemudian
diperkirakan kadar kalsitenin
2. Terdapat residif lokal, maka harus dilakukan re eksisi
3. Terdapat metastasis jauh harus dinilai apakah operabel atau inoperabel. Bila operabel
dilakukan eksisi, bila inoperbel tindakan yang dilanjutkan hanya paliatif
J. EPIDEMOLOGIKanker tiroid menempati urutan ke-9 dari sepuluh keganasan tersering. Lebih banyak pada wanita dengan distribusi berkisar antara 2 : 1 sampai 3 : 1. Insidensnya berkisar antara 5,4-30%. Berdasarkan jenis histopatologi, sebarannya adalah kanker tiroid jenis papilar (71,4%); kanker tiroid jenis folikular ( 16,7%); kanker tiroid jenis anaplastik (8,4%); dan kanker tiroid jenis medular (1,4%). Berdasarkan usia kanker tiroid jenis papilar biasanya pada pasien yang berusia kurang dari 40 tahun, berbeda dengan kanker tiroid folikular yang banyak pada usia di atas itu. Sedangkan kanker jenis medular sering ditemukan pada usia tua (50-60 tahun).Angka insidensi tahunan kanker tiroid bervariasi di seluruh dunia, yaitu dari 0,5-10 per 100.000 populasi. Karsinoma tiroid mempunyai angka prevalensi yang sama dengan multipel mieloma. Karsinoma tiroid ini merupakan jenis keganasan jaringan endokrin yang terbanyak, yaitu 90% dari seluruh kanker endokrin.American Cancer Society memperkirakan bahwa sekitar 17.000 kasus baru muncul setiap tahunnya di Amerika Serikat dan sekitar 1.300 diantaranya mengakibatkan kematian. Tetapi
dengan pengobatan yang adekuat, sekitar 190.000 penderita tetap dapat hidup normal dan beberapa dapat bertahan lebih dari 40 tahun.
K. ASUHAN KEPERAWATAN1. PENGKAJIAN PERAWATAN KANKER TIROID:a. Riwayat kesehatan klien dan keluarga.
Sejak kapan klien menderita penyakit tersebut dan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama.
b. Kebiasaan hidup sehari-hari sepertiPola makan, Pola tidur (klien menghabiskan banyak waktu untuk tidur), Pola aktivitas.
c. Tempat tinggal klien sekarang dan pada waktu balitad. Keluhan utama klien, mencakup gangguan pada berbagai sistem tubuh:1) Sistem pulmonary2) Sistem pencernaan3) Sistem kardiovaskuler4) Sistem musculoskeletal5) Sistem neurologik dan Emosi/psikologis6) Sistem reproduksi7) Metabolike. Pemeriksaan fisik mencakup.1) Penampilan secara umum; amati wajah klien terhadap adanya edema disekitar leher, adanya
nodule yang membesar disekitar leher.2) Perbesaran jantung, disritmia dan hipotensi, nadi turun, kelemahan fisik.3) Parastesia dan reflek tendon menurun.4) Suara parau dan kadang sampai tak dapat mengeluarkan suara.
5) Bila nodule besar dapat menyebabkan sesak nafas.f. Pengkajian psikososial1) Klien sangat sulit membina hubungan sasial dengan lingkungannya, mengurung diri/bahkan
mania.2) Keluarga mengeluh klien sangat malas beraktivitas, dan ingin tidur sepanjang hari.3) Kajilah bagaimana konsep diri klien mencakup kelima komponen konsep diri.g. Pengkajian yang lain menyangkut terjadinya Hipotiroidime atau Hipertiroidisme2. DIAGNOSA KEPERAWATANa. Bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi trachea akibat desakan massa tumorb. Nyeri berhubungan dengan adanya desakan / pembengkakan oleh nodule tumorc. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan cedera pita suarad. Gangguan kenyamanan berhubungan dengan kesulitan menelane. Ansietas berhubungan dengan perubahan kesehatanf. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan menelang. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan luka insisi sekunder akibat operasi kanker tiroidh. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang penyakit.
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
NoDiagnosa
KeperawatanTujuan & Kriteria
Hasil
Intervensi
Tindakan Rasional
1. Bersihan jalan nafas berhubungan denganobstruksi trachea akibat desakan massa tumor
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan jalan nafas efektif dengan kriteria hasil :
1. Tidak ada kesulitan pernafasan
2. Secret mudah keluar
3. Tidak mengeluh sesak nafas
4. Respirasi dalam batas normal (16-20)
1. Pantau frekuensi pernafasan, kedalaman dan kerja pernafasan
2. Auskultasi suara nafas, catat adanya ronchi
3. Kaji adanya dyspneu, stridor dan cianosis
4. Perhatikan kualitas pernafasan
5. Kolaborasi pemberian therapi Ogsigen bila perlu
1. Untuk mengetahui adanya komplikasi secara dini
2. Untek mengetahui adanya ronchi atau tidak
3. Mengetahui pernafasan klien
4. Mencegah terjadinya dispnea
5. Membantu pernafasan klien
2. Nyeri berhubungan dengan adanya desakan / pembengkakan oleh nodule tumor
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan nyeri berkurang dengan kriteria hasil :
1. Melaporkan nyeri hilang / berkurang
2. Skala nyeri 0-23. Tampak relax4. Tak ada keluhan
menelan
1. Observasi adanya tanda-tanda nyeri baik verbal maupun nonverbal
2. Ajarkan dan anjurkan pasien untuk menggunakan tehnik relaksasi
3. Kolaborasi pemberian analgetik
1. Mengantisipasi jika timbu nyeri
2. Memberikan kenyamanan pada klien
3. Untuk mengurangi nyeri.
3. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan cedera pita suara
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan
1. Kaji fungsi bicara secara periodic
2. Pertahankan komunikasi sederhana
3. Memberikan metode
1. Untuk mengetahui kondisi klien
2. Agar tidak terlalu memaksa klien untuk berbicara
kerusakan komunikasi verbal teratasi dengan kriteria hasil :Mampu menciptakan metode komunikasi dimana kebutuhan dapat dipahami
komunikasi alternative yang sesuai.
3. Menyesuaikan dengan kondisi klien
L. SATUAN ACARA PENYULUHANSATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
Tema : Kanker TiroidSub tema : Penatalaksanaan untuk kanker tiroid
Tanggal : 23 September 2011Waktu : 30 menitSasaran : Bpk. Tanto dan keluargaTempat : Ruang KPenyuluh : Perawat Merry
I. Tujuan Instruksional Umum (TIU)Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan Bpk. Tanto dan keluarga memahami tentang Penatalaksanaan untuk kanker tiroid.
II. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan Bpk. Tanto dan keluarga mampu:
1. Bpk. Tanto dan keluarga dapat menjelaskan secara sederhana pengertian I-131.2. Bpk. Tanto dan keluarga dapat menjelaskan dampak positif dan negatif dari I-13I.3. Bpk. Tanto dan keluarga dapat menjelaskan cara prosedur pelaksanaan I-131.4. Bpk. Tanto dan keluarga dapat menjelaskan cara pengawasan dalam mengkonsumsi I-131.
III. Pokok MateriA. Pengertian I-131.B. Dampak positif dan negatif dari I-131.C. Cara prosedur pelaksanaan I-131.D. Cara pengawasan dalam mengkonsumsi I-131.
IV. Metode penyuluhana. Ceramahb. Tanya jawab
V. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Penyuluh Audience Waktu
Pendahuluan & apersepsi
Salam pembuka Menjelaskan tujuan
penyuluhan Apersepsi
Menjawab salam Menyimak
Mendengarkan dan
5 menit
menjawab pertanyaan
isi
Penyampaian garis besar materi tentang Penatalaksanaan untuk kanker tiroid
Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
Menjawab pertanyaan
Mendengarkan dengan penuh perhatian
Menanyakan hal-hal yang belum jelas
Memperhatikan jawaban dari penceramah
15 menit
penutup Evaluasi Menyimpulkan Pesan Salam penutup
Tanya jawab Mendengarkan Menerima pesan Menjawab salam
10 menit
VI. Mediaa. Leafletb. Flif chart
VII. Sumber/referensihttp://keladitikus.com/2011/03/17/karsinoma-tiroid/
VIII. Evaluasia. Formatif
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit Bpk. Tanto dan keluargamemahami tentang Penatalaksanaan untuk kanker tiroid.
b. SumatifSetelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit Bpk. Tanto dan keluarga mampu:
1. Bpk. Tanto dan keluarga dapat menjelaskan secara sederhanapengertian I-131.2. Bpk. Tanto dan keluarga dapat menjelaskan dampak positif dan negatif dari I-13I.3. Bpk. Tanto dan keluarga dapat menjelaskan cara prosedur pelaksanaan I-131.4. Bpk. Tanto dan keluarga dapat menjelaskan cara pengawasan dalam mengkonsumsi I-131.
Lampiran MateriA. Pengertian I-131
Radioaktif iodin adalah salah satu isotop radioaktif. Jenis isotop radioaktif iodin yang digunakan dalam bidang kedokteran adalah I-123 dan I-131. Radioaktif iodin ini berkonsentrasi dalam kelenjar tiroid sama seperti iodium pada umumnya sehingga dapat digunakan untuk diagnosis maupun pengobatan.Untuk diagnosa digunakan I-123 sedangkan untuk pengobatan yang bertujuan untuk menghancurkan kelenjar tiroid adalah I-131. Radioaktif iodin yang tidak berada di dalam tiroid akan segera dieliminasi dari tubuh melalui kelenjar keringat dan urine.I-131 ini sendiri adalah suatu isotop yang terbuat dari iodin yang selalu memancarkan sinar radiasi. Jika I-131 ini dimasukkan kedalam tubuh dalam dosis yang kecil, maka I-131 ini akan masuk ke dalam pembuluh darah traktus gastrointestinalis. I-131 dan akan melewati kelenjar tiroid yang kemudian akan menghancurkan sel-sel glandula tersebut. Hal ini akan memperlambat aktifitas dari kelenjar tiroid dan dalam beberapa kasus dapat merubah kondisi tiroid yang semula overactive menjadi underactive.I-131 digunakan untuk terapi graves’ disease, goiter, tiroid nodul, dan karsinoma tiroid. Seorang ahli bedah tiroid dapat mengeluarkan seluruh bagian dari tiroid dengan komplikasi bedah yang paling minimal, sedangkan I-131 digunakan untuk menghancurkan kelenjar yang masih tersisa. Dalam keadaan ini, tidak diperkenankan menggunakan hormon pengganti selama beberapa minggu setelah terapi dengan tujuan menurunkan level hormon tiroid hingga dibawah normal. Dengan demikian, I-131 dapat bekerja secara maksimal untuk menghancurkan tiroid yang tersisa. Pengobatan dengan cara ini dapat secara signifikan menurunkan kemungkinan timbulnya kembali kanker tiroid dan meningkatkan kemampuan dokter untuk mendeteksi dan mengobati kanker yang mungkin berulang.
B. Dampak positif dan negatif dari I-131.
1. Dampak positifI-131 digunakan sebagai terapi pengobatan untuk kondisi tiroid yang over aktif atau kita sebut hipertiroid. I-131 ini sendiri adalah suatu isotop yang terbuat dari iodin yang selalu memancarkan sinar radiasi. Jika I-131 ini dimasukkan kedalam tubuh dalam dosis yang kecil, maka I-131 ini akan masuk ke dalam pembuluh darah traktus gastrointestinalis. I-131 dan akan melewati kelenjar tiroid yang kemudian akan menghancurkan sel-sel glandula tersebut. Hal ini akan memperlambat aktifitas dari kelenjar tiroid dan dalam beberapa kasus dapat merubah kondisi tiroid yang semula overactive menjadi underactive.I-131 digunakan untuk terapi graves’ disease, goiter, tiroid nodul, dan karsinoma tiroid. Seorang ahli bedah tiroid dapat mengeluarkan seluruh bagian dari tiroid dengan komplikasi bedah yang paling minimal, sedangkan I-131 digunakan untuk menghancurkan kelenjar yang masih tersisa. Dalam keadaan ini, tidak diperkenankan menggunakan hormon pengganti selama beberapa minggu setelah terapi dengan tujuan menurunkan level hormon tiroid hingga dibawah normal.
Dengan demikian, I-131 dapat bekerja secara maksimal untuk menghancurkan tiroid yang tersisa. Pengobatan dengan cara ini dapat secara signifikan menurunkan kemungkinan timbulnya kembali kanker tiroid dan meningkatkan kemampuan dokter untuk mendeteksi dan mengobati kanker yang mungkin berulang.
2. Dampak negatifEfek samping dari terapi ini pada umumnya adalah timbulnya rasa nyeri setelah pengobatan dan pembengkakan kelenjar ludah. Untuk hal ini, maka penderita boleh diberikan obat simptomatik seperti aspirin, ibuprofen atau asetaminofen.
C. Cara prosedur pelaksanaan I-131.I-131 ditelan dalam bentuk dosis tunggal dengan bentuk kapsul atau cair dan dengan cepat masuk ke dalam pembuluh darah traktus gastrointestinalis, masuk ke dalam kelenjar tiroid dan mulai menghancurkan kelenjar tiroidnya. Efeknya baru akan terlihat dalam jangka waktu satu sampai tiga bulan dengan efek maksimal tiga sampai enam bulan setelah pengobatan.
D. Cara pengawasan dalam mengkonsumsi I-131.Seseorang yang sedang dalam terapi I-131 ini sebenarnya diperbolehkan pulang ke rumah, dengan catatan tidak boleh melakukan kontak yang terlalu dekat dan lama dengan orang lain untuk beberapa hari terutama wanita hamil dan anak-anak. I-131 akan keluar dari tubuh selama dua hari pertama pengobatan, terutama melalui urin. Selain itu juga ada yang diekskresikan dalam kelenjar liur, kelenjar keringat, kelenjar air mata, sekresi cairan vagina dan feses. Akan lebih baik lagi, bila seseorang yang sedang menjalani terapi ini beristirahat selama beberapa hari, terutama yang pekerjaan sehari-harinya kontak dngan anak-anak dan wanita hamil.
Nuclear Regulatory Commission merekomendasikan sebagai berikut :
Gunakan fasilitas toilet pribadi, jika ada, dan cucilah dua kali lebih banyak setelah menggunakannya.
Mandi setiap hari dan cucilah tangan sesering mungkin
Minum cairan dalam jumlah yang normal
Gunakanlah alat makan yang disposabel atau pisahkan dengan alat makan yang lain saat mencucinya
Cuci pakaian dan semua yang kontak dengan tubuh tiap hari dan harus dipisah dari pakaian anggota keluarga yang lain. Tidak diperlukan teknik pencucian yang khusus
Jangan menyiapkan makanan kepada orang lain jika mengharuskan penderita kontak tangan lama dengan makanan tersebut
I-131 yang diberikan selama periode kehamilan akan berakibat rusaknya kelenjar tiroid pada bayi. I-131 dapat masuk ke dalam tubuh bayi melalui air susu penderita. Karena itulah kebanyakan para ahli menunda terapi pada wanita yang sedang dalam masa menyusui. Selain itu, kehamilan sebisa mungkin ditunda paling tidak enam sampai 12 bulan setelah terapi karena adanya paparan radiasi pada ovarium.Terapi ini memerlukan suatu keahlian khusus, karena itulah mereka yang terlibat langsung dalam bagian pengobatan ini adalah para ahli radiologi yang telah mendapat pelatihan khusus di bidang kedokteran nuklir, termasuk juga para ahli endokrinologi, onkologi, ahli bedah dan petugas lapangan.
M. LEGAL ETIK
Kode etika. Otonomi
Memberikan pilihan yang terbaik untuk klien tanpa harus memaksakan kehendak kita.b. Normadificience
Menghindari segala bahaya yang nantinya akan terjadi kepada klienc. Keadilan
Perawat harus memperlakukan klien dengan tanpa ada melihat pangkat atau jabatan dari pasiend. Kesetiaan
Memegang janji, maksudnya menjaga kerahasiaan pasiene. Kerahasiaan
Selalu memberika informasi kepada klien, namun jika harus dirahasiakan perawat harus bisa menyimpan rahasia tersebut dari klien.
f. Tanggung jawabPerawat melaksanakan tugas sebaik mungkin
g. Tanggung gugatPerawat menerima segala masukan dan kritikan dari pasien
Aspek legal1. Ancaman2. Kekerasan3. Kelalaian4. Malpraktek5. Informconcent
Caring1. Kehadiran2. Sentuhan3. Mendengarkan
Sebagai perawat kita harus mendengarkan segala keluhan pasien dalam hal apapun.4. Memahami klien
Fungsi advokasi1. Membina hubungan saling percaya antara perawat dengan klien . supaya dapat membantu
melancarkan prosedur-prosedur dan tindakan keperawatan.2. Memahami klien sewaktu-waktu untuk menguatkan pasien terhadap penyakitnya.3. Mendorong pasien untuk mengungkapkan rasa takut dan cemasnya menghadapi proses
penyakitnya agar dapat membantu pasien menyadari keadaan dirinya.