Download - Asuhan Keperawatan Jiwa Harga Diri Rendah
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA HARGA DIRI RENDAH
Label: Kumpulan Askep
A. MASALAH UTAMA
Harga diri rendah.
B. PENGERTIAN
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang
berharga dan tidak dapat bertanggungjawab pada kehidupannya
sendiri.
Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang
negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dari
harga diri, merasa gagal mencapai keinginan. (Budi Ana Keliat,
1999). Dapat disimpulkan bahwa perasaan negatif terhadap diri
sendiri yang dapat diekpresikan secara langsung dan tak langsung.
Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan
tentang diri atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara
langsung atau tidak langsung diekspresikan (Cowsisend, 1998).
Scholtz dan Videback (1998 mengemukakan bahwa ganggua harga
diri rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap diri dan
kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak
langsung.
C. PROSES TERJADINYA MASALAH
Konsep diri didefinisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan
kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui tentang diriya
dan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain (Stuart &
Sunden, 1995). Konsep diri tidak terbentuk sejak lahir namun
dipelajari.
RENTANG RESPON KONSEP DIRI
Respon adaptif Respon maladaptif
Aktualisasi Konsep diri Harga diri Kerancuan
Depersonalisasi
Diri positif rendah identitas
Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri
adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri (Keliat,
1999).
Sedangkan harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai
sesuatu yang berharga dan tidak bertanggungjawab atas
kehidupannya sendiri. Jika individu sering gagal maka cenderung
harga diri rendah. Harga diri rendah jika kehilangan kasih sayang
dan penghargaan orang lain. Harga diri diperoleh dari diri sendiri
dan orang lain, aspek utama adalah diterima dan menerima
penghargaan dari orang lain.
Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang
negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan
harga diri, merasa gagal mencapai keinginan, mengkritik diri
sendiri, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan pada
orang lain, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung dan menarik
diri secara sosial.
Faktor yang mempegaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua,
harapan orang tua yang tidak relistis, kegagalan yang berulang kali,
kurang mempunyai tanggungjawab personal, ketergantungan pada
orang lain dan ideal diri yag tidak realistis. Sedangkan stresor
pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal
seperti :
1. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau
menaksika kejadian yang megancam.
2. Ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau posisi yang
diharapkan dimana individu mengalami frustrasi. Ada tiga jeis
transisi peran :
a. Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang
berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap
perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-
norma budaya, nilai-nilai tekanan untuk peyesuaian diri.
b. Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau
berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
c. Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari
keadaan sehat ke keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan
oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran, bentuk,
penampilan dan fungsi tubuh, perubahan fisik, prosedur medis dan
keperawatan.
Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara:
1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba tiba, misal harus
operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubugan
kerja dll. Pada pasien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah
karena privacy yang kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopani (pemasangan
kateter, pemeriksaan pemeriksaan perianal dll.), harapan akan
struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena di
rawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai.
2. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung
lama
D. POHON MASALAH
E. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI
1. Masalah keperawatan:
a. Resiko isolasi sosial: menarik diri.
b. Gangguan konsep diri: harga diri rendah.
c. Berduka disfungsional.
2. Data yang perlu dikaji:
a. Data subyektif:
Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-
apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri sendiri.
b. Data obyektif:
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternatif tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup.
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga
diri rendah.
2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah berhubungan dengan
berduka disfungsional.
G. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
a. Tujuan umum: sesuai masalah (problem).
b. Tujuan khusus:
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
Tindakan:
1.1. Bina hubungan saling percaya
Salam terapeutik
Perkenalan diri
Jelaskan tujuan inteniksi
Ciptakan lingkungan yang tenang
Buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan).
1.2. Beri kesempatan pada klien mengungkapkan perasaannya.
1.3. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien.
1.4. Katakan kepada klien bahwa ia adalah seseorang yang
berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya
sendiri.
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki.
Tindakan:
2.1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
2.2. Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien,
utamakan memberi pujian yang realistis.
2.3. Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
Tindakan:
3.1. Diskusikan bersama klien kemampuan yang masih dapat
digunakan.
3.2. Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah
pulang ke rumah.
4. Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai
kemampuan yang dimiliki.
Tindakan :
4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan
setiap hari sesuai kemampuan.
4.2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
4.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien
lakukan.
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan
Tindakan :
5.1. Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
5.2. Beri pujian atas keberhasilan
5.3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
Tindakan:
6.1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara
merawat klien.
6.2. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.
6.3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
6.4. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.
http://ilmugreen.blogspot.com/2012/06/asuhan-keperawatan-jiwa-harga-diri.html
ASKEP JIWA HARGA DIRI RENDAH (HDR)PRINSIP PENGKAJIAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
MASALAH PSIKOSOSIAL SPIRITUAL : HARGA DIRI Pengertian harga diri rendah
Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak langsung diekspresikan ( Townsend, 1998 ).
Menurut Schult & Videbeck ( 1998 ), gangguan harga diri rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap diiri dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung
Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan. (Budi Ana Keliat, 1999).
Jadi dapat disimpulkan bahwa perasaan negatif terhadap diri sendiri yang dapat diekspresikan secara langsung dan tak langsung.
Tanda dan gejala :
Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit (rambut botak karena terapi)
Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri)
Gangguan hubungan sosial (menarik diri)
Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)
Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya.
( Budi Anna Keliat, 1999)
Penyebab dari harga diri rendahSalah satu penyebab dari harga diri rendah yaitu berduka
disfungsional. Berduka disfungsional merupakan pemanjangan atau tidak sukses dalam menggunakan respon intelektual dan emosional oleh individu dalam melalui proses modifikasi konsep diri berdasarkan persepsi kehilangan.
Tanda dan gejala :
Rasa bersalah
Adanya penolakan
Marah, sedih dan menangis
Perubahan pola makan, tidur, mimpi, konsentrasi dan aktivitas
Mengungkapkan tidak berdaya
Akibat dari harga diri rendahHarga diri rendah dapat beresiko terjadinya isolasi sosial :
menarik diri. Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins,1993).
Tanda dan gejala :
Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul
Menghindar dari orang lain (menyendiri)
Komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien lain/perawat
Tidak ada kontak mata, klien sering menunduk
Berdiam diri di kamar/klien kurang mobilitas
Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan percakapan atau pergi jika diajak bercakap-cakap
Tidak/ jarang melakukan kegiatan sehari-hari.
(Budi Anna Keliat, 1998)
III. a. Pohon masalah
Isolasi sosial : menarik diri
Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
Core Problem
Berduka disfungsional
Masalah dan Data yang Perlu Dikaji
NoMasalah Keperawatan
Data Subyektif Data Obyektif
1 Isolasi sosial : menarik diri
Mengungkapkan tidak berdaya dan tidak ingin hidup lagi
Mengungkapkan enggan berbicara dengan orang lain
Klien malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain
Ekspresi wajah kosong
Tidak ada kontak mata ketika diajak bicara
Suara pelan dan tidak jelas
2 Gangguan konsep diri : harga diri rendah
Mengungkapkan ingin diakui jati dirinya
Mengungkapkan tidak ada lagi yang peduli
Mengungkapkan tidak bisa apa-apa
Mengungkapkan dirinya tidak berguna
Mengkritik diri sendiri
Merusak diri sendiri
Merusak orang lain
Menarik diri dari hubungan sosial
Tampak mudah tersinggung
Tidak mau makan dan tidak tidur
Perasaan malu
Tidak nyaman jika jadi pusat perhatian
3 Berduka Mengungkapkan Ekspresi wajah
disfungsional tidak berdaya dan tidak ingin hidup lagi
Mengungkapkan sedih karena tidak naik kelas
Klien malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain karena diceraikan suaminya
Dan lain – lain…
sedih
Tidak ada kontak mata ketika diajak bicara
Suara pelan dan tidak jelas
Tampak menangis
IV. Diagnosa Keperawatan
Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan berduka disfungsional.
V. Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa 1: Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
Tujuan umum :
Klien tidak terjadi gangguan konsep diri : harga diri rendah/klien akan meningkat harga dirinya.
Tujuan khusus :
Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan)
Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Tindakan :
Klien dapat menilai kemampuan yang dapat Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan memberi pujian yang realistis
Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
Tindakan :
Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah
Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
Tindakan :
4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan
4.2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
4.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan
Tindakan :
5.1. Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
5.2. Beri pujian atas keberhasilan klien
5.3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Tindakan :
Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien.
Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.
Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.
Diagnosa 2: Gangguan konsep diri: harga diri rendah berhubungan dengan berduka disfungsional
http://sixxmee.blogspot.com/2012/10/askep-jiwa-harga-diri-rendah-hdr.html
Askep / Asuhan Keperawatan Jiwa Harga Diri Rendah
Post Description : Askep / Asuhan Keperawatan Jiwa Harga Diri Rendah,
Masalah utama, Pengertian, Proses terjadinya masalah, Rentang respon
konsep diri, Pohon Masalah, Diagnosa Keperawatan, Rencana Tindakan
Keperawatan
Ditulis oleh: Kang Kapuk - Kamis, 22 September 2011
Askep kapukonline.com Up date Askep / Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah - ASKEP JIWA, setelah sebelumnya posting tentang Askep Jiwa Halusinasi Dengar
A. MASALAH UTAMA
Harga diri rendah
B. PENGERTIAN
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak dapat bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri.
C. PROSES TERJADINYA MASALAH
Konsep diri di definisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui tentang diriya dan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain (Stuart & Sunden, 1995). Konsep diri tidak terbentuk sejak lahir namun dipelajari.
RENTANG RESPON KONSEP DIRI
Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri (Keliat, 1999).
Sedangkan harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak bertanggungjawab atas kehidupannya sendiri. Jika individu sering gagal maka cenderung harga diri rendah.
Harga diri rendah jika kehilangan kasih sayang dan penghargaan orang lain. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain, aspek utama adalah diterima dan menerima penghargaan dari orang lain.
Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung dan menarik diri secara sosial.
Faktor yang mempegaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak relistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggungjawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yag tidak realistis. Sedangkan stresor pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal seperti :
1. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian yang mengancam.
2. Ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana individu mengalami frustrasi. Ada tiga jeis transisi peran :
a. Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai tekanan untuk peyesuaian diri.
b. Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
c. Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat ke keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan fungsi tubuh, perubahan fisik, prosedur medis dan keperawatan.
Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara :
1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misal harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubugan kerja dll. Pada pasien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena privacy yang kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pemasangan kateter, pemeriksaan pemeriksaan perianal dll.), harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena di rawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai.
2. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama
D. POHON MASALAH
Resiko isolasi sosial: menarik diri
↓Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
Core problem
↓Berduka disfungsional
E. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI
1. Masalah keperawatan :
a. Resiko isolasi sosial : menarik diri.
b. Gangguan konsep diri : harga diri rendah.c. Berduka disfungsional.2. Data yang perlu dikaji :
a. Data subyektif : Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
b. Data obyektif: Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup.
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah berhubungan dengan berduka
disfungsional.
G. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
I. Tujuan umum: sesuai masalah (problem).II. Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
Tindakan :
a. Bina hubungan saling percaya
Salam terapeutik
Perkenalan diri Jelaskan tujuan inteniksi Ciptakan lingkungan yang tenang Buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan).
b. Beri kesempatan pada klien mengungkapkan perasaannya.c. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien.d. Katakan kepada klien bahwa ia adalah seseorang yang berharga dan
bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri.2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
Tindakan :
a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.b. Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan
memberi pujian yang realistis.c. Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
Tindakan :
a. Diskusikan bersama klien kemampuan yang masih dapat digunakan.b. Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke
rumah.4. Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai kemampuan yang
dimiliki.
Tindakan :
a. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan.
b. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.c. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan
Tindakan :
a. Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
b. Beri pujian atas keberhasilanc. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
Tindakan :
a. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien.b. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.c. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.d. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.
http://www.kapukonline.com/2011/09/askepasuhankeperawatanjiwahargadirirend.html
A. DEFINISIHarga diri rendah adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Pencapaian ideal diri atau cita – cita atau harapan langsung menghasilkan perasaan bahagia. (Budi Ana Keliat, 1998).
B. Rentang HDRRentang harga diri rendah :
1. Aktualisasi diriPengungkapan pertanyaan atau kepuasan dari konsep diri positif.
2. Konsep diri positifDapat menerima kondisi dirinya sesuai dengan yang diharapkannya dan sesuai dengan kenyataan.
3. Harga diri rendahPerasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri merasa gagal mencapai keinginan.
4. Kerancunan identitasKetidakmampuan individu mengidentifikasi aspek psikologi pada masa dewasa, sifat kepribadian yang bertentangan perasaan hampa dan lain-lain.
5. DipersonalisasiMerasa asing terhadap diri sendiri, kehilangan identitas misalnya malu dan sedih karena orang lain.
Kepribadian yang sehat mempunyai konsep diri sebagai berikut :a) Konsep diri posistifb) Gambaran diri yang tepat dan positifc) Ideal diri yang realistisd) Harga diri yang tinggie) Penampilan diri yang memuaskanf) Identitas yang jelas
C. FAKTOR PENYEBABTeori penyebab
1. SituasionalYang terjadi trauma secara tiba – tiba misalnya pasca operasi, kecelakaan cerai, putus sekolah, Phk, perasaan malu karena terjadi (korban perkosaan, dipenjara, dituduh KKN).HDR pada pasien yang dirawat disebabkan oleh :Privacy yang kurang diperhatikan, misal pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak spontan (mencukur pubis pemasangan kateter).Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tecapai karena dirawat atau sakit atau penyakitnya.Kelakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misal berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan berbagai tindakan tanpa pemeriksaan.
2. KronikPerasaan negatif terhadap diri sudah berlangsung lama yaitu sebelum sakit atau dirawat. Klien ini mempunyai cara berpikir yang negatif, kejadian sakit yang dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya.Menurut Ericson, masa balita adalah kemandirian yang ragu dan malu anak belajar mengendalikan diri dan kepercayaan diri, sebabnya bila banyak dikendalikan dari luar maka akan timbul bibit keraguan dan rasa malu yang berlebihan.
D. Faktor PredisposisiFaktor yang mempengaruhi HDR adalah penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistic. Tergantung pada orang tua dan ideal diri yang tidak realistic. Misalnya ; orang tua tidak percaya pada anak, tekanan dari teman, dan kultur sosial yang berubah
E. Faktor Presipitasi1. Ketegangan peran
Stress yang berhubungan dengan frustasi yang dialami dalam peran atau posisi2. Konflik peran
Ketidaksesuaian peran dengan apa yang diinginkan3. Peran yang tidak jelas
Kurangnya pengetahuan individu tentang peran4. Peran yang berlebihan
Menampilkan seperangkat peran yang konpleks5. Perkembangn transisi
Perubahan norma dengan nilai yang taksesuai dengan diri6. Situasi transisi peran
Bertambah/ berkurangnya orang penting dalam kehidupan individu7. Transisi peran sehat-sakit
Kehilangan bagian tubuh, prubahan ukuran, fungsi, penampilan, prosedur pengobatan dan perawatan.
F. Tanda dan Gejala Perasaan malu pada diri sendiri akibat penyakit dan akibat terhadap tindakan
penyakit. Misalnya malu dan sedih karena rambut menjadi rontok (botak) karena pengobatan akibat penyakit kronis seperti kanker.
Rasa bersalah terhadap diri sendiri misalnya ini terjadi jika saya tidak ke RS menyalahkan dan mengejek diri sendiri.
Merendahkan martabat misalnya, saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya memang bodoh dan tidak tahu apa – apa.
Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri, klien tak mau bertemu orang lain, lebih suka menyendiri.
Percaya diri kurang, klien sukar mengambil keputusan yang suram mungkin memilih alternatif tindakan.
Mencederai diri dan akibat HDR disertai dengan harapan yang suram mungin klien ingin mengakhiri kehidupan.
Menurut Struart & Sundden (1998) perilaku klien HDR ditunjukkan tanda – tanda sebagai berikut :
Produktivitas menurun. Mengukur diri sendiri dan orang lain. Destructif pada orang lain. Gangguan dalam berhubungan. Perasaan tidak mampu. Rasa bersalah. Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan. Perasaan negatif terhadap tubuhnya sendiri. Ketegangan peran yang dihadapi atau dirasakan. Pandangan hidup yang pesimis. Keluhan fisik. Pandangan hidup yang bertentangan. Penolakan terhadap kemampuan personal. Destruktif terhadap diri sendiri. Menolak diri secara sosial. Penyalahgunaan obat. Menarik diri dan realitas. Khawatir.
Akibat harga diri rendah berkepanjangan (kronis).Klien akan mengisolasi diri dari lingkungan dan akan menghindar dengan orang lain.HDR kronis berlangsung lama tanpa adanya intervensi yang terapeutik dapat menyebabkan terjadinya kekacauan identitas dan akhirnya terjadi di personalisasi.Kekacauan identitas adalah kegagalan individu mengintegrogasikan aspek – aspek.Identitas masa kanak – kanak ke dalam kematangan aspek psikologi – psikososial kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.Depersonalisasi adalah perasaan tidak realita dan asing terhadap diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan, serta tidak dapat meredakan dirinya dengan orang lain.
G. Mekanisme koping individutidak efektif.
H. Masalah Keperawatan1. Gangguan konsep diri : HDR
DS :- Adanya ungkapan yang menegatifkan diri.- Mengeluh tidak mampu dilakukan peran dan fungsi sebagaimana mestinya.- Ungkapan mengkritik diri sendiri, mengejek dan menyalahgunakan diri sendiri.DO :
- Kontak mata kurang, sering menunduk.- Mudah marah dan tersinggung.- Menarik diri.- Menghindar dari orang lain.
2. Perubahan penampilan peranDS :- Ungkapan peranannya saat ini yang tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.DO :- Adanya keluhan fisik.- Perubahan dalam tanggung jawab.
3. Kerusakan interaksi sosial sama dengan menarik diri.DS :- Ungkapan yang terbatas pada ya atau tidak tahu.DO :- Tidak adanya kontak mata, selalu menundukkan kepala.- Berdiam diri di kamar, afek tumpul, menyendiri.- Menolak diajak berbincang – bincang.- Posisi tidur janin.
4. KeputusasaanDS :- Mengungkapkan ketidakmampuan mengontrol dan mempengaruhi pikiran.- Enggan mengekspresikan perasaan yang sebelumnya.- Mengungkapkan keputusan.- Mengatakan kata – kata pesimis.- Menyatakan secara tidak ada cara untuk memproleh hubungan dengan orang lain.DO :- Respon terhadap stimulasi terlambat / melambat.- Kurang berenergi.- Pasif tampak apatis.- Lebih banyak tidur menarik diri.- Marah.
5. Kerusakan komunikasiDS :- Sukar dimengerti, bila klien tidak mau berkomunikasi.- Mengungkapkan hal – hal yang tidak sesuai dengan non verbalnya.DO :
- Menolak berkomunikasi- Berbicara dengan nada yang tidak jelas.- Tampak mimik wajah tidak sesuai dengan verbal
6. Resiko tinggi intoleran aktivitasDS :- Klien mengungkapkan menolak aktivitasDO :- Pasif- Tampak menyendiri / menghindar dari kegiatan yang ada orang lain.- Tidak peduli dengan aktifitas hidup sehari – hari.
7. Resiko tinggi perubahan persepsi sensori : halusinasiDS :- Klien mengatakan mendengar suara, melihat sesuatu, mengucap rasa, sesuatu, mencium bau yang nyata.DO :- Klien berbicara, senyum – senyum, tertawa sendiri.- Bersikap curiga dengan orang lain atau sekitar dan bermusuhan.- Berbicara kacau, kadang – kadang tidak masuk akal.- Tidak dapat membedakan hal – hal yang nyata dan tidak nyata.
8. Defisit perawatan diriDS :- Klien mengatakan malas untuk beraktifitas mandi, makan ganti pakaian dll.DO :- Pakaian kotor, penampilan tidak rapi.- Rambut kusut, kotor, bau tidak sedap.- Personal hygiene yang kurang.- Makan tak mau / menolak.- BAB / BAK tidak terkontrol.
9. Resiko perilaku pada diri sendiri, orang lain / lingkunganDS :- Mengatakan mendengar suara yang negatif tentang orang lain, ancaman, ejekan.DO :- Mudah tersinggung, jengkel, marah.- Ekspresi wajah tegang.- Memukul atau menyakiti orang lain.
- Merusak lingkungan sekitar.
Diagnosa KeperawatanPerubahan penampilan peran berhubungan dengan HDR.HDR berhubungan dengan mekanisme koping individu tidak efektif.HDR berhubungan dengan gangguan citra tubuh.HDR berhubungan dengan ideal diri tidak realistis.Kerusakan interaksi sosial : menarik diri berhubungan dengan HDR.Keputusan berhubungan dengan hdr.Kerusakan komunikasi berhubungan dengan HDR.Resiko tinggi isolasi sosial berhubugan dengan HDR.Intoleran aktivitas berhubungan dengan menarik diri.Defisit perawatan diri berhubungan dengan intoleran aktifitas.Resiko tinggi perubahan persepsi sensori halusinasi berhubungan dengan menarik diri.Resiko tinggi perilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi.Resiko tinggi mencederai diri sendiri orang lain akan lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan.
I. Rencana KeperawatanDiagnosa : Harga Diri Rendah (HDR).Tujuan umum :Klien dapat melanjutkan peran berhubungan dengan tanggung jawab.Tujuan khusus :
Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dapat digunakan. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan. Klien dapat menerapkan (merencanakan) kegiatan sesuai kemampuan yang
dimiliki. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya. Klien dapat meciptakan sistem pendukung yang ada.
Intervensi : Bina hubungan saling percaya dengan cara selain terapoutik. Bicara dengan jujur, singkat, jelas, mudah di mengerti. Dengarkan pernyataan klien yang empati tentang halusinasi tanpa menentang atau
menyetujui. Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya tentang penyakit yang
diderita.Sediakan waktu untuk mendengarkan.
Katakan pada klien bahwa klien adalah orang yang berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri.
Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien dapat dimuat dan bagian tubuh mana yang masih berfungsi dengan baik. Kemampuan yang dimiliki oleh klien, aspek positif yang dialami oleh klien. Jika klien tidak mampu mengungkapkan maka dimulai dengan perawat memberikan rein forcement terhadap aspek positif klien.Setiap bertemu klien tindakan memberi penilaian negatif, utamakan memberi pujian yang realistic.
Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit. Misalnya penampilan klien dalam “self care” latihan fisik dan ambulasi serta aspek – aspek.
Diskusikan dalam kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya setelah pulang sesuai dengan kondisi sakit pasien.
Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari, sesuai dengan kemampuan kegiatan mandiri, kegiatan dengan bantuan sebagai bantuan total.
Tingkatkan kegiatan yang sesuai dengan kondisi klien. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang lebih dilakukan klien. Berikan kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan. Beri pujian atas kebersihan klien. Diskusikan kemungkinan penatalaksanaan rumah. Berikan pendidikan kesehatan pada klien tentang cara merawat klien dengan HDR. Bantu dengan keluarga memberi dukungan selama klien dirawat. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan dirumah.
Rasional : Membina hubungan perawat – klien setiap akan melakukan tindakan
merupakan langkah awal yang penting sehingga klien mempercayai perawat sehingga berinteraksidengan perawat. Sikap jujur bersahabat akan menimbulkan kepercayaan kepada klien sehingga memudahkan untuk berkomunikasi.
Mengetahui persepsi klien terhadap kondisinya. Klien merasa dihargai karena ada orang yang mau mendengarkannya bicara. Dengan memberikan rewards, maka harga diri klien akan meningkat sehingga
timbul perasaan berharga dan meningkatkan percaya diri. Menggali kemampuan positif klien kemudian ditonjolkan sehingga klien merasa
hidupnya berarti. Dengan memberikan reinforemen klien akan menyadari bahwa dirinya mempunyai kelebihan seperti orang lain.
Penilaian negatif akan menambah klien merasa rendah diri / HDR dengan menunjukkan kemampuan klien / membuat klien beraktifitas akan menambah perasaan berguna bagi klien sehingga akan meningkatkan harga diri.
Dapat di ketahui kegiatan – kegiatan yang bisa dilakukan sendiri dan mulai dilatih aktivitas yang dibantu sehingga klien dapat melakukannya secara mandiri, memberikan contoh kegiatan yang di dapat dilakukan klien kelak takut melakukan aktivitas tersebut.
Membuat kesempatan pada klien untuk menunjukkan kemampuan dan memberikan pujiannya akan meningkatkan harga diri klien.
Pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan dan wawancara keluarga tentang cara merawat klien, keluarga merupakan faktor penting dalam penanggulangan masalah, keluarga juga merupakan lingkungan pertama sebelum ke masyarakat.Hasil yang diharapkan :
Klien mengungkapkan perasaannya terhadap penyakit yang diderita. Klien menyebutkan aspek positif dan kemampuan dirinya (fisik , internal, sistem pendukung). Klien berperan serta dalam perawatan di derita. Percaya diri klien meningkat dengan menerapkan keinginan atau tujuan yang
realistis.
J. Strategi pelaksanaan Masalah : Harga Diri Rendah
1. Pertemuan : Ke - 1 (pertama)Proses Keperawatan
a) Kondisi KlienMengkritik diri sendiri, merasa tidak mampu, malu bertemu orang lain, melamun.
b) Diagnosa KeperawatanHarga Diri Rendah (HDR).
c) Tujuan KhususKlien dapat membina hubungan saling percaya.Klien dapat mengidentifikasikan kemampuan & aspek positif yang dimiliki.
d) Tindakan Keperawatan1) Bina hubungan saling percaya.2) Diskusikan kemampuan & aspek positif yang dimiliki klien.3) Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi nilai negatif.4) Utamakan memberi nilai yang realitas.
e) Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan KeperawatanOrientasiSalam terapeutik.- Selamat pagi mas ? 4 minggu.- Perkenalkan nama saya Arga dari Poltekkes Palangka Raya, saya dinas disini - Nama mas siapa ? mas suka dipanggil siapa ?Evaluasi / validasi- Bagaimana perasaan mas kali ini ?- Apa yang menyebabkan mas masuk / dirawat di RSJ Magelang ini !Kontrak- Topik : Bagimana kalau kita bincang – bincang sebentar tentang hal – hal positif
yang bisa mas lakukan sehari – hari ?- Waktu : jam berapa kita akan berbincang – bincang ?gimana kalu waktunya 10 menit saja ?- Tempat : mas mau bincang – bincang dimana ?KerjaApa yang menyebabkan mas dari tadi kelihatan melamun dan terus menyendiri, memandang ke bawah terus ?Kegiatan apa yang masa lakukan sehari – hari ?Bagus ternyata mas mempunyai suatu keahlian yang tidak semua orang bisa ?TerminasiEvaluasi subjektifBagaimana perasaan mas setelah kita bincang – bincang saat ini ?Evaluasi obyektifCoba mas sebutkan kembali yang menyebabkan mas selalu merendahkan diri & tidak mau bicara ?Rencana tindak lanjutBaiklah, sekarang mas coba ingat kembali hal lain yang dapat menyebabkan mas tidak mau bicara dengan orang lain, kok mas selalu merendah & sebutkan kegiatan positif yang mas miliki.KontrakTopik : mas ingin tahu tidak, bagaimana cara menilai kemampuan yang mas miliki yang dapat digunakan untuk kegiatan selanjutnya. Bagaimana kalu nanti kita bicara ?Tempat : mas nanti minta kita bincang – bincang dimana ?Bagaimana kalau kita di ruang makan mas ?Waktu : jam berapa kita akan berbincang – bincang ? Bagaimana kalau jam 13.00 setelah makan siang aja mas?
Strategi pelaksanaan (SP 2)2. Pertemuan : Ke – 2 (Kedua)
Proses Keperawatana) Kondisi klien
Pasien murung, sering tiduran di kamar, jarang bicara sama orang lain.b) Diagnosa keperawatan
Harga Diri Rendah (HDR)c) Tujuan khusus
Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.d) Tindakan keperawatan1) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.2) Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi penilaian negatif.3) Utamakan memberi pujian yang realistis.
e) Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
OrientasiSalam terapeutikSelamat pagi mas ? mas masih ingat dengan saya ?Evaluasi / validasiBagaimana perasaan mas hari iniMas masih ingat dengan apa yang kita bicarakan kemasin ?KontrakKita kemarin sudah kontrak, bahwa hari ini kita akan berbincang – bincang tentang bagaimana mas dapat menilai kemampuan yang mas miliki ?Mas ingin kita bincang – bincang berapa lama ?Mau dimana mas tempatnya ? Oh ya kemarin kita sudah sepakat kita bincang – bincang di ruang makan selama 10 menit ya mas ? mas mau kan ?KerjaSelama mas disini kegiatan apa saja yang mas lakukan.Sebelum mas disini, mas pernah punya ketrampilan ? bisa mas sebutkan ketrampilan yang pernah mas miliki tersebut ?Mas pernah mendapatkan penghargaan tentang ketrampilan yang mas miliki ini ?Mas bisa memanfaatkannya kembali ?TerminasiEvaluasi subyektifBagaimana perasaan mas saat ini setelah kita bincang – bincang banyak tentang kegiatan yang mas miliki tadi ?Evaluasi obyektifCoba mas sebutkan lagi kegiatan apa saja tadi yang mas miliki ?Rencana tindak lanjutMas masih ingat dengan topik yang kita bicarakan tadi ? untuk pertemuan selanjutnya kita akan membicarakan tentang bagaimana merencanakan kagiatan sesuai dengan kemampuan yang mas miliki, mas mau kan ?KontrakUntuk pertemuan besok kita akan berbincang – bincang tentang merencanakan kegiatan – kegiatan yang sesuai dengan kemampuan yang mas miliki, mas mau kita berbincang – bincang dimana ? Gimana kalau waktunya pagi jam 09.00 aja masnya setuju kan ?
Strategi pelaksanaan (SP 2)3. Pertemuan : Ke – 3 (Ketiga)
Proses Keperawatana) Kondisi klien
Klien sudah mau berkumpul sama teman – temannya.b) Diagnosa keperawatan
Isolasi sosial : MD berhubungan dengan HDR
c) Tujuan khususPasien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
d) Tindakan keperawatan1) Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan.2) Kegiatan mandiri.3) Kegiatan dengan bantuan sebagian.4) Kegiatan yang membutuhkan bantuan total.5) Tingkatkan kegiatan yang sesuai dengan toleransi kondisi klien.6) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.e) Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
OrientasiSalam terapeutikSelamat pagi mas, mas masih ingat nama saya mas ?Evaluasi / validasiBagaimana mas apa masih ingat tentang pembicaraan kita kemarin mas?KontrakTopik : seperti janji kita kemarin, kita akan membicarakan & membahas tentang rencana yang akan kita lakukan mas ?Waktu : jam berapa mas, kita akan berbincang – bincang lagi mas ? berapa lama mas ?Tempat : mau di tempat ini atu mau bincang – bincang dimana mas?KerjaPada pertemuan pertama mas menyatakan bisa memotong rambut, lalu kemampuan tersebut dapat mas lakukan disini maupun setelah mas pulang dari sini, mas bisa mengekspresikan perasaan mas dengan momotong rambut temannya. Dengan memotong rambut perasaan mas agak terhibur. Dan nanti kalau mas sudah pulang mas bisa membuka salon dan mas bisa mempunyai penghasilan sendiri dari hasil memotong rambut.TerminasiEvaluasi subyektifBagaimana perasaan mas setelah kita bincang – bincang selama ini ?Evaluasi obyektifCoba mas sebutkan kemampuan apa yang bisa dilakukan mas ?Rencana tindak lanjutBagaimana perasaan mas setelah kita membicarakan topik ini sekarang bandingkan perasaan mas sebelum dan sesudah berbincang – bincang.Kontrak yang akan datangTopik : untuk pertemuan selanjutnya kita membicarakan tentang kegiatan yang dapat dilakukan selama mas sakit, mas setuju tidak ?Waktu : jam berapa mas kita nanti bisa berbincang – bincang lagi ? mau berapa
lama ?Tempat : dimana mas kita nanti mau berbincang – bincang ? mas mau ditempat mana ?
Strategi pelaksanaan (SP 2)
4. Pertemuan : Ke – 4 (Keempat)Proses Keperawatan
a) Kondisi klienTampak tenang, sudah mengobrol sama temannya, walau kadang masih suka menyendiri.
b) Diagnosa keperawatanHarga Diri Rendah (HDR)
c) Tujuan khususKlien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.
d) Tindakan keperawatan1) Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.2) Beri pujian atas keberhasilan klien.3) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.e) Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
OrientasiSalam terapeutikSelamat pagi mas ? mas masih ingat dengan nama saya ?Evaluasi / validasiBagaimana perasaan mas saat ini, apakah lebih baik dari hari kemarin.KontrakTopik : bagaimana kalau kita kali ini membicarakan tentang kegiatan yang sesuai dengan kondisi & kemampuan mas yang dapat dilakukan saat ini ?Tempat : mas mau dimana, apakah mau ditempat ini lagi?Waktu : jam berapa mas bisa bincang – bincang lagi ? mas mau berapa lama ?KerjaCoba sekarang mas melakukan kegiatan yang telah kita bicarakan kemarin. Bagus kali ini mas dapat melaksanakannya kalau mas bisa berhasil. Mas bisa melaksanakannya dirumah, bagaimana mas setuju ?TerminasiEvaluasi subyektifCoba mas ungkapkan perasaan mas saat ini bagaimana setelah kita bincang – bincang ?Evaluasi obyektifCoba mas sebutkan lagi kegiatan – kegiatan apa yang telah kita rencanakan tadi ?Rencana tindak lanjutBagaimana perasaan mas setelah kita bincang – bincang kali ini coba nanti mas ingat
– ingat lagi, tentang apa yang telah kita bicarakan tadi .KontrakTopik : mas mau tahu tidak, bagaimana cara memanfaatkan sistem pendukung yang ada, kalau mau nanti kita bisa bincang – bincang.Waktu : jam berapa mas mau bincang – bincang dengan saya ? mau berapa lama ?Tempat : mas mau mau ditempat ini atau ruang tamu saja ?
Strategi pelaksanaan
5. Pertemuan : Ke – 5 (Kelima)Proses Keperawatan
a) Kondisi klienKlien sudah bersosialisasi dengan teman yang lain, tampak ceria, jika ketemu orang klien memberi senyum.
b) Diagnosa keperawatanHDR
c) Tujuan khususKlien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
d) Tindakan keperawatan1) Beri tahu pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah.2) Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat.3) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.e) Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
OrientasiSalam terapeutikSelamat pagi mas ? masih ingat dengan saya mas ?Evaluasi / validasiBagaimana perasaan mas pagi ini ?Apakah saran – saran yang saya berikan sudah mas kerjakan ?KontrakTopik : seperti janji kita kemarin, kita akan berbincang – bincang tentang sistem pendukung yang ada dalam keluarga mas ?Waktu : jam berapa mas kita akan bincang – bincang ?Tempat : mas mau bincang – bincang dimana ?KerjaCoba ceritakan pada saya tentang saran – saran saya yang sudah mas lakukan.Apakah keluarga mas sering menjenguk mas disini ?Apa yang sering dibicarakan mas dengan keluarga mas ?Terminasi
Evaluasi subyektifSetelah berbincang – bincang beberapa pertemuan, bagaimana perasaan mas pagi ini ?Evaluasi obyektifCoba ceritakan pada saya bagaimana dengan saran yang mas lakukan ?Rencana tindak lanjutCoba mas ceritakan perasaan mas setelah sering dijenguk keluarga.Kontrak yang akan datangTopik : Bagus, mas sudah bisa melaksanakan saran saya sekarang sudah dapat berkumpul dengan keluarga, mas sudah bagus dan berhasil.
Asuhan Keperawatan Jiwa HDR (Harga Diri Rendah)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perubahan-perubahan sosial yang serba cepat (rapid social cange) sebagai konsekuensi modernisasi.
Industrialisasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mempengaruhi nilai-nilai moral etika dan gaya hidup
(value sistem and way of laife). Tidak semua orang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
tersebut diatas yang pada gilirannya yang bersangkutan dapat jatuh sakit, atau mengalami gangguan penyesuaian
diri (adjustment disorder).
Perubahan-perubahan tat nilai kehidupan yang seringkali juga disebut perubahan-perubahan psikososial antara lain
dapat dilihat dari hal-hal yang berikut ini, yaitu :
1. Pola hidup mayarakat dari yang semula sosial religius cenderung kearah pola kehidupan masyarakat individual,
materialistis dan sekuler.
2. Pola hidup sederhana dan produktif cenderung kearah pola hidup mewah dan konsumtif.
3. Struktur keluarga yang semula keluarga besar (extended family) cenderung kearah keluarga inti (nuclear family),
bahkan sampai pada keluarga tunggal (single parent family).
4. Ambisi karier dan materi yang sebelumnya menganut azas-azas hukum dan moral serta etika, cenderung berpola
tujuan menghalalkan segala cara ; misalnya dengan melakukan KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme).
Dari jaman purbakala sebenarnya sudah terdapat tanda-tanda yang menunjukan bahwa manusia telah mengenal
tentang gejala-gejala gangguan jiwa. Sejak saat pembuahan, seorang manusia merupakan satu kesatuan badan
dan jiwa yang tidak dapat dipisahkan. Bila terganggu maka akan bereaksi adalah manusia secara keseluruhan,
bukan hanya badannya atau jiwanya saja. Jadi dapat di katakan bahwa badan dan jiwa bukanlah kesatuan yang
berdiri sendiri-sendiri, melainkan merupakan aspek-aspek manusia yang digambarkan untuk memudahkan
komunikasi.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untukmemnuhi salah satu tugas mata kuliah jiwa 1 dan untuk
mengidentifikasi gejala-gejala dari gangguan jiwa pada pasien harga diri rendah dan untuk mengintervensi proses
keperawatan yang seharusnya dilakukan pada klien gangguan jiwa.
1.3 Metoda Penulisan
Metoda penulisan dari makalah ini yaitu dengan mengambil literatur kepustakaan yang ada kaitannya dengan klien
gangguan jiwa khususnya harga diri rendah (HDR).
1.4 Sistematika penulisanBab I Pendahuluan yang terdiri dari:
Latar belakang ,Tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulis an.
Bab II Tinjauan teoritis yang meliputi :
2.1 Definisi, Gangguan Harga Diri Rendah, Karakteristik Prilaku, Masalah Kepeawatan Yang Mungkin Timbul,
Tujuan Keperawatan.
2.2 Sebab-Sebab Gangguan Jiwa
Bab III Study Kasus
Daftar Pustaka
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Harga Diri Rendah (HDR)
a. Definisi
Keperawatan adalah proses interpersonal yang berupaya untuk meningkatkan dan mempertahankan
prilaku yang mengkontribusi pada fungsi yang terintegrasi. Pasien atau sistem klien dapat berupa individu, keluarga,
kelompok, organisasi atau komunitas. ANA (American Nurses Association) mendefinisikan keperawatan mental dan
psikiatrik sebagai : “Suatu bidang spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan teori prilaku manusia sebagai
ilmunya dan penggunaan diri sendiri secara terapeutik sebagai kiatnya”.
Gangguan harga diri sendiri sebagi evaluasi diri dan perasaan-prasaan tentang diri atau kemampuan
diri negatif, yang dapat di eksperikan secara langsung maupun tidak langsung.
Klien gangguan jiwa kronis mempunyai harga diri yang rendah khususnya dalam hal identitas dan
prilaku. Klien menganggap dirinya tidak mampu untuk mengatasi kekurangnnya, tidak ingin melakukan sesuatu
untuk menghindari kegagalan (takut gagal) dan tidak berani mencapai sukses.
Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh prilaku
sesuai dengan ideal diri. Pencapaian ideal diri/cita-cita/harapan langsung menghasilkan perasaan berharga.
Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri, hilang kepercayaan diri,
merasa gagl mencapai keinginan.
b. Gangguan Harga Diri Rendah
Gangguan harga diri yang disebut dengan harga diri rendah dapat terjadi secara :
1) Situasional, yaitu terjadinya trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah,
putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu terjadi(korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara dan lain-
lain).
Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena :
o Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak
sopan (pencukuran pubis, pemasangan kateter, pemeriksaan perineal).
o Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat/sakit/penyakit.
o Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya : berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan,
berbagai tindakan tanpa persetujuan.
2) Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum sakit/dirawat. Klien ini
mempunyai cara berpikir yang negatif. Kejadian sakit daan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap
dirinya.
c. Karakteristik Prilaku
1. Perasaan negatif terhadap diri sendiri
2. Menyatakan diri tidak berharga, tidak berguna dan tidak mampu
3. Mengatakan hal-hal negatif terhadap keadaan
4. Mengeluh tidak mampu melakukan peran dan fungsi sebagaimana mestinya
5. Menarik diri dari kehidupan sosial
6. Kritik terhadap diri sendiri dan/atau orang lain
7. Pembicaraan kacau
8. Mempersepsikan adanya ketegangan peran
9. Mudah tersinggung/mudah marah
10. Produktifitas menurun
11. Pandangan hidup yang ekstrim
12. Penolakan terhadap diri sendiri
13. Menarik diri dari relitas
14. Mengatakan pesimis dalam menghadapi kehidupan
15. Merasa diri tidak adekuat
16. Keluhan fisik
17. Penyalahgunaan zat
d. Masalah Keperawatan Yang Mungkin Timbul
1. Isolasi sosial
2. Distress spiritual
3. Perubahan proses berfikir ; curiga
4. Perubahan interaksi sosial : menarik diri
5. Potensial amuk
6. Perubahan pola seksualitas ; menurunnya gairah seksual
7. Gangguan harga diri ; harga diri rendah situasional/atau kronik
8. Keputusaan
9. Isolasi sosial ; menarik diri
10. Risiko prilaku kekerasan
e. Tujuan Keperawatan
1. Pasien mampu melakukan interaksi dengan lingkungannya
2. Pasien tidak mengalami ditress
3. Pasien tidak memperlihatkan perasaan curiga terhadap lingkungannya
4. Pasien mampu melakukan hubungan interpersonal yang baik
5. Pasien mampu mengontrol prilaku marah
6. Pasien mampu mengembalikan gairah seksualnya
7. Pasien tidak lagi putus ada
8. Pasien tidak melakukan prilakukekrasan
2.2 Sebab-Sebab Gangguan Jiwa
Tidak seperti pada penyakit jasmaniah, sebab-sebab gangguan jiwa adalah komplek. Pada seseorang
dapat terjadi penyebab satu atau bebrapa faktor dan bisanya berdiri sendiri.
Mengetahui sebab-sebab gangguan jiwa penting untuk mencegah dan mengobatinya, umumnya sebab-
sebab gangguan jiwa dibedakan atas :
1. Sebab-sebab jasmaniah (Biologis)
a. Keturunan
b. Konstitusi
- Jasmaniah
- Temperamen
- Penyakit dan cedera tubuh
2. Sebab-sebab kejiwaan/psikologis
Bermacam pengalaman, frustasi, kegagalan dan keberhasilan yang dialami akan mewarnai sikap,
kebiasaan dan sifat-sifatnya di kemudian hari.
3. Sebab-sebab budaya/kultural
Kebudayaan secara tehnis adalah ide atau tingkah laku yang dapat di lihat maupun tidak dapat terlihat.
Faktor budaya menentukan “warna” gejala-gejala, disamping mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
kepribadian seseorang misalnya melalui aturan-aturan, kebiasaan yang berlaku dalam kebudayaan itu.
Bebrapa faktor-faktor lebudayaan tersebut :
a. Cara-cara membesarkan anak
Cara-cara membesarkan anak yang kaku dan otoriter, hubungan orang tuaanak menjadi kaku dan tidak
hangat. Anak-anak setelah dewasa mungkin bersifat sangat agresif atau pendiam dan tidak suka bergaul atau justru
menjadi penurut yang berlebihan.
b. Sistem Nilai
Perbedaan sistem nilai moral dan etika antara kebudayaan satu dengan yang lain : antara masa lalu dengan
sekarang sering menimbuklan masalah-masalah kejiwaan.
c. Kepincangan antara keinginan dengan kenyataan yang ada
Iklan-iklan di radio, televisi, surat kabar, film dan lain-lain menimbulkan nayangan-bayangan yang
menyilaukan tentang kehidupan modern yang mungkin jauh dari kenyataan hidup sehari-hari.
d. Ketegangan akibat faktor ekonomi dan kemajuan teknologi
Dalam masyarakat modern kebutuhan makin meningkat dan persaingan makin meningkat dan makin ketat
untuk meningkatkan ekonomi.
e. Perpindahan-perpindahan kesatuan keluarga
Khusus untuk anak-anak yang sedang berkembang, kepribadiannya,perubahan-perubahan lingkungan,
(kebudayaan dan pergaulan), hal ini cukup mengganggu.
f. Masalah golongan minoritas
Tekanan-tekanan perasaan yang dialami golongan ini dari lingkungan dapat mengakibatkan rasa
pemberontakan yang selanjutnya akan tampil dalam bentuk sikap acuh atau melakukan tindakan-tindakan yang
akan merugikan orang banyak.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.A
DENGAN GANGGUAN KEPRIBADIAN : SKIZOID
DI RUANG MERPATI RSJ CISARUA-CIMAHI
I. Pengkajian
A. Identitas Klien
Nama : Tn. A
Jenis Kelamin : Laki-lakii
Umur : 17 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Pelajar
Status : Belum nikah
Alamat : Desa Rancabango blok D.13
Tanggal Masuk : 05 Mei 2009
Tanggal Pengkajian : 10 Juni 2009
No.RM : 010203
Diagnosa Medis : Skizoid
B. Identitas Penggung Jawab
Nama : Tn. B
Umur : 52 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Desa Rancabango blok D.13
Hubungan dgn klien : Ayah kandung
II. Alasan Masuk
Menurut penuturan klien. Klien mengatakan bahwa klien dibawa ke RSJ Cimahi ± 3minggu yang lalu oleh
keluarganya dengan keluhan klien suka berdiam diri, sering melamun dan klien suka berbicara sendiri. Setelah
dibawa ke RSJ oleh dokter klien dinyatakan harus dirawat. Pada saat 19 April 2005 klien tampak suka menyediri
dari orang lain. Klien tampak kurang bergairah dan tidak terlihat ekspresi, marah atau bahagia. Kontak mata kurang,
klien tampak mempertahankan jarak.
Masalah keperawatan : Skizoid.
III. Faktor Prediposisi
Sebelumnya klien tidak pernah mengalami gangguan jiwa
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
Menurut penuturan klien sejak usia 7 tahun klien sering mengalami penganiayaan fisik dan psikologis dari
orang tuanya. Persitiwa tersebut terjadi sejak klien mulai masuk SD kelas 3. Prestasi klien di sekolah yang selalu
menurun dan sering dimarahi oleh gurunya karena nakal,hingga klien harus tinggal kelas
Masalah keperawatan : Penganiayaan fisik dan Psikologis.
IV. Pemeriksaan Fisik
Tekanan Darah : 120/80 MmHg
Respirasi : 20 x/menit
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 36c
V. Psikososial
a. Genogram
Keterangan :
Laki-laki
Perempuan
Klien
Pernikahan
Tinggal Serumah
Penjelasan :
- Klien adalah anak ke-2 dari 3 bersaudara
- Klien tinggal satu rumah dengan kedua orang tuanya beserta adik dan kaknya
- Orang yang paling dekat dengan klien adalah kakak kandungnya.
b. Konsep diri
1. Citra tubuh
Pada saat dikaji klien memangatakan menyukai semua bagian tubuhnya.
2. Identitas diri
Pada saat dikaji klien mengatakan dirinya adalah seorang laki-laki.
3. Peran.
Klien mengatakan bahwa dirinya berperan sebagai anak dari ke-2 orang tuanya dan adik sekaligus kakak dari
saudara kandungnya.
4. Ideal diri
Pada saat dikaji klien mengatakan sudah sembuh dan ingin pulang di jemput orang tuanya dan keluarganya yang
lain
5. Harga diri
Pada saat dikaji klien mengatakan tidak ada yang salah pada dirinya.
Masalah keperawatan : Gangguan Kepribadian Skizoid.
c. Hubungan sosial
Pada saat dikaji klien mengatakan tidak mau bergaul dengan teman-teman sekamarnya karena klien merasa tidak
nyaman.Klien lebih senabg menyendiri.
Masalah keperawatan : Gangguan Kepribadian Skizoid
d. Spiritual
1. Nilai dan keyakinan
Klien beragama Islam klien mengatakan percaya adanya Allah SWT
2. Kegiatan ibadah
Klien tahu shalat dalam sehari itu ada berapa kali dan berapa rakaat dan klien suka melakukannya
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
VI. Status Mental
a. Penampilan
Pada saat dikaji klien terlihat rapih, dapat menggunakan pakaian dengan baik tanpa bantuan orang lain
b. Pembicaraan
Dalam pembicaraan klien terputus-putus dan tampak ketakutan
Masalah keperawatan : Gangguan komunikai verbal
c. Akhuitas motorik
Pada saat dikaji klien kelihatan lemas, duduk diam di tempat tidur dan tampak kurang bergairah
Masalah keperawatan : Intoleransi aktifitas motorik
d. Alam perasaan
Pada saat dikaji ekspresi wajah Tidak tampak sedih, padahal klien mengatakan ingin segera pulang dan berkumpul
dengan kedua orang tuanya dan kakak serta adiknya
Masalah keperawatan : Gangguan kepribadian Skizoid.
e. Apek
Klien memiliki apek yang datar ketika ada stimulus yang menyenangkan ataupun menyedihkan.
Masalah keperawatan : Gangguan kepribadian Skizoid
f. Interaksi selama wawancara
Pada saat dikaji, kontak mata kurang
Masalah keperawatan : Gangguan komunikasi verbal
g. Persepsi
Klien mengatakan tidak pernah mendengar suara-suara dan bayangan-bayangan yang tak berwujud
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
h. Proses fikir
Klien mengalami gangguan proses pikir Sirkumstansial, terbukti dari pembicaraan klien yang berbelit-belit sampai
pada tujuan/sasaran
Masalah keperawatan : gangguan proses pikir Sirkumstansial
i. Isi pikir
Pada saat melakukan pertemuan dengan klien ditemukan bahwa klien malu apabila ketemu dengan orang lain
j. Tingkat kesadaran
1. Orientasi waktu
Klien bisa menyebutkan hari ini (Jum’at), besok dan kemarin
2. Orientasi tempat
Klien bisa menyebutkan bahwa ia sedang berada di RSJ dan sedang dirawat
3. Orientasi orang
Klien bisa menyebutkan nama anggota keluarganya seperti nama Ibu, kakak dan adiknya
k. Memory
Pada saat dikaji klien bisa menceritakan kembali peristiwa yang menimpa pada dirinya, baik yang telah terjadi
1 bulan, seminggu yang lalu, serta kejadian saat ini.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Pada saat dikaji klien dapat menjawab hitungan sederhana (Misalnya 4,6 dan lain-lain) dan dapat menyebutkan
kembali siapa saja yang berkenalan dengannya
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
m. Kemampuan penilaian
Klien dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Kemampuan klien baik, terbukti klien dapat
menilai dan membedakan warna baju antara klien dengan perawat
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
n. Daya tilik diri
Klien menyadari dirinya berada di RSJ Cimahi dan klien mengaku dirinya sedang sakit dan memerlukan
perawatan “tapi dalam hubungan sosial klien merasa sudah sembu”
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
VII. Kebutuhan Persiapan Pulang
a. Nutrisi
1. Makan
Frekuensi makan klien 3 x/hari, sebelum makan berdo’a dahulu, porsi makan habis, makan memakai sendok dan
tidak lupa cuci tangan dulu, lalu berdo’a sesudah makan
2. Minum
Setelah makan klien mampu menyuapkan minum memakai gelas tanpa bantuan orang lain dan dapat
membersihkan alat makan yang sudah diapakai
b. Eliminasi
BAK/BAB
Klien mampu BAK/BAB secara mandiri, di WC kemudian setelah selesai dibersihkan sendiri dan klien mampu
merapihkan pakaiannya kembali
c. Personal hygiene
Klien dapat menjaga kebersihan dirinya seperti klien mandi 2 x/hari, memakai sabun, gosok gigi memakai
pasta gigi, klien mandi sendiri tanpa bantuan orang lain
d. Berpakaian
Pakaian klien bersih dan rapih, klien dapat menggunakan pakaian tanpa bantuan dari orang lain
e. Istirahat dan tidur
Klien mengatakan tidak punya masalah dalam istirqahat tidur dan klien mengatakan tidurnya nyenyak dan
merasa segar bila bangun tidur, setelah bangun tidur bisa merapihkan tempat tidur dan kemudian mandi
f. Penggunaan obat
Klien tidak pernah menggunakan obat-obatan terlarang hanya mampu minum obat sendiri dari dokter.
g. Pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan bahwa setelah pulang ia akan melakukan perawatan lanjutan. Kebagian rawat jalan RSJ
Cimahi
h. Aktifitas didalam rumah
Klien mengatakan setelah klien pulang ke rumah klien akan melakukan kegiatan sehari-hari dengan baik.
i. Aktifitas diluar rumah
Klien mengatakan akan melaksanakan apa yang di perintahkan orang tuanya dengan baik.
VIII. Aspek Medis
Diagnosa medik : Skizoid.
Therapy medis : Stelazine 5 mg 3 x 1 tablet
Tryhexsipindile (THD) 2 mg 3 x 1 tablet
CP2 (Clopamizine) 100 mg 1 x 1 tablet
IX. Daftar Maslaah
1. Gangguan Kepribadian Skizoid.
X. ANALISA DATA
No Data
1 DS :
- Klien mengatakan malu pada kakak, adiknya teman-temannya karena ada di RSJ ini
DO :
- Klien tampak menghindar dari orang lain
- Klien tampak kurang bergairah
- Klien terlihat jarang berkomunikasi dengan orang lain
Gangguan konsep diri (HDR)
2 DS :
- Klien menyatakan tidak mau bergaul dengan teman-teman sekamarnya karena ia merasa dirinya sudah sembuh
-
DO :
- Klien tampak tampak lebih sering menyendiri ditempat tidurnya
- Klien lebih banyak tidur siang
Gangguan Isolasi sosial (MD)
3 DS :
- Klien mengatakan ingin segera pulang dan berkumpul dengan kedua orang tuanya, kakak dan adiknya
DO :
- Ekpresi wajah klien tampak sedih
- Klien sering melamun
Gangguan alam perasaan sedih
4 DS :
- Klien mengatakan badannya terasa lemas
DO :
- Klien tampak duduk ditempat tidur
- Klien tampak diam
- Klien tampak kurang bergairah
Intolersansi aktifitas motorik
5. DS :
- Klien mengatakan lebih suka diam daripada mengobrol
DO :
- Klien jarang berkomunikasi dengan temannya
- Klien lebih banyak diam
Kerusakan komunikasi verbal
XI. Pohon Masalah
Gangguan isolasi sosial : MD Akibat
Gangguan konsep diri, (HDR) Core problem
Berduka disfungsi oral Penyebab
Prioritas masalah gangguan isolasi sosial : MD s/d harga diri rendah
PROSES KEPERAWATAN
Nama : Nn. N
No. CM : 002864
No.DIAGNOSA P E R E N C A N A A N
KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONALISASI IMPLEMENTASI
1 2 3 4 5
1 Gangguah isolasi sosial sehubungan dengan rendah diri yang ditandai dengan
DS :
- Klien mengatakan tidak mau bergaul dngan teman sekamarnya karena ia merasa sudah sembuh
DO :
- Klien tampak sering menyendiri di tempat tidur
- Klien lebih banyak diam
- Klien tampak banyak tidur siang
Tujuan umum
o Klien mampu membina hubungan dengan orang lain
Tujuan khusus
o Klien dapat membina hubungan saling percaya
o Klien dapat
o Dalam 2 x pertemuan klien mau meneirma kehadiran perawat berjabat tangan/bersalaman
o Klien mau menyebut kan nama, mau menjawab salam
o Klien mau mengutarakan perasaannya walaupun sedikit
Membina hubungan saling percaya
o Salam terapeutik
o Perkenalkan diri dengan sopan
o Tanyakan nam lengkap
o Tanyakan nama panggilan yang disukainya
o Jelaskan tujuan pertemuan
o Buat kontrak
o Dengarkan ungkapan klien
Dengan terbinanya hubungan saling percaya merupakan langkah utama untuk melakukan terapeutik
Membina hubungan saling percaya :
o Salam terapeutik
”Assalamualaikum, selamat siang nona”
o Perkenalkan nama saya neng ayun, panggil saja ayun saya salah satu mahasiswa AKPERPEMDA GARUT
o Boleh saya tahu nama nona siapa ? biasa dipanggil apa ?
o Menyebutkan tujuan : saya kesini untuk membantu nona dalaam memcahkan masalah
o Membuat kontrak : saya dinas diruangan ini selama 2 minggu dari jam 07.00-
No.DIAGNOSA P E R E N C A N A A N
KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONALISASI IMPLEMENTASI
1 2 3 4 5
mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimilki
o
14.00
o Mendengarkan ungkapan klien bahwa klien tidak mau bergaul dengan teman-teman sekiamarnya karena ia merasa sudah sembuh
o Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan sapke negatif yang dimiliki
Setlah 2 x pertemuan klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
o Aspek intelektual
o Aspek sosial budaya
o Diskusikan kemampuan dan aspek yang dimilki
o Setiap bertemu dengan klien hindarkan penilaian
o Utamakan pujian/pemberian pujian yang ralistis
o Dengan diketahuinya kemampuan dan aspek yang dimiliki klien akan lebih percaya diri
o Dengan menghindarkan penilaian negatif diharapkan klien merasa punya kemampuan yang lebih
o Dengan memberikan pujian klien merasa benar-benar dihargai dan klien akan merasa diperhatikan
o Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimilkiapa saja yang Nn. N lakukan untuk mengisi waktu luang ?
o Menghindarkan penilaian negatif
o Memberikan pujian yang realististernyata Nn. Novi pintar menyanyi, dan itu bisa dikembangkan lagi karena nona mempunyai suara yang sangat bagus
o Klien dapat melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi sakit dan
o Setelah 4 x pertemuan klien dapat membuat rencana kegitan harian
o Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukannya setiap hari sesuai dengan kemampuannya
o Dengan menyusun rencana aktifitas sehari-hari dihapakan klien dapat mengatur waktu dengan baik
o Merencanakan aktifitas sehari-hari “Ibu coba ceriatakan kegiatan
No.DIAGNOSA P E R E N C A N A A N
KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONALISASI IMPLEMENTASI
1 2 3 4 5
kemampuannya o Tingkatkan kegiatan sesuai dengan kondisi klien
o Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh dilakukan
o Dengan meningkatkan kegiatan sesuai dengan kondisi klien diharapkan klien tidak merasa jenuh
o Dengan memberikan contoh klien tidak bingung lagi untuk beraktifitas
apa saja yang dapat ibu lakukan setiap hari ?”
o Meningkatkan kegiatan sesuai dengan kondisi dan kemampuan klien “Bagaimana kalau ibu jalan-jalan keluar agar tidak jenuh disini, sambil berolahraga
o Memberikan contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh dilakukan “bagaimana kalau hari ini kita lakukan menyulam sambil ngobrol tentang maslaah ibu ?”
o Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
o Setelah 5 x pertemuan klien dapat memanfaatkan sistem pendukung
o Beri penkes pada keluarga tentang cara merawat klien dengan HDR
o Bantu keluarga memberi dukungan selama klien diraat
o Dengan memberikan penkes pada keluarga diharapkan keluarga dapat merawat klien dirumah denagan baik
o Dengan membantu klien untuk membina/memberi dukungan pada klien diharapkan klien akan merasa diperhatikan dan mendapat dikungan baik
o Keluarga aklien menjenguk tapi tidak bertemu jadi untuk TUK 4 tidak dapat dilaksanakan
No.DIAGNOSA P E R E N C A N A A N
KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONALISASI IMPLEMENTASI
1 2 3 4 5
dari keluarga ataupun dari perawat
o Klien dapat menggunakan obat dengan benar sesuai dprogram pengobatan
o Klien dapat menyebutkan obat-obatan yang diminum dan kegunaannya serta efek samping yang mungkin timbul
o Jelaskan jenis obat yang diminum oleh klien, kegunaan serta efek sampingnya
o Sidkusikan kerugiannya jika berhenti minum obat
o Jelaskan pinsip-prinsip minum obat
o Dengan menjelaskan jenis obat yang diminum lie diharapkan klien dapat memahami dan mengetahui obat apa yang diminumnya
o Dengan menjelaskan kerugian jika berhenti minum obat diharapkan klien terus meminum obatnya selama masih dianjurkan
o Dengan menjelaskan prinsip-prinsip minum obat yang benar diharapkan klien tidsak salah dalam penggunaan obat
o Menjelaskan janis obat yang diminumnya
“Bu, coba ibu lihat obat yang putih namanya trihexsipinidle supaya ibu tidak gemetaran, dosinya 2 mg 3 x sehari 1 tablet dan kalau dimkinum bisa membuat mulut ibu kering, pusing mual dan susah kencing, kalu yang oranye namanya omazine dosisnya 100 mg, 1 x sehari 1 tablet gunanya supaya
No.DIAGNOSA P E R E N C A N A A N
KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONALISASI IMPLEMENTASI
1 2 3 4 5
tidak muntah dan bisa tidur dengan nyenyak, yang satu lagi warna biru namanya stelazine dosisinya 5 mg 3 x sehari 1 tablet gunanya agar ibu tisdak gelisah, tidak bingung dan tidak cemas”
o Menjelaskna kepada klien bahwa jika ibu berhenti minum obat maka akan menghambat proses penyembuhan ibu sendiri,
o Menjelaskan prinsip-prinsip benar minum obat
“Bu minum obat yang benar itu adalah benar dosisnya, waktunya, nama obatnya cara meminumnya supaya tidak terjadi
No.DIAGNOSA P E R E N C A N A A N
KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONALISASI IMPLEMENTASI
1 2 3 4 5
kesalahan/ penyalah gunaan.”