Download - Asuhan keperawatan kegawatan ima
ASUHAN KEPERAWATAN
KEGAWATAN
INFARK MIOKARD AKUT
Diyen novita monduale
YUDI EKO SAPUTRA
WENYLISYANTI
LILIK NURSANTI
PENGERTIAN
Infark Miocard Akutadalah kematianjaringan miokarddiakibatkan olehkerusakan aliran darahkoroner miokard(oenyempitan atausumbatan arteri koronerdiakibatkan olehaterosklerosis ataupenurunan aliran darahakibat syok atauperdarahan (CarpenitoL.J. , 2000).
Infark Myokard Akut(IMA) adalah suatukeadaan nekrosismiokard yang akibataliran darah ke ototjantung terganggu(Hudack & Galo 1996).
Iskemia yang berlangsung lebih dari30-45 menit akanmenyebabkan kerusakanseluler yang irreversibeldan kematian otot ataunekrosis.
INSIDEN
IMA merupakan 15-20 % dari penyebab
kematian
Pada pria biasanya 2 kali lebih banyak
kematian dari pada wanita
Sering ditemukan pada pria antara 35-55
tahun, dengan serangan mendadak, tanpa
ada gejala pendahuluan
PATOFISIOLOGI
Gangguan koroner dimulai dari kejadian
rupturnya plak ateroma pada arteri koronaria.
Plak yang robek dan rusak akan
mengaktifasi adesi trombosit sehingga
membentuk bekuan fibrin dan trombus pada
koroner.
MANIFESTASI KLINIS
Hampir selalu ditandai dengan nyeri yang sangat mendadak
dan terasa oada tiap bagian dada, tetapi bisanya substernal
dan terada pula di daerah punggung kiri, lengan atau
geraham bawah. Sering kali rasa takut, kehabisan tenaga,
berkeringat, pusing, mual dan muntah. Tekanan darah
biasanya menurun, kadang-kadang menurunnya sampai
shock. Pada infark yang berat, terdapat duypneu dan
cyanosis akibat payah jantung. Denyu tjantung bisanya
bertambah tetapi dapat pula berkurang. Sering terjadi
arytmia seperti ekstrasistole dan fibrilasi atrium. Pada
auskultasi di paru-paru terdengar ronchi basah akibat
kongesti paruparu dan edema. Friction rub “bising gesekan”
pericardium pada hari kedua atau ketiga. Kelainan EKG
lebih penting dari pada pemeriksaan fisik. Didapatkan
gelombang Q abnormal, elevasi segmen ST dan gelombang
T terbalik.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. EKG
Kelainan EKG lebih penting dari pada
pemeriksaan fisik. Didapatkan gelombang
Q abnormal, elevasi segmen ST dan
gelombang T terbalik.
ST ELEVASI
Q PATHOLOGIS
Q > ¼ R
Q
R
2. Laboratorium
Laju Endap Darah Meningggi, lekositosis,
kadar protein C-Reaktif meninggi, kadar
SGOT dan LDH (Lactic Dehydrogenase)
meinggi, maksimal 1-2 hari setelah infark
dan kemudian menurun hingga kahir minggu
pertama, Alpha Deydrogenase bertahan
lebih lama dalam darah.
3. Radiologi
4. Echocardiografi
5. Pemeriksaan radioisotop
KOMPLIKASI
1. Aritmia
2. Trombo-embolisme, Bilaendometrium ventrikelterkena, biasanya penebalanfibrotik dan trombus mural yan gmenyebabkan embolus perifer.
3. Perikarditis, biasanya timbulpada hari kedua atau ketiga. Lokasinya daerah di atasdaerah nekrotik ataumenyeluruh.
4. Aneurisma ventrikel, pada infarkyang meluas, daerah fibrotikdapat meluas dalam waktuberbulan-bulan/bertahun-tahundan menimbulkan aneurismejantung (trombus mural).
5. Regurgitasi mitral akut
6. Ruptur jantung dan septum, biasanya terjadi pada akhirminggu pertama atau permulaanminggu kedua, yaitu pada sat fokus iskemik palin glunak. Rupturakan berakibat perdarahan hebatperikardial dan tamponadejantung. Ruptur septum interventrikel menyebabkan shut kiri ke kanan.
PROGNOSIS
Prognosisi bergantung
pada luasnya infark,
umur penderita dan
cadangan tenaga
myocardium. !5-25%
meninggal dalam waktu
6 minggu, tetapi
biasanya meninggal
dalam waktu 48 jam
setelah serangan .
Kematian biasanya oleh
:
1. Fibrilasi vbentrikel
2. Sohck akibat kerusakan
myokardium yan gberat
(9%)
3. Payah jantung (40%)
4. Ruptur jantung (5-10%)
5. Embolus trombus mural,
sangat berbahaya bila
tersangkut pada alat vital
seperti otak dan ginjal.
PENETALAKSANAAN
1. Pencegahan primer, pengendalian faktor
resiko yang dapat meningkatkan kerentanan
penyakit aterogenesis pada pencegahan
penyakit : 1) hiperlipidemia, 2) hipertensi, 3)
merokok, 4) obesitas, 5) diet tinggi kalori,
lemak total. lemak jenuh, kolesterol dan
garam, 6) dibetes, 7) gaya hidup yang
kurang gerak, 8) stres psikososial.
A. Pengurangankebutuhan oksigen1. Pengurangan kerja
jantung secarafarmakologik :
Nitrogliserin
Penghambat beta adrenergik
Digitalis
Deuritik
Vasodilatasi
Sedatif
antagonis kalsium
2. Penguragan kerja jantungsecara fisik
Tirah baring
lingkungan yan tenang
B. Peningkatan suplaioksigen Nitroglieserin
pemberian oksigen
vasopresor
antiaritmia
antikoagulansia dan agenfibrinolitik
antagonis kalsium
REVASKULARISASI KORONER
C. Terapi trombolitik, trapiutama untuk reperfusikoroner akut adalahsegolongan obat yang dikenal sebagaifibrinolitik yang mencakupstreptokinase, urokinase, aktivatorplasminogen jaringan(TPA), dan kompleksaktivator plasmimogenyang tidak terisolasi(APSAC).
A. Angioplasty, PTCA (Percutaneus transluminalcoronary angioplasty) menjadisalah satu alternatif terhadapoperasi pintas koroner untukbeberapa penderit adenganpenyempitan ateroskleroikyang resisten terhadap terapimedis.
B. Revaskularisasi bedah, pembuluh standar yang dipakai dala melakukan CABG (Cangkok pintas arteriakoroner) adalah vena safenamagna tungkai dan arteriamamaria interna kiri (LIMA) dari rongga dada.
PENGKAJIAN
1. Pengkajian kondisi/kesan umum
Pengkajian kondisi umum adalah kesanpemeriksa terhadap keadaaan pasien. Kesan didapat dalam beberapa detik untukdapat memperkirakan tindakan apa yang harus segera dilakukan. Cara mengkajidilakukan dengan observasi kondisi pasien. Kesan umum meliputi ; sakit berat, sakitsedang, atau sakit ringan.
2. Pengkajian kesadaran
Setelah melakukanpengkajian kesan umum, kaji status mental pasiendengan berbicarapadanya. Kenelkan diri, dan tanya nama pasien. Perhatikan respon pasien. Bila terjadi penurunankesadaran, lakukanpengkajian selanjutnya.
Pengkajian kesadarandengan metode AVPU meliputi :
Pengkajian kesadaran denganmetode AVPU meliputi :
a. Alert (A) : pasien beresponterhadap lingkungansekelilingnya/sadarterhadap kejadian yang menimpa.
b. Respon velbal (V) : berespon terhadappertanyaan perawat.
c. Respon nyeri (P) : beresponterhadap respon nyeri.
d. Tidak berespon (U) : tidakberespon terhadap stimulus verbal dan nyeri.
“cara pengkajian” :
Anamnese (tanya) : namadan kejadian
Cubit daerah pundak/tepukwajah
PENGKAJIAN PRIMER
Pengkajian primer adalah pengkajian cepat (30 detik) untuk mengidentifikasi dengan segeramasalah aktual dari kondisi life treatening(mengancam kehidupan). Pengkajian pedomanpada inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi jikahal memugkinkan.
Prioritas penilaian dilakukan berdasarkan :
a. Circulation dengan kontrol perdarahan
b. Airway (jalan nafas) dengan kontrol servikal
c. Breathing dan ventilasi
d. Disability
CIRCULATION
Ditujukan untuk mengkaji adanya tidaknya denyut nadi, kemungkinan syok, dan adanya perdarahan eksternal
Denyut nadi; kekuatan, dan kecepatan. Nadi karotisuntuk dewasa, nadi brachialis untuk anak.
Warna kulit dan kelembaban.
Tanda-tanda perdarahan eksternal.
Tanda-tanda jejas/trauma.
Cara pengkajian :
-Look; warna kulit; adanya sianosis pada bibir, perifer, dan kuku.
-Feel; raba denyut nadi pada dewasa dan anak-anakdiraba arteri karotis, pada bayi dengan meraba arteribrakhialis.
NEXT….
Henti jantung adalahgejala syok yang sangatberat. Penderita mungkin akan menarik nafassatu/dua kali, setelah itu akan berhenti bernafas. Penderita akan ditemukan dalam keadaan tidaksadar. Pada perabaan nadi tidak ditemukandenyutan. Bila ditemukan henti jantung makaharus dilakukan pijatan jantung luar yang merupakan bagian dari RJP yang hanyamenghasilkan 25%-30% curah jantung sehinggaoksigen tambahan mutlak diperlukan. Bila adaperdarahan eksternal maka lakukan penghentianperdarahan luar seperti penekanan langsung ataubebat tekan pada daerah luka.
AIRWAY (JALAN NAFAS) DENGAN KONTROL
SERVIKAL.
Ditujukan untuk mengkaji sumbatan total atausebagian dan gangguan servikal :
a. Adanya/tidaknya sumbatan jalan nafas
b. Distres pernafasan
c. Adanya kemungkinan fraktur cervikal
Perawat saat mengkaji jalan nafas jugaharus memperhatikan adanya kemungkinanfraktur servikal. Jika pasien memilikijejas/trauma di daerah dada, punggung, klavikula, leher, muka dan kepala. Makaperawat harus memperkirakan adanyakemungkinan fraktur servikal. Bila terjadisumbatan jalan nafas dan memakai collar neck.
NEXT….
Selain itu perawat juga harus memperhatikanpenyebab sumbatan, sehingga dapatmemperkirakan kondisi pasien. Sumbatanjalan nafas dapat terjadi secara ;
a. Sumbatan total
-Untuk pasien masih sadar : pasien akanmemegang leher, sangat gelisah,
sianosis.
-Untuk pasien tidak sadar : kemungkinantidak terdengar suara nafas dan sianosis.
NEXT….
b. Sumbatan sebagian
Sumbatan dapat disebabkan oleh berbagai hal, penderita bernafas dengan berbagai suara :
- Cairan (darah, sekret, aspirasi lambung) akan menimbulkansuara gurguling.
- Lidah yang jatuh kebelakang akan menimbulkan suaramengorok.
- Penyempitan jalan nafas akan menimbulkan crowing (stridor jalan nafas)
Cara pengkajian :
- Look ; lihat apakah penderita kesadaran menurun, gelisah, sianaosis adanya penggunaan otot tambahan, adanya jejasdi tubuh bagian atas.
- Listen ; dengan atau tanpa stetoscope dengar apakah adabunyi pernafasan tambahan.
- Feel ; rasa adanya pergerakan udara ekspirasi.
BREATHING DAN VENTILASI
Ditujukan untuk mengkaji henti nafas dan adekuatnyapernafasan :
Frekuensi nafas dan pergerakan dinding dada.
Suara pernafasan melalui hidung atau mulut.
Udara yang dikeluarkan dari jalan nafas.
Cara pengkajian :
-Look; lihat pergerakan dada, irama kedalaman, danbentuk pernafasan, periksa apakah simetris atau
tidak dan adanya dispea.
-Listen; dengan atau tanpa stetoscope dengarapakah ada suara nafas.
-Feel; rasa adanya pergerakkan udara ekspirasi.
NEXT….
Pasien mungkin menderita henti nafas atau
nafas tidak normal >30 atau <8 kali/i. bila
ditemukan pernafasan abdominal selalu
difikirkan kemungkinan cedera tulang
belakang. Perawat harus memberikan
pernafasan buatan bila henti nafas (bagian
dari RJP) atau memberikan oksigen bila
nafas tidak adekuat.
DISABILITY
Ditujukan untuk mengkaji kondisi
neuromuskular pasien
Keadaan status kesadaran lebih dalam
(GCS).
Keadaan ekstremitas ; kemampuan motorik
dan sensorik.
PENGKAJIAN SEKUNDER
Pengkajian sekunder dilakukan setelah
masalah airway, breathing, dan circulation yang
ditemukan pada pengkajian primer diatasi.
Pengkajian sekunder meliputi pengkajian
objektif dan subyektif dari riwayat keperawatan
(riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit
terdahulu, riwayat pengobatan, riwayat
keluarga) dan pengkajian dari kepala sampai
kaki.
METODE PENGKAJIAN :
Metode yang sering dipakai untuk mengkaji riwayatpasien
S (signs and symptoms) : tanda dan gejala yang diobservasi dan dirasakan pasien.
A (allergies) : alergi yang dimiliki oleh pasien.
P (pertinent past medical history) : riwayat penyakityang diderita oleh pasien.
M (medikation) : tanyakan obat yang telah diminumpasien untuk mengatasi masalah
L (last oral intake solid or liquid) : makanan/minumanterakhir; jenis makanan, ada penurunan ataupeningkatan kualitas makan.
E (event leading to injury or illness) : pencetus/kejadianpenyebab keluhan.
METODE YANG SERING DIPAKAI UNTUK MENGKAJI
NYERI ADALAH :
Metode yang sering dipakai untuk mengkaji nyeri adalah :
P (precipilate) : pemicu dan stimulasi nyeri.
( palliated) : penghilang nyeri, termasuk oabat-obatan.
(provocation) : penyebab nyeri/mempercepat nyeri.
Q (quality) : seperti apa nyeri dirasakan (tajam, ditusuk, terbakar).
(quantity)
R (region) : lokasi nyeri.
S (severity) : hebatnya nyeri diukur dengan skala nyeri.
T (time) : kapan mulai, berapa lama, mendadak/bertahap.
SKALA UNTUK MENGKAJI EFEK NYERI PADA HIDUP
SEHARI-HARI (1-10) :
Tidur (1)
Nafsu makan (2)
Konsentrasi (3)
Kerja/sekolah (4)
Hubungan interpersonal (5)
Hubungan perkawinan/seks (6)
Aktivitas rumah (7)
Berkendaraan/berjalan (8)
Waktu senggang (9)
Status emosional (10)
Thank you for your
attention