Download - Asuhan Keperawatan Pada Pasien Meningitis
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK MENINGITIS
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL1. Gangguan perfusi
jaringan
berhubungan
dengan
peningkatan
tekanan
intrakranial
ditandai dengan
kejang, kaku kuduk
(+), kernig’s sign (+),
brudzinski’s sign
(+).
Tujuan jangka pendek:
Setelah dilakukan
perawatan selama 3x24
jam perfusi jaringan lebih
baik dengan kriteria hasil:
1. Mempertahankan
tingkat kesadaran.
2. Tanda-tanda vital
stabil.
3. Tidak ada tanda-tanda
peningkatan TIK.
Tujuan jangka panjang:
perfusi jaringan baik
kembali.
Mandiri:
1. Pertahankan tirah baring dan
tinggikan kepala anak 15-45
derajat sesuai indikasi yang
dapat ditoleransi.
2. Pantau/ catat status neurologis
dengan teratur dan bandingkan
dengan keadaan normalnya,
seperti GCS.
3. Turunkan stimulasi eksternal
dan berikan kenyamanan,
seperti masase punggung,
lingkungan yang tenang, suara/
bunyi-bunyian yang lembut dan
sentuhan yang hati-hati dan
tepat.
Meningkatkan aliran balik vena dari
kepala, sehingga akan mengurangi
kongesti dan edema atau resiko
terjadinya peningkatan TIK.
Mengkaji adanya kecenderungan
pada tingkat kesadaran dan potensial
peningkatan TIK dan bermanfaat
dalam menentukan lokasi, perluasan
dan perkembangan kerusakan SSP.
Memberikan efek ketenangan,
menurunkan reaksi fisiologis tubuh
dan meningkatkan istirahat untuk
mempertahankan atau menurunkan
TIK.
24
Kolaborasi:
1. Berikan cairan IV dengan alat
kontrol khusus. Batasi
pemasukan cairan dan berikan
larutan hipertonik/ elektrolit
sesuai indikasi.
2. Pantau gas darah arteri. Berikan
terapi oksigen sesuai kebutuhan.
3. Berikan steroid: dekamentason.
Restriksi cairan mungkin diperlukan
untuk mengurangi cairan tubuh total
dan selanjutnya akan menurunkan
edema serebral.
Terjadinya asidosis dapat
menghambat masuknya oksigen pada
tingkat sel yang memperburuk
iskemia serebral.
Dapat menurunkan permeabilitas
kapiler untuk membatasi
pembentukan edema serebral.
2. Gangguan
termoregulasi:
hipertermi
berhubungan
dengan respon
inflamasi ditandai
Tujuan jangka pendek :
Suhu tubuh anak akan
kembali normal setelah
pemberian tindakan 1 x 24
jam dengan kriteria hasil :
1. Suhu tubuh turun.
Mandiri:
1. Kompres aksila anak
menggunakan air biasa.
2. Pakaikan baju yang berongga
dan menyerap keringat.
Menurunkan panas anak secara
konduksi.
Baju yang berongga akan melancarkan
sirkulasi dan baju yang mudah
25
dengan kejang 3-
4x/ hari, suhu 38,3˚.
2. Frekuensi kejang
berkurang.
Tujuan jangka panjang:
Suhu tubuh anak kembali
normal. 3. Anjurkan klien untuk bedrest.
4. Batasi pengunjung.
Kolaborasi:
1. Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian antipiretik
(parasetamol).
menyerap keringat dapat
mempermudah turunnya panas
tubuh.
Bedrest dapat mengurangi aktivitas
dan dapat memberikan waktu untuk
klien beristirahat.
Pembatasan pengunjung membuat
klien dapat beristirahat lebih lama.
Antidiuretik dapat menurunkan panas
tubuh.
3. Resiko tinggi cedera
berhubungan
dengan penurunan
kesadaran.
Tujuan jangka pendek:
Orang tua menunjukkan
pemahaman faktor yang
terlibat dalam
kemungkinan cedera
dengan kriteria hasil:
1. Menunjukkan
Mandiri:
1. Berikan keamanan pada anak
dengan memberi bantalan pada
penghalang tempat tidur,
pertahankan penghalang tempat
tidur tetap terpasang dan
pasang jalan nafas buatan
Melindungi anak jika terjadi kejang.
Catatan: memasukkan jalan nafas
buatan jika rahangnya relaksasi.
26
perubahan perilaku,
pola hidup untuk
menurunkan faktor
risiko dan untuk
melindungi anak dari
cedera.
2. Mengubah lingkungan
sesuai indikasi untuk
meningkatkan
keamanan anak.
Tujuan jangka panjang:
Anak tidak mengalami
cedera.
plastik, gulungan lunak, dan alat
penghisap.
2. Pertahankan tirah baring selama
fase akut.
Kolaborasi:
1. Berikan obat sesuai indikasi,
seperti Fenitonin (Dilantin),
Diazepam (Valium), Tenobarbital
(Luminal).
Menurunkan resiko terjatuh/ trauma.
Merupakan indikasi untuk
penanganan dan pencegahan kejang.
3. Resiko tinggi
penyebaran infeksi
berhubungan
dengan infeksi
meningen.
Tujuan jangka pendek:
Anak tidak menunjukkan
adanya tanda-tanda dan
gejala-gejala infeksi selama
3x24 jam dengan kriteria
hasil:
1. Mencapai masa
penyembuhan tepat
Mandiri :
1. Berikan tindakan isolasi sebagai
tindakan pencegahan.
Pada fase awal meningitis
meningokokus atau infeksi ensefalitis
lainnya, isolasi mungkin diperlukan
sampai organismenya diketahui/dosis
antibiotik yang cocok telah diberikan
untuk menurunkan risiko penyebaran
pada orang lain.
27
waktu.
2. Tidak ada bukti
penyebaran infeksi
endogen atau
keterlibatan orang lain.
Tujuan jangka panjang:
Tidak terjadi infeksi sekunder.
2. Pantau suhu secara teratur.
Catat munculnya tanda-tanda
klinis dari proses infeksi.
3. Identifikasi kontak yang berisiko
terhadap perkembengan proses
infeksi serebral dan anjurkan
orang tua anak untuk meminta
pengobatan.
Kolaborasi:
1. Berikan terapi antibiotika IV
Terapi obat biasanya akan diberikan
terus selama kurang lebih 5 hari
setelah suhu turun (kembali normal)
dan tanda-tanda klinisnya jelas.
Timbulnya tanda klinis yang terus
merupakan indikasi perkembangan
dari meningokosemia akut yang dapat
bertahan sampai berminggu-
minggu/berbulan-bulan atau terjadi
penyebaran patogen secara
hematogen/sepsis.
Orang-orang dengan kontak
pernapasan memerlukan terapi
antibiotika profilaksis untuk
mencegah penyebaran infeksi.
Obat yang dipilih tergantung pada tipe
28
sesuai indikasi: Penisilin G,
ampisilin, kloramfenikol,
gentamisin, amfoterisin B.
infeksi dan sensitivitas individu.
Catatan: Obat intratekal mungkin
diindikasikan untuk basilus Gram-
negatif, jamur, amuba.
29