Download - bab 1, 2, 3 & 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penulisan.
Perindustrian di Indonesia saat ini tengah mengalami pertumbuhan yang semain
pesat setelah melewati masa-masa sulit aibat situasi politik dan perekonomian yang labil
di Indonesia beberapa tahun silam. Salah satu setor industry yang sedang mengaliami
pertumbuhan tersebut adalah pabrik kendaraan niaga, permintaan masyarakat akan KWH
meter pada saat ini semakin meningkat seiring bartambahnya industry kecil yang sedang
berkembang di Indonesia, sehingga produsen dituntut untuk menghasilkan KWH meter
dengan mutu yang baik, jumlah produk yang lebih tinggi dengan harga jual yang
terjangkau dan relatif lebih murah dibandingkan kompetitor-kompotitornya agar dapat
bertahan dalam persaingan di dunia industry KWH meter.
Persaingan bisnis yang semakin ketat yang disebabkan oleh perkembangan pasar
yang semaikin global, meluncurkan banyak pesaing baru dalam bidang industry.
Persaingan tidak hanya mengalami seberapa besar tngkat produktivitas perusahaan dan
seberapa rendah harga produk namun produsen kendaraan niaga ingin mencapai hasil
yang optimal. Untuk mencapai hasil yang optimal dibutuhkan keseimbangan lintasan
disetiap lini produksi untuk memperlancar arus produksi. Hal ini berguna untuk
minimumkan jumlah stasiun kerja dan mengurangi waktu menganggur disetiap stasiun
kerja. Salah satu cara untuk meminimumkan jumlah stasiun kerja dan mengurangi wktu
menganggur di setiap stasiun kerja dengan menggunakan metode line balancing.
1
1.2 Perumusan Masalah
Permasalahan yang mendasari laporan kerja praktek ini adalah bagaimana
lintasan produksi yang berlangsung dalam perakitan produk KWH meter 1 phase dan
beberapa waktu operasi yang dibutuhkan untuk merakit 1 unit KWH meter 1 phase di PT.
Fuji Dharma Electric, untuk memperoleh keseimbangan wktu kerja yang baik.
1.3 Tujuan Penulisan.
Adapun tujuan dari pelaksanaan kerja praktek ini adalah :
1. Untuk mengidentifikasi masalah line balancing yang ada pada perakitan KWH meter
1 phase.
2. Untuk mengidentifikasi waktu siklus dari perakitan KWH meter 1 phase.
3. Untuk mengidentifikasi perkelompokan stasiun kerja yang ada pada perakitan KWH
meter 1 phase.
4. Untuk mengetahui proses produksi unit KWH meter 1 phase.
1.4 Metode Pengumpulan Data.
Untuk menunjang penulisan laporan kerja praktek ini, penulis mendapatkan data
yang diperlukan, dengan cara sebagai berikut :
1. Metode Interview
Adalah metode pengumpulan data dengan bertanya dan bertukar pikiran kepada para
Man Power Dies mengenai permasalahan yang biasa timbul didalam dies serta solusi
2
– solusi yang dibutuhkan untuk menjawab permasalahan tersebut.
2. Metode Dokumentasi
Adalah metode pengumpulan data yang diperoleh dari buku spare part dies, dan
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan perawatan dies.
3. Metode Observasi
Adalah metode pengumpulan data dengan melakukan praktek menganalisa kerusakan
pada dies sampai menemukan permasalahan yang ada dan konsultasi dengan pihak
terkait untuk mencari solusi dalam mengatasi permasalahan yang di temui.
1.5 Batasan Masalah
Kerja praktek dan pengambilan data hanya di fokuskan di PT. Fuji Dharma
Electric yang berlokasi di jalan Rawa Gelam 1 No.10. Kawasan Industri Pulo Gadung
Jakarta. Pengambilan data mengenai waktu operasi tiap lini produksi serta produksi tiap
harinya.
Pengolahan data di lakukan hanya berdasarkan data priode 25 April 2012
sampai 24 Mai 2012 dan pengolahan data tersebut hanya sebatas kinerja pekerja dalam
melakukan pekerjaannya.
1.6 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan laporan kerja praktek adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi temtamg latar belakang, batasan masalah, metode
penelitian, dan sistematika penulisan.
3
BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Berisi tentang profil perusahaan
BAB III : LANDASAN TEORI
Berisi tentang teori yang menunjang laporan kerja praktek
BAB IV : PEMBAHASAN DAN ANALISA
Berisi mengenai urutan hasil pengamatan penulis selama kerja
praktek berupa pengamatan dan analisa dari data yang
diperoleh.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi tentang kesimpulan dan saran berdasarkan pembahasan
dan analisa dari bab sebelumnya.
4
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Umum Perusahaan
PT. Fuji Dharma Electric merupakan sebuah perusahaan patungan antara PT.
Dharma Perkasa Sakti (Indonesia) dengan perusahaan Jepang, yaitu Electric Co. Ltd.,
sejak didirikan pada 16 Agustus 1982 di atas tanah seluas 8,850 m2, dan luas bangunan
yang mencapai 4.800m2 di Kawasan Industri Pulogadung.
Pada awalnya, PT. Fuji Dharma Electric hanya sebagai pabrik perakitan atau
assembly kWh Meter, dimana hampir semua komponen-komponennya didatangkan dari
Jepang. Namun dalam peerkembngannya, PT. Fuji Dharma Electric telah melakukan
berbagai macam perluasan dalam bidang pengembangan potensi untuk memproduksi
beberapa jenis komponen lokal yang digunakan untuk perakitan kWh Meter itu sendri.
Selain itu, PT. Fuji Dharma Electric juga telah melakukan perluasan dalam bidang
pemasaran, produksi, serta distribusi produk jadi kWh Meter.
Pada tahun 1985, PT. Fuji Dharma Electric mulai memproduksi kWh Meter
dengan sebagian komponen dibuat secara local oleh PT. Fuji Dharma Electric dan
sebagian lagi diproduksi oleh para supplier lokal. Namun, ada beberapa komponen (part)
yang belum memungkinkan untuk dibuat secara lokal, dan diimpor dari Jepang.
Beberapa komponen yang dibuat secara lokal di PT. Fuji Dharma Electric selalu disertai
oleh peningkatan mutu, baik terhadap komponen tersebut, maupun terhadap kWh Meter
pada umumnya, seperti mengubah tutup terminal dari logam menjadi polikarbonat plastic
transparan yang dilakukan pada tahun 1989, serta mengaplikasikan otomatisasi Hot
Sampling untuk register drum untuk pengujian Kwh Meter.
5
Pada tahun 1988, PT. Fuji Dharma Electric juga memproduksi beberapa produk
jadi selain kWh Meter, diantaranya adalah Precision Flange (penahan yang terbuat dari
alumunium sebagai komoditi ekspor), Iron Handle (pemegang seterika), Noise
Suppressor (alat pelindung telinga) serta mengubah bahan drum pencatat, dari yang
menggunakan bahan dasar alumuium kemudian beralih ke bahan dasar plastik.
Pada tahun 1989, PT. Fuji Dharma Electric melakukan pengembangan dengan
mengganti material dari penutup kWh Meter dan Terminal Cover dari logam menjadi
plastik tahan panas (poly carbonate plastic). Selain itu, pada tahun ini juga perusahaan
telah melakukan perlluasan ekspor ke Filipina.
Pada tahun 1990, PT. Fuji Dharma Electric telah melakukan pengembangan dan
perluasan usaha untuk meningkatkan pendapatan dan pengembangan usaha. Selain iu,
perkembangan juga pengembangan juga dilakukan pada sektor distribusi barang jadi,
yang mulai dipasarkan secara ekspor ke beberapa negara seperti Srilanka, Tokyo,
Thailand, dan sebagainya. Secara singkat, sejarah PT. Fuji Dharma Electric adalah :
1. Tahun 1982 : Perusahaan dibentuk pada tanggal 16 Agustus.
2. Tahun 1983 : Melakukan perakitan kWh Meter dengan komponen diimpor.
3. Tahun 1985 : Perluasan pertama ddengan memproduksi komponen lokal.
4. Tahun 1987 : Ekspor pertama kWh meter kenegara srilanka.
5. Tahun 1988 :
Produksi produk lain ( iron handle, precision, noise suppressor).
Mengganti material drum register dari alumunium menjadi plastik.
Memulai preduksi precision aluminium flange untuk ekspor.
6. Tahun 1989 :
Mengganti material dari penutup dan terminal penutup dari metal menjadi
transparent plastic polycarbonate.
6
Ekspor kWh Meter ke Filipina.
7. Tahun 1990 : Melakukan diversifikasi untuk memproduksi komponen lainnya.
Pada tahun ini, dilakukan perluasan dalam memproduksi komponen lainnya, yang
membuat ketergantungan akan komponen impor menjadi berkurang.
8. Tahun 1992 : Otomasi dari hot sampling untuk register drum
9. Tahun 1993 : Mengembangkan ekspor kWh Meter ke Vietnam. Pada tahun ini
pula, diproduksi phenol resin base untuk pasar ekspor.
10. Tahun 1994 : Melakukan perluasan ekspor kWh Meter ke Banglades, Serawak –
Malaysia.
11. Tahun 1996 : Pengetesan di KEMA Laboratories, Holland. Produk kWh Meter
memnuhi permintaan dari IEC Publication no. 521.
12. Tahun 1997 : Meraih sertifikat Quality Managament System ISO 9002 yang
dikeluarkan oleh Lloyd Registre Quality Assurance Ltd.
13. Tahu 1998 : Perluasan ekspor ke Jordania
14. Tahun 2000 : Perluasan ekspor ke Kwit, Egypt, dan UAE melalui Philipines
Cooperative Company.
15. Tahun 2001 : Meraih sertifikat ISO 9001 : 2000.
16. Tahun 2002 Perluasan ekspor ke New Zeland dan wilayah kepulauan pasific serta
mendapat kunjungan dari delegasi National Electrification Administration
(NEA), Phiipines
Hingga saat ini, PT. Fuji Dharma Electric telah melakukan ekspansi dan
pengembangan usaha yang terus menerus ditandai dengan adanya perbaikan kinerja
keuangan perusahaan, pengontrolan kualitas yang baik manajemen sumber daya manusia
yang baik (Teresia, 2008). Serta aspek pemasaran yang handal, yang memungkinkan PT.
7
Fuji Dharma Electric melakukan perluasan ekspor produknya (sampai saat ini, daerah
pemasaran PT. Fuji Dharma Electric mencakup Frankfurt, Dhaka, Bangkok, Tokyo,
Teipe, Manila, Colombo, Harare, dan New York.
2.2 Lokasi Perusahaan
PT. Fuji Dharma Electric terletak di Jalan Rawa Gelam I/10, Kawsan Industri
Pulogadung Jakarta Timur 13930, Indonesia.
Adapun batas-batas pabrik PT. Fuji Dharma Electric :
Utara : Jalan Rawa Gelam I dan disebrang jalan terdapat PT. Federal Karya Tama
(Perusahaan pengolah minyak/pelumas kendaraan).
Selatan : Lahan kosong bekas pabrik yang sudah tidak terpakai (PT. Muara Teweh)
Timur : PT. Padamas (distributor Sampoerna)
Barat : Lahan bekas penyulingan minyak yang sekarang sudah tidak beroperasi.
PT. Fuji Dharma Electric memiliki luas tanah seluas 8.850 m2 dan luas bangunan
4.800m2 yang terdiri dari tiga bangunan utama, yaitu :
1. Bangunan I, merupakan gedung yang terdiri dari :
a. Warehouse untuk Finishing good.
b. Testing Unit (unit cobang produk jadi).
c. Final Assembling (unit perakitan akhir).
2. Bangunan II, merupakan gedung yang terdiri dari :
a. Lantai I
Pada lantai I terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
CNC Room
Machine Shop I
8
Warehouse untuk Raw Material logam dan non logam
b. Lantai II
Pada lantai II terdapat gudang penyimpanan komponen.
3. Bangunan III, merupakan gedung yang terdiri dari :
a. Lantai I
Pada latai ini terdapat :
Callibration Room (ruang kalibrasi)
Tool Control (ruang alat)
Maintenance Room (ruang pemeliharaan)
Machine Shop II dan Moulding Line
Quality Control Area
Ruang makan, dapur, dan kantin
b. Lantai II
Pada lantai ini terdapat :
Lobby dan Reception Room
Dapur dan Loker
Meeting Room (ruang rapat)
VIP Room
Ruang Direksi
Office Area
Sub Assembling Room
Warehouse untuk komponen Sub Assy
9
2.3 Visi Dan Misi Perusahaan
Adapun Visi perusahaan adalah membantu menciptakan masa depan yang lebih
baik dan menjadi eksportir yang dapat menembus pasar seluruh dunia melalui era
globalisasi. Sedangkan misi perubahan adalah menyadiakan teknologi yang canggih serta
karyaean yang berkualitas tinggi untuk memasok produk dan pelayanan dengan mutu
yang terjamin. Selain Visi dan misi perusahaan, PT. Fuji Dharma Electric memiliki
motto “Menyongsong hari esok yang lebih baik melalui teknologi yang canggih”
2.4 Kebijakan Mutu
Produk yang dihasilkan oleh perusahaan harus mengacu pada kebijakan mutu
yang telah ditetapkan oleh perusahaan, yaitu mampu menghasilkan kWh Meter yang
dapat memenuhi kebutuhan pasar dalam aspek kualitas, harga, dan waktu pengiriman.
Untuk mewujudkan hal tersebut, perusahaan senantiasa berusaha untuk mengantisipasi
kebutuhan masa depan dengan bertumpu pada penguasaan teknologi melalui
pengembangan sumber daya manusia dan berorientasi pada keinginan pasar. Dalam
penerapannya, perusahaan secara berkesinambungan berupaya untuk meningkatkan mutu
akan produknya dengan menerapkan ISO-9001.
2.5 Struktur Organisasi
PT. Fuji Dharma Electric merupakan perusahaan yang memiliki struktur
organisasi personal, dimana pada struktur organisasi ini, semua orang yang terlibat dalam
suatu aktivitas serta beberapa aktivitas yang berkaitan ke dalam satu kelompok
(pemasaran, produksi, dan keuangan) disatukan. Dalam pengelolaan organisasinnya,
perusahan dipimpin oleh presiden direktur yang tergabung kedalam Board Of Direction
dan mengepalai General Manager, selanjutnya General Manager membawahi Manager
10
bagian finansial, manager bagian Purchasing, manager bagian Produksi, dst. Untuk lebih
jelasnya, struktur organisasi PT. Fuji Dharma Electric dapat dilihat di bawah ini :
STRUKTUR ORGANISASI
PT. FUJI DHARMA ELECTRIC
`
BOARD OF COMMISSIONER
S
BOARD OF DIRECTORS
SECRETARYMANAGEMENT
REPRESENTATIVE
MANAGER ACCOUNTING
M. PRODUCTION
CONTROL
STAFF
M. QUALITY CONTROL
MANAGER ENGINERING
M. MACHINE SHOP I
MANAGER PERSONEL
STAFF
STAFF
STAFFSTAFFSTAFF
STAFF
STAFFSTAFF
M. ASSEMBLING
TESTING
M. M. SHOP II MAINTENANCE
STAFF
STAFF
SALES
ENGINERING
PURCHASINGMANUFACTURIN
G
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Perusahaan
11
2.5.1 Pembagian Tugas dan Wewenang
Keberhasilan perusahaan dalam rangaka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan adalah merupakan gambaran suatu manajemen maupun teknik yang baik,
pengelolaan kerjasama yang tediri dari para individu untuk tujuan yang sama dan
terorganisir dalam suatu perkumpulan. Dengan adanya suatu perkumpulan tersebut
maka terciptalah apa yang disebut dengan manajemen.
Setiap karyawan pada perusahaan PT. Fuji Dharma Electric memiliki tugas
dan wewenangnya masing-masing sesuai dengan struktur organisasi yang ada dan
telah diatur oleh perusahaan yang bersangkutan. Pembagian tugas dan wewenang
harus jelas dan tepat sesuai dengan jabatan dan ruang lingkup kerja yang dimilikinya.
Secara khusus tugas dan wewenang pekerja diatur oleh seorang yang memiliki
wewenang dalam lingkup kerjanya. Seorang staff dan kepala staff bertanggung jawab
kepada manager, manager bertanggung jawab kepada general manager, dan general
manager bertanggung jawab kepada direktur. Dalam berorganisasi perlu adanya
kolaborasi dan kerjasama yang erat antar masing-masing divisi, departemen, seksi
untuk mewujudkan kinerja yang optimal. Dengan adanya tugas dan wewenang yang
jelas, maka karyawan dapat mengetahui dan memahami apa yang menjadi tugas dan
wewenangnya serta kepada siapa mereka harus mempertanggungjawabkan hasil
pekerjaanya.
Adapun pembagian tugas dan wewenang yang diterapkan oleh PT. Fuji
Dharma Electric tertuang dalam Pedoman Mutu.
Sistem Manajemen Mutu yang dijelaskan sebagai berikut :
12
1. Direktur Utama
Direktur Utama, memiliki ruang lingkup pekerjaan melakukan
koordinasi BOD, pengawasan operasional perusahaan, perencanaan dan
pengawasan jalannya perusahaan serta proyek-proyek khusus diluar BOD.
Bertanggung Jawab
a. Melakukan koordinasi untuk semua kegiatan Board Of Director (BOD).
b. Menyusun dan mengevaluasi visi dan misi perusahaan.
c. Melakukan perencanaan dan pengawasan strategis dalam menjalankan
proyek-proyek tertentu.
d. Menempatkan kebijakan mutu dan sasaran mutu untuk manajemen mutu
produk PT. Fuji Dharma Electric.
e. Melakukan pengawasan atas jalannya perusahaan.
Wewenang
a. Ke dalam perusahaan
Melakukan semua hal yang baik untuk kepentingan perusahaan
dengan melakukan konsultasi (brainstorming) dengan pihak
terkait.
Menunjuk Management Representative.
Menetukan tanggung jawab dan wewenang setiap seksi.
b. Keluar perusahaan
Bersama dengan General Manager mewakili perusahaan secara hukum.
2. General Manager
General Manager memiliki ruang lingkup pekerjaan mengawasi
jalannya kegiatan-kegiatan pada bagian keuangan, produksi, Quality Control,
13
dsb. Dengan menerima laporan berkala lantai produksi. Secara khusus, tugas dan
wewenang General Manager adalah sebagai berikut :
a. Bertanggung jawab kepada Presiden Direktur.
b. Mengawasi jalannya lantai produksi Plant yang bersangkutan.
c. Meminta pertanggungjawaban dari masing-masing manager pada masing-
masing bagian.
3. Sekretaris General Manager
Sekretaris General Manager memiliki ruang lingkup pekerjaan
membantu dan mendukung General Manager dalam melaksanakan tugas/proyek
tertentu yang dilakukan. Perinciannya secara khusus antara lain :
a. Membantu General Manager dalam menyusun laporan
pertanggungjawaban pada BDO.
b. Mendampingi General Manager baik dalam pabrik maupun diluar pabrik
(outside project).
c. Mewakili General Manager dalam negosiasi bisnis dengan pihak ketiga.
4. Manager Representative
Pada dasarnya memeiliki ruang lingkup pekerjaan mewakili
perusahaan dalam melakukan Project, khususnya yang bersifat keluar, secara
rinci dapat dijabarkan menjadi :
Tanggung jawab
Membantu dan memelihara sistem Managemen Mutu ISO 9001-2000
Melaporkan kinerja sistem manajemen mutu
Sebagai wakil perusahaan untuk berhubungan dengan pihak luar misalnya
mengenai system manajemen mutu 9001-2000
Bertanggung jawab kepada General Manager
14
5. Manager Bagian Keuangan
Manager bagian keuangan memiliki ruang lingkup pekerjaan
bertanggung jawab dalam urusan keuangan perusahaan yang menyangkut
anggaran proyek, neraca, cashflow dan modal usaha peusahaan. Secara khusus
tugas dan wewenang manager bagian keuangan adalah :
a. Mengawasi jalannya kegiatan financial yang dilakukan perusahaan.
b. Merencanakan modal usaha sesuai dengan proyek yang dilakukan
perusahaan.
c. Memberikan laporan pertanggung jawaban kepada General manager
secara rutin.
d. Bersama-sama dengan bagian produksi menyusun Budget cash sesuai
dengan tingkat produksi perusahaan.
6. Manager Bagian Personalia
Manager bagian personalia memiliki ruang lingkup pekerjaan
bertanggung jawab dalam urusan kepegawaian dan penyedaiaan sumber daya
manusia dengan perincian tugas dan wewenang sebagai berikut :
a. Bertanggung jawab kepada General Manager atas penyediaan sumber
daya manusia
b. Melakukan wawancara dalam hal pelantikan pegawai/jabatan tertentu
c. Melakukan pengawasan misalnya mengenai kepuasan kerja, upah dan
tunjangan
d. Bersama-sama dengan staff bagian prsonalia membantu menyediakan dan
melatih
15
7. Manager Bagian Quality Control
Manager bagian Quality Control memiliki ruang lingkup kegiatan
mengawasi jalanyan kegiatan pengontrolan kualitas bahan baku (incomming
process) maupun pada saat proses (in-process) dengan melakukan pengecekan
melalui pengambilan sample secara berkala. Tugas dan wewenang manager
bagian Quality Control adalah sebagi berikut :
a. Bertanggung jawab kepada General Manger dalam hal pengendalian
kualitas dengan memberikan laporan secara berkala akan banyaknya
produk/bahan baku cacat
b. Melakukan pengawasan pada bagian Quality Control akan adanya barang
yang masuk maupun yang siap dipasarkan
c. Bersama-sama dengan staff Quality Control melakukan pengecekan
secara berkala baik dari bahan baku masuk, maupun pada saat proses
berjalan
d. Bersama-sama dengan manager lainnya menentukan standar dimensi baha
baku/produk jadi yang dapat diterima
8. Manager Bagian Assembling dan Testing
Manager bagian Assembling dan Testing memiliki ruang lingkup
kegiatan melakukan pengawasan dilantai produksi, khususnya yang berhubungan
dengan perakitan dan pengetesan alat. Secara khusus , tugas dan wewenang
manager bagian Assembling dan Testing adalah sebagai berikut :
a. Melakukan pengecekan berkala pada bagian perakitan
b. Bertanggungjawab atas perakitan alat dan pengecekan alat
c. Memberikan informasi pada bagian QC mengenai tingkat cacat pada
produk akhir yang diperoleh berdasarkan hasil pengetesan
16
9. Manager Bagian Machining Shop
Manager bagian machinig shop memiliki ruang lingkup kegiatan
bertanggung jawab atas semua kegiatan pada machinig shop, yang meliputi
penyediaan bahan baku, waktu proses pengerjaan, serta output rate yang di
hasilkan. Secara detail tugas dan wewenang manager bagian machinig shop
adalah sebagai berikut :
a. Bertanggung jaeab atas penyediaan bahan baku untuk keperluan produksi
dan pemesinaan
b. Melakukan pengawasan pada bagian produksi
c. Bersama-sama dengan staf menyusun jadwal pemeliharaan dan perawatan
mesin.
d. Merencanakan hal yang lain yang berhubungan dengan machinig shop,
misalnya perubahan tata letak, perencanaan produksi, perencanaan
penggunaan mesin dsb.
10. Manager Bagian Produksi
Manager bagian produksi memiliki ruang lingkup kegiatan
bertanggung jawab atas semua masalah perencanaan produksi perusahaan, EDP
dan pergudangan dengan perincian tugas dan wewenang sebagai berikut :
a. Membawahi EDP, Production Planning and Warehouse
b. Bertanggung jawab atas perencanaan produksi yang menyangkut
kapasitas produksi dan permintaan produksi.
c. Bertanggung jawab atas pergudangan, misalnya mengenai tata letak
penyediaan bahan baku dari suplayer dan rencana pemakaian bahan baku.
d. Pengontrolan dan penggunaan Pasword network area.
17
e. Melakukan pengontrolan berkala akan stok produksi yang tersedia serta
merencanakan sefty stock bersama-sama dengan bagian pemasaran yang
terkait.
f. Mengelola dan memberikan informasi kepada bagian lainnya akan
produktifitas di lantai produksi dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pemesanan.
11. Manager Bagian Purchasing
Manager bagian Purchasing memiliki ruang lingkup kegiatan
pembelian bahan baku baik lokal maupun impor dengan rincian kegiatan yang
meliputi tugas dan wewenang Manager bagian purchasing adalah sebagai
berikut:
a. Melakukan pengawasan, khususnya yang berkaitan dengan pemasaran,
pembelian dan pengiriman pesanan yang berupa bahan baku local ataupun
impor.
b. Bersama-sama dengan asistent serta staf terkait mentukan jadwal
pengiriman dan harga produk dengan sebelumnya menganalisis suplayer
yang layak.
c. Melakukan kunjungan secara berkala yang berkaitan dengan mutu dan
kualitas bahan baku pemasok.
d. Melakukan pengecekan berkala mengenai bahan baku yang tersedia.
e. Membuat dan mengawasi pemesanaan.
f. Menganalisis dan memilih suplier untuk mendapatkan mutu, harga, dan
ketepatan pengiriman yang baik.
18
12. Manager Bagian Enginering
Manager bagian enginering memiliki ruang lingkup kegiatan teknis
yang meliputi penyediaan standar dimensi produk sesuai dengan konsep dan
permintaan pasar. Secara khusus, tugas den wewenang manager bagian
Enginering adalah sebagai berikut :
a. Merancang bentuk giometri produk baru yang diusulkan dengan
memberikan toleransi serta ukuran yang sesuai
b. Membuat sfesifikasi sesuai dengan permintaan pelanggan.
c. Mengoprasikan sistem kalibrasi
d. Melakukan penelitian yang berkaitan dengan mekanisme produk serta
ketelitian pengukuran KWH meter.
e. Menerbitkan gambaran teknis produk yang diusulkan.
f. Bertanggung jawab kepada General meneger dengan memberikan laporan
hasil kerja.
13. Manager Bagian Pemasaran
Manager bagian pemasaran memiliki ruang lingkup kegiatan
menganalisa permintaan pasar akan produk perusahaan. Secara khusus tugas dan
wewenang Manager bagian pemasaran adalah sebagai berikut :
a. Menjalin komunikasi dengan pelanggan, khususnya menyangkut produk
yang di tawarkan pelanggan.
b. Bersama-sama dengan staf lainnya menyusun jadwal dan perkiraan
permintaan produk berdasarkan teknik peramalan tertentu.
c. Bersama-sama dengan bagian produksi menyesuaikan antara permintaan
dengan kemampuan produksi perusahaan.
19
d. Mengeluarkan sales invoice penjualan kepada pelanggaan yang
menyangkut waaktu pembayaran, waktu pengiriman dan kuantitas
produk.
Masing-masing manager di atas, memiliki asisten dan staf yang memiliki tugas
dan wewenang yang hampir sama sesuai dengan bagian masing-masing secara
umum. Tanggung jawab dan wewenang dari seorang asisten dan staf adalah
sebagai berikut :
1) Asisten Manager
Asisten Manager memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut :
a. Membantu manager dalam menganalisis, mengevaluasi, dan
mengawasi jalannya kegiatan sesuai begian masing-masing.
b. Menyediakan laporan pertanggung jawaban bersama-sama
dengan manager.
c. Memberikan masukan serta ide-ide kepada manager.
d. Mewakili manager dalam pelaksanaan rapat/proyek tertentu.
2) Staf
Staf Manager memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut :
a. Melaksanakn tugas yang telah diberikan manager/asisten
Manager sesuai dengan visi dan misi perusahaan.
b. Bertanggung jawab kepada manager dan asisten Manager.
c. Melakukan kegiatan secara langsung sesuai dengan bagiannya
masing-masing.
d. Memberikan informasi mengenai masalah pada lantai produksi
secara langsung.
20
2.6 Pengaturan Hak Dan Kewajiban Tenaga Kerja
Perusahaan telah menetapkan perjanjian kerja bersama yang telah terdaftar pada
dinas Tenaga Kerja DKI Jakarta. Perjanjian kerja bersama dibuat dan disetujui oleh PT.
Fuji Dharma Electric dengan serikat pekerja yang menyangkut hubungan
ketenagakerjaan industri yang telah ditetapkan demi kepentingan bersama. Untuk hal-hal
yang merupakan tanggung jawab, disiplin, tata tertib, dan peraturan yang di atur dalam
perjanjian kerja bersama ini di berlakukan untuk semua karyawan. Perusahaan juga
memberikan kepada anak maupun keluarga pekerja yang terputus hubungan kerjanya
dengan perusahaan karena meninggal dunia, pensiun, den PHK dengan memenuhi
persyaratan yang telah ditetepka untuk kualifikasi pada lowongan yang tersedia.
2.7 Kewajiban Pekerja
Selama jam kerja dan berada dilingkungan perusahaan semua pekerja
bekewajiban mentaati peraturan yang berlaku. Setiap pekerja wajib memenuhi dan
mentaati hal-hal sebagai berikut :
a. Mulai bekerja ditempat tugasnya masing-masing dan tidak diperbolehkan
meninggalkan pekerjaannya sebelum waktunya kecuali dengan izin
atasan.
b. Mengikuti dan mematuhi petunjuk dan intruksi yang di berikan atasan
atau pimpinan perusahaan.
c. Memelihara dan menjaga nama baik perusahaan yang dipercayakan
kepadanya dan melapor kepada perusahaan jika terjadi hal-hal yang dapat
menimbulkan kerugian maupun bahaya bagi perusahaan.
d. Memelihara alat-alat kerja, mesin, dan lingkungan kerja untuk mencegah
timbulnya bahaya dalam pekerjaan.
21
e. Memelihara fasilitas kerja yang telah disediakan perusahaan untuk
keperluan pekerjaan.
f. Memakai alat keselamatan kerja dan berpakaian seragam yang telah
ditetepkan perusahaan.
Pelanggaran yang dilakuka oleh pekerja atas peraturan yang dibuat dalam perjanjian
kerja bersama akan menyebabkan pekerja yang bersangkutan dikenakan sngsi yang
merupakan korektif dan pengarahan terhadap tindakan pekerja.
2.8 Aspek Pemasaran
Pemasaran merupakan akhir dari rangkaian kegiatan yang dilaksanakan
perusahaan dan menjadi penetuan dari keberhasilan perusahaan. Keberhasilan
perusahaan tergantung dari kordinasi seluruh departemen terkait yang terdapat dalam
perusahaan antara lain : kordinasi antara bagian marketing produksi dan purchasing.
Proses pemasaran produksi perusahaan dilakukan oleh departemen pemasaran
(marketing). Divisi ini bertugas untuk melakukan negosiasi dan kontrak jangka pendek
maupun jangka panjang dengan konsumen/ pelanggan.
PT. Fuji Dharma Electric memiliki departemen pemasaran yang berhubungan
langsung dengan pelanggan, Departemen ini selain melakukan negoisasi dan kontrak
jangka pendek, juga menetapkan strategi pemasaran meliputi segmented, targeting, dan
positioning (STP). Semua ini dilakukanuntuk memenuhi melayani pasar sasaran dengan
baik dan juga dapat mengatasi persaingan. Selain itu departemen marketing ini juga
berfungsi untuk melakukan penelitian mengenai preference dan kebutuhan konsumen,
trend pasar juga permintaan konsumen.
Singkatnya, pemasaran dapat dikatakan sebagai proses akhir dari keseluruhan
kegiatan kerena disinilah sumber pemasukan perusahaan, yaitu melalui penjualan
22
produknya. Oleh karena itu strategi pemasaran dalam rangka melayani target pasar dan
mengalahkan competitor harus dapat dilakukan dengan baik dan terencana.
2.9 Hasil Produksi
PT. Fuji Dharma Electric memproduksi berbagi jenis KWH meter yang
bergantung oleh sfesifikasi yang di minta oleh pelanggan :
1. KWH meter ( konsumen lokal di indonesia ) adalah KWH meter yang memiliki
sfesifikasi teknik dan keteristik tertentu.
2. KWH meter untuk ekspor ke berbagai negara yang memeiliki sfesifikasi yang
khas sesuai dengan kondisi kelistrikan negara tujuan.
2.10Daerah Produksi
Daerah produksi PT. Fuji Dharma Electric terfokus untuk pemenuhan
konsumen dalam negri dan luar negri. Untuk didalam negri daerah pemasarannya sampai
saat ini telah merambah keseluruhan pulau terutama dikota-kota besar seperti jakarta,
surabaya, medan, dsb. Sedangkan untuk pemasaran di luar negri sampai saat ini meliputi
srilangka, pilipina, bangladesh, vietnam, serawak (malaysia), taiwan, frankfurt (jerman),
Harere (afrika selatan), New york.
2.11Strategi Pemasaran
Seperti kita ketahui strategi pemasaran merupakan salah satu langkah
perusahaan untuk menyusun dan mengembangkan pemasaran. Dalam strategi pemasaran
maka perusahaan menyusun langkah-langkah unik dan inovatif agar produksi di sambut
baik masyarakat. Tidak hanya itu, strategi pemasaran dilakukan perusahaan juga dengan
maksud menjadikan produknya unggul, diminati, dan membangun citra yang baik atas
23
produk yang dikeluarkan. Staregi pemasaran merupakan kombinasi ideal untuk produk,
harga, tempat, dan promosi.
PT. Fuji Dharma Electric merupakan perusahaan penghasil KWH meter
dimana dalam menjalankan bisnisnya, perusahaan ini memiliki beberapa strategi yang
menyangkut merketing mix ( price, product, place, dan promotion ) serta strategi STP (
segmented, targetting, dan positioning ). Ini semua dilakukan untukmeraih pangsa pasar
yang lebih besar dari penjualan produknya dibandingkan pesaing. Sampai saat ini
perusahaan pesaing yang bergerak dibidang yang sama dengan PT. Fuji Dharma Electric
adalah PT. Metbolsa (pulo gadung), PT. Mecindo (cikarang).
2.12 Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Jaminan sosial tenaga kerja merupakanprogram perlindungan yang bersifat
dasar bagi tenaga kerja yang bertujuan yang menjamin adanya keamanan dan kepastian
terhadap resiko-resiko sosial ekonomi dan merupakan sarana penjamin arus penerimaan
penghasilan bagi tenaga kerja dan keluarganya akibat akibat dari terjadinya resiko sosial
denagn pembiayaan yang terjangkau oleh perusahaan dan tenaga kerja. Undang-undang
yang menyadari adalah UU No. 3 Tahun 1992 tentang jamsostek dengan latar belakang
menjamin adanya keamanan dan kepastian terhadap resiko-resiko sosial ekonomi seperti
kecelakaan, sakit,hamil, bersalin, dan meninggal dunia. JAMSOSTEK meliputi :
1. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), pasal 8 UU no.3 tahun 1992
2. Jaminan Kematian (JK), pasal 12 UU no,3 tahun 1992
3. Jaminan Hari Tua (JHT), pasal 14 UU no.3 tahun 1992
4. Jaminan Pemeliharaan (JPK), pasal 16 UU no.3 tahun 1992
PT. Fuji Dharma Electric adalah perusahaan yang memiliki tenaga kerja
dengan total ±400 orang. Berdasarkan pasal 2 ayat 3 PP no.14 tahun 1994, yang menjadi
24
peserta jamsostek adalah perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 10
orang/lebih atau membayar uapah paling sedikit Rp.1.000.000/bulan, wajib mengikut
sertakan tenaga kerja dalam program jamsostek. PT. Fuji dharma electric telah mengikut
sertakan tenaga kerjanya dalam program jamsostek sejak tahun 1992. Hal ini dilakukan
sebagai wujud kepedulian perusahaan terhadap resiko-resiko sosial ekonomi
pekerjaannya seperti kecelakaan kerja, kematian, skit, maupun sebagai jaminan hari tua.
Sampai saat ini, pogram jamsostek yang di lakukan PT. Fuji Dharma Electric
dapat dikatakan berjalan dengan baik. Hal ini ditunjukan dengan adanya tanggung jawab
perusahaan dapat membayar iurean wajib kepada PT. Jamsostek dan juga penagihan
iuran wajib pekerja, khususnya program jaminan hari tua dimana 3,7% dibayarkan oleh
perusahaan dan 2% di bayarkan pekerja.
25
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Pengertian Perancangan dalam Teknik Industri
Perancangan dan pengukuran waktu kerja merupakan disiplin ilmu yang
dirancang terutama untuk memberikan pengetahuan mengenai prinsip dan prosedur yang
harus dilaksanakan dalam upaya memahami hal-hal yang berkaitan dengan efektivitas dan
efisiensi kerja. Definisi efisiensi adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan
biaya yang di keluarkan untuk mendapatkan hasil tersebut, semakin tinggi nilai
perbandingannya maka semakin tinggi efisiensinya.
Mata ajaran ini dalam dunia akademis khususnya disiplin Teknik Industri
dikenal dengan beraneka ragam sebutan seperti Studi Gerak & Waktu (Motion & Time
Study), Perancangan Kerja (Work Design), Teknik Tata Cara Kerja atau Analisa
Perancangan Kerja (Methods Engineering).
Disini hal-hal yang berhubungan dengan gerakan-gerakan (Motion) kerja
ataupun metoda kerja yang sederhana dan mudah dilaksanakan haruslah dianalisa serta
diaplikasikan. Prinsip ekonomi gerakan (motion economy) ataupun penyederhanaan kerja
(work simplification) merupakan satu landasan yang penting didalam analisa design kerja
dan harus dipikirkan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pengukuran kerja.
3.1.1 Penyederhanaan Kerja Sebagai Upaya perbaikan Rancangan Tata Kerja
Penyederhanaan kerja pada hakikatnya bertujuan untuk mencari cara kerja yang
lebih mudah, lebih cepat, lebih efisien dan menghindari pemborosan-pemborosan
material, waktu, tenaga, dan lain-lain. Untuk melaksanakan penyederhanaan kerja dapat
dinyatakan dalam 5 langkah sebagai berikut:
26
1. Pemilihan kegiatan kerja yang diperbaiki.
Langkah ini merupakan langkah awal yang harus dilaksanakan. Kegiatan-kegiatan
yang dianggap tidak efisien, penyelesaiannya lambat, dan lain-lain merupakan
pertimbangan pokok dalam pemilihan studi.
2. Pengumpulan dan pencatatan data/fakta.
Langkah kedua adalah mengumpulakn dan mencatat semua data / fakta yang
berkaitan dengan metode kerja yang selama ini dilaksanakan menyangkut antara
lain informasi-informasi yang berkaitan dengan urutan kegiatan, gerakan-gerakan
kerja, layout, dan lain-lain.
3. Analisa terhadap langkah-langkah kerja.
Metode kerja yang dilaksanakan sekarang dianalisa. Langkah-langkah yang dinilai
tidak efisien dicari sebab-sebabnya dan dicari alternatif pemecahannya agar
menjadi lebih baik. Beberapa elemen-elemen kerja yang dianggap tidak produktif
bisa dieleminir atau digabungkan. Untuk mempermudah proses analisa maka
pembuatan peta kerja (process chart) akan sangat banyak manfaatnya.
4. Usulan dan pengujian alternatif metode kerja yang lebih baik.
Dari langkah analisis yang dilaksanakan sebelumnya maka diusulkan kemudian
langkah atau metode kerja yang dianggap lebih efektif dan efisien. Sebelum
usulan tesebut diputuskan sebagai altermnatif terpilih terlebih dahulu perlu
diujicobakan.
5. Aplikasi dan evaluasi metode kerja baru.
Langkah terakhir adalah mengaplikasikan alternatif metode kerja yang lebih baik
untuk menggantikan metode kerja lama dan kemudian mengevaluasinya kembali
bilamana dirasakan perlu perbaikan.
27
Seperti yang dijelaskan dalam langkah-langkah tersebut diatas, penggambaran
prosedur kerja guna mempermudah proses analisa bisa dilaksanakan melalui peta
proses (process chart). Umumnya disini peta-peta yang diaplikasikan untuk
keperluan analisa metode kerja adalah peta aliran proses (flow process chart), peta
tangan kiri & tangan kanan (left & right hand chart), diagram aliran (flow
diagram), dan lain-lain. Berikut deskripsi singkat mengenai aplikasi dari masing-
masing peta kerja untuk menganalisa metode kerja.
6. Peta aliran proses (Flow Process Chart)
Peta aliran proses adalah suatu peta yang akan menggambarkan semua aktivitas,
baik aktivitas produktif maupun tidak produktif yang terlibat dalam proses
pelaksanaan kerja. Metode penggambaran hampir sama dengan peta proses
operasi (operation process chart) hanya saja disini akan lebih detail dan lengkap.
Tidak seperti peta proses operasi yang menggambarkan aktivitas yang produktif
(kegiatan operasi dan inspeksi), maka peta aliran proses juga menggambarkan
aktivitas-aktivitas yang tidak produktif seperti transportasi (meterial handling),
delay/idle, dan penyimpanan. Cara penggambarannya akan menggunakan semua
simbol-simbol ASME. Demikian pula penggambaran akan dilaksanakan secara
vertikal dari atas kebawah.
7. Diagram Aliran (Flow Diagram)
Diagram aliran pada dasarnya persis sama dengan peta aliran proses hanya saja
disini penggambarannya dilakukan di atas gambar layout dari fasilitas kerja.
Disini simbol-simbol ASME dan nomor- nomor aktivitas masing-masing yang
digambarkan. Tujuan pokok dalam pembuatan diagram aliran adalah utnuk
mengevaluasi langkah-langkah proses dalam situasi yang lebih jelas, disamping
28
tentunya bisa dimanfaatkan untuk melakukan perbaikanperbaikan didalam desain
layout fasilitas produksi yang ada.
8. Peta Tangan Kiri & Tangan Kanan (Left & Right)
Tidak seperti peta operasi atau peta aliran proses, maka peta tangan kiri dan
tangan kanan diarahkan untuk menganalisa aktivitas kerja yang dilaksanakan
seorang operator dalam sebuah stasiun kerja. Peta akan menggambarkan gerakan-
gerakan kerja yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan dengan tujuan
utamanya adalah memperoleh keseimbangan gerakan kerja. Peta terutama untuk
menganalisa kegiatan manual dan berlangsung berulangulang seperti yang terjadi
dalam proses perakitan (assembling).
3.1.2 Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan sebagai Perancangan Cara Kerja
Didalam menganalisa dan mengevaluasi metode kerja guna memperoleh metode
yang lebih efisien, maka perlu mempertimbangkan prinsip-prinsip ekonomi gerakan (the
principles of motion economy). Prinsip ekonomi gerakan ini biasa dipergunakan untuk
menganalisa gerakan-gerakan kerja setempat yang terjadi dalam stasiun kerja dan bisa
juga untuk kegiatan-kegiatan kerja yang berlangsung secara menyeluruh dari satu stasiun
kerja lainnya.
Berikut beberapa prinsip-prinsip ekonomi gerakan yang di kutip dari buku
Marvin E Mundel, ”Motion and Time Study : Principles and Practise” ( Englewood
Cliffs,N.J.Prentice-Hall Inc,1970).
1. Eleminasi Kegiatan
Eliminasi semua kegiatan / aktivitas yang memungkinkan, langkah-langkah atau
gerakan-gerakan (dalam hal ini banyak berkaitan dengan aplikasi anggota badan,
kaki, lengan, tangan, dan lain-lain).
29
Eliminasi kondisi yang tak beraturan dalam setiap kegiatan. Letakkan segala
fasilitas kerja dan material/komponen pada lokasi yang tetap (hal ini akan
menyebabkan gerakan-gerakan kerja yang berlangsung secara otomatis).
Eliminasi penggunaan tangan (baik satu atau keduanya)sebagai “holding device”,
karena hal ini merupakan aktivitas tidak produktif yang menyebabkan kerja kedua
tangan tidak seimbang.
Eliminasi gerakan-gerakan yang tidak semestinya, abnormal, dan lain-lain.
Hindari pula gerakan-gerakan yang membahayakan dan melanggar prinsip-prinsip
keselamatan atau kesehatan kerja.
Eliminasi penggunaan tenaga otot untuk melaksanakankegiatan statis atau fixed
position. Demikian pula sebisa mungkin untuk menggunakan tenaga mesin
(mekanisasi) seperti power tools, power feeds, material handling equipment, dan
lain-lain untuk menggantikan tenaga otot.
Eliminasi waktu kosong (idle time) atau waktu menunggu (delay time) dengan
membuat perencanaan/penjadwalan kerja sebaik-baiknya. Idle/delay time bias
ditolerir bilamana hal tersebut diperuntukkan secara terencana guna melepaskan
lelah.
2. Kombinasi Gerakan atau Aktivitas kerja.
Gantikan / kombinasikan gerakan-gerakan kerja yang berlangsung pendek atau
putus-putus dan cenderung berubah-ubah arahnya dengan sebuah gerakan yang
continyu, tidak patah-patah serta cenderung membentuk sebuah kurva.
Kombinasikan beberapa aktivitas / fungsi yang mampu ditangani oleh sebuah
peralatan kerja dengan membuat desain yang bersifat “ multipurpoce” (serbaguna
atau berfungsi banyak).
30
Distribusikan kegiatan dengan membuat keseimbangan kerja antara kedua tangan.
Pola gerakan kerja yang simultan dan simetris akan memberikan gerakan yang
paling efektif. Bilamana kegiatan dilaksanakan secara kelompok maka diupayakan
agar supaya terjadi beban kerja yang merata diantara anggota kelompok.
3. Penyederhanaan Kegiatan
Laksanakan setiap aktivitas /kegiatan kerja dengan prinsip kebutuhan energi otot
yang digunakan minimal.
Kurangi kegiatan mencari-cari objek kerja (peralatan kerja, material, dan lainlain)
dengan meletakkannya dalam tempat yang tidak berubah-ubah.
Letakkan fasilitas kerja berada dalam jangkauan tangan yang normal. Hal ini akan
menyebabkan gerakan tangan berada pada jarak yang sependek-pendeknya.
Sesuaikan letak dari handles, pedals, levers, buttons, dan lain-lain dengan
memperhatikan dimensi tubuh manusia (anthropometri) dan kekuatan otot yang
dibutuhkan.
3.1.3 Ergonomi ( Faktor Manusia dalam Sebuah Sistem Kerja)
Ergonomi atau ergonomics (bahasa Inggrisnya) sebenarnya berasal dari kata
Yunani yaitu Ergo yang berati kerja dan Nomos yang berarti hukum. Dengan demikian
ergonomi dimaksudkan sebagai disiplin ilmu yang mempelajari manusia dalam kaitannya
dengan disiplin keilmuan yang mempelajari manusia dalam kaitannya dengan
pekerjaannya. Istilah ergonomi lebih populer dipergunakan oleh beberapa negara Eropa
Barat. Di Amerika istilah ini lebih dikenal sebagai human factors Engineering atau
Human Engineering. Demikian pula ada banyak istilah lainnya yang secara praktis
mempunyai maksud yang sama seperti Biomechanics, Biotechnology, Engineering
Psychology atau Arbeltwissensschaft (Jerman). Disiplin ergonomi secara khusus akan
31
mempelajari keterbatasan dan kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan teknologi
dan produk-produk buatannya. Disiplin ini berangkat dari kenyataan bahwa manusia
memiliki batasan-batasan kemampuan baik jangka pendek maupun panjang. Dengan
demikian terlihat jelas bahwa ergonomic adalah suatu keilmuan yang multidisiplin,karena
disini akan mempelajari pengetahuan-pengetahuan dari ilmu Kehayatan (kedokteran,
Biologi), Ilmu Kejiwaan (Psychology), Ilmu Teknik (Engineering) dan kemasyarakatan
(sosiologi). Pada prinsipnya disiplin ergonomi akan mempelajari apa akibat-akibat
jasmani, kejiwaan dan sosial dari teknologi dan produk-produknya terhadap manusia
melalui pengetahuan-pengetahuan tersebut pada jenjang mikro maupun makro.
Gambar 2.2
Komponen-komponen dalam perancangan stasiun kerja
Maksud dan tujuan dari disiplin ergonomi adalah mendapatkan suatu
pengetahuan yang utuh tentang permasalahan-permasalahan interaksi manusia dengan
teknologi dan produk-produknya,sehingga dimungkinkan adanya suatu rancangan system
manusia mesin (teknologi) yang optimal. Dengan demikian disiplin ergonomi melihat
32
permasalahan interaksi tersebut sebagai suatu sistem dengan pemecahan-pemecahan
masalah melalui proses pendekatan sistem pula.
3.2 Metode Analisa Masalah
Model pemecahan yang ada dapat menghasilkan keutusan yang baik,asalkan
keputusannya berdasarkan fakta. W.Edwars Deming mengajukan cara pemecahan
masalah melalui Statistical Process Control (SPC) yang dilandasi 7 alat stastistik utama
yang dijelaskan sebagai berikut:
3.2.1. Diagram Sebab Akibat
Diagram ini juga disebut diagram tulang ikan (Fish bone diagram). Pada
diagram ini bertujuan memisahkan penyebab dari gejala, memfokuskan perhatian pada
hal-hal yang relevan, serta dapat diterapkan pada setiap masalah.
Gambar 2.3
Diagram Sebab akibat atau Fish bone
33
Dengan menunjukan hubungan antara ;
- Akibat : Kualitas
- Sebab : Faktor - faktor yang berpengaruh / mengakibatkan sesuatu pada kualitas.
Langkah Pembuatan Diagram Sebab Akibat .
1. Tentukan masalah / sesuatu yang akan diperbaiki / diamati , usahakan adanya
ukuran untuk masalah tersebut sehingga perbandingan sebelum dan sesudah
perbaikan dapat dilakukan. Gambarkan panah dengan kotak di ujung kanannya
dan tuliskan masalah / sesuatu yang akan diperbaiki / diamati itu dalam kotak.
2. Cari foktor-faktor utama yang berpengaruh / mempunyai akibat pada asalah /
sesuatu tersebut. Tuliskan dalam kotak yang telah dibuat di atas dan di bawah
panah yang ada , kemudian tarik panah diantara kotak dengan yang ada.
3. Cari lebih lanjut, faktor-faktor yang lebih terinci yang berpengaruh / mempunyai
akibat pada faktor utama tersebut. Tulis faktor-faktor tersebut dikiri kanan panah
penghubung tadi dan buatlah panah di bawah factor tersebut menuju garis
penghubung.
4. Carilah penyebab penyebab utama dari diagram yang sudah lengkap, carilah
penyebab-penyebab utama dengan menganalisa data yang ada dan buatlah
urutannya dengan memakai diagram pareto. Bila analisa tidak dapat dilakukan,
pilihlah faktor-faktor yang diduga sangat berpengaruh dan ambil suara ( voting )
untuk menentukan urutannya serta gambarkan diagram.
3.2.2. Check Sheet
Check sheet memiliki fungsi sebagai alat pengumpul data dan analisa data.
Dengan alat ini akan mempermudah proses pengumpulan data bagi tujuan-tujuan tertentu
34
dan menyajikan dalam bentuk yang komunikatif sehingga dapat dikonversikan menjadi
informasi.
3.2.3. Diagram Pareto
Diagram ini bertujuan untuk mengklasifikasikan masalah menurut sebab dan
gejalanya. Dengan alat ini masalah disusun kedalam bentuk diagram menurut prioritas
atau tingkatan kepentingannya, dengan menggunakan grafik batang, dimana 100%
menunjukan kerugian total.
3.2.4. Run Chart dan Control Chart
Kegunaan Run Chart adalah untuk mengidentifikasi kecendrungan (trend) yang
terjadi dari suatu masalah. Trend sangat berguna dalam memisahkan sebab dan gejala
yang ada.
Sedangkan Control Chart berguna untuk menganalisa proses dengan tujuan
memperbaikinya secara terus menerus. Grafik ini mendeteksi penyimpanagan abnormal
dengan bantuan grafik garis.
3.2.5. Histogram
Histogram adalah grafik yang menggambarkan penyebaran atau standart deviasi
suatu proses. Variasi ciri khas kualitas yang dihasilkan disebut distribusi, dan angka yang
menggambarkan frekuensi dalam bentuk bagan. Untuk menentukan masalah dengan
memeriksa bentuk dispersi, nilai rata-rata dan sifat dispersi.
3.2.6. Stratifikasi
35
Stratifikasi adalah teknik pengelompokan data kedalam kategori-kategori
tertentu. Ketegori yang dibentuk berupa data relatif terhadap lingkungan, sumber daya
manusia, mesin yang digunakan, bahan baku dan lain-lain.
3.2.7. Catter Diagram
Scatter Diagram disebut juga sebagai diagram sebar. Dengan alat ini kita bias
mempelajari dan mencari faktor-faktor yang berpengaruh dan juga memetakan 2 variabel
yang sesuai terhadap masalah yang ada.
BAB IV
PEMBAHASAN DAN ANALISA
4.1 Proses Produksi
Salah satu komponen penting dalam suatu organisasi dan pabrik adalah proses
produksi, dimana proses produksi merupakan tahapan-tahapan yang dilakukan mulai dari
bahan baku hingga menjadi produk jadi, dalam kasus ini adalah KWH Meter. Secara
umum, proses produksi di PT. Fuji Dharma Electric dibagi menjadi tiga bagian besar,
yaitu:
1. Pembuatan komponen yang berbahan logam, seperti : Besi, almunium,
tembaga, dan kuningan
2. Pembuatan komponen yang berbahan plastic, seperti : Biji plastic
polypropylene, Bakelite powder, dll
3. Serta perakitan-perakitan komponen.
36
Secara umum, dapat dikatakan rumit karena selain adanya komponen yang dibuat sendiri,
juga presisi yang tinggi. Berikut ini akan dijelaskan mengenai rincian proses produksi
KWH Meter di PT. Fuji Dharma Electric.
4.1.1 Bahan Baku Dan Bahan Penolong
Bahan baku merupakan salah stu masukan untuk proses produksi, dimana bahan
baku ini merupakan factor krusial dalam proses produksi. Bahan baku yang digunakan
untuk proses produksi KWH Meter di PT. Fuji Dharma Electric antara lain dibagi
menjadi 2 bagian besar, yaitu bahan baku yang terbuat dari logam dan bahan baku yang
terbuat dari non-logam sperti biji plastic. Secara rinci dapat dibagi menjadi :
1. Logam
a. Stainless stell, digunakan untuk upper bearing setting plate.
b. Almunium sheet, digunakan untuk rotor disk dan frame register.
c. Brass (Kuningan), digunakan untuk screw, worm metal dan pinion Z13.
d. Alnico (Al, Ni, Co), digunakan untuk pembuatan magnet.
e. Almunium ADC12, digunakan untuk pembuatan main frame.
f. Silicon stell, digunakan pada inti current core, dan juga potential core.
g. SPCC, digunakan untuk pembuatan base, yoke, top coil, dll.
h. Copper, digunakan untuk pembuatan shading plate
i. Copper wire jenis PEW, digunakan untuk pembuatan current coil.
j. Copper wire jenis UEW, digunakan untuk pembuatan potential coil.
2. Non-logam
a. Polyacetal, digunakan untuk pembuatan number whell.
b. Polypropylene, digunakan untuk pembuatan suportor
37
c. Polycarbonat, digunakan untuk pembuatan top core dan terminal cover
plastic.
d. Phenolic compound, digunakan untuk pembuatan terminal block.
Selain bahan baku utama, juga terdapat bahan penolong yang digunakan. Bahan
penolong merupakan bahan sampingan yang juga diperlukan demi kelancaran proses
produksi ataupun kelengkapan suatu produk. Bahan penolong disebut juga bahan
pembantu, bahan penolong yang digunakan pada pembuatan KWH Meter PT. Fuji
Dharma Electric adalah timah untuk menghaluskan permukaan komponen-komponen
yang telah melalui proses deburry. Untuk proses degreasing, digunakan triclone untuk
membersihkan oli dan bahan pelumas dan yang lainnya dari komponen yang baru saja di
tapping. Selain itu ada beberapa jenis bahan penolong lain yang digunakan, yaitu :
1. Printing / hot stamping print
2. Drycement, digunakan untuk pembuatan upper bearing.
3. Tape insulation.
4. Carton box.
4.1.2 Pembelian Material Dan Komponen Produksi
Proses pembelian material dan komponen produksi dilakukan atas persetujuan
manager bagian purchasing, dimana bagian ini akan mengeluarkan perintah pengadaan
atau pembelian material produksi. Sebelumnya, pengadaan material ini melalui tahapan
material planning dan control yang dianalisa berapa jumlah bahan baku untuk produksi
dibutuhkan nantinya.
Pembelian material dilakukan melalui vendor list serta data hasil evaluasi
vendor. untuk menjamin terpenuhnya kebutuhan material sesuai waktu dan kuantitasnya,
38
maka bagian purchasing melakukan monitoring material sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam prosedur pembelian material atau komponen produksi. Sedangkan untuk
menjamin terpenuhnya kualitas material, maka diadakan aktifitas pengontrolan kualitas
melalui incoming inspection.
4.1.3 Pembelian Barang Non Produksi
Adapun yang termasuk dalam katagori barang atau jasa non produksi adalah
barang teknis, bahan bangunan, alat tulis kantor, serta barang dan jasa lainnya yang
mendukung kelancaran operasional perusahaan. Untuk memenuhi kebutuhan operasional
perusahaan, maka proses pembelian barang non produksi diatur dalam 2 prosedur, yaitu :
1. Pembelian lokal, diatur dalam prosedur pembelian barang non produksi.
2. Pembelian impor, diatur dalam prosedur pembelian barang impor.
Proses pembelian dilakukan atas persetujuan manager purchasing, bersama manager
finance dan administration. Untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan barang non
produksi sesuai waktu, kualitas, dan kuantitasnya maka purchasing melakukan
monitoring kedatangan barang sesuai dengan ketentuan dalam prosedur pembelian barang
non produksi. Setiap barang yang datang akan dilakukan verifikasi terhadap kualitas dan
spesifikasi oleh user termasuk jika ada persyaratan lingkungan keselamatan dan kesehatan
karja.
4.1.4 Kapasitas Produksi
39
Kapasitas produksi PT. Fuji Dharma Electric mencapai 600.000 unit per tahun
(berdasarkan MPS 2008). Namun demikian, perusahaan masih bergantung pada jumlah
permintaan pelanggan yang kadangkala dapat mencapai lebih dari 600.00 unit
/pertahun.Ataupun kurang dari kapasitas tersebut menyebabkan adanya kapasitas
menganggur. Perusahaan menetapkan safety stockini nampaknya belum berdasarkan
suatu metode tertentu.Sisten persediaan bahan baku dan produk jadi yang digunakan
adalah MRP(Material Requirement Planning)
4.1.5 Uraian Proses Produksi
Proses manufacturing PT. Fuji Dharma Electric dapat dikatakan rumit karena
bervariasinya komponen dengan langkah pengerjaan yang banyak dan presisi tinggi.
Untuk KWH Meter konsumsi PLN ada 26 jenis komponen bahan baku logam yang harus
diproduksi oleh PT. Fuji Dharma Electric yang dialokasikan di machine shop 1. Selain
itu, ada beberapa komponen lain yang berbahan baku dari non logam yang di produksi di
machine shop 2.
Setiap komponen memiliki keunikan tersendiri, baik dimensi maupun
fungsinya dan tentu saja karena keunikannya tersebut, setiap kompenen mempunyai
uraian proses produksi yang berbeda-beda. Secara umum,proses produksi PT.fuji dharma
electric melewati beberapa tahapan seperti various pressing process, alumunium die
casting , precision drilling ,automatic press core ,CNC machine to produce high
accuracy and precision component ,injaction molding machine, automatic coiling
machine, shaft die casting, pre assembling pre-adjusting and main assembling.
1. Proses Peleburan Almunium
40
Merupakan awal dari proses pembuatan main frame. Almunium yang digunakan
adalah jenis ADC-12. Lamanya peleburan pertama kali adalah mencapai 5 jam.
Oleh karena itu, peleburan almunium jarang dihentikan, kecuali pada hari libur
atau pada saat saat tertentu saja. Tempratur yang di perlukan peleburan adalah 60°
C ± 15°C.
2. Proses Die Casting
Proses die cesting merupakan proses pencetakan komponen main freme dari bahan
almunium yang telah dilebur dengan menggunakan mesin die cast. Produksi main
frame menggunakan mesin ini bias mencapai 3600 pieces/hari.
3. Proses Pengikiran
Proses ini dimaksudkan untuk menghilangkan burry yang menempel akibat proses
die casting, sehingga secara visual nampak lebih baik. Kikir yang digunakan pada
proses ini terdiri dari dua macam, yaitu kikir besar dan kasar (6 inch) serta kikir
kecil dan halus (4 inch). Kikir yang lebih halus digunakan untuk membuang burry
yang berukuran lebih kecil dan letaknya sulit.
4. Proses Shot Blasting
Digunakan untuk membersihkan komponen-komponen yang berbahan baku
almunium dan menghaluskan permukaannya dengan menggunakan serbuk logam,
sehingga akan menghasilkan internal stress pada komponen. Untuk proses ini
sekali pengoprasiannya berkapasitas 100 pieces dan lamanya proses ini adalah
sekitar 5 menit.
41
5. Proses Tapping
Proses Tapping dimaksudkan untuk membuat ulir bagian dalam serta bagian
depan main frame yang nantinya digunakan untuk pemasangan baut.
6. Proses Degreasing
Proses ini menggunakan zat kimia utama, yaitu Tirclone (TCE – Tri Clore
Etylene), yaitu proses pembersihan dan pengeringan komponen main frame
sebelum di packing dan dikirim ke proses selanjutnya.
7. Proses Pemeriksaan Komponen
KWH Meter yang telah diproses dan di degreasing akan diperiksa dengan cara
100% checking untuk menjamin kualitas dari komponen tersebut. Pemeriksaan
dimulai dari pemeriksaan visual, seperti kebersihan dari geram dan oli, kehalusan
permukaan. Bila tidak lolos (cacat visual), maka akan dikembalikan untuk
kembali diproses. Jika cacat tersebut tidak bias diproses lebih lanjut, maka
komponen cacat tersebut akan kembali dilebur. Pemeriksaan kedua yaitu
pemeriksaan burry, terutama pada bagian-bagian ulir dan lubang. Proses
pemeriksaan dilakukan oleh supervisor atau bagian quality control.
8. Proses Pengepakan Komponen
Terdapat dua macam pengepakan, yaitu pengepakan dengan karton dan
pengepakan dengan plastik. Karton ini di supply oleh sub kontraktor dari PT. Fuji
Dharma Electric. Komponen yang telah di packing diberi sticker putih yang
menunjukan identitas masing-masing komponen, serta tanda lolos uji kualitas.
42
Jika komponen tersebut perlu penanganan khusus, maka diberi tanda warna hijau
dengan catatan khusus didalamnya dan setalah itu komponen siap dikirimkan.
4.2 Keseimbangan Lini Produksi Perakitan KWH Meter 1 Phase
Pembuatan peta proses perakitan bertujuan untuk mengetahui proses perakitan
yang dilakukan PT. Fuji Dharma Electric untuk KWH Meter jenis 1 phase. Gambar 4.1
dibawah ini merupakan peta proses perakitan selengkapnya.
Struktur produk menggambarkan langkah –langkah dalam memproduksi barang
jadi mulai dar bahan mentah menjadi sub assembling. Struktur produk yang dibuat
menggambarkan langkah-langkah dalam melakukan proses perakitan KWH meter 1
phase. Gambar 4.2 dibawah ini merupakan gambaran langkah-langkah perakitan produk
KWH meter 1 phase.
Pembuatan struktur produk selalu disertai dengan pembuatan bill of material.
Table 4.1 merupakan bill of material untuk produk KWH meter 1 phase.
Tabel 4.1 bill of material
No Level Deskripsi Produk ID Jumlah
1
00
Biss IC 001 1
2 Potensial Element 002 1
3 Current Element 003 1
4 Screw M4 x 19mm 004 4
5 01 Power Fector 006 1
6 Kompensator Coil 007 1
7 Suportor 008 1
43
8 Screw M4 x 8mm 009 2
9
02
Inlet Wire 011 2
10 Lower Bearing 012 1
11 Screw M3 x 8mm 013 1
12 Screw M4 x 8mm 014 1
13
03
Upper Bearing 016 1
14 Screw M4 x 8mm 017 2
15 Screw M3 x 8mm 018 1
16
04
LL. Adjusting Plate 020 1
17 Locking Screw 021 1
18 Conical Spring Washer 022 1
1905
Kawat Current Coil 024 1
20 Screw M4 x 8mm 025 1
2106
Magnet 027 1
22 Screw M5 x 8mm 028 2
2307
Freme Setting Plate 030 1
24 Screw M5 x 8mm 031 4
25
08
Rotor 033 1
26 Register 034 1
27 Lower Bearing 035 1
28 Upper Bearing 036 1
29 Screw M4 x 8mm 037 6
30 09 KWH Meter 039 1
44
Perhitungan line balancing ini sendiri akan dilakukan dengan menggunakan
metode RPW (Renked Positional Weight Method). Department Production memiliki
target produksi harian untuk produk KWH meter dengan rata-rata perharinya sebanyak
1500 unit per hari, namun angka ini tidak menjadi acuan karena tingkat produksi tiap
harinya berbeda-beda tergantung kebutuhan PT. Fuji Dharma Electric. Adapun waktu
kerja yang ditetepkan dalam sehari yaitu selam 8 jam atau 28800 detik. Berdasarkan data
yang diperoleh, diketahui bahwa proses perakitan produk KWH meter terdiri dari 29
elemen pekerjaan. Penulis melakukan pengamatan mengenai lamnya waktu dari masing-
masing elemen pekerjaan tersebut yang digunakan untuk mengetahui keseimbangan lini
pada proses perakitan. Berikut ini adalah data waktu masing-masing elemen pekerjan.
Tabel 4.2 Urutan Pekerjaan
Operasi Urutan Pekerjaan Waktu (detik)
1 Pembersihan Biss IC 4
2 Pemasangan Terminal Block 3
3 Perakitan Biss IC dengan Terminal Block 8
4 Perakitan LL Setting Plate dengan Pinion Z13 3
5 Perakitan Potential Core, Potential Coil, & Top Core 5
6 Perakitan Potential Element dengan LL setting Plate 5
7 Pemasangan Isolator 3
8 Pemasangan Kompensator Koil 10
9 Pemotongan Kompensator Koil 2
10 Pencelupan Pada Timah 6
11 Perakitan Current Coil 7
12 Pemasangan Plat Current Element 12
13 Pemvakuman Brake Magnet 2
45
14 Pengisian Magnet 2
15 Pengovenan Magnet 14400
16 Perakitan Rotor Disk 6
17 Pewarnaan Rotor Whorm 5
18 Pewarnaan Rotor Disk 3
19 Pengetesan Rotor Disk 14
20 Perakitan Driving Element 16
21 Pemasangan Power Factor 12
22 Penyolderan Inlet Wire 14
23 Pemasangan Inlet Wire 14
24 Pemasangan LL Adjusting Plate 14
25 Pemasangan Current Element 16
26 Pemasangan Frame 15
27 Pemasangan magnet pada Frame 15
28 Pemasangan Rotor & Register 20
29 Free Adjusting 15
TOTAL 14666
Berdasarkan data di atas, total keseluruhan perakitan sebesar 14666 detik
dengan jumlah operasi sebanyak 28 dan pemeriksaan dilakukan sebanyak 1 kali.
Perhitungan line balancing dilakukan menggunakan metode RPW (Ranked Positional
Weight Methode). Precedence diagram atau diagram pendahuluan digunakan mengetahui
bagaimana urutan proses pekerjaan secara lebih mendalam dibuat sebelum melakukan
bobot posisi. Berikut ini adalah precedence diagram atau diagram pendahuluan untuk
perakitan KWH meter 1 phase.
46
Berdasarkan precedence diagram diatas, maka dapat dilihat operasi 1 dikerjakan
terlebih dahulu sebelum menuju operasi 2. Operasi 2 dikerjakan terlebih dahulu sebelum
dirakit dengan operasi 3. Operasi 1-3, operasi 4-6, dan operasi 7-12 dilakukan secara
bersama-sama untuk melakukan operasi 20, namun hasil operasi 21 akan dilanjutkan
menuju operasi 22. Operasi 13-15 dilakukan untuk selanjutnya merakit antara operasi 26
dengan hasil operasi 13-15 dan begitu juga dengan operasi 27 sebelum menuju operasi
28. Seterusnya dijelaskan dengan operasi 28-29 yang hasil akhirnya yaitu produk KWH
meter 1 phase. Precedence diagram ini berfungsi untuk memberikan informasi mengenai
elemen pekerjaan mana yang dilakukan terlebih dahulu dan elemen mana yang menjadi
operasi lanjutannya.
Precedence diagram selesai dibuat, dapat dihitung total bobot untuk masing-
masing aktifitas dengan cara membuat table Precedence Matrix. Tebel ini membuat
perhitungan bobot posisi untuk masing-masing aktifitas perakitan KWH meter 1 phase.
Berikut ini adalah hasil perhitungan bobot posisi untuk masing-masing aktifitas serta
perhitungan before dan after pada perakitan KWH meter 1 phase.
Tabel 4.3 Perhitungan Before After
Before After
OperasiOperasi
PendahuluBobot Posisi Operasi
Operasi
PendahuluBobot Posisi
O-1 - 166 O-13 - 1494
O-2 1 162 O-14 13 1492
O-3 2 159 O-15 14 1490
O-4 - 164 O-7 - 191
O-5 4 161 O-9 8 190
47
O-6 5 156 O-8 7 188
O-7 - 191 O-12 11 182
O-8 7 188 O-10 9 176
O-9 8 190 O-11 10 170
O-10 9 176 O-1 - 166
O-11 10 170 O-4 - 164
O-12 11 182 O-2 1 162
O-13 - 1494 O-5 4 161
O-14 13 1492 O-3 2 159
O-15 14 1490 O-6 5 156
O-16 - 63 O-20 3,6,12 151
O-17 16 57 O-21 20 135
O-18 17 52 O-22 21 123
O-19 18 49 O-23 22 109
O-20 3,6,12 151 O-24 23 95
O-21 20 135 O-25 24 81
O-22 21 123 O-26 25 65
O-23 22 109 O-16 - 63
O-24 23 95 O-17 16 57
O-25 24 81 O-18 17 52
O-26 25 65 O-27 15,26 50
O-27 15,26 50 O-19 18 49
O-28 19,27 35 O-28 19,27 35
O-29 28 15 O-29 28 15
48
Berdasarkan metode RPW, lamanya waktu siklus ( cycle time ) sama dengan
waktu operasi terbesar, yaitu 1440 detik, dengan demikian maka dapat ditentukan
banyaknya stasiun kerja, yaitu :
Stasiun Kerja=TotalWaktu OperasiWaktuSiklus
=17061440
=1,18 ≈ 2 stasiun kerja
Berdasarkan pembagian stasiun kerja tersebut maka dapat diketahui besarnya
efisiensi dari stasiun kerja, efisiensi lintasan, serta persentasi lamanya wktu menganggur
yang terjadi pada saat proses perakitan KWH meter 1 phase berlangsung. Untuk
mengetahui efisiensi stasiun kerja maka harus diketahui terlebih dahulu total waktu
operasi dari seluruh elemen kerja yang terdapat dalam stasiun kerja tersebut. Rumus yang
digunakan untuk menghitung efisiensi adalah sebagai berikut :
Efisiensi=Total WaktuOperasi Pada Stasiun KerjaWaktu Siklus
=100 %
Berikut ini adalah table 4.5 yang memuat hasil perhitungan efisiensi kerja yang
terdapat pada perakitan KWH Meter 1 Phase.
Tabel 4.5 Perhitungan Efisiensi Kerja
Stasiun
KerjaOperasi
Total Waktu Operasi Pada
Stasiun Kerja (s)
Waktu
Siklus (s)
Efisiensi
(%)
49
1
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,1
1,12,13,14,16,17,18,
19,20,21,22,23,24,25
,26,27,28,29
266 14400 1,84
2 15 14400 14400 100
Berdasarkan efisiensi lintasan dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
Efisiensi= TotalWaktu Penyelesaian ProdukJumlahStasiun Keja x WaktuSiklus
=100 %
Berdasarkan rumus diatas, maka dapat di hitung besarnya efisiensi lintasan yang
terjadi, yaitu :
Efisiensi= TotalWaktu Penyelesaian ProdukJumlahStasiun Keja x WaktuSiklus
=100 %
¿ 146662 x 14400
=100 %
= 0,5092 x 100%
= 50,92 %
Berdasarkan hasil efisiensi lintasan diatas, maka dapat di ketahuibesarnya
persentasi mengangur yang terjadi, yaitu :
% idel = 100% - efisiensi lintasan
= 100% - 50,92%
= 49,08%
50
DAFTAR PUSTAKA
Sulaiman, Rochman, Perawatan Pada Shape Cutting Machine Di PT. MULIA GLASS,
Jakarta, 2011
51