Download - BAB 1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Trauma abdomen adalah cedera pada abdomen, dapat berupa trauma tumpul dan tembus
serta trauma yang disengaja atau tidak disengaja. Trauma abdomen didefinisikan sebagai kerusakan
terhadap struktur yang terletak diantara diafragma dan pelvis yang diakibatkan oleh luka tumpul atau
yang menusuk. Trauma abdomen adalah semua jenis cedera fisik yang mengenai daerah
abdomen atau perut dimana setiap rudapaksa terjadi pada dinding abdomen.
Bagaimana pun ringannya dapat disertai oleh lesi yang serius dari organ visera di
dalam perut dan organ tersebut dapat saja mengalami cedera yang serius tanpa tanda-
tanda trauma yang jelas pada dinding perut. Organ visera yang padat di dalam
abdomen (hepar, lien, pankreas, ginjal) terletak tinggi di dalam rongga abdomen dan
sebagian besar terlindung oleh tulang iga, sedangkan organ yang berongga (usus,
kandung kemih, ureter dan lambung) lebih terbuka terhadap trauma (De Jong, 2004).
Dalam era modernisasi kemajuan dibidang tekhnologi trasnportasi dan
semakin berkembangnya mobilitas manusia berkendaraan di jalan raya, menyebabkan
kecelakaan yang terjadi semakin meningkat serta angka kematian semakin tinggi.
Trauma yang didapat dari kecelakaan menjadi penyebab terbanyak dari trauma abdomen.
Kecelakaan mobil dengan mobil dan antara mobil dengan pejalan kaki meduduki 50-75% dari
keseluruhan kasus trauma tumpul abdomen (Udeani & Steinberg, 2011). Oleh karena hal
tersebut diatas akan mengakibatkan kerusakan dan menimbulkan robekan dari organ
– organ dalam rongga abdomen atau mengakibatkan penumpukan darah dalam
rongga abdomen yang berakibat kematian. Di Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya
data kejadian trauma abdomen masih cukup tinggi yaitu pada tahun 1998 berjumlah
156 orang, sedangkan pada tahun 1999 sebanyak 106 orang korban. Dalam kasus ini
“Waktu adalah nyawa” dimana dibutuhkan suatu penanganan yang professional yaitu
cepat, tepat, cermat dan akurat, baik di tempat kejadian, transportasi sampai tindakan
definitif di rumah sakit.
1
2
Kegawatdaruratan yang bisa terjadi pada trauma abdomen dan perlu
mendapatkan penanganan emergensi antara lain adalah perdarahan, syok hipovolemik
maupun hemorrhagic, dan kerusakan-kerusakan organ intraabdomen.
Penatalaksanaan yang bisa dilakukan meliputi penegakkan airway, breathing dan
circulation serta menemukan sumber perdarahan. Perdarahan intraabdomen
merupakan perdarahan tertutup yang tidak dapat dilihat secara langsung, untuk itu
perlu bantuan alat-alat pencitraan agar dapat dengan segera menemukan sumber
perdarahan. Jika sumber perdarahan tidak dapat ditemukan walaupun menggunakan
pencitraan, maka perlu dilakukan operasi laparotomi untuk menemukan sumber
perdarahannya. Namun jika sumber perdarahan dapat ditemukan dengan jelas melalui
pencitraan dan pasien berespon baik dengan resusitasi maka operasi laparotomi bisa
tidak dilakukan, diharapkan perdarahan yang terjadi dapat terabsorpsi dengan
sendirinya.
Perdarahan intra abdomen merupakan kegawatan karena perdarahan yang
terjadi bisa berasal dari pembuluh darah besar yang ada di dalam abdomen maupun
dari organ-organ intraabdomen, yang dapat menghasilkan perdarahan massive dan
cepat menyebabkan shock bahkan kematian. Untuk itu butuh penanganan yang cepat,
tepat dan cermat dimana dalam kasus ini waktu adalah nyawa. Penanganan
professional dari tempat kejadian, transportasi maupun penanganan definitif di rumah
sakit sangat dibutuhkan, untuk itu kasus ini menjadi penting untuk dibahas. Terutama
membahas tentang bagaimana pengambilan keputusan pasien ini dapat dilakukan
operasi ataupun dilakukan optimalisasi.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana optimalisasi pada pasien internal bleeding?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui manajemen optimalisasi pasien internal bleeding.
3
1.4 Manfaat
Penulisan laporan kasus ini secara khusus diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman dokter muda dan tenaga medis pada umumnya
mengenai optimalisasi pasien internal bleeding.