IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
1
TUGAS AKHIR ANALISIS SISTEM AKUNTANSI ... ZAFIRATUL ILMIYAH
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemerintahan adalah organisasi sektor publik yang memiliki tujuan
umum untuk menyejahterahkan rakyat. Dalam pelaksanaannya pemerintah
mengutamakan kepentingan rakyatnya dengan memberikan pelayanan publik
semaksimal mungkin seperti pendidikan, transportasi umum, fasilitas umum,
keamanan, kesehatan, dan tidak mencari laba atau keuntungan. Pemerintahan di
Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri dari pemerintahan pusat dan
pemerintahan daerah. Pemerintahan daerah terbagi lagi menjadi pemerintahan
provinsi dan pemerintahan kabupaten atau kota.
Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi seluas – luasnya dalam sistem dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang – Undang
Dasar Tahun 1945. Pemerintahan daerah provinsi dalam menyelenggarakan
urusan pemerintahannya memiliki hubungan dengan pemerintahan pusat,
pemerintahan daerah provinsi lainnya, dan daerah kabupaten atau kota lainnya.
Hubungan yang dimaksud meliputi hubungan wewenang, pelayanan umum,
keuangan, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya.
Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
menyatakan bahwa dalam menyelengarakan urusan pemerintahan di Daerah
dilaksanakan berdasarkan asas Desentralisasi, Dekosentrasi, dan Tugas
Pembantuan. Asas desentralisasi sendiri adalah penyerahan wewenang
pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik
2
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR ANALISIS SISTEM AKUNTANSI .... ZAFIRATUL ILMIYAH
Indonesia. Dalam melaksanakan wewenang tersebut, Pemerintah daerah
menyusun perencanaan pembangunan daerah yang juga sebagai satu kesatuan
dengan sistem pembangunan nasional (Tim Buku Pintar, 2011:77). Dalam
pelaksanaan pembangunan daerah dibutuhkan dana yang cukup sebagai sumber
keuangan daerah agar dapat sejalan dengan kemajuan pembangunan nasional.
Undang – Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah angka 6
tentang Keuangan Daerah disebutkan daerah diberikan hak untuk mendapatkan
sumber keuangan yang antara lain berupa: kepastian tersedianya pendanaan dari
pemerintah sesuai dengan urusan pemerintah yang diserahkan kewenangan
memungut dan mendayagunakan pajak dan retribusi daerah dan hak untuk
mendapatkan bagi hasil dari sumber – sumber pendapatan lain yang sah serta
sumber – sumber pembiayaan.
Pengelolaan Keuangan Daerah diatur dalam Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah dilakukan perubahan ke dua
yaitu Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 yang menjelaskan
tentang Pedoman Keuangan Daerah. Menurut Nuramalia dan Achmad (2017:187)
Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah merupakan bagian dari pengelolaan
keuangan daerah secara keseluruhan. Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa
Timur Nomor 5 Tahun 2017 tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Timur, Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah yang selanjutnya
disingkat SAPD adalah rangkaian sistematik dari prosedur, penyelenggara,
peralatan dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis
transaksi sampai dengan pelaporan keuangan di lingkungan organisasi pemerintah
daerah.
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah terdiri atas dua subsistem, yaitu
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah yang dilaksanakan oleh PPKD (Pejabat
Pengelola Keuangan Daerah) dan Sistem Akuntansi Satuan Kerja Perangkat
Daerah yang dilaksanakan oleh Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK) SKPD.
Sistem Akuntansi Satuan Kerja terdiri dari akuntansi pendapatan, akuntansi
belanja, akuntansi asset, dan akuntansi selain kas.
3
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR ANALISIS SISTEM AKUNTANSI .... ZAFIRATUL ILMIYAH
Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan asas bruto (Nuramalia
dan Achmad, 2017:189). Pernyataan tersebut sesuai dengan definisi pendapatan
berdasarkan PSAK Nomor 23 yaitu arus masuk bruto dari manfaat ekonomik
yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk
tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kotribusi
penanam modal. Berdasarkan PSAP Nomor 2 Paragraf 22-23, pendapatan diakui
pada saat diterima pada rekening kas umum negara/daerah. Adapun akuntansi
pendapatan SKPD dilakukan hanya untuk mencatat Pendapatan Asli Daerah
(PAD) yang masih berada dalam wewenang SKPD.
Sebagai wujud untuk meningkatkan pendapatan daerah melalui SKPD
dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas penerimaan kas melalui pendapatan
maka diperlukan sistem penerimaan pendapatan bagi Satuan Kerja Perangkat
Daerah yang berisi prosedur penerimaan pendapatan dari terbentuknya sumber
penerimaan pendapatan hingga masuk ke Rekening Kas Umum Daerah. Sistem
penerimaan pendapatan juga berkepentingan dalam terlaksananya siklus
pemerintahan agar dapat berjalan sesuai dengan perencanaan pemerintahan dan
aturan yang ada.
Menurut Peraturan Daerah Provinsi Jawa timur Nomor 10 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan
dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Timur, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah merupakan unsur perencanaan penyelenggaraan
pemerintahan daerah dan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah dibidang perencanaan pembangunan daerah.
Pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah di Provinsi Jawa Timur dilakukan
sesuai dengan kewenangan dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Provinsi Jawa Timur. Sumber pembiayaan dari perencanaan pembangunan daerah
sendiri dapat bersumber dari penerimaan pendapatan. Oleh karena itu penulis
tertarik ingin mengambil judul tentang “Analisis Sistem Akuntansi Penerimaan
Pendapatan pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Timur”
4
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR ANALISIS SISTEM AKUNTANSI .... ZAFIRATUL ILMIYAH
1.2 Landasan Teori
1.2.1 Definisi Sistem Akuntansi
Menurut Mulyadi (2016:4) Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang
dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok
perusahaan. Sedangkan menurut Marshall dan Paul (2015:3) Sistem adalah
rangkaian dari dua atau kebih komponen-komponen yang saling berhubungan,
yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sebagian besar sistem terdiri dari
subsistem yang lebih kecil yang mendukung sistem yang lebih besar.
Menurut Mulyadi (2016:3) Sistem Akuntansi adalah organisasi formulir,
catatan, dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan
informasi keuangan yang dibutuhkan manajemen guna memudahkan pengelolaan
perusahaan. Sedangkan Menurut Pramono dkk (2010:115) Sistem Akuntansi
adalah prosedur – prosedur yang harus dilaksanakan untuk menghasilkan
informasi yang dibutuhkan oleh pihak – pihak di dalam dan di luar organisasi.
Sehingga penulis dapat menyimpulkan dari beberapa opini diatas bahwa
sistem akuntansi adalah rangkaian prosedur yang dilaksanakan dengan tujuan
untuk memudahkan pengelolaan perusahaan serta menghasilkan informasi yang
dibutuhkan oleh pihak eksternal dan internal perusahaan.
1.2.2 Definisi Penerimaan Pendapatan Daerah
Menurut Peraturan Pemerintah Repubik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010
tentang Standar Akuntansi Pemerintah, Penerimaan Kas adalah semua aliran kas
yang masuk ke Bendahara Umum Negara/Daerah.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, definisi dari penerimaan daerah
adalah uang yang masuk ke kas daerah. Penerimaan daerah terdiri dari pendapatan
daerah dan pembiayan daerah. Penerimaan daerah disetor ke Rekening Kas
Umum Daerah pada bank pemerintah yang ditunjuk dan dapat dilakukan dengan
tiga cara yaitu disetor melalui bendahara penerimaan, bendahara penerimaan
pembantu dan melalui bank pemerintah yang ditunjuk, bank lain, badan, lembaga
keuangan, dan/kantor pos.
5
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR ANALISIS SISTEM AKUNTANSI .... ZAFIRATUL ILMIYAH
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Pendapatan daerah adalah
hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
1.2.3 Lain – lain Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang Sah
Menurut Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, Pendapatan Asli
Daerah (PAD) adalah pendapatan yang diperoleh Daerah yang dipungut
berdasarkan Peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang – undangan.
Pengelompokan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri atas:
1. Pajak Daerah
2. Retribusi Daerah
3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan
4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah menurut Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah, disediakan untuk menganggarkan penerimaan daerah yang tidak termasuk
dalam jenis pajak, retribusi daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan.
Jenis Lain – lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah khususnya untuk
pendapatan Provinsi berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21
Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, dalam
Lampiran A.III.a mencakup yakni:
a. Hasil penjualan aset daerah yang tidak dipisahkan
b. Jasa giro
c. Pendapatan bunga
d. Tuntutan ganti rugi
e. Komisi, potongan dan keuntungan selisih nilai tukar rupiah
f. Pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan
6
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR ANALISIS SISTEM AKUNTANSI .... ZAFIRATUL ILMIYAH
g. Pendapatan denda pajak
h. Pendapatan denda retribusi
i. Pendapatan hasil eksekusi atas jaminan
j. Pendapatan pengembalian
k. Fasilitas sosial dan fasilitas umum
l. Pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
m. Pendapatan dari angsruan/cicilan penjualan
n. Hasil pengelolaan dana bergulir
1.2.4 Hasil Pengelolaan Dana Bergulir
Hasil Pengelolaan Dana Bergulir termasuk dalam kelompok Lain-lain
Pendapatan Asli Daerah yang Sah, hal tersebut menurut Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah, dalam Lampiran A.III.a.
Gambar 1.1 Format Kode Rekening Hasil Pengelolaan Dana Bergulir pada
Pendapatan Provinsi
Sumber: Lampiran A.III.a Permendagri Nomor 21 Tahun 2011
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99/PMK.05/2008
tentang Pedoman Pengelolaan Dana Bergulir Pada Kementerian Negara/Lembaga,
dana bergulir adalah dana yang dialokasikan oleh Kementerian
Negara/Lembaga/Satuan Kerja Badan Layanan Umum untuk kegiatan perkuatan
modal usaha bagi koperasi, usaha mikro, kecil, menengah, dan usaha lainnya yang
berada di bawah pembinaan Kementerian Negara/Lembaga.
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 24 Tahun 2016
tentang Pedoman Umum Pengelolaan Dana Bergulir Provinsi Jawa Timur, dana
7
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR ANALISIS SISTEM AKUNTANSI .... ZAFIRATUL ILMIYAH
bergulir adalah dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Daerah Provinsi Jawa
Timur untuk kegiatan perkuatan modal usaha bagi Masyarakat Jawa Timur yang
berada di wilayah Jawa Timur maupun di luar wilayah Jawa Timur. Pengelolaan
dana bergulir yang diberikan kepada Dinas / Badan / Biro yang berfungsi sebagai
Sekretariat dengan tugas menerima permohonan, menyeleksi kelengkapan
administrasi dari masyarakat Jawa Timur. Masyarakat Jawa Timur yang termasuk
dalam penerima dana bergulir adalah:
1. Penduduk Jawa Timur yang berprofesi sebagai tenaga kerja sekaligus
entrepreneur berada pada level start up.
2. Usaha mikro yang merupakan usaha produktif milik orang
perorangan dan/atau badan usaha perorangan.
3. Usaha kecil yang merupakan usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar.
4. Usaha menengah yang merupakan usaha ekonomi produktif yang
berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan
usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha
besar.
5. Koperasi yang merupakan badan usaha yang beranggotakan orang
seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Berdasarkan Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 07
tentang Akuntansi Dana Bergulir, dana bergulir merupakan dana yang
dipinjamkan untuk dikelola dan digulirkan kepada masyarakat oleh Pengguna
Anggaran atau Kuasa Pengguna Anggaran yang bertujuan meningkatkan ekonomi
rakyat dan tujuan lainnya. Adapun karakteristik dari dana bergulir antara lain:
8
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR ANALISIS SISTEM AKUNTANSI .... ZAFIRATUL ILMIYAH
1. Dana bergulir merupakan bagian dari keuangan negara/daerah.
2. Dana bergulir dicantumkan dalam APBN/APBD dan/atau laporan
keuangan.
3. Dana bergulir harus dikuasai, dimiliki, dan/atau dikendalikan oleh
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA).
4. Dana tersebut merupakan dana yang disalurkan kepada masyarakat
ditagih kembali dari masyarakat dengan atau tanpa nilai tambah,
selanjutnya dana disalurkan kembali kepada masyarakat/kelompok
masyarakat demikian seterusnya (bergulir).
5. Pemerintah dapat menarik kembali dana bergulir.
Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 07 tentang
Akuntansi Dana Bergulir menjelaskan bahwa pengelolaan dana bergulir dapat
dilakukan oleh 3 (tiga) institusi yaitu satuan kerja biasa, satuan kerja yang
menerapkan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum/Badan Layanan
Umum Daerah (BLU/BLUD), dan institusi di luar satker pemerintah.
Satuan kerja biasa merupakan satker di lingkungan pemerintah
pusat/daerah yang mengelola keuangan Negara/daerah sesuai dengan ketentuan
APBN/APBD. Adapun karakteristik satuan kerja biasa antara lain:
1. Satuan kerja tersebut harus menyetor pendapatan yang diterima oleh
satuan kerja secepatnya ke Rekening Kas Umum Negara/Daerah.
2. Satuan kerja biasa menarik dana dari Rekening Kas Umum
Negara/Daerah, dengan atau tanpa lembaga perantara, untuk
diteruskan ke masyarakat.
3. Satuan kerja biasa menagih kembali dana tersebut dari masyarakat,
untuk langsung disetor ke Rekening Kas Umum Negara/Daerah,
sehingga pada tahun anggaran satuan kerja biasa tidak boleh
mempunyai saldo kas.
4. Jika dana bergulir hendak digulirkan kembali ke masyarakat, satuan
kerja biasa harus mencantumkannya dalam dokumen penganggaran
dan dokumen pelaksanaan anggaran (DIPA/DPA).
9
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR ANALISIS SISTEM AKUNTANSI .... ZAFIRATUL ILMIYAH
1.2.5 Definisi Sewa Sebagian Tanah dan/ Bangunan Milik Daerah
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun
2009 tentang Pengelolaan Barang Milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur,
Pengelolaan barang milik daerah merupakan bagian dari pengelolan keuangan
daerah yang dilaksanakan secara terpisah dari Pengelolaan barang milik
Pemerintah. Pengelolaan barang milik daerah adalah rangkaian kegiatan dan
tindakan terhadap barang milik daerah yang terdiri atas perencanaan kebutuhan
dan penganggaran, pengadaan, penerimaan, penyimpanan dan penyaluran,
penggunaan, penatausahaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan,
penilaian, penghapusan, pemindahtanganan, pembinaan, pengawasan dan
pengendalian, pembiayaan dan tuntutan ganti rugi terhadap barang milik daerah.
Pemanfaatan dapat diartikan sebagai pendayagunaan barang milk daerah
yang tidak dipergunakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD dalam
bentuk sewa, pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan, bangun guna serah dan
bangun serah guna dengan tidak mengubah status kepemilikan. Sedangkan
pengertian Sewa adalah pemanfaatan barang milik daerah oleh Pihak Lain dalam
jangka waktu tertentu dengan menerima imbalan uang tunai.
Ketentuan mengenai penyewaan sebagian tanah dan/ bangunan milik
daerah diatur dalam Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 107 Tahun 2010
tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan dan Pemanfaatan Barang Milik
Pemerintah Provinsi Jawa Timur, yaitu mencakup :
1. Penyewaan Barang Milik Daerah dilakukan untuk:
a. mengoptimalkan pemanfaatan Barang Milik Daerah yang
belum/tidak dipergunakan dalam pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi penyelenggaraan pemerintahan;
b. menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi SKPD (missal
penyewaan kantin, koperasi, fotokopi dan lain-lain);
c. mencegah penggunaan Barang Milik Daerah oleh Pihak Lain
secara tidak sah;
d. menambah peningkatan PAD.
10
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR ANALISIS SISTEM AKUNTANSI .... ZAFIRATUL ILMIYAH
2. Barang milik daerah baik barang bergerak maupun tidak bergerak
yang belum dimanfaatkan oleh Pemerintah Provinsi, dapat
disewakan kepada pihak lain sepanjang menguntungkan daerah.
3. Barang milik daerah yang disewakan tidak merubah status hukum/
status kepemilikannya.
4. Penyewaan barang milik daerah atas sebagian tanah dan/atau
bangunan, selain tanah dan/atau bangunan yang masih dipergunakan
oleh Pengguna, dilaksanakan oleh Pengguna setelah mendapat
persetujuan dari Pengelola.
5. Jangka waktu sewa Barang Milik Daerah paling lama 5 (lima) tahun
sejak ditandatanganinya perjanjian dan dapat diperpanjang lagi.
6. Penghitungan besaran sewa minimum didasarkan pada formula tarif
sewa yang telah diatur Pemerintah Provinsi, penyewaan barang milik
daerah sepanjang dilaksanakan sebagai penunjang tugas pokok dan
fungsi Pengguna, tarif dasar minimum sebesar perkiraan biaya
pemakaian listrik, air dan telepon yang dipergunakan penyewa serta
biaya kebersihan obyek sewa yang dikeluarkan Pengguna sesuai
kesepakatan.
7. Penghitungan dan penetapan nilai Barang Milik Daerah untuk
sebagian tanah dan/atau bangunan serta selain tanah dan/atau
bangunan dilakukan oleh Tim yang ditetapkan oleh Pengguna
dengan melibatkan instansi teknis terkait dan/atau penilai.
8. Selama masa sewa, pihak penyewa atas persetujuan
Pengelola/Pengguna hanya dapat mengubah bentuk Barang Milik
Daerah tanpa mengubah konstruksi dasar bangunan, dengan
ketentuan bagian yang ditambahkan pada bangunan tersebut menjadi
Barang Milik Daerah.
9. Hasil penerimaan sewa disetor ke Kas Daerah secara bruto atau
disetor sebagai Pendapatan BLUD bagi SKPD BLUD.
11
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR ANALISIS SISTEM AKUNTANSI .... ZAFIRATUL ILMIYAH
Besarnya biaya sewa Barang Milik Daerah dihitung dengan formula
dasar yang diatur dalam Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 107 Tahun 2010
tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan dan Pemanfaatan Barang Milik
Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagai berikut :
a. Formula Sewa Tanah Kosong
St = 3,33 % x (Lt x Nilai tanah)
Keteranqan :
1) St = Sewa tanah
Lt = Luas tanah (m2)
Nilai Tanah = Nilai tanah berdasarkan hasil penilaian dengan
estimasi terendah menggunakan NJOP (per m2)
2) Luas tanah dihitung berdasarkan pada gambar situasi/peta tanah
atau sertifikat tanah dalam meter persegi.
b. Sewa Tanah dan Bangunan
Stb = (3,33% x Lt x Nilai tanah) + ( 6,64% x Lb x Hs x Nsb)
Keteranqan:
1) Lb = Luas lantai Bangunan (m2)
Hs = Harga satuan bangunan standar dalam keadaan baru
(Rp/m2)
Nsb = Nilai sisa bangunan (%)
Penyusutan untuk bangunan permanen = 2 % / tahun
Penyusutan untuk bangunan semi permanen = 4 % / tahun
Penyusutan untuk bangunan darurat = 10 % / tahun
Penyusutan maksimal 80 %
2) Luas bangunan dihitung berdasarkan luas lantai bangunan sesuai
gambar dalam meter persegi.
3) Harga satuan bangunan
Harga satuan bangunan per m2 sesuai klasifikasi/tipe dalam
keadaan baru berdasarkan keputusan pemerintah
kabupaten/kota setempat pada tahun yang bersangkutan.
12
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR ANALISIS SISTEM AKUNTANSI .... ZAFIRATUL ILMIYAH
Harga satuan tertinggi rata-rata per m2 bangunan bertingkat
untuk Bangunan Gedung Negara.
4) Jumlah lantai bangunan harga satuan per m2 tertinggi:
Bangunan 1 lantai 1,000 standar harga gedung bertingkat.
Bangunan 2 lantai 1,090 standar harga gedung bertingkat.
Bangunan 3 lantai 1,120 standar harga gedung bertingkat.
dst.
5) Dalam hal sisa bangunan menurut umur tidak sesuai dengan
kondisi nyata, maka Nsb ditetapkan berdasarkan kondisi
bangunan sebagai berikut:
baik = 85% s.d. 100 % siap pakai/perlu pemeliharaan awal
rusak ringan = 70% s.d. < 85% rusak sebagian non struktur
rusak berat = 55% s.d. < 70% rusak sebagian non struktur
atau struktur
rusak berat = 35% s.d. < 55% rusak sebagian besar non
struktur atau struktur.
1.2.6 Definisi Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2017
tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur, Sistem
Akuntansi Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat SAPD adalah rangkaian
sistematik dari prosedur, penyelenggara, peralatan dan elemen lain untuk
mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan pelaporan
keuangan di lingkungan organisasi pemerintah daerah.
Beberapa ahli juga menyatakan pendapatnya mengenai sistem akuntansi
pemerintahan daerah bahwa definisi dari sistem akuntansi pemerintahan daerah
adalah serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi, mulai dari
pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, dan pelaporan posisi keuangan
dari operasi keuangan organisasi dalam hal ini pemerintah daerah (Pramono
dkk,2010). Sedangkan menurut Nuramalia dan Achmad (2017:180) Sistem
Akuntansi Pemerintahan Daerah merupakan kumpulan dari subsistem – subsistem
13
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR ANALISIS SISTEM AKUNTANSI .... ZAFIRATUL ILMIYAH
yang di dalam setiap subsistem tersebut terdapat tahap – tahap, prosedur,
perangkat, dan peraturan yang harus diikuti dalam rangka mengumpulkan dan
mencatat data keuangan, kemudian mengolah data tersebut menjadi berbagai
laporan keuangan untuk pihak luar maupun internal pemerintah daerah.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
sebagaimana telah diubah perubahan kedua dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,
sistem akuntansi pemerintahan daerah terdiri dari beberapa prosedur akuntansi
yaitu prosedur akuntansi penerimaan kas, prosedur akuntansi pengeluaran kas,
prosedur akuntansi aset tetap/barang milik daerah dan prosedur akuntansi selain
kas. Beberapa hal yang harus diperhatikan dari setiap prosedur akuntansi tersebut
adalah uraian prosedur, fungsi yang terkait, dokumen yang digunakan dan laporan
yang dihasilkan.
1.2.7 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Satuan Kerja Perangkat Daerah
atau disingkat sebagai SKPD adalah perangkat daerah pada pemerintahan daerah
selaku pengguna anggaran / pengguna barang. Kepala SKPD selaku pejabat
pengguna anggaran / pengguna barang mempunyai tugas berikut:
a. Menyusun RKA-SKPD.
b. Menyusun DPA-SKPD.
c. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban
anggaran belanja.
d. Melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya.
e. Melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran.
f. Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak.
g. Mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam
batas anggaran yang telah ditetapkan.
h. Menandatangani SPM.
14
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR ANALISIS SISTEM AKUNTANSI .... ZAFIRATUL ILMIYAH
i. Mengelola utang dan piutang yag mejadi tanggung jawab SKPD
yang dipimpinnya.
j. Mengelola barang milik daerah/kekayaan daerah yang menjadi
tanggung jawab SKPD yang dipimpinnya.
k. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang
dipimpinnya.
l. Mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang dipimpinnya.
m. Melaksanakan tugas-tugas pengguna anggaran/pengguna barang
lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh Kepala Daerah.
n. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah
melalui Sekretaris Daerah.
1.2.8 Prosedur Penyewaan Sebagian Tanah dan/atau Bangunan Milik
Daerah
1.2.8.1 Prosedur Pelaksanaan Penyewaan Sebagian Tanah dan/atau
Bangunan Milik Daerah
Prosedur atau tata cara pelaksanaan penyewaan sebagian tanah dan/atau
bangunan milik daerah berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 107
Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan dan Pemanfaatan Barang
Milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur, bahwa dalam Lampiran ke II nomor 4(b)
yaitu:
1. Calon Penyewa mengajukan permohonan menyewa sebagian tanah
dan/atau bangunan kepada Pengguna;
2. Pengguna membentuk tim yang beranggotakan unsur SKP Pengguna
dengan melibatkan instansi teknis terkait dan/atau penilai, yang
bertugas:
a) melakukan penelitian kemungkinan kelayakan penyewaan
terhadap sebagian tanah dan/atau bangunan;
b) melakukan penghitungan besaran tarif sewa minimum;
c) menyiapkan hal-hal yang bersifat teknis apabila diperlukan;
15
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR ANALISIS SISTEM AKUNTANSI .... ZAFIRATUL ILMIYAH
d) melaporkan hasil penelitian dan perhitungannya kepada
Pengguna dilengkapi dengan berita acara hasil pembahasan tim.
3. Pengguna mengajukan usulan kepada Pengelola untuk menyewakan
sebagian tanah dan/atau bangunan dengan disertai pertimbangan
penyewaan, bukti kepemilikan, gambar lokasi, luas yang akan
disewakan, nilai sewa, Calon Penyewa, serta jangka waktu
penyewaan.
4. Pengelola melakukan penelitian atas usulan penyewaan dari
Pengguna.
5. Dalam hal Pengelola tidak menyetujui usulan tersebut, maka
Pengelola memberitahukan kepada Pengguna disertai alasannya.
6. Dalam hal Pengelola menyetujui, maka Pengelola menerbitkan surat
persetujuan penyewaan atas sebagian tanah dan/atau bangunan, yang
sekurang-kurangnya memuat data sebagian tanah dan/atau bangunan
yang disewakan, Calon Penyewa, nilai sewa dan jangka waktu sewa.
7. Pengguna menetapkan keputusan pelaksanaan penyewaan yang
sekurang-kurangnya memuat informasi tentang data sebagian tanah
dan/atau bangunan yang akan disewakan, besaran tarif sewa, Calon
Penyewa dan jangka waktu sewa.
8. Penyewaan sebagian tanah dan/atau bangunan dituangkan dalam
perjanjian sewa menyewa yang ditandatangani oleh Pengguna
dengan Penyewa, yang memuat sekurang-kurangnya:
a) hak, kewajiban dan sanksi;
b) jenis, luas atau jumlah barang, besaran sewa, peruntukan dan
jangka waktu;
c) cara pembayaran sewa;
d) tanggung jawab Penyewa atas biaya operasional dan
pemeliharaan selama jangka waktu penyewaan;
e) persyaratan lain yang dianggap perlu.
16
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR ANALISIS SISTEM AKUNTANSI .... ZAFIRATUL ILMIYAH
1.2.8.2 Fungsi yang Terkait
Fungsi yang terkait pada prosedur penyewaan sebagian tanah dan/atau
bangunan milik daerah adalah:
1. Calon Penyewa
Pihak selain pengguna dan pengelola yang akan memanfaatkan
sebagian tanah dan/ bangunan milik daerah dalam jangka waktu
tertentu dengan menyetor uang sewa.
2. Pengguna
Pejabat pemegang kewenangan penggunaan sebagian tanah dan/atau
bangunan milik daerah
3. Pengelola
Pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab melakukan
koordinasi pengelolaan sebagian tanah dan/atau bangunan milik
daerah
4. Tim Penghitung
Pihak yang dibentuk oleh Pengguna, bertugas untuk melakukan
penghitungan dan penelitian terhadap sebagian tanah dan/atau
bangunan yang akan disewakan
1.2.8.3 Dokumen yang Digunakan
Dokumen yang digunakan pada prosedur penyewaan sebagian tanah
dan/atau bangunan milik daerah adalah:
1. Surat Permohonan Sewa
Dokumen yang digunakan oleh calon penyewa untuk mengajukan
permohonan sewa.
2. Berita Acara Hasil Pembahasan Tim
Dokumen yang dihasilkan oleh Tim Penghitung berisi laporan hasil
penelitian dan perhitungan atas sebagian tanah dan/atau bangunan
milik daerah yang akan disewakan.
17
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR ANALISIS SISTEM AKUNTANSI .... ZAFIRATUL ILMIYAH
3. Surat Persetujuan Penyewaan
Dokumen yang diterbitkan oleh Pengelola, yang memuat persetujuan
penyewaan atas sebagian tanah dan/atau bangunan, data sebagian
tanah dan/atau bangunan yang akan disewakan, calon penyewa, nilai
sewa dan jangka waktu sewa.
4. Surat Keputusan Pelaksanaan Penyewaan
Ditetapkan oleh Pengguna yang memuat informasi tentang data
sebagian tanah dan/atau bangunan yang akan disewakan, besaran
tarif sewa, Calon Penyewa dan jangka waktu sewa.
5. Perjanjian Sewa – Menyewa
Dokumen yang ditandatangani oleh Pengguna dengan Penyewa atas
penyewaan sebagian tanah dan/atau bangunan milik daerah.
18
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR ANALISIS SISTEM AKUNTANSI .... ZAFIRATUL ILMIYAH
1.2.9 Prosedur Penerimaan Pendapatan Melalui Bendahara Penerimaan
1.2.9.1 Prosedur Pelaksanaan Penerimaan Pendapatan Melalui Bendahara
Penerimaan
Gambar 1.2 Prosedur Penerimaan Pendapatan Melalui
Bendahara Penerimaan
Sumber: SE.900/316/BAKD
19
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR ANALISIS SISTEM AKUNTANSI .... ZAFIRATUL ILMIYAH
Berdasarkan Pedoman Sistem dan Prosedur Penatausahaan dan
Akuntansi, Pelaporan, dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah atas Surat
Edaran Dirjen Bina Administrasi Keuangan Daerah Nomor SE.900/316/BAKD
dalam rangka implementasi Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah, Prosedur pelaksanaan penerimaan pendapatan
melalui bendahara penerimaan adalah:
1. Pengguna Anggaran menyerahkan SKP Daerah/SKR kepada
Bendahara Penerimaan dan Wajib Pajak/Retribusi.
2. Wajib Pajak/Retribusi membayarkan sejumlah uang yang tertera
dalam SKP Daerah/ SKR kepada Bendahara Penerimaan.
3. Bendahara Penerimaan memverifikasi kesesuaian jumlah uang yang
diterimanya dengan dokumen SKP Daerah/ SKR yang diterimanya
dari Pengguna Anggaran.
4. Setelah diverifikasi, Bendahara Penerimaan akan menerbitkan STS
dan Surat Tanda Bukti Pembayaran/Bukti Lain yang Sah.
5. Bendahara menyerahkan Surat Tanda Bukti Pembayaran/Bukti Lain
yang Sah kepada Wajib Pajak/Retribusi dan menyerahkan uang yang
diterimanya tadi beserta STS kepada Bank.
6. Bank membuat Nota Kredit dan mengotorisasi STS. Bank kemudian
menyerahkan kembali STS kepada Bendahara Penerimaan. Nota
Kredit disampaikan kepada BUD
1.2.9.2 Fungsi yang Terkait
Fungsi yang terkait pada prosedur penerimaan pendapatan melalui
bendahara penerimaan adalah:
1. Pengguna Anggaran
Memiliki kewenangan atas SKR (Surat Ketetapan Retribusi)
2. Wajib Pajak/Retribusi
Pihak yang menyetor uang atas pajak/retribusi kepada bendahara
penerimaan
3. Bendahara Penerimaan
20
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR ANALISIS SISTEM AKUNTANSI .... ZAFIRATUL ILMIYAH
Pejabat fungsional yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,
menyetorkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang
pendapatan daerah.
4. Bank
Pihak yang ditunjuk oleh Pemerintah Daerah atas penerimaan
pendapatan daerah
1.2.9.3 Dokumen yang Digunakan
Dokumen yang digunakan pada prosedur penerimaan pendapatan melalui
bendahara penerimaan adalah:
1. Surat Ketetapan Pajak (SKP) Daerah / SKR (Surat Ketetapan
Retribusi)
Digunakan yang digunakan oleh Wajib Pajak/Retribusi untuk
membayarkan setoran pajak/retribusi kepada Bendahara Penerimaan.
2. Surat Tanda Setoran (STS)
Dokumen yang digunakan oleh Bendahara Penerimaan untuk
menyetorkan pendapatan.
3. Surat Tanda Bukti Pembayaran/Bukti Lain yang Sah
Digunakan oleh Bendahara Penerimaan untuk tanda bukti atas
pembayaran dari Wajib Pajak/Retribusi
4. Nota Kredit
Digunakan oleh Bank sebagai bukti atas penerimaan pendapatan
daerah.
21
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR ANALISIS SISTEM AKUNTANSI .... ZAFIRATUL ILMIYAH
1.3 Tujuan Penyusunan Tugas Akhir
Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam pelaksanaan peyusunan
Laporan Tugas Akhir adalah:
1. Mengetahui sumber penerimaan pendapatan pada Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Timur.
2. Mengetahui mekanisme penerimaan pendapatan yang terjadi di
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Timur.
3. Mengetahui penerapan peraturan yang berlaku terhadap mekanisme
penerimaan pendapatan di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Provinsi Jawa Timur.
1.4 Manfaat Penyusunan Tugas Akhir
Penulisan tugas akhir ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak
diantaranya:
1. Bagi penulis
a. Memenuhi tugas mata kuliah Tugas Akhir (TA) sebagai syarat
kelulusan dari program studi Diploma III Akuntansi Universitas
Airlangga.
b. Mengetahui penerapan ilmu akuntansi yang telah diperoleh
selama perkuliahan.
c. Mengetahui lebih dalam mengenai sistem akuntansi yang terjadi
pada pemerintahan daerah.
2. Bagi Almamater
a. Menjadi sarana pengenalan kualitas mahasiswa Universitas
Airlangga kepada instansi atau masyarakat sekitar.
b. Sebagai bahan pertimbangan bagi mahasiswa yang sedang
melakukan penulisan tugas akhir.
22
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR ANALISIS SISTEM AKUNTANSI .... ZAFIRATUL ILMIYAH
3. Bagi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Timur
a. Sebagai media untuk meningkatkan kerja sama dengan
Universitas Airlangga baik dalam penyediaan tempat
pengambilan data maupun bentuk kerjasama lainnya.
b. Memberikan sumbangan pemikiran berupa evaluasi dan saran
dari hasil penelitian penulis kepada Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Timur dalam peningkatkan
kinerja instansi.
4. Bagi Pembaca
a. Memberikan informasi terkait Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Provinsi Jawa Timur.
b. Sebagai sarana untuk menambah ilmu pengetahuan dan
diharapkan menjadi acuan untuk melaksanakan kegiatan sejenis
selanjutnya.
1.5 Kegiatan Penyusunan Laporan Tugas Akhir
Kegiatan yang berkaitan dengan penyusunan Laporan Tugas Akhir
adalah sebagai berikut:
a. Obyek Tugas Akhir
Bidang : Akuntansi, Sistem Akuntansi, Akuntansi Sektor Publik
Topik : Sistem Akuntansi Penerimaan Pendapatan
b. Subyek Tugas Akhir
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Timur,
Jalan Pahlawan No. 102 – 108, Surabaya.
c. Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Timur yang
beralamat di Jalan Pahlawan No. 102 – 108, Surabaya. Kegiatan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan selama 6 minggu,
terhitung sejak tanggal 13 Januari hingga 21 Februari 2020. Praktik
23
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR ANALISIS SISTEM AKUNTANSI .... ZAFIRATUL ILMIYAH
Kerja Lapangan dilaksanakan dengan jam kerja pukul 07.00 – 15.30
selama Senin sampai Jum’at. Selama pelaksanaan Praktik Kerja
Lapangan ditempatkan di Sub Bagian Tata Usaha pada minggu ke
satu, lalu di Sub Bidang Industri, Perdagangan, Investasi, Energi,
dan SDM pada minggu ke dua sampai tiga, dan Sub Bagian
Keuangan pada minggu ke empat sampai enam.
Tabel 1.1
Jadwal Kegiatan Penyusunan Laporan Tugas Akhir
No Kegiatan Des 19 Jan 20 Feb 20 Mar 20 Apr 20 Mei 20
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
Pengajuan
Proposal
PKL
2 Pelaksanaan
PKL
3 Perkuliahan
PKL
4
Penentuan
Dosen
Pembimbing
5
Pengajuan
Tema dan
Judul Tugas
Akhir
6
Penyusunan
Laporan
Tugas Akhir
dan PKL
7
Konsultasi &
Revisi Dosen
Pembimbing
8
Penyerahan
Laporan
Tugas Akhir
dan PKL