Download - BAB 1 PENDAHULUAN.pdf
-
BAB 1 PENDAHULUAN -
LAPORAN KEMAJUAN 1 - 1 Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Kabupaten Lingga
BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Maksud, Tujuan, dan Sasaran, (3) Ruang Lingkup: Wilayah Perencanaan, Materi, dan Waktu Perencanaan, (4) Fungsi dan Manfaat RZWP3K (5) Pendekatan dan Metodologi, dan (6) Sistematika Pembahasan.
-
BAB 1 PENDAHULUAN -
LAPORAN KEMAJUAN 1 - 2 Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Kabupaten Lingga
1.1 LATAR BELAKANG
Sumberdaya pesisir dan lautan, merupakan salah satu modal dasar
pembangunan saat ini, disamping sumberdaya alam darat. Di dalam lautan
terkandung sumber pangan yang sangat besar yaitu ikan dan rumput laut.
Sumberdaya laut lainnya adalah bahan tambang lepas pantai yang berperan
penting untuk menyuplai energi, serta masih banyak lagi potensi sumberdaya
hayati dan non hayati laut lain sehingga peranan sumber daya pesisir dan laut
semakin penting untuk memicu pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan masyarakat.
Wilayah pesisir merupakan tempat bertemunya berbagai kepentingan
pembangunan baik pembangunan sektoral maupun regional serta mempunyai
dimensi internasional. Berbagai kegiatan dan pembangunan yang intensif
dilakukan seperti pelabuhan, pertambangan, perikanan, industri, pariwisata,
maupun pemanfaatan sumber daya alam secara langsung. Perbedaan yang
mendasar secara ekologis di wilayah pesisir sangat berpengaruh pada aktifitas
masyarakatnya.
Kerentanan perubahan secara ekologis berpengaruh secara signifikan
terhadap usaha perekonomian yang ada di wilayah tersebut, karena
ketergantungan yang tinggi dari aktivitas ekonomi masyarakat dengan sumberdaya
ekologis tersebut. Jika sifat kerentanan wilayah tidak diperhatikan maka akan
muncul konflik antara kepentingan memanfaatkan sumberdaya pesisir untuk
pemenuhan kebutuhan hidup dan pembangunan ekonomi dalam jangka pendek
dengan kebutuhan generasi yang akan datang terhadap sumberdaya pesisir.
Fenomena degradasi biofisik lingkungan akibat pemanfaatan yang tidak
berkelanjutan semakin mengkhawatirkan terutama degradasi ekosistem pesisir
(mangrove dan terumbu karang), pencemaran, maupun perubahan garis pantai
yang menyebabkan instrusi air laut dan kerusakan infrastruktur pembangunan.
Berdasarkan kondisit tersebut maka diperlukan kemampuan pemerintah daerah
dalam mengkoordinasikan berbagai perencanaan sektor melalui pendekatan secara
komprehensif agar pengelolaan wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil dapat
terintegrasi, bersifat lestari dan tidak merusak ekosistem.
Dalam hal ini, salah satu bentuk tanggung jawab pemerintah adalah
mengatur pengalokasian ruang atau zona wilayah pesisir untuk dapat digunakan
dalam memaksimalkan pengelolaan dan pemanfaatan wilayah pesisir. Sesuai UU
27 tahun 2007, tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Zonasi
wilayah pesisir pada hakekatnya merupakan suatu bentuk rekayasa teknik
pemanfaatan ruang melalui penetapan batas-batas fungsional sesuai dengan
-
BAB 1 PENDAHULUAN -
LAPORAN KEMAJUAN 1 - 3 Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Kabupaten Lingga
potensi sumber daya dan daya dukung serta proses-proses ekologis yang
berlangsung sebagai satu kesatuan dalam ekosistem pesisir.
Kabupaten Lingga, secara administrasif memiliki wilayah seluas 211.772
Km2 dengan 95,09 % adalah perairan laut. Struktur geografis terdiri dari gugusan
pulau-pulau dengan selat dan alur laut sempit mencapai jumlah 606 pulau.
Kondisi perairan yang cukup luas menyimpan potensi sumberdaya di bidang
perikanan dan kelautan yang besar, sehingga sangat penting diberdayakan secara
optimal, dimanfaatkan dan dikembangkan untuk keberlangsungan pembangunan
masyarakat di Kabupaten Lingga. Pemerintah Kabupaten yang mempunyai wilayah
laut, sesuai dengan UU No. 27 tahun 2007 diwajibkan menyusun Rencana Zonasi
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
Rencana zonasi adalah rencana yang menentukan arah penggunaan
sumberdaya tiap-tiap satuan perencanaan disertai dengan penetapan struktur dan
pola ruang pada kawasan perencanaan yang memuat kegiatan yang boleh
dilakukan dan tidak boleh dilakukan serta kegiatan yang hanya dapat dilakukan
setelah memperoleh izin. Sebagaimana yang telah diamanatkan pula di dalam
Rancangan Perda RTRW Kabupaten Lingga Tahun 2011-2031, yang saat ini dalam
proses legalisasi, bahwa untuk perencanaan pola ruang laut di Kabupaten Lingga
akan diatur lebih lanjut dalam.
Dengan demikian, Pemerintah Kabupaten Lingga perlu menyusun
dokumen Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K)
Kabupaten Lingga, dalam rangka memelihara keberlanjutan sumberdaya pesisir
dalam jangka panjang serta mengeliminir berbagai faktor tekanan terhadap
ekosistem pesisir akibat kegiatan yang tidak sesuai (incompatible).
1.2 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN
Maksud dilaksanakannya kegiatan Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Kabupaten Lingga ini adalah untuk
menyediakan dokumen perencanaan pengelolaan wilayah pesisir dalam jangka
panjang (20 tahun kedepan) sebagai pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan
serta menjadi acuan bagi penyusunan rencana zonasi, rencana pengelolaan dan
rencana aksi.
Tujuan dari kegiatan Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Kabupaten Lingga ini adalah:
a. Meningkatkan pemahaman semua pihak terkait tentang pentingnya
pengelolaan sumber daya pesisir dan laut secara optimal, efisien dan
-
BAB 1 PENDAHULUAN -
LAPORAN KEMAJUAN 1 - 4 Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Kabupaten Lingga
berkelanjutan.
b. Meningkatkan upayaupaya pengelolaan wilayah pesisir, laut dan pulau-
pulau kecil secara terpadu di Kabupaten Lingga.
c. Mendorong peran serta dan keterpaduan antar stakeholder baik
pemerintahan, antar instansi, swasta dan masyarakat dalam
mengembangkan upaya pengelolaan wilayah pesisir, laut dan pulaupulau
kecil yang bertanggung jawab.
d. Memberikan panduan bagi instansi-instansi di lingkungan Pemerintahan
Kabupaten Lingga, pihak swasta, masyarakat dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya tentang strategi pengelolaan wilayah pesisir, laut
dan pulau-pulau kecil Kabupaten Lingga.
e. Identifikasi potensi ekonomi di wilayah pesisir Kabupaten Lingga.
f. Identifikasi sarana dan prasarana pendukung kegiatan ekonomi Pesisir
g. Menyusun rencana pengembangan kegiatan ekonomi wilayah pesisir.
h. Identifikasi programprogram peningkatan ekonomi wilayah pesisir.
Sedangkan Sasaran dari kegiatan Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Kabupaten Lingga ini antara adalah:
a. Sasaran dari kegiatan ini adalah Tersusunnya Rencana Pengembangan
Wilayah Pesisir dan PulauPulau Kecil agar tercipta peluang untuk
mewujudkan perekonomian terpadu, program-program peningkatan
ekonomi wilayah pesisir sesuai dengan daya dukung wilayah pesisir di
Kabupaten Lingga.
b. Memberikan informasi bagi pemerintah daerah dalam pengambilan
keputusan dalam pengembangan ekonomi wilayah pesisir Kabupaten
Lingga.
1.3 RUANG LINGKUP
1.3.1 RUANG LINGKUP WILAYAH PERENCANAAN
Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) Penyusunan Rencana Zonasi
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Kabupaten Lingga ini, ditetapkan
bahwa Kawasan Rencana Zonasi mencakup semua wilayah kecamatan di pesisir
dan saluran air yang ditemukan di Kabupaten Lingga. Secara spesifik, batas
wilayah daratan untuk Rencana Zonasi ditetapkan sama dengan batas administrasi
kecamatan, dan batas kearah laut sampai 4 mill laut diukur dari garis pantai ke
arah laut lepas atau ke arah perairan kepulauan.
-
BAB 1 PENDAHULUAN -
LAPORAN KEMAJUAN 1 - 5 Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Kabupaten Lingga
Gambar 1.1 Peta Wilayah Perencanaan A3
-
BAB 1 PENDAHULUAN -
LAPORAN KEMAJUAN 1 - 6 Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Kabupaten Lingga
1.3.2 RUANG LINGKUP MATERI RZWP3K
Adapun ruang lingkup materi Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Kabupaten Lingga ini terdiri atas:
A. PENGUMPULAN DAN KOMPILASI DATA
Dimana kegiatan yang dilakukan pada tahap pengumpulan dan kompilasi
data adalah sebagai berikut:
1. Persiapan Survei, terdiri dari;
Pembuatan checklist pengumpulan data dan instrument pengumpulan
data yang memuat kebutuhan data yang diperlukan dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan;
Pembuatan program kerja yang akan dilakukan dalam pelaksanaan
kegiatan Survei;
Persiapan personil (Surveior).
2. Pelaksanaan Survei yang dalam pelaksanaannya dapat dikelompokan
menjadi 2 kegiatan, yakni:
Survei instansional, merupakan kegiatan pengumpulan data sekunder
ke SKPD terkait baik dari SKPD Pemerintah Kabupaten Lingga maupun
dari luar daerah Kabupaten Lingga.
Survei lapangan, merupakan kegiatan pengumpulan data langsung ke
lokasi pengembangan ekonomi pesisir untuk menemukan
permasalahan, hambatan, potensi dan tantangan baik sumberdaya
alam, sumberdaya manusia dan sumberdaya buatan manusia di lokasi
tersebut. Kegiatan ini berupa observasi lapangan, wawancara langsung
dengan masyarakat di lokasi pengembangan ekonomi pesisir ataupun
dengan penyebaran formulir Survei.
3. Evaluasi dan Tabulasi, dimana kegiatan ini dilaksanakan dengan
mengevaluasi dari data yang sudah terkumpul.
B. ANALISIS DAN KAJIAN
Dalam rangka Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil (RZWP3K) Kabupaten Lingga, maka diperlukan kajian menyeluruh terhadap
semua aspek kunci pengembangan wilayah ekonomi pesisir sebagai data dasar,
yang meliputi:
1. Potensi ekonomi kawasan yang terdiri dari:
Sumberdaya alam dan produk unggulan yang terfokus sebagai
penggerak perekonomian;
Sumberdaya manusia dan kelembagaan yang terkait dengan
-
BAB 1 PENDAHULUAN -
LAPORAN KEMAJUAN 1 - 7 Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Kabupaten Lingga
pengelolaan pengembangan ekonomi kawasan pesisir dan
pengembangan bisnis;
Sumberdaya prasarana dan sarana pendukung pengembangan bisnis
sektor perikanan dan produk unggulan masyarakat pesisir.
2. Kebijakan pembangunan sektoral dan pembangunan wilayah pesisir dalam
rangka sinkronisasi dan keterpaduan kebijakan ekonomi kawasan pesisir;
3. Faktor penghambat dan peluang dalam pengembangan sub sektor
perikanan dan produk unggulan; dan
4. Berbagai peluang kerjasama antar wilayah terkait dengan semua aspek
kunci pengembangan ekonomi pesisir.
Dari analisa di atas kemudian dilakukan proyeksi arah, skenario dan
tahapan pengembangan pengembangan ekonomi pesisir dalam jangka menengah,
yang memuat:
1. Strategi, arah kebijakan, dan pentahapan pengembangan minapolitan
dalam jangka lima tahunan, yang dibagi ke dalam pencapaian sasaran
kuantitatif dan kualitatif setiap tahun;
2. Setiap sasaran kuantitatif dan kualitatif per lima tahunan, disertai dengan
indikator keberhasilan dan tolok ukur pengembangan sektor dan produk
unggulan secara terfokus dan pengembangan semua aspek ekonomi
pesisir; dan
3. Strategi, arah kebijakan, dan pentahapan pengembangan ekonomi pesisir
dikaitkan dengan upaya mendorong pembangunan daerah tertinggal
disekitarnya.
C. RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
KABUPATEN LINGGA
Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kabupaten Lingga
memuat pembahasan substansi mengenai:
1. Tujuan, Kebijakan, dan Strategis penataan ruang Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil
2. Rencana struktur ruang wilayah pesisir Kabupaten Lingga
Rencana struktur ruang terbentuk oleh adanya hubungan dan keterkaitan
antar pusat-pusat kegiatan yang menjadi bagian dari sistem konstelasi
regional. Rencana struktur ruang meliputi rencana sistem pusat
permukiman dan rencana jaringan sistem prasarana, berfungsi untuk
memberikan layanan bagi kawasan disekitarnya dan memberikan arahan
pembangunan sistem jaringan prasarana bagi fungsi kegiatan yang ada
-
BAB 1 PENDAHULUAN -
LAPORAN KEMAJUAN 1 - 8 Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Kabupaten Lingga
maupun fungsi kegiatan yang menunjang keterkaitan pusat-pusat kegiatan
di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
Rencana struktur ruang WP3K merupakan pusat-pusat kegiatan yang
berbasis pada pengembangan sumberdaya kelautan dan perikanan dan
dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana di WP3K terutama jaringan
transportasi, energi, dan komunikasi. Rencana struktur ruang WP3K
ditetapkan berdasarkan pada rencana struktur ruang yang telah
ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Lingga. Apabila berdasarkan hasil
analisis diperlukan penambahan fitur terhadap rencana struktur ruang,
baik pusat kegiatan ataupun jaringan prasarana, maka penambahan
tersebut dijadikan rekomendasi saat dilakukan proses revisi ataupun
review RTRW Kabupaten Lingga.
3. Rencana pola ruang Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kabupaten
Lingga
Rencana pola ruang wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil Kabupaten
Lingga merupakan rencana distribusi peruntukan ruang wilayah pesisir dan
pulau-pulau kecil di Kabupaten Linggayang meliputi rencana peruntukan
ruang untuk fungsi:
a. Konservasi
b. Kawasan strategis nasional tertentu
c. Pemanfaatan umum
d. Alur laut
4. Penetapan Kawasan Strategis
Kawasan strategis WP3K Kabupaten Lingga merupakan bagian wilayah
pesisir dan pulau-pulau kecil Kabupaten Lingga yang penataan ruang
WP3K-nya diprioritaskan, karena mempunyai pengaruh sangat penting
dalam lingkup Kabupaten Lingga terhadap ekonomi,sosial budaya,
dan/atau lingkungan. Penentuan kawasan strategis WP3K Kabupaten
Lingga lebih bersifat indikatif. Batasan fisik kawasan strategis WP3K
Kabupaten Lingga akanditetapkan lebih lanjut di dalam rencana tata
ruang kawasan strategis WP-3-K Kabupaten Lingga. Kawasan strategis
WP3K Kabupaten Lingga diintegrasikan dengan kawasan strategis
Kabupaten Lingga yang telah ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Lingga.
5. Arahan Pemanfaatan Ruang
Arahan pemanfaatan ruang WP3K Kabupaten Lingga merupakan
perwujudan RZWP3K yang dijabarkan ke dalam indikasi program utama
-
BAB 1 PENDAHULUAN -
LAPORAN KEMAJUAN 1 - 9 Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Kabupaten Lingga
penataan/pengembangan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil Kabupaten
Lingga. Secara umum, arahan pemanfaatan ruang WP3K harus secara
sistematis mengkaji opsi-opsi pemanfaatan sumberdaya. Keputusan-
keputusan penggunaan sumberdaya yang bersifat permanen (irreversible)
harus dibatasi sedapat mungkin dan dipertimbangkan secara hati-hati.
Indikasi program utama dalam arahan pemanfaatan ruang wilayah pesisir
dan pulau-pulau kecil Kabupaten Lingga meliputi:
a. Usulan program utama
b. Lokasi
c. Besaran
d. Sumber Pendanaan
e. Instansi Pelaksana
f. Waktu dan Tahapan Pelaksanaan
6. Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang
Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Lingga
adalah ketentuan yang diperuntukan sebagai alat penertiban penataan
ruang WP3K, meliputi pernyataan kawasan/zona/sub zona, ketentuan
perizinan, ketentuan pemberian insentif dan disinsentif, serta arahan
pengenaan sanksi dalam rangka perwujudan rencana tata ruang wilayah
Kabupaten Lingga.
1.3.3 RUANG LINGKUP WAKTU PERENCANAAN
Kurun waktu Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan PulauPulau Kecil di
Kabupaten Lingga adalah jangka waktu perencanaan 5 (lima) tahunan hingga akhir
tahun perencanaan (20 tahun).
1.4 FUNGSI DAN MANFAAT RZWP3K
Fungsi Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
(RZWP3K) Kabupaten Lingga adalah:
a. Acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
b. Acuan dalam pemanfaatan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
kabupaten;
c. Acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam wilayah
pesisir dan pulau-pulau kecil kabupaten;
d. Acuan lokasi investasi dalam wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
-
BAB 1 PENDAHULUAN -
LAPORAN KEMAJUAN 1 - 10 Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Kabupaten Lingga
kabupaten; yang dilakukan pemerintah, masyarakat dan swasta;
e. Pedoman untuk penyusunan rencana zonasi rinci di wilayah pesisir dan
pulaupulau kecil kabupaten;
f. Dasar pengendalian pemanfaatan ruang dalam penataan wilayah pesisir
dan pulau-pulau kecil kabupaten;
g. Acuan dalam administrasi pemanfaatan WP3K
Manfaat Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
(RZWP3K) Kabupaten Lingga adalah:
a. Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya WP3K;
b. Menjamin harmonisasi antara kepentingan pembangunan ekonomi dengan
pelestarian Sumber daya pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
c. Mewujudkan keterpaduan pembangunan di wilayah pesisir dan pulau-
pulau kecil dengan wilayah daratannya;
d. Mewujudkan keserasian pembangunan wilayah kabupaten dengan wilayah
sekitarnya.
1.5 PENDEKATAN DAN METODOLOGI
1.5.1 PENDEKATAN
Pendekatan didalam Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Kabupaten Lingga adalah: pendekatan perencanaan
dan tahapan pekerjaan.
1.5.1.1 PENDEKATAN PERENCANAAN
Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (RZWP3K)
Kabupaten Lingga akan dilakukan dengan beberapa pendekatan yang saling
terintegrasi dan melengkapi. Pendekatan yang pertama adalah dengan
menserasikan dan mensinkronkan kebijakan dan peraturan. Pendekatan lain yang
akan dicoba dilakukan adalah dengan melihat kearifan lokal, kondisi sosial budaya,
aspirasi, dan partisipasi masyarakat yang ada di Kabupaten Lingga. Pendekatan
yang ketiga adalah melalui kajian keilmuan dengan menggunakan data-data yang
akurat. Data-data akan diambil melalui Survei baik untuk mengambil data primer
maupun data sekunder.
Penyusunan RZWP3K ini akan berusaha untuk melihat kebijakan dan
peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat dan daerah.
RZWP3K Kabupaten Lingga ini akan menjadi bagian yang terpadu dengan proses
perencanaan wilayah pesisir secara keseluruhan termasuk di tingkat Provinsi
-
BAB 1 PENDAHULUAN -
LAPORAN KEMAJUAN 1 - 11 Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Kabupaten Lingga
Kepulauan Riau. Dalam penyusunan RZWP3K ini, salah satu kebijakan yang
menjadi landasan adalah UU Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. Undang-undang ini menyebutkan bahwa RZWP3K
diserasikan, diselaraskan, dan diseimbangkan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota yang dalam
penyusunan ini adalah RTRW Kepulauan Riau dan RTRW Kabupaten Lingga. Hal-hal
tersebut tersebut menjadi acuan dalam menyusun konsep dan fokus utama muatan
RZWP3K yang akan disusun.
Secara lebih jelas dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
Nomor 16 Tahun 2008 tentang Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-
pulau Kecil menyebutkan bahwa pemerintah daerah provinsi atau kabupaten/kota
menyusun RZWP3K dengan memperhatikan:
a. RSWP3K (Rencana Strategis Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil) provinsi
atau kabupaten/kota;
b. Alokasi ruang untuk akses publik;
c. Alokasi ruang untuk kepentingan sosial, ekonomi, dan budaya dengan
tetap memperhatikan kepemilikan serta penguasaan sumber daya di
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil;
d. Keserasian, keselarasan, dan keseimbangan dengan RTRW provinsi
dan/atau RTRW kabupaten/kota;
e. Integrasi ekosistem darat dan laut;
f. Keseimbangan antara perlindungan dan pemanfaatan berbagai jenis
sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil, jasa lingkungan, dan fungsi
ekosistem dalam satu bentang alam ekologis (bioekoregion);
g. Perencanaan pembangunan lainnya seperti Rencana Tata Ruang
Hutan/Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK), Rencana Induk
Pengembangan Pariwisata (RIPP), Kawasan Rawan Bencana, Wilayah
Pengelolaan Perikanan (WPP), prasarana perhubungan laut, kawasan
pemukiman, dan kawasan pertambangan.
Dalam pendekatan kebijakan juga perlu dipertimbangkan kebijakan
pembangunan di bidang kelautan dan perikanan yang mencakup aspek
kewilayahan, aspek ekologis, aspek hukum, dan aspek sosial ekonomi. Selain itu
dalam pendekatan perencanaannya juga harus mempertimbangkan kearifan lokal,
kondisi sosial budaya, aspirasi, dan partisipasi masyarakat yang ada di Kabupaten
Lingga.
-
BAB 1 PENDAHULUAN -
LAPORAN KEMAJUAN 1 - 12 Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Kabupaten Lingga
Masyarakat Kabupaten Lingga yang masih memegang adat istiadat dan
budaya-budaya lokal akan menjadi suatu masukan dalam menempatkan alokasi
pemanfaatan sumber daya pesisir karena masyarakatlah yang nantinya akan
berperan aktif dalam implementasi RZWP3K ini. Proses ini akan diakomodasi juga
dalam bentuk pertemuan-pertemuan di daerah yang melibatkan berbagai macam
pemangku kepentingan.
Gambar 1.2
Kerangka Pendekatan Pelaksanaan Pekerjaan Penyusunan RZWP3K Kabupaten Lingga
Sumber: Hasil Diskusi Tim, 2013
Database Sumber Daya Kelautan Kab. Lingga
O
U
T
P
U
T
Ilustrasi Kondisi Pesisir dan
Kelautan Kab. Lingga
KEGIATAN KONDISI EKSISTING
Insert Peta
Lokasi
Penyusunan Peta RZWP3K Kab. Lingga
Analisis Potensi dan Daya Dukung
Sumber Daya Kelautan
Pengelolaan dan Restorasi Sumber
Daya Kelautan
Peta Rencana / Arahan Zonasi WP3K Kab. Lingga
Rencana / arahan: a. alokasi ruang dalam rencana
kawasan pemanfaatan umum, rencana kawasan konservasi, rencana kawasan strategis nasional tertentu, dan rencana alur;
b. keterkaitan antarekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil dalam suatu bioekoregion.
PETA CEK LAPANGAN /
SURVEY
Permasalahan Wilayah Pesisir, Laut & Pulau-pulau Kecil Kab.
Lingga
Pemanfaatan Lahan Pesisir &
Alur Laut
RTRW, RPJPD Kab. Lingga
Potensi Sumber Daya Kelautan
-
BAB 1 PENDAHULUAN -
LAPORAN KEMAJUAN 1 - 13 Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Kabupaten Lingga
1.5.1.2 TAHAPAN PEKERJAAN
Tahapan pekerjaan yang akan dilakukan dalam penyusunan RZWP3K
Kabupaten Lingga secara umum terdiri atas tahapan penyusunan dan proses
legalisasi dalam bentuk peraturan daerah. Secara detail tahapan-tahapan yang
akan dilakukan adalah:
1. Pembentukan Kelompok Kerja
Kelompok kerja (Pokja Penyusunan Rencana Zonasi) terdiri atas dua
komponen yaitu tim pembina dan tim teknis yang disusun berdasarkan
Surat Keputusan Kepala Daerah (Bupati/Walikota). Kelompok kerja ini
terdiri dari institusi pemerintah daerah yang memiliki kewenangan dan
kepentingan di wilayah pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil serta pihak-
pihak terkait lain di daerah seperti LSM dan perguruan tinggi. Pokja ini
kemudian menyusun rencana kerja dan TOR/RAB.
2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data awal tentang isu,
permasalahan, potensi, pemanfaatan ruang, dan pemanfaatan sumber
daya laut, pesisir dan pulau-pulau kecil di lokasi perencanaan dalam hal
ini Kabupaten Lingga yang digunakan sebagai data awal dalam membuat
peta dasar, peta tematik, dan peta rencana kerja.
3. Survei Lapangan
Survei lapangan ini dilaksanakan untuk mengumpulkan data sekunder dan
primer yang belum tersedia dalam rangka penyusunan katalog informasi
sumber daya (sumber daya alam, sumber daya fisik/buatan, sumber daya
sosial, dan sumber daya manusia).
4. Identifikasi Potensi Wilayah
Berdasarkan Survei lapangan maka selanjutnya akan dilakukan identifikasi
potensi wilayah.
5. Penyusunan Dokumen Awal
Dokumen awal Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
(RZWP3K) Kabupaten Lingga berisikan tentang (i) deliniasi dan peta
wilayah perencanaan; (ii) analisa data seperti analisis kebijakan,
kewilayahan, sosial ekonomi, potensi dan pemanfaatan sumber daya,
kesesuaian pemanfaatan ruang, serta daya dukung dan daya tampung; (iii)
matriks kesesuaian pemanfaatan ruang; (iv) matriks keterkaitan antar
zona; dan (v) draft dokumen awal rencana zonasi (termasuk album peta).
-
BAB 1 PENDAHULUAN -
LAPORAN KEMAJUAN 1 - 14 Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Kabupaten Lingga
6. Konsultasi Publik/Pembahasan
Konsultasi publik dilakukan untuk mensosialisasikan hasil-hasil penyusunan
rencana zonasi sampai pada tahap laporan awal, dimana sosialisasi ini
dimaksudkan untuk menjaring masukan dan perbaikan data maupun
informasi mengenai draft rencana zonasi yang telah disusun.
7. Penyusunan Dokumen Antara
Dokumen antara merupakan revisi atas dokumen awal yang telah
dikonsultasikan kepada publik. Oleh sebab itu dokumen antara merupakan
dokumen awal yang telah diperbaiki berdasarkan masukan dan informasi
yang diperoleh dari berbagai pemangku kepentingan di Kabupaten Lingga
atas wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil di wilayahnya. Pada tahap
penyusunan dokumen antara ini dapat saja dilakukan pengumpulan data
kembali dan proses pengolahan data kembali jika memang dibutuhkan
untuk menginformasikan tematik atau kondisi lapangan yang belum
terangkum di dalam laporan awal.
8. Konsultasi Publik/Pembahasan
Konsultasi publik pada tahap ini dilakukan dengan maksud untuk
memverifikasi atau memastikan kembali bahwa data dan informasi
tematik yang menjadi masukan publik pada tahap konsultasi sebelumnya
telah dirangkum dengan baik dan benar dalam draft rencana zonasi yang
disusun, sehingga draft rencana zonasi dapat disepakati oleh semua
pemangku kepentingan daerah.
9. Penyusunan Dokumen Final
Setelah draft rencana zonasi disepakati oleh semua pihak maka disusunlah
dokumen final (akhir) dari Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau
Kecil (RZWP3K) Kabupaten Lingga yang merangkum keseluruhan rangkaian
proses, data dan informasi, serta analisis yang dilakukan sejak awal ke
dalam tiga buku, yakni Buku Data dan Analisa, Buku Rencana Zonasi,
Album Peta, dan Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Zonasi
Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kabupaten Lingga. Dokumen yang
telah disepakati merupakan dokumen final yang kemudian ditindaklanjuti
kedalam proses penetapannya dalam bentuk peraturan daerah.
Tahapan pekerjaan yang akan dilakukan disusun sesuai Ketentuan
mengenai Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir yang dikeluarkan oleh
Direktorat Tata Ruang Laut Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Dirjen Kelautan Pesisir
dan Pulau-pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2010.
-
BAB 1 PENDAHULUAN -
LAPORAN KEMAJUAN 1 - 15 Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Kabupaten Lingga
Gambar 1.3
Tahapan Pekerjaan Penyusunan RZWP3K Kabupaten Lingga
7 Penyusunan
Dokumen Antara
Tahapan Proses/Output
1 Pembentukan
Kelompok Kerja
2 Pengumpulan Data
3 Survey Lapangan
4 Identifikasi
Potensi Wilayah
5 Penyusunan
Dokumen Awal
6 Konsultasi Publik
8 Konsultasi Publik
Menyusun Kelompok Kerja
Menyusun Rencana Kerja
Menyusun TOR/RAB
Pengumpulan Data Sekunder
Peta Dasar, Peta Tematik, Peta Rencana Kerja
Pengumpulan Data Primer
Informasi Kondisi Wilayah Pesisir
Mengidentifikasi Jenis dan Jumlah Sumberdaya
Identifikasi pemanfataan sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil
Identifikasi potensi pengembangan
Analisa Data: Analisis Kebijakan, Kewilayahan, Sosial, Potensi, dan Pemanfaatan sumberdaya, Pemanfaatan Ruang, Kesesuaian Ruang, Daya Dukung
Menyusun Matriks Keterkaitan Antar Zona
Membuat Draft Awal Rencana Zonasi dan Album Peta
Menyampaikan draft awal Rencana Zonasi
Menjaring masukan untuk menilai kelayakan/ kesesuaian tentang draft zona yang dibuat
Memeriksa konsistensi draft awal Rencana Zonasi dengan RTRW dan aturan-aturan lain
Kesepakatan awal tentang draft rencana zonasi
Revisi Dokumen Awal
Menyampaikan hasil revisi draft Rencana Zonasi Informasi Kondisi Wilayah Pesisir
Kesepakatan untuk Finalisasi Rencana Zonasi
9 Penyusunan
Dokumen Final Dokumen Final
10 Penetapan Mengajukan Rencana Zonasi untuk Pengesahan
Sumber: Ketentuan mengenai Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir Kab/Kota, 2010
-
BAB 1 PENDAHULUAN -
LAPORAN KEMAJUAN 1 - 16 Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Kabupaten Lingga
1.5.2 METODODOLOGI
Metodologi didalam Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Kabupaten Lingga adalah: metodologi pengumpulan
data, metode analisis data, perumusan struktur ruang, dan perumusan pola ruang.
1.5.2.1 METODE PENGUMPULAN DATA
Data merupakan keterangan objektif tentang suatu fakta baik dalam
bentuk kuantitatif, kualitatif, maupun gambar visual (images) yang diperoleh baik
melalui observasi langsung maupun dari yang sudah terkumpul dalam bentuk
cetakan atau perangkat penyimpan lainnya. Data ini selanjutnya akan diolah
menjadi suatu informasi sehingga ditemukanlah suatu interpretasi.
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh gambaran awal
tentang isu, permasalahan, potensi, pemanfaatan ruang, dan pemanfaatan sumber
daya laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Lingga yang digunakan
sebagai data awal dalam membuat peta dasar, peta tematik, dan peta rencana
kerja. Selain itu pengumpulan data dan informasi dapat dilakukan kepada sumber
kedua yaitu lembaga atau institusi yang telah melakukan proses pengumpulan data
lapangan dan mendokumentasikannya dalam bentuk laporan, buku, diagram, peta,
foto, dan media penyimpanan lainnya (Survei data sekunder). Pengumpulan dan
pengolahan data dan informasi dapat dilakukan melalui:
1. Survei Instansi
Survei instansi ini dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi
sekunder sesuai dengan kebutuhan analisa yang akan dilakukan. Data ini
merupakan data pendukung dalam penyunan RZWP3K Kabupaten Lingga.
Survei instansi ini dilakukan pada:
a. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Riau dan Kabupaten
Lingga.
b. Bappeda Provinsi Kepulauan Riau dan Kabupaten Lingga.
c. Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau dan Kabupaten
Lingga.
d. BLH Provinsi Kepulauan Riau dan Kabupaten Lingga.
e. Badan Pusat Statistik.
f. Dinas/instansi lain yang terkait permasalahan pantai, pesisir, dan
perikanan serta kelautan.
g. Instansi lain yang telah melakukan kajian terkait pesisir Kabupaten
Lingga.
-
BAB 1 PENDAHULUAN -
LAPORAN KEMAJUAN 1 - 17 Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Kabupaten Lingga
2. Inventarisasi Data Dasar Spasial
Data dasar spasial yang dimaksud adalah berupa peta-peta yang diperoleh
melalui instansi yang berwenang yaitu Badan Informasi Geospasial (BIG)
dan Dinas Hidro-Oseanografi TNI AL untuk peta laut. Selain itu dicoba
juga untuk memanfaatkan peta citra LANDSAT yang sesuai dengan lokasi
perencanaan. Untuk menunjang analisis, maka data berbasis vektor juga
diperlukan sebagai peta dasar atau base map untuk melakukan koreksi
geometri terhadap wilayah studi pada citra satelit.
3. Pemantauan/Survei Lapangan
Pemantauan lapangan adalah observasi langsung terhadap titik-titik lokasi
yang sesuai dengan identifikasi rona awal lingkungan ataupun
informasi/isu permasalahan yang sedang berkembang. Metode yang
digunakan adalah wawancara dengan masyarakat pesisir atau instansi
terkait yang menyangkut isu-isu wilayah pesisir Kabupaten Lingga.
4. Diskusi dalam Pokja RZWP3K
Pengumpulan data dalam kegiatan ini dilakukan untuk menggali aspirasi
dan persepsi dari pemangku kepentingan daerah Kab. Lingga (pemerintah,
tokoh masyarakat/agama, dunia usaha/swasta, dan kelompok
masyarakat) terhadap pengelolaan wilayah pesisir baik apa yang sudah
dilakukan maupun apa yang akan dilakukan.
5. Kompilasi
Kompilasi ini merupakan proses verifikasi dan penyajian data dan
informasi baik dalam format narasi, tabulasi, maupun visualisasi.
Jenis data dasar yang digunakan untuk memulai proses penyusunan
rencana zonasi Kabupaten Lingga antara lain berupa peta-peta yang bersumber
dari beberapa instansi seperti yang diperlihatkan pada Tabel I.1 dan Tabel II.2 di
bawah ini.
Tabel I.1
Jenis Data Dasar RZWP3K Kabupaten Lingga
No Data Bentang Alam Kedalaman Informasi Sumber
DARAT
1 Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI)
Skala 1:100.000 sampai 1:50.000
Kedalaman Informasi: batas administrasi sampai kecamatan, gedung dan bangunan, jaringan jalan, dan pemanfaatan lahan eksisting.
BAKOSURTANAL
2 Peta Sistem Lahan dan Kesesuaian
Skala 1 : 100.000
Kedalaman Informasi: BAKOSURTANAL
-
BAB 1 PENDAHULUAN -
LAPORAN KEMAJUAN 1 - 18 Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Kabupaten Lingga
No Data Bentang Alam Kedalaman Informasi Sumber
Lahan (Landsystems and Landsuitability)
Sistem lahan, terdiri dari : pantai, rawa pasut, dataran aluvial, jalur kelokan, rawa-rawa, lembah aluvial, kipas & lahar, teras-teras, dataran.
Bentuk Lahan, terdiri dari: kemiringan relief, lebar puncak, lembah-lembah, jenis batuan/mineral dominan, daerah iklim, kesesuaian lahan.
3 Citra Satelit
Sesuai dengan resolusi yang dibutuhkan.
Kedalaman Informasi: kerapatan vegetasi, penggunaan lahan pesisir, garis pantai, kelerengan pantai, tipe pantai, materil pantai.
Data Sekunder (Hasil
Pengolahan Citra)
4 RTRW Kab. Lingga
Skala 1:100.000 sampai 1:50.000
Kedalaman Informasi:
Pola Ruang
Struktur Ruang
Arahan Pemanfaatan Ruang
BAPPEDA Kab. Lingga
LAUT
5 Peta Lingkungan Laut Nasional (LLN) dan Lingkungan Perairan Indonesia (LPI)
Skala 1:100.000 sampai 1:50.000
Kedalaman Informasi: garis pantai, batu karang, terumbu, beting karang, tempat berlabuh, menara suar, dilarang berlabuh, garis cakupan 12 mil laut, stasiun radar, kerangka berbahaya, kabel dalam air, pipa dalam air, sistem pemisahan lalulintas, batas sektor, daerah latihan, daerah larangan, terlarang, pelampung.
BAKOSURTANAL
6 Peta Laut
Skala 1:100.000 sampai 1:50.000
Kedalaman Informasi: kedalaman, pasut, arus, garis pantai, batu karang, terumbu, beting karang, tempat berlabuh, menara suar, dilarang berlabuh, stasiun radar, kerangka berbahaya, kabel dalam air, pipa dalam air, sistem pemisahan lalulintas, batas sektor, daerah latihan, daerah larangan, dan lain-lain.
DISHIDROS TNI AL
7 Citra Satelit
Sesuai dengan resolusi yang dibutuhkan
Kedalaman Informasi: arah arus, suhu permukaan, kecerahan, terumbu karang, klorofil, kedalaman, budidaya.
Hasil Pengolahan Citra
8 RZWP3K Provinsi
Skala 1 : 250.000
Kedalaman Informasi:
Pola Ruang
Struktur Ruang
Arahan Pemanfaatan Ruang
Dinas Kelautan Perikanan atau nama lainnya
Sumber: Ketentuan mengenai Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir Kabupaten Lingga, 2010
-
BAB 1 PENDAHULUAN -
LAPORAN KEMAJUAN 1 - 19 Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Kabupaten Lingga
Tabel I.2
Klasifikasi Jenis Data dalam Survei Lapangan
Komponen Data Jenis data
Sumber Data Teknik
Pengambilan Data Primer Sekunder
KEBIJAKAN
RTRW Sekunder Instansi Studi Pustaka
RPJM dan Renstra Sekunder Instansi Studi Pustaka
Isu dan Masalah Sekunder Instansi Studi Pustaka
Studi Terkait Sekunder Instansi Studi Pustaka
KONDISI FISIK WILAYAH
Geografis dan administratif Sekunder Instansi Studi Pustaka
Geologi dan morfologi Sekunder Instansi Studi Pustaka
Topografi Sekunder Instansi Studi Pustaka
Iklim dan cuaca Sekunder Instansi Studi Pustaka
HIDRO-OCEANOGRAFI
Pasut Sekunder Instansi Studi Pustaka
Bathimetri Sekunder Instansi Studi Pustaka
Arus Sekunder Instansi Studi Pustaka
Angin dan gelombang Sekunder Instansi Studi Pustaka
Kualitas air laut Primer Pengukuran Observasi
BIO-EKOLOGI
Sebaran biota (endemik, langka, hampir punah, invasi)
Primer Sekunder Responden, Instansi
Wawancara, observasi, studi
pustaka
Kondisi ekosistem pesisir (mangrove, terumbu karang, lamun, lahan basah)
Primer Sekunder Responden, Pengukuran, dan Instansi
Wawancara, observasi, studi
pustaka
Kondisi sumber daya pesisir (pencemaran, degradasi, isu dan masalah)
Primer Sekunder Responden, Instansi
Wawancara, studi pustaka
SOSIAL, EKONOMI, DAN BUDAYA
Kependudukan Primer Sekunder Responden, Instansi
Wawancara, studi pustaka
Budaya dan adat istiadat Primer Sekunder Responden, Instansi
Wawancara, studi pustaka
Perekonomian Primer Sekunder Responden, Instansi
Wawancara, studi pustaka
Sarana dan prasarana Primer Sekunder Responden, Instansi
Wawancara, studi pustaka
Pemanfaatan ruang eksisting
Primer Sekunder Responden, Instansi
Wawancara, studi pustaka
Sumber: Ketentuan mengenai Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir Kabupaten Lingga, 2010
1.5.2.2 METODE ANALISIS DATA
Pada tahap ini, dilakukan identifikasi potensi wilayah berdasarkan hasil
survei lapangan yang telah dilaksanakan. Pendekatan metode analisis yang
digunakan dalam rangka penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-
pulau Kecil (RZWP3K) Kabupaten Lingga ini, mencakup metode analisis sebagai
berikut:
-
BAB 1 PENDAHULUAN -
LAPORAN KEMAJUAN 1 - 20 Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Kabupaten Lingga
1. Analisis Kebijakan
Analisis kebijakan digunakan untuk melihat kedudukan wilayah
perencanaan dalam hal ini Kabupaten Lingga terhadap kebijakan rencana
tata ruang nasional dan provinsi, dan menyesuaikan perencanaan yang
dibuat dengan kebijakan pembangunan daerah, dengan tujuan agar tidak
terjadi tumpang tindih kegiatan. Di samping itu, analisis juga didasarkan
pada kebijakan pembangunan nasional, termasuk kebijakan geopolitik dan
pertahanan keamanan. Hal-hal yang harus ditelaah adalah :
a. Program-program pemerintah pusat dan provinsi terkait
pembangunan di wilayah pesisir.
b. Visi, misi, dan tujuan dan kebijakan pengelolaan wilayah pesisir
Provinsi Kepulauan Riau dan Kabupaten Lingga.
c. Isu dan permasalahan yang berkembang di wilayah pesisir Kabupaten
Lingga.
d. RTRW Provinsi Kepulauan Riau dan Kabupaten Lingga.
e. Arahan pengembangan, struktur ruang, dan pola ruang dalam RTRW
Kepulauan Riau dan Kabupaten Lingga.
f. Analisis sistem perkotaan, kawasan, dan regional wilayah pesisir dan
pulau-pulau kecil yang berpengaruh terhadap Kabupaten Lingga;
g. Analisis fungsi dan peran wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di
Kabupaten Lingga dilihat dari aspek ekonomi-sosial-budaya-politik,
transportasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dalam pencapaian
pembangunan nasional ataupun regional secara umum.
h. Analisis sektor unggulan yang menjadi prime mover di Kabupaten
Lingga, kecamatan dan kelurahan/desa yang ada di wilayah pesisir
dan pulau-pulau kecil.
2. Analisis Kewilayahan
Analisis kewilayahan merupakan analisis untuk melihat kecenderungan
perkembangan kawasan di Kabupaten Lingga berdasarkan potensi fisik
wilayah yang ada. Analisis kewilayahan akan dapat mengeluarkan
rekomendasi bagi skala pengembangan kawasan yang diharapkan dan
arahnya. Analisis kewilayahan di sini juga mencakup pada sistem
permukiman dan sarana prasarana yang ada di dalamnya. Analisis sistem
permukiman bertujuan memahami kondisi, jumlah, jenis, letak, ukuran,
dan keterkaitan antar pusat-pusat permukiman di wilayah pesisir dan
pulau-pulau kecil Kabupaten Lingga.
-
BAB 1 PENDAHULUAN -
LAPORAN KEMAJUAN 1 - 21 Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Kabupaten Lingga
3. Analisis Sosial Ekonomi
Analisis sosial ekonomi dilakukan untuk melihat kondisi sosial ekonomi
dan strukturnya di Kabupaten Lingga. Lingkup analisis sosial ekonomi
meliputi sebaran dan jumlah penduduk beserta proyeksinya di masa yang
akan datang, interaksi penduduk, sebaran potensi ekonomi, basis ekonomi
lokal, keterkaitan ekonomi dan skala ekonomi (produksi dan pemasaran).
Analisis sosial ekonomi yang digunakan dalam rangka penyusunan Rencana
Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (RZWP3K) Kabupaten Lingga
adalah:
a. Analisis Ekonomi dan Sektor Unggulan di WP3K Kabupaten Lingga
Analisis ekonomi dan sektor unggulan bertujuan memperoleh
informasi untuk mewujudkan ekonomi WP3K yang berkelanjutan
(sustainable) melalui keterkaitan ekonomi antar zonasi di dalam
Kabupaten Lingga, dan antar Kabupaten Lingga dengan kabupaten
lainnya, atau sistem ekonomi wilayah yang lebih luas. Analisis
difokuskan pada kecenderungan pertumbuhan ekonomi WP3K, sektor-
sektor ekonomi basis dan unggulan dan potensi dan kendala
pengembangan kegiatan perekonomian WP3K. Analisis ekonomi WP3K
di Kabupaten Lingga akan meliputi:
Analisis mengenai ekonomi dasar WP3K di Kabupaten Lingga
Analisis mengenai sektor-sektor unggulan WP3K di Kabupaten
Lingga
Analisis mengenai struktur ekonomi WP3K di Kabupaten Lingga
Analisis mengenai peluang pertumbuhan ekonomi WP3K di
Kabupaten Lingga.
Analisis pergerakan barang dan jasa WP3K.
Analisis pola persebaran ekonomi WP3K dalam wilayah Kabupaten
Lingga.
Analisis mengenai potensi investasi WP3K di Kabupaten Lingga.
Analisis kecenderungan pertumbuhan ekonomi
b. Analisis Demografi dan Kependudukan
Analisis demografi bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai
aspek-aspek kependudukan, terutama yang memiliki pengaruh timbal
balik dengan perkembangan sosial dan ekonomi, analisis ini dilakukan
pula dalam proyeksi 20 tahun ke depan. Analisis demografi ini
merupakan masukan dalam penyusunan rencana pengembangan
-
BAB 1 PENDAHULUAN -
LAPORAN KEMAJUAN 1 - 22 Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Kabupaten Lingga
sarana dan prasarana wilayah, rencana penyebaran penduduk, dan
rencana struktur dan pola ruang pada WP3K. Analisis demografi WP3K
Kabupaten Lingga akan terdiri atas:
Analisis tingkat perkembangan penduduk.
Analisis mengenai pergerakan/mobilitas penduduk.
Analisis distribusi/kepadatan penduduk.
Analisis struktur umur dan tingkat partisipasi angkatan kerja.
c. Analisis Sosial Kemasyarakatan
Analisis sosial kemasyarakatan WP3K di Kabupaten Lingga, meliputi:
Analisis adat-istiadat penduduk WP3K yang menghambat dan
mendukung pembangunan Kabupaten Lingga.
Analisis tingkat partisipasi/peran serta masyarakat WP3K dalam
pembangunan Kabupaten Lingga.
Analisis pergeseran nilai dan norma yang berlaku dalam
masyarakat.
Analisis kinerja tingkat pelayanan fasilitas dan utilitas sosial.
d. Analisis Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia
Analisis mengenai kualitas sumber daya manusia pengelola diperoleh
dengan cara melakukan kajian deskriptif kualitatif terhadap informasi
dari kajian demografi. Masukan utama analisis ini adalah kondisi
tingkat pendidikan pada analisis demografi. Analisis kelembagaan
dilakukan untuk melihat kelembagaan Kabupaten Lingga khususnya
dalam pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecilnya. Analisis
kelembagaan ini meliputi struktur kelembagaan kabupaten, struktur
kelembagaan masing-masing lembaga terkait pembangunan,
mekanisme koordinasi internal dan lintas kelembagaan dalam
pembangunan, kondisi SDM daerah yang meliputi kualitas maupun
kuantitas, serta kebutuhan pengembangannya.
4. Analisis Potensi dan Pemanfaatan Sumber Daya
Analisis potensi dan pemanfaatan sumber daya ini untuk melihat sumber
daya yang terdapat pada wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil Kabupaten
Lingga dan bagaimana kondisi pemanfaatan yang sudah dilakukan dari
sumber daya tersebut.
5. Analisis Kesesuaian Pemanfaatan Ruang
Analisis kesesuaian pemanfaatan ruang merupakan analisis yang melihat
pada potensi wilayah pesisir berdasarkan kriteria-kriteria teknis kegiatan
-
BAB 1 PENDAHULUAN -
LAPORAN KEMAJUAN 1 - 23 Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Kabupaten Lingga
pemanfaatan ruang yang direncanakan. Analisis ini menggunakan metode
overlay peta dengan pembobotan untuk masing-masing variabel fisik,
sosial, ekonomi dan budaya berdasarkan kriteria kegiatan. Dalam teknik
analisis ini pertama kali disusun adalah matriks parameter kesesuaiannya
dan klasifikasinya berdasarkan pedoman penyusunan RZWP3K Kabupaten
yang dikeluarkan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Setelah disusun
matriks kesesuaian maka peta-peta tematik mengenai parameter-
parameter tersebut dioverlay.
Dari hasil analisis ini akan dihasilkan kesesuaian lahan pemanfaatan ruang
dalam bentuk peta kesesuaian pemanfaatan ruang, yang antara lain akan
meliputi kesesuaian pemanfaatan ruang untuk kawasan lindung
(konservasi), kawasan pemanfaatan umum, zona alur dan kawasan
strategis. Adapun variabel yang menjadi pertimbangan dalam kesesuaian
pemanfaatan ruang wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dapat dilihat
pada Tabel I.3.
Tabel I.3
Kesesuaian Pemanfaatan Pesisir
A. Kesesuaian Pesisir untuk Mangrove
No Variabel Data Kriteria Kesesuaian
Baik Sedang Buruk
1 Kelerengan Pantai dan Pasang Surut: Frekuensi Rendaman (hr/km)
>15 5-15 10
B. Kesesuaian Pesisir untuk Terumbu Karang
No Variabel Data Kriteria Kesesuaian
Sedang Sedang Buruk
1 Kedalaman (m) 4-15 30
2 Kecepatan Arus (m/det) 0,2-0,3 0,3-0,4 0,4
3 Salinitas 31-33 28-30 30
4 Kecerahan 90-100 80-89 =3
2 Kecepatan Arus (m/det) 0,1-0,3 0,3-0,4 >0,4
3 Jumlah Hari Hujan (hari/thn) 150-180 110-150
-
BAB 1 PENDAHULUAN -
LAPORAN KEMAJUAN 1 - 24 Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Kabupaten Lingga
D. Kesesuaian Pesisir untuk Perikanan Budidaya di Laut
No Variabel Data Kriteria Kesesuaian
Sedang Sedang Buruk
1 Tinggi Gelombang (m) 0-1 1-2 >=3
2 Kecepatan Arus (m/det) 0,1-0,3 0,3-0,4 >0,4
3 Jumlah Hari Hujan (hari/thn) 150-180 110-150 0,4
3 Jumlah Hari Hujan (hari/thn) 150-180 110-150
-
BAB 1 PENDAHULUAN -
LAPORAN KEMAJUAN 1 - 25 Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Kabupaten Lingga
Untuk pusat-pusat kegiatan yang berbasis sumber daya kelautan
perikanan yang belum terakomodir dalam RTRW ditetapkan berdasarkan kriteria:
a. Dominasi kegiatan yang berbasis kelautan dan perikanan (perikanan
budidaya, perikanan tangkap, wisata bahari)
b. Sentra pengolahan hasil-hasil produksi perikanan
c. Rencana Strategis WP3K Kabupaten Lingga
Jaringan aksesibilitas di wilayah pesisir secara umum terbagi atas dua
jenis. Pertama jaringan aksesibilitas yang terdapat di wilayah daratan, yang dalam
hal ini adalah jaringan jalan dan titik-titik pengikatnya. Kedua adalah jaringan
aksesibilitas yang berada di wilayah perairan laut, seperti alur pelayaran. Kedua
jenis jaringan aksesibilitas ini merupakan satu kesatuan dan harus terintegrasi.
Penetapan jaringan aksesibilitas yang terdapat di wilayah daratan mengacu pada
jaringan yang tercantum dalam RTRW Kabupaten Lingga.
Untuk jaringan aksesibilitas di wilayah perairan laut yang belum
terakomodir dalam RTRW Kabupaten Lingga diklasifikasikan atas:
a. Pelabuhan perikanan dan tempat pendaratan ikan.
b. Alur pelayaran perdagangan dan penumpang beserta dermaganya.
c. Alur pelayaran nelayan.
d. Pusat pertumbuhan WP3K Kabupaten Lingga.
Jaringan infrastruktur di WP3K secara umum terbagi atas dua kategori.
Pertama jaringan infrastruktur yang terdapat di wilayah daratan, seperti jaringan
listrik, telekomunikasi, dan air bersih. Kedua adalah jaringan infrastruktur yang
berada di wilayah perairan laut, seperti alur kabel bawah laut dan pipa bawah
laut. Penetapan jaringan infrastruktur yang terdapat di wilayah daratan mengacu
pada jaringan yang tercantum dalam RTRW Kabupaten Lingga. Sementara dalam
menentukan jaringan infrastruktur yang berada di wilayah perairan laut, hal
pertama yang menjadi acuan adalah jaringan yang tercantum dalam RTRW Provinsi
Kepulauan Riau dan RTRW Kabupaten Lingga.
1.5.2.4 PERUMUSAN POLA RUANG
Pola ruang secara garis besar dapat diklasifikasikan dalam dua kategori
yaitu zona-zona yang berada di wilayah daratan dan yang berada di wilayah
perairan/pasang surut. Dalam menentukan pola ruang di WP3K, hal pertama yang
menjadi acuan adalah pola ruang yang tercantum dalam RTRW Provinsi Kepulauan
Riau dan RTRW Kabupaten Lingga. Untuk zona-zona yang berbasis sumber daya
kelautan dan perikanan yang belum terakomodir dalam RTRW Provinsi Kepulauan
-
BAB 1 PENDAHULUAN -
LAPORAN KEMAJUAN 1 - 26 Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Kabupaten Lingga
Riau dan RTRW Kabupaten Lingga ditetapkan berdasarkan kriteria:
a. Keterkaitan dengan struktur ruang.
b. Kesesuaian zona-zona untuk kegiatan berbasis sumber daya kelautan dan
perikanan.
c. Matriks keterkaitan antar zona.
d. Rencana Strategis WP3K Kabupaten Lingga.
Kesesuaian zona-zona untuk kegiatan berbasis sumber daya kelautan dan
perikanan diperoleh melalui analisis kesesuaian wilayah yang telah diuraikan
sebelumnya. Zona-zona yang diperoleh melalui analisis kesesuaian wilayah
kemudian diintegrasikan dengan rencana struktur ruang dan rencana strategis
WP3K Kabupaten Lingga. Sementara, matriks keterkaitan antar zona menguraikan
hubungan antar zona/sub-zona dalam suatu wilayah perencanaan untuk melihat
harmonisasi antar zona/sub-zona. Matriks ini berisikan susunan aktifitas/nilai
untuk tujuan komersial, industri, lingkungan, permukiman, dan rekreasi.
Matriks tersebut berfungsi untuk menjelaskan susunan aktifitas yang
dapat diterapkan didalam masing-masing peruntukan zona/sub-zona. Baik struktur
ruang maupun pola ruang yang dihasilkan kemudian dikonsultasikan dengan para
pemangku kepentingan (stakeholder) melalui mekanisme pembahasan. Hal ini
penting dilakukan karena pada akhirnya para pemangku kepentinganlah yang akan
mengimplementasikan pola dan struktur ruang.
Gambar 1.4
Matriks Keterkaitan Antar Zona
Budidaya Air Payau Budidaya Air Payau
Budidaya Air Laut Budidaya Air Laut
Pelabuhan * * Pelabuhan
Alur Pelayaran * + Alur Pelayaran
Pertanian Pertanian
Permukiman + Permukiman
Pertambangan * * + + + * Pertambangan
Mangrove + * * * Mangrove
Terumbu Karang + * * * + Terumbu Karang
Kawasan Konservasi + * * + * + + Kawasan Konservasi
Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut * * + * * * Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut
Wisata Pesisir + + + + * + + + Wisata Pesisir
Wisata Bahari + + + * + + + + Wisata Bahari
Hutan + * * * + + + + + Hutan
Industri * * + + * + * * * + * * * Industri
Peternakan * * * + * * * * * * * + Peternakan
Keterangan:
Bertentangan/Potensi Konflik = * Netral =
Perlu Kehati-hatian = Saling Mendukung = +
-
BAB 1 PENDAHULUAN -
LAPORAN KEMAJUAN 1 - 27 Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Kabupaten Lingga
1.6 SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Laporan Kemajuan penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau
Pulau Kecil (RZWP3K) di Kabupaten Lingga disajikan dengan sistematika sebagai
berikut:
Bab 1 : PENDAHULUAN
Bab ini membahas mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Maksud, Tujuan,
dan Sasaran, (3) Ruang Lingkup: Wilayah Perencanaan, Materi, dan
Waktu Perencanaan, (4) Fungsi dan Manfaat RZWP3K (5) Pendekatan
dan Metodologi, dan (6) Sistematika Pembahasan.
Bab 2 : TINJAUAN KEBIJAKAN
Bab ini membahas mengenai: (1) Landasan Hukum, (2) Kebijakan
Sektoral: Renstra kementrian kelautan dan perikanan, RPJP Provinsi
Kepulauan Riau, dan rencana RPJMD Kabupaten Lingga, (3) Kebijakan
Spasial: RTRW Propinsi Kepulauan Riau dan RTRW Kabupaten Lingga.
Bab 3 : GAMBARAN EKSISTING KABUPATEN LINGGA
Bab ini membahas mengenai: (1) Kondisi Geografis dan Administratif,
(2) Kondisi Fisik Dasar Pesisir Daratan dan Perairan, (3) Pemanfaatan
Ruang Wilayah Pesisir Daratan dan Perairan, (4) Kondisi Infrastruktur
Kelautan dan Pesisir (5) Perekonomian Kelautan dan Perikanan, dan (6)
Kondisi Sosial Masyarakat Pesisir.
Bab 4 : ISU-ISU POKOK PERMASALAHAN
Bab ini membahas mengenai: (1) Isu-Isu Pokok Spasial, (2) Isu-Isu Pokok
Pengembangan Kegiatan Pesisir, (3) Isu-Isu Pokok Pengembangan
Infrastruktur Wilayah, dan (4) Isu-Isu Pokok Pemasaran Hasil Produksi
Perikanan.
Bab 5 : ANALISIS RZWP3K KABUPATEN LINGGA
Bab ini membahas mengenai Analisis: (1) Kesesuaian Peruntukan Pesisir
(Darat dan Laut), (2) Daya Dukung Kawasan, Zona dan Subzona, (3)
Rencana Pengembangan Pesisir, (4) Sosial Masyarakat, (5) Kebutuhan
Infrastruktur Pendukung Pengembangan Kegiatan pada Zona dan
Subzona, (6) Pentahapan Pengembangan Zona dan Subzona, (7)
Kebutuhan Investasi Pengembangan Kegiatan Zona dan Subzona, (8)
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, dan (9) Rencana Penataan
Zona dan Subzona.