11
BAB 2
Landasan Teori
2.1 Teori-teori Dasar
2.1.1 Komunikasi
Komunikasi diartikan sebagai transfer informasi atau pesan dari pengirim
pesan sebagai komunikator dan kepada penerima sebagai komunikan. Beberapa
definisi komunikasi dari pakar sebagai berikut: (Tommy, 2011, p. 5-6)
1. Laswell = komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa
mengatakan apa dengan cara apa, kepada siapa dengan efek apa.
2. Carl I. Hovland = komunikasi adalah proses dimana seseorang
individu atau komunikator mengoperkan stimulan biasanya
dengan lambing-lambang bahasa verbal maupun non verbal untuk
mengubah tingkah laku orang lain.
3. Theodorson dan Thedorson = komunikasi adalah penyebaran
informasi, ide-ide sebagai sikap atau emosi dari seseorang kepada
orang lain terutama melalui simbol-simbol.
2.1.2 Komunikasi Massa
Komunikasi massa menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney (1998)
menyebutkan komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan yang
12
diproduksi secara massal atau tidak sedikit itu disebarkan kepada massa
penerimaan pesan yang luas, anomin, dan heterogen. (Nurudin, 2007, p.12)
Ada satu definisi komunikasi massa yang ditemukan Michael W. Gamble
dan Tei Kwal Gamble (1986), menurut mereka sesuatu yang bisa didefinisikan
sebagai komunikasi massa jika mencangkup hal-hal sebagai berikut:
1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk
menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas
dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula antara lain surat
kabar, majalah, televisi, film, atau gabungan Di antara media tersebut.
2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyampaikan pesan-pesannya
bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling
kenal atau mengetahui satu sama lain.
3. Pesan adalah milik publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan
diterima oleh banyak orang.
4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti
jaringan, ikatan, atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya tidak
berasal dari seseorang, tetapi lembaga.
5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (penapis informasi). Artinya
pesan-pesan yang disebarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga
tersebut sebelum disiarkan lewat media massa.
13
6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Dalam komunikasi
ini umpan balik tidak bisa langsung dilakukan.
Dengan demikian, media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa
menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan
heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain
adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa
mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas.
(Nurudin, 2007, p.8-9)
2.1.3 Fungsi Komunikasi Massa
Ada banyak pendapat yang dikemukakan untuk mengupas fungsi-fungsi
komuniaksi massa, sama dengan definisi komunikasi massa, fungsi komunikasi
massa juga mempunyai latar belakang dan tujuan yang berbeda satu sama lain.
Apa pun yang dikemukakan setidaknya ada benang merah bahwa fungsi
komunikasi massa secara umum bisa dikemukakan seperti informasi, hiburan,
pendidikan. Sejalan dengan tingkat perkembangan masyarakat dan teknologi
komunikasi, fungsi komunikasi massa diatas sudah terbilang usang, untuk tidak
mengatakan sudah ketinggaln zaman. Dalam perspektif kritis, fungsi komunikasi
massa bisa ditambah sebagai berikut: (Nurudin, 2007, p.63,65)
1. Informasi
Pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data,
gambar, fakta dan pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar orang dapat
14
mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi internasional, lingkungan, dan
orang lain, dan agar dapat mengambil keputusan yang tepat.
2. Hiburan
Penyebarluasan sinyal, symbol, suara dan citra dari drama, tari, kesenian,
music, dan sebagainya untuk rekreasi dan kesenangan kelompok dan individu.
Pentingnya aspek hiburan dalam komunikasi juga diakui Charles R. Wright
sehingga ia perlu membuat tabel untuk memperjelasnya.
3. Persuasi
Bagi Josep A. Devito (1997) fungsi persuasi dianggap sebagai fungsi yang
paling penting dari komunikasi massa. Persuasi bisa datang dari berbagai macam
bentuk: (1) mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan, atau nilai
seseorang; (2) mengubah sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang; (3)
menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu; (4) memperkenalkan etika,
atau menwarkan sistem nilai tertentu.
4. Transmisi Budaya
Penyebarluasan hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan
warisan massa lalu, perkembangan kebudayaan, membangun imajinasi dan
mendorong kreativitas serta kebutuhan estetikanya.
5. Mendorong Kohesi Sosial
Media Massa mendorong masyarakat untuk bersatu. Dengan kata lain,
media massa merangsang masyarakat untuk memikirkan dirinya bahwa bercerai-
cerai bukan keadaan yang baik untuk kehidupan mereka. Media massa yang
15
memberitakan arti pentingnya kerukunan hidup umat beragama, sama saja media
massa itu mendorong kohesi sosial.
6. Pengawasan
Bagi Laswell, komunikasi massa mempunyai fungsi pengawasan. Artinya,
menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-
kejadian yang ada disekitar kita.
7. Korelasi
Fungsi korelasi yang di maksud adalah fungsi yang menghubungkan
bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya. Peran media
massa sebagai penghubung antara berbagai komponen masyarakat.
8. Pewaris Sosial
Dalam hal ini media massa berfungsi sebagai seorang pendidik, baik yang
menyangkut pendidikan formal maupun informal yang mencoba meneruskan atau
mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranata, dan etika dari satu
generasi ke generasi selanjutnya.
9. Melawan Kekuasaan dan Kekuatan Represif
Hal yang dilupakan oleh banyak orang adalah bahwa komunikasi massa
bisa menjadi sebuah alat untuk melawan kekuasaan dan kekuatan represif.
Komunikasi massa berperan memberikan informasi, tetapi informasi yang
diungkapkannya ternyata mempunyai motif-motif tertentu untu melawan
kemapanan.
16
10. Menggugat Hubungan Trikotomi
Hubunag trikotomi adalah hubungan yang bertolak belakang antara tiga
pihak. Dalam kajian komunikasi hubungan trikotomi melibatkan pemerintah,
pers, dan masyarkat. Ketiga pihak ini dianggap tidak pernah mencapai sepakat
karena perbedaankepentingan masing-masing pihak.
2.1.4 Media Massa
2.1.4.1 Definisi Media Massa
Menurut Cangara (2003, p.134) media massa adalah alat yang digunakan
untuk penyampaian pesan dari sumber kepada penerima (khalayak) dengan
menggunakan alat-alat komunikasi mekanis yaitu seperti surat kabar, film, radio,
dan TV. Begitu juga yang dikatakan oleh Effendy (2003, p.82) mengenai media
massa menimbulkan keserempakkan kontak dengan sejumlah besar penduduk
dalam jarak yang jauh dari komunikator
Dari kedua pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa media massa
adalah suatu alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi
secara serempak kepada masyarakat banyak melalui media yang ada.
2.1.4.2 Karakteristik Media Massa
Karakteristik media massa ini bisa dikatakan sebagai suatu ciri khas media
massa. Bila tidak memenuhi ciri-ciri yang telah disebutkan berarti bukan
merupakan bagian dari media massa. Adapun ciri khasnya adalah bersifat
17
melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang,
bersifat satu arah, meluas dan serempak, memakai peralatan teknis atau mekanis,
bersifat terbuka. (Cangara, 2003, p.134)
2.1.4.3 Bentuk-Bentuk Media Massa
Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori,
yaitu media cetak dan elektronik. Media cetak yang mempengaruhi kriteria
sebagai media massa adalah surat kabar dan majalah. Sementara media
elektronik adalah radio, televisi, film, komputer dan internet. Elvinaro (2007,
p.98) Berikut pembahasannya:
a. Surat kabar
Merupakan media massa paling tua yang keberadaannyadimulai sejak
ditemukannya media cetak oleh Johann Gutenberg di jerman. Prototipe
pertama surat kabar diterbitkan di Bremen Jerman pada tahun 1609. Di
Indonesia surat kabar nasional, diantaranya kompas, suara
pembaharuan, media indonesia, republika, dan suara karya.
b. Majalah
Keberadaan majalah sebagai media massa terjdai tidak lama setelah
surat kabar. Dimulai dengan terbitnya majalah Review di Inggris yang
18
diterbitkan oleh Daniel Depoe pada 1704 dan terus berkembang
sampai sekarang. Tipe suatu majalah ditentukan oleh khalayak yang
dituju dan juga mempunyai sasaran pembaca dengan profesi tertentu,
seperti pelaku bisnis (Marketing) atau pembaca dengan hobi tertentu
seperti bertani dan beternak (Trubus).
c. Radio
Radio sebagai alat komunikasi ditemukan setelah mesin cetak
ditemukan. Dimulai tahun 1802 oleh Dane dengan ditemukannya suatu
pesan dalam jarak pendek dengan menggunakan alat sederhana berupa
kawat beraliran listrik. Di Indonesia sampai akhir tahun 1966, satu-
satunya radio adalah RRI (Radio Republik Indonesia).
d. Televisi
Penemuan televisi telah melalui berbagai eksperimen yang dilakukan
oleh para ilmuwan akhir abad 19 dengan dasar penelitian yang
dilakukan oleh James Clark Maxwell dan Heinrich Hertz, serta
penemuan Marconi pada tahun 1890. Televisi sebagai pesawat
transmisi dimulai pad atahun 1925 dengan menggunakan metode
mekanikal dari Jenkins. Di Indonesia, kegiatan penyiaran televisi oleh
TVRI dimulai pada24 Agustus 1962. Perkembangan televisi di
Indonesia semakin semarak dengan tumbuhnya televisi swasta
nasional dan televisi-televisi lokal.
19
e. Film
Film ditemukan dari hasil pengembangan prinsip-prinsip fotografi dan
proyektor. Film yang pertama kali diperkenalkan kepada publik
Amerika Serikat adalah The life of an American fireman dan film The
Great Train Robbery yang masa putarnya hanya 11 menit dianggap
sebagai film cerita pertama. Sementara di Indonesia, film pertama
yang diputar berjudul Lady Van Java yang diproduksi di Bandung
pada tahun 1926.
f. Komputer dan Internet
Internet merupakan jaringan longgar dari ribuan komputer yang
menjangkau jutaan orang di seluruh dunia. Asal mula internet adalah
tercipta oleh suatu ledakan tak terduga di tahun 1969, yaitu dengan
lahirnya Arpanet, suatu proyek eksperimen Kementrian Pertahanan
Amerika Serikat. Misi awalnya sederhana, yaitu mencoba menggali
teknologi jaringan yang dapat menghubungkan para peneliti dengan
sumber daya jauh seperti sistem komputer dan pangkalan data yang
besar. 25 tahun kemudian sistem ini berevolusi menjadi suatu
“Organisme” yang semakin luas perkembangannya, yang mencakup
puluhan juta orang dan ribuan jaringan. Dewasa ini internet telah
tumbuh menjadi demikian besar.
2.1.4.4 Efek Media Massa
20
Steven Chaffee menyebutkan ada lima efek media massa dari
kehadirannya secara fisik : Universitas terbuka (2005, p.9.20)
1. Efek ekonomis, disini kehadiran media massa menggerakkan
berbagai usaha, meliputi produksi, distribusi dan konsumsi “jasa”
media massa.
2. Efek sosial, berkenan dengan perubahan struktur atau interaksi sosial
akibat kehadiran media massa. Misalnya, radio dna televisi dapat
meningkatkan status sosial pemiliknya di pedesaan.
3. Efek penjadwalan kembali kegiatan sehari-hari, misalnya telenovela
di televisi membuat banyak ibu rumah tangga menunda waktu
memasak dan menggeser waktu arisan.
4. Efek pada penyaluran atau penghilangan perasaan tertentu seperti
marah, kecewa, kesepian, dan sebagainya. Media dipergunakan
tanpa mempersoalkan isi pesannya.
5. Efek pada perasaan orang terhadap media. Media dapat
menumbuhkan perasaan tertentu baik negatif maupun positif.
Ada tiga efek pesan media massa yaitu efek kognitif, efek afektif, dan efek
behavioral. Universitas terbuka (2005, p.9.21-9.24)
1. Efek Kognitif: Komunikasi massa tidak secara langsung
menimbulkan perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara
21
kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan. Citra inilah
yang mempengaruhi cara kita berperilaku.
2. Efek Afektif: perubahan sikap yang berarti akibat pesan media massa
masih menjadi perdebatan di kalangan ahli komunikasi. Charles K.
Atikin menyimpulkan bahwa media massa dapat mempengaruhi
orientasi afektif, tetapi dampaknya tidak sebesar pada orientasi
kognitif.
3. Efek Behavioral: efek behavioral mengacu kepada perilaku
khalayak, pada tindakan, keghiatan, atau kebiasaan berperilaku.
Disini kita akan melihat efek pesan media massa pada perilaku
agresif dan perilaku prososial. Perilaku agresif adalah setiap bentuk
perilaku yang dirahkan untuk merusak atau melukai orang lain yang
menghindari perlakuan seperti itu. Perilaku prososial adalah
memiliki keterampilan yang bermanfaat bagi dirinya dan bagi orang
lain. Media televisi, radio atau film di berbagai negara digunakan
sebagai media pendidikan.
2.1.5 Televisi
2.1.5.1 Definisi Televisi
Kata televisi berasal dari kata tele dan vision yang mempunyai arti
masing-masing tele (jauh) dan vision (tampak), jadi televise berarti tampak
22
atau dapat melihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan
penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di
Indonesia televisi secara tidak formal disebut dengan TV, tivi, teve atau tipi.
Televisi adalah karya masal yang dikembangkan dari tahun ke tahun.
(http://fadlymolana.wordpress.com/2009/01/06/televisi/, 06 April 2011,
pukul 10.15 wib)
2.1.5.2 Karakteristik Televisi
Ditinjau dari stimulasi alat indra, dalam radio siaran, surat kabar dan
majalah hanya ada satu alat indra yang mendapat stimulus. Radio siaran
dengan indra pendengaran, surat kabar dan majalah dengan indra
penglihatan. (Elvinaro 2007 , p.137-139)
a) Audio Visual
Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat,
karena sifatnya yang audio visual itu pula, maka secara siran berita harus
selalu dilengkapi dengan gambar. Baik gambar diam, seperti foto, gambar
peta maupun film berita, yakni rekaman peristiwa yang menjadi topik
berita.
b) Berpikir dalam Gambar
Ada dua tahap yang dilakukan proses berpikir dalam gambar. Pertama
adalah visualisasi (visualization) yakni menerjemahkan kata-kata yang
mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Kedua,
penggambaran (picturization) yakni kegiatan merangkai gambar-gambar
23
individual sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandung makna
tertentu.
c) Pengoperasian lebih Kompleks
Pengoperasian televisi siaran lebih kompleks dan lebih banyak melibatkan
orang. Peralatan yang digunakannya juga lebih banyak dan untuk
mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang
yang terampil dan terlatih.
2.1.5.3 Format Acara Televisi
Menurut Naratama (2006, p.63-66), Format Acara Televisi adalah sebuah
perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan
kreativitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria utama
yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut.
Format Acara Televisi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Drama (fiksi)
a. Others
b. Tragedi
c. Aksi
d. Komedi
e. Cinta
f. Legenda
g. Horor
2. Nondrama (nonfiksi)
24
a. Music
b. Magazine Show
c. Talk Show
d. Variety Show
e. Re-packaging
f. Game Show
g. Kuis
3. Berita/News
a. Features
b. Sport
c. News
Fiksi (Drama) adalah sebuah format acara televise yang diproduksi dan
dicipta melalui proses imajinasi kreatif dari kisah-kisah fiksi yang
direkayasa dan dikreasi ulang. Format yang digunakan merupakan
interpretasi kisah kehidupan yang diwujudkan dalam suatu runtutan cerita
dalam sejumlah adegan. Adegan-adegan tersebut akan menggabungkan
antara realitas kenyataan hidup dengan imajinasi khayalan para
kreatornya.
Nonfiksi (Nondrama) adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi
dan dicipta melalui proses pengolahan imajinasi kreatif dari realitas
kehidupan sehari-hari tanpa harus menginterpretasikan ulang dan tanpa
harus menjadi dunia khayalan. Nondrama bukanlah sebuah runtutan cerita
25
fiksi dari setiap pelakunya. Untuk itu program acara nondrama merupakan
sebuah runtutan pertunjukan kreatif yang mengutamakan unsure hiburan
yang dipenuhi oleh aksi gaya dan musik.
Berita adalah sebuah format acara televisi yang di produksi berdasarkan
informasi dan fakta atau kejadian dan peristiwa sehari-hari. Format ini
memerlukan nilai-nilai factual dan actual yang disajikan dengan
ketepantan dan kecepatan waktu dimana dibutuhkan sifat liputan yang
independen.
Program “Mama Udah Bobo” termasuk dalam format acara nondrama
dengan jenis variety show. Dalam penelitian ini dimensi yang dijadikan
Variabel X nya adalah Konten program “Mama Udah Bobo”, komponen-
komponen tersebut adalah Presenter, Tema talk show, Game, Komedi,
Bintang Tamu, Magic, Music Concert.
2.1.6 Variety show
Variety show adalah format acara televisi yang mengkombinasikan berbagai
format lainnya, seperti talkshow, magazine show, kuis, game show, music concert,
drama dan sit-kom (komedi situasi). Variasi acara tersebut di padukan dalam
sebuah pertunjukkan dalam bentuk siaran langsung maupun siaran rekaman.
(Naratama, 2006, p.109). Program variety show merupakan sebuah program acara
di televisi yang memadukan antara berbagai jenis acara hiburan panggung televisi
seperti lawak, lagu dan drama.
26
Variety show adalah suatu sajian hiburan yang dikemas dalam anekasuguhan,
terutama untuk pentas musik dan sketsa komedi yang biasanya dipandu oleh host.
Atau lebih mudahnyaseperti yang dikatakan oleh Garin Nugroho bahwa variety
show layaknya supermarket yang menawarkan segala jenis rupa hiburan. Konsep
gado-gado yang menayangkan aneka tontonan ini jika dikemas dengan baik akan
mampu menghadirkan suasana yang berbeda bagi penontonnya. Dan oleh karena
itu karakter serta fungsi dari variety show inilah yang membuat model ini banyak
dipilih oleh satsiun televisi. Karena variety show sebagai tayangan yang
menghibur dengan kemasan yang ringan bisa memenuhi permintaan para pemirsa
yang haus akan suguhan alternativ. (http://manusad.blog.friendster.com
2009/11/03/varietyshow, 06 April 2011, pukul 10.18 wib)
2.1.7 Program Variety Show Mama Sudah Bobo
Variety show Mama Udah Bobo ini merupakan salah satu program
variety show andalan RCTI, dimana para pemirsa tidak hanya disuguhkan
penampilan live musik dari Dj dan Angel Percussion tapi juga penampilan dari
band-band dan penyanyi kenamaan yang akan menyanyikan lagu-lagu hits
mereka. Keunikan lain dari Mama Udah Bobo adalah pada segmen obrolan, para
bintang tamu akan dimintai komentar-komentarnya seputar kehidupan sehari-hari
ataupun berita-berita yang sedang hangat dibicarakan, yang akan di kemas dalam
sketsa yang imajinatif, terdapat talk show, quis, magic, music concert, dan
komedi. variety show yang akan hadir menghibur pemirsa setiap hari Kamis,
Pukul 22.30 WIB. Aksi kocak group band The Cash yang beranggotakan Tora
Sudiro, Desta dan Vincent ini sebagai host Mama Udah bobo, juga akan
27
melengkapi variety show terbaru RCTI ini. Di wilayah Jakarta Berdasarkan
survey yang dilakukan oleh AGB Nielsen pada periode Januari – Februari 2011
didapatkan jumlah pemirsa program “Mama Udah Bobo” sejumlah 593.000
orang. (lihat lampiran).
2.1.8 Kemasan Acara
Bagi pengelola program penyiaran, kemasan dapat diartikan segala
sesuatu yang perlu dilakukan untuk menarik perhatian audience melalui
penampilan (appearance) suatu program yang mencakup antara lain misalnya:
pembawa acara (presenter), busana yang dikenakan, penampilan latar belakang
(background), bumper program yang menarik. Kemasan program menjadi penarik
bagi konsumen untuk memberikan perhatian pada suatu program sehingga
mampu memberikan kesan pertama yang baik (Morissan, 2008, p.242).
Tayangan program Mama Sudah Bobo terbagi dalam beberapa Di
antaranya:
- Presenter
- Tema talk show
- Game
- Komedi
- Bintang Tamu
- Magic
- Music Concert
28
. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam hal persaingan atau
kompetisi adalah sebagai berikut:
a. Prime time : Jam 19.30-23.00
b. Late Frige Time : Jam 23.00-01.00
c. All other time : Jam 01.00-10.00
d. Day time : Jam 10.00-16.30
e. Fringe time : Jam 16.30-19.30
Pengolahan program idealnya akan berupaya agar audiens dapat terus
menerus menonton acara yang disiarkan oleh media penyiaran
bersangkutan. Morisan (2005, p.167)
2.1.9 Konsep Persepsi
Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi)
adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian bolak balik dalam proses
komunikasi. Hal ini jelas tampak pada beberapa definisi yang diungkapkan oleh
beberapa pakar seperti; John R.Wenburg dan William W.Wilmot: “Persepsi dapat
didefinisikan sebagai cara organisme memberi makna, Rudolph F.Verderber:
“Persepsi adalah proses menafsirkan informasi indrawi, atau J.Cohen: “Persepsi
didefinisikan sebagai interpretasi bermakna atas sensasi sebagai representative
objek eksternal, Persepsi adalah pengetahuan yang tampak mengenai apa yang
ada di luar sana. Persepsi disebut inti Komunikasi, karena jika persepsi kita tidak
akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang
29
membuat kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain . (Deddy
mulyana, 2007, p.180)
Untuk lebih mengenal persepsi , berikut adalah beberapa definisi persepsi
lainnya (Dedy mulyana, 2007, p.180):
1. Brian Fellows: Persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu organisme
menerima dan menganalisis informasi.
2. Kenneth K. Sereno dan Edward M. Bodaken: Persepsi adalah sarana yang
memungkinkan kita memperoleh kesadaran akan sekeliling dan lingkungan kita.
3. Philip Goodacre dan Jennifer Follers: Persepsi adalah proses mental yang
digunakan untuk mengenali rangsangan.
Persepsi adalah proses yang digunakan oleh individu untuk memilih,
mengorganisasi, dan mengiterpretasikan masukan informasi guna menciptakan
gambaran dunia yang memiliki arti. Persepsi tidak hanya tergantung pada
rangsangan fisik, tetapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan
lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan. Point pentingnya
adalah bahwa persepsi dapat sangat beragam antara individu satu dengan yang
lain yang mengalami realitas yang sama.
2.1.9.1 Jenis-jenis Persepsi
Jenis-jenis persepsi pada manusia sebenarnya terjadi menjadi dua, yaitu
persepsi terhadap objek (lingkungan fisik) dan persepsi terhadap lingkungan
30
manusia (persepsi sosial). Kedua jenis persepsi tersebut mempunyai perbedaan,
perbedaan tersebut mencakup :
1. Persepsi terhadap objek (Lingkungan Fisik )
Persepsi lingkungan fisik merupakan proses penafsiran terhadap objek2
tidak bernyawa yang ada di sekitar lingkungan kita. Terkadang dalam
mempersepsi lingkungan fisik, kita melakukan kekeliruan, karena indera kita
terkadang menipu kita itulah yang disebut ilusi .
Persepsi terhadap objek ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor :latar
belakang pengalaman, latar belakang budaya, latar belakang psikologis, latar
belakang nilai, keyakinan dan harapan, dan yang terakhir adalah kondisi faktual
alat indera. (Mulyana, 2007, p.184-190)
2. Persepsi terhadap manusia (Lingkungan sosial)
persepsi sosial adalah proses menangkap arti objek2 sosial dan kejadian-
kejadian yang kita alami dalam lingkungan kita. Oleh karena itu manusia bersifat
emosional, sehingga penilaian terhadap orang akan mengandung resiko. Persepsi
saya terhadap anda mempengaruhi persepsi anda terhadap saya, dan pada
gilirannya persepsi anda terhadap saya juga mempengaruhi persespi saya terhadap
anda. Dan begitu seterusnya. Setiap orang memiliki gambaran yang berbeda
mengenai realitas disekelilingnya. Karena setiap orang mempunyai persepsi
berbeda terhadap lingkungan sosialnya (mulyana, 2007, p.191 ).
2.1.9.2 Sifat-Sifat persepsi
31
menurut mulyana (2007, p.191-207) sifat-sifat persepsi adalah :
a. persepsi adalah berdasarkan pengalaman. Persepsi manusia terhadap
seseorang, objek, atau kejadian dan reaksi mereka terhadap hal2 itu berdasarkan
pengalaman masa lalu mereka berkaitan dengan orang, objek, atau kejadian
serupa, termasuk misalnya cara kita bekerja dan menilai pekerjaan apa yang baik
bagi kita.
b. Persepsi bersifat selektif. Atensi sebagai bagian dari tahap persepsi
dipengaruhi oleh faktor2 internal seperti faktor biologis (lapar dan haus),
fisiologis (sehat, sakit, dan lelah), sosial budaya (pekerjaan, penghasilan,
kebiasaan ) dan psikologis (motivasi, pengharapan, keinginan )
c. Persepsi bersifat dugaan. Oleh karena informasi yang lengkap tidak
pernah tersedia, dugaan diperlukan untuk membuat kesimpulan berdasarkan
informasi yang tidak lengkap lewat pengindraan itu .
d. Persepsi bersifat evaluatif. Persepsi adalah proses kognitif psikologis
dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap, kepercayaan, nilai, dan
pengharapan untuk memaknai obyek persepsi .
e. Ketika seseorang menilai kemampuan bergaul dengan orang lain,
digunakan ukuran sosiabilitas yang disebut adaptasi jika kualitas keramahan,
kesopana, dan keluwesan berada diatas tingkat adaptasi, maka orang itu dinilai
pandai bergaul, tetapi sebaliknya jika dibawah tingkat adaptasi di nilai sebagai
kurang pergaulan.
32
f. Persepsi bersifat konstektual. Persepsi adalah rangsangan dari luar
harus diorganisasikan, dari semua pengaruh dalam persepsi kita, konteks
merupakan salah satu pengaruh paling kuat. Ketika kita melihat seseorang, suatu
objek atau suatu kejadian, konteks rangsangan sangat mempengaruhi struktur
kognitif, pengharapan dan oleh karenanya juga persepsi.
2.1.9.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
Menurut Jalaluddin Rakhmat ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:
1.Faktor fungsional
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi berasal dari kebutuhan,
pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai
faktor2 personal. Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli,
tetapi karakteristik orang yang memberikan respon stimuli itu. Faktor-faktor
fungsional yang mempengaruhi persepsi lazim disebut sebagai kerangka rujukan.
Menurut kerangka tujuan ini amat berguna untuk menganalisa interpretasi
konseptual dari peristiwa yang dialami.
2.faktor struktual
berasal dari stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada
sistem saraf individu. Para psikolog Gestalt, seperti Kothler, Wartheimer( 1959)
dan Koffka, merumuskan prinsip-prinsip persepsi yang bersifat struktural, yang
33
kemudian dikenal dengan teori gestalt. Menurut teori ini, bila kita
mempersepsinya sebagai suatu keseluruhan. Maksudnya jika kita ingin
memahami suatu peristiwa, kita tidak dapat meneliti fakta2 yang terpisah, kita
harus memandangnya dalam hubungan keseluruhan. (Jallaludin rakhmat, 2007,
p.55-59)
3.faktor budaya
Menurut Larry A.Samovar dan Richard E. Porter (Mulyana, 2007: p.214)
terdapat enam unsur budaya yang mempengaruhi persepsi antara lain :
a. Kepercayaan dan nilai. Unsur ini bersifat normatif. Menyangkut sesuatu yang
baik dan buruk, benar dan salah, positif dan negatif. Apa yang hrs diperjuangkan,
apa yang mesti ditakuti. Sopan atau tidak sopan dan sebagainya.
b. Pandangan dunia. Unsur ini mempengaruhi persepsi sesorang ketika
berkomunikasi dengan orang lain yang berbeda budayanya.
c. Organisasi sosial. Perangkat aturan yang diterapkan disebuah oraganisasi Akan
mempengaruhi prilaku seseorang dlm organisasi tersebut .
d. Tabiat manusia. Watak manusia juga mempengaruhi cara mempersepsikan
lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya.
34
e. Orientasi kegiatan. Aspek yang mempengaruhi persepsi kita adalah pandangan
tentang aktivitas. Orientasi meliputi suatu rentang pandangan tentang aktivitas.
Orientasi kegiatan dari being(siapa seseorang)hingga doing(apa yang dilakukan
seseorang)
f. Persepsi tentang diri dan orang lain. Hubungan antar individu dalam kelompok
bersifat total, baik dilingkungan domestik maupun keluarga maupun publik
seperti kantor, konsekuensinya prilaku individu sangat dipengaruhi kelompoknya.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis persepsi untuk dijadikan
Variabel Y, yaitu persepsi terhadap objek dan persepsi terhadap manusia.
2.1.10 Khalayak
Khalayak biasa disebut dengan istilah penerima, sasaran, pembaca,
pendengar, pemirsa, atau komunikan. Khalayak adalah salah satu dari proses
komunikasi, karena itu khalayak tidak boleh diabaikan, sebab berhasil tidaknya
suatu proses komunikasi sangat ditentukan oleh khalayak. Unsur penting dalam
khalayak ini adalah praksistensi dari kelompok social yang aktif, interaktif, dan
sebagian besar otonom yang dilayani oleh media tertentu, tetapi keberadaannya
tidak tergantung pada media. (Hafied Cangara, 2007, p.157-159)
Ada tiga aspek yang perlu diketahui seorang komunikator menyangkut
khalayaknya, yakni aspek sosiodemografik, aspek profil psikologis, dan aspek
karateristik perilaku khalayak. Dari aspek sosiodemografik, komunikator perlu
memahami hal-hal tersebut:
35
2. Jenis kelamin, apakah khalayak itu mayoritas laki-laki atau
wanita.
3. Usia, apakah khalayak umumnya anak-anak, remaja, atau orang
tua.
4. Populasi, apakah jumlah khalayak yang ada kurang dari 10 orang
atau lebih dari 50 orang.
5. Lokasi, apakah khalayak umumnya tinggal di desa atau di kota.
6. Tingkat pendidikan, apakah mereka rata-rata sarjana atau hanya
tamatan sekolah dasar.
7. Bahasa, apakah mereka bisa mengerti bahasa Indonesia atau
tidak.
8. Agama, apakah semuanya beragama Islam atau ada yang
beragama lain.
9. Pekerjaan, apakah mereka umumnya petani, nelayan, guru, atau
pengusaha.
10.Ideologi, apakah mereka umumnya anggota partai tertentu atau
tidak.
11. Pemilik media, apakah mereka rata-rata memiliki pesawat TV,
berlangganan surat kabar atau tidak.
36
Aspek profil psikologis, ialah memahami khalayak dari segi kejiwaan, Di
antaranya sebagai berikut:
1. Emosi, apakah mereka rata-rata memiliki tempramen mudah
tersinggung, sabar, atau periang.
2. Bagaimana pendapat-pendapat mereka.
3. Adakah keinginan mereka yang perlu di penuhi.
4. Adakah selama ini mereka menyimpan rasa kecewa,frustasi atau
dendam.
Aspek karakteristik perilaku khalayak, perlu diketahui sebgai berikut:
1. Hobi, apakah mereka umumnya suka olahraga, menyanyi atau
pelesiran.
2. Nilai dan norma, hal-hal apa yang menjadi tabu bagi mereka.
3. Mobilitas sosial, apakah mereka umumnya suka berpergian atau tidak.
4. Perilaku komunikasi,apakah kebiasaan mereka suka berterus terang
atau tidak.
2.2 Uses and Effect Theory
Pemikiran ini pertama kali dikemukakan oleh Sven Windhal (1979)
ini merupakan sintesis antara pendekatan uses and gratification dan teori
37
tradisional engenai efek. Konsep ”use” (penggunaan) merupakan bagian yang
sangat penting atau pokok pemikiran ini. Karena pengetahuan mengenai
penggunaan media dan penyebabnya, akan memberikan jalan bagi
pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari suatu proses komunikasi massa
(Sendjaja, 2004: 41).
Penggunaan media massa dapat memiliki banyak arti. Ini dapat
berarti ”exposure” yang semata-mata menunjuk pada tindakan mempersepsi.
Dalam konteks lain, pengertian tersebut dapat menjadi suatu proses yang lebih
kompleks, dimana isi tertentu dikonsumsi dalam kondisi tertentu, untuk
memenuhi fungsi tertentu dan terkait harapan-harapan tertentu untuk dapat
dipenuhi. Fokus dari teori ini lebih kepada pengertian yang kedua (Sendjaja,
2004: 41).
Dalam uses and gratification, penggunaan media pada dasarnya
ditentukan oleh kebutuhan dasar individu. Sementara pada uses and effect,
kebutuhan hanya salah satu dari faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
penggunaan media. Karakteristik individu, harapan dan persepsi terhadap
media, dan tingkat akses terhadap media, akan membawa individu kepada
keputusan untuk menggunakan atau tidak menggunakan isi media massa
(Sendjaja, 2004: 41-42).
Hubungan antara penggunaan dan hasil dari proses komunkasi
massa, dengan memperhitungkan pula isi media memiliki beberapa bentuk
yang berbeda, diantaranya :
38
Audience dan karakteristik intra / ekstar individu termasuk kebutuhan dan kepentingan
Akses kepada harapan dan persepsi terhadap media, isi dan komunikator
Keputusan untuk menggunakan alternative fungsional
1. Pada kebanyakan efek tradisional, karakterisrik isi media
menentukan seberapa besar dari hasil. Penggunaan media hanya
dianggap sebagai faktor perantara, dan hasil dari proses tersebut
dinamakan efek.
2. Dalam berbagai proses, hasil lebih merupakan akibat dari
penggunaan daripada karakteristik isi media. Penggunaan media
dapat mengembalikan, mencegah, atau mengurangi aktivitas
lainnya. Jika penggunaan merupakan penyebab utama dari hasil,
maka ia disebut konsekuensi.
3. Ada anggapan bahwa hasil ditentukan sebagian oleh isi media
(melalui perantaraan penggunanya) dan sebagian oleh penggunaan
media itu sendiri. Oleh karenanya ada dua proses yang bekerja
secara serempak yang bersama-sama menyebabkan terjadinya
suatu hasil yang disebut ”conseffects” (gabungan antara
konsekuensi dan efek).
Illustrasi mengenai hubungan-hubungan tersebut dapat dilihat pada gambar
berikut :
Gambar 2.1
Model Teori Uses and Effect
39
Hasil pada tataran individu
Hasil pada tataran lainnya
Di dalam penelitian ini, peneliti hanya akan menganalisis efek yang
ditimbulkan oleh karakteristik isi media. Di mana peneliti hanya akan
menganalisis efek yang ditimbulkan dari komponen-komponen program
”Mama Udah Bobo” yaitu berupa persepsi pemirsa pada saat menonton acara
tersebut.
Co nseffects:
Disebabkan sekaligus oleh isi dan penggunaan media
Efek:
Terutama disebabkanoleh media atau
karaketristik isi
Konsekuensi:
Terutama disebabkan oleh penggunaan media
40
2.3. Variabel Penelitian
Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstrak atau
sifat yang dipelajari. Diberikan contoh missal tingkat aspirasi, penghasilan,
pendidikan, status social, jenis kelamin, golongan gaji, produktivitas kerja
dan lain-lain. Di bagaian lain Kerlinger menyatakan bahwa variabel dapat
dikatakan sebagai suatu sifat yang diamabil dari suatu nilai yang berbeda.
Dengan demikian variabel itu merupakan suatu yang berfariasi, selanjutnya
Kidder (1981) menyatakan bahwa variabel adalah suatu kualitas dimana
peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya. Berdasarkan
pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian adalah
suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2008, p.61)
- Variabel Independen: Variabel ini sering disebut sebagai
variabel Stimulus, input, predictor, dan atecendent. Dalam
bahasa Indonesia sering disebut sebgai variabel bebas. Variabel
bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau
berubahnya variabel dependen (variabel terikat), jadi variabel
independen adalah variabel yang mempengaruhi. (Sugiyono,
2008, p.61) Variabel independen dalam penelitian ini adalah
tayangan program “Mama Udah Bobo”.
41
- Variabel Dependen: Variabel ini sering disebut sebagai variabel
respon, output, critteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia
sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas. (Sugiyono, 2008, p.61) Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah persepsi khalayak.
2.4 Hipotesis
Hipotesis tidak lain dari jawaban sementara terhadap masalah penelitian,
yang kebenarnnya harus di uji secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan
apa yang kita cari atau yang ingin kita pelajari. Hipotesis adalah pernyataan yang
diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada
saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi.
Hipotesis adalah keterangan sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang
kompleks. (Kerlinger, 1973) Hipotesis adalah pernyataan yang bersifat terkaan
dari hubungan antara dua variabel atau lebih variabel. (Nazir, 2003, p.151)
Hipotesis Teori
Teori “Uses and Effect” berasumsi bahwa Isi media dan karakteristik
media akan menimbulkan suatu efek pada khalayak atau pemirsa.
Sementara penggunaan media akan menimbulkan suatu konsekuensi
pada khalayak. Pada penelitian ini hanya akan diteliti tentang efek yang
ditimbulkan tayangan program yaitu berupa persepsi penonton terhadap
program “Mama Udah Bobo”.
42
Hipotesis Penelitian:
Didalam penelitian tentang Pengaruh tayangan Program “Mama
UdahBobo” terhadap persepsi khalayak mempunyai hipotesis “Semakin
besar tayangan media memenuhi kebutuhan khalayak maka akan semakin
baik persepsi khalayak pada program “Mama Udah Bobo”
Ho= Tidak ada pengaruh tayangan program “Mama Udah Bobo” terhadap
persepsi Khalayak
Ha= Ada Pengaruh tayangan program “Mama Udah Bobo” terhadap
persepsi khalayak
Hipotesis Statistik:
Jika koefisien determinasi (R2) antara variabel X dan Y lebih besar dari 0,
maka ada pengaruh variabel tayangan terhadap variabel persepsi.
R2 XY > 0
2.5 Kerangka Pikir
43
Media merupakan salah satu sarana untuk mendapatkan informasi dan
hiburan yang telah menjadi satu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan lagi
dalam kehidupan seharí-hari. Untuk Itu para praktisi statiun Tv
berkomitmen membuat program–program yang berkualitas dan menarik
bagi khalayak. Salah satu jenis program televisi yang paling diminati dari
berbagai kalangan adalah program acara variety show. Program acara ini
diminati oleh masyarakat karena variety show dapat disebut sebagai mini
market program acara tv, yakni dalam program acara ini hampir seluruh
jenis program tv terdapat di dalam program acara variety show ini, seperti
talk show, music concert, magic, game show¸ komedi. Melalui program
“Mama Udah Bobo” di RCTI yang tayang setiap kamis malam, peneliti
ingin mengetahui seberapa besar pengaruh tayangan program variety show
“Mama Udah Bobo” terhadap persepsi masyarakat.
2.6 Model Analisis
X Y
Tayangan Program
“Mama Udah Bobo”
Persepsi Khalayak