-
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian
Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan kota, jalan-jalan
utamanya telah mengubah lahan pertanian di sepanjang jalan menjadi lahan
terbangun, salah satunya adalah perumahan. Munculnya perumahan-perumahan
tersebut akan menambah jumlah pergerakan yang dapat mengganggu arus lalu lintas
menerus yang kemudian dapat menurunkan tingkat pelayanan jalan. Penurunan
tingkat layanan tersebut berlangsung pada macetnya lalu lintas jalan, terutama pada
saat jam puncak pagi maupun sore. Adanya bangkitan pergerakan penghuni
perumahan dapat mengganggu arus lalu lintas menerus yang kemudian dapat
berpengaruh pada tingkat pelayanan jalan utama di perkotaan. Untuk itu perlu dikaji
bagaimana kontribusi pergerakan penghuni perumahan terhadap pelayanan jalan
utama di perkotaan. (Yahya, 2007)
Jalan layang non tol Kampung Melayu-Tanah Abang merupakan sebuah
proyek jalan layang ini dibangun untuk mengatasi dan mengurangi kemacetan yang
ada pada wilayah Jakarta, jalan layang tersebut dibangun dari daerah Kampung
Melayu sampai dengan Tanah Abang. Obyek penelitian tersebut yaitu pada paket
Mas Mansyur, yang berukuran panjangnya mencapai 0, 75 km, tinggi maksimum
18,77 m, tinggi minimum 12,65 m, dan lebarnya mencapai 20 m.
-
8
Gambar 2.1 Peta Jalan Layang Non Tol Kampung Melayu-Tanah Abang
Gambar 2.2 Design Jalan Layang Non Tol Paket Mas Mansyur
Jalan layang non tol Kampung Melayu-Tanah Abang Terdiri dari 3 paket, yaitu
paket Mas Mansyur yang berada pada Jalan KH. Mas Mansyur yang terletak pada
daerah Tanah abang sampai dengan jalan Satrio, kemudian paket Satrio yang berada
pada jalan Satrio sampai dengan jalan Casablanca, dan yang terakhir paket
Casablanca yang berada pada jalan Casablanca sampai dengan daerah Kampung
Melayu.
-
9
2.2 Ladasan Teori
Proyek pembangunan, terutama pembangunan jalan layang non tol merupakan
bukan suatu hal yang baru, apa yang berubah dan merupan hal yang baru ialah
dimensi dari proyek tersebut, baik dari segi kualitas maupun segi kuantitas. Sejalan
dengan perubahan tersebut timbulah persaingan yang ketat, hal ini mendorong para
pengusaha mencari dan menggunakan cara-cara pengelolaan, metode serta teknik
yang baik, sehingga penggunaan sumber daya benar-benar efektif dan efisien.
Metode konstruksi balance cantilever adalah metode pembangunan jembatan
jalan layang non tol dimana dengan memanfaatkan efek kantilever seimbangnya
maka struktur dapat berdiri sendiri, mendukung berat sendirinya tanpa bantuan
sokongan lain (perancah/falsework). Metode ini dilakukan dari atas struktur sehingga
tidak diperlukan sokongan di bawahnya yang mungkin dapat mengganggu aktivitas
di bawah jembatan. Metode balanced cantilever dapat dilakukan secara cor setempat
(cast in situ) atau secara segmen pracetak (precast segmental). (Liono, 2009)
Konsep utamanya adalah struktur jembatan dibangun dengan pertama kali
membangun struktur-struktur kantilever seimbang. Kantilever yang pertama dibuat
adalah kantilever N, dan seterusnya dibangun kantilever N+1, kantilever N+2,
kantilever N+3 dan kantilever N+i. (Liono, 2009)
Gambar 2.3 Metode konstruksi balanced cantilever
-
10
2.2.1 Box Girder
Box girder merupakan salah satu dari segment jembatan layang. Box girder
merupakan suatu bentuk perkembangan dari girder. Girder itu sendiri adalah struktur jembatan yang
menghubungkan antara struktur bawah dan sebagai penyangga plat diatasnya. Perbedaan girder dan
box girder terletak pada bentuk dan fungsi. Girder adalah balok diantara dua penyangga (pier atau
abutment) pada jembatan Atau fly over. Umumnya merupakan balok I, tetapi juga bisa berbentuk
box, atau bentuk lainnya. Girder adalah elemen konstruksi jembatan yang sangat penting, karena
dilihat dari fungsinya yaitu untuk menahan beban konstruksi yang ada diatasnya yaitu plat lantai dan
menghubungkan antara pile-pile jembatan. (Fadhilah, Fitriani, & Astuti, 2011)
Jalan layang non tol kampung Melayu-Tanah Abang tersebut menggunakan
box girder. Box girder adalah jembatan di mana balok utama terdiri dari balok-balok
dalam bentuk kotak berongga. Box girder tersebut merupakan beton yang biasanya
terdiri dari beton pratekan, baja struktural, atau komposit baja dan beton bertulang.
Bemtuk dari box girder ini biasanya berbentuk empat persegi panjang atau trapesium
dalam penampang. Box girder biasanya digunakan untuk jalan layang, jalan raya dan
juga untuk monorail.
Pengangkutan box girder untuk disambungkan ke pier (kolom jalan layang)
diperlukannya alat berat untuk mengangkatnya. Sebelumnya alat berat telah
ditentukan pemilihannya supaya alat berat yang digunakan bisa menjadi efektif
dalam penggunaannya. Alat berat yang ditentukan dalam pengangkutan box girder
dan juga material lainnya pada proyek ini yaitu, menggunakan mobile crane beroda
rantai, dan laucher gantry.
-
11
Gambar 2.4 Box Girder
Gambar 2.5 Box Girder yang Terpasang pada Pier
2.2.2 Alat Berat
Alat Berat atau heavy equipment, adalah alat bantu yang di gunakan oleh
manusia untuk mengerjakan pekerjaan yang berat/susah untuk di kerjakan dengan
tenaga manusia/membantu manusia dalam mengerjakan pekerjaan yang berat. Misal
untuk membuat sebuah danau, jalan layang, gedung bertingkat tinggi, jembatan, dan
sebagainya, manusia sangat memerlukan alat berat untuk membantu proses
pengerjaannya.
Penggunaan alat-alat berat yang kurang tepat dengan kondisi dan situasi
lapangan pekerjaan akan berpengaruh berupa kerugian antara lain rendahnya
produksi, tidak tercapainya jadwal/target yang telah ditentukan, atau kerugian biaya
Box Girder
Pier
-
12
repair yang tidak semestinya. Oleh karena itu sebelum menentukan type dan jumlah
peralatan, sebaiknya kita fahami lebih dahulu fungsi dan aplikasinya.
Selain Faktor ini biasanya pihak executive di sebuah perusahaan alat berat,
sangat memikirkan mengenai spare part dan kecepatan dalam perbaikan unit untuk
mereduce down time unit saat sedang rusak. Namun hal - hal seperti ini biasanya di
pikirkan sejak awal oleh si pembeli dan si penyuply saat investasi unit di awal.
2.2.3 Perencanaan Kebutuhan Alat Berat
Perencanaan alat adalah usaha yang dilakukan untuk
menghitung/memperkirakan kebutuhan alat, baik jenis, kapasitas, maupun jumlah
yang diperlukan perusahaan, untuk mendukung pelaksanaan proyek yang telah
direncanakan dalam rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) maupun rencana
jangka panjang perusahaan (RJPP). (Wilopo, 2009)
Perencanaan kebutuhan alat dilakukan bertahap, dimulai dari perencanaan di
tingkat unit usaha, kemudian kebutuhan seluruh unit usaha digabung, dan seterlah
dikaji, atau bila perlu dikoreksi di tingkat kantor pusat, menjadi kebutuhan alat
perusahaan yang dituangkan dalam RKAP tahun yang akan datang. (Wilopo, 2009)
Dalam merencanakan kebutuhan alat harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut
(Wilopo, 2009):
Jenis, volume, dan waktu pelaksanaan pekerjaan.
Tuntutan mutu pekerjaan / rencana mutu.
Metode konstruksi.
Ketersediaan alat.
Rencana biaya.
-
13
Perencanaan detail meliputi jenis, kapasitas, dan jumlah alat, dilakukan pada
saat proyek akan dimulai, di mana pada tahap ini sudah dipertimbangkan metode
konstruksi pekerjaan yang sudah disempurnakan.
2.2.4 Gantry
Gantry adalah alat berat yang terletak diatas struktur jalan layang. Fungsi dari
alat tersebut adalah untuk mengangkut benda-benda yang sangat berat yaitu seperti
box girder pada proyek jalan layang. Launching gantry memiliki bagian yang
bernama winch, winch tersebut yang memiliki fungsi untuk mengangkut beban berat
tersebut. Winch dapat bergerak naik-turun, kanan-kiri, dan depan-belakang.
Launching gantry salah satu dari berbagai jenis girder launchers. Pelaksanaan
erection girder dilaksanakan diatas jembatan. Girder diluncurkan dari span satu
menuju span yang dituju menggunakan trolley yang bergerak diatas re1
longitudinal, setelah girder sampai pada posisi launching gantry, lalu launching
gantry yang membawa balok girder tersebut bergerak secara transversal menuju
bearing pad dimana balok tersebut akan diletakkan, setelah pekerjaan erection
girder pada satu span tersebut selesai lalu gantry bergerak maju. (kristijanto &
Supani, 2007)
Gambar 2.6 Launching Gantry
-
14
a. Dimensi Gantry
Ukuran dimensi dari gantry yang berada di jalan layang non tol Kampung
Melayu-Tanah Abang khususnya pada paket Mas Mansyur yaitu:
Tabel 2.1 Karakteristik Dimensi Gantry
Tinggi launcher 8650 mmpanjang truss girder 8330 mmhook stroke 25000 mmdrum support 2250 mmtransversal winch displacement 500 mmrails cylinders stroke 400 mmrear leg cylinders stroke 1200 mmketinggian main beam 4000 mmwinch wheels F 220 mmunder rollers wheels F 220 mmtransversal rails winch interaxe 5700 mmsliding longitudinal sliding whells interface 800-1500-800 mmsevice cranes max stroke 25 mfront leg cylinders stroke 1000 mmspreader cylinders stroke 400/450 mmwinch sliding speed 7,5 m/min
karakteristik dimensi gantry
b. Berat Structur Gantry
Alat berat gantry merupakan alat yang mempunyai dimensi yang cukup
besar dan memiliki berat yang besar pula. Ukuran berat gantry yaitu:
Tabel 2.2 Berat Structur Gantry
Structure Weight Summary daNMain girder 130000Front head 8550Rear head 8550Lifting winch 19945Lifting spreader 2405Front and rear leg 1800Rollers 14550Rail 37200Total 223000 223000 223000 223000
-
15
2.2.5 Crane
Alat pengangkat yang biasa digunakan didalam proyek konstruksi adalah
crane. Cara kerja crane adalah dengan mengangkat material yang akan dipindahkan,
memindahkan secara horizontal, kemudian menurunkan material ditempat yang
diinginkan. Beberapa tipe crane yang umum dipakai adalah:
a. Truck Crane
Crane jenis ini dapat berpindah tempat dari satu proyek ke proyek lainnya
tanpa bantuan dari alat pengangkutan. Akan tetapi bagian dari crane tetap
harus dibongkar untuk mempermudah perpindahan. Seperti halnya crawler
crane, truck crane ini dapat berputar 360. Untuk menjaga keseimbangan
alat, truck crane memiliki kaki. Di dalam pengoperasiannya kaki tersebut
harus dipasangkan dan roda diangkat dari tanah sehingga keselamatan
pengoperasian dengan boom yang panjang akan terjaga.
Gambar 2.7 Truck Crane
b. Crane untuk Lokasi Terbatas
Crane tipe ini diletakan di atas dua buah as tempat kedua as ban bergerak
secara simultan. Dengan kelebihan ini maka crane jenis ini dapat bergerak
dengan leluasa. Alat penggerak crane jenis ini adalah roda yang sangat
-
16
besar yang dapat meningkatkan kemampuan alat dalam bergerak dilapangan
dan dapat bergerak di jalan raya dengan kecepatan maksimum 30 mph.
Letak ruang operator crane biasanya pada bagian-bagian deck yang dapat
berputar.
c. Tower Crane
Tower crane adalah salah satu peralatan utama yang digunakan dalam
pembangunan gedung-gedung bertingkat. Simulasi tower crane adalah alat
yang efektif dalam pemodelan operasi konstruksi yang rumit seperti
mengangkat beban-beban yang berat. (Hasan & Al-Hussein, 2010)
Tower crane merupakan alat yang digunakan untuk mengangkat material
secara vertical dan horizontal kesuatu tempat yang tinggi pada ruang gerak
yang terbatas. Tipe crane ini dibagi berdasarkan cara crane tersebut berdiri
yaitu crane yang dapat berdiri bebas (free standing crane), crane diatas rel
(rail mounted crane), crane yang ditambatkan pada bangunan (tied-in tower
crane) dan crane panjat (climbing crane).
Gambar 2.8 Tower Crane
-
17
d. Mobile Crane
Mobile crane adalah suatu alat pengangkat yang bersifat dinamis,
maksudnya bahwa alat pengangkat ini dapat berpindah-pindah tempat, pada
saat sedang melakukan pengangkatan beban. Mobile crane dapat berpindah-
pindah dikarenakan memiliki roda penggerak, roda penggerak Mobile crane
memiliki dua jenis yaitu, jenis rantai dan jenis roda yang terbuat dari karet
seperti yang banyak digunakan pada automobil lainnya. Jenis crane ini
banyak digunakan pada medan yang rata dan relative keras.
Mobile Crane beroda karet
Mobile crane beroda karet juga terdapat boom yang disangga oleh
struktur utamanya (super structure flat form) dapat berupa rangka
(lattice) dari baja dengan alat kendali kabel dan hidrolis. Sebagai
penggerak utamanya bisa menggunakan mesin disel, bensin atau motor
listrik, sedangkan untuk pengendalian hidrolis dipergunakan motor yang
terpisah dari prime mover nya. (Suryadharma & Wigroho, 1998)
Umumnya mobile crane beroda karet dilengkapi dengan kabel baja
tunggal sebagai alat pengangkatnya, yang terbentang dari titik boom
hingga bagian bawah dan bisa berupa hook, tong, bucket, dan sebagainya.
Mobile crane dilengkapi dengan sekering beban terbesar. Jarak
beban/kemiringan lengan berdasar atas 75% - 85% beban yang
mengakibatkan tergulingnya crane. (Suryadharma & Wigroho, 1998)
-
18
Gambar 2.9 Mobile Crane
Sebelum melakukan pengerjaan mobile crane memasang atau
menurunkan kaki-kaki depan dan belakang yang ada di mobile crane, hal
ini berguna supaya mobile crane tidak bergerak rodanya pada saan proses
pengangkatan yang cukup berat.
Gambar 2.10 Pemasangan Kaki-Kaki pada Mobile Crane
Mobile crane beroda karet yang berada di proyek jalan layang non tol
Kampung Melayu-Tanah Abang khususnya pada paket Mas Mansyur
yaitu sebanyak 1 buah. Mobile crane beroda karet tersebut berfungsi
untuk mengangkat atau memindahkan form work (alat untuk tempat
tenaga kerja bekerja pada ruang yang susah dijangkau), dan benda yang
-
19
lebih ringan. Mobile crane beroda karet digunakan juga karena mobile
crane beroda rantai sedang digunakan untuk proses penambahan
segment, sehingga untuk mempercepat pengerjaan dibutuhkan tambahan
crane lagi. Mobile crane beroda karet apabila tidak digunakan, alat
tersebut akan diletakkan pada paket Casablanca.
Gambar 2.11 Proses Pemasangan Form Work dengan Mobile Crane
Mobile Crane Beroda Rantai
Tipe ini mempunyai bagian atas yang dapat bergerak 360 derajat. Dengan
roda rantai maka crane tipe ini dapat bergerak didalam lokasi proyek saat
melakukan pekerjaannya. Pada saat crane akan digunakan diproyek lain
maka crane diangkut dengan menggunakan lowbed trailer.
Pengangkutan ini dilakukan dengan membongkar boom menjadi
beberapa bagian untuk mempermudah pelaksanaan pengangkutan.
Crawler crane adalah suatu mesin pengangkat yang bersifat dinamis,
dalam arti mesin ini tidak hanya bekerja pada satu tempat, tetapi dapat
pula melakukan perpindahan tempat saat pengangkatan beban.
-
20
Gambar 2.12 Crawler Crane
Gambar 2.13 Lowbed Trailer
Banyak model opsional direkayasa dengan perluasan boom dikenal
sebagai "fly jib" atau 'jib tetap'. Lonjakan kabel tersuspensi dan oleh
karena itu berlaku sebagai kompresi, bukan bending seperti boom
telescoping hidrolik. Baru model rantai yang berukuran kecil ada yang
dilengkapi dengan boom telescoping. Beberapa model bermotor yang
dipasang dengan trek karet untuk membuat mereka sesuai untuk
pekerjaan perkotaan dan pergerakan di perkerasan. (Peurifoy, L. Robert;
Schexnayder, J. Clifford; Shapira, Aviad, 1956)
Dimensi umum dan kapasitas untuk crawler crane adalah (Peurifoy, L.
Robert; Schexnayder, J. Clifford; Shapira, Aviad, 1956):
-
21
Panjang boom maksimum : 100 sampai 400 ft
Panjang maksimum fly jib : 30 sampai 120 ft
Maksimum radius (boom saja) : 80-300 ft
Minimal radius : 10 sampai 15 ft
Kapasitas angkat maksimum (pada radius minimal) : 30 sampai 600
ton
Perjalanan maksimum kecepatan : 50 sampai 100 ft / menit (0,6-1,2
mph)
Dasar bantalan tekanan : 7 sampai 20 psi
Crawler crane yang digunakan pada jalan layang non tol Kampung
Melayu-Tanah Abang paket Mas Mansyur yaitu crawler crane type kuat
angkat 100 ton. Data-data mobile crane beroda rantai adalah:
1) General Description Mobile Crane Beroda Rantai
General Description merupakan deskripsi secara umum tentang
mobile crane beroda rantai. Data-data deskripsi secara umum tentang
mobile crane beroda rantai yaitu:
Tabel 2.3 General Description Mobile Crane Beroda Rantai
Type Crawler mounted, fully revolvingMaximum lifting capacity 200,000 lbs (90,700 kg)
(at 11 operating radius , with 40 boom )Basic boom length 40 (12.2 m)Maximum boom length 200 (61.0 m)Basic boom & jib length 80 + 30 (24.4 m + 9.1 m)Maximum boom & jib length 190 + 60 (57.9 m + 18.3 m)Working weight Approx. 179,700 lbs (81,500 kg)Ground bearing pressure Approx. 11.0 psi (75.6 kPa)Gradeability 40%
GENERAL DESCRIPTION
2) General Dimensions
Data-data dimensi umum untuk jenis mobile crane beroda rantai yaitu:
-
22
Tabel 2.4 Dimensi Umum Mobile Crane BerodaRantai
Height to top of gantry (lowered) 10 11 (3.32 m)Width of upper machine with operators cab 10 6 (3.20 m)Radius of rear end (counterweight) 14 4 (4.38 m)Counterweight ground clearance 3 8 (1.12 m)Center of rotation to boom foot pin 3 7 (1.10 m)Height from ground to boom foot pin 5 10 (1.77 m)Height over gantry (raised) 20 4 (6.20 m)Overall length of crawler 20 8 (6.30 m)Center to center of tumblers 17 10 (5.44 m)Overall width of crawlers 16 10 (5.14 m)Shoe width 36 (0.91 m)Ground clearance of carbody 15 (0.39 m)
GENERAL DIMENSIONS
3) Working Speed
Data kecepatan kerja mobile crane beroda rantai yaitu:
Tabel 2.5 Working Speed
Hoist line speed (front and rear drum)
390 ~ 10 ft/min (120 ~ 3 m/min)
Lowering line speed (front and rear drum)
390 ~ 10 ft/min (120 ~ 3 m/min)
Boom hoist line speed 230 ~ 7 ft/min (70 ~ 2 m/min)Boom lowering line speed 230 ~ 7 ft/min (70 ~ 2 m/min)Swing speed 4.0 rpm (4.0 min-1)Travel speed (High / Low) 1.18 / 0.75 mph (1.9 / 1.2 km/hour)
WORKING SPEED
Tipe crane yang digunakan pada proyek pembangunan Jalan Layang Non Tol
Kampung Melayu-Tanah Abang paket Mas Mansyur yaitu tipe mobile crane beroda
rantai sehingga crane tersebut dapat berjalan bebas dikarenakan memiliki roda
berjenis rantai dibawah crane tersebut. Dan jumlah mobile crane beroda rantai yang
digunakan pada Jalan Layang Non Tol Kampung Melayu Tanah Abang pada paket
Mas Mansyur untuk mengangnkut box girder yaitu sebanyak 1 buah mobile crane
beroda rantai.
-
23
2.2.6 Safety
Keamanan dari alat berat sangatlah penting, dikarenakan sering terjadinya
kecelakaan-kecelakaan yang ditimbulkan pada saat pengoperasian alat berat. Oleh
karena itu operator alat berat dan juga tenaga kerja yang bekerja di proyek
diwajibkannya menggunakan peralatan keamanan yang sudah dianjuarkan, yaitu
seperti helm proyek, sepatu keselamatan, dan pakaian visibilitas tinggi saat
mengoperasikan atau bekerja di alat berat.
Beban jatuh dari alat berat pengangkut menimbulkan bahaya parah pada
operator dan pekerja di dekatnya, oleh karena itu untuk pengangkutan beban jangan
melebihi kapasitas beban dari alat berat pengangkut. Jika adanya ketidak yakinan
tentang ukuran dan berat beban, maka harus dilakukannya pengnghitungan berat
untuk memastikan bahwa memenuhi kapasitas alat berat tersebut. Sebelum alat berat
memulai untuk pengoprasian maka diperlukannya pengecekan-pengecekan terhadap
alat supaya untuk memastikan alat berat tersebut sudah siap untuk digunakan.
Pengecekan alat berat seperti memeriksa semua sling, rantai, dan kait yang akan
digunakan untuk mengangkat dan mengamankan beban. Dan juga kurangnya
pelatihan operator juga merupakan penyebab utama dari kecelakaan, maka dari itu
operator alat berat sangat memerlukan pelatihan yang maksimal, sehingga operator
alat berat dapat menguasai alat berat yang digunakannya dan juga dapat mengatasi
medan-medan yang ada di dalam proyek.
Data kecelakaan crane terbatas karena kematian dan luka-luka biasanya hanya
dilaporkan. Peristiwa kerusakan properti biasanya tidak dilaporkan, kecuali untuk
operator asuransi. Keseriusan kecelakaan crane, bagaimanapun, adalah jelas.
Apalagi, ada beberapa pekerjaan harian yang bisa dengan mudah berubah menjadi
-
24
kecelakaan parah atau bahkan fatal. (Peurifoy, L. Robert; Schexnayder, J. Clifford;
Shapira, Aviad, 1956).
Peningkatan keselamatan pada pekerjaan crane merupakan yang pertama dan
terutama, bahwa semua pihak yang terlibat (manajer proyek, pengawas umum,
operator crane, dll) harus menyadari faktor bahaya keselamatan yang meningkatkan
kemungkinan kecelakaan khususnya pada pekerjaan. Potensi bahaya keamanan, di
mana tingkat keamanan yang diharapkan pada lokasi tertentu dapat dievaluasi,
sebaiknya sebelum konstruksi sebenarnya telah dimulai, masuk dalam tiga kategori
(faktor yang terkait terutama dengan tower crane yang ditandai dengan tanda
bintang). (Peurifoy, L. Robert; Schexnayder, J. Clifford; Shapira, Aviad, 1956):
a. Faktor manusia direfleksikan sebagian besar dalam pengalaman dan
kompetensi operator, mode kerja operator, dan sikap dari semua personel
yang terlibat di tempat kerja crane.
b. Faktor proyek adalah adanya garis kekuatan dan kekompakan dari tempat,
saling tumpang tindih sampul kerja crane dan selama mengoperasikan
crane, lamanya hari kerja dan bekerja pada shift malam, kondisi kerja di
dalam kabin operator dan penggunaan opsional.
c. Tipikal factor lingkungan yaitu, spesifik non-proyek adalah angin dan
cuaca buruk, standar pemeliharaan crane dan bagian alat mengangkat, dan
kebijakan perusahaan terhadap manajemen keselamatan.
Keselamatan harus menjadi perhatian utama tidak hanya ketika crane
beroperasi, tetapi juga dalam fase lain dari kehadirannya di lokasi proyek. Hal ini
terutama berlaku untuk tower crane selama ereksi dan pembongkaran, memanjat,
dan setelah jam kerja. Selama semua periode crane tidak secara penuh atau kondisi
aktif alami. Kondisi kerja alami adalah ketika crane melakukan apa yang dirancang
-
25
dan dibangun untuk melakukan, yaitu, mengangkat beban. Setelah tugas, ketika tidak
ada beban yang pengangkatan, keseimbangan kekuatan dialihkan, sementara operator
tidak ada di dalam cab. Embusan angin, kegagalan struktur lokal, atau pelepasan rem
yang berlangsung tanpa disadari ketika cab tak berawak dapat menyebabkan
terjadinya kecelakaan. (Peurifoy, L. Robert; Schexnayder, J. Clifford; Shapira,
Aviad, 1956)
Rencana keselamatan perusahaan crane harus membahas:
Pemeriksaan peralatan
Analisis bencana bagi umum, garis kerja, dll
Lokasi crane
Perpindahan crane
Definisi pengangkatan, produksi, dan umum
Penentuan zona tanggung jawab, garis kontrol dan pelaporan
Menulis laporan kecelakaan dan prosedur investigasi
2.3 Jalan Layang
Definisi / pengertian Jalan Layang adalah jalan yang dibangun tidak sebidang
melayang menghindari daerah/kawasan yang selalu menghadapi permasalahan
kemacetan lalu lintas, melewati persilangan kereta api untuk meningkatkan
keselamatan lalu lintas dan efisiensi.
Jalan Layang secara umum memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Sebagai jalan alternative, untuk mengurangi kemacetan.
2. Tidak menghampat pengendara yang ingin melintas lurus karena
persimpangan.
3. Mempermudah distribusi ekonomi masyarakat.
4. Menggunakan kolong jalan layang untuk taman kota.
-
26
2.4 Data Umum Proyek
a. Data Proyek
Nama Proyek : Jalan Layang Non Tol Kampung
Melayu-Tanah Abang (Paket Mas
Mansyur)
Lokasi Proyek : Jl. KH. Mas Mansyur
Fungsi Bangunan : Jalan Layang Non Tol
Pemilik : DPU DKI
Konsultan MK : PT. Lapi Ganesatama
Kontraktor Utama : KSO PT. Istaka Karya dan PT.
Sumbersari Cipta Marga
Perencana Pondasi : PT. Bimatekno Karyatama Konsultan
Perencana Struktur : Ir. Jody Firmansyah. MSE. Ph.D, dan
rekan
Perencana MEP : PT. Metakom Pranata
Perencana Gantry dan prestress : PT. Vorspann System Losinger
Indonesia (VSL Indonesia)
b. Data Lingkungan Proyek
Batas-batas dari lingkungan proyek Jalan Layang Non Tol Kampung
Melayu-Tanah Abang, yaitu:
Sebelah Utara : Jalan Menuju Tanah Abang
Sebelah Selatan : Jalan Menuju Kampung Melayu
Sebelah Timur : ANZ Tower, Sampoerna Strategic Square
Sebelah Barat : Hotel Le Meridien Jakarta
-
27
Gambar 2.14 Peta Lokasi
c. Analisa Lalu Lintas
Analisis dampak lalu lintas pada dasarnya merupakan analisis pengaruh
pengembangan tata guna lahan terhadap sistem pergerakan arus lalu lintas
disekitarnya yang diakibatkan oleh bangkitan lalu lintas yang baru, lalul
intas yang beralih, dan oleh kendaraan keluar masuk dari / ke lahan tersebut.
Pada proses pengerjaan jalan layang non tol Kampung Melayu-Tanah
Abang pada paket Mas Mansyur, prosesnya sebagian mengganggu aktifitas
lalu lintas jalan yang berada pada lokasi pengerjaan erection segment.
Pada proses erection segment dengan menggunakan alat berat mobile crane
beroda rantai memerlukan ruas jalan yang berfungsi untuk gerak maju
mundurnya alat berat mobile crane. Ruas jalan yang dibutuhkan sekitar dua
jalur jalan, sehingga pada proses erection segment dengan menggunakan
alat berat mobile crane, dua jalur jalan ditutup dan dialihkan kea rah yang
lain, hal tersebut dapat dilihat pada gambar 2.15. Dikarenakan kedua jalur
tersebut digunakan untuk pergerakan mobile crane, sehingga pekerjaan
-
28
erection segment dengan menggunakan alat berat mobile crane hanya bisa
dilakukan pada malam hari, ketika kendaraan yang menggunakan jalur jalan
tersebut sudah mulai sepi dan tidak mengganggu arus lalu lintas dan tidak
mengakibatkan kemacetan lalu lintas.
Pada proses erection segment dengan menggunakan alat berat gantry, proses
tersebut tidak terlalu banyak mengambil ruas jalan, melainkan hanya
mengambil sedikit ruas jalan yang berada di sekitar lokasi pengerjaan proses
erection segment, hal ini berfungsi untuk menjaga keamanan dan batas safty
area untuk meminimaliskan terjadinya kecelakaan pada lokasi proyek yang
tidak diinginkan.
Gambar 2.15 Lokasi Jalan
2.5 Mesin Ereksi Jembatan
Industri jembatan sedang bergerak dengan konstruksi mekanik dikarenakan
untuk menghemat tenaga kerja, memperpendek durasi proyek dan meningkatkan
kualitas. Kecenderungan ini tampak jelas di beberapa negara dan mempengaruhi
Pengalihan Jalan
Arah Jalan
-
29
metode konstruksi sebagian besar. Konstruksi jembatan mekanis didasarkan pada
penggunaan mesin-mesin khusus.
Mesin ereksi jembatan generasi baru adalah struktur yang kompleks dan halus.
Mereka menangani beban berat pada bentang panjang di bawah kendala yang sama,
bahwa hambatan untuk diberikannya jembatan layang menuju struktur akhir.
Keselamatan operasi dan kualitas produk tergantung pada interaksi yang kompleks
antara keputusan, struktural, mekanik dan elektro hidrolik komponen mesin, dan
jembatan yang didirikan.
Terlepas dari kerumitan, mesin ereksi jembatan harus seringan mungkin.
Beratnya mengatur investasi awal, biaya pengiriman dan perakitan lokasi, dan
tekanan peluncuran. Pembatasan beratnya menentukan penggunaan baja kekuatan
tinggi dan merancang untuk tingkat tegangan tinggi dalam beban berbeda dan
kondisi pendukung, yang membuat mesin tersebut berpotensi rentan terhadap
ketidakstabilan.
Mesin ereksi jembatan dirakit dan dibongkar berkali-kali, dalam kondisi
berbeda dan oleh awak berbeda. Mereka dimodifikasi dan disesuaikan dengan
kondisi di New York. Node struktural dan splices lapangan dikenakan ratusan
pembalikan beban. Sifat pembebanan sering sangat dinamis dan mesin mungkin
terkena dampak dan angin kencang. Memuat dan reaksi pendukung diterapkan secara
eksentris, bagian pendukung sering tidak memiliki diafragma, dan mesin yang paling
memiliki sistem pendukung yang fleksibel. Memang kondisi desain seperti itu
hampir tak terbayangkan dalam struktur permanen akibat beban tersebut.
Tingkat kecanggihan mesin ereksi jembatan generasi baru memerlukan budaya
technical yang memadai. Grup subkontrak lama dapat menyebabkan hilangnya
-
30
komunikasi, masalah tidak dibahas dengan selama perencanaan dan desain harus
diselesaikan di lokasi, risiko yang salah begitu rumit tidak selalu jelas dalam mesin,
dan kesalahan manusia merupakan penyebab utama kecelakaan. Solusi melakukan
percobaan baru tanpa persiapan dapat menyebabkan hasil bencana. Beberapa mesin
jembatan ereksi runtuh di tahun-tahun, dengan korban jiwa dan penundaan yang
sangat besar dalam jadwal proyek. Tingkat struktur teknis yang memadai untuk
kompleksitas konstruksi mekanik jembatan akan menyelamatkan hidup manusia dan
akan memfasilitasi proses pengambilan keputusan dengan evaluasi risiko yang lebih
tepat. (Rosignoli, 2010)
2.5.1 Pengantar Metode Konstruksi Jembatan
Setiap metode konstruksi jembatan memiliki kelebihan dan kelemahan. Tanpa
adanya persyaratan tertentu yang membuat satu solusi segera lebih baik untuk yang
lain, penilaian atas kemungkinan alternatif selalu menjadi tugas yang berat.
Perbandingan berdasarkan jumlah bahan struktural dapat menyesatkan biaya
teknologi pengolahan bahan baku (tenaga kerja, investasi untuk peralatan khusus,
pengiriman dan perakitan situs peralatan, energi) dan biaya tidak langsung yang
berkaitan dengan proyek durasi sering memerintah di negara-negara industri. Jumlah
yang lebih tinggi dari bahan baku karena proses konstruksi yang efisien dan cepat
jarang membuat anti solusi ekonomis.
Biaya teknologi yang rendah merupakan penyebab bagi keberhasilan metode
peluncuran tambahan untuk jembatan PC (Precast Concrete). Dibandingkan dengan
penggunaan perancah tanah, peluncuran ini mengurangi biaya tenaga kerja dengan
investasi yang sama. Dibandingkan dengan penggunaan MSS (Movable Scaffolding
System), peluncuran ini mengurangi investasi dengan biaya tenaga kerja yang sama.
-
31
Dalam kedua kasus peluncuran ini mengurangi biaya teknologi konstruksi dan
bahkan jika menekankan peluncuran dapat meningkatkan jumlah bahan baku,
sisanya adalah positif dan solusinya adalah biaya efektif.
Metode konstruksi yang datang paling dekat dengan peluncuran bertahap
adalah segment pracetak. Biaya tenaga kerja yang serupa tetapi investasi yang lebih
tinggi dan break even poin beralih ke jembatan yang lebih lama. Bentang 30-50 m
adalah jangka rentang ereksi dengan gantry peluncuran overhead atau underslung.
Rentang yang lebih panjang yang didirikan sebagai cantilevers seimbang: launching
gantry diri mencapai 100-120m rentang dan bingkai mengangkat menutupi bentang
lagi dan jembatan kurva.
Berat peluncuran gantry digunakan untuk marco-segment pembangunan
bentang 90-120 m. rentang dengan ereksi rentang marco-segment membutuhkan alat
peraga dari dasarnya. Ereksi kantilever seimbang melibatkan pengecoran segmen dek
panjang di bawah jembatan untuk strand jacking ke potition. Kedua solusi
memerlukan investasi yang tinggi.
Pada jembatan pendek, pra fabrikasi adalah batasan untuk balok penopang dan
slab dek adalah cast di tempat. Balok pracetak sering didirikan dengan crane darat.
Lingkungan yang sensitif, lokasi tidak dapat diakses, dermaga tinggi, slops curam
dan daerah yang dihuni sering membutuhkan perakitan dengan beam launchers, dan
peningkatan biaya teknologi.
Jembatan LRT (Light Rail Transit) dan HSR (High Speed Railway) dengan
bentang 30-40 m mungkin ereksinya oleh pracetak rentang penuh. Investasi tersebut
begitu tinggi bahwa titik impas tercapai dengan ratusan bentang. Plat pracetak
memberikan 2-4 per hari untuk pembangunan jalur cepat proyek skala besar. Materi
-
32
dioptimalkan dan biaya tenaga kerja menambah kualitas tinggi dari produksi pabrik.
Jalan operator crane dan tanah mungkin mendirikan empat jalur gelagar U tunggal
(dua LRT rentang) setiap malam. Operator berat dengan underbridge dan gantry
ditolong oleh SPMT (Self Propelled Modular Transporters) ini adalah alternatif
untuk pengiriman tanah bentang HSR (High Speed Railway). Pracetak mencakup
lebih dari 100 m telah didirikan dengan floating crane.
Jembatan PC (Precast Concrete) bentang sedang juga dapat cor di tempat.
Uuntuk jembatan dengan lebih dari dua atau tiga bentang akan lebih mudah untuk
maju sejalan dengan menggunakan kembali formwork yang sama beberapa kali, dan
dek dibangun oleh span ke span. Pengecoran terjadi dalam salah satu bekisting tetap
atau bergerak. Pilihan peralatan diatur oleh alasan ekonomis karena biaya tenaga
kerja yang terkait dengan perancah tetap dan investasi diminta untuk MSS keduanya
cukup.
Mulai dari tahun empat puluhan, perancah kayu asli telah diganti dengan
sistem framing baja modular. Terlepas dari struktur pendukung halus, pekerja
melebihi 50% dari biaya konstruksi span. Pengecoran pada perancah adalah solusi
yang layak hanya dengan tenaga kerja murah dan untuk jembatan kecil. Keterbatasan
lain adalah hambatan dari daerah di bawah jembatan.
Suatu MSS (Movable Scaffolding System) terdiri dari sel pengecoran dirakit ke
sebuah rangka launching. MSS yang digunakan untuk rentang oleh pengecoran
rentang jembatan bentang panjang dengan 30-70 m. Jika tiang tidak tinggi dan
daerah bawah jembatan dapat diakses, bentang 90-120 m dapat dicetak dengan 45-60
m MSS yang didukung ke tiang sementara di setiap bentang. Pengoperasi berulang
mengurangi biaya tenaga kerja, jumlah bahan baku yang terpengaruh, dan kualitas
-
33
yang lebih tinggi daripada yang dicapai dengan sebuah perancah. Jembatan
penyeberangan yang lokasi tidak dapat diakses dengan tiang tinggi dan rentang
hingga 300 m dicor di tempat sebagai cantilevers seimbang. Ketika jembatan pendek
dari bentang melebihi 100-120 m dek ini mendukung form travelers. Overhead
travelers lebih cocok di jembatan PC (Precast Concrete) sementara mesin
underslung digunakan dalam jembatan cable stayed dan cable supported arches.
Dengan jembatan panjang dan bentang 90-120 m, dua sel pengecoran lagi dapat
ditangguhkan dari launching girder yang juga menyeimbangkan cantilevers selama
konstruksi. (Rosignoli, 2010)
2.5.2 Fitur Utama Dari Mesin Ereksinya Jembatan
Industri mesin ereksi jembatan adalah ceruk pasar yang sangat khusus. setiap
mesin yang awalnya disusun untuk sebuah ruang lingkup, setiap produsen memiliki
kebiasaan teknologi sendiri, dan setiap kontraktor preferensi dan harapan digunakan
kembali. Negara fabrikasi juga mempengaruhi beberapa aspek desain. Namun
demikian, skema konseptual tidak banyak. Beam launchers kebanyakan terdiri dari
dua rangka batang segitiga terbuat dari modul lama yang dilas. Diagonal dapat
dibautkan ke akord untuk pengiriman lebih mudah meskipun perakitan lokasi lebih
mahal. Pin atau baut longitudinal digunakan untuk splices lapangan di akord. Mesin
gelagar tunggal generasi baru memungkinkan pengelasan robotized dan memiliki
pelana kurang mendukung dan winch trolley yang lebih kecil. Bentang jarang 50 m
melebihi pada jembatan balok pracetak.
Launching gantry untuk bentang dengan ereksi rentang jembatan pracetak
segmen juga beroperasi pada bentang 30-50 m tetapi payload jauh lebih tinggi
sebagai gantry mendukung seluruh rentang selama perakitan. Muatan dari SPM
-
34
dalam rentang tempatnya dengan pengecoran bentang bahkan lebih tinggi karena
juga termasuk sel casting, meskipun sifat pembebanan kurang dinamis.
Mesin serbaguna twin girder overhead yang terdiri dari dua rangka batang
yang menangguhkan segmen dek atau sel pengecoran dan membawa runways untuk
winch troli atau crane portal. Splices lapangan dirancang untuk perakitan cepat dan
sifat modular desain memungkinkan konfigurasi perakitan alternatif. Mesin ini
mudah digunakan kembali, namun, beratnya, permintaan tenaga kerja dan
kompleksitas operasi mungkin menyarankan penggunaan mesin-mesin khusus lebih
pada jembatan yang panjang.
Lebih ringan dan lebih otomatis mesin girder tunggal overhead dibangun di
sekitar pusat rangka 3D atau dua diikat pada I girders. Ekstensi lampu depan kontrol
overturning dan kerangka C belakang sepanjang jembatan diselesaikan selama
peluncuran. Mesin girder tunggal overhead yang ringkas dan stabil dan memerlukan
crane darat hanya untuk perakitan pada lokasi. Konfigurasi teleskopik dengan
gelagar utama belakang dan depan di bawah jembatan juga tersedia untuk jembatan
dengan kurva rencana yang ketat.
Mesin underslung terdiri dari dua rangka batang 3D atau sepasang I girders
yang ditunjang ke bracket pier. Props dari fondasi dapat digunakan untuk
meningkatkan kapasitas beban ketika pilar pendek. Kerangka C belakang selesai
melewati jembatan dapat digunakan untuk mempersingkat girder. Mesin underslung
menyediakan berdasarkan kendala tanah dan persyaratan izin.
Marco-segmental konstruksi membutuhkan gantry berat kepala rangka kembar
dengan kaki pendular belakang yang membutuhkan dukungan ke dek sebelum
mengangkat segment. Sendi melintang di perempat span dan sendi memanjang di
-
35
jembatan tengah membagi 80-100 m bentang menerus menjadi empat segment.
Segment dicor langsung di bawah gantry dengan sel pengecoran yang menggulung di
sepanjang jembatan dan diputar dan dimasukkan dengan kurungan prefabrikasi di
abutment. (Rosignoli, 2010)
2.5.3 Beam Launcher
Metode yang paling umum untuk balok pracetak adalah dengan mendirikan
crane darat. Crane biasanya memberikan prosedur ereksi yang paling sederhana dan
cepat dengan minimum investasi, dan dek dapat dibangun di beberapa tempat
sekaligus. Akses yang baik diperlukan sepanjang seluruh panjang jembatan untuk
posisi crane dan mengirimkan girder. Pilar tinggi atau lereng curam membuat ereksi
crane mahal atau mencegahnya sama sekali.
Penggunaan beam launcher memecahkan kesulitan. Sebuah beam launcher
adalah mesin launching terdiri dari dua rangka batang segitiga. Panjang rangka
adalah sekitar 2,3 kali span tyipical tapi ini jarang masalah karena gantry beroperasi
di atas dek (Gambar 2.16). Beam launcher dengan mudah mengatasi dengan variasi
panjang span dan geometri dek, lekukan perencanaan dan kendala tanah. Balok
silang mendukung gantry di pilar dan memungkinkan pergeseran melintang untuk
mendirikan balok tepi dan untuk melintasi gantry untuk launching di sepanjang
kurva.
Dua winch troli span diantara akord atas rangka batang dan dua winch masing-
masing. Winch utama menggantungnya balok dan winch translasi yang bekerja pada
putaran jangkar yang menggerakkan troli pada sepanjang gantry. Troli ketiga
membawa sebuah generator listrik yang memakan operasi gantry. Ketika balok yang
-
36
dikirimkan pada abutment dan vertikal. Jika gerakannya kecil, winch utama dapat
diganti dengan yanglebih murah hidrolik silindernya.
Sumber: Data Gambar Encyclopedia Of Life Support Systems (EOLSS)
Gambar 2.16 102 M, 90 Ton launcher untuk 45 M, 120 beams Ton (Comtec)
Sebuah beam launcher beroperasi di salah satu dari dua cara tergantung pada
bagaimana beams yang dikirimkan. Jika beams yang disampaikan pada lapangan,
launcher mengangkatnya ke lebel dek dan menempatkannya ke Bearings. Jika beams
yang disampaikan di abutment, launcher yang bergerak kembali ke abutment dan
troli winch akan dipindah ke bagian belakang dari gantry. Troli depan mengambil
ujung depan beam dan pindah ke depan dengan bagian belakang tersuspensi dari
bahan pembawa straddle. Ketika bagian belakang balok mencapai troli winch
belakang, troli mengangkatnya untuk melepaskan pengangkut.
Gerakan longitudinal gantry adalah proses dua langkah. Penjepit otomatis
memblokir rangka batang ke beams silang dan troli winch memindahkan beam satu
span ke depan, maka troli winch yang menempel pada beams silang, blok-blok
tersebut dilepaskan dan winch translasi mendorong rangka batang ke span
berikutnya. Redundansi dari jangkar diperlukan di kedua fase untuk launching aman
-
37
bersama bidang lereng. Urutannya dapat diulang berkali-kali sehingga ketika balok
yang dikirimkan di abutment, gantry dapat menempatkannya membentang beberapa
ke depan. Ketika jembatan sudah panjang, gantry bergerak memperlambat ereksi
turun dan mungkin lebih cepat untuk melemparkan lempengan dek segera setelah
beams ditempatkan dan untuk mengirimkan beams berikutnya sepanjang
penyelesaian jembatan.
Rangka defleksi pada saat mendarat di pilar dengan potongan kesejajaran.
Gaya kesejajaran kecil tapi pelana dukungan harus dicapai dengan langkah silinder
yang panjang yang berputar ditempelkan ke ujung truss. Perangkat serupa juga
diterapkan pada bagian belakang dari gantry untuk melepaskan dukungan reaksi
ketika meluncurkan ke depan dan untuk memulihkan defleksi ketika peluncuran
mundur.
Generasi baru girder launcher tunggal didasarkan pada dua I girder diikat.
Main girder nya lebih murah dari dua rangka batang segitiga karena pengelasan
robotized, troli winch lebih kecil, jumlah bagian dukungan sadel, dan beams silang
yang lebih pendek. Hidung launching lebih ringan dapat dicapai dengan laser cut
windows di jaring untuk menghindari pengelasan tangan. Frame C mendukung ujung
belakang gantry dan memungkinkan balok untuk melewati saat dikirim di sepanjang
penyelesaian jembatan. Frame C tidak diperlukan bila balok dikirimkan tepat pada
lapangan karena launcher dapat mengangkat dan menggeser ke posisi dalam rentang
yang sama (gambar 2.17).
-
38
Sumber: Data Gambar Encyclopedia Of Life Support Systems (EOLSS)
Gambar 2.17 74 M, 98 Ton single girder shifter for 28 M, 60 Ton beams (Deal)
Balok silang yang menempel pada topi pair membawa rel untuk lateralis
bergeser dari gantry. Balok silang memiliki overhang lateral untuk penempatan di
tepi balok penopang dan untuk melintasi gantry untuk launching sepanjang kurva.
Lokasi tungkai dukungan disesuaikan agar tidak mengganggu balok pracetak yang
digunakan untuk mengatur balok silang horizontal. Beberapa launchers memiliki
crane pelayanan yang ringan di ujung rangka batang untuk memposisikan balok
silang tanpa memerlukan crane darat.
Pelana dukungan terdiri dari rol bawah yang bergeser lateral di sepanjang
balok silang dan rol atas yang menunjang rangka batang. Balok kedudukan
memungkinkan rol atas untuk mengatasi dengan rotasi lentur dalam rangka dan
gradien dari bidang laucher. Sebuah poros vertikal menghubungkan dua rol untuk
memungkinkan rotasi pada bidang horisontal. Sisi lateralis bergeser sepanjang balok
silang dicapai dengan konstan atau silinder panjang ringan.
Penjepit otomatis menghambat rangka batang ke balok silang selama operasi
troli winch. Launching di sepanjang bidang cenderung dan mematahkan dari setiap
komponen sistem derek yang akan membiarkan gantry tak terkendali mengenai
dukungan gesekan rendah. Redundansi sistem derek melibatkan operasi oversizing
dan lambat. (Rosignoli, 2010)
-
39
2.6 Erection Girder Tipe I Dengan Sistem Foating Crane, Kura-Kura, Dan
Girder Launcher
Dalam kutipan laporan (Supani, 2007) tentang metode pelaksanaan
erection girder tipe I dengan sistem foating crane, kura-kura dan launcher girder
pada proyek jembatan suramadu ini berisikan sebagian tentang mengenai metode
kerja erection girder, kriteria waktu, biaya, cara operasi alat berat.
Pada erection girder tipe I digunakan dua buah floating cranes berkapasitas
100 ton untuk meletakkan girder pada pilar. Floating cranes tersebut ditempatkan
diatas ponton. Untuk menjaga kestabilan maka floating cranes dikaramkan dengan
cara diisi air pada bagian badan floating cranes.
Gambar 2.18 Floating Cranes
Metode kura-kura ini hampir sama dengan floating cranes, yang berbeda hanya
pada alat berat yang digunakan untuk melaksanakan erection girder. Metode ini
digunakan dua buah crawler cranes berkapasitas 100 ton untuk meletakkan girder
pada pilar. Crawler cranes tersebut ditempatkan di atas ponton.
Metode yang ke tiga yaitu metode girder launchers, girder launchers ini
menggunakan alat launching gantry, salah satu dari berbagai jenis girder launchers.
Pelaksanaan erection girder dilaksanakan diatas jembatan. Girder diluncurkan dari
span satu menuju span yang dituju menggunakan trolley yang bergerak diatas
rellongitudinal, setelah girder sampai pada posisi launching gantry, lalu launching
-
40
gantry yang membawa balok girder tersebut bergerak secara transversal menuju
bearing pad dimana balok tersebut akan diletakkan, setelah pekerjaan erection girder
pada satu span tersebut selesai lalu gantry bergerak maju.
Perhitungan cycle time pada ke-3 alternatif untuk masing-masing alat
berdasarkan pada data-data dari supplier alat berat, buku referensi, dan pengamatan
dilapangan. Perhitungan ini dilakukan dengan mengasumsikan bahwa peralatan
dalam kondisi baik atau dengan Efisiensi kerja (E) = 75%. Hasil dari analisa
perhitungan waktu siklus dari masing-masing alat dapat dilihat seperti pada tabel
berikut (Supani, 2007) :
Tabel 2.6 Perbandingan Durasi Erection Girder
No. Metodecycle time
girder (menit)Productivitas Q
(girder/ jam)Durasi / girder
(jam)Productivitas Q (girder/hari )
Durasi / bentang (hari)
Durasi 29 bentang (hari)
1 2 3 4 5 6 7 8
1Floating Crane
95.215 0.4 2.5 2.4 6.67 193.43
2 Kura-Kura 124.86 0.3 5.56 1.8 8.88 257.52
3Girder Launchers
137.15 0.28 3.57 2.24 7.13 206.77
Tabel 2.7 Perbandingan Kinerja Biaya Terhadap Ketiga alternative
No. MetodeBiaya lauching girder/girder
(Rp)Biaya lauching girder per 29
bentang (Rp)1 2 3 4
1 Floating Crane 2,255,894.75Rp 10,467,351,640.00Rp
2 Kura-Kura 38,307,312.09Rp 17,774,592,881.98Rp
3 Girder Launchers 12,422,031.53Rp 6,911,206,880.16Rp
Hasil dari analisa perhitungan biaya untuk masing-masing alat dapat dilihat
pada tabel 2.7.
-
41
Tabel 2.8 Hasil Kesimpulan Analisa-analisa
No AlternatifAnalisa
Keuntungan/kerugianAnalisa AHP Pada
Tiap RespondenAnalisa AHP Berkelompok
Analisa Sensitifitas
1Floating Crane
Prioritas Kedua Prioritas Kedua Prioritas Kedua Prioritas Kedua
2 Kura-Kura Prioritas Terendah Prioritas Terendah Prioritas Terendah Prioritas Terendah
3Girder Launchers
Prioritas Pertama Prioritas Pertama Prioritas Pertama Prioritas Pertama
Berdasarkan tabel 2.9, dapat diketahui bahwa metode girder launchers selalu
menjadi prioritas utama sebagai metode pelaksanaan erection girder pada proyek
pembangunan causeway jembatan Suramadu sisi Madura Tahap II pada semua
analisa.
Dengan mempertimbangkan yang telah didapat dari hasil analisa maka metode
erection girder yang paling tepat untuk dilaksanakan pada proyek pembangunan
causeway Jembatan Suramadu Sisi Madura Tahap II adalah metode girder launchers
(gantry). (Supani, 2007)