-
32
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Sekolah Kristen Lentera
4.1.1 Sejarah Sekolah Kristen Ambarawa menjadi
Sekolah Kristen Lentera Ambarawa
Sekolah Kristen di Ambarawa dimulai pada masa
sebelum perang dunia kedua dengan kehadiran sekolah
H.C.S Met den Bijbel yang melanjutkan pelayanan
Zendeling Baard untuk mengadakan pelayanan
pemberantasan buta huruf di kalangan masyarakat
Ambarawa. Akan tetapi, saat terjadinya perang dunia
kedua sekolah HCS terpaksa ditutup. Melihat kondisi
demikian, pada akhirnya beberapa orang yakni Sdr. Oie
Ping Hoo, Sdr. Ang Liem Tjhiang dan beberapa
rekannya terpanggil untuk melayani sekolah Kristen
pada masa pendudukan Jepang. Mereka bersama
dengan seorang yang berasal dari Belanda yakni Nn.
Dorst pada tahun 1945 memulai merintis sekolah
Kristen satu-satunya di Ambarawa pada saat itu.
Namun, pada tahun 1950 sekolah Kristen di Ambarawa
kembali ditutup sejalan dengan kepulangan Nn. Dorst
ke Negeri Belanda (Koesomo 2011).
1 Agustus 1954 dicatat sebagai tanggal berdirinya
lagi Sekolah Kristen Ambarawa di era kemerdekaan RI.
Perjalanan panjang sekolah ini dimulai pada waktu
masuknya Jepang dengan sekolah yang sangat
-
33
tergantung pada situasi perang pada masa itu
(www.sekolah.lentera.org). Kegiatan belajar dan
mengajar mulai berjalan lagi dan mengambil tempat di
rumah Sdr. Siauw Oen Nio, dengan seorang pengajar
Sdr. E. Goei Gwat Bing yang melayani 7 orang murid.
Kemudian terjadi perpindahan lokasi lagi ke rumah
sewaan milik Sdr. Kwee Kiem Gie, JL . Jend. Sudirman
No. 117 Ambarawa. Setiap tahun jumlah murid terus
bertambah sehingga lokasi sekolah tidak memadai
untuk kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu,
melalui seorang Pendeta yakni Ds. Tan Ik Hay,
dilakukan pembangunan gedung sekolah tahun 1956.
Tahun 1957 Sekolah Kristen Ambarawa pindah ke Jl.
Dr. Cipto Mangunkusumo 20 Ambarawa dengan
fasilitas 4 buah lokal, untuk 6 kelas SR (SD) dan satu
kelas TK. Tahun 1961 atas kerjasama pengurus
sekolah dengan Majelis GKI Salatiga, para Pendeta
GKJ, Kepala SR (SD) Kristen Kupang dan Girimargo,
maka dibukalah SMP Kristen menempati bekas Gedung
Ketoprak (Koesomo 2011).
Sekolah Kristen sejak awal kehadirannya adalah
milik GKI Ambarawa dan dikelola sendiri oleh pihak
GKI. Akan tetapi, sekitar tahun 1961 jemaat GKI
Ambarawa mulai mengalami kesulitan dalam hal
pengelolaan sekolah karena situasi yang dihadapi pada
masa itu. Kondisi demikian pada akhirnya membuat
Sekolah Kristen Ambarawa diampukan kepada Yayasan
-
34
PSAK Semarang (Wawancara tanggal 14 Juni 2013
dengan Ibu Ratna selaku Ketua Yayasan Lentera
Edukasi).
Sejak dikelola oleh Yayasan PSAK pada tahun
1961, Sekolah Kristen Ambarawa menjadi salah satu
sekolah yang berkembang dan terkenal. Akan tetapi,
seiring berjalannya waktu yaitu sekitar tahun 1990an
Sekolah Kristen yang dikelola oleh Yayasan PSAK mulai
mengalami kemerosotan. Menurut Ketua Yayasan
lentera Edukasi, hal tersebut disebabkan karena
pengelolaan sekolah yang dirasa kurang maksimal
dilakukan oleh Yayasan PSAK. Oleh karenanya, pihak
GKI berkeinginan untuk dapat kembali mengelola
Sekolah Kristen yang merupakan milik GKI.
Pendapat yang berbeda dikemukakan oleh salah
satu pengurus Yayasan PSAK yang mengatakan bahwa
pergantian sekolah yang terjadi tidak disebabkan
karena ketidakmampuan Yayasan PSAK dalam
mengelola sekolah melainkan adanya permasalahan
yang terjadi antara YPSAK dan pihak gereja (GKI)
tentang status tanah yang selama ini dihibahkan untuk
sekolah (Wawancara tanggal 6 April 2013). Meskipun
terdapat berbagai pendapat tentang latar belakang
terjadinya pergantian, hal tersebut tidak menimbulkan
permasalahan yang serius antar kedua pihak tersebut.
Keinginan GKI untuk dapat kembali memiliki
Sekolah Kristen milik Gereja terus diupayakan dan
-
35
disampaikan kepada pihak Yayasan PSAK meskipun
hasilnya tetap mengecewakan. Pada tahun 2000,
Majelis Jemaat Yang diwakili Pdt. Budimoeljono
Reksosoesilo, S.Th, Pnt. Legiman Haryo Koesemo, Pnt.
Tang Lan Hoa dan beberapa anggota jemaat yang tahu
tentang sejarah persekolahan yakni Ibu Boenjamin,
Sdr. Swandiyanto, Ibu Laila melakukan pembicaraan
dengan pihak PSAK di Rumah Makan De Konning
Semarang (Koesomo 2011).
Dalam pertemuan tersebut, pihak PSAK bersedia
mengembalikan persekolahan termasuk para
pengajarnya kepada GKI Ambarawa dengan syarat GKI
Ambarawa menyerahkan uang sebesar Rp 200.000.000
yang akan dipergunakan untuk mendanai peningkatan
mutu personalia SMEA Masehi Ambarawa. Namun, hal
tersebut tidak dapat dipenuhi oleh GKI Ambarawa pada
saat itu karena GKI Ambarawa merupakan sebuah
gereja kecil yang memiliki keterbatasan dalam hal dana.
Hingga pada akhir tahun 2006, dengan bantuan dari
Bpk. Gunawan Tirtaatmaja dari Semarang yang
menyediakan dana pinjaman sebesar yang diperlukan
oleh GKI kepada Majelis Jemaat GKI Ambarawa,
akhirnya pihak GKI dapat membayar kompensasi
tersebut dan kembali mengelola Sekolah Kristen.
Dalam proses penyelesaian keuangan hingga
pengembalian sekolah, pihak-pihak yang dilibatkan
yaitu pihak Yayasan PSAK dan pihak GKI Ambarawa
-
36
yang diwakili oleh panitia kecil yang terdiri dari
Pemimpin Jemaat GKI yaitu Pdt. Budimoeljono
Reksosusilo, S.Th dan Majelis. Baik Pendeta maupun
Majelis yang mewakili pihak GKI inilah yang pada
akhirnya juga menjadi bagian dari pengurus Yayasan
Lentera Edukasi sejak resmi didirikan Sekolah Kristen
Lentera tanggal 1 Juli 2007.
Sekolah Kristen Lentera berdiri dengan memiliki
empat jenjang pendidikan yaitu Kelompok Bermain, TK,
SD dan SMP. Tujuan utama didirikan Sekolah Kristen
Lentera yaitu untuk menghadirkan sebuah sekolah
yang ideal. Sebuah sekolah dimana anak-anak yang
dibentuk di dalamnya tidak hanya dikembangkan
secara kogntif tetapi juga secara karakter dan spiritual.
Oleh karena itu, Sekolah Kristen Lentera dikelola oleh
Yayasan Lentera Edukasi dengan filosofi:
1. Berpusat pada Allah Tritunggal
2. Membentuk karakter seperti Kristus
3. Menolong pertumbuhan kecerdasan individual,
sesuai anugerah Tuhan Yesus Kristus
Selain itu, Sekolah Kristen Lentera juga memiliki Motto
yaitu Menjadi diri dalam anugerah-Nya dan Slogan
yaitu Anak-anak Lentera menjadi baik, lebih baik dan
terbaik.
-
37
4.1.2 Visi dan Misi Sekolah Kristen Lentera
Visi : Terwujudnya kecerdasan hidup sesuai anugerah-
Nya.
• Terwujudnya, yakni panggilan dan ketaatan
untuk mewujudkan anugerah Tuhan bagi
sesama;
• Kecerdasan Hidup, yaitu kemampuan yang
dianugerahkan Allah bagi setiap orang untuk
semaksimal mungkin dikembangkan;
• Anugerah-Nya, ialah ukuran dan orientasi dalam
menilai semua proses terwujudnya kecerdasan
hidup.
Misi : Sekolah Kristen Lentera mempunyai komitmen
untuk mewujudkan visi dengan:
1. Berfokus pada Allah Tritunggal sebagai komitmen
iman dalam mewujudkan anugerah-Nya;
2. Menolong pendidik mengembangkan diri sesuai
anugerah Allah;
3. Membantu pendidik menerapkan anugerah Allah
pada siswa;
4. Mengembangkan sistem edukasi yang
berorientasi pada anugerah Allah;
5. Menjadikan edukasi, yang mengutamakan nilai-
nilai kristiani, sebagai pintu menghadapi realita
global;
-
38
6. Menyiapkan generasi yang mampu menghadapi
realita global;
7. Menggunakan pendekatan Multiple Intelligences
untuk menerjemahkan kurikulum pendidikan
nasional;
8. Mengajak masyarakat untuk membangun diri
sebagaimana anugerah Allah telah berikan.
4.1.3 Struktur Organisasi Sekolah Kristen Lentera
Robbin dan Fattah (dalam Amtu 2011)
mengemukakan bahwa suatu struktur organisasi
menetapkan bagaimana tugas pekerjaan dibagi,
dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal.
Pada struktur organisasi tergambar posisi kerja,
pembagian kerja, jenis kerja yang harus dilakukan,
hubungan atasan dan bawahan, kelompok, komponen
atau bagian, tingkat manajemen dan saluran
komunikasi. Berikut ini merupakan gambaran struktur
organisasi dari Sekolah Kristen Lentera di Ambarawa :
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Yayasan Lentera Edukasi (Sumber : www.sekolah.lentera.org)
-
39
Dalam menjalankan proses pendidikan di
Sekolah Kristen Lentera, setiap pihak dalam struktur
organisasi memiliki tugas yang diatur dalam SOP dan
pedoman kerja. Dengan demikian pihak yang dimaksud
akan menjalankan tugasnya berdasarkan job
description yang ada untuk kemajuan sekolah.
Untuk pengelolaan pada masing-masing jenjang
pendidikan, setiap Kepala Sekolah diberikan
kepercayaan penuh oleh pihak Yayasan Lentera
Edukasi dalam memimpin sekolah dan melakukan
berbagai upaya untuk perkembangan sekolah dengan
bantuan guru dan karyawan lainnya. Untuk tingkat
pendidikan SMP sendiri, saat ini Sekolah Kristen
Lentera didukung dengan tenaga pengajar sebanyak 12
orang serta beberapa karyawan lainnya yaitu satu
pegawai TU, satu Bendahara, satu Pembantu Umum
dan satu petugas keamanan.
4.2 Analisis Strategi Bersaing Sekolah Kristen
Lentera
Strategi bersaing merupakan upaya sekolah
untuk menghadapi persaingan dengan cara
memberikan berbagai hal yang terbaik guna memenuhi
kebutuhan masyarakat. Strategi bersaing yang
dijalankan oleh sekolah dapat terdiri dari keunggulan
biaya, diferensiasi dan fokus. Dengan menjalankan
strategi bersaing, maka sekolah akan mampu untuk
-
40
bertahan dan bahkan berkembang dari waktu ke waktu
meskipun diperhadapkan dengan persaingan.
Berkaitan dengan hal tersebut, hasil penelitian
menunjukkan bahwa SMP Kristen Lentera juga
menjalankan strategi bersaing untuk menghadapi
persaingan yang terjadi dalam dunia pendidikan. Untuk
mengetahuinya secara rinci maka akan dijelaskan
dalam ketiga pendekatan (keunggulan biaya,
diferensiasi, fokus) dari strategi bersaing berikut ini,
berdasarkan data-data yang diperoleh pada saat
penelitian.
4.2.1 Keunggulan Biaya
Keunggulan biaya merupakan strategi sekolah
dalam memberikan biaya yang murah kepada
masyarakat bila dibandingkan dengan sekolah lainnya.
Dalam hal ini setiap sekolah berupaya untuk
menetapkan biaya yang tepat agar masyarakat dapat
tertarik dan memilih sekolah tersebut. Untuk
menentukan biaya yang murah dan tepat, sekolah juga
perlu mempertimbangkan kondisi sekolah itu sendiri
dan besarnya biaya pada sekolah lainnya. Dengan
demikian, biaya yang telah ditentukan oleh sekolah
akan memberikan keuntungan bagi kedua pihak yakni
sekolah dan masyarakat.
-
41
Berkaitan dengan hal tersebut, hasil penelitian
menunjukkan bahwa SMP Kristen Lentera telah
berupaya untuk menetapkan biaya yang tepat dengan
berbagai pertimbangan sehingga mendapatkan biaya
pendidikan yang sesuai dengan kondisi SMP Kisten
Lentera, meskipun tidak sepenuhnya tergolong murah.
Berikut ini merupakan rincian biaya pendidikan pada
SMP Kristen Lentera dan juga beberapa sekolah swasta
lainnya, yang ditunjukkan pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Kewajiban Biaya Pendidikan di SMP Kristen Lentera
dan SMP Swasta lainnya di Ambarawa
Jenis SMP Kristen Lentera
SMP Pangudi Luhur
SMP Taman Dewasa
Uang SPP Rp 100.000 – Rp 200.000/bln
Rp 150.000 – Rp 200.000/bln
Rp 70.000 – Rp 80.000/bln
Uang Kegiatan Rp 125.000/thn Rp 20.000/bln –
Uang Tes Rp 10.000/tes – Rp 100.000/tes
Tabungan Wajib Rp 15.000/bln Rp 25.000/bln –
Uang Komite Rp 4.000/bln – –
Uang Komputer _ Rp 20.000/bln _
Sumber : Kepala SMP Kristen Lentera, Kepala SMP Taman Dewasa,
Administrasi SMP Pangudi Luhur
Biaya pendidikan SMP Kristen Lentera seperti
terlihat dalam tabel 4.1 merupakan biaya yang berlaku
hingga tahun pelajaran 2012/2013. Biaya pendidikan
khususnya untuk uang kegiatan dan uang SPP dapat
mengalami perubahan bergantung pada kondisi dan
kebutuhan sekolah setiap tahunnya serta adanya
kesepakatan bersama dari semua pihak. Biaya
pendidikan tersebut bila dibandingkan dengan sekolah
-
42
swasta lainnya maka terlihat bahwa terdapat beberapa
perbedaan. Pada SPP, SMP Taman Dewasa
menawarkan biaya pendidikan yang lebih murah dari
SMP Kristen Lentera sedangkan SMP Pangudi Luhur
menawarkan biaya pendidikan yang kisarannya sama
dengan SMP Kristen Lentera.
Untuk uang kegiatan, SMP Kristen Lentera tidak
menetapkan pembayaran secara bulanan seperti
sekolah lainnya melainkan dibayarkan sekali untuk
kegiatan selama setahun. Bila dilakukan perhitungan
tentang biaya tersebut dan dibandingkan dengan
sekolah lainnya, maka akan mendapatkan hasil bahwa
biaya pada SMP Kristen Lentera lebih murah
dibandingkan sekolah lainnya. Selain itu, biaya
pendidikan lainnya pada SMP Kristen Lentera juga
lebih murah dibandingkan sekolah swasta lain seperti
uang tes dan tabungan wajib. Sedangkan beberapa
biaya pendidikan pada SMP Kristen Lentera yang tidak
terdapat di sekolah swasta lainnya disebabkan karena
disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan setiap
sekolah.
Perbedaan lainnya berkaitan dengan biaya
pendidikan yaitu besarnya SPP yang berlaku di sekolah
swasta lain pada umumnya sama untuk semua siswa
ataupun sama untuk setiap tingkatan kelas. Sedangkan
pada SMP Kristen Lentera setiap siswa dari berbagai
tingkatan kelas memiliki SPP yang berbeda-beda.
-
43
Berikut ini penjelasan Kepala SMP Kristen Lentera
tentang SPP, saat wawancara tanggal 13 Juni 2013 :
“SPP-nya berjenjang tetapi tidak jauh berbeda antara satu dengan yang lainnya. Jadi ada yang Rp 130.000, Rp 140.000 dan Rp 170.000. Tergantung kemampuan orang tua.”
Penjelasan Kepala SMP Kristen Lentera tersebut
menunjukkan bahwa adanya kebijakan pihak Sekolah
Kristen Lentera dalam hal menetapkan biaya
pendidikan yang berbeda atau berjenjang karena
sekolah mempertimbangkan latar belakang dan
kemampuan dari orang tua siswa. Pihak sekolah tidak
ingin memberatkan orang tua siswa dengan biaya
pendidikan tersebut sehingga pada akhirnya pihak
sekolah tidak menetapkan biaya tertentu yang
kemudian diberlakukan merata untuk semua siswa.
Untuk menentukan berbagai biaya pendidikan
pada SMP Kisten Lentera seperti yang terdapat dalam
tabel 4.1, pihak sekolah tidak melakukannya sendiri
melainkan melibatkan juga pihak Yayasan, Komite
Sekolah serta orang tua siswa khususnya pada saat
penentuan besarnya SPP. Penentuan besarnya jumlah
SPP dilakukan melalui proses wawancara hingga pada
akhirnya mencapai kesepakatan bersama antara orang
tua dan pihak sekolah sedangkan biaya lainnya
ditentukan oleh pihak sekolah.
-
44
Dalam menentukan biaya yang tepat, pihak SMP
Kristen Lentera juga mempertimbangankan pada
besarnya biaya pendidikan sekolah swasta lain di
sekitar Ambarawa, selain melihat kepada kemampuan
orang tua siswa itu sendiri. Hal ini bertujuan agar biaya
yang ditetapkan tidak terlalu mahal dan pihak sekolah
sendiri tidak memberatkan siswa dengan biaya
pendidikan tersebut.
Berkaitan dengan biaya pendidikan pada SMP
Kristen Lentera, hasil penelitian melalui wawancara dan
juga penyebaran kuesioner mengungkapkan adanya
berbagai pendapat dan penilaian yang dikemukakan
oleh orang tua, guru, Kepala Sekolah dan pihak
Yayasan Lentera Edukasi tentang mahal tidaknya biaya
pendidikan yang ditetapkan oleh SMP Kristen Lentera.
Pendapat yang pertama dikemukakan Kepala
SMP Kristen Lentera saat wawancara 13 Juni 2013 :
“Kalau dibandingkan dengan sekolah negeri jelas tidak lebih murah karena kita juga berusaha untuk memberikan pelayanan yang baik. Tentu juga tidak bisa kalau murah untuk suatu hal yang memadai, yang layak bagi pelayanan pendidikan. Kalau dibandingkan dengan negeri pasti lebih mahal. Kalau dibandingkan dengan swasta yang lain, memang ada swasta yang lain yang lebih rendah tapi ada juga swasta yang imbang dengan kita.”
Pendapat yang dikemukakan oleh Kepala SMP
Kristen Lentera tersebut menunjukkan bahwa biaya
pendidikan pada SMP Kristen Lentera tidak tergolong
murah namun juga tidak mahal. Dengan kata lain
-
45
biaya pendidikan pada SMP Kristen Lentera berada
pada posisi menengah. Hal ini didasari pada kenyataan
yang dilihat oleh Kepala Sekolah dimana sekolah
swasta yang lain memiliki SPP yang hampir sama
dengan SMP Kristen Lentera dan tidak banyak sekolah
yang menawarkan biaya yang murah karena adanya
tuntutan kebutuhan dari setiap sekolah.
Biaya pendidikan pada SMP Kristen Lentera
dapat juga dikatakan relatif. Bagi sebagian orang dapat
dikatakan murah namun juga sebaliknya, tergantung
dari penilaian dan kemampuan setiap orang. Hal ini
seperti pendapat dan penilaian yang dikemukakan oleh
Ketua Yayasan Lentera Edukasi, orang tua dan guru.
Meskipun adanya berbagai pendapat dan
penilaian terhadap biaya pendidikan pada SMP Kristen
Lentera, namun menurut pandangan orang tua dan
Kepala SMP Kristen Lentera biaya pendidikan tersebut
untuk saat ini sudah tepat karena mempertimbangkan
pada kemampuan orang tua siswa. Selain itu, biaya
tersebut juga cukup membantu dalam memenuhi
kebutuhan sekolah khususnya dana. Meskipun pada
kenyataannya tidak semua kebutuhan sekolah dapat
tercukupi oleh iuran dari orang tua siswa misalnya saja
dalam upaya memenuhi fasilitas olah raga.
Untuk itu, agar dapat memenuhi semua
kebutuhan sekolah dan memperlancar proses
pendidikan kedepannya, pihak SMP Kristen Lentera
-
46
akan terus meninjau dan mengevaluasi biaya
pendidikan tersebut serta melakukan perubahan jika
dimungkinkan.
4.2.2 Diferensiasi
Diferensiasi merupakan strategi sekolah untuk
dapat menjadi berbeda dengan sekolah-sekolah lainnya.
Dalam mencapai hal tersebut, sekolah berupaya
memberikan program, pelayanan dan juga ciri khas
sekolah yang berbeda dan unik sehingga dapat menarik
minat masyarakat.
Berkaitan dengan hal tersebut, hasil penelitian
menunjukkan bahwa yang membedakan SMP Kristen
Lentera dengan sekolah swasta lainnya di Ambarawa
yaitu terletak pada ciri khas sekolah. Sebagai satu-
satunya sekolah swasta Kristen untuk jenjang SMP di
Kecamatan Ambarawa, SMP Kristen Lentera berupaya
untuk mewujudkan ciri khasnya dengan menekankan
pengenalan akan Tuhan Yesus kepada para siswa. Hal
ini seperti yang dikemukakan oleh Ketua Yayasan
Lentera Edukasi pada saat wawancara tanggal 14 Juni
2013:
“Kami konsen dengan pengenalan Tuhan Yesus kepada anak. Itu yang mungkin di sekolah lain tidak. Karena kami satu-satunya sekolah Kristen di Kecamatan Ambarawa untuk SMP dan kami terbeban untuk memperkenalkan Tuhan Yesus kepada mereka. Itu yang menjadi ciri khas Sekolah Kristen Lentera.”
-
47
Pengenalan akan Tuhan dilakukan karena sesuai
dengan tugas dan fungsi dari Sekolah Kristen. Selain
itu juga untuk mewujudkan Visi dari Sekolah Kristen
Lentera yaitu “Terwujudnya kecerdasan hidup sesuai
anugerah-Nya”. Meskipun sekolah sangat menekankan
ciri khasnya sebagai sekolah Kristen, tetapi pihak
sekolah tidak membatasi siswanya hanya kepada yang
beragama Kristen saja melainkan juga menerima siswa
yang beragama lain seperti Islam. Hal ini menunjukkan
bahwa SMP Kristen Lentera bersikap terbuka terhadap
perbedaan meskipun sekolah berciri khas Agama.
Untuk dapat lebih menekankan ciri khasnya
sebagai sekolah yang didirikan atas dasar Kristen,
Kepala SMP Kristen Lentera mengemukakan bahwa
sekolah perlu diwarnai dengan kegiatan-kegiatan
Kristen. Berkaitan dengan hal tersebut, SMP Kristen
Lentera mengadakan berbagai kegiatan kerohanian
yang dilakukan untuk menunjukkan ciri khasnya
sehingga sesuai dengan Visi & Misi Sekolah. Kegiatan
tersebut yaitu ibadah untuk guru dan karyawan yang
dilakukan setiap hari pada pukul 07.00 pagi. Bentuk
ibadah tersebut bervariasi setiap harinya seperti
khotbah, share dalam kelompok kecil, kesaksian dan
doa bersama. Sedangkan untuk siswa diadakan ibadah
rutin setiap bulan dan juga renungan pagi di setiap
kelas untuk mengawali kegiatan belajar pada hari
tersebut. Selanjutnya ibadah thanks giving day sebagai
-
48
bentuk ungkapan syukur kepada Tuhan atas segala
hal, yang diikuti oleh seluruh keluarga besar Sekolah
Kristen Lentera.
Selain menekankan pada ciri khas sebagai
sekolah Kristen, SMP Kristen Lentera juga memiliki
beberapa diferensiasi lainnya bila dibandingkan dengan
sekolah lain di sekitar Ambarawa. Diferensiasi tersebut
meliputi kegiatan pembelajaran, hubungan sosial
dengan masyarakat, pelayanan bagi semua pihak yakni
siswa, guru, maupun orang tua siswa. Berbagai hal
tersebut akan ditampilkan dalam tabel 4.2 berikut ini :
Tabel 4.2 Diferensiasi SMP Kristen Lentera
NO PROGRAM
1 Multiple Intelligences
- Multiple Intelligences (MI) diterapkan sejak berdirinya Sekolah Kristen Lentera pada tanggal 1 Juli 2007.
- Tujuan menerapkan multiple intelligences (MI) agar dapat membantu siswa-siswi dalam menemukan dan mengembangkan bakat atau kepintarannya.
- Pendekatan multiple intelligences (MI) telah berhasil menjadikan siswa-siswi SMP Kristen Lentera berprestasi dalam berbagai bidang (lihat lampiran 3)
2 Parent Seminar
- Seminar bagi orang tua siswa dengan tema-tema tertentu seperti “Kerjasama Sekolah-Orangtua” dan “Sikap dan Kebiasaan Belajar Menghadapi Tantangan Abad 21”.
- Pihak sekolah berkomitmen untuk terus membangun relasi yang dekat dengan para orang tua/wali murid dan memberikan informasi serta materi yang bermanfaat bagi para orang tua.
- Kegiatan ini diselenggarakan dengan bantuan dari Direktur Eksekutif Sekolah Kristen Lentera dan kejasama dengan pihak lainnya seperti sekolah IPEKA Jakarta. Dalam kerjasama tersebut IPEKA mendatangkan AAS (Adobe A School) dari Jakarta.
-
49
NO PROGRAM
3 Moving Class
- Program Moving Class mulai diterapkan di SMP Kristen Lentera sejak tahun pelajaran 2012/2013 dan belum dilakukan oleh sekolah lainnya di kecamatan Ambarawa.
- Pertimbangan sekolah menerapkan moving class yaitu untuk mengatasi masalah keterbatasan ruang kelas.
- Sekolah menyesuaikan antara ruang kelas yang ada dengan setiap mata pelajaran dan menyediakan fasilitas pendukung program moving class (lihat lampiran 4).
4 Hari Budaya
- Program Hari Budaya Sekolah Kristen Lentera dilaksanakan pada bulan Oktober dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda dan bulan Bahasa.
- Kegiatan ini berupa Pawai Budaya yang diikuti oleh siswa dan guru dari semua jenjang pendidikan di Sekolah Kristen Lentera yang juga mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia.
5 Sekolah Lima Hari
- Sekolah lima hari hanya diterapkan di SMP Kristen Lentera untuk Kecamatan Ambarawa. Sekolah dimulai pukul 07.25 dan berakhir pukul 14.30.
- Sekolah mempertimbangkan kondisi siswa dan memberikan kesempatan untuk siswa memiliki waktu yang cukup di akhir pekan sehingga ketika kembali bersekolah di hari Senin lebih siap dan bersemangat.
6 Wasana Warsa Sekolah Kristen Lentera
- Wasana Warsa adalah kegiatan untuk menutup tahun ajaran yang telah selesai untuk semua jenjang pendidikan yang ada di Sekolah Kristen Lentera.
- Kegiatan diisi dengan ibadah, penampilan berbagai bakat dan talenta dari siswa Sekolah Kristen Lentera, serta pemberian penghargaan dan piagam kepada 3 siswa peraih nilai tertinggi di setiap grade.
7 Field Trip
- Field Trip merupakan program SMP Kristen Lentera dan Sekolah Pelita Harapan International Lippo Village yang telah dilakukan sejak tahun 2011
- Siswa-siswa dari SKL dan SPH berkesempatan untuk belajar bahasa (Jawa dan Inggris), mengenal permainan daerah dan juga merasakan kehidupan masyarakat di desa seperti menanam padi, memancing dan berbelanja di pasar tradisional.
-
50
Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa SMP
Kristen Lentera memiliki berbagai program yang sejauh
ini tidak ditemukan pada sekolah lainnya di Kecamatan
Ambarawa. Hal ini dapat dibuktikan dengan data
tentang program-program dari sekolah lainnya di
Ambarawa yang diperoleh berdasarkan wawancara
dengan beberapa pihak pada sekolah lainnya di
Ambarawa. Dalam wawancara tersebut diperoleh
informasi bahwa SMP swasta lainnya menjalankan
program yakni sekolah selama enam hari seperti
sekolah pada umumnya dan kegiatan sosial seperti
program bakti sosial, penyerahan hewan kurban pada
saat hari raya serta kunjungan ke Panti Asuhan.
Sedangkan kegiatan untuk orang tua sendiri dilakukan
pada awal tahun pelajaran untuk mensosialisasikan
progam sekolah dalam tahun ajaran yang baru dan
juga pada kahir tahun pelajaran pada saat pembagian
laporan pendidikan.
Berdasarkan berbagai penjelasan tersebut
tentang program dari sekolah swasta lainnya, maka
dapat dikatakan bahwa program yang dimiliki oleh SMP
Kristen Lentera seperti terlihat dalam tabel 4.2, benar-
benar tidak ditemukan pada SMP swasta lainnya di
Ambarawa.
Pertimbangan SMP Kristen Lentera untuk
melaksanakan berbagai program yang berbeda dengan
sekolah lainnya karena sekolah ingin mengembangkan
-
51
siswa sesuai dengan minat juga bakatnya dan hal
tersebut akan semakin baik ketika dilakukan sejak
dini. Pertimbangan lainnya yaitu karena berbagai
program tersebut sesuai dengan perkembangan di masa
sekarang dan merupakan kebutuhan dari siswa, guru
dan orang tua siswa. Berbagai program tersebut dapat
dilaksanakan berdasarkan keputusan bersama dari
pihak sekolah dengan persetujuan pihak Yayasan.
Beragam ide berkaitan dengan program tersebut dapat
berasal dari guru, kepala sekolah maupun pihak
yayasan.
Berkaitan dengan berbagai program sekolah,
Ketua Yayasan Lentera Edukasi mengemukakan bahwa
pihak Sekolah Kristen Lentera telah berencana untuk
menjalankan beberapa program kedepannya. Akan
tetapi, belum dapat dipastikan kapan program tersebut
direalisasikan karena pihak sekolah sendiri masih
terkendala dengan ketersediaan tenaga pengajar yang
sesuai kebutuhan. Berikut ini pernyataan Beliau, saat
wawancara tanggal 14 Juni 2013 :
“sebenarnya sekolah memiliki banyak harapan kedepan. Kami ingin ada klub Matematika, klub Kuark. Kami ingin ada bentukan kelompok-kelompok yang memang anak ini dia tertarik dengan alam, tertarik dengan matematika. Tidak hanya sekedar menyanyi dan menari. Kami juga ingin ada Bahasa Mandarin. Tapi kendalanya ya belum ada pengajarnya di Ambarawa.”
-
52
Rencana untuk mengadakan program baru juga
diungkapkan oleh Kepala SMP Kristen Lentera. Beliau
mengatakan bahwa pihak sekolah juga berencana
untuk menambahkan beberapa kegiatan kedepannya
seperti sablon dan pembuatan asesoris pada pelajaran
Mulok sehingga semakin banyak pilihan yang diberikan
kepada siswa.
Berbagai pendapat yang dikemukakan tentang
rencana progam kedepannya menunjukkan bahwa SMP
Kristen Lentera selalu memberikan hal-hal yang baru
kepada siswa dan mengupayakan yang terbaik untuk
proses pendidikan di Sekolah Kristen Lentera. Hal ini
dilakukan agar sekolah dapat menjadi unik dan
berbeda dengan sekolah lainnya, dengan tetap mengacu
pada visi dan misi sekolah.
4.2.3 Fokus
Fokus merupakan strategi sekolah dalam
menentukan kelompok tertentu yang akan menjadi
target atau sasarannya. Dalam strategi ini, pihak
sekolah akan memberikan program-program ataupun
menawarkan biaya tertentu yang sesuai dengan
kelompok masyarakat yang telah ditentukannya. Hal ini
dilakukan pihak sekolah agar dapat menarik minat
kelompok tertentu dalam memilih sekolah.
Berkaitan dengan strategi fokus, hasil penelitian
menunjukkan bahwa dalam melaksanakan proses
-
53
pendidikan ataupun dalam menghadapi persaingan di
dunia pendidikan, SMP Kristen Lentera tidak berfokus
pada kelompok masyarakat tertentu untuk menarik
minat mereka terhadap sekolah. Berikut pendapat
Kepala SMP Kristen Lentera pada saat wawancara
tanggal 13 Juni 2013 berkaitan dengan strategi fokus:
“Kami tidak memiliki target untuk masyarakat tertentu. Kami terbuka dalam menerima siswa dan untuk siapa saja yang berminat. Di sekolahan kami bahkan siswanya tidak hanya dari Ambarawa tetapi ada yang dari Bawen, Banyu Biru, Tuntang.”
Pendapat Kepala Sekolah tersebut dengan kata
lain menunjukkan bahwa keberadaan SMP Kristen
Lentera di Kecamatan Ambarawa terbuka untuk
menerima siswa dari berbagai latar belakang tanpa
adanya batasan. SMP Kristen Lentera juga memiliki
program-program yang sasarannya ditujukan kepada
masyarakat luas dan semua pihak yang ada di
lingkungan Sekolah Kristen Lentera.
Meskipun SMP Kristen Lentera terbuka untuk
semua lapisan masyarakat tanpa adanya batasan
untuk kelompok tertentu, akan tetapi hasil penelitian
juga menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat
yang memilih SMP Kristen Lentera berasal dari
kalangan menengah ke bawah.
Untuk hal tersebut, SMP Kristen Lentera
berupaya untuk peduli dan memperhatikan siswa-siswi
yang berasal dari kalangan bawah atau kurang mampu
-
54
khususnya dalam hal biaya pendidikan dengan cara
memberikan beasiswa atau potongan SPP bagi siswa
tersebut. Bukti nyata adanya pelaksanaan program
sekolah berupa potongan SPP bagi siswa dikemukakan
secara langsung oleh salah satu orang tua siswa pada
saat wawancara tanggal 14 Juni 2013 :
“Biaya SPP anak saya Rp 135.000 dan mendapatkan potongan dari sekolah Rp 70.000 jadinya setiap bulan anak saya hanya perlu membayar Rp 65.000.”
Sedangkan untuk beasiswa, Sekolah Kristen
Lentera memiliki salah satu program beasiswa yang
dinamakan program Saudara Asuh sebagai hasil
kerjasama dengan Sekolah IPEKA Jakarta. Dalam
program ini sejumlah peserta didik Sekolah Kristen
Lentera dari jenjang TK, SD dan SMP mendapatkan
beasiswa dari Saudara Asuh mereka di IPEKA. Setiap
bulannya para siswa IPEKA menyisihkan sebagian uang
saku untuk mendukung saudara-saudara asuh mereka
di berbagai sekolah Kristen di daerah-daerah, salah
satunya adalah SKL.
Tindakan yang dilakukan oleh SMP Kristen
Lentera menunjukkan bahwa SMP Kristen Lentera
peduli dan mampu mengatasi masalah biaya
pendidikan yang dihadapi oleh siswa yang kurang
mampu, meskipun SMP Kristen Lentera tidak memiliki
fokus terhadap kelompok tertentu.
-
55
4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian tentang strategi
bersaing SMP Kristen Lentera yang mencakup tiga
pendekatan yaitu keunggulan biaya, diferensiasi dan
fokus, maka di dapat strategi bersaing yang digunakan
oleh SMP Kristen Lentera. Oleh karena itu, agar dapat
mengetahui lebih jelas apa yang melatarbelakangi SMP
Kristen Lentera sehingga menjalankan strategi bersaing
tersebut maka akan dilakukan pembahasan dari setiap
pendekatan strategi bersaing tersebut.
4.3.1 Keunggulan biaya
Biaya pendidikan pada SMP Kristen Lentera
terdiri dari SPP, uang kegiatan, uang tes, tabungan dan
uang komite. Apabila dibandingkan dengan biaya pada
sekolah swasta lainnya di Ambarawa, maka terlihat
perbedaan dimana biaya yang ditetapkan oleh pada
SMP Kristen Lentera khususnya dalam hal SPP akan
sama besarnya dengan sekolah lainnya bahkan juga
lebih mahal. Sedangkan untuk biaya lainnya SMP
Kristen Lentera menetapkan biaya yang lebih murah
dibandingkan sekolah lainnya. Dengan demikian dapat
dikatakan juga bahwa SMP Kristen Lentera tidak
menetapkan biaya pendidikan yang murah secara
menyeluruh karena ada biaya yang tergolong mahal
namun ada juga yang murah.
-
56
Kenyataan tersebut menjadikan SMP Kristen
Lentera sebagai sekolah yang tidak tergolong murah
dan juga menunjukkan bahwa SMP Kristen Lentera
tidak menjalankan strategi keunggulan biaya. Sehingga
pendapat yang dikemukakan oleh Hunger & Whellen
(2003) bahwa sebuah lembaga akan menjadi produsen
berbiaya rendah atau menawarkan biaya paling rendah
yang bersaing dengan sekolah lainnya tidak terbukti
dilakukan oleh SMP Kristen Lentera. Dengan kata lain,
dapat dikatakan juga bahwa berbagai pendapat yang
mengemukakan bahwa SMP Kristen Lentera sebagai
sekolah yang tidak murah merupakan hal yang benar.
Meskipun demikian, ada juga pendapat lainnya
yang mengatakan bahwa biaya pendidikan pada SMP
Kristen Lentera relatif, dalam artian tidak murah dan
juga tidak mahal. Hal ini dikemukakan oleh sebagian
guru dan orang tua siswa. Bagi orang tua siswa
ataupun guru yang berasal dari kalangan menengah
mungkin akan mengatakan biaya tersebut murah,
namun bagi yang berasal dari kalangan bawah atau
kurang mampu akan mengatakan biaya pendidikan
tersebut tidak murah (mahal). Hal ini menunjukkan
bahwa setiap orang memiliki penilaian yang berbeda-
beda terhadap biaya pendidikan tersebut tergantung
dari latar belakang kemampuan ekonomi dan juga
sudut pandang mereka.
-
57
Adanya berbagai pendapat yang berbeda tentang
biaya pendidikan pada Lentera tidak menjadi suatu
permasalahan terlebih lagi jika pendapat tersebut
menyebutkan bahwa SMP Kristen Lentera tidak
tergolong sekolah yang murah. Dikatakan demikian
karena pihak Sekolah Kristen Lentera sendiri
menyediakan berbagai program dan fasilitas untuk
menunjang aktivitas di sekolah yang sebanding dengan
biaya yang dikeluarkan oleh siswa. Sedangkan bila
dibandingkan dengan sekolah lain yang biaya
pendidikannya lebih murah, maka akan terlihat
perbedaan dimana fasilitas yang disediakan sekolah
lainnya tidak sama dengan yang tersedia pada SMP
Kristen Lentera atau dengan kata lain masih memiliki
kekurangan. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa sekolah yang memberikan biaya murah belum
tentu mampu memberikan fasilitas yang memadai.
Kebijakan SMP Kristen Lentera dengan tidak
menjalankan strategi tersebut tentunya didasari atas
berbagai pertimbangan, salah satunya yaitu kondisi
sekolah yang menghadapi masalah kekurangan dana
sehingga menyebabkan defisit setiap bulannya. Defisit
dapat dialami sekolah hingga saat ini karena seperti
telah diketahui bahwa SMP Kristen Lentera merupakan
sekolah yang baru berdiri tahun 2007 setelah
terjadinya pergantian. Hal tersebut tentunya
mempengaruhi kondisi sekolah dan membuat sehingga
-
58
SMP Kristen Lentera membutuhkan banyak dana agar
dapat memperbaiki, menata dan mengelola sekolah
agar lebih baik lagi kedepannya.
Meskipun SMP Kristen Lentera tidak
menjalankan strategi keunggulan biaya dan disebut
juga sebagai sekolah yang tidak murah, pihak sekolah
terus berupaya untuk menetapkan biaya pendidikan
yang tepat dan sesuai dengan kondisi siswa serta
kebutuhan sekolah. Hal ini sejalan dengan pendapat
Lubis (2004) bahwa setiap sekolah perlu menetapkan
harga yang paling tepat. Akan tetapi, sedikit
perbedaannya yaitu Lubis menyebutkan juga bahwa
biaya tersebut harus memberikan keuntungan,
sedangkan biaya yang ditentukan oleh SMP Kristen
Lentera tidak sepenuhnya memberikan keuntungan
bagi pihak sekolah baik untuk jangka pendek maupun
jangka panjang. Biaya tersebut hanya membantu
sekolah dalam mengatasi kebutuhan dana saat ini.
Tindakan sekolah lainnya yang dirasa tepat
dalam menentukan biaya pendidikan namun tidak
sejalan dengan strategi keunggulan biaya yaitu SPP
yang berjenjang. Dikatakan tidak sesuai karena dalam
menentukannya pihak sekolah mempertimbangkan
faktor lain yaitu kemampuan orang tua siswa atau
kondisi ekonomi keluarga siswa yang sebagian besar
berasal dari keluarga menengah ke bawah. Sedangkan
Wijaya (2008) menyebutkan bahwa dalam
-
59
melaksanakan strategi bersaing, sekolah hanya
berfokus pada harga dan tidak memperhatikan
berbagai faktor lainnya karena hal utama bagi sekolah
adalah menawarkan jasa dan harga yang sangat
bersaing. Oleh karena itu, meskipun sekolah memiliki
tujuan yang baik dan tidak hanya mengutamakan
kepentingan sekolah sendiri, akan tetapi hal tersebut
tetap menunjukkan ketidaksesuaian dengan strategi
keunggulan biaya.
4.3.2 Diferensiasi
SMP Kristen Lentera memiliki diferensiasi dalam
hal ciri khasnya sebagai sekolah Kristen dan berbagai
program yang dilaksanakan untuk siswa, guru, orang
tua siswa maupun masyarakat. Untuk ciri khas sebagai
sekolah Kristen, upaya sekolah dalam menekankan
pengenalan akan Tuhan Yesus merupakan langkah
yang tepat dan sesuai dengan tujuan sekolah Kristen
dalam dunia pendidikan (Wirowidjojo, 2011) yaitu
membantu berkembangnya seseorang atas dasar
pandangan Kristen agar mencapai kedewasaan yang
religious dan bertanggungjawab.
Ketika setiap pihak yang menjadi bagian dari
SMP Kristen Lentera dibentuk setiap hari melalui
berbagi kegiatan rohani maka mereka dibantu untuk
memiliki kehidupan dan karakter yang baik. Hal ini
juga sangat penting karena dapat mempererat
-
60
hubungan antar siswa maupun guru dan
meningkatkan rasa kebersamaan, kesatuan juga
kerjasama dalam berbagai hal untuk kemajuan
sekolah. Dengan demikian, maka SMP Kristen Lentera
dapat menunjukkan bahwa SMP Kristen Lentera tidak
hanya dikenal sebagai satu-satunya sekolah Kristen di
Kecamatan Ambarawa, tetapi juga benar-benar mampu
mewujudkan tujuan sekolah Kristen.
Sebagai Sekolah Kristen yang menekankan
pengenalan akan Tuhan Yesus, SMP Kristen Lentera
terbuka untuk umum dan memberikan kesempatan
bagi siswa yang beragama lain dan dari berbagai
kalangan. Hal ini sejalan dengan pendapat Sairin (2011)
yang mengatakan bahwa sekolah Kristen harus terbuka
bagi semua peserta didik tanpa membedakan jenis
kelamin, suku, agama, ras, golongan, kedudukan
sosial, dan tingkat kemampuan ekonomi. Hal ini
merupakan langkah yang tepat agar dapat
menunjukkan bahwa sebagai Sekolah Kristen tidak
berarti bahwa sekolah tersebut harus eksklusif dan
hanya untuk kalangan tertentu. Dengan ciri khasnya,
sekolah justru harus tetap terbuka untuk umum dan
tidak membeda-bedakan karena itu merupakan wujud
nyata pelayanan dan kesaksian kepada masyarakat
luas. Selain itu juga karena sekolah dan pendidikan
merupakan hak dari setiap orang. Siapapun dapat
merasakan hal tersebut ketika mampu untuk
-
61
memenuhi ketentuan dan aturan yang berlaku di
sekolah dan ketika nantinya mampu untuk memenuhi
kewajibannya. Hal ini sesuai dengan empat fungsi dari
Sekolah Kristen (Sairin, 2011) yaitu fungsi kesaksian
dan pelayanan, fungsi pendidikan dan pengajaran,
fungsi pembinaan, serta fungsi pelayanan masyarakat.
Diferensiasi lainnya dari SMP Kristen Lentera
yaitu berbagai program yang dijalankan oleh Yayasan
Lentera Edukasi maupun oleh SMP Kristen Lentera.
Berbagai program tersebut menunjukkan bahwa pihak
sekolah tidak hanya memberikan program yang pada
umumnya ditemukan di sekolah lain, melainkan
sekolah mencoba memberikan program-program yang
baru dan berbeda. Upaya tersebut dilakukan dengan
cara sekolah mengumpulkan informasi dari siswa, guru
maupun pihak lainnya di lingkungan Sekolah Kristen
Lentera serta melihat perkembangan yang ada saat ini.
Hal yang dilakukan SMP Kristen Lentera dapat
dikatakan merupakan langkah yang tepat karena
sekolah berupaya untuk memenuhi kebutuhan semua
pihak yang berada di lingkungan SMP Kristen Lentera
dan selalu mencoba memberikan pelayanan yang
terbaik untuk kemajuan dan perkembangan sekolah.
Tindakan sekolah ini sesuai dengan yang dikemukakan
dalam salah satu sumber (staff.uny.ac.id) bahwa untuk
dapat bersaing maka sebuah lembaga pendidikan perlu
untuk memperhatikan faktor kebutuhan masyarakat.
-
62
Ketika sekolah mampu untuk terus memberikan yang
terbaik bagi masyarakat maka sekolah akan mampu
mempertahankan dan meningkatkan minat masyarakat
akan sekolah.
Jika dikaitkan dengan pendapat David (2008)
yang mengatakan bahwa setiap sekolah harus selalu
mencari cara melakukan diferensiasi untuk
memungkinkan terus unggul dan mendapatkan
kesetiaan dari pelanggan, maka dapat dikatakan bahwa
upaya SMP Kristen Lentera dalam memberikan
berbagai program merupakan salah satu cara sekolah
untuk dapat tetap bertahan dan terus berkembang
sebagai sekolah yang baru berdiri selama enam tahun.
Semakin banyak pilihan yang dimiliki tentunya akan
memperkuat struktur sekolah secara maksimal
(Purwanto, 2011) dan pada akhirnya menimbulkan
kesetiaan dari masyarakat yang telah menentukan
pilihannya pada SMP Kristen Lentera.
4.3.3 Fokus
Hasil penelitian menunjukkan bahwa SMP
Kristen Lentera tidak memiliki fokus pada kelompok
masyarakat tertentu untuk menarik minat mereka
terhadap sekolah. Dengan kata lain SMP Kristen
Lentera terbuka kepada masyarakat dari berbagai
kalangan dan wilayah. Langkah yang diambil oleh
pihak sekolah ini berbeda dengan pendapat Porter
-
63
(1992) bahwa dalam menjalankan strategi fokus setiap
sekolah akan terlebih dahulu memilih atau
menentukan kelompok tertentu dan melayani kelompok
tersebut dengan berbagai fasilitas dan program yang
telah disediakan. Oleh karena itu maka dapat
dikatakan bahwa SMP Kristen Lentera merupakan
sekolah yang tidak menjalankan strategi fokus.
Kebijakan sekolah untuk tidak memilih strategi
fokus mungkin disebabkan karena keberadaan sekolah
yang baru berdiri selama enam tahun dan masih
berada dalam tahap memperkenalkan keberadaan
sekolah kepada masyarakat luas. Oleh karena itu
sekolah tidak dapat menjalankan strategis fokus untuk
saat ini dan lebih memilih target yang luas. Ketika
keberadaan SMP Kristen Lentera nantinya telah dikenal
secara luas oleh masyarakat, maka pihak sekolah
dimungkinkan untuk memilih fokus mereka.
Keputusan sekolah untuk tidak memilih strategi
fokus merupakan suatu langkah yang tepat bagi pihak
sekolah. Hal ini mungkin disebabkan karena pihak
sekolah sendiri tidak ingin adanya batasan dan
perlakuan yang berbeda terhadap kelompok tertentu.
Pihak SMP Kristen Lentera ingin memberikan
kesempatan kepada semua masyarakat untuk
menikmati pendidikan seperti beberapa Misi dari
sekolah yaitu mengembangkan sistem edukasi dan
mengajak masyarakat untuk membangun diri. Oleh
-
64
karena itu, SMP Kristen Lentera berupaya dalam
memenuhi kebutuhan dan memberikan pelayanan yang
baik kepada semua pihak yang ada di lingkungan
Sekolah Kristen Lentera melalui program dan fasilitas
yang tersedia meskipun SMP Kristen Lentera memiliki
target yang luas.
Salah satu contohnya dapat dilihat melalui
kepedulian SMP Kristen Lentera kepada siswa-siswi
yang memiliki masalah keuangan atau yang kurang
mampu. Kepedulian yang dilakukan oleh pihak sekolah
ini menunjukkan bahwa sekolah konsisten dalam
memperhatikan semua pihak yang menjadi bagian dari
sekolah. Hal tersebut tidak hanya ditunjukkan ketika
sekolah ingin mendapatkan banyak peminat tetapi juga
dalam berbagai situasi.
Hal ini pada akhirnya menunjukkan bahwa
sekolah yang memiliki target atau sasaran yang luas
juga mampu untuk memberikan pelayanan yang baik
kepada semua lapisan masyarakat, sama seperti
sekolah yang memiliki fokus kepada kelompok tertentu.
Dengan demikian maka pernyataan Hunger & Wheelen
(2013) yang mengemukakan bahwa dengan strategi
fokus suatu lembaga dapat melayani kelompok tertentu
yang menjadi pilihannya dengan lebih baik
dibandingkan yang lainnya tidak selamanya benar.
Upaya tersebut sama-sama dilakukan oleh
sekolah yang memilih strategis fokus dan tidak dengan
-
65
tujuan untuk tetap mempertahankan kelompok
masyarakat yang menjadi pilihan mereka. Jadi upaya
kepedulian sekolah ini tidak hanya dilakukan oleh
sekolah yang memiliki fokus kepada kelompok tertentu
untuk tetap mempertahankan strateginya seperti salah
satu ciri-ciri strategi fokus (Widhyaestoeti 2012), akan
tetapi juga dilakukan oleh sekolah yang memiliki
sasaran luas.
Selain itu, salah satu hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa yang
memilih SMP Kristen Lentera berasal dari kalangan
menengah ke bawah meskipun pihak sekolah telah
memberikan kesempatan kepada masyarakat luas. Hal
ini dapat terjadi karena dipengaruhi juga oleh lokasi
sekolah yang berada di Kecamatan Ambarawa, dimana
sebagian besar masyarakat di sana berasal dari
kelompok masyarakat menengah ke bawah. Dengan
demikian, peminat pada Sekolah Kristen Lentera juga
berasal dari kelompok masyarakat tersebut.