BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Sejarah perusahaan
PT. GMF AeroAsia pada awalnya adalah merupakan sebuah unit dari
PT. Garuda Indonesia yang merupakan perusahaan penerbangan nasional. Pada
tahun 1949, PT. Garuda Indonesia didirikan dengan misi untuk menjadi
perusahaan pengangkutan yang dimaksudkan untuk mempromosikan pariwisata
nasional. Untuk mengoptimalkan peran dan kontribusinya, PT. Garuda
Indonesia menyadari bahwa ketepatan waktu, kepercayaan, dan kenyamanan
adalah hal yang utama dari kesuksesan mereka. Oleh karena itu, PT. Garuda
Indonesia mendirikan Maintenance Facilities Support Center, yaitu pusat
perawatan pesawat pada tahun 1984 yang kemudian berkembang dengan pesat.
Pengembangan dan perluasan Maintenance Facility ini sepenuhnya
dibiayai oleh pemerintah Indonesia. Total investasi pada tujuh tahun pertama
mencapai US$ 200 juta. 63% dari investasi itu dihabiskan untuk mengimpor
mesin dan peralatan teknologi tingkat tinggi. Investasi ini tidaklah sia-sia
karena pada tahun 1996, Maintenance Facility ini berhasil membuktikan
kesuksesannya dengan menjadi unit (Strategic Business Unit) perusahaan
penerbangan nasional yang mulai melayani perawatan pesawat kepada pihak
ketiga.
Pada bulan Agustus 2002, unit ini mulai berdiri sendiri dan menjadi
anak perusahaan dari PT. Garuda Indonesia dengan nama PT. GMF AeroAsia.
Dengan identitas baru ini, PT. GMF AeroAsia menjadi lebih baik lagi dalam
97
memberikan pelayanan kepada kliennya dan diakui sebagai salah satu pusat
perawatan, perbaikan dan pemeriksaan pesawat yang terbaik di dunia.
PT. GMF AeroAsia merupakan perusahaan bengkel perawatan pesawat
terbang terbesar yang terdapat di Indonesia saat ini. PT. GMF AeroAsia juga
merupakan bengkel perawatan pesawat yang lengkap/One Stop Service, karena
disamping dapat memperbaiki/merawat Airframe (Badan Pesawat) juga dapat
merawat komponen dan mesin pesawat.
PT. GMF AeroAsia mengelola bisnis maintenance, repair, dan
overhaul (MRO). PT.GMF AeroAsia memiliki berbagai fasilitas perawatan
pesawat yang menempati areal tanah seluas 1.150.000 m2, antara lain fasilitas
perkantoran, 3 hangar seluas 4.800 m2, fasilitas penyimpanan suku-cadang,
engine shop, structure & sheet metal shop, automatic test equipment, electric
motor shop, dan lain-lain.
4.2 Visi dan Misi
PT. GMF AeroAsia memiliki Visi dan Misi untuk menjalankan
usahanya, yaitu:
VISI :
2004 – 2008 : Menjadi pilihan perawatan pesawat terbang di tingkat regional.
2009 – 2013 : Menjadi pilihan konsumen dalam perawatan pesawat terbang.
2014 – 2018 : Menjadi pilihan perawatan pesawat terbang di tingkat
internasional.
MISI :
Memberikan solusi perawatan pesawat terbang yang terintegrasi dan terpercaya
untuk suatu kenyamanan dan kualitas keamanan hidup bagi umat manusia.
98
4.3 Struktur Organisasi
Strukur organisasi merupakan suatu penetapan dan pembagian
pekerjaan dengan pembatasan tugas-tugas, tanggung jawab dan kewajiban serta
penetapan hubungan antara unsur-unsur organisasi memungkinkan organisasi
dapat bekerja sama secara efektif untuk mencapai tujuan perusahaan. Melalui
struktur organisasi dapat ditunjukkan fungsi-fungsi yang ada dalam perusahaan,
hubungan dari masing-masing fungsi tersebut, wewenang dan tanggung jawab
yang dilimpahkan serta uraian tugas pekerjaan setiap fungsi yang ada.
99
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. GMF AeroAsia (Sumber : Hasil wawancara)
100
4.3.1 Tugas dan Tanggung Jawab
Berdasarkan struktur organisasi di atas, berikut ini adalah uraian
mengenai pembagian tugas masing-masing bagian secara besar.
1. Board of Directors
Memimpin dan mengarahkan perusahaan dalam menyediakan
solusi maintenance pesawat terbang yang terintegrasi dan
terpercaya dalam menciptakan safer sky (penerbangan yang
aman).
2. Quality Assurance
Quality Assurance bertanggung jawab pada pengendalian
independen terhadap kinerja dari kualitas sistem PT. GMF
AeroAsia dan meminta perbaikan jika diperlukan oleh Chief
Executive Officer, Vice President dan General Manager. Dan
juga melakukan kegiatan yang berhubungan dengan kualitas
sistem.
3. Internal Audit & Control
Memastikan semua kegiatan keuangan dan akuntansi sesuai
dengan prinsip dan prosedur akuntansi dan keuangan yang ada
dan kebutuhan perusahaan pemerintahan yang baik.
4. Line Maintenance
Mengatur A/C (Aircraft) Line Maintenance dalam cara mencapai
kualitas produk, biaya dan sasaran TAT (Turn Around Time).
Memastikan semua sumber daya yang diperlukan tersedia dalam
melakukan pemeliharaan berdasarkan otorisasi dari keperluan
A/C yang teregistrasi yang ada pada setiap pesawat terbang.
101
Memastikan semua Line Maintenance yang diperlukan dan
perbaikan kerusakan saat Base Maintenance untuk membuat
rancangan dan standar kualitas yang dispesifikasi dari otorisasi
A/C yang teregistrasi dan program pemeliharaan operator.
5. Base Maintenance
Mengatur A/C Base Maintenance dalam cara mencapai kualitas
produk, biaya dan sasaran TAT. Memastikan semua sumber daya
yang diperlukan tersedia dalam melakukan pemeliharaan dengan
otorisasi dari keperluan A/C yang teregistrasi sesuai dengan
permintaan. Memastikan semua A/C Maintenance yang
diperlukan dan perbaikan kerusakan saat Base Maintenance
untuk membuat rancangan dan standar kualitas yang
dispesifikasi dari otorisasi A/C yang teregistrasi.
Pada Base Maintenance terdapat 3 bagian, yaitu :
○ Boeing / Douglas
Bagian ini bertugas untuk melakukan perawatan pesawat pada
variasi tipe Boeing dan Douglas.
○ Airbus
Bagian ini bertugas untuk melakukan perawatan pesawat pada
variasi tipe Airbus.
○ Fokker
Bagian ini bertugas untuk melakukan perawatan pesawat pada
variasi tipe Fokker.
102
6. Engine Maintenance
Mengatur Engine Maintenance dalam cara mencapai kualitas
produk, biaya dan sasaran TAT. Memastikan semua sumber daya
yang diperlukan tersedia dalam melakukan pemeliharaan dengan
otorisasi dari keperluan A/C yang teregistrasi sesuai dengan
permintaan. Memastikan semua Engine Maintenance yang
diperlukan dan perbaikan kerusakan saat pemeliharaan untuk
membuat rancangan dan standar kualitas yang dispesifikasi dari
otorisasi A/C yang teregistrasi.
Pada Engine Maintenance terdapat 3 bagian, yaitu :
○ Engine Capabilities
Bagian ini bertugas untuk memeriksa semua perawatan mesin
dan perencanaan APU (Auxiliary Power Unit) sesuai dengan
maintenance program requirement dan kualitas standar para
ahli aircraft.
○ Auxiliary Power Unit (APU)
Bagian ini bertugas untuk menganalisis, mengatur, dan
mengontrol mesin pesawat agar mesin tetap dalam kondisi
baik.
○ Part Repair
Bagian ini bertugas untuk menganalisis, mengatur, mengontrol
dan memeriksa serta melakukan proses perbaikan termasuk
mesin, APU dan aircraft untuk meningkatkan kualitas produk,
biaya dan target.
103
7. Component Maintenance
Mengatur kegiatan pemeliharaan A/C Components and
Emergency Equipment dalam cara mencapai kualitas
produk, biaya dan sasaran TAT. Memastikan semua
sumber daya yang diperlukan tersedia dalam melakukan
pemeliharaan dengan otorisasi dari keperluan A/C yang
teregistrasi sesuai dengan permintaan. Memastikan semua
Component Maintenance yang diperlukan dan perbaikan
kerusakan saat Base Maintenance untuk membuat rancangan
dan standar kualitas yang dispesifikasi dari otorisasi A/C yang
teregistrasi.
Pada Component Maintenance terdapat 4 bagian, yaitu :
○ Avionics
Bagian ini bertugas untuk mengatur produksi dan fungsi
operasi untuk perawatan elektrik/mekanik komponen aircraft
dan komponen mesin untuk meningkatkan kualitas produk,
biaya dan target.
○ Non-Destructive Test (NDT)
Bagian ini bertugas untuk mengatur proses operasional
perawatan pesawat agar sesuai dengan non-destructive testing
dan prosedur yang berlaku.
○ Calibration
Bagian ini adalah laboratorium pengujian yang mendukung
semua fungsi produksi dengan menggunakan pemeriksaaan
104
yang sesuai dan peralatan pengujian untuk perawatan rutin
dari aircraft/ component/ engine/ ground support equipment.
○ Electronic Motor (ELMO)
Bagian ini bertugas untuk mengatur produksi dan fungsi
operasi untuk perawatan elektrik/ mekanik komponen aircraft
dan komponen mesin untuk meningkatkan kualitas produk,
biaya dan target.
8. Engineering Services
Mengatur fungsi Engineering Services dalam cara mencapai
kualitas produk, biaya yang efektif dan sasaran tepat waktu.
Memastikan semua data engineering yang diperlukan dan
sumber daya data tersedia dalam melakukan kegiatan
engineering untuk mencapai kebutuhan pelanggan dan
otorisasi yang ada. Memastikan semua data yang diperlukan
dalam mendukung pemeliharaan, kepercayaan dan
pengembangan dari program pemeliharaan operator dan
perbaikan kerusakan saat pemeliharaan untuk membuat
rancangan dan standar kualitas yang dispesifikasi dari
keperluan operator yang terotorisasi.
Pada Engineering Services terdapat 1 bagian, yaitu :
○ Engineering Solutions
Bagian ini bertugas untuk memberikan solusi – solusi terhadap
layanan yang diberikan, antara lain adalah memberikan
program – program yang dibutuhkan seperti maintenance
program, reliability control program, technical support,
105
aircraft modification, flight data services, aircraft phase in –
phase out, dan accident / incident investigation.
9. Trade & Asset Management
Mengatur fungsi Trade & Asset Management dalam cara
mencapai aset yang efektif (material) untuk mendukung PT.
GMF AeroAsia dalam pemeliharaan untuk perusahaan-
perusahaan penerbangan. Mengecek kinerja dari manajemen
aset dan persediaan dalam hal ketersediaan dalam
menyediakan material untuk melayani perusahaan-perusahaan
penerbangan.
Pada Trade & Asset Management terdapat 1 bagian, yaitu :
○ Material Service Solutions
Bagian ini bertugas untuk memberikan solusi – solusi terhadap
layanan material yang diberikan kepada perusahaan –
perusahaan penerbangan, antara lain adalah asset
management, inventory, management services, dan aircraft
parts trading.
10. Corporate Finance
Mengawasi proses keuangan PT. GMF AeroAsia, mendukung
manajemen dengan penganggaran, kalkulasi biaya dan
administrasi faktur.
11. Business Corporation & Development
Bertanggung jawab pada Business Corperation &
Development, memperoleh tugas dari pelanggan dan
meningkatkan hubungan bisnis yang baik.
106
12. Corporate Strategy & Development
Mengatur fungsi manajemen sumber daya manusia,
mengembangkan program peningkatan proses dan mengawasi
kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan.
Pada Corporate Strategy & Development terdapat 5
Bagian,yaitu :
○ Legal
Mengorganisir dan mengatur aspek proteksi legal Internal
dan Eksternal untuk mencapai pengembangan bisnis yang
berhubungan dengan kebijakan legal dan peraturan
pemerintahan.
○ Corporate Communication
Memastikan program komunikasi yang efektif pada
manajemen dan karyawan untuk mencapai tujuan pemegang
saham atau perusahaan.
○ Human Resources Management
Mengembangkan kebijakan dan program sumber daya
manusia PT. GMF AeroAsia untuk perencanaan perusahaan,
pengembangan perusahaan, jabatan, indoktrinasi dan
pelatihan, relasi karyawan, kompensasi, keuntungan,
keamanan dan kesehatan, dan layanan karyawan.
○ Facility & General Services
Mengatur pemeliharaan dari fasilitas PT. GMF AeroAsia
dan sistem fire fighting untuk mencapai kualitas produk,
biaya dan sasaran TAT.
107
○ Information Technology
Mengembangkan dan memelihara Sistem Informasi
Manajemen, software dan hardware, antara lain :
Sistem Informasi Manajemen
Program Manajemen Software
Pengendalian catatan yang terkomputerisasi
termasuk sistem penyimpanan catatan yang
terkomputerisasi.
Terlibat dalam Business Process Reengineering dimana
berinisiatif dalam koordinasi dengan unit-unit dengan cara
membantu dalam merancang/merancang ulang proses
dimana unit tersebut beroperasi, memaksimalkan
penambahan nilai mereka dan meminimalkan hal lainnya.
Pada Bagian Information Technology terdapat 2 seksi, yaitu :
Information Technology Support
Mengatur dan mengendalikan implementasi fungsi
Infrastruktur Sistem IT, Sistem Aplikasi dan
Hardware berjalan dengan normal. Mengatur
administrasi proses pengadaan hardware dan
software untuk mencapai keperluan prosedur IT.
Bertanggung jawab dalam mengatur sumber daya
mereka dan bertanggung jawab atas hasil yang
didapatkan dari sumber daya mereka.
108
Business Process Improvement
Menganalisa dan meningkatkan Business Process
Engineering berdasarkan pada keperluan prosedur
IT. Memastikan dan memelihara
pengimplementasian dari Business Process
Engineering dengan prosedur sistem IT.
Bertanggung jawab dalam mengatur sumber daya
mereka dan bertanggung jawab atas hasil yang
didapatkan dari sumber daya mereka.
4.4 Proses Penyediaan IT Service Yang Berjalan
Proses penyediaan IT Service yang berjalan dalam perusahaan PT.
GMF AeroAsia adalah seperti yang tertera pada gambar dibawah ini.
109
Gambar 4.2 Proses Penyediaan IT Service (Sumber : Hasil wawancara)
Penjelasan mengenai gambar di atas adalah pada saat user mengalami
masalah yang berhubungan dengan IT service (hardware, software, network
dan lain-lain), maka user dapat menghubungi help desk via telepon.
Masalah/keluhan di input ke dalam komputer dan diidentifikasi oleh help
desk, setelah itu apabila masalah yang ada dapat diberi solusi penyelesaian
User
Help Desk
Computer
IT Support
Mengidentifikasi
Desktop User
Mencatat Keluhan
Menghubungi IT
Memberi Solusi
Memberi Solusi
Memberi Solusi
Menghubungi IT Vendor
IT Vendor
Hardware E-Mail Application
Tersedia Tersedi
a
Tersedia
Internet
Tersedia
Network
Tersedia Tersedi
a
Melaporkan Keluhan
Feed back
Feed back
110
oleh help desk sendiri, maka langsung diberitahukan kepada user. Namun
apabila masalahnya tidak dapat diselesaikan, maka help desk akan
menghubungi bagian IT Support untuk kemudian IT Support tersebut datang
ke lokasi user untuk langsung meninjau dan memperbaiki masalah atau
keluhan yang ada, dimana sebelumnya IT support tersebut sudah
diberitahukan oleh help desk tentang keluhan yang dihadapi oleh user. Jika
masalah atau keluhan yang ada tidak dapat ditangani oleh IT Support, maka
IT Support akan menghubungi pihak IT Vendor yang bersangkutan agar
dapat langsung diambil tindakan perbaikan. Setelah memberi solusi kepada
user, IT Support ataupun IT Vendor akan melaporkan kepada help desk.
4.5 Teknologi Informasi Saat Ini Pada PT. GMF AeroAsia
Teknologi Informasi saat ini pada PT. GMF AeroAsia terbagi atas
aplikasi, infrastruktur, services, dan manajemen, yaitu sebagai berikut :
Aplikasi Teknologi Informasi yang Digunakan Perusahaan
Aplikasi yang digunakan oleh PT. GMF AeroAsia untuk membantu
kegiatan operasionalnya adalah sebagai berikut :
o Engineering applications : suatu software yang digunakan di
divisi engineering untuk mendukung proses bisnis perusahaan.
Software ini dibuat pada tahun 2006 dan digunakan pada tahun
2007. Biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan software ini
adalah sebesar Rp. 24.775.500,-. Software ini memiliki 3
modul, yaitu :
111
Engineering Evaluation Sheet
Modul ini digunakan untuk melakukan evaluasi
terhadap AD (Airworthiness Directing), SB (Service
Bulletin) yang masuk, apakah efektif dan aplicable
terhadap pesawat yang sedang bermasalah atau mesin
yang sedang dilakukan perawatan. Modul ini
digunakan oleh divisi engineering yang berjumlah 75
orang. Dimana divisi engineering dapat mengakses
informasi AD dan SB yang masuk sehingga dapat
dievaluasi dan mengetahui dengan cepat pesawat mana
yang sedang bermasalah dan dapat meningkatkan
produktifitas karyawan. Biaya yang dikeluarkan untuk
membuat modul ini adalah waktu pembuatan modul
selama 37 hari dengan man power sebanyak 1 orang
dengan biaya per hari sebesar Rp. 124.500,-, jadi total
biaya pembuatan modul sebesar (37*1*124.500) =
Rp.4.606.500,-.
Engineering Order Management
Suatu software atau aplikasi yang digunakan
untuk pembuatan engineering Order atau perintah
kerja dari engineering untuk dikerjakan di lapangan
berdasarkan AD, SB yang diterima atau finding
(kerusakan yang terjadi) di lapangan. Modul ini
digunakan oleh divisi engineering yang berjumlah 75
orang. Biaya yang dikeluarkan untuk membuat modul
112
ini adalah waktu pembuatan modul selama 40 hari
dengan man power sebanyak 2 orang dengan biaya per
hari sebesar Rp. 124.500,-, jadi total biaya pembuatan
modul sebesar (40*2*124.500) = Rp. 9.960.000,-.
Open Job Management
Suatu software atau aplikasi untuk memonitor
pekerjaan – pekerjaan yang masih ’open’ (Engineering
Order, finding and retification, routine task, dan lain -
lain) untuk dijadwalkan pengerjaannya di next
schedule maintenance. Modul ini digunakan oleh divisi
Line Maintenance Planning yang berjumlah 50 orang.
Biaya yang dikeluarkan untuk membuat modul ini
adalah waktu pembuatan modul selama 41 hari dengan
man power sebanyak 2 orang dengan biaya per hari
sebesar Rp. 124.500,-, jadi total biaya pembuatan
modul sebesar (41*2*124.500) = Rp. 10.209.000,-.
o HRD Application : suatu software yang digunakan di divisi
Human Resource Management untuk mendukung proses
bisnis perusahaan. Software ini dibuat pada tahun 2006 dan
digunakan pada tahun 2007. Biaya yang dikeluarkan untuk
pembuatan software ini adalah sebesar Rp. 62.125.500,-.
Software ini memiliki 5 modul, yaitu :
Sistem Informasi Training
Modul ini digunakan untuk mengetahui
pelatihan apa saja yang dibutuhkan oleh para
113
karyawannya pada setiap divisi agar para karyawannya
memiliki pengetahuan yang selalu baru. Modul ini
digunakan oleh divisi Human Resource Management
yang berjumlah 8 orang. Biaya yang dikeluarkan untuk
membuat modul ini adalah waktu pembuatan modul
selama 71 hari dengan man power sebanyak 1 orang
dengan biaya per hari sebesar Rp. 124.500,-, jadi total
biaya pembuatan modul sebesar (71*1*124.500) =
Rp.8.839.500,-.
SAP Personal Development
Modul ini digunakan untuk mengetahui
perkembangan dari para setiap karyawannya dalam hal
pekerjaan, apakah karyawan tersebut terus belajar dan
mengembangkan diri dalam hal pekerjaannya atau
tidak. Modul ini digunakan oleh divisi Human
Resource Management yang berjumlah 8 orang Biaya
yang dikeluarkan untuk membuat modul ini adalah
waktu pembuatan modul selama 82 hari dengan man
power sebanyak 3 orang dengan biaya per hari sebesar
Rp. 124.500,-, jadi total biaya pembuatan modul
sebesar (82*3*124.500) = Rp. 30.627.000,-.
License Offer
Modul ini digunakan untuk mengetahui setiap
teknisi yang bekerja di PT. GMF AeroAsia telah
memiliki lisensi dalam menangani mesin pesawat atau
114
belum, dan untuk mengetahui lisensi tersebut telah
habis masa berlakunya atau belum habis masa
berlakunya. Modul ini digunakan oleh divisi Human
Resource Management yang berjumlah 8 orang. Biaya
yang dikeluarkan untuk membuat modul ini adalah
waktu pembuatan modul selama 34 hari dengan man
power sebanyak 1 orang dengan biaya per hari sebesar
Rp. 124.500,-, jadi total biaya pembuatan modul
sebesar (34*1*124.500) = Rp. 4.233.000,-.
Career Offer
Modul ini digunakan untuk mengetahui kinerja
dari setiap karyawannya agar perusahaan dapat menilai
kinerja dari masing – masing karyawan untuk
mendapatkan jenjang karir yang lebih baik. Modul ini
digunakan oleh divisi Human Resource Management
yang berjumlah 8 orang. Biaya yang dikeluarkan untuk
membuat modul ini adalah waktu pembuatan modul
selama 36 hari dengan man power sebanyak 1 orang
dengan biaya per hari sebesar Rp. 124.500,-, jadi total
biaya pembuatan modul sebesar (36*1*124.500) =
Rp.4.482.000,-.
Man Power Planning
Modul ini digunakan untuk mengetahui
kemampuan dari para setiap karyawannya, kebutuhan
jumlah karyawan dan komposisi karyawan. Modul ini
115
digunakan oleh divisi Human Resource Management
yang berjumlah 8 orang. Biaya yang dikeluarkan untuk
membuat modul ini adalah waktu pembuatan modul
selama 112 hari dengan man power sebanyak 1 orang
dengan biaya per hari sebesar Rp. 124.500,-, jadi total
biaya pembuatan modul sebesar (112*1*124.500) =
Rp.13.944.000,-.
o SAP : software ERP (Enterprise Resource Planning) yang
digunakan oleh semua karyawan PT. GMF AeroAsia untuk
menjalankan proses bisnisnya. Dimana software ini dibeli
pada Agustus 2000 dan mulai digunakan pada tahun Januari
2002. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli software ini
adalah sebesar Rp. 1.739.545.000. Software ini memiliki
berbagai modul. Modul yang dipakai dalam perusahaan adalah
sebagai berikut :
Financial Accounting
Modul ini digunakan perusahaan untuk
membantu kegiatan keuangan yang ada di perusahaan
agar tetap akurat. Modul ini digunakan oleh divisi
finance yang berjumlah 12 orang. Dimana divisi
finance dapat mengakses informasi mengenai
keuangan dengan cepat dan akurat. Sehingga hal ini
dapat meningkatkan produktifitas karyawan dengan
mengurangi waktu rutinitas yang berlebihan. Biaya
116
yang dikeluarkan perusahaan untuk membeli software
ini adalah sebesar Rp. 473.233.000.
SCM (Supply Chain Management)
Modul ini digunakan untuk menghubungkan
customers, suppliers, partners dan employees. Modul
ini digunakan oleh divisi Trade & Asset Management
yangberjumlah 20 orang untuk membantu
mengefektifkan peramalan material dari awal hingga
penerimaan pesanan pelanggan tepat pada waktunya.
Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membeli
software ini adalah sebesar Rp. 329.485.000.
CRM (Customer Relationship Management)
Modul ini menampilkan seluruh proses bisnis
yang berhubungan dengan customer dari pemasaran,
pembayaran, dan pengiriman informasi mengenai
produk perusahaan kepada para konsumen. Modul ini
digunakan oleh divisi Business Coorperation and
Development yang berjumlah 25 orang. Biaya yang
dikeluarkan perusahaan untuk membeli software ini
adalah sebesar Rp. 376.250.000.
Infrastruktur
Infrastruktur yang digunakan oleh PT. GMF AeroAsia untuk
membantu kegiatan operasionalnya adalah Platform (Hardware dan
Software), Portal System, Network, Internet, dan Intranet Security.
o Platform (Hardware dan Software)
117
Dalam menjalankan proses bisnisnya perusahaan
menggunakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak
(software) untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan.
Hardware adalah suatu perangkat sistem informasi yang terdiri dari
perlengkapan fisik yang melengkapi sebuah komputer, seperti
monitor, hard-disk, mouse, dan lain – lain. Software adalah suatu
perangkat lunak yang memberikan perintah kepada hardware untuk
menjalankan suatu sistem informasi. Platform ini mulai digunakan
sejak tahun 2002, yang berfungsi untuk memudahkan para karyawan
untuk melakukan pekerjaannya. PT. GMF AeroAsia menggunakan
External Resources untuk menangani platform di perusahaan sehingga
hal ini memudahkan perusahaan untuk menjalankan strategi
perusahaannya. Biaya setiap tahun yang dikeluarkan untuk platform
ini adalah sebesar Rp. 732.556.000,-.
o Portal System
Portal digunakan untuk mengontrol dan menggabungkan
aplikasi–aplikasi perusahaan. Portal menjadi perantara utama untuk
mengintegrasikan, menghubungkan, dan sinkronisasi web servis
dengan database dan aplikasi yang sudah ada yang mencakup seluruh
jaringan perusahaan. Secara bersamaaan dengan peran tersebut serta
fungsi yang lebih jauh, menjadikan Corporate Portal sebagai sebuah
platform yang memungkinkan kolaborasi berbasis global, akses
menyeluruh pada aplikasi-aplikasi perusahaan, data, isi portal dan
web servis, menjadi lebih efisien dalam melakukan manajemen
informasi. Portal ini mulai digunakan sejak tahun 2006. Portal dibuat
118
dan dikembangkan sendiri oleh PT. GMF AeroAsia, jadi total biaya
yang dikeluarkan untuk membuat portal ini adalah sebesar Rp.
93.478.000,-.
o Network
Jaringan yang menghubungkan seluruh perangkat komputer
yang terdapat di perusahaan agar saling terkoneksi dan saling
terhubung. Network berfungsi untuk memudahkan karyawan dalam
melakukan penukaran data dan informasi melalui jaringan yang
terhubung melalui komputer yang terdapat di perusahaan. Network
digunakan perusahaan sejak tahun 2002. Biaya setiap tahun yang
dikeluarkan untuk network adalah sebesar Rp. 52.143.000,-
o Internet, dan Intranet Security
Perangkat keamanan yang digunakan perusahaan untuk
melindungi data dan informasi yang terdapat di perusahaan agar tetap
aman dan tidak dapat diketahui oleh pihak – pihak luar perusahaan
yang ingin menjatuhkan perusahaan. Internet/Intranet Security
digunakan perusahaan sejak tahun 2002. Biaya setiap tahun yang
dikeluarkan untuk Internet/Intranet Security adalah sebesar Rp.
23.028.000,-.
Services
Services yang digunakan oleh PT. GMF AeroAsia untuk membantu
kegiatan operasionalnya adalah Helpdesk, Maintenance, Security
Monitoring.
119
o Helpdesk
Suatu aplikasi yang digunakan untuk membantu user dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapi secara teknis dalam
penggunaan komputer atau aplikasi yang digunakan dalam
perusahaan. Helpdesk digunakan perusahaan sejak tahun 2002. Biaya
setiap tahun yang dikeluarkan untuk Helpdesk adalah sebesar
Rp.38.000.000,-.
o Maintenance
Suatu aplikasi yang digunakan untuk membantu user dalam
memelihara sistem yang ada di perusahaan agar dapat mengurangi
atau mencegah kesalahan – kesalahan yang timbul secara teknis dan
dapat menghambat sistem di perusahaan. Maintenance digunakan
perusahaan pada tahun 2002. Biaya setiap tahun yang dikeluarkan
untuk Maintenance adalah sebesar Rp. 42.000.000,-.
o Security Monitoring
Suatu aplikasi yang digunakan untuk memonitor pertukaran
data dan informasi yang terdapat di perusahaan agar data dan
informasi tersebut tetap aman dalam proses pertukaran data dan
informasi perusahaan. Biaya setiap tahun yang dikeluarkan untuk
Security Monitoring adalah sebesar Rp. 32.000.000,-.
Manajemen
Manajemen yang digunakan oleh PT. GMF AeroAsia untuk
membantu kegiatan operasionalnya adalah Planning, User Requirement,
Implementation, Training Program.
120
o Planning
Proses perencanaan dalam melakukan investasi teknologi
informasi mengenai aplikasi apa yang akan dibuat untuk mendukung
proses bisnis perusahaan menjadi lebih baik yang berdasarkan
teknologi informasi. Tahap perencanaan ini didiskusikan terlebih
dahulu dalam suatu rapat dengan pihak internal perusahaan dan pihak
eksternal perusahaan untuk mengetahui apakah proyek tersebut tepat
untuk dijalankan atau tidak dan membutuhkan waktu berapa lama
untuk menyelesaikan proyek tersebut. Pada tahap perencanaan, biaya
yang dibutuhkan perusahaan setiap tahunnya sebesar Rp. 48.000.000,-
yang digunakan sebagai biaya konsultasi dengan pihak vendor.
o User Requirement
Proses dalam mendeskripsikan kriteria sistem yang dibutuhkan
oleh user agar sistem yang akan dibangun dapat memenuhi kebutuhan
atau sesuai dengan keinginan user dan mengurangi kesalahan
komunikasi yang terjadi dalam membangun suatu sistem di dalam
perusahaan. Biaya setiap tahun yang dikeluarkan untuk User
Requirement adalah sebesar Rp. 83.000.000,-.
o Implementation
Proses merealisasikan sistem secara nyata dalam hal
menggantikan sistem lama dengan sistem yang baru atau sistem yang
sebelumnya tidak ada di perusahaan. Biaya setiap tahun yang
dikeluarkan untuk Implementation adalah sebesar Rp. 52.000.000,-.
121
o Training Program
Pelatihan yang diberikan perusahaan kepada karyawannya agar
kemampuan dan pengetahuan dari setiap karyawan terus berkembang
dan belajar. Program pelatihan ini bertujuan agar semua karyawan
dapat dengan mengetahui aplikasi baru yang terdapat di perusahaan
dan dapat menjalankannya dengan mudah dan dapat beradaptasi
dengan mudah dalam menyesuaikan aplikasi yang lama dengan yang
baru. Biaya yang setiap tahun yang dikeluarkan untuk Training
Program adalah sebesar Rp. 62.000.000,-.
Persentase dari masing – masing sumber daya lights-on adalah
aplikasi 40%, infrastruktur 35%, services 10%, dan manajemen 15%.
Persentase Portfolio Lights-On
Aplikasi40%
Infrastruktur 35%
Services10%
Manajemen15% Aplikasi
Infrastruktur ServicesManajemen
Gambar 4.3 Persentase Portfolio Lights-on(Sumber : Hasil penelitian)
122
● Aplikasi Proyek Yang Sedang Direncanakan
Aplikasi proyek yang sedang direncanakan oleh PT. GMF AeroAsia
untuk membantu kegiatan operasionalnya adalah sebagai berikut :
o Corporate Finance
Corporate Finance adalah suatu aplikasi yang dibuat untuk
mengintegrasikan sistem keuangan dari semua divisi yang terdapat di
perusahaan agar divisi finance tidak kesulitan dalam mendapatkan
informasi mengenai keuangan perusahaan dengan cepat dan dapat
memberikan keputusan dengan cepat dalam hal yang berhubungan
dengan keuangan perusahaan. Dalam aplikasi corporate finance ini,
perusahaan dapat mengetahui arus keluar dan masuknya informasi
mengenai keuangan dari seluruh divisi atau keseluruhan perusahaan.
Total Biaya yang direncanakan untuk proyek ini adalah sebesar
Rp.437.825.000,-.
o Business Intelligent
Business Intelligent adalah aplikasi yang terintegrasi ke
seluruh bagian di perusahaan yang memberikan pengetahuan kepada
perusahaan mengenai pelanggan, pesaing, mitra bisnis, lingkungan
persaingan, dan operasi internal yang memberikan kemampuan bagi
perusahaan untuk membuat keputusan bisnis yang efektif dan
strategis. Aplikasi ini digunakan perusahaan untuk unggul dalam
dunia bisnis, karena aplikasi ini merupakan strategi bisnis dalam
menguasai pasar. Aplikasi ini memberikan banyak informasi yang
dibutuhkan perusahaan. Total biaya yang direncanakan untuk proyek
ini adalah sebesar Rp. 872.545.000,-
123
4.6 IS / IT Planning
Perusahaan melakukan perencanaan IS/IT untuk 3 tahun kedepan sebagai berikut :
Tabel 4.1 IS / IT Planning
Tahun Perencanaan penggunaan TI
1 Corporate Finance untuk mengintegrasikan semua proses keuangan yang ada di perusahaan.
Business Intelligent (BI) untuk mengintegrasikan seluruh informasi yang ada di perusahaan agar terhubung.
2 Aircraft Visit Management untuk mengatur informasi mengenai pesawat yang keluar dan masuk ke dalam hangar untuk diperbaiki atau untuk dilakukan pengecekan.
Maintenance Planning untuk mengatur perencanaan perawatan dari sebuah pesawat.
3 Business Transaction untuk melakukan transaksi bisnis dengan perusahaan airlines.
Maintenance Program Definition untuk mendefinisikan program dari perawatan yang
4.7 Kondisi Lingkungan Industri
Dalam melakukan investasi teknologi informasi, PT GMF AeroAsia
perlu memperhatikan kondisi lingkungan industri baik eksternal maupun
internal. Dengan memperhatikan kondisi lingkungan industri, perusahaan dapat
mengambil langkah-langkah dalam menentukan strategi-strategi dalam
perusahaan. Salah satu pendekatan secara luas yang digunakan oleh perusahaan
untuk mengembangkan strategi dalam industri adalah menggunakan analisis
kompetitif.
124
Model persaingan Porter yang mencakup pemasok, pembeli, pesaing, para
pendatang baru, dan produk pengganti pada PT. GMF AeroAsia digambarkan
pada gambar sebagai berikut :
Data dan Informasi dari Analisis Porter PT. GMF AeroAsia, yaitu:
Konsumen
Yang menjadi konsumen PT. GMF AeroAsia tidak saja dari dalam
negeri tetapi juga dari luar negeri.
Ancaman Pendatang baru
PT ANIPT Indo Pelita
Kekuatan Penawaran dari
PemasokBoeing,AirBus,GoodYe
ar,Honey Well,Rolls Royce,Prat and
Whitney,dll
Pesaing Industri
Nordam Singapore, ST Aero Space, TAECO,
HAECO, AMECO
Kekuatan Penawaran
dari Pembeli-.KLM, Lion Air,Adam Air,Batavia, dll
Ancaman Produk Substitusi
Tidak Ada.
Gambar 4.4 Model Porter(Sumber : Hasil wawancara)
125
-.Konsumen dari dalam negeri diantaranya:
Garuda Indonesia, Airfast Indonesia, Batavia Air, Bouraq Airlines,
Adam Air, Jatayu Air, Lion Air, Merpati Nusantara Airlines, Mandala
Airlines, Pelita Airlines, The Indonesian Air Force, juga domestic dan
internasional air carrier lainnya.
-.konsumen dari luar negeri diantaranya:
Air Niugini, Ansett Worldwide, Boeing Capital Co, Biman
Bangladesh, Commodore Aviation(USA), Dart Aviation(France),
GECAS, Iran Asseman, Japan Airlines, Jetwing Airlines(Sri Langka),
Kabo Air(Nigeria), Korean Air, KLM, Libyan Arab Airlines,
Lufthansa, MKAir(Ghana), Malaysian Airlines, NAT Aviation(USA),
Nigeria Airways, Orient Thai Airlines, Pakistan International Airlines,
PB Air(Thailand), Phoenix Airlines(UAE), Phuket Air(Thailand),
Region Air Alpha(Singapore), Sahara Airlines(India), Spirit of
Africa(Suadn), yemen Airlines, Air China.
PT. GMF AeroAsia harus dapat memuaskan setiap konsumen,
sehingga konsumen tidak pindah pada perusahaan lain dalam
mempercayai maintenance dan service pesawat terbang.
Pesaing
Ada beberapa pesaing PT. GMF AeroAsia diantaranya : Nordam
Singapore, ST Aero Space, TAECO, HAECO, AMECO. Para pesaing
ini merupakan perusahaan yang berada di luar negeri, dan para
pesaing ini memiliki peralatan yang lebih lengkap dalam maintenance
dan servis perusahaan. Tetapi PT. GMF AeroAsia juga memiliki nilai
lebih dibandingkan para pesaingnya sehingga dalam hal ini PT. GMF
126
AeroAsia harus lebih baik lagi dalam melayani para konsumen dan
meningkatkan peralatan dalam maintenance dan service pesawat
konsumen.
Supplier
Supplier-supplier PT. GMF AeroAsia ( Boeing, AirBus, Rolls
Royce, GE, Honey Well, GoodYear, Michelin, Snecma, KLM, SR
Technic) memiliki posisi yang cukup kuat, dikarenakan PT. GMF
AeroAsia harus menggunakan produk-produk supplier agar dapat
menjalankan kegiatan bisnis perusahaan dalam maintenance dan
service pesawat. PT. GMF AeroAsia harus mampu menaati
kesepakatan-kesepakatan kontrak kerjasama yang sudah ditanda
tangani dengan para supplier, sehingga bisnis PT. GMF AeroAsia
dapat berjalan lancar.
Ancaman Pendatang Baru
Pendatang baru yang muncul dibisnis ini adalah PT. ANI dan PT.
Indo Pelita, karena kedua perusahaan ini sedang mengembangkan
usahanya agar dapat menyaingi PT. GMF AeroAsia, sehingga kami
menganggap bahwa kedua perusahaan ini menjadi ancaman
pendatang baru.
Barang Substitusi
Tidak ada barang substitusi yang dapat menggantikan dalam usaha
jasa service dan maintenance. Tetapi persaingan dibidang usaha ini
cukup ketat, dikarenakan persaingan dengan perusahaan luar negeri
yang memilki modal dan professional yang tinggi. Di Indonesia telah
banyak berdiri perusahaan penerbangan , oleh karena itu PT. GMF
127
AeroAsia harus sigap dalam melihat peluang ini, dengan cara
memberikan pelayanan , skill & SDM yg baik, sehingga perusahaan
penerbangan baik di Indonesia dan luar negeri memilih PT. GMF
AeroAsia untuk maintenance dan service pesawat.
4.8 Model Konfigurasi Value Chain Alternatif (Value Shops)
Menurut Stabell dan Fjeldstad ada 2 alternatif model konfigurasi rantai nilai
yaitu Value Shops dan Value Networks, dimana ke 2 model ini difokuskan pada
aktivitas utama (Primer) rantai nilai sedangkan aktivitas (Supporting)
pendukungnya sama dengan aktivitas pendukung pada model Porter. Penggunaan
rantai nilai dapat membantu PT. GMF AeroAsia memahami rantai nilai internal
perusahaan dibandingkan dengan pesaing sehingga lebih menguntungkan PT.
GMF AeroAsia dalam persaingan bisnis.
Gambar 4.5 Value shops(Sumber : Hasil Penelitian)
128
Analisa rantai nilai pada PT. GMF AeroAsia menggunakan alternatif model
konfigurasi rantai nilai yang dinamakan service businesss “value shops”, yang
cocok digunakan untuk perusahaan yang mendapatkan “nilai” (keuntungan)
dengan cara memberikan solusi bagi pelanggannya. Dalam kasus PT. GMF
AeroAsia, klien membutuhkan solusi untuk service dan maintenance pesawat.
PT. GMF AeroAsia mendapatkan keuntungan dari setiap maintenance dan servis
pesawat pelanggan.
Aktivitas-aktivitas utama value shops PT. GMF AeroAsia, antara lain :
Bisnis Acquisition
Dalam kegiatan ini perusahaan merumuskan apa yang menjadi
kebutuhan para pelanggan perusahaan PT. GMF AeroAsia. Data dan
informasi yang diperoleh adalah berdasarkan pelanggan apa saja yang
menjadi kebutuhan dan keinginan perusahaan. Hal ini akan membantu
PT. GMF AeroAsia memahami pelanggannya dan meninjau kembali apa
saja yang perlu di kembangkan perusahaan untuk menjaga selera
pelanggannya.
o Kualitas, pelanggan melihat apakah perusahaan memiliki kemampuan
yang dibutuhkan untuk merawat jenis pesawat pelanggan.
o Delivery yang baik, karena pelanggan PT. GMF AeroAsia adalah
perusahaan penerbangan maka waktu delivery merupakan hal yang
sangat penting bagi pelanggan. Semakin cepat akan semakin baik.
o Harga (Cost) yang competitive, konsumen tentu mengunakan sistem
ekonomi yang menganut “Meraih keuntungan sebanyak-banyaknya
dengan pengeluaran sekecil-kecilnya” Maka pelanggan perusahaan
akan meminta harga serendah mungkin.
129
Problem Specification
Dalam kegiatan ini perusahaan dapat mencari tahu apa saja yang akan
menjadi kendala perusahaan dalam memenuhi permintaan pelanggannya.
Dan melihat apakah perusahaan dapat memberikan pelayanan yang
maksimal dalam memenuhi permintaan tersebut.
o Material component yang tidak ada
o Tenaga kerja yang sedikit
o pelanggan yang terdiri dari pelanggan internasional dan Domestik.
Knowledge Application
Dalam hal ini perusahaan akan mengembangkan suatu knowledge
application perusahaan yang dimaksudkan untuk mengatasi masalah-
masalah perusahaan dalam memberikan pelayanan yang baik dan
kepuasan bagi pelanggannya. Selama ini PT. GMF AeroAsia juga
menggunakan External Resources untuk mendukung pengembangan
bisnis perusahaan yang berupa jasa Consulting, outsoucing, dan menjalin
kerja sama dengan mitra bisnis sebagai strategi perusahaan
mengembangkan usahanya.
o External Resources
PT.Prentise : Outsourcing dalam memberikan konsultasi
business support seperti email, desktop, meeting planner.
DELL : Hardware, software maintenance, system security
(Data,firewall,virus).
Allocation of resource
Pada kegiatan ini perusahaan akan mencoba menerapkan strategi
baru bagi perusahaan dan menganalisa kemampuan perusahaan untuk
130
mengimplementasikan strategi tersebut. Perusahaan juga melakukan
analisa 5 M yang meliputi Man, Money, Material, Machine, dan
Method. Apabila terjadi kekurangan sumber daya perusahaan akan
melakukan strategy pemasaran untuk mendukung sumber daya yang
dibutuhkan seperti membuat kerja sama dengan Suplier yang berupa
consignment material dan component sehingga dapat meringankan
biaya yang ditanggung perusahaan.
Marketing Capability
Dalam kegiatan ini perusahaan melakukan iklan dan promosi
untuk mengenalkan usaha maintenance aircraft kepada pelanggan dan
masyarakat yang merupakan operator maskapai penerbangan dengan
melakukan promosi iklan pada media cetak, mengikuti airshow yang
diadakan di negara-negara lain, melakukan perjalanan atau kunjungan
kepada perusahaan penerbangan secara langsung, dan juga
menerapkan informasi melalui web.
Analisa rantai nilai terhadap PT. GMF AeroAsia dilakukan untuk
menjelaskan dengan detail setiap aktivitas utama perusahaan yang
memberi nilai tambah bagi konsumen, karena setiap aktivitas yang
berjalan membutuhkan biaya maka diharapkan implementasi IT/IS
yang sesuai untuk setiap aktivitas utama akan memberi keuntungan
bagi perusahaan.
Configure Solution
Dalam kegiatan ini perusahaan melakukan analisa solusi masalah
yang dihadapi untuk meningkatkan pelayanan dan kepuasan client
perusahaan. Dengan menerapkan beberapa perencanaan dan
131
implementasi solusi yang diambil sesuai hasil keputusan yang telah
dilakukan.
Execute Solution
Dalam kegiatan ini perusahaan memulai penerapan implementasi
solusi yang telah dibuat sesuai jadwal implementasi yang sudah di
rencanakan sebelumnya
4.8.1 Aktivitas nilai pendukung (Support Value Activities)
Menyediakan input dan infrastruktur yang memungkinkan aktivitas utama
berlangsung. Aktivitas nilai pendukung PT. GMF AeroAsia mencakup:
Infrastruktur
Yang termasuk didalamnya adalah Marketing, Production, Finance,
Customer Service yang digunakan untuk mendukung operasional service.
Tiga buah hangar yang terdiri dari 1 hanggar wide body dan 2 hanggar
narrow body. Secara keseluruhan memiliki 13 gedung pendukung
operasional, APRON, Run Up Bay, dan lapangan parkir karyawan diatas
tanah seluas 115 Ha.
Human Resource Management
Yang termasuk didalamnya yaitu personalia, pembayaran/gaji,
penerimaan karyawan baru, trainning, Man Power Palnning yang
digunakan untuk mendukung operasional service.
Teknologi Development
Yang termasuk didalamnya adalah production Engineering,
capability Development, TAT improvement yang digunakan untuk
mendukung operasional service.
132
Procurement
Yang termasuk didalamnya adalah purchasing, subcontracting,
supplier Management yang berfungsi sebagai aktivitas pendukung.
Melalui analisa rantai nilai ini perusahaan dapat mengetahui apa saja
yang diinginkan pelanggan dan memudahkan perusahaan melakukan
pengembangan strategi untuk mendukung operasional perusahaan.
Perusahaan dapat menganalisa suatu aplikasi pendukung yang tepat dan
meninjau infrastruktur yang telah dimiliki apakah telah cukup membantu
operasional perusahaan atau belum. Dari analisa ini, perusahaan masih
memiliki suatu kelemahan yaitu mengetahui kebutuhan dan keinginan
pelanggan yang dapat merespon secara langsung keluhan pelanggan, dan
persediaan component yang kurang terkontrol.
4.9. Analisis Industri
4.9.1 Evaluasi Faktor Internal
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak perusahaan, maka
didapatkan gambaran umum tentang faktor-faktor yang dapat menjadi
kekuatan dan kelemahan pada PT. GMF AeroAsia, yakni sebagai
berikut:
4.9.1.1 Strength (Kekuatan)
Adapun faktor-faktor internal yang teridentifikasi
sebagai kekuatan perusahaan adalah sebagai berikut :
1. PT. GMF AeroAsia merupakan repair station yang telah
mendapat sertifikasi dari CASR (Civil Aviation Safety
Regulation, otoritas penerbangan Indonesia), EASA
133
(European Aviation Safety Agency, otoritas penerbangan
Eropa), dan FAA (Federal Aviation Administration, otoritas
penerbangan Amerika).
2. Sistem perusahaan yang telah terintegrasi antara satu divisi
dengan divisi yang lainnya sehingga memudahkan adanya
pertukaran informasi yang up – to – date.
3. Kualitas perusahaan yang baik dengan teknisi yang sesuai
dengan standar penerbangan nasional dan internasional.
4. Satu – satunya bengkel perawatan pesawat terbang di
Indonesia dan memiliki fasilitas yang baik dan terawat secara
periodik
5. Biaya perawatan pesawat terbang yang sangat kompetitif.
4.9.1.2 Weakness (Kelemahan)
Adapun faktor-faktor internal yang teridentifikasi
sebagai kelemahan perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Perawatan Komponen masih ada yang belum sesuai dengan
keinginan pelanggan dan membutuhkan waktu perawatan yang
cukup lama, TAT (Turn Around Time, waktu perawatan
pesawat).
2. Sistem persediaan komponen yang kurang terkontrol sehingga
mengakibatkan adanya keterlambatan dalam menyelesaikan
perawatan pesawat pelanggan.
3. Hubungan perusahaan dengan pelanggan yang kurang dekat
sehingga mengakibatkan kurangnya informasi mengenai para
pelanggan seperti kebutuhan dan keinginan pelanggan yang
134
dapat merespon secara langsung keluhan yang dihadapi para
pelanggan mengenai fasilitas yang diberikan perusahaan
kepada para pelanggannya.
4. Sistem PT. GMF AeroAsia belum berjalan dengan efektif, hal
ini dapat dirasakan dengan banyaknya penyelesaian masalah
yang tidak terkomunikasikan dengan baik.
5. Pendokumentasian di PT. GMF AeroAsia masih belum
berjalan dengan baik.
4.9.1.3 Hasil Evaluasi Faktor Internal
Setelah melakukan analisis lingkungan internal
sehingga teridentifikasi beberapa kekuatan dan kelemahan,
maka faktor-faktor tersebut dapat dimasukkan dan dihitung
nilai IFAS. Nilai tersebut diperoleh dengan melakukan
pembobotan setiap faktor sesuai dengan kepentingan relatif
bagi perusahaan untuk sukses dalam industri dengan perincian
bobot 1 (tidak penting) sampai 4 (amat penting), kemudian
setiap faktor akan dinilai atau diranking berdasarkan apakah
faktor bersangkutan. Dengan mengalikan bobot dan ranking
maka akan diperoleh nilai masing-masing faktor yang akan
dijumlahkan untuk memperoleh hasil nilai total IFAS.
135
Tabel 4.2 Faktor Kekuatan PT. GMF AeroAsia
No. Faktor Kekuatan Perusahaan1 PT. GMF AeroAsia telah mendapat sertifikasi dari nasional dan internasional.2 Sistem perusahaan yang telah terintegrasi.3 Kualitas perusahaan yang baik.4 Satu – satunya bengkel perawatan pesawat terbang di Indonesia.5 Biaya perawatan pesawat terbang yang sangat kompetitif.
(Sumber: PT. GMF AeroAsia)
Tabel 4.3 Faktor Kelemahan PT. GMF AeroAsia
No. Faktor Kelemahan Perusahaan1 Perawatan Komponen masih ada yang belum sesuai dengan keinginan pelanggan.2 Sistem persediaan komponen yang kurang terkontrol.3 Hubungan perusahaan dengan konsumen yang kurang dekat.4 Sistem PT. GMF AeroAsia belum berjalan dengan efektif.5 Pendokumentasian di PT. GMF AeroAsia masih belum berjalan dengan baik.
(Sumber: PT. GMF AeroAsia)
Tabel 4.4 Pemberian Peringkat Faktor Internal PT. GMF AeroAsia
No. Faktor Internal Perusahaan Peringkat
1 PT. GMF AeroAsia telah mendapat sertifikasi dari nasional dan internasional. 4
2 Sistem perusahaan yang telah terintegrasi. 43 Kualitas perusahaan yang baik. 44 Satu – satunya bengkel perawatan pesawat terbang di Indonesia. 45 Biaya perawatan pesawat terbang yang sangat kompetitif. 3
6 Perawatan Komponen masih ada yang belum sesuai dengan keinginan pelanggan. 2
7 Sistem persediaan komponen yang kurang terkontrol. 18 Hubungan perusahaan dengan konsumen yang kurang dekat. 19 Sistem PT. GMF AeroAsia belum berjalan dengan efektif. 1
10 Pendokumentasian di PT. GMF AeroAsia masih belum berjalan dengan baik. 2
(Sumber: PT. GMF AeroAsia)
136
Matriks Evaluasi Faktor Internal (EFI)
Tabel 4.5 Hasil Matriks EFI pada PT. GMF AeroAsia
Strength Bobot PeringkatNilai Yang
DibobotPT. GMF AeroAsia telah mendapat sertifikasi dari nasional dan internasional.
0.273 4 1.092
Sistem perusahaan yang telah terintegrasi. 0.187 4 0.748Kualitas perusahaan yang baik. 0.143 4 0.572Satu – satunya bengkel perawatan pesawat terbang di Indonesia.
0.112 4 0.448
Biaya perawatan pesawat terbang yang sangat kompetitif.
0.079 3 0.273
Sub Total (Strength) 3.097
Weakness Bobot PeringkatNilai Yang
DibobotPerawatan Komponen masih ada yang belum sesuai dengan keinginan pelanggan.
0.064 2 0.128
Sistem persediaan komponen yang kurang terkontrol. 0.054 1 0.054Hubungan perusahaan dengan konsumen yang kurang dekat.
0.043 1 0.043
Sistem PT. GMF AeroAsia belum berjalan dengan efektif.
0.026 1 0.026
Pendokumentasian di PT. GMF AeroAsia masih belum berjalan dengan baik.
0.019 2 0.038
Sub Total (Weakness) 0.289Total EFI 1.00 3.386
Total EFI sebesar 3.386 menunjukkan posisi internal (kekuatan serta
kelemahan) PT. GMF AeroAsia kuat.
4.9.2 Evaluasi Faktor Eksternal
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak perusahaan, maka
didapatkan gambaran umum tentang faktor-faktor yang dapat menjadi
peluang maupun ancaman pada PT. GMF AeroAsia, yakni sebagai berikut:
137
4.9.2.1 Opportunity (Peluang)
Adapun faktor-faktor eksternal yang teridentifikasi sebagai peluang
bagi perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Munculnya Airlines baru di Indonesia merupakan peluang
bagi PT. GMF AeroAsia.
2. Penggunaan teknologi informasi untuk mendukung usaha.
3. PT. GMF AeroAsia akan segera menjadi perusahaan publik
(go public) sehingga akan mendapatkan dana untuk
pengembangan perusahaan.
4. Banyak perusahaan airlines memikirkan biaya perawatan,
dengan alasan kualitas, waktu perawatan pesawat dan biaya.
5. Kepedulian perusahaan airlines tentang keamanan dan
keselamatan pesawat sehingga perusahaan airlines harus
melakukan perawatan secara rutin.
4.9.2.2 Threat (Ancaman)
Adapun faktor-faktor eksternal yang teridentifikasi sebagai ancaman
bagi perusahaan adalah sebagai berikut
1. Pemberitaan yang negatif di media mengenai buruknya
perawatan pesawat terbang di Indonesia.
2. Konsumen semakin kritis terhadap aspek Quality, Cost dan
Delivery.
3. Perusahaan airlines melakukan perawatan pesawat di luar
negeri atau negara tetangga terdekat yang memiliki bengkel
perawatan pesawat terbang.
138
4. Situasi ekonomi Indonesia yang masih belum stabil membuat
airlines menjadi tidak liquid dan cenderung menunda
pembayaran.
5. Munculnya perusahaan – perusahaan baru dalam bidang yang
sama dengan PT. GMF AeroAsia.
4.9.2.3 Hasil Evaluasi Faktor Eksternal
Setelah melakukan analisis lingkungan eksternal sehingga
teridentifikasi beberapa peluang dan ancaman, maka faktor-faktor
tersebut dapat dimasukkan dan dihitung nilai EFE. Nilai tersebut
diperoleh dengan melakukan pembobotan setiap faktor sesuai dengan
kepentingan relatif bagi perusahaan untuk sukses dalam industri
dengan perincian bobot 1 (tidak penting) sampai 4 (amat penting),
kemudian setiap faktor akan dinilai atau diranking berdasarkan
apakah faktor bersangkutan. Dengan mengalikan bobot dan ranking
maka akan diperoleh nilai masing-masing faktor yang akan
dijumlahkan untuk memperoleh hasil nilai total EFE.
Tabel 4.6 Faktor Peluang PT. GMF AeroAsia
No. Faktor Peluang Perusahaan1 Munculnya Airlines baru di Indonesia.2 Penggunaan teknologi informasi untuk mendukung usaha.3 PT. GMF AeroAsia akan segera menjadi perusahaan publik (go public).
4 Banyak perusahaan airlines memikirkan biaya perawatan, dengan alasan kualitas, waktu perawatan pesawat dan biaya.
5 Kepedulian perusahaan airlines tentang keamanan dan keselamatan pesawat.
139
Tabel 4.7 Faktor Ancaman PT. GMF AeroAsia
No. Faktor Ancaman Perusahaan1 Pemberitaan yang negatif di media.2 Konsumen semakin kritis terhadap aspek Quality, Cost dan Delivery.3 Perusahaan airlines melakukan perawatan pesawat di luar negeri.4 Situasi ekonomi Indonesia yang masih belum stabil.
5Munculnya perusahaan – perusahaan baru dalam bidang yang sama dengan PT. GMF AeroAsia.
Tabel 4.8 Pemberian Peringkat Faktor Eksternal PT. GMF AeroAsia
No. Faktor Eksternal Perusahaan Peringkat1 Munculnya Airlines baru di Indonesia. 32 Penggunaan teknologi informasi untuk mendukung usaha. 3
3 PT. GMF AeroAsia akan segera menjadi perusahaan publik (go public). 4
4 Banyak perusahaan airlines memikirkan biaya perawatan, dengan alasan kualitas, waktu perawatan pesawat dan biaya. 3
5 Kepedulian perusahaan airlines tentang keamanan dan keselamatan pesawat. 4
6 Pemberitaan yang negatif di media. 4
7 Konsumen semakin kritis terhadap aspek Quality, Cost dan Delivery. 3
8 Perusahaan airlines melakukan perawatan pesawat di luar negeri. 49 Situasi ekonomi Indonesia yang masih belum stabil. 3
10 Munculnya perusahaan – perusahaan baru dalam bidang yang sama dengan PT. GMF AeroAsia. 3
(Sumber: PT. GMF AeroAsia)
140
Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)
Tabel 4.9 Hasil Matriks EFE pada PT. GMF AeroAsia
Threat Bobot PeringkatNilai Yang
DibobotPemberitaan yang negatif di media. 0.067 4 0.268Konsumen semakin kritis terhadap aspek Quality, Cost dan Delivery.
0.044 3 0.132
Perusahaan airlines melakukan perawatan pesawat di luar negeri.
0.043 4 0.172
Situasi ekonomi Indonesia yang masih belum stabil. 0.033 3 0.099Munculnya perusahaan – perusahaan baru dalam bidang yang sama dengan PT. GMF AeroAsia.
0.024 3 0.072
Sub Total (Threat) 0.743Total EFE 1.00 3.359
Total EFE sebesar 3.359 menunjukkan PT. GMF AeroAsia memberi respon baik atau
lebih besar dari rata-rata industri terhadap peluang serta ancaman yang ada dalam
industrinya.
Oportunity Bobot PeringkatNilai Yang
DibobotMunculnya Airlines baru di Indonesia. 0.270 3 0.810Penggunaan teknologi informasi untuk mendukung usaha.
0.188 3 0.564
PT. GMF AeroAsia akan segera menjadi perusahaan publik (go public).
0.140 4 0.560
Banyak perusahaan airlines memikirkan biaya perawatan, dengan alasan kualitas, waktu perawatan pesawat dan biaya.
0.1143
0.342
Kepedulian perusahaan airlines tentang keamanan dan keselamatan pesawat.
0.085 4 0.340
Sub Total (Oportunity) 2.616
141
Matriks SWOT
Matriks SWOT merupakan suatu alat yang bersandar pada informasi yang
ditunkan dari tahap input untuk mencocokkan peluang dan ancaman eksternal dengan
kekuatan dan kelemahan internal. Mencocokkan faktor keberhasilan eksternal dan
internal adalah kunci untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak secara efektif.
Dari matriks SWOT dapat membantu manajer mengembangkan 4 tipe strategi : SO
(kekuatan-peluang – strengths- opportunities), WO (kelemahan-peluang – weakness-
opportunities), ST (kelemahan-ancaman – weakness-threats), WT ( kelemahan-
ancaman – weakness-threats). Dari hasil evaluasi menggunakan matriks SWOT (tabel
4.9), maka dapat diidentifikasikan beberapa strategi yang dapat dijalankan perusahaan
142
Tabel 4.10 Hasil Matriks SWOT PT. GMF AeroAsia
STRENGHTS (S)1. PT. GMF AeroAsia telah
mendapat sertifikasi dari nasional dan internasional.
2. Sistem perusahaan yang telah terintegrasi.
3. Kualitas perusahaan yang baik.
4. Satu – satunya bengkel perawatan pesawat terbang di Indonesia.
5. Biaya perawatan pesawat terbang yang sangat kompetitif.
WEAKNESS (W)1. Perawatan Komponen
masih ada yang belum sesuai dengan keinginan pelanggan.
2. Sistem persediaan komponen yang kurang terkontrol.
3. Hubungan perusahaan dengan konsumen yang kurang dekat.
4. Sistem PT. GMF AeroAsia belum berjalan dengan efektif.
5. Pendokumentasian di PT. GMF AeroAsia masih belum berjalan dengan baik.
OPPORTUNITIES (O)1. Munculnya Airlines baru di
Indonesia.2. Penggunaan teknologi informasi
untuk mendukung usaha.3. PT. GMF AeroAsia akan segera
menjadi perusahaan publik (go public).
4. Banyak perusahaan airlines memikirkan biaya perawatan, dengan alasan kualitas, waktu perawatan pesawat dan biaya.
5. Kepedulian perusahaan airlinestentang keamanan dan keselamatan pesawat.
STRATEGI SO1. Fokus pada kerjasama
dengan perusahaan airlines dalam menangani perawatan dan perbaikan pesawatnya.(S1,S4,O1,05)
2. Fokus pada peningkatan sistem informasi untukmenarik para investor untuk menanamkan modalnya.(S2,S3,O2,O3)
3. Fokus pada peningkatan layanan untuk meningkatkan kepuasan kepada pelanggan.(S1,S3,O1,O4,O5)
4. Fokus pada peningkatan teknologi informasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan.(S2,S3,O2)
STRATEGI WO1. Fokus dalam menggunakan
teknologi untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan.(W1,O3,O4,O5)
2. Fokus menjalin kerjasama dengan supplier untuk mendukung material dan komponen sehingga dapat meringankan biaya. (W2,O4)
3. Fokus pada semua kegiatan maintenance (khususnya engine maintenance) berdasarkan pada Teknologi Informasi dan equipment yang disupply.(W1,W4,W5,O4,O5)
THREATS (T)1. Pemberitaan yang negatif di media.2. Konsumen semakin kritis terhadap
aspek Quality, Cost dan Delivery. 3. Perusahaan airlines melakukan
perawatan pesawat di luar negeri. 4. Situasi ekonomi Indonesia yang
masih belum stabil. 5. Munculnya perusahaan –
perusahaan baru dalam bidang yang sama dengan PT. GMF AeroAsia.
STRATEGI ST1. Meningkatkan kualitas
pelayanan dan kemampuan para teknisi.(S1,S3,T1,T2)
2. Mengembangkan citra perusahaan agar para perusahaan airlines tetap merawat dan memperbaiki pesawatnya di PT. GMF AeroAsia.(S1,S3,S4,T1,T3,T5)
3. Menekan harga
STRATEGI WT1. Mengadakan pelatihan
khusus dan terus – menerus untuk meningkatkan disiplin sumber daya manusia yang ada.(W2,W3,T1,T2)
2. Membuat sistem perencanaan material yang sesuai dengan yang dibutuhkan dalam melakukan perawatan pesawat.(W1,W4,W5,T2)
3. Menekan biaya produksi
143
maintenance dan service agar lebih murah, tetapi tetapkompetitif.(S3,S4,S5,T2,T3)
dengan keunggulan Teknologi Informasi untuk mendukung kegiatan bisnis.(W1,W3,T2,T3)
Matriks Internal Eksternal (IE)
Total Nilai EFE BerbobotKuat 3,00-4,00 Sedang 2,00-2,99 Lemah 1,00-1,99
4,00 3,00 2,00 1,00Tumbuh dan bina Tumbuh dan bina Pertahankan dan
Tingggi Strategi intensif Strategi Pasar : pelihara :* penetrasi pasar * penetrasi pasar * penetrasi pasar
3,00-4,00* pengembangan pasar
* pengembangan pasar * pengembangan
* pengembangan * pengembangan Produk
3,00 Produk produk
Sedang Tumbuh dan bina Pertahankan dan Panen atau divestasi
Strategi intensif pelihara :2,00-2,99 * penetrasi pasar * penetrasi pasar
* pengembangan pasar * pengembangan * pengembangan produk
2,00 Produk
Rendah Pertahankan dan Panen atau divestasi
Panen atau divestasi
pelihara :1,00-1,99 * penetrasi pasar
* pengembangan Produk
1,00Sumber : Hasil penelitian
Gambar 4.6 Matriks IE
(Sumber : Hasil penelitian)
Berdasarkan hasil evaluasi faktor eksternal dan faktor internal pada sub bab
sebelumnya, maka dapat diproyeksikan hasilnya ke dalam matriks Internal Ekstenal
sebagai tahap pencocokan strategi perusahaan, dimana nilai EFI adalah 3.386 dan nilai
EFE adalah 3.359.
144
Dengan demikian daerah yang terarsir menunjukkan tindakan strategis yang
perlu PT. GMF AeroAsia lakukan yakni mempertahankan dan memelihara jenis usaha
yang telah dilakukan dengan melaksanakan:
Penetrasi pasar
Penetrasi pasar dapat dilakukan dengan mempromosikan jasa
yang ditawarkan secara gencar sehingga mampu meningkatkan penjualan
dan pangsa pasar. Perusahaan harus melakukan promosi secara gencar
agar pembeli tetap loyal dengan perusahaan dan memfokuskan secara
maksimal kepada stakeholder.
Pengembangan pasar
Dalam pengembangan pasar dapat dilakukan dengan memasuki
pasar-pasar Internasional utnuk menarik perhatian konsumen.
Pengembangan produk
Dengan selalu melakukan pengembangan produk yang dalam hal
ini berupa menu menu yang berkualitas dan bervariasi sesuai dengan
kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen. Hal ini juga arus didukung
dengan adanya usaha promosi yang maksimal.
4.10 Arahan strategi bisnis
Menurut Benson et al (2004, p38), setiap perusahaan biasanya memiliki
arahan strategis (strategic intentions). Arahan strategi merefleksikan apa yang akan
manajemen lakukan pada masa mendatang. Dengan kata lain apa yang akan
145
lakukan dalam hal perbaikan strategi atau efektifitas operasional haruslah
berdampak pada garis bawah.
Untuk menentukan arahan strategi, perusahaan harus menggunakan matriks
SWOT. Dimana matriks SWOT merupakan alat yang digunakan dengan
mencocokkan faktor internal dan faktor eksternal untuk menentukan tipe strategi.
Dari hasil analisis penelitian maka arahan strategi PT. GMF AeroAsia sebagai
berikut:
Tabel 4.11 Arahan Strategi PT. GMF AeroAsia
Arahan stategis
Tujuan Arahan Strategis
Metrik Arahan Strategis Bobot
Fokus pada kerjasama dengan perusahaan airlines dalam menangani perawatan dan perbaikan pesawatnya.
Menyediakan layanan yang berkualitas dengan teknisi pesawat yang telah mempunyai standar nasional dan internasional.
Memberikan harga yang kompetitif dan dapat dijangkau oleh perusahaan airlines
Peningkatan jumlah perusahaan airlines yang bekerjasama untuk menangani perawatan mesin pesawat.
35
Fokus pada peningkatan sistem informasi untuk menarik para investor untuk menanamkan modalnya.
Melakukan kerjasama dengan mitra yang lain untuk meningkatkan bisnis.
Menyediakan informasi berbasiskan webagar para investordapat melihat informasi mengenai perusahaan dan tertarik untuk
Perluasan pangsa pasar
Perluasan jaringan layanan
30
146
menanamkan modalnya
Fokus pada peningkatan layanan untuk meningkatkan kepuasan kepada pelanggan.
Memberikan layanan yang memuaskan kepada para pelanggan
Memberikan kenyamanan dalam melakukan perawatan pesawat kepada para pelanggan
Loyalitas para pelanggan
Menurunnya jumlah keluhan yang diterima dari para pelanggan
20
Fokus pada peningkatan teknologi informasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Menerapkan sistem kerjaberbasiskan teknologi informasi
Meningkatkan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) dalam hal teknologi informasi
Kualitas pelayanan dan profesionalisme meningkat
Kinerja kerja yang membaik
15
4.11 Demand/Supply Planning
Setelah membuat arahan strategi, maka dibuatlah penelitian mengenai
Demand/Supply Planning yang merupakan turunan dari arahan strategi yang sudah
diteliti sebelumnya, sehingga dapat diketahui dengan jelas Demand apa saja yang
diinginkan oleh unit bisnis dari divisi IT sehingga divisi IT dapat
melaksanakannya dalam bentuk Supply.
147
Tabel 4.12 Demand/Supply Planning : Fokus pada kerjasama dengan perusahaan
airlines dalam menangani perawatan dan perbaikan pesawatnya.
Demand SupplyKonteks Strategi
BisnisPerencanaan Strategi
untuk Penggunaan TI
Perencanaan Strategi untuk
Pemasok TIArahan Strategi Fokus pada kerjasama
dengan perusahaan airlines dalam menangani perawatan dan perbaikan pesawatnya.
Menyediakan fitur – fitur melalui website kepada para pelanggan mengenai keuntungan yang akandidapat perusahaan airlines jika menjalin kerjasama dengan perusahaan.
Membuat website mengenai keuntungan – keuntungan jika bekarjasma dengan perusahaan
Tujuan Strategi Menyediakan layanan yang berkualitas dengan teknisi pesawat yang telah mempunyai standar nasional dan internasional.
Memberikan harga yang kompetitif dan dapat dijangkau oleh perusahaan airlines
Menampilkan informasi mengenai tenaga – tenaga teknisi yang berkualitas dan mempunyai standar nasional dan internasional.
Menggunakan sistem berbasiskan Information Technology untuk mengurangi biaya yang tidak perlu.
Mendukung pembuatan website untuk menampilkan informasi –informasi mengenai produk yang ditawarkan.
Membuat sistem yang dapat mengurangi biaya yang tidak diperlukan.
Inisiatif Strategi Peningkatan jumlah perusahaan airlines yang bekerjasama untuk menangani perawatan mesin pesawat.
Menyediakan informasi yang lengkap mengenai keuntungan yang akan didapat perusahaan airlines jika bekerjasama dengan perusahaan.
Merancang suatu jaringan yang dapat terhubung dengan perusahaan airlines yang telah bekerjasama sehingga arus data dan informasi menjadi tidak terhambat.
148
Tabel 4.13 Demand/Supply Planning : Fokus pada peningkatan sistem informasi untuk
menarik para investor untuk menanamkan modalnya.
Demand Supply
Konteks Strategi
Bisnis
Perencanaan
Strategi untuk
Penggunaan TI
Perencanaan
Strategi untuk
Pemasok TI
Arahan Strategi Fokus pada peningkatan sistem informasi untuk menarik para investor untuk menanamkan modalnya.
Informasi mengenai perusahaan yang dapat diakses dengan cepat.
Mengembangkan sistem informasi yang dapat memberikan arus data dan informasi dengan cepat dan tepat.
Tujuan Strategi Melakukan kerjasama dengan mitra yang lain untuk meningkatkan bisnis.
Menyediakan informasi berbasiskan web agar para investor dapat melihat informasi mengenai perusahaan dan tertarik untuk menanamkan modalnya
Mengumpulkan dan up – to-dateterhadap informasi mengenai para mitra bisnis.
Meningkatkan layanan yang berbasiskan Information Technology kepada para investor agar tertarik menanamkan modalnya.
Menerapkan aplikasi yang berbasiskan Information Technology seperti B2B (Business to Business), dan EDI (Electronic Data Interchage)
Inisiatif Strategi Perluasan pangsa pasar
Perluasan jaringan layanan
Menyediakan aplikasi sistem informasi yang dapat menggambarkan kondisi dan kebutuhan para investor.
Membuat aplikasi BI (Business Intelligence), dan MIS (Management Information System).
149
Tabel 4.14 Demand/Supply Planning : Fokus pada peningkatan layanan untuk
meningkatkan kepuasan kepada pelanggan.
Demand Supply
Konteks Strategi
Bisnis
Perencanaan
Strategi untuk
Penggunaan TI
Perencanaan
Strategi untuk
Pemasok TI
Arahan
Strategi
Fokus pada peningkatan layanan untuk meningkatkan kepuasan kepada pelanggan.
Menyediakan layanan dan keinginan dari para pelanggan
Membangun Sistem Teknologi Informasi yang dapat meningkatkan layanan kepada para pelanggan.
Tujuan
Strategi
Memberikan layanan yang memuaskan kepada para pelanggan
Memberikan kenyamanan dalam melakukan perawatan pesawat kepada para pelanggan
Memelihara dan mengumpulkan informasi mengenai keinginan dari para pelanggan.
Merancang sebuah FAQ (Frequently Asked Question) dan helpdesksecara online antara para pelanggan dan perusahaan.
Inisiatif
Strategi
Loyalitas para pelanggan
Menurunnya jumlah keluhan yang diterima dari para pelanggan
Menyediakan sebuah sistem aplikasi yang dapat menilai dan mengetahui keinginan dan keluhan seperti apa yang diinginkan pelanggan
Menerapkan sistem yang dapatmengetahui dengan cepat apa yang diinginkan para pelanggan.
150
Tabel 4.15 Demand/Supply Planning : Fokus pada peningkatan teknologi
informasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Demand Supply
Konteks Strategi
Bisnis
Perencanaan
Strategi untuk
Penggunaan TI
Perencanaan
Strategi untuk
Pemasok TI
Arahan Strategi Fokus pada peningkatan teknologi informasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Menyediakan aplikasi dan pelatihan yang berhubungan dengansystem informasi dan teknologi informasi.
Mengembangkan sistem yang dapat mengetahui informasi mengenai aplikasi dan pelatihan apa yang sesuai dengan perusahaan saat ini.
Tujuan Strategi Menerapkan sistem kerja berbasiskan teknologi informasi
Meningkatkan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) dalam hal teknologi informasi
Mengetahui informasi apliaksi dan pelatihan seperti apa yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Mendukung penerapan aplikasi yang dapat mengetahui sistem informasi dan pelatihan terbaru apa yang dibutuhkan perusahaan.
Inisiatif Strategi Kualitas pelayanan dan profesionalisme meningkat
Kinerja kerja yang membaik
Mengerti sistem seperti apa yang dibutuhkan perusahaan untuk mencari informasi mengenai system informasi dan pelatihan yang dibutuhkan perusahaan
Menggunakan modul sistem informasi training untuk mengetahui dengan cepat pelatihan seperti apa yang dibutuhkan oleh para karyawan.
Menggunakan modul system informasi untuk mengetahui system informasi seperti apa yang sedang dibutuhkan perusahaan.
4.12 Analisis Portfolio Light On
151
4.12.1 Portfolio Aplikasi
Tabel 4.16 Penyelarasan Data Aplikasi
Wgt 35 30 20 15
Wei
ght
Foku
spad
ake
rjas
ama
deng
anpe
rusa
haan
airli
nesd
alam
men
anga
nipe
raw
atan
dan
perb
aika
npe
saw
atny
a.Fo
kusp
ada
peni
ngka
tan
siste
min
form
asiu
ntuk
men
arik
para
inve
stor
untu
km
enan
amka
nm
odal
nya.
Foku
spad
ape
ning
kata
nla
yana
nun
tuk
men
ingk
atka
nke
puas
anke
pada
pela
ngga
nFo
kusp
ada
peni
ngka
tan
tekn
olog
iin
form
asiu
ntuk
men
ingk
atka
nki
nerj
ape
rusa
haan
.
Unw
eigh
tTot
al
Wei
ghtT
otal
Engineering Evaluation
Sheet5 4 3.3 2.7 1.8 11.8 59
Engineering Order
Management5 2 2 3 2.2 9.2 46
Open Job Management 5 2.4 3 4 3 12.4 62
Sistem Informasi Training
5 3 2 2.7 3.3 11 55
SAP Personal Development 10 4 4 3 2 13 130
License Offer 5 1 1.9 2 3 7.9 39.5Carrer Offer 5 3 4 3 2 12 60Man Power Planning 10 4 3 4 4 15 150
Financial Accounting 20 3 5 3 2 13 260
SCM 15 2 1.7 3 3 9.7 145.5CRM 15 1 2 2 3 8 120
Skor Portfolio Modul Engineering Evaluation Sheet
152
Kualitas terbagi atas :
Fungsionalitas = (3*12 + 4*33 + 5*30)/75 = 4.24
Keakuratan = (3*5 + 4*28 + 5*42)/75 = 4.49
Skor kualitas = (4.24 + 4.49)/2 = 4.36
Tingkat layanan terbagi atas :
Ketersediaan = (4*32 + 5*43)/75 = 4.57
Kecepatan merespon = (4*20 + 5*55)/75= 4.73
Skor tingkat layanan = (4.57 + 4.73)/2 = 4.65
Intensitas penggunaan terbagi atas :
Ketergantungan terhadap aplikasi = (4*25 + 5*50)/75 = 4.67
Penggunaan aplikasi pada perusahaan = (3*7+4*31+5*37)/75 = 4.4
Skor intensitas penggunaan = (4.67 + 4.4)/2 = 4.53
Penyelarasan bisnis : (4*0.35)+(3.3*0.3)+(2.7*0.2)+(1.8*0.15) = 3.2
Biaya : Rp. 4.606.500,-
Skor Portfolio Modul Engineering Order Management
Kualitas terbagi atas :
Fungsionalitas = (4*40 + 5*35)/75 = 4.47
Keakuratan = (3*10 + 4*30 + 5*35)/75 = 4.33
Skor kualitas = (4.47 + 4.33)/2 = 4.4
Tingkat layanan terbagi atas :
Ketersediaan = (3*15 + 4*35 + 5*25)/75 = 4.13
Kecepatan merespon = (4*30 + 5*45)/75 = 4.6
Skor tingkat layanan = (4.13 + 4.6)/2 = 4.37
153
Intensitas penggunaan terbagi atas :
Ketergantungan terhadap aplikasi = (4*28 + 5*47)/75 = 4.62
Penggunaan aplikasi pada perusahaan = (4*39 + 5*36)/75 = 4.48
Skor intensitas penggunaan = (4.62 + 4.48)/2 = 4.55
Penyelarasan bisnis : (2*0.35)+(2*0.3)+(3*0.2)+(2.2*0.15) = 2.23
Biaya : Rp.9.960.000,-
Skor Portfolio Modul Open Job Management
Kualitas terbagi atas :
Fungsionalitas = (4*45 + 5*30)/75 = 4.4
Keakuratan = (3*15 + 4*35 + 5*25) = 4.13
Skor kualitas = (4.4 + 4.13)/2 = 4.27
Tingkat layanan terbagi atas :
Ketersediaan = (3*10 + 4*25 + 5*40)/75 = 4.4
Kecepatan merespon = (4*40 + 5*35)/75 = 4.47
Skor tingkat layanan = (4.4 + 4.47)/2 = 4.55
Intensitas penggunaan terbagi atas :
Ketergantungan terhadap aplikasi = (4*50 + 5*25)/75 = 4.33
Penggunaan aplikasi pada perusahaan =(3*5+4*40+5*30)/75= 4.33
Skor intensitas penggunaan = (4.33 + 4.33)/2 = 4.33
Penyelarasan bisnis : (2.4*0.35)+(3*0.3)+(4*0.2)+(3*0.15) = 2.99
Biaya : Rp. 10.209.000,-
Skor Portfolio Modul Sistem Informasi Training
154
Kualitas terbagi atas :
Fungsionalitas = (3*3 + 4*2 + 5*3 )/8 = 4
Keakuratan = (4*5 + 4*3)/8 = 4
Skor kualitas = (4 + 4)/2 = 4
Tingkat layanan terbagi atas :
Ketersediaan = (4*4 + 5*4)/8 = 4.5
Kecepatan merespon = (4*2 + 5*6)/8 = 4.75
Skor tingkat layanan = (4.5 + 4.75)/2 = 4.63
Intensitas penggunaan terbagi atas :
Ketergantungan terhadap aplikasi = (4*4 + 5*4)/8 = 4.5
Penggunaan aplikasi pada perusahaan = (4*6 + 5*2)/8 = 4.25
Skor intensitas penggunaan = (4.5 + 4.25)/2 = 4.38
Penyelarasan bisnis : (3*0.35)+(2*0.3)+(2.7*0.2)+(3.3*0.15) = 2.69
Biaya : Rp. 8.839.500,-
Skor Portfolio Modul SAP Personal Development
Kualitas terbagi atas :
Fungsionalitas = (5*4 + 4*4)/8 = 4.5
Keakuratan = (4*2 + 5*6)/8 = 4.75
Skor kualitas = (4.5 + 4.75)/2 = 4.63
Tingkat layanan terbagi atas :
Ketersediaan = (4*2 + 5*6)/8 = 4.75
Kecepatan merespon = (4*6 + 5*2)/8 = 4.25
Skor tingkat layanan = (4.75 + 4.25)/2 = 4.5
155
Intensitas penggunaan terbagi atas :
Ketergantungan terhadap aplikasi = (4*4 + 5*4)/8 = 4.5
Penggunaan aplikasi pada perusahaan = (4*4 + 5*4)/8 = 4.5
Skor intensitas penggunaan = (4.5 + 4.5)/2 = 4.5
Penyelarasan bisnis : (4*0.35)+(4*0.3)+(3*0.2)+(2*0.15) = 3.5
Biaya : Rp. 30.627.000,-
Skor Portfolio Modul License Offer
Kualitas terbagi atas :
Fungsionalitas = (4*4 + 5*4)/8 = 4.5
Keakuratan = (4*3 + 5*5)/8 = 4.63
Skor kualitas = (4.5 + 4.63)/2 = 4.56
Tingkat layanan terbagi atas :
Ketersediaan = (3*3 + 4*4 + 5*1)/8 = 3.75
Kecepatan merespon = (3*5 + 5*3)/8 = 3.75
Skor tingkat layanan = (3.75 + 3.75)/2 = 3.75
Intensitas penggunaan terbagi atas :
Ketergantungan terhadap aplikasi = (3*3 + 4*4 + 5*1)/8= 3.75
Penggunaan aplikasi pada perusahaan = (4*2 + 5*6)/8 = 4.75
Skor intensitas penggunaan = (3.75 + 4.75 )/2 = 4.25
Penyelarasan bisnis : (1*0.35)+(1.9*0.3)+(2*0.2)+(3*0.15) = 1.77
Biaya : Rp. 4.233.500,-
Skor Portfolio Modul Carrer Offer
156
Kualitas terbagi atas :
Fungsionalitas = (4*3 + 5*5)/8 = 4.63
Keakuratan = (4*4 + 5*4)/8 = 4.5
Skor kualitas = ( 4.63 + 4.5)/2 = 4.56
Tingkat layanan terbagi atas :
Ketersediaan = (3*3 + 4*4 + 5*1)/8 = 3.75
Kecepatan merespon = (4*4 + 5*4)/8 = 4.5
Skor tingkat layanan = (3.75 + 4.5)/2 = 4.13
Intensitas penggunaan terbagi atas :
Ketergantungan terhadap aplikasi = (4*4 + 5*4)/8 = 4.5
Penggunaan aplikasi pada perusahaan = (3*4 + 5*4)/8 = 4
Skor intensitas penggunaan = (4.5 + 4)/2 = 4.25
Penyelarasan bisnis : (3*0.35)+(4*0.3)+(3*0.2)+(2*0.15) = 3.15
Biaya : Rp. 4.482.000,-
Skor Portfolio Modul Man Power Planning
Kualitas terbagi atas :
Fungsionalitas = (3*2 + 4*5 + 5*1)/8 = 3.88
Keakuratan = (4*4 + 5*4)/8 = 4.5
Skor kualitas = (3.88 + 4.5)/2 = 4.19
Tingkat layanan terbagi atas :
Ketersediaan = (4*3 + 5*5)/8 = 4.63
Kecepatan merespon = (4*2 + 5*6)/8 = 4.75
Skor tingkat layanan = (4.63 + 4.75)/2 = 4.69
157
Intensitas penggunaan terbagi atas :
Ketergantungan terhadap aplikasi = (4*5 + 5*3)/8 = 4.38
Penggunaan aplikasi pada perusahaan = (4*3 + 5*5)/8 = 4.63
Skor intensitas penggunaan = (4.38 + 4.63)/2 = 4.5
Penyelarasan bisnis : (4*0.35)+(3*0.3)+(4*0.2)+(4*0.15) = 3.7
Biaya : Rp. 13.944.000,-
Skor Portfolio Modul Financial Accounting
Kualitas terbagi atas :
Fungsionalitas = (4*8 + 5*4)/12 = 4.33
Keakuratan = (4*9 + 5*3)/12 = 4.25
Skor kualitas = (4.33 + 4.25)/2 = 4.29
Tingkat layanan terbagi atas :
Ketersediaan = (3*3 + 4*4 + 5*5)/12 = 4.17
Kecepatan merespon = (3*3 + 4*4 + 5*5)/12 = 4.17
Skor tingkat layanan = (4.17 + 4.17)/2 = 4.17
Intensitas penggunaan terbagi atas :
Ketergantungan terhadap aplikasi = (4*10 + 5*2)/12 = 4.17
Penggunaan aplikasi pada perusahaan = (4*7 + 5*5)/12 = 4.42
Skor intensitas penggunaan = (4.17 + 4.42)/2 = 4.29
Penyelarasan bisnis : (3*0.35)+(5*0.3)+(3*0.2)+(2*0.15) = 3.45
Biaya : Rp. 473.233.000,-
Skor Portfolio Modul SCM
158
Kualitas terbagi atas :
Fungsionalitas = (4*5 + 5*15)/20 = 4.75
Keakuratan = (4*3 + 5*17)/20 = 4.85
Skor kualitas = (4.75 + 4.85)/2 = 4.8
Tingkat layanan terbagi atas :
Ketersediaan = (4*7 + 5*13)/20 = 4.65
Kecepatan merespon = (4*10 + 5*10)/20 = 4.5
Skor tingkat layanan = (4.65 + 4.5)/2 = 4.58
Intensitas penggunaan terbagi atas :
Ketergantungan terhadap aplikasi = (4*6 + 5*14)/20 = 4.7
Penggunaan aplikasi pada perusahaan = (4*8 + 5*12)/20 = 4.6
Skor intensitas penggunaan = (4.7 + 4.6)/2 = 4.65
Penyelarasan bisnis : (2*0.35)+(1.7*0.3)+(3*0.2)+(3*0.15) = 2.26
Biaya : Rp. 329.485.000,-
Skor Portfolio Modul CRM
Kualitas terbagi atas :
Fungsionalitas = (4*8 + 5*17)/25 = 4.68
Keakuratan = (4*2 + 5*23)/25 = 4.92
Skor kualitas = (4.68 + 4.92)/2 = 4.8
Tingkat layanan terbagi atas :
Ketersediaan = (5*25)/25 = 5
Kecepatan merespon = (4*5 + 5*20)/25 = 4.8
Skor tingkat layanan = (5 + 4.8)/2 = 4.9
159
Intensitas penggunaan terbagi atas :
Ketergantungan terhadap aplikasi = (4*10 + 5*15)/25 = 4.6
Penggunaan aplikasi pada perusahaan = (4*9 + 5*16)/25 = 4.64
Skor intensitas penggunaan = (4.6 + 4.64)/2 = 4.62
Penyelarasan bisnis : (1*0.35)+(2*0.3)+(2*0.2)+(3*0.15) = 1.8
Biaya : Rp. 376.250.000,-
160
Tabel 4.17 Portfolio Aplikasi
Portfolio Aplikasi
Aplikasi Unit Kerja Biaya Nila
iPe
nyel
aras
an
Kua
litas
Ting
kat
Laya
nan
Intensitas Penggunaan
Ket
erga
ntug
nan
Jang
kaua
nPe
nggu
na
Engineering Evaluation
Sheet
Divisi Engineering Rp.4.606.500,- 3.2 4.36 4.65 4.67 4.4
Engineering Order
Management
Divisi Engineering Rp.9.960.000,- 2.23 4.4 4.37 4.62 4.48
Open Job Management
Divisi Line
Maintenance Planning
Rp.10.209.000,- 2.99 4.27 4.55 4.33 4.33
Sistem Informasi Training
Divisi Human
Resource Management
Rp.8.839.500,- 2.69 4 4.63 4.5 4.25
SAP Personal Development
Divisi Human
Resource Management
Rp.30.627.000,- 3.5 4.63 4.5 4.5 4.5
License Offer
Divisi Human
Resource Management
Rp.4.233.500,- 1.77 4.56 3.75 3.75 4.75
Carrer Offer
Divisi Human
Resource Management
Rp.4.482.000,- 3.15 4.56 4.13 4.5 4
Man Power Planning
Divisi Human
Resource Management
Rp.13.944.000,- 3.7 4.19 4.69 4.38 4.63
Financial Accounting
Divisi Finance Rp.473.233.000,- 3.45 4.29 4.17 4.17 4.42
SCM Divisi Material Rp.329.485.000,- 2.26 4.8 4.58 4.7 4.6
CRM Divisi Marketing Rp.376.250.000,- 1.8 4.8 4.9 4.6 4.64
161
4.12.2 Portfolio Infrastruktur
Tabel 4.18 Penyelarasan Data Infrastruktur
Wgt 35 30 20 15
Wei
ght
Foku
spad
ake
rjas
ama
deng
anpe
rusa
haan
airli
nesd
alam
men
anga
nipe
raw
atan
dan
perb
aika
npe
saw
atny
a.
Foku
spad
ape
ning
kata
nsis
tem
info
rmas
iunt
ukm
enar
ikpa
rain
vest
orun
tuk
men
anam
kan
mod
alny
a.
Foku
spad
ape
ning
kata
nla
yana
nun
tuk
men
ingk
atka
nke
puas
anke
pada
pela
ngga
n
Foku
spad
ape
ning
kata
nte
knol
ogii
nfor
mas
iun
tuk
men
ingk
atka
nki
nerj
ape
rusa
haan
.
Unw
eigh
tTot
al
Wei
ghtT
otal
Platform (Hardware
dan Software)
30 4.4 4.3 4 3.7 16.4 492
Portal System 35 4.3 4.6 4.4 4.3 17.6 616
Network 20 4 4.9 4.6 4 17.5 350Internet/ Intranet Security
15 4.6 3.7 4.4 4.6 17.3 259.5
Skor Portfolio Platform (Hardware dan Software)
Kualitas terbagi atas :
Fungsionalitas = (4*5 + 3*4)/9 = 3.55
Keakuratan = (3*2 + 4*3 + 5*4)/9 = 4.22
Skor kualitas = ( 3.55 + 4.22)/2 = 3.89
Tingkat layanan terbagi atas :
162
Ketersediaan = (4*4 + 5*5)/9 = 4.55
Kecepatan merespon = (2*2 + 4*3 + 5*4)/9 = 4
Skor tingkat layanan = ( 4.55 + 4 )/2 = 4.28
Intensitas penggunaan terbagi atas :
Ketergantungan terhadap aplikasi = (4*5 + 5*4)/9 = 4.44
Penggunaan aplikasi pada perusahaan = (3*3 + 4*3 + 5*3)/9 = 4
Skor intensitas penggunaan = ( 4.44 + 4)/2 = 4.22
Penyelarasan bisnis : (4.4*0.35)+(4.3*0.3)+(4*0.2)+(3.7*0.15) = 4.18
Biaya : Rp. 732.556.000,-.
Skor Portfolio Portal System
Kualitas terbagi atas :
Fungsionalitas = (4*5 + 5*4)/9 = 4.44
Keakuratan = (3*5 + 4*4)/9 = 3.44
Skor kualitas = (4.44 + 3.44)/2 = 3.94
Tingkat layanan terbagi atas :
Ketersediaan = (4*4 + 5*5)/9 = 4.55
Kecepatan merespon = (3*4 + 5*5)/9 = 4.11
Skor tingkat layanan = (4.55 + 4.11)/2 = 4.33
Intensitas penggunaan terbagi atas :
Ketergantungan terhadap aplikasi = (2*2 + 3*3 + 4*4)/9 = 3.22
Penggunaan aplikasi pada perusahaan = (3*2 + 4*3 + 5*4)/9 = 4.22
Skor intensitas penggunaan = (3.22 + 4.22)/2 = 3.72
Penyelarasan bisnis:(4.3*0.35)+(4.6*0.3)+(4.4*0.2)+(4.3*0.15) = 4.42
163
Biaya : Rp. 93.478.000,-
Skor Portfolio Network
Kualitas terbagi atas :
Fungsionalitas = (2*2 + 4*3 + 5*4)/9 = 4
Keakuratan = (3*2 + 4*3 + 5*4)/9 = 4.22
Skor kualitas = (4 + 4.22)/2 = 4.11
Tingkat layanan terbagi atas :
Ketersediaan = (3*4 + 5*5)/9 = 4.11
Kecepatan merespon = (3*3 + 4*3 + 5*3)/9 = 4
Skor tingkat layanan = (4.11 + 4)/2 = 4.06
Intensitas penggunaan terbagi atas :
Ketergantungan terhadap aplikasi = (3*2 + 4*3 + 5*4)/9 = 4.22
Penggunaan aplikasi pada perusahaan = (3*4 + 5*5)/9 = 4.11
Skor intensitas penggunaan = (4.22 + 4.11 )/2 = 4.17
Penyelarasan bisnis : (4*0.35)+(4.9*0.3)+(4.6*0.2)+(4*0.15) = 4.39
Biaya : Rp. 52.143.000,-
Skor Portfolio Internet/Intranet Security
Kualitas terbagi atas :
Fungsionalitas = (3*4 + 5*5)/9 = 4.11
Keakuratan = (3*4 + 4*5)/9 = 3.55
Skor kualitas = (4.11 + 3.55)/2 = 3.83
Tingkat layanan terbagi atas :
Ketersediaan = (3*5 + 4*4)/9 = 3.44
164
Kecepatan merespon = (3*4 + 5*5)/9 = 4.11
Skor tingkat layanan = (3.44 + 4.11)/2 = 3.78
Intensitas penggunaan terbagi atas :
Ketergantungan terhadap aplikasi = (3*2 + 4*3 + 5*4)/9 = 4.22
Penggunaan aplikasi pada perusahaan = (3*4 + 5*5)/9 = 4.11
Skor intensitas penggunaan = (4.22 + 4.11)/2 = 4.17
Penyelarasan bisnis:(4.6*0.35)+(3.7*0.3)+(4.4*0.2)+(4.6*0.15) = 4.29
Biaya : Rp. 23.028.000,-
Tabel 4.19 Portfolio Infrastruktur
Portfolio Infrastruktur
Infrastruktur Unit Kerja Biaya
Nila
iPen
yela
rasa
n
Kua
litas
Ting
katL
ayan
an
Intensitas Penggunaan
Ket
erga
ntun
gan
Jang
kaua
nPe
nggu
na
Platform (Hardware dan
Software)
Divisi TI
Rp.732.556.000,-. 4.18 3.89 4.28 4.44 4
Portal System Semua Divisi Rp.93.478.000,- 4.42 3.94 4.33 3.22 4.22
Network Divisi TI Rp.52.143.000,- 4.39 4.11 4.06 4.22 4.11
Internet/ Intranet Security
Divisi TI Rp.23.028.000,- 4.29 3.83 3.78 4.22 4.11
165
4.12.3 Portfolio Services
Tabel 4.20 Penyelarasan Data Services
Wgt 35 30 20 15
Wei
ght
Foku
spad
ake
rjas
ama
deng
anpe
rusa
haan
airli
nesd
alam
men
anga
nipe
raw
atan
dan
perb
aika
npe
saw
atny
a.Fo
kusp
ada
peni
ngka
tan
siste
min
form
asiu
ntuk
men
arik
para
inve
stor
untu
km
enan
amka
nm
odal
nya.
Foku
spad
ape
ning
kata
nla
yana
nun
tuk
men
ingk
atka
nke
puas
anke
pada
pela
ngga
n
Foku
spad
ape
ning
kata
nte
knol
ogii
nfor
mas
iun
tuk
men
ingk
atka
nki
nerj
ape
rusa
haan
.
Unw
eigh
tTot
al
Wei
ghtT
otal
Helpdesk 35 3 3.3 2.2 3.3 11.8 413Maintenance 45 2.4 3.6 3.3 3.7 13 585
Security Monitoring 20 3.7 3.8 3.3 3.7 14.5 290
Skor Portfolio Helpdesk
Kualitas terbagi atas :
Fungsionalitas = (4*4 + 5*5)/9 = 4.55
Keakuratan = (2*2 + 4*3 + 5*4)/9 = 4
Skor kualitas = (4.55 + 4)/2 = 4.28
Tingkat layanan terbagi atas :
Ketersediaan = (4*5 + 5*4)/9 = 4.44
Kecepatan merespon = (3*4 + 5*5)/9 = 4.11
Skor tingkat layanan = (4.44 + 4.11)/2 = 4.28
166
Intensitas penggunaan terbagi atas :
Ketergantungan terhadap aplikasi = (3*4 + 4*5)/9 = 3.55
Penggunaan aplikasi pada perusahaan = (4*4 + 5*5)/9 = 4.55
Skor intensitas penggunaan = (3.55 + 4.55)/2 = 4.05
Penyelarasan bisnis : (3*0.35)+(3.3*0.3)+(2.2*0.2)+(3.3*0.15) = 2.98
Biaya : Rp. 38.000.000,-
Skor Portfolio Maintenance
Kualitas terbagi atas :
Fungsionalitas = (3*4 + 5*5)/9 = 4.11
Keakuratan = (5*4 + 5*5)/9 = 5
Skor kualitas = (4.11 + 5)/2 = 4.55
Tingkat layanan terbagi atas :
Ketersediaan = (3*4 + 4*5)/9 = 3.55
Kecepatan merespon = (4*4 + 5*5)/9 = 4.55
Skor tingkat layanan = (3.55 + 4.55)/2 = 4.05
Intensitas penggunaan terbagi atas :
Ketergantungan terhadap aplikasi = (3*2 + 4*3 + 5*4)/9 = 4.22
Penggunaan aplikasi pada perusahaan = (2*2 + 4*3 + 5*4)/9 = 4
Skor intensitas penggunaan = (4.22 + 4)/2 = 4.11
Penyelarasan bisnis : (2.4*0.35)+(3.6*0.3)+(3.3*0.2)+(3.7*0.15)=3.14
Biaya : Rp. 42.000.000,-
167
Skor Portfolio Security Monitoring
Kualitas terbagi atas :
Fungsionalitas = (4*4 + 5*5)/9 = 4.55
Keakuratan = (3*4 + 4*5)/9 = 3.55
Skor kualitas = (4.55 + 3.55)/2 = 4.05
Tingkat layanan terbagi atas :
Ketersediaan = (3*2 + 4*3 + 5*4)/9 = 4.22
Kecepatan merespon = (4*5 + 5*4)/9 = 4.44
Skor tingkat layanan = (4.22 + 4.44)/2 = 4.33
Intensitas penggunaan terbagi atas :
Ketergantungan terhadap aplikasi = (4*4 + 5*5)/9 = 4.55
Penggunaan aplikasi pada perusahaan = (3*4 + 4*5)/9 = 3.55
Skor intensitas penggunaan = (4.55 + 3.55)/2 = 4.05
Penyelarasan bisnis : (3.7*0.35)+(3.8*0.3)+(3.3*0.2)+(3.7*0.15)=3.65
Biaya : Rp. 32.000.000,-
168
Tabel 4.21 Portfolio Services
Portfolio Services
Services Unit Kerja Biaya
Nila
iPen
yela
rasa
n
Kua
litas
Ting
katL
ayan
an
Intensitas Penggunaan
Ket
erga
ntun
gan
Jang
kaua
nPe
nggu
na
Helpdesk Divisi TI Rp.38.000.000,- 2.98 4.28 4.28 3.55 4.55
Maintenance Divisi TI Rp.42.000.000,- 3.14 4.55 4.05 4.22 4
Security Monitoring
Divisi TI Rp.32.000.000,- 3.65 4.05 4.33 4.55 3.55
169
4.12.4 Portfolio Manajemen
Tabel 4.22 Penyelarasan Data Manajemen
Wgt 35 30 20 15
Wei
ght
Foku
spad
ake
rjas
ama
deng
anpe
rusa
haan
airli
nesd
alam
men
anga
nipe
raw
atan
dan
perb
aika
npe
saw
atny
a.Fo
kusp
ada
peni
ngka
tan
siste
min
form
asi
untu
km
enar
ikpa
rain
vest
orun
tuk
men
anam
kan
mod
alny
a.
Foku
spad
ape
ning
kata
nla
yana
nun
tuk
men
ingk
atka
nke
puas
anke
pada
pela
ngga
n
Foku
spad
ape
ning
kata
nte
knol
ogii
nfor
mas
iun
tuk
men
ingk
atka
nki
nerj
ape
rusa
haan
.
Unw
eigh
tTot
al
Wei
ghtT
otal
Planning 15 3 3.3 3.4 3.3 13 195User
Requirement 30 3.5 3.4 3.5 3.2 13.6 408
Implementation 25 3.6 3.6 3.1 3.1 13.4 335TrainingProgram 30 3.4 3.7 3.5 3.4 14 420
Skor Portfolio Planning
Kualitas terbagi atas :
Fungsionalitas = (3*8 + 4*9 + 5*12)/29 = 4.13
Keakuratan = (4*14 + 5*15)/29 = 4.51
Skor kualitas = (4.13 + 4.51)/2 = 4.32
Tingkat layanan terbagi atas :
Ketersediaan = (2*2 + 3*15 + 4*12)/29 = 3.34
Kecepatan merespon = (4*13 + 5*16)/29 = 4.55
170
Skor tingkat layanan = (3.34 + 4.55)/2 = 3.95
Intensitas penggunaan terbagi atas :
Ketergantungan terhadap aplikasi = (3*7 + 4*8 + 5*14)/29 = 4.24
Penggunaan aplikasi pada perusahaan = (4*13 + 5*16)/29 = 4.55
Skor intensitas penggunaan = (4.24 + 4.55)/2 = 4.38
Penyelarasan bisnis : (3*0.35)+(3.3*0.3)+(3.4*0.2)+(3.3*0.15) = 3.22
Biaya : Rp. 48.000.000,-
Skor Portfolio User Requirement
Kualitas terbagi atas :
Fungsionalitas = (4*7 + 5*10)/17 = 4.58
Keakuratan = (3*4 + 4*5 + 5*8)/17 = 4.23
Skor kualitas = (4.58 + 4.23)/2 = 4.41
Tingkat layanan terbagi atas :
Ketersediaan = (4*9 + 5*8)/17 = 4.47
Kecepatan merespon = (3*5 + 4*4 + 5*8)/17 = 4.17
Skor tingkat layanan = (4.47 + 4.17)/2 = 4.32
Intensitas penggunaan terbagi atas :
Ketergantungan terhadap aplikasi = (4*12 + 5*5)/17 = 4.29
Penggunaan aplikasi pada perusahaan = (4*6 + 5*11)/17 = 4.64
Skor intensitas penggunaan = (4.29 + 4.64)/2 = 4.47
Penyelarasan bisnis : (3.5*0.35)+(3.4*0.3)+(3.5*0.2)+(3.2*0.15)=3.43
Biaya : Rp. 83.000.000,-
171
Skor Portfolio Implementation
Kualitas terbagi atas :
Fungsionalitas = (3*6 + 4*7 + 5*4)/17 = 3.88
Keakuratan = (3*4 + 4*6 + 5*7)/17 = 4.17
Skor kualitas = (3.88 + 4.17)/2 = 4.03
Tingkat layanan terbagi atas :
Ketersediaan = (4*10 + 5*7)/17 = 4.41
Kecepatan merespon = (4*9 + 5*8)/17 = 4.47
Skor tingkat layanan = (4.41 + 4.47)/2 = 4.44
Intensitas penggunaan terbagi atas :
Ketergantungan terhadap aplikasi = (3*4 + 4*6 + 5*7)/17 = 4.17
Penggunaan aplikasi pada perusahaan = (4*7 + 5*10)/17 = 4.58
Skor intensitas penggunaan = (4.17 + 4.58 )/2 = 4.38
Penyelarasan bisnis : (3.6*0.35)+(3.6*0.3)+(3.1*0.2)+(3.1*0.15)=3.43
Biaya : Rp. 52.000.000,-
Skor Portfolio Training Program
Kualitas terbagi atas :
Fungsionalitas = (4*5 + 5*12)/17 = 4.7
Keakuratan = (4*9 + 5*8)/17 = 4.47
Skor kualitas = (4.7 + 4.47)/2 = 4.59
Tingkat layanan terbagi atas :
Ketersediaan = (3*5 + 4*6 + 5*7)/17 = 4.35
Kecepatan merespon = (3*6 + 4*7 + 5*4)/17 = 3.88
172
Skor tingkat layanan = (4.35 + 3.88)/2 = 4.12
Intensitas penggunaan terbagi atas :
Ketergantungan terhadap aplikasi = (4*13 + 5*4)/17 = 4.23
Penggunaan aplikasi pada perusahaan = (3*5 + 4*7 + 5*5)/17 = 4
Skor intensitas penggunaan = (4.23 + 4)/2 = 4.12
Penyelarasan bisnis : (3.4*0.35)+(3.7*0.3)+(3.5*0.2)+(3.4*0.15)=3.51
Biaya : Rp. 62.000.000,-
Tabel 4.23 Portfolio Manajemen
Portfolio Manajemen
Manajemen Unit Kerja Biaya
Nila
iPen
yela
rasa
n
Kua
litas
Ting
katL
ayan
an
Intensitas Penggunaan
Ket
erga
ntun
gan
Jang
kaua
nPe
nggu
naPlanning
Divisi TI,
Finance, dan
HRM
Rp.48.000.000,- 3.22 4.32 3.95 4.24 4.55
User Requirement
Divisi TI dan HRM
Rp.83.000.000,- 3.43 4.41 4.32 4.29 4.64
ImplementationDivisi TI dan HRM
Rp.52.000.000,- 3.43 4.03 4.44 4.17 4.58
TrainingProgram
Divisi TI dan HRM
Rp.62.000.000,- 3.51 4.59 4.12 4.23 4
173
4.13 Proses Innovation
Dalam tahap ini akan terlihat bagaimana investasi teknologi informasi yang telah
ada pada PT. GMF AeroAsia serta yang akan diinvestasikan oleh divisi TI.
Perkembangan investasi teknologi informasi yang diharapkan bukan hanya untuk
membantu proses operasional perusahaan tetapi juga mampu membuka kesempatan baru
kemajuan perusahaan sendiri.
4.13.1 Business and Technology Monitoring
Dengan memantau kemajuan teknologi informasi dan bisnis yang cukup
pesat tiap harinya, PT. GMF AeroAsia memfokuskan pada kebutuhan user akan
teknologi.
Dengan penggunan sistem informasi dan teknologi informasi dapat
mempermudah user dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
User dapat mencari, mengumpulkan, menyimpan, mengirim, memelihara,
memonitor data dan informasi.
Dengan penggunaan sistem informasi dan teknologi informasi dapat
mempercepat proses kerja serta aliran data didalam perusahaan.
Dengan penggunaan sistem informasi dan teknologi informasi dapat
mengintegrasi proses data dan informasi tersebut dengan baik.
Penggunaan sistem informasi dan teknologi informasi juga dapat
mengurangi resiko terjadinya kerusakkan data, redundancy data,
penyalahgunaan akses, kesalahan penginputan data, dan lain-lain.
Penggunaan sistem informasi dan teknologi informasi merupakan
kontributor dalam peningkatan kinerja operasional perusahaan.
174
4.13.2 Innovation Visioning
Visi inovasi yang dilakukan oleh PT. GMF AeroAsia adalah :
Membangun suatu Business Intelligent di perusahaan agar mendapatkan
informasi mengenai internal perusahaan dan eksternal perusahaan
sehingga perusahaan dapat dengan mudah mendapatkan informasi yang
diinginkan sehingga dapat memenangkan pasar.
Membangun suatu corporate finance agar seluruh informasi mengenai
keuangan dapat dengan mudah diketahui dan terintegrasi sehingga dapat
dengan mudah membuat suatu keputusan yang berkaitan dengan
keuangan di dalam perusahaan.
Menggunakan help desk online, dengan penggunaan help desk online,
user akan dapat menemukan pemecahan masalah yang sedang
dihadapinya.
Mengupgrade platform
Dengan mengupgrade platform dapat membantu kinerja user
dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
4.13.3 Business Context and Choises
Dalam hal ini , perusahaan menentukan pilihan dalam penentuan
investasi TI yang dirasa akan mendukung arahan strategi bisnis seperti :
Memantau kinerja karyawan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Dimana pengukuran kinerja karyawan dilakukan oleh bagian HRD.
175
Mengembangkan sistem informasi dan Teknologi Informasi yang
digunakan perusahaan untuk memudahkan kegiatan operasional sehari-
hari.
Memberikan pelayanan yang memuaskan dan solusi-solusi dalam setiap
pemecahan masalah yang dihadapi perusahaan.
4.13.4 Actionable Innovation
Inovasi yang dilakukan oleh PT. GMF AeroAsia adalah sebagai
berikut :
Memperkuat infrastruktur sistem informasi atau teknologi informasi
dan menyeleksi Sumber Daya Manusia yang berpotensial serta
menyiapkan hardware dan software dalam rangka meningkatkan daya
saing perusahaan.
Membangun suatu sistem yang berbasiskan teknologi informasi untuk
meningkatkan sistem yang terdapat di PT. GMF AeroAsia dalam hal
yang dapat mendukung perusahaan dalam menangani perawatan,
perbaikan, dan operasi suatu pesawat.
4.14 Proses Prioritization
Tehnik prioritization ini dilakukan untuk menilai manfaat setiap proyek
teknologi inforrmasi yang akan dikembangkan perusahaan. Proyek yang akan
dikembangkan antara lain Corporate Finance dan Business Intelligent. Penilaian
manfaat ini akan menentukan prioritas terhadap proyek-proyek tersebut sehingga
176
akan ditentukan proyek yang mana yang akan diimplementasikan terlebih dahulu.
Portfolio proyek terbagi atas dua bagian yaitu dampak dan resiko. Nilai dampak
pada portfolio proyek terlebih dahulu dibuat tabel business value scorecard yang
merupakan salah satu tools dalam praktek prioritization. Skor dalam business
value scorecard dan skor dalam perhitungan nilai resiko didapat dari hasil
kuesioner.
4.14.1 Nilai Dampak dari Proyek
Tabel 4.24 Business Value Scorecard untuk Corporate Finance
Business Value Scorecard untuk
Corporate Finance
35 30 20 15
Foku
spad
ake
rjasa
ma
deng
anpe
rusa
haan
airli
nesd
alam
men
anga
nipe
raw
atan
dan
perb
aika
npe
saw
atny
a.
Foku
spad
ape
ning
kata
nsi
stem
info
rmas
iunt
ukm
enar
ikpa
rain
vest
orun
tuk
men
anam
kan
mod
alny
a.
Foku
spad
ape
ning
kata
nla
yana
nun
tuk
men
ingk
atka
nke
puas
anke
pada
pela
ngga
n
Foku
spad
ape
ning
kata
nte
knol
ogii
nfor
mas
iun
tuk
men
ingk
atka
nki
nerja
peru
saha
an.
Manajer Finance 4 5 4 4Manajer TI 3 4 3 4
Total 7 9 7 8Rata-rata 3,5 4.5 3.5 4
Skor 122.5 135 70 60 387.5
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dampak yang didapat 387.5.
Proyek Corporate Finance ini lebih mengarah ke arahan strategi fokus pada
177
peningkatan sistem informasi untuk menarik para investor untuk menanamkan
modalnya.
Tabel 4.25 Business Value Scorecard untuk Business Intelligent
Business Value Scorecard untuk
Business Intelligent
35 30 20 15
Foku
spad
ake
rjasa
ma
deng
anpe
rusa
haan
airli
nesd
alam
men
anga
nipe
raw
atan
dan
perb
aika
npe
saw
atny
a.
Foku
spad
ape
ning
kata
nsi
stem
info
rmas
iunt
ukm
enar
ikpa
rain
vest
orun
tuk
men
anam
kan
mod
alny
a.
Foku
spad
ape
ning
kata
nla
yana
nun
tuk
men
ingk
atka
nke
puas
anke
pada
pela
ngga
n
Foku
spad
ape
ning
kata
nte
knol
ogii
nfor
mas
iun
tuk
men
ingk
atka
nki
nerja
peru
saha
an.
Manajer Finance 4 4 3 4Manajer Business
Corporation & Development
4 5 4 4
Manajer Corporate Strategy &
Development5 4 4 5
Manajer Quality Assurance 5 4 3 4
Manajer Internal Audit & Control 3 4 4 5
Manajer TI 4 5 4 5Total 25 26 22 27
Rata-rata 4.17 4.33 3.67 4.5Skor 145.95 129.9 73.4 67.5 416.75
178
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dampak yang didapat 416.75.
Proyek Business intelligent ini lebih mengarah ke arahan strategi fokus pada
kerjasama dengan perusahaan airlines dalam menangani perawatan dan perbaikan
pesawat.
4.14.2 Nilai Resiko dari Proyek
Penilaian resiko dianggap penting untuk membantu manajemen mengambil
keputusan investasi yang tepat bagi perusahaan. Penentuan resiko dilakukan
melalui tujuh sudut pandang yaitu resiko organisasi (Organizational Risk),
ketidakpastian pendefinisian (Definitional Uncertainty), ketidakpastian teknis
(Technical Uncertainty), resiko infrastruktur sistem informasi (IS Infrastructure
Risk), resiko teknis (Technical Risk), resiko investasi (Investement Risk), resiko
proyek manajemen (Project Management Risk). Nilai resiko dari tiap-tiap proyek
adalah sebagai berikut :
1. Corporate Finance
Resiko proyek atau organisasi = (6 + 6)/2 = 6
Ketidakpastian pendefinisian = (4 + 5)/2 = 4.5
Ketidakpastian teknis = (7 + 8)/2 = 7.5
Resiko infrastruktur SI = (8 + 8)/2 = 8
Resiko teknis = (6 + 5)/2 = 5.5
Resiko investasi = (8 + 7)/2 = 7.5
Resiko manajemen proyek ( 5+ 5)/2 = 5
Jumlah resiko proyek = 44
179
Biaya = Rp. 437.825.000,-
2. Business Intelligent
Resiko proyek atau organisasi = (5 + 6 + 6 + 5 + 4 + 4 )/6 = 5
Ketidakpastian pendefinisian = (3 + 4 + 3 + 4 + 4 + 4)/6 = 3.67
Ketidakpastian teknis = (5 + 6 + 5 + 5 + 6 + 6)/6 = 5.5
Resiko infrastruktur SI = (7 + 8 + 8 + 9 + 7 + 8)/6 = 7.83
Resiko teknis = (6 + 5 + 5 + 5 + 6 + 7)/6 = 5.67
Resiko investasi = (7 + 7 + 8 + 7 + 8 + 9)/6 = 7.67
Resiko manajemen proyek = (6 + 6 + 5 + 5 +5 + 5)/6 = 5.33
Jumlah resiko proyek = 40.67
Biaya = Rp. 872.545.000,-
Tabel 4.26 Penilaian Resiko Proyek
Jenis ResikoProyek
Corporate Finance
Business Intelligent
Resiko proyek 6 5Ketidakpastian pendefinisian 4.5 3.67
Ketidakpastian teknis 7.5 5.5
Resiko infrastruktur SI 8 7.83
Resiko teknis 5.5 5.67Resiko investasi 7.5 7.67
Resiko manajemen
proyek5 5.33
Total Skor 44 40.67
180
4.14.3 Portfolio Proyek
Tabel 4.27 Portfolio Proyek
Nama Proyek Dampak Resiko Biaya PortfolioCorporate Finance 387.5 44 Rp.437.825.000,- Strategic
Business Intelligent 416.75 40.67 Rp.872.545.000,- Strategic
4.14.4 Analisis Resiko dan Dampak Terhadap Biaya
Analisis Resiko dan Dampak Terhadap Biaya (Rp)
44
40,6740
40,541
41,542
42,543
43,544
44,545
380 390 400 410 420 430
Dampak
Res
iko Corporate Finance
Business Intelligent
Gambar 4.7 Analisis Resiko dan Dampak Terhadap Biaya (Rp) (Sumber : Pengolahan Data)
Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa hubungan antara dampak dan
resiko terhadap biaya adalah sebagai berikut :
Corporate Finance, memiliki dampak sebesar 387.5 dan nilai resiko sebesar 44;
dengan biaya sebesar Rp. 437.825.000,-.
Business Intelligent, memiliki dampak sebesar 416.75 dan nilai resiko sebesar
40.67; dengan biaya sebesar Rp. 872.545.000,-.
181
4.15 Proses Alignment
Proses alignment dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
masing-masing light on terhadap arahan strategi yang perusahaan dan apakah
semua light on sudah selaras dengan arahan strategi yang ada atau tidak.
4.15.1 Alignment Data – Aplikasi
Tabel 4.28 Alignment Data - Aplikasi
35 30 20 15W
eigh
t
Foku
spad
ake
rjas
ama
deng
anpe
rusa
haan
airli
nesd
alam
men
anga
nipe
raw
atan
dan
perb
aika
npe
saw
atny
a.
Foku
spad
ape
ning
kata
nsis
tem
info
rmas
iunt
ukm
enar
ikpa
rain
vest
orun
tuk
men
anam
kan
mod
alny
a.
Foku
spad
ape
ning
kata
nla
yana
nun
tuk
men
ingk
atka
nke
puas
anke
pada
pela
ngga
n
Foku
spad
ape
ning
kata
nte
knol
ogii
nfor
mas
iunt
ukm
enin
gkat
kan
kine
rja
peru
saha
an.
Unw
eigh
tTot
al
Wei
ghtT
otal
Pers
enta
seAl
ignm
entG
ap
Pers
enta
seH
asil
Pene
litia
n
Engineering Evaluation
Sheet5 4 3.3 2.7 1.8 11.8 59 2.95 5.28
Engineering Order
Management5 2 2 3 2.2 9.2 46 2.3 4.12
Open Job Management
5 2.4 3 4 3 12.4 62 3.1 5.55
Sistem 5 3 2 2.7 3.3 11 55 2.75 4.92
182
Informasi Training
SAP Personal
Development10 4 4 3 2 13 130 6.5 11.64
License Offer
5 1 1.9 2 3 7.9 39.5 1.48 2.64
Carrer Offer 5 3 4 3 2 12 60 3 5.37
Man Power Planning
10 4 3 4 4 15 150 7.5 13.43
Financial Accounting
20 3 5 3 2 13 260 13 23.28
SCM 15 2 1.7 3 3 9.7 145.5 7.28 13.03
CRM 15 1 2 2 3 8 120 6 10.74
Unweight Total 29.4 31.9 32.4 29.3
Weight Total 1029 957 648 439.5
Persentase Alignment
Gap18.71 17.4 11.78 7.99
Persentase Hasil
Penelitian33.48 31.13 21.08 14.31
Sebelum membandingkan, peneliti melakukan penelitian dengan
menghitung tingkat harapan yang didapat dari bobot tertinggi dengan
mengkalikan dari jumlah arahan strategi perusahaan yaitu sebagai berikut : 4
x 5 = 20. Berdasarkan hasil penelitian pada alignment data untuk aplikasi
dapat dilihat jika nilai pengharapan yang didapat dikalikan dengan weight
awal masing-masing yaitu sebagai berikut :
Engineering Evaluation Sheet = 5*20 = 100
Engineering Order Management = 5*20 = 100
Open Job Management = 5*20 = 100
183
Sistem Informasi Training = 5*20 = 100
SAP Personal Development = 10*20 = 200
License Offer = 5*20 = 100
Carrer Offer = 5*20 = 100
Man Power Planning = 10*20 = 200
Financial Accounting = 20*20 = 400
SCM = 15*20 = 300
CRM = 15*20 = 300 +
Total = 2000
Total pengharapan yang didapat akan digunakan untuk mencari
persentase nilai pengharapan, dimana perhitungannya sebagai berikut :
Engineering Evaluation Shee t = (59/2000)*100% = 2.95%
Engineering Order Managemen = (46/2000)*100% =2.3%
Open Job Management = (62/2000)*100% = 3.1%
Sistem Informasi Training = (55/2000)*100% = 2.75%
SAP Personal Development = (130/2000)*100% = 6.5%
License Offer = (39.5/2000)*100% = 1.48%
Carrer Offer =(60/2000)*100% = 3%
Man Power Planning =(150/2000)*100% = 7.5%
Financial Accounting = (260/2000)*100% = 13%
SCM =(145.5/2000)*100%=7.28%
CRM = (120/2000)*100% = 6% +
Total Alignment Gap = 55.85%
184
Dengan mengetahui total alignment gap yaitu sebesar 55.85% maka
untuk mendapatkan total pengharapan sebesar 100%, dilakukan cara sebagai
berikut :
Engineering Evaluation Sheet = (100/55.85)*2.95% = 5.28%
Engineering Order Management = (100/55.85)*2.3% = 4.12%
Open Job Management = (100/55.85)*3.1% = 5.55%
Sistem Informasi Training = (100/55.85)*2.75% = 4.92%
SAP Personal Development = (100/55.85)*6.5% = 11.64%
License Offer = (100/55.85)*1.48% = 2.64%
Carrer Offer = (100/55.85)*3% = 5.37%
Man Power Planning = (100/55.85)*7.5% = 13.43%
Financial Accounting = (100/55.85)*13% = 23.28%
SCM = (100/55.85)*7.28% = 13.03%
CRM =(100/55.85)*6% = 10.74%+
Total = 100%
Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat jika :
Engineering Evaluation Sheet : nilai persentase pengharapan diatas
modul ini adalah 5.28 lebih besar dari nilai weight awal yaitu 5. Oleh
karena itu modul ini telah selaras dengan arahan strategi.
Engineering Order Management : nilai persentase pengharapan diatas
modul ini adalah 4.12 lebih kecil dari nilai weight awal yaitu 5. Oleh
karena itu modul ini belum selaras dengan arahan strategi.
185
Open Job Management : nilai persentase pengharapan diatas modul ini
adalah 5.55 lebih besar dari nilai weight awal yaitu 5. Oleh karena itu
modul ini telah selaras dengan arahan strategi.
Sistem Informasi Training : nilai persentase pengharapan diatas modul ini
adalah 4.92 lebih kecil dari nilai weight awal yaitu 5. Oleh karena itu
modul ini belum selaras dengan arahan strategi.
SAP Personal Development : nilai persentase pengharapan diatas modul
ini adalah 11.64 lebih besar dari nilai weight awal yaitu 10. Oleh karena
itu modul ini telah selaras dengan arahan strategi.
License Offer : nilai persentase pengharapan diatas modul ini adalah 2.64
lebih kecil dari nilai weight awal yaitu 5. Oleh karena itu modul ini
belum selaras dengan arahan strategi.
Carrer Offer : nilai persentase pengharapan diatas modul ini adalah 5.37
lebih besar dari nilai weight awal yaitu 5. Oleh karena itu modul ini
telah selaras dengan arahan strategi.
Man Power Planning : nilai persentase pengharapan diatas modul ini
adalah 13.43 lebih besar dari nilai weight awal yaitu 10. Oleh karena itu
modul ini telah selaras dengan arahan strategi.
Financial Accounting : nilai persentase pengharapan diatas modul ini
adalah 23.28 lebih besar dari nilai weight awal yaitu 20. Oleh karena itu
modul ini telah selaras dengan arahan strategi.
186
SCM : nilai persentase pengharapan diatas modul ini adalah 13.03 lebih
kecil dari nilai weight awal yaitu 15. Oleh karena itu modul ini belum
selaras dengan arahan strategi.
CRM : nilai persentase pengharapan diatas modul ini adalah 10.74 lebih
kecil dari nilai weight awal yaitu 15. Oleh karena itu modul ini belum
selaras dengan arahan strategi.
Dilihat dari hasil perhitungan dapat diambil kesimpulan jika
hampir semua aplikasi sudah selaras dengan arahan strategi dimana
hasil penelitian sudah sesuai dengan kenyataannya. Sedangkan aplikasi
yang belum selaras dengan arahan strategi perlu mendapatkan
pertimbangan-pertimbangan dari pihak manajemen apakah aplikasi
tersebut tetap dipertahankan dengan memantapkan fungsi itu sendiri
atau ditiadakan.
Untuk melihat apakah bobot arahan strategi antara kenyataan
dan penelitian sudah sesuai dengan yang diharapkan maka dilakukan
secara vertikal. Bobot tertinggi dari aplikasi adalah 5. Jumlah aplikasi
yang dianalisis adalah 11. Bobot nilai pengharapannya adalah 11 x 5 =
55. Setelahnya nilai pengharapan ini akan dikalikan dengan masing-
masing bobot arahan strategi untuk mendapatkan total nilai
pengharapan. Dimana penjelasannya adalah sebagai berikut :
Arahan strategi - Fokus pada kerjasama dengan perusahaan airlines
dalam menangani perawatan dan perbaikan pesawatnya.: 35 x 55 =
1925.
187
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan sistem informasi untuk menarik
para investor untuk menanamkan modalnya : 30 x 55 = 1650.
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan layanan untuk meningkatkan
kepuasan kepada pelanggan : 20 x 55 = 1100.
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan teknologi informasi untuk
meningkatkan kinerja perusahaan : 15 x 55 = 825.
Total keseluruhan dari nilai pengharapan adalah 5500.
Total tersebut akan digunakan untuk mencari nilai alignment gap masing-
masing arahan strategi yaitu sebagai berikut :
Arahan strategi - Fokus pada kerjasama dengan perusahaan airlines
dalam menangani perawatan dan perbaikan pesawatnya : (1029/5500) x
100% = 18.71% .
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan sistem informasi untuk menarik
para investor untuk menanamkan modalnya : (957/5500) x 100% =
17.4%.
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan layanan untuk meningkatkan
kepuasan kepada pelanggan : (648/5500) x 100% = 11.78%.
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan teknologi informasi untuk
meningkatkan kinerja perusahaan : (439.5/5500) x 100% = 7.99%.
Total Alignment Gap adalah 55.88%.
Dengan mengetahui total alignment gap yaitu sebesar 55.88% maka
untuk mendapatkan total pengharapan sebesar 100%, dilakukan cara sebagai
berikut :
188
Arahan strategi - Fokus pada kerjasama dengan perusahaan airlines
dalam menangani perawatan dan perbaikan pesawatnya : (100/55.88) x
18.71% = 33.48% .
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan sistem informasi untuk menarik
para investor untuk menanamkan modalnya : (100/55.88) x 17.4% =
31.13%.
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan layanan untuk meningkatkan
kepuasan kepada pelanggan : (100/55.88) x 11.78% = 21.08%.
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan teknologi informasi untuk
meningkatkan kinerja perusahaan : (100/55.88) x 7.99% = 14.31%.
Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan jika :
Arahan strategi - Fokus pada kerjasama dengan perusahaan airlines
dalam menangani perawatan dan perbaikan pesawatnya dapat dilihat
bobot arahan strategi berdasarkan penelitian ternyata 33.48 % dan ini
lebih kecil dari perkiraan awal bobot arahan strategi yaitu 35 %. Dilihat
dari ini dapat disimpulkan bila semua aplikasi belum fokus pada arahan
strategi ini. Oleh karena itu pihak manajemen dapat
mempertimbangkan untuk mengambil keputusan-keputusan yang
objektif agar semua aplikasi fokus pada kerjasama dengan perusahaan
airlines dalam menangani perawatan dan perbaikan pesawatnya.
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan sistem informasi untuk menarik
para investor untuk menanamkan modalnya dapat dilihat bobot arahan
strategi berdasarkan penelitian ternyata 31.13% dan ini lebih besar dari
189
perkiraan awal bobot arahan strategi yaitu 30 %. Dilihat dari ini dapat
disimpulkan bila semua aplikasi telah fokus pada arahan strategi
tersebut.
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan layanan untuk meningkatkan
kepuasan kepada pelanggan dapat dilihat bobot arahan strategi
berdasarkan penelitian ternyata 21.08% dan ini lebih besar dari
perkiraan awal bobot arahan strategi yaitu 20%. Dilihat dari ini dapat
disimpulkan bila semua aplikasi telah fokus pada arahan strategi
tersebut.
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan teknologi informasi untuk
meningkatkan kinerja perusahaan dapat dilihat bobot arahan strategi
berdasarkan penelitian ternyata 14.31% dan ini lebih kecil dari
perkiraan awal bobot arahan strategi yaitu 15%. Dilihat dari ini dapat
disimpulkan bila semua aplikasi belum fokus pada arahan strategi ini.
Oleh karena itu pihak manajemen dapat mempertimbangkan untuk
mengambil keputusan-keputusan yang objektif agar semua aplikasi
fokus pada peningkatan teknlogi informasi untuk meningkatkan kinerja
perusahaan.
190
4.15.2 Alignment Data – Infrastruktur
Tabel 4.29 Alignment Data - Infrastruktur
35 30 20 15
Wei
ght
Foku
spad
ake
rjas
ama
deng
anpe
rusa
haan
airli
nesd
alam
men
anga
nipe
raw
atan
dan
perb
aika
npe
saw
atny
a.
Foku
spad
ape
ning
kata
nsis
tem
info
rmas
iunt
ukm
enar
ikpa
rain
vest
orun
tuk
men
anam
kan
mod
alny
a.
Foku
spad
ape
ning
kata
nla
yana
nun
tuk
men
ingk
atka
nke
puas
anke
pada
pela
ngga
n
Foku
spad
ape
ning
kata
nte
knol
ogii
nfor
mas
iunt
ukm
enin
gkat
kan
kine
rja
peru
saha
an.
Unw
eigh
tTot
al
Wei
ghtT
otal
Pers
enta
seAl
ignm
entG
ap
Pers
enta
seH
asil
Pene
litia
n
Platform (Hardware dan
Software)30 4.4 4.3 4 3.7 16.4 492 25.10 28.64
Portal System 35 4.3 4.6 4.4 4.3 17.6 616 31.43 35.87Network 20 4 4.9 4.6 4 17.5 350 17.86 20.38Internet/ Intranet Security
15 4.6 3.7 4.4 4.6 17.3 259.5 13.24 15.11
Unweight Total 17.3 17.5 17.4 16.6Weight Total 605.5 525 348 249Persentase
Alignment Gap 30.89 26.78 17.76 12.70
Persentase Hasil Penelitian 35.05 30.39 20.15 14.41
191
Sebelum membandingkan, peneliti melakukan penelitian dengan
menghitung tingkat harapan yang didapat dari bobot tertinggi dengan
mengkalikan dari jumlah arahan strategi perusahaan yaitu sebagai berikut : 4
x 4.9 = 19.6. Berdasarkan hasil penelitian pada alignment data untuk
infrastruktur dapat dilihat jika nilai pengharapan yang didapat dikalikan
dengan weight awal masing-masing yaitu sebagai berikut :
Platform = 30*19.6 = 588
Portal System = 35*19.6 = 686
Network = 20*19.6 = 392
Internet/Intranet Security = 15*19.6 = 294 +
Total = 1960
Total pengharapan yang didapat akan digunakan untuk mencari
persentase nilai pengharapan, dimana perhitungannya sebagai berikut :
Platform = (492/1960)*100% = 25.10%
Portal System = (616/1960)*100% = 31.43%
Network = (350/1960)*100% = 17.86%
Internet/Intranet Security = (259.5/1960)*100% = 13.24% +
Total Alignment Gap = 87.63%
Dengan mengetahui total alignment gap yaitu sebesar 87.63% maka untuk
mendapatkan total pengharapan sebesar 100%, dilakukan cara sebagai
berikut :
Platform = (100/87.63)*25.10% = 28.64%
Portal System = (100/87.63)*31.43% = 35.87%
192
Network = (100/87.63)*17.86% = 20.38%
Internet/Intranet Security = (100/87.63)*13.24% =15.11%+
Total = 100%
Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat jika :
Platform : belum selaras dengan arahan strategi dimana nilai weight awal
adalah 30 dan nilai pengharapan yang didapat adalah sebesar 28.64
lebih kecil dari nilai weight awal. Pihak manajemen harus melakukan
tindakan dengan memperhatikan keputusan yang diambil agar Platform
ini selaras dengan arahan strategi.
Portal System : sudah selaras dengan arahan strategi dimana nilai weight
awal adalah 35 dan nilai pengharapan yang didapat adalah sebesar
35.87.
Network : sudah selaras dengan arahan strategi dimana nilai weight awal
adalah 20 dan nilai pengharapan yang didapat adalah sebesar 20.38.
Internet/Intranet Security : sudah selaras dengan arahan strategi dimana
nilai weight awal adalah 15 dan nilai pengharapan yang didapat adalah
sebesar 15.11.
Untuk melihat apakah bobot arahan strategi antara kenyataan dan
penelitian sudah sesuai dengan yang diharapkan maka dilakukan secara
vertikal. Bobot tertinggi dari aplikasi adalah 4.9. Jumlah infrastruktur yang
dianalisis adalah 4. Bobot nilai pengharapannya adalah 4 x 4.9 = 19.6.
Setelahnya nilai pengharapan ini akan dikalikan dengan masing-masing
193
bobot arahan strategi untuk mendapatkan total nilai pengharapan yaitu
sebagai berikut :
Arahan strategi - Fokus pada kerjasama dengan perusahaan airlines
dalam menangani perawatan dan perbaikan pesawatnya : 35 x 19.6 =
686.
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan sistem informasi untuk menarik
para investor untuk menanamkan modalnya : 30 x 19.6 = 588.
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan layanan untuk meningkatkan
kepuasan kepada pelanggan : 20 x 19.6 = 392.
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan teknologi informasi untuk
meningkatkan kinerja perusahaan : 15 x 19.6 = 294.
Total keseluruhan dari nilai pengharapan adalah 1960.
Total tersebut akan digunakan untuk mencari nilai alignment gap masing-
masing arahan strategi yaitu sebagai berikut :
Arahan strategi - Fokus pada kerjasama dengan perusahaan airlines
dalam menangani perawatan dan perbaikan pesawatnya : (605.5/1960)
x 100% = 30.89% .
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan sistem informasi untuk menarik
para investor untuk menanamkan modalnya : (525/1960) x 100% =
26.78%.
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan layanan untuk meningkatkan
kepuasan kepada pelanggan : (348/1960) x 100% = 17.76%.
194
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan teknologi informasi untuk
meningkatkan kinerja perusahaan : (249/1960) x 100% = 12.7%.
Total Alignment Gap adalah 88.13%.
Dengan mengetahui total alignment gap yaitu sebesar 88.13% maka
untuk mendapatkan total pengharapan sebesar 100%, dilakukan cara sebagai
berikut :
Arahan strategi - Fokus pada kerjasama dengan perusahaan airlines
dalam menangani perawatan dan perbaikan pesawatnya : (100/88.13) x
30.89% = 35.05% .
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan sistem informasi untuk menarik
para investor untuk menanamkan modalnya : (100/88.13) x 26.78% =
30.39%.
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan layanan untuk meningkatkan
kepuasan kepada pelanggan : (100/88.13) x 17.76% = 20.15%.
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan teknologi informasi untuk
meningkatkan kinerja perusahaan : (100/88.13) x 12.70% = 14.41%.
Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan jika :
Arahan strategi - Fokus pada kerjasama dengan perusahaan airlines
dalam menangani perawatan dan perbaikan pesawatnya dapat dilihat
bobot arahan strategi berdasarkan penelitian ternyata 35.05% dan lebih
besar dari perkiraan awal bobot arahan strategi yaitu 35% sehingga
dapat disimpulkan bahwa infrastruktur sudah fokus pada kerjasama
dengan perusahaan airlines.
195
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan sistem informasi untuk menarik
para investor untuk menanamkan modalnya dapat dilihat bobot arahan
strategi berdasarkan penelitian ternyata 30.39% dan lebih besar dari
perkiraan awal bobot arahan strategi yaitu 30% sehingga dapat
disimpulkan bahwa infrastruktur sudah fokus pada peningkatan sistem
informasi untuk menarik para investor untuk menanamkan modalnya.
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan layanan untuk meningkatkan
kepuasan kepada pelanggan dapat dilihat bobot arahan strategi
berdasarkan penelitian ternyata 20.15% dan lebih besar dari perkiraan
awal bobot arahan strategi yaitu 20% sehingga dapat disimpulkan
bahwa infrastruktur sudah fokus pada peningkatan layanan untuk
meningkatkan kepuasan kepada pelanggan.
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan teknologi informasi untuk
meningkatkan kinerja perusahaan dapat dilihat bobot arahan strategi
berdasarkan penelitian ternyata 14.41% dan lebih kecil dari perkiraan
awal bobot arahan strategi yaitu 15% sehingga dapat disimpulkan
bahwa infrastruktur belum fokus pada peningkatan teknologi informasi
untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Pihak manajemen diharapkan
dapat mempertimbangkan untuk mengambil keputusan-keputusan yang
objektif agar menjadi fokus pada arahan strategi ini.
196
4.15.3 Alignment Data – Services
Tabel 4.30 Alignment Data - Services
35 30 20 15
Wei
ght
Foku
spad
ake
rjas
ama
deng
anpe
rusa
haan
airli
nesd
alam
men
anga
nipe
raw
atan
dan
perb
aika
npe
saw
atny
a.
Foku
spad
ape
ning
kata
nsis
tem
info
rmas
iunt
ukm
enar
ikpa
rain
vest
orun
tuk
men
anam
kan
mod
alny
a.
Foku
spad
ape
ning
kata
nla
yana
nun
tuk
men
ingk
atka
nke
puas
anke
pada
pela
ngga
n
Foku
spad
ape
ning
kata
nte
knol
ogii
nfor
mas
iunt
ukm
enin
gkat
kan
kine
rja
peru
saha
an.
Unw
eigh
tTot
al
Wei
ghtT
otal
Pers
enta
seAl
ignm
entG
ap
Pers
enta
seH
asil
Pene
litia
n
Helpdesk 35 3 3.3 2.2 3.3 11.8 413 27.17 32.06Maintenance 45 2.4 3.6 3.3 3.7 13 585 38.49 45.42
Security Monitoring 20 3.7 3.8 3.3 3.7 14.5 290 19.08 22.52
Unweight Total 9.1 10.7 8.8 10.7
Weight Total 318.5 321 176 160.5Persentase Alignment
Gap27.94 28.16 15.44 14.08
Persentase Hasil
Penelitian32.63 32.89 18.03 16.44
Sebelum membandingkan, peneliti melakukan penelitian dengan
menghitung tingkat harapan yang didapat dari bobot tertinggi dengan
197
mengkalikan dari jumlah arahan strategi perusahaan yaitu sebagai berikut : 4
x 3.8 = 15.2. Berdasarkan hasil penelitian pada alignment data untuk
services dapat dilihat jika nilai pengharapan yang didapat dikalikan dengan
weight awal masing-masing yaitu sebagai berikut :
Helpdesk = 35*15.2 = 532
Maintenance = 45*15.2 = 684
Security Monitoring = 20*15.2 = 304 +
Total = 1.520
Total pengharapan yang didapat akan digunakan untuk mencari
persentase nilai pengharapan, dimana perhitungannya sebagai berikut :
Helpdesk = (413/1520)*100% = 27.17%
Maintenance = (585/1520)*100% = 38.49%
Security Monitoring = (290/1520)*100% = 19.08% +
Total Alignment Gap = 84.74%
Dengan mengetahui total alignment gap yaitu sebesar 84.74% maka untuk
mendapatkan total pengharapan sebesar 100%, dilakukan cara sebagai
berikut :
Helpdesk = (100/84.74)*27.17% = 32.06%
Maintenance = (100/84.74)*38.49% = 45.42%
Security Monitoring = (100/84.74)*19.08% = 22.52% +
Total = 100%
Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat jika :
198
Helpdesk : belum selaras dengan arahan strategi dimana nilai weight awal
adalah 35 dan nilai pengharapan yang didapat adalah sebesar 32.06
lebih kecil dari nilai weight awal. Pihak manajemen harus melakukan
tindakan dengan memperhatikan keputusan yang diambil agar helpdesk
ini selaras dengan arahan strategi.
Maintenance : sudah selaras dengan arahan strategi dimana nilai weight
awal adalah 45 dan nilai pengharapan yang didapat adalah sebesar
45.42.
Security Monitoring : sudah selaras dengan arahan strategi dimana nilai
weight awal adalah 20 dan nilai pengharapan yang didapat adalah
sebesar 22.52.
Untuk melihat apakah bobot arahan strategi antara kenyataan dan
penelitian sudah sesuai dengan yang diharapkan maka dilakukan secara
vertikal. Bobot tertinggi dari aplikasi adalah 3.8. Jumlah services yang
dianalisis adalah 3. Bobot nilai pengharapannya adalah 3 x 3.8 = 11.4.
Setelahnya nilai pengharapan ini akan dikalikan dengan masing-masing
bobot arahan strategi untuk mendapatkan total nilai pengharapan yaitu
sebagai berikut :
Arahan strategi - Fokus pada kerjasama dengan perusahaan airlines
dalam menangani perawatan dan perbaikan pesawatnya : 35 x 11.4 =
399.
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan sistem informasi untuk menarik
para investor untuk menanamkan modalnya : 30 x 11.4 = 342.
199
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan layanan untuk meningkatkan
kepuasan kepada pelanggan : 20 x 11.4 = 228.
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan teknologi informasi untuk
meningkatkan kinerja perusahaan : 15 x 11.4 = 171.
Total keseluruhan dari nilai pengharapan adalah 1140.
Total tersebut akan digunakan untuk mencari nilai alignment gap masing-
masing arahan strategi yaitu sebagai berikut :
Arahan strategi - Fokus pada kerjasama dengan perusahaan airlines
dalam menangani perawatan dan perbaikan pesawatnya : (318.5/1140)
x 100% = 27.94% .
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan sistem informasi untuk menarik
para investor untuk menanamkan modalnya : (321/1140) x 100% =
28.16%.
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan layanan untuk meningkatkan
kepuasan kepada pelanggan : (176/1140) x 100% = 15.44%.
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan teknologi informasi untuk
meningkatkan kinerja perusahaan : (160.5/1140) x 100% = 14.08%.
Total Alignment Gap adalah 85.62%.
Dengan mengetahui total alignment gap yaitu sebesar 85.62% maka
untuk mendapatkan total pengharapan sebesar 100%, dilakukan cara sebagai
berikut :
200
Arahan strategi - Fokus pada kerjasama dengan perusahaan airlines
dalam menangani perawatan dan perbaikan pesawatnya : (100/85.62) x
27.94% = 32.63% .
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan sistem informasi untuk menarik
para investor untuk menanamkan modalnya : (100/85.62) x 28.16% =
32.89%.
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan layanan untuk meningkatkan
kepuasan kepada pelanggan : (100/85.62) x 15.44% = 18.03%.
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan teknologi informasi untuk
meningkatkan kinerja perusahaan : (100/85.62) x 14.08% = 16.44%.
Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan jika :
Arahan strategi - Fokus pada kerjasama dengan perusahaan airlines
dalam menangani perawatan dan perbaikan pesawatnya dapat dilihat
bobot arahan strategi berdasarkan penelitian ternyata 32.63% dan lebih
kecil dari perkiraan awal bobot arahan strategi yaitu 35% sehingga
dapat disimpulkan bahwa services belum fokus pada kerjasama dengan
perusahaan airlines dalam menangani perawatan dan perbaikan
pesawatnya.
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan sistem informasi untuk menarik
para investor untuk menanamkan modalnya dapat dilihat bobot arahan
strategi berdasarkan penelitian ternyata 32.89% dan lebih besar dari
perkiraan awal bobot arahan strategi yaitu 30% sehingga dapat
201
disimpulkan bahwa services sudah fokus pada peningkatan sistem
informasi untuk menarik para investor untuk menanamkan modalnya.
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan layanan untuk meningkatkan
kepuasan kepada pelanggan dapat dilihat bobot arahan strategi
berdasarkan penelitian ternyata 18.03% dan lebih kecil dari perkiraan
awal bobot arahan strategi yaitu 20% sehingga dapat disimpulkan
bahwa services belum fokus pada peningkatan layanan untuk
meningkatkan kepuasan kepada pelanggan.
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan teknologi informasi untuk
meningkatkan kinerja perusahaan dapat dilihat bobot arahan strategi
berdasarkan penelitian ternyata 16.44% dan lebih besar dari perkiraan
awal bobot arahan strategi yaitu 15% sehingga dapat disimpulkan
bahwa services sudah fokus pada peningkatan teknologi informasi.
202
4.15.4 Alignment Data – Manajemen
Tabel 4.31 Alignment Data - Manajemen
35 30 20 15
Wei
ght
Foku
spad
ake
rjas
ama
deng
anpe
rusa
haan
airli
nesd
alam
men
anga
nipe
raw
atan
dan
perb
aika
npe
saw
atny
a.
Foku
spad
ape
ning
kata
nsis
tem
info
rmas
iunt
ukm
enar
ikpa
rain
vest
orun
tuk
men
anam
kan
mod
alny
a.
Foku
spad
ape
ning
kata
nla
yana
nun
tuk
men
ingk
atka
nke
puas
anke
pada
pela
ngga
n
Foku
spad
ape
ning
kata
nte
knol
ogii
nfor
mas
iunt
ukm
enin
gkat
kan
kine
rja
peru
saha
an.
Unw
eigh
tTot
al
Wei
ghtT
otal
Pers
enta
seAl
ignm
entG
ap
Pers
enta
seH
asil
Pene
litia
n
Planning 15 3 3.3 3.4 3.3 13 195 13.18 14.36User
Requirement
30 3.5 3.4 3.5 3.2 13.6 408 27.57 30.04
Implementation 25 3.6 3.6 3.1 3.1 13.4 335 22.64 24.67
TrainingProgram 30 3.4 3.7 3.5 3.4 14 420 28.38 30.93
Unweight Total 13.5 14 13.5 13
Weight Total 472.5 420 270 195
Persentase Alignment
Gap31.93 28.38 18.24 13.18
Persentase Hasil
Penelitian34.81 30.94 19.88 14.37
203
Sebelum membandingkan, peneliti melakukan penelitian dengan
menghitung tingkat harapan yang didapat dari bobot tertinggi dengan
mengkalikan dari jumlah arahan strategi perusahaan yaitu sebagai berikut : 4
x 3.7 = 14.8. Berdasarkan hasil penelitian pada alignment data untuk
manajemen dapat dilihat jika nilai pengharapan yang didapat dikalikan
dengan weight awal masing-masing yaitu sebagai berikut :
Planning = 15 x 14.8 = 222
User Requirement = 30 x 14.8 = 444
Implementation = 25 x 14.8 = 370
Training Program = 30 x 14.8 = 444 +
Total = 1480
Total pengharapan yang didapat akan digunakan untuk mencari
persentase nilai pengharapan, dimana perhitungannya sebagai berikut :
Planning = (195/1480) x 100% = 13.18%
User Requirement = (408/1480) x 100% = 27.57%
Implementation = (335/1480) x 100% = 22.64%
Training Program = (420/1480) x 100% = 28.38% +
Total Alignment Gap = 91.77%
Dengan mengetahui total alignment gap yaitu sebesar 91.77% maka
untuk mendapatkan total pengharapan sebesar 100%, dilakukan cara sebagai
berikut :
Planning = (100/91.77) x 13.18% = 14.36%
204
User Requirement = (100/91.77) x 27.57% = 30.04%
Implementation = (100/91.77) x 22.64% = 24.67%
Training Program = (100/91.77) x 28.38% = 30.93% +
Total = 100%
Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat jika :
Planning, nilai weight awalnya adalah 15. Sedangkan nilai pengharapan
yang didapat adalah sebesar 14.36. Oleh karena itu, planning belum
selaras dengan arahan strategi. Pihak manajemen perlu memperhatikan
keputusan agar modul ini selaras dengan arahan strategi.
User Requirement, sudah selaras dengan arahan strategi dimana nilai
weight awal adalah 30. Nilai pengharapan yang didapat adalah sebesar
30.04. Maka User Requirement telah selaras dengan arahan strategi.
Implementation, nilai weight awalnya adalah 25. Sedangkan nilai
pengharapan yang didapat adalah sebesar 24.67. Oleh karena itu,
Implementation belum selaras dengan arahan strategi. Pihak manajemen
perlu memperhatikan keputusan agar modul ini selaras dengan arahan
strategi.
Training Program sudah selaras dengan arahan strategi dimana nilai
weight awal adalah 30. Nilai pengharapan yang didapat adalah sebesar
30.93. Maka Training program telah selaras dengan arahan strategi.
Untuk melihat apakah bobot arahan strategi antara kenyataan dan
penelitian sudah sesuai dengan yang diharapkan maka dilakukan secara
vertikal. Bobot tertinggi dari aplikasi adalah 3.7. Jumlah manajemen yang
205
dianalisis adalah 4. Bobot nilai pengharapannya adalah 3.7 x 4 = 14.8.
Setelahnya nilai pengharapan ini akan dikalikan dengan masing-masing
bobot arahan strategi untuk mendapatkan total nilai pengharapan yaitu
sebagai berikut :
Arahan strategi - Fokus pada kerjasama dengan perusahaan airlines
dalam menangani perawatan dan perbaikan pesawatnya : 35 x 14.8 =
518.
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan sistem informasi untuk menarik
para investor untuk menanamkan modalnya : 30 x 14.8 = 444.
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan layanan untuk meningkatkan
kepuasan kepada pelanggan : 20 x 14.8 = 296.
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan teknologi informasi untuk
meningkatkan kinerja perusahaan : 15 x 14.8 = 222.
Total keseluruhan dari nilai pengharapan adalah 1480.
Total tersebut akan digunakan untuk mencari nilai alignment gap masing-
masing arahan strategi yaitu sebagai berikut :
Arahan strategi - Fokus pada kerjasama dengan perusahaan airlines
dalam menangani perawatan dan perbaikan pesawatnya : (472.5/1480)
x 100% = 31.93% .
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan sistem informasi untuk menarik
para investor untuk menanamkan modalnya : (420/1480) x 100% =
28.38%.
206
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan layanan untuk meningkatkan
kepuasan kepada pelanggan : (270/1480) x 100% = 18.24%.
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan teknologi informasi untuk
meningkatkan kinerja perusahaan : (195/1480) x 100% = 13.18%.
Total Alignment Gap adalah 91.73%.
Dengan mengetahui total alignment gap yaitu sebesar 91.73% maka
untuk mendapatkan total pengharapan sebesar 100%, dilakukan cara sebagai
berikut :
Arahan strategi - Fokus pada kerjasama dengan perusahaan airlines
dalam menangani perawatan dan perbaikan pesawatnya : (100/91.73) x
31.93% = 34.81% .
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan sistem informasi untuk menarik
para investor untuk menanamkan modalnya : (100/91.73) x 28.38% =
30.94%.
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan layanan untuk meningkatkan
kepuasan kepada pelanggan : (100/91.73) x 18.24% = 19.88%.
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan teknologi informasi untuk
meningkatkan kinerja perusahaan : (100/91.73) x 13.18% = 14.37%.
Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan jika :
Arahan strategi - Fokus pada kerjasama dengan perusahaan airlines
dalam menangani perawatan dan perbaikan pesawatnya dapat dilihat
bobot arahan strategi berdasarkan penelitian ternyata 34.81% dan lebih
kecil dari perkiraan awal bobot arahan strategi yaitu 35% sehingga
207
dapat disimpulkan bahwa manajemen belum fokus pada kerjasama
dengan perusahaan airlines dalam menangani perawatan dan perbaikan
pesawatnya.
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan sistem informasi untuk menarik
para investor untuk menanamkan modalnya dapat dilihat bobot arahan
strategi berdasarkan penelitian ternyata 30.94% dan lebih besar dari
perkiraan awal bobot arahan strategi yaitu 30% sehingga dapat
disimpulkan bahwa manajemen sudah fokus pada peningkatan sistem
informasi untuk menarik para investor untuk menanamkan modalnya.
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan layanan untuk meningkatkan
kepuasan kepada pelanggan dapat dilihat bobot arahan strategi
berdasarkan penelitian ternyata 19.88% dan lebih kecil dari perkiraan
awal bobot arahan strategi yaitu 20% sehingga dapat disimpulkan
bahwa manajemen belum fokus pada peningkatan layanan untuk
meningkatkan kepuasan kepada pelanggan.
Arahan strategi - Fokus pada peningkatan teknologi informasi untuk
meningkatkan kinerja perusahaan dapat dilihat bobot arahan strategi
berdasarkan penelitian ternyata 14.37% dan lebih kecil dari perkiraan
awal bobot arahan strategi yaitu 15% sehingga dapat disimpulkan
bahwa manajemen belum fokus pada peningkatan teknologi informasi
untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
208
4.16 Analisis Biaya Lights - On
4.16.1 Persentase Biaya
Adapun persentase biaya yang akan digambarkan melalui diagram
dibawah ini adalah :
1. Portfolio Aplikasi
Berikut ini adalah gambar dari total persentase biaya aplikasi pada PT.
GMF AeroAsia.
Total Persentase Biaya Aplikasi (Dalam Juta Rupiah)
4,6065; 0,36%
9,96; 0,79%
10,209; 0,81%
8,8395; 0,70%
30,627; 2,42%
4,2335; 0,33%
4,482; 0,35%
13,944; 1,10%
473,233; 37,38%
329,485; 26,03%
376,25; 29,72%
Engineering Evaluation SheetEngineering Order ManagementOpen Job ManagementSistem Informasi TrainingSAP Personal DevelopmentLicense OfferCarrer OfferMan Power PlanningFinancial AccountingSCMCRM
Gambar 4.8 Total Persentase Biaya Aplikasi (Dalam Juta Rupiah)(Sumber : Pengolahan Data)
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa aplikasi Financial
Accounting memiliki biaya paling besar, yakni Rp.473.233.000,- dengan
209
persentase sebesar 37.38%. Modul ini memiliki biaya paling tinggi karena modul
ini sangat penting dalam kegiatan keuangan sehari-hari untuk menunjang bisnis
yang terjadi di perusahaan. Yang kedua adalah modul Customer Relationship
Management (CRM) dengan biaya aplikasi sebesar Rp.376.250.000,- dan
persentase biayanya sebesar 29.72%. Setelahnya adalah modul Supply Chain
Management (SCM) dengan persentase sebesar 26.03% dan biaya aplikasinya
adalah Rp.329.485.000,-. Kemudian modul SAP Personal Development, Man
Power Planning, Open Job Management, Engineering Order Management,
Sistem Informasi Training, Engineering Evaluation Sheet, dan Carrer Offer
dengan persentase masing-masing sebesar 2.42%, 1.10%, 0.81%, 0.79%, 0.70%,
0.36%, dan 0.35% dan biayanya masing-masing sebesar Rp.30.627.000,-,
Rp.13.944.000,-, Rp.10.209.000,-, Rp.9.960.000,-, Rp.8.839.500,-,
Rp.4.606.500,-, dan Rp.4.482.000,-. Dan terakhir adalah aplikasi yang memiliki
biaya yang terkecil adalah License Offer dengan persentase sebesar 0.33%.
210
2. Portfolio Infrastruktur
Berikut ini adalah gambar dari total persentase biaya infrastruktur pada
PT. GMF AeroAsia.
Total Persentase Biaya Infrastruktur (Dalam Juta Rupiah)
732,556; 81%
93,478; 10%52,143; 6%
23,028; 3%
Platform Portal System Network Internet/Intranet Security
Gambar 4.9 Total Persentase Biaya Infrastruktur (Dalam Juta Rupiah)(Sumber : Pengolahan Data)
Berdasarkan gambar diatas, portfolio infrastruktur biaya terbesar terdapat
pada Platform (Hardware dan Software) yang memiliki biaya sebesar
Rp.732.556.000,-/tahun dengan persentase 81%. Biaya untuk Portal System
sebesar Rp.93.478.000,-/tahun dengan persentase 10%. Biaya untuk Network
sebesar Rp.52.143.000,-/tahun dengan persentase sebesar 6% dan biaya yang
paling kecil adalah Internet/Intranet Security sebesar Rp.23.028.000,-/tahun
dengan persentase 3%.
211
3. Portfolio Services
Berikut ini adalah gambar dari total persentase biaya services pada PT.
GMF AeroAsia.
Total Persentase Biaya Services (Dalam Juta Rupiah)
38; 34%
42; 37%
32; 29%
Helpdesk Maintenance Security Monitoring
Gambar 4.10 Total Persentase Biaya Services (Dalam Juta Rupiah)(Sumber : Pengolahan Data)
Berdasarkan gambar diatas, terlihat bahwa Maintenance memiliki biaya
paling tinggi sebesar Rp.42.000.000,-/tahun dengan persentase sebesar 42.37%.
Kemuadian biaya untuk Helpdesk sebesar Rp.38.000.000,-/tahun dengan
persentase 38.34%. Sedangkan Security Monitoring memiliki biaya sebesar
Rp.32.000.000,-/tahun dengan persentasenya adalah 32.29%.
212
4. Portfolio Manajemen
Total Persentase Biaya Manajemen (Dalam Juta Rupiah)
48; 20%
83; 34%52; 21%
62; 25%
Planning User Requirement Implementation Training Program
Gambar 4.11 Total Persentase Biaya Manajemen (Dalam Juta Rupiah)(Sumber : Pengolahan Data)
Berdasarkan gambar diatas, portfolio manajemen biaya terbesar terdapat
pada User Requirement yang memiliki biaya sebesar Rp.83.000.000,-/tahun
dengan persentase 83.74%. Sedangkan biaya yang lainnya adalah untuk Training
Program sebesar Rp.62.000.000,-/tahun dengan persentase 62.25%, untuk
Implementation sebesar Rp.52.000.000,- dengan persentase sebesar 52.21%, dan
untuk biaya yang paling kecil adalah Planning sebesar Rp.48.000.000,- dengan
persentase 48.20%.
213
4.16.2 Total Persentase Biaya Lights-On
Total Persentase Biaya Lights-On (Dalam Juta Rupiah)
12658,695; 91%
901,205; 6%
112; 1%
245; 2%
Aplikasi Infrastruktur Services Manajemen
Gambar 4.12 Total Persentase Biaya Light On (Dalam Juta Rupiah)(Sumber : Pengolahan Data)
Biaya yang dikeluarkan untuk lights-on pada PT. GMF AeroAsia terbagi
atas :
o Aplikasi yang memiliki persentase sebesar 91% dengan biaya Rp.
1.265.869.500,-.
o Infrastruktur yang memiliki persentase sebesar 6% dengan biaya
Rp. 901.205.000,-.
o Services yang memiliki persentase sebesar 1% dengan biaya Rp.
112.000.000,-
214
o Manajemen yang memiliki persentase sebesar 2% dengan biaya
Rp. 245.000.000,-
4.16.3 Total Persentase Biaya Proyek
Total Persentase Biaya Proyek (Dalam Juta Rupiah)
473,825; 35%
872,545; 65%
Corporate Finance Business Intelligent
Gambar 4.13 Total Persentase Biaya Proyek (Dalam Juta Rupiah)(Sumber : Pengolahan Data)
Biaya yang dikeluarkan untuk proyek pada PT. GMF AeroAsia terbagi
atas :
o Business Intelligent yang memiliki persentase sebesar 65%
dengan biaya Rp.872.545.000,-.
o Knowledge Management yang memiliki persentase sebesar 35%
dengan biaya Rp.437.825.000,-.
215
4.16.4 Total Persentase Biaya TI
Total Persentase Biaya TI (Dalam Juta Rupiah)
13916,9; 91%
1346,37; 9%
Lights-on Proyek
Gambar 4.14 Total Persentase Biaya TI (Dalam Juta Rupiah)(Sumber : Pengolahan Data)
Biaya yang dikeluarkan untuk lights-on pada PT. GMF AeroAsia sebesar
Rp. 2.524.074.500,- dengan persentase sebesar 91% dari total biaya TI dan untuk
proyek sebesar Rp. 1.310.370.000,- dengan persentase sebesar 9%.
216
4.17 Persentase Tingkat Layanan
Persentase Tingkat Layanan
5% 5% 5%5%
5%
4%4%
5%4%5%5%5%5%4%
4%5%
4%5%
4%5% 5% 4%
Engineering Evaluation Sheet Engineering Order ManagementOpen Job Management Sistem Informasi TrainingSAP Personal Development License OfferCarrer Offer Man Power PlanningFinancial Accounting SCMCRM Platform (Hardware dan Software)Portal System NetworkInternet/ Intranet Security HelpdeskMaintenance Security MonitoringPlanning User RequirementImplementation Training Program
Gambar 4.15 Persentase Nilai Penyelarasan(Sumber : Pengolahan Data)
Tabel 4.32 Persentase Tingkat Layanan
Lights - On Tingkat Layanan PersentaseEngineering Evaluation Sheet 4.65 5%Engineering Order Management 4.37 5%Open Job Management 4.55 5%Sistem Informasi Training 4.63 5%SAP Personal Development 4.5 5%License Offer 3.75 4%Carrer Offer 4.13 4%
217
Man Power Planning 4.69 5%Financial Accounting 4.17 4%SCM 4.58 5%CRM 4.9 5%Platform 4.28 4%Portal System 4.33 5%Network 4.06 4%Internet/Intranet Security 3.78 4%Helpdesk 4.28 4%Maintenance 4.05 4%Security Monitoring 4.33 5%Planning 3.95 4%User Requirement 4.32 5%Implementation 4.44 5%Training Program 4.12 4%
Dilihat dari gambar dan tabel diatas, yang memiliki persentase tingkat
layanan tertinggi adalah persentase yang memiliki nilai 5% dan persentase
tingkat layanan terendah adalah persentase yang memiliki nilai 4%. Perincian
dari setiap tingkat layanan adalah sebagai berikut:
Modul Engineering Evaluation Sheet dengan persentase tingkat
layanan sebesar 5%
Modul Engineering Order Management dengan persentase
tingkat layanan sebesar 5%
Modul Open Job Management dengan persentase tingkat
layanan sebesar 5%
Modul Sistem Informasi Training dengan persentase tingkat
layanan sebesar 5%
Modul SAP Personal Development dengan persentase tingkat
layanan sebesar 5%
218
Modul License Offer dengan persentase tingkat layanan sebesar
4%
Modul Carrer Offer dengan persentase tingkat layanan sebesar
4%
Modul Man Power Planning dengan persentase tingkat layanan
sebesar 5%
Modul Financial Accounting dengan persentase tingkat layanan
sebesar 4%
Modul SCM dengan persentase tingkat layanan sebesar 5%
Modul CRM dengan persentase tingkat layanan sebesar 5%
Platform (Hardware & Software) dengan persentase tingkat
layanan sebesar 4%
Portal System dengan persentase tingkat layanan sebesar 5%
Network dengan persentase tingkat layanan sebesar 4%
Internet/intranet security dengan persentase tingkat layanan
sebesar 4%
Helpdesk dengan persentase tingkat layanan sebesar 4%
Maintenance dengan persentase tingkat layanan sebesar 4%
Security Monitoring dengan persentase tingkat layanan sebesar
5%
Planning dengan persentase tingkat layanan sebesar 4%
User Requirement dengan persentase tingkat layanan sebesar 5%
Implementation dengan persentase tingkat layanan sebesar 5%
219
Training Program dengan persentase tingkat layanan sebesar 4%
4.17.1 Analisis Hubungan Kualitas dengan Tingkat Layanan terhadap Biaya
Portfolio Aplikasi
Total Biaya Aplikasi Tingkat Layanan dengan Kualitas (dalam Juta Rupiah)
4,6065
9,96
10,209
8,8395
30,627
4,3
4,35
4,4
4,45
4,5
4,55
4,6
4,65
4,7
3,8 3,9 4 4,1 4,2 4,3 4,4 4,5 4,6 4,7 4,8
Kualitas
Ting
katL
ayan
an
Engineering Evaluation Sheet Engineering Order Management Open Job ManagementSistem Informasi Training SAP Personal Development
Gambar 4.16 Total Biaya Aplikasi 1 (Dalam Juta Rupiah)Tingkat Layanan/Kualitas terhadap Biaya
220
Total Biaya Aplikasi Tingkat Layanan dengan Kualitas (dalam Juta Rupiah)
4,23354,482
376,25
0
1
2
3
4
5
6
4,5 4,55 4,6 4,65 4,7 4,75 4,8 4,85
Kualitas
Ting
katL
ayan
an
License Offer Carrer Offer CRM
Gambar 4.17 Total Biaya Aplikasi 2 (Dalam Juta Rupiah)Tingkat Layanan/Kualitas terhadap Biaya
Total Biaya Aplikasi Tingkat Layanan dengan Kualitas (dalam Juta Rupiah)
13,944
473,233
329,485
4
4,1
4,2
4,3
4,4
4,5
4,6
4,7
4,8
4 4,1 4,2 4,3 4,4 4,5 4,6 4,7 4,8 4,9 5
Kualitas
Ting
katL
ayan
an
Man Power Planning Financial Accounting SCM
Gambar 4.18 Total Biaya Aplikasi 3 (Dalam Juta Rupiah)Tingkat Layanan/Kualitas terhadap Biaya
221
Hubungan tingkat layanan dengan kualitas pada biaya aplikasi
menghasilkan kategori sebagai berikut :
Tabel 4.33 Hubungan Tingkat Layanan dengan Kualitas pada Biaya Aplikasi
Aplikasi Kualitas Tingkat Layanan
Kategori Keterangan
Engineering Evaluation Sheet
4.36
4.65
Excellent Kualitas aplikasi perlu dimonitor dan dibutuhkan biaya maintenance. Tetapi investasi baru, mungkin tidak dibutuhkan.
Engineering Order Management
4.4
4.37
Excellent Kualitas aplikasi perlu dimonitor dan dibutuhkan biaya maintenance. Tetapi investasi baru, mungkin tidak dibutuhkan.
Open Job Management
4.27
4.55
Excellent Kualitas aplikasi perlu dimonitor dan dibutuhkan biaya maintenance. Tetapi investasi baru, mungkin tidak dibutuhkan.
Sistem Informasi Training
4
4.63
Excellent Kualitas aplikasi perlu dimonitor dan dibutuhkan biaya maintenance. Tetapi investasi baru, mungkin tidak dibutuhkan.
SAP Personal Development
4.63
4.5
Excellent Kualitas aplikasi perlu dimonitor dan dibutuhkan biaya maintenance. Tetapi investasi baru, mungkin tidak dibutuhkan.
License Offer
4.56
3.75
Excellent Kualitas aplikasi perlu dimonitor dan dibutuhkan biaya maintenance. Tetapi investasi baru, mungkin tidak dibutuhkan.
Carrer Offer
4.56
4.13
Excellent Kualitas aplikasi perlu dimonitor dan dibutuhkan biaya maintenance. Tetapi investasi baru, mungkin tidak dibutuhkan.
Man Power Planning
4.19
4.69
Excellent Kualitas aplikasi perlu dimonitor dan dibutuhkan biaya maintenance. Tetapi investasi baru, mungkin tidak dibutuhkan.
Financial Accounting
4.29
4.17
Excellent Kualitas aplikasi perlu dimonitor dan dibutuhkan biaya maintenance. Tetapi investasi baru, mungkin tidak dibutuhkan.
222
SCM
4.8
4.58
Excellent Kualitas aplikasi perlu dimonitor dan dibutuhkan biaya maintenance. Tetapi investasi baru, mungkin tidak dibutuhkan.
CRM 4.8
4.9
Excellent Kualitas aplikasi perlu dimonitor dan dibutuhkan biaya maintenance. Tetapi investasi baru, mungkin tidak dibutuhkan.
Portfolio Infrastruktur
Total Biaya Infrastruktur Tingkat Layanan dengan Kualitas (dalam Juta Rupiah)
93,478
52,143
23,028
732,556
3,6
3,7
3,8
3,9
4
4,1
4,2
4,3
4,4
4,5
3,75 3,8 3,85 3,9 3,95 4 4,05 4,1 4,15 4,2
Kualitas
Ting
katL
ayan
an
Platform (Hardware dan Software) Portal System Network Internet/ Intranet Security
Gambar 4.19 Total Biaya Infrastruktur (Dalam Juta Rupiah)Tingkat Layanan/Kualitas terhadap Biaya
Hubungan tingkat layanan dengan kualitas pada biaya infrastruktur
menghasilkan kategori sebagai berikut :
223
Tabel 4.34 Hubungan Tingkat Layanan dengan Kualitas pada Biaya Infrastruktur
Aplikasi Kualitas Tingkat Layanan
Kategori Keterangan
Platform 3.89 4.28
Excellent Kualitas aplikasi perlu dimonitor dan dibutuhkan biaya maintenance. Tetapi investasi baru, mungkin tidak dibutuhkan.
Portal System 3.94 4.33
Excellent Kualitas aplikasi perlu dimonitor dan dibutuhkan biaya maintenance. Tetapi investasi baru, mungkin tidak dibutuhkan.
Network 4.11 4.06
Excellent Kualitas aplikasi perlu dimonitor dan dibutuhkan biaya maintenance. Tetapi investasi baru, mungkin tidak dibutuhkan.
Internet/Intranet Security 3.83 3.78
Excellent Kualitas aplikasi perlu dimonitor dan dibutuhkan biaya maintenance. Tetapi investasi baru, mungkin tidak dibutuhkan.
Portfolio Services
Total Biaya Services Tingkat Layanan dengan Kualitas (dalam Juta Rupiah)
38
42
32
4
4,05
4,1
4,15
4,2
4,25
4,3
4,35
4,4
3,9 4 4,1 4,2 4,3 4,4 4,5 4,6 4,7
Kualitas
Ting
katL
ayan
an
Helpdesk Maintenance Security Monitoring
Gambar 4.20 Total Biaya Services (Dalam Juta Rupiah)Tingkat Layanan/Kualitas terhadap Biaya
224
Hubungan tingkat layanan dengan kualitas pada biaya services
menghasilkan kategori sebagai berikut :
Tabel 4.35 Hubungan Tingkat Layanan dengan Kualitas pada Biaya Services
Aplikasi Kualitas Tingkat Layanan
Kategori Keterangan
Helpdesk 4.28 4.28
Excellent Kualitas aplikasi perlu dimonitor dan dibutuhkan biaya maintenance. Tetapi investasi baru, mungkin tidak dibutuhkan.
Maintenance 4.55 4.05
Excellent Kualitas aplikasi perlu dimonitor dan dibutuhkan biaya maintenance. Tetapi investasi baru, mungkin tidak dibutuhkan.
Security Monitoring 4.05 4.33
Excellent Kualitas aplikasi perlu dimonitor dan dibutuhkan biaya maintenance. Tetapi investasi baru, mungkin tidak dibutuhkan.
225
Portfolio Manajemen
Total Biaya Manajemen Tingkat Layanan dengan Kualitas (dalam Juta Rupiah)
48
83
52
62
3,8
3,9
4
4,1
4,2
4,3
4,4
4,5
4,6
3,9 4 4,1 4,2 4,3 4,4 4,5 4,6 4,7
Kualitas
Ting
katL
ayan
an
Planning User Requirement Implementation Training Program
Gambar 4.21 Total Biaya Manajemen (Dalam Juta Rupiah)Tingkat Layanan/Kualitas terhadap Biaya
Hubungan tingkat layanan dengan kualitas pada biaya manajemen
menghasilkan kategori sebagai berikut :
Tabel 4.36 Hubungan Tingkat Layanan dengan Kualitas pada Biaya Manajemen
Aplikasi Kualitas Tingkat Layanan
Kategori Keterangan
Planning 4.32 3.95
Excellent Kualitas aplikasi perlu dimonitor dan dibutuhkan biaya maintenance. Tetapi investasi baru, mungkin tidak dibutuhkan.
User Requirement 4.41 4.32
Excellent Kualitas aplikasi perlu dimonitor dan dibutuhkan biaya maintenance. Tetapi investasi baru, mungkin tidak dibutuhkan.
226
Implementation 4.03 4.44
Excellent Kualitas aplikasi perlu dimonitor dan dibutuhkan biaya maintenance. Tetapi investasi baru, mungkin tidak dibutuhkan.
Training Program 4.59 4.12
Excellent Kualitas aplikasi perlu dimonitor dan dibutuhkan biaya maintenance. Tetapi investasi baru, mungkin tidak dibutuhkan.
4.18 Persentase Ketergantungan
Persentase Ketergantungan
5% 5%5%
5%5%
4%5%
5%4%5%5%5%3%4%
4%4%
4%
5%5%
5% 4% 4%
Engineering Evaluation Sheet Engineering Order ManagementOpen Job Management Sistem Informasi TrainingSAP Personal Development License OfferCarrer Offer Man Power PlanningFinancial Accounting SCMCRM Platform (Hardware dan Software)Portal System NetworkInternet/ Intranet Security HelpdeskMaintenance Security MonitoringPlanning User RequirementImplementation Training Program
Gambar 4.22 Persentase Ketergantungan(Sumber : Pengolahan Data)
227
Tabel 4.37 Persentase Ketergantungan
Lights – OnNilai
Ketergantungan PersentaseEngineering Evaluation Sheet 4.67 5%Engineering Order Management 4.62 5%Open Job Management 4.33 5%Sistem Informasi Training 4.5 5%SAP Personal Development 4.5 5%License Offer 3.75 4%Carrer Offer 4.5 5%Man Power Planning 4.38 5%Financial Accounting 4.17 4%SCM 4.7 5%CRM 4.6 5%Platform 4.44 5%Portal System 3.22 3%Network 4.22 4%Internet/Intranet Security 4.22 4%Helpdesk 3.55 4%Maintenance 4.22 4%Security Monitoring 4.55 5%Planning 4.24 5%User Requirement 4.29 5%Implementation 4.17 4%Training Program 4.23 4%
Dilihat dari gambar dan tabel diatas, yang memiliki persentase nilai
ketergantungan tertinggi adalah persentase yang memiliki nilai 5% dan
persentase nilai ketergantungan terendah adalah Portal System dengan persentase
nilai 3%. Perincian dari setiap nilai ketergantungan adalah sebagai berikut:
Modul Engineering Evaluation Sheet dengan persentase nilai
ketergantungan sebesar 5%
Modul Engineering Order Management dengan persentase nilai
ketergantungan sebesar 5%
228
Modul Open Job Management dengan persentase nilai
ketergantungan sebesar 5%
Modul Sistem Informasi Training dengan persentase nilai
ketergantungan sebesar 5%
Modul SAP Personal Development dengan persentase nilai
ketergantungan sebesar 5%
Modul License Offer dengan persentase nilai ketergantungan
sebesar 4%
Modul Carrer Offer dengan persentase nilai ketergantungan
sebesar 5%
Modul Man Power Planning dengan persentase nilai
ketergantungan sebesar 5%
Modul Financial Accounting dengan persentase nilai
ketergantungan sebesar 4%
Modul SCM dengan persentase nilai ketergantungan sebesar 5%
Modul CRM dengan persentase nilai ketergantungan sebesar 5%
Platform (Hardware & Software) dengan persentase nilai
ketergantungan sebesar 5%
Portal System dengan persentase nilai ketergantungan sebesar
3%
Network dengan persentase nilai ketergantungan sebesar 4%
Internet/intranet security dengan persentase nilai ketergantungan
sebesar 4%
229
Helpdesk dengan persentase nilai ketergantungan sebesar 4%
Maintenance dengan persentase nilai ketergantungan sebesar 4%
Security Monitoring dengan persentase nilai ketergantungan
sebesar 5%
Planning dengan persentase nilai ketergantungan sebesar 5%
User Requirement dengan persentase nilai ketergantungan
sebesar 5%
Implementation dengan persentase nilai ketergantungan sebesar
4%
Training Program dengan persentase nilai ketergantungan
sebesar 4%
230
4.18.1 Analisis Hubungan Kualitas dengan Ketergantungan terhadap Biaya
Portfolio Aplikasi
Total B iaya Aplikasi Ketergantungan dengan K ualitas (dalam Juta R upiah)
9,96
10,209
8,8395
4,6065
30,627
4,25
4,34,35
4,4
4,454,5
4,55
4,6
4,654,7
4,75
3,8 3,9 4 4,1 4,2 4,3 4,4 4,5 4,6 4,7 4,8
Kualitas
Ket
erga
ntun
gan
Engineering Evaluation Sheet Engineering Order Management Open Job ManagementSistem Informasi Training SAP Personal Development
Gambar 4.23 Total Biaya Aplikasi 1 (Dalam Juta Rupiah)Ketergantungan/Kualitas terhadap Biaya
T otal Biaya Aplikasi Ketergantungan dengan Kualitas (dalam Juta Rupiah)
4,2335
4,482
376,25
0
1
2
3
4
5
6
4,5 4,55 4,6 4,65 4,7 4,75 4,8 4,85
Kualitas
Ket
erga
ntun
gan
L icense Offer Carrer Offer CRM
Gambar 4.24 Total Biaya Aplikasi 2 (Dalam Juta Rupiah)Ketergantungan/Kualitas terhadap Biaya
231
Total Biaya Aplikasi Ketergantungan dengan Kualitas (dalam Juta Rupiah)
13,944
473,233
329,485
4
4,1
4,2
4,3
4,4
4,5
4,6
4,7
4,8
4 4,1 4,2 4,3 4,4 4,5 4,6 4,7 4,8 4,9 5Kualitas
Kete
rgan
tung
an
Man Power Planning Financial Accounting SCM
Gambar 4.25 Total Biaya Aplikasi 3 (Dalam Juta Rupiah)Ketergantungan/Kualitas terhadap Biaya
Hubungan ketergantungan dengan kualitas pada biaya aplikasi
menghasilkan kategori sebagai berikut :
Tabel 4.38 Hubungan Ketergantungan dengan Kualitas pada Biaya Aplikasi
Aplikasi Kualitas Ketergantungan Kategori Keterangan
Engineering Evaluation Sheet
4.36
4.67
Excellent Kualitas aplikasi perlu dimonitor dan dibutuhkan biaya maintenance.
Engineering Order Management
4.4
4.62
Excellent Kualitas aplikasi perlu dimonitor dan dibutuhkan biaya maintenance.
Open Job Management
4.27
4.33
Excellent Kualitas aplikasi perlu dimonitor dan dibutuhkan biaya maintenance.
Sistem Informasi Training
4
4.5
Excellent Kualitas aplikasi perlu dimonitor dan dibutuhkan biaya maintenance.
232
SAP Personal Development
4.63
4.5
Excellent Kualitas aplikasi perlu dimonitor dan dibutuhkan biaya maintenance.
License Offer
4.56
3.75
Excellent Kualitas aplikasi perlu dimonitor dan dibutuhkan biaya maintenance.
Carrer Offer
4.56
4.5
Excellent Kualitas aplikasi perlu dimonitor dan dibutuhkan biaya maintenance.
Man Power Planning
4.19
4.38
Excellent Kualitas aplikasi perlu dimonitor dan dibutuhkan biaya maintenance.
Financial Accounting
4.29
4.17
Excellent Kualitas aplikasi perlu dimonitor dan dibutuhkan biaya maintenance.
SCM
4.8
4.7
Excellent Kualitas aplikasi perlu dimonitor dan dibutuhkan biaya maintenance.
CRM 4.8
4.6
Excellent Kualitas aplikasi perlu dimonitor dan dibutuhkan biaya maintenance.
Portfolio Infrastruktur
To tal B iaya In frastruktu r K etergantung an deng an K ualitas (dalam Ju ta R upiah)
732,556
93,478
52,14323,028
0
1
2
3
4
5
6
3,75 3,8 3,85 3,9 3,95 4 4,05 4,1 4,15 4,2
Kualitas
Ket
erga
ntun
gan
Platform (Hardware dan Software) Portal System Network Internet/ Intranet Security
Gambar 4.26 Total Biaya Infrastruktur (Dalam Juta Rupiah)Ketergantungan/Kualitas terhadap Biaya
233
Hubungan ketergantungan dengan kualitas pada biaya infrastruktur
menghasilkan kategori sebagai berikut :
Tabel 4.39 Hubungan Ketergantungan dengan Kualitas pada Biaya Infrastruktur
Aplikasi Kualitas Ketergantungan Kategori Keterangan
Platform 3.89 4.44
Excellent Kualitas aplikasi perlu dimonitor dan dibutuhkan biaya maintenance. Tetapi investasi baru, mungkin tidak dibutuhkan.
Portal System 3.94 3.22
Stabil Biaya yang dikeluarkan untuk maintenance dan peningkatan diusahakan seminimal mungkin.
Network 4.11 4.22
Excellent Kualitas aplikasi perlu dimonitor dan dibutuhkan biaya maintenance. Tetapi investasi baru, mungkin tidak dibutuhkan.
Internet/Intranet Security 3.83 4.22
Excellent Kualitas aplikasi perlu dimonitor dan dibutuhkan biaya maintenance. Tetapi investasi baru, mungkin tidak dibutuhkan.
234
Portfolio Services
To ta l B ia ya Se rv ic e s K e te rg a n tu n g a n d e n g a n K u a lita s (d a la m J u ta R u p ia h )
3 8
4 23 2
0
1
2
3
4
5
6
3,9 4 4,1 4,2 4,3 4,4 4,5 4,6 4,7
Kualitas
Ket
erga
ntun
gan
He lpdesk Main tenance Security Moni tor ing
Gambar 4.27 Total Biaya Services (Dalam Juta Rupiah)Ketergantungan/Kualitas terhadap Biaya
Hubungan ketergantungan dengan kualitas pada biaya services
menghasilkan kategori sebagai berikut :
Tabel 4.40 Hubungan Ketergantungan dengan Kualitas pada Biaya Services
Aplikasi Kualitas Ketergantungan Kategori Keterangan
Helpdesk 4.28 3.55
Excellent Kualitas aplikasi perlu dimonitor dan dibutuhkan biaya maintenance. Tetapi investasi baru, mungkin tidak dibutuhkan.
Maintenance 4.55 4.22
Excellent Kualitas aplikasi perlu dimonitor dan dibutuhkan biaya maintenance. Tetapi investasi baru, mungkin tidak dibutuhkan.
Security Monitoring 4.05 4.55
Excellent Kualitas aplikasi perlu dimonitor dan dibutuhkan biaya maintenance. Tetapi investasi baru, mungkin tidak dibutuhkan.
235
Portfolio Manajemen
Total Biaya Manajemen Ketergantungan dengan Kualitas (dalam Juta Rupiah)
48
83
52
62
4,144,164,184,2
4,224,244,264,284,3
4,32
3,9 4 4,1 4,2 4,3 4,4 4,5 4,6 4,7
Kualitas
Kete
rgan
tung
an
Planning User Requirement Implementation Training Program
Gambar 4.28 Total Biaya Manajemen (Dalam Juta Rupiah)Ketergantungan/Kualitas terhadap Biaya
Hubungan ketergantungan dengan kualitas pada biaya manajemen
menghasilkan kategori sebagai berikut :
Tabel 4.41 Hubungan Ketergantungan dengan Kualitas pada Biaya Manajemen
Aplikasi Kualitas Ketergantungan Kategori Keterangan
Planning 4.32 4.24
Excellent Kualitas aplikasi perlu dimonitor dan dibutuhkan biaya maintenance. Tetapi investasi baru, mungkin tidak dibutuhkan.
User Requirement 4.41 4.29
Excellent Kualitas aplikasi perlu dimonitor dan dibutuhkan biaya maintenance. Tetapi investasi baru, mungkin tidak dibutuhkan.
Implementation 4.03 4.17
Excellent Kualitas aplikasi perlu dimonitor dan dibutuhkan biaya maintenance. Tetapi investasi baru, mungkin tidak
236
dibutuhkan.
Training Program 4.59 4.23
Excellent Kualitas aplikasi perlu dimonitor dan dibutuhkan biaya maintenance. Tetapi investasi baru, mungkin tidak dibutuhkan.
Keterangan kategori :
o Abandon adalah aplikasi tersebut harus dihapuskan karena tidak
membawa damapak yang positif bagi perusahaan.
o Crisis adalah aplikasi tersebut harus diperbaiki kualitasnya
khususnya bila alignment-nya tinggi. Ini dapat dilakukan dengan
cara menambah sumber daya yang diperlukan yang mendukung
aplikasi tersebut.
o Noncritical, stabilize adalah salah satu kategori aplikasi dikatakan
cukup karena itu investasinya sedikit saja pada perawatan dan
peningkatan kinerja.
o Improve only is needed adalah aplikasi yang berada pada tahap ini
sudah bagus jadi keluarkan biaya hanya pada kondisi emergency
atau bila sumber daya sudah hampir habis.
o Excellent, monitor adalah tahap dimana diperlukan memantau
aplikasi terhadap kualitasnya. Jika perlu keluarkan biaya untuk
menjaga tingkat kualitas, tetapi investasi baru tidak perlu
dilakukan.
237
4.19 Strategi Investasi
4.19.1Strategi Investasi Berdasarkan Hubungan Tingkat Layanan dan Kualitas
0 0 0 0
2.524
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
Biaya
Abaikan Stabil Excellent
Kategori
Total Biaya Lights-on berdasarkan tingkat layanan dan kualitas (Dalam Juta Rupiah)
Gambar 4.29 Strategi Investasi Berdasarkan Hubungan Tingkat Layanan dan KualitasDari hasil grafik total biaya lights-on yang berdasarkan pada tingkat
layanan dan kualitas, maka :
o Kategori “Excellent” memiliki jumlah biaya terbesar sebesar Rp.
2.524.074.500,- yang terdiri dari Engineering Evaluation Sheet,
Engineering Order Management, Open Job Management, Sistem
Informasi Training, SAP Personal Development, License Offer,
Carrer Offer, Man Power Planning, Financial Accounting, SCM,
CRM, Platform (Hardware & Software), Portal System, Network,
Internet/intranet security, Helpdesk, Maintenance, Security
Monitoring, Planning, User Requirement, Implementation, dan
Training Program.
238
o Kategori “Stabil” sudah bagus jadi keluarkan biaya hanya pada
kondisi emergency atau bila sumber daya sudah hampir habis,
memiliki jumlah biaya terendah.
o Kategori “Abaikan, Krisis Ditingkatkan hanya jika dibutuhkan”
memiliki jumlah biaya terendah.
4.19.2 Strategi Investasi Berdasarkan Hubungan Ketergantungan dan Kualitas
0 0 93,478 0
2430,5965
0
500
1000
1500
2000
2500
Biaya
Abaikan Stabil Excellent
Kategori
Total Biaya Lights-on berdasarkan Nilai Ketergantungan dan kualitas (Dalam Juta Rupiah)
Gambar 4.30 Strategi Investasi Berdasarkan Hubungan Ketergantungan dan Kualitas
Dari hasil grafik total biaya lights-on yang berdasarkan pada
ketergantungan dan kualitas, maka :
o Kategori “Excellent” memiliki jumlah biaya terbesar sebesar Rp.
2.430.596.500,- yang terdiri dari Engineering Evaluation Sheet,
239
Engineering Order Management, Open Job Management, Sistem
Informasi Training, SAP Personal Development, License Offer,
Carrer Offer, Man Power Planning, Financial Accounting, SCM,
CRM, Platform (Hardware & Software), Network,
Internet/intranet security, Helpdesk, Maintenance, Security
Monitoring, Planning, User Requirement, Implementation, dan
Training Program.
o Kategori “Stabil” memiliki jumlah biaya sebesar Rp. 93.478.000,-
yang terdiri dari Portal System.
o Kategori “Abaikan, Krisis Ditingkatkan hanya jika dibutuhkan”
memiliki jumlah biaya terendah.
4.20 Manajemen Agenda
Manajemen agenda merupakan suatu tolak ukur dari implementasi
investasi teknologi informasi pada suatu perusahaan didasarkan pada
management agenda New Information Economics. Selain itu penilaian
manajemen agenda diukur berdasarkan kuesioner yang diberikan kepada manajer
TI dan para manajer bisnis, dilakukan untuk melihat keterkaitan atau hubungan
antara manajer TI dan manajer bisnis dalam membuat suatu rencana bisnis dan
TI untuk merealisasikan strategi yang ada di dalam perusahaan. Strategi dapat
diwujudkan dengan kontribusi TI, dan akan memberi nilai lebih pada perusahaan
dibanding dengan para pesaingnya. Berikut ini adalah tabel manajemen agenda
yang mendukung manajer dalam pengambilan keputusan.
240
Manajemen Agenda 1 : Menentukan sasaran
Pertanyaan Manajemen Y/TApakah rencana bisnis dan TI sepenuhnya terkait dan terpadu ?
Y
Apakah seluruh pengeluaran TI (pengembangan, operasi, perawatan, layanan) selaras dengan strategi bisnis
Y
Manajemen Agenda 2 : Bertanya dengan pertanyaan yang tepat
Pertanyaan Manajemen Y/TRight decision
Apakah investasi sudah pada tempat yang tepat ?
Y
Apakah perusahaan dapat menghilangkan biaya TI yang tidak perlu ?
Y
Right action
Dapatkan perusahaan mengurangi biaya dari kegiatan yang kinerjanya buruk ?
Y
Dapatkah perusahaan mengubah strategi bisnis kita pada tindakan TI yang menghasilkan hasil yang tepat
Y
Right result
Apakah kita mendapatkan hasil dan nilai yang cukup dari semua sumber daya operational
Y
Dapatkah kita mengontrol secara efektif biaya TI?
Y
Manajemen Agenda 3 : Menghubungkan dengan lapisan bawah
Pertanyaan Manajemen Y/TApakah kita tahu arahan strategi kita? Y
Manajemen Agenda 4 : Memahami biaya dan sumber daya
Pertanyaan Manajemen Y/TAdakah analisis biaya operasional dari sudut pandang portfolio ?
Y
Adakah penaksiran kegiatan operasional oleh penyelarasan strategis ?
Y
Adakah penaksiran kegiatan operasional oleh kualitas / tingkat layanan?
Y
241
Apakah diketahui seberapa besar investasi TI untuk layanan ? untuk manajemen?
Y
Manajemen Agenda 5 : Fokus pada sesuatu yang benar
Pertanyaan Manajemen Y/TApakah kegiatan TI dan rencana penggunaan sumber daya diprioritaskan, dilaksanakan dan diukur berdasarkan hubungan mereka dan kontribusinya pada hasil bisnis ?
Y
Apakah peran manajer jelas terdefinisi untuk menjamin partisipasi wajar dan menghindar ketiadaan hubungan yang tercipta akibat budaya yang ada ?
Y
Apakah semua kegiatan TI dan pengeluaran organisasi pada sumber daya dan proses portfolio ditujukan untuk penilaian dampak, pengelolaan kinerja, penilaian tingkat kualitas dan layanan dan kesepakatan sumber daya?
Y
Manajemen Agenda 6 : Mengadopsi proses yang efektif untuk
menghasilkan tindakan
Pertanyaan Manajemen Y/TPerencanaan kebutuhan/pasokan-apakah perusahaan meningkatkan dampak strategis dan operasional pada investasi TI-nya?
Y
Inovasi-apakah perusahaan punya inovasi yang bagus melalui TI pada produk, proses dan kinerja?
Y
Prioritisasi-apakah perusahaan memilih investasi yang paling bernilai tinggi?
Y
Penyelarasan-apakah perusahaan mendapat peningkatan dari kegiatan TI-nya?
Y
Pengelolaan budaya-apakah perusahaan mampu untuk mengoptimalkan kontribusi TI pada kinerja TI maupun bisnis?
Y
242
Manajemen Agenda 7 : Menangani masalah-masalah yang umum terjadi
pada praktek
Pertanyaan Manajemen Y/TApakah budaya kita merintangi manajer bisnis dan TI untuk mereka bekerja sama?
Y
Sanggupkah proses pengelolaan TI bekerja baik dengan proses manajemen perusahaan seperti penganggaran?
Y
Dapatkah manajer bisnis bersuara bulat tentang kebutuhan mereka dan apa yang harus dilakukan TI untuk memuaskan mereka?
Y
Manajemen Agenda 8 : Membuat keputusan yang jitu
Pertanyaan Manajemen Y/TApakah kasus bisnis yang digunakan mencerminkan dukungan pada arahan strategi bisnis?
Y
Apakah proses prioritisasi saat ini berdasarkan arahan strategi bisnis?
Y
Apakah tim manajemen faham keseluruhan portfolio pengembangan aplikasi ?
Y
Apakah kita memeriksa dengan seksama siklus anggaran operasional, dan membuang komponen yang kinerjanya buruk?
Y
Manajemen Agenda 9: Perencanaan untuk mendapatkan hasil yang benar
Pertanyaan Manajemen Y/TApakah perencanaan bisnis secara nyata memperhatikan inovasi TI sebagai input dan konsekuensi TI sebagai output?
Y
Organisasi TI dikenal di industri sebagai kontributor penting pada strategi perusahaan dan operasional yang unggul.
Y
Berdasarkan tabel manajemen agenda dapat dijelaskan bahwa :
Manajemen Agenda 1 :
243
Proses perencanaan bisnis dan teknologi informasi pada PT. GMF
AeroAsia secara penuh terintegrasi dan terhubung, dimana teknologi informasi
mampu membantu terlaksananya perencanaan bisnis untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Dengan adanya teknologi informasi dan perencanaan bisnis yang
terintegrasi membuat PT. GMF AeroAsia dapat menjalankan bisnisnya dengan
baik dan dapat sejalan dengan arahan strategi perusahaan. Biaya yang
dialokasikan untuk teknologi informasi sangat penting dan harus tepat agar dapat
mendukung dan sejalan dengan perencanaan bisnis atau strategi bisnis
perusahaan.
Manajemen Agenda 2 :
Investasi teknologi informasi yang sudah dilakukan perusahaan saat ini
sudah pada tempat yang tepat. Hal ini dapat dilihat dari suatu hasil teknologi
informasi yang selaras dengan arahan strategi perusahaan. Pihak manajemen
perusahaan juga sudah mengambil tindakan untuk menghilangkan biaya
teknologi informasi yang tidak perlu dengan cara memantau secara efektif setiap
pengeluaran teknologi informasi yang akan dilakukannya secara detail dalam
perencanaan teknologi informasi sehingga perusahaan dapat mengurangi biaya
dari kegiatan yang kinerjanya buruk. Pada perencanaan teknologi informasi,
pihak manajemen memotong biaya seefektif mungkin tetapi dengan memberikan
alternatif-alternatif yang menguntungkan banyak pihak.
Manajemen Agenda 3 :
Semua karyawan dari PT. GMF AeroAsia mengetahui dan memahami
arahan strategi bisnis perusahaan karena segala sesuatu kegiatan yang dilakukan
244
di dalam perusahaan sejalan dengan arahan strategi yang dijalankan perusahaan.
Sehingga hal ini mempengaruhi bottom-line perusahaan.
Manajemen Agenda 4 :
Dalam menganalisis biaya operasional, perusahaan melakukan analisis
dengan melihat dari portfolio perusahaan, karena dengan penggunaan portfolio
maka perusahaan dapat mengetahui nilai penyelarasan, tingkat layanan, kualitas,
ketergantungan dan breadth suatu lights-on perusahaan. Dengan mengetahui
nilai – nilai tersebut maka perusahaan dapat dengan mudah memperkirakan
kegiatan operasional dengan tehnik alignment data. Perusahaan juga dapat
mengetahui alokasi biaya yang digunakan untuk layanan dan biaya yang
digunakan untuk manajemen perusahaan.
Manajemen Agenda 5:
Kegiatan teknologi informasi selama ini yang terdapat di perusahaan
menggunakan sumber daya yang diprioritaskan, dilaksanakan dan diukur
berdasarkan hubungan mereka dan kontribusinya pada hasil bisnis. Hal ini
dilakukan untuk mendapatkan hasil yang tepat yang sesuai dengan arahan
strategi yang terdapat di perusahaan. Semua kegiatan yang dilakukan teknologi
informasi dan pengeluaran perusahaan pada sumber daya dan proses portfolio
ditujukan untuk penilaian dampak, pengelolaan kinerja, penilaian tingkat kualitas
dan layanan dan kesepakatan sumber daya. Dimana ini akan mempengaruhi
pihak manajemen dalam mengambil keputusan baik jangka pendek maupun
jangka panjang.
Manajemen Agenda 6 :
245
Perusahaan dapat meningkatkan dampak strategis dan operasional pada
investasi teknologi informasi di perusahaan dengan tehnik demand / supply
planning, pada tehnik ini dapat dilihat rencana strategi bisnis teknologi informasi
dan pasokan teknologi informasi yang akan digunakan/direncanakan. Selain itu
pihak manajemen punya inovasi yang bagus melalui teknologi informasi pada
produk, proses dan kinerja. Ini dapat memberikan dampak yang bagus bagi
perusahaan. Perusahaan menilai dampak dan hasil investasi yang ada dengan
menggunakan tehnik New Information Economics. Salah satunya adalah tehnik
prioritisasi. Tehnik ini digunakan untuk menganalisa investasi teknologi
informasi dengan memahami dampak dan resiko yang dihadapi sehingga
perusahaan dapat menilai investasi teknologi informasi yang mana yang
memiliki dampak dan resiko yang tinggi. Selain itu perusahaan dapat memahami
apakah lights-on yang digunakan sudah selaras dengan strategi bisnis yang ada
atau belum. Dan yang terakhir yang sama pentingnya adalah pengelolaan
budaya. Dengan pengelolaan budaya, perusahaan mampu untuk mengoptimalkan
kontribusi TI pada kinerja TI maupun bisnis. Dan ini dapat meningkatkan
operasional perusahaan
Manajemen Agenda 7 :
Selama ini budaya kita merintangi manajer bisnis dan TI untuk mereka
bekerja sama karena setiap budaya dalam diri seseorang tentunya berbeda. Oleh
karena itu untuk menyatukan setiap pemikiran dan tujuan diharapkan semua
karyawan mematuhi budaya perusahaan agar semua yang dicita-citakan
perusahaan tercapai. Jika semua karyawan mematuhi semua budaya perusahaan
maka tentunya proses pengelolaan TI dengan proses manajemen perusahaan
246
seperti penganggaran dapat berjalan dengan baik. Dan tidak hanya itu manajer
bisnis dapat berkerja sama dengan manajer TI akan kebutuhan mereka.
Manajemen Agenda 8 :
Masalah bisnis yang dihadapi oleh PT. GMF AeroAsia tentunya
mencerminkan dukungan pada arahan strategi karena apapun yang dilakukan
perusahaan berdasarkan pada arahan strategi perusahaan. Salah satunya adalah
proses prioritisasi. Selain itu pihak manajemen tentunya memahami keseluruhan
portfolio pengembangan aplikasi untuk membuat keputusan perencanaan TI yang
tepat yang berdasarkan pada arahan strategi tersebut.
Manajemen Agenda 9 :
Perencanaan bisnis yang dilakukan pihak manajemen secara nyata
memperhatikan inovasi TI sebagai input dan konsekuensi TI sebagai output.
Dengan ini perusahaan dapat mengambil kesempatan dari perubahan bisnis yang
terjadi serta dapat meningkatkan perkembangan perusahaan. Organisasi TI dalam
perusahaan merupakan kontributor penting pada strategi perusahaan dan
operasional yang unggul. Ini juga merupakan kunci sukses suatu perusahaan
dalam meningkatkan kinerja perusahaan.