Download - Bab 6 Parkir New
Microsoft Word - Bab-6-Parkir-new.doc
BAB 6
P A R K I R
Parkir adalah tempat pemberhentian kendaraan dalam jangka waktu pendek atau lama, sesuai dengan kebutuhan pengendara. Parkir merupakan salah satu unsur prasarana transportasi yang tidak terpisahkan dari sistem jaringan transportasi, sehingga pengaturan parkir akan mempengaruhi kinerja suatu jaringan, terutama jaringan jalan raya.
Daerah perkotaan dengan kepadatan penduduk dan tingkat ekonomi yang tinggi mengakibatkan tingkat kepemilikan kendaraan pribadi yang tinggi pula. Apabila kondisi ini didukung dengan kebijakan pemerintah dalam manajemen lalu lintas yang tidak membatasi penggunaan mobil pribadi, maka akan mendukung pelaku pergerakan untuk selalu menggunakan kendaraan pribadi. Hal ini akan menimbulkan kebutuhan lahan parkir yang besar pada zona tarikan sebagai contoh pada daerah pusat bisnis (CBD, Central Business District).
Tidak semua pengembang pusat bisnis mampu menyediakan lahan parkir yang mencukupi, sehingga badan jalan yang berada di sekitarnya digunakan untuk lahan parkir. Apabila badan jalan tersebut dilalui lalu lintas dalam jumlah yang cukup besar maka bisa dipastikan bahwa parkir di badan jalan akan menimbulkan permasalahan lalu lintas (kecepatan menurun dan waktu tempuh meningkat).
Timbulnya permasalahan parkir di kota-kota besar menuntut para ahli transportasi untuk betul-betul memahami parkir. Konsep dan karakteristik parkir, analisis kebutuhan parkirr, perencanaan geometrik lahan parkir, dan kebijakan parkir merupakan materi bisa diimplementasikan untuk menangani permasalahan parkir.
6.1 CARA DAN JENIS PARKIR
1. Menurut penempatannya
a. Parkir di tepi jalan (on-street parking)
70
Yakni parkir dengan menggunakan badan jalan sebagai tempat parkir Kerugian : Mengganggu lalu lintas
Mengurangi kapasitas jalan karena adanya pengurangan lebar lajur lalu lintas
Meningkatkan kemungkinan terjadinya kecelakaan Keuntungan: Murah tanpa investasi tambahan
Bagi pengguna tempat parkir bisa lebih dekat dan mudah Posisi parkir: Sejajar dengan sumbu jalan
Tegak lurus sumbu jalan
Membuat sudut dengan sumbu jalan
Sudut parkir
Trotoar
Sumber: Menuju lalu lintas dan angkutan jalan yang tertib, DLLAJ, 1995.
Gambar 6.1Gambar ruang parkir bersudut
Tabel 6.1Lebar minimal jalan lokal primer satu arah untuk parkir badan jalan
Sudut Parkir
(o)Satu LajurDua Lajur
Lebar Minimal
Jalan Efektif (L)Lebar
Total Jalan (W)Lebar Minimal
Jalan Efektif (L)Lebar
Total Jalan (W)
(Meter)(Meter)(Meter)(Meter)
035,868,8
3037,9610,9
4539,3612,3
60310,4613,4
90311,3614,3
Sumber:Menuju lalu lintas dan angkutan jalan yang tertib DLLAJ 1995
71
b. Parkir di luar badan jalan (off-street parking)
Yakni parkir kendaraan di luar badan jalan bisa di halaman gedung perkantoran, supermarket, atau pada taman parkir.Keuntungan:
Tidak mengganggu lalu lintas
Faktor keamanan lebih tinggi Kerugian: Perlu biaya investasi awal yang besar.
Bagi pengguna dirasakan kurang praktis, apalagi jika kepentingannya hanya sebentar saja.
2. Menurut statusnya
a. Parkir umum, biasanya dikelola oleh pemerintah daerah.
b. Parkir khusus, dikelola oleh swasta.
c. Parkir darurat, diselenggarakan karena adanya kegiatan incidental.
d. Taman Parkir, dikelola oleh pemerintah daerah.
e. Gedung Parkir, biasanya diselenggarakan oleh pemerintah daerah dan pengelolaannya oleh swasta.
3. Menurut jenis kendaraan
a. Kendaraan tidak bermesin (sepeda)
b. Sepeda motor
c. Mobil
4. Menurut jenis tujuan parkir
a. Parkir penumpang : untuk kebutuhan menaikkan dan menurunkan penumpang
b. Parkir barang : untuk kebutuhan bongkar muat barang
5. Menurut jenis kepemilikan dan pengoperasian
a. Milik swasta dan dikelola oleh swasta
b. Milik pemerintah daerah dan dikelola oleh pemda
c. Milih pemerintah daerah dan dikelola oleh swasta
Syarat Tempat Parkir
a. Aman, mudah dicapai
b. Tidak mengganggu kegiatan lain
c. Dapat besifat jangka pendek (short term) maupun jangka panjang (long term)
d. Perlu diketahui tipe kendaraan dan klasifikasi
6.2 KARAKTERISTIK PARKIR
Tamin 2003 menjelaskan karakteristik parkir terdiri dari akumulasi parkir, volume parkir, parking turn over, indeks parkir, durasi parkir, dan kapasitas parkir. Data karakteristik parkir ini akan sangat diperlukan untuk melakukan analisis kondisi operasional dan perancangan pengembangan lahan parkir.
6.2.1 Akumulasi dan Volume Parkir
Akumulasi parkir adalah jumlah kendaraan yang sedang diparkir dalam suatu tempat pada waktu tertentu. Data ini bisa memperlihatkan fluktuasi kendaraan yang sedang parkir, dengan demikan jam puncak dan jam tidak puncak dapat teridentifikasi.
Kend. Parkir
Tidak usah antri
Perlu antri
Gambar 6.2. Volume Parkir
Waktu
Tabel 6.2. Contoh data Volume dan Akumulasi Parkir
Waktu
Masuk
Keluar
Akumulasi
Volume
-
06.00-06.104
06.10-06.208
06.20-06.303
06.30-06.402
06.40-06.50
06.50-07.00
-10
210+4-2=12
612+8-6=14
414+3-4=13
313+2-3=12
10
10+4=14
14+8=22
22+3=25
25+2=27
JUMLAH KEND.YANG SEDANG PARKIR
JUMLAH KEND.YANG TELAH DIPARKIR
Volume parkir adalah jumlah total kendaraan yang telah diparkir pada suatu tempat persatuan waktu (biasanya per hari). Dari data volume parkir bisa didapatkan atau ditentukan hari puncak dalam satu minggu bahkan hari puncak dalam satu bulan. Jika tarif yang dikenakan adalah sistem tetap maka berdasarkan data volume parkir saja bisa dihitung pendapatan lahan parkir.
Kend. Parkir
30
20
Volume
Kapasitas 2 : tempat parkir banyakyang kosong
Akumulasi Parkir 10
Kapasitas 1 : tempat parkir selalu penuh
0
06.10 06.20
06.3006.40
Waktu
Gambar 6.3. Hubungan antara Akumulasi dan Volume Parkir
6.2.2 Parking Turn Over (PTO)
Parking Turn Over adalah laju pemakaian tempat parkir dalam periode waktu tertentu
Parking Turn Over=
Jumlah kendaraan yang diparkir Jumlah ruang/tempat parkir
Contoh :Jumlah / kapasitas suatu tempat parkir adalah 200 kendaraan dan dari hasil pengamatan dalam waktu 30 menit jumlah kendaraan yang telah diparkir (masuk pada area parkir) terhitung sebesar 400 kendaraan. Maka PTO adalah sebesar 400/200 = 2
Semakin besar PTO suatu tempat parkir, maka akan semakin besar pula keuntungan yang diperoleh oleh pengelola tempat parkir tersebut. Durasi waktu parkir rata-rata dari kendaraan yang pendek, akan menyebabkan nilai PTO yang besar.
Pemasukan dana parkir = PTO x jumlah tempat parkir x tarip
Contoh : Suatu tempat parkir mempunyai jumlah tempat / kapasitas parkir = 200 kendaraan. Dari data survai yang masuk diketahui besarnya PTO selama 10 menit adalah sebesar 2 (short term), sementara ditetapkan tarip parkir adalah sebesar Rp 300,- (fixed rate).Dengan demikian dapat dihitung besarnya pemasukan dana sebesar: 2 x 200 x Rp 300,- = Rp. 120.000,- / 10 menit atau= Rp 720.000,- / jam
6.2.3 Indeks Parkir
Indeks parkir merupakan persentase dari akumulasi parkir pada selang waktu tertentu dibagi dengan ruang parkir yang tersedia dikalikan 100%. Sebagai contoh untuk on street parking: dalam satu kilometer (1000 m) panjang ruas jalan terdapat 60 kendaraan yang diparkir di badan jalan dengan dengan panjang 200 meter, maka besarnya indeks parkir
adalah :
200m1000m
x100% 20%
6.2.4 Durasi Parkir
Durasi parkir adalah angka yang menunjukkan berapa lama kendaraan diparkir.
Tabel 63. Durasi Parkir
N0.No.PolisiWaktuWaktuDurasi
107.0008.1070
208.1010.20140
309.1014.00290
.
10.000
Tabel 6.4 Persentase Durasi Parkir dalam Interval Waktu
Lama ParkirJumlah KendaraanPersentase ( % )
< 1588/10.000x100% = 0,08
< 3015 (= 8+7)15/10.000x100% = 0,15
< 4520 (=15+5)20/10.000x100% = 0,20
< 6030 (=20+10)30/10.000x100% = 0,30
...
.10.000.100
6.2.5 Kapasitas Parkir
Kapasitas parkir adalah jumlah kendaraan maksimum yang dapat dilayani oleh suatu lahan parkir selama waktu pelayanan. Besar kecilnya kapasitas suatu lahan parkir akan sangat menentukan besarnya volume kendaraan yang dapat ditampung. Hal ini berarti tingkat kapasitas sangat mempengaruhi dimensi lahan parkir tersebut.
Sehingga kapasitas parkir ini harus diperhitungkan sedemikian rupa sehingga tidak hanya didasarkan pada volume maksimum pada kondisi jam sibuk pada hari puncak pula, namun juga harus memperhatikan dan menimbang keseluruhan perilaku kendaraan baik durasi maupun akumulasi selama waktu tertentu. Apabila penentuan kapasitas parkir didasarkan pada jam puncak maka lahan parkir akan mampu menampung kendaraan pada jam puncak
akan tetapi pada jam lain akan kosong sehingga sangat tidak efektif dan efisien bila dilihat dari sudut investasi.
6.3 ANALISIS KEBUTUHAN PARKIR
Analisis kebutuhan parkir sangat diperlukan untuk perencanaan fasilitas parkir, baik perencanaan awal maupun perencanaan pengembangan lahan parkir. Analisis ini akan mengestimasikan luas lahan parkir yang harus disediakan untuk suatu tempat.
Ada 3 metode yang sering digunakan untuk menentukan kebutuhan lahan parkir, yaitu metode berdasarkan pada kepemilikan kendaraan, metode berdasarkan luas lantai bangunan, dan metode berdasarkan selisih terbesar antara kedatangan dan keberangkatan kendaraan. Penggunaan metode ini tergantung pada fungsi lahan dan luas lahan layanan.
6.3.1 Berdasarkan kepemilikan kendaraan
Metode ini mengasumsikan adanya hubungan antara luas lahan parkir dengan jumlah kendaraan yang tercatat di suatu kota. Meningkatnya jumlah kendaraan akan meningkatkan kebutuhan area parkir. Metode ini bisa digunakan untuk mengestimasikan pengembangan lahan parkir yang diperlukan pada suatu lahan parkir yang sudah tersedia. Pengembangan ini didasarkan pada kenaikan kepemilikan kendaraan pada suatu kota.
6.3.2 Berdasarkan luas lantai bangunan
Luas lantai suatu bangunan akan mempengaruhi jumlah kendaraan yang akan diparkir pada area dekat bangunan tersebut. Metode ini lebih tepat bila digunakan untuk perencanaan awal dari suatu bangunan yang akan didirikan. Berdasarkan beberapa hasil studi, Direktorat Jendral Perhubungan darat menentukan kriteria kebutuhan ruang parkir untuk tempat perbelanjaan, perkantoran dan rumah sakit.
Tabel 6.5Kriteria kebutuhan parkir untuk pusat perbelanjaan atau swalayan
ModaRentang datayang berlakuparkir yang harus tersedia
minimummaksimum
MobilLAT > 5000 m22% LAT
penumpangLAE > 4000 m2
PPK > Rp. 1,4 juta
Sepeda MotorLAT > 5000 m20,1% LAT5% LAT
LAE > 4000 m2
PPK > Rp. 1,4 juta
Keterangan:LAT= Luas Area Total LAE= Luas Area EfektifPPK= Pendapatan perkapita harga berlakuSumber:Menuju lalu lintas dan angkutan jalan yang tertib DLLAJ 1995
Tabel 6.6.Kriteria kebutuhan parkir untuk perkantoran
ModaRentang datayang berlakuparkir yang harus tersedia
minimummaksimum
MobilLAT > 5000 m21% LAT2% LAT
penumpangLAE > 4000 m2
PPK > Rp. 1,4 juta
Sepeda MotorLAT > 5000 m25% LAT
LAE > 4000 m2
PPK > Rp. 1,4 juta
Keterangan:LAT= Luas Area Total LAE= Luas Area EfektifPPK= Pendapatan perkapita harga berlakuSumber:Menuju lalu lintas dan angkutan jalan yang tertib DLLAJ 1995
Tabel 6.7Kriteria kebutuhan parkir untuk rumah sakit
ModaRentang datayang berlakuparkir yang harus tersedia
minimummaksimum
MobilLAT > 5000 m22% LAT
penumpangJTT > 50 buah
PPK > Rp. 1,4 juta
Sepeda MotorLAT > 5000 m20,1% LAT5% LAT
JTT > 50 buah
PPK > Rp. 1,4 juta
Keterangan:LAT= Luas Area TotalJTT= Jumlah Tempat TidurPPK= Pendapatan perkapita harga berlakuSumber:Menuju lalu lintas dan angkutan jalan yang tertib DLLAJ 1995
6.3.3 Berdasarkan akumulasi parkir maksimum
Metode ini memperhitungkan kebutuhan lahan parkir didasarkan pada akumulasi terbesar pada suatu selang waktu pengamatan, dengan harapan bahwa pada lahan parkir ini tidak akan pernah terjadi penolakan parkir. Apabila metode ini digunakan maka pada hari biasa dan pada jam tidak sibuk akan banyak ruang parkir yang kosong, sehingga pemanfaatan ruang parkir tidak cukup efisien.
6.4 DISAIN GEOMETRIK LAHAN OFF-STREET PARKING
Satuan Ruang Parkir, SRP, adalah salah satu cara yang bisa digunakan mendisain geometrik lahan parkir. SRP adalah tempat parkir untuk satu kendaraan. Pada tempat dimana parkir dikendalikan maka ruang parkir harus diberi marka pada permukan lantai dasar.
Dirjen Perhubungan darat menentukan ruang parkir standar yang diperlukan oleh suatu mobil penumpang diasumsikan sebesar 4,8 x 2,3 atau 2,4 meter. Ukuran ruang parkir sejajar adalah 6,1 x 2,3 atau 2,4 meter, karena ukuran yang lebih besar maka parkir sejajar jarang digunakan. Ruang tambahan yang diperlukan adalah ruang untuk kendaraan agar bisa melakukan alih gerak atau biasa disebut gang. Ruang ini tergantung pada besarnya sudut parkir. Pemilihan sudut parkir didasarkan pada bentuk dan luas lahan parkir yang tersedia. Hobbs menjelaskanuntuk lebar tempat parkir berkisar 1,95 m, 2,13m atau 2,28m maka: sudut parkir 900
diperlukan lebar gang 6,71 m atau 5,49 m; sudut parkir 450: lebar gang 3,66 m atau 2,74 m.
Dalam perancangan tempat parkir terpenuhinya ukuran-ukuran dan kemudahan sirkulasi lebih penting dari pada mencoba memaksa menyelipkan sedikit tambahan ruang parkir. Ukuran- ukuran dan topografi daerah akan menentukan rancangan yang terbaik untuk tempat parkir tersebut, khususnya jalan masuk dan keluar yang disediakan.
Pada perencanaan gedung parkir hal lain yang harus terpenuhi adalah pencahayaan pada ruang parkir. Cahaya yang cukup merupakan unsur perancangan utama bagi pengemudi untuk melakukan gerakan, terutama apabila disitu terdapat pula pejalan kaki.
Unsur perencanaan yang harus diperhatikan pula adalah sistem sirkulasi kendaraan, lebar jalan landai, radius belokan, ruang bebas atas. Dirjen Perhubungan darat memberikan petunjuk disain untuk sistem sirkulasi sebagai berikut: Kendaraan harus berjalan menurut arah jarum jam, mengingat hal ini akan memberikan garis pandangan yang terbaik bagi pengemudi. Sistem 1 arah memperkecil konflik dan menghindarkan terjadinya kemacetan.
Lebar gang parkir tergantung pada sudut parkir, dimana selanjutnya tergantung pada ukuran daerah, topografi, dan lokasi jalan masuk dan keluar yang dihasilkan. Gang parkir 2 arah dapat disetujui, bila ruang parkir memiliki sudut masuk sebesar 900, untuk sudut masuk kurang dari 900 maka gang parkir 1 arah adalah lebih dipilih, celukan tidak boleh memiliki lebih dari 30 ruang parkir tanpa adanya suatu gang parkir yang memotong. Radius belokan harus kecil, tetapi perlu dipertimbangkan bahwa apabila ada 1 kendaraan yang mogok maka hal ini akan menimbulkan permasalahan yang besar. Ruang bebas atas biasanya dibatasi hingga 2,25 meter. Rambu peringatan dan tiang harus ditempatkan pada titik-titik masuk. Sistem elevator dapat digunakan, tetapi hanya akan efektif apabila keterbatasan ruang adalah tinggi, dan durasi parkir cukup besar.
Sumber:Menuju lalu lintas dan angkutan jalan yang tertib DLLAJ 1995Gambar 6.4Tipe area parkir mobil di off-street parking
80
Pengaturan masuk dan keluar, karcis dan pembayaran di pintu masuk dan keluar harus ditempatkan sejauh mungkin dari simpang dan jarak pandang harus terpenuhi. Akses pejalan kaki harus tersedia serta pemberian rambu dan marka diperlukan untuk memperlihatkan: arah sirkulasi, jalan keluar kendaraan dan lain-lain.
6.5 PENGENDALIAN PARKIR
Pengendalian parkir ditujukan untuk menyediakan fasilitas parkir yang menunjang terwujudnya lalu lintas yang lancar, aman, nyaman dan dengan biaya yang tidak besar. Sehingga pengendalian parkir dilakukan dengan mengkombinasikan pembatasan-pembatasan ruang, waktu dan biaya.
Parkir tidak diijinkan pada tempat yang diperlukan mobilitas yang tinggi, kapasitas jalan yang lebih besar adalah diperlukan. Pengendalian biaya dan waktu parkir berkaitan dengan usaha menyeimbangkan penawaran dan permintaan, dan pembayaran kembali atas investasi untuk pembangunan prasarana dan perawatan.
Kombinasi-kombinasi pengendalian yang utama adalah:
Kebijaksanaan tarif parkir, diterapkan untuk memaksimalkan retribusi parkir ataupun mengurangi kegiatan parkir suatu daerah dalam kaitannya dengan pembatasan lalu lintas kendaraan pribadi, seperti ditunjukkan pada gambar 6.5.
Pendapatan dan Permintaan
Pendapatan
Permintaan
Tarip optimal
Tarip
Sumber:Menuju lalu lintas dan angkutan jalan yang tertib, DLLAJ, 1995Gambar 6.5Kaitan antara tarip dengan pendapatan dan permintaan parkir
Pembatasan ruang parkir kendaraan ditujukan untuk mengendalikan penggunaan kendaraan pribadi pada suatu daerah tertentu untuk kelancaran arus lalu lintas. Pembatasan waktu parkir pada jam-jam sibuk yang bertujuan untuk mencapai kelancaran arus lalu lintas seperti ditunjukkan gambar 6.6. Pembatasan waktu lamanya parkir biasanya diwujudkan dengan penggunaan tarip progresip menurut lamanya waktu parkir. Petunjuk umum yang dapat digunakan untuk pembatasan waktu adalah: 1 jam untuk daerah perkotaan, 2 jam untuk daerah pinggiran, dan 10 20 menit untuk bank, dan kantor pos.
Arus
Kapasitas tanpa parkir Kapasitas dengan parkir
Waktu larangan parkir
waktu
Sumber: Menuju lalu lintas dan angkutan jalan yang tertib DLLAJ, 1995.
Gambar 6.6Pembatasan waktu parkir
Pembatasan parkir khususnya di badan jalan biasanya berdasarkan lokasi dan waktunya. Metode pengendalian yang bisa digunakan adalah alat pengukur parkir, sistim kartu, dan sistem karcis.
Pelaksanaan pengendalian parkir banyak terhambat adanya parkir liar. Parkir liar menyebabkan terjadinya kesemrawutan dan bahkan kecelakaan baik bagi pengendara maupun bagi pejalan kaki. Pengendalian dan penindakan pada umumnya merupakan permasalahan setempat yang harus ditata administrasinya oleh Pemerintah Daerah setempat dan organisasi pengelola parkir.