Download - BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa memegang peranan penting dalam proses komunikasi. Peran
tersebut akan mampu memainkan fungsinya jika dalam tuturan akan tercipta
komunikasi yang baik. Kegiatan bertutur selalu melibatkan dua hal utama, yaitu
penutur (komunikator) dan petutur (komunikan). Kegiatan bertutur pada dasarnya
akan selalu hadir di tengah – tengah masyarakat. Hal ini dikarenakan kegiatan
bertutur merupakan sarana berinteraksi masyarakat satu dengan lainnya.
Bahasa sebagai hasil bertutur mempunyai beragam fungsi dalam
kehidupan bermasyarakat. Bahasa juga berperan dalam menyatukan masyarakat.
Kehidupan yang dipenuhi semangat kekeluargaan akan mampu terwujud jika
antar masyarakat mampu berkomunikasi dengan baik. Tidak bisa diingkari bahwa
alat komunikasi yang mampu mewujudkan tersebut adalah bahasa. Bahasa juga
merupakan media bagi setiap manusia untuk menyampaikan ide pikiran, gagasan,
konsep, dan perasaan.
Kehidupan masyarakat yang majemuk menimbulkan sebuah prilaku yang
berbeda. Perbedaan ini tidak dapat dipungkiri, sehingga menciptakan sebuah
proses komunikasi yang beragam. Proses komunikasi inilah yang dinamakan
tindak ujar atau tindak tutur. Tindak ujar atau tindak tutur adalah kajian tuturan
berdasarkan makna atau arti tindakan dalam tuturannya.
Dalam hubungan dengan kehidupan masyarakat, bahasa Indonesia telah
terjadi berbagai perubahan. Terutama yang berkaitan dengan tatanan baru
kehidupan dunia dan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi, khususnya
teknologi informasi yang semakin sarat dengan tuntutan dan tantangan globalisasi.
Kondisi itu telah menempatkan bahasa asing terutama bahasa Inggris pada posisi
strategis yang memungkinkan bahasa itu memasuki berbagai sendi kehidupan
bangsa dan mempengaruhi perkembangan bahasa Indonesia. Selain bahasa asing,
1
penggunaan bahasa daerah khususnya bahasa Aceh, bahasa Melayu Jakarta, dan
bahasa “gaul” telah mewarnai penggunaan bahasa Indonesia lisan. Bahkan, bahasa
iklan sangat diwarnai oleh penggunaan bahasa daerah tersebut.
Penggunaan bahasa asing dan bahasa daerah tersebut telah mempengaruhi
cara pikir masyarakat Indonesia dalam berbahasa Indonesia resmi. Kondisi itulah
yang menyebabkan terjadinya kesalahan berbahasa Indonesia. Untuk itu,
diperlukan tata cara penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Atas
dasar tersebut, peneliti ingin memberikan pengetahuan tentang perkembangan
Bahasa Indonesia dalam fenomena pemilihan diksi yang tepat dalam proses
komunikasi, baik secara lisan, maupun tulisan.
Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis kesalahan penulisan
bahasa Indonesia pada penulisan media luar ruang di wilayah Kota Banda Aceh.
Objek penelitiannya adalah penulisan pada papan nama pertokoan. Ruang lingkup
kajian ini adalah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dan diksi.
Alasan pemilihan penulisan pada media luar ruang di wilayah Kota Banda
Aceh ini sebagai data penelitian, yaitu pertama untuk memenuhi tugas Bahasa
Indonesia. Kedua, penelitian ini dilakukan karena terbatas. Terbatas disini berarti
bahan yang dikaji tidak terlalu banyak, hanya EYD dan diksi saja. Kesalahan yang
terjadi pada papan nama pertokoan di Banda Aceh banyak terjadi kesalahan pada
EYD dan diksi. Ketiga, penelitian ini dilakukan karena masih banyaknya aspek
kesalahan yang terjadi pada penulisan papan nama pertokoan. Menulis papan
nama toko juga merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan
untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Keempat, hasil penelitian
menunjukkan bahwa penulisan papan nama di wilayah Kota Banda Aceh belum
mematuhi bahasa yang sesuai dengan aturan dan kaidah tata bahasa Indonesia.
Kemampuan dalam menulis papan nama toko bukanlah semata – mata untuk
golongan berbakat menulis, melainkan dapat ditulis oleh orang lain dengan
persyaratan harus sesuai dengan kaidah bahasa yang baku.
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian singkat dalam latar belakang masalah diatas, dalam
penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
a. Bagaimanakah bentuk kesalahan penulisan bahasa Indonesia pada
penulisan media luar ruang seperti papan nama toko yang ada di wilayah
Kota Banda Aceh?
b. Bagaimanakah hasil analisis terhadap bentuk – bentuk kesalahan penulisan
bahasa Indonesia pada papan nama toko yang ada di wilayah Kota Banda
Aceh?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas, tujuan penelitian ini adalah
mendeskripsikan kesalahan – kesalahan penulisan bahasa Indonesia pada papan
nama toko di Kota Banda Aceh.
3
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1 Pengertian Kesalahan Berbahasa
Bahasa sebagai perangkat kebiasaan dipakai setiap orang sebagai media
komunikasi yang sangat kompleks. Pada umumnya pemakai bahasa dalam
berbahasa cenderung menggunakan jalan pikirannya tanpa mempertimbangkan
aturan – aturan yang ada dalam bahasa. Disamping itu ada juga pembelajar bahasa
yang memperhatikan kaidah – kaidah atau aturan bahasa yang berlaku sehingga
menghasilkan konsep sesuai dengan stuktur bahasa yang dipelajari. Seperti telah
dijelaskan di atas bahwa pengkajian terhadap segala aspek kesalahan itu disebut
analisis kesalahan. Agar dapat menganalisis kesalahan berbahasa secara baik
diperlukan langkah – langkah. Langkah–langkah yang dimaksud adalah :
a. Pengumpulan data,
b. Pengidentifikasian kesalahan,
c. Penjelasan kesalahan,
d. Pengklasifikasian kesalahan, dan
e. Pengevaluasian kesalahan.
Atas dasar langkah-langkah diatas dapat dikatakan bahwa yang dimaksud
dengan analisis kesalahan berbahasa adalah suatu proses kerja yang digunakan
oleh para peneliti bahasa dengan langkah-langkah pengumpulan data,
pengidentifikasian kesalahan yang terdapat di dalam data, penjelasan kesalahan
itu berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian taraf keseriusan kesalahan itu
(Tarigan, 2011:68).
Corder (dalam Pateda, 1989:32) membedakan pengertian antara kesalahan
(error) dengan kekeliruan (mistakes). Kesalahan mengacu pada pemahaman
(kompetensi), sedangkan kekeliruan mengacu pada penampilan (performansi).
4
Jadi jika si pembelajar bahasa melafalkan instruksi yang seharusnya bisa, kejadian
semacam ini tergolong kekeliruan. Tetapi jika mengatakan, “Yesterday I go to the
market”, atau “Ini hari saya tidak masuk sekolah”, hal ini termasuk bidang
pemahaman, karena itu tergolong kesalahan. Jadi kekeliruan adalah
penyimpangan yang tidak sistematis, misalnya karena kesalahan, emosi, atau
salah ucap, sedangkan kesalahan adalah penyimpangan – penyimpangan yang
sifatnya sistematis, taat asas, dan menggambarkan kemempuan si pembelajar
bahasa pada tahap tertentu (Baradja, 1981:12).
2.2 Ejaan Dalam Bahasa
Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah perlambangan bunyi bahasa,
pemisahan, penggabungan, dan penulisannya dalam suatu bahasa. Ejaan mengatur
keseluruhan cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda
baca sebagai sarananya. Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh
pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam
bahasa tulis. Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan
makna.
Ejaan ibarat rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi.
Jika pengemudi mematuhi rambu lalu lintas itu, terciptalah lalu lintas yang tertib,
teratur, dan tidak semrawut. Seperti itulah bentuk hubungan antara pemakai
bahasa dan ejaan (Finoza, 2001:13). Dalam suatu bahasa, system ejaan lazimnya
mempunyai tiga aspek, yaitu aspek fonologis yang menyangkut pelambangan
fonem dengan huruf dan penyusunan abjad, aspek morfologis yang menyangkut
perlambangan satuan morfem, dan aspek sintaksis yang menyangkut
perlambangan ujaran dengan tanda baca (Mustakim, 1992:1).
Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD) yang resmi mulai diberlakukan pada tanggal 16 Agustus 1972. EYD
merupakan upaya penyempurnaan ejaan yang sudah dipakai selama 25 tahun
sebelumnya yang dikenal dengan nama Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.
Sebelum Ejaan Soewandi, telah ada ejaan yang merupakan ejaan pertama bahasa
5
Indonesia, yaitu Ejaan Van Ophuysen. Ruang lingkup Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD) mencakup lima aspek, yaitu :
1. Pemakaian huruf yang membicarakan bagian – bagian dasar dari suatu
bahasa, yaitu abjad, vokal, konsonan, pemenggalan, dan nama diri.
2. Penulisan huruf yang membicarakan perubahan huruf dari ejaan yang
sebelumnya, meliputi huruf kapital dan huruf miring.
3. Penulisan kata yang membicarakan bidang morfologi dengan segala
bentuk dan jenisnya, yaitu kata dasar, kata turunan, kata ulang, gabungan
kata, kata ganti, kata depan, kata sandang, pertikel, singkatan dan akronim,
angka dan lambang bilangan.
4. Penulisan unsur serapan yang membicarakan kaidah cara penulisan unsur
serapan, terutama kosakata yang berasal dari bahasa asing.
5. Pemakaian tanda baca yang membicarakan teknik penerapan kelima belas
tanda baca dalam penulisan dengan kaidahnya masing – masing
(Finoza,2001:15).
2.3 Pengertian Diksi
Diksi dalam arti aslinya merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi
oleh penulis atau pembicara. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diksi
berarti pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk
mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (sesuai yang
diharapkan).
Setiap kata memiliki makna tertentu untuk membuat gagasan yang ada
dalam benak seseorang bahkan makna kata bisa saja “diubah” saat digunakan
dalam kalimat yang berbeda. Hal ini mengisyaratkan bahwa makna kata yang
sebenarnya akan diketahui saat digunakan dalam kalimat. Lebih dari itu, bisa saja
menimbulkan dampak atau reaksi yang berbeda jika digunakan dalam kalimat
yang berbeda. Berdasarkan hal itu dapat dikatakan bahwa diksi memegang tema
penting sebagai alat untuk mengungkapkan gagasan dengan mengharapkan efek
agar sesuai maksud yang hendak disampaikan.
6
Pilihan kata (diksi) dalam suatu komunikasi didasarkan pada prinsip
ketepatan, kebenaran, keseksamaan, dan kelaziman. Kenyataan menunjukkan
bahwa pilihan kata – kata dalam penggunaan bahasa Indonesia ragam tulis
khususnya sering salah. Kosakata merupakan dasar yang utama bagi seseorang
untuk mengungkapkan pokok pikirannya. Semakin banyak kosakata yang
dikuasai semakin mudah bagi orang tersebut untuk mengungkapkan gagasannya
kepada orang lain.
Akan tetapi, penggunaan kosakata itu harus diiringi pula dengan
penguasaan struktur bahasa yang digunakan. Kemudian, yang tidak kalah
pentingnya adalah pengguna bahasa tersebut harus mampu memilih kosakata
tertentu untuk digunakan dalam situasi tertentu diantara sekian banyak pilihan
kata yang dikuasai (Azwardi, 2006:35).
Di dalam kenyataan tidak sedikit ditemukan kalimat gramatikal yang
disebabkan oleh penggunaan kata secara tidak tepat. Di dalam penyusunan
kalimat diperlukan kecermatan dalam memilih kata supaya kalimat yang
dihasilkan memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik. Bidang pemilihan kata itu
disebut dengan diksi. Jadi, kesalahan diksi ini meliputi kesalahan kalimat yang
disebabkan oleh kesalahan penggunaan kata (Sugono, 1997:195).
7
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah
suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set
kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi,
gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta –
fakta, sifat – sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 2005:54).
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik observasi berupa
observasi terstrukutr dan teknik catat atau rekam (Mahsun,2005). Observasi
terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis tentang apa
yang akan diamati dan dimana tempatnya. Peneliti telah mengetahui dengan pasti
variable apa yang akan diamati.
Lokasi penelitian ini meliputi seputaran kawasan Ulee Kareng, Lamnyong,
Darussalam, Lueng Bata, Simpang Surabaya, Peunayong, Lamprit, Banda Aceh,.
Proses pengumpulan data dilakukan dengan observasi, kemudian dilanjutkan
dengan memfoto data. Data tersebut kemudian dianalisis dan diklasifikasikan
berdasarkan aspek kesalahannya, yang meliputi kesalahan EYD dan diksi. Objek
penelitian ini adalah papan nama toko di Banda Aceh.
8
3.3 Teknik Penganalisisan Data
Penelitian ini menggunakan analisis isi. Menurut Wimmer dan Dominick
(2000) analisis isi didefinisikan sebagai suatu metode untuk mempelajari dan
menganalisis komunikasi secara sistematik, obyektif, dan kuantitatif terhadap
pesan yang tampak. (Burhan, hal 134). Isi yang nyata, yang diteliti dan dianalisis
hanyalah isi yang tersurat, yang tampak, bukan makna yang dirasakan oleh si
peneliti. Tiga langkah strategis penelitian analisis isi: Pertama, penetapan desain
atau model penelitian. Di sini ditetapkan berapa media, analisis perbandingan atau
korelasi, objeknya banyak atau sedikit dan sebagainya. Kedua, pencarian data
pokok atau data primer, yaitu teks itu sendiri. Sebagai analisis isi maka teks
merupakan objek yang pokok bahkan terpokok. Pencarian dapat dilakukan dengan
mengamati papan nama toko yang ada di seputaran Kota Banda Aceh, kemudian
memfoto papan nama toko tersebut. Ketiga, pencarian pengetahuan kontekstual
agar penelitian yang dilakukan tidak berada di ruang hampa, tetapi terlihat kait-
mengait dengan faktor-faktor lain.
3.4. Sumber Data
Sumber data penelitian ini berupa data primer. Data primer adalah data
yang diperoleh langsung dari lokasi penelitian, misalnya keadaan, kejadian,
peristiwa, yang dapat dilihat, didengar, dirasa, diraba; atau yang diperoleh dari
tangan pertama, misalnya responden, saksi, pelaku, pejabat kunci, dan pelanggar
hukum. Seluruh papan nama toko di Kota Banda Aceh adalah sumber data dari
penelitian ini. Data ini termasuk ke dalam data kualitatif. Data kualitatif, yaitu
data yang tidak bisa diukur atau dinilai dengan angka secara langsung. (Amirin,
2000).
9
Penelitian kualitatif pada dasarnya merupakan suatu proses penyelidikan,
yang mirip dengan pekerjaan detektif (Miles, 1992). Dalam sebuah penyelidikan
akan dihimpun data-data utama dan sekaligus data tambahannya. Sumber data
utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, sedangkan data
tertulis, foto, dan statistik adalah data tambahan (Moleong, 2007:157).
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data-data yang diperoleh di lapangan mengenai kaidah
penulisan media luar ruang, banyak ditemukan kesalahan dalam penulisannya
yang belum memenuhi kaidah penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Berikut ini akan diuraikan data-data yang ditemukan di lapangan, bentuk
kesalahan, serta analisis kesalahan penulisan berdasarkan kaidah kebahasaan.
4.1 Identifikasi Data
Dibawah ini adalah data lapangan yang berhasil diambil melalui foto.
Data ini di ambil di kawasan Ulee Kareung, Lamnyong, Darussalam, Lampriet,
Lampineung, Lueng Bata, Peuniti, Pasar Aceh, dan seputaran kota Banda Aceh.
TABEL 4.1
KORPUS DATA
No. Data
1. NASABA JAYA PANGKAS
2. RAMAYANA BAKSO
3. NUSANTARA KERAMIK
4. CENTRAL AQUA
5. BAKSO TENIS, URAT, TELOR
6. MINI MARKET HAREUKAT DUA
7. NASI UDUK KLAPA GADING
8. NI’MAT KUPI
9. Gayo Luwak Koffie
10. RUMAH MAKAN AYAM TANGKAP CUT DEK
11
11. TEUKA BARU
12. RUMAH KECANTIKAN TIARA SALON
13 DARUSSALAM Swalayan
14 kimia farma apotek
15 GEUBRINA SWALAYAN
16 RESTORAN MASAM KEU-EUNG
17 TOKO PANGAN UTAMA
18 REMAJA FOTO COPY
19 Sabang Laundry
20 WASERBA AZAM JAYA
21 RM MAKAN MINANG JAYA
22 MARTISA TAILOR
23 MULIA Swalayan
24 Mandiri FOTO COPY
25 SAHARA Electronic
26 TOKO OBAT BERIZIN NASYRAH FARMA
27 Rumah Makan NUFANA TOM YAM
28 KEBANGGAAN ACEH KUALITAS DUNIA TOKO KARYA MAJU
29 Waroeng Kopi DAPUR UMMI
30 Warkop D’Marco
4.2. Klasifikasi Data
12
Adapun aspek kesalahan yang di dapat pada tabel diatas dapat dilihat di
tabel dibawah ini.
TABEL 4.2
ASPEK KESALAHAN
Aspek Kesalahan
EYD Diksi Kalimat
kimia farma apotek BAKSO TENIS, URAT, TELOR
NASABA JAYA PANGKAS
Waroeng Kopi DAPUR UMMI
RAMAYANA BAKSO Rumah Makan NUFANA TOM YAM
Gayo Luwak Koffie Mandiri FOTO COPY CENTRAL AQUA
Warkop D’Marco REMAJA FOTO COPY MARTISA TAILOR
NASI UDUK KLAPA GADING
NUSANTARA KERAMIK
TOKO OBAT BERIZIN NASYRAH FARMA
Sabang Laundry MULIA Swalayan RESTORAN MASAM KEU-EUNG
TEUKA BARU GEUBRINA SWALAYAN
TOKO PANGAN UTAMA
DARUSSALAM Swalayan
MINI MARKET HAREUKAT DUA
RUMAH KECANTIKAN TIARA SALON
WASERBA AZAM JAYA
KEBANGGAAN ACEH KUALITAS DUNIA TOKO KARYA MAJU
RM MAKAN MINANG
13
JAYA
4.3. Analisis Data
Adapun hasil analisis data dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
TABEL 4.3
ALTERNATIF PEMBETULAN
No.
Data Salah Pembahasan Alternatif Pembetulan
1. NASABA JAYA PANGKAS
Data tersebut salah karena penulisan nama toko yang mengikuti kaidah penulisan bahasa asing. Berdasarkan kaidah EYD, penulisan dalam bahasa Indonesia didahului dengan kata Pangkas setelah itu baru kata Nasaba Jaya.
Pangkas Nasaba Jaya
2. RAMAYANA BAKSO Data tersebut salah karena penulisan nama toko yang mengikuti kaidah penulisan bahasa asing. Berdasarkan kaidah EYD, penulisan dalam bahasa Indonesia didahului dengan kata Bakso setelah itu baru kata Ramayana.
Bakso Ramayana
3. NUSANTARA KERAMIK
Data tersebut salah karena penulisan nama toko yang mengikuti kaidah penulisan bahasa asing. Berdasarkan kaidah EYD, penulisan dalam bahasa Indonesia didahului dengan kata Keramik setelah itu baru kata Nusantara.
Keramik Nusantara
4. CENTRAL AQUA Data tersebut salah karena penulisan nama
Pusat AQUA
14
toko yang menggunakan bahasa asing yang sudah ada kata padanannya dalam bahasa Indonesia. Berdasarkan kaidah EYD, kata Central sudah diserap dalam bahasa Indonesia menjadi Pusat sehingga tidak menggunakan bahasa asingnya lagi.
5. BAKSO TENIS, URAT, TELOR
Data tersebut salah karena penulisan nama toko yang tidak sesuai dengan kalimat dan tidak baku.
Bakso Tenis, Bakso Urat, dan Bakso Telur
6. MINI MARKET HAREUKAT DUA
Data tersebut salah karena penulisan nama toko yang menggunakan bahasa daerah yang sudah ada kata padanannya dalam bahasa Indonesia. Berdasarkan kaidah EYD, kata Hareukat sudah diserap dalam bahasa Indonesia menjadi Harkat sehingga tidak menggunakan bahasa daerahnya lagi.
Mini market Harkat Dua
7. NASI UDUK KLAPA GADING
Data tersebut salah, karena terdapat singkatan dalam sebuah kata klapa, seharusnya tidak perlu disingkat.
Nasi Uduk Kelapa Gading
8. NI’MAT KUPI Data tersebut salah, karena terdapat tanda koma atas untuk penyingkatan dalam sebuah kata ni’mat,
Nikmat kopi
15
seharusnya tidak perlu disingkat. Dan terdapat penulisan bahasa asing yang seharusnya sudah diserap kedalam bahasa Indonesia.
9. Gayo Luwak Koffie Data tersebut salah karena penulisan nama toko yang mengikuti kaidah penulisan bahasa asing. Berdasarkan kaidah EYD, penulisan didahului dengan kata Kopi setelah itu baru kata Luwak Gayo.
Kopi Luwak Gayo
10. RUMAH MAKAN AYAM TANGKAP CUT DEK
Data tersebut salah karena penulisan kata rumah makan ayam tangkap yang dimiringkan, seharusnya kata tersebut tidak perlu dimiringkan karena bukan istilah asing. Berdasarkan kaidah EYD, kata yang bukan istilah asing tidak ditulis dengan huruf miring.
Rumah Makan Ayam Tangkap Cut Dek
11. TEUKA BARU Data tersebut salah karena penulisan nama toko yang menggunakan bahasa daerah yang sudah ada kata padanannya dalam bahasa Indonesia. Berdasarkan kaidah EYD, kata Teuka sudah diserap dalam bahasa Indonesia menjadi Keluaran sehingga tidak menggunakan bahasa daerah lagi.
Keluaran Baru
12. RUMAH KECANTIKAN
Data tersebut salah karena penulisan nama
Rumah Kecantikan Salon Tiara
16
TIARA SALON toko yang mengikuti kaidah penulisan bahasa asing. Berdasarkan kaidah EYD, penulisan dalam bahasa Indonesia didahului dengan kata Salon setelah itu baru kata Tiara.
13. DARUSSALAM Swalayan
Data tersebut salah karena penulisan nama toko yang mengikuti kaidah penulisan bahasa asing. Berdasarkan kaidah EYD, penulisan didahului dengan kata swalayan setelah itu baru kata Darussalam.
Swalayan Darussalam
14. kimia farma apotek Data tersebut salah karena penulisan nama toko yang mengikuti kaidah penulisan bahasa asing. Berdasarkan kaidah EYD, penulisan dalam bahasa Indonesia didahului dengan kata Apotek setelah itu baru kata Kimia Farma.
Apotek Kimia Farma
15. GEUBRINA SWALAYAN
Data tersebut salah karena penulisan nama toko yang mengikuti kaidah penulisan bahasa asing. Berdasarkan kaidah EYD, penulisan didahului dengan kata swalayan setelah itu baru kata Geubrina.
Swalayan Geubrina
16. RESTORAN MASAM KEU-EUNG
Data tersebut salah karena penulisan nama toko yang menggunakan bahasa daerah yang sudah ada kata padanannya dalam bahasa Indonesia.
Restauran Asam Pedas
17
17. TOKO PANGAN UTAMA
Data tersebut salah karena menggunakan huruf kapital.
Toko Pangan Utama
18. REMAJA FOTO COPY
Data tersebut salah karena penulisan nama toko yang mengikuti kaidah penulisan bahasa asing. Berdasarkan kaidah EYD, penulisan didahului dengan kata Fotokopi setelah itu baru kata Remaja.
Fotokopi Remaja
19. Sabang Laundry Data tersebut salah karena penulisan nama toko yang mengikuti kaidah penulisan bahasa asing. Berdasarkan kaidah EYD, penulisan didahului dengan kata Cuci setelah itu baru kata Sabang.
Cuci Sabang
20. WASERBA AZAM JAYA
Data tersebut salah karena penulisan nama toko yang disingkat yang seharusnya tidak perlu.
Warung Serba Ada Azam Jaya
21. RM MAKAN MINANG JAYA
Data tersebut salah karena adanya penulisan singkatan yang tidak dipisah dengan tanda titik (.). Berdasarkan kaidah EYD, untuk memisahkan nama singkatan menggunakan tanda titik (.).
R.M. Minang Jaya
22. MARTISA TAILOR Data tersebut salah karena adanya penggunaan bahasa asing dalam penulisan nama toko. Berdasarkan kaidah EYD, kata tailor diubah menjadi penjahit
Penjahit Martisa
18
karena dalam penggunaan bahasa Indonesia penulisan bahasa asing sebisa mungkin dihindarkan.
23. MULIA Swalayan Data tersebut salah karena penulisan nama toko yang mengikuti kaidah penulisan bahasa asing. Berdasarkan kaidah EYD, penulisan didahului dengan kata swalayan setelah itu baru kata Mulia.
Swalayan Mulia
24. Mandiri FOTO COPY Data tersebut salah karena penulisan nama toko yang mengikuti kaidah penulisan bahasa asing. Berdasarkan kaidah EYD, penulisan didahului dengan kata Fotokopi setelah itu baru kata Mandiri.
Fotokopi Mandiri
25. SAHARA Electronic Data tersebut salah karena penulisan nama toko yang mengikuti kaidah penulisan bahasa asing. Berdasarkan kaidah EYD, penulisan didahului dengan kata elektronik setelah itu baru kata Sahara.
Elektronik Sahara
26. TOKO OBAT BERIZIN NASYRAH FARMA
Data tersebut salah karena kata toko obat tidak baku dan sebaiknya diganti dengan kata apotek. Berdasarkan kaidah diksi, dalam penulisan nama toko digunakan kata baku.
Apotek Nasyrah
19
27. Rumah Makan NUFANA TOM YAM
Data tersebut salah karena adanya penulisan huruf kapital.
Rumah Makan Nufana Tom Yam
28. KEBANGGAAN ACEH KUALITAS DUNIA TOKO KARYA MAJU
Data tersebut salah karena penulisan nama toko yang terlalu panjang.
Toko Karya Maju
29. Waroeng Kopi DAPUR UMMI
Data tersebut salah karena penulisan nama toko yang menggunakan bahasa daerah yang sudah ada kata padanannya dalam bahasa Indonesia.
Warung Kopi Dapur Ummi
30. Warkop D’Marco Data tersebut salah karena penulisan nama toko yang menggunakan bahasa daerah yang sudah ada kata padanannya dalam bahasa Indonesia dan terdapat singkatan kata.
Warung Kopi Marco
BAB V
20
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Hasil penelitian yang kami lakukan dalam menganalisis kesalahan
penulisan bahasa Indonesia pada papan nama toko di Banda Aceh, masih banyak
terdapat kesalahan. Kesalahan-kesalahan itu meliputi aspek kesalahan EYD dan
Diksi. Kesalahan yang terjadi dominannya adalah kesalahan aspek diksi dan
kalimat.
5.2 Saran
Secara umum penelitian ini menunjukkan masih tingginya tingkat
kesalahan dalam menerapkan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar yang
dilakukan dalam penulisan papan nama toko di Banda Aceh. Secara umum
kondisi tersebut disebabkan oleh keterbatasan kemampuan masing-masing
pemilik toko serta beberapa situasi kurang kondusif yang justru malah memicu
tingkat kesalahan tersebut. Ada dua saran yang direkomendasikan untuk
mengatasi persoalan tersebut antara lain: memperbaiki kualitas penulisan papan
nama toko yang sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan bahasa Indonesia secara
baik dan benar, dan adanya mekanisme kontrol secara periodik dari PEMDA
setempat terhadap persoalan ini.
21