BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karya sastra merupakan hasil aktivitas manusia yang hidup dalam
masyarakat dengan segenap persoalan. Sastra merupakan hasil ciptaan manusia
yang mengekspresikan pikiran, gagasan, pemahaman, dan tanggapan perasaan
penciptanya, tentang kehidupan dengan menggunakan bahasa yang imajinatif dan
emosional.
Karya sastra pada umumnya berisi tentang permasalahan yang melengkapi
kehidupan manusia. Permasalahan itu dapat berupa permasalahan yang terjadi
dalam dirinya sendiri. Karena itu, karya sastra memiliki dunia sendiri yang
merupakan hasil dari pengamatan sastrawan terhadap kehidupan yang diciptakan itu
sendiri baik berupa novel, puisi maupun drama yang berguna untuk dinikmati,
dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat.
Karya sastra menampilkan permasalahan-permasalahan yang terdapat dalam
kehidupan manusia yang berkaitan dengan makna (tata nilai) dari situasi sosial dan
historis yang terdapat dalam kehidupan manusia. Menurut jenisnya sastra dibedakan
atas prosa (novel), puisi, dan drama.
1
2
Novel memberikan gambaran kehidupan yang manusia yang luar biasa.
Sebuah kehidupan yang dapat dijadikan sebagai cerminan bagi pembaca dalam
mengambil pelajaran akan sikap hidup yang dikandungnya. Dalam novel muncul
kejadian-kejadian yang membuat tokoh dalam cerita bisa bersikap bijaksana atau
bisa mengambil sikap yang sesuai dalam menghadapi pertikaian yang akan merubah
nasib mereka. Novel sebagai bagian dari karya sastra dan sebagai produk budaya
menampilkan kahasanah budaya yang ada dalam masyarakat. Pengarang atau
sastrawan tidak hanya menyampaikan peristiwa-peristiwa yang terjadi di
masyarakat, melainkan juga kearifan-kearifan yang dihadirkan dari hasil
perenungan yang mendalam.
Gambaran kehidupan dalam karya sastra (novel) hadir dari wujud
pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh pengarang dan juga imajinasi
pengarang saja. Pelibatan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh
pengarang membuat karya sastra yang diciptakannya tidak dapat dipisahkan dari
konteks sosial budaya yang melatarabelakangi terciptanya karya tersebut.
Sastra adalah suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni. Sastra merupakan
segala sesuatu yang ditulis dan dicetak. Selain itu, sastra merupakan karya imajinatif
yang dipandang lebih luas pengertiannya daripada karya nonfiksi Wellek dan
Warren1. Perbedaan utama antara fiksi dan non fiksi terletak dalam tujuan dan sifat.
Non fiksi bersifat aktualitas sedangkan fiksi bersifat realitas. Aktualitas adalah apa-
1 Wellek & Warren A, Teori Kesusasteraan (Diindonesiakan Melami Budianta). (Jakarta: Gramedia, 1993), hlm. 3 - 11
3
apa yang benar-benar teerjadi sedangkan realitas adalah apa-apa yang dapat terjadi
(tetapi belum terjadi)2 Fiksi sering pula disebut cerita rekaan hasil pengolahan
pengarang berdasarkan pandangan, tafsiran, dan penilaian tentang peristiwa-
peristiwa yang pernah terjadi ataupun pengolahan tentang peristiwa-peristiwa yang
hanya berlangsung dalam khayalan 3
Novel merupakan salah satu bentuk karya prosa yang fiktif dalam panjang
cerita tertentu, melukiskan para tokoh, gerak, serta adegan kehidupan yang
representatif dalam suatu alur.
Ciri-ciri sebuah novel, antara lain:
1. Karya sastra berbentuk narasi Sebuah karangan yang didalamnya terdapat
jenis karangan deskripsi untuk melukiskan sebuah suasana dalam sebuah
novel
2. Berbentuk sebuah prosa
3. Bersifat realis Sebuah tanggapan pengarang terhadap lingkungan sosial
budaya sekelilingnya.
4. Sebuah karya sastra yang berfungsi sebagai tempat menuangkan pikiran
pengarang sebagai reaksinya atas keadaannya disekitarnya.
Pada novel terdapat komponen-komponen yang membangun sebuah novel.
Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur-unsur yang (secara langsung) turut serta
2 Tarigan Guntur H. Prinsip -prinsip Dasar Sastra. (Bandung: Angkasa Raya, 1985), hlm.1223 Semi Atar M, Anatomi Sastra (Angkasa Raya : Padang, 1998), hlm. 31
4
membangun cerita. Unsur yang dimaksud, untuk menyebut sebagian saja, misalnya
bahasa atau gaya bahasa, peristiwa, cerita, plot, penokohan, tema, latar, sudut
pandang penceritaan,. Unsur-unsur tersebut saling menjalin dan menghasilkan suatu
keutuhan cerita.
Berbicara mengenai novel tidak dapat dilepaskan dari bahasa kias,
pengimajinasian, dan perlambangan atau gaya bahasa. Penggunaan gaya bahasa
dalam novel banyak digandrungi oleh novelis dalam menciptakan sebuah novel
karena dapat menimbulkan kesan indah sekaligus banyak makna.
Pemilihan kata dalam sebuah novel berkaitan erat dengan bahasa kias yakni
sarana untuk mendapatkan efek puitis dalam novel tersebut. Seperti diketahui bahwa
gaya bahasa mencakup semua jenis ungkapan yang bermakna lain dengan makna
harfiahnya yang bisa berupa kata, frase, ataupun satuan sintaksis yang lebih luas.
Alur pada novel dibagi menjadi 2 yaitu: alur rapat dan alur renggang. Alur
rapat adalah hubungan antara proses dalam konflik cerita cukup rapat. Alur pokok
adalah alur cerita yang terbentuk dari sebuah rangkaian peristiwa yang dialami
tokoh utama, sedangkan alur ceritanya terbentuk dari rangkaian peristiwa yang
dialami oleh tokoh pembantu.
Penokohan merupakan penggambaran suatu watak tokoh dalam sebuah
novel. Pada novel pengembangan watak tokoh dalam tokoh disesuaikan oleh
perubahan nasib pelaku dan perkembangan konflik. Pewatakan tokoh dibagi
menjadi beberapa cara untuk memahami, antara lain perbuatan-perbuatan tokoh,
5
ucapan-ucapan tokoh, gambaran fisik tokoh, pikiran-pikiran tokoh, dan penerangan
langsung dari pengarang.
Latar adalah menunjukkan suatu tempat kejadian dan waktu terjadinya
sebuah peristiwa, tetapi juga untuk menjelaskan segala keterangan waktu, ruang,
dan suasana terjadinya peristiwa. Pada sebuah latar dibagi menjadi beberapa unsur
seperti dibawah ini:
a. Latar Tempat
Latar ini mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa dalam novel
b. Latar Waktu
Latar ini berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa
c. Latar Sosial
Mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial
masyarakat
Tema merupakan unsur penting dalam membangun sebuah novel. Sebuah
tema didalam novel di ungkapkan secara eksplisit dan implisit.
Menjadikan novel sebagai objek penelitian bukan hal baru. Meskipun
demikian, novel lebih banyak diteliti sebagai karya susastra daripada sebagai alat
komunikasi.
6
Di dalam suatu novel muncul peristiwa-peristiwa yang akan merubah jalan
hidup para pelakunya. Dalam novel terjadi gerakan perubahan perilaku, watak
tokoh, maupun alur cerita, serta sikap dalam menghadapi konflik kehidupan.
Novel berjudul Mata Rantai Yang Hilang atau Ordeal by Innocence (1957),
merupakan salah satu karya terbaik dari penulis terkenal yaitu Agatha Cristie. Novel
yang dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. Novel yang
menceritakan tentang kejadian pembunuhan pada masa setelah perang dunia
pertama, merupakan kisah yang menarik. Kelebihan novel ini terletak pada alur
ceritanya serta karakter dari beberapa tokohnya. Dikisahkan watak dari masing-
masing tokoh dari keluaraga Argyle yang berbeda-beda juga tokoh Calgary seorang
alibi yang terlibat secara tidak langsung dan menjadi tokoh yang membuka kembali
kasus pembunuhan yang sudah terjadi pada dua tahun yang telah lalu.
Kemunculan karakter Calgary dalam mencari suatu keadilan semakin diperkuat
dengan adanya ucapan dari tokoh Hester yang menyatakan bahwa yang penting
bukan yang bersalah, yang tidak bersalahlah yang penting.
Hubungan anggota keluarga Argyle yang kaku dan larut dengan emosi serta
kepentingan masing-masing membuat kisah ini semakin menarik untuk memahami
karakter setiap tokohnya yang memiliki latar belakang kehidupan serta psikologi
yang berbeda. Di tambah dengan karakter Kirsten Lindstrom sebagai wanita
pengurus rumah tangga keluarga Argyle yang telah bekerja selama bertahun-tahun
yang bersikap seolah melindungi masing-masing anggota keluarga tersebut.
7
Kelebihan yang dimikili oleh pengarang sendiri yakni pengarang dapat
menggambarkan dengan detail setiap kejadian yang ada dengan menggunakan kata-
kata yang bersifat eksplisit, namun kita sebagai pembaca dapat ikut larut dan
terbawa ke dalam kisah tersebut. Hingga kita dapat merasakan ikut berpetualang di
dalamnya. Uraian lokasi serta pemandangan yang melatari kisah ini pun di uraikan
secara detail sehingga pembaca dapat merasakan suasana kota serta cuaca yang
dingin pada saat itu.
Kisah yang bertemakan misteri, alur cerita yang mengalir serta penguatan
watak dari para tokohnya merupakan ciri khas dari karya-karyanya Agatha Christie.
Christie menerbitkan lebih dari 80 novel dan sandiwara teater yang kebanyakan
merupakan kisah detektif dan misteri ruangan tertutup. Meskipun dia suka
mempersulit kisahnya dengan teka-teki yang lain dari umumnya, dia juga sangat
teliti dalam "bermain adil" terhadap para pembacanya dengan memastikan bahwa
semua informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan teka-tekinya diberikan.
Berdasarkan isi dari novel tersebut di atas, maka peneliti bermaksud pula
dapat mengaplikasikan penelitiannya untuk pengembangan kemampuan siswa SMA
dalam memahami isi dari sebuah novel, dilihat dari unsur intristik-nya.
Diharapkan dengan menggunakan sumber bacaan yang variatif maka akan dapat
mengembangkan pula berfikir kreatif dari para siswa SMA.
8
B. Identifikasi Masalah
Berdasarakan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah novel sebagai bagian dari karya sastra dan sebagai produk
budaya dapat menampilkan kahasanah budaya yang ada dalam masyarakat?
2. Apakah gambaran kehidupan dalam karya sastra (novel) hadir dari wujud
pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh pengarang dan juga imajinasi
pengarang?
3. Bagaimana unsur intrinsik sebuah novel merupakan unsur-unsur yang (secara
langsung) turut serta membangun cerita?
4. Apakah unsur plot, penokohan, tema, latar, sudut pandang penceritaan, bahasa
atau gaya bahasa serta penokohan dapat membangun suatu cerita yang utuh?
5. Bagaimanakah struktur tema, perwatakan tokoh dan alur membangun novel
yang berjudul “Mata Rantai yang Hilang” karya Agatha Christie ?
6. Bagaimanakah aplikasinya dalam pengajaran bahasa dan sastra di SMA dalam
novel yang berjudul “Mata Rantai yang Hilang” karya Agatha Christie?
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah diperlukan agar penelitian ini dapat mengarah serta
mengenai sasaran yang diinginkan. Sebuah penelitian perlu dibatasi ruang
lingkupnya agar wilayah kajiannya tidak terlalu luas yang dapat berakibat
9
penelitiannya menjadi tidak fokus. Perlu diketahui pula bahwa penelitian yang baik
bukan penelitian yang objek kajiannya luas ataupun dangkal, melainkan penelitian
yang objek kajiannya memfokus dan mendalam. Dalam menganalisis sebuah karya
sastra (novel) mempunyai unsur-unsur seperti tema, plot, latar (setting), penokohan
dan sudut pandang cerita. Dalam hal ini penulis hanya menganalisis tema,
perwatakan dan dan alur , yaitu bagaimana tema kisah misteri ini muncul dan
terungkap kebenarannya, perwatakan tokoh serta alur ceritanya dalam novel “Mata
Rantai yang Hilang” Pembatasan masalah dalam penelitian ini dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Analisis struktur novel yang difokuskan dalam penelitian ini meliputi tema,
perwatakan tokoh dan alur dalam novel yang berjudul “Mata Rantai yang
Hilang” karya Agatha Christie.
2. Aplikasinya dalam pengajaran bahasa dan sastra di SMA dalam novel yang
berjudul “Mata Rantai yang Hilang” karya Agatha Christie.
D. Perumusan Masalah
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang terarah maka diperlukan suatu
perumusan masalah. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
10
Bagaimanakah unsur yang membangun meliputi tema, perwatakan tokoh dan alur
dalam novel yang berjudul “Mata Rantai yang Hilang” karya Agatha Christie serta
aplikasinya dalam pembelajaran bahasa dan sastra di SMA?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan suatu penelitian haruslah tepat sasarannya. Adapun tujuan penelitian
ini adalah menganalisis unsur yang membangun novel “Mata Rantai yang Hilang”
karya Agatha Christie yaitu unsur yang meliputi tema, perwatakan tokoh dan alur
cerita serta aplikasinya dalam pembelajaran bahasa dan sastra di SMA.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian yang baik haruslah memberikan manfaat. Adapun manfaat-
manfaat yang dapat diberikan oleh penelitian ini sebagai berikut ini:
1. Manfaat teoritis, yaitu akan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan
khususnya dalam pengkajian karya sastra.
2. Manfaat praktis
a. Bagi pembaca dan penikmat sastra
Penelitian novel “Mata Rantai yang Hilang” karya Agatha Christie ini dapat
digunakan sebagai bahan perbandingan dengan penelitian-penelitian lain
yang telah ada sebelumnya
b. Bagi mahasiswa Bahasa, Sastra Indonesia
11
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi mahasiswa
untuk memotivasi ide atau gagasan baru yang lebih kreatif dan inovatif di
masa yang akan datang demi kemajuan diri mahasiswa dan jurusan.
c. Bagi pendidikan
Penelitian ini diharapkan mampu digunakan oleh guru bahasa dan Sastra
Indonesia di sekolah sebagai materi ajar khususnya materi sastra.