Download - Bab i. jaringan peer to peer
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Teori Dasar
Local Area Network merupakan sekumpulan komputer yang saling
dihubungkan dalam suatu area tertentu yang tidak begitu luas, seperti pada kantor
atau gedung. Secara garis besar terdapat dua tipe jaringan / LAN, yaitu
jaringan Peer to Peer (P2P) dan jaringan Client-Server. Pada jaringan peer to peer,
setiap komputer yang terhubung ke jaringan dapat bertindak sebagai server ataupun
workstation. Sedangkan pada jaringan Server-client, hanya satu komputer yang
bertindak sebagai server sedangkan lainnya sebagai workstation.
1.1.1 Cisco Paket Traker
1. Gambaran Umum Cisco Paket Traker
Packet Tracer adalah simulator alat-alat jaringan Cisco yang sering
digunakan sebagai media pembelajaran dan pelatihan, dan juga dalam bidang
penelitian simulasi jaringan komputer. Program ini dibuat oleh Cisco Systems
dan disediakan gratis untuk fakultas, siswa dan alumni yang telah berpartisipasi
di Cisco Networking Academy. Tujuan utama Packet Tracer adalah untuk
menyediakan alat bagi siswa dan pengajar agar dapat memahami prinsip
jaringan komputer dan juga membangun skill di bidang alat-alat jaringan Cisco.
2
Packet Tracer terbaru yaitu versi 5.3.3. Dalam versi ini dapat
mensimulasikan Application Layer protocols, Routing dasar RIP, OSPF, and
EIGRP, sampai tingkat yang dibutuhkan pada kurikulum CCNA (Cisco
Certified Network Associate) yang berlaku, sehingga bila dilihat sekilas
software ini bertujuan untuk kelas CCNA. Taget Packet Tracer yaitu
menyediakan simulasi jaringan yang real, namun terdapat beberapa batasan
berupa penghilangan beberapa perintah yang digunakan pada alat aslinya yaitu
pengurangan command pada Cisco IOS. Dan juga Packet Tracer tidak bisa
digunakan untuk memodelkan jaringan produktif/aktif. Dengan keluarnya versi
5.3, beberapa fitur ditambahkan, termasuk fitur BGP. BGP memang bukan
termasuk kurikulum CCNA, akan tetapi termasuk kurikulum CCNP.
Packet Tracer merupakan salah satu aplikasi keluaran Cisco sebagai
simulator untuk merangkai dan sekaligus mengkonfigurasi suatu jaringan
(network). Sama halnya dengan simulator–simulator jaringan lainnya seperti
GNS3, Dynamips,Dynagen maupun simulator lain yang khusus digunakan pada
Simulasi jaringan.
Aplikasi ini sangat praktis digunakan untuk mendesain topologi jaringan
yang kita inginkan, disertai dengan berbagai perangkat-perangakat jaringan
dibutuhkan pada suatu area network misal router, switch, hub maupun
perangkat lainnya. Dengan dukungan dari banyak perangkat tersebut akan
memudahkan kita dalam menentukan jenis perangkat jaringan yang akan kita
3
gunakan pada topologi kita inginkan. Aplikasi Packet Tracer dapat
diinstalasikan ke PC maupun laptop dengan spesifikasi rendah sehingga tidak
tergantung pada spesifikasi yang baik sekalipun.
Untuk membuat sebuah konfigurasi jaringan, bagi pemula, sebaiknya
ditentukan dulu jenis device yang digunakan, berapa jumlahnya dan bagaimana
bentuk konfigurasi jaringan tersebut pada kertas buram. Jenis-jenis kabel
penghubung ditentukan berdasarkan aturan sebagai berikut :
Untuk mengkoneksikan peralatan yang berbeda, gunakan kabel Straight-
through :
Router – Switch
Router – Hub
PC – Switch
PC – Hub
Untuk mengkoneksikan peralatan yang sama, gunakan kabel Cross-Over :
Router – Router
Router – PC
Switch – Switch
Switch – Hub
Proses konfigurasi merupakan bagian penting dalam susunan jaringan.
Proses konfigurasi di masing-masing device diperlukan untuk mengaktifkan
4
fungsi dari device tersebut. Proses konfigurasi meliputi pemberian IP Address
dan subnet mask pada interface-interface device (pada Router, PC maupun
Server), pemberian Tabel Routing (pada Router), pemberian label nama dan
sebagainya.
Setelah proses konfigurasi dilakukan, maka tanda bulatan merah pada
kabel yang terhubung dengan device tersebut berubah menjadi hijau. Ada 2
mode konfigurasi yang dapat dilakukan : mode GUI (Config mode) dan mode
CLI (Command Line Interface).
2. Komponen-Komponen Pada Paket Traker
1. Router
Router adalah sebuah alat yang mengirimkan paket data melalui sebuah
jaringan atau Internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal
sebagai penghalaan. Proses penghalaan terjadi pada lapisan 3 (Lapisan jaringan
seperti Internet Protocol) dari protokol tumpukan (stack protocol) tujuh-lapis
OSI.
Secara umum, router dibagi menjadi dua buah jenis, yakni:
static router (router statis): adalah sebuah router yang memiliki tabel
routing statis yang di setting secara manual oleh para administrator
jaringan.
5
dynamic router (router dinamis): adalah sebuah router yang memiliki dan
membuat tabel routing dinamis, dengan mendengarkan lalu lintas jaringan
dan juga dengan saling berhubungan dengan router lainnya.
2. Bridge
Bridge jaringan adalah sebuah komponen jaringan yang digunakan untuk
memperluas jaringan atau membuat sebuah segmen jaringan. Bridge jaringan
beroperasi di dalam lapisan data-link pada model OSI. Bridge juga dapat
digunakan untuk menggabungkan dua buah media jaringan yang berbeda,
seperti halnya antara media kabel Unshielded Twisted-Pair (UTP) dengan kabel
serat optik atau dua buah arsitektur jaringan yang berbeda. Bridge berfungsi
untuk membagi sebuah jaringan hingga menjadi dua buah jaringan. Bridge
mengatur informasi diantara kedua sisi network agar dapat berjalan dengan
teratur .
3. Switch
Switch adalah sebuah alat jaringan yang melakukan bridging transparan
(penghubung segementasi banyak jaringan dengan forwarding berdasarkan
alamat MAC).
Switch jaringan dapat digunakan sebagai penghubung komputer atau router
pada satu area yang terbatas, switch juga bekerja pada lapisan data link, cara
6
kerja switch hampir sama seperti bridge, tetapi switch memiliki sejumlah port
sehingga sering dinamakan multi-port bridge.
4. Repeater
Repeater adalah suatu alat yang berfungsi memperluas jangkauan sinyal
WIFI yang belum tercover oleh sinyal dari server agar bisa menangkap sinyal
WIFI. Perangkat Repeater harus 2 alat, yakni untuk menerima sinyal dari server
(CLIENT) dan untuk menyebarkan lagi sinyal Wifi (accespoint)
Fungsi Repeater
Untuk mengover daerah-daerah yang lemah sinyal dari Server (pemancar)
Untuk memperjauh sinyal dari Server (pemancar)
Untuk mempermudah akses sinyal Wifi dari Server
5. Hub
Hub merupakan perangkat jaringan yang bekerja di OSI layer 1, Physical
Layer. Sehingga dia hanya bekerja tak lebih sebagai penyambung atau
concentrator saja, dan hanya menguatkan sinyal di kabel UTP. HUB tdk
Mengenal MAC Addressing / Physical Addressing shingga tdk bisa memilah
data yg harus ditransmisikan shingga collision tdk bisa dihindari dari
penggunaan HUB ini.
Fungsi HUB
7
Memfasilitasikan penambahan penghilangan atau penambahan workstation
Menambah jarak network ( fungsi sebagai repeater )
Menyediakan fleksibilitas dengan mensupport interface yang berbeda (
Ethernet, Toket ring, FDDI )
Menawarkan featur yang fault tolerance ( Isolasi Kerusakan )
Memberikan menegement yang tersentralisasi ( koleksi informasi,
diagnostic)
6. Coaxial Splitter
Coaxial Splitter adalah sebagian kecil dari perangkat keras elektronik
yang dirancang harus terpasang ke kabel koaksial untuk tujuan pemisahan
sinyal. Orang menggunakan splitter koaksial sehingga mereka dapat
menyambungkan beberapa perangkat ke dalam kabel koaksial yang sama,
seperti misalnya ketika orang memiliki Internet kabel dan televisi
berlangganan, dan ingin dapat menghubungkan televisi dan komputer ke
saluran koaksial masuk. Banyak elektronik dan perangkat keras stok toko
koaksial splitter, dan mereka juga dapat dipesan dari perusahaan elektronik.
7. Access Point
Dalam ilmu jaringan komputer, pengertian Wireless Access Point
perangkat keras yang memungkinkan perangkat wireless lain (seperti laptop,
8
ponsel) untuk terhubung ke jaringan kabel menggunakan Wi-fi, bluetooh atau
perangkat standar lainnya. Wireless Access point umumnya dihubungkan ke
router melalui jaringan kabel (kebanyakan telah terintegrasi dengan router) dan
dapat digunakan untuk saling mengirim data antar perangkat wireless (seperti
laptop, printer yang memiliki wifi) dan perangkat kabel pada jaringan.
Access Point berfungsi sebagai pengatur lalu lintas data, sehingga
memungkinkan banyak Client dapat saling terhubung melalui jaringan. Sebagai
Hub/Switch yang bertindak untuk menghubungkan jaringan lokal dengan
jaringan wireless/nirkabel, Access point dapat memancarkan atau mengirim
koneksi data / internet melalui gelombang radio, ukuran kekuatan sinyal juga
mempengaruhi area coverage yang akan dijangkau, semakin besar kekuatan
sinyal (ukurannya dalam satuan dBm atau mW) semakin luas jangkauannya.
1.1.2 Jaringan Peer To Peer
Jaringan komputer Peer to Peer (PC to PC) adalah jaringan komputer
yang hanya menghubungkan dua komputer dimana kedua komputer bisa
menjadi server maupun client, jadi tidak ada perbedaan antara client dan server.
Dalam pemasangan Jaringan Peer to Peer anda tidak perlu memakai hub karena
dalam tipe jaringan dua komputer (PC to PC) ini dapat langsung dihubungkan
dengan 1 kabel UTP.
9
Pada jaringan tipe ini, setiap komputer yang terhubung dalam jaringan
dapat saling berkomunikasi dengan komputer lainnya secara langsung tanpa
perantara. Bukan hanya komunikasi langsung tetapi juga sumber daya
komputer dapat digunakan oleh komputer lainnya tanpa ada pengendali dan
pembagian hak akses.
Setiap komputer dalam jaringan Peer to Peer mampu berdiri sendiri
sekalipun komputer yang tidak bekerja atau beroperasi. Masing-masing
Komputer tidak terikat dan tidak tergantung pada komputer lainnya. Komputer
yang digunakan pun bisa beragam dan tidak harus setara, karena fungsi
komputer dan keamanannya diatur dan dikelola sendiri oleh masing-masing
komputer.
Tipe jaringan ini cocok digunakan untuk membangun jaringan komputer
skala kecil seperti di rumah, di dalam sebuah ruangan kerja, lab komputer
sekolah dan lain-lain. Peer to Peer ini umumnya dipakai dalam membangun
jaringan berbasis workgroup yang menerapkan fungsi sharing atau bagi pakai
penggunaan hardware dan software, karena pada tipe ini biasanya tidak
memerlukan pengaturan keamanan dan kendali antara masing-masing
komputer.
Beberapa hal dari jaringan Peer to Peer ini adalah :
Tidak perlu spesifikasi yang setara untuk setiap komputer (bisa beragam)
Biasanya tidak ada komputer pusat yang dijadikan sentral jaringan
10
Biasanya juga tidak ada kontrol atau kendali terhadap pengaturan keamanan
jaringan
Tidak memerlukan Operating System khusus seperti untuk server
Jika ada 1 atau lebih komputer yang rusak atau tidak bekerja, komputer lain
tetap dapat berfungsi normal
Sebagai catatan untuk membuat jaringan komputer peer to peer kabel
UTP yang dibuat harus dengan Crossover / Crossline karena jika menggunakan
Straight Through kabel LAN dianggap tidak terkoneksi (a network cable is
unplugged) kecuali jika Ethernet atau LAN Card yang anda gunakan sudah
support dengan straight through.
Perlu ketahui bahwa kabel UTP memiliki 4 pasang kabel kecil di
dalamnya yang memiliki warna berbeda. 4 pasang kabel itu adalah :
Pasangan 1 : Putih/Biru dan Biru,
Pasangan 2 : Putih/Oranye dan Orange,
Pasangan 3 : Putih/Hijau dan Hijau,
Pasangan 4 : Putih/Coklat dan Coklat
Salah satu sisi kabel dibuat sesuai dengan standar “Straight Through”,
sedangkan sisi kabel lainnya, dilakukan “Cross-Over”, yaitu :
Pin 1 : Putih/Hijau Pin 2 : Hijau
11
Pin 3 : Putih/Oranye Pin 4 : Biru
Pin 5 : Putih/Biru Pin 6 : Oranye
Pin 7 : Putih/Coklat Pin 8 : Coklat
Keuntungan dan Kelemahan Jaringan Peer to Peer. Bila ditinjau dari
peran server di kedua tipe jaringan tersebut,maka server di jaringan tipe peer to
peer diistilahkan nondedicated server,karena server tidak berperan sebagai
server murni melainkan sekaligus dapat berperan sebagai workstation.
KEUNGGULAN
Antar komputer dalam jaringan dapat saling berbagi-pakai fasilitas yang
dimilikinya seperti : harddisk, drive, fax / modem, printer.
Biaya operasional relatif lebih murah dibanding dengan tipe jaringan client-
server,salah satunya karena tidak memerlukan adanya server yang memiliki
kemampuan khusus untuk mengorganisasikan dan menyediakan fasilitas
jaringan.
Kelangsungan kerja jaringan tidak tergantung pada satu server, Sehingga
bila salah satu komputer mati atau rusak,jaringan secara keseluruhan tidak
akan mengalami gangguan.
12
KELEMAHAN
Troubleshooting jaringan relatif lebih sulit,karena pada jaringan tipe ini
setiap komputer dimungkinkan untuk terlibat dalam komunikasi yang
ada.Di jaringan client-server komunikasi adalah antara server dengan
workstation.
Unjuk kerja lebih rendah dibandingkan dengan jaringan client-server,
karena setiap komputer /peer disamping harus mengelola pemakaian
fasilitas jaringan juga harus mengelola pekerjaan atau aplikasi sendiri.
Sistem keamanan jaringan ditentukan oleh masing-masing user dengan
mengatur keamanan masing-masing fasilitas yang dimiliki.
Karena data jaringan tersebar dimasing-masing komputer dalam
jaringan, maka backup harus dilakukan oleh masing-masing komputer
tersebut.
1.1.3 IP Address
Secara sederhana IP merupakan standar komunikasi data yang digunakan
oleh komunitas internet dalam proses tukar-menukar data dari satu komputer ke
komputer lain di dalam jaringan internet. Agar jaringan intrenet ini berlaku
semestinya harus ada aturan standard yang mengaturnya karena itu diperlukan
suatu protokol internet. Namun secara lebih complicated definisi Internet
13
Protocol adalah protokol lapisan jaringan (network layer dalam OSI Reference
Model) atau protokol lapisan internetwork (internetwork layer dalam DARPA
Reference Model) yang digunakan oleh protokol TCP/IP untuk melakukan
pengalamatan dan routing paket data antar host-host di jaringan komputer
berbasis TCP/IP. Versi IP yang banyak digunakan adalah IP versi 4 (IPv4) yang
didefinisikan pada RFC 791 dan dipublikasikan pada tahun 1981, tetapi akan
digantikan oleh IP versi 6. Protokol IP merupakan salah satu protokol kunci di
dalam kumpulan protokol TCP/IP. Sebuah paket IP akan membawa data aktual
yang dikirimkan melalui jaringan dari satu titik ke titik lainnya. Metode yang
digunakannya adalah connectionless yang berarti ia tidak perlu membuat dan
memelihara sebuah sesi koneksi. Selain itu, protokol ini juga tidak menjamin
penyampaian data, tapi hal ini diserahkan kepada protokol pada lapisan yang
lebih tinggi (lapisan transport dalam OSI Reference Model atau lapisan antar
host dalam DARPA Reference Model), yakni protokol Transmission Control
Protocol (TCP).
IP Address (Internet Protocol Address atau sering disingkat IP) adalah
bilangan yang digunakan sebagai pengenal bagi tiap-tiap mesin yang berada
pada jaringan IP. IP Address berfungsi untuk mengetahui lokasi dari device
dalam sebuah jaringan(network). IP Address merupakan logical addressing
bukan hardware addressing. IP Address di desain agar dapat mengizinkan
sebuah host berkomunikasi dengan host lain tanpa memperdulikan jenis
teknologi LAN yang digunakan.
14
Adapun terminology dari IP address terdiri dari :
Bit, terdiri dari bilangan 0 atau 1.
Byte, terdiri dari 7 atau 8 bit tergantung apakah menggunakan bit parity
atau tidak, yang lebih sering digunakan ada asumsi 1 byte sama dengan 8
bit.
Alamat Network, alamat yang menandai satu kelompok jaringan. Network
address digunakan dalam proses routing guna mengirimkan paket ke
jaringan lain.
Broadcast Address, alamat yang digunakan untuk mengirimkan data ke
semua host dalam sebuah jaringan. Contohnya 255.255.255.255, alamat
tersebut akan menyebabkan sebuah host mengirimkan data ke seluruh host
yang termasuk dalam satu kelompok jaringan.
Sebuah alamat IP terdiri dari 32 bit. Dari 32 bit tersebut dibagi menjadi 4
bagian, masing-masing bagian terdiri dari satu byte (8 bit).
Sistem pengalamatan IP ini terbagi menjadi dua, yakni:
IP versi 4 (IPv4)
IP versi 6 (IPv6)
Pembagian Kelas IP Address
Pembagian kelas-kelas ini ditujukan untuk mempermudah alokasi IP
Address, baik untuk host/jaringan tertentu atau untuk keperluan tertentu. IP
Address dapat dipisahkan menjadi 2 bagian, yakni bagian network (net ID) dan
15
bagian host (host ID). Net ID berperan dalam identifikasi suatu network dari
network yang lain, sedangkan host ID berperan untuk identifikasi host dalam
suatu network. Jadi, seluruh host yang tersambung dalam jaringan yang sama
memiliki net ID yang sama. Sebagian dari bit-bit bagian awal dari IP Address
merupakan network bit/network number, sedangkan sisanya untuk host. Garis
pemisah antara bagian network dan host tidak tetap, bergantung kepada kelas
network. IP address dibagi ke dalam lima kelas, yaitu kelas A, kelas B, kelas C,
kelas D dan kelas E. Perbedaan tiap kelas adalah pada ukuran dan jumlahnya.
Contohnya IP kelas A dipakai oleh sedikit jaringan namun jumlah host yang
dapat ditampung oleh tiap jaringan sangat besar. Kelas D dan E tidak digunakan
secara umum, kelas D digunakan bagi jaringan multicast dan kelas E untuk
keperluan eksperimental. Perangkat lunak Internet Protocol menentukan
pembagian jenis kelas ini dengan menguji beberapa bit pertama dari IP
Address.
IP address kelas A
IP address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang
sangat besar. Range IP 1.xxx.xxx.xxx – 126.xxx.xxx.xxx, terdapat 16.777.214
(16juta) IP address pada tiap kelas A Pada IP address kelas A , network ID
adalah 8 bit pertama, sedangkan host ID ialah 24 bit berikutnya. Dengan
demikian, cara membaca IP address kelas A, misalnya 113.46.5.6 ialah :
16
Network ID = 113 dan Host ID = 45.5.6. Sehingga IP address diatas berarti
host nomor 46.5.6 pada network nomor 113.
IP address kelas B
IP address kelas B mulanya digunakan untuk jaringan berukuran kecil
seperti LAN. Tiga bit pertama IP address kelas B selalu diset 111. Network ID
terdiri dari 24 bit dan host ID 8 bit sisanya sehingga dapat terbentuk sekitar 2
juta network dengan masing-masing network memiliki 256 host.
IP address kelas C
IP address kelas C digunakan untuk keperluan multicasting. 4 bit pertama
IP address kelas C selalu diset 1110 sehingga byte pertamanya berkisar antara
224-247, sedangkan bit-bit berikutnya diatur sesuai keperluan multicast group
yang menggunakan IP address ini. Dalam multicasting tidak dikenal istilah
network ID dan host ID.
IP address kelas D dan E tidak diperuntukkan untuk keperluan umum. 4
bit pertama IP address kelas ini diset 1111 sehingga byte pertamanya berkisar
antara 248-255. Sebagai tambahan dikenal juga istilah Network Prefix, yang
digunakan untuk IP address yang menunjuk bagian jaringan.Penulisan network
prefix adalah dengan tanda slash “/” yang diikuti angka yang menunjukkan
panjang network prefix ini dalam bit. Misal untuk menunjuk satu network kelas
B 167.205.xxx.xxx digunakan penulisan 167.205/16. Angka 16 ini merupakan
panjang bit untuk network prefix kelas B.
17
1.1.4 Subnet Mask
Subnet mask adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris yang
mengacu kepada angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan
network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah berada di
jaringan lokal atau jaringan luar. RFC 950 mendefinisikan penggunaan sebuah
subnet mask yang disebut juga sebagai sebuah address mask sebagai sebuah
nilai 32-bit yang digunakan untuk membedakan network identifier dari host
identifier di dalam sebuah alamat IP. Bit-bit subnet mask yang didefinisikan,
adalah sebagai berikut:
Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke
nilai 1.
Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke
nilai 0.
Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP
membutuhkan sebuah subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan
dengan satu segmen saja. Entah itu subnet mask default (yang digunakan ketika
memakai network identifier berbasis kelas) ataupun subnet mask yang
dikustomisasi (yang digunakan ketika membuat sebuah subnet atau supernet)
harus dikonfigurasikan di dalam setiap node TCP/IP.
18
Kelas Format Subnet Mask Default
A N.H.H.H 255.0.0.0
B N.N.H.H 255.255.0.0
C N.N.N.H 255.255.255.0
Tabel 1.1 Subnet Mask
Keterangan : N = alamat jaringan, H = alamat host
Classless Inter-Domain Routing (disingkat menjadi CIDR) adalah
sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda
dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan
kelas E. Disebut juga sebagai supernetting.
CIDR merupakan mekanisme routing yang lebih efisien dibandingkan
dengan cara yang asli, yakni dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam
kelas-kelas A, B, dan C. Masalah yang terjadi pada sistem yang lama adalah
bahwa sistem tersebut meninggalkan banyak sekali alamat IP yang tidak
digunakan. Sebagai contoh, alamat IP kelas A secara teoritis mendukung
hingga 16 juta host komputer yang dapat terhubung, sebuah jumlah yang
sangat besar. Dalam kenyataannya, para pengguna alamat IP kelas A ini
jarang yang memiliki jumlah host sebanyak itu, sehingga menyisakan banyak
sekali ruangan kosong di dalam ruang alamat IP yang telah disediakan.
CIDR dikembangkan sebagai sebuah cara untuk menggunakan alamat-
alamat IP yang tidak terpakai tersebut untuk digunakan di mana saja. Dengan
cara yang sama, kelas C yang secara teoritis hanya mendukung 254 alamat
19
tiap jaringan, dapat menggunakan hingga 32766 alamat IP, yang seharusnya
hanya tersedia untuk alamat IP kelas B.
CIDR digunakan untuk mempermudah penulisan notasi subnet mask agar
lebih ringkas dibandingkan penulisan notasi subnet mask yang
sesungguhnya. Untuk penggunaan notasi alamat CIDR pada classfull address
pada kelas A adalah /8 sampai dengan /15, kelas B adalah /16 sampai dengan
/23, dan kelas C adalah /24 sampai dengan /28. Subnet mask CIDR /31 dan /32
tidak pernah ada dalam jaringan yang nyata. Berikut adalah table dari CIDR:
Subnet mask CIDR Jumlah Host
0. 0. 0. 0 /0 4294967296
128.0.0. 0 /1 2147483648
192.0.0. 0 /2 1073741824
224.0.0. 0 /3 536870912
240.0.0. 0 /4 268435456
248.0.0. 0 /5 134217728
252.0.0. 0 /6 67108864
254.0.0. 0 /7 33554432
255.0.0.0 /8 16777216
255.128.0.0 /9 8388608
255.192.0.0 /10 4194304
20
255.224.0.0 /11 2097152
255.240.0.0 /12 1048576
255.248.0.0 /13 524288
255.252.0.0 /14 262144
255.254.0.0 /15 131072
255.255.0.0 /16 65536
255.255.128.0 /17 32768
255.255.192.0 /18 16384
255.255.224.0 /19 8192
255.255.240.0 /20 4096
255.255.248.0 /21 2048
255.255.252.0 /22 1024
255.255.254.0 /23 512
255.255.255.0 /24 256
255.255.255.128 /25 128
255.255.255.192 /26 164
255.255.255.224 /27 32
255.255.255.240 /28 16
255.255.255.252 /29 8
255.255.255.248 /30 4
21
1.1.5 OSI Layer
Untuk menyelenggarakan komunikasi berbagai macam vendor
komputer, diperlukan sebuah aturan baku yang standar dan disetujui berbagai
pihak. Seperti halnya dua orang yang berlainan bangsa, maka untuk
berkomunikasi memerlukan penerjemah/interpreter atau satu bahasa yang
dimengerti kedua belah pihak. Dalam dunia computer dan telekomunikasi,
interpreter identic dengan protokol. Untuk itu maka badan dunia yang
menangani masalah standardisasi ISO (International Standardization
Organization) pada akhir 70an, membuat aturan baku yang dikenal dengan
nama model referensi OSI (Open System Interconnection). Dengan demikian
diharapkan semua vendor perangkat telekomunikasi harus berpedoman pada
model referensi ini dalam mengembangkan protokolnya.
Model referensi OSI terdiri dari 7 lapisan, mulai dari lapisan fisik hingga
aplikasi. Model referensi ini tidak hanya berguna untuk produk-produk LAN
saja, tetapi juga sangat diperlukan dalam membangun jaringan Internet. OSI
menjelaskan bagaimana data dan informasi jaringan berkomunikasi dari sebuah
aplikasi pada sebuah komputer berjalan melalui jaringan, menuju ke aplikasi di
komputer lain. OSI menjelaskan melalui pendekatan pemecahan menjadi
lapisan-lapisan (layer). Analogi konsep layer adalah seperti dalam departemen
/ bidang dalam sebuah perusahaan, setiap departemen memiliki tugas yang
berbeda, dan hanya terfokus padahal tertentu sesuai pembagian tugas.
22
Model OSI tersebut terbagi atas 7 Layer dan Layer tersebut sebagai berikut :
1.) Layer Physical
Ini adalah layer yang paling sederhana, yang berkaitan dengan electrical
koneksi antar perlatan. Data biner di kodekan dalam bentuk yang dapat di
transmisikan melalui media jaringan, sebagai kabel, transceiver dan konektor
yang berkaitan dengan layer physical. peralatan seperti reapeater, hub dan
network card adalah berada pada layer.
2.) Layer data link
layer in sedikit lebih cerdas di bandingkan dengan layer physical, karena
menyediakan transfer data yang lebih nyata. Sebagai penghubung antara media
network dan layer protocol yang lebih high level, ;ayer data link bertanggung
jawab pada paket akhir dari data binari yang berasal dari level yang lebih tinggi
ke paket diskrit sebelum ke layer physical. Akan mengirimkan frame (blok dari
data) melalui suatu network. Ethernet (802.2 & 802.3), Tokenbus (802.4) dan
Tokenring (802.5) adalah protocol pada layer Data-link.
3.) Layer Network
Tugas utama dari layer network adalah menyediakan fungsi routing
sehingga paket dapat dikirim keluar dari segment network lokal ke suatu tujuan
yang berada pada suatu network lain. IP, Internet Protocol, umumnya
digunakan untuk tugas ini. Protocol lainnya seperti IPX, Internet Packet
23
eXchange. Perusahaan Novell telah memprogram protokol menjadi beberapa,
seperti SPX (Sequence Packet Exchange) & NCP (Netware Core Protocol).
Protokol ini telah dimasukkan ke sistem operasi Netware. Beberapa fungsi yang
mungkin dilakukan oleh Layer Network
Membagi aliran data biner ke paket diskrit dengan panjang tertentu
Mendeteksi Error
Memperbaiki error dengan mengirim ulang paket yang rusak
Mengendalikan aliran
4.) Layer Transport
Layer transport data, menggunakan protocol seperti UDP, TCP dan/atau
SPX (Sequence Packet eXchange, yang satu ini digunakan oleh NetWare, tetapi
khusus untuk koneksi berorientasi IPX). Layer transport adalah pusat dari
mode-OSI. Layer ini menyediakan transfer yang reliable dan transparan antara
kedua titik akhir, layer ini juga menyediakan multiplexing, kendali aliran dan
pemeriksaan error serta memperbaikinya.
5.) Layer Session
Layer Session, sesuai dengan namanya, sering disalah artikan sebagai
prosedur logon pada network dan berkaitan dengan keamanan. Layer ini
menyediakan layanan ke dua layer diatasnya, Melakukan koordinasi
24
komunikasi antara entiti layer yang diwakilinya. Beberapa protocol pada layer
ini: NETBIOS: suatu session interface dan protocol, dikembangkan oleh IBM,
yang menyediakan layanan ke layer presentation dan layer application.
NETBEUI, (NETBIOS Extended User Interface), suatu pengembangan dari
NETBIOS yang digunakan pada produk Microsoft networking, seperti
Windows NT dan LAN Manager. ADSP (AppleTalk Data Stream Protocol).
PAP (Printer Access Protocol), yang terdapat pada printer Postscript untuk
akses pada jaringan AppleTalk.
6.) Layer Presentation
Layer presentation dari model OSI melakukan hanya suatu fungsi
tunggal: translasi dari berbagai tipe pada syntax sistem. Sebagai contoh, suatu
koneksi antara PC dan mainframe membutuhkan konversi dari EBCDIC
character-encoding format ke ASCII dan banyak faktor yang perlu
dipertimbangkan. Kompresi data (dan enkripsi yang mungkin) ditangani oleh
layer ini.
7.) Layer Application
Layer ini adalah yang paling “cerdas”, gateway berada pada layer ini.
Gateway melakukan pekerjaan yang sama seperti sebuah router, tetapi ada
perbedaan diantara mereka. Layer Application adalah penghubung utama antara
aplikasi yang berjalan pada satu komputer dan resources network yang
25
membutuhkan akses padanya. Layer Application adalah layer dimana user akan
beroperasi padanya, protocol seperti FTP, telnet, SMTP, HTTP, POP3 berada
pada layer Application.