1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bekerja lintas batas merupakan fenomena global sekaligus sebagai
konsekuensi dari globalisasi itu sendiri. Bekerja atau menjadi pekerja migran di
luar negeri kini menjadi sebuah pilihan banyak orang, termasuk warga Indonesia.
Bukan hanya warga dari negara berkembang saja yang bekerja di luar negeri,
tetapi warga dari negara maju juga melakukanya. Perbedaanya barangkali terletak
pada bidang pekerjaan yang dimasukinya. Warga dari negara berkembang
cenderung lebih banyak menjadi pekerja dalam bidang pekerjaan kasar yang lebih
mengandalkan otot, sementara warga dari negara maju umumnya menjadi pekerja
dalam bidang yang mengandalkan otak.1
Berbicara tentang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) tentunya tidak lepas dari
peran para agen Penyalur atau Jasa Penyalur Tenaga Kerja Indonesia Swasta
(PPTKIS), yang secara umum merupakan sebuah perusahaan yang bergerak pada
wilayah Jasa penempatan atau penyalur Tenaga Kerja Indonesia ke luar Negeri,
seperti halnya Malaysia, Taiwan, hongkong, Singapura dan lain sebagainya, dan
juga bertanggung jawab atas segala sesuatu yang berhubungan dengan
keselamatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar Negeri atau tempat bekerjanya.
Selain itu, tugas dan tanggung jawab Jasa Penyalur Tenaga Kerja
Indonesia/Perusahaan Penyalur Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) juga
1 Sutaat dkk, Pendampingan Sosial Bagi Calon Pekerja Migran (TKI) dan Keluarganya di Daerah
Asal: Jakarta : P3KS Press, 2011
2
meliputi tentang proses Pra-Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) hingga
sampai pada Masa Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Namun, di akhir
tahun-tahun ini muncul sebuah fenomena terkait dengan adanya Jasa Penyalur
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang menyalurkan Tenaga Kerja Indonesia ke
Malaysia hanya lantaran karena mempunyai Jaringan di Malaysia yang dalam hal
ini sudah lebih dulu bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia.
Munculnya fenomena Jasa Penyalur Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sendiri tidak
lepas dari minat masyarakat untuk kemudian memilih bekerja sebagai Tenaga
Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri, khususnya Malaysia. Hal tersebut terjadi
karena pada umumnya berdasarkan pada keadaan ekonomi keluarga yang retalif
rendah, dan tingkat peluang kerja didaerah yang minim. Juga karena faktor
lingkungan yang mayoritas memilih untuk menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
di Malaysia.
Desa Payaman Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan misalnya, yang
hampir keseluruhan/mayoritas masyarakatnya memilih untuk bekerja sebagai
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia. Desa Payaman Kecamatan Solokuro
juga dikenal sebagai Desa TKI sejak pada tahun 2013, karena tercatat ada 1.667
di antara total penduduk 10.235 jiwa yang menjadi TKI di Malaysia.2 Hal tersebut
karena tingkat kecenderungan masyarakat Desa Payaman yang lebih memilih
untuk bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia daripada
melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Sebagai contoh tingginya minat
masyarakat untuk bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia juga
2 Dikutip dari isi berita www.jpnn.com Melongok ‘Desa TKI’ Payaman, Solokuro, Lamongan
Masjid sampai sekolah Dibangun dari Ringgit
3
berpengaruh terhadap mayoritas Pemuda Desa Payaman yang kemudian lebih
memilih untuk bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia dan
bekerja sebagai kuli bangunan daripada melanjutkan sekolah ke Jenjang yang
lebih tinggi.
Tingginya minat masyarakat Desa Payaman Kecamatan Solokuro
Kabupaten Lamongan yang kemudian memilih untuk bekerja sebagai Tenaga
Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia juga didukung dengan adanya fasilitas
penyedia Jasa Penyalur Tenaga Kerja Indonesia ke Malaysia yang mudah
ditemukan di Desa Payaman Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan itu
sendiri, juga karena Jaringan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang sudah lebih dulu
bekerja di Malaysia juga turut membantu dan mempermudah proses Penyaluran
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) untuk bekerja di Malaysia.
Di Desa Payaman Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan sendiri
terdapat 5 (lima) Jasa Penyalur Tenaga Kerja Indonesia ke Malaysia yang meliputi
satu Perusahaan Penyalur Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) dan empat
(4) Petugas Lapangan (PL) yang bertugas sebagai perseorangan yang mencari dan
mengirimkan Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI) melalui Perusahaan Penyalur
Tenaga Kerja Indonesia (PPTKIS) untuk dipekerjakan sebagai Tenaga Kerja
Indonesia di Malaysia. Masing-masing dari petugas lapangan (PL) yang berada di
Desa Payaman Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan tersebut mempunyai
hubungan/relasi kerjasama tersendiri terhadap Perusahaan Pelaksana
Penempatatan Tenaga Kerja Indonesia (PPTKIS) dalam hal pengurusan dokumen
dan pengiriman Tenaga Kerja Indonesia ke Malaysia. Adanya Jasa Penyalur
4
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Malaysia yang ada di Desa Payaman Kecamatan
Solokuro Kabupaten Lamongan tersebut, menjadi faktor utama meningkatnya
minat masyarakat untuk bekerja menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di
Malaysia.
Berdasarkan uraian diatas terkait fenomena tingginya minat pemuda atau
mayoritas masyarakat Desa Payaman Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan
yang kemudian memilih untuk bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia di
Malaysia, yang tentunya juga karena didukung oleh adanya Jasa atau Petugas
Lapangan (PL) yang bertugas sebagai Penyalur Tenaga Kerja Indonesia yang ada
di Desa Payaman Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan itu sendiri. Maka,
penting bagi peneliti untuk kemudian melakukan penelitian lebih jauh tentang
bagaimana Sistem Jaringan Penyalur Tenaga Kerja Indonesia ke Malaysia yang
ada di Desa Payaman Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :
1. Bagaimana Sistem Jaringan Penyalur Tenaga Kerja Indonesia ke
Malaysia di Desa Payaman Kecamatan Solokuro Kabupaten
Lamongan?
2. Bagaimana Dampak dari Sistem Jaringan Penyalur Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI)?
5
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan memahami Sistem Jaringan Panyalur Tenaga
Kerja Indonesia (TKI) ke Malaysia di Desa Payaman Kecamatan
Solokuro Kabupaten Lamongan.
2. Untuk mengetahui dan memahami dampak dari Sistem Jaringan
Penyalur Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Malaysia di Desa Payaman
Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Dari segi teoritis, penelitian ini bermanfaat sebagai salah satu
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya sosiologi dalam memahami
konsep teori sistem jaringan. Karena itu, penelitian ini merupakan hal yang
sangat perlu untuk mengetahui bagaimana konsep Sistem Jaringan pada
Penyalur Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Malaysia dan bagaimana resiko
dari adanya Sistem Jaringan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) terhadap Calon
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang ada di Desa Payaman Kecamatan
Solokuro Kabupaten Lamongan.
2. Praktis
Dari segi praktisnya, penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat dan
dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan atau informasi bagi
masyarakat Desa Payaman, terlebih pada:
6
1. Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI), supaya mengetahui dan
memahami bagaimana Sistem Jaringan Penyalur Tenaga Kerja
Indonesia ke Malaysia di Desa Payaman Kecamatan Solokuro
Kabupaten Lamongan.
2. Pemerintah / Disnaker, penelitian ini bisa digunakan sebagai
bahan kajian untuk lebih meningkatkan pengawasan dalam
proses pengiriman Calon Tenaga Kerja Indonesia ke Luar
Negeri, khususnya Malaysia.
1.5 Definisi Konsep
1. Sistem
Ditinjau secara etimologis, islitalah sistem berasal dari bahasa
Yunani, yaitu systema. Artinya sehimpunan dari bagian atau komponen-
komponen yang saling berhubungan satu sama lain secara teratur dan
merupakan suatu keseluruhan. Berbeda dengan mozaik yang merupakan
sekumpulan pecahan-pecahan kaca tanpa ada kaitan, maka sebuah sistem
terdiri dari pecahan-pecahan subsistem yang saling terkait-erat satu sama
lain dan merupakan satu kesatuan.3
Suatu organisasi merupakan sebuah sistem karena terdiri dari
sejumlah sumber daya yang bekerja menuju tercapainya suatu tujuan
tertentu. Amsyah (1992) mendefinisikan sistem sebagai suatu elemen yang
saling berhubungan membentuk satu kesatuan atau organisasi. Sehingga
3 J. Dwi Narwoko & Bagong Suyanto. Sosiologi : Teks Pengantar & Terapan. Jakarta : Kencana,
2010 Hal 123
7
bisa dikatakan bahwa sistem berfungsi dengan segala kegiatan untuk suatu
maksud dan tujuan yang jelas yang mempunyai komponen-komponen dan
bekerja dalam suatu kesatuan dinamis dan saling berhubungan.4
2. Pengertian Jaringan
Pengertian jaringan secara umum adalah sekumpulan elemen yang
saling berhubungan melakukan suatu fungsi khusus untuk mencapai tujuan
bersama. Jaringan-jaringan yang berbeda dapat bekerja sama untuk suatu
tujuan bersama. Dalam perspektif modal sosial, jaringan diartikan sebagai
kemampuan sekelompok orang untuk melibatkan diri dalam suatu jaringan
hubungan sosial melalui berbagai variasi hubungan yang saling
berdampingan dan dilakukan atas dasar prinsip kesukarelaan (voluntary),
kesamaan (equality), kebebasan (freedom), dan keadaban (civility).
Kemampuan anggota kelompok atau anggota masyarakat untuk selalu
menyatukan diri dalam suatu pola hubungan yang sinergis akan sangat
besar pengaruhnya dalam menentukan kuat tidaknya modal sosial suatu
kelompok.5
3. Perusahaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS)
Pengertian Perusahaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia
(PPTKIS) menurut Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik
4 Dikutip dalam Anitya, Helsa R. FKM UI 2008, Gambaran Pelaksanaan Sistem.
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/123424-S-5555-Gambaran%20pelaksanaan-Literatur.pdf 5 Dikutip dari Ragam Jurnal Pengembangan Humaniora Vol. 12 No. 1, April 2012 Peranan Modal
Sosial dalam Pembangunan oleh Inayah (Staf Pengajar pada Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Semarang.
8
Indonesia Nomor 22 Tahun 2014 adalah badan hukum yang telah
memperoleh izin tertulis dari pemerintah untuk menyelenggarakan
pelayanan penempatan TKI di luar negeri.6 Sedangkan berdasarkan
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2004 untuk dapat
memperoleh Surat ijin Pengerahan dan Penempatan TKI (SIPPTKI)
pelaksana penempatan TKI Swasta harus memenuhi persyaratan7 :
a. Berbentuk badan hukum perseorangan terbatas (PT) yang
didirkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
b. Memiliki modal disetor yang tercantum dalam akta pendirian
perusahaan, sekurang-kurangan sebesar Rp 3.000.000.000.00
(tiga miliar).
c. Menyetor uang kepada bank sebagai jaminan dalam bentuk
deposito sebesar Rp. 500.000.000.00 (lima ratus juta rupiah)
pada bank pemerintah.
d. Memiliki rencana kerja penempatan dan perlindungan TKI di
luar negeri sekurang-kurangnya untuk kurun waktu 3 (tiga)
tahun berjalan.
e. Memiliki unit pelatihan kerja, dan memiliki sarana dan
prasarana pelayanan penempatan TKI.
6 Di kutip dari http://www.bnp2tki.go.id/read/9716/peraturan-menteri-ketenagakerjaan-
republik-indonesia-nomor-24-tahun-2014-tentang-perubahan-atas-peraturan-menteri-tenaga-kerja-dan-transmigrasi-nomor-per.10/men/v/2009-tentang-tata-cara-pemberian-perpanjangan-dan-pencabutan-surat-izin-pelaksana-penempata.htm 7 Dikutip dalam web : http://www.lpkkorindo.com/2012/07/apa-itu-pptkismari-mengenal-lebih-
jauh.html
9
4. Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
a. Pengertian Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian Tenaga Kerja
Indonesia. Menurut Pasal 1 bagian (1) Undang-Undang Nomor 39 Tahun
2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di
Luar Negeri, TKI adalah setiap warga Negara Indonesia yang memenuhi
syarat untuk bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka
waktu tertentu dengan menerima upah. Sedangkan menurut buku pedoman
pengewasan perusahaan jasa kerja Indonesia adalah warga negara
Indonesia baik laki-laki maupun perempuan yang melakukan kegiatan di
bidang perekonomian, sosial, keilmuan, kesenian, dan olahraga
professional serta mengikuti pelatihan kerja di luar negeri baik di darat,
laut maupun udara dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian
kerja yaitu suatu perjanjian antara pekerja dan pengusaha secara lisan dan
atau tertulis baik antara untuk waktu tertentu maupun untuk waktu tidak
tertentu yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak.8
1.6 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan guna
untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian. Karena teknik
8 Dikutip dari artikel Metode Penelitian dalam web
:http://eprints.uny.ac.id/8581/3/BAB%202%20-%2008402141037.pdf
10
penelitian merupakan salah satu unsur penelitian yang sangat penting, serta
metode penelitian juga sangat penting dalam memperoleh data, merumuskan
masalah untuk kemudian menganalisinya dan menginterpretasikan. Dimana
metode penelitian yang akan dilakukan adalah :
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penulisan ini, pendekatan penelitian yang digunakan adalah
kualitatif, dimana data yang dihasilkan bersifat deskriptif atau menjelaskan
secara jelas. Pendekatan kualitatif digunakan karena dalam penelitian kualitatif
berusaha mengerti dan mengungkap makna suatu kejadian atau peristiwa dengan
mencoba berinteraksi dengan orang-orang yang berada dalam situasi atau
fenomena yang sedang dikaji. Selain itu, dalam penelitian kualitatif peneliti
melakukan berbagai tahapan penelitian dan kemudian mengolah data yang
didapat selama penelitian sampai menyimpulkan data selama proses yang
berlangsung dari awal sampai akhir kegiatan.9
Penelitian kualitatif merupakan suatu energy inquiry yang menekankan
pencarian makna, pengertian, konsep, karakteristik, gejala, simbol, maupun
deskripsi tentang suatu fenomena, fokus dan multimetode, bersifat alami dan
holistic, mengutamakan kualitas, menggunakan beberapa cara serta disajikan
secara naratif. Tujuan dari penelitian kualitatif adalah untuk menemukan jawaban
terhadap suatu fenomena atau pertanyaan melalui aplikasi prosedur ilmiah secara
9 Yusuf, A. Muri. 2014. Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan (Cetakan ke-1),
Jakarta:Kencana Hal 328-329
11
sistematis.10
Sedangkan Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian
kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara
fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawansanya
sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan
peristilahanya.11
2. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Dimana
penelitian kualitatif adalah sebuah jenis penelitian yang menggunakan latar
alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan
dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada, yaitu upaya memahami
sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku baik individu maupun sekelompok
orang.12
Menurut Bogman dan Taylor yaitu prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
atau perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan
individu tersebut secara utuh (holistic), tidak mengisolasikan individu ke dalam
variabel, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan.13
Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan unutk mendeskripsikan apa-
apa yang saat ini berlaku. Didalamnya terdapat upaya mendeskripsikan,
mencatat, analisis dan menginterpretasikan kondisi yang sekarang ini terjadi atau
10
ibid 11
Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995), 62 12
Mahi M. Hikmat, Metode Penelitian dalam Perspektf Ilmu Komunikasi dan Sastra,
(Yogyakarta, Graha Ilmu 2011), hal. 37. 13 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: Remaja Rosdakarya.
2005), hal. 3
12
ada. Dengan kata lain, penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk
memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan yang ada.14
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah dimana peneliti menangkap sebuah fenomena
sosial yang terjadi pada objek yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, lokasi
penelitian akan dilakukan di Desa Payaman Kecamatan Solokuro Kabupaten
Lamongan. Alasan kenapa peneliti memilih lokasi tersebut adalah karena di Desa
Payaman Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan terkenal sebagai Desa Para
Tenaga Kerja Indonesia (TKI), yang dalam hal ini tentunya hampir mayoritas
penduduk Desa Payaman Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan bekerja
sebagai Tenaga Kerja Indonesia khususnya di Malaysia. Hal tersebut tentunya
juga tidak terlepas dari peran penyedia Jasa Penyalur Tenaga Kerja Indonesia
atau Petugas Lapangan (PL) yang ada di Desa Payaman Kecamatan Solokuro
Kabupaten Lamongan sendiri.
4. Subyek Penelitian
Aktifitas utama dalam pengumpulan data adalah dengan menentukan
subyek penelitian. Hal ini penting untuk menghindari kesalahan dalam
menentukan informan, karena dari merekalah informasi diharapkan terkumpul
sebagai upaya dalam menjawab pertanyaan penelitian. Dalam proses
pengumpulan data dilapangan, peneliti akan menggunakan teknik sampling yang
sesuai dengan kondisi subyek, dan yang terpenting adalah subyek dapat mewakili
14
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta : Bumi Aksara, 1999), 26
13
populasi yang akan digeneralisasikan. Dalam menentukan subyek penelitian
memang diperlukan sebuah alasan mengapa subyek tersebut dipilih. Subyek yang
dipilih bukan asal, namun perlu asumsi yang tepat mangapa subyek tersebut
dipilih. Dengan kata lain, subyek yang dipilih adalah subyek yang paling tepat
untuk menjadi sumber data dari penelitian.15
Peneliti memilih teknik purposive sampling yakni teknik pengambilan
sampel sumber data dengan pertimbangan :
Subyek tersebut dianggap paling tahu terkait bagaimana Sistem Jaringan
Penyalur Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Malaysia yang ada di Desa Payaman
Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan, yaitu :
1. Petugas lapangan (PL) yang merekrut dan menyediakan Jasa
Penyalur Tenaga Kerja Indonesia ke Malaysia.
2. Pihak Perusahaaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta
(PPTKIS)
3. Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI)
4. Tenaga Kerja Indonesia (TKI), baik yang masih secara resmi
memiliki dokumen perijinan kerja di Malaysia, maupun Tenaga
Kerja Indonesia (TKI) yang sudah pulang / kembali ke Desa
Payaman Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan.
5. Metode Pengumpulan Data
15
Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial (ed : kedua ). Jakarta : Erlangga Hal 92
14
Menurut Lofland dan Lofland (1984), sumber data utama dalam penelitian
kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti
dokumen dan lain-lain.16
Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau
di wawancarai merupakan sumber data utama. Pencatatan sumber data utama
melalui wawancara atau pengamatan berperanserta merupakan hasil usaha
gabungan dari kegiatan melihat, mendengar, dan bertanya. Pada penelitian
kualitatif, kegiatan ini dilakukan secara sadar, terarah dan senantiasa bertujuan
untuk memperoleh suatu informasi atau data.17
Berikut adalah teknik
pengumpulan data yang dilaksanakan dalam penelitian ini :
1. Observasi Langsung
Observasi langsung adalah cara pengumpulan data dengan
melakukan pencatatan secara cermat dan sistematik. Observasi
langsung harus dilakukan secara teliti dan sistematis untuk
mendapatkan hasil yang bisa diandalkan, dan peneliti harus
mempunyai latar belakang atau pengetahuan yang lebih luar tentang
objek penelitian mempunyai dasar teori dan sikap objektif.18
Observasi langsung yang dilakukan oleh peneliti bisa
direalisasikan dengan cara mencatat data berupa informasi yang
berhubungan dengan proses Jaringan Penyalur Tenaga Kerja
Indonesia ke Malaysia yang ada di Desa Payaman Kecamatan
16
http://digilib.uinsby.ac.id/8312/3/bab%203.pdf 17
Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:PT.Remaja Rosdakarya Hal 157 18
Soeratno, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta : UUP AMP YKPN, 1995), 99
15
Solokuro Kabupaten Lamongan. Juga mengamati bagaimana proses
kesepakatan yang dilakukan oleh Jasa Penyalur Tenga Kerja
Indonesia kepada Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja ke
Malaysia. Untuk itu, peneliti dapat melakaukan pengamatan secara
langsung dalam mendapatkan bukti yang terkait dengan objek
penelitian.
2. Wawancara
Wawancara sebagai upaya mendekatkan informasi dengan
cara bertanya langsung kepada informan. Tanpa wawancara, peneliti
akan kehilangan informasi yang hanya dapat diperoleh dengan
bertanya langsung. Adapun wawancara yang dilakukan adalah
wawancara tidak berstruktur, dimana di dalam metode ini
memungkinkan pertanyaan berlangsung secara luwes, arah pertanyaan
lebih terbuka, tetap fokus, sehingga diperoleh informasi yang kaya
dan pembicaraan tidak kaku.19
Adapun dalam pengumpulan data, peneliti melakukan
wawancara bersama antara lain, Penyedia Jasa Penyalur Tenaga
Kerja Indonesia atau agen yang bisa disebut juga dengan PL (Petugas
Lapangan) yang ada di Desa Payaman Kecamatan Solokuro
Kabupaten Lamongan, Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI),
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang masih secara resmi memiliki izin
19
Singarimbun, Masri dan Efendi Sofwan, Metode Penelitian Survei, (Jakarta : LP3S, 1989)
16
bekerja di Malaysia, dan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang telah
kembali ke Desa Payaman Kecamatan Solokuro Kabupaten
Lamongan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi akan dijadikan sebagai penguat atau data
pendukung kegiatan selama proses penelitian, yang pada nantinya
hasil dokumentasi tersebut dapat digunakan untuk memperluas data-
data yang telah ditemukan. Adapun data-data pendukung lainya yang
akan disajikan adalah sebagai berikut :
a. Hasil wawancara dengan Petugas Lapangan (PL) dari
Penyedia Jasa Penyalur Tenaga Kerja Indonesia yang ada di
Desa Payaman Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan
berupa foto bersama dengan agen atau Petugas Lapangan (PL)
tersebut.
b. Hasil wawancara dengan Calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
yang ada di Desa Payaman Kecamatan Solokuro Kabupaten
Lamongan.
c. Hasil wawancara atau foto dengan Tenaga Kerja Indonesia
(TKI) yang masih memiliki dokumen/surat ijin bekerja di
Malaysia.
17
d. Hasil wawancara atau foto dengan Tenaga Kerja Indonesia
(TKI) yang telah pulang, dalam artian sudah tidak memiliki
dokumen/surat ijin bekerja di Malaysia.
6. Teknik Analisa Data
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan teknik analisa data dengan
menggunakan model Miles dan Huberman. Miles and Huberman (1984)
mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya
sudah jenuh.20
Aktifitas dalam analisis data yaitu :
a. Data Reduction / Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak,
untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah
dikemukakan, makin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data
akan makin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera
dilakukan analisis data melalui reduksi data. mereduksi data berarti
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal
yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak
perlu.21
Dalam situasi atau kondisi sosial tertentu, peneliti akan fokus
pada Sistem Jaringan Penyalur Tenaga Kerja Indonesia yang ada di
20
Sugiono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta Hal 337 21
Ibid Hal 338
18
Desa Payaman Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan, dengan
melihat / mengamati bagaimana proses Jaringan Penyalur Tenaga
Kerja Indonesia itu bekerja, sampai pada kesepakatan yang di buat
oleh Jasa Penyalur Tenaga Kerja Indonesia kepada calon Tenaga
Kerja Indonesia yang ada di Desa Payaman Kecamatan Solokuro
Kabupaten Lamongan.
b. Data Display (Penyajian Data)
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan
dalam bentuk uraian singkat, bagian, hubungan antar kategori,
flowcharl dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman (1984)
menyatakan “the most frequent form of display data for qualitative
research data in the past has been narrative tex”. Yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif.22
c. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan proses yang mungkin dapat
menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi bisa
jadi tidak. Proses penarikan kesimpulan dimaksudkan untuk
menganalisis, mencari makna dari data yang ada, sehingga ditemukan
tema dalam penelitian yang telah dilakukan.23
22
Ibid hal 341 23
Ibid hal 345
19
7. Uji Keabsahan Data
Pada tahapan ini, peneliti menggunakan tringgulasi sumber yang berarti
membandingkan dan juga kembali keabsahan suatu informasi atau data yang
diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.
Tringgulasi data dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda, yaitu
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Selain digunakan untuk mengecek data,
juga dilakukan untuk memperkaya data. Tringgulasi juga berguna untuk
menyelidiki validasi pandangan peneliti terhadap data.24
24 Op cit