1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan pendidikan adalah proses sepanjang hayat dari perwujudan
pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi
dalam rangka pemenuhan semua komitmen manusia sebagai makhluk
individu, makhluk sosial dan makhluk Tuhan. Aktivitas pendidikan dapat
berlangsung dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Peserta didik
membutuhkan pendidikan melalui proses penyadaran yang berusaha menggali
dan mengembangkan potensi dirinya di sekolah dengan penerapan metode
pengajaran atau dengan cara lain yang dapat diterapkan pada sekolah yang
disesuaikan dengan sistem pendidikan nasional.
Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sistem pendidikan nasional
harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan
mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapai
tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan lokal, nasional, dan global
sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah,
dan berkesinambungan.
2
Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang dimiliki bermanfaat bagi
masyarakat, bangsa, dan negara. Berdasarkan hal tersebut bahwa pendidikan
merupakan faktor penting dalam hal menentukan terhadap kualitas kehidupan
sumber daya manusia pada suatu negara. Apabila dalam sebuah negara itu
memiliki kualitas pendidikan yang baik maka idealnya negara tersebut
memiliki sumber daya manusia yang berkualitas pula.
Kenyataannya peserta didik sebagai manusia memiliki perbedaan dalam
hal kemampuan, bakat, minat, motivasi, watak, ketahanan, semangat dan
sebagainya. Ada peserta didik yang lebih unggul pada semua ciri tersebut tapi
ada juga peserta didik lemah pada salah satu ciri yang telah disebutkan.
Keadaan tersebut dapat membatasi kelangsungan pembelajaran dan hasil
pendidikan. Untuk itu peran seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar
harus mampu mengembangkan perubahan tingkah laku pada peserta didik.
Perubahan tingkah laku tersebut merupakan tujuan dari pembelajaran. Dapat
dipahami bahwa tujuan pendidikan digunakan sebagai dasar untuk
merumuskan tujuan pembelajaran. Tujuan tersebut terdiri dari aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor. Oleh karena itu dalam mengajar pada bidang studi
3
apapun, guru harus berupaya mengembangkan pengetahuan, keterampilan,
nilai dan sikap peserta didik, sebab ketiga aspek tersebut merupakan
pembentuk kepribadian individu.
Pembelajaran IPS memerlukan suatu metode yang tepat supaya konsep-
konsep yang ada, dapat dipahami oleh peserta didik secara maksimal, selain
itu tidak dapat dilupakan yaitu membentuk kepribadian. Oleh karena itu guru
harus dapat memilih metode yang sesuai dengan pokok bahasan yang
disampaikan dan mempunyai cara-cara yang menarik sehingga peserta didik
merasa senang terhadap pembelajaran IPS.
Pembelajaran sangat erat kaitannya dengan penggunaan otak sebagai
pusat aktivitas mental mulai dari pengambilan, pemrosesan, hingga
penyimpulan informasi. Untuk mengoptimalkan hasil pembelajaran, maka
proses pembelajaran harus menggunakan pendekatan keseluruhan otak. Fakta
yang harus disadari, bahwa dunia pembelajaran bagi anak saat ini dipenuhi
dengan informasi yang up to date setiap saat. Ketidak mampuan memproses
informasi secara optimal ditengah arus informasi menyebabkan banyak
peserta didik yang mengalami hambatan dalam belajar.
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti di SMP N 4
Wonosari diperoleh gambaran kegiatan pembelajaran IPS di kelas VIII C
ditemukan masalah-masalah dalam pembelajaran antara lain tingkat
kreativitas dan pemahaman peserta didik rendah, masih terdapat peserta didik
yang berbicara dengan temannya daripada memperhatikan guru yang sedang
4
menjelaskan materi, guru dalam menyampaiakan materi sudah menggunakan
modifikasi metode namun belum optimal.
Kreativitas peserta didik rendah dapat dilihat antara lain ketika guru
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya dan
berpendapat, hanya ada dua peserta didik yang bertanya dan memberikan
pendapat, sebagian besar peserta didik tidak mengerjakan latihan soal yang
diberikan guru, bahkan tidak sedikit pula bahwa peserta didik membuat
catatan dengan cara menyalin langsung seluruh informasi yang tersaji pada
buku ataupun penjelasan lisan yang disampaikan guru. Hal ini mengakibatkan
hubungan antar ide maupun informasi menjadi sangat terbatas dan spesifik,
berujung pada minimnya kreativitas yang dapat dikembangkan setelahnya.
Tingkat pemahaman peserta didik yang rendah dapat diperoleh dari
nilai yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
diharapkan yaitu nilai 70. Berdasarkan data nilai UAS Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial Semester 1 dari 32 peserta didik pada kelas VIII C
menunjukkan 7 peserta didik mendapat nilai di atas KKM dan 25 peserta didik
mendapat nilai di bawah KKM (data terlampir). Berdasarkan data tersebut
dapat disimpulkan bahwa masih banyak peserta didik yang mendapatkan nilai
di bawah KKM. Peserta didik yang belum mencapai KKM perlu mengikuti
kegiatan remidi. kegiatan remidi mengindikasikan pemahaman peserta didik
terhadap materi masih rendah dan pembelajaran dalam kelas tersebut
dikatakan belum tuntas. Peneliti belum menjumpai adanya upaya
5
meningkatkan kreativitas dan pemahaman dalam pembelajaran IPS. Untuk itu
dibutuhkan suatu metode untuk membantu otak berpikir secara teratur
sehingga kreativitas dan pemahaman dapat tercipta pada peserta didik.
Berdasarkan masalah yang dikemukakan di atas, maka diperlukan
inovasi pembelajaran berbeda diantaranya yaitu dengan metode peta pikiran
atau mind mapping untuk mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi peserta
didik. Peserta didik tidak perlu fokus untuk mencatat tulisan yang ada dipapan
tulis secara keseluruhan, peserta didik hanya mengetahui inti masalah,
kemudian membuat peta pikirannya masing-masing dengan kreativitasnya
sendiri. Salah satu bentuk metode pembelajaran yang dapat dijadikan solusi
untuk meningkatkan kreativitas dan pemahaman pada peserta didik yang
belum dikembangkan di SMP N 4 Wonosari adalah metode pembelajaran
mind mapping.
Mind mapping adalah salah satu metode yang memudahkan dalam hal
menyerap dan mengeluarkan informasi dari dalam otak peserta didik. Hasil
dari mind mapping yaitu mind map. Mind map menggunakan warna yang
memiliki struktur alami yang memancar dari pusat, menggunakan garis
lengkung, simbol, kata dan gambar yang sesuai dengan satu rangkaian yang
sederhana, mendasar, alami, dan sesuai dengan cara kerja otak. Secara harfiah
mind map akan memetakan pikiran-pikiran. Dengan membuat sendiri mind
map, peserta didik melihat pembelajaran IPS itu lebih jelas, dan mempelajari
materi dalam pembelajaran IPS lebih bermakna. Peserta didik lebih mudah
6
belajar dengan catatannya sendiri yang menggunakan bentuk huruf yang
dimiliki dan ditambah dengan pemberian warna yang berbeda disetiap catatan.
Metode mind mapping diharapkan dapat membantu guru melakukan
pembelajaran yang relatif mudah dipahami peserta didik, sehingga
pembelajaran dapat berlangsung dalam situasi yang menyenangkan dan dapat
menumbuhkan kreativitas peserta didik. Kenyataannya catatan yang baik dan
efektif membantu peserta didik dalam hal mengingat detail-detail tentang
point-point kunci, memahami konsep-konsep utama dan melihat kaitannya.
Metode mind mapping membantu peserta didik untuk mengingat perkataan
dan bacaan, meningkatkan pemahaman terhadap materi, membantu
mengorganisasi materi, memberikan wawasan serta menumbuhkan kreativitas
peserta didik.
Kreativitas peserta didik dalam pembelajaran dapat dilihat pada
interaksi dan komunikasi yang terjalin antar peserta didik dalam pelaksanaan
metode mind mapping. Mind mapping menggunakan pengingat-pengingat
visual dan sensorik dalam suatu pola dari ide-ide yang digunakan untuk
belajar mengorganisasikan dan merencanakan. Mind mapping membangkitkan
ide-ide orisinal dan memicu peningkatan pemahaman. Metode mind mapping
merupakan metode yang mengaktifkan kedua belahan otak. Guru memberikan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memberikan gagasan
dalam membuat mind mapping sehingga akan mempermudah dalam
7
pemahaman dalam pembelajaran. Peran peserta didik dalam pembelajaran
akan lebih optimal dalam menerapkan metode mind mapping ini.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian tindakan kelas dengan
menggunakan metode mind mapping dalam pembelajaran IPS diharapkan
dapat meningkatkan kreativitas dan pemahaman peserta didik. Oleh karena itu
penelitian ini berjudul “Penerapan Metode Mind Mapping Sebagai Upaya
untuk Meningkatkan Kreativitas dan Pemahaman Peserta Didik dalam
Pembelajaran IPS Kelas VIII C SMP N 4 Wonosari”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka
dapat teridentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:
1.
2.
Guru dalam menyampaiakan materi sudah menggunakan modifikasi
metode namun belum optimal.
3.
Peserta didik membuat catatan dengan cara menyalin langsung seluruh
informasi yang tersaji pada buku ataupun penjelasan lisan.
4.
Masih terdapat peserta didik yang melakukan pembicaraan dengan
temannya daripada memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi.
5.
Tingkat kreativitas peserta didik dalam pembelajaran IPS masih rendah.
Tingkat pemahaman peserta didik dalam pembelajaran IPS masih rendah.
8
C. Pembatasan Masalah
Mengingat banyaknya permasalahan yang teridentifikasi, maka
permasalahan dibatasi pada masih rendahnya tingkat kreativitas dan
pemahaman peserta didik dalam pembelajaran IPS. Ada bebagai metode yang
dapat digunakan antara lain dengan metode jigsaw, diskusi kelompok,
simulasi dan mind mapping. Namun yang paling tepat diterapkan pada kelas
VIII C yaitu metode mind mapping. Menurut Yovan P.Putra (2008: 255-256)
metode mind mapping memiliki kelebihan antara lain memangkas waktu
belajar dengan mengubah pola pencatatan linear yang memakan waktu
menjadi pencatatan efektif yang sekaligus langsung dapat dipahami oleh
peserta didik, mampu meningkatkan kreativitas serta dapat mengakomodir
berbagai sudut pandang yang berbeda dari individu dalam kelompok.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
1.
2.
Seberapa besar peningkatan kreativitas peserta didik melalui penerapan
metode mind mapping dalam pembelajaran IPS di kelas VIII C SMP N 4
Wonosari?
Seberapa besar peningkatan pemahaman peserta didik melalui penerapan
metode mind mapping dalam pembelajaran IPS di kelas VIII C SMP N 4
Wonosari?
9
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada dalam penelitian ini, maka
tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah untuk mengetahui:
1.
2.
Peningkatan kreativitas peserta didik dengan menggunakan metode mind
mapping dalam pembelajaran IPS di kelas VIII C SMP N 4 Wonosari.
Peningkatan pemahaman peserta didik dengan menggunakan metode mind
mapping dalam pembelajaran IPS di kelas VIII C SMP N 4 Wonosari.
F. Manfaat Penelitian
Penelitiaan ini dapat diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoritis maupun praktis sebagai berikut:
1.
a.
Manfaat Teoritis
b.
Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam
pembelajaran IPS terutama dalam peningkatan kreativitas dan
pemahaman melalui metode pembelajaran mind mapping.
2.
Membentuk kemampuan untuk memahami hakekat dan proses
penyusunan penelitian ilmiah.
a.
Manfaat Praktis
1)
Bagi Guru :
Menambah referensi guru mengenai metode pembelajaran
khususnya mind mapping untuk diterapkan dalam pembelajaran
IPS di kelas.
10
2)
b.
Dapat memberikan masukan dalam menerapkan metode mind
mapping yang sesuai dengan kondisi peserta didik.
1)
Bagi Peserta Didik:
2)
Membantu peserta didik dalam mengembangkan kreativitas.
3)
Menambahkan pengalaman belajar IPS yang lebih bisa membantu
dalam hal peningkatan pemahaman materi IPS.
c.
Membantu dalam proses mendapatkan nilai-nilai sosial yang
berguna bagi kehidupan.
Bagi Peneliti: Menambah wawasan, pengalaman dan pengetahuan
dibidang penelitian sebagai persiapan menjadi seorang pendidik
dimasa mendatang.
11
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
1.
a.
Hakekat Pembelajaran IPS
Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan sesuatu yang dirancang dengan sengaja
yang bersifat eksternal untuk mendukung terjadinya proses belajar
mengajar internal dalam diri individu. Pengertian pembelajaran tersebut
sejalan dengan Sugihartono (2007: 81), menjelaskan bahwa
pembelajaran adalah merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan
sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan,
mengorganisir dan menciptakan sistem lingkungan belajar dengan
berbagai metode sehingga peserta didik dapat melakukan kegiatan
belajar mengajar secara efektif dan efisien serta hasil yang optimal.
Selanjutnya Riyanto (2002: 57) berpendapat bahwa pembelajaran
adalah suatu proses eksperimentasi. Selalu harus ada yang dipelajari
karena adanya pengalaman-pengalaman baru. Sedangkan pengertian
pembelajaran menurut Syaiful Sagala (2006: 61), pembelajaran adalah
membelajarkan peserta didik dengan menggunakan asas pendidikan
maupun teori belajar, hal tersebut merupakan penentu utama
keberhasilan pendidikan. Menurut Syaiful Sagala (2006: 68)
12
menyatakan bahwa pembelajaran merupakan aktivitas guru dalam
memilih kegiatan pembelajaran, hal tersebut dibuat karena adanya
kebutuhan untuk menyakinkan yang pertama yaitu adanya alasan untuk
belajar, yang kedua yaitu peserta didik belum mengetahui apa yang
akan diajarkan, oleh karena itu guru menetapkan hasil-hasil belajar dan
tujuan yang akan dicapai.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah usaha yang dilakukan pendidik membelajarkan
peserta didik dengan menggunakan asas pendidikan maupun teori
belajar untuk menyampaikan materi dalam proses belajar mengajar
dengan bantuan metode mengajar dengan hasil yang maksimal.
b. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran
yang memadukan dari disiplin ilmu sosial dan humaniora. Tersaji
secara sistematis dan terkoordinasi yang menggambarkan atas ilmu-
ilmu yang terkandung di dalamnya. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial
salah satunya yaitu menjadikan peserta didik menjadi warga negara
yang baik.
Pernyataan di atas selaras dengan pendapat Trianto (2010: 171)
yang menyatakan bahwa IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang
ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik,
13
hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar
realitas dan fenomena sosial yang diwujudkan satu pendekatan
interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu sosial. IPS
merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi
materi cabang-cabang ilmu sosial.
IPS menurut Supardi (2011: 182), menjelaskan bahwa Ilmu
Pengetahuan Sosial dikenal dengan sebutan studi sosial, menurut
National Council for Sosial Studies (NCSS) adalah:
“Sosial studies are the intergrated study of the sosial sciences and humanities to promote civic competence. Within the school program, sosial studies provides coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as anthropology, archeology, economics, geography, history, law, philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as well as appropriate content from the humanities, mathematics, and the natural sciences.”
Definisi yang diberikan oleh NCSS menyebutkan bahwa IPS
merupakan kajian terintegrasi dari ilmu sosial dan humaniora untuk
mengembangkan kemampuan sebagai warga negara. Melalui program
yang diberikan di sekolah, IPS merupakan perpaduan yang sistematis
dari disiplin ilmu antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah,
hukum, filsafat, ilmu politik, psikologi, agama dan sosiologi, seperti
keserasian isi humaniora, matematika dan ilmu alam.
Terkait dengan pengertian di atas dapat dijelaskan pula bahwa IPS
merupakan mata pelajaran yang dirumuskan atas dasar realitas dan
14
fenomena sosial yang diorganisasikan dengan satu pendekatan
interdisipliner, multidisipliner dari ilmu-ilmu sosial dan humaniora
(sosiologi, ekonomi, geografi, sejarah, politik, hukum, budaya,
psikologi sosial, ekologi).
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa IPS
merupakan mata pelajaran yang terintegrasi dari berbagai cabang ilmu-
ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum,
dan budaya yang bertujuan membahas masalah sosial atau
kemasyarakatan untuk mencapai tujuan-tujuan khusus pendidikan.
c. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
IPS merupakan mata pelajaran yang diajarkan pada tingkat
pendidikan dasar dan menengah. Materi yang terkandung di dalamnya
yang merupakan suatu penyederhanaan dari ilmu-ilmu sosial dan
menekankan pada keterampilan peserta didik dalam memecahkan
masalah yang ada pada lingkup sendiri maupun lingkup yang sangat
kompleks.
Menurut Udin Saripudin Winataputra (1989: 16) menyatakan
bahwa IPS memiliki tiga dimensi yaitu hakikat nilai, hakikat realitas
sosial, dan hakikat pengetahuan. Hakikat nilai berarti IPS menanamkan
pengertian tentang nilai-nilai yang berlaku di masyarakat pada daerah
atau negara. Hakikat realitas sosial berarti bahwa IPS membahas
15
pengertian tentang kondisi sosial suatu masyarakat yang sesungguhnya.
Hakikat pengetahuan berarti bahwa IPS mengajarkan pengetahuan
kepada peserta didik agar dapat bermanfaat dalam kehidupan
masyarakat. Berdasarkan hakikat IPS tersebut, maka penerapan mata
pelajaran IPS secara khusus dapat dirinci sebagai berikut: sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional, tujuan kelembagaaan sekolah, memenuhi
karakteristik pelajar, sesuai dengan kebutuhan dan keadaan lingkungan
setempat serta berisikan aspek penalaran, sikap, nilai serta
keterampilan.
1)
Untuk perincian lebih lanjut Udin Saripudin Winataputra (1989:
18) menjabarkan tujuan pengajaran ilmu pengetahuan sosial sebagai
berikut:
a)
Pengetahuan dasar atau basic knowledge, meliputi:
b)
Konsep dasar atau basic conceps yakni pengertian yang memiliki
abstraksi yang sangat tinggi.
c)
Ide utama atau main ideas yang melukiskan suatu generalisasi.
2)
Fakta yang spesifik atau spesific fact seperti data statistik
penduduk.
Proses berpikir
a)
Proses berpikir meliputi:
Proses pembentukan konsep atau concept formation.
16
b)
c)
Pengembangan generalisasi secara induktif dimana peserta didik
menganalisis dan menginterprestasikan data.
3)
Penerapan prinsip-prinsip, yakni bagaimana peserta didik
memperoleh pengetahuan seperti fakta dan generalisasi.
Sikap, perasaan dan kepekaan
a)
Sikap, perasaan dan kepekaan meliputi:
b)
Kemampuan untuk mengidentifikasi diri dengan orang yang
memiliki perbedaan kebudayaan.
c)
Kemampuan dalam membentuk pendapat sendiri.
d)
Keterbukaan pikiran.
4)
Kesiapan menerima perubahan.
Keterampilan
a)
Keterampilan tersebut meliputi:
b)
Keterampilan yang bersifat akademis.
Kemampuan untuk bekerja sama.
Menurut Hamid Hasan (1996: 104) ada dua cara dalam melihat
ruang lingkup tujuan pendidikan IPS. Ruang lingkup pertama adalah
berdasarkan materi kajian. Cara kedua adalah dengan melihat dampak
dari suatu kegiatan belajar IPS. Melalui cara pertama dikenal adanya
ruang lingkup yang berkembang dari lingkungan yang dekat dengan
kehidupan peserta didik sampai dengan kehidupan yang sangat jauh
berada di luar lingkungan fisik keberadaan peserta didik. Cara kedua
17
atau yang berdasarkan dampak menghasilkan adanya tujuan yang
dinamakan sebagai tujuan pengajaran dan tujuan pengayaan.
Tujuan pengajaran adalah tujuan yang akan dicapai dengan
melakukan kegiatan dan pembahasan materi tertentu. Tujuan ini akan
dihasilkan melalui kegiatan yang dirancang oleh pendidik. Tujuan
pengayaan adalah hasil positif dari aktivitas yang dilakukan oleh
peserta didik. Tujuan pengayaan ini dapat dihasilkan melalui
pemahaman peserta didik maupun dalam berbagai aktivitas untuk
memahami materi kajian. Menurut Supardi (2011: 185) tujuan IPS
adalah untuk mengembangkan peserta didik agar peka terhadap masalah
sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif
terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil
mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa
dirinya sendiri maupun menimpa masyarakat.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standart Isi, dijelaskan bahwa jenjang
SMP/MTs mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah,
sosiologi, dan ekonomi. Melalui pembelajaran IPS diberikan di sekolah,
memiliki tujuan untuk mempersiapkan anak didik menjadi warga
negara yang baik berdasarkan pancasila dan UUD 1945, dengan menitik
beratkan pada pengembangan individu yang dapat memahami masalah-
masalah yang berada dalam lingkungannya, baik yang berasal dari
18
lingkungan sosial yang membahas interaksi antar manusia, dan
lingkungan alam yang membahas interaksi antar manusia dan
lingkungannya, baik sebagai individu maupun sebagai anggota
masyarakat, selain itu dapat berpikir kritis dan kreatif, dan dapat
melanjutkan serta mengembangkan nilai-nilai budaya bangsa.
Dapat disimpulkan bahwa setelah memahami materi IPS yang
diajarkan sesuai dengan tujuan IPS maka harapannya peserta didik
memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang positif bagi calon
warga negara dan warga masyarakat demokratis dan pada gilirannya
mampu mengambil keputusan mengenai hak dan kewajibannya sebagai
pribadi dan warga masyarakat. Pada akhirnya tujuan IPS benar-benar
dapat teraplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari.
d. Karakteristik Ilmu Pengetahuan Sosial
Setiap mata pelajaran tentu memiliki karakteristik yang
membedakan dari mata pelajaran yang lain. Demikian pula mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP. Terkait dengan
pengertian dan tujuan IPS, Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
Sisdiknas, pasal 37 menjelaskan beberapa karakteristik Ilmu
Pengetahuan Sosial itu, antara lain:
19
1)
Karakteristik IPS menurut sifat dan statusnya dapat dirinci sebagai
berikut:
Menurut sifat dan statusnya
a) IPS merupakan mata pelajaran yang terutama diberikan di tingkat
sekolah.
b) IPS merupakan bahan kajian yang wajib dimuat dalam kurikulum
pendidikan dasar dan menengah.
2)
Menurut materinya, ruang lingkup materi IPS meliputi:
Menurut materinya
a) Materi kajian IPS merupakan perpaduan atau integrasi dari
berbagai cabang ilmu-ilmu sosial dan humaniora, sehingga akan
lebih bermakana dan konstektual apabila materi IPS didesain
secara terpadu.
b) Materi IPS juga terkait dengan masalah-masalah sosial
kemasyarakatan dan kebangsaan, seiring dengan perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi serta tuntutan dunia global.
c) Jenis materi IPS dapat berupa fakta, konsep dan generalisasi,
terkait juga dengan aspek kognitif, psikomotorik dan nilai-nilai
spiritual.
20
3)
Tujuan IPS dapat dirinci sebagai berikut:
Menurut tujuannya
a)
b)
Memberikan pengetahuan untuk menjadikan peserta didik sebagai
warga negara yang baik, sadar sebagai makhluk ciptaan Tuhan,
sadar akan hak dan kewajibannya sebagai warga bangsa, bersifat
demokratis dan bertanggung jawab, memiliki identitas dan
kebangsaan nasional. Untuk itu peserta didik perlu dibekali
pengetahuan dan nilai yang bersumber dari ilmu-ilmu sosial dan
humaniora serta masalah sosial kemasyarakatan dan kebangsaan.
c)
Mengembangkan kemampuan belajar berpikir kritis dan inkuiri
untuk dapat memahami, mengidentifikasi, menganalisis dan
kemudian memiliki keterampilan sosial untuk ikut berpartisipasi
dalam memecahkan masalah-masalah sosial.
d)
Melatih belajar mandiri, disamping berlatih untuk membangun
kebersamaan, melalui program-program pembelajaran yang
kreatif dan inovatif.
Mengembangkan kecerdasan, kebiasaan dan keterampilan sosial.
Melalui pembelajaran IPS, diharapkan peserta didik memiliki
kecerdasan dan keterampilan dalam berbagai hal yang terkait
dengan kehidupan sosial kemasyarakatan. Menumbuhkan rasa
senang terhadap setiap aktivitas sosial, sehingga melahirkan
21
kebiasaan sosial yang sesuai dengan nilai, norma dan ketentuan
yang ada.
e)
f)
Pembelajaran IPS juga diharapkan dapat melatih peserta didik
untuk menghayati nilai-nilai hidup yang baik dan terpuji termasuk
moral, kejujuran, keadilan, dan lain-lain sehingga memiliki
akhlak mulia.
Mengembangkan kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat
dan lingkungan.
e. Manfaat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
1)
Setiap mata pelajaran mempunyai manfaat yang mempunyai
kaitan erat dengan tujuan yang hendak dicapai, dalam hal ini pula mata
pelajaran IPS. Beberapa manfaat yang didapat dari pembelajaran IPS
adalah:
Mengembangkan Aspek Kognitif
Menurut Djodjo Suradisastra, dkk (1991: 7) mengatakan bahwa
ranah kognitif dalam IPS menyangkut hal-hal tentang manusia dan
dunianya dapat dinalar agar mampu dijadikan sebagai alat
pengambilan keputusan yang rasional dan tepat. Jadi bahan kajian
IPS bukanlah hal yang bersifat hafalan belaka namun mendorong
daya nalar yang kreatif yang membuat peserta didik mampu untuk
22
mengambil sebuah konsep dari suatu kejadian yang terjadi dalam
lingkungan sekitar.
2) Mengembangkan Aspek Afektif
3)
Menurut Djodjo Suradisastra, dkk (1991: 7) mengatakan aspek
afektif didapat apabila pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh
peserta didik dapat mendorong tindakan yang berdasarkan nalar,
sehingga dapat dijadikan alat untuk berkiprah, dan mendorong
semangat ilmiah dan imajinasi.
Mengembangkan Aspek Psikomotor
Menurut Djodjo Suradisastra dkk, (1991: 8). Aspek psikomotor
dapat diraih dalam pengajaran IPS dengan memberikan keterampilan
yang dapat dipakai untuk menangani gejala-gejala sosial dengan
memberikan fakta, konsep, generalisasi dan selanjutnya prinsip,
penjelasan dan teori kepada peserta didik. Keterampilan yang
diberikan kepada peserta didik diharapkan berguna dalam
pengambilan keputusan dalam partisipasi kehidupan nyata.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa IPS mempunyai tiga
manfaat yaitu mengembangkan aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik, maka guru dalam menyiapkan isi materi pelajaran yang
sebaik mungkin dengan mengenali sumber bahan pelajaran, memilih
bahan pembelajaran yang sesuai dan siap disajikan dalam proses belajar
mengajar. Ciri utama pengetahuan sosial terletak pada perilaku manusia
23
mulai dari menekankan pengetahuan, nilai, sikap, keterampilan sosial
dan kenegaraan dalam kehidupan masyarakat bangsa dan negara
Indonesia.
f. Model Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Materi ilmu pengetahuan sosial yang dikembangkan menyangkut
masalah sosial dengan kompetensi yang telah digariskan dalam
kurikulum. Beberapa strategi pembelajaran dapat digunakan untuk
menyajikan materi pokok IPS. Pembelajaran IPS yang berorientasi pada
disiplin ilmu dapat mengintegrasikan Kompetensi Dasar yang ada
dalam Standar Isi melalui model pembelajaran IPS terpadu.
Menurut Supardi (2011: 182) materi kajian IPS merupakan
perpaduan atau integrasi dari berbagai cabang-cabang ilmu-ilmu sosial
dan humaniora, sehingga akan lebih bermakna dan konstektual apabila
materi IPS didesain secara terpadu. Jenis materi IPS dapat berupa fakta,
konsep yang terkait dengan aspek kognitif, afektif, psikomotorik.
1) Model Integrated
Menurut Supardi (2011: 196) terdapat beberapa model
keterpaduan dalam pembelajaran IPS antara lain:
Model integrated menggunakan pendekatan antar bidang keilmuan
yang konsepnya saling tumpang tindih (overlap). Dalam model ini
konsep, tema atau topik dapat dikembangkan berdasarkan a) isu atau
24
peristiwa yang aktual di masyarakat, b) potensi utama yang ada di
suatu tempat, c) permasalahan yang ada di masyarakat, d) karakter.
Dalam model ini, SK dan KD dari berbagai bidang ilmu sosial yang
memiliki kesamaan dapat diangkat sebagai konsep atau tema sentral.
Keterpaduan dalam IPS dengan menggunakan model integrated
dapat digambarkan seperti gambar 1.
SK/KD/ SK/KD/ Materi Materi Sejarah Ekonomi Tema
SK/KD/ SK/KD Materi Materi Geografi Sosiologi
Gambar 1. Model Integrated dalam Pembelajaran IPS
2) Model Connected/Correlated
Model connected merupakan keterkaitan yang berangkat dari satu SK,
KD dan materi kemudian dicari hubungan dengan SK, KD dan materi
yang lain. Pembelajaran terpadu model connected dilakukan dengan
mengaitkan satu KD/KD/materi kemudian dicari hubungan dengan
SK/KD/materi yang lain. Keterpaduan IPS dengan menggunakan
model connected dapat digambarkan seperti gambar 2.
25
Gambar 2. Model Connected dalam Pembelajaran IPS
Melihat dua pendekatan pembelajaran ilmu pengetahuan sosial di
atas, maka penelitian ini menggunakan model connected dalam
pembelajaran IPS. Penelitian ini mengaitkan antara SK: 2. Memahami
proses kebangkitan nasional, KD: 2.1 Menjelaskan proses
perkembangan kolonialisme dan imperalisme barat serta pengaruh yang
ditimbulkan di berbagai daerah, dan SK: 7. Memahami kegiatan
perekonomian Indonesia, KD: 7.3 Mendeskripsikan fungsi pajak dalam
perekonomian nasional.
2.
a. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran Mind Mapping
Kegiatan belajar yang dilakukan dalam menyampaikan materi
pelajaran diperlukan sebuah metode untuk menyampaikannya. Metode
pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan oleh guru dalam proses
SK/KD/Materi Geografi
SK,KD,Materi Geografi
SK/KD/Materi
Ekonomi
SK/KD/Materi Sosiologi
SK/KD/Materi Sejarah
26
belajar mengajar, maka dengan metode pembelajaran yang sesuai
peserta didik akan bersemangat dan suasana kelas akan lebih hidup,
sehingga tujuan yang hendak dicapai dapat maksimal.
Menurut Sugihartono (2007: 81) menyatakakan metode
pembelajaran berarti cara yang dilakukan dalam proses pembelajaran
sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal. Dalam pembelajaran
terdapat beragam jenis metode pembelajaran. Masing-masing metode
memiliki kelebihan dan kelemahan. Guru dapat memilih metode yang
dipandang tepat dalam kegiatan pembelajarannya. Hal tersebut selaras
dengan yang diungkapkan oleh Djamarah (2002: 85) dalam pemilihan
metode merupakan hal yang sangat penting perlu diperhatikan karena
metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan
memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai
tujuan pembelajaran.
1) Metode Ceramah
Menurut Hamzah B.Uno (2011: 97) berbagai macam metode
telah banyak diciptakan dan dipergunakan dalam proses pembelajaran
diantaranya yaitu:
Metode pembelajaran melalui ceramah adalah metode yang
menghendaki peserta didik harus mendapat informasi yang sama
dalam jumlah peserta didik yang banyak. Kegiatan pembelajaran
yang menekankan pada penyampaian informasi secara verbal dan
27
cenderung searah (guru kepada peserta didik) dan menggunakan
teknologi rendah.
2) Metode Simulasi
Metode simulasi adalah metode pembelajaran yang sengaja
dirancang untuk bertindak atau mencoba suatu kondisi yang
sebenarnya akan terjadi atau dilakukan. Biasanya dalam kegiatan
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk mencoba dan
melakukan sesuatu pada situasi yang dikondisikan.
3) Metode Jigsaw
Metode pembelajaran jigsaw adalah metode yang menghendaki
peserta didik belajar melalui kelompok. Metode ini mendorong
kerjasama dalam kelompok. Setiap anggota kelompok memahami
dan mendalami sesuatu, kemudian digabung menjadi satu dengan
anggota-anggota kelompok lain untuk memperoleh suatu
pemahaman yang utuh.
Selain tiga metode di atas, Sugiyanto (2010: 104) salah satu
metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran yaitu:
4) Mind Mapping
Mind mapping metode ini dikembangkan oleh Tony Buzan yang
didasarkan pada bekerjanya otak. Otak mengingat informasi dalam
bentuk gambar, simbol, bentuk-bentuk dan perasaan. Otak
menyimpan informasi dengan pola dan asosiasi seperti pohon
28
dengan cabang dan rantingnya. Dengan demikian proses menyajikan
dan menangkap isi pelajaran dalam peta pikiran mendekati operasi
alamiah dalam berpikir.
Keberhasilan pembelajaran IPS diukur dari keberhasilan peserta
didik yang mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut dan dipengaruhi
beberapa faktor antara lain: faktor guru, faktor materi pelajaran, faktor
lingkungan, faktor metode pengajaran, dan faktor lainnya termasuk
peserta didik itu sendiri. Keberhasilan tersebut dapat diamati dari
beberapa sisi banyaknya soal yang mampu dikerjakan dengan benar,
maka tingginya pemahaman dan penguasaan peserta didik dalam suatu
pelajaran dan makin banyak soal yang mampu dikerjakan dengan benar
diharapkan makin tinggi tingkat keberhasilan pembelajaran tersebut.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pengertian metode pembelajaran adalah cara-cara yang ditempuh guru
untuk menciptakan situasi pengajaran yang benar-benar menyenangkan.
Pemilihan metode yang tepat terhadap situasi kelas dapat mendukung
bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya hasil belajar anak yang
memuaskan.
29
b. Mind Mapping
1) Definisi Mind Mapping
Metode mind mapping menggunakan berbagai gambar dan
warna yang akan menyeimbangkan cara kerja kedua otak. Sehingga
dengan metode ini dapat menjadikan peserta didik senang untuk
belajar. Mind mapping mempunyai bentuk seperti diagram yang
digunakan untuk mempresentasikan kata-kata, ide-ide (pikiran),
tugas-tugas atau hal-hal lain yang dihubungkan dari ide pokok otak.
Menurut Sugiyanto (2010: 104) menyatakan bahwa otak
menyimpan informasi dengan pola dan asosiasi seperti pohon
dengan cabang dan rantingnya. Jadi otak tidak menyimpan informasi
menurut kata demi kata atau kolom demi kolom dalam kalimat baris
yang rapi seperti yang dikeluarkan dalam berbahasa, maka untuk
dapat mengingat kembali dengan cepat apa yang telah dipelajari
sebaiknya belajar meniru bekerjanya otak yaitu seperti pohon dengan
cabang dan rantingnya disertai gambar, warna simbol pola dan
asosiasi yaitu dalam bentuk peta pikiran yang menyerupai pohon.
Menurut Bobbi DePorter (2002: 175-176), mind mapping
adalah metode mencatat kreatif yang memudahkan kita mengingat
banyak informasi. Setelah selesai, catatan yang telah dibuat
membentuk sebuah pola gagasan yang saling berkaitan, dengan topik
utama di tengah dan subtopik dan perincian menjadi cabang-
30
cabangnya. Mind mapping terbaik adalah pikiran yang warna-warni
dan menggunakan banyak gambar dan simbol, biasanya tampak
seperti karya seni. Dengan kombinasi warna, gambar, dan cabang-
cabang melengkung, akan merangsang secara visual. Sehingga
infomasi dari mind mapping mudah untuk diingat.
Michael Gelb dalam Buzan (2007: 179-181): mind mapping
dapat diartikan sistem revolusioner dalam perencanaan dan
pembuatan catatan yang telah mengubah hidup jutaan orang di
seluruh dunia. Pembuatan mind mapping didasarkan pada cara kerja
alamiah otak dan mampu menyalakan percikan-percikan kreatifitas
dalam otak karena melibatkan kedua belahan otak. Mind mapping
dipopulerkan oleh Tony Buzan pada tahun 1970-an. Menurut Bobbi
DePorter, (2010: 152-159): mind mapping juga dapat disebut dengan
peta pikiran. Mind mapping juga merupakan metode mencatat secara
menyeluruh dalam satu halaman. Mind mapping menggunakan
pengingat-pengingat visual dan sensorik dalam suatu pola dari ide-
ide yang berkaitan. Pada hakikatnya mind mapping menggunakan
citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan
pada otak. Metode mind mapping adalah metode baru untuk
mencatat yang bekerjanya disesuaikan dengan bekerjanya dua belah
otak (otak kiri dan otak kanan). Metode ini mengajarkan untuk
mencatat tidak hanya menggunakan gambar atau warna.
31
Dari uraian di atas, dapat diambil sebuah definisi bahwa peta
pikiran (mind mapping) adalah metode mencatat secara menyeluruh
dalam satu halaman membentuk sebuah pola gagasan yang saling
berkaitan, dengan topik utama di tengah dan subtopik menjadi
cabang-cabang melengkung yang menyerupai pohon dengan
kombinasi warna-warni, gambar dan simbol.
2) Kegunaan Mind Mapping
Mind mapping digunakan untuk menggeneralisasikan,
memfisualisasikan serta mengklasifikasikan ide-ide. Selain itu dapat
pula digunakan sebagai bantuan dalam belajar, berorganisasi,
pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan.
Menurut Sugiyanto (2010: 105) mengatakan bahwa ketika
informasi baru diserap dengan menggunakan peta-peta konsep,
kapasitas penyimpanan meningkat pula. Format grafis ini banyak
menarik perhatian para pembelajar visual dan pembelajar global dan
otak emosional dengan gambar dan warna. Pendapat tersebut
dipertegas oleh Michael Michalko dalam Buzan (2009: 6), metode
mind mapping dapat dimanfaatkan atau berguna untuk berbagai
bidang termasuk bidang pendidikan. Kegunaan metode mind
mapping dalam bidang pendidikan antara lain:
32
a) Memberi pandangan menyeluruh pokok masalah.
b) Memungkinkan kita merencanakan rute atau kerangka pemikiran
suatu karangan.
c) Mengumpulkan sejumlah besar data di suatu tempat.
d) Mendorong pemecahan masalah dengan kreatif.
Menurut Yovan P. Putra (2008: 255-256) menyatakan bahwa
dengan mengaplikasikan mind mapping, individu dapat
mengantisipasi derasnya laju informasi dengan memiliki
kemampuan mencatat yang memungkinkan terciptanya hasil cetak
mental (mental computer printout). Hal tersebut tidak hanya berguna
untuk membantu dalam mempelajari informasi yang diberikan, tetapi
juga dapat merefleksikan pemahaman personal yang mendalam atas
informasi tersebut. Jika dikaitkan dengan kreativitas, menurut Yovan
P. Putra (2008: 256), aplikasi pada mind mapping dapat
meningkatkan kreativitas individu maupun kelompok. Hal ini
disebabkan salah satunya karena mind mapping memungkinkan
penggunaan unsur-unsur kreativitas seperti gambar, bentuk, warna
dan lainnya dalam membentuk representasi mental. Selain itu, mind
mapping dapat mengakomodir berbagai sudut pandang yang berbeda
dari individu dalam kelompok. Berbagai teknologi pikiran yang
memacu kreativitas seperti brainwriting, brainwalking dan semantic
intuition sangat kompatibel dengan aplikasi mind mapping.
33
Menurut Yovan P. Putra (2008: 256), banyak individu yang
telah meraih keberhasilan berkat daya kreativitas yang dimunculkan
melalui mind mapping. Seorang diantaranya adalah Walt Disney.
Disney disebut sebagai seseorang yang paling kratif pada abad ke-
20. Kreativitasnya sangat tinggi disebabkan karena dia bisa
menjalankan tiga fungsi pemikiran sekaligus yaitu pemimpi, realis,
dan kritik. Ketiga fungsi tersebut Disney jalankan dengan optimal
melalui aplikasi mind mapping, jauh sebelum Tony Buzan
mempopulerkan penggunaannya. Kreativitas adalah hal yang
menyebabkan Walt Disney sebagai pemain utama pada industri
hiburan.
Aplikasi mind mapping menurut Yovan P. Putra (2008: 257)
bahwa mind mapping memungkinkan terciptanya kreativitas
individu sehingga secara otomatis memaksa setiap individu untuk
berpikir melampaui batasannya. Menurut Ryuta Kawashima, head of
the neuroscientist dari Tohoku University di Jepang, pencipta
program pelatihan “brain traning”, pikiran memiliki usianya sendiri
yang berbeda dengan usia biologis individu. Jika individu
menggunakannya, maka ia membuatnya lebih muda. Sebaliknya jika
individu tidak menggunakannya, ia membuatnya menjadi lebih tua.
Sehingga tidak berlebihan kiranya jika dikatakan bahwa aplikasi
34
mind mapping dapat berkontribusi dalam mempermuda usia pikiran
individu.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegunaan mind
mapping dalam pembelajaran adalah memperlancar saluran-saluran
kreatif. Mind mapping dapat melatih peserta didik dalam menangkap
butir-butir pokok informasi untuk mempermudah memahami materi
yang hasilnya sangat signifikan dan memunculkan daya kreativitas
peserta didik.
3) Langkah Membuat Mind Map
Langkah membuat mind map menurut Tony Buzan (2009: 15-19)
sebagai berikut:
a) Mulai dari tengah dengan kertas kosong yang pasangannya
diletakkan mendatar.
b) Pergunakan gambar untuk ide sentral.
c) Pergunakan warna.
d) Menghubungkan cabang utama ke gambar pusat dan
menghubungkan cabang antar tingkat dan seterusnya.
e) Membuat garis hubung yang melengkung bukan garis lurus.
f) Menggunakan satu kata kunci untuk setiap garis.
35
Gambar 3. Contoh Aplikasi Mind Map
4) Langkah-langkah Pembelajaran IPS Menggunakan Metode
Mind Mapping
Mind mapping merupakan salah satu cara pengembangan
kreativitas bagi peserta didik untuk menghasilkan ide-ide, akan
mempermudah peserta didik dalam mengidentifikasi secara jelas dan
kreatif dari apa yang mereka pelajari. Selain itu mind mapping
membuat peserta didik memahami pokok bahasan dan hasil dari
mind mapping dapat digunakan sebagai panduan belajar yang dapat
digunakan sebagai sumber rujukan.
Menurut Tony Buzan (2009: 6), indikator mind mapping
sebagai berikut:
a) Merencanakan
b) Berkomunikasi
36
c) Menjadi lebih kreatif
d) Menyelesaikan masalah
e) Memusatkan perhatian
f) Belajar lebih cepat dan efisien
g) Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran
h) Melatih “gambar keseluruhan”
i) Mengingat dengan lebih baik
Bobbi DePorter, (2010: 155-158) untuk membuat mind map
menggunakan pulpen berwarna dan dimulai dari bagian tengah
kertas. Menggunakan kertas secara melebar untuk mendapatkan
lebih banyak tempat. Beberapa langkah yang dapat dilakukan
membuat mind map sebagai berikut:
a) Tulis gagasan utamanya di tengah-tengah kertas dan lingkupilah
dengan lingkaran, persegi, atau bentuk lain. Misalnya, mind
mapping dilingkupi oleh gambar bohlam.
b) Tambahkan sebuah cabang yang keluar dari pusatnya untuk setiap
poin atau gagasan utama. Jumlah cabang-cabangnya bervariasi,
tergantung dari jumlah gagasan atau segmen. Gunakan warna
yang berbeda untuk tiap cabang.
c) Tulislah untuk kata kunci atau frase pada tiap-tiap cabang yang
dikembangkan untuk detail. Kata-kata kunci adalah kata-kata
37
yang menyampaikan inti sebuah gagasan dan memicu ingatan.
Bila menggunakan singkatan, dipastikan mengenal singkatan-
singkatan tersebut sehingga dengan mudah segera mengingat
artinya selama berhari-hari atau berminggu-minggu setelahnya.
d) Tambahkan simbol-simbol dan ilustrasi-ilustrasi untuk
mendapatkan ingatan yang lebih baik.
Mind map dipresentasikan dan didiskusikan secara klasikal di
dalam kelas. Istilah mind map merupakan hasil dari metode mind
mapping yaitu berupa hasil visualisasi dari simbol atau gambar yang
dapat digunakan sebagai catatan tertulis dan hasilnya akan mudah
diingat dan dipahami dalam pikiran. Dalam membuat mind map juga
diperlukan keberanian dan kreativitas yang tinggi. Variasi dengan
huruf kapital, warna, garis bawah atau simbol-simbol yang
menggambarkan poin atau gagasan utama. Menghidupkan mind map
yang telah dibuat akan lebih mengesankan. Penggunaan metode
mind mapping yang divariasi dengan metode ceramah, tanya jawab
dan diskusi, karena dalam setiap pembelajaran harus diawali
penjelasan atau informasi dari guru dalam penyajian atau
penyampaian bahan pelajaran.
Berdasarkan pendapat para ahli di pada halaman sebelumnya,
maka dapat disimpulkan bahwa tahap-tahap mind mapping dalam
pembelajaran IPS meliputi :
38
a)
b)
Merencanakan, pada tahap ini peserta didik merencanakan
pembuatan mind mapping. Guru menginformasikan peserta didik
dalam merencanakan pembuatan mind mapping secara individu.
c)
Berkomunikasi, setelah merencanakan pembuatan mind mapping
kemudian peserta didik berkomunikasi dengan anggota kelompok
dalam menyusun mind mapping dari berbagai sumber acuan
sesuai dengan materi yang dipelajari. Guru membimbing peserta
didik dalam berkomunikasi.
d)
Menjadi lebih kreatif, setelah berkomunikasi, peserta didik
bersama anggota kelompok untuk menjadi lebih kreatif
melakukan kegiatan berdiskusi dalam pembuatan dan penyusunan
mind mapping. Guru sebagai tutor memberikan motivasi dan
membimbing peserta didik dalam menjadi lebih kreatif.
e)
Menyelesaikan masalah, pada tahap ini peserta didik melakukan
diskusi untuk menyelesaikan masalah yang dijumpai dengan
anggota kelompoknya selama pembuatan mind mapping. Guru
berkeliling dan membantu peserta didik dalam menyelesaikan
masalah bila masalah dalam kelompok tersebut belum dapat
diselesaikan.
Memusatkan perhatian, setelah kegiatan diskusi menyelesaikan
masalah selesai dilakukan maka kegiatan selanjutnya yaitu
presentasi. Peserta didik memusatkan perhatian kepada anggota
39
kelompok yang bersedia untuk menjadi presentator. Guru
meminta peserta didik dalam memusatkan perhatian ketika
presentasi mind mapping dilakukan.
f)
g)
Belajar lebih cepat dan efisien, ketika kegiatan presentasi mind
mapping dilakukan peserta didik belajar lebih cepat dan efisien,
Guru membimbing dan mengintruksikan peserta didik dalam
belajar lebih cepat dan efisien.
h)
Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, setelah kegiatan
presentasi dilakukan, peserta didik menyusun dan menjelaskan
pikiran-pikiran dengan cara dibahas dan dikaji secara bersama-
sama terhadap hasil mind mapping yang dipresentasikan. Guru
membimbing dan memotivasi peserta didik dalam menyusun dan
menjelaskan pikiran-pikiran.
i)
Melatih “gambar keseluruhan”, setelah kegiatan menyimpulkan
materi pembelajaran menggunakan hasil mind mapping dalam
mengingat dengan lebih baik, peserta didik melatih “gambar
keseluruhan”. Guru meminta peserta didik untuk mengubah arah
berpikir secara spontan dalam melatih “gambar keseluruhan”
ketika melakukan koreksi hasil mind mapping.
Mengingat dengan lebih baik, setelah peserta didik selesai melatih
“gambar keseluruhan”, peserta didik berusaha mengingat dengan
lebih baik dengan menyimpulkan materi pembelajaran
40
menggunakan hasil mind mapping yang dibuatnya. Guru
mendorong peserta didik dalam mengingat dengan lebih baik
ketika memberikan penguatan kesimpulan yang diperoleh dari
hasil mind mapping peserta didik.
5) Kelebihan Metode Mind Mapping
Menurut Tony Buzan (2009: 8), terdapat beberapa kelebihan
saat menggunakan mind mapping dalam pembelajaran, yaitu:
a) Mind mapping merupakan cara yang cepat digunakan.
b) Mind mapping dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide-ide
yang muncul dikepala peserta didik.
c) Proses menggambar diagram pada hasil mind mapping bisa
memunculkan ide-ide yang lain.
d) Diagram mind mapping yang sudah terbentuk bisa menjadi
panduan untuk menulis.
Ditinjau dari segi waktu mind mapping juga dapat
mengefisienkan penggunaan waktu dalam mempelajari suatu
informasi. Hal ini utamanya disebabkan karena mind mapping dapat
menyajikan gambaran menyeluruh atas suatu hal, dalam waktu yang
lebih singkat. Dengan kata lain, mind mapping mampu memangkas
waktu belajar dengan mengubah pola pencatatan linear yang
41
memakan waktu menjadi pencatatan yang efektif yang sekaligus
langsung dapat dipahami oleh individu.
Menurut Yovan P. Putra (2008: 258), keutamaan metode
pencatatan menggunakan mind mapping, antara lain:
a) Tema utama terdefenisi secara sangat jelas karena dinyatakan di
tengah.
b) Level keutamaan informasi teridentifikasi secara lebih baik.
Informasi yang memiliki kadar kepentingan lebih diletakkan
dengan tema utama.
c) Hubungan masing-masing informasi secara mudah dapat segera
dikenali.
d) Lebih mudah dipahami dan diingat.
e) Informasi baru setelahnya dapat segera digabungkan tanpa
merusak keseluruhan struktur mind mapping, sehingga
mempermudah proses pengingatan.
f) Masing-masing mind mapping sangat unik, sehingga
mempermudah proses pengingatan.
g) Mempercepat proses pencatatan karena hanya menggunakan kata
kunci.
42
Menurut Bobbi DePorter (2010: 172) mengatakan bahwa
manfaat mind mapping sebagai berikut:
a) Fleksibel
Peserta didik dapat menjelaskan suatu hal tentang pemikiran
maka dengan mudah menambahkannya di tempat yang sesuai
dengan peta pikiran tanpa harus kebingungan.
b) Dapat memusatkan pikiran
Dengan menggunakan mind mapping tidak perlu berpikir untuk
menangkap setiap kata yang dibicarakan, yang perlu dilakukan
adalah berkonsentrasi pada gagasan-gagasannya.
c) Meningkatkan pemahaman
Ketika membaca tulisan dari hasil metode mind mapping akan
meningkatkan pemahaman dan memberikan catatan tinjauan
ulang yang sangat berarti nantinya.
d) Menyenangkan
Imajinasi dan kreativitas tidak terbatas. Dan hal ini menjadikan
pembuatan dan peninjauan ulang catatan lebih menyenangkan.
Dengan membuat mind map peserta didik bisa mengasah
sikap kreatif mereka. Dalam membuat mind map peserta didik bisa
lebih dekat dengan materi IPS yang sedang mereka pelajari,
mereka akan mempunyai pemahaman lebih tentang konsep-konsep
yang ada pada materi IPS. Mind map melatih kecerdasan otak
43
kanan dan otak kiri. Otak kanan yang berisi penggunaan warna,
bentuk dan simbol-simbol yang mereka pikirkan dalam membuat
mind map sedangkan pada otak kiri berisi konsep-konsep materi
IPS yang harus peserta didik kuasai.
Mind mapping dapat membangkitkan ide-ide orisinil dan
memicu ingatan dengan mudah, jauh lebih mudah daripada
pencatatan tradisional. Dengan menggunakan mind mapping akan
dicapai peningkatan beberapa aspek yaitu konsentrasi, kreativitas,
daya ingat, dan pemahaman sehingga peserta didik dapat mengambil
keputusan berkualitas yang tepat. Indikator mind mapping
merencanakan, berkomunikasi, menjadi lebih kreatif, menyelesaikan
masalah, memusatkan perhatian, belajar lebih cepat dan efisien,
menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, melatih “gambar
keseluruhan”, mengingat dengan lebih baik.
Dari beberapa pendapat para ahli mengenai mind mapping,
dapat disimpulkan bahwa peta pikiran (mind mapping) adalah
metode mencatat secara menyeluruh dalam satu halaman membentuk
sebuah pola gagasan yang saling berkaitan, dengan topik utama di
tengah dan subtopik menjadi cabang-cabang melengkung yang
menyerupai pohon dengan kombinasi warna-warni, gambar dan
simbol.
44
3. Kreativitas
Mengembangkan kreativitas dibutuhkan suatu keberanian dalam
merubah karena kreativitas menuntut keberanian dalam melepaskan diri
dari berpikir konvensional yang perlu perubahan setiap saat oleh karena itu
perlu perencanaan yang matang dan berkesinambungan. Kreativitas adalah
kemampuan untuk mencipta sesuatu yang baru. Orang yang memiliki
kreativitas itu mempunyai daya imajinatif serta mempunyai inisiatif dalam
menyelesaikan permasalahan yang ada dengan cara berpikir tidak biasa.
Sedangkan pengertian kreativitas menurut Julia Cameron The
Artist’s Way dalam Elaine B. Johnson (2009: 213), kreativitas adalah sifat
sejati, sebuah proses yang sama normal dan menakjubkan seperti bunga
yang mekar di ujung tangkai berwarna hijau. Kreativitas ibarat darah
sebagaimana darah yang merupakan kenyataan dari tubuh fisik tanpa harus
dicari. Kreativitas merupakan sebuah kenyataan spritual dari diri tanpa
harus dicari. Pada gilirannya ditakdirkan untuk meneruskan kreativitas
dengan menjadikan diri kreatif.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh Elaine B. Johnson (2009: 213-
214) menyatakan bahwa aktivitas mental membantu kreativitas. Berpikir
kreatif bukanlah sebuah proses yang sangat terorganisasi, sebagaimana
berpikir kritis. Tidak seperti berpikir kritis yang mencoba untuk
memperlembut emosi dengan cara memfokuskan diri pada proses logika
sebagai bagian dari proses berpikir. Sebaliknya berpikir kreatif adalah
45
sebuah kebiasaan dari pikiran yang dilatih dengan memperhatikan intuisi,
menghidupkan imajinasi mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan
baru, membuka sudut pandang yang menakjubkan dan membangkitkan
ide-ide yang tidak terduga.
a.
Menurut Elaine B. Johnson (2009: 213-214) menyatakan bahwa
berpikir kreatif yang membutuhkan ketekunan, disiplin diri dan perhatian
penuh meliputi aktivitas mental seperti:
b.
Mengajukan pertanyaan.
c.
Mempertimbangkan informasi baru dan ide yang tidak lazim dengan
pikiran terbuka.
d.
Membangun keterkaitan, khususnya diantara hal-hal yang berbeda.
e.
Menghubung-hubungkan berbagai hal dengan bebas.
f.
Menerapkan imajinasi pada setiap situasi untuk menghasilkan hal baru
dan berbeda.
Mendengarkan intuisi.
Kreatif peserta didik dapat terwujud tidak hanya dibutuhkan
keterampilan berpikir kreatif tetapi juga ciri-ciri afektif-kreatif. Oleh
karena itu pendidikan hendaknya tidak hanya memperhatikan
pengembangan keterampilan berpikir semata-mata tetapi pembentukan
sikap, perasaaan dan ciri-ciri kepribadian yang mencerminkan kreativitas
yang perlu dikembangkan.
46
Didalam aktivitas pembelajaran tidak lepas dari istilah belajar.
Belajar merupakan suatu proses yang dinamis yang dapat mempengaruhi
setiap aspek kehidupannya, baik aspek fisik maupun mental. Melalui
proses kedua aspek tersebut melahirkan suatu ide-ide dan gagasan peserta
didik sehingga akan terbentuk kreativitas belajar yang optimal.
a.
Perilaku kreatif adalah hasil dari pemikiran kreatif. Oleh karena itu
hendaknya sistem pendidikan dapat merangsang pemikiran, sikap dan
perilaku kreatif-produktif, disamping pemikiran logis dan penalaran.
Pengertian kreativitas menurut Utami Munandar, (1990: 47-49) yaitu
sebagai berikut:
Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru,
berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada.
Biasanya orang mengartikan kreativitas sebagai daya cipta,
sebagai kemampuan untuk menciptakan hal-hal yang baru.
Sesungguhnya apa yang diciptakan itu tidak perlu hal-hal yang baru
sama sekali, tetapi merupakan gabungan (kombinasi) dari hal-hal yang
sudah ada sebelumnya. Disini termasuk segala pengetahuan yang
pernah diperolehnya baik selama di bangku sekolah maupun yang
dipelajari dalam keluarga dan dalam masyarakat. Gagasan-gagasan
yang kreatif, hasil-hasil karya yang kreatif tidak muncul begitu saja.
Untuk dapat mencipta sesuatu yang bermakna dibutuhkan persiapan.
Salah satu yang menentukan sejauh mana seseorang itu kreatif adalah
47
kemampuannya untuk dapat membuat kombinasi baru dari hal-hal
yang ada. Peserta didik yang kreatif dapat membuat aneka ragam
benda dengan menggunakan bahan-bahan bekas yang sudah tidak
terpakai.
b.
Karya-karya unggul hasil pemikiran para ilmuwan dan penemu
pada dasarnya tidak merupakan sesuatu yang baru sama sekali, tetapi
merupakan kombinasi dari gagasan-gagasan atau unsur-unsur yang
sudah ada sebelumnya. Kreativitas terletak pada keberhasilan
membentuk kombinasi-kombinasi baru dari hal-hal yang sudah ada
sebelumnya menjadi sesuatu yang bermakna dan bermanfaat. Contoh:
sepatu sudah dikenal sejak dahulu, demikian pula roda. Akan tetapi
orang yang akan pertama kali memikirkan membuat kombinasi antara
sepatu dan roda menjadi sepatu roda termasuk orang yang kreatif.
Kreativitas (berpikir kreatif atau berpikir devergen) adalah kemampuan
berdasarkan data atau informasi yang tersedia menemukan banyak
kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekannya
adalah pada kuantitas, ketepatgunaan dan keragaman jawaban.
Makin banyak kemungkinan jawaban yang dapat diberikan
terhadap suatu masalah makin kreatiflah seseorang. Tentu saja
jawaban-jawaban itu harus sesuai dengan masalahnya. Jadi tidak
semata-mata banyaknya jawaban yang dapat diberikan yang
48
menentukan kreativitas seseorang, tetapi juga kualitas atau mutu dari
jawabannya.
a.
Ciri-ciri aptitude ialah ciri-ciri yang berhubungan dengan
kognisi, dengan proses berpikir, sedangkan ciri-ciri nonaptitude ialah
ciri-ciri yang lebih berkaitan dengan sikap atau perasaan. Menurut
Utami Munandar (1990: 88) kedua jenis ciri kreativitas itu diperlukan
agar perilaku kreatif dapat terwujud. Berikut ini ciri-ciri aptitude dan
nonaptitude akan diuraikan lebih lanjut dengan memberikan
perumusan (definisi) yang menjelaskan konsepnya, serta contoh
perilaku peserta didik yang mencerminkan ciri-ciri tersebut:
1)
Ciri-ciri Kemampuan Berpikir Kreatif (aptitude):
a)
keterampilan berpikir lancar
(1)
Definisi
(2)
Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian
masalah atau pertanyaan.
b)
Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban.
(1)
Perilaku Peserta Didik
(2)
Mengajukan banyak pertanyaan.
(3)
Menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada
pertanyaan.
2)
Mempunyai banyak gagasan mengenai suatu masalah.
Keterampilan Berpikir Luwes (fleksibel)
49
a)
(1)
Definisi
(2)
Menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang
bervariasi.
b)
Dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang
berbeda-beda.
(1)
Perilaku Peserta Didik
(2)
Memberikan macam-macam penafsiran (interprestasi)
terhadap suatu gambar, cerita, atau masalah.
(3)
Memberikan pertimbangan terhadap situasi, yang
berbeda dari yang diberikan orang lain.
3)
Mampu mengubah arah berpikir secara spontan.
a)
Berpikir Orisinal
(1)
Definisi
(2)
Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik.
b)
Mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim
dari bagian-bagian atau unsur-unsur.
(1)
Perilaku Peserta Didik
(2)
Memikirkan masalah-masalah atau hal-hal yang tidak
pernah terpikirkan oleh orang lain.
(3)
Mempertanyakan cara-cara yang lama dan berusaha
memikirkan cara-cara yang baru.
Memiliki cara berpikir yang lain dari yang lain.
50
4)
a)
Keterampilan Memperinci (mengelaborasi)
(1)
Definisi
(2)
Mampu memperkaya dan mengembangkan suatu
gagasan atau produk.
b)
Menambahkan atau memperinci detil-detil dari suatu
objek, gagasan atau situasi sehingga menjadi lebih
menarik.
(1)
Perilaku Peserta Didik
(2)
Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain.
(3)
Mempunyai rasa keindahan yang kuat sehingga tidak
puas dengan penampilan yang kosong atau sederhana.
5)
Menambahkan garis-garis, warna-warna, dan detil-detil
(bagian-bagian) terhadap gambarnya sendiri atau
gambar orang lain.
a)
Keterampilan Menilai (mengevaluasi)
(1)
Definisi
(2)
Menentukan patokan penilaian sendiri dan menentukan
apakah suatu pertanyaan benar, suatu rencana sehat
atau suatu tindakan bijaksana.
b)
Mampu mengambil keputusan terhadap situasi yang
terbuka.
Perilaku Peserta Didik
51
(1)
(2)
Memberi pertimbangan atas dasar sudut pandang
sendiri
(3)
Mempunyai alasan (rasional) yang dapat dipertangung
jawabkan untuk mencapai suatu keputusan.
Merancang suatu rencana kerja dari gagasan-gagasan
yang tercetus.
b.
1)
Ciri-Ciri Afektif (nonaptitude)
a)
Rasa Ingin Tahu
(1)
Definisi
(2)
Selalu terdorong untuk mengetahui lebih banyak.
b)
Peka dalam pengamatan dan ingin mengetahui/meneliti.
(1)
Perilaku Peserta Didik
(2)
Mempertanyakan segala sesuatu.
(3)
Senang menjajaki buku-buku, peta-peta, gambar-
gambar dan sebagainya untuk mencari gagasan-gagasan
baru.
2)
Ingin mengamati perubahan-perubahan dari hal-hal atau
kejadian-kejadian.
a)
Bersifat Imajinatif
Definisi
52
(1)
(2)
Mampu memperagakan atau membayangkan hal-hal
yang tidak atau belum pernah terjadi
Mengunakan khayalan tetapi mengetahui perbedaan
antara khayalan dan kenyataan
b)
(1)
Perilaku Peserta Didik
(2)
Memikirkan/membayangkan hal-hal yang belum
pernah terjadi.
(3)
Memikirkan bagaimana jika melakukan sesuatu yang
belum pernah dilakukan orang lain.
3)
Melihat hal-hal dalam suatu gambar yang tidak dilihat
orang lain.
a)
Merasa Tertantang Oleh Kemajemukan
(1)
Definisi
(2)
Merasa tertantang oleh situasi-situasi yang rumit.
b)
Lebih tertarik pada tugas-tugas yang sulit.
(1)
Perilaku Peserta Didik
(2)
Menggunakan gagasan atau masalah-masalah yang
rumit.
(3)
Melibatkan diri dalam tugas-tugas yang majemuk.
Berusaha terus menerus agar berhasil.
53
4)
a)
Sifat Berani Mengambil Resiko
(1)
Definisi
(2)
Tidak takut gagal atau mendapat kritik.
b)
Tidak menjadi ragu-ragu karena ketidakjelasan, hal-hal
yang tidak konvensional atau yang kurang berstruktur.
(1)
Perilaku Peserta Didik
(2)
Berani mempertahankan gagasan atau pendapatnya
walau mendapat tantangan atau kritik.
(3)
Tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain.
5)
Berani mencoba hal-hal baru.
a)
Sifat Menghargai
(1)
Definisi
(2)
Dapat menghargai bimbingan dan pengarahan dalam
hidup.
b)
Menghargai kemampuan dan bakat-bakat sendiri yang
sedang berkembang.
(1)
Perilaku Peserta Didik
(2)
Menghargai hak-hak sendiri dan hak-hak orang lain.
(3)
Menghargai kesempatan-kesempatan yang diberikan.
Senang dengan penghargaan terhadap dirinya.
Menurut Sugihartono (2007: 14) menyatakan bahwa kreativitas
merupakan salah satu kemampuan mental yang unik pada manusia.
54
Kreativitas sering melibatkan kemampuan berpikir. Orang yang kreatif
dalam berpikir mampu memandang sesuatu dari sudut pandang yang baru
dan dapat menyelesaikan masalah yang berbeda dari orang pada
umumnya.
Menurut Rhodes dalam Sugihartono (2007: 15) menyebutkan 4 ciri
kreativitas sebagai ”Four P’s Creativity” atau empat P, yaitu:
a.
b.
Person, merupakan keunikan individu dalam pikiran dan
ungkapannya.
c.
Proses, yaitu kelancaran, fleksibilitas dan orisinalitas dalam berpikir.
d.
Press, merupakan situasi kehidupan dan lingkungan sosial yang
memberi kemudahan dan dorongan untuk menampilkan tindakan
kreatif.
Menurut Bobbi DePorter (2010: 301) menyatakan bahwa proses
berpikir kreatif (kreativitas) mengalir melalui 5 tahap yaitu:
Product, diartikan sebagai kemampuan dalam menghasilkan karya
yang baru dan orisinil dan bermakna bagi individu dan lingkungannya.
a.
b.
Persiapan (mendefinisikan masalah, tujuan, atau tantangan).
c.
Inkubasi (mencerna fakta-fakta dan mengolahnya dalam pikiran).
d.
Huminasi (mendesak ke permukaan, gagasan-gagasan bermunculan).
e.
Verifikasi (memastikan solusi itu benar-benar memecahkan masalah).
Aplikasi (mengambil langkah untuk menindak lanjuti solusi tersebut).
55
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kreativitas mencakup
kemampuan peserta didik dalam berpikir dan bersikap untuk melahirkan,
menciptakan dan mengembangkan potensinya yang membutuhkan
ketekunan, disiplin diri dan perhatian penuh. Instrumen yang digunakan
adalah lembar observasi kreativitas yang meliputi sering mengajukan
pertanyaan yang baik, mampu menyatakan pendapat secara spontan,
mampu mengajukan gagasan yang berbeda dengan orang lain, hasil mind
map, mampu memberikan alasan yang rasional, mempertanyakan segala
sesuatu, dapat melihat masalah dari berbagai sudut pandang, mampu
mengerjakan dan menyelesaikan tugas, tidak mudah terpengaruh terhadap
pendapat orang lain, dan kemampuan menyampaikan mind map dalam
presentasi.
4. Pemahaman
Pemahaman adalah dapat menjelaskan informasi yang ditangkap dari orang
lain dengan bahasa sendiri. Orang yang memiliki pemahaman yang cukup
terhadap suatu informasi ataupun materi pelajaran yang telah dipelajari yaitu
mereka dapat membuat pernyataan ulang dan mampu menguraikan dan
memberikan contoh dalam bentuk yang berbeda.
Menurut Ngalim Purwanto (2006: 44-45) pemahaman atau komprehensi
adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan testee mampu memahami arti atau
konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya. Dalam hal ini testee tidak hanya
56
hafal secara verbalistis tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta yang
ditanyakan. Kata kerja operasional yang biasa dipakai dalam rumusan TIK untuk
jenjang pemahaman diantaranya: membedakan, mengubah, mempersiapkan,
menyajikan, mengatur, menginterprestasikan, menjelaskan, mendemonstrasikan,
memberi contoh, memperkirakan, menentukan, dan mengambil kesimpulan.
Menurut Nana Sudjana (2002: 24) pemahaman dapat dibedakan ke
dalam tiga katagori yaitu:
Menurut Nana Sudjana, (2002: 24), tipe hasil belajar yang lebih tinggi
daripada pengetahuan adalah pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan
kalimatnya sendiri sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain
dari yang telah dicontohkan atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus
lain. Dalam taksonomi Bloom, kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi
daripada pengetahuan. Dalam taksonomi bloom (kata kerja operasional) adalah
kata kerja yang dapat diukur, dievaluasi, dicapai dan dibuktikan. Kata kerja ini
dapat membantu dalam menentukan kejelasan kompetensi dasar atau indikator
yang sesuai dengan tingkat kesulitan.
a. Tingkat terendah
Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari
terjemahan dalam arti yang sebenarnya, misalnya dari bahasa Inggris
ke dalam bahasa Indonesia, mengartikan Bhineka Tunggal Ika,
mengartikan Merah Putih, menerapkan prinsip-prinsip listrik dalam
memasang sakelar.
57
b. Tingkat kedua
c.
Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni menghubungkan
bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, atau
menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian,
membedakan yang pokok dan yang bukan pokok. Menghubungkan
pengetahuan tentang konjungasi kata kerja, subjek, dan posesif
pronoun sehingga mengetahui menyusun kalimat ”my friend is
studying” bukan ”my friend studying” merupakan contoh pemahaman
penafsiran.
Tingkat ketiga atau tertinggi
Menurut Nana Sudjana (2002: 25) bahwa karakteristik soal-soal
pemahaman sangat mudah dikenal. Misalnya mengungkapkan tema, topik
atau masalah yang sama dengan yang pernah dipelajari atau diajarkan
tetapi materinya berbeda. Mengungkapkan tentang sesuatu dengan bahasa
sendiri dengan simbol tertentu termasuk ke dalam pemahaman terjemahan.
Dapat menghubungkan hubungan antar unsur dari keseluruhan pesan suatu
karangan termasuk ke dalam pemahaman penafsiran. Item ekstrapolasi
Pemahaman tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman
ekstrapolasi. Dengan ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu
melihat dibalik yang tertulis, dapat membuat ramalan tentang
konsekuensi atau dapat memperluas persepsi dalam arti waktu,
dimensi, kasus ataupun masalahnya.
58
mengungkapkan kemampuan di balik pesan yang tertulis dalam suatu
keterangan atau tulisan. Sebagian item pemahaman dapat disajikan dalam
gambar, denah, diagram, atau grafik. Dalam tes objektif tipe pilihan ganda
dan tipe benar-salah banyak mengungkapkan aspek pemahaman.
Menurut Sardiman (2003: 42-43) pemahaman atau comprehension
dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Maksudnya
pemahaman tidak sekedar tahu, tetapi juga menghendaki agar subjek
belajar dapat memanfaatkan bahan-bahan yang telah dipahami. Kalau
sudah demikian, belajar akan bersifat mendasar. Kenyataannya banyak
peserta didik di sekolah-sekolah yang melupakan unsur pemahaman ini.
Banyak contoh terjadi para peserta didik melakukan belajar pada malam
hari menjelang akan ujian pada pagi harinya. Kegiatan belajar ini
cenderung hanya sekedar mengetahui sesuatu bahan yang dituangkan di
kertas ujian pada pagi harinya. Tetapi kalau ditanya pada dua atau tiga hari
kemudian mengenai apa yang dipelajari kebanyakan sudah lupa.
Pemahaman dalam artian peserta didik diminta untuk membuktikan bahwa
memahami hubungan yang sederhana diantara konsep. Misalnya untuk
menjawab soal tes yang berkaitan dengan pemahaman materi diajarkan
kepada peserta didik beberapa minggu lalu kemudian selang beberapa
minggu selanjutnya guru melakukan tes untuk mengetahui tingkat
pemahaman, dalam hal ini peserta didik benar-benar paham mengenai
materi tersebut.
59
Pemahaman merupakan hasil dari usaha yang telah dilakukan oleh
seseorang. Seseorang dikatakan berhasil jika mengalami perubahan
tingkah laku. Bloom dalam Subiyanto (1988: 47) mengklasifikasikan
tujuan pembelajaran mencakup tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik. Ranah kognitif bersangkutan dengan daya pikir,
pengetahuan atau penalaran, ranah afektif bersangkutan dengan perasaan
dan ranah psikomotorik bersangkutan dengan keterampilan fisik,
keterampilan motorik atau keterampilan tangan.
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman
merupakan tingkat kemampuan yang mengharapkan peserta didik mampu
mengetahui arti atau konsep suatu materi. Indikator pemahaman peserta
didik yaitu peserrta didik dapat menjawab soal tes yang didalamnya
terdapat kata kerja operasional yaitu dapat menjelaskan, mendiskripsikan,
menguraikan, menerangkan, mengubah, memberikan contoh, dan
menyimpulkan.
5.
a.
Karakteristik Peserta Didik
Pengertian Peserta Didik
Pada dasarnya suatu aktivitas pendidikan berlangsung dengan
melibatkan unsur subjek atau pihak sebagai aktor penting. Unsur
tersebut adalah peserta didik dan pendidik. Bahkan karena begitu
pentingnya kedudukan kedua menjadi unsur dasar yang membentuk
aktivitas pendidikan.
60
Menurut Dwi Siswoyo, dkk (2008: 87) bahwa pengertian peserta
didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pendidikan. Sebagai anak, peserta didik
mempunyai potensi bakat-bakat dan disposisi luar biasa yang
memungkinkan tumbuh dan berkembang melalui pendidikan.
Pandangan modern mengenai peserta didik adalah subjek atau pesona,
yakni makhluk yang mempribadi tidak lagi sebagai objek yang non-
pribadi sebagaimana pandangan para ahli pada abad pertengahan.
Peserta didik merupakan subjek yang otonom maksudnya yaitu
memiliki motivasi, hasrat, ambisi, ekspresi, cita-cita, mampu merasakan
kesedihan, bisa senang dan bisa marah. Sebagai subjek yang memiliki
otonomi maka peserta didik dapat mengembangkan diri secara terus
menerus agar bisa menyelesaikan masalah yang dijumpai sepanjang
hidupya.
1)
Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik
sebagaimana dijelaskan Dwi Siswoyo (2008: 88) adalah bahwa peserta
didik merupakan:
Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga
merupakan insan yang unik. Maksudnya individu sejak lahir telah
memiliki potensi-potensi yang berbeda dengan individu lain yang
ingin dikembangkan dan diaktualisasikan.
61
2)
3)
Individu yang sedang berkembang, yakni selalu ada perubahan
dalam diri peserta didik secara wajar baik yang ditunjukkan kepada
diri sendiri maupun ke arah penyesuaian dengan lingkungan.
4)
Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan
manusiawi. Maksudnya adalah walaupun individu makhluk yang
berkembang punya potensi fisik dan psikis untuk bisa mandiri namun
karena belum dewasa maka individu membutuhkan bantuan dan
bimbingan dari pihak lain sesuai kodrat kemanusiannya.
Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri. Hal ini
dikarenakan bahwa di dalam diri anak ada kecenderungan untuk
memerdekan diri, sehingga mewajibkan bagi pendidik dan orang tua
untuk setapak demi setapak memberikan kebebasan kepada anak dan
pada akhirnya pendidik mengundurkan diri.
Dari beberapa pengertian mengenai peserta didik maka dapat
disimpulkan pengertian peserta didik yaitu individu yang sedang dalam
proses belajar yang memiliki kemampuan yang beragam dalam
mengembangkan potensi diri.
b. Karakteristik Peserta Didik
62
1) Aspek Kognitif
Sebelum memulai suatu proses pembelajaran, perlu mengetahui
karakteristik dari peserta didik. Karakteristik peserta didik yang perlu
diketahui yaitu sejauh mana peserta didik mampu menguasai materi
pembelajaran IPS yang disampaikan oleh guru. Sebagaimana mata
pelajaran, peserta didik juga memiliki karakteristik tersendiri yang bisa
dibedakannya dari satu jenjang pendidikan lainnya. Karakteristik
tersebut dapat dilihat dari tiga aspek yang didasarkan pada taksonomi
Bloom dalam psikologi, yaitu aspek kognitif, aspek psikomotorik dan
aspek afektif. Selanjutnya ketiga aspek ini dapat diuraikan satu persatu
sehingga terlihat karakteristik peserta didik di Jenjang Sekolah
Menengah Pertama (SMP), (Depdiknas, 2004, 309-311) yaitu sebagai
berikut:
a)
Menurut Piaget perkembangan kognitif anak usia SMP adalah
pada masa usia remaja awal sudah mencapai tahap operasi
formal. Pada usia ini secara mental anak telah dapat berpikir
logis tentang berbagai gagasan yang abstrak. Dengan kata lain,
berpikir operasi formal lebih bersifat hipotesis dan abstrak serta
sistematis dan ilmiah dalam memecahkan masalah dari pada
berpikir kongkret. Implikasi pendidikan atau bimbingan dari
periode operasi formal ini, adalah perlunya disiapkan program
Perkembangan Aspek Kognitif
63
pendidikan atau bimbingan yang memfasilitasi perkembangan
kemampuam berpikir peserta didik. Upaya yang dapat dilakukan
antara lain :
(1)
(2)
Penggunaan metode mengajar yang mendorong anak aktif
bertanya, mengemukakan gagasan, atau menguji-cobakan
metode.
b)
Melakukan dialog, diskusi, atau curah pendapat dengan
peserta didik tentang masalah-masalah sosial, baik itu
menyangkut sosiologi, geografi, ekonomi maupun sejarah.
(1)
Aspek kognitif meliputi:
(2)
Knowledge (pengetahuan, ingatan ).
(3)
Comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas,
contoh).
(4)
Application (menerapkan).
(5)
Analysis (menguraikan, menentukan hubungan).
(6)
Synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk
bangunan baru).
2) Aspek Psikomotorik
Evaluation (menilai).
a)
Perkembangan aspek psikomotor pada anak usia SMP
sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perkembangan pada anak
Perkembangan Aspek Psikomotorik
64
usia SD, karena usia SMP merupakan kelanjutan dari usia SD.
Pada masa usia SMP keterampilan anak semakin berkembang
dengan baik, sehingga dapat dijadikan pijakan untuk
menentukan pilihan yang akan ditekuninya di usia selanjutnya.
Perkembangan fisik yang normal merupakan salah satu
faktor penentu kelancaran proses belajar, baik dalam bidang
pengetahuan maupun ketrampilan. Oleh karena itu,
perkembangan psikomotor sangat menunjang keberhasilan
peserta didik. Pada masa usia SMP perkembangan psikomotor
ini umumnya sudah dicapainya, dan untuk selanjutnya
dikembangkannya. Pekembangan fisik, terutama organ-organ
seksual mempengaruhi berkembangnya emosi atau perasaan-
perasaan dan dorongan-dorongan baru yang dialaminya, seperti
perasaan cinta, rindu, dan keinginan untuk berkenalan itim
dengan lawan jenis.
Pada usia SMP (remaja awal) perkembangan emosi anak
menunjukan sifat yang sensitif dan reaktif yang sangat kuat
terhadap berbagai peristiwa atau situasi sosial, emosinya bersifat
negatif dan temperamental (mudah tersinggung/marah, atau
sedih). Oleh karena itu, mencapai kematangan emosional
merupakan tugas perkembangan yang sangat sulit bagi remaja.
Proses pencapaiannya sangat dipengaruhi oleh kondisi sosio-
65
emosional, lingkungannya, terutama lingkungan keluarga dan
kelompok teman sebaya.
Dalam hubungan persahabatan, anak remaja memilih
teman yang memiliki kualitas psikologis yang relatif sama
dengan dirinya, baik menyangkut interes, sikap, nilai, dan
kepribadian. Pada masa ini berkembang sikap ”comformity”
yaitu kecenderungan untuk menyerah atau mengikuti opini,
pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran (hobi) atau keinginan
orang lain (teman sebaya) perkembangan konformitas pada
remaja dapat memberikan dampak yang positif maupun yang
negatif bagi dirinya. Jika temannya menampilkan sikap dan
perilaku yang mulia seperti taat beribadah, berakhlak mulia,
rajin belajar, hormat pada orang tua, dan berpenampilan baik
seperti temannya. Sebaliknya, jika temannya berpenampilan
tidak baik, dia pun akan seperti temannya tersebut.
b)
(1)
Aspek Psikomotor :
(2)
mulai melakukan (Initiatory level),
(3)
tahap dapat melakukan dengan benar (Pre-routine level),
3) Aspek Afektif
terampil dan menjadi kebiasaan melakukan dengan benar
(Routinized level).
a) Perkembangan Aspek Afektif
66
Perkembangan aspek afektif anak usia SMP tidak beda
dengan perkembangannya pada aspek psikomotornya. Kedua
aspek ini terkait erat sehingga perkembangannya selalu seiring
dan sejalan. Sikap, perilaku teman (terutama teman sebaya) dan
lingkungan masyarakatnya sangat mempengaruhi perkembangan
sikap dan perilaku anak. Perkembangan aspek afektif anak juga
terkait erat dengan perkembangan kepribadian anak. Fase
remaja merupakan saat yang paling penting bagi perkembangan
dan integrasi kepribadian. Masa remaja juga merupakan saat
berkembangnya identitas (jati diri). Perkembangan identitas
masa remaja berkaitan erat dengan komitmennya terhadap
akupasi (pendudukan, pesan-pesan) masa depan, peran-peran
pada masa dewasa, dan sistem keyakinan pribadi.
Perkembangan identitas dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya adalah:
(1)
(2)
Iklim keluarga, yaitu yang berkaitan dengn interaksi
sosioemosional antara anggota keluarga serta sikap dan
perilaku orang tua terhadap anak.
(3)
Tokoh idola, yaitu orang-orang yang dipersepsi oleh remaja
sebagai figur yang memiliki posisi di masyarakat.
Peluang pengembangan diri, yaitu kesempatan untuk
melihat ke depan dan menguji dirinya dalam setting
67
(adegan) kehidupan yang beragam. Aspek afektif meliputi:
reseiving (sikap menerima), responding (memberikan
respon), valuing (nilai), organization (organisasi),
characterization (karaterisasi).
B. Penelitian yang Relevan
Ada beberapa penelitian terdahulu relevan dengan penelitian ini.
Beberapa penelitian yang relevan adalah:
1. Penelitian yang telah dilakukan oleh Tugiyati (2010), dalam skripsinya
yang berjudul Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan
Penguasaan Materi IPS di SMP Muhammadiyah I Kalibawang Tahun
Ajaran 2009/2010. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa penerapan
pembelajaran dengan metode mind mapping dapat meningkatkan
penguasaan materi IPS di SMP Muhammadiyah I Kalibawang. Hal ini
dapat ditunjukan dengan meningkatnya partisipasi belajar dan hasil belajar
peserta didik, data membuktikan bahwa terjadi peningkatan presentase
partisipasi belajar dan terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik
disetiap akhir siklus. Prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS
sebagai berikut: nilai rata-rata pada siklus I 65, pada siklus II 70, dan nilai
rata-rata pada akhir siklus 72,50 hal yang sama terjadi peningkatan jumlah
peserta didik yang mencapai batas tuntas minimal (>60) yaitu sebelum
tindakan 16 peserta didik ( 66,67% ), yang tuntas pada siklus I sebanyak
68
17 peserta didik (70,83% ), kemudian yang tuntas pada siklus II menjadi
20 peserta didik (83,33% ), dan pada akhir siklus I dan II meningkat
menjadi 21 peserta didik (87,50%), serta 3 peserta didik yang belum tuntas
karena terbatasnya waktu penelitian tidak dilanjutkan ke siklus III dan
hanya diadakan remidi sampai dapat mencapai ketuntasan. Dalam
penelitian tersebut memiliki persamaan dengan penelitian penulis yaitu
sama-sama meneliti tentang penerapan metode mind mapping, sedangkan
perbedaan dengan penelitian penulis adalah tujuan penelitiannya yaitu
meningkatkan kreativitas dan pemahaman peserta didik.
2. Penelitian oleh Mindarno dengan judul Penerapan Metode Mind Mapping
Untuk Meningkatkan Penguasaan Kompetensi Mata Pelajaran IPS di SMP
Negeri 2 Gamping Sleman, menunjukkan adanya peningkatan skor yang
diperoleh guru, hal ini membuktikan bahwa peran dan kegiatan guru
semakin baik, tiap siklus rata-rata aktivitas peserta didik meningkat. Tiap
siklus nilai rata-rata yang diperoleh oleh peserta didik, tiap pertemuan
adalah sebagai berikut; siklus pertama rata-rata nilai yang diperoleh 7,73,
siklus kedua nilai rata-rata 8,22, siklus ketiga nilai rata-rata 8,73. Dari
ketiga nilai rata-rata yang diperoleh oleh peserta didik maka dapat
dikatakan terjadi peningkatan. Dalam penelitian tersebut memiliki
persamaan dengan penelitian penulis yaitu sama-sama meneliti tentang
penerapan metode mind mapping, sedangkan perbedaan dengan penelitian
69
penulis adalah tujuan penelitiannya yaitu meningkatkan kreativitas dan
pemahaman peserta didik.
C. Kerangka Berpikir
Kegiatan pembelajaran di kelas VIII C mengalami beberapa kendala
yaitu diantaranya antara lain masih terdapat peserta didik yang melakukan
pembicaraan dengan temannya daripada memperhatikan guru yang sedang
menjelaskan materi, tingkat kreativitas dan pemahaman peserta didik rendah.
Kreativitas peserta didik rendah dapat dilihat antara lain ketika guru
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya dan
berpendapat tidak ada yang bertanya dan memberikan pendapat, tidak ada
peserta didik yang mengajukan gagasan, sebagian besar peserta didik tidak
mengerjakan latihan soal yang diberikan guru, bahkan tidak sedikit pula
bahwa peserta didik membuat catatan dengan cara menyalin langsung seluruh
informasi yang tersaji pada buku ataupun penjelasan lisan. Hal ini
mengakibatkan hubungan antar ide maupun informasi menjadi sangat terbatas
dan spesifik, berujung pada minimnya kreativitas yang dapat dikembangkan
setelahnya.
70
Tingkat pemahaman peserta didik yang rendah dapat diperoleh dari
nilai yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
diharapkan yaitu 70. Berdasarkan data nilai UAS Semester 1 dari 32 peserta
didik pada kelas VIII C menunjukkan 7 peserta didik dapat mendapat nilai di
atas KKM dan 25 peserta didik mendapat nilai di bawah KKM. Berdasarkan
data tersebut dapat disimpulkan bahwa masih banyak peserta didik yang
mendapatkan nilai di bawah KKM. Peserta didik yang belum mencapai KKM
perlu mengikuti kegiatan remidi.
Penerapan metode mind mapping diharapkan mampu meningkatkan
kreativitas dan pemahaman peserta didik pada pembelajaran IPS. Peserta
didik dapat berpikir dan bersikap kreatif serta dapat memahami materi
pembelajaran IPS sehingga dengan menerapkan metode mind mapping dapat
meningkatkan kreativitas dan pemahaman peserta didik. Dengan demikian,
uraian kerangka pikir tersebut di atas dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 4. Bagan Kerangka Berpikir
Kondisi Awal kreativitas dan pemahaman rendah
Tindakan
Kondisi Akhir
Metode Pembelajaran Mind Mapping
Kreativitas dan Pemahaman Peserta Didik Meningkat
71
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis
penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.
2.
Penerapan metode mind mapping dapat meningkatkan kreativitas peserta
didik dalam pembelajaran IPS di kelas VIII C SMP N 4 Wonosari.
Penerapan metode mind mapping dapat meningkatkan pemahaman
peserta didik dalam pembelajaran IPS di kelas VIII C SMP N 4
Wonosari.
72
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas
(classroom action research) yang berupaya untuk memperbaiki serta
mengubah kondisi pembelajaran dan melihat pengaruh nyata dari upaya
tersebut. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang akar
permasalahannya muncul di kelas dan dirasakan langsung oleh guru yang
bersangkutan. Penelitian ini mencoba untuk meningkatkan kreativitas dan
pemahaman dalam pembelajaran IPS dengan menerapkan metode mind
mapping di kelas VIII C SMP N 4 Wonosari karena krativitas dan
pemahaman di kelas tersebut paling rendah.
Penelitian ini dilakukan secara kolaborasi, penelitian yang dilakukan
secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang
mengamati proses jalannya tindakan. Dalam penelitian kolaborasi, pihak yang
melakukan tindakan adalah guru itu sendiri, sedangkan yang diminta
melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah
peneliti dibantu teman sejawat, bukan guru yang sedang melakukan tindakan.
Guru sebagai pelaksana tindakan dengan metode mind mapping, dalam
pelaksanaannya dipandu langsung oleh peneliti. Kolaborasi dilakukan dari
observasi awal samapi pada tahap akhir setiap siklus.
73
B. Definisi Operasional Variabel
1.
2.
Mind mapping (peta pikiran) adalah metode mencatat secara menyeluruh
dalam satu halaman membentuk sebuah pola gagasan yang saling
berkaitan, dengan topik utama di tengah dan subtopik menjadi cabang-
cabang melengkung yang menyerupai pohon dengan kombinasi warna-
warni, gambar dan simbol.
3.
Kreativitas adalah kemampuan peserta didik dalam berpikir dan bersikap
untuk melahirkan, menciptakan dan mengembangkan potensinya yang
membutuhkan ketekunan, disiplin diri dan perhatian penuh. Instrumen
yang digunakan adalah lembar observasi kreativitas yang meliputi sering
mengajukan pertanyaan yang baik, mampu menyatakan pendapat secara
spontan, mampu mengajukan gagasan yang berbeda dengan orang lain,
hasil mind map, mampu memberikan alasan yang rasional,
mempertanyakan segala sesuatu, dapat melihat masalah dari berbagai
sudut pandang, mampu mengerjakan dan menyelesaikan tugas, tidak
mudah terpengaruh terhadap pendapat orang lain, dan kemampuan
menyampaikan mind map dalam presentasi.
Pemahaman adalah tingkat kemampuan kognitif yang mengharapkan
peserta didik mampu mengetahui arti atau konsep suatu materi yang
dipelajari. Indikator pemahaman peserta didik yaitu peserta didik dapat
menjawab soal tes yang didalamnya terdapat kata kerja operasional yaitu
74
dapat menjelaskan, mendiskripsikan, menguraikan, menerangkan,
mengubah, memberikan contoh, dan menyimpulkan materi.
C. Setting Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP N 4 Wonosari yang terletak di
Kelurahan Piyaman, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul,
Yogyakarta. Pemilihan sekolah tersebut berdasarkan pra survey yang
menunjukkan masalah yang terdapat dalam proses pembelajaran IPS.
2. Subjek Penelitian
Pihak yang dijadikan subjek dalam penelitian ini adalah kelas VIII C
SMP N 4 Wonosari dengan jumah peserta didik 32 yang terdiri dari 14
peserta didik laki-laki dan 18 peserta didik perempuan. Pemilihan kelas
VIII C sebagai subjek penelitian adalah berdasarkan pengamatan dan
wawancara dengan guru IPS bahwa selama proses pembelajaran IPS
berlangsung, kelas VIII C memiliki kreativitas dan pemahaman peserta
didik yang paling rendah.
Kreativitas peserta didik rendah dapat dilihat antara lain ketika guru
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya dan
berpendapat sebagian besar peserta didik tidak ada yang bertanya dan
memberikan pendapat, tidak ada yang mengajukan gagasan, sebagian
besar peserta didik tidak mengerjakan latihan soal yang diberikan guru,
75
bahkan tidak sedikit pula bahwa peserta didik membuat catatan dengan
cara menyalin langsung seluruh informasi yang tersaji pada buku ataupun
penjelasan lisan. Tingkat pemahaman peserta didik yang rendah dapat
diperoleh dari nilai yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang diharapkan yaitu 70. Berdasarkan data nilai UAS IPS
Semester 1 dari 32 peserta didik pada kelas VIII C menunjukkan 7 peserta
didik mendapat nilai di atas KKM dan 25 peserta didik mendapat nilai di
bawah KKM (data terlampir). Dengan dijadikannya kelas tersebut sebagai
subjek penelitian, maka diharapkan dapat terjadi peningkatan kreativitas
dan pemahaman peserta didik setelah diterapkannya metode mind
mapping.
3. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksankan pada semester genap tahun ajaran
2011/2012. Waktu penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April sampai
dengan Mei 2012.
D. Desain Penelitian
Desain Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain
milik Kemmis dan MC Taggart yang menggambarkan penelitian tindakan
kelas meliputi beberapa siklus dan masing-masing terdiri dari empat tahapan.
Adapun tahap tersebut seperti tersaji pada gambar 5, sebagai berikut:
76
Gambar 5. Proses Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc. Taggart (Suwarsih Madya, 2007: 67)
Empat tahapan dalam penelitian tindakan kelas adalah sebagai sebagai
berikut:
1. Perencanaan (planning)
Peneliti harus menyiapkan dan menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran, lembar observasi, pedoman wawancara, dan tes.
Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi, lembar
kerja peserta didik, lembar evaluasi, pedoman wawancara, dan tes disusun
oleh peneliti kemudian dikonsultasikan dengan guru kelas dan dosen
pembimbing. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebelum
dipergunakan sebagai dasar melakukan tindakan yaitu dinilaikan kepada
tim ahli. Hasil penilaian RPP dapat diketahui apakah bagus atau kurang,
apabila kurang maka direvisi terlebih dahulu. Setelah direvisi dinyatakan
bagus maka RPP dapat dipergunakan dalam pembelajaran.
Keterangan:
1. Perencanaan (planning)
2. Pelaksanaan Tindakan (action)
3. Pengamatan (observation)
4. Refleksi (reflection)
77
2. Pelaksanaan tindakan (action)
Pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran yang berpedoman
pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Pembelajaran
yang digunakan adalah metode mind mapping. Pelaksanaan tindakan
dilakukan secara kolaborasi, pihak yang melakukan tindakan adalah guru
IPS sedangkan yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya
proses tindakan adalah peneliti.
3. Pengamatan (observasion)
Observasi dilakukan selama pelaksanaan pembelajaran dengan
mengunakan lembar observasi yang telah dibuat. Observasi dilakukan oleh
dua orang yaitu peneliti dan dibantu oleh teman sejawat.
4. Refleksi (reflection)
Pada tahap ini peneliti berdiskusi dengan guru mengenai hasil
pengamatan yang dilakukan selama pembelajaran. Refleksi bertujuan
untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan yang terjadi saat
pembelajaran berlangsung. Hasil dari diskusi yang dilakukan dapat
digunakan sebagai pertimbangan dalam merencanakan pembelajaran siklus
berikutnya agar berjalan sesuai dengan tujuan penelitian.
Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk
membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun yang kembali
ke langkah semula. Jadi bentuk penelitian tindakan bukan merupakan
78
kegiatan tunggal, tetapi selalu harus berupa rangkaian kegiatan yang akan
kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus.
E. Prosedur Penelitian Tindakan
Pelaksanaan tindakan direncanakan beberapa siklus. Setiap satu siklus
terdiri dari dua pertemuan. Pelaksanaan penelitian dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Perencanaan tindakan
Peneliti mengadakan diskusi dengan guru mengenai masalah
peningkatan kreativitas dan pemahaman peserta didik, selanjutnya
mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
metode mind mapping dengan acuan silabus yang ada. Menyusun alat
evaluasi pembelajaran sesuai dengan indikator hasil belajar. Menyusun
lembar observasi dan format wawancara sebagai alat evaluasi kegiatan.
Rencana materi yang akan dibahas dalam siklus I adalah kedatangan bangsa
barat ke Indonesia sampai terbentuknya kekuasaan kolonial, pengertian
pajak dan retribusi, unsur dan jenis-jenis pajak. Peneliti mempersiapkan
bahan dan alat seperti: kertas, gambar, dan soal tes untuk peserta didik.
2. Pelaksanaan tindakan
Sebelum menerapkan metode mind mapping guru melakukan
apersepsi dengan pertanyaan maupun pernyataan yang disesuaikan dengan
materi yang akan dipelajari. Setelah melakukan apersepsi maka melakukan
79
motivasi dengan berbagai hal misalnya penyajian gambar yang berhubungan
dengan materi dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran. Guru
menjelaskan materi pembelajaran. Selama peserta didik membuat mind map
guru berkelliling untuk memberikan penjelasan jika ada peserta didik yang
bertanya. Guru dapat memperbaiki mind map yang belum terstruktur
menjadi terstruktur. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk
mewujudkan kreativitas masing-masing.
Langkah-langkah pelaksanaan metode mind mapping dalam
pembelajaran IPS meliputi :
a.
b.
Merencanakan, pada tahap ini peserta didik merencanakan pembuatan
mind mapping. Guru menginformasikan peserta didik dalam
merencanakan pembuatan mind mapping secara individu.
c.
Berkomunikasi, setelah merencanakan pembuatan mind mapping
kemudian peserta didik berkomunikasi dengan anggota kelompok dalam
menyusun mind mapping dari berbagai sumber acuan sesuai dengan
materi yang dipelajari. Guru membimbing peserta didik dalam
berkomunikasi.
Menjadi lebih kreatif, setelah berkomunikasi, peserta didik bersama
anggota kelompok untuk menjadi lebih kreatif melakukan kegiatan
berdiskusi dalam pembuatan dan penyusunan mind mapping. Guru
sebagai tutor memberikan motivasi dan membimbing peserta didik dalam
menjadi lebih kreatif.
80
d.
e.
Menyelesaikan masalah, pada tahap ini peserta didik melakukan diskusi
untuk menyelesaikan masalah yang dijumpai dengan anggota
kelompoknya selama pembuatan mind mapping. Guru berkeliling dan
membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah bila masalah
dalam kelompok tersebut belum dapat diselesaikan.
f.
Memusatkan perhatian, setelah kegiatan diskusi menyelesaikan masalah
selesai dilakukan maka kegiatan selanjutnya yaitu presentasi. Peserta
didik memusatkan perhatian kepada anggota kelompok yang bersedia
untuk menjadi presentator. Guru meminta peserta didik dalam
memusatkan perhatian ketika presentasi mind map dilakukan.
g.
Belajar lebih cepat dan efisien, ketika kegiatan presentasi mind map
dilakukan peserta didik belajar lebih cepat dan efisien, Guru
membimbing dan mengintruksikan peserta didik dalam belajar lebih
cepat dan efisien.
h.
Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, setelah kegiatan presentasi
dilakukan, peserta didik menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran
dengan cara dibahas dan dikaji secara bersama-sama terhadap hasil mind
mapping yang dipresentasikan. Guru membimbing dan memotivasi
peserta didik dalam menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran.
Melatih “gambar keseluruhan”, setelah kegiatan menyusun dan
menjelaskan pikiran-pikiran, peserta didik melatih “gambar
keseluruhan”. Guru meminta peserta didik untuk mengubah arah berfikir
81
secara spontan dalam melatih “gambar keseluruhan” ketika melakukan
koreksi hasil mind mapping.
i.
3. Observasi
Mengingat dengan lebih baik, setelah peserta didik selesai melatih
“gambar keseluruhan”, peserta didik berusaha mengingat dengan lebih
baik dengan menyimpulkan materi pembelajaran menggunakan hasil
mind mapping yang dibuatnya. Guru mendorong peserta didik dalam
mengingat dengan lebih baik ketika memberikan penguatan kesimpulan
yang diperoleh dari hasil mind mapping peserta didik.
Observasi dilakukan selama proses tindakan berlangsung untuk
mengamati proses kreativitas terbentuk serta mengobservasi guru selama
melaksanakan metode mind mapping. Saat observasi peneliti mengamati
dan mencatat segala aktivitas yang dilakukan peserta didik. Aktivitas yang
dimaksud berupa berfikir kreatif dan sikap kreatif yang ditunjukkan oleh
peserta didik terutama dalam penerapan metode mind mapping. Observasi
pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru, semua aktivitas
tersebut diamati dan dicatat dalam lembar pengamatan berdasarkan
indikator yang ada dicatat dalam lembar pengamatan berdasarkan indikator
yang ada. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang
telah disediakan serta berupa catatan lapangan. Teknik observasi dilakukan
dengan menggunakan alat berupa daftar cek jawaban, yakni ya atau tidak.
Peneliti memfoto kegiatan pembelajaran sehingga pengamatan yang
82
dilakukan memiliki bukti yang nyata dan otentik. Kemudian dilakukan tes
untuk mengamati kemajuan tingkat pemahaman peserta didik setelah
melakukan pembelajaran dengan menggunkan metode mind mapping.
4. Refleksi
Seluruh data yang diperoleh kemudian dianalisis. Setelah selesai
dianalisis kemudian direfleksikan sehingga diketahui tindakan, masalah
serta hasil yang terjadi selama penelitian. Selanjutnya refleksi akan
digunakan sebagai acuan untuk melakukan tindakan pada siklus berikutnya.
Hasil pengamatan dan diskusi siklus I menjadi pertimbangan perlu
dilanjutkan siklus II dan seterusnya.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Menurut Cholid Narbuka (2005: 70) menyatakan bahwa wawancara
adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan
dimana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung
informasi-informasi atau keterangan-keterangan. Wawancara ini bertujuan
untuk mengetahui tanggapan dari guru dan peserta didik dalam
pembelajaran IPS dengan menggunakan metode mind mapping. Wawancara
ini dilakukan terhadap guru dan peserta didik berdasarkan pedoman
wawancara yang telah dipersiapkan.
83
2. Tes Pemahaman
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 223) tes merupakan alat atau
prosedur yang dipergunakan untuk mengetahui sesuatu dalam suasana
dengan cara dan aturan-aturan yang telah ditentukan. Peserta didik diberikan
tes soal yang berbentuk check point (pilihan ganda) dan soal uraian. Tes soal
diberikan setiap akhir siklus dengan tujuan mengetahui seberapa besar
tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang dipelajari.
3. Observasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 229) didalam pengertian
psikologik observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan meliputi
kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan
seluruh alat indera. Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti
melakukan pengamatan. Sehingga dalam hal ini observasi yang dilakukan
adalah terfokus pada aktivitas kreativitas peserta didik baik itu berfikir
kreatif maupun sikap kreatif terhadap pembelajaran IPS dengan melalui
penerapan metode mind mapping. Kegiatan ini dilakukan setiap penelitian
berlangsung.
4. Dokumentasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 158) dokumentasi, dari asal
katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis sehingga di dalam
melaksanakan dokumentasi menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-
buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian
84
dan sebagainya. Metode dokumentasi yang peneliti lakukan yaitu
mengumpulkan data penelitian yang ada kaitannya dengan permasalahan
dalam penelitian tindakan kelas. Metode dokumentasi ini peneliti gunakan
untuk memperoleh data tentang visi misi sekolah, data peserta didik dan
lokasi serta data yang berkenaan dengan kreativitas dan tes pemahaman
belajar peserta didik.
G. Instrumen Penelitian
1. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan guru dan peserta didik. Wawancara
mengacu pada pedoman wawancara. Kisi-kisi wawancara tersaji dalam tabel
1 dan II, sebagai berikut:
85
Tabel 1. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Peserta Didik
Aspek yang ditanyakan Indikator
Butir wawan
cara a. Berfikir kreativitas 1) Gagasan atau ide baru yang muncul
dalam benak peserta didik dengan dengan adanya metode mind mapping
Keterampilan berpikir lancar
1
2) Kemampuan dalam hal macam-macam penafsiran (interprestasi) terhadap suatu gambar, cerita, atau masalah antara ide dengan materi
Keterampilan berpikir luwes (fleksibel)
2
3) Kemampuan memikirkan masalah-masalah atau hal-hal yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain saat diskusi
Berpikir orisinal 3
4) Keterampilan memperinci (mengelaborasi)
4 Antusias mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain saat diskusi
5) Kegiatan peserta didik sebelum mind map dikumpulkan
Keterampilan menilai (mengevaluasi)
5
b. Sikap kreativitas 1) Sikap peserta didik saat guru
memberikan penjelasan Rasa ingin tahu 6
2) Sikap peserta didik saat melihat mind map
Bersifat imajinatif 7
3) Sikap peserta didik saat menghadapi tugas membuat mind mapping
Merasa tertantang oleh kemajemukan
8
4) Sikap peserta didik saat presentasi dan diskusi
Sifat berani mengambil resiko
9
5) Sikap peserta didik dalam berpendapat Sifat menghargai 10
86
Tabel 2. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru
Aspek yang ditanyakan
Indikator Butir
wawancara
a. Berfikir kreativitas 1) Gagasan atau ide baru yang muncul
dalam benak peserta didik dengan dengan adanya metode mind mapping
Keterampilan berpikir lancar
1
2) Kemampuan peserta didik dalam hal macam-macam penafsiran (interprestasi) terhadap suatu gambar, cerita, atau masalah antara ide dengan materi
Keterampilan berpikir luwes (fleksibel)
2
3) Kemampuan peserta didik memikirkan masalah-masalah atau hal-hal yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain saat diskusi
Berpikir orisinal 3
4) Keterampilan memperinci (mengelaborasi)
4 Antusias peserta didik mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain saat diskusi
5) Kegiatan peserta didik sebelum mind map dikumpulkan
Keterampilan menilai (mengevaluasi)
5
b. Sikap kreativitas 1) Sikap peserta didik saat guru
memberikan penjelasan Rasa ingin tahu 6
2) Sikap peserta didik saat melihat mind map
Bersifat imajinatif 7
3) Sikap peserta didik saat menghadapi tugas membuat mind mapping
Merasa tertantang oleh kemajemukan
8
4) Sikap peserta didik saat presentasi dan diskusi
Sifat berani mengambil resiko
9
5) Sikap peserta didik dalam berpendapat Sifat menghargai 10
87
2. Tes Pemahaman
Tes pemahamn terdiri dari 10 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian.
Soal tersebut sebelum diberikan kepada peserta didik dikonsultasikan
kepada guru pembimbing. Soal yang dibuat berdasarkan materi yang telah
disampaikan. Tes dilakukan setiap akhir siklus untuk mengetahui tingkat
pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah disampaikan.
3. Observasi
Observasi dilakukan peneliti selama proses penelitian berlangsung.
Hal-hal yang berkaitan dengan kreativitas baik sikap kreatif peserta didik
dan berpikir kreatif yang ditunjukkan peserta didik dalam penerapan metode
mind mapping merupakan materi dalam observasi yang dilakukan peneliti.
Kisi-kisi observasi tersaji dalam tabel 3 dan 4.
88
Tabel 3. Kisi-kisi Pedoman Observasi Mind Mapping
No. Aspek yang
diamati
Indikator No
Item
1. Pendahuluan a.
b.
Apersepsi
c.
Motivasi
d.
Tujuan pembelajaran
e.
Materi pembelajaran
f.
Pembagian kelompok
1
Menjelaskan metode mind mapping
2
3
4
5
6
2. Langkah
Pembelajaran
Mind Mapping
a.
b.
Merencanakan
c.
Berkomunikasi
d.
Menjadi lebih kreatif
e.
Menyelesaikan masalah
f.
Memusatkan perhatian
g.
Menyusun dan menjelaskan pikiran-
pikiran
h.
Mengingat dengan lebih baik
i.
Belajar lebih cepat dan efisien
7
Melatih “gambar keseluruhan”
8
9
10
11
12
13
14
15
3. Penutup dan
Evaluasi
a.
b.
Pelaksanaan Tes
c.
Penghargaan
16
Kesimpulan
17
18
89
Tabel 4. Kisi-kisi Pedoman Observasi Kreativitas
No. Indikator Kreativitas
Perilaku Peserta Didik No. Item
1. A. Keterampilan berfikir lancar
Mengajukan banyak pertanyaan 1
2. B. Sifat
menghargai
2 Mampu mengubah arah berfikir
secara spontan
3. C. Berfikir berfikir
orisinal
Memiliki cara berpikir yang lain
dari yang lain
3
4. D. Keterampilan
memperinci
(mengelaborasi)
Menambahkan garis-garis, warna-
warna, dan detil-detil (bagian-
bagian) terhadap hasil mind map
sendiri atau mind map orang lain
4
5. E. Keterampilan
menilai
(mengevaluasi)
Mempunyai alasan (rasional) yang
dapat dipertangung jawabkan
untuk mencapai suatu keputusan
5
6. F. Rasa ingin tahu Mempertanyakan segala sesuatu 6
7. G. Bersifat
imajinatif
Melihat hal-hal dalam suatu
gambar yang tidak dilihat orang
lain
7
8. H. Merasa
tertantang oleh
kemajemukan
8 Melibatkan diri dalam tugas-tugas
yang majemuk
9. I. Sifat berani
mengambil
resiko
Tidak mudah dipengaruhi oleh
orang lain
9
10 J. Keterampilan
berfikir luwes
(fleksibel)
Menghargai kesempatan-
kesempatan yang diberikan
10
90
H. Keabsahan Data
Terdapat 2 strategi pada triangulasi dengan metode ini, yaitu :
Di dalam penelitian ini yang dimaksud keabsahan data adalah upaya
untuk mengadakan pengecekan kebenaran data melalui cara lain. Keabsahan
data dapat diketahui dengan cara triangulasi. Triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data
itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu
(Moleong, 2009: 330). Triangulasi yang digunakan dalam data ini dengan
memanfaatkan penggunaan metode.
a. Pengecekan derajat penemuan hasil penelitian dengan beberapa teknik
pengumpulan data yakni observasi, dokumentasi, dan wawancara.
b. Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang
sama.
I. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari tindakan yang dilakukan dianalisis untuk
memastikan bahwa dengan menerapkan metode mind mapping dapat
meningkatkan kreativitas dan pemahaman peserta didik. Data yang bersifat
kualitatif yang terdiri dari hasil observasi dan dokumentasi dianalisis secara
kualitatif. Menurut Soedarsono (2001: 26) apabila yang dikumpulkan berupa
data kualitatif, maka analisis dilakukan secara kualitatif pula. Proses tersebut
91
dilakukan melalui tahap: menyederhanakan, mengklasifikasi, memfokuskan,
mengorganisasi (mengaitkan gejala) secara sistematis dan logis, serta membuat
abstraksi atas kesimpulan makna hasil analisis.
Teknik analisis data kualitatif diperoleh dari observasi dan
dokumentasi. Peneliti menggunakan teknik dari Mathew B. Miles dan Michael
Hubberman (Sugiyono, 2009: 338-345) yaitu reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan. Untuk lebih jelasnya maka akan diperjelas pada gambar
berikut ini.
Gambar 6. Teknik Analisis Data Kualitatif
1.
Langkah-langkah analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
yakni:
Reduksi Data
Menurut Sugiyono (2009: 339) reduksi data merupakan proses
berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan serta
Data Collection
Data Reduction
Conclusions atau Verifying
Data Display
92
kedalaman wawasan yang tinggi. Reduksi data berpatokan pada tujuan
utama dari sebuah penelitian. Dalam mereduksi data meliputi proses
memilih, memusatkan, menyederhanakan, dan mengolah data yang
terekam atau tertulis di lapangan tidak hanya merangkum satu saja tetapi
juga mengubah data untuk dimengerti sesuai pokok masalah yang akan
dituju sehingga menjadi informasi yang bermakna.
2. Penyajian Data
3.
Data-data hasil reduksi kemudian disajikan dalam bentuk
paragraph yang saling berhubungan (narasi) yang dijelaskan melalui
matriks, grafik dan diagram. Tujuannya adalah mempermudah dalam
mengkonstruksi dan menginterprestasikan, memaparkan dan
menyimpulkan data yang dipilih berkaitan dengan permasalahan yang
menjadi fokus penelitian.
Kesimpulan (Verifying)
Data yang harus diproses dengan langkah-langkah tersebut
kemudian ditarik kesimpulan dengan metode induktif. Kesimpulan
bersifat sementara kemudian diverifikasi selama penelitian berlangsung
dengan cara melihat kembali reduksi data sehingga kesimpulan yang
diambil tidak menyimpang dari permasalahan penelitian.
Sedangkan data yang dikumpulkan berupa angka atau data
kuantitatif, cukup dengan menggunakan analisis deskriptif dan sajian
visual. Sajian tersebut untuk menggambarkan bahwa dengan tindakan
93
yang dilakukan dapat menimbulkan adanya perbaikan, peningkatan, dan
atau perubahan ke arah yang lebih baik jika dibandingkan dengan
keadaan sebelumnya.
J. Indikator Keberhasilan Tindakan
Suatu tindakan dikatakan berhasil apabila mampu mencapai kriteria yang
telah ditentukan. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2006: 107) keberhasilan
proses mengajar dapat mencapai kriteria baik atau minimal apabila 60%
sampai 75% peserta didik menguasai bahan ajar dan 75% atau lebih yang
mengikuti proses belajar mengajar mencapai taraf keberhasilan minimal,
optimal, atau bahkan maksimal. Mengacu pendapat tersebut, maka indikator
keberhasilan dalam penelitian ini adanya peningkatan jumlah peserta didik
yang mencapai taraf keberhasilan minimal yang ditentukan, yaitu dapat
ditunjukkan sebagai berikut:
1. Penelitian ini dikatakan telah berhasil meningkatkan kreativitas peserta
didik selama penerapan metode mind maping apabila hasil observasi
kreativitas peserta didik diakhir siklus berada dalam katagori tinggi dan
sangat tinggi yaitu minimal 75%. Lembar observasi kreativitas terdiri dari
10 aspek dengan skor minimal 1 dan skor maksimal 4. Pengatagorian
kreativitas dilakukan dengan cara mengembangkan instrumen kreativitas
yang terdiri dari 10 aspek butir pernyataan, setiap butir pernyataan dibuat
rentangan skor yaitu 4, 3, 2 dan 1. Hasil analisis menunjukkan bahwa skor
94
ideal tertinggi adalah 40 dan terendah adalah 10 sehingga selisihnya
sebesar 30. Selisih sebesar 30 dibagi 5 sehingga hasilnya 6 (interval).
Dengan demikian tingkatan kreativitas adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Pedoman Penilaian Kreativitas Peserta Didik
Kriteria Skor
Sangat Tinggi 35 – 40
Tinggi 29 – 34
Sedang 23 – 28
Rendah 17 – 22
Sangat Rendah 10 – 16
2. Penelitian ini dikatakan telah meningkatkan pemahamaan peserta didik
apabila 75% dari peserta didik memiliki nilai minimal 70 pada nilai tes
setiap akhir siklus. Dikatakan tuntas jika nilai ≥70 dan belum tuntas bila
nilai <70. Hal ini berdasarkan kurikulum SMP N 4 Wonosari mengenai
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) pada mata pelajaran IPS yaitu 70.
Tabel 6. Pedoman Penilaian Pemahaman Peserta Didik
Nilai Kriteria
≥70 Tuntas
<70 Belum tuntas
95
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Situasi dan Lokasi Penelitian
1. Letak Geografis SMP N 4 Wonosari
Letak geografis adalah letak suatu tempat berdasarkan
kenyataannya dipermukaan bumi. Secara geografis dan administratif SMP
N 4 Wonosari terletak di RT 04, RW 04 Dusun Ngerboh I, Desa Piyaman,
Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul. dengan batas sebagai
berikut:
a.
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Nglipar
Letak geografis SMP Negeri 4 Wonosari
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Karangmojo
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Semanu
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Playen
Untuk lebih mengetahui secara jelas dapat melihat peta penelitian.
Peta penelitian terlihat pada halaman berikutnya sebagai berikut:
96
Gambar 7. Peta Penelitian
Skala = 1:500.000
97
2. Visi dan Misi SMP N 4 Wonosari
a. Visi
b.
Mewujudkan peserta didik sebagai pribadi yang takwa, cerdas, dan
terampil.
1)
Misi
2) Pembimbingan keagamaan
Ibadah di sekolah.
3) PAIKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan.
4) Ekstra Olahraga.
5) Ekstra keterampilan.
Untuk mendukung tercapainya Visi dan Misi tersebut, SMP N 4
Wonosari mempunyai strategi khusus yaitu selektif dalam penerimaan
peserta didik baru, meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan
menjaga hubungan kekeluargaan antar warga.
3. Kondisi Fisik SMP N 4 Wonosari
Gedung SMP N 4 Wonosari merupakan bangunan permanen untuk
semua kelas maupun kantor pegawai dan guru. SMP N 4 Wonosari
memiliki ruang kelas sebanyak 12 ruang yang terdiri dari Kelas VII
berjumlah 4 ruang, kelas VIII berjumlah 4 ruang dan kelas IX bejumlah 4
ruang. Selain ruang kelas, terdapat ruang yang digunakan sebagai
98
penunjang kegiatan belajar mengajar, antara lain: Laboratorium IPA,
Ruang BK, Perpusatakaan, Ruang OSIS, Koperasi Sekolah, Ruang UKS,
Laboratorium Komputer, ruang guru, kantor TU, kantor kepala sekolah,
mushola, toilet, dapur, ruang keterampilan, tempat parkir, lapangan
upacara, tempat parkir guru, kantin sekolah.
4. Kondisi Non Fisik SMP N 4 Wonosari
Dengan adanya fasilitas tersebut menunjang kegiatan-kegiatan
ekstra kulikuler yang ada di SMP N 4 Wonosari. Ekstrakulikuler dibagi
menjadi dua yaitu wajib (pramuka) dan pilihan (Baca Tulis Al quran,
musik, karya ilmiah remaja, story telling, basket, bola voli, sepak bola, tae
kwon do, bulu tangkis). Kegiatan ini dijadikan wahana penyaluran dan
pengembangan minat ataupun bakat peserta didik sehingga potensi yang
dimiliki dapat tersalurkan secara optimal.
Kegiatan belajar mengajar di SMP N 4 Wonosari dimulai pukul
07.15 hingga 13.15. Adapun pukul 07.00 - 07.15 diadakan untuk apel
kedisplinan peserta didik dan khusus hari Jumat diadakan senam bersama
di halaman sekolah. Pembagian jam pelajaran di SMP N 4 Wonosari
sebagai berikut:
99
Tabel 7. Pembagian Jam Pelajaran di SMP N 4 Wonosari
Jam Waktu
1 07.15 - 07.55
2 07.55 – 08.35
3 08.35 – 09.15
Istirahat I 09.15 – 09.35
4 09.35 – 10.15
5 10.15 – 10.55
6 10.55 – 11.35
Istirahat II 11.35 – 11.55
7 11.55 – 12.35
8 12.35 – 13.15
Administrasi pembelajaran yang digunakan di SMP N 4 Wonosari
dalam penyususan buku kerja yaitu ada dua hal yaitu buku satu dan dua.
Buku satu meliputi: Standar Isi (SKL, SK, KD), Program Semester,
Program Tahunan, kalender sekolah, penetapan KKM, soal-soal dan kisi-
kisi serta daftar pustaka. Sedangkan buku kerja dua meliputi: daftar hadir
peserta didik, catatan harian peserta didik, pelaksanaan harian, daftar nilai
dan analisis hasil evaluasi, program dan pelaksanaan remidi maupun
pengayaan.
Mengenai potensi para pengajar, sebagian besar tenaga pengajar
yang direkrut oleh SMP N 4 Wonosari telah menempuh jenjang S1, karya
100
tulis ilmiah juga telah dilaksanakan oleh beberapa guru di sekolah. Dalam
hal belajar mengajar SMP N 4 Wonosari telah menerapkan KTSP. SMP N
4 Wonosari memiliki 33 tenaga pengajar dan 10 karyawan tata usaha.
Struktur kepemimpinan di SMP N 4 Wonosari dipimpin oleh kepala
sekolah. Tugas kepala sekolah dibantu oleh wakil kepala sekolah dan
empat pembantu kepala sekolah yang meliputi bagian kurikulum,
kesiswaan, sarana prasarana dan hubungan masyarakat (humas). Untuk
lebih jelasnya ada pada gambar di bawah ini.
Gambar 8. Struktur Organisasi SMP N 4 Wonosari
Kepala Sekolah R. Danang Soetandyo, S.Pd.
Wk. Sek Tutik
Pujirahayu, S.Pd.
Wk. Ur Kurikulum
Dwi Wajayanti
S.Pd.
Wk. Ur Kesiswaan Sunarno,
S.Pd.
Wk. Sar. Pras Bambang, S.Pd.Kn.
Wk. Ur Humas Handoko,
S.Pd.
Wali Kelas
Bimbingan Konseling Puji Purnomo S.Pd
Ka. Tata Usaha Sugiyono
Peserta Didik
101
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Tindakan
1. Tahapan Penelitian
Sebelum peneliti melakukan penelitian di SMP N 4 Wonosari,
terlebih dahulu meminta izin kepada pihak sekolah. Setelah pihak sekolah
memberikan izin untuk melakukan penelitian, peneliti kemudian mencari
surat izin resmi melalui Sekretariat Daerah Istimewa Yogyakarta dan
Bappeda Kabupaten Gunungkidul. Dalam proses perizinan tersebut
peneliti juga melakukan diskusi dengan guru mengenai proses
pembelajaran dan permasalahan peserta didik di kelas. Adapun tahapan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Diskusi Mengenai Permasalahan dalam Pembelajaran IPS
Setelah melakukan perbincangan yang cukup panjang dengan
guru pengampu mata pelajaran IPS di SMP N 4 Wonosari yaitu Ibu
Tutik Pujirahayu, S.Pd. dapat ditarik kesimpulan bahwa permasalahan
yang muncul dalam pembelajaran IPS adalah secara garis besar
pembelajaran yang terjadi masih cenderung searah dan guru menjadi
pihak dominan selama proses pembelajaran berlangsung. Guru biasanya
memberikan penjelasan dengan menggunakan metode ceramah dan
peserta didik cukup mendengarkan. Penjelasan yang dilakukan oleh
guru mengacu pada buku teks sehingga guru terfokus pada buku teks
saat pembelajaran berlangsung. Saat peneliti melakukan pengamatan
proses pembelajaran di kelas, peneliti menemukan beberapa masalah
102
nyata dalam proses pembelajaran. Permasalahan tersebut terlihat dari
dominasi pembelajaran yang bersumber pada guru. Peserta didik
terlihat kurang antusias mengikuti pembelajaran bahkan seringkali
peserta didik tidak fokus terhadap pembelajaran yang dilakukan.
Kreativitas peserta didikpun tidak tercipta dalam kelas karena peserta
didik hanya sebagai pendengar. penjelasannya pun kurang jelas
sehingga tidak terserap oleh peserta didik dengan baik.
Berdasarkan hasil observasi diperoleh data nilai Ujian Akhir
Semester I rata-rata nilai IPS kelas VIII C adalah 52,5. Nilai itu masih
jauh dari kriteria ketunasan minimal (KKM) mata pelajaran IPS yaitu
70. Berikut ini disajikan nilai UAS Semester I untuk kelas VIII A – VIII
D dalam bentuk tabel:
Tabel 8. Nilai UAS Semester I Mata Pelajaran IPS
Kelas Jumlah total nilai Jumlah peserta didik Rata-rata nilai
VIII A 1932 32 60,38
VIII B 1874 32 58,56
VIII C 1680 32 52,50
VIII D 1742 32 54,48
Sumber: Data sekunder (Dokumen Nilai UAS I SMP N 4 Wonosari)
103
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Hasil UAS Semester I Kelas VIII C
Katagori Nilai Frekuensi Persentase
Sangat Tinggi 90 – 100 - -
Tinggi 80 – 100 - -
Sedang 65 – 79 7 21,87%
Rendah 55 – 64 4 12,50%
Sangat Rendah 0 – 54 21 65,63%
Jumlah 32 100%
Sumber: Data primer yang sudah diolah
Berdasarkan hasil dokumentasi berdasarkan tabel di atas dapat
dideskripsikan bahwa tingkat pemahaman peserta didik pada Ujian
Akhir Semester I masih tergolong sangat rendah, sebagian peserta didik
memiliki nilai dengan katagori sangat rendah. Hal tersebut dapat dilihat
dari persentase dengan katagori sangat rendah sebesar 65,63% (21
peserta didik), katagori rendah sebesar 12,50% (4 peserta didik) dan
katagori sedang hanya sisanya yaitu 21,87% (7 peserta didik). Hal ini
terjadi karena penerapan metode yang digunakan bersifat konvensional,
artinya pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah murni.
Selain itu juga disebabkan karena keterbatasan sarana dan prasarana
yang mendukung pelaksanaan pembelajaran.
104
Berdasarkan hasil perbincangan antara peneliti dan guru mata
pelajaran IPS terlihat bahwa tugas seorang guru dan peneliti untuk bisa
memecahkan permasalahan tersebut. Untuk itu perlu adanya perubahan
dalam pembelajaran agar mampu meningkatkan kreativitas dan
pemahaman peserta didik. Metode pembelajaran juga mempunyai
perananan penting dalam meningkatkan kreativitas dan pemahaman
peserta didik. Maka dari itu perlu ada metode yang bisa memecahkan
masalah tersebut. Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan
metode mind mapping.
Penerapan metode mind mapping harapannya dapat
meningkatkan kreativitas dan pemahaman peserta didik terhadap materi
IPS. Dijelaskan pula kepada guru IPS bahwa penelitian ini akan dibatasi
pada peningkatan kreativitas dan pemahaman peserta didik dalam
pembelajaran IPS dengan menggunakan metode mind mapping
diharapakan metode ini mampu membuat peserta didik kreatif dan
memahami materi dengan lebih baik.
b. Dialog Awal dengan Guru Mengenai Jadwal Penelitian
Setelah mengetahui permasalahan pembelajaran dan
memperkenalkan metode mind mapping, peneliti melakukan diskusi
dengan guru mengenai pembagian materi maupun jadwal mengajar
guru mata pelajaran IPS. Penelitian yang dilakukan pada semester
genap selalu terkendala dengan banyaknya hari libur sekolah karena
105
pada semester genap dilangsungkan dengan kegiatan UAN (Ujian Akhir
Nasional) sehingga menghambat jadwal penelitian. Maka dari itu pihak
sekolah memberikan pengertian bahwa dalam suatu rencana dan
kenyataan perlu ada kesepahaman antara peneliti dan pihak sekolah.
Pada kesempatan tersebut diputuskan untuk menentukan waktu
penelitian dan masuk kelas menerapkan metode mind mapping dimulai
tanggal 11 April 2012.
c. Observasi Kelas yang akan Digunakan Sebagai Subjek Penelitian
Di SMP N 4 Wonosari terdapat 12 kelas yaitu masing-masing
jejang terdiri dari empat kelas (kelas A, B, C, D). Sebelum melakukan
penelitian, peneliti melakukan pertimbangan yang matang untuk
menentukan subjek penelitian. Subjek penelitian ini adalah peserta
didik kelas VIII C SMP N 4 Wonosari yang berjumlah 32 peserta didik,
yang terdiri dari 14 peserta didik laki-laki dan 18 peserta didik
perempuan. Pemilihan subjek adalah berdasarkan hasil data ujian
semester I mata pelajaran IPS kelas VIII C lebih rendah dibandingkan
kelas yang lainnya dan observasi awal yang menunjukkan pada kelas
tersebut cenderung kurang kreatif. Diperkuat juga dengan hasil
wawancara dengan guru yang menyatakan bahwa ditunjukkan
seringnya guru melakukan kegiatan remidi karena hasil belajar belum
tuntas atau belum memenuhi KKM yang ditentukan yaitu 70.
106
d. Persamaan Persepsi Antara Guru dan Peneliti Tentang Metode Mind
Mapping dalam Pembelajaran IPS
Sebelum melaksanakan tindakan penelitian perlu adanya
persamaan persepsi atau pandangan antara guru dan peneliti. Hal ini
dilakukan supaya tidak terjadi kesalahpahaman disaat pelaksanaan
tindakan. Berdasarkan persamaan persepsi antara guru dan peneliti
diperoleh kesepakatan mengenai guru mata pelajaran IPS Ibu Tutik
Pujirahayu, S.Pd. sebagai guru pelaksana tindakan sedangkan peneliti
bertugas sebagai observer. Selanjutnya peneliti menjelaskan tentang
metode mind mapping dan menjelaskan pokok-pokok yang harus
dilakukan guru maupun peneliti sebelum melakukan tindakan. Materi
yang digunakan merupakan materi hasil perpaduan antara KD 2.1 dan
KD 7.3. Hal demikian menjadi baru bagi guru untuk itu dalam hal ini
peneliti memberikan gambaran pembelajaran. Guru menjadi sangat
tertarik dan merasa tertantang untuk mengajarkan IPS seperti yang
diharapakan. Sementara itu peneliti selain sebagai observer juga
membuat RPP, contoh mind mapping, menyiapkan hadiah, menyiapkan
gambar untuk digunakan sebagai apersepsi dan menyiapakan soal-soal
untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik yang sebelumnya
dikonsultasikan kepada guru.
107
e. Rancangan Pembelajaran
Berdasarkan permasalahan ada di atas, maka pada penelitian ini
peneliti mencoba memperbaiki pembelajaran yang ada yang mana
bermula pada teacher center menjadi student center. Perbaikan
pembelajaran dilakukan oleh peneliti dengan menerapkan metode mind
mapping selama proses pembelajaran IPS yang tujuannya untuk
meningkatkan kreativitas dan pemahaman peserta didik. Perbaikan
dilakukan dalam beberapa siklus dengan indikator yang telah ditentukan
sebelumnya. Adapaun rancangan pembelajaran untuk setiap siklus
adalah sebagai berikut:
1)
2)
Pendahuluan: kegiatan pembukaan seperti salam, presensi,
penyampaian apersepsi dan motivasi.
Kegiatan inti: melakukan eksprorasi mengenai materi yang akan
dipelajari, setelah itu penyampaian materi. Pada siklus pertama,
materi yang disampaikan adalah kedatangan bangsa barat ke
Indonesia sampai terbentuknya kekuasaan kolonial, pengertian pajak
dan retribusi, unsur dan jenis-jenis pajak. Setiap siklus dua
pertemuan. Sebelumnya diberikan penjelasan mengenai pembuatan
mind map dan keterangan-keterangan tujuan penerapan mind
mapping untuk pembelajaran dan menjelaskan manfaat pembelajaran
menggunakan mind mapping. Langkah pertama dalam siklus
pertama menerapkan metode mind mapping yaitu peneliti membuat
108
mind map yang telah dipersiapkan dari rumah kemudian
dikonsultasikan guru selanjutnya ditunjukkan oleh guru kepada
peserta didik pada saat proses belajar mengajar. Kemudian peserta
didik membuat mind map secara individual. Selanjutnya secara
bergiliran perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil dari
mind map nya. Di dalam kegiatan presentasi diadakan diskusi yang
dipimpin oleh moderator yang telah disepakati. Setelah diskusi
dilakukan setiap akhir siklus diadakan tes untuk mengetahui
pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah diajarkan.
3)
Penutup: dalam kegiatan penutup akhir siklus diadakan kegiatan
refleksi dan evaluasi terhadap proses pembelajaran. Hasil evaluasi
dan refleksi siklus I untuk dijadikan rencana pelaksanaan siklus
berikutnya.
C. Hasil Tindakan
1. Siklus I
a. Perencanaan
Tahap pertama yang dilakukan peneliti adalah mencari Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) kemudian
mempersiapkan materi yang akan diberikan dalam proses pembelajaran.
Materi yang dibahas adalah kedatangan bangsa barat ke Indonesia
sampai terbentuknya kekuasaan kolonial, pengertian pajak dan retribusi,
109
unsur dan jenis-jenis pajak. Metode yang digunakan adalah mind
mapping. Selain mempersiapakan meteri yang akan diberikan kepada
peserta didik pada perencanaan tindakan juga mempersiapkan
instrumen yang akan digunakan. Instrumen yang dipersiapkan adalah
soal-soal untuk mengukur pemahaman peserta didik terhadap materi
yang diberikan sedangkan lembar observasi untuk mengetahui tingkat
kreativitas dan pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui
tanggapan peserta didik mengenai pembelajaran yang telah
berlangsung, hadiah, pena pewarna, dan nomor observasi.
Tahap kedua membuat RPP yang disesuaikan dengan SK dan KD
yang ada. Satu pertemuan menggunakan waktu 2x40 menit. RPP yang
telah dibuat dikonsultasikan kepada guru. Kemudian guru memberikan
beberapa masukan yang disesuaikan dengan standar mutu sekolah yang
dimiliki SMP N 4 Wonosari kemudian RPP tersebut dijadikan panduan
dalam kegiatan pembelajaran.
Tahap ketiga mempersiapkan alat yang membantu pembelajaran
yang digunakan untuk melakukan apersepsi, penjelasan materi maupun
pemberian tugas rumah. Pertemuan pertama, peneliti membawa hasil
mind mapping sebagai contoh. Pertemuan kedua membawa gambar-
gambar yang berhubungan dengan materi untuk dijadikan alat bantu
apersepsi.
110
Tahap keempat membuat instrumen penelitian yaitu lembar soal
dan lembar jawab, lembar observasi, dan lembar wawancara. Lembar
soal dan lembar jawab yang diberikan pada peserta didik telah
divalidasi oleh guru sedangkan lembar observasi guna mengetahui
seberapa besar kreativitas yang dimiliki oleh peserta didik kelas VIII C
digunakan pada proses pembelajaran menggunakan mind mapping yang
isinya mengacu pada berfikir kreatif dan sikap kreatif. Lembar
wawancara menjadi acuan dalam melaksankan wawancara dengan guru
dan peserta didik setelah siklus berakhir. Pertanyaan yang diajukan
diperoleh dari pedoman wawancara. Tidak lupa bahwa harus
menyiapkan hadiah bagi peserta didik yang telah menjadi yang terbaik
dalam memperoleh nilai tes dan presentasi untuk setiap pertemuan.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus I mengacu pada RPP yang telah
dibuat pada tahap perencanaan. Materi yang dibahas adalah kedatangan
bangsa barat ke Indonesia sampai terbentuknya kekuasaan kolonial,
pengertian pajak dan retribusi, unsur dan jenis-jenis pajak.
Pelaksananaa siklus I terbagi dalam dua pertemuan yang tersaji dalam
tabel 10 berikut ini.
111
Tabel 10. Jadwal Pembelajaran Siklus I
Hari/tanggal Waktu Materi Rabu, 11 April 2012
10.15 -11.35 Kedatangan bangsa barat ke Indonesia sampai terbentuknya kekuasaan kolonial. Pengertian pajak dan retribusi. Unsur dan jenis-jenis pajak.
Rabu, 18 April
2012
10.15 -11.35
Guru memulai pelajaran berdasarkan RPP yang terbagi dalam tiga
tahap yaitu pendahuluan, inti kegiatan, dan penutup. Tahap
pendahuluan, guru memberikan salam dan memberikan yel-yel
semangat. Selanjutnya melakukan presensi yang diikuti dengan
pengambilan nomor observasi. Apersepsi untuk mengetahui
pemahaman awal peserta didik tentang materi kolonialisme dan pajak.
Selain melaksanakan apersepsi juga menyampaikan motivasi dan
menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Kegiatan
selanjutnya adalah kegiatan inti pembelajaran yaitu guru sebelum
menampilkan contoh hasil mind mapping yang telah dipersiapkan
terlebih dahulu oleh peneliti yang berhubungan dengan materi yang
dipelajari. Dalam kegiatan menampilkan hasil mind mapping, guru
menjelaskan kembali secara sekilas sekedar mengingatkan metode yang
akan digunakan dalam pembelajaran IPS untuk kali ini dan minggu-
minggu kedepan. Selanjutnya guru menanyakan kepada peserta didik
tentang pendapatnya mengenai mind mapping. Setelah terjadinya
112
kegiatan tanya jawab, guru menyampaian materi dengan seksama. Guru
membagi peserta didik menjadi 4 kelompok. Guru menyampaikan
langkah-langkah metode mind mapping. Guru menginformasikan
peserta didik untuk merencanakan pembuatan mind mapping secara
individu. Guru mendorong peserta didik berkomunikasi dengan anggota
kelompok dalam menyusun mind mapping dari berbagai sumber acuan
sesuai dengan materi yang dipelajari. Guru berkeliling dan membantu
peserta didik dalam menyelesaikan masalah ketika pembuatan mind
mapping.
Pada sesi presentasi pertama guru mempersilahkan kepada
kelompok yang siap untuk memprentasikan hasil mind mapping akan
tetapi tidak ada yang berani maju dengan alasan takut salah dan
ditertawakan oleh teman-teman yang lainnya. Kemudian guru
menunjuk kelompok yang dilihat sudah cukup siap untuk memulai
presentasi. Guru mengintruksikan peserta didik dapat belajar lebih cepat
dan efisien dengan adanya kegiatan presentasi hasil mind mapping.
Kegiatan presentasi dapat dilakukan oleh 2 kelompok. Selama kegiatan
penutup, guru mengajak peserta didik untuk melakukan kesimpulan dan
memberikan kesempatan untuk bertanya mengenai materi maupun mind
mapping. Guru menyampaian kegiatan yang akan dilakukan dan hal-hal
yang perlu dipersiapkan pada pertemuan berikutnya. Untuk menambah
pemahaman peserta didik, diberikan tugas rumah yang dikumpulkan
113
minggu depan. Kegiatan belajar mengajar diakhiri dengan salam,
berpindah tempat duduk dan memberikan salam serta yel-yel semangat.
Pertemuan kedua terbagi menjadi tiga kegiatan yaitu kegiatan
pendahuluan, inti, dan penutup. Kegiatan pendahuluan dimulai guru
dengan mengucapkan salam, mengkondisikan peserta didik dan
presensi. Setelah itu dilakukan apersepsi dan pemberian motivasi. Guru
menyampaian tujuan yang hendak dicapai. Pada pertemuan kedua
siklus pertama masuk kelas dengan tepat waktu pada pukul 10.15 WIB.
Kegiatan inti yaitu melanjutkan presentasi hasil mind mapping. Dalam
kegiatan ini yang mempresentasikan hasil mind mapping adalah satu
orang secara perwakilan dari kelompoknya. Selanjutnya setelah
presentasi, kelompok lain diminta untuk menanggapi dengan cara
berdiskusi, tanggapan dilakukan oleh anggota kelompok presentasi
secara bergantian. guru memotivasi peserta didik menyusun dan
menjelaskan pikiran-pikiran ketika membahas dan mengkaji mind
mapping secara bersama-sama terhadap hasil presentasi dan diskusi.
Guru mendorong peserta didik mengingat dengan lebih baik ketika
memberikan penguatan kesimpulan yang diperoleh dari hasil mind
mapping peserta didik. Waktu presentasi dan diskusi dibatasi maksimal
15 menit. Pada akhir sesi presentasi guru memberi pertanyaan kepada
kelompok yang maju untuk mengetahui seberapa besar pemahaman
peserta didik terhadap materi dengan menggunakan mind map dan
114
memberi beberapa perbaikan pada mind map yang mereka buat. Guru
membagikan soal tes kepada peserta didik untuk dikerjakan secara
individu pada lembar jawab yang telah disediakan. Guru menggunakan
cara-cara tertentu untuk memberikan penghargaan yaitu dengan
memuji, memberikan tepuk tangan, hadiah pagi peserta didik yang
memenuhi kriteria yang sudah ditentukan. Guru memberikan
kesimpulan materi yang dipelajari hari ini selanjutnya menutup
pembelajaran dengan salam dan menyerukan kepada peserta didik
untuk yel-yel semangat. Guru menyampaikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Kegiatan belajar mengajar
diakhiri dengan mengucapkan salam dan yel-yel semangat.
c. Observasi
Pertemuan pertama, peserta didik telihat binggung dan cemas
karena baru mulai beradaptasi dengan metode mind mapping dalam
pembelajaran IPS. Beberapa peserta didik cenderung asyik berbicara
dan ramai sendiri membicarakan sesuatu diluar materi pelajaran
misalnya tentang pertandingan sepak bola. Guru kemudian memancing
perhatian peserta didik dengan memperlihatkan mind map. Guru
menjelaskan metode mind mapping dan peserta didik terlihat sangat
tertarik. Tindakan tersebut sangat ditanggapi peserta didik degan sikap
langsung tenang dan memusatkan pandangan ke depan. Guru mulai
menjelaskan materi dan peserta didikpun telihat sangat memperhatikan.
115
Peserta didik membuka buku pelajaran dan ada satu peserta didik
menanyakan mengenai mind mapping maupun materi yang dipelajari
hari ini. Pembelajaran diakhiri dengan pemberian tugas yang ditanggapi
cukup baik oleh peserta didik.
Pertemuan kedua, peserta didik mengikuti tanya jawab yang
diberikan oleh guru saat apersepsi. Pada saat pemberian motivasipun
peserta didik terlihat tenang hanya ada satu meja yang terlihat perlu
perhatian khusus dari guru. Pengkondisian kelas lebih mudah karena
belajar dari pertemuan pertama. Selanjutnya diadakan kegiatan tes
siklus I yang keadaan peserta didik ada yang masih menoleh temannya
kemudian mendapat teguran dari guru yaitu memidahkan tempat duduk
dari paling depan menjadi paling belakang.
Hasil mind map belum menunjukkan adanya kemapuan kreatif
secara menyeluruh oleh peserta didik tetapi terlihat adanya kemauan
peserta didik untuk memperbaikinya. Keadaan ini terlihat saat
memberikan komentar terhadap mind map yang dibuat. Kegiatan
penutup diakhiri dengan penyimpulan oleh salah satu peserta didik yang
bersedia membuat kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan.
Peneliti juga menanyakan manfaat pembelajaran yang telah dialami
peserta didik dan jawabannya sangat beragam yaitu pembelajaran
menyenangkan, membuat berfikir kreatif dan ada yang mengatakan
pembelajarannya rumit kemudian kegiatan penutup diberikan hadiah.
116
Waktu pembelajaran lebih sekitar 15 menit, meskipun setelah jam
pelajaran IPS adalah istirahat dan peserta tidak keberatan mesti lebih
jamnya.
1) Kreativitas Peserta Didik
Peningkatan kreativitas peserta didik memerlukan sebuah
penerapan metode yang terarah dan tepat. Metode mind mapping
merupakan salah satu metode yang digunakan dalam penelitian ini
sebagai metode yang diharapakan mampu mendukung peningkatan
kreativitas peserta didik, Pada dasarnya mind mapping menekankan
pentingnya kreativitas peserta didik dalam setiap aktivitas
pembelajaran.
Kreativitas dapat diukur dari beberapa kegiatan yang saling
terkait. indikator dalam mengukur kreativitas peserta didik meliputi:
keterampilan berfikir lancar, keterampilan berfikir luwes (fleksibel),
berfikir berfikir orisinal, keterampilan memperinci (mengelaborasi),
keterampilan menilai (mengevaluasi), rasa ingin tahu, bersifat
imajinatif, merasa tertantang oleh kemajemukan, sifat berani
mengambil resiko, sifat menghargai. Setiap indikator dibagi menjadi
satu kegiatan aktivitas yang menunjukkan kreativitas baik dalam
berpikir kreatif maupun sikap kreatif.
Untuk mengetahui setiap aktivitas yang terjadi selama
penelitian, peneliti melakukan observasi atau pengamatan langsung
117
mengenai kreativitas saat diskusi sebelum dan sesudah presentasi
mind map dan semua yang terjadi dalam pembelajaran. Alat yang
digunakan dalam mengamati perkembangan kreativitas peserta didik
digunakan lembar instrumen. Lembar observasi kreativitas terdiri
dari 10 aspek dengan skor minimal 1 dan skor maksimal 4. Kriteria
penilaian dalam mengukur kreativitas terdapat pada lembar observasi
kreativitas peserta didik dapat dilihat pada lampiran.
Katagori
Tabel 11. Tingkat Kreativitas Siklus I
Skor Frekuensi Persentase (%)
Sangat tinggi 35 – 40 - -
Tinggi 29 – 34 - -
Sedang 23 – 28 21 65,63%
Rendah 29 – 34 7 21,87%
Sangat Rendah 10 – 16 4 12,50%
Jumlah 32 100%
Sumber: hasil penelitian yang sudah diolah
Dari tabel diatas dapat dideskripsikan bahwa pada siklus I
tingkat kreativitas dapat dilihat dengan hasil pengamatan terhadap
peserta didik yang belum mencapai katagori tinggi maupun sangat
tinggi. Sedangkan tingkat kreativitas dari hasil pengamatan yang
berkatagori sedang sebanyak 65,63% (21 peserta didik), berkatagori
rendah sebanyak 21,87% (7 peserta didik), dan katagori sangat
rendah sebanyak 12,50% (4 peserta didik). Untuk mengetahui
118
tingkat kreativitas berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I dapat
diamati dalam diagram berikut ini.
Gambar 9. Tingkat Kreativitas Siklus I
2) Pemahaman Peserta Didik
Pemahaman dalam pembelajaran IPS merupakan hasil belajar
yang dicapai peserta didik secara efektif di kelas khususnya setelah
peserta didik mempelajari mata pelajaran IPS yang diberikan oleh
guru dan dinyatakan dalam bentuk angka. Hasil dari pemahaman
tersebut diukur dari nilai tes setiap siklusnya. Dikatakan tuntas jika
nilai ≥70 dan belum tuntas bila nilai <70. Hal ini berdasarkan
kurikulum SMP N 4 Wonosari mengenai Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) pada mata pelajaran IPS yaitu 70. Adapun daftar
nilai peserta didik dapat dilihat secara keseluruhan dalam lampiran.
0% 0%
65.63%
21.87%
12.50%
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Tinggi
Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Persentase
Tingkat Kreativitas Siklus I
Tingkat Kreativitas
119
Katagori
Tabel 12. Tingkat Pemahaman Siklus I
Nilai Frekuensi Persentase
Tuntas ≥70 10 31,25%
Belum Tuntas <70 22 68,75%
Jumlah 32 100%
Sumber: hasil penelitian yang sudah diolah
Dari tabel diatas dapat dideskripsikan bahwa pada siklus I,
tingkat pemahaman belum optimal karena belum berhasil mencapai
criteria keberhasilan yang ditentukan yaitu 75%. Tingkat
pemahaman dari hasil belajar yang berkatagori tuntas sebanyak
31,25% (10 peserta didik), dan katagori belum tuntas sebanyak
68,75% (22 peserta didik). Untuk mengetahui tingkat pemahaman
berdasarkan hasil belajar pada siklus I dapat diamati dalam diagram
berikut ini.
Gambar 10. Tingkat Pemahamaan siklus I
31.25%
68.75%
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Tuntas Belum tuntas
persentase
Tingkat Pemahaman Siklus I
Siklus I
120
d. Refleksi
1) Kelebihan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama pelaksanaan
tindakan, ditemukan beberapa kelebihan, antara lain:
a) Peserta didik sudah ada kemauan untuk mempresentasikan
hasil mind mapping meskipun masih malu-malu.
b) Adanya respon yang baik terhadap metode mind mapping yang
nampak saat guru menanyakan kepada peserta didik manfaat
yang diperoleh melalui metode mind mapping saat kegiatan
penutup pada pertemuan kedua.
2) Kelemahan
Berdasarkan observasi yang dilakukan selama proses tindakan,
maka ditemukan beberapa kelamahan. Kelemahan tersebut sebagai
berikut:
a) Peserta didik kurang mampu untuk dikondisikan dengan baik
oleh guru saat pertemuan pertama.
b) Peserta didik kurang memahami tentang penerapan metode
mind mapping sehingga hasil mind mapping yang dibuat oleh
peserta didik belum maksimal.
121
c) Tingkat pemahaman masih rendah sehingga hasil belajar
belum mencapai ketuntasan sesuai dengan kreteria ketunasan
minimal (KKM).
d) Alokasi waktu pada pertemuan kedua lebih 15 menit.
3) Tindak lanjut
Berdasarakan hasil analisis dan refleksi siklus I maka perlu
pembenahan untuk menyusun perencanaan pada siklus II, maka
perlu melakukan tindak lanjut yang dapat dilakukan untuk
menaggulangi kelemahan pada pembelajaran pada siklus I dapat
dilakukan melalui beberapa langkah sebagai berikut:
a)
b)
Guru dan peneliti lebih kreatif lagi mencari cara untuk
mengkondisikan peserta didik, seperti dengan memberikan
gambar-gambar yang lebih menarik lagi ataupun menambahkan
metode lain di dalamnya.
Memberikan penjelasan tentang materi secara rinci serta
mempertegas pengerjaan mind mapping sehingga hasil yang
didapat lebih maksimal. Peneliti memberikan rambu-rambu
untuk membuat mind mapping berdasarkan materi
pembelajaran.
122
2. Siklus II
a.
Hasil refleksi pada Siklus I dijadikan pedoman untuk menyusun
perencanaan pada siklus II. Melihat hasil siklus I bahwa kelas VIII C
yang peserta didiknya memiliki kemampuan yang heterogen dengan
latar belakang akademik yang berbeda, untuk itu perlu ada kerja keras
dari guru dan peneliti dalam hal peningkatan kreativitas dan
pemahaman materi lebih baik lagi. Pengaturan waktu di dalam kelas
perlu diperbaiki dalam siklus kedua ini. Siklus ini terdiri dari dua kali
pertemuan yang membahas materi tentang kebijakan dan tindakan
pemerintah kolonial, prinsip-prinsip perpajakan, fungsi pajak, contoh
pajak dalam keluarga (4x40 menit dengan 2 kali pertemuan). Sebelum
pembelajaran dilaksanakan penelitian ini dimulai dari beberapa tahapan
persiapan, yaitu:
Perencanaan
Tahap pertama yaitu menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). RPP sebelumnya sudah dinilai oleh tim ahli. RPP
disusun secara kolaboratif antara peneliti dan guru IPS kelas VIII C.
RPP yang dibuat memuat: standar kompetensi, kompetensi dasar
indikator hasil belajar, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, langkah-
langkah pembelajaran dalam penerapan mind mapping serta rubrik
penilaian yang digunakan untuk menentukan indikator keberhasilan
123
pembelajaran. Aspek yang dinilai pada hasil diarahkan pada ketepatan
peserta didik meletakkan konsep dan tanda hubung yang tepat.
Tahap kedua yaitu peneliti menyiapkan gambar untuk membantu
pembelajaran di kelas dan persiapan materi diambil dari materi
pelajaran sesuai dengan sub pokok bahasan dalam buku IPS.
Selanjutnya peneliti dan guru IPS kelas VIII C bekerjasama membuat
soal tes untuk dilakukan pada akhir siklus II. Tahap ketiga yaitu
membagi peserta didik yang berjumlah 32 peserta didik menjadi 4
kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 8 orang.
Selanjutnya tahap keempat yaitu menyiapkan lembar observasi,
dan lembar wawancara. Lembar soal dan lembar jawaban yang
diberikan pada peserta didik telah divalidasi oleh guru sedangkan
lembar observasi dilakukan oleh dua observer (peneliti dan teman
sejawat) pada siklus II guna mengetahui seberapa besar kreativitas yang
dimiliki oleh peserta didik kelas VIII C. Lembar observasi terdiri dari
10 indikator dengan keterangan satu indikator terdiri dari 4 sub
indikator yang mengacu pada berpikir kreatif dan sikap kreatif. Lembar
wawancara akan menjadi acuan dalam melaksankan wawancara dengan
guru dan peserta didik setelah siklus II berakhir. Pertanyaan yang
diajukan diperoleh dari pedoman wawancara. Tidak lupa bahwa harus
menyiapkan hadiah bagi peserta didik yang telah menjadi yang terbaik
124
dalam memperoleh nilai tes yang kedua dan presentasi untuk siklus
yang kedua.
b.
Setelah dipersiapkan rencana pembelajaran maka proses
pembelajaran akan dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran
yang telah ditetapkan. Proses belajar mengajar ini meliputi beberapa
tahap sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam pembelajaran (RPP
dilampiran). Pembelajaran dilaksanakan dalam waktu 4x40 menit.
Adapun jadwal penelitian dapat diperlihatkan pada tabel sebagai
berikut:
Pelaksanaan Tindakan
Tabel 13. Jadwal Pembelajaran Siklus II
Hari/tanggal Waktu Materi
Rabu, 2 Mei
2012
10.15 -11.35 Kebijakan dan tindakan pemerintah
kolonial dan prinsip-prinsip
perpajakan
Fungsi pajak dan contoh pajak yang
ditanggung keluarga
Rabu, 9 Mei
2012
10.15 -11.35
Kegiatan awal, pada pertemuan pertama siklus kedua masuk kelas
dengan tepat waktu pada pukul 10.15 WIB. Pada kegiatan awal guru
mengadakan salam, presensi, apersepsi dan motivasi, tujuan
pembelajaran serta menyampaikan materi dengan seksama. Guru
menginformasikan peserta didik untuk merencanakan pembuatan mind
125
mapping secara individu. Tugas yang harus peserta didik selesaikan
pada pertemuan ini yaitu masing-masing individu membuat mind
mapping dengan materi kebijakan dan tindakan pemerintah kolonial,
prinsip-prinsip perpajakan, fungsi pajak dan contoh pajak yang
ditanggung keluarga. Hasil mind mapping yang paling bagus dipilih
oleh masing-masing kelompok untuk dipresentasikan di depan papan
tulis. Waktu mengerjakan mind mapping dibatasi selama 15 menit.
Guru mendorong peserta didik berkomunikasi dengan anggota
kelompok dalam menyusun mind mapping dari berbagai sumber acuan
sesuai dengan materi yang dipelajari. Guru memberikan motivasi
kepada peserta didik untuk menjadi lebih kreatif saat berdiskusi dalam
pembuatan dan penyusunan mind mapping. Guru berkeliling dan
membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah ketika
pembuatan mind mapping. Guru meminta peserta didik untuk
memusatkan perhatian ketika presentasi mind mapping dilakukan. Guru
meminta peserta didik untuk melatih “gambar keseluruhan” dalam
kegiatan koreksi terhadap hasil mind mapping yang dibuat secara
individu. Guru mendorong peserta didik mengingat dengan lebih baik
ketika memberikan penguatan kesimpulan yang diperoleh dari hasil
mind mapping peserta didik.
Konsep yang ditulis untuk satu kelompok sama akan tetapi bentuk
mind mapping masing-masing individu berbeda. Ketika waktu peserta
126
didik membuat mind mapping peserta didik terlihat sangat konsentrasi
mengerjakan mind mapping ada sebagian peserta didik yang terlihat
kebingungan dengan bentuk dan warna yang harus mereka gunakan
dalam membuat mind mapping tersebut. Setelah selesai mengerjakan
mind mapping masing-masing kelompok memilih hasil mind mapping
yang terbaik. Kegiatan selanjutnya adalah presentasi hasil mind
mapping.
Hasil mind mapping dipresentasikan oleh salah satu orang
perwakilan dari kelompoknya. Selanjutnya setelah presentasi, kelompok
lain diminta untuk menanggapi, tanggapan dilakukan oleh anggota
kelompok presentasi secara bergantian. Guru memotivasi peserta didik
menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran ketika membahas mind
mapping secara bersama-sama terhadap hasil presentasi dan diskusi.
Waktu presentasi dan tanya jawab untuk satu kelompok dibatasi
maksimal 15 menit. Kelompok yang dapat mempresentasikan pada
pertemuan pertama siklus II berjumlah 2 kelompok. Pada akhir sesi
presentasi guru memberi pertanyaan kepada kelompok yang maju untuk
mengetahui seberapa besar pemahaman peserta didik terhadap materi
dengan menggunakan mind map dan memberi beberapa perbaikan pada
mind map yang mereka buat. Guru juga menjelaskan bahwa pada
pertemuan minggu depan akan dilaksanakan tes, maka peserta didik
harus mempersiapkan dengan baik supaya mendapatkan hasil yang
127
maksimal tentunya. Diakhiri pembelajaran dengan salam dan semangat
pasti bisa.
Pada pertemuan kedua ini peserta didik masuk kelas jam 10.15
WIB, guru memulai presensi. Setelah selesai presensi kemudian
apersepsi, memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti, guru meminta peserta didik yang belum
mempresentasikan untuk mempresentasikan hasil mind mapping di
depan papan tulis. Guru memotivasi peserta didik menyusun dan
menjelaskan pikiran-pikiran ketika membahas dan mengkaji mind
mapping secara bersama-sama terhadap hasil presentasi dan diskusi.
Guru mengintruksikan peserta didik dapat belajar lebih cepat dan
efisien dengan adanya kegiatan presentasi hasil mind mapping.
Presentasi pada pertemuan ini tidak ada hambatan seperti rasa malu dari
anggota kelompok. Diskusipun berjalan dengan sangat lancar dan
banyak tanggapan dari peserta didik. Selanjutnya guru memberikan
perbaikan mind mapping dalam salah satu kelompok saja karena
kelompok yang lainnya sudah cukup sesuai dengan diharapakan dan
direncanakan.
Pada sesi berikutnya adalah tes yang dikerjakan secara individu.
tes dibatasi 25 menit. Pada waktu tes ini guru lebih memberikan
peringatan kepada peserta didik. Guru berkata: “ayo tempat duduk kasih
jarak, tidak boleh nyontek”. Setelah waktu tes yang ditentukan habis
128
peserta didik mengumpulkan lembar jawab tes tepat waktu. Suasana tes
sangat tenang dan roman wajah peserta didik dan guru terlihat berseri-
seri. Sebelum pertemuan diakhiri, guru memberi PR (pekerjaan rumah)
kepada peserta didik yaitu membawa struk bukti pembayaran pajak
yang ditanggung keluarga.
c. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data utama dalam
penelitian ini dalam upaya peningkatan kreativitas dan pemahaman
peserta didik saat pembelajaran IPS. Peneliti bertindak sebagai observer
dengan dibantu teman sejawat melakukan pengamatan pada siklus II,
observasi dilakukan mulai dari kegiatan pendahuluan kegiatan inti
hingga penutup.
Pertemuan pertama dalam tahap ini menunjukkan bahwa kelas
menjadi lebih berwarna, hal ini ditunjukkan oleh suasana presentasi dari
masing-masing kelompok dan tanggapan dari kelompok lain. Hal yang
terlihat adalah adanya peserta didik yang saling tunjuk untuk maju ke
depan. Kondisi demikian dapat dipaparkan sebagai berikut: Saat guru
mempersilahkan setiap kelompok untuk presentaasi, tidak ada peserta
didik yang berani karena alasan malu dengan anggota kelompok
lainnya untuk memulai presentasi sampai pada akhirnya guru menunjuk
kelompok Welta (peserta didik yang tampak aktif di kelasnya) yang
memulai presentasi,Welta memulai presentasi dengan baik. Kelompok
129
Welta dapat menjawab semua pertanyaan dari teman-teman ataupun
dari guru dengan baik.
1)
Pertemuan kedua, peserta didik mulai berani bertanya dan
menanggapi hasil mind map kelompok yang maju, sudah tidak ada lagi
peserta didik yang terlihat malu-malu. Komentar kelompok lain yang
muncul seperti: “kenapa pada kelompok anda tidak membahas
mengenai pajak barang mewah ya? Selanjutnya seharusnya masing-
masing garis hubung diberi nomor atau tanda lain supaya lebih mudah
membedakan. Setelah kelompok pertama selesai presentasi maka
dilanjutkan kelompok yang kedua. Kegiatan presentasi berjalan lancar
dan tidak ada kegiatan yang berbeda jauh dari kelompok sebelumnya.
Pengamatan Terhadap Kreativitas Peserta Didik
Katagori
Tabel 14. Tingkat Kreativitas Siklus II
Skor Frekuensi Persentase (%)
Sangat tinggi 35 – 40 - -
Tinggi 29 – 34 14 43,75%
Sedang 23 – 28 14 43,75%
Rendah 29 – 34 3 9,38%
Sangat Rendah 10 – 16 1 3,12%
Jumlah 32 100%
Sumber:data primer yang sudah diolah
Dari tabel diatas dapat dideskripsikan bahwa pada siklus II
tingkat kreativitas dapat dilihat dengan hasil pengamatan terhadap
130
peserta didik yang belum mencapai katagori yang maksimal yaitu
sangat tinggi. Tingkat kreativitas dari hasil pengamatan yang
berkatagori tinggi 43,75% (14 peserta didik) katagori sedang sebanyak
43,75% (14 peserta didik), berkatagori rendah sebanyak 9,38% (3
peserta didik), dan katagori sangat rendah sebanyak 3,12% (1 peserta
didik). Untuk mengetahui tingkat kreativitas berdasarkan hasil
pengamatan pada siklus II dapat diamati dalam diagram berikut ini.
2)
Gambar 11. Tingkat Kreativitas Siklus II
Tingkat Pemahaman
Pemahaman dalam pembelajaran IPS merupakan hasil belajar
yang dicapai peserta didik secara efektif di kelas khususnya setelah
peserta didik mempelajari mata pelajaran IPS yang diberikan oleh
guru dan dinyatakan dalam bentuk angka. Hasil dari pemahaman
tersebut diukur dari nilai tes setiap siklusnya. Dikatakan tuntas jika
0%
43.75% 43.75%
9.38%
3.12%
05
101520253035404550
Sangat Tinggi
Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Persentase
Tingkat Kreativitas Siklus II
Tingkat Kreativitas
131
nilai ≥70 dan belum tuntas bila nilai <70. Hal ini berdasarkan
kurikulum SMP N 4 Wonosari mengenai Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) pada mata pelajaran IPS yaitu 70. Adapun daftar
nilai peserta didik dapat dilihat secara keseluruhan dalam lampiran.
Nilai tes yang dilakukan pada siklus II dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Katagori
Tabel 15. Tingkat Pemahaman Siklus II
Nilai Frekuensi Persentase
Tuntas ≥70 25 78,13%
Belum Tuntas <70 7 21,87%
Jumlah 32 100%
Sumber: hasil penelitian yang sudah diolah
Dari tabel diatas dapat dideskripsikan bahwa pada siklus II
tingkat pemahaman dapat dilihat dengan hasil belajar peserta didik
yang sudah mencapai KKM. Hal ini tidak terlepas dari upaya
pembelajaran menggunakan mind mapping yang dilakukan dalam
pembelajaran IPS. Tingkat pemahaman dari hasil belajar yang
berkatagori tuntas sebanyak 78,13% (25 peserta didik) dan katagori
belum tuntas sebanyak 21,87% (7 peserta didik). Untuk mengetahui
tingkat pemahaman berdasarkan hasil belajar pada siklus II dapat
diamati dalam diagram berikut ini.
132
Gambar 12. Tingkat Pemahamaan Siklus II
d.
1) Kelebihan
Refleksi
a) Pada kegiatan siklus kedua, menunjukkan proses perencanaan
berjalan lancar, sesuai dengan rencana yang telah dibuat secara
kolaborasi antara peneliti dan guru yang termuat dalam RPP.
b) Jadwal jam pertemuan telah sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan
c) Dalam diskusi saat setelah presentasi sudah ada kritikan yang
dilontarkan dari peserta didik kepada peserta didik yang lain.
2) Kekurangan
a)
b)
Peserta didik masih terlihat malu-malu untuk presentasi mewakili
kelompoknya.
Hasil tes pemahaman masih belum maksimal.
78.13%
21.87%
0102030405060708090
Tuntas Belum tuntas
persentase
Tingkat Pemahaman Siklus II
Siklus II
133
3) Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi siklus II, maka perlu
pembenahan untuk menyusun perencanaan pada siklus III, untuk itu
perlu melakukan tindak lanjut yang dapat dilakukan untuk
menanggulangi kelemahan pada pembelajaran pada siklus II dapat
dilakukan melalui beberapa langkah sebagai berikut:
a)
b)
Guru dan peneliti menentukan urutan presentasi sehingga tidak
ada lagi peserta didik merasa belum siap untuk presentasi.
Peserta didik dibiasakan dengan dengan metode mind mapping
sehingga diharapkan dapat lebih mudah peserta didik memahami
dan menguasai materi dengan baik.
3. Siklus III
a. Perencanaan
Pada rencana tindakan siklus III peneliti tetap menerapkan
metode mind mapping pada mata pelajaran IPS, dengan metode
pembelajaran ini diharapkan dapat lebih membantu untuk
meningkatkan kreativitas dan pemahaman peserta didik. Menindak
lanjuti hasil refleksi pada siklus II, maka peneliti berupaya untuk
melakukan perbaikan pada proses pembelajaran, yaitu peserta didik
dibiasakan dengan metode mind mapping sehingga diharapkan dapat
lebih mudah memahami dan menguasai materi dengan baik. Siklus ini
134
terdiri dari dua kali pertemuan yang membahas materi tentang perairan
laut (4x40 menit dengan 2 kali pertemuan). Sebelum pembelajaran
dilaksanakan penelitian ini dimulai dari beberapa tahapan persiapan,
yaitu:
Tahap pertama yaitu menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). RPP disusun secara kolaboratif antara peneliti dan
guru IPS kelas VIII C. RPP yang dibuat memuat: standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator hasil belajar, tujuan pembelajaran yang
akan dicapai, langkah-langkah pembelajaran dalam penerapan mind
mapping serta rubrik penilaian yang digunakan untuk menentukan
indikator keberhasilan pembelajaran. Aspek yang dinilai pada hasil
diarahkan pada ketepatan peserta didik meletakkan konsep dan tanda
hubung yang tepat. RPP dikembangkan berdasarkan standar mutu yang
dimiliki SMP N 4 Wonosari yang telah dikembangkan oleh peneliti dan
guru IPS kelas VIII C.
Tahap kedua yaitu peneliti dan guru IPS kelas VIII C bekerjasama
membuat soal tes. Soal berjumlah lima belas dengan perincian pilihan
ganda berjumlah sepuluh dan soal uraian singkat berjumlah lima. Di
dalam tahap ini pembuatan soal peneliti sangat dibantu dengan adanya
soal yang dimiliki oleh pihak sekolah seperti bank soal dari MGMP
Kabupaten Gunungkidul serta soal-soal yang dikumpulkan yang
135
digunakan pada saat ujian sekolah dan buku yang berada di
perpustakaan yang digunakan sebagai rujukan.
Tahap ketiga yaitu membagi peserta didik yang berjumlah 32
peserta didik menjadi 4 kelompok yang masing-masing kelompok
beranggotakan 8 orang dalam presentasi dan diskusi hasil mind map
tentang materi yang telah diajarkan. Tahap keempat yaitu yaitu
menyiapkan lembar observasi dan lembar wawancara. Lembar soal dan
lembar jawaban yang diberikan pada peserta didik telah divalidasi oleh
guru sedangkan lembar observasi disiapkan pada siklus III guna
mengetahui seberapa besar kreativitas yang dimiliki oleh peserta didik
kelas VIII C yang terlihat pada aktivitas peerta didik baik dalam
berpikir kreatif maupun sikap kreatif yang indikatornya sudah
ditentukan sebelumnya. Lembar indikator terdiri dari sepuluh indikator
yang masing-masing indikator terdiri dari empat sub indikator yang
masing-masing indikator mempunyai skor 1 sampai dengan 4. Skor
keseluruhan indikator yang ada pada lembar observasi maksimal 40 dan
minimal 10. Perincian skor lembar observasi sebagai berikut: apabila
skor 35 – 40 berkatagori sangat tinggi, skor 29 – 34 berkatagori tinggi,
skor 23 – 28 berkatagori sedang, skor 17 – 22 berkatagori rendah, dan
skor 10 – 16 berkatagori sangat rendah. Selanjutnya pada lembar
wawancara akan menjadi acuan dalam melaksankan wawancara dengan
guru dan peserta didik setelah siklus III berakhir. Pertanyaan yang
136
diajukan diperoleh dari pedoman wawancara. Tidak lupa bahwa harus
menyiapkan hadiah bagi peserta didik yang telah menjadi yang terbaik
dalam memperoleh nilai tes yang kedua dan presentasi untuk siklus
yang ketiga.
b. Pelaksanaan Tindakan
Setelah dipersiapkan rencana pembelajaran maka proses
pembelajaran akan dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran
yang telah ditetapkan. Penelitian ini dilaksanakan tanggal 16 dan 23
Mei 2012. Pada siklus ketiga diadakan dua kali pertemuan. Adapun
pembelajaran dilaksanakan dalam waktu 4x40 menit. Selama kegiatan
pembelajaran, peneliti bertindak sebagai pengamat sedangkan guru
sebagai pihak yang memberikan tindakan. Jadwal pelaksanaan dapat
dilihat pada table beriku ini:
Tabel 16. Jadwal Pembelajaran Siklus III
Hari/tanggal Waktu Materi
Rabu, 16 Mei
2012
10.15 -11.35 Kebijakan dan tindakan pemerintah
kolonial dan prinsip-prinsip
perpajakan
Fungsi pajak dan contoh pajak yang
ditanggung keluarga
Rabu, 23 Mei
2012
10.15 -11.35
Pada pertemuan ini peserta didik mendapatkan pengalaman
langsung dan dapat merasakan secara langsung manfaat yang diperoleh
137
dengan menggunakan mind map dalam menguasai konsep-konsep IPS.
Kegiatan awal, pada pertemuan pertama masuk kelas siklus ketiga
dengan tepat waktu pada pukul 10.15 WIB. Pada kegiatan awal guru
melakukan presensi, apersepsi, motivasi serta menyampaikan tugas
yang harus peserta didik selesaikan pada pertemuan ini yaitu masing-
masing individu membuat mind mapping dan menyampaikan langkah-
langkah mind mapping. Hasil mind mapping yang paling bagus dipilih
oleh masing-masing kelompok untuk dipresentasikan di depan papan
tulis. Waktu mengerjakan mind mapping dibatasi selama 15 menit.
Kegiatan inti, guru memberikan materi secara baik dan sangat
menarik, selanjutnya guru membagi kedalam 4 kelompok dan semua
peserta didik berkumpul sesuai dengan kelompok masing-masing untuk
menyesuaikan konsep yang akan mereka tulis, konsep yang ditulis
untuk satu kelompok sama akan tetapi bentuk mind mapping masing-
masing individu berbeda. Guru mendorong peserta didik berkomunikasi
dengan anggota kelompok dalam menyusun mind mapping dari
berbagai sumber acuan sesuai dengan materi yang dipelajari. Guru
memberikan motivasi kepada peserta didik untuk menjadi lebih kreatif
saat berdiskusi dalam pembuatan dan penyusunan mind mapping. Guru
berkeliling dan membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah
ketika pembuatan mind mapping. Jam 10.30 dimulai semua peserta
didik mulai membuat mind mapping hingga sampai jam 10.45 berarti
138
tepat waktu, peserta didik sudah mulai terbiasa membuat mind
mapping, ketika waktu peserta didik membuat mind mapping peserta
didik terlihat sangat antusias dan penuh semangat mengerjakan mind
mapping. Setelah selesai mengerjakan mind mapping masing-masing
kelompok memilih hasil mind mapping yang terbaik.
Kegiatan selanjutnya adalah presentasi hasil mind mapping.
Dalam kegiatan ini yang mempresentasikan hasil mind mapping adalah
satu orang secara bergantian dengan anggota kelompoknya. Guru
meminta peserta didik untuk memusatkan perhatian ketika presentasi
mind mapping dilakukan. Guru mengintruksikan peserta didik dapat
belajar lebih cepat dan efisien dengan adanya kegiatan presentasi hasil
mind mapping. Selanjutnya setelah presentasi, kelompok lain diminta
untuk menanggapi, tanggapan dilakukan oleh anggota kelompok
presentasi secara bergantian. Waktu presentasi dan tanya jawab dibatasi
maksimal 15 menit. Pada sesi presentasi pertama guru mempersilahkan
kepada kelompok yang siap untuk memprentasikan hasil mind mapping
peserta didik-peserta didik membuat kesepakatan pertama kali yang
maju dimulai dari kelompok pertama. Kemudian kelompok pertama
maju dan mempresentasikan hasil mind mapping. Pada akhir sesi
presentasi guru memberi pertanyaan kepada kelompok yang maju untuk
mengetahui seberapa besar pemahaman peserta didik terhadap materi
dengan menggunakan mind map dan memberi beberapa pujian pada
139
mind mapping yang mereka buat karena hasilnya sangat
mengembirakan. Guru memotivasi peserta didik menyusun dan
menjelaskan pikiran-pikiran ketika membahas dan mengkaji mind
mapping secara bersama-sama terhadap hasil presentasi dan diskusi.
Guru meminta peserta didik untuk melatih “gambar keseluruhan” dalam
kegiatan koreksi terhadap hasil mind mapping yang dibuat secara
individu. Guru mendorong peserta didik mengingat dengan lebih baik
ketika memberikan penguatan kesimpulan yang diperoleh dari hasil
mind mapping peserta didik. Guru juga menjelaskan bahwa pada
pertemuan minggu depan akan dilaksanakan tes yang ketiga.
Pada pertemuan kedua ini peserta didik masuk kelas jam 10.15
WIB guru memulai presensi, apersepsi, motivasi dan tujuan
pembelajaran. Guru meminta peserta didik untuk membagi
kelompoknya seperti pembagian kelompok yang telah disepakati
kemudian melanjutkan kegiatan presentasi. Presentasi berjalan lancar
dan tidak ada kegiatan berbeda dengan presentasi kelompok
sebelumnya. Kegiatan presentasi kelompok sudah berakhir dan
hasilnya sangat luar biasa, ada kritikan, pujian serta tanggapan dari
peserta didik. Sangat terlihat mereka terlihat kemandirian sudah timbul,
serta kretivitas telah terlihat dengan adanya hasil mind mapping
maupun dari proses presentasi dan diskusi yang telah mereka
laksanakan. Pada sesi berikutnya adalah tes yang dikerjakan secara
140
individu. Waktu tes dibatasi 25 menit. Guru berkata: “saya yakin kalian
pasti bisa mengerjakan dengan hasil yang maksimal”. Setelah waktu tes
yang ditentukan habis peserta didik mengumpulkan lembar jawab tes
tepat waktu. Suasana tes sangat tenang dan roman wajah peserta didik
dan guru terlihat berseri-seri.
Kegiatan akhir, guru memberikan kesempatan pada peserta
didik untuk memberikan kesimpulan dari materi yang telah
dipresentasikan peserta didik agar peserta didik lebih paham lagi.
Kemudian guru dan peneliti membagikan hadiah kepada peeerta didik
yang sudah berani presntasi dan mendapatkan nilai tes kedua yang
terbaik, selanjutnya semua peserta didik mendapatkan hadiah karena
telah bisa membuat mind mapping dalam kegiatan pembelajaran.
c. Observasi
Guru telah berusaha semaksimal mungkin menerapkan metode
mind mapping. Pada siklus III ini telah berjalan sesuai dengan rencana
dan semua aturan yang harus dikerjakan oleh peserta didik disampaikan
secara tertulis dan lisan. Langkah-langkah yang pada siklus sebelumnya
belum dilaksanakan, pada siklus III ini telah dilaksanakan. Pada
dasarnya guru telah melaksanakan metode mind mapping dengan baik.
Pertemuan pertama menunjukkan bahwa kelas menjadi lebih
berwarna, hal ini ditunjukkan oleh suasana presentasi dari masing-
masing kelompok dan tanggapan dari kelompok lain. Hal yang terlihat
141
adalah adanya peserta didik yang nampak tidak malu-malu lagi dan
kepercayaan diri peserta didik sudah mulai nampak dalam
mempresentasikan hasil mind map pada saat maju ke depan. Kondisi
demikian dapat dipaparkan sebagai berikut: Saat guru mempersilahkan
setiap kelompok untuk presentasi, sesuai dengan kesepakatan yang
dibuat kelas, kelompok 1 yang maju pertama kali untuk
mempresentasikan hasil mind mapnya anggota kelompok 1 sudah tidak
nampak malu-malu lagi dalam presentasi. kelompok 1 ini dapat
menjawab semua pertanyaan dari teman-teman ataupun dari guru
dengan baik.
Pada pertemuan kedua, kejadian yang terlihat adalah peserta didik
mulai berani bertanya dan menanggapi hasil mind map kelompok yang
maju. Komentar kelompok lain yang muncul seperti: “Mind map yang
kalian buat itukan ada gambar Pak Gayus, coba kalian jelaskan kenapa
seeorang Pak Gayus yang berpendidikan bisa korupsi ya?”. Kegiatan
presentasi berjalan lancar dan proses kreativitas berjalan sesuai dengan
yang diharapkan. Sampai dengan batas waktu pembelajaran berakhir
pada tahap ini, semua kelompok yang sudah maju mempresentasikan
hasil mind map mereka.
142
1) Kreativitas Peserta Didik
Katagori
Tabel 17. Tingkat Kreativitas Siklus III
Skor Frekuensi Persentase (%) Sangat tinggi 35 – 40 6 18,75% Tinggi 29 – 34 19 59,38% Sedang 23 – 28 7 21,87% Rendah 29 – 34 - - Sangat Rendah 10 – 16 - -
Jumlah 32 100%
Sumber: hasil penelitian yang sudah diolah
Dari tabel diatas dapat dideskripsikan bahwa pada siklus III
tingkat kreativitas dapat dilihat dengan hasil pengamatan terhadap
peserta didik yang sudah mencapai katagori yang paling tinggi
yaitu sangat tinggi dan tidak ada peserta didik yang menempati
katagori paling rendah maupun katagori rendah. Tingkat kreativitas
dari hasil pengamatan yangberkatagori sangat tinggi 18,75% (6
peserta didik), berkatagori tinggi 59,38% (19 peserta didik),
katagori sedang sebanyak 21,87 (7 peserta didik). Untuk
mengetahui tingkat kreativitas berdasarkan hasil pengamatan pada
siklus III dapat diamati dalam diagram berikut ini.
143
2)
Gambar 13. Tingkat Kreativitas Siklus III
Pemahaman Peserta Didik
Pemahaman dalam pembelajaran IPS merupakan nilai yang
dicapai peserta didik yang dinyatakan dalam bentuk angka. Hasil
dari pemahaman tersebut diukur dari nilai tes setiap siklusnya.
Dikatakan tuntas jika nilai ≥70 dan belum tuntas bila nilai <70. Hal
ini berdasarkan kurikulum SMP N 4 Wonosari mengenai Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM) pada mata pelajaran IPS yaitu 70.
Adapun daftar nilai peserta didik dapat dilihat secara keseluruhan
dalam lampiran. Nilai tes yang dilakukan pada siklus III dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
18.75%
59.38%
21.87%
0% 0%0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Tinggi
Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Persentase
Tingkat Kreativitas Siklus III
Tingkat Kreativitas
144
Katagori
Tabel 18. Tingkat Pemahaman Siklus III
Nilai Frekuensi Persentase
Tuntas ≥70 31 96,88%
Belum Tuntas <70 1 3,12%
Jumlah 32 100%
Sumber: hasil penelitian yang sudah diolah
Dari tabel diatas dapat dideskripsikan bahwa pada siklus III
tingkat pemahaman dapat dilihat dengan hasil belajar peserta didik
yang sudah mencapai KKM yang ditentukan. Tingkat pemahaman
dari hasil belajar yang berkatagori tuntas sebanyak 96,88% (31
peserta didik) dan katagori belum tuntas sebanyak 3,12% (1 peserta
didik). Pada siklus ini sudah berhasil mencapai kriteria keberhasilan
yang ditetapkan yaitu 75%. Apabila tabel tingkat pemahaman siklus
III di atas dibuat diagramnya, maka akan tampak sebagai berikut:
Gambar 14. Tingkat Pemahaman Siklus III
96.88%
3.12%0
20
40
60
80
100
120
Tuntas Belum tuntas
persentase
Tingkat Pemahaman Siklus III
Siklus III
145
d. Refleksi
1) Kelebihan
a) Pada kegiatan siklus ketiga, menunjukkan bahwa tidak ada
permasalahan dalam perumusan perencanaan tindakan (RPP) dan
pelaksanaannya.
b) Waktu yang dibutuhkan peserta didik dalam mengerjakan mind
mapping sudah sesuai dengan waktu yang ditentukan karena
peserta didik sudah mulai terbiasa membuat mind mapping dan
peserta didik sudah bisa menyesuikan diri dalam membuat mind
mapping.
c) Peserta didik dalam mempresentasikan hasil mind mapping dapat
melatih peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat di
depan peserta didik yang lain.
d) Peserta didik sudah mulai nampak tidak malu-malu lagi dan
sudah nampak percaya diri karena mereka sudah mulai terbiasa
mempresentasikan hasil mind mapping.
e) Peserta didik sudah berani mengungkapkan gagasan.
f) Peserta didik sudah tidak mudah terpengaruh terhadap pendapat
orang lain.
146
D. Pembahasan
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif antara guru
dan peneliti yaitu menerapkan metode mind mapping sebagai upaya untuk
meningkatkan kreativitas dan pemahaman peserta didik. Pelaksanaan
penelitian tindakan kelas ini yaitu setiap hari Rabu jam pelajaran ke V dan VI
(10.15 - 11.35) selama 6 kali pertemuan (tiga siklus) yang dimulai pada
tanggal 11 April 2012 sampai 23 Mei 2012, semua tahapan terlaksana dengan
baik. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan lebih mengarah pada peserta
didik, selama pembelajaran hampir tidak ada kegiatan mencatat secara
konvensional.
Pelaksanaan siklus I, kegiatan yang dilakukan dari persiapan tindakan,
pelaksanaan diskusi, pembuatan mind mapping, presentasi kemudian
reflkesidan evaluasi, kegiatan berlangung dengan baik, meskipun analisis
yang dibuat peserta didik masih lemah. Siklus kedua, peserta didik
melakukan hal yang sama seperti siklus I yaitu pembuatan mind mapping
dilakukan secara individu tetapi hasil mind mapping sduah terlihat
menunujukkan pemikiran yang runtut. Pelaksanaan Siklus III, peserta didik
melakukan diskusi, presentasi mind mapping dan hasilnya sangat baik.
Pengumpulan data dilakukan dengan lembar observasi, lembar
wawancara, tes evaluasi, catatan lapangan, dokumentasi. RPP telah dinilai oleh
tim ahli. RPP dan tes soal divalidasi oleh guru kolaborator Ibu Tutik
Pujirahayu, S.Pd., selaku guru IPS Kelas VIII C. Seluruh alat evaluasi
147
dipersiapkan oleh peneliti sebelum penelitian berlangusng sehingga alat
evalausi yang digunakan oleh peneliti pun menjadi acaun dalam melaksanakan
penelitian.
Berdasarkan hasil obeservasi yang dilakukan peneliti pada tiap
pertemuan dan penugasan yang dikerjakan oleh peserta didik pada setiap
siklusnya diperoleh fakta yang memperlihatkan bahwa kreativitas baik sikap
maupun berpikir kreatif mengalami peningkatan. Tes yang diberikan
memperlihatkan kemampuan peserta didik dalam memahami materi IPS juga
meningkat dari setiap siklusnya.
Presentasi dan diskusi yang dilakukan oleh peserta didik juga jauh lebih
baik dibandingkan pertemuan sebelumnya. Peningkatan kreativitas yang
diamati oleh peneliti di tiap pertemuan juga didukung dengan pernyataan
peserta didik dan guru saat dilakukan wawancara. Rata-rata peeserta didik
menyatakan bahwa peserta didk lebih kreatif dalam pembelajaran IPS. Peserta
didik lebih mampu menganalisis fenomena secara tepat. Peserta didik juga
merasa tertarik dengan pembelajaran IPS karena metode mind mapping
memberikan tantangan tersendiri saat harus membuat mind mapping. Menurut
guru, peningkatan kreativitas peserta didik terlihat dalam diskusi dan
presentasi, dan dalam hal peningkatan pemahaman peserta didik saat
presentase peserta didik yang dapat berhasil diatas KKM yang ditentukan.
Peserta didik terlihat antusias saat mengikuti pembelajaran dan menikmati saat
membuat mind mapping.
148
a.
Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran
IPS Ibu Tutik Pujirahayu, S.Pd., menerapakan metode mind mapping untuk
meningkatkan kreativitas dan pemahaman peserta didik. Berdasarkan hasil
observasi antara guru dengan peserta didik secara individu maupun kelompok
dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menerapakan metode mind mapping
dapat dinyatakan bahwa guru dapat menerapkan metode mind mapping pada
setiap siklus dengan baik. Metode pembelajaran ini dapat menjadikan
kreativitas dan pemahaman peserta didik meningkat, karena pada metode ini
diharuskan peserta didik berpikir melampaui batasnya karena mind mapping
memungkinkan penggunaan unsur-unsur kreativitas seperti gambar, bentuk,
warna dan lainnya dalam membentuk representasi mental. Aktivitas dalam
pembelajaran IPS menggunakan mind mapping memicu peserta didik untuk
meningkatkan kreativitas peserta didik baik dalam berpikir kreatif maupun
bersikap kreatif. Pemahaman peserta didik dapat meningkat dengan metode
mind mapping disebabkan karena hubungan antara masing-masing informasi
secara mudah dapat dikenali. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode mind
mapping berhasil meningkatkan kreativitas dan pemahaman peserta didik
terbukti dengan wawancara, tes, dan observasi yang menujukkan peningkatan.
Kreativitas Peserta Didik
Hasil pengamatan berdasarkan lembar observasi tentang variabel
kreativitas peserta didik, persentase terbesar pada siklus I 65,63% berada
dalam katagori sedang sedangkan untuk siklus II meningkat menjadi
149
43,75% berada dalam katagori tinggi. Untuk siklus III meningkat menjadi
59,38% dan berada dalam katagori tinggi. Untuk memudahkan mengetahui
peningkatan kreativitas peserta didik, berikut disajikan tabel kreativitas
peserta didik dari siklus I sampai dengan siklus III:
Tabel 19. Peningkatan Kreativitas Peserta didik Siklus I, II dan III.
Katagori Siklus I Siklus II Peningkatan (SI-SII)
Siklus III Peningkatan (SII-SIII)
F P F P F P
Sangat
Tinggi - - - - -
6 18,75% 18,75%
Tinggi - 14 - 43,75% 43,75% 59,38% 19 15,63%
21 Sedang 65,63% 14 43,75% (-21,88%) 21,87% 7 (-21,88%)
7 Rendah 21,87% 3 9,38% (-12,49%) - - (-9,38%)
4 Sangat
Rendah
12,50% 1 3,12% (-9,38%)
- - (-3,12%)
Sumber: hasil penelitian yang sudah diolah
Dari tabel di atas dapat dideskripsikan bahwa tingkat kreativitas
peserta didik telah mengalami peningkatan. Pada siklus III menunjukkan
18,75% (6 peserta didik) menempati katagori sangat tinggi, 59,38% (19
peserta didik) menempati katagori tinggi dan 21,87% (7 peserta didik)
menempati katagori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus III
telah mencapai tingkat keberhasilan penelitian karena telah memenuhi
150
indikator keberhasilan yaitu 70% peserta didik telah mencapai katagori
tinggi dan sangat tinggi yaitu bila dijumlahkan sebesar 78,13% (25 peserta
didik). Berikut ini merupakan penjelasan peningkatan kreativitas peserta
didik pada siklus I sampai dengan siklus III:
Gambar 15. Peningkatan kreativitas Siklus I, II dan III
Dari gambar tersebut di atas menunjukkan bahwa tingkat kreativitas
peserta didik telah mengalami kenaikan. Pada siklus III ini memaparkan
bahwa besar tingkat kreativitas peserta didik dalam pada katagori yang
menunjukkan keberhasilan penelitian. Berdasarkan ketiga siklus tersebut
yang membedakan karakteristik masing-masing siklus tentang kreativitas
peserta didik adalah bahwa pada siklus I tidak ada peerta didik yang berada
dalam katagori sangat tinggi dan tinggi sedangkan pada siklus II lebih banyak
0% 0
65.63%
21.87%
12.5%
0%
43.75% 43.75%
9.38%3.12%
18.75%
59.38%
21.87%
0% 0%0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Tinggi
Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Perse
n
ta
s
e
Peningkatan Kreativitas Siklus I, II dan III
Siklus I
Siklus II
Siklus III
151
peserta didik pada katagori sedang, selanjutnya pada siklus III menunjukkan
bahwa sudah tidak ada lagi peserta didik dalam katagori sangat rendah dan
rendah.
Bedasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran IPS, peningkatan
kreativitas ini disebabkan karena pembelajaran IPS dengan metode mind
mapping memotivasi peserta didik untuk meningkatkan kreativitas dalam
pembelajaran dan metode ini berisi cara yang mengabungkan fungis otak
kanan dan otak kiri. Dengan adanya peningkatan kreativitas dari siklus I
sampai dengan siklus III menunjukkkan bahwa penerapan metode mind
mapping berhasil meningkatakan kreativitas peserta didik. Hasil temuan ini
sesuai dengan Yovan P. Putra (2008: 256), aplikasi pada mind mapping dapat
meningkatkan kreativitas individu maupun kelompok. Hal ini disebabkan
salah satunya karena mind mapping memungkinkan penggunaan unsur-unsur
kreativitas seperti gambar, bentuk, warna dan lainnya dalam membentuk
representasi mental.
b. Pemahaman Peserta Didik
Pemahaman peserta didik diukur dengan tes untuk mengetahui hasil
belajar pada setiap akhir siklus. Tes dapat mengukur sejauh mana peserta
didik memahami materi yang diajarkan. Berdasarkan hasil tes pemahaman
maka dapat dilihat pada tabel beriku ini:
152
Tabel 20. Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Siklus I, II, dan III
No Kriteria
Ketuntasan
Katagori Frekuensi Persentase (%)
S I S II S I S III S III S II
1. ≥70 10 Tuntas 25 31,25% 31 78,13% 96,88%
2. <70 22 Belum
Tuntas
7 68,75% 1 21,87% 3,12%
32 Jumlah 32 32 100% 100% 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui tingkat pemahaman peserta didik
berdasarkan tes yang dilakukan setiap akhir siklus. Siklus I tingkat
pemahaman peserta didik dalam katagori belum tuntas 68,75% (22 peserta
didik) dan katagori tuntas 31,25% (10 peserta didik). Pada siklus II tingkat
pemahaman peserta didik dalam katagori belum tuntas 21,87% (7 peserta
didik) dan katagori tuntas 78,13% (25 peserta didik). Pada siklus III tingkat
pemahaman peserta didik mengalami kenaikan yaitu dalam katagori tuntas
96,88% (31 peserta didik) dan katagori belum tuntas 3,12% (1 peserta
didik). Berdasarkan data tersebut, maka dapat diketahui bahwa pada siklus
III tingkat pemahaman peserta didik mencapai tingkat ketuntasan sebesar
96,88% (31 peserta didik) ini sudah sesuai dengan indikator keberhasilan
yaitu tingkat ketuntasan peserta didik diatas 75%. Apabila tabel peningkatan
153
pemahaman peserta didik siklus I, II dan III di atas dibuat diagramnya, maka
akan tampak sebagai berikut:
Gambar 16. Peningkatan Pemahaman Siklus I, II dan III
Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta didik dan lembar
observasi catatan lapangan diperoleh hasil bahwa sebagian besar peserta
didik setuju dengan penerapan metode mind mapping untuk meningkatkan
kreativitas dan meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi.
Alasannya dengan mind mapping yang mendorong berfikir kreatif dapat
memudahkan peserta didik dalam hal mengingat materi, mengungkapkan
pendapat dalam diskusi dan lancar dalam mengungkapkan ide dalam
presentasi. Hasil analisis dan refleksi terhadap setiap siklusnya diperoleh
bahwa untuk meningkatkan kreativitas dan pemahaman peserta didik perlu
31.25%
78.13%
96.88%
68.75%
21.87%
3.12%0
20
40
60
80
100
120
Siklus I Siklus II Siklus III
persentas
e
Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Siklus I, II dan III
Tuntas
Belum Tuntas
154
didukung beberapa aspek diantaranya metode pembelajaran yang tepat serta
kesungguhan guru dalam menerapkannya. Metode mind mapping menjadi
salah satu metode pembelajaran yang secara langsung berhasil
meningkatkan kreativitas dan pemahaman peserta didik.
Dengan adanya peningkatan jumlah peserta didik yang tuntas dalam
tes dari siklus I, II, III hal ini membuktikan bahwa penerapan metode mind
mapping dalam meningkatkan pemahaman peserta didik tehadap materi IPS
yang dapat dilihat dari tes belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Yovan P.
Putra (2008: 255-256) menyatakan bahwa dengan mengaplikasikan mind
mapping, individu dapat mengantisipasi derasnya laju informasi dengan
memiliki kemampuan mencatat yang memungkinkan terciptanya hasil cetak
mental (mental computer printout), hal tersebut tidak hanya berguna untuk
membantu dalam mempelajari informasi yang diberikan, tetapi juga dapat
merefleksikan pemahaman personal yang mendalam atas informasi tersebut,
menyatakan bahwa dengan metode mind mapping dapat meningkatkan
pemahaman peserta didik.
E. Keterbatasan Penelitian
Selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas dalam upaya peningkatan
kreativitas dan pemahaman peserta didik melalui penerapan metode mind
mapping di kelas VIII C dalam pembelajaran IPS, peneliti menemukan
155
beberapa keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan meliputi beberapa hal
sebagai berikut:
1. Kurangnya kesiapan peserta didik dalam belajar
2.
Pada umumnya pesera didik belum siap dalam menerima pelajaran
sehingga pertama kali metode mind mapping diterapkan banyak diantara
peserta didik yang cenderung acuh dengan apa yang diberikan kepada
peserta didik. Kecenderungan santai dalam menggunakan metode ceramah
murni mengakibatkan peserta didik sulit untuk diarahkan ketika pertama
kali menggunakan metode mind mapping.
Keterbatasan ruang
Ruang yang representatif sangat mendukung dalam proses
pembelajaran. Idealnya pembelajaran dengan metode mind mapping
memerlukan ruangan yang luas sehingga antar kelompok tidak saling
merasa terganggu dan meminimalisir keributan karena banyak peserta didik
yang mengobrol antar kelompok. Dalam penelitian ini, ruang kelas yang
kurang representatif menyebebabkan antar kelompok merasa terganggu oleh
suara kelompok yang lain dan menyulitkan mobilitas peneliti saat observasi.
156
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan pada bab terdahulu
disimpulkan bahwa penerapan metode mind mapping berhasil meningkatkan
kreativitas dan pemahaman peserta didik. Peningkatan tersebut secara
keseluruhan dapat terlihat pada peningkatan persentase kreativitas dan
pemahaman peserta didik pada aktivitas pembelajaran selama diterapkannya
metode mind mapping dalam pembelajaran IPS antara lain sebagai berikut:
1. Kreativitas Peserta Didik
Dengan diterapkannya metode mind mapping, kreativitas peserta
didik mengalami peningkatan. Peningkatan kreativitas peserta didik dari
siklus I ke siklus II dengan katagori sangat tinggi tidak ada, katagori tinggi
meningkat sebesar 43,75%, katagori sedang mengalami penurunan sebesar
21,88%, katagori rendah mengalami penurunan sebesar 12,49% dan
katagori sangat rendah mengalami penurunan sebesar 9,38%. Peningkatan
kreativitas peserta didik dari siklus II ke siklus III dengan katagori sangat
tinggi meningkat 18,75%, katagori tinggi meningkat sebesar 15,63%, pada
katagori sedang mengalami penurunan sebesar 21,88%, katagori rendah
mengalami penurunan sebesar 9,38% dan dalam katagori sangat rendah
juga mengalami penurunan sebesar 3,12%.
157
2. Pemahaman Peserta Didik
Dengan diterapkannya metode mind mapping, pemahaman peserta
didik mengalami peningkatan. Peningkatan pemahaman peserta didik
dapat dibuktikan dengan persentase peserta didik yang mencapai nilai
KKM pada siklus I sebesar 31,25% meningkat menjadi 78,13% pada
siklus II. Selanjutnya masih mengalami peningkatan menjadi 96,88%
pada siklus III. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah peserta didik yang
mencapai nilai KKM telah melampaui kriteria keberhasilan yang
ditetapkan yaitu 75%.
B. Implikasi
Pada dasarnya penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui
seberapa besar peningkatan kreativitas dan pemahaman peserta didik
melalui penerapan metode mind mapping dalam pembelajaran IPS.
Penerapan metode ini ternyata berhasil meningkatkan kreativitas dan
pemahaman peserta didik dalam pembelajaran IPS.
C. Saran
1. Kurangnya kesiapan peserta didik dapat ditingkatkan lagi dengan cara
mengelola kelas dengan baik dengan menciptakan kondisi belajar yang
menarik dan menyenangkan, membuat interaksi yang baik antara guru
dan peserta didik menggunakan metode mengajar yang bervariasi.
158
2. Keterbatasan ruang kelas dapat diatasi dengan mengatur posisi tempat
duduk yang urut sesuai nomor kelompok dari bangku paling depan
sebelah kiri untuk kelompok I, sebelah kiri belakang untuk kelompok
II, sebelah kanan depan kelompok III dan kelompok IV paling
belakang dengan model zig-zag. Sehingga antar kelompok tidak saling
terganggu saat diskusi berlangsung dan memudahkan mobilitas
peneliti saat melakukan pengamatan.
159
DAFTAR PUSTAKA
Buzan, Tony. 2007. Buku Pintar Mind Map Untuk Anak Agar Anak Pintar di Sekolah. Jakarta : PT. Gramedia Pusaka Utama.
Buzan, Tony. 2009. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum.
Cholid, Narbuka. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
De Porter, Bobbi. 2002. Quantum Teaching Orchestrating Student Success. Bandung: Kaifa.
De Porter, Bobbi. 2010. Quantum Learning Unleashing the Genius In You. Bandung: Kaifa.
Djodjo, Suradisastra dkk. 1991. Pendidikan IPS 3. Jakarta: Depdikbud.
Dwi, Siswoyo. 2008. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Hasan, Hamid. 1996. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Hamzah B. Uno. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: Bumi Aksara.
Johnson, Elaine. 2009. Contextual Teaching & Learning. Bandung: Mizan Learning Center.
Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung Remaja Rosdakarya.
Nana, Sudjana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
160
Ngalim, Purwanto. 2006. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rochiati, Wiriaatmadja. 2009. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Saiful Bahri Djamarah. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sardiman A.M. 2003. Interaksi dan Motivasi Beelajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Gafindo Persada.
Soedarsono. 2001. Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Sugihartono. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Sugiyanto. 2010. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Solo: Yuma Pustaka.
Sugiyono, 2009. Metode penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi, Arikunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Suharsimi, Arikunto, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Supardi. 2011. Dasar-dasar Ilmu Sosial. Yogyakarta: Ombak.
Suwarsih, Madya. 2007. Teori dan Praktik Penelitian Tindakan. Bandung: Alfabeta.
Syaiful, Sagala. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
161
Theo, Riyanto. 2002. Pembelajaran sebagai Proses Bimbingan Pribadi. Jakarta: Grasindo.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : Bumi Aksara.
Udin Saripudin Winataputra. 1989. Konsep dan Masalah Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Undang-Undang No. 22 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Utami, Munandar. 1990. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas. Jakarta: Gramedia.
Yovan P. Putra. 2008. Memori dan Pembelajaran Efektif. Bandung: Yama Widya.
162
163
164
165
PERANGKAT PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Satuan Pendidikan : SMP/MTs
Kelas/Semester : VIII/2
Tahun Pelajaran : 2011/2012
Nama : Yumi Hartati
NIM : 08416241012
Sekolah : SMP N 4 Wonosari
SMP N 4 WONOSARI
Alamat: Ngerboh, Piyaman, Wonosari
GUNUNGKIDUL
Lampiran 2
166
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMP N 4 Wonosari
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : VIII/2
Tahun Pelajaran : 2011/2012
Standar Kompetensi :
2. Memahami proses kebangkitan nasional
7. Memahami kegiatan perekonomian Indonesia
Kompetensi Dasar :
2.1 Menjelaskan proses perkembangan kolonialisme dan imperalisme Barat serta
pengaruh yang ditimbulkan di berbagai daerah
7.3 Mendeskripsikan fungsi pajak dalam perekonomian nasional
Indikator
1. Mendiskripsikan kedatangan bangsa barat ke Indonesia sampai
terbentuknya kekuasaan kolonial
2. Mendefinisikan pengertian pajak dan retribusi
3. Menguraikan unsur dan jenis-jenis pajak
Alokasi Waktu : 4 X 40 menit (2 pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai kegiatan pembelajaran, peserta didik dapat:
1. Mendiskripsikan kedatangan bangsa barat ke Indonesia sampai
terbentuknya kekuasaan kolonial
2. Mendefinisikan pengertian pajak dan retribusi
3. Menguraikan unsur dan jenis-jenis pajak
Karakter siswa yang diharapkan: disiplin, rasa hormat dan perhatian, tanggung
jawab, tekun, ketelitian.
167
B. Materi Ajar
1. Proses perkembangan kolonialisme dan imperialisme barat ke
Indonesia sampai terbentuknya kekuasaan kolonial
Menurut sejarah, jatuhnya bangsa Indonesia ke tangan
kolonialisme dimulai sejak bangsa barat menundukkan kerajaan-kerajaan
di nusantara. Kerajaan yang ada di nusantara secara perlahan dikuasai
oleh Spanyol, Portugis, Belanda, dan Inggris. Ada faktor pendorong bagi
bangsa barat untuk datang dan menguasai Indonesia, diantaranya karena
kekayaan alam Indonesia. Sejak ratusan tahun lalu rempah-rempah
merupakan barang yang berharga di Eropa. Oleh karena itu bangsa barat
memperdagangkan dan mendapat keuntungan yang besar bagi bangsa
tersebut. Bangsa Portugis merupakan bangsa barat yang pertama yang
menguasai kerajaan di nusantara yaitu sejak merebut Malaka pada tahun
1511. Kekuasaan berakhir setelah Belanda merebut Malaka pada 1640.
Adapun Spanyol tidak sempat banyak menguasai karena kalah bersaing
dengan Portugis dan hanya memusatkan daerah kolonialnya di Filipina.
Sementara Belanda sebagai penguasa terlama dan banyak mengeluarkan
kebijakan-kebijakan yang merugikan rakyat Indonesia. Pada awal tahun
1596 Belanda mulai datang ke Banten dibawah pimpinan Cornelis De
Houtman. Kedatangan ini diikuti oleh kedatangan rombongan Belanda
yang selanjutnya menyebabkan persaingan perdagangan dan penguasaan
rempah-rempah diantara pengusaha Belanda. Untuk mengatasi
persaingan dagang tersebut atas saran dari Johan Van Oldenbarnevelt,
pada tahun 1602 didirikanlah kongsi dagang Belanda yang diberi nama
Vereenigne Oost-Indische Compagnie (VOC). Gerakan penjajahan
Belanda melalui VOC yang didirikannya diantaranya dengan menetapkan
beberapa kebijakan yang sangat merugikan rakyat seperti:
1) Menarik upeti dari raja-raja yang telah ditakhlukkan oleh Belanda.
2) Menarik pajak dari rakyat dalam bentuk hasil bumi.
168
3) Mengadakan pelayaran hongi yaitu kegiatan yang dilakukan oleh
armada Belanda dengan menggunakan perahu-perahu kecil untuk
menangkap, mengawasi pedagang dan penduduk pribumi yang
dianggap melanggar ketentuan Belanda.
4) Melakukan ektirpasi yaitu membinasakan dan menghancurkan
tanaman rempah yang menjadi komoditas ekspor agar tidak
mengalami kelabihan produksi menyebebkan jatuhnya harga.
5) Mengangkat seorang gubernut jenderal untuk mengawasi dan
melaksankan jalannya pemerintah di daerah dikuasainya.
2. Pengertian Pajak dan Retribusi
Pajak merupakan sumber terpenting keuangan negara. Setiap warga
negara yang sudah dewasa dan memiliki penghasilan wajib pajak ikut
menanggung beban pajak dan menyumbang pada keuangan negara sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Pajak seringkali dimengerti dalam
berbagai macam arti atau definisi sebagai berikut:
a. Rohmat Soemitro:
Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara
untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk
tabungan masyarakat yang merupakan sumber utama pembiayaan
investasi umum.
b. Soeparman Soemahamidjaja:
Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang yang dipungut oleh
penguasa berdasarkan norma hukum guna menutupi biaya produksi
barang dan jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.
Berdasarkan definisi tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan
mengenai pengertian pajak adalah iuran wajib pajak yang dipungut oleh
negara dan dibayarkan oleh wajib pajak berdasarkan norma-norma
169
hukum untuk membiayai pengeluaran kolektif guna meningkatkan
kesejahteraan umum yang balas jasanya tidak diberikan secara langsung.
Selain pajak, dikenal istilah lain yang mirip artinya dengan pajak,
yaitu retribusi. Retribusi adalah pungutan yang dilakukan oleh
pemerintah karena memakai fasilitas negara secara langsung. Contohnya:
karcis pasar, izin bangunan, dan karcis memasuki tempat wisata seperti
Gembiraloka.
3. Unsur dan Jenis-jenis Pajak
Bila hendak membahas pajak lebih mendalam, selain mengetahui
definisi pajak, kita juga harus mengetahui bebrapa unsur pajak seperti
subjek pajak, objek pajak, dan tarif pajak.
a. Subjek Pajak
Subjek pajak adalah pihak (berupa orang atau badan usaha ataupun
warisan yang belum terbagi) yang wajib membayar pajak kepada
negara. Dalam hal ini wajib pajak adalah orang atau badan usaha yang
menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
b. Objek Pajak
Objek pajak atau dasar pajak adalah objek atau hal yang dikenai pajak.
Contoh objek pajak adalah penghasilan, kekayaan, laba perusahaan
dan kendaraan.
c. Tarif Pajak
Tarif pajak adalah ketentuan tentang beberapa beban pajak yang harus
dipikul oleh objek pajak.
170
Pajak dapat digolongkan menjadi beberapa jenis. Penggolongan
pajak bisa bermacam-macam, diantaranya:
a. Penggolongan Pajak Berdasarkan Kewenangan Pemungut Pajak
1) Pajak negara (pusat)
Pajak negara yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contohnya:
Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPn), Pajak
atas Barang Mewah (PPnBM) dan Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB).
2) Pajak daerah
Pajak daerah yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga pemerintah daerah.
Contohnya: pajak reklame, pajak hiburan, pajak kendaraan
bermotor dan pajak penerangan.
b. Penggolongan Berdasarkan Cara Pembebanan Pajak
1) Pajak langsung
Pajak langsung adalah pajak yang dikenakan berdasarkan surat
ketetapan pajak (berkohir) dan pengenaannya secara berkala dan
tidak dapat dilimpahkan kepada pihak lain. Contohnya: pajak
penghasilan, pajak bumi dan bangunan dan pajak deviden.
2) Pajak tidak langsung
Pajak tidak langsung adalah pajak yang dikenakan tidak
berdasarkan surat ketetapan pajak (berkohir) dan pengenaannya
tidak secara berkala dan dapat dilimpahkan kepada pihak lain.
Contohnya: pajak penginapan, pajak reklame, pajak hiburan, pajak
pertambahan nilai dan PPnBM.
C. Metode Pembelajaran
Metode Mind Mapping
171
D. Sumber, Alat dan Bahan Pembelajaran
1. Buku
Fattah, Sanusi. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial: untuk SMP/MTs kelas
VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional.
Sutarto,dkk. 2008. IPS: untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Suparman, dkk. 2007. Sejarah 2. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
2. Foto dan gambar (terlampir)
E. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pertemuan I
a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1) Pembukaan (peserta didik berdiri dan memberi hormat kepada guru
kemudian dilanjutkan dengan presensi dengan menanyakan
kehadiran dan bila ada yang tidak masuk maka ditanya terlebih
lanjut alasan dan bukti surat ijin tertulis).
2) Apersepsi
Tahukah kalian bahwa bangsa yang pertama kali datang ke
Indonesia ? Kedatangan bangsa barat di Indonesia dipelopori oleh
bangsa Portugis yang kemudian disusul oleh bangsa Spanyol,
Belanda dan Inggris. Mereka mendirikan koloni, mengadakan
perdagangan serta melaksanakan monopoli perdagangan. Mereka
melakukan kebijakan-kebijakan ekonomi dan politik yang
merugikan rakyat nusantara demi keuntungan yang besar.
3) Motivasi
Tahukah kalian bagaimana nenek moyang dahulu melawan
penjajah? Lahirnya bangsa ini tidak semudah membalikkan telapak
tangan, akan tetapi melalui proses yang sangat panjang. Oleh
172
karena itu kalian sebagai generasi penerus bangsa ini wajib mengisi
dengan rajin belajar dan berprestasi tentunya.
4) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu:
a) Mengidentifikasi kebijakan dan tindakan pemerintah kolonial
b) Mendefinisikan pengertian pajak dan retribusi
c) Menguraikan unsur dan jenis pajak
b. Kegiatan Inti (60 menit)
1) Penyampaian mengenai materi pembelajaran selama 15 menit.
Mengarahkan peserta didik untuk berdiri dan bergeser tempat
duduk sesuai dengan denah tempat duduk dengan menyuarakan
yel-yel yaitu saya datang, saya belajar, saya senang, hore-hore kami
pasti bisa kemudian membentuk menjadi 4 kelompok yang telah
ditentukan sebelumnya. Presentasi dilakukan oleh 2 kelompok
dengan ketentuan waktu (2x15 menit).
2) Penerapan metode pembelajaran mind mapping:
a) Merencanakan, pada tahap ini peserta didik merencanakan
pembuatan mind mapping. Guru menginformasikan peserta
didik dalam merencanakan pembuatan mind mapping secara
individu.
b) Berkomunikasi, setelah merencanakan pembuatan mind
mapping kemudian peserta didik berkomunikasi dengan anggota
kelompok dalam menyusun mind mapping dari berbagai sumber
acuan sesuai dengan materi yang dipelajari. Guru membimbing
peserta didik dalam berkomunikasi.
c) Menjadi lebih kreatif, setelah berkomunikasi, peserta didik
bersama anggota kelompok untuk menjadi lebih kreatif
melakukan kegiatan berdiskusi dalam pembuatan dan
penyusunan mind mapping. Guru sebagai tutor memberikan
173
motivasi dan membimbing peserta didik dalam menjadi lebih
kreatif.
d) Menyelesaikan masalah, pada tahap ini peserta didik melakukan
diskusi untuk menyelesaikan masalah yang dijumpai dengan
anggota kelompoknya selama pembuatan mind mapping. Guru
berkeliling dan membantu peserta didik dalam menyelesaikan
masalah bila masalah dalam kelompok tersebut belum dapat
diselesaikan.
e) Memusatkan perhatian, setelah kegiatan diskusi menyelesaikan
masalah selesai dilakukan maka kegiatan selanjutnya yaitu
presentasi. Peserta didik memusatkan perhatian kepada anggota
kelompok yang bersedia untuk menjadi presentator. Guru
meminta peserta didik dalam memusatkan perhatian ketika
presentasi mind mapping dilakukan.
f) Belajar lebih cepat dan efisien, ketika kegiatan presentasi mind
mapping dilakukan peserta didik belajar lebih cepat dan efisien,
Guru membimbing dan mengintruksikan peserta didik dalam
belajar lebih cepat dan efisien.
g) Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, setelah kegiatan
presentasi dilakukan, peserta didik menyusun dan menjelaskan
pikiran-pikiran dengan cara dibahas dan dikaji secara bersama-
sama terhadap hasil mind mapping yang dipresentasikan. Guru
membimbing dan memotivasi peserta didik dalam menyusun
dan menjelaskan pikiran-pikiran.
h) Melatih “gambar keseluruhan”, setelah kegiatan menyimpulkan
materi pembelajaran menggunakan hasil mind mapping dalam
mengingat dengan lebih baik, peserta didik melatih “gambar
keseluruhan”. Guru meminta peserta didik untuk mengubah arah
berfikir secara spontan dalam melatih “gambar keseluruhan”
174
ketika melakukan koreksi hasil mind mapping.
i) Mengingat dengan lebih baik, setelah peserta didik selesai
melatih “gambar keseluruhan”, peserta didik berusaha
mengingat dengan lebih baik dengan menyimpulkan materi
pembelajaran menggunakan hasil mind mapping yang
dibuatnya. Guru mendorong peserta didik dalam mengingat
dengan lebih baik ketika memberikan penguatan kesimpulan
yang diperoleh dari hasil mind mapping peserta didik.
c. Kegiatan Penutup (10 menit)
1) Membuat kesimpulan
Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya tentang
materi dan sekaligus memberikan kesimpulan selanjutnya guru
memberi tanggapan dan penguatan terhadap pendapat-pendapat
peserta didik untuk selanjutnya dibuatlah kesimpulan dengan
merujuk pada referensi atau pendapat para ahli. Pajak merupakan
sumber utama bagi pendapatan negara kita. Pajak mempunyai
peran yang sangat besar terhadap pendapatan negara. Setelah
memperhatikan Realisasi Anggran Pendapatan dan Belanja Negara
Republik Indonesia Tahun 2006. Dari hal tersebut tampak jelas
bahwa pajak merupakan sumber utama bagi pendapatan negara
kita. Dari pendapatan total, 65%-nya berasal dari pajak. Jadi, tidak
dapat dipungkiri lagi bahwa pajak memberi sumbangan yang
sangat besar terhadap pendapatan negara kita. Zaman sekarang
pajak merupakan sumber pendapatan negara, berbeda dengan
zaman kolonial yaitu upeti dan pajak yang berupa hasil bumi
merupakan sumber pendapatan. Kedua kebijakan tersebut memiliki
persamaan yaitu bersifat memaksa namun memiliki perbedaan
yaitu kalau pajak zaman sekarang disesuaikan dengan keadaan dan
175
bersifat manusiawi namun bila upeti dan pajak hasil bumi tidak
demikian adanya.
2) Peserta didik menyebutkan nilai-nilai yang terdapat dalam materi
yang telah dipelajari. Guru memberikan dorongan dan memperjelas
bahwa membayar pajak merupakan bentuk dari tanggung jawab
seperti nilai untuk bertangung jawab terhadap negara dalam hal
kemajuan pembangunan dengan kesadaran membayar pajak pagi
para wajib pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jangan
seperti salah satu oknum pegawai pajak yang tidak bertanggung
jawab (memperlihatkan foto) korupsi dalam hal pengelolaan pajak.
3) Sebelum diakhiri kegiatan belajar mengajar untuk menambah
referensi dan pengetahuan diberikan tugas membawa struk bukti
pembayaran pajak yang ditanggung keluarga. Tugas tersebut
dikumpulkan minggu depan.
4) Guru menginformasikan bahwa pertemuan berikutnya yaitu
presentasi 2 kelompok selanjutnya dari hasil dari mind mapping
yang dibuat hari ini.
5) Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengintruksikan
peserta didik duduk kembali sesuai dengan sebelum pelajaran tadi
yang kemudian dilanjutkan saling menepuk bahu sambil
mengucapkan semangat pasti bisa.
2. Pertemuan II
a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1) Pembukaan (peserta didik berdiri dan memberi hormat kepada guru
kemudian dilanjutkan dengan presensi dengan menanyakan
kehadiran dan bila ada yang tidak masuk maka ditanya terlebih
lanjut alasan dan bukti surat ijin tertulis).
176
2) Apersepsi
Pada zaman dahulu, ketika negara umumnya masih berbentuk
kerajaan, penduduk memberikan upeti kepada raja. Bentuk upeti
dapat berupa hasil pertanian, hasil kerajinan. Penduduk yang tidak
mempunyai penghasilan, mempersembahkan upeti berbentuk
tenaga kerja untuk kepentingan umum. Sistem uang belum dikenal
luas waktu itu. Dengan demikian upeti merupakan sumber
pendapatan kerajaan. Apakah pengertian upeti demikian mirip
dengan pengertian pajak?
3) Motivasi
Marilah kita pahami bahwa satu sumber utama pendapatan negara
yang paling besar adalah dari penarikan pajak. Jumlahnya yang
sangat besar membuat pajak sebagai sumber dana yang terpenting
bagi pemerintah. Tanpa menarik pajak, negara kita akan
mengalami kesulitan untuk melaksanakan program pembangunan.
Untuk lebih memahami pentingnya pajak, kita akan mempelajari
pajak sebagai sumber pendapatan negara, dan perbedaan pajak
dengan retribusi.
4) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu:
a) Mengidentifikasi kebijakan dan tindakan pemerintah colonial
b) Mendefinisikan pengertian pajak dan retribusi
c) Menguraikan unsur dan jenis pajak
b. Kegiatan Inti (60 menit)
1) Pengumpulan tugas membawa struk bukti pembayaran pajak yang
ditanggung keluarga di meja guru.
2) Mengarahkan peserta didik untuk berdiri dan bergeser sesuai
dengan urutan tempat duduk sesuai dengan presensi dan
membentuk kelompok yang telah disepakati dengan menyuarakan
177
yel-yel yaitu saya datang, saya belajar, saya senang, hore-hore kami
pasti bisa.
3) Melakukan presentasi 2 kelompok berikutnya dengan ketentuan
waktu (2 x 15 menit).
4) Peserta didik dibagikan lembar tes pemahaman. Waktu
mengerjakan tes 25 menit.
c. Kegiatan Penutup (15 menit)
1) Membuat kesimpulan
Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi
dan sekaligus memberikan kesimpulan selanjutnya guru
memberikan tanggapan dan penguatan terhadap pendapat-pendapat
peserta didik untuk selanjutnya dibuatlah kesimpulan dengan
merujuk pada referensi atau pendapat para ahli. Kebijakan
pemerintah kolonial pada saat itu telah menyebabkan penderitaan
luar biasa dan merupakan tindakan yang tidak manusiawi karena
menyebabkan rakyat sangat menderita. Hal itu sangat berbeda
dengan kebijakan pemerintah Indonesia yang sudah merdeka yaitu
kebijakannya yaitu demi kesejahteraan bersama dan membangun
perekonomian bangsa dengan menggunakan sistem pajak. Sistem
pajak ini telah diatur dalam Undang-undang dan harapannya tidak
ada penyelewengan dari proses penarikan pajak tersebut.
2) Peserta didik menyebutkan nilai-nilai yang terdapat dalam materi
yang telah dipelajari seperti nilai untuk bertangung jawab terhadap
negara dalam untuk ikut bersama membangun bangsa Indonesia
dengan kemampuan masing-masing individu dan mengingat bahwa
pajak diterapkan di Indonesia untuk kesejahteraan bersama.
178
3) Sebelum diakhiri kegiatan belajar mengajar untuk menambah
referensi dan pengetahuan diberikan tugas membaca referensi
materi selanjutnya.
4) Pemberian hadiah bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria
yang ditentukan.
5) Guru menginformasikan materi pelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan selanjutnya yaitu tentang: kebijakan dan. tindakan
pemerintah kolonial, prinsip-prinsip perpajakan
6) Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengintruksikan
peserta didik duduk kembali sesuai dengan sebelum pelajaran IPS
selanjutnya saling menepuk bahu sambil mengucapakan semangat
pasti bisa.
F. Penilaian
1. Kisi-kisi tes
Indikator Pencapaian Tekik Penilaian
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
Mendefinisikan pengertian pajak dan retribusi
Tes tertulis
Pilihan ganda
Iuran wajib masyarakat kepada negara yang diatur oleh UU dengan balas jasanya tidak secara langsung dapat ditunjukkan kepada masyarakat disebut …
a. Bea dan cukai b. Pajak c. retribusi d. denda
Indikator Pencapaian Tekik Penilaian
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
Menguraikan unsur dan jenis-jenis pajak
Tes tertulis
uraian Sebutkan 3 unsur pajak?
179
Mendiskripsikan kedatangan bangsa barat ke Indonesia sampat terbentuknya kekuasaan colonial
Tes tertulis
Pilihan ganda
Bangsa Barat yang pertama kali menguasai kerajaan-kerajaan di nusantara adalah ….
a. Belanda b. Spanyol c. Inggris d. Portugis
Kunci Jawaban
1. B. Pajak
2. Tiga unsur pajak adalah Subjek Pajak, Objek Pajak, Tarif Pajak
3. D. Portugis
Pedoman Penilaian
Nilai = 100
Bentuk Soal No. Soal Skor Benar
Pilihan Ganda 1 – 10 10 @1
Uraian 1 – 5 10 @2
Skor Maksimal 20
180
2. Pedoman Penilaian Kreativiatas
Kreativitas peserta didik dalam menyusun hasil mind map, presentasi
kelompok dan diskusi kelas.
a. Lembar Pengamatan Kreativiatas
No. Nama
Siswa
Aspek yang Diamati Jml
skor
a.
1
a.
2
a.
3
a.
4
a.
5
a.
6
a.
7
a.
8
a.
9
a.
10
1.
32.
Catatan: Skor diisi dengan angka 1 sampai 4 dengan kriteria terlampir.
Wonosari, April 2012
Guru Mapel IPS, Peneliti
Tutik Pujirahayu, S.Pd. Yumi Hartati
NIP. 19590904 197903 2 002 NIM. 08416241012
181
PERANGKAT PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Satuan Pendidikan : SMP/MTs
Kelas/Semester : VIII/2
Tahun Pelajaran : 2011/2012
Nama : Yumi Hartati
NIM : 08416241012
Sekolah : SMP N 4 Wonosari
SMP N 4 WONOSARI
Alamat: Ngerboh, Piyaman, Wonosari
GUNUNGKIDUL
Lampiran 3
182
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMP N 4 Wonosari
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : VIII/2
Tahun Pelajaran : 2011/2012
Standar Kompetensi :
2. Memahami proses kebangkitan nasional
7. Memahami kegiatan perekonomian Indonesia
Kompetensi Dasar :
2.1 Menjelaskan proses perkembangan kolonialisme dan imperialisme Barat, serta
pengaruh yang ditimbulkan di berbagai daerah
7.3 Mendeskripsikan fungsi pajak dalam perekonomian nasional
Indikator
1. Mengidentifikasi kebijakan dan tindakan pemerintah kolonial
2. Mendefinisikan prinsip-prinsip perpajakan
3. Mendefinisikan fungsi pajak
4. Menguraikan contoh pajak dalam keluarga
Alokasi Waktu : 4 X 40 menit (2 pertemuan)
G. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai kegiatan pembelajaran, peserta didik dapat:
1. Mengidentifikasi kebijakan dan tindakan pemerintah kolonial
2. Mendefinisikan prinsip-prinsip perpajakan
3. Mendefinisikan fungsi pajak
4. Menguraikan contoh pajak dalam keluarga
Karakter siswa yang diharapkan: disiplin, rasa hormat dan perhatian, tanggung
jawab, tekun, ketelitian.
183
H. Materi Ajar
1. Perkembangan kebijakan dan tindakan pemerintah kolonial
Berakhirnya kekuasaan VOC di Indonesia pada 31 Desember 1799
menyebabkan kekuasaan Belanda semakin memudar. Di sisi lain pada saat
bersamaan kongsi dagang Inggris semakin mengalami perkembangan. Hal
ini membuat pemerintah Belanda semakin gencar untuk mempertahankan
wilayah kekuasaan Belanda di Indonesia. Belanda mengangkat Herman
Willem Daendeles untuk mengatur pemerintahan di Indonesia sekaligus
mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris. Untuk tugas-tugas ini,
Dandeles melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut: pemindahan pusat
pemerintahan lebih ke pedalaman, menambah jumlah prajurit, membangun
benteng-benteng pertahanan, membuat jalan dari Anyer ke Panarukan, dan
rakyat dipaksa untuk kerja rodi. Dalam perkembangan selanjutnya,
semakin buruknya perekonomian Belanda mengakibatkan gejolak
tersendiri di kalangan mereka. Siasat yang dilancarkan Belanda dalam
rangka memperbaiki keuangan mereka serta menguasai Indonesia akhirnya
dirubah, semula menggunakan politik monopoli menjadi politik bebas.
Melalui rekomendasi Johanes Van de Bosch, seorang ahli keuangan
Belanda ditetapkan sistem tanam paksa atau cultur stelsel tahun 1830.
Tujuan sistem tanam paksa adalah untuk mendapatkan keuntungan yang
sebesar-besarnya untuk mengisi kekosongan kas Belanda. Peraturan yang
ditetapkan dalam rangka melaksanakan sistem tanam paksa:
a. Rakyat harus menyediakan 1/5 dari tanah miliknya untuk tanaman
ekspor, seperti kopi, tebu, teh dan tembakau serta tanah tersebut harus
bebas pajak tanah.
b. Waktu tanam dari setiap tanaman tersebut tidak boleh lebih dari waktu
pemeliharaan padi.
c. Kerusakan tanaman akibat bencana alam ditanggung oleh pemerintah
Belanda.
184
d. Hasil tanaman rakyat tersebut diserahkan kepada Belanda dengan
harga yang telah ditentukan oleh pemerintah Belanda.
e. Bagi petani yang tidak memiliki tanah dipekerjakan pada perkebunan
atau pabrik milik pemerintah selama 66 hari.
Akibat dari kegiatan tanam paksa, rakyat Indonesia menderita
kemiskinan yang berkepanjangan, kelaparan dan kematian dimana-mana.
Sementara bagi Belanda merupakan ladang ekonomi yang banyak
mendapatkan keuntungan. Kas Belanda yang semula kosong dapat
dipenuhi kembali. Praktik tanam paksa menimbulkan reaksi dan sikap
prihatin dari berbagai kalangan diantaranya sebgai berikut:
a. Baron Vann Hovel, seorang misionaris yang menyatakan bahwa tanam
paksa adalah suatu tindakan yang tidak manusiawi karena
menyebabkan rakyat sangat menderita.
b. E.F.E Douwes Dekker, seorang pejabat Belanda yang merasa prihatin
terhadap penderitaan rakyat Indonesia, menulis buku berjudul Max
Havelaar yang isinya menceritakan tentang penderitaan rakyat
Indonesia akibat sistem tanam paksa.
c. Golongan pengusaha atau kaum liberalis yang menghendaki kebebasan
dalam berusaha.
2. Prinsip-Prinsip Perpajakan
Beberapa prinsip pengenaan pajak yang baik menurut Adam Smith
dikenal dengan istilah the four cannon of taxation, yaitu sebagai berikut:
a. Prinsip Kesamaan/keadilan (equity), dimana beban pajak sesuai dengan
kemampuan relatif dari setiap wajib pajak.
b. Prinsip kepastian (certainty) dimana besarnya pajak tegas, jelas dan
pasti bagi setiap wajib pajak.
185
c. Prinsip kecocokan/kelayakan (convenience), dimana pajak tidak terlalu
memberatkan wajib pajak sehingga mereka dengan senang hati
membayar pajak pada pemerintah.
d. Prinsip ekonomi (economy), dimana biaya pemungutan pajak tidak
lebih besar daripada jumlah penerimaan pajaknya.
3. Fungsi Pajak
a. Pajak memiliki beberapa fungsi pokok, yaitu
1) Sebagai sumber kas Negara (budgetair)
Sebagai sumber untuk mengisi kas Negara, pajak digunakan untuk
membiayai program-program pemerintah seperti membayar gaji
pegawai negeri, membangun jalan dan jembatan, termasuk juga
membayar utang luar negeri.
2) Sebagai alat pengatur (regularend)
Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur kegiatan-kegiatan
ekonomi seperti kegiatan produksi, konsumsi, distribusi dan ekspor-
impor. Misalnya agar orang mengurangi konsumsi minuman keras,
maka pajak terhadap minuman keras harus dinaikkan.
3) Sebagai sarana untuk meajukan keadilan social
Pajak dijadikan sebagai alat untuk meratakan pendapatan. Misalnya,
mereka yang mempunyai pendapatan tinggi dikenai pajak yang lebih
tinggi. Mereka yang berpendapatan rendah dikenai pajak yang
rendah bahkan tidak dikenakan pajak sama sekali, contohnya seperti
mobil mewah yang dikonsumsi oleh golongan masyarakat kaya
dikenakan beban pajak yang tinggi sedangkan untuk barang-barang
kebutuhan pokok tidak dikenakan pajak sama sekali.
186
4. Contoh Pajak dalam Keluarga
Pajak yang ditanggung suatu keluarga sangat tergantung pada kondisi
keluarga. Misalnya jumlah tanggungan dalam keluarga, jumlah sumber
penghasilan, nilai penghasilan, jumlah kendaraan, harga jual rumah dan
tanah, jumlah barang mewah yang dimiliki. Begitu banyak hal yang dapat
membedakan jenis dan jumlah pajak yang ditanggung suatu keluarga dari
keluarga yang lain. Contoh pajak yang ditaggung suatu keluarga adalah
pajak penghasilan, pajak bumi dan bangunan, pajak pertambahan nilai dan
pajak kendaraan bermotor.
a. Pajak Penghasilan
Pajak Penghasilan atau sering disingkat dengan PPh, dikenakan
terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya
dalam tahun pajak. Subjek pajaknya bisa pribadi dan bisa pula badan.
Objek pajaknya adalah penghasilan. Sesuai UU No.17 Tahun 2000, jika
orang tuamu memperoleh penghasilan lebih kecil dari Rp 25 juta, tarif
dasar PPh-nya adalah 5%. Makin tinggi penghasilan seseorang makin
tinggi pula tarif PPh-nya.
b. Pajak Bumi dan Bangunan
Pajak bumi dan bangunan merupakan pajak langsung yaitu pajak yang
dipungut langsung oleh pemrintah pusat. Subjek PBB adalah orang atau
badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi atau
memperoleh manfaat atas bangunan. Pengertian bangunan meliputi
jalan yang terletak dalam suatu kompleks bangunan, pabrik, jalan tol,
kolam renang, pagar mewah, tempat olahraga dan fasilitas lain yang
memberikan manfaat.
c. Pajak Pertambahan Nilai
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) diatur dalam UU No. 18 tahun 2000.
Pajak pertambahan nilai adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi
barang atau jasa di dalam daerah pabean (daerah pajak). Pertambahan
187
nilai timbul karena digunakannya faktor-faktor produksi dalam
menyiapkan, menghasilkan, menyalurkan dan memperdagangkan
barang dan jasa kepada konsumen. Subjek dari PPN adalah pengusaha
yang melakukan penyerahan barang kena pajak atau jasa kena pajak.
d. Pajak Kendaraan Bermotor
Pajak kendaraan bermotor merupakan jenis pajak yang dipungut oleh
pemerintah provinsi. Sesuai dengan UU No. 34 Tahun 2000 tentang
pajak daerah, tarif maksimum yang dikenakan untuk pajak kendaraan
bermotor adalah 5%.
I. Metode Pembelajaran
Metode Mind Mapping
J. Sumber, Alat dan Bahan Pembelajaran
3. Buku
Fattah, Sanusi. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial: untuk SMP/MTs kelas
VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional.
Sutarto,dkk. 2008. IPS: untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Suparman, dkk. 2007. Sejarah 2. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
4. Foto dan gambar (terlampir)
K. Langkah-langkah Pembelajaran
3. Pertemuan I (pertama)
a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
d. Pembukaan (peserta didik berdiri dan memberi hormat kepada guru
kemudian dilanjutkan dengan presensi dengan menanyakan
kehadiran dan bila ada yang tidak masuk maka ditanya terlebih
lanjut alasan dan bukti surat ijin tertulis).
188
e. Apersepsi
Pada saat Indonesia dijajah Belanda, rakyat diwajibkan menanam
tanaman yang laku dipasaran dunia. Misalnya lada, kopi dan
cengkeh. Sistem ini dinamakan cultur stelsel atau tanam paksa.
Tahukah kalian dampak dari sistem tanam paksa terhadap rakyat
pada waktu itu? Apakah yang akan terjadi bila sistem itu masih
digunakan di Indonesia saat ini?
f. Motivasi
Coba kalian renungkan, akibat kebijakan pemerintah kolonial saat
itu di Indonesia? Semua kebijakan kolonial sangat merugikan
bangsa Indonesia. Rakyat sangat tertindas, terbelakang dan
menderita. Untuk itu kalian sebagai penerus bangsa ini wajib
mengisinya dengan rajin belajar dan berprestasi tentunya agar tidak
bisa terjajah lagi oleh bangsa asing dalam bidang ekonomi. Untuk
itu kalian sebagai peserta didik harus mempelajari materi berikut
ini dengan seksama.
g. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu:
a) Mengidentifikasi perkembangan kebijakan dan tindakan
pemerintah kolonial
b) Mendefinisikan prinsip-prinsip perpajakan
c) Mendefinisikan fungsi pajak
d) Menguraikan contoh pajak dalam keluarga
b. Kegiatan Inti (60 menit)
1) Penyampaian mengenai materi pembelajaran selama 15 menit.
Mengarahkan peserta didik untuk berdiri dan bergeser sesuai denah
tempat duduk dengan menyuarakan yel-yel yaitu saya datang, saya
belajar, saya senang, hore-hore kami pasti bisa kemudian
membentuk menjadi 4 kelompok yang telah ditentukan
189
sebelumnya. Presentasi dilakukan oleh 2 kelompok dengan
ketentuan waktu (2x15 menit).
2) Penerapan metode pembelajaran mind mapping:
a) Merencanakan, pada tahap ini peserta didik merencanakan
pembuatan mind mapping. Guru menginformasikan peserta
didik dalam merencanakan pembuatan mind mapping secara
individu.
b) Berkomunikasi, setelah merencanakan pembuatan mind
mapping kemudian peserta didik berkomunikasi dengan anggota
kelompok dalam menyusun mind mapping dari berbagai sumber
acuan sesuai dengan materi yang dipelajari. Guru membimbing
peserta didik dalam berkomunikasi.
c) Menjadi lebih kreatif, setelah berkomunikasi, peserta didik
bersama anggota kelompok untuk menjadi lebih kreatif
melakukan kegiatan berdiskusi dalam pembuatan dan
penyusunan mind mapping. Guru sebagai tutor memberikan
motivasi dan membimbing peserta didik dalam menjadi lebih
kreatif.
d) Menyelesaikan masalah, pada tahap ini peserta didik melakukan
diskusi untuk menyelesaikan masalah yang dijumpai dengan
anggota kelompoknya selama pembuatan mind mapping. Guru
berkeliling dan membantu peserta didik dalam menyelesaikan
masalah bila masalah dalam kelompok tersebut belum dapat
diselesaikan.
e) Memusatkan perhatian, setelah kegiatan diskusi menyelesaikan
masalah selesai dilakukan maka kegiatan selanjutnya yaitu
presentasi. Peserta didik memusatkan perhatian kepada anggota
kelompok yang bersedia untuk menjadi presentator. Guru
meminta peserta didik dalam memusatkan perhatian ketika
190
presentasi mind mapping dilakukan.
f) Belajar lebih cepat dan efisien, ketika kegiatan presentasi mind
mapping dilakukan peserta didik belajar lebih cepat dan efisien,
Guru membimbing dan mengintruksikan peserta didik dalam
belajar lebih cepat dan efisien.
g) Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, setelah kegiatan
presentasi dilakukan, peserta didik menyusun dan menjelaskan
pikiran-pikiran dengan cara dibahas dan dikaji secara bersama-
sama terhadap hasil mind mapping yang dipresentasikan. Guru
membimbing dan memotivasi peserta didik dalam menyusun
dan menjelaskan pikiran-pikiran.
h) Melatih “gambar keseluruhan”, setelah kegiatan menyimpulkan
materi pembelajaran menggunakan hasil mind mapping dalam
mengingat dengan lebih baik, peserta didik melatih “gambar
keseluruhan”. Guru meminta peserta didik untuk mengubah arah
berfikir secara spontan dalam melatih “gambar keseluruhan”
ketika melakukan koreksi hasil mind mapping.
i) Mengingat dengan lebih baik, setelah peserta didik selesai
melatih “gambar keseluruhan”, peserta didik berusaha
mengingat dengan lebih baik dengan menyimpulkan materi
pembelajaran menggunakan hasil mind mapping yang
dibuatnya. Guru mendorong peserta didik dalam mengingat
dengan lebih baik ketika memberikan penguatan kesimpulan
yang diperoleh dari hasil mind mapping peserta didik.
3) Kegiatan Penutup (10 menit)
a) Membuat kesimpulan
Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya tentang
materi dan sekaligus memberikan kesimpulan selanjutnya guru
191
memberi tanggapan dan penguatan terhadap pendapat-pendapat
peserta didik untuk selanjutnya dibuatlah kesimpulan dengan
merujuk pada referensi atau pendapat para ahli. Pajak adalah
instrumen yang penting, baik untuk membiayai penyelenggaraan
negara, menyehatkan ekonomi, maupun untuk secara tidak
langsung meratakan pendapatan. Seandainya sistem perpajakan
kita rapi dan efektif, boleh jadi Indonesia tidak perlu berhutang
lagi pada bank dunia.
b) Peserta didik menyebutkan nilai-nilai yang terdapat dalam
materi yang telah dipelajari seperti nilai tekun, ketelitian.
Karena pajak sebagai sumber pendapatan negara sangat penting
untuk membiayai pembangunan terutama belanja rutin,
pemerintah berupaya terus meningkatkan penerimaan dari sektor
pajak ini. Dalam perhitungan antara penerimaan pajak untuk
membiayai belanja rutin harus diperhitungkan dengan ketelitian
yang sangat tinggi. Dan selalu tekun dalam mempelajari materi
karena kita harus berfikir secara kreatif ini juga seperti
pendapatan negara yang tidak mengandalkan ekspor migas yang
suatu saat nanti akan habis. Oleh sebab itu, sumber utama
pendapatan negara di luar ekspor migas dimaksimalkan.
c) Guru menginformasikan bahwa pertemuan berikutnya yaitu
presentasi 2 kelompok selanjutnya dari hasil dari mind mapping
yang dibuat hari ini.
d) Sebelum diakhiri kegiatan belajar mengajar untuk menambah
referensi dan pengetahuan diberikan tugas mencari artikel
berjumlah 2 mengenai wajib pajak yang melakukan
penunggakan membayar pajak. Tugas tersebut dikumpulkan
minggu depan.
192
e) Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengintruksikan
peserta didik duduk kembali sesuai dengan sebelum pelajaran
tadi yang kemudian dilanjutkan saling menepuk bahu sambil
mengucapakan semangat pasti bisa.
4. Pertemuan II (kedua)
a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1) Pembukaan (peserta didik berdiri dan memberi hormat kepada guru
kemudian dilanjutkan dengan presensi dengan menanyakan
kehadiran dan bila ada yang tidak masuk maka ditanya terlebih
lanjut alasan dan bukti surat ijin tertulis).
2) Apersepsi
Memperlihatkan tugas kemarin dan dibahas sebentar yaitu artikel
berjumlah 2 mengenai wajib pajak yang melakukan penunggakan
membayar pajak. Pemungutan pajak mempunyai dasar hukum, maka
pajak dapat dipaksakan. Artinya kepada para wajib pajak yang tidak
membayar pajaknya, pajak bisa ditagih dengan kekerasan dan perlu
dengan surat paksa, sita dan sandera.
3) Motivasi
Marilah kita pahami bahwa melalui perpajakan, pemerintah dapat
mengarahkan kegiatan dan kehidupan ekonomi kita sesuai dengan
yang dicita-citakan bersama, yaitu terciptanya masyarakat yang adil
dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Untuk itu kalian
sebagai peserta didik harus mempelajari materi berikut ini dengan
seksama.
4) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu:
a) Mengidentifikasi perkembangan kebijakan dan tindakan
pemerintah kolonial.
b) Mendefinisikan prinsip-prinsip perpajakan.
193
c) Mendefinisikan fungsi pajak.
d) Menguraikan contoh pajak dalam keluarga
b. Kegiatan Inti (65 menit)
1) Mengarahkan peserta didik untuk berdiri dan bergeser sesuai
dengan denah tempat duduk selanjutnya membentuk kelompok
sesuai dengan kesepakatan bersama menyuarakan yel-yel yaitu
saya datang, saya belajar, saya senang, hore-hore kami pasti bisa.
2) Melakukan presentasi 2 kelompok berikutnya dengan ketentuan
waktu (2 x 15 menit).
3) Peserta didik dibagikan lembar tes pemahaman. Waktu
mengerjakan tes 25 menit.
c. Kegiatan Penutup (15 menit)
1) Membuat kesimpulan
Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi
dan sekaligus memberikan kesimpulan selanjutnya guru
memberikan tanggapan dan penguatan terhadap pendapat-pendapat
peserta didik untuk selanjutnya dibuatlah kesimpulan dengan
merujuk pada referensi atau pendapat para ahli. Walaupun identik
dengan penjajahan, kolonial dan imperalisme barat memiliki sisi
positif disamping sisi negarif. Namun pada kenyataannya, hanya
sisi negatiflah yang dialami rakyat Indonesia. Sisi positif hanya
dinikmati kalangan Indonesia tertentu, yakni para penguasa dan
kaum feodal.
2) Peserta didik menyebutkan nilai-nilai yang terdapat dalam materi
yang telah dipelajari seperti nilai tekun, ketelitian. Akibat
berlakunya ekonomi uang banyak orang terpikat menjadi kuli
kontrak di perkebunan (merasakan dapat upah), ini merupakan
contoh pengalaman yang dapat kita ambil pelajarannya yaitu kita
194
harus tekun belajar dan teliti dalam mengelola uang karena bila
tidak bisa mengelola uang maka kita akan terjebak pada sesuatu
yang tidak kita inginkan.
3) Pemberian hadiah bagi peserta didik dan kelompok yang telah
memenuhi kriteria yang ditentukan.
4) Sebelum diakhiri kegiatan belajar mengajar untuk menambah
referensi dan pengetahuan diberikan tugas yaitu membawa struk
bukti pembayaran pajak yang ditanggung keluarga.
5) Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengintruksikan
peserta didik duduk kembali sesuai dengan sebelum pelajaran IPS
dilanjutkan saling menepuk bahu sambil mengucapakan semangat
pasti bisa.
L. Penilaian
3. Kisi-kisi
Indikator Pencapaian
Tekik Penilaian
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
1. Mengidentifikasi kebijakan dan tindakan pemerintah colonial
Tes tertulis
uraian Sebutkan 2 peraturan yang ditetapkan dalam rangka melaksanakan sistem tanam paksa!
2. Mendefinisikan prinsip-prinsip perpajakan
Tes tertulis
uraian Sebutkan 4 prinsip (syarat) pemungutan pajak!
3. Mendefinisikan fungsi pajak
Tes tertulis
Pilihan ganda
Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluarannya disebut fungsi …. a. Pengaturan b. Budgeter c. regulatory d. stabilitas
4. Menguraikan contoh pajak dalam keluarga
Tes tertulis
uraian Apakah objek pajak bumi dan bangunan?
195
Kunci Jawaban 1. Peraturan yang ditetapkan dalam rangka melaksanakan sistem tanam
paksa: a. Rakyat harus menyediakan 1/5 dari tanah miliknya untuk tanaman
ekspor, seperti kopi, tebu, teh dan tembakau serta tanah tersebut harus bebas pajak tanah.
b. Waktu tanam dari setiap tanaman tersebut tidak boleh lebih dari waktu pemeliharaan padi.
c. Kerusakan tanaman akibat bencana alam ditanggung oleh pemerintah Belanda.
d. Hasil tanaman rakyat tersebut diserahkan kepada Belanda dengan harga yang telah ditentukan oleh pemerintah Belanda.
e. Bagi petani yang tidak memiliki tanah dipekerjakan pada perkebunan atau pabrik milik pemerintah selama 66 hari.
2. prinsip (syarat) pemungutan pajak! a. prinsip kesamaan/keadilan (equity) b. prinsip kepastian (certainty) c. prinsip kecocokan/kelayakan (convenience) d. prinsip ekonomi (economy)
3. B. Budgeter
4. Objek pajak bumi dan bangunan yaitu: a. Bumi: permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada di bawahnya. b. Bangunan: konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap
pada tanah dan atau perairan.
Pedoman Penilaian
Bentuk Soal No. Soal Skor Benar Pilihan Ganda 1 – 10 10 @1 Uraian 1 – 5 10 @2 Skor Maksimal 20
196
Nilai = 100%
Pedoman Penilaian Kreativitas
b. Lembar Pengamatan
No. Nama
Siswa
Aspek yang Diamati Jumlah
nilai
a.
1
a.
2
a.
3
a.
4
a.
5
a.
6
a.
7
a.
8
a.
9
a.10
2.
32.
Catatan: Skor diisi dengan angka 1 sampai 4 dengan kriteria terlampir.
Wonosari, April 2012
Guru Mapel IPS, Peneliti
Tutik Pujirahayu, S.Pd. Yumi Hartati
NIP. 19590904 197903 2 002 NIM. 08416241012
197
PERANGKAT PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS III
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Satuan Pendidikan : SMP/MTs
Kelas/Semester : VIII/2
Tahun Pelajaran : 2011/2012
Nama : Yumi Hartati
NIM : 08416241012
Sekolah : SMP N 4 Wonosari
SMP N 4 WONOSARI
Alamat: Ngerboh, Piyaman, Wonosari
GUNUNGKIDUL
Lampiran 4
198
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMP N 4 Wonosari
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : VIII/2
Tahun Pelajaran : 2011/2012
Standar Kompetensi :
2. Memahami proses kebangkitan nasional
7. Memahami kegiatan perekonomian Indonesia
Kompetensi Dasar :
2.1 Menjelaskan proses perkembangan kolonialisme dan imperalisme Barat serta
pengaruh yang ditimbulkan di berbagai daerah
7.3 Mendeskripsikan fungsi pajak dalam perekonomian nasional
Indikator
5. Mengidentifikasi pengaruh yang ditimbulkan atas kebijakan-kebijakan
pemerintah kolonial di berbagai daerah.
6. Menguraikan sistem pemungutan pajak
7. Mengidentifikasikan sanksi-sanksi terhadap wajib pajak yang melalaikan
kewajibannya
8. Memberikan gambaran orang bijak taat pajak
Alokasi Waktu : 4 X 40 menit (2 pertemuan)
M. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai kegiatan pembelajaran, peserta didik dapat:
1. Mengidentifikasi pengaruh yang ditimbulkan atas kebijakan-kebijakan
pemerintah kolonial di berbagai daerah.
2. Menguraikan sistem pemungutan pajak.
3. Mengidentifikasikan sanksi-sanksi terhadap wajib pajak yang melalaikan
kewajibannya.
4. Memberikan gambaran orang bijak taat pajak.
199
Karakter siswa yang diharapkan: disiplin, rasa hormat dan perhatian, tanggung
jawab, tekun, ketelitian.
N. Materi Ajar
1. Pengaruh yang ditimbulkan oleh kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial
di berbagai daerah
Masuknya kekuasaan Barat ke Indonesia telah membawa perubahan dan
bahkan kegoncangan dalam kehidupan rakyat Indonesia. Perubahan itu
meliputi bidang politik, sosial, ekonomi dan budaya.
a. Bidang Politik
Semenjak awal abad ke-19 penguasa Belanda mulai mengadakan
pembaruan politik kolonial. Pengaruh Belanda semakin kuat karena
intervensi yang intensif dalam persoalan-persoalan intern negara seperti
dalam soal pergantian tahta, pengangkatan pejabat birokrasi ataupun
campur tangan dalam menentukan kebijakan politik negara. Akibat
yang terjadi dari tindakan pemerintah itu timbul perubahan tata
kehidupan di kalangan rakyat Indonesia. Tindakan pemerintah Belanda
untuk menghapus kedudukan menurut adat penguasa pribumi dan
menjadikan mereka pegawai pemerintah, meruntuhkan kewibawaan
penguasa pribumi. Secara administratif para bupati ditempatkan di
bawah pemrintah kolonial. Hubungan rakyat dengan para bupati
terbatas pada soal administratif dan pungutan pajak. Hak-hak yang
diberikan oleh adat hilang. Kepemilikan tanah lungguh atau tanah
jabatan dihapus dan diganti dengan gaji. Upacara tata laksana yang
berlaku di istana kerajaan juga disederhanakan. Dengan demikian
ikatan tradisi dalam kehidupan pribumi menjadi lemah.
200
b. Bidang sosial ekonomi
Dengan masuknya sistem ekonomi uang, maka beban rakyat bertambah
berat. Sistem ekonomi uang memudahkan bagi pelaksana pemungutan
pajak, peningkatan perdagangan hasil bumi, lahirnya buruh upahan,
masalah tanah dan penggarapannya. Sistem penyewaan tanah dan
praktik-praktik pemerasan dan penindasan yang dilakukan oleh
penguasa dalam menjalankan pemungutan pajak, kerja paksa,
penyewaan tanah dan penyelewengan lainnya, telah menjadikan rakyat
menjadi lemah. Mereka tidak memiliki tempat berlindung dan tempat
untuk mengatakan keberatan-keberatan yang mereka rasakan. Tidak
mengherankan apabila kebijakan kolonial tersebut menimbulkan rasa
antipati di kalangan rakyat, yang dapat menuju ke arah timbulnya
perlawanan-perlawanan.
c. Bidang kebudayaan
Dalam bidang kebudayaan, pengaruh kehidupan barat di nusantara
makin meluas. Cara pergaulan, gaya hidup, cara berpakaian, bahasa dan
pendidikan barat mulai di kenal di kalangan atas. Sementara itu,
beberapa tradisi di kalangan penduduk mulai luntur dan hilang. Selain
itu sekolah sudah mulai didirikan tetapi tujuannya untuk kepentingan
penjajah. Tantangan yang kuat datang dari para pemimpin agama yang
memandang bahwa kehidupan barat bertentangan dengan norma agama.
Dalam suasana kritis, pandangan keagamaan ini dijadikan dasar ajakan
untuk melakukan perlawanan.
2. Sistem Pemungutan Pajak
a. Official asseesment system
Official asseesment system yaitu suatu sistem pemungutan pajak yang
memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan
besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Ciri-cirinya:
201
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada
fiskus.
2) Wajib pajak bersifat pasif.
3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh
fiskus.
b. Self-assessment system
Yaitu suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang
terutang. Ciri-cirinya:
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada
wajib pajak sendiri.
2) Wajib pajak aktif, mulai dari menghitung menyetor dan
melaporkan sendiri terutangnya.
3) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
c. With holding system
With holding system yaitu suatu sistem pemungutan pajak yang
memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib
pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang
terutang oleh wajib pajak. Ciri-cirinya:
1) Wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada
pihak ketiga, yaitu pihak yang bukan fiskus maupun wajib pajak.
3. Sanksi Pajak
Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti atau
ditaati atau dipatuhi. Atau alat pencegah (preventif) agar wajib pajak tidak
melanggar norma perpajakan. Pengetahuan tentang sanksi dalam
perpajakan menjadi penting karena pemerintah Indonesia memilih
menerapkan self assessment system dalam rangka pelaksanaan
202
pemungutan pajak. Berdasarkan sistem ini, wajib pajak diberikan
kepercayaan untuk menghitung menyetor dan melaporkan pajaknya
sendiri. Untuk dapat menjalankan dengan baik maka setiap wajib pajak
memerlukan pengetahuan pajak, baik dari segi peraturan maupun secara
administrasinya.
Membayar pajak merupakan kewajiban setiap wajib pajak. Oleh
karena itu, wajib pajak yang lalai dalam membayar pajak akan dikenakan
sanksi. Kelalaian dalam membayar pajak pajak dapat berupa terlambat
membayar pajak, membayar pajak tidak sesuai dengan jumlah
kewajibannya ataupun tidak membayar pajak sama sekali. Bagi wajib
pajak yang lalai dalam membayar pajak, maka akan dikenakan sanksi
administratif yang dapat berupa bunga, denda, ataupun kenaikan/tambahan
jumlah pembayaran. Jenis sanksi yang diberikan tergantung dari jenis
kelalaian yang diperbuat. Berikut ini adalah beberapa sanksi yaitu:
a. Wajib pajak yang terlambat atau tidak memberikan laporan bulanan
akan dikenakan sanksi berupa denda.
b. Wajib pajak yang tidak atau kurang dalam membayar pajak, tetapi
memberikan laporan bulanan, ia akan dikenakan sanksi berupa bunga.
c. Wajib pajak yang tidak atau kurang dalam membayar pajak dan tidak
memberikan laporan bulanan akan dikenakan sanksi berupa kenaikan
atau tambahan jumlah pembayaran.
d. Selain sanksi tersebut, wajib pajak yang lalai dalam membayar pajak
juga dapat dikenakan sanksi berupa tahanan penjara. Sanksi ini
diberikan bagi wajib pajak yang memiliki tunggakan pajak dengan
jumlah yang besar yaitu diatas seratus juta rupiah.
4. Orang Bijak Taat Pajak
Dari sudut yuridis, pajak memang mengandung unsur pemaksaan.
Artinya, jika kewajiban perpajakan tidak dilaksanakan, maka ada
203
konsekuensi hukum bisa terjadi. Konsekuensi hukum tersebut adalah
pengenaan sanksi-sanksi perpajakan. Pada hakikatnya, pengenaan sanksi
perpajakan diberlakukan untuk menciptakan kepatuhan wajib pajak dalam
melaksanakan kewajiban perpajakannya. Itulah sebabnya penting bagi
wajib pajak memahami sanksi-sanksi perpajakan sehingga mengetahui
konsekuensi hukum dari apa yang dilakukan ataupun tidak dilakukan.
Para wajib pajak yang membayar pajak dengan taat berarti telah
melaksanakan salah satu kewajibannya sebagai warga negara. Dan orang
tersebut bisa digambarkan dengan orang bijak taat pajak. Ia telah ikut serta
membantu pemerintah membiayai berbagai pengeluaran untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Atas pajak yang telah dibayarkan
pada negara, para wajib pajak juga berhak mendapatkan pendidikan,
kebebasan untuk memilih agama, fasilitas kesehatan, sarana dan prasarana
publik. Dengan dikeluarkannya berbagai undang-undang perpajakan,
diharapkan pemungutan pajak dari para wajib pajak berjalan semakin
tertib. Salah satu indikatornya adalah peningkatan jumlah pajak yang
diterima pemerintah dari tahun ke tahun.
O. Metode Pembelajaran
Metode Mind Mapping
P. Sumber, Alat dan Bahan Pembelajaran
5. Buku
Fattah, Sanusi. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial: untuk SMP/MTs kelas
VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional.
Sutarto,dkk. 2008. IPS: untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Suparman, dkk. 2007. Sejarah 2. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
6. Foto dan gambar (terlampir).
204
Q. Langkah-langkah Pembelajaran
5. Pertemuan I (pertama)
h. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1) Pembukaan (peserta didik berdiri dan memberi hormat kepada guru
kemudian dilanjutkan dengan presensi dengan menanyakan
kehadiran dan bila ada yang tidak masuk maka ditanya terlebih
lanjut alasan dan bukti surat ijin tertulis).
2) Apersepsi
Memperlihatkan tugas kemarin dan dibahas sebentar yaitu struk
bukti pembayaran pajak yang ditanggung keluarga. Semisalnya
struk PBB maka dalam hal ini bahwa PBB merupakan pajak yang
ditanggung oleh keluarga. Selanjutnya dengan melihat gambar
bangunan, gambar jalan (terlampir) yang terlihat bagus tersebut.
Sudah bisa dipastikan bahwa pembangunan tersebut membutuhkan
uang, uang tersebut bersumber dari pajak yang dibayarkan oleh
wajib pajak yang sesuai dengan ketentuan. Dari proses
pembangunan itulah para wajib pajak dapat menikmati kembali
uang yang telah disetor kepada pemerintah lewat pajak secara tidak
langsung.
3) Motivasi
Marilah kita pahami jika pungutan pajak dilakukan secara bersih
dan berdisiplin, penerimaan negara akan sangat memadai sehingga
pemerintah tidak perlu mengemis bantuan kesana kemari. Sejalan
dengan itu, para pejabat juga tidak perlu membebani pengusaha
besar dengan berbagai pungutan liar yang ujung-ujungnya hanya
menyuburkan premanisme dalam ekonomi bangsa. Untuk itu kalian
sebagai peserta didik harus mempelajari materi berikut ini dengan
seksama.
205
4) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu:
a) Mengidentifikasi pengaruh yang ditimbulkan atas kebijakan-
kebijakan pemerintah kolonial di berbagai daerah.
b) Menguraikan sistem pemungutan pajak.
c) Mengidentifikasikan sanksi-sanksi terhadap wajib pajak yang
melalaikan kewajibannya.
d) Memberikan gambaran orang bijak taat pajak.
i. Kegiatan Inti (60 menit)
1) Penyampaian mengenai materi pembelajaran selama 15 menit.
Mengarahkan peserta didik untuk berdiri dan bergeser sesuai denah
tempat duduk dengan menyuarakan yel-yel yaitu saya datang, saya
belajar, saya senang, hore-hore kami pasti bisa kemudian
membentuk menjadi 4 kelompok yang telah ditentukan
sebelumnya. Presentasi dilakukan oleh 2 kelompok pertama dengan
ketentuan waktu (2x15 menit).
2) Penerapan metode pembelajaran mind mapping:
a) Merencanakan, pada tahap ini peserta didik merencanakan
pembuatan mind mapping. Guru menginformasikan peserta
didik dalam merencanakan pembuatan mind mapping secara
individu.
b) Berkomunikasi, setelah merencanakan pembuatan mind
mapping kemudian peserta didik berkomunikasi dengan anggota
kelompok dalam menyusun mind mapping dari berbagai sumber
acuan sesuai dengan materi yang dipelajari. Guru membimbing
peserta didik dalam berkomunikasi.
c) Menjadi lebih kreatif, setelah berkomunikasi, peserta didik
bersama anggota kelompok untuk menjadi lebih kreatif
melakukan kegiatan berdiskusi dalam pembuatan dan
206
penyusunan mind mapping. Guru sebagai tutor memberikan
motivasi dan membimbing peserta didik dalam menjadi lebih
kreatif.
d) Menyelesaikan masalah, pada tahap ini peserta didik melakukan
diskusi untuk menyelesaikan masalah yang dijumpai dengan
anggota kelompoknya selama pembuatan mind mapping. Guru
berkeliling dan membantu peserta didik dalam menyelesaikan
masalah bila masalah dalam kelompok tersebut belum dapat
diselesaikan.
e) Memusatkan perhatian, setelah kegiatan diskusi menyelesaikan
masalah selesai dilakukan maka kegiatan selanjutnya yaitu
presentasi. Peserta didik memusatkan perhatian kepada anggota
kelompok yang bersedia untuk menjadi presentator. Guru
meminta peserta didik dalam memusatkan perhatian ketika
presentasi mind mapping dilakukan.
f) Belajar lebih cepat dan efisien, ketika kegiatan presentasi mind
mapping dilakukan peserta didik belajar lebih cepat dan efisien,
Guru membimbing dan mengintruksikan peserta didik dalam
belajar lebih cepat dan efisien.
g) Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, setelah kegiatan
presentasi dilakukan, peserta didik menyusun dan menjelaskan
pikiran-pikiran dengan cara dibahas dan dikaji secara bersama-
sama terhadap hasil mind mapping yang dipresentasikan. Guru
membimbing dan memotivasi peserta didik dalam menyusun
dan menjelaskan pikiran-pikiran.
h) Melatih “gambar keseluruhan”, setelah kegiatan menyimpulkan
materi pembelajaran menggunakan hasil mind mapping dalam
mengingat dengan lebih baik, peserta didik melatih “gambar
keseluruhan”. Guru meminta peserta didik untuk mengubah arah
207
berfikir secara spontan dalam melatih “gambar keseluruhan”
ketika melakukan koreksi hasil mind mapping.
i) Mengingat dengan lebih baik, setelah peserta didik selesai
melatih “gambar keseluruhan”, peserta didik berusaha
mengingat dengan lebih baik dengan menyimpulkan materi
pembelajaran menggunakan hasil mind mapping yang
dibuatnya. Guru mendorong peserta didik dalam mengingat
dengan lebih baik ketika memberikan penguatan kesimpulan
yang diperoleh dari hasil mind mapping peserta didik.
j. Kegiatan Penutup (10 menit)
1) Membuat kesimpulan
Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi
dan sekaligus memberikan kesimpulan selanjutnya guru memberi
tanggapan dan penguatan terhadap pendapat-pendapat peserta didik
untuk selanjutnya dibutalah kesimpulan dengan merujuk pada
referensi atau pendapat para ahli. Masuknya kekuasaan barat ke
Indonesia telah membawa perubahan dan bahkan kegoncangan
dalam kehidupan rakyat Indonesia. Perubahan itu meliputi bidang
politik, sosial, ekonomi dan budaya. Hal ini telah terjadi kembali
bahwa kita hidup dalam dunia yang mengglobal yaitu tanpa ada
batas-batas negara sepertinya. Oleh karena itu pengaruh-pengaruh
budaya asing sangat kental di negara Indonesia. Jangan pernah
berfikir bahwa budaya asing itu lebih baik daripada budaya kita
sendiri. Kalian sebgai generasi penerus harus menciptakan gerakan
menyintai budaya sendiri.
2) Peserta didik menyebutkan nilai-nilai yang terdapat dalam materi
yang telah dipelajari seperti nilai menghargai pendapat orang lain
dan belajar menghargai budaya nusantara.
208
3) Guru menginformasikan bahwa pertemuan berikutnya yaitu
presentasi 2 kelompok selanjutnya dari hasil dari mind mapping
yang dibuat hari ini.
4) Sebelum diakhiri kegiatan belajar mengajar untuk menambah
referensi dan pengetahuan diberikan kesempatan untuk bertanya
5) Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengintruksikan
peserta didik duduk kembali sesuai dengan sebelum pelajaran tadi
yang kemudian dilanjutkan saling menepuk bahu sambil
mengucapakan semangat pasti bisa.
6. Pertemuan II (kedua)
a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1) Pembukaan (peserta didik berdiri dan memberi hormat kepada guru
kemudian dilanjutkan dengan presensi dengan menanyakan
kehadiran dan bila ada yang tidak masuk maka ditanya terlebih
lanjut alasan dan bukti surat ijin tertulis).
2) Apersepsi
Bila kalian datang terlambat ke sekolah apakah ada sanksi?
Begitupun dengan keterlambatan dalam membayar pajak paasti
juga ada sanksinya. Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (norma
perpajakan) akan dituruti atau ditaati atau dipatuhi. Atau alat
pencegah (preventif) agar wajib pajak tidak melanggar norma
perpajakan.
3) Motivasi
Marilah kita pahami jika pungutan pajak dilakukan secara bersih
dan berdisiplin, penerimaan negara akan sangat memadai sehingga
pemerintah tidak perlu mengemis bantuan kesana kemari. Sejalan
dengan itu, para pejabat juga tidak perlu membebani pengusaha
209
besar dengan berbagai pungutan liar yang ujung-ujungnya hanya
menyuburkan premanisme dalam ekonomi bangsa. Untuk itu kalian
sebagai peserta didik harus mempelajari materi berikut ini dengan
seksama.
4) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu:
a) Mengidentifikasi pengaruh yang ditimbulkan atas kebijakan-
kebijakan pemerintah kolonial di berbagai daerah.
b) Menguraikan sistem pemungutan pajak.
c) Mengidentifikasikan sanksi-sanksi terhadap wajib pajak yang
melalaikan kewajibannya.
d) Memberikan gambaran orang bijak taat pajak.
b. Kegiatan Inti (60 menit)
1) Peserta didik mendengarkan penjelasan mengenai materi
pembelajaran selama 10 menit.
2) Mengarahkan peserta didik untuk berdiri dan bergeser sesuai denah
tempat duduk sambil menyuarakan yel-yel yaitu saya datang, saya
belajar, saya senang, hore-hore kami pasti bisa.
3) Melakukan presentasi 2 kelompok berikutnya dengan ketentuan
waktu (2 x 15 menit).
4) Peserta didik dibagikan lembar tes pemahaman. Waktu
mengerjakan tes 25 menit.
c. Kegiatan Penutup (10 menit)
1) Membuat kesimpulan
Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi
dan sekaligus memberikan kesimpulan selanjutnya guru
memberikan tanggapan dan penguatan terhadap pendapat-pendapat
peserta didik untuk selanjutnya dibuatlah kesimpulan dengan
merujuk pada referensi atau pendapat para ahli. Marilah kita
210
pahami bahwa melalui perpajakan, pemerintah dapat mengarahkan
kegiatan dan kehidupan ekonomi kita sesuai dengan yang dicita-
citakan bersama, yaitu terciptanya masyarakat yang adil dan
makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Orang bijak taat
pajak. Demikianlah slogan himbauan bagi warga Negara supaya
membayar pajak. Mengapa kita harus membayar pajak? Lihatlah
sekolahanmu, jalan,dan jembatan di sekitarmu! Pajak digunakan
untuk membangun semua itu. Penghasilan utama pemerintah
berasal dari pajak. Jadi, jika kita tidak membayar pajak, maka
pemerintah akan kekurangan dana untuk membangun negara.
2) Peserta didik menyebutkan nilai-nilai yang terdapat dalam materi
yang telah dipelajari seperti nilai tanggung jawab dan disiplin,
tanggung jawab terhadap kewajiban sebagai wajib pajak yaitu taat
pajak dan disiplin dalam membayar pajak agar tidak diberi sanksi.
3) Sebelum diakhiri kegiatan belajar mengajar untuk menambah
referensi dan pengetahuan diberikan kesempatan untuk bertanya.
4) Pemberian hadiah bagi peserta didik dan kelompok yang telah
memenuhi kriteria yang ditentukan.
5) Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengintruksikan
peserta didik duduk kembali sesuai dengan sebelum pelajaran IPS
yang kemudian dilanjutkan saling menepuk bahu sambil
mengucapakan semangat pasti bisa.
211
R. Penilaian
4. Kisi-kisi
Indikator Pencapaian Tekik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Contoh Instrumen
1. Mengidentifikasi
pengaruh yang
ditimbulkan atas
kebijakan-kebijakan
pemerintah kolonial
di berbagai daerah.
Tes
tertulis
Uraian Masuknya kekuasaan Barat
ke Indonesia telah
membawa perubahan dan
bahkan kegoncangan
dalam kehidupan rakyat
Indonesia. Perubahan
dalam bidang apakah itu?
2. Menguraikan sistem
pemungutan pajak
Tes
tertulis
Uraian Sebutkan 3 ciri-ciri system
pemungutan pajak official
assessement system?
3. Mengidentifikasikan
sanksi-sanksi
terhadap wajib
pajak yang
melalaikan
kewajibannya
Tes
tertulis
Pilihan
ganda
Sanksi administrasi
berupa….
e. Denda, bunga dan
kenaikan
f. Denda, bunga dan
teguran
g. Bunga, kenaikan dan
teguran
h. Kenaikan, teguran dan
perdata
4. Memberikan
gambaran orang
bijak taat pajak
Tes
tertulis
uraian Apa pendapatmu tentang
pernyataan “orang bijak
taat pajak”?
212
Kunci Jawaban
1. Masuknya kekuasaan Barat ke Indonesia telah membawa perubahan dan
bahkan kegoncangan dalam kehidupan rakyat Indonesia. Perubahan dalam
bidang meliputi bidang politik, sosial, ekonomi dan budaya.
2. Ciri-cirinya:
4. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada
fiskus.
5. Wajib pajak bersifat pasif.
6. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh
fiskus.
3. A. Denda, bunga dan kenaikan
4. “orang bijak taat pajak” mengandung arti bahwa kelancaran dan
keberhasilan pembangunan suatu negara merupakan tanggung jawab
bersama antara pemerintah dan masyarakat. Salah satu bentuk tanggung
jawab masyarakat kepada negara adalah dengan membayar pajak. Pajak
merupakan suatu kewajiban sekaligus bentuk pengabdian dan peran aktif
warga negara dalam rangka ikut melaksanakan pembangunan nasional
dengan cara mentaati membayar pajak maka bisa dikatakan sebagai orang
yang bijak karena fungsi dari pajak sangat mempengaruhi perekonomian
nasional.
Pedoman Penilaian
Nilai = 100%
Bentuk Soal No. Soal Skor Benar
Pilihan Ganda 1 – 10 10 @1
Uraian 1 – 5 10 @2
Skor Maksimal 20
213
5. Pedoman Penilaian
c. Lembar Pengamatan Kreativitas
No. Nama
Siswa
Aspek yang Diamati Jml
nilai
a.
1
a.
2
a.
3
a.
4
a.
5
a.
6
a.
7
a.
8
a.
9
a.10
3.
32.
Catatan: Skor diisi dengan angka 1 sampai 4 dengan kriteria terlampir.
Wonosari, April 2012
Guru Mapel IPS, Peneliti
Tutik Pujirahayu, S.Pd. Yumi Hartati
NIP. 19590904 197903 2 002 NIM. 08416241012
214
LEMBAR PENILAIAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
DALAM PENERAPAN METODE MIND MAPPING
Nama Sekolah : SMP N 4 Wonosari Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas/Semester : VIII C/ 2 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Berilah tanda “√” pada kolom yang sesuai dengan pengamatan anda.
1. Belum Baik 2. Cukup Baik 3. Baik 4. Sangat Baik
No. Fokus Penilaian Butir Penilaian 1 2 3 4 A. Perumusan tujuan
pembelajaran
1. Kejelasan rumusan
pembelajaran IPS dengan
metode mind mapping
2. Kesesuaian Kompetensi Dasar
B. Pemilihan dan
pengorganisasian
maateri ajar
1. Kesesuaian materi ajar dengan:
a. Tujuan pembelajaran IPS
dengan metode mind
mapping
b. Karakteristik peserta didik
2. Keruntutan dan sitematika
materi ajar IPS
C. Pemilihan
media/alat
pembelajaran
Kesesuaian media/alat dengan:
1. Tujuan pembelajaran IPS
dengan metode mind mapping
2. Materi pembelajaran IPS
3. Karakteristik peserta didik
215
Telah dinilai oleh tim ahli
Penilai
NIP.
D. Skenario/Kegiatan
Pembelajaran
1. Kesesuaian strategi dan metode
pembelajaran dengan:
a. Tujuan pembelajaran IPS
dengan metode mind
mapping
b. Materi pembelajaran IPS
c. Karakteristik peserta didik
2. Kesesuaian langkah
pembelajaran dengan KD dan
alokasi waktu
E. Pemilihan Sumber
Belajar
Kesesuaian sumber belajar dengan:
1. Tujuan pembelajaran IPS
dengan metode mind mapping
2. Materi pembelajaran IPS
3. Karakteristik peserta didik
F. Penilaian Hasil
Belajar
1. Kesesuaian teknik penilaian
dengan tujuan pembelajaran IPS
dengan metode mind mapping
2. Kejelasan prosedur penilaian
3. Kelengkapan intrumen
Jumlah Skor
No. Nama 7 April 11 April 18 April 2 Mei
9 Mei 16 Mei 23 Mei
1. Abdul Sofyan Aziz . . . . . . .
216
Wonosari, Mei 2012
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Tutik Pujirahayu, S.Pd. Yumi Hartati
NIM. 19590904 197903 2 002 NIM. 08416241012
2. Adi Mukti Sudrajat . . . . . . . 3. Afsari Krismonica Artha . . . . . . . 4. Arofik Nur Rohman . . . . . . . 5. Bayu Prihantoro . . . . . . . 6. Beti Prastiwi . . . . . . . 7. Dian Ayu Andriani . . . . . . . 8. Dwi Setyo Nugraha . . . . . . . 9. Eko Vajarianto . . . . . . . 10. Erna Purnama Safitri . . . . . . . 11. Erwin Pratama . . . . . . . 12. Fatimah Setya Damai . . . . . . . 13. Guntur Apriyadi . . . . . . . 14. Intan Sugiyarto . . . . . . . 15. Kalis Novia Rahayu . . . . . . . 16. Kristina Larasati . . . . . . . 17. Mella Muizrikah Zain . . . . . . . 18. Mey Indriastuti . . . . . . . 19. Nurul Prastiwi . . . . . . . 20. Panggih Dwi Jayanti . . . . . . . 21. Putri Dwi Astuti . . . . . . . 22. Rendra Egi Santoso . . . . . . . 23. Risa Meilani . . . . . . . 24. Rohmat Tri Saputra . . . . . . . 25. Roni Bambang Nugroho . . . . . . . 26. Santi Rokhani . . . . . . . 27. Sinta Rokhana . . . . . . . 28. Sinung Dewi Prabawanti . . . . . . . 29. Wahyu Ramadhan Heru P. . . . . . . . 30. Welta Eni Prastiwi . . . . . . . 31. Yosua Christoper Sinai . . . . . . . 32. Yulian Raharjo . . . . . . . Persentase Kehadiran 100% 100% 100% 100
% 100% 100% 100%
Lampiran 5
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
SOAL TES DAN KUNCI JAWABAN
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Satuan Pendidikan : SMP/MTs
Kelas/Semester : VIII/2
Tahun Pelajaran : 2011/2012
SMP N 4 WONOSARI
Alamat: Ngerboh, Piyaman, Wonosari
GUNUNGKIDUL
Lampiran 10
232
SOAL TES SIKLUS I
A. Pilih jawaban yang benar diantara huruf a,b,c, dan d dengan memberi
tanda silang pada lembar jawab yang disediakan! 1. Bangsa Barat yang pertama kali menguasai kerajaan-kerajaan di nusantara
adalah …. a. Belanda b. Spanyol c. Inggris d. Portugis
2. Berikut ini yang bukan merupakan tujuan Belanda mendirikan VOC adalah …. a. Menghindarkan persaingan antar pengusaha Belanda b. Mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya c. Agar mampu bersaing dengan kongsi dagang dari bangsa lain seperti
Portugis dan Spanyol d. Membantu meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia
3. Iuran wajib setiap warga negara kepada pemerintah tanpa balas jasa langsung adalah …. a. Retribusi b. Pajak c. Pungutan Negara d. Sumbangan wajib
4. Pajak sebagai sumber pendapatan negara digunakan terutama untuk membiayai kegiatan-kegiatan seperti …. a. Belanja rutin b. Belanja pembangunan c. Membayar pinjaman d. Membayar bunga utang
5. Berikut yang bukan merupakan ciri-ciri pajak adalah …. a. Merupakan pungutan wajib yang dibayar wajib pajak kepada
pemerintah
TELAH DIVERIVIKASI
OLEH GURU MATA PELAJARAN IPS
Tanggal : …………………………
Tanda Tangan : …………………………
Nama Terang : …………………………
NIP : …………………………
233
b. Wajib pajak mendapatkan imbalan jasa (kontraprestasi) secara langsung c. Dipungut berdasarkan Undang-Undang d. Wajib pajak tidak mendapatkan imbalan jasa (kontraprestasi) secara
langsung 6. Ketentuan umum dan tata cara perpajakan diatur dalam Undang-undang ….
a. No. 16 tahun 1995 b. No. 16 tahun 2000 c. No. 17 tahun 2000 d. No. 18 tahun 2000
7. Yang bukan contoh pajak tidak langsung adalah …. a. Pajak Pertambahan Nilai b. Cukai rokok c. Bea materai d. Pajak Bumi dan Bangunan
8. Pajak daerah dan negara merupakan pembagian pajak atas …. a. Subjek b. Objek c. Wewenang pemungutan d. Sifat
9. NPWP harus dimiliki oleh setiap …. a. Subjek pajak b. Objek pajak c. Masyarakat d. Penduduk suatu daerah
10. Yang tidak termasuk unsur pajak adalah …. a. Subjek pajak b. Obejek pajak c. Tarif pajak d. Jenis pajak
A. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!
1. Deskripsikan 2 (dua) kebijakan yang sangat merugikan rakyat yang dilakukan gerakan penjajahan Belanda melalui VOC?
2. Uraian secara singkat alasan orang harus membayar pajak? 3. Berikan contoh pajak negara dan pajak daerah? 4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tarif pajak? 5. Uraikan hubungan antara Wajib Pajak dan Nomor Pokok Wajib Pajak?
234
KUNCI JAWABAN TES SIKLUS I A. Pilihan Ganda 1. D 2. D 3. B 4. A 5. B
6. B 7. D 8. C 9. A 10. D
B. Soal Uraian 1. Gerakan penjajahan Belanda melalui VOC yang didirikannya
diantaranya dengan menetapkan beberapa kebijakan yang sangat merugikan rakyat seperti: a. Menarik upeti dari raja-raja yang telah ditakhlukkan oleh Belanda b. Menarik pajak dari rakyat dalam bentuk hasil bumi c. Mengadakan pelayaran hongi d. Mengangkat seorang gubernut jenderal untuk mengawasi dan
melaksankan jalannya pemerintah di daerah dikuasainya. 2. Alasan orang harus membayar pajak yaitu
Membayar pajak merupakan salah satu kewajiban warga negara yang telah menjadi wajib pajak. Pajak merupakan sumber pendapatan yang utama bagi pendapatan dalam negeri. Oleh karena itu jika ada orang yang berusaha menghindar diri dari kewajiban untuk membayar pajak, sungguh orang tersebut sangat merugikan negara.
3. Perbedaan antara pajak negara dengan pajak daerah a. Pajak Negara (pusat)
Pajak negara yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negaRa. Contohnya: Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPn), Pajak atas barang mewah (PPnBM) dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
b. Pajak daerah Pajak daerah yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga pemerintah daerah. Contohnya: pajak reklame, pajak hiburan, pajak kendaraan bermotor dan pajak restoran.
4. Yang dimaksud dengan tarif pajak Tarif pajak adalah ketentuan tentang beberapa beban pajak yang harus dipikul oleh objek pajak.
5. Hubungan antara Wajib Pajak dan Nomor Pokok Wajib Pajak adalah: Setiap Wajib Pajak wajib mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak.
235
SOAL TES SIKLUS II A. Pilih jawaban yang benar diantara huruf a,b,c, dan d dengan memberi
tanda silang pada lembar jawab yang disediakan! 1. Salah satu nilai positif yang dapat dipetik dari sistem tanam paksa di
Indonesia adalah …. a. Indonesia pengekspor tembakau besar b. Melimpahnya hasil pertanian di Indonesia c. Meningkatnya kesejahteraan penduduk d. Masuknya teknik pertanian Barat di Indonesia
2. Selama Daendels berkuasa di Indonesia, banya terjadi kelaparan dan kematian, sebab ia melaksanakan kebijakan …. a. Kerja romusha b. Sewa tanah c. Kerja wajib d. Penyerahan wajib
3. Tanah yang tidak dikenakan pajak adalah tanah yang digunakan untuk …. a. Mendirikan perusahaan b. Fasilitas umum c. Rumah pejabat d. Pertokoan
4. Pajak berfungsi antara lain …. a. Sumber pendapatan utama setelah industri b. Sumber pendapatan negara yang utama setelah migas c. Sumber pendapatan utama setelah pertanian dan perkebunan d. Satu-satunya sumber pendapatan Negara
5. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi pajak adalah …. a. Fungsi budgetair b. Fungsi regularend c. Fungsi alokasi d. Fungsi stabilisasi
TELAH DIVERIVIKASI
OLEH GURU MATA PELAJARAN IPS
Tanggal : …………………………
Tanda Tangan : …………………………
Nama Terang : …………………………
NIP : …………………………
236
6. Objek pajak penghasilan adalah …. a. Produksi b. Biaya produksi c. Penghasilan d. Modal usaha
7. Yang tidak termasuk tarif pajak adalah …. a. Progresif b. Proporsional c. Regresif d. Degresif
8. Semakin besar pendapatan, semakin besar tarif pajak yang dikenakan. Sistem tarif seperti itu adalah ….
a. Progresif b. Sebanding c. Degresif d. Prospektif
9. Pemungutan pajak harus sesuai dengan kemampuan relatif dari setiap wajib pajak, ini merupakan prinsip …. a. Kecocokan b. Kesamaan c. Keamanan d. Kepastian
10. Biaya pemungutan pajak hendaknya tidak lebih besar daripada jumlah penerimaan pajaknya, ini merupakan prinsip …. a. Kepastian b. Ekonomi c. Ketepatan d. Keamanan
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas! 1. Deskripsikan 2 peraturan yang ditetapkan dalam rangka melaksanakan
sistem tanam paksa! 2. Berikan uraian mengenai 4 prinsip (syarat) pemungutan pajak! 3. Jelaskan bahwa pajak berfungsi sebagai pengatur (regulatory)? 4. Berikan 3 contoh pajak dalam keluarga! 5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan subjek dari PPN!
237
KUNCI JAWABAN SOAL TES SIKLUS II
A. Pilihan Ganda 1. D 2. C 3. B 4. B 5. C 6. C 7. C 8. A 9. B 10. B B. Uraian 1. Peraturan yang ditetapkan dalam rangka melaksanakan sistem tanam paksa:
a. Rakyat harus menyediakan 1/5 dari tanah miliknya untuk tanaman ekspor, seperti kopi, tebu, teh dan tembakau serta tanah tersebut harus bebas pajak tanah.
b. Waktu tanam dari setiap tanaman tersebut tidak boleh lebih dari waktu pemeliharaan padi.
c. Kerusakan tanaman akibat bencana alam ditanggung oleh pemerintah Belanda.
d. Hasil tanaman rakyat tersebut diserahkan kepada Belanda dengan harga yang telah ditentukan oleh pemerintah Belanda.
e. Bagi petani yang tidak memiliki tanah dipekerjakan pada perkebunan atau pabrik milik pemerintah selama 66 hari.
2. Empat (4) prinsip (syarat) pemungutan pajak! a. prinsip kesamaan/keadilan (equity) b. prinsip kepastian (certainty) c. prinsip kecocokan/kelayakan (convenience) d. prinsip ekonomi (economy)
3. Pajak berfungsi sebagai pengatur (regulatory) adalah Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur kegiatan-kegiatan ekonomi seperti kegiatan produksi, konsumsi, distribusi dan ekspor-impor. Misalnya agar orang mengurangi konsumsi minuman keras, maka pajak trhadap minuman keras harus dinaikkan.
4. Tiga (3) contoh pajak dalam keluarga yaitu: Contoh pajak yang ditaggung suatu keluarga adalah pajak penghasilan, pajak bumi dan bangunan, pajak pertambahan nilai dan pajak kendaraan bermotor.
5. Yang menjadi subjek dari PPN adalah …. Subjek dari PPN adalah pengusaha yang melakukan penyerahan barang kena pajak atau jasa kena pajak.
238
SOAL TES SIKLUS III
A. Pilih jawaban yang benar diantara huruf a,b,c, dan d dengan memberi
tanda silang pada lembar jawab yang disediakan! 1. Semenjak awal abad ke-19 penguasa Belanda mulai mengadakan pembaruan
politik kolonial di Indonesia terjadi perubahan penting di bidang politik, salah satu contohnya adalah …. a. Mempersempit areal pertanian b. Memeperkecil kekuasaan bupati c. Memperkecil pemungutan pajak tanah d. Membebaskan rakyat dari tanam paksa
2. History of Java adalah sebuah buku hasil karya Rafles berisi tentang …. a. Aturan-aturan pajak tanah di Jawa b. Cara-cara pemerintah yang baik c. Sistem politik masyarakat Jawa d. Sejarah kebudayaan dan keindahan Jawa
3. Sanksi administrasi berupa…. a. Denda, bunga dan kenaikan b. Denda, bunga dan teguran c. Bunga, kenaikan dan teguran d. Kenaikan, teguran dan perdata
4. Sistem pemungutan pajak dengan ketentuan wajib pajak memungut dan menghitung sendiri pajak yang harus dibayarkan, seperti itu dinamakan ….
a. Official assessment system b. Economic system c. Self assessment system d. Social system
5. System pemungutan pajak yang mempunyai salah satu ciri wajib pajak bersifat pasif adalah …. a. Semi self assessment b. With holding system c. Self-assessment system d. Official Asessment system
TELAH DIVERIVIKASI
OLEH GURU MATA PELAJARAN IPS
Tanggal : …………………………
Tanda Tangan : …………………………
Nama Terang : …………………………
NIP : …………………………
239
6. Yang tidak termasuk dalam sistem pemungutan pajak adalah …. a. With holding system b. Semi self assessment c. Official Asessment system d. Self-assessment system
7. Wajib pajak yang terlambat atau tidak memberikan laporan bulanan akan dikenakan sanksi berupa….
a. denda b. bunga c. tambahan jumlah pembayaran d. hukuman
8. Wajib pajak yang tidak atau kurang dalam membayar pajak, tetapi memberikan laporan bulanan, ia akan dikenakan sanksi berupa ….
a. denda b. tambahan jumlah pembayaran c. hukuman d. bunga
9. Wajib pajak yang tidak atau kurang dalam membayar pajak dan tidak memberikan laporan bulanan akan dikenakan sanksi berupa ….
a. hukuman b. denda c. tambahan jumlah pembayaran d. bunga
10. Suatu alat yang terakhir atau benteng hukum yang digunakan fiskus agar perpajakan dapat terpenuhi adalah …
a. Sanksi pidana b. Denda c. Bunga d. Kenaikan
B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!
1. Masuknya kekuasaan Barat ke Indonesia telah membawa perubahan dan bahkan kegoncangan dalam kehidupan rakyat Indonesia. Jelaskan perubahan dalam bidang apakah itu?
2. Coba terangkangkan 3 kelalaian dalam membayar pajak? 3. Uraikan 3 jenis sanksi pajak? 4. Uraikan pendapatmu tentang pernyataan bahwa “Orang bijak taat pajak”? 5. Coba terangkan 3 ciri-ciri system pemungutan pajak official assessement
system ?
240
KUNCI JAWABAN TES SIKLUS III
A. PILIHAN GANDA
1. B 2. D 3. A 4. C 5. D 6. B 7. A 8. D 9. C 10. A
B. Soal Uraian
1. Masuknya kekuasaan Barat ke Indonesia telah membawa perubahan dan bahkan kegoncangan dalam kehidupan rakyat Indonesia. Perubahan dalam bidang meliputi bidang politik, sosial, ekonomi dan budaya.
2. Tiga (3) kelalaian dalam membayar pajak yaitu …. a. terlambat membayar pajak b. membayar pajak tidak sesuai dengan jumlah kewajibannya c. tidak membayar pajak sama sekali
3. Tiga (3) jenis sanksi pajak yaitu …. Tiga (3) jenis sanksi pajak dapat berupa denda, bunga, atau kenaikan/tambahan jumlah pembayaran
4. pendapat tentang pernyataan bahwa “Orang bijak taat pajak” mengandung arti bahwa kelancaran dan keberhasilan pembangunan suatu negara merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Salah satu bentuk tanggung jawab masyarakat kepada negara adalah dengan membayar pajak. Pajak merupakan suatu kewajiban sekaligus bentuk pengabdian dan peran aktif warga negara dalam rangka ikut melaksanakan pembangunan nasional dengan cara mentaati membayar pajak maka bisa dikatakan sebagai orang yang bijak karena fungsi dari pajak sangat mempengaruhi perekonomian nasional.
5. Tiga (3) ciri-ciri system pemungutan pajak official assessement system yaitu Ciri-cirinya: a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus. b. Wajib pajak bersifat pasif. c. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus.
241
LEMBAR JAWAB TES Pilihan Ganda
Uraian ………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………..……………………………………………………….…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..……………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..……………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Kalian pasti bisa!
1. A B C D 2. A B C D 3. A B C D 4. A B C D 5. A B C D 6. A B C D 7. A B C D 8. A B C D 9. A B C D 10. A B C D
242
NILAI UJIAN AKHIR SEMESTER KELAS VIII C NO Nama Peserta Didik Nilai UAS Keterangan 1 Abdul Sofyan Aziz 40 Belum Tuntas 2 Adi Mukti Sudrajat 45 Belum Tuntas 3 Afsari Krismonica Artha W. 40 Belum Tuntas 4 Arofik Nur Rohman 45 Belum Tuntas 5 Bayu Prihantoro 50 Belum Tuntas 6 Beti Prastiwi 45 Belum Tuntas 7 Dian Ayu Andriani 50 Belum Tuntas 8 Dwi Setyo Nugraha 55 Belum Tuntas 9 Eko Vajarianto 50 Belum Tuntas 10 Erna Purnama Safitri 75 Tuntas 11 Erwin Pratama 55 Belum Tuntas 12 Fatimah Setya Damai 50 Belum Tuntas 13 Guntur Apriyadi 45 Belum Tuntas 14 Intan Sugiyarto 50 Belum Tuntas 15 Kalis Novia Rahayu 60 Belum Tuntas 16 Kristina Larasati 55 Belum Tuntas 17 Mella Muizrikah Zain 50 Belum Tuntas 18 Mey Indriastuti 50 Belum Tuntas 19 Nurul Prastiwi 45 Belum Tuntas 20 Panggih Dwi Jayanti 75 Tuntas 21 Putri Dwi Astuti 75 Tuntas 22 Rendra Egi Santoso 45 Belum Tuntas 23 Risa Meilani 70 Tuntas 24 Rohmat Tri Saputra 70 Tuntas 25 Roni Bambang Nugroho 40 Belum Tuntas 26 Santi Rokhani 75 Tuntas 27 Sinta Rokhana 45 Belum Tuntas 28 Sinung Dewi Prabawanti 40 Belum Tuntas 29 Wahyu Ramadhan Heru P. 40 Belum Tuntas 30 Welta Eni Prastiwi 75 Tuntas 31 Yosua Christoper Sinai 45 Belum Tuntas 32 Yulian Raharjo 30 Belum Tuntas Keterangan: sumber dokumentasi SMP N 4 Wonosari
Lampiran 11
243
HASIL TES SIKLUS I, II dan III No. Nama Peserta Didik Hasil Tes
Siklus I Hasil Tes Siklus II
Hasil Tes Siklus III
1 Abdul Sofyan Aziz 50 65 85 2 Adi Mukti Sudrajat 50 70 85 3 Afsari Krismonica Artha W. 45 60 60 4 Arofik Nur Rohman 50 60 70 5 Bayu Prihantoro 50 60 85 6 Beti Prastiwi 60 85 85 7 Dian Ayu Andriani 60 85 85 8 Dwi Setyo Nugraha 60 80 85 9 Eko Vajarianto 55 80 85 10 Erna Purnama Safitri 60 80 85 11 Erwin Pratama 60 85 85 12 Fatimah Setya Damai 60 80 85 13 Guntur Apriyadi 55 60 95 14 Intan Sugiyarto 65 85 85 15 Kalis Novia Rahayu 70 85 85 16 Kristina Larasati 75 85 85 17 Mella Muizrikah Zain 75 85 95 18 Mey Indriastuti 60 75 85 19 Nurul Prastiwi 60 75 85 20 Panggih Dwi Jayanti 85 95 100 21 Putri Dwi Astuti 80 90 100 22 Rendra Egi Santoso 70 80 95 23 Risa Meilani 75 90 100 24 Rohmat Tri Saputra 75 90 90 25 Roni Bambang Nugroho 55 60 70 26 Santi Rokhani 85 95 95 27 Sinta Rokhana 55 70 85 28 Sinung Dewi Prabawanti 60 80 95 29 Wahyu Ramadhan Heru P. 60 85 85 30 Welta Eni Prastiwi 85 95 100 31 Yosua Christoper Sinai 50 60 70 32 Yulian Raharjo 60 80 85 Jumlah 2015 2510 2765 Rata-rata 62.97 78.44 86.41 Jumlah peserta didik yang mendapat nilai ≥70 10 25 31 Persentase peserta didik yang mendapat nilai ≥70 31,25% 78,13% 96,88%
Lampiran 12
244
LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN IPS
DENGAN METODE MIND MAPPING
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Satuan Pendidikan : SMP/MTs
Kelas/Semester : VIII/2
Tahun Pelajaran : 2011/2012
SMP N 4 WONOSARI
Alamat: Ngerboh, Piyaman, Wonosari
GUNUNGKIDUL
245
LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN IPS
DENGAN METODE MIND MAPPING
Siklus : I
Waktu : 10.15 – 11.35
Petunjuk Pengisian
Berilah tanda “ √ ” pada kolom yang sesuai dengan pengamatan anda.
No. Aspek yang diamati Ya Tidak A. Pendahuluan 1. Guru melakukan apersepsi. √ 2. Guru memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran. √
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. √ 4. Guru menjelaskan materi pembelajaran. √ 5. Guru membagi peserta didik menjadi 4 kelompok. √ 6. Guru menyampaian langkah-langkah metode mind
mapping
B. Langkah Pembelajaran Mind Mapping 7. Guru menginformasikan peserta didik untuk
merencanakan pembuatan mind mapping secara individu.
√
8. Guru mendorong peserta didik berkomunikasi dengan anggota kelompok dalam menyusun mind mapping dari berbagai sumber acuan sesuai dengan materi yang dipelajari.
√
9. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk menjadi lebih kreatif saat berdiskusi dalam pembuatan dan penyusunan mind mapping.
√
10. Guru berkeliling dan membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah ketika pembuatan mind mapping.
√
11. Guru meminta peserta didik untuk memusatkan √
246
perhatian ketika presentasi mind mapping dilakukan. 12. Guru mengintruksikan peserta didik dapat belajar
lebih cepat dan efisien dengan adanya kegiatan presentasi hasil mind mapping.
√
13. Guru memotivasi peserta didik menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran ketika membahas dan mengkaji mind mapping secara bersama-sama terhadap hasil presentasi dan diskusi.
√
14. Guru meminta peserta didik untuk melatih “gambar keseluruhan” dalam kegiatan koreksi terhadap hasil mind mapping yang dibuat secara individu.
√
15. Guru mendorong peserta didik mengingat dengan lebih baik ketika memberikan penguatan kesimpulan yang diperoleh dari hasil mind mapping peserta didik.
√
C. Penutup dan Evaluasi 16. Guru membagikan soal tes kepada peserta didik untuk
dikerjakan secara individu pada lembar jawab yagn telah disediakan.
√
17. Guru menggunakan cara-cara tertentu untuk memberikan penghargaan yaitu dengan memuji, memberikan tepuk tangan, hadiah pagi peserta didik yang memenuhi kriteria yang sudah ditentukan.
√
18. Guru memberikan kesimpulan materi yang dipelajari hari ini selanjutnya menutup pembelajaran dengan salam dan menyerukan kepada peserta didik untuk yel-yel semangat
√
Wonosari, April 2012 (Yumi Hartati)
247
LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN IPS
DENGAN METODE MIND MAPPING
Siklus : II
Waktu : 10.15 – 11.35
Petunjuk Pengisian
Berilah tanda “ √ ” pada kolom yang sesuai dengan pengamatan anda.
No. Aspek yang diamati Ya Tidak A. Pendahuluan 1. Guru melakukan apersepsi. √ 2. Guru memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran. √
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. √ 4. Guru menjelaskan materi pembelajaran. √ 5. Guru membagi peserta didik menjadi 4 kelompok. √ 6. Guru menyampaian langkah-langkah metode mind
mapping
B. Langkah Pembelajaran Mind Mapping 7. Guru menginformasikan peserta didik untuk
merencanakan pembuatan mind mapping secara individu.
√
8. Guru mendorong peserta didik berkomunikasi dengan anggota kelompok dalam menyusun mind mapping dari berbagai sumber acuan sesuai dengan materi yang dipelajari.
√
9. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk menjadi lebih kreatif saat berdiskusi dalam pembuatan dan penyusunan mind mapping.
√
10. Guru berkeliling dan membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah ketika pembuatan mind mapping.
√
11. Guru meminta peserta didik untuk memusatkan perhatian ketika presentasi mind mapping dilakukan.
√
248
12. Guru mengintruksikan peserta didik dapat belajar lebih cepat dan efisien dengan adanya kegiatan presentasi hasil mind mapping.
√
13. Guru memotivasi peserta didik menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran ketika membahas dan mengkaji mind mapping secara bersama-sama terhadap hasil presentasi dan diskusi.
√
14. Guru meminta peserta didik untuk melatih “gambar keseluruhan” dalam kegiatan koreksi terhadap hasil mind mapping yang dibuat secara individu.
√
15. Guru mendorong peserta didik mengingat dengan lebih baik ketika memberikan penguatan kesimpulan yang diperoleh dari hasil mind mapping peserta didik.
√
C. Penutup dan Evaluasi 16. Guru membagikan soal tes kepada peserta didik untuk
dikerjakan secara individu pada lembar jawab yagn telah disediakan.
√
17. Guru menggunakan cara-cara tertentu untuk memberikan penghargaan yaitu dengan memuji, memberikan tepuk tangan, hadiah pagi peserta didik yang memenuhi kriteria yang sudah ditentukan.
√
18. Guru memberikan kesimpulan materi yang dipelajari hari ini selanjutnya menutup pembelajaran dengan salam dan menyerukan kepada peserta didik untuk yel-yel semangat
√
Wonosari, Mei 2012 (Yumi Hartati)
249
LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN IPS
DENGAN METODE MIND MAPPING
Siklus : III
Waktu : 10.15 – 11.35
Petunjuk Pengisian
Berilah tanda “ √ ” pada kolom yang sesuai dengan pengamatan anda.
No. Aspek yang diamati Ya Tidak A. Pendahuluan 1. Guru melakukan apersepsi. √ 2. Guru memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran. √
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. √ 4. Guru menjelaskan materi pembelajaran. √ 5. Guru membagi peserta didik menjadi 4 kelompok. √ 6. Guru menyampaian langkah-langkah metode mind
mapping
B. Langkah Pembelajaran Mind Mapping 7. Guru menginformasikan peserta didik untuk
merencanakan pembuatan mind mapping secara individu.
√
8. Guru mendorong peserta didik berkomunikasi dengan anggota kelompok dalam menyusun mind mapping dari berbagai sumber acuan sesuai dengan materi yang dipelajari.
√
9. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk menjadi lebih kreatif saat berdiskusi dalam pembuatan dan penyusunan mind mapping.
√
10. Guru berkeliling dan membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah ketika pembuatan mind mapping.
√
11. Guru meminta peserta didik untuk memusatkan perhatian ketika presentasi mind mapping dilakukan.
√
12. Guru mengintruksikan peserta didik dapat belajar √
250
lebih cepat dan efisien dengan adanya kegiatan presentasi hasil mind mapping.
13. Guru memotivasi peserta didik menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran ketika membahas dan mengkaji mind mapping secara bersama-sama terhadap hasil presentasi dan diskusi.
√
14. Guru meminta peserta didik untuk melatih “gambar keseluruhan” dalam kegiatan koreksi terhadap hasil mind mapping yang dibuat secara individu.
√
15. Guru mendorong peserta didik mengingat dengan lebih baik ketika memberikan penguatan kesimpulan yang diperoleh dari hasil mind mapping peserta didik.
√
C. Penutup dan Evaluasi 16. Guru membagikan soal tes kepada peserta didik untuk
dikerjakan secara individu pada lembar jawab yagn telah disediakan.
√
17. Guru menggunakan cara-cara tertentu untuk memberikan penghargaan yaitu dengan memuji, memberikan tepuk tangan, hadiah pagi peserta didik yang memenuhi kriteria yang sudah ditentukan.
√
18. Guru memberikan kesimpulan materi yang dipelajari hari ini selanjutnya menutup pembelajaran dengan salam dan menyerukan kepada peserta didik untuk yel-yel semangat
√
Wonosari, Mei 2012 (Yumi Hartati)
251
HASIL WAWANCARA
A. Hasil Wawancara Peserta Didik
Hari/Tanggal : Rabu, 18 April 2012
Waktu : 11.40 – 11.55 WIB
Tempat : Ruang Kelas
1. Menurut kalian apakah dengan belajar metode mind mapping memunculkan
gagasan atau ide baru yang muncul?
Jawab: Menurut saya metode mind mapping memunculkan gagasan baru
karena termotifasi untuk lebih baik.
2. Apakah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan mind mapping
memunculkan kemampuan kalian dalam hal macam-macam penafsiran
(interprestasi) terhadap suatu gambar, cerita, atau masalah antara ide dengan
materi?
Jawab: Iya jelas tentu mbak
3. Ketika diskusi setelah membuat mind map, apakah kalian mempunyai
kemampuan memikirkan masalah-masalah atau hal-hal yang tidak pernah
terpikirkan oleh orang lain?
Jawab: kalau saya pada saat diskusi masih ragu-ragu mbak.
4. Apakah kalian antusias mengembangkan atau memperkaya gagasan orang
lain saat diskusi setelah menggunakan mind map dalam pembelajaran?
Jawab: sedikit antusias mbak karena masih malu mbak sama teman-teman
karena jarang berdiskusi mbak.
5. Apa yang kalian lakukan sebelum mind map dikumpulkan?
Jawab: Diteliti terlebih dahulu mbak.
Lampiran 14
252
6. Bagaimana sikap kalian saat guru memberikan penjelasan materi dan
langkah-langkah membuat mind map?
Jawab: Mendengarkan dengan seksama dan sangat penasaran.
7. Apa yang kalian rasakan dan pikirkan ketika melihat mind map yang kalian
buat?
Jawab: Sangat antusias tetapi masih sedikit kurang mengerti mbak.
8. Bagaimana sikap kalian saat menghadapi tugas membuat mind mapping?
Jawab: Merasa tertantang dan segera mengerjakan tapi maasih ragu-ragu juga
mbak.
9. Bagaimana sikap kalian saat presentasi dan diskusi dalam pembelajaran
menggunakan mind mapping?
Jawab: Pertama-tama malu mbak karena belum terbiasa dengan presentasi.
10. Bagaimana sikap kalian saat menyampaikan pendapat setelah belajar
menggunakan mind map dalam pembelajaran?
Jawab: Sangat senang sekali mbak karena seperti punya modal pengetahuan
yang diperoleh setelah membuat mind map
253
B. Hasil Wawancara Dengan Guru IPS (Tutik Pujirahayu, S.Pd.)
Hari/Tanggal : Rabu, 18 April 2012
Waktu : 12.00 – 12.15 WIB
Tempat : Ruang Perpustakaan
1. Menurut ibu, apakah metode mind mapping memunculkan gagasan atau ide
baru yang muncul pada peserta didik?
Jawab: Iya mbak, metode mind mapping yang diterapkan dapat memunculkan
gagasan peserta didik.
2. Apakah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan mind mapping
memunculkan kemampuan peserta didik dalam hal macam-macam penafsiran
(interprestasi) terhadap suatu gambar, cerita, atau masalah antara ide dengan
materi?
Jawab: Iya mind mapping mempunyai keunggulan yaitu dapat membantu
peserta didik dalam menginterprestasikan gambar dengan materi.
3. Apakah saat diskusi setelah membuat mind map peserta didik mempunyai
kemampuan memikirkan masalah-masalah atau hal-hal yang tidak pernah
terpikirkan oleh orang lain?
Jawab: Sebagian peserta terlihat berusaha untuk memikirkan ide yang
berbeda dengan temannya saat diskusi.
4. Apakah peserta didik antusias mengembangkan atau memperkaya gagasan
orang lain saat diskusi setelah menggunakan mind map dalam pembelajaran?
Jawab: Peserta didik antusias tetapi masih canggung dalam menanggapi
pendapat teman.
5. Apa yang dilakukan peserta didik sebelum mind map dikumpulkan?
Jawab: Peserta didik melihat dan mengkoreksi mind map kemudian sebagian
memberikan tambahan dalam hasil mind map nya.
254
6. Bagaimana sikap peserta didik saat ibu memberikan penjelasan materi dan
langkah-langkah membuat mind map?
Jawab: Peserta didik mendengarkan dengan seksama
7. Peserta didik mempunyai respon seperti apa ketika melihat mind map yang
dibuatnya?
Jawab: Respon peserta didik sangat baik dengan ditunjukkan wajah berseri-
seri namun terlihat wajah yang masih terlihat ragu-ragu.
8. Bagaimana sikap peserta didik saat menghadapi tugas membuat mind map?
Jawab: sebagian masih terlihat menikmati tetapi masih binggung.
9. Bagaimana sikap peserta didik saat presentasi dan diskusi dalam
pembelajaran menggunakan mind mapping?
Jawab: sangat baik tetapi memang perlu sistem tunjuk.
10. Bagaimana sikap peserta didik saat menyampaian pendapat setelah belajar
menggunakan mind map dalam pembelajaran?
Jawab: sudah ada kemajuan daripada biasanya, tetapi masih perlu perbaikan.
255
DAFTAR KELOMPOK MIND MAPPING
KELAS VIII C
KELOMPOK JUJUR
1. Abdul Sofyan Aziz 2. Adi Mukti Sudrajat 3. Afsari Krismonica A.W. 4. Arofik Nur Rohman
9. Eko Vajarianto 10. Erna Purnama Safitri 11. Erwin Pratama 12. Fatimah Setya Damai
KELOMPOK DISIPLIN
5. Bayu Prihantoro 6. Beti Prastiwi 7. Dian Ayu Andriani 8. Dwi Setyo Nugraha 13. Guntur Apriyadi 14. Intan Sugiyarto 15. Kalis Novia Rahayu 16. Kristina Larasati
KELOMPOK TOLERANSI
17. Mella Muizrikah Zain 18. Mey Indriastuti 19. Nurul Prastiwi 20. Panggih Dwi Jayanti 25 Roni Bambang Nugroho 26. Santi Rokhani 27. Sinta Rokhana 28. Sinung Dewi Prabawanti
KELOMPOK KREATIF
21. Putri Dwi Astuti 22. Rendra Egi Santoso 23. Risa Meilani 24. Rohmat Tri Saputra 29. Wahyu Ramadhan H.P. 30. Welta Eni Prastiwi 31. Yosua Christoper Sinai 32. Yulian Raharjo
Lampiran 15
256
DENAH TEMPAT DUDUK PESERTA DIDIK KELAS VIII C
DALAM MENERAPAKAN METODE MIND MAPPING
I III
II IV
PAPAN TULIS
MEJA GURU
1 2
9 10
17 18
25 26
3 4
11 12
19 20
27 28
8 7
15 16
23 24
31 32
5 6
13 14
21 22
29 30
OBSERVER OBSERVER
Lampiran 16
257
CATATAN LAPANGAN
A. Catatan Lapangan Siklus I Pertemuan 1
Nama Sekolah/Kelas : SMP N 4 Wonosari/ VIII C
Hari/Tanggal : Rabu, 11 April 2012
Kompetensi Dasar :
2.1 Menjelaskan proses perkembangan kolonialisme dan imperalisme Barat serta
pengaruh yang ditimbulkan di berbagai daerah
7.3 Mendeskripsikan fungsi pajak dalam perekonomian nasional
Waktu : 2x 40 menit
Kegiatan Pendahuluan (10 menit). Pembukaan (peserta didik berdiri dan
memberi hormat kepada guru kemudian dilanjutkan dengan presensi yang diikuti
dengan pengambilan nomor observasi, kehadiran peserta didik mencapai 100%.
Guru menyampaikan apersepsi yaitu dengan memberikan pertanyaan: tahukah
kalian bahwa bangsa yang pertama kali datang ke Indonesia ? kemudian peserta
didik menjawab: Portugis bu, iya tepat sekali anak-anak. Kemudian guru
memberikan keterangan yaitu: kedatangan bangsa barat di Indonesia dipelopori
oleh bangsa Portugis yang kemudian disusul oleh bangsa Spanyol, Belanda dan
Inggris. Mereka mendirikan koloni, mengadakan perdagangan serta melaksanakan
monopoli perdagangan. Mereka melakukan kebijakan-kebijakan ekonomi dan
politik yang merugikan rakyat nusantara demi keuntungan yang besar. Kegiatan
selanjutnya setelah memberikan apersepsi yaitu menyampaikan motivasi yaitu
tahukah kalian bagaimana nenek moyang dahulu melawan penjajah? Lahirnya
bangsa ini tidak semudah membalikkan telapak tangan, akan tetapi melalui proses
yang sangat panjang. Oleh karena itu kalian sebagai generasi penerus bangsa ini
wajib mengisi dengan rajin belajar dan berprestasi tentunya. Selanjutnya guru
menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu: mengidentifikasi
Lampiran 17
258
kebijakan dan tindakan pemerintah kolonial, mendefinisikan pengertian pajak dan
retribusi, menguraikan unsur dan jenis pajak.
Kegiatan selanjutnya yaitu kegiatan inti (60 menit). Guru menyampaikan
mengenai materi pembelajaran selama 15 menit. Guru mengarahkan peserta didik
untuk berdiri dan bergeser tempat duduk sesuai dengan presensi dengan
menyuarakan yel-yel yaitu saya datang, saya belajar, saya senang, hore-hore kami
pasti bisa kemudian membentuk menjadi 4 kelompok yang telah ditentukan
sebelumnya. Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan inti pembelajaran yaitu guru
sebelum menampilkan contoh hasil mind mapping yang telah dipersiapkan
terlebih dahulu oleh peneliti yang berhubungan dengan materi yang dipelajari.
Dalam kegiatan menampilkan hasil mind mapping, guru menjelaskan kembali
secara sekilas sekedar mengingatkan metode yang akan digunakan dalam
pembelajaran IPS untuk kali ini dan minggu-minggu kedepan. Selanjutnya guru
menanyakan kepada peserta didik tentang pendapatnya mengenai mind mapping.
Setelah terjadinya kegiatan tanya jawab, guru menyampaian materi dengan
seksama. Guru menyampaikan langkah-langkah metode mind mapping. Guru
menginformasikan peserta didik untuk merencanakan pembuatan mind mapping
secara individu. Guru mendorong peserta didik berkomunikasi dengan anggota
kelompok dalam menyusun mind mapping dari berbagai sumber acuan sesuai
dengan materi yang dipelajari. Guru berkeliling dan membantu peserta didik
dalam menyelesaikan masalah ketika pembuatan mind mapping.
Pada sesi presentasi pertama guru mempersilahkan kepada kelompok yang
siap untuk memprentasikan hasil mind mapping akan tetapi tidak ada yang berani
maju dengan alasan takut salah dan ditertawakan oleh teman-teman yang lainnya.
Kemudian guru menunjuk kelompok yang dilihat sudah cukup siap untuk
memulai presentasi. Guru mengintruksikan peserta didik dapat belajar lebih cepat
dan efisien dengan adanya kegiatan presentasi hasil mind mapping. Diskusi dan
pembuatan mind mapping 20 menit seharusnya 15 menit karena terdapat peserta
didik yang belum selesai mewarnai mind mapping. Presentasi dilakukan oleh 2
259
kelompok dengan waktu 2x12 menit. Presentasi masih dilakukan dengan malu-
malu dan arah berfikir peserta didik masih belum spontan. Serta dalam
mengelurkan pendapat masih perlu dorongan dari guru. Kegiatan selanjutnya
yaitu penutup (10 menit). Kegiatan pertama yaitu membuat kesimpulan. Peserta
didik diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi dan sekaligus
memberikan kesimpulan selanjutnya guru memberi tanggapan dan penguatan
terhadap pendapat-pendapat peserta didik untuk selanjutnya dibuatlah kesimpulan
dengan merujuk pada referensi atau pendapat para ahli. Peserta didik masih
terlihat malu-malu. Kemudian guru mendorong peserta didik untuk memberikan
kesimpulan. Kemudian peserta didik memberikan kesimpulan pajak itu penting bu
karena negara kita bisa membangun jelan, sarana dan prasarana umum itu dengan
pajak yang dibayarkan bu.
Kemudian guru memberikan penguatan kesimpulan yaitu: pajak merupakan
sumber utama bagi pendapatan negara kita. Pajak mempunyai peran yang sangat
besar terhadapat pendapatan negara. Setelah memperhatikan Realisasi Anggran
Pendapatan dan Belanja Negara Republik Indonesia Tahun 2006 . Dari hal
tersebut tampak jelas bahwa pajak merupakan sumber utama bagi pendapatan
negara kita. Dari pendapatan total, 65%-nya berasal dari pajak. Jadi, tidak dapat
dipungkiri lagi bahwa pajak memberi sumbangan yang sangat besar terhadap
pendapatan negara kita. Zaman sekarang pajak merupakan sumber pendapatan
negara berbeda dengan zaman kolonial yaitu upeti dan pajak yang berupa hasil
bumi merupakan sumber pendapatan. Kedua kebijakan tersebut memiliki
persamaan yaitu bersifat memaksa namun memiliki perbedaan yaitu kalau pajak
zaman sekarang disesuaikan dengan keadaan dan bersifat manusiawi namun bila
upeti dan pajak hasil bumi tidak demikian adanya.
Selanjutnya peserta didik dengan dorongan guru menyebutkan nilai-nilai
yang terdapat dalam materi yang telah dipelajari seperti nilai untuk bertangung
jawab bu, kemudian guru mempertajam dengan memberikan keterangan yaitu
dengan membayar pajak merupakan salah satu bentuk tanggung jawab terhadap
260
negara dalam hal kemajuan pembangunan dengan kesadaran membayar pajak pagi
para wajib pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jangan seperti salah satu
oknum pegawai pajak yang tidak bertanggung jawab (memperlihatkan foto)
korupsi dalam hal pengelolaan pajak.
Guru menambah referensi dan pengetahuan peserta didik diberikan tugas
membawa struk bukti pembayaran pajak yang ditanggung keluarga, dikumpulkan
minggu depan. Guru menginformasikan bahwa pertemuan berikutnya yaitu
presentasi 2 kelompok selanjutnya dari hasil dari mind mapping yang dibuat hari
ini. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengintruksikan peserta didik
duduk kembali sesuai dengan sebelum pelajaran tadi yang kemudian dilanjutkan
saling menepuk bahu sambil mengucapakan semangat pasti bisa.
261
B. Catatan Lapangan Siklus I Pertemuan 2
Nama Sekolah/Kelas : SMP N 4 Wonosari/ VIII C
Hari/Tanggal : Rabu, 18 April 2012
Kompetensi Dasar :
2.1 Menjelaskan proses perkembangan kolonialisme dan imperalisme Barat serta
pengaruh yang ditimbulkan di berbagai daerah
7.3 Mendeskripsikan fungsi pajak dalam perekonomian nasional
Waktu : 2x 40 menit
Guru memulai pelajaran pada pukul 10.15 WIB. Kegiatan Pendahuluan
(10 menit). Pembukaan (peserta didik berdiri dan memberi hormat kepada guru
kemudian dilanjutkan dengan presensi dengan menanyakan kehadiran dan bila ada
yang tidak masuk maka ditanya terlebih lanjut alasan dan bukti surat ijin tertulis),
kehadiran 100%. Guru melakukan apersepsi yaitu menceritakan pada zaman
dahulu, ketika negara umumnya masih berbentuk kerajaan, penduduk memberikan
upeti kepada raja. Bentuk upeti dapat berupa hasil pertanian, hasil kerajinan.
Penduduk yang tidak mempunyai penghasilan, mempersembahkan upeti
berbentuk tenaga kerja untuk kepentingan umum. Sistem uang belum dikenal luas
waktu itu. Dengan demikian upeti merupakan sumber pendapatan kerajaan.
Selanjutnya guru menyampaikan motivasi yaitu para siswa yang ibu
banggakan, marilah kita pahami bahwa satu sumber utama pendapatan negara
yang paling besar adalah dari penarikan pajak. Jumlahnya yang sangat besar
membuat pajak sebagai sumber dana yang terpenting bagi pemerintah. Tanpa
menarik pajak, negara kita akan mengalami kesulitan untuk melaksanakan
program pembangunan. Selanjutnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai yaitu: mengidentifikasi kebijakan dan tindakan pemerintah kolonial,
mendefinisikan pengertian pajak dan retribusi, menguraikan unsur dan jenis pajak.
Selanjutnya kegiatan inti (60 menit). Peserta didik mengumpulan tugas membawa
262
struk bukti pembayaran pajak yang ditanggung keluarga di meja guru. Guru
memberikan kode untuk peserta didik untuk berdiri dan bergeser sesuai dengan
urutan tempat duduk sesuai dengan presensi dan membentuk kelompok yang telah
disepakati dengan menyuarakan yel-yel yaitu saya datang, saya belajar, saya
senang, hore-hore kami pasti bisa. Melakukan presentasi 2 kelompok berikutnya
dengan ketentuan waktu (2 x 15 menit).
Kegiatan inti yaitu melanjutkan presentasi hasil mind mapping. Dalam
kegiatan ini yang mempresentasikan hasil mind mapping adalah satu orang secara
perwakilan dari kelompoknya. Selanjutnya setelah presentasi, kelompok lain
diminta untuk menanggapi dengan cara berdiskusi, tanggapan dilakukan oleh
anggota kelompok presentasi secara bergantian. guru memotivasi peserta didik
menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran ketika membahas dan mengkaji mind
mapping secara bersama-sama terhadap hasil presentasi dan diskusi. Guru
mendorong peserta didik mengingat dengan lebih baik ketika memberikan
penguatan kesimpulan yang diperoleh dari hasil mind mapping peserta didik.
Waktu presentasi dan diskusi dibatasi maksimal 15 menit. Pada akhir sesi
presentasi guru memberi pertanyaan kepada kelompok yang maju untuk
mengetahui seberapa besar pemahaman peserta didik terhadap materi dengan
menggunakan mind map dan memberi beberapa perbaikan pada mind map yang
mereka buat. Guru membagikan soal tes kepada peserta didik untuk dikerjakan
secara individu pada lembar jawab yang telah disediakan.
Dalam presentasi sudah ada peningkatan daripada pada pertemuan pertama
dengan adanya pendapat yang disampaikan peserta didik maupun dalam cara
menjawab pertanyaan dari guru namun masih perlu bimbingan dari guru lebih
lanjut. Setelah melakukan presentasi, peserta didik dibagikan lembar tes
pemahaman. Waktu mengerjakan tes 25 menit. Kegiatan tes masih terlihat peserta
didik yang berusaha untuk bertanya kepada peserta didik yang lain dan ada yang
menyontek jawaban peserta didik yang lain. Kegiatan selanjutnya yaitu membuat
kesimpulan. Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya tentang
263
materi dan sekaligus memberikan kesimpulan selanjutnya guru memberi
tanggapan dan penguatan terhadap pendapat-pendapat peserta didik untuk
selanjutnya dibutalah kesimpulan dengan merujuk pada referensi atau pendapat
para ahli. Guru memberikan penjelasan yaitu: kebijakan pemerintah kolonial pada
saat itu telah menyebabkan penderitaan luar biasa dan merupakan tindakan yang
tidak manusiawi karena meyebabkan rakyat sangat menderita. Hal itu sangat
berbeda dengan kebijakan pemerintah Indonesia yang sudah merdeka yaitu
kebijakannya yaitu demi kesejahteraan bersama dan membangun perekonomian
bangsa dengan menggunakan sistem pajak. Sistem pajak ini telah diatur dalam
Undang-undang dan harapannya tidak ada penyelewengan dari proses penarikan
pajak tersebut.
Peserta didik menyebutkan nilai-nilai yang terdapat dalam materi yang
telah dipelajari seperti nilai untuk bertangung jawab bu. Bertanggung jawab lagi
kata guru. Iya bertangung jawab terhadap negara dalam untuk ikut bersama
membangun bangsa Indonesia dengan kemampuan masing-masing individu dan
mengingat bahwa pajak diterapkan di Indonesia untuk kesejahteraan bersama.
Sebelum diakhiri kegiatan belajar mengajar untuk menambah referensi dan
pengetahuan diberikan tugas membaca referensi materi selanjutnya. Pemberian
hadiah bagi peserta didik dan kelompok yang telah memenuhi kriteria yang
ditentukan. Guru menginformasikan materi pelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan selanjutnya yaitu tentang kebijakan dan tindakan pemerintah kolonial
dan prinsip-prinsip perpajakan. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan
mengintruksikan peserta didik duduk kembali sesuai dengan sebelum pelajaran
tadi yang kemudian dilanjutkan saling menepuk bahu sambil mengucapakan
semangat pasti bisa.
264
C. Catatan Lapangan Siklus II Pertemuan 1
Nama Sekolah/Kelas : SMP N 4 Wonosari/VIII C
Hari/Tanggal : Rabu, 2 Mei 2012
Kompetensi Dasar :
2.1 Menjelaskan proses perkembangan kolonialisme dan imperalisme Barat serta
pengaruh yang ditimbulkan di berbagai daerah
7.3 Mendeskripsikan fungsi pajak dalam perekonomian nasional
Waktu : 2x 40 menit
Guru memulai pelajaran pukul 10.15 menit. Kegiatan Pendahuluan (10
menit). Kegiatan pembukaan (peserta didik berdiri dan memberi hormat kepada
guru kemudian dilanjutkan dengan presensi dengan menanyakan kehadiran dan
bila ada yang tidak masuk maka ditanya terlebih lanjut alasan dan bukti surat ijin
tertulis). Guru melakukan apersepsi yaitu dengan memberikan keterangan bahwa
pada saat Indonesia dijajah Belanda, rakyat diwajibkan menanam tanaman yang
laku dipasaran dunia. Misalnya lada, kopi dan cengkeh. Sistem ini dinamakan
cultur stelsel atau tanam paksa. Tahukah kalian dampak dari sistem tanam paksa
terhadap rakyat pada waktu itu? Apakah yang akan terjadi bila sistem itu masih
digunakan di Indonesia saat ini? tahu bu, dampaknya sengsara bu bagi kaum yang
tidak punya kekuasaan dan sistem itu tidak digunakan bu tetapi masih banyak
rakyat yang sengasara.
Selanjutnya guru menyampaikan motivasi yaitu dengan mengajak peserta
didik untuk merenungkan yaitu: coba kalian renungkan, akibat kebijakan
pemerintah kolonial saat itu di Indonesia? Semua kebijakan kolonial sangat
merugikan bangsa Indonesia. Rakyat sangat tertindas, terbelakang dan menderita.
Untuk itu kalian sebagai penerus bangsa ini wajib mengisinya dengan rajin belajar
dan berprestasi tentunya agar tidak bisa terjajah lagi oleh bangsa asing dalam
bidang ekonomi. Untuk itu kalian sebagai peserta didik harus mempelajari materi
265
berikut ini dengan seksama. Selanjutnya penjelasan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai yaitu: mengidentifikasi perkembangan kebijakan dan tindakan
pemerintah kolonial, mendefinisikan prinsip-prinsip perpajakan, mendefinisikan
fungsi pajakdan menguraikan contoh pajak dalam keluarga.
Setelah melakukan kegiatan pendahuluan guru memulai kegiatan inti (60
menit). Penyampaian mengenai materi pembelajaran selama 15 menit.
Mengarahkan peserta didik untuk berdiri dan bergeser sesuai dengan urutan
tempat duduk sesuai dengan presensi dengan menyuarakan yel-yel yaitu saya
datang, saya belajar, saya senang, hore-hore kami pasti bisa kemudian membentuk
menjadi 4 kelompok yang telah ditentukan sebelumnya. Presentasi dilakukan oleh
2 kelompok dengan ketentuan waktu (2x15 menit).
Guru mendorong peserta didik berkomunikasi dengan anggota kelompok
dalam menyusun mind mapping dari berbagai sumber acuan sesuai dengan materi
yang dipelajari. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk menjadi
lebih kreatif saat berdiskusi dalam pembuatan dan penyusunan mind mapping.
Guru berkeliling dan membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah
ketika pembuatan mind mapping. Guru meminta peserta didik untuk memusatkan
perhatian ketika presentasi mind mapping dilakukan. Guru meminta peserta didik
untuk melatih “gambar keseluruhan” dalam kegiatan koreksi terhadap hasil mind
mapping yang dibuat secara individu. Guru mendorong peserta didik mengingat
dengan lebih baik ketika memberikan penguatan kesimpulan yang diperoleh dari
hasil mind mapping peserta didik.
Konsep yang ditulis untuk satu kelompok sama akan tetapi bentuk mind
mapping masing-masing individu berbeda. Ketika waktu peserta didik membuat
mind mapping peserta didik terlihat sangat konsentrasi mengerjakan mind
mapping ada sebagian peserta didik yang terlihat kebingungan dengan bentuk dan
warna yang harus mereka gunakan dalam membuat mind mapping tersebut.
Setelah selesai mengerjakan mind mapping masing-masing kelompok memilih
266
hasil mind mapping yang terbaik. Kegiatan selanjutnya adalah presentasi hasil
mind mapping.
Hasil mind mapping dipresentasikan oleh salah satu orang perwakilan dari
kelompoknya. Selanjutnya setelah presentasi, kelompok lain diminta untuk
menanggapi, tanggapan dilakukan oleh anggota kelompok presentasi secara
bergantian. Guru memotivasi peserta didik menyusun dan menjelaskan pikiran-
pikiran ketika membahas mind mapping secara bersama-sama terhadap hasil
presentasi dan diskusi. Waktu presentasi dan tanya jawab untuk satu kelompok
dibatasi maksimal 15 menit. Kelompok yang dapat mempresentasikan pada
pertemuan pertama siklus II berjumlah 2 kelompok. Pada akhir sesi presentasi
guru memberi pertanyaan kepada kelompok yang maju untuk mengetahui
seberapa besar pemahaman peserta didik terhadap materi dengan menggunakan
mind map dan memberi beberapa perbaikan pada mind map yang mereka buat.
Selelah penerapan metode mind maping maka dilakukan kegiatan penutup
(10 menit). Kegiatan pertama dalam penutup yaitu membuat kesimpulan, peserta
didik diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi dan sekaligus
memberikan kesimpulan selanjutnya guru memberi tanggapan dan penguatan
terhadap pendapat-pendapat peserta didik untuk selanjutnya dibuatlah kesimpulan
dengan merujuk pada referensi atau pendapat para ahli. Peserta didik sudah sangat
terlihat perbedaan dari pertemuan terakhir, peserta didik mengeluarkan ide sudah
rasional terarah dan spontan. Dalam menyimpulkan sudah baik dan logis.
Selanjutnya guru memberikan penguatan kesimpulan yaitu: pajak adalah
instrumen yang penting, baik untuk membiayai penyelenggaraan negara,
menyehatkan ekonomi, maupun untuk secara tidak langsung memeratakan
pendapatan. Seandainya sistem perpajakan kita rapi dan efektif, sangat boleh jadi
Indonesia tidak perlu berhutang lagi pada bank dunia. Selanjutnya peserta didik
menyebutkan nilai-nilai yang terdapat dalam materi yang telah dipelajari seperti
nilai tekun, ketelitian. Guru bertanya lagi tekun dan ketelitian dalam hal apa?
kemudian peserta didik tekun dalam membayar pajak agar rakyat bisamenikmati
267
fasilitas umum dengan baik dan teliti dalam menghitung pajak bu. Kemudian guru
memberikan penguatan nilai-nilai yaitu guru menyampaikan pajak sebagai sumber
pendapatan negara sangat penting untuk membiayai pembangunan terutama
belanja rutin, pemerintah berupaya untuk terus berupaya meningkatkan
penerimaan dari sektor pajak ini. Dalam perhitungan antara penerimaan pajak
untuk membiayai belanja rutin harus diperhitungkan dengan ketelitian yang sangat
tinggi. Dan selalu tekun dalam mempelajari materi karena kita harus berfikir
secara kreatif ini juga seperti pendapatan negara yang tidak mengandalkan ekspor
migas yang suatu saat nanti akan habis. Oleh sebab itu, sumber utama pendapatan
negara di luar ekspor migas dimaksimalkan. Guru menginformasikan bahwa
pertemuan berikutnya yaitu presentasi 2 kelompok selanjutnya dari hasil dari mind
map yang dibuat hari ini. Guru menambah referensi dan pengetahuan diberikan
tugas mencari artikel berjumlah 2 mengenai wajib pajak yang melakukan
penunggakan membayar pajak. Tugas tersebut dikumpulkan minggu depan. Guru
menutup kegiatan pembelajaran dengan mengintruksikan peserta didik duduk
kembali sesuai dengan sebelum pelajaran tadi yang kemudian dilanjutkan saling
menepuk bahu sambil mengucapakan semangat pasti bisa.
268
D. Catatan lapangan siklus II Pertemuan 2
Nama Sekolah/Kelas : SMP N 4 Wonosari/VIII C
Hari/Tanggal : Rabu, 9 Mei 2012
Kompetensi Dasar :
2.1 Menjelaskan proses perkembangan kolonialisme dan imperalisme Barat serta
pengaruh yang ditimbulkan di berbagai daerah
7.3 Mendeskripsikan fungsi pajak dalam perekonomian nasional
Waktu : 2x 40 menit
Kegiatan pembelajaran dimulai pukul 10.15 WIB ditandai dengan bel
berbunyi. Guru memulai kegiatan pendahuluan (10 menit). Kegiatan pertama
yaitu pembukaan (peserta didik berdiri dan memberi hormat kepada guru
kemudian dilanjutkan dengan presensi dengan menanyakan kehadiran dan hasil
kehadiran 100%. Guru menyampaikan apersepsi yaitu dengan cara
memperlihatkan tugas kemarin dan dibahas sebentar yaitu artikel berjumlah 2
mengenai wajib pajak yang melakukan penunggakan membayar pajak.
Pemungutan pajak mempunyai dasar hukum, maka pajak dapat dipaksakan.
Artinya kepada para wajib pajak yang tidak membayar pajaknya, pajak bisa
ditagih dengan kekerasan dan perlu dengan surat paksa, sita dan sandera. Setelah
memberikan apersepsi kemudian memberikan motivasi yaitu mengajak peserta
didik memahami perpajakan yaitu marilah kita pahami bahwa melalui perpajakan,
pemerintah dapat mengarahkan kegiatan dan kehidupan ekonomi kita sesuai
dengan yang dicita-citakan bersama, yaitu terciptanya masyarakat yang adil dan
makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Untuk itu kalian sebagai peserta
didik harus mempelajari materi berikut ini dengan seksama. Selanjutnya guru
menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu: mengidentifikasi
perkembangan kebijakan dan tindakan pemerintah kolonial, mendefinisikan
269
prinsip-prinsip perpajakan, mendefinisikan fungsi pajak, menguraikan contoh
pajak dalam keluarga.
Selanjutnya guru melakukan kegiatan inti selama 65 menit. Hal pertama
yang dilakukan adalah memberikan kode kepada peserta didik untuk berdiri dan
bergeser sesuai dengan urutan tempat duduk sesuai dengan presensi dengan
membentuk kelompok sesuai dengan kesepakatan bersama menyuarakan yel-yel
yaitu saya datang, saya belajar, saya senang, hore-hore kami pasti bisa.
Melakukan presentasi 2 kelompok berikutnya dengan ketentuan waktu 2 x 15
menit. Guru memotivasi peserta didik menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran
ketika membahas dan mengkaji mind mapping secara bersama-sama terhadap
hasil presentasi dan diskusi. Guru mengintruksikan peserta didik dapat belajar
lebih cepat dan efisien dengan adanya kegiatan presentasi hasil mind mapping.
Presentasi pada pertemuan ini tidak ada hambatan seperti rasa malu dari anggota
kelompok. Diskusipun berjalan dengan sangat lancar dan banyak tanggapan dari
peserta didik. Selanjutnya guru memberikan perbaikan mind mapping dalam
salah satu kelompok saja karena kelompok yang lainnya sudah cukup sesuai
dengan diharapakan dan direncanakan.
Peserta didik dalam mengeluarkan pendapat sudah baik dan tidak ada yang
terlihat malu-malu. Peserta didik dibagikan lembar tes pemahaman Pada sesi
berikutnya adalah tes yang dikerjakan secara individu. tes dibatasi 25 menit. Pada
waktu tes ini guru lebih memberikan peringatan kepada peserta didik. Guru
berkata: “ayo tempat duduk kasih jarak, tidak boleh nyontek”. Setelah waktu tes
yang ditentukan habis peserta didik mengumpulkan lembar jawab tes tepat waktu.
Suasana tes sangat tenang dan roman wajah peserta didik dan guru terlihat berseri-
seri. Setelah kegiatan tes, kegiatan selanjutnya yaitu penutup 15 menit. Kegiatan
pertama yaitu membuat kesimpulan.
Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi dan
sekaligus memberikan kesimpulan. Peserta didik bertanya kenapa banyak orang
miskin padahal system pajak sudah dilaksanakan bu? Meskipun sistem pajak
270
sudah dilaksanakan namun masih saja terdapat orang miskin karena terbatasnya
lapangan pekerjaan dan pendidikan belum bisa menyentuh semua lapisan
masyarakat. Pertanyaan dari peserta didik yang bisa ditulis yaitu pajak kenapa
bisa diselewengkan? Penyelewengan sama artinya dengan penjajahan yaitu sama-
sama korban menderita. Selanjutnya guru memberikan tanggapan dan penguatan
terhadap pendapat-pendapat peserta didik untuk selanjutnya dibuatlah kesimpulan
dengan merujuk pada referensi atau pendapat para ahli. Walaupun identik dengan
penjajahan, kolonial dan imperalisme Barat memilki sisi positif disamping sisi
negarif. Namun pada kenyataannya, hanya sisi negatiflah yang dialami rakyat
Indonesia. Sisi positif hanya dinikmati kalangan Indonesia tertentu, yakni para
penguasa dan kaum feodal. Peserta didik menyebutkan nilai-nilai yang terdapat
dalam materi yang telah dipelajari seperti nilai tekun, ketelitian. Akibat
berlakunya ekonomi uang banyak orang terpikat menjadi kuli kontrak di
perkebunan (merasakan dapat upah), ini merupakan contoh pengalaman yang
dapat kita ambil pelajarannya yaitu kita harus tekun belajar dan teliti dalam
mengelola uang karena bila tidak bisa mengelola uang maka kita akan terjebak
pada sesuatu yang tidak kita inginkan.
Pemberian hadiah bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria yang
ditentukan. Sebelum diakhiri kegiatan belajar mengajar untuk menambah referensi
dan pengetahuan diberikan tugas yaitu membawa struk bukti pembayaran pajak
yang ditanggung keluarga. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan
mengintruksikan peserta didik duduk kembali sesuai dengan sebelum pelajaran
tadi yang kemudian dilanjutkan saling menepuk bahu sambil mengucapakan
semangat pasti bisa.
271
E. Catatan Lapangan Siklus III Pertemuan 1
Nama Sekolah/Kelas : SMP N 4 Wonosari/VIII C
Hari/Tanggal : Rabu, 16 Mei 2012
Kompetensi Dasar :
2.1 Menjelaskan proses perkembangan kolonialisme dan imperalisme Barat serta
pengaruh yang ditimbulkan di berbagai daerah
7.3 Mendeskripsikan fungsi pajak dalam perekonomian nasional
Waktu : 2x 40 menit
Pembelajaran dimulai pukul 10.15 WIB. Kegiatan Pendahuluan (10
menit). Kegiatan pertama yaitu pembukaan (peserta didik berdiri dan memberi
hormat kepada guru kemudian dilanjutkan dengan presensi. Kehadiran peserta
didik 100%. Guru melakukan kegiatan apersepsi dengan cara memperlihatkan
tugas kemarin dan dibahas sebentar yaitu struk bukti pembayaran pajak yang
ditanggung keluarga yaitu struk PBB maka dalam hal ini bahwa PBB merupakan
pajak yang ditanggung oleh keluarga. Selanjutnya dengan melihat gambar
bangunan, gambar jalan (terlampir) yang terlihat bagus tersebut. Sudah bisa
dipastikan bahwa pembangunan tersebut membutuhkan uang, uang tersebut
bersumber dari pajak yang dibayarkan oleh wajib pajak yang sesuai dengan
ketentuan. Dari proses pembangunan itulah para wajib pajak dapat menikmati
kembali uang yang telah disetor kepada pemerintah lewat pajak secara tidak
langsung. Guru melakukan motivasi yaitu mengajak peserta didik untuk
memahami jika pungutan pajak dilakukan secara bersih dan berdisiplin,
penerimaan negara akan sangat memadai sehingga pemerintah tidak perlu
mengemis bantuan kesana kemari. Sejalan dengan itu, para pejabat juga tidak
perlu membebani pengusaha besar dengan berbagai pungutan liar yang ujung-
ujungnya hanya menyuburkan premanisme dalam ekonomi bangsa. Untuk itu
kalian sebagai peserta didik harus mempelajari materi berikut ini dengan seksama.
272
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu: mengidentifikasi
pengaruh yang ditimbulkan atas kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial di
berbagai daerah, menguraikan sistem pemungutan pajak, mengidentifikasikan
sanksi-sanksi terhadap wajib pajak yang melalaikan kewajibannya, memberikan
gambaran orang bijak taat pajak
Kegiatan inti dilakukan dalam waktu 60 menit yaitu dengan penyampaian
mengenai materi pembelajaran selama 15 menit. Peserta didik sudah
memposisikan diri pada tempat duduk yang sesuai dengan denah tempat duduk.
Peserta didik menyuarakan yel-yel yaitu saya datang, saya belajar, saya senang,
hore-hore kami pasti bisa kemudian membentuk menjadi 4 kelompok yang telah
ditentukan sebelumnya. Presentasi dilakukan oleh 2 kelompok pertama dengan
ketentuan waktu (2x15 menit).
Guru mendorong peserta didik berkomunikasi dengan anggota kelompok
dalam menyusun mind mapping dari berbagai sumber acuan sesuai dengan materi
yang dipelajari. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk menjadi
lebih kreatif saat berdiskusi dalam pembuatan dan penyusunan mind mapping.
Guru berkeliling dan membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah
ketika pembuatan mind mapping. Jam 10.30 dimulai semua peserta didik mulai
membuat mind mapping hingga sampai jam 10.45 berarti tepat waktu, peserta
didik sudah mulai terbiasa membuat mind mapping, ketika waktu peserta didik
membuat mind mapping peserta didik terlihat sangat antusias dan penuh semangat
mengerjakan mind mapping. Setelah selesai mengerjakan mind mapping masing-
masing kelompok memilih hasil mind mapping yang terbaik.
Kegiatan selanjutnya adalah presentasi hasil mind mapping. Dalam kegiatan
ini yang mempresentasikan hasil mind mapping adalah satu orang secara
bergantian dengan anggota kelompoknya. Guru meminta peserta didik untuk
memusatkan perhatian ketika presentasi mind mapping dilakukan. Guru
mengintruksikan peserta didik dapat belajar lebih cepat dan efisien dengan adanya
kegiatan presentasi hasil mind mapping. Selanjutnya setelah presentasi, kelompok
273
lain diminta untuk menanggapi, tanggapan dilakukan oleh anggota kelompok
presentasi secara bergantian. Waktu presentasi dan tanya jawab dibatasi maksimal
15 menit. Pada sesi presentasi pertama guru mempersilahkan kepada kelompok
yang siap untuk memprentasikan hasil mind mapping peserta didik-peserta didik
membuat kesepakatan pertama kali yang maju dimulai dari kelompok pertama.
Kemudian kelompok pertama maju dan mempresentasikan hasil mind mapping.
Pada akhir sesi presentasi guru memberi pertanyaan kepada kelompok yang maju
untuk mengetahui seberapa besar pemahaman peserta didik terhadap materi
dengan menggunakan mind map dan memberi beberapa pujian pada mind
mapping yang mereka buat karena hasilnya sangat mengembirakan.
Guru memotivasi peserta didik menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran
ketika membahas dan mengkaji mind mapping secara bersama-sama terhadap
hasil presentasi dan diskusi. Guru meminta peserta didik untuk melatih “gambar
keseluruhan” dalam kegiatan koreksi terhadap hasil mind mapping yang dibuat
secara individu. Guru mendorong peserta didik mengingat dengan lebih baik
ketika memberikan penguatan kesimpulan yang diperoleh dari hasil mind mapping
peserta didik. Guru juga menjelaskan bahwa pada pertemuan minggu depan akan
dilaksanakan tes yang ketiga.
Kegiatan Penutup selama 10 menit hal pertama yaitu membuat kesimpulan.
Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi dan sekaligus
memberikan kesimpulan selanjutnya guru memberi tanggapan dan penguatan
terhadap pendapat-pendapat peserta didik untuk selanjutnya dibutalah kesimpulan
dengan merujuk pada referensi atau pendapat para ahli. Masuknya kekuasaan
Barat ke Indoneia telah membawa perubahan dan bahkan kegoncangan dalam
kehidupan rakyat Indonesia. Perubahan itu meliputi bidang politik, sosial,
ekonomi dan budaya. Hal ini telah terjadi kembali bahwa kita hidup dalam dunia
yang menglobal yaitu tanpa ada batas-batas negara sepertinya. Oleh karena itu
pengaruh-pengaruh budaya asing sangat kental di negara Indonesia. Jangan
pernah berfikir bahwa budaya asing itu lebih baik daripada budaya kita sendiri.
274
Kalian sebgai generasi penerus harus menciptakan gerakan menyintai budaya
sendiri. Peserta didik menyebutkan nilai-nilai yang terdapat dalam materi yang
telah dipelajari seperti nilai menghargai pendapat orang lain dan belajar
menghargai budaya nusantara. Guru menginformasikan bahwa pertemuan
berikutnya yaitu presentasi 2 kelompok selanjutnya dari hasil dari mind mapping
yang dibuat hari ini. Sebelum diakhiri kegiatan belajar mengajar untuk menambah
referensi dan pengetahuan diberikan kesempatan untuk bertanya Guru menutup
kegiatan pembelajaran dengan mengintruksikan peserta didik duduk kembali
sesuai dengan sebelum pelajaran tadi yang kemudian dilanjutkan saling menepuk
bahu sambil mengucapakan semangat pasti bisa.
275
F. Catatan Lapangan Siklus III Pertemuan 2
Nama Sekolah/Kelas : SMP N 4 Wonosari/VIII C
Hari/Tanggal : Rabu, 23 Mei 2012
Kompetensi Dasar :
2.1 Menjelaskan proses perkembangan kolonialisme dan imperalisme Barat serta
pengaruh yang ditimbulkan di berbagai daerah
7.3 Mendeskripsikan fungsi pajak dalam perekonomian nasional
Waktu : 2x 40 menit
Kegiatan pembelajaran dimulai pada pukul 10.15 WIB. Kegiatan
Pendahuluan selama 10 menit. Pembukaan (peserta didik berdiri dan memberi
hormat kepada guru kemudian dilanjutkan dengan presensi dengan menanyakan
kehadiran, laporan kehadiran menunjukkan 100%. Kegiatan selanjutnya yaitu
melakukan apersepsi yaitu dengan mengungkapkan perumpamaan bila kalian
datang terlambat ke sekolah apakah ada sanksi? Begitupun dengan keterlambatan
dalam membayar pajak paasti juga ada sanksinya. Sanksi perpajakan merupakan
jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (norma
perpajakan) akan dituruti atau ditaati atau dipatuhi. Atau alat pencegah (preventif)
agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan. Selanjutnya pemberian
motivasi dengan mengajak peserrta didik memahami sesuatu hal yaitu marilah
kita pahami jika pungutan pajak dilakukan secara bersih dan berdisiplin,
penerimaan negara akan sangat memadai sehingga pemerintah tidak perlu
mengemis bantuan kesana kemari. Sejalan dengan itu, para pejabat juga tidak
perlu membebani pengusaha besar dengan berbagai pungutan liar yang ujung-
ujungnya hanya menyuburkan premanisme dalam ekonomi bangsa. Guru
menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu: mengidentifikasi
pengaruh yang ditimbulkan atas kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial di
276
berbagai daerah, menguraikan sistem pemungutan pajak, mengidentifikasikan
sanksi-sanksi terhadap wajib pajak yang melalaikan kewajibannya, memberikan
gambaran orang bijak taat pajak. Selanjutnya yaitu kegiatan inti selama 60 menit.
Mengarahkan peserta didik untuk berdiri dan bergeser sesuai dengan urutan
tempat duduk sesuai dengan presensi dengan menyuarakan yel-yel yaitu saya
datang, saya belajar, saya senang, hore-hore kami pasti bisa. Peserta didik duduk
sesuai dengan denah tempat duduk kemudian menyuarakan yel-yel yaitu saya
datang, saya belajar, saya senang, hore-hore kami pasti bisa. Melakukan
presentasi 2 kelompok berikutnya dengan ketentuan waktu (2 x 15 menit). Peserta
didik mulai berani bertanya dan menanggapi hasil mind map kelompok yang
maju. Komentar kelompok lain yang muncul seperti: “Mind map yang kalian buat
itukan ada gambar Pak Gayus, coba kalian jelaskan kenapa seeorang Pak Gayus
yang berpendidikan bisa korupsi ya?”. Kegiatan presentasi berjalan lancar dan
proses kreativitas berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Sampai dengan batas
waktu pembelajaran berakhir pada tahap ini, semua kelompok yang sudah maju
mempresentasikan hasil mind map mereka. Selanjutnya peserta didik dibagikan
lembar tes pemahaman. Waktu mengerjakan tes 25 menit. Dalam mengerjakan tes
pemahaman peserta didik sudah tenang dan terkondisikan. Guru berkata: “saya
yakin kalian pasti bisa mengerjakan dengan hasil yang maksimal”. Setelah waktu
tes yang ditentukan habis peserta didik mengumpulkan lembar jawab tes tepat
waktu. Suasana tes sangat tenang dan roman wajah peserta didik dan guru terlihat
berseri-seri.
Selanjutnya kegiatan Penutup selama 10 menit yaitu membuat kesimpulan.
Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi dan sekaligus
memberikan kesimpulan selanjutnya guru memberi tanggapan dan penguatan
terhadap pendapat-pendapat peserta didik untuk selanjutnya dibutalah kesimpulan
dengan merujuk pada referensi atau pendapat para ahli. Marilah kita pahami
bahwa melalui perpajakan, pemerintah dapat mengarahkan kegiatan dan
kehidupan ekonomi kita sesuai dengan yang dicita-citakan bersama, yaitu
277
terciptanya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD
1945. Orang bijak taat pajak. Demikianlah slogan himbauan bagi warga Negara
supaya membayar pajak. Mengapa kita harus membayar pajak? Lihatlah
sekolahanmu, jalan,dan jembatan di sekitarmu! Pajak digunakan untuk
membangun semua itu. Penghasilan utama pemerintah berasal dari pajak. Jadi,
jika kita tidak membayar pajak, maka pemerintah akan kekurangan dana untuk
membangun negara. Peserta didik menyebutkan nilai-nilai yang terdapat dalam
materi yang telah dipelajari seperti nilai tanggung jawab dan disiplin, tanggung
jawab terhadap kewajiban sebagai wajib pajak yaitu taat pajak dan disiplin dalam
membayar pajak agar tidak diberi sanksi. Sebelum diakhiri kegiatan belajar
mengajar untuk menambah referensi dan pengetahuan diberikan kesempatan
untuk bertanya. Pemberian hadiah bagi peserta didik dan kelompok yang telah
memenuhi kriteria yang ditentukan. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan
mengintruksikan peserta didik duduk kembali sesuai dengan sebelum pelajaran
tadi yang kemudian dilanjutkan saling menepuk bahu sambil mengucapakan
semangat pasti bisa.
278
FOTO PENELITIAN
Foto I. Lokasi Penelitian SMP N 4 Wonosari
Foto 2. Guru dan peneliti membagikan tanda pengenal observasi
Lampiran 18
279
Foto 3. Guru sedang menjelaskan materi pelajaran
Gambar 4. Guru memberikan penjelasan mengenai metode mind mapping
280
Foto 5. Peserta didik memberikan pendapat
Gambar 6. Suasana kelas saat berebutan memberikan gagasan
281
Gambar 7. Peserta didik membuat mind mapping
Foto 8. Peserta didik mempresentasikan mind mapping
282
Foto 9. Peserta didik mengerjakan tes
Foto 10. Peneliti melakuan wawancara dengan peserta didik
283
Gambar 11. Peneliti melakukan pengamatan
Gambar 12. Peneliti melakukan refleksi dengan guru
284
285
286
287
288
289
290