BAB II
KETENTUAN UMUM TENTANG SENI TARI
A. PENGERTIAN SENI TARI
Sebelum penulis kemukakan pengertian seni tari secara umum, terlebih
dahulu penulis akan mengemukakan pengertian seni dan tari.
1. Pengertian Seni
Tidak ada seorangpun yang tahu secara pasti kapan seni mulai di
kenal manusia. Namun, kalau kita mempelajari jejak-jejak peninggalan
manusia masa lampau, dapat kita peroleh gambaran, bahwa seni tumbuh
dan berkembang sejajar dengan perkembangan manusia.
Seni adalah keindahan, ia merupakan ekspresi ruh dan budaya
manusia yang mengandung dan mengungkapkan keindahan. Seni lahir dari
sisi terdalam manusia didorong oleh kecenderungan seniman kepada yang
indah, apapun jenis keindahan itu. Dorongan tersebut merupakan naluri
manusia, atau fitrah yang dianugerahkan Allah kepada hamba-hambanya.1
Dengan seni orang dapat memperoleh kenikmatan sebagai akibat
refleksi perasaan terhadap stimulus yang diterimanya. Kenikmatan seni
bukanlah kenikmatan fisik lahiriyah, melainkan kenikmatan bathiniah.
Kenikmatan timbul bila kita dapat menangkap dan merasakan simbol-
simbol estetika dari pencipta seni. Sehingga, seringkali orang mengatakan
nilai seni sebagai nilai spiritual.2
1 M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an, Bandung: Mizan, 2000, hlm. 385. 2 Rasjoyo, Pendidikan Seni Rupa untuk SMU Kelas I, Jakarta: Erlangga, 1994, hlm. 1.
18
18
Seni merupakan manisfestasi dari budaya (priksa, rasa, karsa,
intuisi,dan karya ) manusia yang memenuhi syarat estetik. Pada dasarnya
seni dapat dibeda-bedakan atas:
a. Seni sastra atau kesusastraan, seni dengan alat bahasa.
b. Seni musik, seni dengan alat bunyi atau suara.
c. Seni tari, seni dengan alat gerakan.
d. Seni rupa, seni dengan alat garis, bentuk warna dan lain sebagainya.
e. Seni drama atau teater, seni dengan alat kombinasi; sastra musik, tari /
gerak dan rupa.3
Croce- seorang pemikir yang termasyhur dari Italia pada masa
belakangan ini, teori-teori seninya memberi dampak yang besar di Barat
semenjak awal dekade kedua abad ini. Dalam teorinya terdapat empat
bagian pokok yaitu :
a. Bahwa Seni adalah kegiatan yang sepenuhnya mandiri dan bebas dari
segala macam pertimbangan etis.
b. Bahwa kegiatan ini berbeda dengan kegiatan intelek
c. Bahwa kegiatan ini ditentukan oleh perkembangan kepribadian
seniman
d. Bahwa apresiasi adalah penghidupan kembali pengalaman-pengalaman
seniman di dalam diri penanggap.4
3 Endang Saifuddin Anshari, Kuliah al-Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 19992, hlm.
141. 4 M.M. Sharif, A bout Iqbal and His Trought, Terj. Yusuf Jamil,Iqbal tentang Tuhan dan
Keindahan, Bandung: Mizan, 1984, hlm. 132
19
19
Diantara keempat bagian pokok doktrin di atas. Iqbal sangat
menentang teori yang pertama, karena Crose menempatkan seni di bawah
moralitas. Dalam hal ini, Plato juga sangat menentang orang-orang yang
menggunakan seni sebagai sumber perusak moral. Iqbal, meskipun
seorang lawan Plato dalam bidang metafisika, ia adalah penerus dalam
teori keseniannya. Tujuan seni bagi keduanya adalah sama, seni adalah
sarana yang berharga bagi prestasi kehidupan.5
Seni adalah perasaan dalam menikmati keindahan, dan inilah yang
diungkapkan dalam al-Qur’an untuk diperhatikan dan direnungkan, yaitu
merenungi keindahan makhluk ciptaan Allah, dan mengambil manfaat
yang dikandungnya, sebagaimana Firman Allah SWT surat Qaaf ayat 7 :
������������ ��� �� �� ���� �� �������������� �� ������� ���� �� �������������� ��������� ��� �!���"�����
��#� ��$%�&'()*� 6�
Artinya : “Dan kami hamparkan bumi itu dan kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata”. (QS. Qaaf : 7)
Sesungguhnya seorang mukmin akan menyaksikan kekuasaan
Allah yang kreatif di jagat raya yang indah ini, dan melihat keindahan
Allah pada keindahan ciptaan-Nya. Landasan inilah yang membuat
5 Ibid., hlm. 127 6 Mujamma’ al-Malik Li Thaba’at al- mushaf al-Syarif, al-Qur'an dan Terjemahannya,
Saudi Arabia Madinah Munawwarah, 1418 H, hlm. 17.
�
20
20
seorang mukmin mencintai dan menghargai keindahan pada setiap
fenomena alam sekitarnya, karena semua itu adalah pantulan cahaya
keindahan Allah.7
Seni yang ada dalam dimensi batin ajaran Islam dan
spiritualitasnya, dapat ditemukan kembali dan diterapkan kembali oleh
para seniman muslim yang tugasnya membuat dan menciptakan bentuk,
obyek, serta manifestasi kontemporer seni Islam. Seni pada hakikatnya
merupakan saksi pengejawantahan Yang Maha Esa dan keselarasannya
memberi pengaruh pembebasan jiwa yang membebaskan manusia dari
penghambaan kepada yang banyak dan memungkinkan untuk merasakan
kebahagiaan yang tidak terperikan dari kedekatan dengan Yang Maha
Esa.8
Seni Islam memenuhi tujuan dan fungsinya sebagai penopang dan
pembantu ajaran al-Qur’an itu sendiri dengan bertindak sebagai
pendukung untuk mencapai tujuan Islam, tujuan itu sendiri adalah
kesadaran akan Yang Maha Esa melalui keindahan bentuk, warna, dan
bunyi yang memikat, intinya menuntun menuju yang tak terhingga dan
bertindak sebagai sarana untuk mencapai Yang Maha Benar 9 (al-Haqq)
lagi Maha Mulia (al-Jalal) serta maha Indah (al-Jamal).
7 Yusuf al-Qardlawi, Fiqh al-Ghina wa al-Musiqy fi Dhau al-Qur'an wa as-Sunnah, erj.
Achmad Fulex Bisyri,Fiqh Musik dan Lagu Perspektif al-Qur'an dan as-Sunnah, Bandung: Mujahid Press, 2002, hlm. 20.
8 Sayyed Hossein Nars, Islamic Art and Spirituality, Terj. Sutejo, Spiritualitas dan Seni Islam, Bandung: Mizan, 1993, hlm. 219.
9 Ibid.
21
21
2. Pengertian Tari
Tari adalah gerakan yang berirama sebagai ungkapan jiwa
manusia. Gerak dalam tari adalah gerak yang bertenaga, gerak tari yang
mengawali mengendalikan, serta menghentikan gerak. Gerak merupakan
unsur dominan atau pokok dalam tari.
Untuk mendapatkan pengertian yang lebih dalam tentang tari,
penulis akan mengutipkan definisi tari dari para pakar tari.
Menurut B. Ph. Soeryodiningrat,Tari adalah gerak-gerik dari
seluruh anggota tubuh atau badan yang selaras dengan bunyi, diatur oleh
irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan di dalam tari.10
Corri Hartong dalam bukunya Dankunst menjelaskan : Tari adalah
gerak-gerik yang diberi bentuk dan ritmus dari badan di dalam ruang.11
Drs. Wisnoe Wardhana dalam bukunya Dance Composition
mengungkapkan tari adalah ekspresi gerak dan media tubuh manusia.12
Menurut Susanne K. Langer, tari adalah gerak-gerik yang
dibentuk secara ekspresif untuk dapat dinikmati dengan rasa.13
Atmadibrata dalam Budaya Jaya (1978) menjelaskan bahwa, tari
bukan hanya gerak fisik yang indah berirama, yang tampil dipentas serta
dilakukan oleh sekelompok pelaku, dan ditangkap oleh sekelompok yang
10 Sugiyanto, et.al., Kerajinan Tangan dan Kesenian Untuk SLTP, Jilid I, Jakarta: Erlangga,
1999, hlm. 46 .
11 Ibid.,
12 Ibid., 13 Ibid.,
22
22
disebut penonton. Tari tumbuh karena kebutuhan manusia dalam rangka
menemukan keserasian dengan lingkungan guna mempertahankan
kesinambungan hidupnya.14
Dari sekian pendapat tari di atas, penulis dapat menarik
kesimpulan bahwa substansi atau bahan baku dari tari adalah gerak,
maksud gerak di sini bukan gerak yang dilakukan manusia sehari-hari,
melainkan gerak yang mengandung arti dan mengalami proses tertentu
sehingga berubah dari bentuk alami. Dengan demikian dapat diartikan
bahwa seni tari adalah pengungkapan lewat gerak yang distilir atau
digayakan dan berkesinambungan yang di dalamnya terdapat unsur
keindahan.
B. SEJARAH SENI TARI
1. Seni Tari Sebelum Islam
Pada dasarnya, asal mula tarian berasal dari orang-orang primitif,
yaitu masyarakat yang hidupnya masih berkelompok, keadaan sosial dan
tekhnologi masih sangat sederhana. Mereka tidak mengenal pimpinan
secara formal, dan menganut kepercayaan animisme dan dinamisme.
Pada zaman dahulu orang menari dan menyanyi untuk
menyembah/ merayakan kejadian besar, seperti perburuan atau panen yang
14 Triyanto Triwikromo, et.al, INUL, Jogjakarta: Bentang Budaya, 2003, hlm. 81.
23
23
berhasil. Tarian masih menjadi bagian yang penting di berbagai
kebudayaan.15
Manusia-manusia primitif pada mulanya tertarik pada keadaan dan
kehidupan alam sekitarnya, yang akhirnya mencari sebab musabab segala
keadaan dan kejadian di dunia ini. Mereka beranggapan bahwa ada unsur
hidup yang menimbulkan gerak suatu benda sebagaimana mereka memiliki
nyawa, mereka yakin dan percaya pada roh-roh yang dianggapnya sebagai
penguasa. Karena itulah mereka memberikan pemujaan, sesajen, dan tarian.
Misalnya suku Aborigin yang telah ribuan tahun tinggal di Australia, selama
ini mereka telah menciptakan banyak tarian sebagai bagian dari upacara
penting.16
Kini orang di seluruh dunia dapat menikmati tarian sebagai hiburan.
Beberapa tarian memiliki langkah-langkah khusus yang harus di pelajari untuk
mencapai keindahan suatu tari antara lain:
a. Berlatih mengolah anggota tubuh dengan kegiatan senam.
b. Berlatih mengenal dan menguasai elemen-elemen gerak,
yangterdapat pada anggota tubuh, seperti tangan dan jari, leher
dan kepala, kaki dan telapak kaki, dan sikap badan.
c. Berlatih menguasai rangkaian gerak secara utuh.
d. Berlatih menguasai rangkaian gerak irama tertentu.17
15 Disney, Ensilopedia Aanak Tari Drama,dan Musik, Jakarta: Gramedia, 2002. hlm. 10. 16 Ibid. hlm. 13. 17 Tim Kertangkes, Seni Musik dan Tari Untuk SLTP, Semarang: Adiswara, T th. Hlm. 29.
24
24
Demikianlah asal mula terjadinya gerakan-gerakan tari. Dengan
adanya keterangan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tarian primitif
cenderung mampu menemukan gerakan-gerakan alamiah yang sifatnya masih
sangat sederhana. Pada saat sekarang ini, seni tari sudah cukup maju, bukan
hanya dipakai sekedar upacara keagamaan saja, tetapi seni tari di samping
sebagai hiburan juga diperlombakan.
2. Seni Tari dalam Lintasan Sejaran Islam
Dalam sejarah umat Islam terdapat perbedaan pendapat antara pro
dan kontra tentang seni tari. Seni tari pada permulaan Islam bentuknya
sederhana dan hanya dilakukan oleh orang-orang yang datang dari luar
Jazirah Arab.
Umat Islam di masa Rasulallah Saw. dan Khulafaurrasyidin sibuk
dengan pembinaan agama dan masyarakat disamping kegairahan
menjalankan jihad fisabilillah, oleh karena itu masyarakat Islam yang
pertama belum merupakan wadah yang subur bagi pembinaan kesenian,
perjuangan yang di jihadkan ialah membela keselamatan agama dan
penyebaran Islam.18
Sesudah jaman Rasulallah Saw. khususnya di zaman Daulah
Abbasyyah, seni tari berkembang dengan pesat, kehidupan mewah yang
dicapai kaum muslimin pada waktu itu telah mengantarkan mereka ke
dalam suatu dunia hiburan yang seakan-akan telah menjadi keharusan
18 Sidi Gazalba, Asas Kebudayaan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1978, hlm. 310.
25
25
dalam masyarakat yang makmur. Namun salah seorang ulama kenamaan
menentang seni tari yaitu Ibnu Taimiyah. Dalam kitabnya yang bernama
“Risalah Fis Sima’I wal Raqs wal Surakh” (Risalah tentang mendengar
Musik dan Seni Tari). Tapi seorang ulama kenamaan lainnya
membolehkan seni tari, asal dipelihara norma-norma agama. Ulama itu
adalah Ibrahim bin Muhammad al-Halaby (wafat 1545 M) bukunya adalah
“al-Rash wal Raqs Limustahallil Raqs”.19
Pengarang kitab ilmu seni tari yang pertama adalah al-Faraby,
dengan kitabnya yang berjudul “Kitabul Raqs wal Zafin” (kitab tentang
tari dan gerak tari). Irama musik yang digunakan untuk tarian bernama
“Al-Hazj”. Musik ringan yang mempergunakan duff dan mizmar, di
samping musik muda mudi (an-Nashb), sementara irama “sanad” yang
berat dan banyak berulang-ulang, jarang dipakai untuk tarian.20
Dahulu pada zaman Khalifah Abbasiyah, seni tari telah
mendapatkan tempat yang istimewa di tengah masyarakat, baik di
kalangan istana, gedung-gedung khusus (rumah pejabat dan hartawan).
Pada akhir masa khilafah Abbasiyah, kesenian tari mulai mundur ketika
tentara Mongol menguasai pusat peradaban Islam di Baghdad.
Semua hasil karya seni di rusak oleh tentara itu, karena memang
bangsa ini tidak menyukai tarian. Kemudian pada masa khilafah
Utsmaniah berikutnya. Seni tari berkembang lebih pesat lagi, khususnya
tarian sufi yang biasa dilakukan oleh kaum pria saja. Sedangkan wanita
19 A. Hasjmy, Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1979, hlm. 367. 20 Ibid., hlm. 368.
26
26
menarikan tarian di Istana dan rumah-rumah para pejabat, mereka ini
adalah penari “berkaliber tinggi”.21
Dr. Hasan Ibrahim Hasan di dalam bukunya Tarichul Islam As-
Syiasasi dan Dr. Ahmad Amin di dalam bukunya Fadjarul Islam, masing-
masing mengatakan bahwa seni musik, seni suara dan seni tari, bukanlah
suatu hal yang baru bagi Bangsa Arab, mereka telah mengetahuinya
sebelum lahirnya Islam. Hubungan mereka dengan negara-negara asing
seperti Persia dan Rumania di Syam banyak mempengaruhi kehidupan di
dalam masyarakat mereka.22
Dalam perkembangan tari-tarian Islam, Prof. Sacahau, Dr. Host
dan Dr. Salvador Daniel, telah mengadakan penyelidikan bahwa dalam
dunia Islam dahulu rakyatnya sudah berdansa, lebih maju dari Eropa
sekarang. Kesenian dansa ini menjadi mundur ketika Bangsa Mongol
menguasai pusat peradaban Islam di Baghdad, karena bangsa itu tidak
suka dansa.
Kemudian hasil penyelidikan itu menyatakan bahwa,
perkembangan tari Islam bertingkat-tingkat, masing-masing berkembang
menurut bakat dan kesanggupannya. Ada tarian yang dibawakan dalam
ruangan tertutup, yang hanya di kunjungi oleh orang-orang tertentu. Tarian
dalam lapangan ini (danse more/ dansa moor) berbeda dengan tarian kelas
pertengahan, tarian seperti ini biasa dilakukan oleh rakyat di jalan-jalan,
21 Abdurrahman al-Baghdadi, Seni dalam Pandangan Islam, Jakarta: Gema Insani Press,
1991, hlm. 88. 22 H.M. Toha Yahya Omar, Hukum Seni Musik, Seni Suara dan Seni Tari dalam Islam,
Jakarta: Widjaya, 1964, hlm. 7.
27
27
tanah lapangan dan tempat-tempat umum lainnya. Tarian rakyat ini sangat
menarik perhatian orang banyak. Adapula perkembangan tarian Islam
diciptakan di tempat dan maksud suci. Tarian ini adalah tarian yang biasa
diperkembangkan oleh kalangan sufi.23
Selain danse mor, ada juga danse des Almees / Tari almis,24( tari
ini adalah dansa lama bangsa Arab), di kota kairo terdapat sebuah tempat
yang dinamakan Cairo Ghazi, yaitu sebuah tempat penari-penari Mesir
yang mempertunjukkan kesenian dansanya di muka umum. Cairo Ghazi
ini, bukanlah sebuah tempat mesum, akan tetapi sebuah tempat terhormat
untuk mempertunjukkan tarian khas bangsa Arab.25
Sebelum masuknya agama Islam, Bangsa Indonesia sudah
pandai menari dan bernyanyi. Hal ini dapat kita buktikan pada bangsa
Polynesia, sekarang mendiami pulau-pulau lautan Teduh. Nenek moyang
Polynesia, dahulu mendiami kepulauan Indonesia. Tarian yang terkenal
adalah tarian Hawai dan Maori juga tarian hula-hula.26
Pengaruh kitab al-Raqsh wal-Zafn, masih dapat kita lihat dalam
kesenian tari Indonesia di Riau. Dahulu Riau adalah pusat kerajaan
Melayu, dan sudah sampai mencapai puncak kemajuannya. Berbagai guru-
guru dan pelatih tari, dipelihara Sultan di Istana.27
23 Oemar Amin Hoesin, Kultur Islam, Jakarta: Bulan Bintang, t.th., hlm. 463. 24 Danse des almees, berasal dari sebuah daerah Islam di kota al-Amin dekat Cairo. Kota ini
kemudian ternama dalam Perang Dunia II. Karena menjadi pusat penyerbuan Von Rommel, orang Jerman.
25 Ibid., hlm. 456 26 Ibid., hlm. 466 27 Ibid.
28
28
Tari zafin (al-zafn), tarian yang sekarang berkembang dimana-
mana, adalah perkembangan dansa rakyat Riau, Tarian tersebut merupakan
dansa popular peninggalan karya Islam Riau.28
Melihat perkembangan seni tari jelaslah tarian bukanlah sesuatu
yang baru, tetapi tarian ini sudah ada sejak zaman dulu, dan sama tuanya
dengan sejarah hidup manusia, karena asal dari tarian adalah gerakan.
C. SENI TARI DAN MACAM-MACAMNYA
Bila dilihat dari keanekaragaman seni tari, maka seni tari dapat dibagi
menjadi beberapa macam atau cabang.
Sifat gerak tari ada dua yaitu :
1. Gerak murni, yaitu gerak yang ditarikan tanpa mempertimbangkan arti
atau maksud gerak tari tersebut. Gerakannya mengutamakan keindahan
semata. Misalnya gerak pergelangan tangan yang diputar-putar, dan
sebagainya.
2. Gerak maknawi, yaitu gerak yang diungkapkan dengan maksud tertentu
misalnya saja gerak terbang, memukul, menghindar, memetik, menangkis
menyuruh pergi karena marah, dan sebagainya.29
Gerak menurut karakteristinya dibagi menjadi dua :
1. Gerak feminim, gerak yang terkesan halus ada volume yang menyulut atau
menyempit, gerakannya ringan dan lincah, cenderung gerakan perempuan.
28 Ibid. 29 Sugiyanto, et.al., Loc.cit.
29
29
2. Gerak maskulin, gerakan ini berlawanan dengan gerakan feminim,
gerakannya patah-patah, menyiku sehingga terkesan kuat dan kokoh.30
Menurut penyajiannya, seni tari dibagi menjadi tiga yaitu :
1. Tari tunggal, adalah tari yang ditarikan oleh seorang penari baik itu laki-
laki atau perempuan
2. Tari berpasangan adalah jenis tarian yang ditarikan oleh dua orang penari,
baik sesama jenis atuapun berlawanan jenis.
3. Tari kelompok adalah jenis tarian yang ditarikan secara kelompok atau
berpasang-pasangan dan tidak menutup kemungkinan bisa berbentuk
drama tari atau sendra tari.31
Tema atau cerita suatu tarian dapat diperoleh dari berbagai sumber.
Bentuk tari yang dihasilkan menjadi tari bertema. Dasar dari bertema adalah
peragaan gerak tari yang disesuaikan dengan tema yang telah ditentukan. Dari
sekian banyak tema hendaknya penata tari dapat mengungkapkan dengan
peragaan gerak, baik gerak maknawi atau gerak murni yang distilir atau
diperhalus sehingga menjadi rangkaian gerak ritmis atau indah.
Landasan penyusunan gerak tari diantaranya adalah :
1. Kehidupan atau kegiatan manusia
2. Perangai atau tingkah laku binatang
3. Cerita atau dongeng
4. Sastra
30 Endang Triningsih, Kerajina Tangan dan Kesenian, Semarang: MGMP SLTP N 18,
2000, hlm. 23. 31 Sugiyanto, et.al., op.cit., hlm. 52
30
30
5. Otobiografi atau biografi
6. Keadaan alam dan lingkungannya.32
Adapun macam-macam tari bertema antara lain :
1. Erotik atau percintaan, adalah suatu tarian yang tema tariannya
mengandung unsur percintaan atua kasmaran
2. Heroik atua kepahlawanan, adalah suatu tarian yang tema tariannya
mengandung unsur perjuangan, baik perjuangan dalam perang, perjuangan
dalam mencari kebebasan, maupun perjuangan dalam menentang
penjajahan.
3. Pergaulan adalah suatu tarian yang tema tariannya mengandung unsur
pergaulan antara muda dan mudi.
4. Imitatif atau Pantomim adalah suatu tarian yang tema tariannya
mengandung unsur meniru.33
Pada dasarnya penampilan tari ditinjau dari segi tema dapat dibedakan
menjadi dua yaitu : tari yang mengandung tematik dan tari yang bersifat non
tematik.
Tari yang mengandung unsur tematik terpusat pada tema tari dan lebih
mementingkan dari segi isi. Sedangkan tari non tematik cenderung
mementingkan kesempurnaan pelaksana penampilan. Tari non tematik
32 Dyah Purwani Setianingsih, et.al, Kerajinan Tangan dan Kesenian Untuk SLTP Jilid 2
Jakarta: Erlangga, 2000, hlm. 40. 33 Tim Kertangkes, Op.cit, hlm. 28.
31
31
menekankan pada kesempurnaan teknik, musikalitas pemilihan kondisi fisik
yang prima penghayatan estetika yang mendalam serta mentalitas artistik.34
Sejak jaman dahulu seni tari telah memainkan peranan penting dalam
upacara kerajaan, di kalangan masyarakat maupun individu. Seni tari
merupakan akar tarian barat yang populer pada masa kini, bangsa-bangsa
primitif bahkan percaya pada daya magis tari seperti tari perburuan dan hujan,
tari eksorsisme (jawa, ruwatan), biasanya tarian seperti ini dijadikan sebagai
perwujudan saling hormat menghormati.
Seni tari modern lebih mengutamakan keindahan dan irama gerak
dengan fokus hiburan. Seni sekarang berbeda halnya dengan tarian abad-abad
sebelumnya, seperti balet, tapdans, ketoprak atau senda tari. Gaya tari abad
XX kini berkembang dengan irama-irama musik pop singkopik, misalnya
dansa cha-cha, togo, soul, twist, breakdance, dan disko.35 Akhir-akhir ini yang
menggejala dan mempunyai gerakan yang menggila dan banyak digemari
adalah tarian para penyanyi dangdut ( Inul dengan goyang “ngebor”nya,
Annisa Bahar dengan goyang “patah-patah”, Uut dengan goyang “ngecor”
nya, dan lain sebagainya). Khususnys fenomena Inul yang menjadi bahan
pembicaraan yang hangat diseantero ini dinilai kelewatan oleh berbagai pihak
yang ternyata menimbulkan pro dan kontra yang cukup serius.36
Tari zafin (al-Zafin) sekarang ini masih hidup dan subur di Riau, joged
yang sekarang berkembang di mana-mana, adalah perkembangan dansa rakyat
34 Ibid., hlm. 50. 35 Abdurrahman al-Baghdadi, op.cit., hlm. 14. 36 Majalah Keluarga Islam, “Nikah” Edisi 03 / II / 2003., hlm. 10.
32
32
Riau yang dipakai semenjak dari Istana sampai ke kedai-kedai kopi.
Serampang dua belan adalah dansa populer peninggalan karya Islam Riau,
kata-katanya masih memakai Bahasa Arab bercampur dengan Bahasa Melayu,
ini adalah pengaruh dari ajaran al-Farabi dalam bukunya “kitab al-Raqsh wal
Zafin”, (kitab tarian dan gerak kaki).37
Di daerah JawaTimur bagian barat dan Jawa Tengah bagian Timur, ada
tarian tayub, yang biasanya dilakukan oleh pesinden. Di daerah Yogyakarta
ada tarian Bedoyo, yang di gelar untuk acara-acara resmi Keraton, mitos,
cerita sejarah. Tarian ini dibawakan oleh tujuh atau sembilan orang wanita.
Di daerah Surabaya ada atri Remong, di Bnyuwangi ada tari Legong,
di Bali ada tari Janger, di Jawa tengah bagian barat ada tari Ronggeng, di
Karawang ada tari Dombret, di Jawa Barat secara keseluruhan dimasyarakat
Sunda ada tari Jaipong, di Betawi ada tari Topeng.38
Setiap gerakan di dalam tari mengandung watak tertentu, jelasnya
setiap gerak yang diungkapkan oleh seorang penari akan menimbulkan kesan
tertentu.
37 Oemar Amin Hoesin, Loc.cit. 38 Kathur Suhardi, Inul Lebih Dari Sekedar Arak , Jakarta: Darul Falah, 2003, hlm. 165-
166.
33
33
D. DASAR HUKUM SENI TARI MENURUT PANDANGAN PARA
ULAMA
1. Dasar Hukum Seni Tari
Sebelum penulis membahas dan menguraikan pendapat para
fuqaha, terlebih dahulu penulis akan mengemukakan dalil naqli yang
diambil dari al-Qur’an dan as-Sunnah.
Adapun dasar hukum seni tari yang berasal dari al-Qur’an yaitu
terdapat pada surat Luqman ayat 18 yang berbunyi :
��+, -.������/01���02 3��45�6��� !���"����� �� 7�8�9������� :�0�1 ���;0 �<��6�=�>9������
���?@����A����@��0�%�2�8���(BC*�39�
Artinya : “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri”. (QS. Luqman : 18)
Menurut Abu al-Wafa’ Ibnul Aqil, ayat diatas menjelaskan
keharaman tarian dengan nas yang tegas, sebab menari merupakan cara
berjalan paling angkuh dan penuh dengan kesombongan kemudian Imam
Ibnul Jauzi melanjutkan dengan mengomentari tarian orang sufi. Katanya,
dapatkah kita membayangkan suatu perbuatan keji yang dapat
menjatuhkan nilai akal dan kewibawaan bagi seseorang serta
39 Mujamma’ al-Malik Fahd Li Thaba’at al-Mushaf al-Syarif, op.cit., hlm. 655.
34
34
menyebabkan ia terjatuh sifat kesopanan dan rendah hati, seperti yang
dilakukan seorang sufi.40
Para cendikiawan muslim menetapkan bahwa segala sesuatu itu
asalnya mubah (boleh) dengan dasar firman Allah surat al-Baqarah ayat
29:
�� �������DE����F�1�<�G H0����?��4=� 8�I� !���"�����%JJJ��K6�����LM*�41�
Artinya : “Dialah Allah yang menciptakan untuk kamu apa yang ada di bumi semuanya”. (QS.al-Baqarah : 29)
Ayat di atas menerangkan tidak mungkin Allah menciptakan segala
sesuatu buat mereka, kemudian mengharamkannya. Allah hanya
mengharamkan segala yang buruk dan mengandung mudharat (dampak
negatif) untuk memelihara mereka dan kemaslahatan mereka.
Dalil lain yang berkenaan dengan seni tari adalah hadits yang
diriwayatkan dari Aisyah r.a. beliau berkata :
��������� ������ ����� � ������ ����� �������� ���������� ������� ���� ��������� ���������
������������������� !"#������������ �$���� �����$%��������&' �����(����!) �"��*��+���,����
��-���������.!�� �/�0������1����%) �-�2 �$���� 30���$������0�����30"#�/30�4 �5��3�"#���%) !0
�������63"#������%) !�%.�/36���� �7��-�"�/�"�8���%9!��N 6�>����� �7���"�8����93�"#������:��42
40 Abdurrahman al-Baghdadi, op.cit., hlm. 92. 41 Mujamma’ al-Malik Fahd, op.cit., hlm. 13.
35
35
Artinya : “Dari Aisyah r.a, Ia telah berkata : Orang Habsyi telah datang, mereka menari pada hari raya di Masjid (Nabawi) kemudian Nabi SAW memanggil-manggil aku (Kata Aisyah) maka aku letakkan kepadaku di atas bahwasannya (Nabi) lalu aku melihat permainan mereka itu”. (H.R. Muslim)
Hadits lain yang juga diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu
Hurairah ra., beliau berkata :
�;��#���������� ��� ����������$����#�<��*�$�������!=��������<��*������ �������������$�
�����#� ����� >? ����5�"#� ����� ��� �-� � ������!=�� �@#����"#� ������ ���������� �;��#��
����<$����� ��!���� ��$��-!0��� %+�����!"#� �� ������ <��*� �A��������� ���� ����� ������� !"#
� /30�4 � ��30"#�������3B�=!"#� ���� ��� ��� <�=��� !C�8� � �7�#������ � 30���$� �����0��� ��30"#
������30"#�/30�4 ���30"#�D<$��������"�<��E�����7��� �7��4 ������(���4 ��!"#�/�"�8�F �$��G��
������0������ �������� �7������ 30���$:�43�
Artinya : “Dari Abu Hurairah r.a, Ia telah berkata : Ketika orang-orang Habsyi bermain tombak di muka Rasulullah, tiba-tiba Umar masuk kemudian mengambil kerikil dan melemparkan kepada mereka, kemudian Rasulallah Saw., berkata kepada Umar, biarkanlah mereka hai Umar ”. (H.R. Muslim)
42 Imam Muslim, Shahih Muslim, Juz I, Limanon, Beirut: Dar al-Fikr, 1993, hlm. 391.
43 Ibid.
36
36
Dalam kitabnya Sunan Abu Daud, Imam Abu Daud meriwayatkan
dari Annas ra, berkata :
���������) ������������� �-� �������!=���@#����!"#�����������������H��0�������������!"#����������
�����+������ !"#� � 30���$� �����0��� ��30"#�/30�4 � ��30"#�D<$����� � ���*� �� �"� <��*� �I ���� ����
�������#$��-�"��J �"�C���K��������� $��%E�"�%+�����!"#�!) ��-�"� �7�#��J�44�
Artinya : “Dari Anas, ra. Beliau berkata : Tatakala Rasulallah Saw. datang ke Madinah, Orang Habsyah (sekarang Ethiopia) menarikan senjata mereka ”. (H.R. Abu Daud)
Dengan melihat dalil di atas jelaslah Rasulallah Saw. melihat dan
memperhatikan permainan mereka. Dengan demikian permainan tersebut
dibolehkan oleh Rasulallah Saw..
2. Pandangan Para Ulama terhadap Seni Tari
Imam al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulum ad-Din beranggapan
bahwa mendengar nyanyian dan musik sambil menari hukumnya mubah
(boleh), sebab kata beliau para sahabat Rasulallah Saw. pernah melakukan
hajal (berjinjit) pada saat mereka merasa bahagia. Dalam kesempatan lain
Aisyah diijinkan oleh Rasulallah Saw untuk menyaksikan penari-penari
Habsyah. Tetapi tari-tarian itu maupun jenis-jenis hiburan lainnya tidak
44 Abu Daud, Sunan Abu Daud Juz IV ,Indonesia: Maktabah Dakholani, t.th., hlm. 281.
37
37
layak dilakukan oleh para pejabat dan pemimpin yang menjadi panutan
masyarakat, ini bertujuan agar mereka tidak dikecilkan oleh rakyat, tidak
dijatuhkan martabatnya atau tidak dijauhi rakyatnya.45
Al-Izzuddin Abdussalam berpendapat bahwa tari-tarian itu adalah
bid’ah. Tidak ada laki-laki yang mengerjakan kecuali kurang akal dan
tidak pantas, kecuali bagi wanita.46 Tapi menurut pendapat Imam Balqani
berpendapat bahwa tari-tarian yang diperbuat dihadapan orang banyak,
tidak haram dan tidak makruh karena tarian itu hanya merupakan gerakan-
gerakan dan bengkokan-bengkokan anggota badan. Ini telah diperbolehkan
Nabi SAW kepada orang-orang Habsyah di dalam Masjidnya pada hari
raya.47
Menurut Abdurrahman al-Jaziri dalam kitabnya al-Fiqh ‘ala
Madzahibil Arba’ah menyatakan bahwa ulama-ulama Syafi’iyah seperti
yang diterangkan oleh Imam al-Ghazali di dalam kitabnya Ihya Ulum ad-
Din, beliau berkata, Nash-nash syara' telah menunjukkan bahwa menyanyi
menari memukul sambil bermain dengan prisai dan senjata-senjata perang
pada hari raya adalah mubah (boleh) sebab hari seperti itu adalah hari
untuk bergembira, oleh karena itu hari bergembira dikiaskan untuk hari-
45 Imam al-Ghozali, Ihya Ulm Ad-Din, Juz II, Beirut: Dar al-Fikr, 1995, hlm. 237. 46 H.M. Toho Yahya, op.cit., hlm. 43. 47 Ibid., hlm. 44.
38
38
hari yang lain seperti khitanan dan semua hari kegembiraan yang
dibolehkan oleh syara.48
Imam Ibnu Hajar menentang pengertian hadits yang membolehkan
tarian, beliau berkata, “Sekelompok sufi telah berdalil kepada hadits
tersebut untuk membolehkan tari-tarian, padahal jumhur ulama telah
menegur pendapat ini dalam hal perbedaan maksud dan tujuan. Tujuan
orang-orang Habsyah yang bermain-main dengan prisai dan tombak
merupakan bagian dari latihan yang biasa mereka lakukan untuk
berperang. Oleh karenanya, hal ini tidak bisa dijadikan sebagai hujjah
untuk membolehkan tari-tarian yang tujuannya untuk menghibur diri.49
Dalam memandang hukum goyangan atau tarian, Syaikh
Muhammad al-Albani menjelaskan bahwa dalam sebuah tarian biasanya
ada goyangan tangan, kepala, pundak, pinggul, pantat, atau kaki. Hukum
tarian diambil dari dalil umum, karena tidak ada dalil khusus yang
mengaturnya. Dalam hal ini ada tiga bentuk tarian berdasarkan pelakunya:
a. Tarian wanita dihadapan suaminya.
Tarian seperti ini di bolehkan yang hanya dilakukan oleh
sepasang suami isteri, tidak ada orang lain, walaupun tariannya bisa
menimbulkan syahwat.
48 Abdurrahman al-Jaziri, Kitab al-Fiqh ala Madzahibil Arba’ah, Juz II, Beirut: Dar al-
Kuitub al-Alawiyah, t.th., hlm. 42. 49 Ibnu Hajar al-Asqolani, Fathul Bari, Jilid VI, Riyadh: Maktabah Riyadh al-Hadits,t.th,
hlm. 553.
39
39
b. Tarian perempuan dihadapan anak-anak perempuan.
Tarian ini di bolehkan dengan syarat gerakkan tari hanya
gerakan biasa tidak disertai gerakkan pantat dan sejenisnya yang bisa
menimbulkan syahwat. Kalau tarian itu keluar dari batasan tersebut,
maka hukumnya menjadi terlarang.
c. Tarian laki-laki
Tarian yang merupakan adat kebiasaan yang tidak disertai
dengan sesuatu yang menyelisihi syari’at.50
50 Majalah Keluarga Islam, op.cit., hlm.37.