Download - Bab II Akhlak Keluarga
-
8/19/2019 Bab II Akhlak Keluarga
1/21
BAB IIBAB II
AKHLAK DALAM KELUARGA (1)AKHLAK DALAM KELUARGA (1)
A. Urgensi keluarga dalam Membangun Masyaraka
Dalam kehidupan modern sekarang ini, terdapat suatu kecenderungan kuat
di kalangan masyarakat khususnya generasi muda mengikuti gaya hidup sekuler
dan “ke-Barat-barat-an”, baik dalam kehidupan individu maupun sosial. Hal itu
dapat diamati maupun dirasakan dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat dan
berbangsa. Dalam konteks ini, seringkali terdengar orang mempertanyakan
tentang relevansi kehidupan berkeluarga harus dengan pernikahan. Mengapa
harus menikah? laborasi pertanyaan seperti ini biasanya lalu menghasilkan teori-
teori trans!ormati! yang ber!ungsi untuk men"elaskan dinamika yang sedang
ter"adi dan memberikan “insight” mengenai perubahan dan trans!ormasinya.
#ehadiran Modernisasi yang bernuansa $esternisasi dan %ekularisasi di
samping berdampak pada tergencetnya agama secara institusional maupun intuiti!,
"uga mena&arkan nilai-nilai baru yang lebih rasional dan pragmatis dari pada
nilai-nilai tradisional sebelumnya. Dalam kehidupan yang serba relati! atau
didasarkan pada nilai-nilai kenisbian, orang semakin bingung oleh cerita 'omeo
dan (uliet, seraya bertanya-tanya, “ Mengapa mereka berdua tidak pergi sa"a dan
hidup bersama tanpa nikah )kumpul kebo*, tapi yang dilakukan "ustru mengakhiri
hidup dalam tragedi, penuh putus asa?” Dalam apresiasi kasus ini memberikan
kesan bah&a ada realitas paradoks yang di&arnai oleh nilai-nilai tradisional dan
nilai-nilai modern. Bagaimana +slam memberikan konsep mengenai kehidupan
keluarga yang didambakan oleh semua orang ?
1. !engerian dan "ungsi Keluarga
%ecara sosiologis, menurut 'eading )/0 1* bah&a keluarga adalah dua
orang atau lebih yang tinggal bersama dan terikat karena darah, perka&inan, dan
adopsi. %edang menurut (.'. shleman )20 3* bah&a yang disebut keluarga
mengandung beberapa unsur sebagai berikut0
a. #eluarga lahir sebagai hasil perka&inan,
b. #eluarga terdiri atas orang-orang yang terikat karena perka&inan, darah, atau
adopsi,
4/
-
8/19/2019 Bab II Akhlak Keluarga
2/21
c. 5nggota keluarga memiliki tempat tinggal yang sama,
d. 5nggota-anggota keluarga mempunyai hak dan ke&a"iban timbal balik satu
sama lain,
e. #eluarga mempunyai !ungsi utama sosialisasi, terutama untuk anak-anak.
%edangkan secara 6sikologis, keluarga adalah sekumpulan orang yang
hidup bersama dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota
merasakan adanya pertautan batin sehingga ter"adi saling mempengaruhi, saling
memperhatikan, dan saling menyerahkan diri.
5dapun yang men"adi !ungsi keluarga, menurut 'ahmat )0 4*
antara lain, disebutkan paling sedikit0
. 7ungsi ekonomis, yakni keluarga merupakan satuan sosial yang mandiri, di
mana semua anggota keluarga tersebut mengkonsumsi barang-barang yang
diproduksinya.
4. 7ungsi sosial, yakni keluarga memberikan prestise dan status kepada anggota-
anggotanya.
/. 7ungsi edukati!, yakni keluarga memberikan pendidikan kepada anak-anak
dan rema"a.
1. 7ungsi protekti!, yakni keluarga melindungi anggota-anggotanya dari
ancaman !isik, ekonomis, dan psiko-sosial.
8. 7ungsi religius, yakni keluarga memberikan pengalaman keagamaan kepada
anggota-anggotanya.
3. 7ungsi rekreati!, yakni keluarga merupakan pusat rekreasi bagi anggota-
anggotanya.
2. 7ungsi a!ekti!, yakni keluarga memberikan kasih sayang dan melahirkan
keturunanMenurut Muhammadiyah, keluarga merupakan tiang utama kehidupan
umat dan bangsa sebagai tempat sosialisasi nilai-nilai a"aran +slam yang paling
intensi! dan menentukan. 9leh karena itu men"adi ke&a"iban setiap anggota
keluarga untuk me&u"udkan kehidupan keluarga yang sakinah,ma&addah
&arahmah ):. %. 5r-'um ;/
-
8/19/2019 Bab II Akhlak Keluarga
3/21
yang dapat men"adi pelangsung dan penyempurna gerakan dak&ah +slam di
kemudian hari.
#eluarga-keluarga di lingkungan Muhammadiyah dituntut> #eteladanan
us&ah hasanah dalam mempraktikan kehidupan yang +slami yakni tertanam
ihsankebaikan dan bergaul dengan ma@ru!, saling menyayangi dan mengasihi,4
menghormati hak hidup anak,/ saling menghargai dan menghormati antar
anggota keluarga, memberikan pendidikan akhlak yang mulia secara paripurna,1
men"auhkan segenap keluarga dari bencana siksa neraka,8 membiasakan
bermusya&arah dalam menyelesaikan urusan,3 berbuat adil dan ihsan,2
memelihara persamaan hak dan ke&a"iban, dan menyantuni anggota keluarga
yang tidak mampu.
#. Keluarga $ebagai !ilar Uama Masyaraka
Ma"u mundurnya suatu bangsa seringkali ditentukan oleh kualitas
masyarakatnya, dan hal itu tidak dapat dilepaskan dari peranan yang dimainkan
oleh keluarga-keluarga. Dengan demikian kese"ahteraan dan kemakmuran maupun
kebodohan dan keterbelakangan suatu bangsa sesungguhnya merupakan cerminan
keadaan yang sebenarnya dari keluarga-keluarga yang hidup pada masyarakat
bangsa tersebut. Hakikat tersebut adalah kesimpulan pandangan seluruh pakar dari
berbagai disiplin ilmu, termasuk pakar-pakar agama +slam )%hihab, 40 48/*.
Dalam suatu keluarga keutuhan sangat diharapkan oleh seorang anak,
saling membutuhkan, saling membantu dan lain-lain,
dapat mengembangkan potensi diri dan kepercayaan pada diri anak. Dengan
demikian diharapkan upaya orang tua untuk membantu anak menginternalisasi
nilai-nilai moral dapat ter&u"ud dengan baik.
#eluarga yang seimbang adalah keluarga yang ditandai oleh adanyakeharmonisan hubungan atau relasi antara ayah dan ibu serta anak-anak dengan
saling menghormati dan saling memberi tanpa harus diminta. 6ada saat ini orang
:.%. 5n-Aisaa@)1* 0 , /3, 4> 5l +sra@)2* 0 4/> uCman )/* 0 14 :.%. 5r-'um )/ 5l +sra@ )2* >/1 :.%. 5l-5khab) //*0 88 :.%. 5t- Eahrim )83* 0 33 :.%. 5-BaCarah )4* 0 4//> 5th-EhalaaC )38*0 32 :.%. 5l-Maa@idah )3* 0 > 5n-Aahl)3* 0 <
:.%. 5l-BaCarah)4* 044> 5n-Aisaa@)1*0/1 :.%. 5l-+sra@)2* 0 43> 5r-'um)/
-
8/19/2019 Bab II Akhlak Keluarga
4/21
tua berprilaku proakti! dan sebagai penga&as tertinggi yang lebih menekankan
pada tugas dan saling menyadari perasaan satu sama lainnya. %ikap orang tua
lebih banyak pada upaya memberi dukungan, perhatian, dan garis-garis pedoman
sebagai ru"ukan setiap kegiatan anak dengan diiringi contoh teladan, secara praktis
anak harus mendapatkan bimbingan, asuhan, arahan serta pendidikan dari orang
tuanya, sehingga dapat mengantarkan seorang anak men"adi berkepribadian yang
se"ati sesuai dengan a"aran agama yang diberikan kepadanya. ingkungan
keluarga sangat menentukan berhasil tidaknya proses pendidikan, sebab di sinilah
anak pertama kali menerima se"umlah nilai pendidikan.
Eanggung "a&ab dan kepercayaan yang diberikan oleh orang tua dirasakan
oleh anak dan akan men"adi dasar peniruan dan identi!ikasi diri untuk berperilaku.
Ailai moral yang ditanamkan sebagai landasan utama bagi anak pertama kali
diterimanya dari orang tua, dan "uga tidak kalah pentingnya komunikasi dialogis
sangat diperlukan oleh anak untuk memahami berbagai persoalan-persoalan yang
tentunya dalam tingkatan rasional, yang dapat melahirkan kesadaran diri untuk
senantiasa berprilaku taat terhadap nilai moral dan agama yang sudah digariskan.
%entralisasi nilai-nilai agama dalam proses internalisasi pendidikan agama
pada anak mutlak di"adikan sebagai sumber pertama dan sandaran utama dalam
mengartikulasikan nilai-nilai moral agama yang di"abarkan dalam kehidupan
kesehariannya. Ailai-nilai agama sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan
keluarga, agama yang ditanamkan oleh orang tua se"ak kecil kepada anak akan
memba&a dampak besar dimasa de&asanya, karena nilai-nilai agama yang
diberikan mencerminkan disiplin diri yang bernuansa agamis.
Di dalam keluarga anak pertama kali mengikuti irama pergaulan sosial.
%uasana seperti ini disebut dengan situasi domestik, tempat lingkungan pergaulananak hanya terbatas dengan se"umlah orang yang terdapat di dalam keluarga
tersebut, seperti ibu, ayah, kakak, adik atau nenekkakek.
Di dalam keluarga inilah pertama kali anak terlibat dalam interaksi
edukati!. 5nak bela"ar berdiri, berbicara, bermain, berpakaian, mandi, menyikat
gigi dan lain-lain. #eluarga bertugas meneruskan dan me&ariskan se"umlah nilai
baik berkaitan dengan kultural, sosial maupun moral kepada anak-anak yang baru
43
-
8/19/2019 Bab II Akhlak Keluarga
5/21
tumbuh di dalam rumah tangga. Di sini pula anak dia"ar mengenal siapa dirinya
dan lingkungannya.
Di dalam keluarga, kebutuhan pribadi anak seperti yang disampaikan oleh
5braham Maslo& "uga berlangsung. 6ada tahap a&al, anak memerlukan
kebutuhan dasar seperti makan dan minum, kemudian meningkat kepada
kebutuhan akan kasih sayang dan penghargaan, lalu meningkat lagi men"adi
kebutuhan terhadap keamanan dan kesehatan serta pada &aktunya anak
memerlukan self actualization )mencari pemaknaan terhadap siapa dirinya*.
#eluarga "uga berperan men"adi benteng pertahanan dari se"umlah
pengaruh yang datang dari luar. Eidak "arang anak menanyakan sesuatu problem
yang datang dari luar yang dia sendiri canggung untuk men"a&ab atau
mengatasinya. #arena itu, ru"ukan utama anak adalah keluarga. Di sinilah
diperlukan hadirnya sosok orang tua yang bi"aksana dan memiliki &a&asan yang
cukup untuk menerangkan kepada anak tentang apa yang dihadapinya. Dengan
demikian, anak tidak mudah dipengaruhi oleh !aktor-!aktor eksternal yang dapat
menyesatkan dirinya.
Di samping men"adi institusi domestik, keluarga "uga dapat men"adi
institusi sosialisasi sekunder. Maksudnya adalah bah&a keluarga berperan
menghantarkan anak-anak untuk memasuki &ilayah sosial yang lebih besar,
seperti lingkungan sosial. Dalam konteks ini, keluarga men"adi pengatur
dan designer anak untuk memilih lingkungan mana yang tepat dan baik dalam
menumbuhkan kepribadian. #eluarga bertanggung "a&ab untuk mengarahkan
anak-anaknya memasuki lingkungan sosial yang baik agar anak terhindari dari
pengaruh lingkungan yang tidak sehat
9leh karena begitu pentingnya kedudukan keluarga dalam menentukanmasa depan suatu masyarakat dan bangsa, maka +slam memberikan perhatian
yang sangat besar tentang masalah keluarga. Hal itu dapat dilihat bagaimana 5llah
%&t. telah men"adikan kehidupan berkeluarga sebagai peristi&a yang mengundang
manusia untuk ber!ikir tentang tanda-tanda kebesaran 5llah, mensyukuri nikmat-
Aya, dan menghindari dari beriman kepada yang batil, serta memelihara diri dan
kelurganya dari api neraka. Dalam al-:ur@an disebutkan0
42
-
8/19/2019 Bab II Akhlak Keluarga
6/21
Artinya :
“Di antara tanda-tanda kebesaran-Nya adalah menjadikan untukmu
pasangan-pasangan dari jenismu sendiri ( manusia supaya kamu cenderung
dan merasa tenteram terhadapnya dan dijalinnya rasa kasih dan sayang
( antara kamu sepasang ! "esungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”! ) 5l-'Fm ;/ )4* dituntut keteladanannya untuk
menun"ukkan penghormatan dan perlakuan yang ihsan terhadap anak-anak dan
perempuan serta men"auhkan diri dari praktik-praktik kekerasan terhadap anggota
keluarga dan penelantaran kehidupan mereka> )/* perlu memiliki kepedulian
social dan membangun hubungan social yang ihsan, islah dan ma@ru! dengan
tetangga-tetangga sekitar maupun hubungan social yang lebih luas di masyarakat
4
-
8/19/2019 Bab II Akhlak Keluarga
7/21
sehingga tercipta %aryah &hayyibah dalam masyarakat setempat, )1* pelaksanaan
sholat dalam kehidupan keluarga harus men"adi prioritas utama, dan kepala
keluarga "ika perlu memberikan sanksi yang bersi!at mendidik.
Gambaran akti!itas keluarga seperti diatas tidak dapat di"umpai dalam
pengertian disiplin ilmu apapun, kecuali dalam +slam. (ika akti!itas tersebut dapat
terpenuhi dengan baik dalam kehidupan keluarga muslim, maka "adilah kehidupan
keluarga tersebut bagaikan di “surga” sebagaimana digambarkan oleh 'asulullah
%a&. tentang keluarganya. Eapi sebaliknya "ika karakteristik tersebut tidak dapat
terpenuhi, maka kehidupan keluarga tersebut bagaikan di dalam “ neraka”.
9leh sebab itu, hakikat mengenai suatu masyarakat dari berbagai sisinya
sesungguhnya tidak lain merupakan cerminan dari realitas kehidupan masing-
masing keluarga dalam masyarakat itu sendiri. (ika kehidupan keluarga itu baik
dan benar, maka baik dan benarlah kehidupan masyarakatnya, demikian pula
sebaliknya.
B. !ernika%an $ebagai $arana Membangun Keluarga
Dalam #amus Besar Bahasa +ndonesia disebutkan, bah&a kata
“pernikahan“ mengandung makna> )* per"an"ian antara laki-laki dan perempuan
untuk bersuami istri )dengan resmi* dan )4* perka&inan. Meskipun pengertian ini
se"alan dengan al-:ur@an, tapi istilah yang digunakan agak berbeda, yakni dengan
kata “ za''aja” yang berarti “berpasangan” antara dua "enis kelamin yang
berbeda.
Berdasarkan karakteristik keluarga muslim, maka sesungguhnya
pernikahan itu ter"adi tidak hanya karena unsur cinta )kasih sayang* semata-mata,
tapi "uga karena taC&a dan akhlak karimah. 9leh karena itu, dalam kisah mar
ibn al-#haththab ketika beliau menasihati seseorang yang ingin menceraikanistrinya karena cintanya telah memudar, beliau berkata 0 “%ungguh "elek )niatmu*.
5pakah semua rumah tangga )hanya dapat* terbina dengan cinta? Di mana
taC&amu dan "an"imu kepada 5llah? Di mana pula rasa malumu kepada-Aya?
Bukankah kamu sebagai sepasang suami istri, telah saling bercampur
)menyampaikan rahasia* dan mereka )istri-istrimu* telah mengambil dari kamu
per"an"ian yang kuat ?” )%hihab, 40 481*.
4
-
8/19/2019 Bab II Akhlak Keluarga
8/21
6ernikahan yang berarti perka&inan atau berpasangan, sesungguhnya
merupakan sunnatullah yang berlaku bagi semua makhluknya. Hal itu di"elaskan
dalam al-:ur@an sebagai berikut0
Artinya :“"egala sesuatu ami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu menyadari
(kebesaran Allah”! )5l-DariyIt ;8=01
Artinya :“#aha suci Allah yang telah menciptakan semua pasangan) baik dari apa
yang tumbuh di bumi) dan dari jenis mereka (manusia maupun dari (makhluk-
makhluk yang tidak mereka ketahui”! )JIsin ;/3=0/3 *.
Dalam berkeluarga, mengapa harus menikah terlebih dahulu? +slam
memberikan "a&abannya seputar pernikahan sebagai berikut0
1. Ber&asangan dan Ber'ina adala% "ira% Manusia.
#ecenderungan manusia untuk tertarik kepada la&an "enisnya, kemudian
mencari pasangannya dan saling bercinta adalah merupakan !itrahnya yang mulia.
6eristi&a tersebut seringkali dimulai oleh pertimbangan lahiriyah )"asmaniyah*.
Eahap ini dalam bahasa 5rab disebut “mahabbah”) yang merupakan tingkatan
paling rendah atau “primiti!” yang dalam psikologi 7reud berkaitan dengan libido,
yakni lebih banyak merupakan hasrat untuk memenuhi kebutuhan biologis
semata. %edang tahap yang paling tinggi disebut “ma'addah”) yakni berpasangan
atau bercinta yang tidak semata-mata karena !aktor lahiriyah, melainkan karena
adanya hal-hal yang lebih abstrak, seperti> kepribadiannya atau
/
-
8/19/2019 Bab II Akhlak Keluarga
9/21
kepemimpinannya, dan seterusnya. 6ada tingkatan “ma&addah” tersebut pada
umumnya berpotensi untuk bertahan lebih kuat dan lama, karena memliki unsur
kese"atian yang lebih mendalam, sehingga mampu memberi rasa bahagia yang
lebih tinggi dari pada “mahabbah”. Dari tingkatan “ma&addah” dapat naik lagi
men"adi tingkatan “rahmah”, yakni merupakan "enis kecintaan +lahi, karena
bersumber dari si!at Euhan yang “*ahman dan *ahim”! +nilah suatu kualitas
kecintaan yang tiada terbatas, se"alan dengan makna !irman 5llah0 *ahmat-u
meliputi segala sesuatu ) :. %. 5l-5@ra! ;2=083 *.
Dengan kualitas kecintaan yang mencapai tahap tertinggi, yakni
“rahmah”) maka perka&inan yang sah akan dapat mencapai keluarga yang
“sakinah”) yaitu keluarga yang mampu mencapai kebahagiaan hidup.
#. uuan !erka*inan
5llah %$E menyariatkan nikah adalah untuk memelihara kemaslahatan
manusia, sekaligus untuk menghindari kerusakan. Berdasar penelitian para ahli
ushul !iCh, ada lima unsur pokok yang harus dipelihara dan di&u"udkan untuk
mencapai maslahat, yakni0 agama, "i&a, akal, keturunan dan harta.
Berikut ini pendapat berbagai tokoh tentang tu"uan pernikahan 0
Mahtuh 5hnan, men"elaskan tu"uan perka&inan ada tiga,<
yaitu 0
a. %akinah0 dimana anggota keluarga hidup dalam keadaan tenang dan tentram,
seia sekata, seayun selangkah, ada sama dimakan, kalau tidak ada sama
dicari.
b. Ma&addah0 kehidupan anggota keluarga dalam suasana kasih mengasihi,
butuh membutuhkan, hormat menghormati satu sama lainnya.
c. 'ahmah0 pergaulan anggota keluarga dengan sesamanya saling menyanyangi,
cinta mencintai, sehingga kehidupannya diliputi rasa kasih sayang.Drs. '% 5bdul 5i, men"elaskan tu"uan perka&inan ada 8, yaitu 0
a. ntuk mencapai ketenangan hidup. %eperti yang tercantum dalam surat 5r-
'um0 4, tu"uan perka&inan adalah untuk mendapatkan sakinah, yakni
merasakan ketenanganyang di ikat dalam rasa kasih sayang dan cinta
mencintai.
<
Ma!tuh 5hnan, 'umahku %yurgaku, KL. Bintang 'ema"a, tt, tth, hlm. 4 5bdul 5i, )ed* Drs H Moh 'i!ai, op.cit., hlm. -4/
/
-
8/19/2019 Bab II Akhlak Keluarga
10/21
b. ntuk memperolah keturunan yang sah. %udah men"adi %unnatullah bah&a
semua mahluk hidup men"alani proses regenerasi atau mengembangkan
keturunan bagi kelangsungan hidupnya pada masa-masa mendatang.
c. ntuk mengamalkan dan menegakkan a"aran +slam. +slam memerintahkan
umatnya agar melangsungkan pernikahan menurut kecocokan masing-
masing, agar dapat mengatur hidup antara laki-laki dan perempuan sesuai
dengan !itrah manusia.
d. ntuk men"auhkan diri dari perbuatan maksiat, terutama perinaan. Dengan
pernikahan yang sah seseorang dapat menempatkan dirinya sesuai dengan
nilai-nilai kemanusiaan.
e. ntuk menciptakan ketentraman hidup dan kasih sayang, cinta mencintai
antara suami istri dan anak-anak.
+. $ebua% !eranian yang Bera
6ernikahan yang seringkali menampakkan suasana kebahagiaan, karena
telah terpadunya cinta secara sah antara sepasang manusia, ternyata "uga menuntut
adanya unsur kesadaran yang tinggi dan pemikiran yang mendalam. #esadaran
tersebut lahir dari suatu pemahaman tentang hakikat makna pernikahan yang
merupakan per"an"ian luhur antara suami-istri dan kelak akan
dipertanggung"a&abkan di hadapan 5llah %&t. %ebagai u"ung dari kesadaran yang
tinggi tersebut adalah tercapainya "i&a “ta+'allah” yang akan melahirkan
“akhlak al-karimah”. %edangkan pemikiran yang mendalam adalah terkait dengan
hakikat di balik suatu pernikahan yang merupakan tanda-tanda kebesaran 5llah
%&t. Dari pemikiran tersebut diharapkan mampu mencapai kesadaran baru tentang
keyakinan terhadap penciptaan.
Eahapan "i&a “ta+'allah” sangat urgen untuk dicapai oleh setiap pasangan suami-istri, karena hubungan keduanya membutuhkan “akhlak al-
karimah” dalam mencapai kehidupan yang bahagia. Dan hal itu tidak dapat
dicapai tanpa "i&a “ta+'allah” tersebut. 5dapun dari hasil pemikiran tentang
pernikahan yang merupakan tanda-tanda kebesaran 5llah %&t. diharapkan tidak
sa"a mencapai pengakuan akan kebenaran penciptaan, tapi "uga mampu mencegah
seluruh anggota keluarga dari siksa api neraka ):. %. 5l-Eahrm ;33= 0*.
/4
-
8/19/2019 Bab II Akhlak Keluarga
11/21
Berikut pen"elasan Aurcholis Mad"id )20 persoalan nasab, &arisan dan kemanusiaan.
. Hubungan lelaki-perempuan harus didasarkan pada pernikahan yang sah dan
terbuka )diketahui umum*, dan tidak boleh dilakukan dalam bentuk hubungan
rahasia atau “gelap”.. (ika )aman dahulu* tidak mampu ka&in dengan &anita merdeka dan harus
ka&in dengan budak yang diperoleh secara sah sesuai ketentuan yang berlaku,
maka dalam hal itu harus dilakukan dengan sei"in keluarga &anita.
-
8/19/2019 Bab II Akhlak Keluarga
12/21
. (ika diduga ter"adi penyele&engan, maka hukuman tetap harus ditegakkan,
bagi &anita budak mendapatkan separuh hukuman &anita merdeka, sesuai
dengan kondisi sosial budaya pada &aktu itu.
4. Hal itu dilakukan untuk mencegah ter"adinya perinahan. Aamun seseorang
tidak perlu tergesa-gesa menuduh, dan lebih baik bersabar sampai ada bukti
yang nyata.
/. +tu semua merupakan hukum hubungan lelaki-perempuan yang bersi!at
universal yang telah berlaku pada umat-umat terdahulu, dengan beberapa
variasi.
Dari beberapa catatan tersebut, "ika dicermati akan tampak "elas dari
tu"uan setiap pernikahan, yakni persoalan perlindungan hak-hak asasi, serta harkat
dan martabat &anita.
Dalam al-:ur@an tidak ada pen"elasan yang lebih rinci daripada persoalan
pernikahan dan implikasi hukumnya, karena memang unit keluarga merupakan
sendi utama masyarakat dan pilar negara. (ika kondisi setiap keluarga baik, maka
baiklah masyarakat dan tegaklah negara dengan kokohnya.
,. $yara $a% !ernika%an
Menurut :urais %hihab )4
-
8/19/2019 Bab II Akhlak Keluarga
13/21
5dapun keberadaan seorang &ali bagi calon suami tidak diperlukan, tetapi
bagi calon istri dinilai mutlak keberadaannya maupun iinnya oleh kebanyakan
ulama@ berdasarkan hadis 'asulullah %a&0 “&idak sah pernikahan seseorang
kecuali dengan (izin 'ali”! ) H'. 5hamd dari 5bu Hurairah *
-. Bebera&a !ersalan $e&uar !ernika%an
a. !ernika%an Linas Agama
Dalam hal pernikahan lintas agama, terdapat perbedaan pendapat sebagai
berkut0
. 6erka&inan dengan orang musyrik dilarangharam hukumnya berdasarkan
!irman 5llah %&t. dalam surat al-BaCarah, ayat 440
Artinya :
“,anganah kamu nikahi 'anita-'anita musyrik) sebelum mereka beriman)
sesungguhnya 'anita budak yang mukmin lebih baik dari 'anita musyrik
'alaupun dia menarik hatimu! Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang
musyrik (dengan 'anita-'anita mukmin sebelum mereka beriman)
sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik 'alaupun
dia menarik hatimu! #ereka mengajak ke neraka! Allah mengajak ke surga
dan ampunan dengan izin-Nya! Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
(perintah-perintah-Nya kepada manusia supaya mereka mengambil
pelajaran”!
4. 5dapun pernikahan dengan 5hlul kitab, maka ada yang berpendapat haram
hukumnya berdasarkan al-:ur@an0
a. %urat al-Maidah, ayat 24-2/0
/8
-
8/19/2019 Bab II Akhlak Keluarga
14/21
Artinya :
“"esungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "esungguhnya
Allah adalah Al-#asih putera #aryam) padahal Al-#asih (sendiri berkata : ai .ani /srail) sembahlah Allah &uhanku dan &uhanmu! "esungguhnya
orang-orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan Allah) maka pasti Allah
mengharamkan kepadanya surga dan tempatnya ialah di neraka) dan tiadalah
bagi orang-orang yang dzalim itu seorang penolongpun! "esungguhnya
kafirlah orang-orang yang mengatakan: .ah'asanya Allah salah satu dari
tiga) padahal sekali-kali tidak ada &uhan selain &uhan yang 0sa! ,ika mereka
tidak berhenti dari apa yang merekan katakanitu) pasti orang-orang kafir
diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih”!
b. %urat al-BaCarah ;4=0 4
-
8/19/2019 Bab II Akhlak Keluarga
15/21
Artinya :
“"esungguhnya orang-orang kafir) yakni Ahlul kitab dan orang-orang
musyrik (akan masuk neraka ,ahanam) mereka kekal didilamnya! #ereka itu
adalah seburuk-buruk makhluk”! )5l-Bayyinah ;=0 3*
/. %edang pendapat yang mengatakan bah&a pernikahan dengan
5hlul kitab adalah mubah hukumnya, didasarkan pada al-:ur@an 0
a. %urat al-Maidah ;8=0 80
Artinya :
“3ada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik! #akanan (sembelihanorang-orang yang diberi Al-itab itu halal bagimu) dan makanan kamu halal
pula bagi mereka! ( Dan dihalalkan menga'ini 'anita-'anita yang menjaga
kehormatan diantara 'anita-'anita yang beriman dan 'anita-'anita yang
menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi al-itab sebelum
kamu) bila kamu telah membayar maska'in mereka dengan maksud
menikahinya) tidak dengan berzina dan tidak (pula menjdikannya gundik-
gundik”!
b. %urat 5li +mran ;/=0 /0
/2
-
8/19/2019 Bab II Akhlak Keluarga
16/21
Artinya :
“#ereka itu tidak sama) di antara Ahlul kitab itu ada golongan yang berlaku
lurus) mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa 'aktu di malam hari)
sedang mereka juga bersujud”!
Menurut sementara ulama@, meskipun ada ayat membolehkan perka&inan
pria Muslim dengan &anita 5hlul kitab )penganut agama Jahudi dan Aasrani*,
yakni surat al-Maidah ;8=0 8, tetapi iin tersebut telah digugurkan oleh surat al-
BaCarah ;4=0 44 diatas. Dengan demikian dapat disimpulkan, bah&a pernikahan beda agama adalah haram hukumnya.
b. !ernika%an erlarang
%yekh 5bu Bakar (abir 5l-(aairi dalam bukunya0 3edoman idup
"eorang #uslim )1 H0 333-32/* men"elaskan, bah&a 'asulullah %a&.
melarang "enis-"enis pernikahan seperti berikut ini0
4! 6ernikahan Mut@ah, yakni pernikahan untuk sementara &aktu. Misalnya>
seorang laki-laki menikahi seorang &anita untuk &aktu sebulan atau
setahun. Hal itu didasarkan pada hadis dari 5li r.a., bah&a 'asulullah %a&.
melarang pernikahan mut@ah serta daging keledai liar pada sa@at perang
#haibar )H'. Muslim*.
5dapun yang mempunyai pandangan bah&a nikah mut@ah dihalalkan
secara mutlak datang dari sebagian sahabat seperti 0 +bnu Mas@ud, +bnu
5bbas, 5sma@ binti 5bu Bakar ash-%iddiC, (abir bin 5bdullah, Mu@a&iyah,
5mr bin Harits, Ma@bad, %alamah dan 5bu %aid 5l-#hudri. Dan sebagian
dari golongan tabi@in "uga ada yang menghalalkan nikah mut@ah ini, seperti
0 5tho@, Naid bin Nubair, dan Ea&us. Dan masih ditambah seluruh ulama
!iCh Makkah dan golongan %yi@ah +mamiyah. Golongan ini berpedoman
pada %urat 5n-Aisa@ ayat 41.
“ Dan (diharamkan juga kamu menga'ini'anita yang bersuami) kecuali
budakbudak yang kamu miliki Allah telah menetapkan hukum itu sebagai
ketetapanNya atas kamu Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian
yaitu mencari isteri-isteri dengan hartamu untuk dika'ini bukan untuk
/
-
8/19/2019 Bab II Akhlak Keluarga
17/21
berzina! #aka isteri-isteri yang telah kamu nikmati (campuri diantara
mereka) berikanlah kepada mereka maharnya!(dengan sempurna) sebagai
suatu ke'ajiban dan tidaklah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang
kamu telah saling merelakannya) sesudah menentukan mahar itu!
"esungguhnya Allah #aha #engetahui lagi #aha .ijaksana! ” Menurut
pandangan mereka melakukan nikah mut@ah adalah halal sesuai dengan
bunyi ayat tersebut4.
Ma"elis lama +ndonesia dalam !at&anya tanggal 48 9ktober 2
menetapkan bah&a nikah mut@ah hukumnya haram, dan pelaku nikah
mut@ah dihadapkan ke pengadilan sesuai dengan peraturan perundang-
perundangan yang berlaku. Dasar pertimbangannnya adalah pertama
bah&a nikah mut@ah mulai banyak dilakukan terutama dilakukan oleh
kalangan pemuda dan mahasis&a. #edua, praktek nikah mut@ah telah
menimbulkan keprihatinan, kekha&atiran dan keresahan bagi para orang
tua, ulama, pendidik, tokoh masyarakat dan ummat +slam, serta dipandang
sebagai alat propaganda paham %yi@ah di +ndonesia. #etiga, bah&a
mayoritas umat +slam +ndonesia adalah penganut paham %unni yang tidak
mengakui dan menolak paham %yi@ah/
.
5! 6ernikahan %ighIr, yaitu pernikahan yang dilakukan sesama orang tua atas
nama anak masing-masing yang masih kecil, baik keduanya saling
memberi mahar atau hanya salah satunya sa"a, maka hal itu dilarang
berdasarkan sabda 'asulullah %a&0 &idak ada nikah syigh6r dalam /slam (
*! #uslim !
5bu Hurairah berkata0 *asulullah "a'! melarang nikah syighar!
Adapun yang dimaksud dengan nikah syighar adalah seseorang berkata: Nikahkanlah aku dengan putrimu niscaya aku menikahkanmu dengan
putriku) atau ia berkata : Nikahkanlah aku dengan saudara
perempuanmu niscaya aku menikahkanmu dengan saudara perempuanku
( *! #uslim !
4http0sururudin.&ordpress.com4
-
8/19/2019 Bab II Akhlak Keluarga
18/21
5bdullah bin mar r.a. berkata 0 "esungguhnya *asulullah "a'!
melarang nikah syighar! Adapun nikah syighar ialah seorang bapak
menikahkan seseorang dengan putrinya dengan syarat bah'a orang itu
harus menikahkan dirinya dengan putrinya) tanpa mahar di antara
keduanya! ) H'. Mutta!aC Qalaih *
7! 6ernikahan Muhallil, yaitu suatu pernikahan seorang &anita yang telah
dithalaC tiga oleh suaminya, yang karenanya suaminya diharamkan untuk
ru"uk kepadanya. Hal itu berdasarkan !irman 5llah dalam surat al-BaCarah
;4=0 4/
-
8/19/2019 Bab II Akhlak Keluarga
19/21
hadits 'asulullah %a&. sebagai berikut0 &idak ada nikah tanpa 'ali ( *!
Ahmad !
;! 6ernikahan dengan &anita ka!ir selain &anita-&anita 5hlul kitab,
berdasarkan !irman 5llah dalam surat al-BaCarah ;4=0 44, “ Dan
janganlah kamu nikahi 'anita-'anita musyrik sebelum mereka beriman”!
(adi seorang muslim haram menikahi &anita ka!ir dari kalangan agama
ma"usi, komunis atau penyembah berhala. Demikian pula &anita muslimah
haram menikah dengan laki-laki dari kalangan 5hlul kitab atau orang ka!ir
dari non-ahlul kitab, berdasarkan !irman 5llah dalam surat al-Mumtahanah
;3
-
8/19/2019 Bab II Akhlak Keluarga
20/21
mudah dilakukan dengan melalui sms, !acebook, chatting dll kalau ingin ngobrol
atau ketemuan karena kangen . 5da prinsip yang harus ditaati yaitu "angan
mendekati ina. 5llah meninggikan kedudukan manusia agar tidak ter"erumus
dalam na!su he&ani atau binatang, dimana manusia harus punya rasa malu,
karena ada hadits Aabi yang mengatakan bah&a “Malu adalah bagian dari
+man”. 6erbuatan ina seharusnya bukan perbuatan manusia, akan tetapi
perbuatan manusia yang mengikuti na!su he&ani sehingga tidak punya rasa
malu khususnya pada diri sendiri dan pada 5llah %$E.
Biasanya setelah lama pacaran, akan dilan"utkan dengan tunangan atau
ikatan yang disetu"ui oleh kedua belah pihak keluarga dengar berbagai cara,
misalnya dengan tukar cincin. 5"aran +slam memberikan tuntunan dengan cara
meminang melamar sebagai penghargaan bagi &anita , agar kedudukan &anita
sebagai istri diakui secara hukum, sehingga punya hak dan ke&a"iban yang sama
dengan suami. %ebagian masyarakat +slam masih ada yang mengikuti budaya
diatas, sehingga sering kita lihat kalau sudah tunangan , boleh diba&a kemana-
mana bahkan tidak pulangpun tidak mengapa, +nilah yang ter"adi di masyarakat
kita , oleh karena itu yang ada di dalam +slam bukan tunangan akan tetapi
pinangan atau lamaran. #emudian setelah pinangan atau lamaran , akan
berlan"ut ke pernikahan.
5"aran +slam menuntunkan bah&a dalam pernikahan&alimatul urus
harus di syiarkan atau dipublikasikan agar tidak menimbulkan !itnah. Eetapi
istilah nikah siri adalah pernikahan yang ter"adi di masyarakat hanya dihadiri
oleh keluarga kedua pihak atau didepan seorang yang dianggap kyai dan
beberapa saksi tanpa tercatat di pemerintah sehingga tidak punya bukti secara
syah ) buku nikah* menurut hukum 5gama dan Aegara. Dan apabila punyaanak , tentu akan kesulitan dalam mendapatkan akte kelahiran bagi si anak, "uga
dalam pembagian hak &aris apabila mau menuntut secara hukum maka si anak
dan istri dalam posisi lemah secara hukum. #ondisi seperti ini hendaknya
man"adi perhatian bagi para &anita, ber!ikirlah yang "ernih dalam melangkah
kearah pernikahan siri, meskipun secara agama sah, tetapi Muhammadiyah
menga"ak semua umat islam agar menghindari pernikahan siri, karena persoalan
14
-
8/19/2019 Bab II Akhlak Keluarga
21/21
nikah siri ini ter"adi karena ketidaktahuan atau dibuat tidak tahu oleh orang-
orang yang punya kepentingan pribadi demi kesenangan sendiri dan sesaat.
1/