16
BAB II
GAMBARAN UMUM
PT. KERETA API INDONESIA ( Persero )
A. Profil PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
1. Sejarah Perkeretaapian
Kereta api adalah sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga gerak,
baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang akan
ataupun sedang bergerak di rel. Kereta api merupakan alat transportasi
massal yang umumnya terdiri dari l Lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak
yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau gerbong (dirangkaikan dengan
kendaraan lainnya ) . Rangkaian kereta atau gerbong tersebut berukuran relatif
luas sehingga mampu memuat penumpang maupun barang dalam skala besar,
karena sifatnya sebagai angkutan massal efektif, beberapa negara berusaha
memanfaatkannya secara maksimal sebagai alat transportasi utama angkutan darat
baik di dalam kota, antarkota, maupun antarnegara. (Sumber: http://www.kereta-
api.co.id pada Tanggal 20 April 2016 )
Sejarah perkeretaapian sama seperti sejarah alat transportasi umumnya
yang diawali dengan penemuan roda. Mulanya dikenal kereta kuda yang hanya
terdiri dari satu kereta (satu rangkaian), kemudian dibuatlah kereta kuda yang
menarik lebih dari satu rangkaian serta berjalan di jalur tertentu yang terbuat dari
besi (rel) dan dinamakan trem. Ini digunakan khususnya di daerah pertambangan
tempat terdapat lori yang dirangkaikan dan ditarik dengan tenaga kuda.
17
PT Kereta Api ( Persero ) atau disingkat PT KAI adalah Badan Usaha
Mailik Negara yang menyelengarakan jasa angkutan Kerata Api layanan PT
Kereta Api Indonesia ( persero) meliputi angkutan barang dan penumpang.
Kehadiran kereta api di indonesia ditandai dengan Pembangunan jalan kereta api
(KA) di Indonesia dimulai dari desa Kemijen (Semarang Timur ) menuju desa
Tanggung (Semarang utara ), sepanjang 26 Km Pencangkulan pertama
dilakukan oleh Gubernur Jenderal Hindia dan Belanda. Mr LAJ Baron Sloet van
den Beele, Jumat 17 Juni 1864. Jalan kereta api ini mulai dioperasikan untuk
umum Sabtu, 10 Agustus 1867.
Pembangunan jalan KA ini diprakarsai sebuah perusahaan swasta
Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NV
NISM) yang dipimpin oleh Ir JP de Bordes. Kemudian, setelah ruas rel Kemijen -
Tanggung, dilanjutkan pembangunan rel yang dapat menghubungkan kota
Semarang - Surakarta (110 Km), pada 10 Februari 1870. Setelah itu, masih di
jaman penjajah Belanda, investor minat untuk membangun jalan KA sangat
tinggi di daerah lainnya. Sehingga pertumbuhan panjang jalan rel antara 1864 -
1900 sangat pesat. Jika tahun 1867 baru 25 km, tahun 1870 sudah 110 km, tahun
1880 mencapai 405 km, tahun 1890 menjadi 1.427 km dan pada tahun 1900
mencapai 3.338 km.
Pada masa penjajahan Belanda, tepatnya sampai 1939, panjang jalan KA
di Indonesia telah mencapai 6.811 km. Tetapi setelah merdeka tepatnya pada
1950, panjangnya berkurang menjadi 5.910 km. Sepanjang kurang lebih 901 km
raib, yang diperkirakan karena dibongkar semasa pendudukan Jepang dan
diangkut ke Burma (Myanmar ) yang digunakan untuk pembangunan jalan KA di
18
sana.(2006,Ditjen Perkeretaapian) jaringan jalan rel yang beroperasi hanya 4.360
km dan tidak beroperasi sepanjang 2.122.
Semasa pendudukan Jepang (1942-1943), jalan rel yang dibongkar
sepanjang 473 km, Pembangunan jalan KA Muaro-Pekanbaru yang diprogramkan
pembangunannya harus selesai dalam 15 bulan, memperkerjakan 27.500 orang, di
antaranya 25.000 adalah Romusha ( warga Indonesia yang di perkerjakan secara
paksa oleh Jepang ) Pembangunan jalan yang melintasi rawa-rawa, perbukitan,
serta sungai yang deras arusnya ini, banyak menelan korban yang makamnya
bertebaran sepanjang Muaro - Pekan-baru.
Setelah Proklamasi 17 Agustus 1945, karyawan KA yang tergabung dalam
“Angkatan Moeda Kereta Api” (AMKA) mengambil-alih penguasaan
perkeretaapian dari pihak Jepang pada tanggal 28 September 1945. Hari itu
dibacakan pernyataan sikap oleh ketua AMKA Ismangil dan sejumlah anggota
AMKA lainnya, menegaskan bahwa mulai tanggal 28 September 1945 kekuasaan
per-keretaapian berada di tangan bangsa Indonesia. Sejak hari itu, orang Jepang
tidak diperkenankan lagi campur tangan dengan urusan perkeretaapian di
Indonesia. Bersamaan dengan itu dibentuklah Djawatan Kereta Api Republik
Indonesia (DKARI). Peristiwa bersejarah inilah yang melandasi ditetapkannya 28
September 1945 sebagai Hari Kereta Api di Indonesia, Kemudian namanya
dipersingkat dengan Djawatan Kereta Api (DKA),Djawatan kereta api saat itu
lebih bersifat kepada kegiatan sosial dan juga digunakan dalam kegiatan
kepemintaahan saat itu hingga tahun 1950. Institusi tersebut berubah menjadi
Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) pada tahun 1963 dengan PP. No. 22 tahun
1963, kemudian dengan PP. No. 61 tahun 1971 berubah menjadi Perusahaan
19
Jawatan Kereta Api (PJKA). Perubahan kembali terjadi pada tahun 1990 dengan
PP. No. 57 tahun 1990 status perusahaan jawatan diubah menjadi perusahaan
umum sehingga PJKA berubah menjadi Perusahaan Umum Kerata Api
(Perumka). Perubahan besar terjadi pada tahun 1998, yaitu perubahan status dari
Perusahaan Umum Kereta Api menjadi PT Kereta Api (Persero), berdasarkan PP.
No. 19 tahun 1998.
Dapat dikatakan bahwa secara de-facto hadirnya kerata api di Indonesia
ialah dengan dibangunnya jalan rel sepanjang 26 km pada lintas Kemijen
(semarang timur ) - Tanggung ( semarang utara ) yang masuk Kabupaten S yang
dibangun oleh NV. Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM).
Pembangunan jalan rel tersebut dimulai dengan penyangkulan pertama
pembangunan badan jalan rel oleh Gubernur Jenderal Belanda Mr. L.A.J. Baron
Sloet Van De Beele pada hari Jum’at tanggal 17 Juni 1864. Jalur kereta api lintas
Kemijen-Tanggung mulai dibuka untuk umum pada hari Sabtu, 10 Agustus 1867.
Sedangkan landasan de-jure pembangunan jalan rel di jawa ialah disetujuinya
undang-undang pembangunan jalan rel oleh pemerintah Hindia Belanda tanggal 6
April 1875.
Dengan telah adanya undang-undang pembangunan jalan rel yang
dikeluarkan oleh pemerintah Hindia Belanda dan dengan berhasilnya operasi
kereta api lintas Kemijen-Temanggung (yang kemudian pembangunannya
diteruskan hingga ke Solo), pembangunan jalan rel dilakukan di beberapa tempat
bahkan hingga di luar Jawa, yaitu di Sumatera dan Sulawesi.
Namun sejarah jalan rel di Indonesia mencatat adanya masa yang
memprihatinkan yaitu pada masa pendudukan Jepang. Beberapa jalan rel di pulau
20
Sumatera dan pulau Sulawesi serta sebagian lintas cabang di pulau Jawa
dibongkar untuk diangkut dan dipasang di Burma (Myanmar). Bahkan
pemindahan jalan rel ini juga disertai dengan dialihkannya sejumlah tenaga kereta
api Indonesia ke Myanmar. Akibat tindakan tersebut mengakibatkan
berkurangnya jaringan jalan rel di Indonesia. Data tahun 1999 memberikan
informasi bahwa panjang jalan rel di Indonesia ialah 4615,918 km, terdiri atas
jalur utama 4292,322 km dan jalur Cabang 323,596. (http://kereta-api .co.id )
situs resmi PT Kereta Api Indonesia (Persero) Diakses Tanggal 21-April-2016
Pukul 20:55
a. Logo dan Visi Misi Kereta Api Indosesia ( Persero )
(Sumber : Data perusahaan Stasiun Besar Solo Balapan , pada tanggal 10 Maret
2016)
1. Tiga garis melengkung melambangkan gerakan yang dinamis PT Kereta Api
Indonesia (persero )
2. Dua garis warna orange “ melambangkan proses pelayanan prima (kepuasan
pelanggan) yang ditujukan kepada pelanggan internal dan eksternal, Anak
21
panah warna putih “ melambangkan nilai integritas yang harus dimiliki PT.
Kereta Api Indonesia dalam mewujudkan pelayanan prima
3. Satu Garis melengkung berwarna biru melambangkan semangat inovasi yang
harus dilakukan dalam memberikan nilai tambah stakeholder ( inovasi
dilakukan semangat sinergi di semua bidang dan dimulai dari hal yang paling
kecil sehingga dapat melesat )
( wawancara dengan septian adi nugraha pada tanggal 10 febuari 2016 )
b. Visi dan Misi PT. Kereta Api Indonesia
PT. Kereta Api Indonesia memiliki visi dan misi antara lain :
1. Visi, Visi menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang fokus pada
pelayanan pelanggan dan memenuhi harapan stakeholders
2. Misi, Misi menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha
penunjangnya, melalui praktek bisnis dan model organisasi terbaik untuk
memberikan nilai tambah yang tinggi bagi stakeholders dan kelestarian
lingkungan berdasarkan 4 pilar utama : Keselamatan, Ketepatan waktu,
Pelayanan dan Kenyamanan.
(Buku pedoman PT Kereta Api Indonesia (persero) STP jilid 1 syarat
syarat dan tarif angkutan Kereta Api I ndonesia )
22
2. Anak perusahaan PT. Kereta Api Indonesia (persero )
a. PT Reska Multi Usaha
PT Reska Multi Usaha bergerak dalam bidang usaha Restorasi KA, Service On
Train (SOT), Jasa Boga (Catering), Resto & Cafe, Parkir. Komposisi kepemilikan
saham PT Reska Multi Usaha yaitu PT KAI 95,01% dan Yayasan Pusaka 4,99%.
b. PT Railink
PT Railink merupakan joint venture antara PT Kereta Api Indonesia (Persero)
dengan PT Angkasa Pura II (Persero) dengan komposisi kepemilikan saham 60%
KAI dan 40% AP II. Kegiatan usaha yang dijalaninya yakni pengoperasian,
Pengoperasian pengelolaan dan pengusahaan kereta api bandara, Pengembangan
dan pengelolaan stasiun kereta api di bandara dan di pusat kota, Pengadaan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana kereta api, Pembagunan prasarana kereta api,
Konsultasi dan desain sistem perkerataapian.
23
c. PT KAI Commuter Jabodetabek
PT KAI Commuter Jabodetabek dibentuk berdasarkan Inpres No. 5 tahun 2008
dam surat Menneg BUMN No.S-653/MBU/2008 tanggal 12 agustus 2008. Tugas
pokok KCJ adalah menyelenggarakan pengusahaan jasa angkutan kereta api
commuter dengan menggunakan sarana Kereta Rel Listrik di wilayah Jakarta,
Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi serta pengusahaan di bidang usaha non
angkutan penumpang. PT KAI Commuter Jabodetabek dengan
komposisi kepemilikan saham KAI 99,78% dan Yayasan Pusaka 0,22%
d. PT KA Pariwisata
PT KA Pariwisata atau disingkat PT KA Wisata bertujuan untuk menyediakan
barang atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat di pasar dalam
wilayah Indonesia dibidang pariwisata kereta api, dan kegiatan usaha yang
mendukung pariwisata kereta api dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan
24
Terbatas. Komposisi kepemilikan saham PT KA Pariwisata yaitu KAI 99,90%
dan Yayasan Pusaka 0,1%.
e. PT. KA Logistik
PT Kereta Api Logistik (Kalog) memiliki usaha di bidang layanan distribusi
logistik berbasis kereta api, dengan kemasan bisnis door to door service untuk
memberikan pelayanan yang parnipurna bagi pelanggan kereta api yang didukung
dengan angkutan pra dan lanjutan serta layanan penunjangnya, meliputi
pengelolaan Termianal Peti Kemas (TPK), bongkar muat, pergudangan,
pengepakan, pelabelan, pengangkutan, penjejakan, pengawalan logistik serta
manajemen logistik dengan menerapkan prinsip-prinsip perseroan terbatas.
f. PT KA Properti Manajemen
PT KA Properti Manajemen atau disingkat PT KAPM memiliki usaha di bidang
pengelolaan aset/properti perkeretaapian milik PT Kereta Api Indonesia (Persero)
maupun pihak lainnya dengan tujuan mengoptimalkan pemanfaatan serta
25
memberikan nilai tambah aset/properti tersebut guna memenuhi standar mutu
terbaik dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas. Komposisi
kepemilikan saham PT KA Properti Manajemen yaitu KAI 99,90% dan Yayasan
Pusaka 0,1%
g. PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia
PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia atau disingkat PSBI merupakan Joint Venture
dari 4 BUMN yaitu PT Wijaya Karya (Persero) (WIKA), PT Jasa Marga (Persero)
Tbk. (JSMR), PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI) dan PT Perkebunan
Nusantara VIII
26
B. Stasiun Solo Balapan
1. Sejarah Stasiun Solo Balapan
Tak banyak yang tahu, kenapa stasiun ini bernama Balapan. Kisah tentang
nama Balapan sendiri sebenarnya cukup sederhana, namun sejarah berdirinya
stasiun Balapan ini tetap menarik untuk disimak. Dari sini kita juga bakal tahu
tentang sejarah perkerataapian di Solo. Lahan yang sekarang menjadi Stasiun
Balapan dulunya merupakan Alun-Alun Utara milik Keraton Mangkunegaran. Di
dalam alun-alun itu terdapat lapangan pacuan kuda Balapan, yang berdiri sekitar
tahun 1890, pada masa Mangkunegoro VII. “Antara tahun 1890-1910, Solo
sedang digalakkan terjadinya perubahan. Perubahan dari pola pedesaan menjadi
pola perkotaan. Ide perubahan itu datang dari Pemerintah Kolonial Belanda,”
terang Drs. Soedarmono, SU, sejarahwan dari Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Ide perubahan ini pun direstui oleh dua kerajaan, Kasunanan dan
Mangkunegaran. Secara tidak langsung, ide-ide perubahan menuju pola perkotaan
ini juga menyentuh soal sarana dan prasarana umum. Salah satunya menyangkut
soal alat transportasi kereta api. Pemerintah Kolonial Belanda sudah menggagas
jalur rel kereta api dari Semarang (sebagai Ibu Kota Propinsi) menuju Solo, maka
Solo harus punya stasiun kereta api. Lokasi lapangan pacuan kuda Balapan
dianggap paling pas untuk menjadi sebuah stasiun, karena jalur rel bisa langsung
mengarah ke Semarang. Akhirnya, pacuan kuda itu diubah menjadi sebuah
stasiun, dan nama Balapan tetap dipertahankan.
27
Stasiun Solo Balapan (van Diessen, 1998)
Pada saat itu Stasiun Balapan dikelola oleh Staats Spoor (SS), dan sengaja
dirancang sebagai stasiun antar kota dengan rel lebar. Lalu dikembangkan lagi
jalur rel baru dari daerah-daerah di sekitar Solo menuju ke Stasiun Balapan. Jalur
rel baru antar daerah ini dikelola oleh Nederland Indisch Spoor (NIS), lebar relnya
sendiri lebih kecil dibanding rel milik SS. Karena jalur rel NIS ini memang
diperuntukkan bagi kereta berukuran kecil yang jarak tempuhnya tidak terlalu
jauh. Menurut penuturan Soedarmono, setelah Stasiun Balapan berdiri, rel KA
dihubungkan dengan stasiun-stasiun yang berada di titik-titik strategis, yakni di
Purwosari, Sriwedari, dan Jebres. Stasiun-stasiun itu terhubungkan oleh rel-rel
yang melewati tengah kota. Berarti pada awal abad 20, Kota Solo sebenarnya
sudah memiliki alat transportasi dalam kota berupa kereta. Salah satu buktinya
adalah jalur rel yang ada di tepi jalan Slamet Riyadi, jalur rel ini masih digunakan
hingga sekarang. Pembangunan stasiun ini dilakukan oleh jaringan kereta api
masa colonial Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg
Maatschappij (NISM) pada abad ke-19 (tepatnya 1873) dan merupakan salah satu
28
stasiun besar tertua di Indonesia (setelah Stasiun Semarang Tawang).
Pembangunannya dilakukan pada masa pemerintahan Mangkunagara IV, dan
merupakan stasiun untuk wilayah Kadipaten Praja Mangkunagaran. Stasiun besar
di Solo untuk wilayah Kasunanan adalah Stasiun Solo Jebres. Pembangunannya
dirancang oleh Herman Thomas Karsten, seorang arsitek kenamaan beraliran
Indisch.
Stasiun Solo Balapan memiliki dua emplasemen, utara dan selatan.
Emplasemen selatan memiliki lima jalur sedangkan emplasemen utara memiliki
tujuh jalur. Emplasemen selatan umumnya dipakai untuk pelayanan kereta api
penumpang, sementara emplasemen utara lebih diperuntukkan untuk pelayanan
kereta api barang dan pemberangkatan kereta api Senja Utama Solo, Argo
Dwipangga, Argo Lawu dan Lodaya. Ke arah timur, terdapat dua jurusan, rel arah
ke utara menuju ke Semarang, rel ke timur menuju Surabaya. Emplasemen utara
memiliki fasilitas penurunan angkutan semen.
Di sisi barat stasiun terdapat kompleks Dipo lokomotif dan kereta Saat
ini, sedang dilakukan pembenahan sistem tiket kereta api di stasiun Solo Balapan,
dengan menambahkan lima alat pendeteksi tiket otomatis dan telah diterapkan
mulai lebaran 2015 Stasiun Solo Balapan menjadi inspirasi bagi salah satu lagu
dangdut yang sangat populer pada tahun 1990-an dari Didi Kempot yang berjudul
“Stasiun Solo Balapan” . Di Stasiun Besar Solo Balapan saat ini sedang
mengalami perkembangan yang pesat, yaitu pembangunan secara besar besaran
mulai Januari 2016 , stasiun Balapan akan membuat jalur arus masuk penumpang
seperti di bandara demi meningkatkan keamanan bagi penumpang.
29
2. Bagan struktur organisasi di Stasiun Besar Solo Balapan
Tahun 2016
( Sumber : Data Perusahaan Stasiun Solo Balapan , 20 Maret 2016)
KEPALA STASIUN
BUDI SANTOSO
NIP 43096
WAKIL KEPALA STASIUN
FAJAR SURYANA ARI
NIPP 47332
KASUBUR PERKA & ADM
RAHMAD INDARTO
NIPP 42969
KASUBUR KAMTIB
LAKSMONO
NIPP 64413
KASUBUR PELAYANAN KOMERSIAL
BIDO ARIFIN
NIPP 46413
KASUBUR PELAYANAN STASIUN
ELYA SURYA
NIPP 41516
30
1. Kepala Stasiun Kereta Api (KS )
Kepala Stasiun di Stasiun Solo Balapan adalah Budi Santoso memberi
wewenang kepada Wakil kepala Stasiun dan mempunyai tugas pokok
melaksanakan pelayanan jasa angkutan penumpang dan barang dari stasiun ke
stasiun lain atau sebaliknya secara aman, cepat, tepat, nyaman dan lancar serta
upaya meningkatkan pendapatan bagi perusahaan.
Untuk melaksanakan upaya peningkatan tersebut Kepala Stasiun mempunyai
fungsi
a. Memberi arahan pelaksanaan tugas para pegawai di stasiun dan
mengkoordinir pegawai dan unit lain yang bertugas dilingkungan
stasiun sesuai tugas dan fungsi masing masing untuk melaksanakan
perjalanan Kereta Api sesuai perturan yang berlaku
b. Mengarahkan dan mengatur pengunaan prasarana dan sarana Kereta
Api di stasiunnya
c. Melaksanakan pengawasan dan pembinaan atas pelaksanaan tugas dari
pegawai di lingkungan stasiunnya
d. Melaksanakan koordinasi dengan unit internal dan instansi luar dalam
rangka kelancaran pelaksanaan tugas pelayanan di stasiunnya
e. Melayani dan memberikan informasi yang diperlukan kepada
masyarakat penguna jasa stasiunnya
f. Melaksanakan usaha pemasaran angkutan penumpang dan barang
dalam usaha peningkatan pendapatan
31
g. Mengadakan evaluasi dan perbaikan secara bersama dengan pegawai
di stasiunnya dan unit lain yang terkait, atas hasil pelaksanaan
pelayanan angkutan baik penumpanh ataupun barang
h. Melaporkan dan menyampaikan usulan kepada pimpinan secara
hierarkis mengenai hal hal yang dihadapi di luar kemampuan dan
kewenangan stasiunnya
2. Wakil Kepala Stasiun ( WKs)
Wakil Kepala Stasiun (WKs) yaitu Suryana Ari bertangung jawab kepada
Kepala Stasiun dan memberi wewenang kepada Depatermen pelayanan.
Depatermen PPKA dan administrasi,Depatermen komersial dan
Depatermen Kamtib, wakil kepala stasiun mempunyai tugas membantu
kepala stasiun dan melaksanakan tugas lain sesuai peraturandan kepala
stasiun dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas pelayanan
a) Membantu Kepala Stasiun dalam melayani dan memberikan informasi
kepada penumpang atau calon penumpang
b) Membantu Kepala Stasiun dalam mengatur dan mengkoordinir tugas
para pegawai di staiunnya
c) Membantu Kepala Stasiun dalam mengatur pengunaan sarana dan
prasarana kereta api untuk kelancaran dan keamanan perka dalam
rangka penerusan angkutan penumpang dan barang ke stasiun lainnya
d) Membantu Kepala Stasiundalam melaksanakan pengawasan dan
pembinaan terhadap pelasanaan tugas pelayanan dari pegawai di
stasiunnya
32
e) Mengerjakan tugas adminitrasi stasiun dan tugas lain sesuai petujuk
Kepala Stasiun
3. Perjalanan Kereta Api dan Adminitasi (PERKA &ADM)
Depatermen PERKA dikepalai oleh Rahmad Indarto yang bertangung
jawab kepada kepala stasiun dan wakil kepala stasiun serta memberi
wewenang kepada pengawasan peron (PAP). depatermen pemimpin
perjalanan kereta api mempunyai tugas membantu kepala stasiun dalam
pelaksanaan tugas pelayanan yang berkaitan dengan pengaturan perjalanan
kereta api di stasiun dan selama di jalan bebas pada petak jalan yang
menjadi tangung jawab secara aman, tertib, cepat, tepat dan aman.
Untuk melaksanakan tugas tersebut depatermen PERKA mempunyao
fungsi :
a. Mengatur dan mengarahkan persiapan dan penyusunan rangkaian
kereta api sesuai ketentuan peraturan yang berlaku sehingga pelayanan
kereta api benar benar aman
b. Mengatur dan memerintahkan penempatan rangkaian kereta api di
jalur utama untuk persiapan naik atau turun penumpang
c. Mengatur dan menyakinkan jalur , weseel, sinyal dan petak jalur yang
akan dilalui kereta api benar benar bebas dati halangan dan aman untuk
di lalui kereta api dari stasiun atau sebaliknya
d. Mengatur dan memberangkatkan kereta api sesuai peraturan yang
berlaku
e. Mengatur dan membantu usaha mempercepat naik turun penumpang
atau muat bongkat barang untuk mencegah atau mengurangi
33
keterlambatan kereta api. serta mencegah kecelakaan kera atau
kecelakaan penumpang
f. Menyelesaikan tugas lain yang berkaitan dengan perjalanan kereta api
g. Mengawasi dan memantau pelaksanaan kerja para pegawai yang
berkaitn langsung dengan masalah keamanan dan kelancaran
perjalanan Kereta Api dan langsiran
4. Officer Administrastion (OA)
Officer Administrastion (OA) bertangung jawab kepada kepala
stasiun dan wakil stasiun serta memberi wewenang kepada bilyetris dan operator
penjualan,officer adminitrastion (OA) Loket mempunyai tugas untuk
melaksanaakan kelancaran, kemudahan dan ketertiban pelayanan dan pelayanan
pemesana karcis kereta api , Untuk melaksanakan tugas tersebut OA mempunyai
fungsi :
a. Mengatur waktu pelayanan penjualan karcis Kereta Api sesuai jadwal
perjalanan Kereta Api dan melayani pemesanan tiket dari tujuh hari
sampai satu hari sebelum hari pemberangkatan Kereta Api
b. Menyiapkan dan mengatur jadwal dinasan petugas loket dan petugas
pemesanan tiket
c. Menyiapkan dan mengatur jadwal dinasan petugas loket petugas
pemesanan tiket
d. Menyiapkan dan menyediakan uang kecil untuk uang pengembalian
pembelian karcis
e. Melayani dan memberikan informasi secara lengkap,sopan dan ramahn
kepada calon penumpang Kereta Api
34
5. Kepala Sub Bagian Keamanan dan Ketertiban (KASUBU KAMTIB)
Depaterment KAMTIB dikepalai oleh Lakmono yang
bertanggung jawab kepada kepala stasiun dan wakil kepala stasiun sserta
memberi wewenang kepada polsuska,cleaning service dan portir
depaterment kamtib mempunyai tugas tugas membantu kepala stasiun
dalam melaksanakan tugas pelayanan yang berkaitan dengan keamanan
dan kebersihan di Stasiun Solo Balapan.
Untuk melaksanakan tugasnya depatermen kamtib mempunyai fungsi :
a. Mengawasi dan memerintah bawahan atau tangung jawab
kebersihan dan keamanan di stasiun
b. Melakukan pembinaan kepada bawahan secara rutin supaya bisa
meningkatkan kualitas pelayanan yang lebih baik
c. Melakukan pembagian tugas pada setiap bawahan sesuai dengan
kemampuannya masing masing, kemanan di Kereta Api dijaga juga
oleh POLSUSKA ( Polisi Khusus Keamanan Kereta Api )
Polsuska bertangung jawab kepada depaterment kamtib dan
mempunyai tugas melaksanakan fungsi pelayanan jasa keamanan dan ketertiban
terhadap penumpang ,pegawai yang sedang melaksanakan tugas ,sarana dan
prasarana,serta aset perusahaan di lingkungan stasiun dan daerah yang menjadi
tanggung jawabnya.
6. Pelayanan Komersial (PK)
Depatermen Komersial dikepalai oleh Bido Arifinn yang bertangung jawab
kepada kepala stasiun dan wakil kepala stasiun serta memberi wewenang
35
kepada kepala stasiun dan wakil stasiun serta memberi wewenng kepada
checker dan officer administrastion(OA) Loket, depaterment komersial
mempunyai tugas pelayanan yang berkaitan dengan bidan promosi dan
penjualan stasiun.
Untuk melaksanakan tugas tersebut depaterment komersial mempunyai fungsi
sebagai berikut :
a. Mengatur dan memgarahkan persiapan dan penyusunan data penjualan
tiket Kereta Api
b. Membut produk baru sebagai bentuk inovasi seperti pemberian diskon
kepada calon penumpang dan promo tiket
c. Mengadakan evaluasi dan perbaikan secara bersama dengan pegawai
terutama pegawai di bidang komersial seperti : OA loket , gudang ,
operator penjualan
7. Pelayanan Stasiun
Depatermen pelayanan dikepalai oleh Elya Surya yang bertanggung jawab
kepada kepala stasiun dan wakil kepala stasiun serta memberi wewenang
kepada customer service, depatermen pelayanan mempunyai tugas membantu
kepala stasiun dalam pelaksanaan tugas pelayanan terutama berkaitan dengan
jasa
Untuk melaksanakan tugas tersebut manager pelyanan mempuntai fungsi :
a) Memberi arahan customer service terhadap pelayanan yang diberikan
kepada penumpang.
36
b) Mengatur dan mengkoordinasi peran customer service terhadap
peningkatan pelayanan di stasiun
c) Melakukan evaluasi dan penilaian secara berkala untuk meningkatan
kinerja yang baik kepada pegawai
8. Customer Service (CS )
Customer Service berjumlah 3 petugas yaitu : Krisna, Amellia, Septian
bertanggung jawab kepada manager pelayanan dan mempunyai tugas memberikan
pelayanan jasa yang dibutuhkan penumpang di dalam stasiun selama melakukan
suatu perjalanan, untuk melaksanalan tugas tersebut customer service mempunyai
fungsi sebagai berikut
a. Memberikan informasi mengenai jadwal perjalanan Kereta Api kepada
calon penumpang
b. Membantu proses pembatalan tiket
c. Membantu proses perubahan hari tanggal waktu serta tujuan perjalanan
dari penumpang
d. Membantu menerima kritik saran dari penumpang
c. Komposisi Pegawai di Stasiun Solo Balapan Surakarta
a. Pegawai organik yaitu pegawai tetap yang telah dilantik oleh PT. Kereta
Api Indonesia ( Persero )
b. Pegawai kontrak (PKWT) yaitu pegawai yang dikontrak PT Kereta Api
Indonesia (persero) untuk masa kontrak satu tahun dan apabila
meningkatkan prestasi kerja yang baik dapatdiperpanjang masa kontraknya
c. Pegawai out soursing yaitu pegawai yang dikontrak dari pihak ke tiga PT
Kereta Api Indonesia (persero) atau sama halnya pegawai kotrak akan
37
tetapi tidak mendapatkan hak untuk pegawai berupa tunjangan dari
PT.Kereta Api Indonesia (persero)
(hasil wawancara dengan Septian Adi Nugraha pada tanggal 11 febuari 2016)