8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kemampuan Bahasa Anak Usia Dini
1. Pengertian Bahasa Anak Usia Dini
Menurut Santrock (2007: 353) bahasa merupakan suatu bentuk
komunikasi lisan, tertulis, atau isyarat yang berdasarkan pada suatu sistem
atau simbol–simbol.Bahasa terdiri dari kata–kata yang digunakan oleh
masyarakat beserta aturan–aturan untuk menyusun berbagai variasi dan
mengkombinasikannya.
Perkembangan bicara itu sendiri menurut Hildebrand (dalam
Moeslichatoen, 2004 : 19) adalah untuk menghasilkan bunyi verbal. Hal
utama untuk menghasilkan bicara adalah kemampuan mendengar dan
membuat bunyi verbal.Pengucapan merupakan faktor penting dalam
berbicara dan pemahaman.Kemampuan berbicara bila anak memberi arti
kata–kata baru, menggabungkan kata–kata baru dan memberikan
pernyataan dan pertanyaan. Ini merupakan penggabungan proses
berbicara, kreatifitas dan berfikir. Anak akan mengembangkan bahasa bila
memahami kata–kata dan kalimat sederhana serta mempelajari kosa kata
yang diperlukan untuk berkomunikasi sehari–hari. Misalnya kata benda,
kata kerja, kata sifat, kata keterangan waktu.Kemampua ini diperoleh dari
kehidupan sehari–hari.
8
Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa..., Rani Usay Bhintari, FKIP UMP, 2013
9
Menurut Piaget (dalam Hurlock, 1997: 180), perkembangan bahasa
anak usia dini dapat dipakai sebagai tolak ukur kecerdasannya dikemudian
hari. Pada masa itu, anak menguasai kemampuan bicara, tetapi mereka
harus lebih banyak belajar sebelum mereka mencapai kemampuan
berbahasa orang dewasa.
Dengan kata lain perkembangan bahasa anak adalah kemampuan
mendengar dan membuat bunyi verbal sehingga anak dapat memberi arti
kata–kata baru, dapat menggabungkan kata, dapat memberikan pernyataan
dan pertanyaan untuk berkomunikasi sehari–hari sehingga dapat
mengembangkan bahasa anak.
Menurut Musfiroh (2008:7) Perkembangan merupakan suatu
perubahan yang berlangsung seumur hidup dan dipengaruhi oleh berbagai
faktor yang saling berinteraksi seperti biologis, kognitif dan sosio–
emosional. Bahasa adalah suatu sistem simbol untuk berkomunikasi yang
meliputi fonologi (unit suara), morfologi (unit arti), sintaksis (unit bahasa),
semantic (variasi arti), dan pregmatik (penggunaan bahasa). Dengan
bahasa anak dapat mengkomunikasikan maksud, tujuan, pemikiran,
maupun perasaannya pada orang lain. Perkembangan bahasa juga terbagi
atas dua periode besar, periode tersebut yaitu periode prelinguistik (0–1
tahun) dan linguistik (1–5 tahun).
2. Bentuk – Bentuk Komunikasi pada Anak Usia Dini
Hurlock (1978 : 176) bahasa mencakup setiap sarana komunikasi
dengan menyimbolkan pikiran dan perasaan untuk menyampaikan makna
Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa..., Rani Usay Bhintari, FKIP UMP, 2013
10
kepada orang lain. Termasuk di dalamnya perbedaan bentuk komunikasi
yang luas seperti : tulisan, bicara, bahasa simbol, ekspresi muka, isyarat,
pantomime dan seni.
Gleason (Dalam Santrock 2007:353-355) bahasa ditata dan
diorganisasikan dengan sangat baik. Organisasi tersebut melibatkan sistem
aturan: fonologi, morfologi, sintaksis, semantik dan pragmatik.
a. Fonologi setiap bahasa dibentuk dari suara – suara dasar.Fonologi
adalah sistem suara dari sistem bahasa, termasuk suara – suara yang
digunakan dan bagaimana suara–suara tersebut dikombinasikan.
Dalam bahasa inggris memiliki bunyi “sp”, “ba”, dan “ar”.Tetapi
rangkaian bunyi “zx” dan “qp” tidak ada.Fonem adalah unit terkecil
dari suara yang mempengaruhi makna.
b. Morfologi mengacu pada unit–unit makna yang membentuk formasi
kata.Morfologi merupakan unit terkecil yang masih memiliki makna
yang berupa kata (atau bagian kata) yang tidak dapat dipecah lagi
menjadi bagian bermakna yang lebih kecil.Beberapa kata terdiri dari
sebuah morfem tunggal. (contohnya kata tolong), sedangkan kata–kata
dari dua morfem yaitu: “tolong” + “pe “, dengan morfem “pe” berarti
“seseorang yang” berarti (seseorang yang menolong). Jadi, tidak
semua morfem adalah kata–kata yang berdiri sendiri.
c. Sintaksis meliputi bagaimana kata–kata dikombinasikan sehingga
membentuk frasa–frasa dan kalimat–kalimat yang dapat
dimengerti.Seiring dengan perkembangan dalam berbahasa, anak
Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa..., Rani Usay Bhintari, FKIP UMP, 2013
11
mulai melibatkan komponen fonologi maupun morfologi lebih banyak
dalam mengucapkan kalimat tiga atau empat kata.
d. Semantik mengacu pada makna kata dan kalimat.Setiap kata memiliki
sekumpulan makna semantik atau atribut-atribut penting terkait makna
kata. Misalnya kata “perempuan” dan “wanita”, memiliki kesamaan
ciri semantik tetapi berbeda secara semantik dalam hal usia.
e. Pragmatik merupakan sistem terakhir dari aturan bahasa, pragmatik
yakni penggunaan bahasa yang tepat dalam konteks–konteks yang
berbeda.Misalnya menggunakan bahasa yang sopan dalam situasi-
situasi yang tepat, seperti ketika berbicara dengan guru.
Menurut Gardner (Sujiono, 2012: 185) ada delapan kecerdasan
jamak yang dimiliki oleh anak, yaitu kecerdasan linguistik, logika
matematika, kinestetika, visual spasial, musikal, naturalistik, interpersonal,
dan intrapersonal. Kecerdasan jamak tersebut berkesinambungan antara
yang satu dengan yang lain. Disini akan dijelaskan tentang kecerdasan
linguistik.
Kecerdasan linguistik (word smart) adalah kecerdasan dalam
mengolah kata/kemampuan menggunakan kata secara efektif baik secara
lisan maupun tertulis.Orang yang cerdas dalam bidang ini dapat
berargumentasi, meyakinkan orang, menghibur atau mengajar dengan
efektif dengan kata-kata yang diucapkannya. Kecerdasan ini memiliki
empat ketrampilan yaitu: menyimak, membaca, menulis dan berbicara.
Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa..., Rani Usay Bhintari, FKIP UMP, 2013
12
Bromley (dalam Dhieni, 2009: 1.19) menyebutkan empat macam
bentuk bahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
3. Fungsi Kemampuan Bahasa pada Anak Usia Dini
Terdapat beberapa fungsi bahasa menurut Halliday (dalam
Moeslichatoen 2004:95) yaitu bahasa sebagai alat yang dapat memuaskan
kebutuhan anak untuk menyatakan keinginannya. Hal ini biasanya
dinyatakan dengan “saya ingin”. Bahasa juga berfungsi mengatur anak
untuk dapat mengendalikan tingkah laku orang lain. Bahasa berfungsi
sebagai hubungan antar pribadi dalam lingkungan sosial.Selanjutnya
bahasa juga berfungsi bagi diri anak sendiri.Anak menyatakan
pandangannya, perasaannya dan sikapnya yang unik serta melalui bahasa
anak dalam membangun jati diri anak.
Bahasa juga berfungsi heuristik, sesudah anak dapat membedakan
dirinya dengan lingkungan.Anak menggunakan bahasa yang dikuasainya
untuk memiliki dan memahami lingkungan.Fungsi imajinatif, dengan
bahasa anak dapat menghindarkan diri dari kenyataan dan memasuki alam
semesta yang dibangunnya sendiri. Dan fungsi yang terakhir yaitu fungsi
informatif yaitu anak dapat mengkomunikasikan informasi baru kepada
orang lain dengan menggunakan bahasa.
Menurut Larry L. Barker (dalam Deddy Mulyana, 2005:17) bahasa
mempunyai tiga fungsi, fungsi yang pertama yaitu penamaan atau
penjulukan merujuk pada usaha mengidentifikasikan objek, tindakan atau
orang dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam
Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa..., Rani Usay Bhintari, FKIP UMP, 2013
13
komunikasi. Selanjutnya fungsi bahasa yang kedua adalah sebagai
interaksi dimana bahasa menekankan pada berbagai gagasan dan emosi
yang dapat mengundang simpati dan pengertian atau kemarahan dan
kebingungan. Bahasa juga berfungsi sebagai informasi yang dapat
disampaikan kepada orang lain, ini yang disebut fungsi transmisi dari
bahasa. Dengan bahasa anak tumbuh dari organisme biologis menjadi
pribadi dalam kelompok.
Menurut Smilansky (dalam Rachmawati, 2010: 65) menemukan
tiga fungsi bahasa pada anak yaitu menirukan ucapan orang dewasa,
membayangkan situasi (dialog) dan mengatur permainan.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Bahasa Anak Usia Dini
Menurut para ahli perilaku (dalam Dhieni, 2009: 2.9) ada beberapa
faktor yang penting dalam mempelajari bahasa, antara lain, imitasi yang
berarti bahasa dipelajari melalui peniruan dari contoh orang dewasa.
Reward, yang berarti hadiah. Mereka akan memberikan reward pada siswa
yang memberikan respon yang benar, dan mengacuhkan respon siswa
yang tidak sesuai. Reinforcemet, yang berarti penguat dan frekuensi suatu
perilaku.
Sedangkan menurut para ahli interaksionis (dalam Dhieni, 2009:
2.26) menjelaskan bahwa berbagai faktor seperti sosial, linguistik,
kematangan, biologis, dan kognitif, saling mempengaruhi, berinteraksi,
dan memodifikasi satu sama lain sehingga berpengaruh terhadap
perkembangan bahasa individu.
Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa..., Rani Usay Bhintari, FKIP UMP, 2013
14
Perkembangan bahasa anak usia dini, dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Menurut Syamsu Yusuf (2007:121-122) faktor-faktor yang
mempengaruhinya antara lain, faktor kesehatan, apabila pada usia dini dua
tahun pertama, anak mengalami sakit terus-menerus, maka anak tersebut
cenderung akan mengalami kelambatan atau kesulitan dalam
perkembangan bahasanya. Faktor integensi, anak yang perkembangan
bahasanya cepat, pada umumnya mempunyai intelegensi normal atau
diatas normal.Namun begitu tidak semua anak yang mengalami
kelambatan perkembangan bahasanya pada usia awal, dikategorikan
sebagai anak yang bodoh.
Yusuf (2007: 121-122) faktor status sosial ekonomi keluarga, status
sosial ekonomi keluarga menunjukkan bahwa anak yang berasal dari
keluarga miskin mengalami kelambatan dalam perkembangan bahasanya
dibandingkan dengan anak yang berasal dari keluarga yang lebih baik.
Faktor jenis kelamin, pada tahun pertama usia anak, tidak ada perbedaan
dalam vokalisasi antar pria dengan wanita. Namun mulai usia dua tahun,
anak wanita menunjukkan perkembangan yang lebih cepat dari anak pria.
Faktor hubungan keluarga, hubungan yang sehat antara orang tua
dengan anak (penuh perhatian dan kasih) memfasilitasi perkembangan
bahasa anak. Sedangkan hubunganyang tidak sehat mengakibatkan anak
akan mengalami kesulitan atau kelambatan dalam perkembangan
bahasanya.
Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa..., Rani Usay Bhintari, FKIP UMP, 2013
15
5. Tahap–Tahap Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini
Tahap–tahap perkembangan bahasa menurut William Stern dan
Clara Stern (dalam Yusuf, 2007: 158) yakni pada usia 6-12 bulan (masa
permulaan atau stadium purwoko), masa ini disebut masa meraban yang
artinya masa mengeluarkan bermacam-macam suara yang tidak berarti.
Pada masa ini anak sering mengulang beberapa suku kata, seperti ba-ba-
ba, ma-ma-ma, dan pa-pa-pa.Usia 12-16 bulan (masa pertama atau stadium
kalimat suku kata), pada masa ini anak sudath dapat mengucapkan kata,
misalnya mama, papa, mamam.
William Stern dan Clara Stern (dalam Yusuf, 2007: 158)
mengatakan bahwa tahap perkembangan bahasa usia 16-24 bulan (masa
kedua/stadium nama) pada masa ini anak sudah mulai timbul kesadaran
bahwa setiap orang atau benda mempunyai nama. Anak sering berbicara
sendiri (monolog), baik dengan diri sendiri, maupun dengan benda–benda
mainannya.Usia 24-30 bulan (masa ketiga) pada masa ini anak bisa
menyusun kalimat tunggal, mampu memahami perbandingan, menanyakan
nama dan tempat, serta menggunakan kata-kata yang berawalan dan yang
berakhiran. Dan usia 30-72 bulan (masa keempat) pada masa ini anak
dapat menggunakan kalimat majemuk beserta anak kalimatnya, anak
banyak menanyakan soal waktu-sebab akibat melalui pertanyaan-
pertanyaan.
Hartati (2005: 17-22) menyatakan bahwa usia 2-4 tahun
melaksanakan 2 perintah sekaligus, menggunakan kalimat tanya dan
Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa..., Rani Usay Bhintari, FKIP UMP, 2013
16
kalimat sangkal ya atau tidak, menyebutkan nama diri dan jenis
kelaminnya, dapat menyatakan hak milik, merangkai 2 kata, mengerti
kata–kata yang ditujukan kepada dirinya, menceritakan suatu kejadian
secara sederhana, mulai mengerti larangan.
Usia 4-6 tahun dapat berbicara dengan kalimat sederhana yang
lebih baik, dapat melaksanakan 3 perintah lisan secara sederhana, senang
mendengarkan dan menceritakan cerita sederhana secara berurut dan
mudah dipahami, menyebut nama, jenis kelamin, dan umur, menyebut
nama panggilan orang lain, menggunakan kata sambung, mengajukan
banyak pertanyaan, menggunakan dan menjawab beberapa kata tanya,
membandingkan 2 hal, memahami hubungan timbal balik, mampu
menyusun kalimat sederhana, mengenal tulisan sederhana.
Umur 6-8 memperkenalkan diri, nama, alamat, dan keluarganya,
menceritakan banyak hal, menggunakan kata seperti bahasa orang dewasa,
dapat menyebutkan anggota badan sambil bernyanyi, mengerti makna dan
fungsi suatu kata, bercerita dengan gambar yang dibuatnya, mulai berfikir,
berbicara, dan bermain, dengan berbagai bentuk kata dan bahasa,
menyempurnakan kalimat sederhana, menyempurnakan kalimat dengan
mengisi titik-titik, menyempurnakan kalimat lisan dengan gambar.
Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa..., Rani Usay Bhintari, FKIP UMP, 2013
17
B. Metode Demonstrasi dengan Media Picture and Picture
1. Pengertian Metode Demonstrasi pada Anak Usia Dini
Suryosubroto (2002: 149) metode adalah cara, yang dalam
fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Makin tepat metodenya,
diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan tersebut. Tetapi
khususnya dalam bidang pengajaran di sekolah, ada beberapa faktor lain
yang ikut berperan dalam menentukan efektifnya metode mengajar, antara
lain adalah faktor guru itu sendiri, faktor anak dan faktor situasi
(lingkungan belajar).
Sudirman (1991: 133) metode demonstrasi adalah cara penyajian
pelajaran dengan menunjukkan kepada siswa suatu proses atau benda
tertentu yang sedang dipelajari. Baik sebenarnya maupun tiruan yang
sering disertai dengan penjelasan lisan.Memberikan variasi cara-cara guru
mengajar dengan menunjukkan secara nyata dalam bentuk asli maupun
tiruan sehingga siswa-siswa dapat mengamati dengan jelas dan pelajaran
lebih tertuju untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Syaiful Bahri dan Aswan Zain (2002: 90) metode demonstrasi
adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan
kepada siswa suatu proses, situasi atau bendatertentu yang sedang
dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang disertai dengan penjelasan
lisan. Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap
pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk
pengertian dengan baik dan sempurna.
Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa..., Rani Usay Bhintari, FKIP UMP, 2013
18
Metode demonstrasi menurut Sanjaya (2010: 152) metode
demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan
atau mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau
benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai metode
penyajian demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan lisan oleh guru.
Menurut Sudjana (2010: 83) demonstrasi dan eksperimen
merupakan metode mengajar yang sangat efektif, sebab membantu para
siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta
(data) yang benar. Demonstrasi yang dimaksud ialah suatu metode
mengajar yang memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu.
Menurut Sagala (2011: 210) metode demonstrasi adalah
merupakan metode yang paling sederhana dibandingkan dengan metode-
metode mengajar lainnya. Metode demostrasi adalah pertunjukan tentang
proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan
tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh
peserta didik, secara nyata atau tiruan.
Menurut Moeslichatun (2004: 7)demonstrasi berarti menunjukan,
mengerjakan, dan menjelaskan.Jadi dalam demonstrasi kita menunjukan
dan menjelaskan cara-cara mengerjakan sesuatu.
2. Media Picture and picture
Syaiful Bahri dan Aswan Zain (2002 : 120) media adalah sumber
belajar, maka secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda,
Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa..., Rani Usay Bhintari, FKIP UMP, 2013
19
ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh
pengetahuan dan ketrampilan.
Menurut Gagne (dalam Azhar, 2007: 4) media adalah berbagai
jenis komponen dalam lingkungan anak yang dapat mendukung anak
untuk belajar.Sedangkan Briggs (dalam Azhar, 2007: 4) berpendapat
bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan peran serta
mendorong anak untuk belajar.
Hamalik (1983: 21) media adalah suatu alat bantu yang digunakan
oleh suatu organisasi guna tercapainya efisiensi dan efektivitas kerja
dengan hasil yang maksimal. Media menurut Robert (dalam Sanjaya,
2012: 65) media adalah sesuatu yang membawa informasi antara sumber
(source) dan penerimaan (receicer) informasi.
Menurut Arsyad (2009: 77) kata media berasal dari bahasa latin
medius yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara” atau
“pengantar”. Menurut Sujiono (2008: 98) media berasal dari bahasa latin
yang artinya “antara”. Pengertian tersebut menggambarkan suatu
perantaraan dalam penyampaian informasi dalam suatu sumber kepada
penerima.
Menurut Sanjaya (2012: 34) media adalah perantara dari sumber
informasi ke penerima informasi, contoh video, televisi, komputer dan lain
sebagainya.Sedangkan menurut Gerlach dan Elly (dalam Arsyad 2009: 12)
mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah
Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa..., Rani Usay Bhintari, FKIP UMP, 2013
20
manusia, materi/kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa
mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap.
Menurut Yunita (2009 :6) picture and picture adalah suatu model
belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi
urutan logis. Langkah–langkah pembelajaran dengan metode picture and
picture yaitu: Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai,
menyajikan materi sebagai pengantar, guru menunjukkan/memperlihatkan
gambar–gambar yang berkaitan dengan materi, guru menunjuk/memanggil
siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar–gambar menjadi
urutan yang logis, guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan
gambar tersebut, dari alasan atau urutan gambar tersebut guru mulai
menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai,
kesimpulan/rangkuman.
Kebaikanpicture and picture yaitu: Guru lebih mengetahui
kemampuan masing–masing siswa, melatih berpikir logis dan sistematis.
Adapun kekurangan picture and picture yaitu memakan banyak waktu dan
banyak siswa yang pasif.
Media yang digunakan pada penelitian pengembangan bahasa ini
adalah metode demonstrasi dengan media picture and picture.
3. Langkah-langkah Metode Demonstrasi dengan Media Picture and
picture
Kegiatan demonstrasi yang dilakukan pada penelitian ini anak
menyusun gambar sesuai dengan urutannya sehingga sistematik.Pada
kegiatan ini memberikan peluang pada siswa untuk berfikir untuk
Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa..., Rani Usay Bhintari, FKIP UMP, 2013
21
mengurutkan gambar tersebut agar menjadi urutan yang logis. Kemudian
guru menanyakan alasan pemikiran urutan gambar tersebut.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru agar pembelajaran
metode demonstrasi berjalan efektif diantaranya adalah guru harus
menyusun tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar, guru hendaknya
mempertimbangkan dengan seksama apakah dengan tehnik yang akan
dipakai sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar telah
dirumuskan. Guru juga harus mempertimbangkan jumlah siswa dalam
kelas, apakah memberikan kesempatan untuk berdemonstrasi dan yang
terakhir guru hendaknya mengecek kembali media yang akan diguanakan
untuk demonstrasi tentang kondisi dan jumlahnya.
Guru mengembangkan kemampuan bahasa anak dengan
menggunakan metode yang dapat meningkatkan perkembangan logika dan
penambahan perbendaharaan kata. Guru menerapkan metode demonstrasi
pada anak agar anak dapat mengembangkan kemampuan pengamatan,
pendengaran dan pengelihatan secara optimal, mengkonkritkan suatu
informasi yang disajikan agar perhatian siswa dapat dipusatkan pada
pembelajaran yang diberikan. Memberikan motivasi yang kuat pada siswa
agar lebih giat belajar berpartisipasi aktif dan memperoleh pengalaman
langsung serta dapat memperoleh kecakapan.
Untuk mengajarkan suatu materi sering kali tidak cukup bila guru
Kelompok Bermain hanya menjelaskan secara lisan saja. Karena dengan
kegiatan demonstrasi, guru dapat meningkatkan pemahaman anak
Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa..., Rani Usay Bhintari, FKIP UMP, 2013
22
melalui penglihatan dan pendengaran. Anak diminta untuk
memperhatikan dan mendengarkan baik-baik semua keterangan guru
sehingga ia lebih paham dalam mengerjakan sesuatu.
C. Kriteria Keberhasilan
1. Pedoman Penilaian
Nana Sudjana (2009: 3) penilaian adalah proses memberikan atau
menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria
tertentu. Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap
hasil–hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu.
Pedoman penilaian menurut Dimyati (2013:95)yaitu :catatan hasil
penilaian perkembangan anak dicantumkan pada kolom penilaian di RKH.
Tanda satu bintang dicantumkan pada kolom penilaian di RKH untuk
anak yang belum berkembang (BB) sesuai dengan indikator, tanda bintang
dua untuk anak yang sudah mulai berkembang (MB) sesuai dengan
indikator seperti yang diharapkan di RKH,tanda bintang tiga untuk
anak yang berkembang sesuai harapan (BSH) pada indikator dalam
RKH,dan tanda bintang empat untuk anak yang berkembang
sangat baik (BSB) melebihi indikator yang diharapkan dalam RKH.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pedoman penilaian dari
Kemendiknas Dirjen Mandas dan Menengah Direktorat Pembinaan TK SD
dengan ketentuan tanda satu bintang untuk anak yang belum
berkembang (BB) sesuai dengan indikator, tanda bintang dua untuk
anak yang mulai berkembang (MB) sesuai dengan indikator yang
Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa..., Rani Usay Bhintari, FKIP UMP, 2013
23
diharapakan dalam RKH,tanda bintang tiga untuk anak yang
sudah berkembang sesuai harapan (BSH) pada indikator dalam RKH, dan
tanda bintang empat
Menurut Depdiknas (dalam Sudaryati, 2010: 16) pencatatan hasil
penilaian harian dilaksanakan sebagai berikut :
a. Anak yang belum mencapai indicator seperti yang diharapkan dalam
SKH atau dalam melaksanakan tugas selalu dibantu guru, maka pada
kolom penilaian dituliskan nama anak dan diberi tanda bulatan (Ο)
b. Anak yang sudah melebihi indikator yang tertuang dalam SKH atau
mampu melaksanakan tugas tanpa bantuan secara
tepat/cepat/lengkap/benar, maka pada kolom penilaian dituliskan
nama anak dan tanda bulatan penuh (●)
c. Jika semua anak menunjukkan kemampuan sesuai indicator yang
tertuang dalam SKH maka pada kolom penilaian dituliskan nama
semua anak dengan tanda cek (√).
Menurut Departemen Agama RI (2004: 50) cara pencatatan hasil
penilaian harian dicatat dengan menggunakan simbol–simbol yaitu (Ο)
digunakan untuk menilai anak yang perilakunya belum sesuai dengan apa
yang diharapkan dan belum dapat menyelesaikan tugas dengan baik.(√)
digunakan untuk menilai anak yang perilakunya sedang berada pada
tahap proses menuju yang diharapkan (belum stabil). (●) digunakan
untuk menilai anak yang perilakunya melebihi dengan apa yang
Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa..., Rani Usay Bhintari, FKIP UMP, 2013
24
diharapkan dan sudah mendapat menyelesaikan tugas melebihi yang
direncanakan guru.
2. Indikator Hasil Belajar
Pengembangan metode demontrasi dengan media picture and
picture di kelompok bermain bertujuan menggembangkan kemampuan
bahasa, dengan menggunakan metode demontrasi anak dapat
melaksanakan kegiatan yang dapat membantu siswa dalam mengalami
kesulitan belajar, menggembangkan kemampuan penggamatan dan
penglihatan siswa dalam mengkonkritkan informasi yang disajikan.
Welton dan Mallon (dalam Moeslichatoen, 2004: 18) bahasa
merupakan bentuk utama dalam mengekspresikan pikiran dan pengetahuan
bila anak berhubungan dengan orang lain. Anak yang sedang berkembang
mengkomunikasikan kebutuhannya, pikirannya dan perasaannya melalui
bahasa dengan kata–kata yang mempunyai makna unik.
Bronson (dalam Musfiroh, 2005: 84) berpendapat bahwa anak
usia 4 tahun mulai menunjukkan minat aktivitas literasi seperti mengeja
huruf dan bunyi, menjiplak huruf, dan aktivitas lain yang berkaitan dengan
buku.
Menurut Pusat Kurikulum Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini
tahun (2007: 13) yang termasuk pengembangan bahasa bagi Kelompok
Bermain adalah sebagai berikut:
Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa..., Rani Usay Bhintari, FKIP UMP, 2013
25
Table 2.1 Indikator Hasil Belajar
No Indikator Yang Diharapkan
(Kemampuan Bahasa)
1 Menyebutkan nama benda atau gambar yang diperlihatkan
2 Menggunakan kata-kata yang menunjukkan urutan
3 Bercerita tentang gambar yang disediakan dengan urut dan bahasa yang jelas
4 Berbicara lancar dengan menggunakan kalimat yang komplek terdiri dari 5-6 kata.
Dari indikator tersebut dapat disimpulkan bahwa :
Berdasarkan pendapat para tokoh, dengan bahasa anak mampu
mengekspresikan pikiran dan pengetahuan.Selain itu anak juga sudah
menunjukkan minat aktivitas yang berkaitan dengan buku.Dalam
penelitian ini, diharapkananak mampu menyebutkan satu persatu nama
gambar yang diperlihatkan. Setelah itu, anak mengurutkan gambar
sesuai dengan yang ada dipikiran anak. Anak kemudian mampu
menceritakan alasan atau urutan gambar tersebut, dari alasan atau
urutan tersebut guru mulai menanamkan konsep/materi sesuai
kompetensi yang akan dicapai.
Batas ketuntasan 80%, yaitu penelitian dikatakan berhasil jika
dapat mencapai minimal 80%. Cara menghitung prosentase
keberhasilan penelitian tersebut dapat dilihat dengan Rumus sebagai
berikut:
Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa..., Rani Usay Bhintari, FKIP UMP, 2013
26
prosentase (%) = x 100%
Keterangan :
1. n = Jumlah peserta didik yang sudah berkembang sesuai harapan
2. N = Jumlah seluruh peserta didik 3. % = Prosentase
D. Kerangka Berpikir
Ganeshi (dalam Susanto 2011:74) mengungkapkan bahwa bahasa anak
tidak dimulai dari kata ke huruf lalu pengalaman, tetapi dari pengalaman atau
perbuatan ke huruf baru ke kata.
Bermain merupakan wahana yang memungkinkan anak–anak
berkembang optimal.Catron dan Allen (dalam Musfiroh, 2005:1) bermain
secara langsung mempengaruhi seluruh wilayah dan seluruh aspek
perkembangan anak. Kegiatan bermain memungkinkan anak belajar tentang
diri mereka sendiri, orang lain dan lingkungannya. Dalam kegiatan bermain,
anak bebas untuk bereksplorasi, berimajinsi dan menciptakan sesuatu.
Setelah peneliti melakukan observasi, peneliti melakukan penelitian
yang dimulai dengan siklus 1.Dalam penelitian metode yang digunakan adalah
metode demonstrasi dengan media picture and picture.Pembelajaran yang
diawali pada siklus 1. Pada siklus pertama akan dilakukan 3x pertemuan. Ada
peningkatan yang terlihat, minat meningkat untuk mengikuti pembelajaran
Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa..., Rani Usay Bhintari, FKIP UMP, 2013
27
yang diberikan peneliti.Pada siklus pertama ini peningkatan berbahasa anak
meningkat tetapi belum maksimal.
Setelah siklus pertama dilakukan, karena hasilnya belum maksimal
peneliti mengulang kembali penelitian tersebut dengan menggunakan siklus
2.Pada siklus ke 2 juga dilakukan dengan 3x pertemuan. Peneliti
menggunakan metode yang sama. Pada pemakaian metode tersebut anak
terlihat banyak peningkatan sehingga ketuntasan dan hasil belajar
meningkat.Dari pembelajaran tersebut peningkatan bahasa pada anak
meningkat maksimal dan optimal sehingga penelitian dinyatakan berhasil.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode demonstrasi
dengan media picture and picture agar alasan tersebut dikarenakan agar anak
mampu menambah perbendaharaan kata yang dimiliki oleh anak.Selain itu
karena dengan media picture and picture tersebut akan memancing anak untuk
menceritakan alasan mengapa mereka menyusun gambar dengan urutan
tersebut. Sehingga kemampuan berbahasa anak meningkat setelah
diadakannya beberapa kali pertemuan dalam setiap siklusnya.
Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa..., Rani Usay Bhintari, FKIP UMP, 2013
28
Untuk mempermudah pemahaman kegiatan ini, maka dibuat kerangka
berpikir sebagai berikut :
Dilakukan upaya perbaikan
dengan PTK
Siklus 1
Metode demonstrasi
dengan mediapicture and
picture
Kemampuan bahasa anak
untuk berbicara
mengungkapkan
pendapatnya sudah ada
peningkatan, tetapi
masih rendah
Kondisi sudah meningkat
ada perbaikan, tetapi
belum maksimal
- Kegiatan pembelajaran
sudah maksimal
- Kemampuan bahasa anak
untuk berbicara sudah
maksimal
Siklus II
Metode Demonstrasi
dengan mediaPicture and
Picture
Terjadi perbaikan yang optimal
pada kemampuan bahasa dalam
berbicara dan penelitian berhasil.
Kondisi Awal
Kemampuan bahasa anak dalam
berbicara atau menyampaikan
pendapat mereka masih sangat
rendah.
Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa..., Rani Usay Bhintari, FKIP UMP, 2013
29
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif berbentuk penelitian tindakan kelas dan dirancang
dalam 2 siklus. Masing – masing siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu
perencanaan ( planning ), pelaksanaan tindakan ( action ), pengamtan (
observation ), dan refleksi ( refleksion ). Subyek penelitian adalah anak
Kelompok Bermain Az–Zahra Kalikajar. Metode pengumpulan data
diperoleh melalui lembar observasi aktivitas anak selama proses
pembelajaran dan dokumentasi berupa foto selama pembelajaran.
E. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu: “
Penerapan metode demonstrasi dengan media picture and picture dapat
meningkatkan kemampuan bahasa pada kelompok A Kelompok Bermain Az–
Zahra Kalikajar tahun ajaran 2012-2013.”
Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa..., Rani Usay Bhintari, FKIP UMP, 2013