9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Komunikasi Massa
2.1.1. Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa atau
komunikasi dengan menggunakan media massa. Massa di sini adalah kumpulan
orang-orang yang hubungan antar sosialnya tidak jelas dan tidak mempunyai struktur
tertentu. Menurut Gerbner (1967), seorang ahli komunkasi, “Mass communication is
the technologically and institutionally based production and distribution of the most
broadly shared continuous flow of messages in industrial societies” (Jalaluddin,
2003: 188)
Gerbner berpendapat bahwa komunikasi massa adalah suatu produksi dan
distribusi pesan yang terus menerus dalam masyarakat industri yang berlandaskan
teknologi dan lembaga.
Joseph Devito seperti dikutip oleh Nurudin, memberikan definisi yang lebih
detail tentang komunikasi massa. ”First, mass communication is communication
addressed to masses, to an extremely large society. This does not mean that the
audience include all people or everyone who reads or everyone who watches
television; rather it means an audience that is large and generally rather poorly
defined. Second, mass communication is communication mediated by audio and or
visual transmitter. Mass communivation is perhaps most easily and most logically
defined by its; television, radio, newspaper, magazines, films, books, tapes”
(Nurudin., 2007: 11-12)
9
10
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa komunikasi massa merupakan
komunikasi yang ditujukan kepada khalayak yang sangat banyak, atau biasa disebut
massa. Tapi ini tidak berarti bahwa massa yang dimaksud adalah orang-orang yang
menonton televisi atau membaca koran, melainkan berarti masyarakat yang besar
dan umumnya agak kurang jelas. Lalu disebutkan juga bahwa komunikasi massa
adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar audio dan visual.
Komunikasi mungkin akan lebih mudah dimengerti apabila didefinisikan dengan
media penunjangnya, seperti televisi, radio, koran, majalah, buku, dan film.
Dari kedua pendapat ahli komunikasi tentang komunikasi massa tersebut,
peneliti menyimpulkan bahwa komunikasi massa adalah sebuah bentuk komunikasi
yang disampaikan melalui media massa sebagai media penunjang, dan disampaikan
secara terbuka kepada masyarakat luas di berbagai wilayah.
2.1.2. Karakteristik Komunikasi Massa
Pada prinsipnya definisi komunikasi massa yang diungkapkan oleh ahli-ahli
komunikasi mengandung makna yang saling melengkapi antara satu dan lainnya.
Melalui definisi-definisi tersebut maka dapat kita ketahui bahwa karakteristik
komunikasi massa sebagai berikut : (Elvinaro, 2000: 17)
a. Komunikator Terlembagakan
Komunikasi massa melibatkan suatu lembaga dan komunikatornya
bergerak dalam organisasi yang kompleks, sehingga komunikasi massa
merupakan komunikator terlembagakan.
11
b. Pesan Bersifat Umum
Komunikasi massa itu bersifat terbuka artinya komunikasi massa
ditujukan untuk semua orang bukan hanya pada satu pihak. Oleh karena
itu, pesan dalam komunikasi massa bersifat umum.
c. Komunikannya Anonim dan Heterogen
Bersifat anonim karena komunikator dan komunikan tidak saling
mengenal dan heterogen karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat
yang berbeda usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya.
d. Media Massa Menimbulkan Keserempakan
Maksudnya adalah keserempakan kontak dengan sejumlah besar
penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator dan penduduk satu
sama lain berada dalam keadaan terpisah.
e. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan
Dalam komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa
berdasarkan sistem tertentu dan harus disesuaikan dengan karakteristik
media massa yang akan digunakan.
f. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah
Karena komunikasinya melalui media massa, maka komunikator dan
komunikannya tidak dapat berhubungan secara langsung. Dengan kata
lain, komunikasi massa itu bersifat satu arah.
g. Stimulasi Alat Indra Terbatas
Pada surat kabar dan majalah kita hanya bisa melihat dan pada radio
siaran kita hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film,
kita menggunakan indra penglihatan dan pendengaran.
12
h. Umpan Balik Tertunda (Delayed) dan Tidak Langsung (Indirect)
Umpan balik bersifat tidak langsung (indirect) dan tertunda (delayed).
Artinya komunikator tidak dapat segera mengetahui bagaimana reaksi
khalayak terhadap pesan yang disampaikannya.
2.1.3. Fungsi Komunikasi Massa
Apabila komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas tidak hanya diartikan
sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok
mengenai tukar menukar data, fakta, dan ide maka fungsinya dalam setiap sistem
sosial adalah sebagai berikut: (Onong Uchjana., 2005: 27 )
1. Informasi
Dengan komunikasi massa kita dapat mengetahui berbagai informasi yang
terjadi baik di dalam maupun luar negeri.
2. Sosialisasi (pemasyarakatan)
Komunikasi massa membuat kita aktif bersosialisasi di dalam masyarakat.
3. Motivasi
Memotivasi masyarakat melakukan kegiatan individu maupun kelompok.
4. Perdebatan dan Diskusi.
Memungkinkan terjadinya diskusi atau perdebatan mengenai suatu hal.
5. Pendidikan
Komunikasi massa dapat membentuk watak, pendidikan keterampilan,
serta kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.
6. Memajukan kebudayaan
Dengan komunikasi massa maka kita dapat memajukan suatu kebudayaan.
13
7. Hiburan
Pesan yang disampaikan dapat menjadi hiburan individu atau kelompok.
8. Integrasi
Memberi kesempatan kepada masyarakat agar saling kenal dan mengerti
serta menghargai kondisi, pandangan, dan keinginan orang lain.
Lasswell menyebutkan fungsi komunikasi massa sebagai berikut :
a. Komunikasi massa dapat digunakan untuk mengamati lingkungan serta
hal-hal yang terjadi dalam lingkungan tersebut.
b. Komunikasi massa juga dapat menghubungkan bagian-bagian dari
masyarakat agar sesuai dengan apa yang diinginkan oleh lingkungan.
Maksudnya bahwa komunikasi massa mampu menjembatani komunikasi
antara semua lapisan masyarakat.
c. Komunikasi massa dapat meneruskan atau mewariskan dari satu generasi
ke generasi berikutnya. Atau komunikasi massa terus berlangsung antar
generasi.
Fungsi hiburan (entertainment) diperkenalkan oleh Charles Wright yang
mengembangkan model Laswell dengan memperkenalkan model dua belas kategori
dan daftar fungsi. Dalam hal ini komunikasi massa bertujuan untuk memberikan
hiburan tanpa mengharapkan efek-efek tertentu. Wright juga membedakan antara
fungsi positif (fungsi) dan fungsi negatif (disfungsi).(Wiryanto, 2000: 11-12)
Media massa merupakan salah satu sarana untuk pengembangan kebudayaan,
bukan hanya budaya dalam pengertian seni dan simbol tetapi juga dalam pengertian
pengembangan tata-cara, mode, gaya hidup dan norma-norma. (Dennis McQuil,
14
1987:1). Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan
pola tingkah laku dari suatu masyarakat, oleh karena itu kedudukan media massa
dalam masyarakat sangatlah penting. Dengan adanya media massa, masyarakat yang
tadinya dapat dikatakan tidak beradab dapat menjadi masyarakat yang beradab. Hal
itu disebabkan, oleh karena media massa mempunyai jaringan yang luas dan bersifat
massal sehingga masyarakat yang membaca tidak hanya orang-perorang tapi sudah
mencakup jumlah puluhan, ratusan, bahkan ribuan pembaca, sehingga pengaruh
media massa akan sangat terlihat di permukaan masyarakat. (Wiryanto, 2000: 11-12)
2.2. Media Massa
2.2.1 Pengertian Media Massa
Media massa adalah alat komunikasi yang bekerja dalam berbagai skala,
mulai dari skala terbatas hingga dapat mencapai dan melibatkan siapa saja di
masyarakat, dengan skala yang sangat luas. Istilah media massa mengacu kepada
kepada sejumlah media yang telah ada sejak puluhan tahun yang lalu dan tetap
dipergunakan hingga saat ini, seperti surat kabar, majalah, film, radio, televisi,
internet, dan lain-lain. (Wiryanto, 2000: 11-12)
Pengertian media massa mulai menunjukkan batasan yang tidak jelas atau
dianggap tidak jelas oleh sebagian orang, dengan munculnya sejumlah media baru
yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan media massa yang sudah ada
sebelumnya. Media massa baru atau lebih sering disebut dengan ‘media baru’ (new
media) ini bersifat lebih individual, lebih beragam (diversified) dan lebih interaktif.
Salah satu contoh penting media massa baru saat ini adalah internet. Walaupun
media baru menunjukkan pertumbuhan yang cepat, namun belu terlihat tada-tanda
15
bahwa media massa lama aka berkurang peranannya disbanding sebelumnya.
Peranannya tetap bertahan dengan cara terus menerus menambah kemampuannya
dalam upaya menghadapi tantangan yang dimunculkan media baru. (Morissan,
2010: 1)
Menurut Denis McQuail (2000), media massa adalah media yang mampu
menjangkau massa dalam julah besar dan luas (university of reach), bersifat public
dan mampu memberikan popularitas kepada siapa saja yang muncul di media massa.
Karakteristik media tersebut memberikan konsekuensi bagi kehidupan politik dan
budaya masyarakat kontemporer dewasa ini (Denis, 2000: 4)
Dari perspektif budaya, media massa telah menjadi acuan utama untuk
menentukan definisi-definisi terhadap suatu perkara dan media massa memberikan
gambaran atas realitas social. Media massa juga menjadi perhatian utama
masyarakat untuk mendapatkan hiburan dan menyediakan lingkungan budaya
bersama bagi semua orang. Peran media massa dalam ekonomi juga terus meningkat
bersamaan dengan meningkatnya pertumbuhan industry media, diversifikasi media
massa, dan konsolidasi kekuatan media massa di Indonesia. (Morissan, 2010: 1)
2.2.2. Jenis-Jenis Media Massa
Media massa, sebagai media yang menunjang komunikasi massa terbagi atas 2
jenis, yaitu media cetak dan media elektronik.
1. Media Cetak
16
Media cetak adalah suatu media statis yang mengutamakan fungsinya sebagai
media penyapaian informasi. Maka media cetak terdiri dari lembaran dengan
sejumlah kata, gambar, atau oto dalam tata warna dan halaman putih, dengan fungsi
utama untuk memberikan informasi atau menghibur. Media cetak juga adalah suatu
dokumen atas segala hal yang dikatakan orang lain dan rekaman peristiwa yang
ditangkap oleh jurnalis dan diubah dalam bentuk kata-kata, gambar, foto, dan
sebagainya.( Ardianto , et al 2009: 99).
2. Media Elektronik
Media elektronik merupakan media komunikasi atau media massa yang
menggunakan alat-alat elektronik (mekanis), media elektronik kini terdiri dari :
(Deddy Iskandar, 2005: 4)
1. Radio
Radio adalah media massa elektronik tertua dan paling fleksibel. Keunggulan
radio siaran ini adalah berada dimana saja, apabila surat kabar memperoleh julukan
sebagai kekuatan keempat, maka radio siaran mendapat julukan kekuatan kelima
atau the fifth estate. Hal ini disebabkan karena radio siaran juga dapat melakukan
fungsi control sosial seperti surat kabar, di sampng empat fungsi lainnya, yaitu
memberi informasi, menghibur, mendidik, dan melakukan persuasi.
2. Film
Motion pictures atau film adalah bentuk dominan dari komunikasi massa
visual di belahan dunia ini. Lebih dari ratusan juta orang menonton film di bioskop,
17
film televisi, dan film video laser setiap minggunya. (Warren K. Agee., Phillip H
Ault & Edwin Emery, 2001: 364)
3. Televisi
Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar.Kata televisi berasal
dari kata tele dan vision; yang memiliki arti masing-masing jauh (tele) dan tampak
(vision).Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh.Pada dasarnya
media televisi lahir karena perkembangan teknologi. Peletak dasar utama teknologi
pertelevisian adalah Paul Nipkow dari Jerman yang dilakukannya pada tahun 1884.
Ia kemudian menemukan sebuah alat yang kemudian disebut sebagai Jantra Nipkow
atau Nipkow Sheibe. Penemuannya tersebut melahirkan electrische teleskop atau
televisi elektris.
4. Internet
Secara harfiah, internet (kependekan dari interconnected-networking) ialah
rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Manakala
Internet (huruf 'I' besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global
dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet switching
communication protocol).Jumlah pengguna Internet yang besar dan semakin
berkembang, telah mewujudkan budaya internet. Internet juga mempunyai pengaruh
yang besar atas ilmu, dan pandangan dunia. Dengan hanya berpandukan mesin
pencari seperti “Google”, pengguna di seluruh dunia mempunyai akses internet yang
mudah atas bermacam-macam informasi. Dibanding dengan buku dan perpustakaan,
Internet melambangkan penyebaran (decentralization) informasi dan data secara
ekstrim.(http://id.wikipedia.org/wiki/Internet, Rabu.12.04.11, pukul 16:00 WIB)
18
2.2.3. Efek Media Massa
“The medium is the message”, pendapat McLuhan tersebut menjelaskan
bahwa bentuk media saja sudah mempengaruhi kita. Dia berpendapat bahwa media
adalah perluasan dari alat indra manusia; telepon adalah perpanjangan telinga dan
televisi adalah perpanjangan mata. Ada beberapa efek dari kehadiran media massa di
masyarakat, seperti efek sosial berupa kehadiran televisi meningkatkan status sosial
pemiliknya. Lalu kehadiran media massa juga menimbulkan penjadwalan kembali
kegiatan sehari-hari,, Scramm, Lyle, dan Parker (1961) menunjukkan dengan cermat
bagaimana kehadiran televise telah mengurangi waktu bermain, tidur, membaca, dan
menonton film pada sebuah kota di Amerika. Efek lainnya adalah hilangnya
perasaan tidak enak dan tumbuhnya perasaan tertentu pada media massa. Orang
seringkali menggunakan media untuk memuaskan kebutuhan psikologis. Sering
terjadi juga orang menggunakan media massa untuk mengatasi perasaan tidak enak,
misalnya kesepian, marah, kecewa, dan sebagainya. Tidak hanya menghilangkan
perasaan, ia pun menumbuhkan perasaan tertentu. Kita memiliki perasaan positif
atau negatif pada media tertentu.
2.3. Televisi
2.3.1. Karakteristik Televisi
Karakteristik televisi antara lain: (Elvinaro dan Erdinaya, 2004: 127)
1. Audiovisual
19
Televisi memiliki kelebihan dibandingkan media penyiaran lainnya yaitu
dapat didengar sekaligus dilihat, disebut juga audiovisual.
2. Berpikir dalam gambar
Kita dapat menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang
menjadi gambar secara individual. dan merangkai gambar-gambar
individual sedemikian rupa, sehingga mengandung makna tertentu.
3. Pengoperasian lebih kompleks
Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi jauh lebih
kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakan
pun lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih rumit dan harus
dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih.
Frank Jefkins juga memaparkan beberapa karakteristik televisi, yaitu:
(Frank,1992: 92-93)
1. Selain menghasilkan suara, televisi juga menghasilkan gerakan, visi
dan warna.
2. Fungsi televisi adalah sebagai media hiburan, namun dibeberapa negara
berkembang televisi merupakan simbol status sosial seseorang.
3. Pembuatan program televisi lebih lama dan mahal, apabila dibandingkan
dengan program radio.
4. Karena mengandalkan tayangan secara visual, maka segala sesuatu
sesuatu yang nampak harus dibuat semenarik mungkin.
5. Dibandingkan dengan media lainnya, televisi memang jauh lebih mahal.
6. Mengutamakan unsur-unsur isi daripada hubungan.
20
7. Komunikasinya bersifat satu arah.
8. Umpan baliknya tertunda (delayed).
2.3.2. Keunggulan dan Kelemahan Televisi
Beberapa keunggulan televisi dilihat dari sisi pragmatis yaitu: (Fahmi, 1997:
30)
1. Menyangkut isi dan bentuk, media televisi walaupun direkayasa mampu
membedakan fakta dan isi, realistis, dan tidak terbatas.
2. Menyangkut hubungan dengan khalayaknya, media televisi mempunyai
khalayak yang tetap, memerlukan keterlibatan tanpa perhatian
sepenuhnya dan intim.
3. Media televisi memiliki tokoh berwatak (baik riil maupun yang
direkayasa), sementara media lain (khususnya film) hanya memiliki
bintang yang direkayasa.
Selain dari sisi pragmatis, dari aspek teknologi pun media televisi juga
memiliki beberapa keunggulan, yaitu: (Fahmi, 1997: 30-31)
1. Mampu menjangkau wilayah yang sangat luas dalam waktu bersamaan,
sehingga dapat mengantarkan secara langsung suatu peristiwa di suatu
tempat ke berbagai tempat lain yang berjarak sangat jauh.
2. Mampu menciptakan suasana yang bersamaan di berbagai wilayah
jangkauannya dan mendorong khalayaknya memperoleh informasi dan
melakukan interaksi secara langsung.
21
Berikut ini beberapa kelemahan dari media televisi: (Fahmi, 1997: 32)
1. Kecenderungan televisi untuk menempatkan khalayaknya sebagai objek
yang pasif, sebagai penerima pesan.
2. Media televisi juga mendorong proses alih nilai dan pengetahuan yang
cepat tanpa mempertimbangkan perbedaan tingkat perkembangan budaya
dan peradaban yang ada di berbagai wilayah jangkauanny
3. Media televisi bersifat sangat terbuka dan sulit dikontrol dampak
negatifnya. Karena kekuatan media ini, mampu menyita waktu dan
perhatian khalayaknya untuk meninggalkan aktivitasnya yang lain pada
waktu bersamaan
4. Cepatnya perkembangan teknologi penyiaran televisi bergerak mendahului
perkembangan masyarakat dan budaya khalayaknya di berbagai wilayah
yang berbeda. Ini pada gilirannya yang melahirkan pro-kontra tentang
implikasi kultural dari televisi seperti isu-isu imperialisme cultural dari
negara-negara asing yang dengan bebas menayangkan acara-acara yang
dianggap bertentangan dengan budaya lokal dari suatu masyarakat.
2.3.3. Fungsi Televisi sebagai Media Massa
Sulit dibayangkan masyarakat modern tanpa media massa seperti surat kabar,
majalah, buku, radio, TV, dan fim. Media massa memiliki arti yang bermacam-
macam bagi masyarakat dan memiliki banyak fungsi, tergantung pada jenis sistem
politik dan ekonomi dimana media itu berfungsi, tingkat perkembangan masyarakat,
dan minat serta kebutuhan individu tertentu. Namun selain memiliki fungsi, media
juga mempunyai banyak disfungsi, yakni konsekuensi yang tidak diinginkan
22
masyarakat atau anggota masyarakat. Adapun fungsi-fungsi media massa adalah
sebagai berikut : (Werner J Severin and James W. Tankard, op.cit., hal 386)
http://asiaaudiovisualexc09adibganteng.wordpress.com/televisi-sebagai-saluran-
media-massa/ 16.04.2011 23.30 WIB)
1. Pengawasan
Fungsi ini memberi informasi dan menyediakan berita untuk
memperingatkan kita akan bahaya yang mungkin terjadi. Misalnya saja
seperti kondisi cuaca yang ekstrem atau berbahaya atau ancaman militer.
2. Korelasi
Korelasi adalah fungsi seleksi dan interpretasi informasi tentang
lingkungan.Media kerap memasukkan kritik dan cara bagaimana seseorang
harus bereaksi terhadap kejadian tertentu.Karena itu korelasi merupakan
bagian media yang berisi editorial dan propaganda. Fungsi ini bertujuan
untuk menjalankan norma sosial dan menjaga konsensus dengan
mengekspose penyimpangan, memberikan status dengan cara menyoroti
individu terpilih dan dapat berfungsi untuk mengawasi pemerintah.
3. Penyampaian Warisan Sosial
Ini merupakan fungsi dimana media menyampaikan informasi, nilai dan
norma dari satu generasi ke generasi berikutnya atau dari anggota
masyarakat ke kaum pendatang. Cara ini, bertujuan meningkatkan kesatuan
masyarakat dengan memperluas dasar pengalaman umum mereka. Media
massa dapat mengurangi perasaan terasing individu.
23
4. Hiburan (Entertainment)
Sebagian besar isi media adalah hiburan. Maksudnya adalah memberi
waktu istirahat dari masalah yang dihadapi tiap hari dan mengisi waktu
luang.
2.4. Jenis Program Acara
Televisi merupakan suatau media massa yang banyak kelebihan dari segi
audiovisual. Untuk itu diperlukan program acara yang menarik dalam penyajiannya.
Menurut Morissan(2008: 207-218) dalam dunia televisi program acara tersebut
terdiri dari:
1. Program Informasi
Segala jenis siaran yang tujuannya menambah pengetahuan (informasi)
kepada khalayak audien. Terbagi menjadi dua bagian yaitu berita keras
(hard news) dan berita lunak (soft news) :
a. Berita keras (hard news) sebuah berita yang sajiannya berisi segala
informasi penting dan menarik yang harus disiarkan oleh media
penyiara kerena sifatnya yang segera untuk diketahui khalayak
dan disebut dengan straight news. Contoh infotaiment yeng
merupakan salah satu bentuk program berita dan fungsinya lebih
besar sebagai hiburan bagi audiens.
24
b. Berita lunak (soft news) adalah sebuah program berita yang
menyajikan informasi penting dan menrik yang disampaikan secara
mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan
(misalnya: news magazine, currenaffair, talk show dan lain-lain.
2. Program Hiburan
Segala bentuk siaran yang dibentuk untuk menghibur audies dalam
bentuk musik, lagu, cerita dan permainan yang termasuk dalam ketegori
hiburan adalah drama, musik, dan permainan (game).Berikut yang termasuk
dalam kategori hiburan tersebut.
a. Drama adalah pertunjukan (show) yang menyajikan cerita
mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang
(tokoh) yang diperankan oleh pemain (artis) yang melibatkan
konflik dan emosi.Program televisi yang termasuk dalam program
drama adalah sintron dan film.
b. Sinetron disebut juga dengan opera sabun (soap opera atau
daytime serial) merupakan drama yang mnyajikan cerita dari
berbagai tokoh secara bersamaan, masing-masing tokoh memilki
alur cerita mereka sendiri-sendiri tanpa harus dirangkum menjadi
suatu kesimpulkan.
3. Permainan atau Game Show
Bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu
ataupun kelompok (tim) yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu,
menjawab pertanyaan dan memenangkan permainan. Dibagi menjadi 3 jenis
yaitu:
25
a. Quis Show:
Pemainan ini melibatkan pesrta dari kalangan biasa atau
anggota masyarakat, namun terkadang khusus melibatkan
orang-orang terkenal (selebritis).
b. Ketangkasan:
Peserta dalam permainan ini harus menunjukan kemampuan
fisiknya untuk melewati sesuatu rintangan.
c. Reality Show:
Program ini mencoba menyajikan satu keadaan yang nyata
(ril) dengan cara yang sealamiah mungkin tanpa rekayasa,
namun pada dasarnya reality showmerupakan permainan
(game).
Soenarto (2007: 62-63) juga membagi program menjadi dua jenis, yaitu
Drama dan non-drama, yang pembagiannya sebagai berikut :
a. Program Drama
Program siaran drama berisi cerita fiksi. Istilah ini juga disebut sinetron
cerita. Untuk membedakannya dengan sinetron noncerita adalah: format sinetron
yang terdiri dari beberapa jenis, yaitu: sinetron drama modern, sinetron drama
legenda, sinetron drama komedi, sinetron drama saduran dan sinetron yang yang
dikembangkan dari cerita atau buku novel, cerita pendek dan sejarah (Soenarto,
2007: 62-63).
b. Program non Drama
26
Program non-drama merupakan bentuk acara yang tidak disertai bumbu
cerita. Acara non-drama diolah seperti apa adanya. Program jenis dokumenter
termasuk program nondramatik ini bisa didapatkan dari keadaan senyatanya, bisa
mengenai alam, budaya manusia, ilmu pengetahuan dan kesenian (Soenarto, 2007:
62-63). Program non-drama di televisi menurut Sony Set adalah acara terbanyak
yang kita tonton selama hidup kita. Dari tayangan reality show, talkshow, kuis,
games, features, star talentsearch, audisi para bintang, kombinasi program televisi
dan sebagainya menghiasi hari-hari kita dengan wacana (Set, 2008: 20). Kombinasi
berbagai macam program televisi seperti berita, talkshow, live band performance,
live cooking dan sebagainya, yang digabung dalam sebuah program, biasa disebut
sebagai Variety Show.
2.5. Program Variety Show
2.5.1. Pengertian
Program Variety Show merupakan program acara televisi yang memadukan
antara berbagai macam acara jenis hiburan, panggung televisi seperti lawak, lagu,
dan drama. Variety show adalah format acara televisi yang mengkombinasikan
berbagai format lainnya, seperti talkshow, magazine show, quiz, games show, musik
concert, drama dan sitcom (komedi situasi). Variasi acara tersebut dipadukan dalam
sebuah pertunjukan dalam bentuk siaran langsung maupun siaran rekanaman
(Naratama, 2006: 109)
Apabila dilihat dari karakter program tersebut, maka acara “8 Eleven Show”
yang ditayangkan setiap Senin-Jumat Pk.08.00-11.00 WIB ini merupakan salah satu
27
bentuk variety show atau program kombinasi televisi yang mampu menyedot
perhatian khalayak mulai dari golongan A B, “8 Eleven Show” tayang perdana pada
tanggal 25 November 2011.
2.5.2. Program Variety Show “8 Eleven Show”
Tidak ada yang lebih penting dari acara atau program sebagai faktor yang
paling penting dan membutuhkan dalam mendukung keberhasilan penyiar radio atau
televisi. Jika stasiun televisi memperoleh jumlah audein yang besar, dan jika audiens
itu memiliki karakteristik yang dicari oleh pemasang iklan, maka stasiun
bersangkutan akan sangat menarik bagi pemasang iklan. Dengan demikian
segmentasi penonton “8 Eleven Show” yang dominan adalah usia 20-35 tahun ke
atas, dari kelas social ekonomi A dan B.
Program “8 Eleven Show” merupakan variety show yang menggabungkan
informasi jurnalistik dan hiburan dengan memiliki 15 segmen, yakni; Bulletin,
Ekonomi, Cooking, Live band Performance, Dialog live, NTMC, update twitter.
2.6. Landasan Konseptual
2.6.1. Pengertian Strategi
Strategi adalah program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi
dan mengimplementasikan misinya (Tjiptono, 1997: 3). Tujuan pokok strategi
adalah mencari suatu segmen yang diabaikan saat ini atau kurang terlayani,
28
kemudian berusaha memenuhi kebutuhan pada segmen tersebut, hasil yang
diharapkan dapat tercapai adalah biaya yang rendah dan laba yang lebih tinggi. Bila
dilaksanakan dengan baik, maka perusahaan yang menjalankannya akan
memperoleh reputasi tersendiri dulu segmen pasar yang dituju. (Tjiptono, 1997: 81)
Strategi Program sebagaimana yang dikemukakan Pringle Star dan rekannya
mengenai perencanaan program bahwa: Program planning involves the development
of short-, medium-, and long-range plans to permit the station to attain its
programming and financial objectivities. Ini berarti bahwa perencanaan program
mencakup pekerjaan mempersiapkan rencana jangka pendek, menengah dan jangka
panjang yang memungkinkan stasiun penyiaran untuk mendapatkan tujuan program
dan tujuan keuangannya. Pada stasiun televisi, perencanaan program diarahkan pada
produksi program apa yang akan diproduksi , pemilihan program yang akan dibeli
(akuisisi), dan penjadwalan program untuk menarik sebanyak mungkin audien yang
tersedia pada waktu tertentu. (Morissan, 2009: 232 )
2.6.2. Konsep Strategi Produksi Program Televisi
Suatu program dihasilkan melalui proses produksi yang memerlukan banyak
peralatan, dana, dan tenaga dari berbagai profesi kreatif. Proses produksi itu sendiri
terdiri atas tiga bagian utama; yaitu: (Morissan, 2009: 270-271)
1. Tahap Pra Produksi atau Perencanaan
Kegiatan mulai dari pembahasan ide (gagasan) awal sampai dengan
pelaksanaan pengambilan gambar (shooting). Dalam perencanaan ini
29
terjadi proses interaksi antara kreativitas manusia dengan peralatan
pendukung yang tersedia. Baik buruknya proses produksi akan sangat
ditentukan oleh perencanaan di atas kertas. Perencanaan di atas kertas
merupakan imajinasi yang dituangkan di atas kertas yang nantinya
akan diproduksi di lapangan. Apa yang direncanakan di atas kertas
itulah yang akan dibuatkan audiovisualnya sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai.
2. Tahap Produksi
Hal-hal yang termasuk dalam kegiatan pra produksi antara lain
penuangan ide (gagasan) ke dalam outline, penulisan skrip/scenario,
storyboard, program meeting, peninjauan lokasi pengambilan gambar,
production meeting, technical meeting, pembuatan dekor dan
perencanaan lain yang mendukung proses produksi dan pasca
produksi. Namun demikian harus diingat, apa yang direncanakan di
atas kertas dalam pelaksanaannya di lapangan sering menyimpang
karena berbagai alasan, misalnya pengambilan gambar tertunda
karena hujan atau alasan teknis lainnya. Maka dalam perencanaan
pembiayaan perlu ditambahkan dana untuk biaya tak terduga,
pemain cadangan dan sebagainya. Kegiatan pengambilan gambar
(shooting) baik di studio maupun di luar studio. Proses pengambilan
gambar (shooting) bisa dilakukan secara langsung pada saat program
30
televisi disiarkan (live), namun pengambilan gambar juga bisa
dilakukan dengan taping. Perlu dilakukan pemeriksaan ulang setelah
kegiatan pengambilan gambar selesai dilakukan. Jika terdapat
kesalahan maka pengambilan gambar dapat diulang kembali.
3. Tahap Pasca Produksi
Kegiatan setelah pengambilan gambar sampai materi itu dinyatakan
selesai dan siap disiarkan atau diputar kembali.Kegiatan yang
termasuk dalam tahap pasca produksi adalah penyuntingan (editing),
memberi ilustrasi, musik, efek, evaluasi dan lain-lain.
2.6.3. Konsep Manajemen Strategic
Departemen program dan manajer program stasiun penyiaran memiliki
kedudukan yang sangat strategis dalam menunjang keberhasilan stasiun penyiaran.
Strategi program yang ditinjau dari aspek manajemen atau sering juga disebut
dengan manajemen strategis (management strategic) program siaran yang terdiri
dari: (Morissan, 2009: 231)
1. Perencanaan Program
Pengelolaan program siaran yang baik juga harus mengetahui apa yang
menarik untuk kelompok-kelompok yang berbeda di kalangan masyarakat. Bagian
program stasiun televisi harus mempertimbangkan berbagai faktor dalam
merencanakan program yang disiarkannya. Terdapat beberapa hal yang harus
31
dipertimbangkan sebelum memproduksi, melakukan akuisisi dan kemudian
scheduling terhadap suatu program yaitu: persaingan, ketersediaan audien.
Hal pertama yang perlu diketahui adalah kekuatan dan kelemahan stasiun
saingan. Ketika bagian program merencanakan merencanakan untuk menayangkan
suatu program baru, pada Pk.08.00-11.00 WIB setiap hari Senin, maka pengelola
program harus melihat apa yang ditangkan televisi saingan pada jam tersebut. Jika
program ini tidak cukup kuat bersaing, maka sebaliknya dicarikan jam tayang yang
lain. Pengelola program televsi juga harus mengetahui siapa audien yang menonton
televisi pada waktu-waktu tertentu. Pada dasarnya setiap jam memiliki komposisi
audien yang berbeda. Mengetahui siapa audien televisi pada waktu tertentu
sangatlah penting dalam menentukan program yang akan ditayangkan. Hal ini juga
penting bagi pemasang iklan. (Morissan, 2009: 234-235)
Dalam perencanaan pembuatan sebuah program siaran televisi, ada hal yang
perlu diperhatikan selain ide atau gagasan, yakni perencanaan penayangan program.
Strategi penayangan program yang baik sangat ditentukan oleh bagaimana menata
atau menyusun berbagai program yang akan ditayangkan. Menata program adalah
kegiatan meletakkan atau menyusun berbagai program pada suatu periode yang
sudah ditentukan. Dalam hal ini, pengelola program harus cerdas menata program
dengan melakukan teknik penempatan acara yang yang sebaik-baiknya untuk
mendapatkan hasil yang paling optimal. Penempatan acara yang kurang baik
membuat program itu menjadi sia-sia.Pengelola program juga harus memerhatikan
berbagai ketentuan yang berlaku ketika menata programnya. (Morissan, 2008: 305-
306).
32
Selain ide atau gagasan, keberhasilan sebuah tayangan siaran program acara
juga ditentukan perencanaan penempatan program , terbagi menjadi dua jenis, yakni:
a. Penempatan program berdasarkan Kebiasaan khalayak
Penempatan program berhubungan dengan kebiasaan khalayak
mengonsumsi media.Di dalam penempatan program untuk televisi, Pringles
membagi satu hari menjadi beberapa bagian hari (dayparts), sesuai dengan
kebiasaan dan jenis khalayak menonton televisi. Pembagiaannya adalah
sebagai berikut:
Bagian Hari
Audiens
Pagi hari (06.00 – 09.00)
Anak-anak, ibu rumah tangga, pria dan wanita dewasa yang bekerja di luar rumah, pensiunan, pelajar dan karyawan yang akan berangkat ke kantor.
Jelang siang (09.00 – 12.00)
Anak-anak pra sekolah, ibu rumah tangga, pensiuan, dan karyawan yang bertugas secara giliran (shift)
Siang hari (12.00 – 16.00)
Karyawan yang makan siang di rumah, pelajar yang pulang dari sekolah.
Sore hari (early fringe) (16.00 – 18.00)
Karyawan yang pulang dari tempat kerja, anak-anak dan remaja.
Jelang malam (prime time access) (18.00 – 19.00)
Sebagian besar segmen audiens tersedia pada waktu ini namun belum seluruhnya.
Malam hari (prime time) (20.00 – 23.00)
Seluruh audiens tersedia pada waktu ini, utamanya antara pukul 20.00 – 21.00. namun setelah itu audiens mulai berkurang terutama audien anak-anak,
33
(Sumber: Peter K. Pringle, Michael F. Starr, William E. McCavitt; Electronic Media Management, second edition, Focal Press, Boston-London, 1991: 133-139) Apabila dilihat dari tabel penempatan program untuk televisisesuai dengan
kebiasaan dan jenis khalayak menonton televisi di atas, target audiens dari program
variety show “8 Eleven Show” termasuk ke dalam golongan pagi dan siang, dimana
audiensnya ialah Anak-anak, ibu rumah tangga, pria dan wanita dewasa yang
bekerja di luar rumah, pensiunan, pelajar dan karyawan yang akan berangkat ke
kantor dan karyawan yang bertugas secara giliran (shift).
.Dalam menyusun jadwal acara, programmer harus mempertimbangkan
berbagai faktor yang mempengaruhi kebiasaan menonton audien seperti mobilitas
audien, jenis pekerjaan, kebutuhan dan ketertarikan audien kepada hal-hal tertentu
berdasarkan siklus harian, mingguan, bulanan dan seterusnya. Hal lain yang perlu
diperhatikan adalah persaingan ataukompetisi dari stasiun lainnya, yaitu
denganmelakukan perubahan jadwal acara, jika perlu sebagai salah satu strategi
dalam penataan acara. (Morissan, 2008: 302-304)
b. Penempatan program berdasarkan Strategi Penayangan
Head-Sterling (1982), menyatakan bahwa stasiun televisi memiliki
sejumlah strategi dalam upaya menarik audien masuk ke stasiun semdiri
para pensiunan, dan mereka yang harus bangun pagi-pagi.
Tengah malam (late night) (23.30 – 02.00)
Orang dewasa, termasuk karyawan yang bertugas secara giliran (shift)
Dini hari (overnight) (02.00 – 06.00)
Karyawan yang bertugas secara giliran (shift) di rumah sakit, pabrik, keamanan, dll.
34
(inflow) dan menahan audien yang sudah ada untuk tidak pindah saluran
atau mencegah tidak terjadi aliran audien keluar (outflow), yaitu : Morissan,
2008: 306-308)
1. Head to Head
Suatu program yang menarik audien yang sama sebagaimana
audien yang dimiliki satu atau beberapa stasiun televisi saingan.
Dalam hal ini, stasiun televisi mencoba menarik audien yang tengah
menonton program televisi saingan untuk pindah ke stasiun sendiri
dengan menyajikan program yang sama dengan televisi saingan itu.
2. Program Tandingan
Strategi penayangan program tandingan
(counterprogramming) adalah strategi untuk merebut audien yang
berada di stasiun saingan untuk pindah ke stasiun sendiri dengan cara
menjadwalkan suatu program yang memiliki daya tarik berbeda untuk
menarik audien yang belum terpenuhi kebutuhannya.
3. Bloking Program
Strategi bloking program (block programming) adalah sama
dengan konsep flow through Nielsen dimana audien dipertahankan
35
untuk tidak pindah saluran dengan menyajikan acara yang sejenis
selama waktu siaran tertentu.
4. Pendahuluan Kuat
Strategi penayangan yang dinamakan dengan “pendahuluan
kuat” (strong lead-in) adalah strategi untuk mendapatkan sebanyak
mungkin audien dengan menyajikan program yang kuat pada
permulaan segmen waktu siaran, misalnya menyajikan program berita
local atau kriminalitas yang kuat pada awal waktu siaran day time
(sekitar jam 10.00 atau 11.00) sebagai pengantar menuju program
berita nasional.
5. Strategi Buaian
Disebut Strategi membuat buaian (creating hammock) karena
hammock berarti buaian yang diikat pada dua batang pohon .Ini
merupakan strategi untuk membangun audien atas suatu program
yang mulai mengalami penurunan popularitas.
6. Penghalang (Stunting)
Strategi untuk merebut perhatian audien dengan cara
melakukan perubahan jadwal program secara cepat,. Misalnya,
menyajikan suatu seri film baru yang memiliki durasi waktu yang
36
panjang. Cara lain adalah menginterupsi suatu program yang kuat
dengan cara lain yang lemah atau sebaliknya menginterupsi program
reguler dengan acara khusus yang kuat.
7. Strategi Lainnya
Beberapa strategi lainnya adalaah dengan tetap
mempertahankan program-program yang berhasil pada posisinya
yang sekarang.Audien umumnya sudah terbiasa dengan jadwal
program yang menjadi kegemarannya. Perubahan jadwal akan
membingungkan audien dan bahkan program itu dapat
kehilangan audiennya.
2. Produksi dan Pembelian Program
Kata kunci untuk memproduksi atau membuat program adalah ide atau
gagasan. Dengan demikian, setiap program selalu dimulai dari ide atau gagasan. Ide
atau gagasan inilah yang kemudian diwujudkan melalui produksi.Program bisa
diperoleh dengan cara membeli atau memproduksinya sendiri.Suatu program yang
dibuat sendiri oleh mediapenyiaran disebut dengan istilah in-house production atau
produksi sendiri. Jika program dibuat pihak lain berarti stasiun penyiaran membeli
program itu. Dengan demikian, diihat dari siapa yang memproduksi program, maka
37
terdapat dua tipe program, yaitu program yang diproduksi sendiri dan program yang
diproduksi pihak lain.(Morissan, 2008: 266-267)
Dewasa ini, stasiun penyiaran telah memproduksi sendiri sebagian besar
programnya namun pada umumnya, stasiun televisi masih membutuhkan banyak
pasokan program dari pihak luar untuk memenuhi kebutuhan programnya. Ada
kalanya stasiun televisi yang baru berdiri harus membeli hampir semua
programnya. Tugas bagian program adalah meneliti materi-materi acara yang
tersedia, siapa distributornya, lalu membuat pilihan dan merundingkan harganya.
Pada siaran televisi, acara dan film yang bagus bisa sangat mahal harganya. Untuk
itu bagian program harus memastikan bahwa anggaran yang tersedia cukup realistis
untuk membeli program. (Morissan, 2008: 291)
Pembelian suatu mata acara dapat dilakukan melaui berbagai bentuk
kesepakatan, selain melalui tender tadi. Staf program dapat merundingkan harga
program yanga kan dibelinya berdasarkan kesepakatan yang dibuat. Dalam hal ini
dapat dibuat kesepakatan, misalnya jika program acara itu sukses dan diterima pasar
maka stasiun televisi akan membayar lebih tinggi dan sebaliknya, jika tidak sukses
maka nilai pembayaran akan lebih kecil. Kesepakatan ini biasanya berlaku untuk
paket-paket program baru yang belum dikenal.Jadi, pembelian dilakukan
berdasarkan tingkat keberhasilannya. (Morissan, 2008: 292)
Secara umum pembelian atau produksi program untuk televisi terbagi atas
dua jenis berdasarkan penempatan waktu siarannya, yaitu: program untuk waktu
siaran utama (prime time series). Waktu siaran utama atau prime time berlangsung
antara pukul 19.30 hingga 23.00. Program yang ditanyangkan pada waktu siaran ini
menghadapi tingkat persaingan yang sangat tinggi.Hal ini disebabkan pada
38
umumnya stasiun televisi berupaya untuk menyajikan program yang terbaik. Namun
apa yang terbaik bagi stasiun televisi selalu bersandar kepada apa yang disukai
audien dan ternyata apa yang disukai oleh audien itu tidak banyak jenisnya.
((Morissan, 2008: 293)
3. Eksekusi Program
Eksekusi program mencakup kegiatan menayangkan program sesuai dengan
rencana yang sudah ditetapkan.Manajer program melakukan koordinasi dengan
bagian traffic dalam menentukan jadwal penayangan dan berkonsultasi dengan
manajer promosi dalam mempersiapkan promo bagi program bersangkutan. Manajer
program juga perlu berkoordinasi dengan bagian redaksi berita (news) dalam hal
program itu memerlukan liputan wartawan seperti peristiwa khusus atau berita
penting (breaking news).
Menurut Morissan (2008: 305-306), bagian program suatu media penyiaran
harus menyadari suatu prinsip dasar dalam mengelola program siarannya bahwa
setiap menit dalam setiap waktu siaran memiliki perhitungan sendiri . Ada audien
untuk setiap waktu siaran selama 24 jam sehari dan ada persaingan untuk merebut
audien itu dalam setiap menitnya.
Salah satu strategi agar audien tidak pindah saluran adalah dengan
menampilkan cuplikan atau bagian dari suatu acara yang bersifat paling dramatis,
mengandung ketegangan, menggoda dan memancing rasa penasaran yang hanya
bisa terjawab atau terpecahkan jika tetap mengikuti saluran itu. Dengan strategi ini,
39
audien dapat diharapkan tidak akan pindah saluran jika ia tidak ingin beresiko
kehilangan momen atau gambar yang menimbulkan rasa penasarannya itu.
4. Pengawasan dan Evaluasi program.
Melaui perencanaan, stasiun penyiaran mentapkan rencana dan tujuan yang
ingin dicapai. Proses pengawasan dan evaluasi menetukan seberapa jauh suatu
rencana dan tujuan sudah data dicapai atau diwujudkan oleh stasiun penyiaran,
departemen, dankaryawan. Kegiatan evaluasi secara periodic terhadap masing-
masing individu dan departemen memungkinkan manajer umum membandingkan
kinerja sebenarnya dengan kinerja yang direncanakan. Jika kedua kinerja tersebut
tidak sama, maka diperlukan langkah-langkah perbaikan.
Pengawasan harus dilakukan berdasarkan hasil kerja atau kinerja yang dapat
diukur agar fungsi pengawasan dapat berjalan secara efektif.Misalnya, jumlah dua
komposisi audien yang menonton atau mendengarkan stasiun penyiaran
bersangkutan dapat diukur dandiketahui melalui laporan riset rating.Jika jumlah
audien yang tertarik danmengikuti program stasiun penyiaran lebih rendah dari yang
ditargetkan, maka prosess pengawasan mencakup kegiatan pengenalan terhadap
masalah dan memberikan pengarahan untuk dilakukan diskusi agar mendapatkan
solusi. Hasil diskusi dapat berupa perubahan rencana misalnya revisi yang lebih
rendah dari ekspektasi sebelumnya atau tindakan lain yangakan dilakukan untuk
dapat mencari target semula. (Morissan, 2008: 314-315)
2.6.4. Konsep Analisis SWOT
40
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk
mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi
bisnis.Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths,
weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan
yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal
dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_SWOT 22.50 WIB)
Berikut adalah cara sederhana yang dapat dilakukan dalam menerapkan
analisis SWOT adalah:(Suharyadi etal, 2007: 115)
1. Melihat kekuatan (Strengths) sesuatu yang dimiliki pada stasiun
televisi dalam hal ini program acara tesebut.
2. Melihat kelemahan ((Weaknesses) segala sesuatu yang dimiliki agar
stasiun beserta tim produksi tidak memaksakan diri melakukan
usaha yang sebernarnya tidak dapat dilakukan kerena kita
memiliki kekurangan yang tertentu.
3. Melihat peluang (Opportunities)
Adanya kesempatan yang dapat dimanfaatkan dam
memberikan keuntungan.
4. Melihat ancaman (Threats) terhadap usaha-usaha yang
beresiko tinggi melihat siklus yang pendek dan tidak teratur.
Terlebih pesaing-pesaing kita yang miliki kemampuan lebih
dari kita.
41
2.7. Struktur Organisasi Program Informasi Televisi
Menurut Morissan (2008 : 282 - 286) Struktur organisasi bagian pemberitaan
stasiun televisi, biasanya terdiri sejumlah jabatan mulai dari: reporter, juru kamera,
koordinator liputan (korlip), produser, eksekutif produser dan direktur pemberitaan
(news director)
1. Direktur Pemberitaan
Direktur Pemberitaan terbaik adalah seseorang yang independent,
bahkan iaharus independent dari pemilik stasiun TV itu sendiri (Peter
Herford, 2000). Karena untuk melaporkan berita secara akurat dan adil, staf
pemberitaan dan direktur harus bebas dari tekanan politik dan ekonomi.
2. Reporter
Reporter harus dapat melaporkan apa yang mereka dapatkan tanpa
kuatir terhadap akibat yang ditimbulkan oleh laporan mereka.
3. Produser Eksekutif (Executive Producer)
Pada produksi program informasi, produser eksekutif (Executive Producer)
bertanggung jawab terhadap penampilan jangka panjang suatu program
secara keseluruhan. Ia bertugas memikirkan setting, dekor, latar belakang,
42
atau tampilan suatu program informasi yang akan menjadi cirri khas program
itu.
4. Produser (Producer)
Pada produksi program informasi, khususnya program berita,
produser bertanggung jawab terhadap suatu program berita. Produserkan akan
memutuskan berita-berita apa saja yang akan disiarkan dalam program
beritanya, berapa lama durasi dari suatu berita dapat disiarkan, formatberita
apa yang akan digunakan; apakah Voice Over (VO), paket, reader dan lain-
lain. Berapa VO dan berapa paket yang harus dibuat. Produser harus
menyusun bagaimana urutan beritanya, apa yang akan ditampilkan pertama
dan apa yang akan dikeluarkan terakhir. Singkatnya, produser bertugas
membentuk program beritanya.
5. Asisten Produser (Production Assistance)
Tugas asisten produser antara lain membantu reporter mempersiapkan
paket berita jika reporter berada dalam keadaan waktu yang mendesak atau
jika reporter tidak sempat menyelesaikan paket beritanya karena ia
harusberangkat lagi untuk melaksanakana tugas berikutnya.
6. Presenter (Host)
43
Pembawa acara (hos dari suatu stasiun televisi. Banyak orang yang
lebih suka memilih program informasi pada stasiun televisi tertentu karena
alasan pembawa acaranya. Suatu hasil survei yang penah penulis terima,
menunjukkan alasan penonton memilih suatu program berita karena
presenternya memiliki penampilan menarik.