8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Peranan Sistem Informasi Manajemen
a. Arti kata peranan
Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia, peranan adalah
sesuatu yang menjadi bagian atau memegang pimpinan terutama
dalam terjadinya suatu hal atau peristiwa.
Menurut Soerjono Soekanto dalam buku yang berjudul sosiologi
suatu pengantar (2012: 212). Pengertian Peranan adalah sebagai berikut :
Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status) apabila
seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya maka ia menjalankan
suatu peranan. Konsep tentang Peran (role) menurut Komarudin (1994:
768 ) dalam buku “ensiklopedia manajemen” mengungkap sebagai
berikut :
1. Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh manajemen
2. Pola prilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu status
3. Bagian suatu fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata
4. Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi karakteristik
yang ada padanya
5. Fungsi setiap variabel dalam hubungan sebab akibat
Berdasarkan pengertian tersebut dapat diambil pengertian
bahwa peranan merupakan penilaian sejauh mana fungsi seseorang atau
bagian dalam menunjang usaha pencapaian tujuan yang ditetapkan atau
ukuran mengenai hubungan 2 ( dua ) variabel yang merupakan hubungan
sebab akibat (jbptunikompp-gdl-herinugrah-24326-2-babii.pdf-Foxit
Reader. Diakses pada tanggal 07-07-2015).
Jadi peranan informasi manajemen terhadap mutu pendidikan disini
ialah sejauhmana fungsi sistem informasi manajemen dalam menunjang
pencapaian mutu pendidikan.
8
9
b. Pengertian Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen mengandung arti sekumpulan orang,
seperangkat pedoman dan pemilihan peralatan pengolahan data,
menyimpan, mengolah dan memakai data untuk mengurangi ketidak
pastian dalam pengambilan keputusan dengan memberikan informasi
kepada manajer agar dapat dimanfaatkan pada waktunya secara efesien
(Harbangan Siagian, 1989: 22).
Didefinisikan sebagai sekumpulan subsistem yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama dan membentuk satu
kesatuan, saling berinteraksi dan bekerja sama antara bagian satu
dengan yang lainnya dengan cara-cara tertentu untuk melakukan
fungsi pengolahan data, menerima masukan (input)berupa data-data,
kemudian mengolahnya (processing), dan menghasilkan keluaran
(output) berupa informasi sebagai dasar bagi pengambilan keputusan
yang berguna baik pada saat itu maupun di masa mendatang, dengan
memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada dan tersedia guna
mencapai tujuan (Yeniretnowati, “Sistem Informasi Manajemen”
dalam http:// yeniretnowati. blogspot. com/, diunduh pada tanggal 20-
12-2013).
Kombinasi dari istilah sistem, informasi, dan manajemen menjadi
kata-kata baru yaitu “Sistem Informasi Manajemen (SIM)”. Berikut ini
adalah pengertian sistem informasi manajemen menurut beberapa ahli
(Eti Rochaety dkk, 2006: 12).
Menurut Gordon B. Davis (1995) Sistem Informasi Manajemen
adalah sebuah sistem yang terintegrasi antara manusia dan mesin yang
mampu memberikan informasi sedemikian rupa untuk menunjang
jalannya operasi, jalannya manajemen dan fungsi pengambilan keputusan
di dalam sebuah organisasi.
James. A.F. Stoner (1992) sistem informasi manajemen yaitu
metode yang formal yang menyediakan bagi pihak manajemen sebuah
informasi yang tepat waktu, dapat dipercaya, untuk mendukung proses
10
pengambilan keputusan bagi perencanaan, pengawasan, dan fungsi oprasi
sebuah organisasi yang lebih efektif.
Sistem Informasi Manajemen pendidikan (SIM) mempunyai
karakteristik, yaitu:
a. Dalam organisasi terdapat satu bagian khusus sebagai pengelola SIM
pendidikan
b. SIM merupakan jalinan lalu lintas data dan informasi dari setiap
bagian di dalam bagian dalam organisasi yang terpusat di bagian SIM
pendidikan
c. SIM merupakan jalinan hubungan antar bagian dalam organisasi
melalui satu bagian Sistem Informasi Manajemen
d. SIM merupakan segenap proses yang mencakup: 1) pengumpulan
data, 2) pengolahan data, 3) Penyimpanan data, 4) Pengambilan data,
5) Penyebaran informasi dengan cepat dan tepat.
e. SIM bertujuan agar para pelaksana dapat melaksanakan tugas dengan
baik dan benar serta pemimpin dapat mengambil keputusan dengan
cepat dan tepat (Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas
Pendidikan Indonesia 2009: 166).
Jadi, dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan jaringan prosedur
pengolahan data yang dikembangkan dalam suatu organisasi dan
disahkan bila diperlukan untuk memberikan data kepada manajemen
untuk dasar pengambilan keputusan dalam rangka mencapai tujuan.
c. Tujuan dan fungsi Sistem Informasi Manajemen
a. Tujuan Sistem Informasi Manajemen
Di antara Tujuan Sistem Informasi Manajemen adalah:
1) Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan
harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan
manajemen.
11
2) Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan,
pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
3) Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
Ketiga tujuan tersebut menunjukkan bahwa manajer dan
pengguna lainnya perlu memiliki akses ke informasi akuntansi
manajemen dan mengetahui bagaimana cara menggunakannya (Death,
“Tujuan Umum Sistem Informasi Manajemen” dalam,
http://abprallen. blogspot.com/2010/10/tujuan-umum-sistem-
informasi-manajemen.html. diunduh pada tanggal 20-12-2013).
Informasi akuntansi manajemen dapat membantu mereka
mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan
mengevaluasi kinerja (informasi akuntansi dibutuhkan dan
dipergunakan dalam semua tahap manajemen, termasuk perencanaan,
pengendalian dan pengambilan keputusan).
b. Fungsi Sistem Informasi Manajemen
Ada beberapa persyaratan agar informasi yang dibutuhkan itu
dapat berfungsi, bermanfaat bagi para pengambil keputusan dan
pengguna lainnya, yaitu: Uniformity, lengkap, jelas dan tepat waktu
(Tim Dosen Administrasi Pendidikan Uninersitas Pendidikan
Indonesia, 2009 : 187). Fungsi penting yang dibentuk Sistem Informasi
Akuntansi pada sebuah organisasi antara lain (Death, “Fungsi Penting
Sistem Informasi Akuntansi (SIA)” dalam,
http://abprallen.blogspot.com/2010/10/fungsi-penting-sistem-
informasi.html, diunduh pada tanggal 20-12-2013) :
1) Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan
transaksi.
2) Memproses data menjadi informasi yang dapat digunakan dalam
proses pengambilan keputusan.
3) Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi.
Dengan demikian jelas bahwa SIM yang efektif dapat
memperlancar manajemen dalam pencapaian tujuan organisasi.
12
Pertanyaannya adalah sistem Informasi Manajemen yang efektif itu
yang bagaimana? Sistem Informasi Manajemen yang efektif yaitu
Sistem Informasi Manajemen yang dapat berfungsi dalam proses
pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang lebih baik. Hal
tersebut dapat tercapai dengan disediakannya informasi yang sesuai
dengan kebutuhan baik dalam jumlah, kualitas, waktu, maupun biaya,
selain biayanya mahal, juga tidak berguna.
c. Komponen-Komponen Sistem Informasi
Komponen-komponen sistem informasi adalah sebagai berikut :
a. Perangkat keras (hardware) mencakup fisik seperti computer dan
printer;
b. Perangkat lunak (software) yaitu sekumpulan instruksi-instruksi yang
memungkinkan perangkat keras yang memproses data;
c. Prosedur (procedure) yaitu sekumpulan aturan yang dipakai untuk
mewujudkan pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang
dikehendaki;
d. Orang (brainware) yaitu semua pihak yang bertanggung jawab dalam
pengembangan sistem informasi, pemrosesan dan penggunaan
keluaran sistem informasi;
e. Basis data (database) yaitu sekumpulan tabel, hubungan dan lain-lain
yang berkaitan dengan penyimpanan data;
f. Jaringan komputer dan komunikasi data yaitu sistem penghubung
yang memungkinkan sumber (resources) dapat secara bersama atau
diakses oleh sejumlah pemakai
(https://fairuzelsaid.wordpress.com/2014/10/13/komponen-sistem-
informasi. diunduh pada tanggal 20-12-2013).
Dari hal tersebut komponen-komponen sistem informasi yang
menjadikan sebagai bahan untuk pelaksaanaan dalam suatu pendidikan
sangatlah penting guna tercapainya tujuan sarana dan prasarana
penunjang terlaksananya pendidikan.
13
d. Kegiatan Sistem Informasi
Kegiatan sistem informasi adalah sebagai berikut :
a. Input adalah proses yang menggambarkan suatu kegiatan untuk
menyediakan data yang akan diproses.
b. Proses adalah bagaimana suatu data yang diolah untuk menghasilkan
suatu informasi yang bernilai lebih.
c. Output adalah suatu kegiatan untuk menghasilkan laporan dari proses.
d. Penyimpanan adalah suatau kegiatan untuk memelihara dan
menyimpan data.
e. Control adalah suatu aktivitas untuk menjamin bahwa sistem
informasi tersebut bisa berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang
diharapkan (http://hanifsky.blogspot.com/2012/01/kegiatan-sistem-
informasi.html. diakses pada tanggal 20-12-2013).
Sistem informasi sangat mendukung proses dalam sebuah
organisasi khususnya dalam menjalankan fungsi managerial yang
meliputi :
a. Perencanaan (planning) yaitu proses untuk memikirkan secara
matang dan bijaksana serta menetapkan sasaran serta tindakan
berdasarkan metode yang paling baik.
b. Pelaksanaan (organizing) yaitu proses untuk menata dan menetapkan
pekerjaan dan sumber daya manusia yang ada.
c. Pengendalian (controlling) yaitu proses untuk memastikan bahwa
aktivitas organisasi sesuai dengan metode atau prosedur yang telah
ditetapkan.
Dari keterangan di atas jenis sistem secara umum terdiri dari sistem
terbuka dan sistem tertutup (Open-loop dan Closed-loop system). Sistem
terbuka adalah sistem yang tidak memiliki sasaran, pengendalian
mekanis, dan umpan balik. Sedangkan sistem yang tertutup yaitu sebuah
sistem yang memiliki sasaran, pengendalian mekanis, dan umpan balik
14
(Raymond McLeod, Jr, 2001: 12). Kedua sistem tersebut dapat dilihat
dalam gambar di bawah ini :
Gambar 1. Sistem Terbuka (Open-loop System)
e. Ruang lingkup Sistem Informasi Manajemen
Ruang lingkup SIM sebenarnya tertuang pada tiga kata
pembentuknya, yaitu “Sistem”, “Informasi”, dan “Manajemen” (Admin,
“Definisi SIM” dalam http:// www.simkes.co.cc/ 2010/ 02/ definisi-sim.
html. diakses pada tanggal 20-12-2013).
Sistem adalah keseluruhan komponen yang saling terkait satu sama
lain dan saling mempengaruhi. Komponen tersebut dapat dikelompokan
menjadi tiga kelompok besar, yaitu input, transformasi dan output.
Sebagai ilustrasi dapat digambarkan sebagai berikut (Asep Kurniawan,
2011: 2).
Definisi sistem pada berbagai bidang berbeda-beda, tetapi secara
sederhanan sistem diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari
unsur, komponen/variable yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling
tergantung satu sama lain dan terpadu (Wahyudi Kumorotomo &
Subando Agus Margono, 2001: 8).
Informasi adalah hasil pemrosesan data yang diperoleh dari setiap
elemen sistem tersebut menjadi bentuk yang mudah dipahami dan
merupakan pengetahuan relevan yang dibutuhkan orang untuk
menambah pemahamanannya terhadap fakta-fakta yang ada (Budi
Sutedjo Dharma Oetomo, 2002: 168).
Manajemen berasal dari kata "to manage" yang berarti mengatur,
mengurus atau mengelola.Manajemen terdiri dari proses kegiatan yang
dilakukan oleh pengelola perusahaanseperti merencanakan (menetapkan
INPUT Process/
TRANSFORMATION OUTPUT
15
strategi, tujuan dan arah tindakan), mengorganisasikan, memprakarsai,
mengkoordinir dan mengendalikan operasi untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan (Budi Sutedjo, 2002: 168).
Manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan
tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan,
alasannya tanpa manajemen tidak mungkin tujuan pendidikan dapat
diwujudkan secara optimal, efektif, dan efisien. Konsep tersebut berlaku
di sekolah yang memerlukan manajemen yang efektif dan efisien
(Mulyasa, 2002: 20).
Dari ruang lingkup di atas, beberapa ahli telah memberikan
rumusan tentang Sistem Informasi Manajemen, antara lain :
a. SIM adalah pengembagan dan penggunaan sistem-sistem informasi
yang efektif dalam organisasi-organisasi (Kroenke, David, 1989).
b. SIM didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis komputer yang
menyediakan informasi bagi beberapa pemakai yang mempunyai
kebutuhan yang serupa. Informasi menjelaskan perusahaan atau salah
satu sistem utamanya mengenai apa yang telah terjadi di masa lalu,
apa yang sedang terjadi sekarang dan yang mungkin terjadi di masa
depan. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan periodik,
laporan khusus dan output dari simulasi matematika. Informasi
digunakan oleh pengelola maupun staf lainnya pada saat mereka
membuat keputusan untuk memecahkan masalah (Mc. Leod, 1995).
c. SIM merupakan metode formal yang menyediakan informasi yag
akurat dan tepat waktu kepada manajemen untuk mempermudah
proses pengambilan keputusan dan membuat organisasi dapat
melakukan fungsi perencanaan, operasi secara efektif dan
pengendalian (Stoner, 1996).
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan, bahwa SIM adalah suatu
sistem yang dirancang untuk menyediakan informasi guna mendukung
pengambilan keputusan pada kegiatan manajemen dalam suatu
organisasi.
16
f. Tahapan-tahapan Sistem Informasi Manajemen
Tahapan-tahapan dalam Sistem Informasi pendidikan adalah
sebagai berikut:
a. Bagian pengumpul data
Bertugas mengumpulkan data, baik bersifat internal maupun
eksternal. Data internal merupakan data yang berasal dari dalam
organisasi (level manajemen), sedangkan data eksternal merupakan
data yang berasal dari luar organisasi akan tetapi masih terdapat
hubungan dengan perkembangan organisasi.
b. Bagian proses data
Bertugas memproses data dengan mengikuti serangkaian
langkah atau pola tertentu sehingga data di rubah ke dalam bentuk
informasi yang lebih berguna (Moekijat 2005: 22). Pada pemrosesan
data bisa dilakukan secara manual maupun dengan bantuan mesin.
Bagian pemroses data terdiri dari beberapa ahli yang bertugas
membentuk data menjadi informasi yang sesuai dengan kebutuhan
level-level manajemen. Karena kebutuhan setiap manajer (kepala
sekolah dan wakil kepala sekolah) berbeda, maka kebutuhan data pada
tiap-tiap manajer (kepala sekolah dan wakil kepala sekolah) berbeda
pula.
c. Bagian penyimpan data
Bagian penyimpanan data bertugas menyimpan data.
Penyimpanan data sangat diperlukan, karena tujuan utamanya adalah
demi keamanan data. Apabila level-level manajemen membutuhkan
data baik data berupa bahan mentah maupun data yang telah diolah,
maka data dapat diambil dan digunakan sesuai dengan kebutuhan
manajer (kepala sekolah maupun wakilnya).
d. Bagian Pemrogram data
Apabila Sistem Informasi Manajemen sudah memiliki Perangkat
komputer, maka bagian pemrogram data disebut Programmers, yaitu
17
kelompok ahli yang bertanggung jawab atas penyusunan program
untuk diberikan kepada Perangkat komputer. Karena komputer
memiliki bahasa sendiri, maka tugas programmer adalah
membahasakan data-data yang telah dihimpun sesuai dengan bahasa
computer (Sondang P. Siagian, 2006: 159-160).
B. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan
a. Pengertian Sistem Penjaminan Mutu
Mutu adalah kemampuan (ability) yang dimiliki oleh suatu produk
atau jasa (services) yang dapat memenuhi kebutuhan atau harapan,
kepuasan (satisfaction), pelanggan (costumers) yang dalam pendidikan
dikelompokan menjadi dua, yaitu internal costumer dan eksternal.
Penjaminan mutu adalah istilah umum yang digunakan sebagai kata
lain untuk semua bentuk kegiatan monitoring, evaluasi atau kajian
(review) mutu (Nanang Fattah, 2012: 3).
Secara kelembagaan, sistem penjaminan mutu pendidikan
diposisikan sebagai bagian dari keseluruhan fungsi manajemen
pendidikan. Sistem penjaminan mutu pendidikan sebagai salah satu
fungsi manajemen pendidikan mengemban tugas dan tanggung jawab
dalam mengukur dan menilai pemenuhan standar mutu sebagaimana
yang telah ditetapkan dalam kebijakan atau regulasi (Ibid., hal. 3).
Mutu pendidikan dapat dilihat dalam dua hal, yakni mengacu
pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Proses pendidikan
yang bermutu apabila seluruh komponen pendidikan terlibat dalam
proses pendidikan itu sendiri. Faktor-faktor dalam proses pendidikan
adalah berbagai input, seperti bahan ajar, metodologi, sarana sekolah,
dukungan administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya
lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif. Sedangkan mutu
pendidikan dalam konteks hasil pendidikan mengacu pada prestasi
yang dicapai oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu. Prestasi
yang dicapai atau hasil pendidikan (student achievement) dapat berupa
18
hasil tes kemampuan akademis (misalnya ulangan umum, Ebta dan
Ebtanas). Dapat pula di bidang lain seperti prestasi di suatu cabang olah -
raga, seni atau keterampilan tambahan tertentu misalnya computer,
beragam jenis teknik, jasa dan sebagainya. Bahkan prestasi sekolah
dapat berupa kondisi yang tidak dapat dipegang (intangible) seperti
suasana, disiplin, keakraban, saling menghormati, kebersihan,
dan sebagainya (Suryosubroto, 2004: 210-211).
Upaya peningkatan kualitas pendidikan disekolah, sesungguhnya
merupakan persoalan yang sederhana, akan tetapidemikian kompleks.
Oleh karena itu, upaya-upaya dimaksud memerlukan penanganan secara
multidimensional dengan melibatkan berbagai pihak terkait. Kualitas
pendidikan yang diharapkan bukan hanya pada pencapaian target
kurikulum semata, akan tetapi menyangkut semua aspek yang secara
langsung mampu tidak langsung turut menunjang tercapainya mutu
pendidikan di sekolah (Dadang Dally, 2010: 8).
Peningkatan mutu pendidikan merupakan titik strategis dalam
upaya menciptakan pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang
berkualitas merupakan salah satu pilar pembangunan bagi suatu bangsa
melalui pengembangan potensi individu. Karenanya, dapat dikatakan
bahwa masadepan suatu bangsa terletak pada mutu dan kualitas
pendidikan yang dilaksanakan.
Untuk menjamin mutu dan kualitas pendidikan, diperlukan
perhatian yang serius, baik oleh penyelenggaran pendidikan, pemerintah,
maupun masyarakat. Sebab, dalam sistem pendidikan nasional sekarang
ini, konsentarasi terhadap mutu dan kualitas bukan semata-mata
tanggung jawab sekolah dan pemerintah, tetapi merupakan sinergi antara
berbagai komponen termasuk masyarakat
(http://www.slideshare.net/anannur/manajemen-mutu-dalam-pendidikan,
diakses pada tanggal 25-03-2015).
Oleh karena itu, masyarakat harus sadar dan berkonsentrasi
terhadap peningkatan mutu pendidikan. Untuk melaksanakan penjaminan
19
mutu tersebut, diperlukan kegiatan yang sistematis dan terencana dalam
bentuk manajemen mutu.
Di Indonesia, perihal penjaminan mutu diatur oleh Peraturan
Pemerintah No. 19/2005, pasal 91:
a. Setiap satuan pendidikan pada jalur formal dan nonformal wajib
melakukan penjaminan mutu pendidikan.
b. Penjaminan mutu pendidikan dimaksud pada ayat 1 bertujuan untuk
memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan.
c. Penjaminan Mutu Pendidikan dilakukan secara bartahap, sistematis
dan terencana dalam suatu program penjaminan mutu yang memiliki
target dan kerangka waktu yang jelas.
Selanjutnya pemerintah melakukan akreditasi pada setiap jenjang
dan satuan pendidikan untuk menentukan kelayakan program dan atau
satuan pendidikan. Apa yang menjadi esensi akreditasi adalah sebagai
bentuk Akuntabilitas Publik yang dilakukan secara objektif, adil,
transparan dengan menggunakan instrument dan Kriteria yang mengacu
pada standar Nasional Pendidikan. Standar Nasional Pendidikan
mencakup:
a. Standar kompetisi lulusan
b. Standar isi
c. Standar proses
d. Standar pendidik dan tenaga pendidik
e. Standar sarana dan prasarana
f. Standar pembiayaan
g. Standar penilaian
Sedangkan menurut Sondang P. Siagaian menyatakan bahwa
berdasarkan pengalaman dan kenyataan menunjukkan bahwa sumber
data yang dapat diolah dapat bersifat internal maupun eksternal (Made
Pidarta, 1998: 162).
Berdasarkan konsep relatif tentang kualitas, maka pendidikan
yang berkualitas apabila:
20
a. Pelanggan internal berkembang baik fisik maupun psikis. Secara
fisik antara mendapatkan imbalan finansial. Sedangkan secara psikis
adalah bila mereka diberi kesempatan untuk terus belajar dan
mengembangkan kemampuan, bakat dan kreatifitasnya.
b. Pelanggan eksternal :
1) Eksternal primer (para siswa) : menjadi pembelajar
sepanjang hayat, komunikator yang baik dalam bahasa
nasional dan internasional, punya keterampilan teknologi
untuk lapangan kerja dan kehidupan sehari-hari, siap secara
kognitif untuk pekerjaan yang kompleks, pemecahan
masalah dan penciptaan pengetahuan, dan menjadi warga
Negara yang bertanggung-jawab secara sosial, politik dan
budaya.
2) Eksternal sekunder (orang tua, para pemimpin pemerintahan dan
perusahan): mendapatkan konstribusi dan sumbangan yang
positif. Misalnya para lulusan dapat memenuhi harapan orang
tua dan pemerintah dan pemimpin perusahan dalam hal
menjalankan tugas-tugas dan pekerjaan yang diberikan.
3) Eksternal tersier (pasar kerja dan masyarakat luas) : para
lulusan memiliki kompetensi dalam dunia kerja dan dalam
pengembangan masyarakat sehingga mempengaruhi pada
pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan rakyat dan keadilan sosial
(Nurkolis, 2003: 71).
b. Standar Penjaminan Mutu Pendidikan
Untuk mencapai pendidikan yang berkualitas tentunya
dibutuhkan perencanaan program pendidikan yang baik. Dalam
perencanaan pendidikan untuk mencapai pendidikan yang berkualitas
perlu memperhatikan kondisi-kondisi yang mempengaruhi, strategi -
strategi yang tepat, langkah-langkah perencanaan dan memiliki kriteria
penilaian(Nurkolis, 2003: 74-78)
21
Secara garis besar sistem penjamina mutu pendidikan dapat
dikategorikan kedalam tiga kegiatan utama, yakni: input, proses, output,
dan outcome (Nanang Fattah, 2012: 15)
Gambar 1. OUTPUT (Kompetensi yang dihasilkan)
Proses Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan di Satuan Pendidikan
c. Bentuk dan Fungsi Layanan Mutu Pendidikan
Masalah mutu pendidikan merupakan salah satu isu sentral dalam
pendidikan nasional, terutama berkaitan dengan rendahnya
mutupendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, terutama pada
Standar Tenaga Kependidikan
Standar Nasional Pendidik
Standar Mutu
(Standar Pelayanan)
OUTCOME
(kompetensi
yang
dibutuhkan)
Dunia Kerja
Lembaga
INPUT
(kondisi siswa
dan kondisi
lingkungan)
Isi
PTK
Sarpras
Pembiayaan
PROSES
(kualitas
pembelajaran)
Proses
Pengelolaan
PROSEDUR
OPERASIONA
L STANDAR
22
jenjang pendidikan dasar dan menengah. Menyadari hal tersebut,
pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu
pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan
peningkatan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan
peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan media pembelajaran,
perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, serta peningkatan mutu
manajemen sekolah (Mulyasa, 2012: 158).
Keberhasilan sekolah diukur dari tingkat kepuasan pelanggan,
baik internal maupun eksternal. Sekolah dikatakan berhasil jika
mampu memberikan pelayanan sama atau melebihi harapan pelanggan,
karena mereka sudah mengeluarkan butged cukup banyak pada
lembaga pendidikan.
Bentuk pelayanan dalam lembaga pendidikan ada dua, di
antaranya adalah (Oteng Sutisno, 1985: 65).
1. Layanan pokok
Dalam memenuhi kebutuhan siswa yang berhubungan dengan
pelayanan siswa di sekolah, dalam menjalankan tugasnya kepala
sekolah dibantu oleh para personil profesional sekolah yang
dipekerjakan pada sistem sekolah di antaranya adalah:
1) Personil pelayanan pengajaran, terdiri dari orang-orang yang
bertanggung jawab pokoknya ialah mengajar, baik sebagai
guru kelas, guru kegiatan ekstra kurikuler, tutor, dan lain-lain.
2) Personil pelayanan administrasi, meliputi mereka yang
mengarahkan, memimpin, dan mengawasi personil lain dalam
operasi sekolah serta bagian-bagiannya.
3) Personil pelayanan fasilitas sekolah, meliputi tenaga-tenaga
diperpustakakan, pusat-pusat sumber belajar dan laboratorium
bahasa; ahli-ahli teknik dan tenaga yang terlibat dalam fungsi
mengajar atau fungsi melayani siswa.
4) Personil pelayanan murid atau siswa, meliputi pada spesialis
yang tanggung jawabnya meliputi bimbingan dan penyuluhan,
23
pemeriksaan psikologis dan kesehatan, nasihat medis dan
pengobatan, testing dan penelitian, penempatan kerja dan
tindak lanjut, serta koordinasi kegiatan murid.
Untuk melengkapi keempat kategori di atas, maka tidak lepas
membahas tentang fungsi-fungsi mereka, karena tiap fungsi saling
mendukung dan melengkapi. Dari uraian di atas, dapat
dikemukakan fungsi pelayanan murid sebagai berikut: (Oteng Sutisno,
1985: 65).
1) Fungsi pemeliharaan
2) Pembantu kepala sekolah yang ditugasi sebagai pengawasan
kehadiran dan disiplin murid, dengan kegiatannya yaitu
menyelenggarakan wawancara pada saat penerimaan siswa
baru, mengurus penempatannya; mengikuti semua kasus yang
diteruskan; menyelenggarakan pembicaraan dengan orang tua;
mungkin mengawasi seluruh bimbingan.
3) Petugas kehadiran, dengan kegiatannya yaitu memeriksa
identitas siswa (alamat siswa baru), memeriksa yang tidak masuk,
dll.
4) Fungsi kesehatan, kedudukan personilnya adalah dokter,
dokter gigi, dengan kegiatannya yaitu melakukan pemeriksaan,
memberikan pengobatan darurat, dan memberi nasihat tentang
pengobatan dan pencegahan.
5) Fungsi bimbingan dan penyuluhan, pelayanan psikologis,
kedudukan personilnya.
6) Fungsi dokumentasi, dengan personilnya adalah petugas
dokumentasi dengan kegiatan memelihara catatan kumulatif.
7) Fungsi testing dan penelitian dengan kedudukan personil
sebagai koordinator atau direktur, ahli psikiatri yang memiliki
kegiatan menyelenggarakan program testing, melakukan testing
individual atas dasar penyerahan kasus; membandingkan data
dan hasil penelitian; membantu mengembangkan kurikulum.
24
8) Fungsi penempatan kerja dan tindak lanjut dengan kedudukan
personil sebagai koordinator/kepala penempatan kerja dan atau
tindak lanjut, mempunyai kegiatan menangani pelayanan
penempatan kerja dan studi tindak lanjut; bekerja dengan
mereka yang menggunakan data ini dalam menilai program
sekolah.
9) Fungsi kegiatan murid (ekstrakulikuler), dengan kedudukan
personil sebagai koordinator kegiatan murid, melaksanakan
tugas merancang, membimbing, dan menilai kegiatan murid
yang bertalian dengan perkembangan pihak pribadi dan sosial
murid.
2. Layanan bantu
Perubahan dinamika masyarakat yang cepat seperti yang kita
alami saat ini, sekolah merupakan pemegang peranan penting, dengan
memberikan banyak pelayanan yang diharapkan dari sekolah, antara
lain adalah: (Oteng Sutisno, 1985: 130).
1) Pelayanan Perpustakaan
2) Pelayanan Gedung dan halaman sekolah
3) Pelayanan kesehatan dan keamanan
Selain mengetahui layanan bantu, kita juga perlu mengetahui
layanan dalam bidang bimbingan dan penyuluhan, ada empat
pelayanan program kegiatan pokok, yaitu: (M. Sulthon Masyhud et
al, 2005: 139).
1) Pelayanan pengumpulan data adalah usaha untuk memperoleh
keterangan sebanyak-banyaknya dan selengkap-lengkapnya
tentang identitas diri individu siswa beserta lingkungannya.
2) Pelayanan penyuluhan merupakan pelayanan terpenting dalam
program bimbingan di sekolah, ini juga merupakan
kesempatan bagi siswa untuk mendapatkan bantuan pribadi
secaralangsung di dalam menanggulangi masalah dan kesulitan
yang dihadapi, tetapi juga ditujukan untuk membantu seorang
25
individu dalam mengubah dirinya menuju kedewasaan
pengembangan diri.
3) Pelayanan informasi dan penempatan adalah kegiatan dalam
rangka program bimbingan dilakukan dengan cara memberikan
keterangan-keterangan yang diperlukan oleh individu(siswa) untuk
mengenal lingkungannya, terutama kesempatan-kesempatan
yang ada di dalam lingkungannya yang dapat dimanfaatkan,
baik pada waktu kini maupun yang akan datang.
4) Pelayanan penelitian dan penilaian, dalam program bimbingan
di lembaga diartikan sebagai usaha untuk menelaah program
pelayanan bimbingan yang telah dan sedang dilaksanakan
untuk mengembangkan dan memperbaiki program bimbingan
khususnya dan program-program lembaga bersangkutan pada
umumnya.
d. Prinsip Layanan Mutu dalam Pendidikan
Layanan merupakan persoalan serius bagi manajer, termasuk
manajer dalam pendidikan Islam. Layanan merupakan salah satu
komponen penting dan harus mendapatkan perhatian khusus dalam
pengolahan pendidikan, apabila menginginkan lembaga yang dikelolanya
mengalami peningkatan di segala bidang.
Berkaitan dengan paradigma tersebut, manajer sebagai
pengelola lembaga pendidikan berperan sebagai penjual yang
melayani pembeli (pengguna jasa pendidikan). Sebagai penjual
manajerharus menampilkan sifat, antara lain: (Mujamil Qomar, 2007:
195).
a) Berusaha memberikan layanan dengan cepat dan tepat,
b) Berusaha bersikap ramah,
c) Berusaha mematok harga yang bersaing,
d) Berusaha menghibur pembeli,
e) Berusaha bersikap jujur (apa adanya),
26
f) Berusaha mampu menahan diri dari perasaan kecewa bila ada
pembeli yang bersikap kurang menyenangkan.
Pelayanan dalam pendidikan mencakup berbagai hal, seperti:
(Mujamil Qomar, 2007: 196).
a. Pelayanan pembelajaran, yang merasakan pelayanan ini adalah:
para siswa.
b. Pelayanan bimbingan dan konseling bagi siswa, guru.
c. Pelayanan kepegawaian
d. Pelayanan keuangan
e. Pelayanan kesejahteraan, diartikan dalam ukuran material.
Misalnya: Gaji, honorarium, dan fasilitas fisik.
Dalam memberikan layanan, manajer pendidikan harus bersikap
adil kepada semua pelanggan. Pelanggan pendidikan terdiri dua jenis,
yaitu:
a. Pelanggan internal terdiri atas guru, pustakawan, laboran, teknisi dan
tenaga administrasi.
b. Pelanggan eksternal yang merupakan pelanggan primer, yaitu:
siswa; pelanggan sekunder, yaitu orang tua, pemerintah, dan
masyarakat; dan pelanggan tersier, yaitu pemakai atau penerima
lulusan, baik lembaga pendidikan yang lebih tinggi maupun dunia
usaha (ibid, 196).
Manajemen dalam memberikan layanan mutu harus memberikan
yang terbaik kepada semua pelanggan agar pelanggan puas. Menurut
Mulyasa (2005) dalam manajemen pendidikan Islam, yakni: (reliability)
layanan yang sesuai dengan yang dijanjikan, (assurance) mampu
menjamin kualitas pembelajaran, (tangible) iklim sekolah yang
kondusif, (emphaty) memberikan perhatian penuh kepada peserta
didik, (responsibility) cepat tanggap terhadap kebutuhan peserta didik.
Sekolah dikatakan berhasil jika mampu memberikan layanan sesuai
harapan pelanggan. Dilihat dari jenis pelanggannya sekolah
dikatakan berhasil jika:
27
a. Siswa puas dengan layanan sekolah, misalnya: puas dengan pelajaran
yang diterima, puas dengan perlakuan guru maupun pimpinan,
puas dengan fasilitas yang disediakan sekolah.
b. Orang tua puas dengan layanan terhadap anaknya maupun
layanan kepada orang tua, misalnya: puas karena menerima
laporan periodik tentang perkembangan siswa maupun program-
program sekolah.
c. Pihak pemakai/penerima lulusan (perguruan tinggi, industri, dan
masyarakat) puas karena menerima lulusan dengan kualitas yang
sesuai dengan harapan.
d. Guru dan karyawan puas dengan pelayanan sekolah, misalnya: dalam
pembagian kewajiban kerja, hubungan antara guru/ karyawan/
pimpinan, honorarium/ gaji, dan sebagainya.
C. Penelitian yang Relevan
Setelah peneliti menelusuri penelitian-penelitian yang dilakukan oleh
orang lain atau sebuah lembaga dalam masalah yang sama, atau memiliki
kemiripan baik yang berkenaan dengan “penerapan sistem informasi
manajemen pendidikan dalam sistem penjaminan mutu pendidikan di MTs.
Al-Hidayah Ciawijapura” ditemukan beberapa hasil penelitian sebagai
berikut:
1. Ali Sahid Wahyono, 59440892 (Fakultas Tarbiyah Jurusan Kependidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati
Cirebon, 2013) “Penerapan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan
pada SMK Darul Ulum Kertasmaya Indramayu.” Yang di dalamnya
berisi tentang:
1) Proses pengumpulan data SIM di SMK Darul Ulum yang sudah
berjalan dengan baik karena semua data yang dikumpulkan lengkap
dengan indikator pengumpulan data yang meliputi data internal
(kesiswaan, kurikulum, humas, sarana prasarana, dan administrasi)
28
dan eksternal (orang tua, komite sekolah, masyarakat dan
pemerintah).
2) Proses pengelolaan SIM yang dapat berjalan baik dengan adanya
penggunaan alat software aplikasi yang digunakan dalam
pengelolaan SIM.
3) Penerapan SIM Pendidikan di SMK Darul Ulum Kertasmaya
Indramayu yang memanfaatkan potensi fasilitas/ sarana prasarana
sebagai batu pijakan dalam penerapannya.
2. Khusnul Hadi, 063311038 (Fakultas Tarbiyah Jurusan Kependidikan
Islam (KI) Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, 2011)
“Optimalisasi Penerapan Sistem Informasi Manajemen dalam
Peningkatan Layanan Pendidikan di SMA Semesta Kota Semarang.”
Dimana kesimpulan dari penelitiannya yaitu:
1) SMA Semesta Semarang berusaha mengoptimalkan penerapan SIM
dengan memberikan layanan SIM pendidikan berbasis Web dalam
memudahkan kinerja siswa, guru, karyawan dan Stakeholder
lainnya.
2) Tujuan dari penerapan SIM pendidikan di SMA Semesta Semarang
adalah menyediakan informasi yang dipergunakan dalam
pelaksanaan manajemen pendidikan. Jadi, dengan demikian
manajemen dalam pendidikan dapat difungsikan dengan
memberikan informasi yang up to date.
3) Penyebaran SIM dapat meningkatkan layanan pendidikan secara
spesifik, peningkatan dalam layanan pendidikan yaitu pertimbangan
pengambilan kebijakan terhadap proses kepuasan pelanggan dalam
suatu penetapan pemenuhan standar mutu pendidikan.
3. Fifi Fitriyah, 206018200196 (Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Kependidikan
Jurusan Kependidikan Islam Uin Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011)
“Penerapan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Dalam
Meningkatkan Pelayanan Sekolah Terhadap Masyarakat Pada Website
Sma Bakti Mulya 400”
29
Dimana hasil dari penelitiannya yaitu:
1) Strategi sistem informasi manajemen dengan pelayanan
menggunakan website dapat mendorong kelangsungan hidup sebuah
lembaga pendidikan.
2) Manfaat dari penerapan sistem informasi manajemen dengan layanan
internet (website) diantaranya yaitu; perbaikan layanan pelanggan
dengan mempermudah mendapatkan informasi yang akurat dan tepat
waktu; mempermudah berkomunikasi dengan siswa, orang tua
murid, lembaga dengan masyarakat.
3) Penerapan sistem informasi manajemen dengan meningkatkan
pelayanan menggunakan website telah terlaksana dengan efektif, hal
ini dapat dilihat dari jawaban responden yaitu: a). Kelengkapan
dengan interval 80,08% (baik); b). Ketepatan berada pada interval
59,67% (cukup baik); c). Akurasi dengan interval 61,5% (cukup
baik); d). Keadaan dengan interval 57,08% (cukup baik); e).
Kekinian dengan interval 88% hal ini menunjukan bahwa sekolah
mampumemenuhi kebutuhan kekinian yang diterapkan melalui web
sekolah dengan baik; f). Format output dengan inteval 52,76%
(kurang baik). Dengan rata-rata interval 61,45% maka penerapan
SIM terhadap masyarakat pada website cukup baik.
D. Kerangka Pemikiran
Teknologi informasi merupakan salah satu senjata persaingan. Hal ini
tidak dapat diragukan lagi karena saat ini teknologi informasi telah menjadi
salah satu alat untuk meningkatkan efisiensi aktivitas operasional lembaga
pendidikan. Hampir disetiap lembaga pendidikan telah tampak fenomena
bahwa yang menjadi kriteria pilihan masyarakat saat ini adalah lembaga
pendidikan yang telah memiliki perangkat teknologi informasi sangat
memadai dalam berbagai aktifitas operasional lembaga pendidikan tersebut.
Hal ini disebabkan oleh salah satu unsur penilaian masyarakat tentang
kualitas pendidikan saat ini dapat dilihat dari kemampuan sebuah lembaga
30
dalam menyajikan jasa pendidikan diantaranya menggunakan teknologi
informasi (Pontjorini Rahayuningsih, 2006).
Pengertian sistem informasi manajemen yaitu sebuah sistem manusia/
mesin yang terpadu (integrated), untuk menyajikan informasi guna
mendukung fungsi operasi, manajemen dan pengambilan keputusan dalam
sebuah organisasi (Gordon B. Davis, 1997: 3).
Dalam penerapan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan yang
memiliki nilai tambah, betul-betul membutuhkan persiapan yang sangat
matang sehingga harapan untuk mengaplikasikan Sistem Informasi
Manajemen Pendidikan dapat terwujud sesuai dengan perkembangan dunia
pendidikan yang dituntut masyarakat lebih marketable dan sellable. SIM
Pendidikan diharapkan sangat bermanfaat tidak hanya bagi para pengambil
keputusan bidang pendidikan, tetapi sangat berguna bagi sangat berguna bagi
masyarakat sebagai salah satu subsistem dan control society, terutama dalam
proses operasional lembaga pendidikan dan penyajian kualitas jasa
pendidikan yang bisa dipertanggung jawabkan (Eti Rochaetiy, 2008: 13).
Kebijakan desentralisasi pendidikan diharapkan akan mendorong
peningkatan pelayanan di bidang pendidikan kepada masyarakat, yang
bermuara pada upaya peningkatan kualitas pengelolaan pendidikan dalam
tataran yang paling bawah (at the bottom), yaitu sekolah melalui penerapan
manajemen berbasis sekolah (Fasli Jalal dan Dedi Supriadi, 2001: 159).
Manajemen sekolah dengan rancangan MBS dipandang berhasil jika
mampu mengangkat derajat mutu prose dan produk pendidikan dan
pembelajaran. Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mengacu pada
masukan, proses, luaran, dan dampaknya. Mutu masukan dapat dilihat dari.
Pertama, kondisi baik atau tidaknya masukan sumber daya manusia, seperti
kepala sekolah, guru, staf tata usaha dan siswa. Kedua, memenuhi atau
tidaknya kriteria masukan material berupa alat peraga, buku-buku,
kurikulum, prasarana, sarana sekolah, dan lain-lain. Ketiga, memenuhi atau
tidaknya kriteria masukan yang berupa perangkat lunak, seperti peraturan,
struktur organisasi, dan deskripsi kerja. Keempat, mutu masukan yang
31
bersifat harapan dan kebutuhan, seperti visi, motivasi, ketekunan, dan cita-
cita (Sudarwan Danim, 2007: 53).
Mutu dan kualitas layanan (jasa) yang dihasilkan merupakan ukuran
mutu sebuah lembaga pendidikan, yaitu sejauh mana kepuasaan pelanggan
terhadap jasa yangdihasilkan. Menurut Mulyasa, sebagai industri jasa, mutu
lembaga pendidikandapat diukur dari pelayanan yang diberkan oleh
pengelola pendidikanbeserta seluruh karyawan kepada para pelanggan sesuai
dengan standarmutu tertentu (Mulyasa, 2005: 226).
Dengan demikian, sekolah dikatakanbermutu apabila mampu memberi
layanan sesuai atau bahkan melebihiharapan guru, karyawan, peserta didik,
dan pihak-pihak lain yang terkaitseperti orang tua, penyandang dana,
pemerintah atau dunia kerja penggunalulusan.Untuk memberikan jaminan
terahadap mutu dan kualitas, lembagapendidikan harus mengetahui dengan
pasti apa yang dibutuhkan olehpelanggannya. Lembaga pendidikan
hendaknya selalu berupaya mensinergikan berbagai komponen untuk
melaksanakan manajemen mutupendidikan yang dikelolanya agar dapat
menjalankantugas dan fungsikependidikan.
(http://www.slideshare.net/anannur/manajemen-mutu-dalam-pendidikan).
Menurut Depdiknas (1999), menyebutkan 4 hal yang merupakan
cakupan keberhasilan manajemen sekolah, yaitu: a) Siswa puas dengan
layanan sekolah, yaitu dengan pelajaran yangditerima, perlakuan guru,
pimpinan, puas dengan fasilitas yangdisediakan sekolah atau siswa
menikmati situasi sekolah dengan baik. b) Orang tua siswa merasa puas
dengan layanan terhadap anaknya, layanan yang diterimanya dengan laporan
tentang perkembangan kemajuan belajar anaknya dan program yang
dijalankan sekolah. c) Pihak pemakai lulusan puas karena menerima lulusan
dengan kualitas tinggi dan sesuai harapan. d) Guru dan karyawan puas
dengan layanan sekolah, dalam bentuk pembagian kerja, hubungan dan
komunikasi antar guru/pimpinan,karyawan, gaji/ honor yang diterima dan
pelayanan (Syafaruddin, 2005: 289).
Dengan begitu, untuk mempermudah penjelasan peranan sistem
32
informasi manajemen terhadap mutu pendidikan dapat dilihat gambar
dibawah ini:
Gambar 3. Peran Sistem Informasi Manajemen terhadap Mutu Pendidikan
Keterangan:
Sistem informasi manajemen didalamnya mencakup sarana prasarana
(fisik dan non fisik), tenaga pendidik, dan partisipasi masyarakat. Dengan
adanya sistem informasi manajeman yang baik akan memacu pada
pendidikan yang baik pula. sehingga tidak hanya pendidikannya yang baik
tapi diharapkan pula menghasilkan output berupa siswa yang berhasil dalam
kegiatan belajar mengajar yang akhirnya dapat meningkatkan mutu
pendidikan tersebut.
Sistem Informasi
Manajemen
Sarana Prasarana
(fisik & non fisik) Tenaga Pendidik
Siswa
(Kegiatan Belajar Mengajar)
Partisipasi
Masyarakat
Hasil
(Mutu
Pendidikan)