9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Supervisi Kelas
Supervisi merupakan segala sesuatu dari
pejabat sekolah yang diangkat yang diarahkan kepada
penyediaan kepemimpinan bagi para guru dan tenaga
pendidikan lain dalam perbaikan pengajaran, malihat
stimulasi pertumbuhan profesional dan perkembangan
dari para guru, seleksi dan revisi tujuan-tujuan
pendidikan, bahan pengajaran, dan metode-metode
mengajar, dan evaluasi pengajaran (Arikunto, 2004:
11). Dengan demikian supervisi juga diartikan sebagai
kegiatan supervisor yang dilakukan untuk perbaikan
proses belajar mengajar. Supervisi pembelajaran
dilakukan untuk mengawasi kegiatan sekolah dengan
tujuan kegiatan pendidikan berjalan dengan baik.
Namun dalam prakteknya lebih banyak bersifat
kepengawasan untuk merekam apakah guru bekerja
dengan baik. Karen akibatnya sering kali kesalahan
guru yang lebih banyak dikemukakan.
Teknik observasi kelas merupakan teknik
supervisi yang lebih bersifat mendalam dan
komprehensif karena supervisor benar-benar
melakukan pengamatan dan mengikuti jalannya
pembelajaran, Hartoyo, (2006: 105). Fokus dari
observasi kelas adalah untuk mengetahui aktivitas
guru maupun siswa dalam pembelajaran yang meliputi
10
metode guru dalam menyampaikan materi,
penguasaan materi, penggunaan media dan alat-alat
peraga, serta aspek-aspek penunjang tercapainya
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Menurut
Pidarta (2009: 88). Tujuan dari teknik observasi kelas
yaitu: (1) Untuk mengetahui secara keseluruhan cara-
cara guru mendidik dan mengajar, termasuk pribadi
dan gaya mengajarnya. (2) Untuk mengetahui respon
kelas atau para siswa
Beberapa hal yang perlu diketahui dalam teknik
observsi kelas antara lain; (a) Waktu mengadakan
supevisi ada tiga kemungkinan cara menentukan
waktu mengadakan supervisi, yaitu tidak
memberitahukan terlebih dahulu kepada guru yang
akan disupervisi, memberitahukan terlebih dahulu
kepada guru yang akan disupervisi, dan dengan
memberitahukan kepada guru sebelumnya tetapi tidak
menyebutkan hari dan tanggalnya; (b) Bersifat
individual. Supervisi pada teknik ini tidak dapat
dilakukan oleh lebih dari seorang guru; (c) Tidak ada
pertemuan awal. Pada hari dan waktu mengadakan
supervisi, guru langsung masuk ke dalam kelas dan
terus mengajar. Supervisor berusaha untuk tidak
diketahui secara mencolok oleh para siswa agar tidak
merusak suasana; (d) Minimal dilakukan pada satu
pertemuan. Teknik supervisi observasi kelas dilakukan
hanya pada satu sesi atau satu pertemuan; (e)
Pelaksanaan supervise dilaksanakan oleh soerang
supervisor dengan cara melihat, mendengar, dan
merasakan situasi kelas yang sedang belajar; (f) Objek
11
yang diamati supervisor dalam teknik observasi kelas
adalah semua hal yang dilakukan oleh guru termasuk
sikap, gaya mengajar, suara, cara mendidik, cara
mengajar, dan semua sumber belajar yang dipakai
dalam mengajar; (g) Tidak mengintervensi, supervisor
tidak boleh mengintervensi terhadap guru dalam
proses supervisi. Intervensi yang dimaksud adalah
menanyakan sesuatu, menegur, memuji, member kode
tertentu, dan sebagainya; (h) Ada pertemuan balikan,
setelah pelaksanaan supervisi selesai diadakan
pertemuan balikan yang dihadiri oleh supervisor dan
guru yang bersangkutan di suatu tempat tertentu.
Yang dibahas dalam pertemuan adalah hasil supervisi
yang dicatat oleh supervisor dan penglaman mengajar
yang baru saja dilakukan serta dirasakan oleh guru.
Pertemuan ini akan memberikan hasil yang disepakati
bersama oleh kedua belah pihak tentang hal-hal yang
positif, yang sudah baik dan hal-hal yang masih perlu
diperbaiki; (i) Tindak lanjut, pertemuan balikan
diakhiri dengan tindak lanjut dari supervisi yang baru
saja dilakukan. Isi tindak lanjut pada umumnya
kesepakatan untuk melaksanakan supervisi lagi pada
waktu tertentu.
2.2 Perencanaan Program Supervisi
1. Konsep Perencanaan
Perencanaan program supervisi observasi kelas
adalah penyusunan dokumen perencanaan
12
pemantauan serangkaian kegiatan membantu guru
mengembangkan kemampuannya mengelola proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
2. Manfaat Perencanaan Program Supervisi
Manfaat perencanaan program observasi kelas
adalah sebagai pedoman pelaksanaan dan
pengawasan akademik, untuk menyamakan
persepsi seluruh warga sekolah tentang program
observasi kelas, dan penjamin penghematan serta
keefektifan penggunaan sumber daya sekolah
(tenaga, waktu dan biaya).
3. Prinsip-prinsip Perencanaan Program Supervisi
Prinsip-prinsip perencanaan program observasi
kelas adalah obyektif (data apa adanya),
bertanggung jawab, berkelanjutan, didasarkan
pada Standar Nasional Pendidikan, dan didasarkan
pada kebutuhan dan kondisi sekolah/madrasah.
4. Ruang Lingkup Supervisi Kelas
Ruang lingkup supervisi meliputi: (1)Pelaksanaan
KTSP; (2) Persiapan, pelaksanaan dan penilaian
pembelajaran oleh guru. (3) Pencapaian standar
kompetensi lulusan, standar proses, standar Isi,
dan peraturan pelaksanaannya.
Peningkatan mutu pembelajaran melalui
pengembangan sebagai berikut: (1) model kegiatan
pembelajaran yang mengacu pada Standar Proses; (2)
peran serta peserta didik dalam proses pembelajaran
13
secara aktif, kreatif, demokratis, mendidik,
memotivasi, mendorong kreativitas dan dialogis; (3)
peserta didik dapat membentuk karakter dan memiliki
pola pikir serta kebebasan berpikir sehingga dapat
melaksanakan aktivitas intelektual yang kreatif dan
inovatif, berargumentasi, mempertanyakan, mengkaji,
menemukan, dan memprediksi; (4) keterlibatan
peserta didik secara aktif dalam proses belajar yang
dilakukan secara sungguh-sungguh dan mendalam
untuk mencapai pemahaman konsep, tidak terbatas
pada materi yang diberikan oleh guru; (5) bertanggung
jawab terhadap mutu perencanaan kegiatan
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran yang
diampunya agar siswa mampu: meningkat rasa ingin
tahunya; mencapai keberhasilan belajarnya secara
konsisten sesuai dengan tujuan pendidikan;
memahami perkembangan pengetahuan dengan
kemampuan mencari sumber informasi; mengolah
informasi menjadi pengetahuan; menggunakan
pengetahuan untuk menyelesaikan masalah;
mengkomunikasikan pengetahuan pada pihak lain;
dan; mengembangkan belajar mandiri dan kelompok
dengan proporsi yang wajar.
Observasi kelas juga mencakup buku
kurikulum, kegiatan belajar mengajar dan
pelaksanaan bimbingan dan konseling. Supervisi
akademik tidak kalah pentingnya dibanding dengan
supervisi administratif. Sasaran utama supervisi
edukatif adalah proses belajar mengajar dengan
14
tujuan meningkatkan mutu proses dan mutu hasil
pembelajaran. Variabel yang mempengaruhi proses
pembelajaran antara lain guru, siswa, kurikulum, alat
dan buku pelajaran serta kondisi lingkungan dan fisik.
Oleh sebab itu, fokus utama supervisi edukatif adalah
usaha-usaha yang sifatnya memberikan kesempatan
kepada guru untuk berkembang secara profesional
sehingga mampu melaksanakan tugas pokoknya,
yaitu: memperbaiki dan meningkatkan proses dan
hasil pembelajaran.
Sasaran utama observasi kelas adalah
kemampuan-kemampuan guru dalam merencanakan
kegiatan pembelajaran, melaksanakan kegiatan
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
memanfaatkan hasil penilaian untuk peningkatan
layanan pembelajaran, menciptakan lingkungan
belajar yang menyenangkan, memanfaatkan sumber
belajar yang tersedia, dan mengembangkan interaksi
pembelajaran (strategi, metode, teknik) yang tepat.
Supervisi edukatif juga harus didukung oleh
instrumen-instrumen yang sesuai.
2.3 Instrumen Supervisi Kelas
Seorang kepala sekolah/madrasah yang akan
melaksanakan kegiatan supervisi harus menyiapkan
perlengkapan supervisi, instrumen, sesuai dengan
tujuan, sasaran, objek metode, teknik dan pendekatan
yang direncanakan, dan instrumen yang sesuai,
15
berupa format-format supervisi dapat dilihat pada
table berikut.
Tabel 2.1
Lembar Observasi Kemampuan Kepala Sekolah Dalam Melakukan Supervisi
No
Aspek Supervsi Nilai Ket
1 Pengembangan kurikulum
2 Pengorganisasian Pengajaran
3 Pemenuhan Fasilitas
4 Perencaan dan perolehan bahan ajar
5 Perencanaan dan implementasi dalam meningkatkan pengalaman belajar dan unjuk kerja guru dalam melaksanakan pengajaran
6 Pelaksanaan orientasi tentang suatu tugas atau cara baru dalam proses belajar
7 Pengkoordinasian antara kegiatan belajar mengajar dengan kegiatan lain yang diberikan oleh sekolah
8 Pengembangan hubungan dengan masyarakat
9 Pelaksanaan evaluasi pengajaran
Sumber: Data diolah 2014
Secara umum kegiatan supervisi dapat
dibedakan dalam dua macam, yaitu: supervisi umum
dan supervisi observasi kelas. Supervisi umum
dilakukan untuk seluruh kegiatan teknis administrasi
sekolah, sedangkan supervisi akademik lebih
16
diarahkan pada peningkatan kualitas pembelajaran.
Berikut ini akan dibahas lebih mendalam mengenai
supervisi akademik.
2.4 Prosedur Pelaksanaan Supervisi Kelas
Dalam pelaksanaan supervise kelas ini ada
beberapa tahapan, antara lain sebagai berikut:
1. Persiapan
Persiapan dilakukan oleh supervisor yang terdiri
dari: (a) Menentukan guru siapa yang akan
disupervisi; (b) Materi yang diajarkan; (c)
Menentukan tempat (di ruang kelas mana); (d)
Aalat-Alat yang dipakai mencatat hasil supervisi; (e)
Cara menentukan waktu supervisi.
2. Proses Supervisi
Begitu jam pelajaran dimluai guru dan
supervisor masuk kelas. Guru memulai mengajar di
depan kelas, dan supervisor duduk di belakang.
Yang perlu diperhatikan dalam supevisi adalah: (a)
Sikap supervisor; (b) Cara mengamati guru; (c) Hal-
hal yang diamati; (d) Cara mencatat data; (e)
Mengakhiri proses supervisi.
3. Pertemuan Balikan
Setelah pelaksanaan supervisi selesai
diadakan pertemuan balikan yang dihadiri oleh
supervisor dan guru yang bersangkutan di suatu
tempat tertentu. Yang dibahas dalam pertemuan
17
adalah hasil supervisi yang dicatat olegh supervisor
dan penglaman mengajar yang baru saja dilakukan
serta dirasakan oleh guru. Pertemuan ini akan
memberikan hasil yang disepakati bersama oleh
kedua belah pihak tentang hal-hal yang positif,
yang sudah baik dan hal-hal yang masih perlu
diperbaiki (Pidarta, 2009: 92).
4. Tindak lanjut
Pertemuan balikan diakhiri dengan tindak
lanjut dari supervisi yang baru saja dilakukan. Isi
tindak lanjut pada adalah kesepakatan untuk
melaksanakan supervisi lagi pada waktu tertentu.
2.5 Potensi Guru
Potensi atau kemampuan adalah seperangkat
pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang
harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru
dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Perangkat
pembelajaran merupakan suatu perangkat yang
dipergunakan dalam proses belajar mengajar. Oleh
karena itu, setiap guru pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun perangkat pembelajaran yang
berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, memotivasi siswa untuk berpatisipasi
aktif (Poppy Kamalia Devi, dkk, 2009: 1-5).
Perangkatpembelajaran yang diperlukan dalam
mengelola proses belajar mengajar dapat berupa:
18
silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
Lembar KegiatanSiswa (LKS), modul.
2.6 Penelitian Yang Relevan
Pramita Surya Hasanah. 2014. Pelaksanaan
Supervisi Observasi Kelas Kepala Sekolah Untuk
meningkatkan Kinerja Guru di SMK Negeri 2 Surabaya. Hasil
penelitian (1) Pelaksanaan supervisi dilakukan secara
terjadwal sebanyak dua kali selama satu semester
melalui teknik observasi kelas dengan mempersiapkan
lembar observasi penilaian serta menghimbau guru
untuk mempersiapkan perangkat mengajar; (2)
Persepsi guru terhadap pelaksanaan supervisi oleh
kepala sekolah mendapat tanggapan yang positif.
Dengan persepsi dari berbagai faktor yang diterima
guru, mempengaruhi kinerja pada proses
pembelajaran; (3) Hambatan yang dialami kepala
sekolah ini diperoleh dari guru dan dari kepala sekolah
sendiri yaitu guru masih belum siap untuk disupervisi
dan jadwal kepala sekolah yang padat.
Warsito (2004) dalam tesisnya dengan judul”
Peranan Kepala Sekolah Sebagai Administrator dan
Supervisor dalam meningkatkan kinerja guru di SD
plus Al Firdaus Surakarta Tahun Pelajaran 2004 /
2005”. Warsito menemukan tiga temuan dalam
penelitiannya bahwa; 1) Peranan Kepala Sekolah
sebagai Administrator dan Supervisor di sekolah telah
diterapkan secara maksimal dan diterima oleh guru. 2)
19
Meningkatnya kinerja guru SD plus Al Firdaus
Surakarta ternyata banyak dipengaruhi oleh peran
Kepala Sekolah. 3) Asumsi bahwa administrasi
menjadi beban bagi guru serta supervisi menjadi
momok bagi guru dapat dikurangi melalui pendekatan
dan motivasi oleh peran Kepala Sekolah.
Jurnal internasional berjudul TAFE head
teachers: Discourse brokers at the managementteaching
interface oleh Black (2003: 8), Meadowbank College of
TAFE Northern Sydney Institute menyatakan bahwa
kepala sekolah harus mempunyai strategi dalam
memanajemen guru. Kepala sekolah merupakan kunci
dalam pengelolaan tersebut. Banyak kegiatan guru
dipengaruhi oleh supervisi yang dilakukan oleh kepala
sekolah. Kegiatan supervisi ini untuk meningkatkan
kinerja guru dalam pendidikan. Supervisi ini mampu
mempengaruhi kinerja guru secara berkelanjutan.
Dijelaskan lebih dalam lagi mengenai pengelolaan guru
dan staf, sarana dan prasarana, hubungan masyara-
kat dengan sekolahan, pengelolaan kesiswaan dan
kurikulum, hal tersebut dalam rangka pendayagu-
naan sumberdaya secara optimal. Pada intinya adalah
pada faktor utama dikelola dengan baik maka
komponen-komponen yang lain akan terimbas juga.
Dengan demikian apabila faktor semangat guru sudah
termotifasi dengan baik maka semua yang berkaitan
dengan tugas guru akan menghasilkan produk yang
optimal.
Journal Effectiveness of the blended Supervision
model: a case study of Student teachers learning to
20
teach in High schools of Zimbabwe oleh Mutandwa,
Muropa and Gadzirayi (2007: 11) menjelaskan bahwa
model supervisi merupakan upaya mengkolaborasikan
atau mencampurkan model tutorial guru dan murid
dalam pembelajaran. Metode ini banyak memfokuskan
pada aktivitas diskusi. Perbedaannya terletak pada
subjek yang melakukan supervisi, yaitu apabila dalam
penelitian terdahulu yang melakukan supervisi adalah
guru terhadap siswa, sedangkan pada penelitian ini
adalah kepala sekolah terhadap guru. Persamaannya
adalah penggunaan metode kualitatif dan pembahasan
metode supervisi dengan cara hubungan kerja sama
atau diskusi.
Mohammad Mustofa. 2012. Peran Kepala
Sekolah dalam Pelaksanaan Supervisi untuk
Meningkatkan Motivasi Kerja Guru di SMAN 2 Malang.
Kesimpulan penelitian tentang peran kepala sekolah
dalam pelaksanaan supervisi untuk meningkatkan
motivasi kerja guru di SMA Negeri 2 Malang adalah: (1)
teknik supervisi yang digunakan kepala sekolah untuk
meningkatkan motivasi kerja guru di SMAN 2 Malang
yaitu teknik supervisi observasi kelas, teknik supervisi
pertemuan individu dan rapat guru; (2) faktor
penunjang Kepala SMA Negeri 2 Malang melakukan
supervisi adalah dalam menjalankan tugas dan
kewajiban sebagai kepala sekolah, menunjukkan
perhatian kepada guru, menimbulkan rasa
kekeluargaan antara kepala sekolah dan guru. Selain
itu dengan melaksanakan supervisi maka kepala
sekolah bisa mengetahui permasalahan guru dalam
21
kegiatan mengajar dan memberikan solusi kepada
guru tersebut sehingga dapat membantu
meningkatkan kemampuan mengajar guru tersebut;
(3) faktor-faktor penghambat yang dihadapi kepala
sekolah dalam pelaksanaan supervisi untuk
meningkatkan motivasi kerja guru di SMA Negeri 2
Malang, terutama adalah masalah waktu pertemuan
untuk supervisi observasi kelas dan supervisi
pertemuan individu dan (4) solusi yang digunakan oleh
kepala sekolah dalam mengatasi faktor penghambat
untuk meningkatkan motivasi kerja guru adalah
dengan mengatur ulang jadwal supervisi observasi
kelas dan supervisi pertemuan individu di hari lain,
karena kedua supervisi tersebut wajib dilakukan.
Penelitian ini terdapat 4 subfokus yaitu 1)
Bagaimanakah perencanaan supervisi observasi kelas
untuk peningkatan kemampuan guru merancang
perangkat pembelajaran di SDN Mijen 1 Kecamatan
Kebonagung Demak? 2) Bagaimanakah pelaksanaan
supervisi observasi kelas untuk peningkatan
kemampuan guru merancang perangkat pembelajaran
di SDN Mijen 1 Kecamatan Kebonagung Demak? 3)
Bagaiamanakah hasil supervisi observasi kelas untuk
peningkatan kemampuan guru merancang perangkat
pembelajaran di SDN Mijen 1 Kecamatan Kebonagung
Demak? 4) Bagaiamanakah tindak lanjut hasil
supervisi observasi kelas untuk peningkatan
kemampuan guru merancang perangkat pembelajaran
di SDN Mijen 1 Kecamatan Kebonagung Demak?
22
2.7 Kerangka Pemikiran
Menyadari posisi guru yang sangat penting
untuk meningkatkan mutu pembelajaran siswa,
berbagai upaya peningkatan mutu guru terus
dilakukan oleh pemerintah. Jalur-jalur peningkatan
mutu guru dikembangkan baik jalur pendidikan dalam
jabatan maupun jalur pendidikan pra jabatan. Secara
bertahap kesejahteraan guru ditingkatkan, antara lain
melalui kenaikan gaji, kelancaran kenaikan pangkat
serta standarisasi. Upaya yang lain yang juga secara
intensif dilakukan adalah melalui kegiatan supervisi.
Tugas pengawasan dan pembinaan guru menjadi
wewenang dan tanggung jawab kepala sekolah. Kepala
Sekolah adalah pemimpin satuan pendidikan yang
bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis
untuk menunjang proses pendidikan pada satuan
pendidikan yang dipimpinnya.
23
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Sumber: data diolah 2014
perencanaan
supervisi observasi
kelas
Supervisi observasi
kelas di SDN
Mijen 1
Kecamatan Kebonagung
Demak
evaluasi supervisi observasi
kelas
pelaksanaan
supervisi observasi kelas
tindak lanjut lasil
supervisi observasi kelas
Kemampuan guru dalam
menyusun
perangkat
pembelajaran
24