BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Untuk mendukung pembuatan skripsi ini, maka perlu dikemukakan hal-hal
atau teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan dan ruang lingkup
pembahasan sebagai landasan dalam pembuatan laporan ini.
A. Definisi Umum Reklame
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia reklame adalah pemberitahuan
kepada umum tentang barang dagangan, dengan pujian atau gambar dan
sebagainya, dengan tujuan agar dagangan tersebut lebih laku. Pengertian
reklame menurut Peraturan Bupati nomer 36 tahun 2011 tentang dasar
pemungutan pajak reklame menyatakan bahwa, reklame adalah benda, alat,
perbuatan atau media yang menurut bentuk dan corak ragamnya untuk tujuan
komersial, dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau
memujikan suatu barang, jasa atau orang, ataupun untuk menarik perhatian
umum kepada suatu barang, jasa atau orang yang ditempatkan atau dapat
dilihat, dibaca, dan/atau didengar dari suatu tempat oleh umum kecuali yang
dilakukan oleh pemerintahan. Dari pengertian reklame diatas, maka definisi
izin reklame secara sederhana adalah izin yang dikeluarkan pemerintah daerah
untuk setiap pendirian reklame.
Reklame berasal dari bahasa Spanyol, kata RE yang artinya kembali atau
berulang-ulang dan CLOMOS yang artinya berseru. Jadi reklame adalah seruan
yang berulang-ulang atau kembali diserukan. Pengertian yang lebih luas soal
9
10
reklame adalah suatu karya seni rupa yang bertujuan untuk menginformasikan,
mengajak, menganjurkan atau menawarkan produk (suatu berupa barang atau
jasa) kepada konsumen dengan cara yang menarik, sehingga konsumen ingin
memiliki, menggunakan atau membelinya.
Perkembangan tekhnologi yang juga diikuti oleh perkembangan pada jenis
dan visual yang ditampilkan oleh papan reklame, reklame bukan lagi hanya
pengertian sederhana seperti spanduk kain dan sejenisnya. Dewasa ini kemajuan
dalam penyelenggaraan reklame banyak menggunakan media visual elektronik,
seperti layar LCD atau dalam pembahasan ini disebut reklame viedotron, juga
reklame yang sebelumnya memang belum ada dalam peraturan-peraturan
terdahulu, tentunya maka akan lebih banyak lagi perkembangan dari pengertian
reklame itu sendiri.
Di Indonesia terdapat kecenderungan membedakan reklame dan iklan
berdasarkan kategori penempatannya, sehingga reklame digunakan untuk
menyebutkan media periklanan luar ruangan, sedangkan iklan untuk
menyebutkan media periklanan dalam ruangan. Namun jika ditinjau dari
etimologinya, reklame dan iklan mempunyai makna yang setara atau sama. Iklan
dari kata i’lan dalam bahasa Arab berarti pengumuman atau pemberitahuan, dan
reklame berarti seruan yang berulang-ulang atau kembali diserukan, maka dapat
disimpulkan kedua istilah tersebut terkait dengan media periklanan ini
mengandung makna yang setara atau sama yaitu untuk kegiatan penyampaian atau
pemberitahuna informasi kepada masyarakat atau khalayak sasaran pesan
tersebut.
11
B. Reklame Menurut Para Ahli
Ada beberapa definisi reklame disini penulis akan menulis tentang definisi
rekalme yang diungkap oleh beberapa ahli.
1.) Menurut W.H van Baarle dan F.E Holannder, reklame adalah suatu
kekuatan yang menarik yang ditujukan kepada kelompok tertentu untuk
membelinya, hal ini dilaksanakan oleh produsen atau pedagang agar dengan
demikian dapat dipengaruhi penjual barang-barang atau jasa dengan cara
yang menguntungkan dirinya sendiri.1
2.) Sementara menurut Berhouwer menjelaskan bahwa reklame merupakan
setia pernyataan yang secara sadar ditujukan kepada publik dalam bentuk
apapun juga yang dilakukan oleh seorang peserta lalu lintas perdanganan,
yang diarahkan kearah sasaran memperbesar penjualan barang-barang atau
jasa yang dimasukkan, oleh pihak yang berkepentingan dalam perniagaan.2
3.) Lalu menurut Durianto reklame adalah sebuah proses komunikasi yang
memiliki tujuan untuk membujuk banyak orang untuk membeli,
menggunakan apa yang direklamekan dan menjadi senuah promosi yang
bisa meningkatkan daya beli orang orang pada produk tersebut3
C. Jenis-jenis Reklame
Jenis-jenis rekalme yang sering kita kenal, ada beberapa reklame yang biasa
digunakan untuk iklan karena rekalme tersebut dianggap dapat menarik banyak
minat terhadap produk yang diiklankan.
1http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-reklame-definisi-jenis-macam.html (diunggah
pada november 2015) (diakses pada juni 2017) 2 http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-reklame-definisi-jenis-macam.html (diunggah
pada november 2015) (diakses pada juni 2017) 3 http://www.pengertianmu.com/2016/10/pengertian-reklame-menurut-para-ahli.html (diunggah pada november 2016) diakses pada juni 2017)
12
1.)Billboard
Pengertian Billboard adalah bentuk promosi iklan luar ruang dan memiliki
ukuran yang cukup besar. Dalam arti yang sebenarnya billboard adalah bentuk
poster dengan ukuran besar dan diletakan tinggi ditempat tertentu yang ramai
dilalui orang. Billboard termasuk model reklame luar ruang yang paling
banyak digunakan.Perembangannya pun cukup pesat. Sekarang di zaman era
digital ini, billboard pun menggunakan tekhnologi baru sehingga muncullah
istilah yang disebut digital billboard. Kontruksi billboard bersifat permanen,
sebagaimana pemasangannya berdiri sendiri, menempel bangunan dengan
kontruksi tetap.
2.)Baliho
Selain billboard di Indonesia juga dikenal baliho, perbedaannya terletak
pada permanen atau tidaknya tempat billboard itu sendiri. Jika tempatnya
merupakan konstruksi sementara atau semi permanen maka billboard
tersebut disebut baliho. Baliho bahannya bisa berupa kayu, logam, kain,
fiberglas dan sebagainya. Isinya merupakan informasi jangka pendek
mengenai acara (event) tertentu atau kegiatan yang bersifat insidentil.
3.)Spanduk
Spanduk adalah jenis reklame visual yang terbuat dari kain yang
memanjang, dipasang melintang diatas jalan atau diantara dua tiang.
13
4.)Poster
Poster merupakan reklame berupa gambar dan tulisan pada selebaran kertas
dan ditempel di tempat-tempat umum.
5.)Plakat
Plakat memiliki bentuk yang hampir sama dengan poster, hanya ukurannya
yang lebih kecil dan biasanya ditempel di tembok atau di pohon-pohon di
tepi jalan.
6.)Mobile
Mobile merupakan reklame berbentuk media tiga dimensi yang dapat
bergerak. Baik bergerak sendiri karena ditiup angin atau dengan mesin
motor penggerak bertenaga listrik.
7.)Neonbox
Neon box adalah jenis reklame yang terbuat dari sinar lampu yang
tersusun bewarna- warni.
8.)Videotron
Videotron adalah full colours LED Display yang mampu menampilkan
teks, gambar atau video dan berbagai animasi dengan semua index warna.
9.)Megatron
Jika sebuah billboard mengikuti perkembangan era digital sudah
menampilkan elektronik berupa gambar bergerak-gerak, maka billboard
tersebut sudah termasuk media reklame modern yang disebut megatron.
14
D. Pengkategorian Reklame
Jenis atau macam-macam reklame merupakan wujudan dari reklame itu
sendiri. Jenis- jenis reklame dapat dikelompokkan menurut tujuan
pengadaannya, sifatnya, tempat pemasangannya dan medianya, dan berikut
kelompok macam-macam reklame.
1.) Menurut tujuan pengadaannya.
a.) Reklame nonkomersial, reklame nonkomersial adalah reklame yang dibuat
untuk kepentingan social, yaitu mengajak, menghimbau, menyampaikan
informasi kepada masyarakat agar bersedia mengikuti pesan yang
disampaikan. Reklame ini biasanya datang dari pemerintah pusat maupun
daerah
b.) Reklame komersial ,reklame komersial adalah reklame yang dibuat untuk
kepentingan bisnis. Tujuannya adalah agar mendapat keuntungan sebesar-
besarnya, biasanya datang dari perusahaan atau bahan usaha milik Negara
maupun swasta
2.) Menurut sifatnya yaitu.
a.) Reklame peringatan, reklame peringatan adalah jenis reklame yang
digunakan untukmengingatkan kepada masyarakat. Hal ini berkaitan
dengan kewajiban dari lembaga pemerintah
15
b.) Reklame permintaan atau ajakan, reklame permintaan atau ajakan
merupakan jenis reklame yang bernada meminta atau mengajak warga
masyarakat agar bersedia menerima ajakan, reklame ini biasa datang dari
pihak pemerintah, swadaya masyarakat, maupun swasta
c.) Reklame penerangan, reklame penerangan adalah reklame jenisn yang
informatif, itu berarti bersifat menyampaikan informasi kepada
masyarakat. Biasanya sering digunakan oleh pemerintah untuk
menyampaikan program-programnya
3.) Reklame menurut pemasangannya.
a.) Reklame luar ruang, reklame luar ruang merupakan reklame yang
operasinya diluar rumah atau gedung. Bentuk reklame luar ruang biasanya
lebih bebas dibandingkan reklame dalam ruang. Reklame jenis ini misalnya
papan nama, papan reklame, spanduk, pamflet dan LED
b.) Reklame dalam ruang, gambar reklame yang cocok dipasang didalam
ruangan (indoor) adalah gambar reklame yang berukuran kecil atau sedang
dengan bahan yang tidak perlu tahan oleh air dan matahari. Seperti reklame
yang terdapat didalam rumah atau gedung seperti di toko-toko, supermarket,
digedung bioskop, dan sebaliknya
4.) Menurut medianya.
a.) Reklame audio
Media yang digunakan adalah suara atau kode bunyi-bunyian tertentu, baik
16
dengan alat tertentu atau dengan vokal suara. Contohnya pada bentuk
reklame tradisional. Tetapi reklame audio modern sekarang sudah banyak
menggunakan yang melalui siaran radio.
b.) Reklame visual
Media yang digunakan adalah objek yang dapat dilihat mata dan gambar,
baik gambar diam maupun gambar yang bergerak (film).
c.) Reklame audio visual
Menggunakan media gabungan dari audio dan visual. Contohnya pada
bentuk reklame yang ditayangkan di televisi, slide atau vidio klip.
Penyampaian reklame ini dianggap paling berhasil karena menarik dan
lebih mudah dipahami.
Perkembangan teknologi sendiri juga diikuti oleh perkembangan pada jenis
dan visual yang ditampilkan oleh papan reklame, reklame bukan lagi hanya
dalam pengertian sederhana seperti spanduk ataupun sejenisnya. Namun
berkembang baik dalam ukuran maupun bentuk tampilan visualnya yang
mengikuti kemajuan tekhnologi itu sendiri. Sebagai media iklan yang ditampilkan
di area luar ruang outdoor advertising memiliki berbagai macam tipe,bentuk
yang jumlahnya sangat banyak dan beraneka ragam.
Contoh dari perkembangan teknologi yang juga berakibat pada perkembangan
visual reklame adalah sebagai berikut, Billboard, baliho, megatron, videotron,
neon box, pylon sign, spanduk banner, dll. Dari istilah dan nama diatas
17
sebenarnya memiliki fungsi yang sama sebagai alat propaganda promosi, hanya
dari segi bentuk kontruksi, dan visualnya saja yang memiliki perbedaan.
E. Pengertian umum pajak reklame
1.) Pajak reklame.
Pajak reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Reklame adalah
benda, alat perbuatan, atau media yang menurut bentuk dan corak ragamnya
untuk tujuan komersial, dipergunaan untuk memperkenalkan, menganjurkan
atau memuji suatu barang, jasa atau orang, ataupun untuk mencari perhatian
umum kepada suatu barang, jasa atau orang yang ditempatkan atau dapat
dilihat, dibaca dan atau didengarkan dari suatu tempat umum kecuali yang
perlukan oleh pemerintah.
2.) Subyek pajak reklame
Subjek pajak reklame adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan
atau melakukan pemesanan atau permohonan izin reklame.
3.) Objek pajak reklame
Objek pajak reklame adalah semua penyelenggaraan reklame yang meliputi:
a.) Reklame papan/billboard antara lain papan merk, neon sign/neon boks dan
baliho.
b.) Reklame megatron/videotron/large electronic display (LED).
c.) Reklame kain (spanduk).
d.) Reklame melekat (stiker);
e.) Reklame selebaran;
f.) Reklame berjalan (termasuk pada kendaraan );
18
g.) Reklame udara (balon udara);
h.) Reklame suara;
i.) Reklame film/slide;
j.) Reklame peraga.
Beberapa pengecualian yang tidak termasuk sebagai objek Pajak Reklame,
yaitu :
a.) Penyelenggaraan reklame melalui internet, televisi, radio, warta harian,
warta mingguan, warta bulanan, dan sejenisnya.
b.) Label atau merek produk yang melekat pada barang yang diperdagangkan,
yang berfungsi untuk membedakan dari produk sejenis lainnya.
c.) Nama pengenal usaha atau profesi yang dipasang melekat pada bangunan
tempat usaha atau profesi diselenggarakan sesuai ketentuan yang mengatur
nama pengenal atau profesi tersebut.
d.) Reklame yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat atau pemerintah
daerah.
e.) Penyelenggaraan reklame lainnya yang ditetapkan dengan peraturan daerah,
misalnya penyelenggaraan reklame yang diadakan khusus untuk kegiatan
sosial, pendidikan, keagamaan, dan politik tanpa sponsor.
5.) Wajib pajak reklame.
Sedangkan Wajib Pajak Reklame adalah orang pribadi atau badan tersebut.
Apabila penyelenggaraan reklame dilaksanakan melalui pihak ketiga, misalnya
perusahaan jasa periklanan, pihak ketiga tersebut menjadi wajib Pajak
Reklame. Dalam menjalankan kewajiban perpajakan, wajib pajak dapat
19
diwakili oleh pihak tertentu yang dapat diperkenankan oleh undang-undang
dan peraturan daerah tentang Pajak Reklame. Wakil wajib pajak berrtanggung
jawab secara pribadi dan atau secara tanggung renteng atas pembayaran pajak
terutang. Selain itu, wajib pajak dapat menunjukan seorang kuasa dengan surat
kuasa khusus untuk menjalankan hak dan memenuhi kewajiban
perpajakannya.
Seperti yang telah dikutip diatas bahwa reklame non pajak salah satunya adalah
reklame milik pemerintah, di dalam aturan mainnya reklame pemerintah akan
disewakan kepada orang yang ingin memasang iklan produk atau jasa nya di
reklame milik pemerintah tersebut, sehingga pemerintah sebagai penyelenggara
reklame dalam hal ini,dan orang yang menyewa disebut pihak ketiga.
Orang yang menyewa reklame milik pemerintah dikenakan biaya yang telah
diatur dalam peraturan daerah kabupaten maupun propinsi masing-masing yang
berbeda perhitunganya di setiap daerah.
Hal ini juga yang membuat ketertarikan bagi masyarakat yang ingin
menyelenggarakan reklame sewaan, atau dalam artian orang yang membuat
sebuah papan reklame yang nanti isinya disewakan kepada orang lain yang
akan memasang iklan produk atau jasa yang ditawarkannya.
F. Dasar hukum pajak reklame
Pajak Reklame adalah pajak yang kewenangan memungutnya diberikan kepada
kota/kabupaten. Hal ini diatur di dalam Pasal 43 sampai dengan Pasal 51 UU
28/2009. Dalam undang-undang ini, besaran tarif, tata cara pembayaran dan
tempat pembayaran diatur di dalam Perda masing-masing daerah. Sehingga dari
20
pemaparan di atas, jelas bahwa kedudukan pajak daerah ini sangat jelas dan sah
berdasarkan undang-undang.
Pada dasarnya kewenangan pemerintah daerah, baik kota / kabupaten
maupun propinsi, untuk memungut biaya dari masyarakat diatur di dalam UU No.
28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Kedudukan dari
Undang-Undang ini adalah sebagai dasar bagi kewenangan daerah -sekaligus
membatasi kewenangan daerah-dalam memungut biaya dari masyarakat.
Sedangkan, besaran biaya dan tata cara teknis pemungutan di atur lebih lanjut
oleh Peraturan Daerah /Perda di daerah masing-masing.
Terdapat 2 (dua) jenis pungutan yang dapat dilakukan oleh pemerintah
daerah kepada masyarakat di dalam wilayah hukumnya. Pertama, pajak daerah.
Pajak daerah ialah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan
tidak mendapatkan imbalan secara langung dan digunakan untuk keperluan daerah
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pada Pasal 2 UU 28/2009 secara
limitatif, tidak ada pajak lain yang dapat dikutip selain jenis pajak yang
disebutkan di dalam undang-undang ini.
Kedua, yakni retribusi. UU 28/2009 telah menentukan jenis dan klasifikasi
retribusi yang diwajibkan. Namun demikian, berbeda dengan pajak yang sifatnya
limitatif, berdasarkan Pasal 150 UU 28/2009 Pemda diberikan keleluasaan untuk
mengutip dan menambah jenis-jenis retribusi baru di luar dari retribusi yang telah
ditentukan di dalam undang-undang ini. Sehingga walaupun di dalam
21
undang-undang ini tidak disebutkan retribusi sewa tanah, namun Pemda dapat
membuat jenis retribusi sewa tanah di dalam Perda.
G. Pajak reklame bagi pendapatan asli daerah (PAD)
Perlu kita ketahui berdasarkan Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang
perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, pendapatan asli
daerah disefinisikan sebagai pendapatan yang diperolah daerah yang dipungut
berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dari
pengertian Pendapatan Asli Daerah di atas, penjelasan masing-masing sumber
pendapatan asli daerah tersebut adalah sebagai berikut:
1.) Pajak Daerah
Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib
kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
2.) Retribusi Daerah
Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah pungutan
daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang
khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk
kepentingan orang pribadi atau badan.
3.) Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
22
Kekayaan negara yang dipisahkan adalah komponen kekayaan negara
yang pengelolaannya diserahkan kepada Badan Usaha Milik Negara atau
Badan Usaha Milik Daerah. Pengelolaan kekayaan negara yang
dipisahkan ini merupakan subbidang keuangan negara yang khusus ada
pada negara-negara nonpublik.
Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan merupakan bagian dari
PAD daerah tersebut, yang antara lain bersumber dari bagian laba dari perusahaan
daerah, bagian laba dari lembaga keuangan bank, bagian laba atas penyertaan
modal kepada badan usaha lainnya. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah
meliputi :
1.) Hasil penjualan kekayaan Daerah yang tidak dipisahkan;
2.) Jasa giro;
3.) Pendapatan bunga;
4.) Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing;
dan Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan
dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh Daerah.
Menurut Dr. Muhammad Fauzan pendapatan asli daerah adalah sebagai
sumber pembiayaan pemerintah daerah, PAD dapat dihasilkan melalui beberapa
sumber penerimaan terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil
perusahaan milik dan hasil pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan,
dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah4.
“Sedangkan menurut Mardiasmo "Pendapatan Asli Daerah adalah
penerimaan yang diperoleh dari penerimaan sektor pajak daerah, retribusi daerah,
4 http://materipengetahuanumum.blogspot.co.id/2016/10/pengertian-pendapatan-asli-daerah.html
(diunggah pada november 2010) (diakses pada juli 2011)
23
hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, dan lain-lain pendapata asli daerah yang disahkan"5.
Dari berbagai pendapat mengenai PAD di atas dapat disimpulkan bahwa
Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan daerah yang sumbernya berasal dari
daerah itu sendiri berupa dana yang pemerolehannya dikelola oleh pemerintah
daerah beserta jajarannya dan telah diatur oleh peraturan perundang-undangan.
Dengan kata lain pendapatan asli daerah merupakan pendapatan yang diterima
oleh pemerintah daerah atas segala sumber-sumber atau potensi yang ada pada
daerah yang harus diolah oleh pemerintah daerah dida lam memperoleh
pendapatan daerah.
Dalam era otonomi daerah, Pemerintah Daerah dituntut aktif, kreatif dan
mampu menggali potensi yang dimiliki dalam meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) dalam pembiayaan penyelenggaraan pembangunan di
daerahnya.Salah satu upaya Pemerintah Daerah untuk meningkatkan penerimaan
keuangannya yaitu dengan pemungutan pajak daerah khususnya pajak reklame,
yang mana pajak reklame merupakan salah satu potensi terbesar yang harus di
berdayakan pada setiap daerah, termasuk juga di Kabupaten Bojonegoro.
Hal ini merupakan tugas pelaksanaan dan pengimplementasian peraturan
bupati nomer 36 tahun 2011 dalam perubahannya peraturan bupati nomer 36
jtahun 2014 tentang perizinan reklame dan perhitungan pajaknya, agar pengenaan
pajak reklame dapat berperan bagi penambahan pendapatan asli daerah di
5 http://materipengetahuanumum.blogspot.co.id/2016/10/pengertian-pendapatan-asli-daerah.html
(diunggah pada november 2010) (diakses pada juli 2011)
24
Kabupaten Bojonegoro. Dewasa ini reklame yang menjamur di kawasan
kecamatan kota Bojonegoro menjadi acuan bahwa sebenarnya pendapatan asli
daerah melalui pemungutan pajak reklame bisa sangat berpengaruh, itu juga yang
membuat penulis berpikir bahwa perizinan reklame sebenarnya adalah sebagai
pintu utama dalam efektifitas pemungutan pajak reklame.
Selain tugas pemerintah dalam penerapan perizinan penyelenggaraan
reklame guna menekan keefektifan penerapan pajak reklame di kabupaten
Bojonegoro, masyarakat pada umumnya juga berperan serta dalam pengawasan
penyelenggaraan rekame dengan melapor kepada pihak terkait apabila ada
reklame yang menurut masyarakat menyalahi aturan.
H. Perizinan Reklame Secara Umum
Dalam perizinan reklame kita harus megetahui apa itu perizinan, sebagaimana
yang kita ketahui sebelumnya pendirian reklame memerlukan izin kepada
pemerintah kabupaten dalam pendiriannya. Perizinan penyelenggaraan reklame di
Kabupaten Bojonegoro, tak banyak berbeda dengan daerah lainnya, perizinan
diawali dengan pengajuan penyelenggaraan reklame di dinas perizinan Kabupaten
bojonegoro, dan melengkapi seluruh administrasi yang telah ditentukan, kemudian
pelaksanaan survei lapangan dilakukan oleh petugas dari tim teknis perizinan
reklame Kabupaten Bojonegoro.
1.) Pengertian Perizinan
Di dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perizinan Terpadu di
25
Daerah bahwa izin diberikan sebagai dokumen yang dikeluarkan oleh
pemerintah berdasarkan peraturan daerah atau peraturan lain yang merupakan
bukti legalitas, menyatakan sah atau diperbolehkannya seseorang atau badan
untuk melakukan usaha atau kegiatan tertentu, sehingga pengertian izin dalam
hal ini berbentuk tertulis yakni berupa dokumen, tetapi pemberian izin secara
lisan tidak termasuk.
Mentatati perizinan juga merupakan tanda bahwa sebagai warga negara yang
baik harus memilki rasa bertanggung jawab atas aturan yang diundangkan oleh
pemerintahnya
“Menurut Sjahchran Basah izin adalah Perbuatan Hukum Administrasi Negara
bersegi satu yang mengaplikasikan peraturan dalam hal konkreto berdasarkan
persyaratan dan prosedur sebagaimana ditetapkan oleh ketentuan peraturan
perundang-undangan6”
Menurut E.Utrecht pembuat peraturan umumnya tidak melarang suatu
perbuatan,tetapi masih juga memperkenankannya asal saja diadakan secara
yang ditentukan untuk masing-masing hal konkret,maka keputusan
Administrasi Negara yang memperkenankan perbuatan tersebut bersifat suatu
izin7
”Menurut Bagir Manan Izin dalam arti luas berarti suatu persetujuan dari
penguasa berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk memperbolehkan
melakukan suatu tindakan atau perbuatan tertentu yang selama ini dilarang8”
6 http://specialpengetahuan.blogspot.co.id/2014/12/pengertian-perizinan-vergunning-menurut.html
(diunggah pada desember 2014) (diakses pada juli 2014) 7 http://specialpengetahuan.blogspot.co.id/2014/12/pengertian-perizinan-vergunning-menurut.html
(diunggah pada desember 2014) (diakses pada juli 2014) 8 http://www.negarahukum.com/hukum/pengertian-perizinan.html (diunggah pada juni 2014) (diakses pada juli 2014)
26
“Menurut Kranenburg-Veting Izin itu sebagai suatu perbuatan hukum yang
bersegi satu yang dilakukan oleh pemerintah, sedangkan konsesi adalah suatu
perbuatan hukum yang bersegi dua, yakni suatu perjanjian yang diadakan
antara yang memberi konsesi dan yang diberi konsesi9”
2.) Fungsi dan Tujuan Perizinan
Izin merupakan instrumen yuridis yang digunakan oleh pemerintah untuk
mempengaruhi para warga agar mau mengikuti cara yang dianjurkannya guna
mencapai suatu tujuan konkret. Sebagai suatu instrumen, izin berfungsi selaku
ujung tombak instrumen hukum sebagai pengarah, perekayasa, dan perancang
masyarakat yang adil dan makmur itu dijelmakan. Hal ini berarti lewat izin
dapat diketahui bagaimana gambaran masyarakat yang adil dan makmur itu
terwujud.
Persyaratan yang terkandung dalam izin merupakan pengendali dalam
memfungsikan izin itu sendiri. Karena dengan izin pemerintah dapat
melakukan pengendalian terhadap siapa saja yang meminta melakukan
pemohonan izin tersebut. Apabila dikatakan bahwa izin itu dapat difungsikan
sebagai instrumen pengendali dan instrumen untuk mewujudkan masyarakat
yang adil dan makmur, sebagaimana yang diamanatkan dalam alinea keempat
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, penataan dan pengaturan izin ini
sudah semestinya harus dilakukan dengan sebaik-baiknya, berkenaan dengan
9 http://www.negarahukum.com/hukum/pengertian-perizinan.html (diunggah pada juni 2014)
(diakses pada juli 2014)
27
fungsi-fungsi hukum modern, izin dapat diletakkan dalam fungsi menertibkan
masyarakat.
Mengenai penegakannya, di Kabupaten Bojonegoro itu sendiri dilakukan
oleh beberapa instansi pemerintahan dan masing-masing memliki tugas dan
wewenangnya sendiri. Instansi yang berwenang tersebut adalah Kantor
Pelayanan Perizinan sebagai front office atau pengurusan administrasi, dari
ketentuan peraturan bupati nomer 36 tahun 2011 tentang penyelenggaraan
reklame dan perhitungan pajak reklame.Dinas Pekerjaan Umum dan
Perumahan sebagai instansi teknis yang mengurus mengenai reklame yang
berkonstruksi, Badan Pendapatan Daerah sebagai instansi yang berkaitan
pengurusan pajaknya
3.) Ketentuan umum perizinan reklame
Dalam hal ini badan perijinan bertanggung jawab terhadap proses pemberian
izin pemasangan reklame, dan atas dasar pertimbangan tim teknis perizinan
Kabupaten Bojonegoro. Untuk memperoleh izin pemasangan reklame yang
sebagaimana dimaksud, pemohon diwajibkan mengisi formulir pendaftaran
yang sudah disediakan terlebih dahulu, adapaun persyaratan yang harus
dilengkapi sebelum pemohon mengisi formulir adalah untuk reklame insidentil
adalah sebagai berikut :
a.) Surat permohonan
b.) foto copy KTP
28
c.) pernyataan pemohon ijin tentang kesanggupan memenuhi ketentuan
peraturan perundang undangan.
Sedangkan untuk izin pendirian reklame permanen persyaratan yang
dibutuhkan adalah sebagai berikut :
a.) Surat permohonan
b.) foto copy KTP
c.) Surat pernyataan/perijinan sewa apabila lahan tersebut bukan milik sendiri.
d.) IMB (izin mendirikan bangunan)
e.) Pernyataan pemohon ijin tentang kesanggupan memenuhi ketentuan
peraturan perundang undangan.
f.) Memberikan uang jaminan biaya penurunan/pembongkaran
Apabila pemohon telah memenuhi persyaratan pendirian reklame, maka
langkah selanjutnya adalah diadakannya pembahasan dan peninjauan ke
lapangan/lokasi tempat pendirian reklame oleh tim teknis perijinan reklame
Kabupaten Bojonegoro. Izin reklame tersebut berlaku paling lama 1 tahun
sejak SK ijin diterbitkan dan dapat diperpanjang lagi apabila telah habis masa
berlakunya, dan apabila seluruh persyaratan dan izin pendirian telah diberikan
maka akan diberi tanda/kode oleh pemerintah badan perijinan Kabupaten
Bojonegoro. Hal tersebut merupakan peraturan yang telah ditetapkan oleh
29
bupati yang dikutip pada peraturan bupati nomer 36 tahun 2011 dan
perubahanya pada peraturan bupati nomer 36 tahun 2014.
I. Pengawasan penyelenggaraan reklame
Pengawasan merupakan langkah akhir bagi terwujudnya sebuah penerapan atau
aturan yang telah diberlakukan, maka pengawasan bersifat wajib agar tidak
terjadinya penlanggaran atau ketidak selarasan implementasi terhadap sebuah
aturan yang berlaku.
1.) Pengertian pengawasan
Dalam kaitannya dengan pengertian pengawasan terdapat berbagai macam
pengertian. Pengertian pengawasan menurut beberapa ahli sebagai berikut:
a.) Lyndal F. urwick, pengawasan adalah upaya agar sesuatu dilaksanakan
sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan dan instruksi yang
dikeluarkan.
b.) Sondang Siagian, pengawasan adalah proses pengamatan pelaksanaan
seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditemukan sebelumnya.
c.) George R Terry, pengawasan adalah proses penentuan apa yang harus
dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan, yaitu menilai
pelaksanaan dan bila perlu melakukan perbaikan-perbaikan sehingga
pelaksanaan sesuai dengan rencana yaitu selaras dengan standar.
30
d.) Stephen Robein, pengawasan adalah proses mengikuti perkembangan
kegiatan untuk menjamin (to ensure) jalannya pekerjaan dengan demikian,
dapat selesai secara sempurna (accomplished) sebagaimana yang
direncanakan sebelumnya dengan pengoreksian beberapa pemikiran yang
saling berhubungan.
e.) David granick, pengawasan pada dasarnya memiliki tiga fase yaitu; fase
legislatif, fase administratif, dan fase dukungan.
f.) Abdurrahman, menguraikan ada beberapa faktor yang membantu
pengawasan dan mencegah berbagai kasus penyelewengan serta
penyalahgunaan wewenang, yaitu filsafat yang dianut suatu bangsa tertentu,
agama yang mendasari seorang tersebut, kebijakan yang dijalankan,
anggaran pembiayaan yang mendukung, penempatan pegawai dan prosedur
kerjanya, serta kemantapan koordinasi dalam organisasi.
2.) Tujuan pengawasan
a.) Untuk mengetahui apakah sesuatu kegiatan berjalan sesuai dengan rencana
yang digariskan.
b.) Untuk mengetahui apakah segala sesuatu dilaksanakan dengan instruksi
serta asas-asas yang telah ditentukan.
c.) Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan, kelemahan-kelemahan dalam
bekerja.
d.) Untuk mengetahui apakah kegiatan berjalan efisien.
31
e.) Untuk mencari jalan keluar, bila ternyata dijumpai kesulitan-kesulitan dan
kegagalan ke arah perbaikan.
Seperti yang telah penulis sebutkan bahwa pengawasan adalah langkah akhir
tujuan dari sebuah proses terwujudnya peraturan atau perundang-undangan yang
telah disahkan, kaitannya dengan penyelenggaraan reklame adalah bagaimana
pengawasan tersebut harus dilakukan baik oleh pemerintah maupun oleh
masyarakat itu sendiri. Dalam hal ini pemerintah sebagai pembuat peraturan
tidak boleh lepas tangan atas peraturan yang telah ia terbitkan, pemerintah
selaku penerbit peraturan harus senantiasa melakukan pengecekan terhadap alur
perizinan pendirian reklame dan penghitungan pemungutan pajaknya.
Masyarakat juga mempunyai peran serta dalam pengawasan penyelenggaraan
reklame, masyarakat dituntut pro aktif dalam pengawasan penyelenggaraan
reklame.
Reklame sebagai alat promosi produk atau jasa, sebenarnya adalah salah satu
sumber dari pendapatan asli daerah Kabupaten Bojonegoro, tinggal bagaimana
pemerintah menyikapi hal ini, apabila perizinan penyelenggaraan reklame
dilakukan dengan benar sesuai dengan peraturan bupati nomer 36 tahun 2011
dalam perubahannya pada peraturan bupati nomer 36 tahun 2014 maka dapat
dikatan langkah-langkah pembenahan selanjutnya sudah bisa mengikuti.