22
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Disiplin Belajar
Belajar ialah berusaha atau berlatih supaya mendapat suatu kepandaian
(Poerwadarminta, 2007: 121). Belajar menurut Slameto (2010:2) merupakan
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut
Djamarah (2008:13) belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman
individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif,
Pengaruh Disiplin Belajar..., Ratih Dwi Prasetyaningrum, FKIP UMP, 2014
23
afektif, dan psikomotor. Menurut Oakeshott dalam Peters (2010:108)
“Learning is the comprehensive activity in which we come to know
ourselves and the world around us”. Pernyataan tersebut dapat diartikan
bahwa belajar adalah aktivitas seseorang yang luas untuk mengetahui
dirinya sendiri dan dunia disekitarnya.
Disiplin menurut Poerwadarminta (2007: 296) adalah ketaatan dan
kepatuhan pada aturan dan tata tertib. Disiplin menurut Mulyasa (2010: 191)
adalah suatu keadaan tertib, ketika orang telah tergabung dalam suatu sistem
dan tunduk pada peraturan-peraturan yang ada dengan senang hati. Menurut
Hoffman (1970) dalam Hurlock (1980: 82) disiplin merupakan cara
masyarakat mengajar anak agar mempunyai perilaku moral
yang disetujui oleh kelompok, sedangkan menurut
Semiawan (2008) dalam Naim (2012: 142) disiplin merupakan pengaruh
yang dirancang untuk membantu anak mampu menghadapi lingkungan.
Disiplin menurut Kemendiknas (2010: 9) merupakan tindakan yang
menunjukkan suatu perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan
peraturan. Disiplin tumbuh dari kebutuhan menjaga keseimbangan antara
kecenderungan dan keinginan individu untuk berbuat agar memperoleh
sesuatu, dengan pembatasan atau peraturan yang diperlukan oleh lingkungan
terhadap dirinya.
Balitbang-Puskur (2001) dalam Zuriah (2008: 198) menyatakan bahwa
tumbuhnya disiplin diri dari sikap dan perilaku sebagai cerminan dari
ketaatan, kepatuhan, ketertiban, kesetiaan, ketelitian, dan keteraturan
7
Pengaruh Disiplin Belajar..., Ratih Dwi Prasetyaningrum, FKIP UMP, 2014
24
perilaku seseorang terhadap norma dan aturan yang berlaku. Tidjani (2012)
dalam Naim (2012: 143) mengatakan bahwa disiplin adalah sikap menaati
peraturan dan ketentuan yang telah diterapkan tanpa pamrih. Selain
mengandung arti taat dan patuh pada peraturan, disiplin juga mengandung
arti kepatuhan kepada perintah pemimpin, perhatian dan kontrol yang kuat
terhadap penggunaan waktu, tanggung jawab atas tugas yang diamanahkan,
serta kesungguhan terhadap bidang keahlian yang ditekuni. Berdasarkan
beberapa pengertian mengenai disiplin dan belajar menurut para ahli di atas
maka dapat disimpulkan bahwa disiplin belajar adalah sikap taat, patuh, dan
tertib seseorang terhadap aturan yang menjadikan dirinya memperoleh
sebuah perubahan tingkah laku yang menjadi lebih baik, terutama dalam
bidang kognitif, afektif, dan psikomotor terhadap interaksinya dengan
lingkungan tanpa adanya rasa terpaksa.
Seseorang dikatakan disiplin apabila melakukan pekerjaan dengan tertib
dan teratur sesuai dengan waktu dan tempatnya, serta dikerjakan dengan
penuh kesadaran, ketekunan, dan tanpa paksaan dari siapa pun atau ikhlas
(Zuriah, 2008: 83). Menurut Sulono (2012) dalam Naim (2012: 146) ada
beberapa bentuk kedisiplinan dalam konteks pembelajaran di sekolah.
Pertama, hadir di ruangan tepat waktu. Kedisiplinan hadir di ruangan tepat
waktu akan memacu kesuksesan dalam belajar. Kedua, tata pergaulan di
sekolah. Sikap untuk berdisiplin dalam tata pergaulan di sekolah ini bisa
diwujudkan dengan tindakan-tindakan menghormati semua orang yang
bergabung di dalam sekolah, menghormati pendapat mereka, menjaga diri
Pengaruh Disiplin Belajar..., Ratih Dwi Prasetyaningrum, FKIP UMP, 2014
25
dari perbuatan-perbuatan dan sikap yang bertentangan dengan agama, saling
tolong-menolong dalam hal yang terpuji serta harus selalu bersikap terpuji.
Ketiga, mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler juga
merupakan serentetan program sekolah, siswa juga dituntut berdisiplin atau
aktif mengikutinya dengan mencurahkan segala potensi yang mereka miliki,
baik bersifat fisik, mental, emosional, dan intelektual. Keempat, belajar
dirumah. Belajar di rumah secara teratur dapat membuat siswa menjadi
lebih ingat terhadap pelajaran yang telah dipelajari dan lebih siap untuk
menghadapi pelajaran yang akan dihadapi.
Menurut Maman Rachman dalam (Naim, 2012: 147) mengemukakan
bahwa tujuan disiplin sekolah adalah pertama, memberi dukungan bagi
terciptanya perilaku yang tidak menyimpang. Kedua, mendorong siswa
melakukan baik dan benar. Ketiga, membantu siswa memahami dan
menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan menjauhi melarang
hal-hal yang dilarang oleh sekolah. Keempat, siswa belajar hidup dengan
kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat baginya serta
lingkungannya. Mulyasa (2010: 192) menyatakan bahwa disiplin sekolah
yang didalamnya terdapat disiplin belajar merupakan bantuan kepada
peserta didik agar mereka mampu berdiri sendiri dalam memecahkan
berbagai permasalahan sehingga dapat menggapai hasil atau prestasi belajar
yang optimal dengan proses yang menyenangkan. Naim (2012: 144)
mengatakan bahwa hidup disiplin akan menuai hadiah. Selanjutnya,
Pengaruh Disiplin Belajar..., Ratih Dwi Prasetyaningrum, FKIP UMP, 2014
26
dikatakan oleh Hurlock (1978: 83) bahwa dengan anak membutuhkan
disiplin maka mereka bahagia.
Ada empat hal penting yang harus dipertimbangkan dalam
mendisiplinkan anak menurut Unaradjan (2003: 15) yaitu:
1) Aturan-aturan (Rules)
Aturan digambarkan sebagai suatu pola perilaku anak di rumah, di
sekolah, maupun di masyarakat. Aturan-aturan tersebut memiliki nilai
pendidikan dan membantu anak untuk menahan perilaku yang tidak
diinginkan oleh masyarakat. Aturan tersebut banyak dijumpai di sekolah,
karena kelompok sekolah lebih besar daripada kelompok keluarga,
sehingga aturan-aturan tersebut penting untuk diterapkan di sekolah.
2) Hukuman (Punishment)
Beberapa fungsi hukuman dalam menanamkan disiplin adalah sebagai
berikut: yang bersifat membatasi, yang bersifat mendidik, dan sebagai
pembangkit motivasi untuk menghindari perilaku yang ditolak
masyarakat.
3) Imbalan (Reward)
Imbalan merupakan suatu penghargaan untuk hasil baik yang telah
dicapai. Imbalan tidak harus berbentuk materi, tetapi bisa juga dalam
bentuk kata-kata yang menyenangkan (pujian), senyuman, tepukan, dan
belaian.
4) Konsistensi
Pengaruh Disiplin Belajar..., Ratih Dwi Prasetyaningrum, FKIP UMP, 2014
27
Konsistensi berarti suatu derajat kesesuaian atau stabilitas (uniformity
or stability). Konsistensi harus menjadi ciri dari seluruh segi dalam
penanaman disiplin. Hukuman diberikan bagi perilaku yang tidak sesuai
dan hadiah untuk yang sesuai.
Indikator keberhasilan disiplin di sekolah dan di kelas menurut
Kemendiknas (2010: 27) dapat dilihat dalam tabel 2.1 berikut ini:
Tabel 2.1 Indikator Keberhasilan Disiplin di Sekolah dan di Kelas
Nilai Indikator Sekolah Indikator Kelas
Disiplin Memiliki catatan
kehadiran. Memberikan
penghargaan kepada
warga sekolah yang
disiplin. Memiliki tata tertib
sekolah. Membiasakan warga
sekolah untuk
berdisiplin. Menegakkan aturan
dengan memberikan
sanksi secara adil
bagi pelanggar tata
tertib sekolah.
Membiasakan hadir
tepat waktu. Membiasakan
mematuhi aturan.
Pengaruh Disiplin Belajar..., Ratih Dwi Prasetyaningrum, FKIP UMP, 2014
28
Keterkaitan nilai dan indikator disiplin untuk sekolah dasar menurut
Kemendiknas (2010: 33) dapat dilihat dalam tabel 2.2 berikut ini:
Tabel 2.2 Keterkaitan Nilai dan Indikator Disiplin untuk Sekolah Dasar
Nilai
Indikator
1-3 4-6
Disiplin Datang ke sekolah dan
masuk kelas pada waktunya.
Menyelesaikan tugas pada
waktunya.
Melaksanakan tugas-tugas
kelas yang menjadi tanggung
jawabnya.
Saling menjaga dengan
teman agar semua tugas-
tugas kelas terlaksana
dengan baik.
Duduk pada tempat yang
telah ditetapkan.
Selalu mengajak teman
menjaga ketertiban kelas.
Menaati peraturan sekolah
dan kelas.
Mengingatkan teman yang
melanggar peraturan dengan
kata-kata sopan dan tidak
menyinggung.
Berpakaian rapi. Berpakaian sopan dan rapi.
Mematuhi aturan permainan. Mematuhi aturan sekolah.
Berdasarkan beberapa uraian teori tentang disiplin dan indikator disiplin
menurut Kemendiknas maka dapat disimpulkan bahwa indikator disiplin
belajar di sekolah antara lain:
a. Tertib dan patuh pada seluruh peraturan dan ketentuan yang berlaku
terutama pada belajar.
b. Mengerjakan segala sesuatu dengan tepat waktu.
c. Memberikan penghargaan.
d. Menegakkan aturan dengan memberikan sanksi secara adil bagi
pelanggar tata tertib.
2. Rasa Ingin Tahu
Pengaruh Disiplin Belajar..., Ratih Dwi Prasetyaningrum, FKIP UMP, 2014
29
Ingin Tahu merupakan perasaan atau sikap yang kuat untuk mengetahui
sesuatu atau dorongan kuat untuk mengetahui lebih banyak tentang sesuatu
(KBBI, 2007: 433). Rasa ingin tahu atau curiosity menurut Samani dan
Hariyanto (2012: 104) adalah keinginan menyelidiki dan mencari
pemahaman terhadap rahasia alam. Kuriositas (rasa ingin tahu) menurut
Mustari (2011: 104) adalah emosi yang dihubungkan dengan suatu perilaku
mengorek secara alamiah. Rasa ingin tahu menurut Kemendiknas (2010:
16), adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
Jadi, kesimpulan rasa ingin tahu berdasarkan pengertian di atas adalah
sikap seseorang yang kuat untuk mengetahui, menyelidiki dan mencari
suatu hal lebih dalam dan luas terhadap sesuatu yang sedang dipelajari.
All children are born with an innate sense of curiosity; indeed, it is fair
to claim that it is a pre-requisite for learning (Hayes, 2010: 98) yang artinya
semua anak terlahir dengan rasa ingin tahu yang dibawa sejak lahir, hal
tersebut cukup untuk membantu anak dalam belajar. Munculnya rasa ingin
tahu manusia tidak begitu saja. Ada faktor tertentu yang mempengaruhinya.
Fakor tersebut adalah sistem saraf sentral yang berpusat diotaknya, di
samping sistem saraf periferi yang ada pada seluruh tubuhnya (Naim,
2012:171). Otak manusia harus terus menerus dilatih dan diasah untuk
meningkatkan ketajaman berpikirnya, oleh sebab itu manusia senantiasa
memiliki rasa ingin tahu.
Pengaruh Disiplin Belajar..., Ratih Dwi Prasetyaningrum, FKIP UMP, 2014
30
Rasa ingin tahu menjadikan manusia tidak cepat puas apabila belum
mendapatkan jawaban. Rasa ingin tahu muncul sangat kuat pada masa anak-
anak, tetapi pada masa tersebut anak di dalam mencari jawaban masih
semaunya sendiri dan tidak sistematis. Hal tersebut membuat orang tua
sangat berperan aktif untuk mendukung, membantu dan mengarahkan anak
dalam menemukan jawaban atas rasa ingin tahunya (Naim, 2012: 172).
Rasa ingin tahu seorang anak akan melemah apabila orang-orang
disekelilingnya terlalu sibuk, terlalu malas atau terlalu bodoh untuk
memuaskan rasa ingin tahu anak (Aly dan Rahma, 2010: 5). Rasa ingin tahu
harus ditumbuhkembangkan, dirawat, dan diberi jawaban secara benar. Saat
usia anak semakin dewasa, rasa ingin tahu dapat dijawab dengan cara yang
lebih sistematis, yaitu dengan belajar (Naim, 2012: 172).
Rasa ingin tahu anak di dalam pembelajaran dapat dibangkitkan dengan
cara guru melakukan berbagai kegiatan, antara lain memberikan cerita yang
menimbulkan rasa penasaran dan pertanyaan (Mulyasa, 2010: 197).
Kegiatan tersebut akan sangat efektif untuk membangkitkan rasa ingin tahu
siswa.
Indikator keberhasilan rasa ingin tahu menurut Kemendiknas (2010: 28)
dapat dilihat dalam tabel 2.3 berikut ini:
Tabel 2.3 Indikator Keberhasilan Rasa Ingin Tahu
Nilai Indikator Sekolah Indikator Kelas
Pengaruh Disiplin Belajar..., Ratih Dwi Prasetyaningrum, FKIP UMP, 2014
31
Rasa Ingin Tahu Menyediakan
media komunikasi
atau informasi
(media cetak atau
media elektronik)
untuk berekspresi
bagi warga sekolah.
Memfasilitasi
warga sekolah
untuk bereksplorasi
dalam pendidikan,
ilmu pengetahuan,
teknologi, dan
budaya.
Menciptakan
suasana kelas yang
mengundang rasa
ingin tahu.
Eksplorasi
lingkungan secara
terprogram.
Tersedia media
komunikasi atau
informasi (media
cetak atau media
elektronik).
Keterkaitan nilai dan indikator rasa ingin tahu untuk Sekolah Dasar
menurut Kemendiknas (2010: 36) dapat dilihat dalam tabel 2.4 berikut ini:
Tabel 2.4Keterkaitan Nilai dan Indikator Rasa Ingin Tahu untuk SD
Nilai
Indikator
1-3 4-6
Rasa Ingin Tahu Bertanya kepada guru
dan teman tentang
materi pelajaran.
Bertanya atau
membaca sumber di
luar buku teks tentang
materi yang terkait
dengan pelajaran.
Bertanya kepada
sesuatu tentang gejala
alam yang baru
terjadi.
Membaca atau
mendiskusikan gejala
alam yang baru
terjadi.
Bertanya kepada guru Bertanya tentang
Pengaruh Disiplin Belajar..., Ratih Dwi Prasetyaningrum, FKIP UMP, 2014
32
tentang sesuatu yang
didengar dari radio
atau televisi.
beberapa peristiwa
alam, sosial, budaya,
ekonomi, politik,
teknologi yang baru
didengar.
Bertanya tentang
berbagai peristiwa
yang dibaca dari
media cetak.
Bertanya tentang
sesuatu yang terkait
dengan materi
pelajaran tetapi di
luar yang dibahas di
kelas.
Berdasarkan beberapa teori dari para ahli di atas dan indikator rasa ingin
tahu dari Kemendiknas, maka dapat dikembangkan indikator rasa ingin tahu
siswa adalah:
a. Ketertarikan siswa terhadap suatu pembelajaran yang sedang
berlangsung.
b. Siswa mempunyai inisiatif dan semangat yang tinggi untuk terlibat
didalam pembelajaran.
c. Siswa aktif didalam kegiatan pembelajaran.
3. Prestasi Belajar
Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 895)
adalah “penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan
melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai
angka yang diberikan oleh guru”. Menurut Argarabel and Dasi (2001: 46)
“achievement is the competence of a person in relation to a domain of
knowledge” yang artinya prestasi adalah kemampuan seseorang yang
berhubungan dengan bidang pengetahuan. Menurut Arifin (2011: 12) kata
“prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie, kemudian dalam
Pengaruh Disiplin Belajar..., Ratih Dwi Prasetyaningrum, FKIP UMP, 2014
33
bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Prestasi
belajar (achievement) semakin terasa penting untuk dibahas, karena
mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain:
a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan
yang telah dikuasai peserta didik.
b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
c. Prestasi belajar sebagai bahan infomasi dalam inovasi pendidikan.
d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi
pendidikan.
e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta
didik.
Prestasi belajar yang akan dicapai seseorang menurut Ahmadi dan
Supriyono (2013: 138) merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang
mempengaruhi baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri
(faktor eksternal) individu. Faktor internal yang mempengaruhi prestasi
belajar terdiri dari:
1. Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh. Faktor tersebut misalnya penglihatan, pendengaran, struktur
tubuh, dan sebagainya.
2. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh
terdiri atas:
a. Faktor intelektif yang meliputi:
1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.
Pengaruh Disiplin Belajar..., Ratih Dwi Prasetyaningrum, FKIP UMP, 2014
34
2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.
b. Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti
sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.
3. Faktor kematangan fisik maupun psikis.
a) Faktor sosial yang terdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, lingkungan masyarakat, lingkungan kelompok.
b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,
kesenian.
c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.
4. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.
Berdasarkan beberapa teori tentang prestasi belajar menurut para ahli,
maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah
dicapai atau dilakukan melalui belajar yang dipengaruhi oleh beberapa
faktor.
4. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Ilmu Pengetahuan Alam adalah sekumpulan teori yang sistematis dan
penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan
berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta
menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya
(Trianto, 2010: 136). Menurut Jasin (2000: 1), IPA merupakan “ilmu
pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam alam semesta,
termasuk bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip”.
Pengaruh Disiplin Belajar..., Ratih Dwi Prasetyaningrum, FKIP UMP, 2014
35
IPA adalah suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun
dengan cara yang khas atau khusus, yaitu melakukan observasi
eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi
dan demikian seterusnya kait-mengait antara cara yang satu dengan cara
yang lain (Aly dan Rahma, 2010: 18). Berdasarkan beberapa uraian
pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa IPA adalah ilmu
pengetahuan yang sistematis yang mempelajari tentang gejala-gejala seluruh
alam semesta sehingga terbentuk konsep dan prinsip dengan cara yang khas.
Pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah,
dan sikap ilmiah. Secara umum IPA dipahami sebagai ilmu yang lahir dan
berkembang lewat langkah-langkah observasi, perumusan masalah,
penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen, penarikan
kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep. Hakikat IPA dapat pula
dikatakan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui
serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas
dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang
tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori
yang berlaku secara universal (Trianto, 2010: 137-141).
a. Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
1) Fungsi dan Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam
Menurut Kemendiknas (2007: 13) Mata Pelajaran IPA di SD/MI
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
Pengaruh Disiplin Belajar..., Ratih Dwi Prasetyaningrum, FKIP UMP, 2014
36
a) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-
Nya,
b) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,
c) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,
lingkungan, teknologi dan masyarakat,
d) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan,
e) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara,
menjaga dan melestarikan lingkungan alam,
f) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan,
g) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
b. Materi Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Prestasi belajar IPA siswa dengan soal tes prestasi belajar mengambil
materi “Perubahan Lingkungan Fisik” kelas IV semester 2 dengan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sebagai berikut:
Standar Kompetensi:
Bumi dan Alam Semesta
Pengaruh Disiplin Belajar..., Ratih Dwi Prasetyaningrum, FKIP UMP, 2014
37
10. Memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap
daratan
Kompetensi Dasar:
10.2 Menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan
(erosi, abrasi, banjir, dan longsor)
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Peneliti tidak menemukan penelitian yang sama persis dengan permasalahan
yang akan diteliti oleh peneliti, tetapi ada yang mempunyai variabel penelitian
yang sama yaitu jurnal UNIMA dari hasil penelitian Hutapea (2013) dengan
judul skripsi “Pengaruh Disiplin Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran KKPI Kelas XI SMK Negeri 1 Tombulu” dengan hasil
penelitiannya bahwa prestasi belajar siswa pada mata pelajaran KKPI kelas XI
SMK Negeri 1 Tombulu dipengaruhi oleh disiplin belajar sebesar 49 %.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan uraian teori dan tujuan penelitian di atas, selanjutnya diajukan
kerangka berpikir dengan menekankan disiplin belajar dan rasa ingin tahu yang
akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Prestasi belajar siswa dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut terbagi menjadi faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari
Pengaruh Disiplin Belajar..., Ratih Dwi Prasetyaningrum, FKIP UMP, 2014
38
dalam diri seorang individu, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang
berasal dari luar individu. Disiplin dan rasa ingin tahu siswa merupakan faktor
yang berasal dari dalam diri seorang individu. Disiplin belajar dan rasa ingin
tahu yang tinggi diharapkan dapat membuat siswa belajar lebih giat dan
akhirnya akan memeroleh prestasi belajar yang optimal. Kerangka berpikir
tersebut apabila dirumuskan dalam skema, maka dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir dalam Penelitian
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan masalah, uraian kajian teori dan kerangka berpikir di atas,
maka hipotesis penelitian yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
1. Ada pengaruh yang signifikan antara disiplin belajar di sekolah terhadap
prestasi belajar IPA.
2. Ada pengaruh yang signifikan antara rasa ingin tahu siswa terhadap prestasi
belajar IPA.
3. Ada pengaruh yang signifikan antara disiplin belajar di sekolah dan rasa
ingin tahu terhadap prestasi belajar IPA.
X1 : Disiplin Belajar
Y : Prestasi Belajar
X2 : Rasa Ingin Tahu
Pengaruh Disiplin Belajar..., Ratih Dwi Prasetyaningrum, FKIP UMP, 2014