4
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
2.1. Tinjuan Puataka
2.1.1 Pengertian Keagenan
Keagenan umum (general agent) adalah perusahaan pelayaran yang ditunjuk
oleh perusahaan pelayaran lain di Indonesia atau sing di luar negri (selaku
principal) untuk mengurus segala sesuatu yang terkaitan dengan kepentingan kapal
principal tersebut. Jadi perusahaan pelayaran dapat menunjukan agen dalam hal
membutuhkan pelayanan kapalnya, tetapi dapat juga ditunjuk sebaai agen dalam hal
dibutuhkan untuk melayani kapal perusahaan lain.
Pengangkatan sebagai general agent dilakukan dengan latter of
appointment (surat penunjukan) setelah adanya perundingan antara kedua belah
pihak. Penunjukan agen biasanya tergantung dengan trayek kapal.
Dalam melaksanakan tugas keagenan, general agent akan menunjuk port
agent sebagai pelaksana dicabang dan bila suatu cabang tidak mempunyai cabang,
general agent akan menunjuk agent dari perusahaan pe;ayaran lainya sebagai sub
agent, (Edi Hidayat,dkk,2009)
Untuk melaksanakan tugas tugasnya, keagenan mempunyai fungsi :
a. Menyusun program oprasional keagena bedasarkan kebijaksanaan perusahaan,
baik untuk pelayaran liner maupun tramper
b. Memonitor pelaksanaan penanganan / pelayanan keagenan yang bersifat
kegiatan fisik muatan maupun kegiatan jadwal kedatangan dan berangkat.
c. Mengadimistrasikan kegiatan keagenan;
d. Memberikan data dan evaluasi terhadap perkembangan kegiatan keagenan;
e. Mengupayakan kegiatan keagenan sehingga dapat memberikan stimulan
terhadap kegiatan pokok perusahaan.
5
Tjetjep. K dan Yulinda. P (2015) ancaman yang akan di hadapi oleh
Perusahaan yang membuat perasaingan di dunia perdagangan akan semakin
ketat ;
1. Era Globalisasi memperketat persaingan
Globalisasi menimbulkan konsekuensi logis, dengan terjadinya
perpindahan serta pertuaran barang dan jasa dari suatu Negara ke Negara
lainya yang sangat cepat dan tinggi kualitasnya. Hal tersebut berakibat,
bermunculnya perusahaan-perusahaan pelayaran baru di Indonesia.
2. Stabitlitas Politik
Kestabilitas Politik akan mempengarui kegiatan yang berlangsun.
Perusahaan tidak akan melakukan produksi bila keadaan Negara tidak
aman, begitu juga, banyaknya demonstrasi buruh yang melakukan protes
terhadap kebujakan pemerintah akan mengursngi kebijakan perusahaan
dalam hal investasi, dan akhirnya, berkurangnya kegiayan export-impor.
3. Fluktuasi Kurs
Kurs yang tidak stabil dapat menyebabkan keagenan kappa menjadi
sangat terganggu. Apalagi, didalam menangani kapal-kapal asing, tiap
perhitungan, fee/call selalu menggunakan dolar $ (Dolar). Oleh sebab itu,
karyawan dituntut untuk lebih jeli dan melihat perkembangan kurs, agar
perusahaan tidak rugi.
4. Naik harga BBM
Pada 2008, harga minyak dunia mengalami kenaokan yang luar biasa.
Tiap harinya, sampai pada akhir semester pertama 2008, rekor harga
tertinggi tembus hingga mencapai 140USD per Barel-nya, sehingga
menyebabkan terjadinya kenaikan biaya oprasional.
5. Fluktuasi Harga
Adanya kenaikan tarif yang diberlakukan oleh pemerintah, tentunya
berdampak pada perusahaan pelayaran dalam memberikan harga yang
dapat bersaing dan rasional kepada para pelangganya. Setelah manajemen
6
strategi menyelsaikan faktor internal dan eksternal, maka keunggulan
perusahaan tidak dimiliki oleh perusahaan pesaing harus diintegrasikan
dengan sedemikian rupa kedalam kebudayaan perusahaan, sehingga
perusahaan lainya tidak mudah untuk menirunya.
2.1.2. Dokumen – dokumen terkait dalam kepengurusan keagenan kapal
Dokumen Perdagangan
Suyono (2007) dalam bukunya shipping menyebutkan Salah satu tugas
keagenan adalah berkaitan dengan pengurusan dokumen, baik dokumen kapal
maupun dokumen perdagangan. Berikut ini adalah dokumen pelayaran yang
umumnya di pergunakan:
1. Bill of Lading
Bill of Lading (B/L) atau konosemen adalah dokumen yang di keluarkan oleh
perusahaan pelayaran dan mempunyai fungsi sebagai:
a. Bukti bahwa barang telah dimuat diatas kapal.
b. Dokumen hak milik dari pemilik barang (dokumen of title)
c. Kontrak angkutan (contrak of affraightment)
d. Dokumen jual/beli (transferable document).
Bila hanya ditujukan pada suatu penerima maka B/L ini termasuk non
negotiable, namun bila dapat diperdagangkan disebut bahwa B/L ini
negotiable.
2. Sea Waybills
Sea waybills adalah pengganti ocean B/L yang saat ini sudah tidak memadai
lagi. Waybill adalah dokumen yang tidak dapat diperdagangkan atau non –
negotiable dan dibuat untuk consignee yang disebut didalamnya. Penerima
barang dapat mengambil bnaran dengan menunjukkkan waybill ini. Meskipun
demikian, tanpa waybill, asal dapat menunjukkan dentitasnya penerima
barang bias mengambil barangnya.
7
3. Manifest
Cargo manifest merupakan dokumen yang berisi informasi tentang muatan
diatas kapal. Freight manifest memberikan keterangan mengenai freight,
surcharges, dll. Manifest disiaapkan oleh agent/perwakilan pengangkut.
Namun dapat juga dikerjakan oleh freight forwarder bila harus berhubungan
dengan bea cukai dan [ejabat pelabuhan.
4. Shipping Note
Shipping note merupakan dokumen yang dibuat oleh shipper dan dialamatkan
kepada carrier untuk meminta ruangan untuk muatanya. Shipping note
merupakan tanda komitmen shipper untuk mengapalkan muatanya dan juga
digunakan untuk mempersiapkan B/L muatan keluar.
5. Delivery Order
Delivery Order (DO) adalah sebuah dokumen yang dikeluarkan oleh pihak
yang berkuasa menyimpan barang. Untuk mengeluarkan barang itu dari
tempat penimpanannya terdapat catatan “Fiat keluar”, artinya yang empunya
barang sudah menyelesaikan kewajibannya terhadap yang dikuasakan atas
barang itu. Dalam DO perusahaan pelayaran telah melunasi freight, bea-
masuk, ongkos storage dan lain-lain.
6. Mate’s Receipt
Mate’s Receipt adalah dokumen tanda terima dari pengangkut untuk
menyatakan bahwa barangnya telah diterima di atas kapal ( muatan ekspor) di
mana mate’s receipt ini diganti dengan B/L dari carrier.
a. Dokumen untuk Clearance In dan Clearance out
Dokumen – dokumen tersebut di bawah ini harus dipersiapkan sebelum kapal
tiba di pelabuhan
1. PPKB (pusat pelayanan kapal dan barang) dari port authaority
8
2. RKSP ( rencana kedatangan sarana pengangkut ) diajukan oleh agen ke bea
cukai
3. Memorandum Pemeriksaan Dokumen Kapal diajukan ke harbor master.
4. Letter of Appointment dari owner / kapal
5. Tonnage Certificate (copy) dari owners/kapal
6. Master Cable dari master yang menyatakan bahwa kapal akan masuk ke
Pelabuhan.
7. ISSC (International Ship Security Certificate) dari owner.
8. Ship Particulars dari owners/kapal
9. Crew List sebagai laporan pemberitahuan ke imigrasi.
10. Cargo Manifest / Bill of Lading (copy) dari owners/charterers sebagai
laporan ke Bea / Cukai dan port authority
sewaktu keberangkatan kapal :
a. Sailing Declaration dari karantina
b. Cargo Manifest
c. Port Clearance Out
d. Immigration Clerarance
e. Quarantine Clearance
f. Custome Clearance
g. PPKB Out dari port authority
2.1.3. Pihak – Pihak Instansi yang terkait juga berwewenang selama kapal
sandar.
Adapun wewenang instansi – instansi terkait di atas adalah sebagai berikut:
1) KSOP
Adalah Kepala pada unit di lingkungan Departemen Perhubungan,
melaksanakan tugas kepelabuhan dan mengkoordinasikan instansi
9
pemerintah lainnya, unit kerja dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
untuk kelancaran tugas kepelabuhan yang diusahakan oleh badan usha
pelabuhan.
Untuk pelabuhan yang tidak diusahakan dipimpin oleh kepala KSOP yang
mencakup lalu lintas angkutan laut, kesyahbandaran, navigasi dan Kesatuan
Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP).
2) PT. Persero Pelabuhan Indonesia(PELINDO) IV Cabang Manokwari
Adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi wewenang untuk
menyelenggarakan pengusahaan pelabuhan.
1) Bea dan Cukai
Melaksanakan fungsi pemerintahan tentang pembinaan, pengaturan dan
pengawasan lalu lintas barang melalui pelabuhan serta pengamanan
keuangan Negara.
2) Imigrasi
Melaksanakan fungsi pemerintahan tentang pembinaan, pengaturan dan
pengawasan atas pengawasan kewarganegaraan para penumpang dan ABK
(Anak Buah Kapal).
3) Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)
Melaksanakan fungsi pemerintahan tentang pembinaan, pengaturan dan
pengawasan atas terselenggaranya kesehatan di pelabuhan baik di darat
maupun di atas kapal guna mencegah penularan penyakit.
4) Karantina Tumbuh – tumbuhan dan Karantina Hewan
Melaksanakan fungsi pemerintahan tentang pembinaan, pengaturan dan
pengawasan atas lalu lintas tumbu – tumbuhan dan hewan guna mencegah
terjadinya penularan atau penyebaran hama penyakit tumbuh – tumbuhan
dan hewan serta pengalaman terhadap tumbuh – tumbuhan dan satwa langka.
a. Agen / pelayaran mengajukan clearance di Karantina Kesehatan Pelabuhan
dengan mengisi formulir pembuatan Port Health Quarantina Clearance (
PHQC ), (Erian Ramadhan, 2014).
10
2.1.4 Prosedur Clearance In dan Clearance Out
Suwarno (2011) menyebutkan bahwa untuk melaksanakan tugas-tugasnya,
keagenan mempunyai tugas pokok sebagai berikut :
a. Pelayanan Operasional Kapal-kapal Principal.
1) Port Information (port facility, port formality, custom of the port);
2) Keperluan kapal, seperti bunker air, provision, repair, maintenance,
crewing, surat-surat dan sertifikat kapal, dan sebagainya;
3) Penyelesaian dokumen, Bill of Lading, Manifest, Crew list, Dokumen untuk
bongkar/muat, Ship Husbanding (in & out clearance, imigrasi, bea cukai,
kesehatan pelabuhan, port adminitrasi, dokumen kapal lainnya);
4) Permintaan advance payment untuk part expenses, cargo expenses,
keperluan kapal, dan lain-lain; dan
5) Memberikan informasi kepada principal sebagai berikut :
a) Sebelum Kapal Tiba
- Port agen melalui general agent memberi informasi kepada principal
tentang situasi pelabuhan, rencana sandar, posisi gudang, peralatan
bongkar muat, cargo prospect/booking yang sudah pasti, kalkulasi biaya
disbursement; dan
- Agen juga memberitahu kapal tentang situasi pelabuhan, rencana
sandar, prospek muatan, rencana bongkar muat.
b) Waktu Kapal Tiba
Port agen memberitahu general agen tentang hari/jam tiba/sandar kapal,
bunker on board, rencana bongkar muat, keadaan muatan kapal.
c) Waktu Kapal Tiba di Pelabuhan
Port agen melaporkan kepada general agen tentang hasil bongkar/muat
dan hambatan yang terjadi.
d) Waktu Kapal Berangkat
11
Port agen memberitahukan kepada general agen untuk diteruskan ke
principal tentang tanggal/jam selesai bongkar/muat, berangkat, draft
kapal/bunker on board/isi, jumlah muatan yang dibongkar/di muat, sisa
ruangan kapal, perkiraan freight, perkiraan biaya-biaya disbursement.
e) Selanjutnya port agen segera mengirimkan dokumen bongkar/muat (taly
sheet, outurn report, demage cargo list, dan lain-lain serta dokumen
pemuatan (copy B/L, manifest) untuk selanjutnya dikirim ke principal dan
pelabuhan tujuan.
b. Memonitor Perkembangan Muatan
Dalam hal ini agen melakukan hal-hal antara lain :
1) Menjalin hubungan baik dengan para shipper dan member pelayanan
informasi kepada consignee.
2) Menandatangani B/L atas nama principal
3) Bila consignee belum memenuhi kewajiban, penyerahan barang hanya seijin
principal (tertulis).
c. Pelayanan terhadap Kapal dan Muatannya.
Secara rinci hamper sama dengan tugas cabang.
d. Penyelesaian Masalah Claim.
Penyelesaian masalah claim sesuai dengan manual atas barang kurang atau
muatan rusak, lalu meneruskannya kepada principal sepanjang memenuhi
persyaratan dan membayar claim tersebut setelah mendapat persetujuan dari
principal.
e. Pelayanan claim yang menyangkut keputusan Owner’s Representative.
Dalam hal ini Unit Keagenan membantu untuk penyelesaian izin-izin antara
lain ke :
1) Departemen Perhubungan & Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
2) Departemen Tenaga Kerja;
3) Direktorat Jenderal Imigrasi;
12
4) Pemerintah Daerah (Dinas Pajak);
5) Komando Daerah Kepolisian;
6) Departemen Luar Negeri;
7) Badan Koordinasi Intelegen;
8) Dan sebagainya.
f. Kegiatan lainnya di cabang.
Kegiatan lain yang biasa dilakukan di cabang adalalh sebagai berikut :
1. Mengurus surat-surat kapal (Ship’s paper) :
a) Log book dan sijil ABK yang perlu ditanda tangani Syahbandar
b) Sertifikat (statutory) yang habis masa berlakunya;
c) Port clearance, custom clearance, dan sebagainya; dan
d) Marine note of protest (untuk dokumen asuransi) yang perlu ditanda
tangani notary public atau Syahbandar atau pejabat kedutaan/konsulat;
dan
2. Pelayaran atas kebutuhan-kebutuhan kapal : repair, survey, supply
(bunker, spare parts, perbekalan, dan sebagainya), cash to master;
3. Penyerahan dokumen-dokumen ke kapal :
a) Ship’s paper yang telah selesai diurus, dikembalikan;
b) Port clearance;
c) Custom clearance, termasuk model H (bila ada);
d) Pemberitahuan Umum (PU);
e) Shipping order, loading cargo list, mate’s receipt, prestowage plan, dan
sebagainya;
f) Manifest, copy B/L dari muatan outward; dan
g) Kuitansi uang rambu, dan lain-lain.
4) Dokumen-dokumen untuk kepentingan cabang yang ditanda tangani
kapal :
13
a) Statement of donaged cargo;
b) Short/over landed cargo list;
c) Labour and time sheet;
d) Statement of fact (dokumen asuransi);
e) Mate’s receipt semua shipment;
f) Bukti pembayaran (taksi, motor boat, pengobatan, order-order, dan lain-
lain);
g) Surat-surat pengantar dan tanda terima lainnya; dan
Dokumen-dokumen lain yang perlu disetujui nahkoda
2.1.5. Hak dan Kewajiban para pihak
Dalam pasal 20 Permedag No. 11/M-DAG/PER/3/2006 disebutkan sebagai
berikut.
1. Agen, agen tunggal, subagent, distributor, distributor tunggal, atau distributor
tunggal berhak mendapatkan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan
keterampilan dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilam dan pelayanan
purnajual dari principal, serta secara teratur mendapatkan informasi tentang
perkembang produk.
2. Apabila diperlukan, Agen, Agen tunggal, distributor, distributor tunggal, Dapat
Memperkerjakan tenaga ahli warga Negara asing dalam bidang teknis sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
3. Agen, Agen tunggal, distributor, distributor tunggal, Wajib melindungi
kepentingan dan kerahasiaan principal terhadap barang dan atau jasa yang
diageni sesuai dengan yang di sepakati dalam perjanjian.
4. Prinsipal produsen yang memasok barang yang pemanfaatanya berkelanjutan
dalam batas wajtu paling sedikit 1 (satu) tahun wajib menyediakan suku cadang
atau pelayanan purnajual dan memenuhi jaminan atau garansi sesuai denga
perjanjian yang disepakati.
14
Berkaitan dengan kewajiban Agen, Agen tunggal, distributor, distributor tunggal,
untuk melindungi kepentingan dan kerahasiaan principal terdapat UU No. 30 Tahun
2000 tentang rahasia dagang yang dapat dijadikan acuan, (Budi Santoso,2015)
2.2. Gambaran Umum Obyek penulisan
2.2.1 Sejarah Berdirinya PT. Salam Pacific Indonesia LIines ( SPIL ).
PT. Salam Pacific Indonesia Lines ( SPIL ) adalah perusahaan pelayaran
yang melayani pengiriman barang dalam skala besar ke seluruh Indonesia
menggunakan Container, dan di dukung oleh operasional kapal serta alat berat.
PT. Saalam Pacific Indonesia Lines ( SPIL ) Mengawali usahanya di mulai
padatahun 1970 dimana perusahaan masih berupa ekspedisi antar pulau dengan
nama PT. Samudera Pacific, pada tahun 1980 perusahaan membeli kapal
pertama ( SPIL ).
Kemudian di tahun 1996 mengembangkan usahanya dari BreakBulk Cargo
menjadi angkutan yang lebih efisien dengan menggunakan Container.
PT. Salam Pacific Indonesia Lines ( SPIL ) memiliki armada sendiri yang
di lengkapi dengan sertifikat BKI dan mengacu kepada ISM CODE dan ISPC
CODE.
Sebagai bentuk komitmen kecepatan pengiriman barang, PT. Salam Pacific
Indonesia Lines (SPIL) melengkapi berbagai jenis alat berat untuk memastikan
kelancaran pelaksanaan kegiatan operasional antara lain : Reach Straker, Side
Loader, Top Loader, Shore Crane, Forklift, dan Trailer. Hingga saat ini PT.
Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL) telah menjadi pelopor pengiriman barang
di wilayah Indonesia Timjur dan telah memiliki 28 cabang di seluruh Indonesia
dan kantor pusat terletak di Surabaya, (Erian Ramadhan, 2014).
15
a. Struktur Organisasi PT. Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL) Cabang
Manokwari Tahun 2014
Struktur organisasi merupakan kerangka dasar yang menggambarkan
hubungan kerja antara pemimpin dengan bawahan dalam menjalankan suatu
bagian tugas masing – masing,bentuk organisasi ini adalah system organisasi
lini, yaitu hanya terdapat satu kesatuan perintah sehingga perintah kerja
langsung dari pimpinan perusahaan kepada bawahannya disinidapat dilihat
rincian tugas pokok dan kewenangan masing – masing bagian.
16
Gambar : Struktur Organisasi PT. Salam Pacific Indonesia Lines Cabang manokwari
Sumber: Modul PT. Salam Pacific Indonesia Lines ( SPIL ) Manokwari
BRANCH MANAGER
OPERATION
HEAD
FINANCE &
ADM HEAD
MARKETING
HEAD
HR & GA
OFFICER
MARKETING
SPV
SHIP
OPS SPV
YARD
OPS SPV
MECHANIC
SPV
FOREM
AN
OPS
ADM
CIC
YARD
OPS
MARKET
STAFF/CS
F/A
STAF
PRSNL
ADM
SHIP
C.
DOC
STAF
H.M
OB
OG
O.D S.G CSR TLD TIC HEO F.O D.T MHC
17
b. Tugas Dan Wewenang
1. Branch Manager
Bertugas bertanggung jawab sepenuhnya atas kelancaran
operasional, keuangan, marketing cabang, dan alat berat (HVE) dan
Branch Manager membawahi :
a. Human Resource Officer
b. Finance Adm Head
c. Operational Head
d. Marketing Head
2. Human Resource Officer (HRO)
Bertugas bertanggung jawab yang berhubungan dengan data
karyawan cabang, pada saat ini HRO dirangkap oleh FAH. Human
Resource Officer membawahi :
a. Person Adm Staff, posisi ini masih kosong dan dirangkap oleh FAH.
b. Office Girl bertugas menjaga kebersihan kantor.
c. Office Driver bertugas sebagai supir kantor.
d. Security bertugas menjaga keamanan kantor.
3. Finance Adm Head (FAH)
Bertugas dan baertanggung jawab sebagai controller dan pendanaan
(menerima, memeriksa, melakukan approve, menandatangani serta
memberikan BKK/BKM kepada F/A staff), FAH membawahi :
a. Doc F/A Staff bertugas sebagai pembuat dokumen nota Bill Of
Loading.
b. F/A Staff bertugas membuat laporan atas pengeluaran, pemasukan,
dan pendanaan.
c. Cashier bertugas sebagai pemegang keuangan dan penagihan.
4. Marketing Head
Bertugas dan bertanggung jawab dalam mempertahankan dan
meningkatkan volume bongkar muat, Marketing Head membawahi:
18
a. Marketing Supervisor, posisin ini masih kosong dan dirangkap oleh
Branch Manager.
b. Marketing Staff bertugas mencari, mempertahankan dan
meningkatkan bongkar muat.
c. Customer Service bertugas melayani semua yang berhubungan
dengan relasi.
5. Operational Head
Bertugas mengawasi dan bertanggung jawab atas operasional
cabang, Operational Head membawahi :
a. Yard Operation Supervisor
b. Ship Operation Supervisor
c. Clearance Staff (dinas luar)
d. Mechanic Supervisor
6. Yard Operation Supervisor
Bertugas bertanggung jawab atas kelancaran operasional dan
administrasi yard opersional, yang membawahi :
a. CIC Adm
bertugas menerima laporan harian depo (Sttiffing, Striping dan SJC)
untuk kemudian di upload deprogram, memonitoring pergerakan dan
status container (Siklus dan Inventoris Container)
b. Yard Ops Adm
bertugas mengumpulkan SJC/LPBM dari shiper yang kemudian
menerbitkan LLP berdasarkan order Customer Sevice (CS) dan
pembuatan LPB.
c. Tallyman Loading Discharge (TLD) bertugas bertanggung jawab
mencatat pergerakan Container dari kapal ke container yard (CY)
dan sebaliknya, dan membuat laporan tally sheet bongkar muat
(membuat LPBM).
19
d. Tallyman Interchange (TIC)
bertugas melayani dan mencatat Container keluar pelabuhan,
Stuffing, Striping dan membuat laporan bulanan In dan Out atau
laporan stuffing striping (membuat SJC).
e. Heavy Equip Operator (HEO)
bertugas melayani bongkar muat Container, Stacking Container dan
melayani Container Interchange.
f. Forklif Operator.
g. Driver Tronton.
7. Ship Operation Supervisor
Bertugas dab bertannggung jawab atas kebutuhan kapal (Document, Air,
BBM dll) kebutuhan ABK kapal dan proses Clearance In dan Out, yang
membawahi :
8. Foreman
bertugas dan bertanggung jawab mengawasi kegiatan bongkar muat
diatas kapal, membuat Bay Plan dan Time Sheet.
9. Clearance Staff (Dinas Luar)
Bertugas melayani operasional kapal khususnya dalam pengurusan
Docement kapal dan izin Clearance In dan Out./
10. Mechanic Supervisor
Bertanggung jawab sebagai pengawasan, pemeliharaan, dan
pengontrolan alat berat dan spare part khususnya di FL D-28, yang
membawahi :
a. Mechanic, posisi ini masih kosong dirangkap oleh Mechanic
Supervisor
b. Helper Mechanic (Erian Ramadhan,2014)
20
c. Visi dan Misi PT. Salam Pasific Indonesia Line (SPIL)
1. Visi
Menjadi perusahaan pelayaran terbaik di semua rute yang kami layani dengan cara
menyediakan layanan berkualitas yang akan kenciptakan nilai lebih bagi pelanggan
kami
2. Misi
Menyediakan sarana transportasi yang efisien dan efektif guna mendukung
perkembangan dunia perdagangan. Kepuasan pelanggan adalah fokus utama
kami, yang pasti dapat kami capai melalui peningkatan kwalitas secara terus
menerus di segala bidang, didorong oleh komitmen kami terhadap
kesempurnaan, integritas dan kerjasama tim, (Erian Ramadhan,2014)