Download - BAB II1 anestesi
-
8/17/2019 BAB II1 anestesi
1/21
BAB II
1. CARSINOMA RECTUM
a. Pendahuluan
Karsinoma rekti merupakan tumor ganas terbanyak di antara tumor ganas saluran cerna,
lebih 60% tumor kolorektal berasal dari rektum. Salah satu pemicu kanker rektal adalah masalah
nutrisi dan kurang berolah raga. Kanker rektal merupakan salah satu jenis kanker yang tercatat
sebagai penyakit yang paling mematikan di dunia. Kanker rektal adalah kanker yang menyerang
kolon dan rektum. Namun, penyakit ini bukannya tidak dapat disembuhkan. Jika penderita telah
terdeteksi secara dini, maka kemungkinan untuk sembuh bisa mencapai 50 persen.
Setiap !aktu, kanker ini bisa menyerang seseorang. "isikonya akan terus meningkat
seiring dengan penambahan usia. #ata dari $merika Serikat dan nggris memperlihatkan, orang
yang berusia antara 60 sampai &0 tahun berisiko tiga kali lipat dari kelompok usia lainnya.
'ereka yang memiliki ri!ayat peradangan saluran cerna seperti kolit usus kronis, tergolong
berisiko tinggi untuk berkembang menjadi kanker kolorektal. #emikian juga dengan mereka
yang memiliki ri!ayat penyakit kanker tersebut, risiko terkena penyakit ini bisa menyerang pada
kelompok usia mana pun di ba!ah 60 tahun.
(mumnya penderita datang dalam stadium lanjut, seperti kebanyakan tumor ganas
lainnya) *0% diagnosis karsinoma rekti dapat ditegakkan dengan colok dubur. Sampai saat ini
pembedahan adalah terapi pilihan untuk karsinoma rekti.
+,,,+0
-
8/17/2019 BAB II1 anestesi
2/21
b. Definisi dan Anatomi
-a "ekti adalah kanker yang terjadi pada rektum. "ektum terletak di anterior sakrum and
coccy panjangnya kira kira +5 cm. Rectosigmoid junction terletak pada bagian akhir mesocolon
sigmoid. /agian sepertiga atasnya hampir seluruhnya dibungkus oleh peritoneum. #i setengah
bagian ba!ah rektum keseluruhannya adalah ektraperitoneral. askularisasi rektum berasal dari
cabang arteri mesenterika in1erior dan cabang dari arteri iliaka interna. ena hemoroidalis
superior berasal dari pleksus hemorriodalis internus dan berjalan ke kranial ke 2ena mesenterika
in1erior dan seterusnya melalui 2ena lienalis ke 2ena porta. -a "ecti dapat menyebar sebagai
embulus 2ena kedalam hati. 3embuluh lim1e dari rektum diatas garis anorektum berjalan seiring
2ena hemorriodalos superior dan melanjut ke kelenjar lim1a mesenterika in1erior dan aorta.
4perasi radikal untuk eradikasi karsinoma rektum dan anus didasarkan pada anatomi saluran
lim1a ini. #inding rektum terdiri dari 5 lapisan, yaitu mukosa yang tersusun oleh epitel kolumner,
mukosa muskularis, submukosa, muscularis propria dan serosa. +,,5,++
. An!"a #e$adian
#i (S$ -a kolorektal merupakan kanker gastrointestinal yang paling sering terjadi dan
nomor dua sebagai penyebab kematian di negara berkembang. ahun 005, diperkirakan ada
+5,*0 kasus baru kanker kolorektal di (S$, +0,*50 kasus terjadi di kolon dan 0,0 kasus
di rektal. 3ada 56,00 kasus dilaporkan berhubungan dengan kematian, 7.700 kasus -a kolon
dan &,600 kasus -a rectal. -a kolorektal merupakan ++ % dari kejadian kematian dari semua
jenis kanker. +,
#iseluruh dunia dilaporkan lebih dari *0,000 kasus baru dan terjadi kematian pada
hampir 500,000 kasus tiap tahunnya. 89orld :ealth 4rgani;ation, 00
-
8/17/2019 BAB II1 anestesi
3/21
kanker dari pasien yang dira!at di sana. Kanker rektal tercatat sebagai penyakit yang paling
mematikan di dunia selain jenis kanker lainnya. Namun, perkembangan teknologi dan juga
adanya pendeteksian dini memungkinkan untuk disembuhkan sebesar 50 persen, bahkan bisa
dicegah.+,,
#ari selutruh pasien kanker rektal, *0% berumur lebih dari 50 tahun. :anya 5% pasien
berusia kurang dari 0 tahun. #i negara barat, laki > laki memiliki insidensi terbanyak mengidap
kanker rektal dibanding !anita dengan rasio ber2ariasi dari &?7 = *?5. +,
%amba& '. 1 Ca &e"ti
d. Etiolo!i dan (a"to& Resi"o
1. Poli)
Kepentingan utama dari polip bah!a telah diketahui potensial untuk menjadi kanker
kolorektal. @2olusi dari kanker itu sendiri merupakan sebuah proses yang bertahap, dimana
proses dimulai dari hiperplasia sel mukosa, adenoma 1ormation, perkembangan dari displasia
menuju trans1ormasi maligna dan in2asi1 kanker. $kti1asi onkogen, inakti1asi tumor supresi gen,dan kromosomal deletion memungkinkan perkembangan dari 1ormasi adenoma, perkembangan
dan peningkatan displasia dan in2asi1 karsinoma.+
'. Idio)athi Inflammato&* Bo+el Disease
'.1 Ulse&atif #olitis
-
8/17/2019 BAB II1 anestesi
4/21
(lserati1 kolitis merupakan 1aktor risiko yang jelas untuk kanker kolon sekitar +% dari
pasien yang memiliki ri!ayat kronik ulserati1 kolitis. "isiko perkembangan kanker pada pasien
ini berbanding terbalik pada usia terkena kolitis dan berbanding lurus dengan keterlibatan dan
keakti1an dari ulserati1 kolitis. "isiko kumulati1 adalah % pada +0 tahun, &% pada 0 tahun, dan
+&% pada 0 tahun. 3endekatan yang direkomendasikan untuk seseorang dengan risiko tinggi
dari kanker kolorektal pada ulserati1 kolitis dengan mengunakan kolonoskopi untuk menentukan
kebutuhan akan total proktokolektomi pada pasien dengan kolitis yang durasinya lebih dari &
tahun. Strategi yang digunakan berdasarkan asumsi bah!a lesi displasia bisa dideteksi sebelum
terbentuknya in2asi1 kanker. Sebuah studi prospekti1 menyimpulkan bah!a kolektomi yang
dilakukan dengan segera sangat esensial untuk semua pasien yang didiagnosa dengan displasia
yang berhubungan dengan massa atau lesi, yang paling penting dari analisa mendemonstrasikan
bah!a diagnosis displasia tidak menyingkirkan adanya in2asi1 kanker. #iagnosis dari displasia
mempunyai masalah tersendiri pada pengumpulan sampling spesimen dan 2ariasi perbedaan
pendapat antara para ahli patologi anatomi.+
'.' Pen*a"it C&ohn,s
3asien yang menderita penyakit crohnAs mempunyai risiko tinggi untuk menderita kanker
kolorektal tetapi masih kurang jika dibandingkan dengan ulserati1 kolitis. Keseluruhan insiden
dari kanker yang muncul pada penyakit crohnAs sekitar 0%. 3asien dengan striktur kolon
mempunyai insiden yang tinggi dari adenokarsinoma pada tempat yang terjadi 1ibrosis.
$denokarsinoma meningkat pada tempat strikturoplasty menjadikan sebuah biopsy dari dinding
intestinal harus dilakukan pada saat melakukan strikturoplasty. elah dilaporkan juga bah!a
sBuamous sel kanker dan adenokarsinoma meningkat pada 1istula kronik pasien dengan crohnAs
disease.+
-. (a"to& %eneti"
-.1 Ri+a*at #elua&!a
Sekitar +5% dari seluruh kanker kolon muncul pada pasien dengan ri!ayat kanker
kolorektal pada keluarga terdekat. Seseorang dengan keluarga terdekat yang mempunyai kanker
kolorektal mempunyai kemungkinan untuk menderita kanker kolorektal dua kali lebih tinggi bila
dibandingkan dengan seseorang yang tidak memiliki ri!ayat kanker kolorektal pada
keluarganya.+
-.' e&edite& #an"e& #olo&e"tal
-
8/17/2019 BAB II1 anestesi
5/21
$bnormalitas genetik terlihat mampu memediasi progresi dari normal menuju mukosa
kolon yang maligna. Sekitar setengah dari seluruh karsinoma dan adenokarsinoma yang besar
berhubungan dengan mutasi. Cangkah yang paling penting dalam menegakkan diagnosa dari
sindrom kanker herediter yaitu ri!ayat kanker pada keluarga. 'utasi sangat jarang terlihat pada
adenoma yang lebih kecil dari + cm. $llelic deletion dari +7p ditunjukkan pada D dari seluruh
kanker kolon, dan deletion dari 5B ditunjukkan lebih dari +E dari karsinoma kolon dan adenoma
yang besar. #ua sindrom yang utama dan beberapa 2arian yang utama dari sindrom ini
menyebabkan kanker kolorektal telah dikenali karakternya. #ua sindrom ini, dimana mempunyai
predisposisi menuju kanker kolorektal memiliki mekanisme yang berbeda, yaitu 1amilial
adenomatous polyposis 8F$3< dan hereditary non polyposis colorectal cancer 8:N3--
-
8/17/2019 BAB II1 anestesi
6/21
sBuences ini mengakibatkan ekspresi dari phenotype mutator, yang dikarakteristikkan oleh
1rekuensi #N$ replikasi error 8"@"I phenotype
-
8/17/2019 BAB II1 anestesi
7/21
meningkatkan pembentukan kanker kolorektal. :ipotesis kedua adalah identi1ikasi berkelanjutan
dari agen yang secara signi1ikan menghambat karsinogenesis kolon secara eperimental. #ari
pengamatan tersebut dapat disimpulkan mekanismenya, yaitu hilangnya 1ungsi pertahanan lokal
epitel disebabkan kegagalan di1erensiasi dari daerah yang lemah akibat terpapar toksin yang tak
dapat dikenali dan adanya respon in1lamasi 1okal, karakteristik ini didapat dari bukti
terakti1asinya en;im -4= dan stres oksidati1 dengan lepasnya mediator oksigen reakti1. :asil
dari proli1erasi 1okal dan mutagenesis dapat meningkatkan resiko terjadinya adenoma dan
aberrant crypt 1oci. 3roses ini dapat dihambat dengan 8a< demulsi yang dapat memperbaiki
permukaan lumen kolon) 8b< agen anti=in1lamasi) atau 8c< anti=oksidan. Kedua mekanisme
tersebut, misalnya resistensi insulin yang berperan melalui tubuh dan kegagalan pertahanan 1okal
epitel yang berperan secara lokal, dapat menjelaskan hubungan antara diet dan resiko kanker
kolorektal.+,+6
e. Manifestasi #lini"
1. istolo!i
:istologi merupakan suatu 1aktor penting dalam hal etiologi, penanganan dan prognosis
dari kanker. Secara mikroskopis kanker kolorektal mempunyai derajat di11erensiasi yang
berbeda=beda, tidak hanya dari tumor yang satu dengan tumor yang lain tetapi juga dari area ke
area pada tumor yang sama, mereka cenderung mempunyai mor1ologi yang heterogen.
Gambaran histopatologis yang paling sering dijumpai adalah tipe adenocarcinoma 8*0=*5%
-
8/17/2019 BAB II1 anestesi
8/21
dengan derajat di11erensiasi buruk dan belum bermetastase pada saat terdiagnosa, sedangkan
small cell carcinoma tidak memiliki derajat di11erensiasi dan sering sudah bermetastase jauh
pada saat terdiagnosa.
#ari 0+ kasus kanker kolorektal periode +**=00 di "S Kanker #harmais 8"SK#<
didapatkan bah!a tipe histopatologis yang paling sering dijumpai adalah adenocarcinoma
di1erensiasi baik & 8,&&%
-
8/17/2019 BAB II1 anestesi
9/21
-. Metastase
'etastase ke kelenjar lim1a regional ditemukan pada 0=70% kasus pada saat direseksi.
n2asi ke pembuluh darah 2ena ditemukan pada lebih 60% kasus. 'etastase sering ke hepar,
ca2um peritoneum, paru=paru, diikuti kelenjar adrenal, o2arium dan tulang. 'etastase ke otak
sangat jarang, dikarenakan jalur lim1atik dan 2ena dari rektum menuju 2ena ca2a in1erior, maka
metastase kanker rektum lebih sering muncul pertama kali di paru=paru. /erbeda dengan kolon
dimana jalur lim1atik dan 2ena menuju 2ena porta, maka metastase kanker kolon pertama kali
paling sering di hepar.++
e. Dia!nosis dan Sta!in!
1. Dia!nosis
$da beberapa tes pada daerah rektum dan kolon untuk mendeteksi kanker rektal, diantaranya
ialah ? +,,5,7,&,*,+
+< 3emeriksaan darah lengkap, pemeriksaan -@$ 8-arcinoma @mbrionik $ntigen< dan (ji
faecal occult blood test 8F4/< untuk melihat perdarahan di jaringan
< Digital rectal examination (DRE) dapat digunakan sebagai pemeriksaan skrining a!al.
Kurang lebih 75 % karsinoma rektum dapat dipalpasi pada pemeriksaan rektal,
pemeriksaan digital akan mengenali tumor yang terletak sekitar +0 cm dari rektum, tumor
akan teraba keras dan menggaung.
%amba& -. Peme&i"saan olo" dubu& )ada Ca Re"ti
-
8/17/2019 BAB II1 anestesi
10/21
$da gambaran khas dari pemeriksaan colok dubur, yaitu indurasi dan adanya suatu
penonjolan tepi, dapat berupa ?
a. suatu pertumbuhan a!al yang teraba sebagai indurasi seperti cakram yaitu suatu
plateau kecil dengan permukaan yang licin dan berbatas tegas.
b. suatu pertumbuhan tonjolan yang rapuh, biasanya lebih lunak, tetapi umumnya
mempunyai beberapa daerah indurasi dan ulserasi
c. suatu bentuk khas dari ulkus maligna dengan tepi noduler yang menonjol dengan
suatu kubah yang dalam 8bentuk ini paling sering<
d. suatu bentuk karsinoma anular yang teraba sebagai pertumbuhan bentuk cincin
3ada pemeriksaan colok dubur ini yang harus dinilai adalah?
a. Keadaan tumor? ekstensi lesi pada dinding rektum serta letak bagian terendah
terhadap cincin anorektal, cer2i uteri, bagian atas kelenjar prostat atau ujung os
coccygis. 3ada penderita perempuan sebaiknya juga dilakukan palpasi melalui 2agina
untuk mengetahui apakah mukosa 2agina di atas tumor tersebut licin dan dapat
digerakkan atau apakah ada perlekatan dan ulserasi, juga untuk menilai batas atas darilesi anular. 3enilaian batas atas ini tidak dapat dilakukan dengan pemeriksaan colok
dubur.
b. 'obilitas tumor? hal ini sangat penting untuk mengetahui prospek terapi
pembedahan. Cesi yang sangat dini biasanya masih dapat digerakkan pada lapisan
otot dinding rektum. 3ada lesi yang sudah mengalami ulserasi lebih dalam umumnya
terjadi perlekatan dan 1iksasi karena penetrasi atau perlekatan ke struktur ekstrarektal
seperti kelenjar prostat, buli=buli, dinding posterior 2agina atau dinding anterior
uterus.
c. @kstensi penjalaran yang diukur dari besar ukuran tumor dan karakteristik
pertumbuhan primer dan sebagian lagi dari mobilitas atau 1iksasi lesi.
-
8/17/2019 BAB II1 anestesi
11/21
< Ba&ium Enema, yaitu -airan yang mengandung barium dimasukkan melalui rektum
kemudian dilakukan seri 1oto x-rays pada traktus gastrointestinal ba!ah.
< Si!moidoso)*, yaitu sebuah prosedur untuk melihat bagian dalam rektum dan sigmoid
apakah terdapat polip kakner atau kelainan lainnya. $lat sigmoidoscope dimasukkan
melalui rektum sampai kolon sigmoid, polip atau sampel jaringan dapat diambil untuk
biopsi.
5< Colonoso)* yaitu sebuah prosedur untuk melihat bagian dalam rektum dan sigmoid
apakah terdapat polip kanker atau kelainan lainnya. $lat colonoscope dimasukkan melalui
rektum sampai kolon sigmoid, polip atau sampel jaringan dapat diambil untuk biopsi.
6< Bio)si2 jika ditemuka tumor dari salah satu pemeriksaan diatas, biopsi harus dilakukan.
Secara patologi anatomi, adenocarcinoma merupakan jenis yang paling sering yaitu sekitar
*0 sampai *5% dari kanker usus besar. Jenis lainnya ialah karsinoma sel skuamosa,
carcinoid tumors, adenosquamous carcinomas, dan undifferentiated tumors.+,
http://medlinux.blogspot.com/Common/PopUps/popDefinition.aspxhttp://medlinux.blogspot.com/Common/PopUps/popDefinition.aspxhttp://medlinux.blogspot.com/Common/PopUps/popDefinition.aspxhttp://medlinux.blogspot.com/Common/PopUps/popDefinition.aspxhttp://medlinux.blogspot.com/Common/PopUps/popDefinition.aspxhttp://medlinux.blogspot.com/Common/PopUps/popDefinition.aspxhttp://medlinux.blogspot.com/Common/PopUps/popDefinition.aspxhttp://medlinux.blogspot.com/Common/PopUps/popDefinition.aspxhttp://medlinux.blogspot.com/Common/PopUps/popDefinition.aspxhttp://medlinux.blogspot.com/Common/PopUps/popDefinition.aspxhttp://medlinux.blogspot.com/Common/PopUps/popDefinition.aspxhttp://medlinux.blogspot.com/Common/PopUps/popDefinition.aspxhttp://medlinux.blogspot.com/Common/PopUps/popDefinition.aspx
-
8/17/2019 BAB II1 anestesi
12/21
'. Sta!in!
Te !merican "oint #ommittee on #ancer (!"##) memperkenalkan T$% staging
system, yang menempatkan kanker menjadi satu dalam stadium 8Stadium =
-
8/17/2019 BAB II1 anestesi
13/21
%amba& 3. Stadium Ca Reti I4I5
-
8/17/2019 BAB II1 anestesi
14/21
abel +. N'E'odi1ied #ukes -lassi1ication System
M'odi1ied 1rom the $merican Joint -ommittee on -ancer 8+**7<
abel . - Staging System 1or "ectal -ancer
Stadium Des"&i)si
+ 'assa polypoid ntraluminal) tidak ada penebalan pada dinding rectum
3enebalan dinding rectum 6 mm) tidak ada perluasan ke perirectal
a 3enebalan dinding rectum dan in2asi ke otot dan organ yang berdekatan.
b 3enebalan dinding rectum dan in2asi ke pel2ic atau dinding abdominal
'etastasis jauh, biasanya ke li2er atau adrenal
TNM Stadium
Modified
Du"es
Stadium6
De&a$at
Des"&i)si histo)atolo!iBe&tahan 7 tahun
8/
T1 N9 M9 $ E Kanker terbatas pada submucosa *0
T' N9 M9 /+ E Kanker mencapai muskularis &5
T- N9 M9 / E
Kanker cenderung masuk atau mele!ati
lapisan serosa 70=&0
T: N1 M9 -E umor melibatkan KG/ regional 5=65
T: N: M: #E 'etastases 5
-
8/17/2019 BAB II1 anestesi
15/21
M'odi1ied 1rom hoeni 8"adiology, +*&+<
f. Penatala"sanaan
/erbagai jenis terapi tersedia untuk pasien kanker rektal. /eberapa adalah terapi standar
dan beberapa lagi masih diuji dalam penelitian klinis. iga terapi standar untuk kanker rektal
yang digunakan antara lain ialah ?
1. Pembedahan
3embedahan merupakan terapi yang paling la;im digunakan terutama untuk stadium
dan kanker rektal, bahkan pada pasien suspek dalam stadium juga dilakukan pembedahan.
'eskipun begitu, karena kemajuan ilmu dalam metode penentuan stadium kanker, banyak pasien
kanker rektal dilakukan pre-surgical treatment dengan radiasi dan kemoterapi. 3enggunaan
kemoterapi sebelum pembedahan dikenal sebagai neoadjuant cemoterapy, dan pada kanker
rektal, neoadjuant cemoterapy digunakan terutama pada stadium dan . 3ada pasien
lainnya yang hanya dilakukan pembedahan, meskipun sebagian besar jaringan kanker sudah
diangkat saat operasi, beberapa pasien masih membutuhkan kemoterapi atau radiasi setelah
pembedahan untuk membunuh sel kanker yang tertinggal. ,7
ipe pembedahan yang dipakai antara lain ? +,,*
• @ksisi lokal ? jika kanker ditemukan pada stadium paling dini, tumor dapat dihilangkan tanpa
tanpa melakukan pembedahan le!at abdomen. Jika kanker ditemukan dalam bentuk polip,
operasinya dinamakan polypectomy.
http://medlinux.blogspot.com/Common/PopUps/popDefinition.aspxhttp://medlinux.blogspot.com/Common/PopUps/popDefinition.aspxhttp://medlinux.blogspot.com/Common/PopUps/popDefinition.aspxhttp://medlinux.blogspot.com/Common/PopUps/popDefinition.aspx
-
8/17/2019 BAB II1 anestesi
16/21
• "eseksi? jika kanker lebih besar, dilakukan reseksi rektum lalu dilakukan anastomosis. Jiga
dilakukan pengambilan lim1onodi disekitan rektum lalu diidenti1ikasi apakah lim1onodi tersebut
juga mengandung sel kanker.
%amba& ;. Rese"si dan Anastomosis %amba&
-
8/17/2019 BAB II1 anestesi
17/21
melalui beberapa pendekatan yaitu transanal, transpinchteric atau transsacral. 3endekatan
transpinshter dan transacral memungkinkan untuk dapat mengamati kelenjar mesorectal untuk
mendeteksi kemungkinan telah terjadi metastasis. Sedang pendekatan transanal memiliki
kekurangan untuk mengamati keterlibatan kelenjar pararektal.
3ada tumor rektum sepertiga tengah dilakukan reseksi dengan mempertahankan s1ingter
anus, sedangkan pada tumor sepertiga distal dilakukan amputasi rektum melalui reseksi
abdominoperineal Puenu='iles. 3ada operasi ini anus turut dikeluarkan.
3ada pembedahan abdominoperineal menurut Puenu='iles, rektum dan sigmoid dengan
mesosigmoid dilepaskan, termasuk kelenjar lim1 pararektum dan retroperitoneal sampai kelenjar
lim1 retroperitoneal. Kemudian melalui insisi perineal anus dieksisi dan dikeluarkan seluruhnya
dengan rektum melalui abdomen.
"eseksi anterior rendah pada rektum dilakukan melalui laparotomi dengan menggunakan
alat stapler untuk membuat anastomosis kolorektal atau koloanal rendah.
@ksisi lokal melalui rektoskop dapat dilakukan pada karsinoma terbatas. Seleksi
penderita harus dilakukan dengan teliti, antara lain dengan menggunakan endoskopi
ultrasonogra1ik untuk menentukan tingkat penyebaran di dalam dinding rektum clan adanya
kelenjar ganas pararektal.
ndikasi dan kontra indikasi eksisi lokal kanker rectum
+. ndikasi
• umor bebas, berada & cm dari garis dentate
• + atau yang dipastikan dengan pemeriksaan ultrasound
• ermasuk !ell=di11rentiated atau moderately !ell di11rentiated secara histologi
• (kuran kurang dari = cm
. Kontraindikasi
• umor tidak jelas
• ermasuk yang dipastikan dengan ultrasound
• ermasuk 3oorly di11rentiated secara histologi
'. Radiasi
Sebagai mana telah disebutkan, untuk banyak kasus stadium dan lanjut, radiasi
dapat menyusutkan ukuran tumor sebelum dilakukan pembedahan. 3eran lain radioterapi adalah
sebagai sebagai terapi tambahan untuk pembedahan pada kasus tumor lokal yang sudah diangkat
melaui pembedahan, dan untuk penanganan kasus metastasis jauh tertentu. erutama ketika
-
8/17/2019 BAB II1 anestesi
18/21
digunakan dalam kombinasi dengan kemoterapi, radiasi yang digunakan setelah pembedahan
menunjukkan telah menurunkan resiko kekambuhan lokal di pel2is sebesar 6% dan angka
kematian sebesar *%. 3ada penanganan metastasis jauh, radiesi telah berguna mengurangi e1ek
lokal dari metastasis tersebut, misalnya pada otak. "adioterapi umumnya digunakan sebagai
terapi paliati1 pada pasien yang memiliki tumor lokal yang unresectable. +,,*
-. #emote&a)i
!djuant cemoterapy, 8menengani pasien yang tidak terbukti memiliki penyakit
residual tapi beresiko tinggi mengalami kekambuhan kira sebesar +0%. +,,*
!. P&o!nosis
Cima puluh persen dari seluruh pasien mengalami kekambuhan yang dapat berupa
kekambuhan lokal, jauh maupun keduanya. Kekambuhan lokal lebih sering terjadi pada.
3enyakit kambuh pada 5=0% pasien, biasanya pada tahu pertama setelah operasi. Faktor >
1aktor yang mempengaruhi terbentuknya rekurensi termasuk kemampuan ahli bedah, stadium
tumor, lokasi, dan kemapuan untuk memperoleh batas = batas negati1 tumor.
-
8/17/2019 BAB II1 anestesi
19/21
'. INTUBASI
a. Pen!e&tian
ntubasi adalah memasukan pipa ke dalam rongga tubuh melalui mulut atau hidung. ntubasi
terbagi menjadi yaitu intubasi orotrakeal 8endotrakeal< dan intubasi nasotrakeal. ntubasi
endotrakeal adalah tindakan memasukkan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima glottidis
dengan mengembangkan cu11, sehingga ujung distalnya berada kira=kira dipertengahan
trakea antara pita suara dan bi1urkasio trakea. ntubasi nasotrakeal yaitu tindakan
memasukan pipa nasal melalui nasal dan nasopharing ke dalam oropharing sebelum
laryngoscopy.,,5
b. Tu$uan Intubasi
ujuan dilakukannya intubasi yaitu sebagai berikut ?6,7
• 'empermudah pemberian anesthesia.
• 'empertahankan jalan na1as agar tetap bebas serta mempertahankan kelancaran
pernapasan.
• 'encegah kemungkinan terjadinya aspirasi lambung 8pada keadaan tidak sadar,
lambung penuh dan tidak ada re1le batuk
-
8/17/2019 BAB II1 anestesi
20/21
• 3emakaian 2entilasi mekanis yang lama.
• 'engatasi obstruksi laring akut
. Indi"asi dan "ont&aindi"asi
1. ndikasi
ntubasi endotrakeal yaitu mengontrol jalan napas, menyediakan saluran udara yang bebas
hambatan untuk 2entilasi dalam jangka panjang, meminimalkan risiko aspirasi,
menyelenggarakan proteksi terhadap pasien dengan keadaan ga!at atau pasien dengan
re1leks akibat sumbatan yang terjadi, 2entilasi yang tidak adekuat, 2entilasi dengan
thoracoabdominal pada saat pembedahan, menjamin 1leksibilitas posisi, memberikan jarak
anestesi dari kepala, memungkinkan berbagai posisi 8misalnya,tengkurap, duduk, lateral,
kepala ke ba!ah
-
8/17/2019 BAB II1 anestesi
21/21
leher yang tidak stabil