Download - BAB III
III. METODELOGI PENELITIAN
3.1. Hipotesa Penelitian
Diduga pemeliharaan dengan tingkat salinitas yang berbeda berpengaruh
terhadap kelulushidupan dan pertumbuhan benih abalone (Haliotis asinina).
Uji hipotesis yang digunakan secara sistematis dapat dinyatakan:
H0 : Perlakuan tingkat salinitas berbeda tidak berpengaruh terhadap
kelulushidupan dan pertumbuhan benih abalone
H1 : Perlakuan tingkat salinitas berbeda berpengaruh terhadap
kelulushidupan dan pertumbuhan benih abalone
Kaidah Pengambilan Keputusan
Kaidah pengambilan keputusan secara sistematis dengan uji F
≥ F tabel (0,05 atau 0,01).......terima H0/tolak H1
F hitung
< F tabel (0,05 atau 0,01).......terima H1/tolak H0
Kaidah pengambilan keputusan secara sistematis dengan uji D
≥ Dtabel (0,05 atau 0,01).......terima H0/tolak H1
F hitung
> D tabel (0,05 atau 0,01).......terima H1/tolak H0
19
3.2. Materi Penelitian
Materi penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari
hewan uji, tempat uji, dan alat uji.
3.2.1. Hewan uji
Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih abalone
(Haliotis asinina) yang dipelihara dalam bak pemeliharaan. Benih abalone
berumur 4 – 6 bulan dengan ukuran panjang cangkang rata-rata 2,302 + 0,125 cm
yang berasal dari pembenihan abalone di Balai Budidaya Laut Lombok. Benih
abalone yang digunakan untuk penelitian sebanyak 128 ekor dengan berat rata-
rata 1,85 + 0,345 gram.
3.2.2. Tempat uji
Sebagai tempat uji digunakan bejana 10 liter yang berbentuk seperti
tabung sebagai bak pemeliharaan yang terbuat dari plastik yang diisi air sebanyak
8 liter.
3.2.3. Media uji
Media uji dalam penelitian ini menggunakan air laut yang berasal dari
pantai Gili Genting, Sekotong, Lombok Barat. Air laut sebelum digunakan
sebagai media uji penelitian disaring terlebih dahulu. Salinitas air laut media uji
adalah 34 ‰, 32 ‰, 30 ‰ dan 28 ‰.
3.2.4. Pakan
Pakan yang diberikan untuk benih abalone berupa rumput laut
(Grachilaria sp). Pemberian pakan sebanyak 5% dari bobot biomassa yang
diberikan pada awal penebaran benih dalam bak pemeliharaan. Penambahan
Grachilaria sp diberikan segera setelah pakan habis.
20
3.2.5. Alat uji
Peralatan yang digunakan untuk mengukur kualitas air dan pengamatan
benih dapat dilihat pada Tabel 1 :
Tabel 1. Alat pengukur kualitas air dan pengamatan benih
No Parameter Alat Ketilian
1 Suhu air Water Quality Checker 0,1°C
2 pH air Water Quality Checker -
3 Oksigen terlarut (DO) Water Quality Checker 0,01 mg/l
4 Salinitas Water Quality Checker 0,1 ‰
5 Panjang benih Jangka sorong 0,1 mm
6 Berat biomassa Timbangan elektrik 0,01 g
3.3. Metode Penelitian
3.3.1. Metode
Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental, yaitu suatu usaha
terencana untuk mengungkap fakta-fakta baru atau menguatkan teori dan bahkan
membantah hasil-hasil penelitian yang telah ada. Data yang dianalisa berasal dari
pengamatan lapangan yang merupakan objek-objek yang telah diteliti
(Srigandono, 1995).
Rancangan percobaan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 4 kali ulangan.
Perlakuan yang digunakan adalah sebagai berikut :
A : Pemeliharaan benih abalone (Haliotis asinina) pada bak pemeliharaan
dengan salinitas 34 %o
21
B : Pemeliharaan benih abalone (Haliotis asinina) pada bak pemeliharaan
dengan salinitas 32 %o
C : Pemeliharaan benih abalone (Haliotis asinina) pada bak pemeliharaan
dengan salinitas 30 %o
D : Pemeliharaan benih abalone (Haliotis asinina) pada bak pemeliharaan
dengan salinitas 28 %o
Menurut Fallu (1991), salinitas normal air laut antara 33 – 35 o/oo dan ini
adalah kisaran yang disukai oleh abalone. Pada umumnya, hewan laut tidak bisa
hidup dengan baik dalam air yang mempunyai salinitas lebih dari 35 o/oo. Biasanya
hewan laut lebih bisa bertahan pada air yang sedikit lebih segar dari pada air laut
normal. Ini mungkin bahwa kerang abalone tidak akan terlalu tertekan dengan
salinitas di bawah batas untuk mencegah stress. Salinitas optimal untuk
pertumbuhan dan kelulushidupan abalone (Haliotis asinina) adalah 34 o/oo. Untuk
mengetahui pertumbuhan dan kelulushidupan abalone pada tingkat salinitas yang
berbeda maka digunakan 4 perlakuan, yaitu pemeliharan benih abalone pada
salinitas 34 o/oo, 32 o/oo, 30 o/oo dan 28 o/oo.
22
Gambar 3. Penempatan bak pemeliharaan selama penelitian
Keterangan :A : Pemeliharaan benih abalone pada bak pemeliharaan dengan salinitas
34 %o
B : Pemeliharaan benih abalone pada bak pemeliharaan dengan salinitas 32 %o
C : Pemeliharaan benih abalone pada bak pemeliharaan dengan salinitas 30 %o
D : Pemeliharaan benih abalone pada bak pemeliharaan dengan salinitas 28 %o
23
D4A3
C4B4
B1
C3
A4A2
D1
C2
D2C1
B3
A1
D3B2
3.3.2. Tahap persiapan
Tahap persiapan yaitu persiapan alat yang akan digunakan dalam
penelitian. Alat-alat yang digunakan terdiri dari wadah pemeliharaan hewan uji
dan perlengkapan aerasi dicuci dengan sabun dan dibilas lagi dengan air tawar
yang besih. Pengaturan wadah pemeliharaan hewan uji beserta perlengkapan yang
akan digunakan diletakkan secara acak. Wadah pemeliharaan adalah bak yang
diberi selang aerasi. Wadah yang digunakan dalam percobaan ini sebanyak 16
buah.
3.3.3. Tahap pelaksanaan
Tahap ini meliputi perhitungan prosentase kelulushidupan, pengukuran
bobot, panjang benih kerang abalone dan pengukuran kualitas air.
1. Pengukuran berat dan panjang dilakukan seminggu sekali dengan
menggunakan timbangan elektrik dan jangka sorong.
2. Pengukuran kualitas air dilakukan satu kali seminggu.
3. Pemberian pakan berupa rumput laut (Grachilaria sp).
4. Perhitungan kelulushidupan dilakukan dengan menghitung jumlah
benih yang hidup pada awal penelitian dan akhir penelitian.
3.3.4. Pengumpulan data
3.3.4.1. Kelulushidupan (%) benih abalone (Haliotis asinina)
Kelulushidupan benih abalone (Haliotis asinina) dihitung pada awal
penebaran dan akhir penelitian. Rumus yang digunakan menurut Effendi (1997) :
SR = x 100%
Keterangan :SR : kelulushidupan larva (%)No : jumlah benih abalone pada awal penelitian (ekor)
24
Nt : jumlah benih abalone pada akhir penelitian (ekor)
3.3.4.2. Pertumbuhan Mutlak
Diukur secara periodic dalam mingguan (7 hari) pada awal hingga akhir
penelitian selama 28 hari dengan cara menimbang berat dan panjang cangkang
benih abalone dengan menggunakan rumus Effendi (1997) :
W = Wt – Wo
Keterangan :W : pertambahan berat mutlak (gram)Wo: berat hewan uji pada awal penelitian (gram)Wt : berat hewan uji pada akhir penelitian (gram)
L = Lt – Lo
Keterangan :L : pertambahan panjang cangkang mutlak (cm)Lo : panjang cangkang hewan uji pada awal penelitian (cm)Lt : panjang cangkang hewan uji pada akhir penelitian (cm)
3.3.4.3. Laju pertumbuhan harian
SGR = x 100%
Keterangan :SGR : laju pertumbuhan harian (%/hari)Wo : berat hewan uji pada awal penelitian (gram)Wt : berat hewan uji pada akhir penelitian (gram)T : waktu pemeliharaan (hari)
3.3.4.4. Kualitas air
Pengamatan kualitas air dilakukan untuk mengetahui perubahan-
perubahan yang terjadi dalam kolom air yang diakibatkan oleh faktor – faktor
fisika, kimia, dan biologi. Kualitas air yang diamati adalah suhu air, kandungan
oksigen terlarut dan pH air.
25
3.4.5. Analisa data
Data yang dianalisa meliputi data pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan
harian dan data kelulushidupan. Sebelum data dianalisa dilakukan Uji Normalitas
dengan metode Liliefors, Uji Homogenitas dengan metode Barlett, dan Uji
Aditifitas dengan metode Tukey (Srigandono, 1992). Apabila hasil pengujian
menunjukkan bahwa data menyebar normal, homogeny, dan addiotif maka analisa
dilanjutkan dengan two way Anova untuk mengetahui adanya pengaruh
pemeliharaan dengan tingkat salinitas yang berbeda terhadap pertumbuhan dan
kelulushidupan. Apabila diketahui terdapat perbedaan yang nyata (p<0,05) atau
sangat nyata (p<0,01), maka dilanjutkan dengan Uji Wilayah Ganda Duncan
untuk mengetahui pengaruh terbaik, sedangkan data kualitas air dianalisa secara
deskriptif (Srigandono, 1992).
26