38
BAB III
ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR
3.1. Analisa Pendekatan Arsitektur
3.1.1 Analisa Konteks Lingkungan
Lokasi untuk projek agrowisata mangrove berada di Kecamatan
Pekalongan Utara. Secara administratif, Kota Pekalongan terbagi menjadi 4
Kecamatan yakni Kecamatan Pekalongan Barat, Pekalongan Utara,
Pekalongan Timur dan Pekalongan Selatan. Luas wilayah Kota Pekalongan
tercatat seluas 4.525 Ha, atau sekitar 0,14% dari luas Provinsi Jawa Tengah
(Luas Jawa Tengah 3.254.000 Ha).
Berdasarkan data dari stasiun Meteorologi dan Geofisika Kota
Pekalongan, curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari (844mm) dan
terendah pada bulan Agustus (0mm). Jumlah hari hujan banyak terjadi
pada bulan Januari sebanyak 23 hari, sedangkan jumlah hari hujan paling
sedikit terjadi pada bulan Agustus sebanyak 0 hari.
Secara khusus, berdasarkan zonasi wilayah (Mengacu pada Keputusan
Walikota Pekalongan Nomor 523/138 Tahun 2010 tanggal 1 Juli 2010
tentang Penetapan Kawasan Minapolitan Kota Pekalongan, Zona Inti
Kawasan Minapolitan berada pada sebagian wilayah Kecamatan
Pekalongan Utara, dengan luas wilayah sebesar 73,62 Ha. Topografi
wilayah Kecamatan Pekalongan Utara dan sekitarnya merupakan daerah
39
dataran rendah landai, kawasan pesisir dengan ketinggian kurang lebih 1
meter dpl. Secara geografis Kecamatan Pekalongan Utara berada pada
kawasan pesisir yang dibatasi oleh:
Sebelah Utara : Laut Jawa
Sebelah Timur : Kabupaten Batang
Sebelah Selatan : Kecamatan Pekalongan Selatan
Sebelah Barat : Kabupaten Pekalongan
Gambar.3.1 Peta Kontur Kota Pekalongan
Sumber : Bappeda Kota Pekalongan
40
Tabel 3.1 Permasalahan dan Potensi Kel. Krapyak Lor
Sumber : Analisa Pribadi
Analisa tapak kawasan Agrowisata Mangrove di Pekalongan, sebagai berikut :
a. Alternative pertama adalah Kelurahan Krapyak Lor
Strength (Kekuatan) : agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata
pesisir pantai yang menarik karena melibatkan pengunjung dan warga..
Weakness (Kelemahan) : kerusakan hutan mangrove yang
memprihatinkan serta kurangnya peran serta masyarakat dalam
melestarikan mangrove.
PERMASALAHAN POTENSI
Kelurahan Krapyak Lor
Belum direncanakan kegiatan
yang dapat menarik minat
warga sekitar.
Daya tarik wisatawan
Hutan Mangrove
Kerusakan hutan mangrove yang memprihatinkan, perlu adanya pengawasan apabila
dijadikan wisata.
Mangrove dapat menjaga pesisir pantai dan ekosistem laut.
Menjadi obyek wisata
Pembibitan Mangrove
Belum ada pengolahan lahan untuk pembibitan mangrove
Menjadi tujuan wisata utama dalam agrowisata.
Meningkatkan perekonomian warga dalam penjualan bibit.
Tambak Pengolahan lahan untuk pembudidayaan belum
maksimal
Menjadi salah satu fasilitas penunjang dalam agrowisata.
41
Oportunities (Kesempatan) : agrowisata mangrove dapat menjadi objek
wisata daerah pesisir yang sekaligus dapat menjaga pesisir pantai dari
abrasi.
Threatness (Ancaman) : pengetahuan dan kesadaran masyarakat sekitar
yang masih kurang tentang mangrove.
Sumber : Analisa Pribadi
PERMASALAHAN POTENSI
Kelurahan Degayu
Belum direncanakan kegiatan
yang dapat menarik minat
warga sekitar.
Daya tarik wisatawan.
Hutan Mangrove
Kerusakan hutan mangrove yang memprihatinkan, perlu adanya pengawasan apabila
dijadikan obyek wisata.
Mangrove dapat menjaga pesisir pantai dan ekosistem laut.
Menjadi obyek wisata
Pembibitan Mangrove
Pengolahan lahan untuk pembibitan mangrove
Kurangnya minat masyarakat
Menjadi tujuan wisata utama dalam agrowisata.
Meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dengan penjualan bibit .
Tambak Pengolahan lahan untuk
pembudidayaan Menjadi salah satu fasilitas
penunjang dalam agrowisata.
Tabel 3.2 Permasalahan dan potensi Kelurahan Degayu
42
b. Alternative kedua adalah Kelurahan Degayu
Strength (Kekuatan) : peran mangrove untuk menjaga ekosistem pesisir
laut dan agrowisata mangrove dapat menjadi obyek wisata pesisir pantai
yang menarik.
Weakness (Kelemahan) : kerusakan hutan mangrove yang
memprihatinkan serta kurangnya peran serta masyarakat dalam
melestarikan mangrove, pengelolaan lahan yang belum maksimal.
Oportunities (Kesempatan) : agrowisata mangrove dapat menjadi objek
wisata daerah pesisir yang sekaligus dapat menjaga pesisir pantai dari
abrasi, pengelolaan lahan yang maksimal dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat sekitar selain penjualan bibit mangrove.
Threatness (Ancaman) : pengetahuan dan kesadaran masyarakat sekitar
yang masih kurang tentang mangrove.
Akses menuju lokasi mudah dicapai. Hal ini dikarenakan kawasan wisata
Pantai Slamaran. Selain itu area lokasi dengan dengan permukiman penduduk
sehingga masyarakat dengan mudah terlibat langsung dalam mendukung
wisata alam di kawasan tersebut.
Analisa pemilihan tapak
Beberapa kriteria dalam pemilihan tapak
- Pantai berpotensi abrasi.
- Topografi pantai landai.
43
- Lokasi tapak memiliki aksesibilitas yang mudah dicapai baik
menggunakan transportasi pribadi maupun transportasi umum.
- Pada lokasi tapak sudah terdapat utilitas kota yang memadai.
- Pengelolaan lahan untuk Pembibitan mangrove.
- Iklim mikro pada lokasi tapak tergolong baik.
- Memiliki luas area lahan yang menampung semua fasilitas yang akan
direncanakan pada Agrowisata Mangrove.
Tabel 3.3 Kriteria Alternatif Lokasi
Sumber : Analisa Pribadi
Kriteria Alternative 1 Alternative 2
Pantai 4 4
Topografi 4 4
Aksesibilitas 4 4
Utilitas kota 3 3
View 2 3
Iklim Mikro 2 2
Luas Area 2 3
Jumlah 21 23
44
Tapak yang terpilih berada di Kelurahan Degayu.
Batas-batas Utara : Laut Jawa
Timur : Jalan lingkungan
Selatan: Jalan lingkungan
Barat :Permukiman
Berdasarkan penyusunan zonasi Kota Pekalongan, wilayah
Kelurahan Degayu dapat dikelompokkan menjadi 2 kawasan yaitu
kawasan konservasi seluas 9 ha, dan kawasan pemanfaatan umum
seluas 328,5. Kawasan konservasi yang masuk di Kelurahan Degayu ini
meliputi zona konservasi pesisir seluas 7 ha, dan kawasan polder 2 ha.
Sedangkan kawasan pemanfaatan umum meliputi zona permukiman
seluas 67,09 ha, tambak 19,84 ha, pertanian 222,3 ha, campuran
(perdagangan dan jasa) 2,01 ha, industri 10 ha, wisata bahari 2,76 ha
dan zona TPA sampah 4,5 ha.
3.1.2 Analisa Kondisi Sarana dan Prasarana
Jaringan Utilitas
Jaringan Listrik
Kebutuhan listrk di Kelurahan
Degayu disediakan Perusahaan Listrik
Negara (PLN) disalurkan melalui tiang-
tiang listrik.
Gambar 3.2 Tiang listrik
Sumber: Dok. Pribadi
45
Jaringan Prasarana Kota
Jalan
Lampu Jalan
Akses menuju Degayu
cukup mudah. Kondisi jalan
cukup baik. Lebar jalan kurang
lebih 6m.
Gambar 3.3 Jalan Sumur Pantau
Sumber: Dok. Pribadi
Prasarana di sekitar
lokasi sudah dilengkapi dengan
lampu jalan.
Gambar 3.4 Lampu jalan
Sumber: Dok. Pribadi
46
Drainase
Persampahan
Prasarana di sekitar
lokasi sudah dilengkapi dengan
persampahan.
Gambar 3.6 Sampah
Sumber: Dok. Pribadi
Prasarana di sekitar
lokasi sudah dilengkapi dengan
drainase.
Gambar 3.5 drainase
Sumber: Dok. Pribadi
47
3.2. Analisa Pendekatan Masing-masing Fungsi
3.2.1 Studi Aktivitas
1. Studi Aktivitas
Pengelompokkan studi aktivitas yang dilakukan di Agrowisata
Mangrove, yaitu :
Aktivitas Wisata, kelompok ativitas yang dilakukan di Agrowisata
Mangrove, seperti : menanam mangrove, berkeliling sekitar
Agrowisata, mengamati proses pembibitan mangrove, melihat
pameran mangrove, membaca buku tentang mangrove, menonton
film tentang mangrove.
Aktivitas Penunjang, kelompok aktivitas yang menunjang di
Agrowisata Mangrove seperti : workshop tentang mangrove,
makan dan minum, membeli souvenir, beristirahat.
Aktivitas Pengelola, kelompok aktivitas pengelolaan Agrowisata
Mangrove untuk tujuan mengatur kegiatan, administrasi,
keuangan da service serta pemeliharaan sarana dan prasarana.
Aktivitas Service, kelompok aktivitas yang berhubungan dengan
kegiatan service, seperti : wudhu, ibbadah, mandi, bilas, mengatur
parkir, manjaga keamanan, menjaga kebersihan di Agrowisata
Mangrove.
48
Tabel 3.4 kelompok aktivitas, pelaku dan sifatnya
Kelompok Aktivitas Aktivitas Pelaku Sifat
Aktivitas Wisata
Menanam Mangrove Pengunjung :
- Umum
- Instansi
Pengelola
Semi Privat
Berkeliling sekitar Agrowisata
Pengunjung :
- Umum
- Instansi
Pengelola
Publik
Mengamati proses pembibitan mangrove
Pengunjung Publik
Mendapatkan penjelasan tentang mangrove
Pengunjung Publik
Melihat pameran mangrove
Pengunjung :
- Umum
- Instansi
Semi Publik
Membaca buku tentang mangrove
Pengunjung Publik
Menonton film tentang mangrove
Pengunjung Publik
Workshop tentang mangrove
Pengunjung Publik
Aktivitas Penunjang
Mencari Informasi umum tentang Agrowisata Mangrove
Pengunjung :
- Khusus
- Instansi
Semi publik
Mengadakan pertemuan dengan
Pengunjung Publik
49
pihak terkait
Membeli tiket Pengunjung :
- Khusus
- Instansi
Semi Publik
Makan dan minum Pengunjung Publik
Membeli souvenir Pengunjung
Pengelola Publik
Beristirahat / Menginap
Pengunjung Publik
Pemeriksaan kesehatan
Pengunjung Publik
Mengelola dan koordinasi seluruh staff di Agrowisata Mangrove
Pengelola
Pengunjung
Semi Publik
Aktivitas Pengelola
Mengatur manajemen Agrowisata Mangrove
Kepala dan Wakil Kepala Agrowisata
Mangrove Privat
Mengatur personalia Agrowisata Mangrove
Sekretaris
Bendahara Privat
Mengelola dan data area sentuh mangrove
Bagian Personalia Privat
Mengelola dan data pembibitan Mangrove
Pengelola Bid. Sentuh Mangrove
Privat
Mengelola galeri dan Perpustakaan Mangrove
Pengelola Bid. Pembibitan
Privat
Memberikan informasi, promosi dan publikasi
Pengelola Bid. Galeri dan
Perpustakaan Privat
Mengelola administrasi
Pengelola Bid. Humas
Privat
50
Agrowisata Mangrove
Menjaga keamanan Agrowisata Mangrove
Pengelola Bid. Administrasi
Privat
Aktivitas pelayanan Umum
Penjualan tiket, souvenir
Kepala dan Petugas Keamanan
Privat
Melayani pesanan makanan, memasak, mengelola resto
Staff Pelayanan umum
Privat
Perawatan bangunan Agrowisata Mangrove
Staff resto Privat
Pemeriksaan kesehatan
Kepala dan Staff Maintenance
Privat
Membersihkan area Agrowisata Mangrove
Staff Kesehatan Privat
Wudhu Kepala dan Staff Kebersihan
Privat
Aktivitas Servis Sholat Pengunjung
Pengelola
Staff
Privat
Mandi, Bilas Pengunjung
Pengelola
Staff
Privat
BAK, BAB Pengunjung
Pengelola
Staff
Privat
Menjaga Keamanan Pengunjung
Pengelola
Staff
Privat
Menjaga Parkir Petugas Keamanan Privat
Membersihkan area Petugas parkir Privat
51
Agrowisata Mangrove
Maintenance Petugas Kebersihan
Privat
Sumber : Analisa Pribadi
2. Pola Aktivitas
a. Aktivitas Pengelola
Bagan 3.1Pola Aktivitas Pengelola
Sumber : Analisa Pribadi
b. Aktivitas Wisata
Datang Parkir
Drop off
Absen Bekerja
Rapat
Istirahat
Absen
Pulang
Datang
Drop off Mencari
informasi
Parkir Datang
Membeli
tiket
Pengarahan
tentang
mangrove
Workshop mangrove
Melihat pameran
Keliling sekitar
Agrowisata
Menonton film mangrove
Membaca buku mangrove
Istirahat Pulang
Aktivitas
Pengunjung
Khusus
Bagan 3.2 Pola Aktivitas Wisata
Sumber : Analisa Pribadi
52
3. Studi Jumlah Pelaku
a. Pendekatan Jumlah Pengunjung
Data jumlah pengunjung ke Obyek wisata Pekalongan tahun
2007- 2011, sebagai berikut :
Tabel 3.5 Jumlah pengunjung Obyek Wisata Kota Pekalongan
Tahun 2007-2011
Tahun Jumlah Pengunjung
2007 140.285
2008 179.316
2009 251.411
2010 215.568
2011 226.978
Sumber: Dinas Perhubungan Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pekalongan
- Jumlah rata-rata pengunjung per hari :
Tahun 2007: (140.285 : 365)= 384,34 (384 orang/hari)
Tahun 2008: (179.316: 365)= 491,27 (491-492 orang/hari)
Tahun 2009: (251.411: 365)= 688,79 (688-690 orang/hari)
Tahun 2010: (215.568: 365)= 590,59 (590-591 orang/hari)
Tahun 2011: (226.978: 365)= 621,85 (621-622 orang/hari)
Berdasarkan studi emphiris pada tempat wisata tersebut maka
pendekatan jumlah pengunjung Agrowisata Mangrove, sebagai berikut:
53
Tabel 3.6 Jumlah Pengunjung
Pelaku Jumlah
Pengunjung pada hari kerja 100 -200 orang
Pengunjung pada akhir pekan 200-300 orang
Pengunjung pada hari libur Maksimal 500 orang
Pengunjung Khusus (rombongan) 100-200 orang
Sumber : Analisa Pribadi
Tabel 3.7 Jam puncak keramaian pengunjung
Pagi
Pukul 09.00-11.00
Siang
Pukul 11.00-13.30
Sore
Pukul 13.30-16.00
30 % 35 % 35 %
150 orang 175 orang 175 orang
Sumber : Analisa Pribadi
b. Pendekatan Jumlah Pengelola
Tabel 3.8 Jumlah Pengelola Pengelola Agrowisata Mangrove
Pelaku Jumlah
Kepala 1
Wakil Kepala 1
KaBag Adiminitrasi dan staff 1
Sekretaris 1
Bendahara 1
Personalia 3
Rumah tangga 2
Humas 3
Total 10
54
Tabel 3.9 Jumlah Pengelola Galeri dan Perpustakaan Bagian Galeri dan Perpustakaan
Pelaku Jumlah
Kepala 1
Wakil Kepala 1
Sekretaris 1
Bendahara 1
Staff Perpustakaan
- Resepsionis dan informasi
- Staff bag. Koleksi
- Staff bag. Perawatan Buku
- Staff bag. Pengawasan
1
2
2
1
Staff Galeri
- Resepsionis dan informasi
- Staff bag. Koleksi
- Staff bag. Perawatan
- Staff bag. Pengawasan
1
2
2
1
Total 16
Tabel 3.10 Jumlah Pengelola sentuh mangrove dan Pembibitan
Bagian sentuh mangrove dan Pembibitan
Pelaku Jumlah
Kepala 1
Wakil Kepala 1
Sekretaris 1
55
Bendahara 1
Staff Sentuh Mangrove
Staff pembibitan
Staff logistik
Karyawan
3
3
3
5
Total 18
Tabel 3.11 Jumlah Pengelola Servis dan Pelayanan Umum
Servis dan Pelayanan Umum
Pelaku Jumlah
Staff keamanan dan Maintenance
- Security
- Cleaning servis
- Teknisi
6
10
4
Staff Pelayanan Umum
- Resepsionis dan informasi
- Penjualan tiket
- Penitipan barang
3
2
2
Staff Resto
- Manajer resto
- Koki
- Waiters
- Kasir
1
4
8
2
Staff klinik
- Dokter
1
56
- Perawat
- Administrasi
1
1
Total 43
Sumber : analisis Pribadi
4. Jam Operasional
Agrowisata Mangrove memiliki jam operasional sebagai berikut :
a. Wisata Mangrove
Hari : Senin - Minggu
Pukul : 09.00 – 16.00 WIB
Pelayanan dibuka untuk umum.
b. Sentuh Mangrove dan Pembibitan
Hari : Rabu - Minggu
Pukul : 09.00 – 16.00 WIB
(keterangan : sentuh mangrove/penanaman mangrove
dapat dilakukan periodic sesuai dengan waktu tanam
tanaman mangrove. Pengamatan pembibitan dapat
dilakukan setiap hari rabu-minggu).
c. Galeri dan Perpustakaan Mangrove
Hari : Selasa - Minggu
Pukul : 09.00 – 16.00 WIB
(Keterangan : hari senin tutup untuk jadwal maintenance).
Pemutaran film di ruang audio visual Galeri Mangrove akan
berlangsung setiap 2 jam sekali.
57
Pukul : 10.00 ; 12.00 ; 14.00 WIB
d. Fasilitas Penunjang
Fasilitas Penunjang Loket, Toko Souvenir, Resto, Klinik,
Homestay buka mengikuti jam operasional wisata Mangrove.
Jam kegiatan Ruang Workshop (1)
Hari : Selasa - Minggu
Pukul : 10.00 ; 12.00 ; 14.00 WIB
(keterangan : Workshop memliki durasi satu jam, satu jam
selanjutnya untuk istirahat).
Jam kegiatan Ruang Workshop (2)
Hari : Rabu, Jumat dan Minggu
Pukul : 09.00 ; 12.00 ; 14.00
(keterangan : R. workshop (2) memiliki durasi dua jam
untuk belajar membatik pewarna alami dari mangrove).
Jam kegiatan Ruang Pertemuan
Hari : Selasa - Minggu
Pukul : 09.00 – 16.00 WIB
(Keterangan : hari senin tutup untuk jadwal maintenance).
e. Jam Operasional Kantor
Hari : Senin - Jumat
Pukul : 08 -.00 – 16.00
58
(kantor buka dari hari Senin sampai hari Jumat, untuk
bagian pelayanan umum hari sabtu dan minggu tetap
masuk).
5. Studi Fasilitas
a. Kebutuhan Ruang
Tabel 3.12 Kebutuhan Ruang
Kelompok Aktivitas Wisata
Pelaku Aktivitas Kebutuhan
Ruang Waktu
Pengunjung
Melihat pameran Mangrove
Galeri Mangrove
09.00 – 16.00 WIB
Mencari dan Membaca buku
r. baca Perpustakaan
09.00 – 16.00 WIB
Menonton film Mangrove
r. audio visual 09.00 – 16.00 WIB
Menanam bibit mangrove
Tempat sentuh mangrove
Periodik
Mengamati pembibitan mangrove
Tempat pembibitan
Periodik
Staff Galeri Memeriksa koleksi pameran
Galeri Mangrove
Periodic
Staff Galeri Menyimpan koleksi pameran
r. penyimpanan
Periodic
Staff Perpustakaan
Memeriksa dan menyimpan koleksi buku
r. koleksi buku Periodic
Fasilitas Penunjang
Pengunjung khusus
Workshop tentang Mangrove
r. workhop 09.00 – 16.00 WIB
Pengunjung khusus
Workshop tentang pewarna batik dari
r. workhop (2) 09.00 – 16.00 WIB
59
Mangrove
Pengunjung Khusus
Penjelasan tentang mangrove
r. pertemuan 09.00 – 16.00 WIB
Pengunjung
Mencari informasi tentang Agrowisata mangrove
r. informasi 09.00 – 16.00 WIB
Membeli tiket Loket 09.00 – 16.00 WIB
Membeli souvenir Toko souvenir 09.00 – 16.00 WIB
Menginap Homestay 09.00 – 16.00 WIB
Semua Pelaku Makan dan minum Resto 09.00 – 16.00 WIB
Koki Menyiapkan makan dan minuman
Dapur Resto Harian 08.00-17.00
Semua Pelaku Pemeriksaan Kesehatan
Klinik Harian
Kelompok Service
Petugas Keamanan
Menjaga keamanan Agrowisata Mangrove
Area Agrowisata Mangrove
Harian (24 jam)
Petugas keamanan
Memeriksa keadaan sekitar
Pos Keamanan
Harian (24 jam)
Teknisi Maintenance r. ME Harian 08.00-17.00
Menyimpan alat-alat Gudang Harian 08.00-17.00
Semua Pelaku (muslim)
Wudhu Tempat wudhu Harian
Semua Pelaku (muslim)
Sholat Mushola Harian
60
Semua pelaku Mandi, bilas Kamar mandi Harian
Semua pelaku BAK, BAB Toilet Harian
Petugas Kebersihan
Membersihkan area wisata
Area Agrowisata Mangrove
Harian 08.00-17.00
Sumber : Analisa Pribadi
b. Hubungan Ruang Makro
Bagan 3.3 hubungan Ruang Makro
Sumber : Analisa Pribadi
Plaza
Entrance
Fasilitas Service
Parkir,Pos Keamanan, r. ME, Tempat wudhu, Mushola, Kamar mandi, Toilet, Area Agrowisata Mangrove
Fasilitas utama wisata
Galeri, perpustakaan, sentuh mangrove,
tempat pembibitan, r. Audio visual,
Fasilitas Penunjang
r. workshop, r. pertemuan, r. informasi, Loket, Toko souvenir, Homestay, Resto, Dapur Resto, Klinik.
61
c. Besaran Ruang
Tabel 3.13 Besaran Ruang
Fasilitas Bagian Pengelola
Ruang Perabot Luas Luas
+sirkulasi Sumber
R. Kerja Kepala (1 orang)
Meja/kursi
kerja
3,1 x 3,3
Rak buku
0,5 x 1,2
Sofa
1,9 x 3,0
10,23
0,6
5,7
16,5 m2 + flow
50%
= 24,8 m2
Human dimention and interior space
R. wakil Kepala (1 orang)
Meja/kursi
kerja
3,1 x 3,3
Rak buku
0,5 x 1,2
Sofa
1,9 x 3,0
10,23
0,6
5,7
16,5 m2 + flow
50%
= 24,8 m2
R. Ka.Bag (5 orang)
Meja/kursi
kerja
3,1 x 3,3
Rak buku
0,5 x 1,2
Sofa
1,9 x 3,0
51,15
3
28,5
82,65 m2
+ flow
40%
=115,7 m2
R. Staf Administrasi
- Sekretariat
- Personalia
- Keuangan
- Humas
- Rumah Tangga
(10 orang)
Meja/kursi
kerja
1,9 x 2,1
39,9
3
42,9 m2
+ flow
30%
= 55,8 m2
62
Rak buku
0,5 x 1,2
R. Staff Galeri dan Perpustakaan
(10 orang)
Meja/kursi
kerja
1,9 x 2,1
Rak buku
0,5 x 1,2
39,9
3
42,9 m2
+ flow
30%
= 55,8 m2
R. staff bagian Sentuh mangrove dan Pembibitan
(10 orang)
Meja/kursi
kerja
1,9 x 2,1
Rak buku
0,5 x 1,2
39,9
3
42,9 m2
+ flow
30%
= 55,8 m2
R. Staff Pelayanan Umum (6 orang)
Meja/kursi
kerja
1,9 x 2,1
Rak buku
0,5 x 1,2
23,94
3,6
27,54 m2
+ flow
30%
= 35,8 m2
R. Staf Teknik &
Maintenance
(4 orang)
Meja/kursi
kerja
1,9 x 2,1
Rak buku
0,5 x 1,2
23,94
3,6
27,54 m2
+ flow
30%
= 35,8 m2
R. Rapat (20 orang) Meja
1,5 x 3,0
Kursi
0,6 x 0,65
90
7,8
97,8 m2
+ flow
50%
=146,7 m2
R. Arsip Meja
0,6 x 1,2
Kursi
0,5 x 0,6
Rak
0,5 x 1,2
1,44
0,6
3,6
5,64 m2
+ flow
30%
= 7,3 m2
R. Tunggu Sofa
1,9 x 3,0
Meja informasi
5,7
9,3 m2
+ flow
50%
63
1,8 x 2,0 3,6 = 14,0 m2
Luas Fasilitas Pengelola 572,3 m2
Sumber : Analisa Pribadi
Tabel 3.14 Besaran Ruang Bagian Penunjang
Fasilitas Bagian Penunjang
Ruang Perabot Luas Luas
+sirkulasi Sumber
Lobby
(100 orang)
Kursi
0,5 x 0,6
Area berdiri
2,0 m2/org
30
200
230 m2
+ flow 50%
= 345 m2
Human dimention and interior space
R. Informasi Meja informasi
1,8 x 2,0
3,6
3,6 m2
+ flow 50%
= 5,4 m2
Loket Loket tiket
1,8 x 2,0
3,6
3,6 m2
+ flow 100%
= 7,2 m2
R. Workshop (2)
(@50 orang)
Meja
0,6 x 1,2
Kursi
0,45 x 0,45
72
100
172 m2
+ flow 25%
=215 m2
R. Pertemuan
(100 orang)
2 m2 / org
2 m2 / org
200 m2
+ flow 50%
= 300 m2
Resto
(15 staff, 100 pegunjung)
Meja makan
1,0 x 1,0
Kursi makan
0,45 x 0,45
Meja Kasir
0,75 x 2
Kursi Kasir
d=0,30
112 m2
39,6 m2
3 m2
0,72 m2
158,7 m2
+ flow 50%
= 238,05 m2
AP
AP
64
vending
machine
0,75 x 1,5
3,375 m2
HD
Toko Souvenir
(100 pengunjung.
4 staf)
Pengunjung
1 m2 /org
Rak display
0,6 x 15
Meja display
0,8 x 15
Meja kasir
0,75 x 2,00
Kursi kasir
d=0,30
Mesin kasir
110 m2
18 m2
12 m2
9 m2
1,08 m2
150,08 m2
+ flow 50%
= 225,12 m2
SB
SB
HD
AP
Homestay 8 kamar
3m x 4m
96 m2
96 m2
AP
Total 1431,77 m2
Tabel 3.15 Besaran Ruang Galeri
Bagian Galeri
Ruang Perabot Luas Luas
+sirkulasi Sumber
R. Pamer Ekosistem Mangrove
Panel (5) 2,0x2,0
Pengunjung 1,5 m2 /org
20 m2
225 m2
245 m2
+ flow 50%
= 367,5 m2
DA
SB
R. Pameran Tanaman Mangrove
Panel (20) 1,0x2,0
Pengunjung
1,5 m2 /org
40 m2
225 m2
265 m2
+ flow 50%
= 397,5 m2
DA
SB
R. Pameran Binatang endemic Mangrove
Panel (15) 1,0x1,0
Pengunjung
15 m2
225 m2
240 m2
+ flow 50%
= 360 m2
DA
65
1,5 m2 /org SB
R. Audio Visual
(60 orang)
Kursi
0,65 x 1,05
122,85
m2
122,85 m2
+ flow 40%
= 172 m2
SB
Gudang
5m x 5m
25 m2
25 m2 AP
Total 1322 m2
Tabel 3.16 Besaran Ruang Perpustakaan
Bagian Perpustakaan
Ruang Perabot Luas Luas
+sirkulasi Sumber
Hall (20 orang) Pengunjung 1,5 m2 /org
30 m2 AP
R. Petugas
(5 orang)
Meja/kursi
kerja
1,5 x 1,5
11,25 m2
11,25 m2
+ flow 30%
= 15 m2
DA
SB
R. Baca
(50 orang)
baca
1,8 x 2,0
20 Rak buku
0,5 x 1,2
Loker
0,6 x 1,8
180 m2
12 m2
2,16 m2
197,16 m2
+ flow 50%
= 194,16 m2
DA
SB
R. Koleksi Buku
(25 rak buku)
Rak buku
0,4 x 1,2 12 m2
12 m2
+ flow 50%
= 18 m2
HD
R. Komputer
(10 orang)
Meja/kursi
kerja
1,5 x 1,5
22,5 m2
22,5 m2
+ flow 30%
= 29,25 m2
HD
66
Gudang
5m x 5m
25 m2
25 m2 AP
Total 311,41 m2
Tabel 3.17 Besaran Ruang Pembibitan
Bagian Pembibitan
Ruang Perabot Luas Luas Sumber
Area Pembibitan Bedengan 25 X 50
1250 m2 SB
Area Penjualan Bedengan 15 x 20 300 m2 AP
Gudang Alat Alat-alat
pertanian
4 x 4 16 m2
AP
Total 1566 m2
Tabel 3.18 Besaran Ruang Service dan Maintenance
Bagian Service dan Maintenance
Ruang Perabot Luas Luas
+sirkulasi Sumber
Mushola
(25 orang)
Ibadah
0,7 x 1,4cm
24,5 m2 24,5 m2
+ flow 30%
= 31,85 m2
AP
T. Wudhu
10 kran 0,9 x 1,2
10,8 m2
10,8 m2
+ flow 30%
= 14,04 m2
DA
SB
Toilet
(10 orang)
Closet
0,65 x 0,55
Urinoir
0,4 x 0,5
Washtaffel
3,28 x 0,57
3,57 m2
2 m2
9,35 m2
14,95 m2
+ flow 50%
= 22,38 m2
SB
67
Kamar mandi , bilas
(10 ) 1,5 x 2,0 30 m2
30 m2
+ flow 40%
= 42 m2
Janitor 1,0 x 1,5 1,5 m2 1,5 m2 AP
Gudang
Barang 25 m2 25 m2 AP
Pantry Kitchen set
2,0 x 1,8
Meja
0,75 x 1,2
Kursi
0,45 x 0,45
3,6 m2
3,6 m2
1,62 m2
30 m2
+ flow 30%
= 11,46 m2
AP
R. Genset Genset 50 m2/ ruang
50 m2 TSS
R. Panel Listrik Panel Listrik 6m2/ ruang
30 m2 Asumsi
R. pompa Pompa 20m2/ ruang
20 m2 UB
R. Tandon Air Tandon Asumsi
R. sampah 12m2/ ruang
48m2 Asumsi
Total 296,23 m2
Sumber : Analisa Pribadi
d. Ruang Outdoor/Indoor
Tabel 3.19 Kebutuhan Ruang Outdoor/Indoor
Outdoor Indoor
Tempat Parkir Galeri Mangrove
Sentuh mangrove dan Pembibitan Perpustakaan
Kantor Pengelola
68
R. workshop
R. pertemuan
Resto
Mushola
Homestay
Klinik
Toilet
Sumber : analisa Pribadi
e. Studi Ruang Khusus
Studi Ruang Khusus adalah Galeri Mangrove
Bagian Galeri
Ruang Perabot Luas Luas
+sirkulasi Sumber
R. Pamer Ekosistem Mangrove
Panel (5) 2,0x2,0
Pengunjung 1,5 m2 /org
20 m2
225 m2
245 m2
+ flow 50%
= 367,5 m2
DA
SB
R. Pameran Tanaman Mangrove
Panel (20) 1,0x2,0
Pengunjung
1,5 m2 /org
40 m2
225 m2
265 m2
+ flow 50%
= 397,5 m2
DA
SB
R. Pameran Binatang endemic Mangrove
Panel (15) 1,0x1,0
Pengunjung
1,5 m2 /org
15 m2
225 m2
240 m2
+ flow 50%
= 360 m2
DA
SB
R. Audio Visual
(60 orang)
Kursi
0,65 x 1,05
122,85
m2
122,85 m2
+ flow 40%
SB
69
= 172 m2
Gudang
5m x 5m
25 m2
25 m2
Total 1322 m2
Gambar 3.7 R. Pameran Tanaman Mangrove
Gambar 3.8 R. Audio Visual
70
Sumber : Dok. Pribadi
f. Kebutuhan Luas Bangunan dan Lahan
Tabel 3.20 Kebutuhan Luas Bangunan
Fasilitas Luas
Pengelola 572,3 m2
Penunjang 1431,77 m2
Galeri Mangrove 1322 m2
Perpustakaan Mangrove 311,41 m2
Pembibitan Mangrove 1566 m2
Servis 296,23 m2
Luas Keseluruhan 5499,71 m2
Studi Kebutuhan Ruang Parkir
Jumlah pengunjung maksimal 500 orang
71
Jumlah seluruh karyawan 87 orang
Asumsi perhitungan dalam penggunaan transportasi sebagai berikut :
35% menggunakan mobil = 35% x 587 = 205
30% menggunakan motor = 30% x 587 = 176
20% menggunakan bus = 20% x 587 = 117
15% menggunakan trasnportasi umum = 15% x 587 = 88
Jumlah mobil
Asumsi tiap mobil dapat mengangkut 4 orang
Menurut Data Arsitek ukuran ideal parkir mobil 5m x 3m = 15m2
Luas area parkir mobil = 205 : 4 = 51,25 ~ 51 mobil
= 51 mobil x 15 m2 = 765 m2
Jumlah motor
Asumsi tiap mobil dapat mengangkut 2 orang
Menurut Data Arsitek ukuran ideal parkir motor 2m x 1m = 2m2
Luas area parkir motor = 176 : 2 = 88 motor
= 88 motor x 2 m2 = 176 m2
Jumlah bus
Asumsi tiap bus dapat mengangkut 50 orang
Menurut Data Arsitek ukuran ideal parkir bus 12m x 3m = 36m2
Luas area parkir bus = 117 : 50 = 2,34 ~ 3 bus
= 3 bus x 36 m2 = 108 m2
Jumlah Luas Parkir = 1049 m2
72
Sirkulasi 100% = 2098 m2
Luas Keseluruhan = L. Bangunan + L. area parkir
= 5499,71 m2 + 2098 m2
= 7597,71 m2
Berdasarkan peraturan daerah terkait tat ruang, ketentuan untuk
KOefisisen Dasar Bangunan (KDB) adalah 50% san Koefisien Lantai
Bangunan (KLB) adalah 2.
KDH min 10%
Luas lahan yang dibutuhkan
KLB = Luas keseluruhan
Luas Lahan
Luas Lahan = Luas Keseluruhan
KLB
Luas lahan = 7597,71 m2
2
= 3798,86 m2
Luas Lantai Dasar yang dapat dibangun
KDB = Luas Lantai Dasar
Luas Lahan
Luas Lantai Dasar = KDB x Luas Lahan
73
Luas lantai dasar = 50% x 3798,86 m2
= 1899,43 m2
KDH = 40% x Luas Lahan
= 40% x 7597,71 m2
= 3039,08 m2
Luas total lahan yang dibutuhkan
L. total lahan = Luas Lahan + KDH
= 7597,71 m2 + 3039,08 m2
= 10636,79 m2
3.2.2 Analisa Pendekatan Sistem Bangunan
3.2.2.1 Studi SIstem struktur dan Enclosure
a. Sistem Struktur
1. Struktur Bawah
Alternative sistem struktur yang dapat digunakan untuk lahan
daerah pesisir pantai sebagai berikut :
Sistem Struktur Apung
merupakan sistem konstruksi yang tidak melekat/ menempel pada
permukaan tanah melainkan bertumpu pada suatu sistem pengapung
di atas permukaan air.
Ada 3 macam jenis yang mempengaruhi struktur terapung ini:
1. Dorongan akibat arus air yang terjadi dibagian bawah garis air
74
2. Dorongan akibat angin yang terjadi terhadap bagian struktur
terapung diatas garis air
3. Dorongan akibat ombak/gelombang air
Ada 3 macam system penambatan :
1. Sistem Pile
Keunggulan Sistem Piles :
Sistem piles merupakan struktur
terapung yang mempunyai
keunggulan banguan akan lebih
stabil terhadap angin dan
gelombang.
Tingkat pergerakan lebih rendah.
Kerugian :
Biayanya lebih mahal
Lebih tidak flexible, kurang cocok terhadap daerah yang
berbatu - batu ataupun berpasir
2. Sistem Rantai/Jangkar
Sistem rantai/jangkar adalah
perangkat penambat struktur
terapung yang kedasar perairan,
didanau, laut, sungai sehingga
objek tidak berpindah tempat
Gambar 3.9 Sistem Pile
www.b-foam.com diakses 11 agustus 2016
Gambar 3.10 Sistem Chains
www.b-foam.com diakses 11 agustus 2016
75
yang di sebabkan hembusan angin. Jangkar dihubungkan
dengan rantai sehingga dapat tersangkut di dasar perairan.
Lebih flexible terhadap gelombang dan angin dari kondisi
dasar laut yang berbatu dan berpasir.
Lebih ekonomis.
Kerugian :
1. Lebih mudah gampang goyah jika ada pergerakan arus atau
2. Tingkat pergerakan lebih tinggi
3. Sistem Skrup (Baut)
Sistem skrup merupakan struktur pemancang dengan
meggunakan patok besi berulir yang
di tancapkan kedasar danau/laut
dengan cara penyetelan dari atas
permukaan air.
Lebih ekonomis dan lebih flexible
dari gelombang dan angin.
Kerugian:
Bangunan akan mudah goyah bila ada pergerakan arus juga
angin.
Tingkat pergerakan lebih tinggi.
(sumber:b-foam.com, 2012)
Gambar 3.11 Sistem skrup
Sumber : www.b-foam.com diakses 11 agustus 2016
76
Sistem Struktur Panggung
Menurut Josep Prijotomo (1998) pilihan mengangkat bangunan di
atas permukaan tanah bukanlah sekedar mengatasi banjir,
menghindari kelembaban atau menghindari binatang buas, melainkan
mengandung intensi menjaga ekologis bumi agar tidak rusak oleh
pondasi. Selain itu semakin banyak tanah yang tertutup oleh
bangunan akan membuat tanah sukar menyerap air. Hal itu terlihat,
bahwa serangan banjir setiap tahun tidak terhindarkan karena
semakin banyak tanah yang tertutup oleh bangunan-bangunan baru
membuat air semakin sukar terserap oleh tanah.
Konstruksi rumah panggung harus ringan, maka dari itu, biasanya
menggunakan konstruksi kayu dengan pondasi umpak, karena selain
lebih ringan dari konstruksi beton, juga sudah teruji kekuatannya
mengingat dari dulu nenek moyang kita sudah menggunakan bahan
ini sebagai bahan pembuat rumah. Sambungan ditiap pertemuan
kayu biasanya juga menggunakan kayu. Hal ini berguna apabila
bangunan terkena gempa. Sambungan yang terbuat dari kayu
bersifat lentur sehingga memungkinkan bangunan bergerak
mengikuti arah gempa. Hal ini akan membuat konstruksi terhindar
dari patahan struktur. Tapi sebenarnya rumah panggung bisa dibuat
dari bahan apa saja selain kayu, misal bambu dan beton.
Keuntungan Rumah Panggung :
77
1. Terhindar dari banjir tentunya, karena ketinggian rumah panggung
jauh lebih tinggi dari lingkungan sekitar.
2. Konstruksi rumah panggung diciptakan supaya bangunan
memungkinkan bergerak jika terkena gempa, agar bangunan tidak
rusak atau rubuh.
3. Kolong rumah panggung menjadi area resapan air yang optimal.
Bisa dibuat sumur biopori atau menanam rumput-rumputan agar
lingkungan kita tampak lebih hijau.
4. Penyesuaian suhu di dalam rumah cepat berubah karena tidak
langsung bersentuhan dengan tanah atau beton sehingga
sirkulasi udara lebih bagus.
5. Pada rumah panggung zona privat dan publik terpisah secara
tegas.
(sumber : Rudi Dewanto, 2012).
Struktur untuk Bangunan Penunjang
Kriteria Struktur Bangunan1:
- Strength :kekuatan struktur bangunan didalam memikul beban.
- Stability : struktur bangunan harus saling mendukung sehingga dapat
berdiri dengan stabil.
- Serviceability :struktur bangunan dapat melayani kegiatan didalamnya.
1 Frick, Heinz & Pujo L. Setiawan, (2001), Seri Konstruksi Arsitektur 4, Ilmu Konstruksi Struktur
Bangunan, Kanisius, Yogyakarta.
78
- Safety : keamanan struktur terhadap beban-beban.
Sistem struktur untuk bangunan penunjang di Agrowisata Mangrove
sebagai berikut :
Pondasi Sumuran
Pondasi Sumuran digunakan apabila daya dukung tanah cenderung
rendah, memiliki kadar air yang tergolong tinggi, dan apabila tanah keras
berada di kedalaman minimal 4-5 meter.
2. Struktur Tengah
Beberapa alternative struktur dinding yang ada diantaranya :
Struktur Rangka
Struktur yang berupa kolom – kolom pembentuk ruang dan sebagai
penerima beban bangunan.
Kelebihan struktur rangka :
- Ruang yang tercipta lebih fleksibel.
- Pelaksanaan lebih cepat
- Pondasi yang digunakan dapat menggunakan pondasi titik
atau setempat.
Kelemahan Struktur rangka :
- beban dipusatkan pada titik – titik penghubung.
- Struktur terdiri dari kolom dan balok yang harus memenuhi
beberapa persyaratan tertentu.
79
3. Struktur Atas
Struktur atas bangunan ialah struktur yang berfungsi sebagai
pelingkup bangunan yang melindungi bangunan dari iklim dan cuaca
seperti hujan dan panas matahari.
Atap
Atap Bangunan
Beberapa alternatif Struktur atap ialah :
- Struktur rangka kayu
Struktur atap kayu merupakan struktur yang sering digunakan
untuk bangunan – bangunan tradisional. Karakteristik struktur
atap rangka kayu diantaranya :
o Memiliki berat yang rendah
o Memiliki maksimal bentang ±12m
o Memiliki muai dan susut
o Ruangan dibawah atap dapat digunakan
o Resiko gangguan rayap
- Struktur Rangka Baja
o Memerlukan coating untuk mengurangi resiko berkarat.
o Tahan rayap.
o Beban konstruksi menjadi lebih berat.
- Beton Bertulang
o Beban yang ditumpu kolom dan pondasi sangat berat.
80
o Waktu pengerjaan lebih lama
o Tahan api.
b. Sistem Enclosure
1. Sistem Penutup Lantai
Keramik granit tile
Keramik memiliki berbagai macam corak dan warna, disisi lain mudah
dalam pemasangan dan perawatan.
Gambar 3.12 Lantai Granit
(Sumber : http://areaperbedaan.blogspot.co.id diakses 20 agustus 2016)
Parquette Kayu
Parquette Kayu akan memberikan kesan Modern, elegan dan kesan
natural. Parquette kayu juga memiliki sifat tahan air dengan lapisan
laminasi.
81
Gambar 3.13Lantai Parquette Kayu
(Sumber : www.lantaikayu.asia diakses 20 agustus 2016)
2. Sistem Penutup Dinding
Batu bata merah dipalikasikan pada dinding. Perbedaan warna yang
unik membuat dinding lebih terlihat indah. Pengeksposan batu bata
merah ini bertujuan untuk menimbulkan nuansa alami/natural, tegas,
dan sejuk.
Keuntungannya:
1. terbuat dari tanah liat yang dibakar sampai berwarna kemerah
merahan.
2. memiliki daya kuat tekan.
3. Mempunyai ukuran, kuat tekan dan daya serap air yang
dipersyaratkan.
Gambar 3.14 dinding batu bata ekspos
(Sumber : irma ramadhania, 2013 diakses 20 agustus 2016)
82
Selain batu bata ekspos, material dinding yang dipakai adalah batu
kali. Dibeberapa bagian bangunan ada yang menggunakan jenis
dinding ini. Dinding yang dipasangi oleh batu kali memiliki
Keuntungannya:
1. Bersifat kuat.
2. Memiliki sudut yang berbeda-beda.
3. Berwarna abu-abu, atau kecoklat-coklatan.
Gambar 3.15 dinding batu kali
(Sumber : irma ramadhania, 2013 diakses 20 agustus 2016)
Bata
Salah satu alternative material Dinding menggunakan material
Bata sebagai material utama pelingkup bangunan. Batu Bata
merupakan material utama yang sering digunakan pada masa
lampau. Semakin berkembangnya jaman, batu bata tak hanya
digunakan sebagai bahan dinding biasa melainkan juga digunakan
sebagai material dinding yang dibentuk dinamis sehingga memiliki
elemen estetis. Material ini memiliki karakteristik sebagai berikut:
Keunggulan
Tahan pada panas, sehingga dapat menjadi perlindungan dari
83
kebakaran.
Kelemahan
- Sulit untuk membuat pasangan material batu bata yang
rapi.
- Proses pemasangan memakan waktu yang cukup lama.
Bata Ringan
Bata Ringan memiliki berat yang ringan dikarenakan adanya
gelembung udara di dalam materialnya. Bata ringan juga memiliki
sifat meredam kebisingan yang lebih baik dari pada bata biasa.
Bata ringan juga merupakan material yang tahan api, namun
dalam pemasangan, bata ringan memiliki proses yang lebih cepat
dibandingkan bata biasa.
3. Sistem Penutup Atap
Langit-langit
PVC,
Plafon penutup PVC memiliki karakteristik :
- Mudah dalam proses pemasangan dan perawatan.
- Mampu meredam panas.
- Tidak menyalurkan api jika terjadi kebakaran.
- Anti rayap
Penutup Atap
1. Atap Sirap kayu
84
Penutup atap yang terbuat dari kepingan tipis kayu ulin
(eusideroxylon zwageri) ini umur kerjanya tergantung keadaan
lingkungan, kualitas kayu besi yang digunakan, dan besarnya
sudut atap. Penutup atap jenis ini bisa bertahan antara 25
tahun hingga selamanya. Bentuknya yang unik cocok untuk
rumah rumah bergaya country dan yang menyatu dengan
alam.
Kelebihan :
- Bentuknya unik
- Mudah didapatkan di pasaran
- Harganya relative murah
- Kekuatannya 20-50 tahun (sesuai dengan
lingkungannya)
Kekurangan :
Gambar 3.16 Atap Sirap Kayu
(Sumber : sigitwijionoarchitects.blogspot.co.id diakses
9 september 2016)
85
- Jika tidak di proteksi maka air akan cepat menyerap
- Rentan terhadap rayap
- Serat-serat kayunya terkadang dimakan oleh burung
- Kurang kuat terhadap terpaan angin
- Terkadang berlumut
- Tidak diproduksi perlembar sehingga dalam
pemasangannya dibutuhkan waktu yang lama.
2. Genteng Tanah Liat Tradisional
Material ini banyak dipergunakan pada rumah umumnya.
Gentang terbuat dari tanah liat yang dipress dan dibakar.
Kekuatannya cukup. Genteng tanah liat membutuhkan rangka
untuk pemasangannya. Genteng dipasang pada atap miring.
Genteng menerapkan sistem pemasangan inter-locking atau
saling mengunci dan mengikat.
Warna dan penampilan genteng ini akan berubah seiring
waktu yang berjalan. Biasanya akan tumbuh jamur di bagian
badan genteng.
86
Gambar 3.17 Genteng Tanah Liat
(Sumber : sigitwijionoarchitects.blogspot.co.id diakses 9
september 2016)
Kelebihan Genteng Tanah Liat Tradisional :
- kekuatannya cukup
- mudah didapatkan di pasaran
- harganya relative terjangkau
- kedap air
- anti rayap
Kekurangan Genteng tanah liat tradisional :
- Mudah ditumbuhi jamur dan lumut
- Mudah retak
- Dalam pemasangannya membutuhkan waktu yang lebih
banyak karena bentuknya yang dicetak satu persatu.
- Tidak cocok untuk bangunan didaerah yang bersalju
3. Atap Ijuk
Atap ijuk dibuat dari serabut palem aren. Ijuk digunakan
sebagai bahan penutup atap dengan dibentuk ikatan
sepanjang 120cm dan diameter 6cm. Ikatan tersebut dijepit
dengan bilah bambu, lalu diikatkan ke reng. Lapisan ijuk
minimal 2 lapis, semakin tebal lapisannya akan semakin lama
daya tahannya. Atap ijuk dengan kualitas yang baik bisa
mencapai umur hingga 30 tahun.
87
Gambar 3.18 Atap Ijuk
(Sumber : sigitwijionoarchitects.blogspot.co.id diakses 9 september
2016)
Kelebihan
- Memiliki kesan alami
- Bisa memberikan efek sejuk di sekitar bangunan
Kekurangan
- Atap jenis ini adalah sulit dalam penggantian dan rawan
bocor pada saat hujan turun
- Pengaplikasian: Gazebo atau di rumah-rumah
tradisional.
3.2.2.2 Studi sistem Utilitas
1. Jaringan Listrik
Jaringan listrik bangunan mengutamakan sumber utama dari PLN.
Genset digunakan sebagai sumber cadangan apabila sumber utama
dari PLN mengalami pemadaman listrik.
88
Gambar 3.19 Genset
Sumber : www.chibi-cyber.com diakses 9 september 2016
2. Sistem Pencahayaan
pencahayaan alami diterapkan dengan memanfaatkan sinar matahari
tak langsung dengan cara pengoptimalan bukaan–bukaan pada
bangunan.
Gambar 3.20 pencahayaan alami
Sumber : architectaria.com diakses 23 agustus 2016)
Pencahayaan buatan tetap diperlukan, khususnya pada ruang ruang
yang berada di tengah bangunan, namun pencahayaan tetap
menggunakan tipe pencahayaan yang hemat energy seperti
menggunakan lampu jenis T5 ( lampu floresen hemat energy ) dan
89
lampu jenis LED. Kedua jenis lampu ini lebih menghemat energy jika
dibandingkan dengan jenis lampu lain.
3. Sistem Penghawaan
Penghawaan alami dilakukan dengan menerapkan system cross
ventilation pada ruangan, selain juga pengoptimalan bukaan – bukaan
pada bangunan.
Penghawaan buatan tetap diperlukan di ruangan yang
membutuhkan standar kenyamanan thermal yang lebih tinggi atau
ruangan–ruangan yang terletak jauh di tengah bangunan. Penghawaan
buatan menggunakan system AC split.
4. Sistem air Bersih
Sumber utama dari jaringan air akan menggunakan sumber dari PDAM.
System pendistribusian air menggunakan sistem Down Feed Distribution
atau Up Feed Distribution.
Sistem Down Feed Distribution merupakan sistem pendistribusian air
menggunakan Reservoir yang ditempatkan di atas bangunan atau harus
menggunakan menara.
Sistem Up Feed Distribution ialah jaringan pendistribusian air
menggunakan reservoir dengan pompa air yang akan berperan untuk
mendistribusikan air ke seluruh bangunan.
5. Sistem Air Kotor
Jaringan Air kotor terbagi menjadi dua jenis diantaranya :
90
Jaringan air kotor limbah cair dan padat
Jaringan air hujan
Jaringan air kotor limbah padat atau cair akan melalui pengolahan dan
proses penguraian lebih dulu sebelum diresapkan kembali kedalam
tanah. Limbah ini cenderung berasal dari hasil limbah dapur cuci dan
Toilet.
Jaringan air kotor yang berasal dari hujan dapat digunakan ulang
dengan sistem rainharvesting. Hasilnya akan ditampung lebih dulu
kedalam bak penampungan baru kemudian dapat digunakan untuk
keperluan – keperluan sekunder yang tidak membutuhkan air bersih
seperti menyiram tanaman, mencuci dan dan lain – lain.
6. Sistem Keselamatan
Penanggulangan Kebakaran
- Pencegahan Aktif
Alat Peringatan Dini/Detektor
Hidran dan Selang Kebakaran
Sprinkler
Pasokan Air
91
Gambar 3.21 Alat peringatan dini/detektor Gambar 3. 22.hidran dan selang
kebakaran
Gambar 3.23 Sprinkler Gambar 3.24 Pasokan air
7. Sistem Keamanan
Pengamanan menggunakan kamera CCTV (Closed Circuit Television) di
sudut-sudut ruangan.
Gambar 3.25. Kamera CCTV (Sumber: www.google.com)
8. Penangkal Petir
Prinsip dasar dari sistem penangkal petir adalah menyediakan jalur
menerus dari logam yang menyalurkan petir ke tanah pada saat terjadi
sambaran petir pada bangunan.
92
Sistem penangkal petir terdiri dari:
Tiang Penangkal Petir
Pemotong Arus Petir/Lightning Arrester
Penghantar Arus Petir/Lightning Conductors
Terminal Hubung/Connectors/Fasteners
Sistem Pengebumian/Grounding System
Sistem Penangkal Petir
Sistem Thomas
Sistem ini memiliki jangkauan perlindungan bangunan
yang lebih luas, dengan tiang penangkap petir dan sistem
pengebumiannya.
Gambar 3.26. Penangkal petir dan pengbumian system Thomas (Sumber : Jimmy S. Juwana, Panduan Sistem Bangunan Tinggi)
Sistem Prevectron
Seperti Sistem Thomas, sistem ini memiliki area
perlindungan berbentuk paraboloid.
93
Gambar 3.27. Penangkal petir system prevectron
(Sumber : Jimmy S. Juwana, Panduan Sistem Bangunan Tinggi)
Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan dan
memasang sistem penangkal petir,
Keamanan secara teknis
Penampang hantaran-hantaran pengebumian
Ketahanan mekanis
Ketahanan terhadap korosi
Bentuk dan ukuran bangunan yang dilindungi
Faktor ekonomi
3.2.3 Studi Pemanfaatan Teknologi
Solar Panel
Solar energy merupakan unit yang mampu mengubah radiasi
sinar matahari menjadi sebuah energy listrik melalui efek
photovoltaic. Energy yang diterima akan disalurkan kedalam jaringan
melalui inverter yang sistemnya berdiri sendiri, seedangkan baterai
diperlukan untuk menyimpan energi cadangan. Alat yang berfungsi
mengubah energi dari sinar matahari menjadi energi listrik dengan
efek photovoltaic, energi listrik dimasukkan kedalam jaringan listrik
94
menggunakan inverter dalam sistem yang berdiri sendiri, baterai
digunakan untuk menyimpan energi cadangan.
Gambar 3.28 Solar Panel
(Sumber : tenagamatahari.wordpress.com diakses 1 september
2016)
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan karena karateristik dari
panel surya, yaitu :
- Panel surya memerlukan sinar matahari, sehingga harus
menempatkan panel surya di tempat yang mendapat sinar
matahari tidak terhalangi objek
- Panel surya menghasilkan listrik arus searah DC seperti pada
beberapa perangkat, yaitu : lampu penerangan berbasis LED
(Light Emiting Diode). Kamera CCTV, wifi (wireless fidelity)
Keunggulan Panel Surya :
- Panel surya ramah lingkungan dan tidak memberikan kontribusi
terhadap perubahan iklim seperti pada kasus bahan bakar fosil
95
karena panel surya tidak memancarkan gas rumah kaca yang
berbahaya seperti karbon dioksida.
- Panel surya memanfaatkan energi matahari
- Panel surya mudah dipasang dan memiliki biaya pemeliharaan
yang rendah
- Masa pakainya mencapai 25 – 30 tahun
Kelemahan panel surya :
- Panel surya relatif mahal
- Jika tidak terpasang dengan baik akan terjadi over-heating pada
panel surya
Rain Harvestingsting
Rain harvesting merupakan teknologi yang digunakan untuk
memanen air hujan sehingga dapat digunakan sebagai salah satu
sumber air bersih. Menurut Abdullah et al (2009), air hujan
merupakan sumber air yang sangat penting terutama di daerah yang
tidak terdapat sistem penyediaan air bersih maupun kualitas
permukaan air tanah yang rendah serta tidak tersedia air tanah.
Menurut UNEP (2001), kenguntungan dari penggunaan air hujan
sebagai salah satu alternatif sumber air bersih yaitu :
Meminimalisasi dampak lingkungan
Lebih bersih
96
Mengatasi kondisi darurat, khususnya ketika terjadi bencana
alam
Sebagai cadangan air bersih, sehingga tidak bergantung pada
sumber air bersih
Salah satu upaya konservasi
Merupakan teknologi yang mudah dan fleksibel dan dapat
dibangun sesuai dengan kebutuhan
Gambar 3.29 Rain Harvesting
(Sumber : www.watercache.com diakses 8 September 2016 )
Gray Water Treatment
Gray water teratment merupakan teknologi yang digunakan untuk
mengolah air kotor sehingga dapat dimanfaatkan kembali atau
mengurangi kadar yang dapat mencemari lingkungan. Gray water
merupakan air limbah rumah tangga nonkakus berupa buangan yang
berasa dari kamar mandi, dapur (mengandung sisa makanan), dan
97
tempat cuci. Kandungan bahan organik air limbah terdiri dari protein
(40-60%), karbohidrat (25-50%), lemak atau minyak (10%), urea,
ahan organik (kesadahan, klorida, nitrogen, fosfor dalam bentuk
P2O5, dan belerang), gas (pembusukan gas hidrofen sulfia,
pembusukan gas metana), potasium dalam bentuk K2O, karbon, dan
kalsium. (Ain Khurun, Yoshita dkk. 2010)
Gambar 3.30 Grey water treatment
(Sumber : www.greywater.com diakses 8 September 2016)