70
BAB III
DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN
Kabupaten Ponorogo merupakan daerah yang berada di wilayah provinsi
Jawa Timur. Terletak di sebelah barat daya dan berbatasan langsung dengan Jawa
Tengah. Saat ini Kabupaten Ponorogo dipimpin oleh Drs. H. Ipong Muchlisoni
selaku Bupati dan Drs. H. Soedjarno, MM selaku Wakil Bupati periode dari tahun
2016-2021. Di dalam menguraikan Bab III tentang deskripsi wilayah penelitian,
penulis menggunakan data dari Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah
(RENSTRA SKPD) Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2021, juga
data statistik dari Ponorogo Dalam Angka, Kecamatan Mlarak Dalam Angka dan
Kecamatan Siman Dalam Angka, Kecamatan Jetis Dalam Angka serta data yang
bersifat sekunder dari website.
Visi Misi dari Kabupaten Ponorogo dalam lima tahun ke depan mulai dari
2016-2021 yaitu Ponorogo Berbenah Menuju Ponorogo yang Lebih Maju,
Berbudaya dan Religius”. Kemudian misi Kabupaten Ponorogo terangkum ke
dalam poin di antaranya ialah terbentuk pemimpin teladan untuk mengembangkan
pada tata kelola pemeritahan daerah, mampu mengelola seluruh sumber daya jadi
lebih berguna dan berkelanjutan secara social ekonomi, pengelolaan infrastruktur
dan suprastruktur, membangun manajemen pertanian modern, pemberdayaan ke
masyarakat miskin dan menganggur sehingga menjadi mandiri, menyediakan ruang
publik bagi masyarakat, serta memajukan kualitas pendidikan, kesehatan dan
pelayanan umum untuk menciptakan kualitas Sumber Daya Manusia.101
101 Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENSTRA SKPD) Dinas Pertanian
Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2021
71
3.1 Gambaran Umum Kabupaten Ponorogo
3.1.1 Kondisi Geografis
Ditinjau dari segi geografis, Kabupaten Ponorogo berada di antara
perbatasan Provinsi Jawa Timur dan Jawa Timur. Kabupaten Ponorogo ada di
kelilingi oleh Gunung Bayangkaki dan Gunung Wilis sebelah timur dan
Gunung Beruk sebelah selatan dan Gunung Cumbri sebelah barat. Sehingga
sebagian besar wilayah Kabupaten Ponorogo itu terletak di dataran rendah, dan
juga Kabupaten Ponorogo tidak memiliki pantai. Akibatnya iklim di Kabupaten
Ponorogo cukup panas, berada di sekitaran 30-32 derajat celcius.
Wilayah keseluruhan Kabupaten Ponorogo mencapai 1.372.78 Km2 dan
terletak pada 111°07′E- 111°52′E dan 07°49′S - 08° 20′S. Kondisi wilayah
sangat bervariasi mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi. Sekitar 79,0%
berada di ketinggian kurang dari 500 mdpl dan 14,5% berada di antara 500-700
mdpl. Sedangkan sisanya 5,98% di ketinggian lebih 700 mdpl. Sebagian besar
dataran rendah mengakibatkan memiliki iklim tropis yang mengalami dua
musim saja, yaitu kemarau dan penghujan. Di dataran rendah suhu udara
berkisar 28-32 derajat celcius dan untuk dataran tinggi suhu 18-27 derajat102.
Batas wilayah Kabupaten Ponorogo sebelah utara adalah Kabupaten
Magetan, Madiun dan Nganjuk, selatan Pacitan, timur Tulungagung dan
Trenggalek serta bagian barat adalah Pacitan dan Wonogiri. Peta Kabupaten
Ponorogo dapat dilihat pada gambar 3.1.1 berikut :
102 Kabupaten Ponorogo Dalam Angka Ponorogo Regency in Figures 2017, Badan Pusat Statistik
Kabupaten Ponorogo
72
Sumber : Ponorogo Dalam Angka, 2017
Gambar 3.1.1 Peta Kabupaten Ponorogo
Dilihat secara administrasi Kabupaten Ponorogo dibagi menjadi 21
kecamatan, 307 desa dan kelurahan, ada 1.002 dusun, 2.274 RW dan 6.869 RT.
Di antara kecamatan yang ada, Kecamatan Ngrayun menjadi wilayah terluas
dengan area di atas 100 Km2 (184,77 Km2), disusul setelahnya Kecamatan
Pulung (127,56 km2) dan Kecamatan Sawoo (124,72 Km2). Kabupaten
Ponorogo terdiri dari dua sub area saja, yaitu dataran tinggi dan dataran rendah.
Dataran tinggi mencakup empat wilayah kecamatan, Kecamatan Ngrayun,
Pulung, Kecamatan Sooko dan juga Kecamatan Ngebel. Sedangkan daerah
lainnya termasuk ke dalam dataran rendah103.
103 Kabupaten Ponorogo Dalam Angka Ponorogo Regency in Figures 2017, Badan Pusat Statistik
Kabupaten Ponorogo
73
Wilayah Kabupaten Ponorogo yang digunakan untuk lahan pertanian
mencapai 34.801 Ha dan non persawahan atau perkebunan seluas 52.457 Ha.
Lahan ini kemudian terbagi lagi ke dalam lahan sawah irigasi sebesar 32.775
Ha dan sisanya adalah sawah non irigasi seluas 2.026 Ha. Lahan sawah
merupakan lahan yang khusus digunakan untuk bertani yang dipetak-petakkan
dan dibatasi oleh pematang. Lahan persawahan di Kabupaten Ponorogo sering
ditanami padi, kedelai, atau kacang tanah dan kacang hijau, bawang merah,
bawang putih dan ada juga yang menanam semangka dan melon dalam waktu
tertentu. Selain sawah ada juga lahan pertanian lain yaitu kebun atau tegal104.
Aktifitas pertanian membutuhkan pengairan. Di Kabupaten Ponorogo
juga terdapat sungai yang dimanfaatkan untuk itu. Seperti Sungai Asin dengan
panjang sungai hingga mencapai 37 Km dan dapat mengairi seluas 5.656 Ha
luas persawahan. Selanjutnya ada Sungai Cemer bersumber di Desa Nglegok
dengan panjang 36 Km dan dapat mengairi lahan pertanian seluas 5.295 Ha.
Ketiga ada Sunga Gendol dengan panjang 33 Km, bersumber di Kedungpring
dan dapat mengairi lahan dengan luas 376 Ha. Begitu pula dengan sungai-
sungai lain yang dimanfaatkan petani untuk irigasi seperti Sungai Keyang,
Sungkur, Gonggang dan Sungai Slahung105.
Penelitian mengenai evaluasi kebijakan PUAP juga mengambil tempat
di Desa Nglumpang, Kecamatan Mlarak, Desa Kepuhrubuh Kecamatan Siman
104 Kabupaten Ponorogo Dalam Angka Ponorogo Regency in Figures 2017, Badan Pusat Statistik
Kabupaten Ponorogo
105 Anonymous, 2015, Nama-nama Sungai, Panjang dan Manfaatnya Untuk Irigasi,
https://ponorogokab.bps.go.id/statictable/2015/03/20/189/nama---nama--sungai---panjang--sungai-
-dan--manfaatnya--untuk--irigasi--2013.html. Diakses tanggal 8 Oktober 2018
74
dan Desa Tegalsari, Kecamatan Jetis. Maka pada Bab III ini juga dijelaskan
deskripsi singkat wilayah penelitian yang mencakup ketiga desa tersebut. Di
sini akan dijelaskan keadaan geografis dan demografis desa juga potensi desa.
Berikut penjelasan keadaan geografis wilayah desa penelitian;
Gambar 3.1.1 (1) Peta Lokasi Desa Nglumpang Kecamatan Mlarak
Luas wilayah Desa Nglumpang Kecamatan Mlarak adalah 152 hektar
atau dengan persentase 4,06% dari total keseluruhan luas Kecamatan Mlarak
sebesar 3.720 Ha. Desa Nglumpang termasuk dataran rendah, sehingga tinggi
desa hanya mencapai 109 mdpl. Seperti halnya wilayah dataran rendah dan
tropis lainnya yang hanya memiliki dua musim dengan rata-rata curah hujan
berada di area 197,9 mm106.
106 Kecamatan Mlarak Dalam Angka Mlarak Subdistrict in Figures, 2018
75
Batas utara Desa Nglumpang adalah Desa Kaponan, sebalah selatan
Desa Mojorejo Kecamatan Jetis, sebelah barat adalah Desa Gontor dan batas
sebelah timur adalah Desa Mlarak, Kecamatan Mlarak. Penulis mengamati
bahwasanya karakteristik desa ini masih ada jalan yang belum diaspal, tetapi
tidak sampai menghambat mobilisasi para masyarakatnya.
Selanjutnya adalah Desa Kepuhrubuh Kecamatan Siman dengan luas
seluruhnya 124,33 hektar dengan persentase 3,29% dari jumlah total luas se-
kecamatan Siman yaitu 3.795 Ha. Karena dataran rendah Desa Kepuhrubuh
terletak pada ketinggian 129 mdpl dan memiliki suhu sekitar 27-32 derajat.
Dataran rendah ini membuat pertanian di desa Kepuhrubuh didominasi oleh
jagung, padi dan kedelai107. Peta Desa Kepuhrubuh dapat dilihat pada gambar
berikut:
Gambar 3.1.1 (2) Peta Desa Kepuhrubuh Kecamatan Siman
107 Kecamatan Siman Dalam Angka Siman Subdistrict in Figures, 2018
76
Desa Kepuhrubuh tidak memiliki daerah yang luas, sehingga lahan
untuk pertaniannya pun juga begitu. Maka untuk jumlah Kelompok Tani di
Gapoktan Manteb Abadi hanya ada dua Kelompok Tani saja, yaitu Kelompok
Tani Manteb Satu dan Manteb Dua. Begitu juga untuk jumlah dusun, hanya ada
dua yaitu Dusun Grageh dan Dusun Krajan.
Tanda batas Desa Kepuhrubuh yaitu sebelah utara dibatasi oleh Desa
Brahu Kecamatan Siman, sebelah selatan Desa Bajang Kecamatan Mlarak dan
sebelah timur ada Desa Kaponan Kecamatan Mlarak dan batas sebelah barat
yaitu Desa Demangan Kecamatan Siman Kabupaten Ponorogo.
Kondisi geografis yang terakhir adalah Desa Tegalsari di Kecamatan
Jetis. Peta wilayah Desa Tegalsari dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3.1.1 (3) Peta Desa Tegalsari Kecamatan Jetis
77
Desa Tegalsari Kecamatan Jetis memiliki luas lebih besar dari desa
lainnya yaitu 203 hektar dengan prosentase 9,08%. Desa Tegalsari berada di
ketinggian 161 mdpl, yang artinya masih tergolong ke dalam dataran rendah
dan memiliki suhu rata-rata sama dengan daerah lainnya, yaitu sekitar 27-32
derajat celcius108. Luasnya wilayah desa menyebabkan Desa Tegalsari terbagi
menjadi tiga dusun, yaitu Dusun Jinontro, Dusun Gendol dan Dusun Setono.
Batas wilayah Desa Tegalsari sebelah utara Desa Gandu dan Jabung
dan sebelah selatan adalah Desa Jetis dan Desa Karanggebang. Bagian barat
adalah Desa Wonoketro dan timur adalah Desa Mojorejo dan Karanggebang
Kecamatan Jetis. Desa Tegalsari mempunyai musim seperti desa lainnya, musim
kemarau dan penghujan. Berdasarkan klasifikasi iklim Desa Tegalsari termasuk
dalam tipe iklim D yaitu 3 hingga 4 bulan basah secara berturut-turut serta dalam
sub divisi empat, yaitu lebih dari 6 bulan kering berturut-turut109.
3.1.2 Kondisi Demografis
Kabupaten Ponorogo memiliki jumlah kepadatan penduduk mencapai
635 jiwa/Km2, dengan jumlah penduduk secara keseluruhan sebesar 868.815
jiwa di tahun 2016. Penduduk terbagi ke dalam 434.303 laki-laki dan 434.513
perempuan. Berdasarkan kelompok umur penduduknya, Kabupaten Ponorogo
terbagi ke dalam penduduk dengan usia 0-4 tahun, dengan jumlah 59.171 jiwa.
Usia 5-14 tahun jumlah 123.516 jiwa, usia 15-64 tahun dengan 590.790 jiwa
dan di atas 65 tahun sebanyak 93.339 jiwa.110
108 Kecamatan Jetis Dalam Angka Jetis Subdistrict in Figures, 2018
109 Profil Gabungan Kelompok Tani Ronggo Warsito Desa Tegalsari Kecamatan Jetis.
110 Kabupaten Ponorogo Dalam Angka Ponorogo Regency in Figures, 2017
78
Kabupaten Ponorogo memiliki jumlah penduduk dengan usia produktif
lebih banyak apabila dibandingkan dengan usia lainnya. Potensi Sumber Daya
Manusia ini menjadi modal berharga untuk pembangunan di berbagai sektor ke
depannya. Momentum bonus demografi harus dimanfaatkan dengan baik untuk
memajukan kualitas hidup masyarakat, bangsa dan negara.
Apabila dilihat kepadatan penduduknya per kecamatan, Kecamatan
Ponorogo merupakan wilayah yang memiliki jumlah kepadatan penduduk
terbesar, yaitu 77.184 jiwa, nomor dua Kecamatan Babadan dengan jumlah
65.949 jiwa dan kemudian Kecamatan Ngrayun sebesar 56.497 jiwa. Sebaran
penduduk masih terpusat di daerah perkotaan, yang menandakan jika kegiatan
perekonomian masyarakat berada di titik tertentu, belum menyebar merata. Ini
bisa dilihat dari pusat perbelanjaan, pasar besar dan pusat kegiatan lainnya
berada di kecamatan kota. Sedangkan pada pinggiran kabupaten, masyarakat
sebagian besar bekerja di sektor pertanian111.
Kondisi demografi juga melihat sisi ketenagakerjaan. Ditinjau dari segi
ketenagakerjaan, penduduk Ponorogo juga bekerja menjadi Tenaga Kerja
Indonesia. Jumlah para pencari kerja tahun 2016 tercatat sebanyak 8.751 orang,
terdiri 2.758 laki-laki dan 5.993 perempuan. Sedangkan jumlah TKI dan TKW
yang berada di luar negeri mencapai 4.902 orang, ada 1.240 tenaga kerja laki-
laki dan 3.662 tenaga kerja perempuan. Negara tujuan terbesar dari para tenaga
kerja ini ialah Taiwan (3.016 jiwa) dan Hongkong (1.389 jiwa)112.
111 Kabupaten Ponorogo Dalam Angka Ponorogo Regency in Figures 2017, Badan Pusat Statistik
Kabupaten Ponorogo
112 Ibid
79
Menjadi Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri dilakukan karena ada
desakan ekonomi. Alasan lain adalah karena adanya motivasi bayaran yang
tinggi di luar negeri. Selain itu di dalam negeri sendiri susah untuk mencari
lapangan pekerjaan, ditambah keterampilan yang dimiliki juga terbatas. Ada
pekerjaan sebenarnya yang dapat dilakukan, yaitu pertanian. Akan tetapi hal itu
tidak sebanding dengan upah yang didapatkan dan beratnya pekerjaan yang
harus dilakukan. Hemat penulis memang pertanian belum mampu menaikkan
penghasilan petani.
Selain itu jumlah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di tahun 2015
di Kabupaten Ponorogo menunjukkan angka 3,69%, mengalami kenaikan dari
tahun 2014 yang mencapai angka 3,15%. Begitu pula dengan UMK di tahun
2016 menjadi Rp. 1.283.000,-, daripada tahun 2015 yang berjumlah Rp.
1.150.000,-113. Minimnya upah pekerja ini juga dipengaruhi oleh pertumbuhan
ekonomi yang rendah. Tidak seperti beberapa kabupaten lain yang banyak
sumber perekonomian, seperti Gresik, Malang, Surabaya ataupun Pasuruan.
Kondisi demografi pada suatu derah juga menerangkan keadaan dari
segi pendidikan. Pada periode tahun 2016/2017 di Kabupaten Ponorogo ada
63.879 orang yang mengenyam pendidikan di 602 SD, 20.662 orang siswa dari
89 SMP, 9.509 orang siswa dari 27 SMA, dan 15.967 orang siswa dari 43 SMK.
Sedangkan dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) terdapat 12.276 orang siswa dari 91
sekolah, 15.318 orang siswa dari 82 Madrasah Tsanawiyah (MTs), serta 9.902
orang dari 64 Madrasah Aliyah (MA).
113 Kabupaten Ponorogo Dalam Angka Ponorogo Regency in Figures 2017, Badan Pusat Statistik
Kabupaten Ponorogo
80
Pendidikan yang ditempuh merupakan salah satu indikator di dalam
menilai Indeks Pembangunan Manusia. IPM menentukan kualitas dari Sumber
Daya Manusia itu sendiri. Siswa-siswa tersebut adalah aset yang berharga bagi
bangsa dan negara, karena di tangan mereka ada harapan untuk memajukan
sektor ekonomi, politik, teknologi dan sebagainya.
Kondisi demografi lainnya adalah data kependudukan agama. Dari sisi
keagamaan rata-rata masyarakat di Kabupaten Ponorogo memeluk agama Islam
dengan prosentase sebesar 99,32% atau 937.607 jiwa, Kristen Protestan dengan
besaran 0,35% atau 3.169 jiwa, Katholik 0,33% atau 3.057 jiwa, dan Budha
0,05% atau 340 jiwa dan agama Hindu (0,02%) atau 72 jiwa114.
3.1.3 Kondisi Sosial, Ekonomi dan Budaya
Kabupaten Ponorogo memiliki kepadatan penduduk sebesar 634 jiwa
per Km2. Jumlah penduduk mencapai 868.815 jiwa dengan pembagian laki-laki
434.303 jiwa dan perempuan 434.513 jiwa. Banyak dari masyarakat miskin ini
tinggal di pedesaan dan bermatapencaharian sebagai petani. Rata-rata
pendapatan mereka di kisaran Rp. 266.312,- per bulan. Kemiskinan ini
menyebabkan masyarakat terbatas untuk mengakses barang publik, seperti
kesehatan atau pendidikan. Sedangkan jumlah masyarakt miskin di Kabupaten
Ponorogo mencapai 102.062 ribu jiwa atau dengan persentase 11,76%115.
Walaupun begitu laju ekonomi cukup bagus jika dibandingkan dengan
kabupaten lain wilayah karasidenan Madiun. Ponorogo menempati posisi tiga
114 Kabupaten Ponorogo Dalam Angka Ponorogo Regency in Figures 2017, Badan Pusat Statistik
Kabupaten Ponorogo
115 Ibid
81
dengan laju 5,30%, di bawah Kota Madiun 5,92% dan Kabupaten Magetan
5,32%. Selanjutnya yaitu Kabupaten Ponorogo ada Kabupaten Madiun sebesar
5,28%, dan Kabupaten Ngawi dan Pacitan masing-masing sebesar 5,23%116.
Masalah sosial di Ponorogo tidak terlepas jauh dari soal kemiskinan.
Kemiskinan memang menjadi permasalahan dimana pun itu, begitu pula yang
ada di Kabupaten Ponorogo. Kemiskinan diakibatkan oleh banyak faktor, dan
menjadi sebab akan ketidakmampuannya untuk melakukan kegiatan usaha
perekonomian. Termasuk para petani yang mengalami kemiskinan. Tentunya
ini berdampak terhadap proses kegiatan usaha lainnya. Jumlah dari penduduk
miskin di Kabupaten Ponorogo tahun 2015 yaitu sebesar 103,22 ribu jiwa
dengan prosentase 11,92%. Garis miskin atau pendapatan para petani berada
pada rata-rata 251.525 rupiah. Nominal yang terbilang sangat sedikit. Pada
tahun 2016 rata-rata jumlah penduduk miskin yaitu 102,07 ribu jiwa dengan
prosentase 11,76% dan garis kemiskinannya adalah 266.312 rupiah117.
Kondisi sosial di ketiga desa tempat penelitian, Desa Nglumpang dan
Kepuhrubuh dan Tegalsari bekerja sebagai petani dan miskin. Petani yang ada
di Desa Nglumpang ada sebanyak 444 orang, di Desa Kepuhrubuh terdapat 474
orang dan yang ada di desa Tegalsari terdapat 455 orang. Penduduk yang
bermata pencaharian sebagai petani begitu banyak, dan mereka itu tidak
seluruhnya bergabung menjadi anggota Gabungan Kelompok Tani. Sehingga
program PUAP tidak dapat dirasakan oleh petani secara keseluruhan.
116 Kabupaten Ponorogo Dalam Angka Ponorogo Regency in Figures 2017, Badan Pusat Statistik
Kabupaten Ponorogo
117 Ibid
82
Kemiskinan dengan perekonomian memiliki hubungan erat. Karena
faktor terjadinya kemiskinan adalah kondisi perekonomian yang tidak merata.
Oleh sebab itu pemerataan ekonomian merupakan sesuatu yang perlu dipenuhi
untuk membangun masyarakat. Ekonomi yang tumbuh adalah keharusan bagi
pembangunan ekonomi. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ponorogo di
tahun 2015 sebesar 5,25%118. Perkembangan perekonomian di Kabupaten
Ponorogo bertumpu pada sektor pertanian, dan penghasil hortikultura kecuali
Kecamatan Ponorogo yang bertumpu pada sektor perdagangan dan jasa.
Kondisi geografis Kabupaten Ponorogo dan iklim yang sesuai menjadi
andalan untuk menguatkan ekonomi pada sektor pertanian. Sumber ekonomi
dari sektor lama-kelamaan cenderung mengalami penurunan dan mulai beralih
kepada sektor informasi dan komunikasi. Hal ini disebabkan perubahan iklim
yang tidak menentu dan tidak dapat diprediksi menyebabkan kontribusi sektor
pertanian menurun. Selain itu pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ponorogo juga
melebar ke sektor perdangan dan kegiatan transportasi. Ditambah lagi sarana
penyediaan akomodasi, makan dan minum, jasa keuangan menambah ekonomi
semakin mengalami pertumbuhan.
Dari segi budaya setiap desa tersebut memiliki kesenian tersendiri. Desa
Nglumpang memiliki kesenian ‘gajah-gajahan’ dan Desa Kepuhrubuh berupa
‘unta-untaan’, yaitu suatu pertunjukan masyarakat Ponorogo selain kesenian
Reog. Kesenian ini diiringi oleh musik hadroh atau samroh. Kesenian ini
tercipta bukan untuk ritual akan tetapi hanya untuk hiburan masyarakat semata.
118 Anonymous, 2018, RPJMD Kabupaten Ponorogo 2016-2021,
http://bappeda.ponorogo.go.id/index.php/data-info/dokumen-perencanaan/item/238-rpjmd-
kabupaten-ponorogo-tahun-2016-2021
83
Apabila Desa Nglumpang dan Desa Kepuhrubuh memiliki kesenian
budaya, Desa Tegalsari mempunyai wisata religi yaitu ziarah makam Kyai
Ageng Muhammad Besari. Beliau adalah pendiri pondok Tegalsari, pondok
tertua di Indonesia. Banyak tokoh nasional yang pernah lahir dari sini, sebut
saja Raden Ngabehi Ronggo Warsito, seorang pujangga terakhir Jawa, H.O.S
Cokroaminoto maupun Pakubuwono II. Pondok Tegalsari juga menjadi cikal
bakal berdirinya Pondok Modern Darussalam Gontor.
3.2 Hasil Produksi Pertanian dan Peternakan Kabupaten Ponorogo
Luas lahan persawahan di Kabupaten Ponorogo mencapai 34.801 Ha dan
non persawahan seluas 52.457 Ha, dengan luas di antaranya adalah lahan untuk
perkebunan. Lahan ini kemudian terbagi lagi ke dalam lahan sawah irigasi sebesar
32.775 Ha dan sisanya adalah sawah non irigasi seluas 2.026 Ha119. Berdasar
pengamatan penulis, lahan sawah lebih sering dimanfaatkan untuk padi, jagung,
kedelai, kacang tanah dan kacang hijau. Sehingga produksi terbesar adalah padi.
Lahan sawah merupakan lahan yang khusus digunakan untuk bertani yang
dipetak-petakkan dan dibatasi oleh pematang (galengan). Selain sawah ada juga
lahan pertanian yaitu kebun atau tegal. Karakteristik lahan ini ditanami tanaman
semusim atau tahunan seperti sayur-sayuran, jagung, cabai, tembakau, ubi-ubian
maupun cabai. Tanaman pertanian di Kabupaten Ponorogo dapat dibedakan dalam
tanaman musim kemarau dan penghujan. Tanaman musim penghujan mempunyai
ciri tanaman yang banyak membutuhkan air, seperti padi. Sedangkan pada musim
kemarau adalah jagung, kedelai, tembakau, kacang hijau,
119 Kabupaten Ponorogo Dalam Angka Ponorogo Regency in Figures 2017, Badan Pusat Statistik
Kabupaten Ponorogo
84
3.2.1 Produksi Tanaman Persawahan
Tanaman persawahan meliputi produksi dari padi, jagung dan kedelai
yang paling banyak ditanamn oleh petani di Kabupaten Ponorogo dan ketiga
desa penelitian. Hasil produksi selama lima tahun terakhir -sebelum Renstra
tahun 20016-2021 dibuat- dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.2.1 Produksi Tanaman Persawahan Kabupaten Ponorogo
No Komoditi Produksi (Ton)
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 Padi 394.278 422.281 326.668 427.652 426.800 441.919 468.594
2 Jagung 138.994 199.983 176.059 241.330 256.540 197.062 245.663
3 Kedelai 28.622 29.598 30.953 22.254 16.023 23.221 28.148
4 Kacang Tanah 2.401 3.117 3.499 4.879 4.808 2.440 3.098
5 Ubi Kayu 445.695 364.032 564.594 681.779 681.779 582.873 416.652
Sumber : Kabupaten Ponorogo Dalam Angka Ponorogo Regency in Figures 2017,
Badan Pusat Statistik Kabupaten Ponorogo
Padi menjadi tanaman pertanian yang paling banyak diproduksi oleh
para petani. Dalam setahun padi biasanya mengalami dua kali masa panen yang
dilakukan setiap tiga bulan sekali. Di tahun 2016 hasil produksi padi mencapai
4.798.387 Kw, mengalami kenaikan sebesar 3% daripada tahun 2015
(4.658.538 Kw).
Jenis tanaman lain yang juga dihasilkan dari lahan persawahan adalah
jenis hortikultura atau sayur-sayuran. Jumlah produksi bawang merah 14.690
Kw, bawang daun 37.836 Kw, kubis 45.192 Kw, wortel 76.937 Kw, sawi
24.678 Kw, cabe rawit 22.676 Kw, buncis 72.661 Kw, petai 51.805 Kw dan
tanaman lain yang rata-rata produksi dua ribu kuintal seperti kacang panjang,
cabe besar, terong, ketimun, melinjo dan tomat.
85
3.2.2 Produksi Tanaman Perkebunan
Perkembangan tanaman perkebunan yang ada di Ponorogo mengalami
trend naik turun (fluktuatif). Tanaman perkebunan didominasi oleh tebu dan
juga tembakau. Sekedar informasi, tembakau di Kabupaten Ponorogo masuk ke
dalam tembakau jenis Virginia atau Kedu atau petani menyebutnya dengan
tembakau lokal. Karakteristik dari tembakau ini adalah kadar nikotinnya yang
tinggi dan juga harga di pasaran lumayan menguntungkan. Secara garis besar
produksi perkebunan dari bisa dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 3.2.2 Produksi Tanaman Perkebunan Kabupaten Ponorogo
No Komoditi Produksi (Ton)
2011 2012 2013 2014 2015
1 Tebu 9.133,22 13.939,40 9.610,40 10.288,25 5.017,38
2 Tembakau Virginia 73,41 85,4 68,3 5,92 796,87
3 Kopi 35,74 35,49 59,62 56,21 192,86
4 Cengkeh 236,04 317,24 206,79 200,99 186,34
5 Kelapa 2.999,33 6.484,94 4.463,43 6.170,09 5.373,11
6 Kakao 390,45 496,22 520,31 593,7 661,22
Sumber : Kabupaten Ponorogo Dalam Angka Ponorogo Regency in Figures 2017,
Badan Pusat Statistik Kabupaten Ponorogo
Palawija dapat dikategorikan ke dalam tanaman perkebunan atau tegal.
Di tahun 2016 produksi tanaman palawija yang paling banyak adalah ubi kayu
(cassava) dengan jumlah 5.185.662 Kw kemudian diikuti produksi jagung
(maize) sebanyak 2.632.664 Kw. Selain itu produksi kedelai (soybean)
menyumbang hasil sebesar 219.479 Kw, kacang tanah (peanut) 19.578 Kw,
kacang hijau (mungbean) 16.518 Kw dan ubi jalar (sweet potato) 11.922 Kw.
Produksi tanaman perkebunan lainnya yang juga dominan adalah jahe,
dengan total produksi 14.481 ton, kemudian kunyit 7.718 ton, tebu 6.596 ton
86
dan kelapa 5.666 ton. Jenis tanaman tersebut termasuk ke dalam tanaman
perkebunan rakyat. Tanaman perkebunan yang juga terkenal dari Kabupaten
Ponorogo adalah tebu dan tembakau. Produksi tebu menyumbang 6.595, 51 ton.
Adapun tembakau terbagi menjadi beberapa jenis, di antaranya tembakau Jawa
(Java Tobacco) 180,64 ton, tembakau Virginia (Virginia Tobacco) 134,83 ton,
wijen (Sasame) 3,41 ton.
Di sisi lain produksi buah-buahan juga terbilang cukup banyak, di
antaranya adalah produksi pisang dengan jumlah 399.820 Kw, selanjutnya ada
jeruk keprok 87.265 Kw dan nangka sebesar 79.873 Kw, melon 48.257 Kw,
pepaya 42.770 Kw, mangga 31.405 Kw serta durian 19.692 Kw.120
3.3 Profil Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Ponorogo
Sesuai dengan Perda Kabupaten Ponorogo Nomor 6 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, Dinas Pertanian dan Perikanan
mempunya fungsi menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertanian,
kelautan dan perikanan. Sedangkan pada Peraturan Bupati Ponorogo No 61 Tahun
2008 tentang Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo, Dinas
Pertanian memiliki tugas dan fungsi merumuskan kebijakan bidang pertanian,
menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum, membina dan
melaksanakan tugas di bidang pertanian, menyelenggarakan dan mengelola
administrasi dan urusan dinas, koordinasi dengan lembaga pemerintah atau swasta
yang berkaitan dengan lingkup tugas bidang pertanian serta melaksanakan tugas-
tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan bidang tugasnya.
120 Kabupaten Ponorogo Dalam Angka Ponorogo Regency in Figures 2017, Badan Pusat Statistik
Kabupaten Ponorogo
87
3.3.1 Visi dan Misi Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo
Visi dari Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Ponorogo adalah
Terwujudnya Sistem Pertanian Modern Sebagai Basis Peningkatan Ekonomi
Masyarakat121. Misi adalah meningkatkan produksi pertanian perkebunan guna
menaikkan pendapatan petani melalui kegiatan usaha agribisnis serta
meningkatkan produksi ternak melalui pengembangan produk unggulan.
Selanjutnya adalah mewujudkan sumberdaya perikanan berkelanjutan
dan meningkatkan pelestarian hutan rakyat dan pelestarian (DAS) Daerah
Aliran Sungai serta meningkatkan kinerja aparatur pemerintah dinas dalam
membangun pertanian.
3.3.2 Tujuan dan Sasaran Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo
Di dalam mendukung pembangunan nasional, dinas pertanian dan
peternakan telah menetapkan empat tujuan Dinas Pertanian dan Perikanan
Kabupaten Ponorogo, di antaranya : (a) terwujudnya usaha pertanian mandiri
dan berkelanjutan melalui peningkatan kemampuan lembaga tani serta
mewujudkan usaha di bidang peternakan yang sustainable dengan cara yaitu
peningkatan populasi ternak dan hasil produksi petertanakan; (b) mewujudkan
usaha perikanan mandiri yang berkelanjutan dan meningkatkan kesadaran
masyarakat dalam mengkonsumsi ikan; (c) terwujudnya pelestarian hutan serta
fungsi dan daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS); (d) terwujudnya tata
kelola organisasi aparatur pertanian yang baik, kredibel dan akuntabel122.
121 Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENSTRA SKPD) Dinas Pertanian
Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2021
122 Ibid
88
Sedangkan sasaran pembangunan dari Dinas Pertanian dan Perikanan
Kabupaten Ponorogo yaitu meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman
pangan dan tanaman perkebunan, meningkatkan kapasitas tenaga penyuluh dan
lembaga usaha tani, meningkatkan produksi dan populasi peternakan,
meningkatkan produksi dan konsumsi ikan, meningkatkan pelestarian hutan
rakyat serta fungsi dan daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS), dan serta
terselenggaranya perencanaan yang berkesinambungan, pengawasan yang
berorientasi pada output, penatausahaan keuangan dan asset yang bertanggung
jawab dan pengelolaan SDM aparatur pertanian berbasis pembangunan
karakter.
3.3.3 Struktur Organisasi Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten
Ponorogo
Peraturan Bupati Ponorogo Nomor 61 Tahun 2008 telah menjelaskan
tentang Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo. Tugas
dari Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo tidak jauh dari pengembangan pada
sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan. Tugas tersebut adalah membantu
Bupati di dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas
ekonomi dan tugas pembantuan bidang pertanian.
Bagian-bagian dari struktur organisasi di antaranya adalah Sekretariat,
Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Bidang Kehutanan dan Bidang
Perkebunan, Bidang Peternakan dan Perikanan dan serta Kelompok Jabatan
Fungsional. Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) ada
di bawah naungan Kelompok Jabatan Fungsional. Mereka tidak bekerja untuk
Kepala Bidang tetapi kepada Kepala Dinas Langsung. Stukturnya berikut ini:
89
Gambar 3.3.3 Struktur Organisasi Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Ponorogo
UPTD
Subag Umum dan
Kepegawaian
Subag Program
dan Pelaporan Subag Keuangan
Kepala Dinas
Sekretaris
Seksi Bina Usaha Tani
Tanaman Pangan dan
Hortikultura
Seksi Bina Produksi
Tanaman Pangan dan
Hortikultura
Seksi Bina Perlindungan
dan Tata Guna Air
Tanaman Pangan dan
Hortikultura
Bidang Tanaman Pangan
dan Hortikultura
Seksi
Pengembangan
Hutan Rakyat
Seksi Konservasi
Tanah dan
Rehabilitasi Hutan
Seksi Bina
Produksi dan Usaha
Kehutanan
Bidang Kehutanan
Seksi Bina Usaha
Tani Peternakan
dan Perikanan
Seksi Bina Produksi
Peternakan dan
Perikanan
Seksi Bina
Perlindungan
Peternakan dan
Perikanan
Bidang Peternakan
dan Perikanan
Seksi
Bina Usaha Tani
Seksi Bina
Produksi
Perkebunan
Seksi Bina
Perlindungan
Tanaman
Perkebunan
Bidang
Perkebunan
Kelompok
Jabatan
Fungsional
90
Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura
Bidang ini merupakan bagian yang mengurusi segala macam kegiatan
dalam pertanian, yang memiliki tugas untuk mengumpulkan bahan, melakukan
koordinasi, melaksanakan dan mengembangkan budidaya tanaman, melaksanakan
agro input dan penanganan setelah panen. Sedangkan fungsi dari Bidang Tanaman
Pangan dan Hortikultura itu sendiri adalah mengembangkan tanaman pangan dan
hortikultura, melaksanakan pemetaan potensi dan pengelolaan tanaman pangan dan
hortikultura dan juga melaksanakan evaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas di
bidang tanaman dan hortikultura.123
Adapun Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura memiliki 3 seksi, yaitu
Seksi Bina Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura bertugas menyiapkan
bahan-bahan dan kegiatan pembinaan dan serta mengembangkan produksi tanaman
pangan dan hortikultura. Selanjutnya dalah Seksi Bina Usaha Tani Hasil Tanaman
Pangan dan Hortikultura, yang bertugas mempersiapkan bahan dan melakukan
kegiatan pembinaan dan pengembangan usaha tani tanaman pangan dan hortikulta.
Kemudian yang terakhir adalah Seksi Bina Perlindungan, Tata Guna Lahan
dan Air Tanaman Pangan yang mempersiapkan segala macam bahan pertanian dan
juga ikut melaksanakan kegiatan pembinaan perlindungan, tata. guna lahan dan air
tanaman pangan dan hortikultura124. Untuk kegiatan lainnya adalah memberikan
bimbingan terhadap penggunaan pestisida, dan melakukan evaluasi dan laporan
kegiatan penggunaan pestisida dan alsintan.
123 RENCANA STRATEGIS Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENSTRA SKPD) Dinas Pertanian
Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2021
124 Ibid
91
3.4 Profil Gabungan Kelompok Tani Mitra Tani Desa Nglumpang
Desa Nglumpang memiliki luas 151 Ha atau sekitar 4,06 % dari jumlah total
luas keseluruhan dari Kecamatan Mlarak yang mencapai 3.720 Ha. Dengan luas
lahan persawahan 110,60 Ha dan lahan tegal atau perkebunan 8,00 Ha.125 Potensi
wilayah Desa Nglumpang mempunyai karakteristik yang hampir sama seperti desa
lainnya yang masih berada di wilayah Kecamatan Mlarak. Seperti tanaman
perkebunan, sayuran, buah, maupun tanaman pangan lain, contohnya padi, jagung
maupun kedelai. Aktivitas menanam atau bertani di Desa Nglumpang didasarkan
atas musim kemarau dan penghujan.
Di dalam mensukseskan tujuan berdirinya Gapoktan Mitra Tani maka
dibentuklah suatu visi dan misi sebagai arah dan kerangka acuan di dalam
melaksanakan berbagai kegiatan kelompok. Adapun visi dari Gapoktan Mitra Tani
adalah :
“Gapoktan Mitra Tani yang Mandiri, Handal dan Optimis Serta Berdaya
Saing, Menuju Mujtamaatiz Ziroiyah Almubarokah dan Sejahtera"
Visi yang dibuat kemudian dijabarkan lagi ke dalam suatu misi untuk
memudahkan langkah pelaksanaan program ke depan. Misi ini berupa rincian
uraian yang menerangkan tugas lebih detail. Sedangkan misi dari Gapoktan Mitra
Tani yaitu menyelenggarakan Gapoktan yang efisien, efektif, bersih, demokratis
dengan mengutamakan pelayanan kepada petani, memberdayakan petani agar dapat
meningkatkan kesejahteraannya, menjembatani kepentingan masyarakat petani
Desa Nglumpang yang berkualitas dengan kepentingan pemerintah.
Adapun struktur organisasi Gapoktan Mitra Tani adalah sebagai berikut :
125 Kecamatan Mlarak Dalam Angka Mlarak Subdistrict in Figures 2017
92
Gambar 3.4 Struktur Organisasi Gapoktan Mitra Tani Desa Nglumpang
Struktur organisasi pada Gapoktan Mitra Tani sebenarnya dimulai pada
tahun 2011 hingga 2016. Akan tetapi di tahun 2018 belum dibentuk kepengurusan
yang baru. Ini dikarenakan tidak adanya kemauan para anggota Gapoktan lainnya
untuk masuk sebagai pengurus Gapoktan. Pengurus Gapoktan yang ada dianggap
sudah baik, sehingga tidak perlu dilakukan perubahan.
KELOMPOK TANI BINAAN
KT.Tani Murni
Sunadji
KT.Sri Pangestu
Katemun
KT.Mekar Tani
Misraji
KT.Mugo Lestari
Sanusi
Ketua
Abdul Jali
Komite Pengarah
Kades Ka. BPP
Sucipto Supriyanto
Supriyanto PPL Ka. UPTD
Endah Nur F
Wakil Ketua
Slamet Riyadi
Tohari
Sekretaris II Sekretaris I
Suryono
Bendahara I Bendahara II
M. Yakub Suyitno
Unit Usaha
Tani
Zaenuddin
Subadri
Unit Usaha
Pangan
A.Khoiri W
Katemun
Unit Usaha
Saprodi
Jemiyo
M.Anwar
Unit Usaha
Pemasaran
M.Muchtar
Bonawan
Unit Usaha
Keuangan
Sukemi
Sukadi
HUMAS
Ismono
Jemingat
Misraji
Sanusi
93
3.5 Profil Gabungan Kelompok Tani Manteb Abadi Desa Kepuhrubuh
Desa Kepuhrubuh adalah salah satu desa di antara 17 desa lain yang masuk
ke dalam wilayah Kecamatan Siman. Desa Kepuhrubuh memiliki luas wilayah
124,32 Ha dari jumlah total luas Kecamatan Siman yang mencapai 3.795,00 Ha,
dengan persentase sebesar 3,28 %. Lahan yang digunakan untuk area pertanian
(persawahan) di Desa Kepuhrubuh adalah sebesar 49,08 Ha, yang masih termasuk
dalam pengairan irigasi. Sedangkan untuk luas lahan tegal atau kebun atau ladang
di Desa Kepuhrubuh mencapai 8,08 Ha.126
Gabungan Kelompok Tani Manteb Abadi didirikan pada tahun 2010 dan
berdudukan di Desa Kepuhrubuh Kecamatan Siman Kabupaten Ponorogo. Jumlah
anggota pada Gapoktan Manteb Abadi ada 196 orang anggota, dan untuk rincian
anggota dapat dilihat pada lampiran.
Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam upayanya meningkatkan kualitas
Sumber Daya Manusia pengurus Gapoktan dan anggota maka diadakanlah suatu
pertemuan rutin setiap tiga bulan sekali ketika akan menyalurkan dana pinjaman,
waktu angsuran maupun pelunasan. Selain itu juga Gapoktan Manteb Abadi telah
menerapkan tarikan uang untuk pemupukan modal yaitu Simpanan Wajib juga
Simpanan Sukarela setiap akhir tahun yang dihitung berdasarkan pembagian Sisa
Hasil Usaha (SHU) anggota.
Gapoktan Manteb Abadi juga mengadakan kegiatan rutin lainnya baik di
dalam bentuk sosial maupun keagamaan, seperti kerja bakti, rukun kematian dan
yasinan atau pengajian. Tidak lupa pula Gabungan Kelompok Tani Manteb Abadi
126 Kecamatan Siman dalam Angka Siman Subdistrict in Figures, 2017
94
mengadakan rapat pengurus setiap tiga bulan sekali dan menyelenggarakan Rapat
Anggota Tahunan setiap tutup buku.
Gabungan Kelompok Tani Manteb Abadi hanya memiliki dua Kelompok
Tani saja, yaitu Manteb Satu dan Manteb Dua. Sedikitnya jumlah Kelompok Tani
ini disebabkan oleh luas lahan yang kecil dan juga penduduknya yang tidak terlalu
banyak. Adapun struktur organisasi Gapoktan Manteb Abadi Desa Kepuhrubuh
Kecamatan Siman secara garis besar dapat dilihat pada bagan berikut :
Gambar 3.5 Struktur Organisasi Gapoktan Manteb Abadi Desa Kepuhrubuh
Bentuk kepengurusan yang ada pada Gabungan Kelompok Tani Manteb
Abadi selalu tidak jauh berbeda dengan struktur sebelumnya. Sebabnya karena
anggota sudah mempercayakan kepengurusan kepada orang-orang yang menjabat
sebelumnya. Akibatnya pergantian pengurus tidak mengalami banyak perubahan.
ANGGOTA
Unit
Keuangan
Unit
Pemasaran
Unit Sarana
Prasarana
Unit
Pengolahan
Unit Usaha
Karyawan Bendahara Sekretaris
Pelindung
Kepala Desa
Penyuluh
Pendamping
Ketua
95
3.6 Profil Gabungan Kelompok Tani Ronggo Warsito Desa Tegalsari
Gapoktan Ronggo Warsito didirikan bertujuan untuk menumbuhkan usaha
bidang agribisnis, untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran di Desa
Tegalsari Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo, meningkatkan kinerja program-
program Kementerian Pertanian, utamanya dalam memberikan akses permodalan
dalam mendukung usaha agribisnis perdesaan, memberdayakan lembaga pertanian
dan ekonomi desa untuk mengembangkan kegiatan usaha agribisnis dan
meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra
lembaga keuangan dalam rangka akses modal.
Tujuan pendirian Gapoktan akan lebih mudah dicapai dengan adanya suatu
visi dan misi. Adapun visi Gapoktan Ronggo Warsito yaitu “Berkarya, Mandiri,
Berdaya Guna Tinggi Menuju Baldatun Thoyyibatun Wa Rabbun Ghofuur.”
Sedangkan misi Gapoktan Ronggo Warsito adalah “Mewujudkan keberdayaan dan
kemandirian petani dalam pemantapan produksi pertanian serta mendukung
peningkatan produksi pertanian nasional yang berkelanjutan yang berbasis pada
sumberdaya lokal.”
Misi tersebut kemudian terperinci ke dalam beberapa indikator program
seperti meningkatkan peran masyarakat dalam mengembangkan produksi pertanian
pada tingkat rumah tangga sesuai dengan sumberdaya dan dukungan lokal,
meningkatkan mutu pelayanan, pengkajian pengembangan dan pemantapan
kebijakan yang menyangkut aspek teknis budidaya dan pengendalian Hama
Pengganggu Tanaman (HPT) atau Organisme Pengganggu Tanaman (OPT),
koordinasi pelayanan pembiayaan bagi petani, distribusi saprodi dan pemasaran,
mengembangkan koordinasi dan hubungan yang harmonis antara lintas sektor,
96
lintas pelaku dan lintas wilayah dalam kegiatan perencanaan, implementasi,
pemantauan dan evaluasi kebijakan Gapoktan, menyelenggarakan program kerja
Gapoktan secara efisien, efektif, bersih dan demokratis dengan mengutamakan
pelayanan kepada petani, dan menyediakan akses informasi, teknologi pertanian
dan permodalan kepada petani dan masyarakat .
Gapoktan Ronggo Warsito mendapatkan bantuan dana PUAP pada tahun
2012. Syarat-syarat untuk mendapatkan program tersebut salah satunya adalah
adanya kepengurusan Gapoktan yang aktif. Sedangkan struktur dari pengurus
Gapoktan Ronggo Warsito adalah sebagai berikut :
Gambar 3.6 Struktur Organisasi Gapoktan Ronggo Warsito Desa Tegalsari
KETUA
Choirul Anam, S.Ag
KOMITE PENGARAH
Moh. Nurhadi
H. Hamdan Rifa’i, MA
Kurnia Yudha R, SP
BENDAHARA
Ali Shodiq
SEKRETARIS
Khoirul Huda
Unit Usaha
Produksi
Choirul Mashudi
Unit Usaha
Saprodi
Abdul Falak
Unit Usaha
Keuangan
MikroNgabdul Kafit
Unit Usaha
Pengolahan
HasilM. Rosyid Ridlo
Unit Usaha
Pemasaran
Komari
NGUDI SARI
Pribadi Santoso
RETNO SARI
Edi Yuniarso
MUGI RAHAYU
Sokimun
SARI MUKTI
H. Imam Tohari
Kelompok Tani